Anda di halaman 1dari 52

A.9.

Laporan Lesson Study

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK

PEMBUATAN INFOGRAFIS PADA POKOK BAHASAN  


BIOTEKNOLOGI KELAS 9 ABU DZAR
                      

Guru Model:
   Tri Retnosari. S.Si, M.Pd

Kolaborator:

1. Ipu Puspitadewi, S.Si


2. Wanti Gartina, S.P.d

Yayasan   Al Muslim

Jl Raya Setu Kampung Bahagia, Tambun

2022 

1
Laporan Lesson Studi

Ini disetujui dan disahkan di Tambun

Bekasi, Mei 2022

  

 Kabid PendidikanYAM Kepala SMP Muslim

Ir. H. Sahid Hudri   Munfangil,S.Pd

2
PENGANTAR

Alhamdulillahirrohmaanirohiim. Segala pujian hanya milik Allah atas segala


nikmat karunianya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat
dan salam semoga selalu tercurak kepada junjungan kita, teladan seluruh ummat
Rasulullah Muhammad SAW semoga kita menjadi ummatnya dan mendapatkan
syafaatnya. Aamiin

Terimakasih penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMP Al Muslim, para


kolaborator dan semua pihak yang telah memberikan masukannya hingga.
terrselesaikannya penulisan lesson Study. Masukan yang kami terima memberikan
dampak yang positif bagi peningkatan kompetensi professional peneliti sebagai
guru model dan guru-guru lainnya.

Tiada gadig yang tak retak. Mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan laporan
ini Semoga laporan ini dapat diterima dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR ISI

3
Lembar Pengesahan …………………………………………………………….. 2

Pengantar ………………………………………………………………………….. 3

Daftar Isi ……………………………………………………………….................. 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 6

B. Identifikasi Masalah 10

C. Pembatasan Masalah 11

D. Rumusan Masalah 11

E. Tujuan Penelitian …………………………………………........... 11

BAB II KAJIAN Pustaka

A.Pengertian Lesson Study…......................……………………. 12

B. Partisipasi Belajar ………........................................................ 15

C Pengertian Model Pembelajaran berbasis projek .…………… 16

E. Analisis Materi Pembelajaran Bioteknologi …………………….. 25

BAB III METODE KEGIATAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………… 31

B. Sasaran …………………… ……………………………………… 31

C. Aspek karakter yang dikembangkan......................................... 31

D. Model Pembelajaran yang dikembangkan ................................. 31


E. Prosedur/Langkah-langkah........................................................ 31

F. Metode Observasi dan Perekaman Data. Proses Pembelajaran..33

BAB IV. HASIL KEGIATANN

A. Analisis Kondisi................................................................................ 34
B. Pelaksanaan Lesson Study............................................................... 34

4
1. Tahap Plan ………………………………………………………… 34
2. Tahap Do ……………………………………………………………. 35
3. Tahap See …………………………………………………………… 43
C. Keterbatasan Lesson Study …………………………………………….. 44
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...................................................................................... 45
B. Saran............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................… 46

LAMPIRAN_LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

5
A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam


interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan dan sikap.1

Menurut pandangan konstruktivis, belajar adalah sebuah proses aktif


sehingga dalam pembelajaran perlu diupayakan agar siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuan awal yang dimiliki siswa (Prior Kowledge)

Sementara itu dalam bukunya Introduction to Psycology, Morgan


mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
Hasil belajar didefinisikan secara fungsional sebagai perubahan tingkah laku yang
dihasilkan dari pengalaman atau secara mekanistik sebagai perubahan yang
didapat dari pengalaman.2

Pencapaian hasil belajar peserta didik terhadap materi pelajaran


dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Diantara faktor internal yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar tersebut adalah tingkat keaktifan siswa.
Aktifitas siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan belajar dan
mengajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pembelajaran.

Hasil refleksi pembelajaran IPA di kelas 9 pembelajaran IPA,


pembelajaran pada umumnya masih disajikan dalam bentuk ceramah dan belum
banyak memanfaatkan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan mata pelajaran
IPA dirasakan sulit oleh siswa. Kegiatan pembelajaran masih sering didominasi
oleh guru dan kurangnya pemberian ruang untuk aktifitas kegiatan kelompok/
diskusi. Kondisi ini menjadikan siswa bersikap pasif, duduk mendengarkan
penjelasan guru, tidak ada interaksi belajar antar siswa dalam bentuk kerjasama
dan cenderung bosan.

