Anda di halaman 1dari 80

Penelitian Tindakan Kelas

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH


KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE PBL DI
KELAS V SEMESTER I MI HIDAYATUL FAIZIEN
GARUT TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Oleh :
Enur Nurlaela
NIM 22404104404

STATE ISLAMIC UNIVERSITY


SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2023
i

ABSTRAK

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta


didik. Dalam proses pembelajaran pemilihan metode pembelajaran yang tepat
sangat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik. Metode
pembelajaran merupakan cara yang dapat dilakukan oleh pendidik agar proses
belajar mengajar berjalan efektif. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam karena metode pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar SKI pada peserta didik kelas V MI Hidayatul Faizien Garut. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas V MI Hidayatul Faizien Garut yang
berjumlah 21 peserta didik yang terdiri 8 peserta didik laki-laki dan 13 peserta
didik perempuan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus,
setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Dalam penelitian ini terdapat
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes tertulis.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata hasil beajar peserta
didik mengalami peningkatan. Diketahui bahwa nilai KKM yang telah
ditentukan dari sekolah sebesar 75. Pada pra penelitian diketahui sebanyak 13
peserta didik yang belum tuntas dengan persentase 67% dan 7 peserta didik
yang telah tuntas dengan persentase 33%. Pada siklus I mengalami peningkatan
sebanyak 10 peserta didik yang tuntas dengan persentase 48% dan 11 peserta
didik yang belum tuntas dengan persentase 52%. Selanjutnya pada siklus II
mengalami peningkatan sebanyak 18 peserta didik yang telah tuntas dengan
persentase 86% dan 3 peserta didik yangbelum tuntas dengan persentase 14%.
Dengan demikian model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran SKI di MI
Hidayatul Faizien Garut.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Problem Based Learning


ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................

C. Pembatasan masalah .............................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

DENGAN METODE PBL

A. Landasan Teori .....................................................................

1. Hasil Belajar .....................................................................

a. Pengertian Hasil Belajar ..............................................

b. Kriteria Hasil Belajar ..................................................

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar .....

B. Perjanjian Hudaibiyah: Komitmen Damai Rasulullah saw. dengan

Kaum Quraisy

C. Penelitian Terdahulu ............................................................

D. Hipotesis Penelitian..............................................................

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................

A. Jenis Penelitian .....................................................................

B. Populasi Penelitian ...............................................................

C. Rancangan Penelitian ...........................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................


iii

E. Teknik Analisis Data ............................................................

F. Indikator Keberhasilan..........................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................

A. Deskripsi Hasil penelitian Awal ..........................................

B. Hasil Penelitian Siklus I .......................................................

C. Pembahasan ..........................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................

A. KESIMPULAN ...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................


iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada penelitian awal ......................................................


Tabel 4.2 Aktifitas pendidik melalui penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning.....................................................................................
Tabel 4.3 Aktifitas peserta didik melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning .................................
Tabel 4.4 Daftar Nilai Siklus I ................................................................................................
Tabel 4.5 Aktivitas Pendidik Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Siklus II........................................
Tabel 4.6. Aktivitas Peserta Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning .........................................................................
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siklus II.......................................................................................
Tabel 4.8 Perbandingan Aktivitas Pendidik dan Peserta Didik melalui Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning ...................................
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan Siklus II ...........
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik....................


Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa ..................
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh

orang dewasa dalam hal ini pendidik untuk membantu anak yang belum

dewasa dalam hal ini peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Pendidikan ini

merupakan proses mengubah peserta didik menjadi mengerti akan sesuatu hal.

Untuk mencapai perubahan tersebut diperlukan serangkaian komponen

pendidikan sesuai dengan fungsinya masing-masing dan saling berkaitan satu

dengan yang lain untuk mengantarkan peserta didik menjadi manusia terdidik.

Menurut Syaikh Az-Zarnujiy sebagaimana dikutip oleh Aliy As’ad

menyatakan pendidikan adalah:

Pendidikan dengan pengertian umum adalah setiap sesuatu yang

mempunyai pengaruh dalam pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan

akhlaqnya, sejak dilahirkan hingga dia mati.

Dalam perspektif ajaran Islam, kegiatan belajar, pembelajaran dan

pendidikan serta aktivitas menuntut ilmu adalah merupakan kewajiban agama

(fardhu) yang harus dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah. Karena

merupakan kewajiban agama, maka kegiatan menuntut ilmu, menurut konsep

Islam bernilai ibadah kepada Allah dan Allah akan memberikan pahala kepada

para pencari ilmu.2 Sebagaimana dalam Al Qur’an disebutkan dalam surat Al

Mujadalah ayat 11, yang berbunyi:


2

“...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al

Mujadalah: 11)

Tujuan mencari ilmu bagi orang islam adalah agar orang mempunyai

pengetahuan tentang agama Islam serta menyakini dan mengamalkan ajaran

agamanya sehingga ia menjadi seorang muslim yang berkepribadian muslim

pula. Disamping itu menjadi umat yang pandai, cerdasdan terampil dari bidang

ilmu umum juga. Hal ini sesuai dengan tugas manusia sebagai khalifah

Allah di muka bumi, diantaranya tugas kekhalifahan terhadap diri

sendiri yang menyangkut tugas –tugas:

(1) menuntut ilmu pengetahuan, karena manusia adalah makhluk yang

dapat dan harus dididik/ diajar dan yang mampu mendidik/ mengajar; (2)

menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan

bahaya dan kesengsaraan; dan (3) menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.

Pendidikan tingkat dasar di Indonesia terdiri dari Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang didalamnya mencakup mata pelajaran

umum dan agama. Mata pelajaran agama di tingkat SD dijadikan satu mata

pelajaran dengan nama Pendidikan Agama Islam (PAI). Sedangkan di MI, mata

pelajaran agama dipisah-pisah atau berdiri sendiri, diantaranya mata pelajaran

Al Qur;an, Fiqih, Aqidah, dan SKI.

Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran agama yang

diberikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah yang dimulai dari kelas III sampai
3

kelas VI. SKI dirasakan peserta didik termasuk pelajaran yang sulit dipahami

daripada ilmu-ilmu lainnya, karena SKI mempelajari sesuatu yang sudah

terjadi, dan tidak dialami langsung oleh peserta didik. Sejarah bisa bermakna

suatu sekumpulan peristiwa, kejadian, dan peninggalan yang penting atau

berharga.4 Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut dengan tarikh, yaitu suatu

pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan- keadaan atau kejadian-

kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat.

SKI termasuk mata pelajaran yang membutuhkan hafalan dan daya ingat

yang tinggi dari setiap peserta didik, karena di dalam mata pelajaran SKI,

banyak nama-nama, tanggal, tahun, dan peristiwa tertentu yang harus dihafal

sesuai aslinya. Bagi peserta didik yang suka membaca, cepat menghafal dan

mempunyai daya ingat bagus, boleh jadi tidak masalah jika mengerjakan

ulangan atau tes SKI. Tetapi, bagi peserta didik yang tidak suka membaca

apalagi sulit menghafal dan daya ingatnya terbatas, maka akan sulit baginya

untuk menyelesaikan soal SKI. Hal tersebut bisa juga akan membuat peserta

didik tidak menyukai pelajaran SKI. Salah satu akibat dari peserta

didik tidak menyukai pelajaran SKI adalah kurangnya motivasi belajar

yang membuat nilai SKI di bawah Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM).

Kesulitan juga berasal dari guru kelas V MI Hidayatul Faizien, yang

kurang dapat memotivasi peserta didik untuk lebih menyukai pelajaran SKI.

Selain itu model pembelajaran yang digunakan guru juga kurang variatif,

sehingga membosankan peserta didik. Dalam pembelajaran SKI, guru lebih

banyak mendominasi kelas sedangkan peserta didik hanya dilibatkan


4

sekadarnya, misalnya hanya disuruh membaca halaman sekian lalu guru yang

banyak menjelaskan. Penggunaan alat atau media pembelajaran juga kurang

memadai, akibatnya guru hanya mampu untuk menjelaskan dengan cara

ceramah saja. Dalam hal ini, diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat

pembelajaran lebih menarik peserta didik. Suasana kelas perlu dirancang dan

ditata sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat,

agar peserta didik dapat mudah memahami materi pembelajaran.

Dalam Al-Qur’anada beberapa ayat yang terkait secara langsung tentang

dorongan untuk memilih strategi secara tepat dalam proses pembelajaran,

diantaranya dalam surat An-Nahl ayat 125:6

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl ayat: 125)

Melihat realita tersebut sangat diperlukan cara atau solusi untuk

mencapai hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam sesuai yang diharapkan yaitu

pencapaian nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Cara tersebut

berkaitan dengan metode yang digunakan guru saat pembelajaran, agar menarik

dan motivasi peserta didik mengikuti pembelajaran. Dengan adanya motivasi

belajar, maka peserta didik akan lebih memahami materi pelajaran. Berkaitan

penggunaan metode, diharapkan peserta didik yang lebih aktif untuk

memecahkan materi pelajaran, dan guru hanya sebagai mediator dan fasilitator
5

yang menyediakan berbagai bahan penunjang pembelajaran peserta didik di

kelas.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah melalui metode Jigsaw. Karena

metode pembelajaran tipe Jigsaw lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas

peserta didik dalam bekerja sama dan ketrampilan peserta didik dalam

memecahkan masalah materi pelajaran, serta metode ini sesuai dengan budaya

bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.

Berkaitan dengan uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian tindakan

kelas dengan judul: “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE PBL DI KELAS V

SEMESTER I MI HIDAYATUL FAIZIEN GARUT TAHUN PELAJARAN

2023/2024”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode Jigsaw pada mata pelajaran SKI materi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN METODE PBL DI KELAS V

SEMESTER I MI HIDAYATUL FAIZIEN GARUT TAHUN

PELAJARAN 2023/2024?

2. Apakah penggunaan metode pbl dapat meningkatkan hasil belajar peserta


6

didik pada mata pelajaran SKI materi UPAYA MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN

METODE PBL DI KELAS V SEMESTER I MI HIDAYATUL FAIZIEN

GARUT TAHUN PELAJARAN 2023/2024?

C. Pembatasan masalah

Agar penelitian lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan

dimaksudkan, maka PTK ini membataskan ruang lingkup penelitian kepada

Upaya Nabi Muhammad Saw Dalam Membina Masyarakat Madinah.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penyusunan penelitian tindakan kelas

ini adalah:

1. Secara teoritis

Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori tentang metode PBL

pada mata pelajaran SKI.

2. Secara praktis

a. Bagi guru dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi

guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran guru

dalam meningkatkan pembelajarannya.

b. Bagi peserta didik akan memperoleh penyampaian mata pelajaran SKI

yang tidak membosankan, dan kemudahan dalam menguasai materi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


7

PADA MATA PELAJARAN SKI MATERI UPAYA NABI

MUHAMMAD SAW DALAM MEMBINA MASYARAKAT

MADINAH

c. Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan serta menerapkan

teori yang diperoleh ke dalam praktek pembelajaran di kelas.


8

BAB II

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

DENGAN METODE PBL

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Belajar merupakan perubahan suatu tingkah laku yang mengarah

kepada yang lebih baik dari sebelumnya. Belajar terjadi melalui proses

latihan dan pengalaman. Tingkah laku yang mengalami perubahan

menyangkut beberapa aspek fisik maupun psikhis, misalnya perubahan

dalam pengertian, pemecahan dalam suatu masalah, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Jadi belajar adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan kata lain belajar

untuk peserta didik dimaknai sebagai prosesseseorang untuk memperoleh

pengetahuan, tingkah laku, dan keterampilan yang baru. Sehingga dengan


9

adanya pengetahuan, tingkah laku, dan keterampilan yang baru tersebut

akan menimbulkan pengaruh yang positif dan akan tercipta perubahan yang

lebih baik pada diri seseorang tersebut

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur,

yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar

mengajar, dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir

maupun keterampilan motorik. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari

penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Jadi, hasil belajar

adalah suatu hasil yang telah dicapai peserta didik setelah adanya proses

latihan atau pengalaman belajar. Hasil belajar di lingkungan sekolah bisa

dilihat dari kemampuan peserta didik mengerjakan tugas-tugas sekolah

sesuai dengan mata pelajaran masing- masing. Jika peserta didik mendapat

nilai di atas KKM, maka peserta didik tersebut dikatakan sudah mampu

menguasai mata pelajaran tersebut, namun sebaliknya jika peserta didik

mendapat nilai di bawah KKM maka peserta didik belum menguasai mata

pelajaran. Hasil belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu hasil belajar

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).

b. Kriteria Hasil Belajar


10

Untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan maka ada kriteria

untuk menentukan tingkat keberhasilan atau hasil belajar peserta didik.

Menurut Nana Sudjana, ada dua kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur

keberhasilan hasil belajar yaitu:

1) Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

2) Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya.

Saifuddin Azwar berpendapat tes sebagai pengukur prestasi,

sebagaimana namanya tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur

prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.

Penilaian atau tes itu berfungsi untuk memperoleh umpan balik dan

selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, maka

penilaian itu disebut tes formatif. Tetapi jika penilaian itu berfungsi untuk

mendapatkan informasi sampai mana prestasi atau penguasaan belajar siswa

yang selanjutnya diperuntukkan bagi penentuan lulus tidaknya seorang

siswa maka penilaian itu disebut penilaian sumatif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut mempengaruhi dalam proses belajar individu

sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-


11

faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

a. Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor- faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini

dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani

pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.

Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik

yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar

yang maksimal.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/ fisiologis. Selama proses

belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia

sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra yang

berfungsi dengan baik akan mempermudah aktifitas belajar dengan

baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk

bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,

sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang

memiliki peran besar dalam aktifitas belajar adalah mata dan telinga.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor

psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah


12

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

1) Kecerdasan / inteligensi peserta didik :

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling

penting dalam proses belajar peserta didik, karena menentukan

kualitas belajar peserta didik. Semakin tinggi tingkat inteligensi

seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut dalam

belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu,

semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh

karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru,

orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang

penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan

dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap

calon guru atau guru profesional sehingga mereka dapat

memahami tingkat kecerdasan peserta didik.

2) Motivasi

Motivasi sebagai pendorong yang mengubah energi dalam

diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai

tujuan tertentu.

Dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti seni

mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar,

sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian,

motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah

guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan


13

siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

3) Minat

Secara sederhana, minat (interest) kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Menurut Reber sebagaimana dikutip oleh

Baharuddin dan Esa

Nurwahyuni, minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi

disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal

lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,

dan kebutuhan.

4) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi

keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang

berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,

peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

5) Bakat

Menurut Conny Semiawan (1997), bakat adalah

kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent” dalam diri

seseorang, dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.

Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang

dimiliki setiap individu, maka para pendidik, orang tua, dan guru
14

perlu memperhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh

anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung,

ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih

jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

2) Faktor eksternal

Menurut Syah seperti yang dikutip oleh Baharuddin dan

Esa NurWahyuni menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

a. Lingkungan sosial

1. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi,dan

teman- teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar

seorang siswa.

2. Lingkungan sosial masyarakat yaitu kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal peserta didik akan

mempengaruhi belajar siswa.

3. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

mempengaruhi kegiatan belajar. Hubungan antara anggota

keluarga, orang tua, anak, kakak atau adik yang harmonis

akan membantu peserta didik melakukan aktivitas belajar

dengan baik.

b. Lingkungan nonsosial. Faktor-faktor yang termasuk

lingkungan nonsosial adalah


15

1. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,

tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau

/ kuat, atau tidak terlalu lemah/ gelap, suasana yang sejuk

dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar

peserta didik.

2. Lingkungan sosial sekolah instrumental, yaitu perangkat

belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,

hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,

fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-

peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain

sebagainya.

3. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode

mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi

perkembangan peserta didik. Karena itu, agar guru dapat

memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas

belajar peserta didik, maka guru harus menguasai materi

pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat

diterapkan sesuai kondisi peserta didik.

4. Prinsip-prinsip Belajar
16

1) Pelajar harus mempelajarinya sendiri apapun yang

dipelajarinya, tidak ada seorangpun dapat melakukan

kegiatan belajar tersebut untuknya.

2) Setiap pelajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri,

dan setiap kelompok umur memiliki variasi dalam

kecepatan belajar.

3) Seorang pelajar akan belajar lebih banyak bilamana

setiap langkah belajar yang dilaluinya mendapat

penguatan (reinforcement).

4) Penguasaan secara penuh terhadap setiap langkah

memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih

berarti.

5) Pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar serta

akan belajar dan mengingat secara lebih baik apabila

ia diberi tanggung jawab untuk belajar mandiri.

d. Ciri-ciri Belajar

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

(change behavior)

2) Perubahan perilakurelatif permanen.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada

saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku

tersebut bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan/ pengalaman.


17

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu

yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau

dorongan untuk mengubah tingkah laku.

e. Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar yaitu nilai peserta didik. Menurut

Bloom yang dikutip oleh Shodiq Abdullah, dalam nilai raport

mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

1) Ranah Kognitif (Pengetahuan)

Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan fungsi-

fungsi mental, seperti pemanggilan kembali informasi, dan

kemampuan intelektual dikategorikan dalam ranah kognitif.

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit,

yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi. Pencapaian sub ranah yang

sederhana pada umumnya menjadi pra kondisi bagi

tercapainya sub ranah yang lebih rumit.

Berikut penggolongan perilaku belajar pada ranah

kognitif:
18

a) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-

hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.

b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan

makna hal-hal yang dipelajari.

c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode,

kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan

ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan

dapat dipahami dengan baik.

e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola

baru. Contoh menyusun program kerja.

f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat

tentang hal berdasarkan kriteria tertentu. Contoh;

kemampuan menilai hasil ulangan.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari 5

aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa

sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila

seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.

Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam

berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,

disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,


19

kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil

belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau

sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Receiving (attending), yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan atau (stimulus) dari luar yang datang

kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala ,dll.

Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk

menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini

mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam

menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam

evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima

nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai

dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu

sistem organisasi, dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah

konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.


20

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.

3) Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada 7 aspek ranah psikomotor, yakni:

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Tipe hasil belajar ranah psikomotor berkenaan dengan

keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima

pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya

tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak

dalam kecenderungan untuk berperilaku.


21

2. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

SKI adalah mata pelajaran agama Islam yang diberikan di Madrasah

Ibtidaiyah mulai kelas III sampai VI. SKI mengungkap kejadian-kejadian

masa lampau. Karakteristik Tarikh &Kebudayaan Islam menekankan pada

kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam),

meneladani tokoh- tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena

sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan lain-lain untuk mengembangkan

kebudayaan dan peradaban Islam. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang

asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para

tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari

sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW, sampai masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial mata

pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan

yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak

dan kepribadian peserta didik.

Ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

1. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan

Nabi Muhammad Saw.

2. Dakwah Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya, yang meliputi


22

kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi

Muhammad Saw, hijrah Nabi Muhammad Saw ke Thoif, peristiwa Isra’

Mi’raj Nabi Muhammad Saw.

3. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib, keperwiraan Nabi

Muhammad Saw, peristiwa Fathul Mekah, dan peristiwa akhir hayat

Rasulullah Saw .

4. Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin

5. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing- masing.

Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata

pelajaran SKI kelas V semester 1 yang tertuang pada standar isi yang

diterbitkan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan adalah sebagai

berikut :

A. Tujuan Pembelajaran : setelah mempelajari materi ini

peserta

didik diharapkan mampu

1. memahami upaya Nabi

Muhammad saw dalam membina

masyarakat Madinah di bidang

agama;

2. memahami upaya Nabi

Muhammad saw dalam membina

masyarakat Madinah di bidang

sosial;
23

B. Indikator Pembelajaran 1. Peserta didik mampu memahami

upaya

Nabi Muhammad saw dalam

membina masyarakat Madinah di

bidang agama.

2. peserta didik mampu memahami

upaya Nabi Muhammad saw

dalam membina masyarakat

Madinah di bidang sosial.

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Barrow (dalam Huda, 2013: 271) mendefinisikan

pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based learning) sebagai pembelajaran

yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi

suatu masalah. Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam

proses pembelajaran. PBL merupakan salah satu bentuk peralihan

paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran. Jadi

fokusnya adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengejaran

guru.

Pembelajaran berbasis masalah itu merupakan salah satu

model pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013, Problem


24

Based Learning(PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang

dalam pelaksanaan pembelajarannya berpegang pada sebuah masalah

yang nantinya siswa itu sendiri atau bersama dengan lain mencoba

memecahkan masalah yang diberikan untuk menumbuhkan sikap

berfikir kritis dan jiwa sosialnya dalam melakukan diskusi dengan

siswa lain.

Menurut Nurhadi dalam Sitiatava (dalam Wulan, 2014:15)

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah

suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis

dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

pengetahuaan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Konsep yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa model

pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang tercipta

antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan,

metode dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajran.belajar terjadi dari aksi siswa, dan pendidik yang

berperan dalam memfasilitasi terjadinya aktivitas kontruksi

pengetahuan oleh pembelajar. Pendidik harus memusatkan

perhatiannya untuk membantu peserta didik dalam mencapai

keterampilan self directed learning (pembelajaran yang berpusat pada

siswa).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


25

penggunaan model Problem Based Learning ( PBL) juga bisa disebut

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu proses belajar

dengan mengeluarkan

kemampuan siswa dengan betul-betul dioptimalisasikan melalui

proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat

memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan

kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan yang berorientasi

pada masalah dunia nyata. Karena perkembangan intelektual siswa

terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan

menantang serta ketika mereka berusaha memecahkan masalah yang

dimunculkan. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut aktif

dalam memecahkan suatu masalah.

Prinsip kerjasama atau gotong royong sangat dianjurkan oleh agama

Islam, seperti yang tercantum dalam surat al Maidah ayat 2, yang

berbunyi: Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (al Maidah: 2)

Langkah-langkah penerapan metode PBL

a. Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa

segmen (bagian)

b. Bagilah peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan

jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta didik 25 sedang

jumlah segmen yang ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri


26

dari 5 orang.

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan

mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran

yang berbeda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk

menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.

e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan

seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam

kelompok.

f. Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman

mereka terhadap materi yang dipelajari.

g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe PBL, terdapat

kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok

awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk

dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan

kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota

kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami

topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok

asal.Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para

anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang

diberikan. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa

terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan.


27

Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama

yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi

dan memecahkan masalah yang diberikan.

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional,

model pembelajaran PBL memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada

kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-

rekannya.

2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang

lebih singkat

3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif

dalam berbicara dan berpendapat.

4. Pembelajaran Materi Haji Wada’ dengan Menggunakan Metode

PBL

Metode PBL merupakan metode pembelajaran yang

mengharuskan peserta didik untuk aktif bekerjasama dengan peserta

didik lainnya. Pada pembelajaran SKI materi haji wada’, guru

membagi peserta didik menjadi 6 kelompok (disebut kelompok

asal). Masing-masing kelompok asal diberi Jumanta Hamdayana,

Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2014), tugas untuk membaca,

mamahami, mendiskusikan, serta meringkas materi pelajaran.

Berikut uraian materi haji wada’ yang menjadi bahan diskusi


28

kelompok asal pada mata pelajaran SKI.

Piagam Madinah: Kesepakatan Perdamaian

Saat Rasulullah saw. berhijrah ke Madinah, penduduk

Madinah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kaum muslim

(Muhajirin dan Anshar); kaum Yahudi (Bani Quraizha, Nadhir, dan

Qainuqa); dan bangsa Arab yang belum menganut Islam. Untuk

menjaga kerukunan antarmasyarakat, Rasulullah saw. membuat

perjanjian, yaitu Piagam Madinah. Berikut isi Piagam Madinah.

1. Bahwa penduduk Madinah adalah satu kesatuan beragam umat.

2. Solidaritas serta jiwa senasib seperjuangan antara kaum beriman.

3. Asas persamaan dan keadilan untuk setiap suku dan kaum beriman.

4. Orang-orang beriman di Madinah harus membantu saudaranya.

B. Perjanjian Hudaibiyah: Komitmen Damai Rasulullah saw.

dengan Kaum Quraisy

Perjanjian Hudaibiyah ialah perjanjian yang dilaksanakan di

Bukit Hudaibiyah, Makkah, pada Maret 628 M atau Dzulqaidah 6 H.

Perjanjian ini terjadi antara pihak Quraisy Makkah dan muslimin

Madinah. Perjanjian ini disebabkan kaum Quraisy melarang kaum

muslim Madinah mengerjakan haji dan umrah. Inti dari Perjanjian

Hudaibiyah sebagai berikut.

1. Diberlakukan gencatan senjata antara Makkah dan Madinah

sepuluh tahun.
29

2. Penduduk Makkah yang ke Madinah tanpa izin dikembalikan

ke Makkah.

3. Penduduk Madinah yang ke Makkah tidak boleh kembali ke

Madinah.

B. Penelitian Terdahulu

Adapun kajian pustaka yang penulis gunakan adalah hasil penelitian

terdahulu, yaitu sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis oleh Siti Mustiah yang berjudul Peningkatan

Motivasi dan Hasil Belajar Materi Akhlak

Terpuji Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw (Kelas IV MI

Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang) tahun pelajaran 2011/ 2012.

Hasil penelitiannya yaitu metode kooperatif PBL dapat meningkatkan

motivasi belajar peserta didik terlihat dari adanya 77% peserta didik yang

bersungguh- sungguh dalam mengikuti pelajaran. Semangat belajar

peserta didik juga meningkat dari sebelumnya yang hanya 55% disiklus

1 menjadi 79 % pada siklus 2. Hasil belajar peserta didik juga meningkat

sesuai dengan KKM ≥ 70; yaitu pada prasiklus sebelum menggunakan

metode kooperatif jigsaw nilai rata-rata hasil evaluasi 65 dengan 11

peserta didik yang tuntas belajar dan 9 peserta didik yang tidak tuntas

atau 55% dari 20 peserta didik yang ada; pada pembelajaran siklus I

dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw rata- rata hasil evaluasi

70, ketuntasan belajar 70 % atau 14 peserta didik dan peserta didik yang
30

tidak tuntas sebanyak 6. Pada siklus II rata-rata hasil evaluasi 80 dengan

2 peserta didik tidak tuntas dan 18 peserta didik tuntas belajar atau 90

% .31

2. Skripsi yang ditulis oleh HanikRochmawati,dengan judul Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe PBL untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Siti Mustiah, Skripsi; Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar

Materi Akhlak Terpuji Melalui Strategi Pembelajaran PBL (Kelas IV MI

Nurussibyan Randugarut Tugu Semarang) tahun pelajaran 2011/ 2012,

(Semarang: IAIN Walisongo, 2011) pada Materi Pokok Persamaan

Linear Satu Variabel Semester I Kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin

Kudus Tahun pelajaran 2009/ 2010. Hasil penelitiannya yaitu, pada pra

siklus; peneliti mendapatkan data hasil belajar peserta didik pada tahun

pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 yaitu nilai rata-rata kelas 58,6

dengan ketuntasan belajar klasikal 55% dan 59,2 dengan ketuntasan

belajar klasikal 60%. Pada siklus I hasil belajar yang didapat dari nilai

rata-rata kelas yaitu 62,7 dengan banyaknya 62,8% peserta didik yang

tuntas. Pada siklus II didapat hasil nilai rata-rata kelas 71,2 dengan

banyaknya 88,4 % peserta didik yang tuntas. Dari ketiga siklus tersebut

(pra siklus, siklus I, dan siklus II) mengalami peningkatan hasil belajar

yang dilakukan peserta didik.

Penelitian di atas juga mempunyai perbedaan dengan penelitian

yang peneliti lakukan diantaranya: mata pelajaran penelitian, subyek


31

penelitian, dan waktu penelitian berbeda.

Hanik Rochmawati, Skripsi; Penerapan Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel

Semester I Kelas

VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun pelajaran 2009/ 2010,

(Semarang: IAIN Walisongo, 2009)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka penulis mengajukan

hipotesis bahwa: penggunaan metode PBL dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran SKI materi Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ski Materi Upaya Nabi

Muhammad Saw Dalam Membina Masyarakat Madinah Dengan Metode

PBL Di Kelas V Semester I Mi Hidayatul Faizien Garut Tahun Pelajaran

2023/2024.
32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Sebagai suatu penelitian kelas, PTK mampu

mengenali adanya kesulitan dalam proses belajar mengajar; baik dari segi guru/

pengajar, peserta didik, maupun interaksi komponen-komponen pembelajaran

(bahan ajar, media, pendekatan, metode, strategi, seting kelas, penilaian),

sehingga dapat mencari solusi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi real

kelas tersebut.

B. Populasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V Mi

Hidayatul Faizien Garut Tahun Pelajaran 2023/2024 Jumlah siswa kelas V

adalah 28 Siswa. Yang terdiri dari putra 11 orang dan putri 17 orang.

C. Rancangan Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan peneliti adalah prosedur tindakan

kelas Lewin Kemmis dan Mc. Taggart yaitu setiap langkah terdiri atas empat

tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Siklus I

1) Perencanaan
33

a) Membuat RPP/Modul Ajar

b) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu kelompok asal dan

kelompok ahli.

c) Guru menerangkan metode belajar tipe PBL kepada peserta didik.

d) Menyusun lembar evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mengucapkan salam

b) Menyuruh siswa berdo’a, dan absensi

c) Appersepsi dan motivasi dengan tanya jawab wahyu yang

pertama turun.

Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Menyetting kelas

b) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya proses

pelaksanaan metode PBL

c) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagi menjadi 6 topik

diskusi.

Elaborasi

a) Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok, dengan

menyuruh peserta didik menghitung 1 sampai 6. Karena masing-

masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik (kelompok asal).

b) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok asal untuk

membaca, memahami, mendiskusikan, serta meringkas materi

pembelajaran. Guru berkeliling sambil mengecek pemahaman


34

masing-masing kelompok ahli dengan memberi pertanyaan.

c) Masing-masing kelompok asal mengirimkan peserta didik ahli

ke kelompok asal lainnya untuk berdiskusi memberikan

informasi tentang materi yang telah diperoleh di kelompok asal.

d) Guru mengembalikan peserta didik sesuai dengan kelompok

asalnya lalu masing- masing peserta didik menyampaikan hasil

yang diperoleh selama di kelompok ahli kepada kelompok

asalnya.

Konfirmasi

a) Guru melakukan klarifikasi terhadap materi pelajaran

b) Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda sebanyak 10

soal.

3) Observasi dengan melakukan format observasi

Selanjutnya menganalisa hasil tes siklus I

4) Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada

pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II

b. Siklus II

1) Perencanaan

a) Membuat RPP/Modul Ajar

b) Guru merancang kelompok kooperatif yaitu kelompok asal dan


35

kelompok ahli.

c) Guru menerangkan metode belajar tipe PBL kepada peserta

didik sampai mereka benar benar mengerti.

d) Menyusun lembar evaluasi

2) Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mengucapkan salam, menyuruh siswa berdo’a, dan

absensi

b) Appersepsi dan motivasi.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

Eksplorasi

d) Menyetting kelas

e) Guru menyiapkan materi diskusi yang dibagi menjadi 6 topik

diskusi.

Elaborasi

a) Guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok, dengan

menyuruh peserta didik menghitung 1 sampai 6. Karena

masing- masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik

(kelompok asal).

b) Guru memberikan materi kepada setiap kelompok asal untuk

membaca, memahami, mendiskusikan, serta meringkas

materi pembelajaran. Guru berkeliling sambil mengecek

pemahaman masing-masing kelompok ahli dengan memberi

pertanyaan.
36

c) Masing-masing kelompok asal mengirimkan peserta didik

ahli ke kelompok asal lainnya untuk berdiskusi dan

memberikan informasi tentang materi yang telah diperoleh di

kelompok asal.

1. Guru mengembalikan peserta didik sesuai dengan kelompok

asalnya lalu masing- masing peserta didik menyampaikan hasil

yang diperoleh selama di kelompok ahli kepada kelompok

asalnya.

Konfirmasi

1. Guru melakukan klarifikasi terhadap materi pelajaran.

2. Guru memberikan kuis berupa soal pilihan ganda sebanyak 10

soal.

1) Observasi dengan melakukan format observasi Selanjutnya

menganalisa hasil tes siklus II

2) Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat

kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, antara lain:


37

a. Tes

Tes adalah sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan

tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap

aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tes digunakan untuk mengukur

hasil belajar, khususya aspek pengetahuan.

Metode tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar

peserta didik secara individu dalam menguasai materi haji wada’. Bentuk

tes adalah soal pilihan ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item benar

nilai 1, dan salah nilai 0.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui

dan mendapatkan daftar nama peserta didik.


38

d) Teknik Analisis Data

1. Hasil Belajar Aspek Kognitif

Hasil tes siswa di analisis untuk mengetahui tingkat ketuntasan yang

telah diperoleh siswa. Untuk mengukur prosentase ketuntasan belajar

secara individu menggunakan rumus :

Skoryang Diperoleh Siswa

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

𝑁i𝑙𝑎i =

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan

rumus berikut :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

e) Indikator Keberhasilan

Sedangkanuntuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian

tindakan ini. apabila:

1. Peserta didik memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 70.

2. Nilai rata-rata kelas di atas KKM dan minimal 75 % dari peserta

didik memperoleh nilai 70.

4
38
39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil penelitian Awal

Pada tahap awal penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan penelitian awal

untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran SKI

serta bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam

kegiatan penelitian awal ini peneliti mengenalkan model pembelajaran Problem

Based Learning langsung dalam kegiatan pembelajaran. Observasi pada tahap awal

ini menggunakan instrumen tes yang telah disiapkan oleh guru MI Hidayatul Faizien

Garut.dan dari kegiatan observasi pada tahap awal ini terlihat siswa masih pasif,

belum terlalu aktif dan terlibat, masih malu untuk mengajukan pendapat, komentar

dan pertanyaan, namun mulai menyesuaikan diri dengan model pembelajaran

Problem Based Learning. Untuk hasil belajar pada tahap ini disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada penelitian awal

Nilai Keterangan
No. Nama KKM Hasil Tuntas Tidak
Tuntas
1 Aira Salsabila 75 70 √
2 Alfaridho Damanik 75 80 √
3 Fadhillah 75 70 √
4 Ferka Dara Maulida 75 70 √
5 Khairatun Ula 75 80 √
6 Marlina 75 70 √
7 Maulia Akbar 75 70 √
8 Mutawakil 75 70 √
9 Natari Fersa 75 80 √

4
39
40

10 Nova Rahmalia 75 70 √
11 Prama Bilal Aziz 75 80 √
12 Rozana 75 70 √
13 Sadiduddin 75 70 √
14 Salman Farisi 75 70 √
15 Samsuardi 75 70 √
16 Shindi Nadila 75 80 √
17 Syeib Al Islam 75 70 √
18 Widia Maulida 75 70 √
19 Wisda Auradia 75 80 √
20 Wiza Rian 75 70 √
21 Zulma Novazia Phonna 75 80 √
Jumlah 1625 7 13
Nilai rata-rata 77,38
Persentase 33% 67%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya 13 peserta didik yang tuntas.

Selain rendahnya hasil belajar dan ketuntasan peserta didik, aktivitas

pembelajaran mereka juga rendah. Peserta didik masih pasif dan belum aktif

dalam bertanya, berpendapat dan berkomentar, masih malu dalam

mempersentasikan hasil belajar kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas,

menunjukkan bahwa tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan

pembelajaran belum dapat tercapai, hanya 35% peserta didik yang mendapat

nilai tuntas KKM.

B. Hasil Penelitian Siklus I

Berdasarkan hasil dari tahapan hasil penelitian awal melalui observasi

langsung dan asesmen awal, maka terlihat permasalahan yang muncul saat

proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang

4
40
41

didapatkan siswa. Oleh sebab itu, peneliti merancang alternatif tindakan yang

akan dilaksanakan dalam memecahkan permasalahan yang didapati ketika

pelaksanaan penelitian awal. Alternatif tindakan yang akan peneliti lakukan

adalah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal

ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar SKI pada

materi Kondisi Kebudayaan Masyarakat Madinah sebelum Islam serta

keaktifan siswa dalamkelompok maupun individu.

Kegiatan awal dari siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2023

yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: pengamatan, perencanaan,

pelaksanaan, tindakan dan refleksi.

a. Perencanaan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan komunikasi dengan observer

tentang beberapa hal, yaitu:

1) Menyusun modul ajar dengan penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dan LKPD yang telah disusun.

2) Mempersiapkan peralatan yang terdiri dari laptop, infocus dan

perlengkapan lainnya.

3) Mempersiapkan media pembelajaran berupa Power Point dan

video pembelajaran

4) Membuat instrumen untuk mengumpulkan data yang terdiri dari

lembar observasi aktivitas pendidik melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning, lembar observasi aktifitas

peserta didik adan sosal asesmen untuk melihat tingkat

4
41
42

keberhasilan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

6 Oktober 2023 secara tatap muka yang dilakukan dalam satu kali pertemuan

dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dengan materi Kondisi Kebudayaan

Masyarakat Madinah sebelum Islam. Tahap pelaksanaan ini merupakan

penerapan dari modul ajar yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Peserta

didik yang hadir dalam pembelajaran siklus 1 berjumlah 20 orang peserta didik

dari jumlah keseluruhan peserta didik yaitu 21 orang peserta didik. Adapun

penerapan modul ajar tersebut sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan menyapa

peserta didik

2. Guru mengajak peserta didik berdoa bersama-sama, dipandu tawasul

oleh guru

3. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu nasional

4. Guru mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran

5. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan

pembelajaran yang telah lalu (appersepsi)

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4
42
43

7. Guru memberikan motivasi dengan memberikan penjelasan tentang

makna dibalik perjalanan hijrah Rasulullah ke Madinah

8. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan

teknik penilaian

9. Guru melakukan asesmen awal untuk mengetahui kemampuan awal

peserta didik

Kegiatan Inti Literasi

1. Peserta didik mengamati penjelasan dari guru yang disampaikan melalui

slide PPT

2. Peserta didik memberikan komentar tentang materi yang telah

disampaikan

Critical Thinking

1. Melalui motivasi guru, peserta didik mengajukan pertanyaan tentang

materi kondisi kebudayaan masyarakat Arab sebelum Islam

2. Peserta didik mengidentifikasi terkait materi yang belum dipahami

Collaboration

1. Guru membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok memiliki personil 5 peserta didik

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

4
43
44

tiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui

jawabannya

Communication

1. Peserta didik menampilkan hasil diskusi ke depan kelas

2. Kelompok menjawab pertanyaan yang telah di tanyakan

3. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban tersebut

4. Guru memantau dan mengamati peserta didik dalam

mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan tanggapan

terhadap hasil diskusi

5. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan jawaban akhir

yang benar dari setiap pertanyaan yang terkait dengan materi yang telah

dibahas

Creative

Kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi kelompok tersebut.

Dan menanyakan pertanyaan kepada kelompok yang tampil di depan

sedang presentasi.

Kegiatan Penutup

1. Guru meminta salah satu peserta didik untuk mereview kegiatan

pembelajaran hari ini, sebagai bentuk refleksi akhir

2. Guru memberikan asesmen sumatif kepada siswa

3. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

hari ini

4
44
45

4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

Pertemuan yang dilakukan pada siklus I ini dilakukan sebanyak satu kali

pertemuan dan pada akhir pertemuan ini, guru memberikan post test hasil

belajar siklus I untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah

melaksanakan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning.

c. Pengamatan Siklus I

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat baik kepada guru

maupun kepada peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua

hasil belajar dan aktifitas ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi

dilakukan oleh salah satu guru MI Hidayatul Faizien Garut. Berikut adalah

hasil observasi pendidik dalam menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning.

Tabel 4.2 Aktifitas pendidik melalui penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning

No Aspek yang diamati Kriteria


1 2 3 4 5
A Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran
1 dengan mengucapkan salam, √
dan menyapa peserta didik
2 Guru mengajak peserta didik √
berdoa bersama-sama,
dipandu tawasul oleh guru
3 Guru mengajak siswa √

4
45
46

menyanyikan lagu nasional


4 Guru mengecek kehadiran √
siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
Guru mengajukan
5 pertanyaan secara √
komunikatif berkaitan
dengan pembelajaran yang
telah lalu
(appersepsi)
6 Guru menyampaikan tujuan √
pembelajaran yang akan
dicapai
Guru memberikan motivasi
7 dengan memberikan √
penjelasan tentang
makna dibalik perjalanan
hijrah Rasulullah ke
Madinah
8 Guru menyampaikan √
kegiatan yang akan
dilakukan serta lingkup dan
teknik penilaian
Guru melakukan asesmen √
9 awal untuk mengetahui
kemampuan awal peserta
didik
JUMLAH
PERSENTASE
KRITERIA
B Kegiatan Inti
Guru melakukan asesmen
1 awal untuk mengetahui √
kemampuan awal peserta
didik
Guru membentuk peserta
2 didik menjadi beberapa √
kelompok, setiap kelompok
memiliki personil 5 peserta
didik
3 Guru memberikan tugas dan √
masing- masing kelompok
mengerjakannya

4
46
47

Guru memantau dan


4 mengamati peserta didik √
dalam mempresentasikan
hasil diskusinya dan
memberikan tanggapan
terhadap
hasil diskusi
Guru dan peserta didik
5 bersama- sama √
menyimpulkan jawaban
akhir yang benar dari setiap
pertanyaan yang terkait
dengan materi yang
telah dibahas
JUMLAH 18

PERSENTASE 72%

KATEGORI Baik

C Kegiatan Penutup

Guru meminta salah satu


1 peserta didik untuk √
mereview kegiatan
pembelajaran hari ini,
sebagai bentuk
refleksi akhir
2 Guru memberikan asesmen √
sumatif kepada siswa
3 Guru bersama-sama siswa √
menyimpulkan materi yang
telah
dipelajari hari ini
4 Guru menutup pembelajaran √
dengan berdoa bersama-
sama
JUMLAH 17

PERSENTASE 85%

KATEGORI A
Jumlah Keseluruhan 66

4
47
48

Presentase Keseluruhan 73%

Kategori Keseluruhan Baik

Aktifitas pendidik pada siklus 1 materi Kondisi Kebudayaan Masyarakat

Madinah sebelum Islam diamati dalam 18 indikator dalam kegiatan awal, inti

dan penutup yang merupakan langkah-langkah pembelajaran dalam model

pembelajaran Problem Based Learning yaitu pembelajaran yang menitik

beratkan pada mental intelektual peserta didik dalam memecahkan berbagai

persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang

dapat diterapkan di lapangan. Setiap indikator yang diamati observer diberikan

nilai/skor dengan rentang 1 sampai 5 yang mana skor 1 menunjukkan aspek yang

diamati tidak dilakukan, skor 2 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan

cukup baik, skor 3 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan baik, skor 4

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat baik dan skor 5

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat memuaskan.

Berdasarkan data lembar observasi aktifitas pendidik melalui penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I berjumlah 73% (Baik)

namun perlu ditingkatkan untuk siklus selanjutnya (siklus II).

Pada tahapan observasi ini, selain mengamati pendidik juga dilakukan

pengamatan terhadap peserta didik. Observasi juga dilakukan oleh salah satu guru

observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas peserta didik dengan

menggunakan lembar observasi peserta didik yang telah disediakan terlebih dahulu,

berikut adalah hasil observasi aktifitas peserta didik dalam menerapkan model

4
48
49

pembelajaran Problem Based Learning.

Tabel 4.3 Aktifitas peserta didik melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning

No. Aspek yang Diamati Kategori Nilai Kriteria


1 2 3 4 5
A Kegiatan Pendahuluan
1 Siswa menjawab salam dan menjawab √
sapaan guru
2 Siswa membaca doa bersama-sama √
3 Siswa menyanyikan lagu Nasional √
4 Siswa menunjukkan kesiapan untuk √
belajar
Siswa termotivasi dan menjawab
5 pertanyaan guru sebagai pengalaman √
belajar awal
6 Siswa mendengarkan tujuan √
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru
7 Siswa termotivasi terhadap materi √
yang akan dipelajari
8 Siswa mendengarkan langkah- √
langkah pembelajaran yang
disampaikan guru
9 Siswa mengikuti asesmen awal yang √
diberikan oleh guru
JUMLAH 19
PERSENTASE 42%
KRITERIA Cukup
B Kegiatan Inti
Siswa mengamati penjelasan dari
1 guru yang disampaikan melalui slide √
PPT
2 Siswa memberikan komentar tentang √
materi yang telah disampaikan
Melalui motivasi guru, peserta didik
3 mengajukan pertanyaan tentang √
materi kondisi kebudayaan
masyarakat Arab sebelum Islam
4 Siswa mengidentifikasi terkait materi √
yang belum dipahami

4
49
50

Siswa membentuk kelompok diskusi


5 dan mengamati video yang √
ditampilkan
6 Siswa mengerjakan tugas analisa √
video
7 Siswa mendiskusikan materi sesuai √
bahan diskusi melalui LKPD
8 Siswa menampilkan hasil diskusi ke √
depan kelas
9 Kelompok menjawab pertanyaan yang √
telah di tanyakan
10 Kelompok lain diberi kesempatan √
untuk menanggapi jawaban tersebut
Siswa menyimpulkan jawaban akhir
11 yang benar dari setiap pertanyaan √
yang terkait dengan materi yang telah
dibahas
Kelompok yang lain menanggapi
12 hasil presentasi kelompok tersebut. √
Dan menanyakan pertanyaan kepada
kelompok yang tampil di depan
sedang presentasi
JUMLAH 41
PERSENTASE 68%
KATEGORI Baik
C Kegiatan Penutup
1 Siswa mereview kegiatan √
pembelajaran hari ini, sebagai bentuk
refleksi akhir
2 Siswa mengikuti asesmen sumatif √
3 Siswa menyimpulkan materi yang √
telah dipelajari hari ini
4 Siswa menutup pembelajaran dengan √
berdoa bersama-sama
JUMLAH 14
PERSENTASE 70%
KATEGORI Baik
Jumlah Keseluruhan 74
Presentase Keseluruhan 59%
Kategori Keseluruhan Baik

4
50
51

Aktifitas peserta didik pada siklus I materi Kondisi Kebudayaan

Masyarakat Madinah sebelum Islam diamati dalam 25 indikator dalam

kegiatan awal, inti dan penutup yang merupakan langkah-langkah

pembelajaran dalam model pembelajaran Problem Based Learning yaitu

pembelajaran yang menitik beratkan pada mental intelektual peserta didik

dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan

suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Setiap

indikator yang diamati observer diberikan nilai/skor dengan rentang 1 sampai

5 yang mana skor 1 menunjukkan aspek yang diamati tidak dilakukan, skor 2

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan cukup baik, skor 3

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan baik, skor 4

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat baik dan skor 5

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat memuaskan.

Berdasarkan data lembar observasi aktifitas peserta didik melalui

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I

berjumlah 59% (baik) namun perlu ditingkatkan untuk siklus selanjutnya

(siklus II).

Pada tahap asesmen sumatif, peneliti membagikan soal asesmen

sumatif siklus I untuk dikerjakan oleh peserta didik dalam bentuk soal pilihan

ganda sebanyak 10 soal. Adapun hasil asesmen peserta didik setelah tindakan

siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Daftar Nilai Siklus I

4
51
52

Nilai Keterangan
No. Nama KKM Hasil Tuntas Tidak
Tuntas
1 Aira Salsabila 75 80 √
2 Alfaridho Damanik 75 80 √
3 Fadhillah 75 70 √
4 Ferka Dara Maulida 75 70 √
5 Khairatun Ula 75 80 √
6 Marlina 75 80 √
7 Maulia Akbar 75 70 √
8 Mutawakil 75 70 √
9 Natari Fersa 75 80 √
10 Nova Rahmalia 75 70 √
11 Prama Bilal Aziz 75 80 √
12 Rozana 75 70 √
13 Sadiduddin 75 70 √
14 Salman Farisi 75 80 √
15 Samsuardi 75 70 √
16 Shindi Nadila 75 80 √
17 Syeib Al Islam 75 70 √
18 Widia Maulida 75 70 √
19 Wisda Auradia 75 90 √
20 Wiza Rian 75 70 √
21 Zulma Novazia Phonna 75 90 √
JUMLAH 1625 10 11
NILAI RATA-RATA 77,38
PERSENTASE 48% 52%

Berdasarkan hasil asesmen peserta didik berbentuk pilihan ganda

sebanyak 10 soal yang dilaksanakan di akhir pembelajaran diperoleh data

yaitu sebanyak 8 peserta didik mendapatkan nilai 80, 2 peserta didik

mendapatkan nilai 90 dan 11 peserta didik mendapatkan nilai 70. Jumlah

peserta didik yang nilainya tuntas atau diatas KKM (nilai 80 sampai 100)

sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 47,62%. Sedangkan peserta

4
52
53

didik yang nilainya dibawah KKM (nilai dibawah 75) sebanyak 11 peserta

didik dengan persentase 52,38% sehingga harus dilanjutkan pada siklus II.

Meskipun demikian terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta

didik pada tahap siklus I. peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari jumlah

ketuntasan peserta didik pada saat pra siklus dan siklus I. Terjadi kenaikan

sebesar 14,29% jumlah ketuntasan peserta didik seperti yang ditunjukkan pada

grafik berikut:

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Pra siklus Siklus I

<75 >75

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

4
53
54

d. Refleksi Siklus I

Dengan memperhatikan hasil observasi pendidik, observasi peserta

didik dan hasil asesmen belajar peserta didik, maka perlu dilakukan

perbaikan untuk hal-hal berikut ini:

1. Memaksimalkan waktu diskusi kelompok, agar semua kelompok

bisa tampil melakukan persentasi

2. Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam proses pembelajaran

3. Beberapa peserta didik masih kurang percaya diri saat persentasi

4. Masih ada peserta didik yang belum berani mengacungkan

tangan dalam mengemukakan pendapat saat proses pembelajaran

5. Ada 11 peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM

Dari hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I maka siklus II

pendidik dapat melakukan perbaikan-perbaikan, yaitu dengancara

mengefektifkan waktu saat diskusi dan persentasi, memberikan motivasi dan

semangat kepada peserta didik agar lebih aktif saat pembelajaran dan diskusi,

percaya diri untuk tampil dan yakin akan kemamuan yang dimiliki dan aktif

melakukan tanya jawab saat pembelajaran dan persentasi kelompok, sehingga

peserta didik yang menyampaikan pendapat lebih banyak dan lebih maksimal

dalam diskusi dan presentasi. Hal ini juga tampak masih ada siswa yang

nilainya belum tuntas sehingga akan dilanjutkan pada siklus II.

C. Hasil Penelitian Siklus II

4
54
55

Berdasarkan dari hasil persentase observasi terhadap aktivitas dan

hasil belajar peserta didik serta hasil refleksi pada siklus I, peneliti kembali

membuat langkah-langkah perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus

II. Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2022 yang terdiri

dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan

dan refleksi.

a. Perencanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan komunikasi dengan observer tentang

beberapa hal, yaitu:

1) Menyusun modul ajar dengan penerapan Problem Based Learning dan

LKPD yang telah disusun.

2) Mempersiapkan peralatan yang terdiri dari laptop, infokus dan

perlengkapan lainnya.

3) Mempersiapkan media berupa power point dan video pembelajaran.

4) Membuat instrumen untuk pengumpulan data yang terdiri dari lembar

observasi aktivitas pendidik melalui penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning, lembar observasi aktivitas peserta didik dan

soal tes untuk melihat tingkat keberhasilan belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

13 Oktober 2023 secara tatap muka yang dilakukan dalam satu kali pertemuan

dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dengan materi Substansi dakwah

4
55
56

Rasulullah saw periode Madinah. Tahap pelaksanaan ini merupakan

penerapan dari modul ajar yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Peserta

didik yang hadir dalam pembelajaran siklus II berjumlah 21 peserta didik dari

jumlah keseluruhan peserta didik yaitu 21 peserta didik. Adapun penerapan

dri modul ajar tersebut sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan menyapa

peserta didik

2. Guru mengajak peserta didik berdoa bersama-sama, dipandu tawasul

oleh guru

3. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu nasional

4. Guru mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran

5. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan

pembelajaran yang telah lalu (appersepsi)

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

7. Guru memberikan motivasi dengan memberikan penjelasan tentang

makna dakwah Rasulullah di Madinah

8. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan

teknik penilaian

9. Guru melakukan asesmen awal untuk mengetahui kemampuan awal

peserta didik

4
56
57

Kegiatan Inti (70 menit) Literasi

1. Peserta didik mengamati penjelasan dari guru yang disampaikan

melalui slide PPT

Critical Thinking

1. Melalui motivasi guru, peserta didik mengajukan pertanyaan tentang

materi substansi dakwah Rasulullah di Madinah

2. Peserta didik mengidentifikasi terkait materi yang belum dipahami

Collaboration

1. Guru membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok memiliki personil 5 peserta didik

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

tiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui

jawabannya

Communication

1. Peserta didik menampilkan hasil diskusi ke depan kelas

2. Kelompok menjawab pertanyaan yang telah di tanyakan

3. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban

tersebut

4. Guru memantau dan mengamati peserta didik dalam

mempresentasikan hasil diskusinya dan memberikan tanggapan

terhadap hasil diskusi

4
57
58

5. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan jawaban akhir

yang benar dari setiap pertanyaan yang terkait dengan materi yang

telah dibahas

Creative

Kelompok yang lain menanggapi hasil presentasi kelompok tersebut.

Dan menanyakan pertanyaan kepada kelompok yang tampil di depan

sedang presentasi.

Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Guru meminta salah satu peserta didik untuk mereview kegiatan

pembelajaran hari ini, sebagai bentuk refleksi akhir

2. Guru memberikan asesmen sumatif kepada siswa

3. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari hari ini

4. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama

Pertemuan yang dilakukan pada siklus II ini dilakukan sebanyak 1 kali

pertemuan dn pada akhir pertemuan ini, guru memberikan asesmen akhir pada

siklus II untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah melaksanakan

tindakan berupa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning.

4
58
59

c. Pengamatan Siklus II

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

denganmenggunakan lembar observasi yang telah dibuat baik kepada guru

maupun kepada peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua

hasil belajar dan aktivitas ketika proses pembelajaran berlangsung. Observasi

dilakukan oleh salah satu guru MI Hidayatul Faizien Garut berikut adalah hasil

observasi pendidik dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning. Berikut adalah hasil observasi pendidik dalam menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning.

Tabel 4.5 Aktivitas Pendidik Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning Siklus II

No. Aspek yang Diamati Kategori Nilai Kriteria


1 2 3 4 5
A Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan
1 mengucapkan salam, dan menyapa √
peserta didik
2 Guru mengajak peserta didik berdoa √
bersama-sama, dipandu tawasul oleh
guru
3 Guru mengajak siswa menyanyikan √
lagu nasional
Guru mengecek kehadiran siswa dan √
4 kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
Guru mengajukan pertanyaan secara
5 komunikatif berkaitan dengan √
pembelajaran yang telah lalu
(appersepsi)
6 Guru menyampaikan tujuan √
pembelajaran yang akan dicapai

4
59
60

Guru memberikan motivasi dengan


7 memberikan penjelasan tentang √
makna dibalik perjalanan hijrah
Rasulullah ke Madinah
Guru menyampaikan kegiatan yang
8 akan dilakukan serta lingkup dan √
teknik penilaian
9 Guru melakukan asesmen awal untuk √
mengetahui kemampuan awal peserta
didik
JUMLAH 42
PERSENTASE 93%
KRITERIA Sangat Baik
B Kegiatan Inti
1 Guru melakukan asesmen awal untuk √
mengetahui kemampuan awal peserta
didik
Guru membentuk peserta didik
2 menjadi beberapa kelompok, setiap √
kelompok memiliki personil 5 peserta
didik
3 Guru memberikan tugas dan masing- √
masing kelompok mengerjakannya
Guru memantau dan mengamati
peserta didik dalam √
4 mempresentasikan hasil diskusinya
dan memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi
Guru dan peserta didik bersama- sama
5 menyimpulkan jawaban akhir yang √
benar dari setiap pertanyaan yang
terkait dengan materi yang telah
dibahas
JUMLAH 24
PERSENTASE 96%
KATEGORI Sangat Baik
C Kegiatan Penutup
Guru meminta salah satu peserta didik
1 untuk mereview kegiatan √
pembelajaran hari ini, sebagai bentuk
refleksi akhir

4
60
61

2 Guru memberikan asesmen sumatif √


kepada siswa
Guru bersama-sama siswa
3 menyimpulkan materi yang telah √
dipelajari hari ini
4 Guru menutup pembelajaran dengan √
berdoa bersama-sama
JUMLAH 18
PERSENTASE 90%
KATEGORI Sangat Baik
Jumlah Keseluruhan 84
Presentase Keseluruhan 93%
Kategori Keseluruhan Sangat Baik

Aktivitas pendidik pada siklus II materi Substansi dakwah Rasulullah

saw periode Madinah diamati dalam 18 indikator dalam kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup yang merupakan langkah-langkah

pembelajaran dalam model pembelajaran Problem Based Learning yaitu

pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para peserta

didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga

menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapt diterapkan di lapangan.

Setiap indikator yang diamati observer diberikan nilai/skor dengan rentang

skor 1 sampai 5 yang mana skor 1 menunjukkan aspek yang diamati tidak

dilakukan, skor 2 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan cukup

baik, skor 3 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan baik, skor 4

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat baik dan skor 5

menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat memuaskan.

4
61
62

Berdasarkan data lembar observasi aktivitas pendidik melalui

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II

memiliki persentase 93% (sangat baik) dan harus dipertahankan.

Tabel 4.6. Aktivitas Peserta Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning

No. Aspek yang Diamati Kategori Nilai Kriteria


1 2 3 4 5
A Kegiatan Pendahuluan
1 Siswa menjawab salam dan menjawab √
sapaan guru
2 Siswa membaca doa bersama-sama √
3 Siswa menyanyikan lagu Nasional √
4 Siswa menunjukkan kesiapan untuk √
belajar
Siswa termotivasi dan menjawab √
5 pertanyaan guru sebagai pengalaman
belajar awal
6 Siswa mendengarkan tujuan √
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru
7 Siswa termotivasi terhadap materi √
yang akan dipelajari
8 Siswa mendengarkan langkah- √
langkah pembelajaran yang
disampaikan guru
9 Siswa mengikuti asesmen awal yang √
diberikan oleh guru
JUMLAH 41
PERSENTASE 91%
KRITERIA Sangat Baik
B Kegiatan Inti
Siswa mengamati penjelasan dari
1 guru yang disampaikan melalui slide √
PPT
2 Siswa memberikan komentar tentang √
materi yang telah disampaikan

4
62
63

Melalui motivasi guru, peserta didik


3 mengajukan pertanyaan tentang √
materi kondisi kebudayaan
masyarakat Arab sebelum Islam
4 Siswa mengidentifikasi terkait materi √
yang belum dipahami
Siswa membentuk kelompok diskusi
5 dan mengamati video yang √
ditampilkan
6 Siswa mengerjakan tugas analisa √
video
7 Siswa mendiskusikan materi sesuai √
bahan diskusi melalui LKPD
8 Siswa menampilkan hasil diskusi ke √
depan kelas
9 Kelompok menjawab pertanyaan yang √
telah di tanyakan
10 Kelompok lain diberi kesempatan √
untuk menanggapi jawaban tersebut
Siswa menyimpulkan jawaban akhir
11 yang benar dari setiap pertanyaan √
yang terkait dengan materi yang telah
dibahas
Kelompok yang lain menanggapi
12 hasil presentasi kelompok tersebut. √
Dan menanyakan pertanyaan kepada
kelompok yang tampil di depan
sedang presentasi
JUMLAH 56
PERSENTASE 93%
KATEGORI Sangat Baik
C Kegiatan Penutup
1 Siswa mereview kegiatan √
pembelajaran hari ini, sebagai bentuk
refleksi akhir
2 Siswa mengikuti asesmen sumatif √
3 Siswa menyimpulkan materi yang √
telah dipelajari hari ini
4 Siswa menutup pembelajaran dengan √
berdoa bersama-sama
JUMLAH 18
PERSENTASE 90%

4
63
64

KATEGORI Sangat Baik


Jumlah Keseluruhan 115
Presentase Keseluruhan 92%
Kategori Keseluruhan Sangat Baik

Aktivitas peserta didik pada siklus II materi substansi dakwah

Rasulullah saw periode Madinah diamati dalam 25 indikator dalam kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup yang merupakan langkah-langkah model

pembelajaran Problem Based Learning yaitu pembelajaran yang

menitikberatkan pada mental intelektual para peserta didik dalam

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu

konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan.

Setiap indikator yang diamati observer diberikan nilai/skor dengan

rentang skor 1 sampai 5 yang mana skor 1 menunjukkan aspek yang diamati

tidak dilakukan, skor 2 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan

cukup baik, skor 3 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan baik,

skor 4 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat baik dan

skor 5 menunjukkan aspek yang diamati dilakukan dengan sangat

memuaskan.

Berdasarkan data lembar observasi aktivitas peserta didik melalui

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II

berjumlah 92% (Sangat Baik), sehingga terjadi peningkatan aktivitas belajar

peserta didik dari siklus I yang hanya berjumlah 59% dengan kategori baik.

4
64
65

Hal ini berarti model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Pada tahap evaluasi, peneliti membagikan soal asesmen siklus II untuk

dikerjakan oleh peserta didik setelah tindakan (siklus II) dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.7 Daftar Nilai Siklus II

Nilai Keterangan
No. Nama KKM Hasil Tuntas Tidak
Tuntas
1 Aira Salsabila 75 90 √
2 Alfaridho Damanik 75 90 √
3 Fadhillah 75 80 √
4 Ferka Dara Maulida 75 80 √
5 Khairatun Ula 75 90 √
6 Marlina 75 80 √
7 Maulia Akbar 75 90 √
8 Mutawakil 75 80 √
9 Natari Fersa 75 80 √
10 Nova Rahmalia 75 80 √
11 Prama Bilal Aziz 75 80 √
12 Rozana 75 90 √
13 Sadiduddin 75 90 √
14 Salman Farisi 75 100 √
15 Samsuardi 75 70 √
16 Shindi Nadila 75 100 √
17 Syeib Al Islam 75 90 √
18 Widia Maulida 75 70 √
19 Wisda Auradia 75 100 √
20 Wiza Rian 75 70 √
21 Zulma Novazia Phonna 75 100 √
JUMLAH 1800 18 3
NILAI RATA-RATA 85,71
PERSENTASE 86% 14%

4
65
66

Berdasarkan hasil asesmen peserta didik yang berbentuk pilihan ganda

sebanyak 10 butir soal yang dlaksanakan di akhir pembelajaran diperoleh data

yaitu sebanyak 4 peserta didik mendapatkan nilai 100, 7 peserta didik

mendapatkan nilai 90, 8 peserta didik mendapatkan nilai 80 dan 3 peserta

didik mendapatkan nilai 70. Jumlah peserta didik yang nilainya tuntas atau

diatas KKM sebanyak 18 peserta didik dengan persentase 86% sedangkan

peserta didik yang nilainya dibawah KKM sebanyak 3 peserta didik dengan

persentase 14 persen.

Di sini terlihat adanya oeningkatan pada hasil belajar peserta didik pada

siklus II dengan kenaikan sebesar 38%. Peningkatan hasil belajar dapat

dilihat dari jumlah ketuntasan peserta

didik pada saat pra siklus, siklus I dan siklus II seperti yang ditunjukkan pada

grafik dibawah ini:

Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar


Siswa

Pra Siklus Siklus


Siklus I II
<75
>7

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa

4
66
67

d. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus II maka telah terjadi peningkatan

hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning yang ditandai dengan naiknya persentase aktivitas

peserta didik dari baik menjadi sangat baik dalam aspek yang diamati oleh

observer. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan. Hal ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Substansi Dakwah

Rasulullah saw Periode Madinah. Refleksi pada siklus ini diambil kesimpulan

bahwa siklus dalam penelitian sudah selesai dan berhasil.

D. Pembahasan

Hasil observasi aktivitas pendidik melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning, aktivitas belajar peserta didik pada

kegiatan pembelajaran dan tes evaluasi pada setiap akhir pembelajaran pada

siklus I dan II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.8 Perbandingan Aktivitas Pendidik dan Peserta Didik melalui

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Persentase Capaian
No Aspek Yang Diamati
Siklus I Siklus II

1 Aktivitas Pendidik 73% 93%

2 Aktivitas Peserta Didik 59% 92%

4
67
68

Berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas pendidik pada tabel 4.8 di atas,

maka dapat terlihat pada tindakan siklus I aktivitas pendidik 73% dengan

predikat baik, meningkat sebesar 20 % pada siklus II sehingga menjadi 93%

dengan predikat sangat baik. Hal ini menunjukkan aktivitas guru

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning meningkat.

Sedangkan untuk hasil observasi aktivitas peserta didik juga mengalami

peningkatan yang pada siklus I 59% dengan predikat baik, meningkat menjadi

92% pada siklus II dengan predikat sangat baik. Ini menandakan bahwa

peserta didik aktif dan antusias belajar dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning. Diharapkan motivasi belajar peserta

didik yang meningkat dapat meningkatkan ketuntasan dalam hasil belajar

peserta didik yang dapat kita lihat dari tabel perbandingan dibawah ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II
No Nama
Nilai Ket Nilai Ket
1 Aira Salsabila 80 Tuntas 90 Tuntas
2 Alfaridho Damanik 80 Tuntas 90 Tuntas
3 Fadhillah 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
4 Ferka Dara Maulida 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
5 Khairatun Ula 80 Tuntas 90 Tuntas
6 Marlina 80 Tuntas 80 Tuntas
7 Maulia Akbar 70 Tidak Tuntas 90 Tuntas

4
68
69

8 Mutawakil 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas


9 Natari Fersa 80 Tuntas 80 Tuntas
10 Nova Rahmalia 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
11 Prama Bilal Aziz 80 Tuntas 80 Tuntas
12 Rozana 70 Tidak Tuntas 90 Tuntas
13 Sadiduddin 70 Tidak Tuntas 90 Tuntas
14 Salman Farisi 80 Tuntas 100 Tuntas
15 Samsuardi 70 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
16 Shindi Nadila 80 Tuntas 100 Tuntas
17 Syeib Al Islam 70 Tidak Tuntas 90 Tuntas
18 Widia Maulida 70 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
19 Wisda Auradia 90 Tuntas 100 Tuntas
20 Wiza Rian 70 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
21 Zulma Novazia Phonna 90 Tuntas 100 Tuntas
Rata-rata Kelas 77,38 85,71
Persentase Ketuntasan 48% Cukup 86 % Sangat Baik

Penelitian tindakan kelas meningkatkan hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam melalui penerapan model Problem Based Learning

dilaksanakan dalam 2 siklus dengan teknik pengumpulan data tes tertulis

berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal yang dilaksanakan pada

kegiatan penutup yang mana jika minat belajar peserta didik meningkat maka

hasil belajar juga akan meningkat. Pada siklus I peserta didik yang tuntas

nilainya sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 48% dengan predikat

cukup sedangkan peserta didik yang tidak tuntas 11 peserta didik dengan

persentase 52%, meningkat pada siklus II sebanyak 38% menjadi peserta

didik yang nilainya tuntas sebanyak 18 peserta didik dengan persentase 86%

predikat sangat baik, sedangkan siswa nilainya belum tuntas sebanyak 3

peserta didik dengan persentasi 14%.

4
69
70

Dari hasil penelitian maka peneliti memutuskan untuk menyelesaikan

penelitian. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa seluruh indikator

keberhasilan dari penelitian telah tercapai dengan motivasi belajar peserta

didik dan nilai hasil belajar ketuntasan diatas 75%. Model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah

Kebudayaan Islam materi Substansi dakwah Rasulullah saw. periode

Madinah di kelas

4
70
71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian aktivitas pendidik melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning bahwa terdapat peningkatan dari

siklus I 73% predikat baik meningkat sebesar 20% pada siklus II sehingga

menjadi 93% dengan predikat sangat baik.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik pada materi ketabahan Nabi Muhammad saw.

dan para sahabat dalam berdakwah berdasarkan hasil penelitian terdapat

peningkatan dari siklus I 59% predikat baik meningkat sebesar 33% pada

siklus II menjadi 92 % dengan predikat sangat baik. Hal ini menunjukkan

peserta didik aktif dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran

Problem Based Learning.

3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik materi substansi dakwah

Rasulullah saw periode Madinah di kelas V MI Hidayatul Faizien Garut

tahun pelajaran 2022-2023 dapat dilihat berdasarkan tes tertulis berbentuk

4
71
72

pilihan ganda sebanyak 10 soal pada kegiatan penutup pada setiap siklus

diperoleh hasil pada siklus I peserta didik yang tuntas nilainya sebanyak 10

siswa dengan persentase 48% sedangkan peserta didik yang tidak tuntas

sebanyak 11 peserta didik dengan persentase 52%. Hasil belajar siswa

meningkat pada siklus II sebesar 38% menjadi peserta didik yang nilainya

tuntas sebanyak 18 siswa dengan persentase 86%, sedangkan peserta didik

yang tidak tuntas sebanyak 3 peserta didik dengan persentase 14%.

4
72
73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Shodiq, Evaluasi Pembelajaran, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012


Suharsimi, Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
As’ad, Aliy, Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan (Terjemah
Ta’limul Muta’allim), Kudus: Menara Kudus, 1978
Azwar, Saifuddin, Tes Prestasi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
Baharuddin& Nur Wahyuni, Esa, Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-
Ruzz, 2010
Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal, Psikologi Pendidikan “Modul Orientasi
Pembekalan Calon PNS”, Jakarta: Depag, 2004
Djamarah, Bahri Syaiful, Psikologi Belajar Edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
. , Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis), Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Hamdayana, Jumanta, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2014
Ismail, Faisal, Masa Depan Pendidikan Islam di Tengah Kompleksitas Tantangan
Modernitas, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Ismail SM, PTK PAI:Konsep dan Contoh Praktis Penelitian Tindakan Kelas
Pendidikan Agama Islam , Semarang: IAIN Walisongo, 2013
, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL Media
Group, 2011
Komsiyah, Indah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012 Muhaimin,
Paradigma Pendidikan islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di sekolah”, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002
M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, 2009
Mustiah, Siti, Skripsi; Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Materi Akhlak

4
73
74

Terpuji Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw (Kelas IV MI Nurussibyan


Randugarut Tugu Semarang) tahun pelajaran 2011/ 2012, Semarang:
IAIN Walisongo, 2011
Sukmadinata, Nana, Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 Rochmawati, Hanik,
Skripsi; Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester I
Kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun pelajaran 2009/
2010, Semarang: IAIN Walisongo, 2009
Saminanto, Ayo Praktek PTK. Semarang: RaSAIL Media Group, 2010
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000
. , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D), Bandung: Alfabeta, 2012
H.M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:
Amissco, 2003
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992

4
74

Anda mungkin juga menyukai