1
Purwanto, “Evaluasi hasil belajar “ Pustaka Pelajar Yogyakarta (2013) p. 39
2
Jan De Houwer, Dermot Barnes Holmes et al, Psychon Bull Rev, DOI 10.37558/s13423-013-386-
3-Psychonomic Society, Inc.2013

6
Siswa kurang diberi kesempatan berpartisipasi aktif mengembangkan
keterampilan ilmiah dan kurang terwujudnya interaksi antara siswa dengan
lingkungan belajar sekitar (Khairani :2014). Siswa tidak menganggap IPA sebagai
mata pelajaran yang menarik, karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam.

Membangun kesadaran akan pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam


(IPA) menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi guru. Hal pertama yang
harus dilakukan guru adalah membangun minat siswa untuk belajar IPA. Dengan
kata lain mejadikan IPA sesuatu yang menarik di mata siswa. Slameto
berpendapat bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatlkan kurangnya
rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu bagkan.dapat menimbulkan sikap
penolakan terhadap guru.3

Partisipasi belajar  siswa merupakan keikutsertaan siswa dalam suatu


kegiatanppembelajaran yang ditunjukkan dengan perilaku fisik dan psikisnya
Belajar secara optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi dan bertanggung
jawab dalam proses belajarnya. Keterlibatan mental dan operasional dalam diri
siswa menjadi factor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif.
Menurut Moelyarto Tjokrowinoto dalam Suryosubroto (2002:278) partisipasi
adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang
mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi
tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.
Hal ini merupakan gejala psikologis yang sangat mempengaruhi proses dan hasil
belajar IPA pada siswa yang ditunjukkan dalam bentuk perasaan senang terhadap
IPA sehingga menyebabkan siswa tekun untuk mempelajarinya.

Berdasarkan kondisi di lapangan minat belajar siswa kelas 9 Abu Dzar SMP Al
Muslim Tahun ajaran 2021-2022 terhadap mata pelajaran IPA masih cukup
rendah. Dalam observasi yang dilakukan pada bulan September 2021 lebih adri
30% siswa dikelas kurang menunjukkan perhatian dan sikap semangat ketika
belajar IPA di kelas. Sebagian siswa terlihat malas dalam belajar, dan sebagian
3
Susanto A.,”Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Prenada Media Grup (2016) p 1

7
yang lain bercanda sendiri ketika guru menerangkan atau memberi tugasakhirnya
menyebabkan hasil belajar siswa tidak memenuhi target yang diharapkan pada
mata pelajaran IPA yang masih relatif rendah. Perilaku ini berdampak rendahnya
pencapaian hasil belajar siswa.

Hal dapat dilihat dari jumlah persentase dimana 35% siswa kelas 9 Abu Dzar
masih mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini
tentunya masih belum sesuai dengan harapan kurikulum IPA SMP.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran


adalah dengan pemilihan alternatif model pembelajaran, metode dan media
pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa. Diharapkan guru
mampu membangkitkan minat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka
dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan
menciptakan komunikasi dua arah.

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah
model pembelajaran berbasis projek pembuatan poster dalam bentuk infografis
pada pokok bahasan Bioteknologi di kelas 9 Abu Dzar

Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPA


karena dalam mempelajari IPA tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal
konsep-konsep IPA tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan
siswa menuangkan gagasannya dalam bentuk gambar dan teks yang
dikombinasikan dalam bentuk infografis.

Infografis didefinisikan sebagai berikut “infographics is a visualization of data


and ideas that tries to convey complex complex information to an audience in a
manner that can be quickly consumed and easily understood.”4 Infografis
merupakan paduan gambar dan teks yang memungkinkan informasi kompleks
dapat lebih mudah diakses dan dipahami. Oleh sebab itu, model pembelajaran
berbasis projek pembuatan poster dalam bentuk infografis pada pokok bahasan

4
Smiciklas M., (2012) , “The Power of Infographics: Using Picture to Communicate and Connect
with Your Audience”, Indianapolis:Pearson education (2012) p. 3

8
Bioteknologi menjadi model yang dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang
memiliki konsep memberdayakan peserta didik untuk aktif dalam belajar. Untuk
melihat keberhasilan model pembelajaran ini maka dilakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Meningkatka Hasil Belajar IPA pada Pokok Bahasan
Bioteknologi melalui Penerapan  Model  Pembelajaran berbasis Projek Pembuatan
Infografis pada pokok Bahasan Bioteknologi.

Bioteknologi merupakan salah satu materi pokok pada pelajaran IPA yang
diberikan pada semester dua kelas 9 SMP. Materi ini sangat dekat dengan
kehidupan siswa. Materi ini dapat disajikan dengan lebih interaktif dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis projek pembuatan poster dalam
bentuk infografis. Pemilihan model ini didasarkan pada karakteristik
pembelajarannya dimana siswa diharapkan semakin aktif terlibat dalam
pembelajaran. Pembelajaran ini diharapkan berimplikasi pada peningkatan hasil
belajar siswa.

Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) adalah suatu bentuk penilaian
reflektif dengan pemberian perlakuan tertentu untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara profesional. Dengan
penerapan siklus belajar menggunakan model pembelajaran berbasis projek
pembuatan poster dalam bentuk infografis pada pokok bahasan Bioteknologi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai


berikut:
1. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi belajar
siswa?
2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis projek pembuatan infografis
pada pokok bahasan Bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
partisipasi belajar IPA siswa?

9
3. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis projek pembuatan poster
dalam bentuk infografis pada pokok bahasan Bioteknologilebih efektif
meningkatkan partisipasi belajar siswa dibandingkan model pembelajaran
konvensional?

C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan partisipasi belajar
siswa pada materi pokok Bioteknologi melalui penerapan model Pembelajaran
Berbasis Projek pembuatan poster dalam bentuk infografis pada pokok bahasan
Bioteknologi .

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, “Apakah
penerapan model pembelajaran berbasis projek pembuatan poster dalam bentuk
infografis pada pokok bahasan Bioteknologi dapat meningkatkan minat belajar
dan hasil belajar IPA siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :


1. Mengetahui apakah penerapan model Pembelajaran berbasis projek
pembuatan poster dalam bentuk infografis pada pokok bahasan
Bioteknologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX Abu Dzar.
2. Memotivasi guru untuk memanfaatkan berbagai aplikasi pembuatan
infografis dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari

10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Lesson Sudi

Lesson study merupakan strategi pembinaan profesi guru berkelanjutan


berbasis kelas & kolaboratif untuk mengoptimalkan layanan siswa belajar. Lesson
study dapat dimaknai pula sebagai belajar dari proses pembelajaran untuk
mewujudkan pembelajaran yang lebih praktis dan efektif. Lesson study
bermanfaat untuk mengembangkan model pembelajaran, mengembangkan media
pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, dan mengembangkan evaluasi
pembelajaran.
Proses pembelajaran dalam lesson study melibatkan 3 (tiga) komponen
dan proses belajar serta 1 (satu) bentuk intervensi bantuan belajar. Yang menjadi
indikator keberhasilan lesson study adalah efektifitas proses belajar peserta didik
(Didaktis). 3 (tiga) komponen yang terlibat dalam lesson study yaitu guru model,
observer, dan peserta didik.
Guru model adalah guru yang bermaksud untuk menguji inovasi,
mengimplementasikan solusi permasalahan, maupun mencoba suatu model
pembelajarannya. Sedangkan observer adalah rekan guru pamong yang terlibat
dalam komunitas belajar berperan tidak hanya mengamati pembelajaran, namun
juga ikut berkontribusi dalam merancang hingga merefleksi pembelajaran secara
bersama. Dalam lesson study, peserta didik menjadi salah satu komponen yang
terlibat. Peserta didik menjadi objek observasi pembelajaran yang dicermati
responnya berdasarkan situasi pembelajaran yang diberikan pendidik.
1. Manfaat Lesson Study

11
Lesson study yang merupakan sebuah kerja kolaboratif antar guru yang
mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini
peningkatan mutu profesional guru. Adapun manfaat lesson study adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan guru tentang materi ajar dan pembelajarannya.
b. Meningkatkan pengetahuan guru tentang cara mengobservasi aktivitas belajar
siswa.
c. Menguatnya hubungan kolegialitas baik antar guru maupun dengan observer
lain sebagai guru.
d. Menguatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan
tujuan pembelajaran jangka panjang.
e. Meningkatnya motivasi guru senantiasa berkembang.
f. Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran termasuk komponenkomponenya
seperti bahan ajar, teaching materials (hands on) dan strategi pembelajaran.
(Sumar Hendayana,dkk, 2006: 39).

Terdapat 3 (tiga) prinsip utama dalam lesson study, yaitu kolegialitas


(collegiality), saling belajar (mutual learning), dan komunitas belajar (community
learning). Prinsip kolegialitas artinya seluruh pihak yang terlibat memiliki
kesetaraan posisi sebagai pembelajar. Sedangkan prinsip saling belajar artinya
orientasi aktivitas yang dilakukan adalah saling memberikan manfaat. Prinsip
terakhir adalah komunitas belajar dimana artinya bentuk keterikatan interaksi
pelaku lesson study merupakan upaya Continues Professional Development
(CPD).
Selanjutnya menurut Indonesia Center for Lesson Study ( Sumar
Hendayana, 2009: 7-10), lesson study dilaksanankan dalam tiga tahapan
yaitu :Lesson study terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Plan (perencanaan)
Pada tahap perencanaan, guru merancang pembelajaran dengan memilah
kompetensi dan materi esensial yang akan diberikan kepada peserta didik
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Cakupan kompetensi dan materi ajar
ditinjau berdasarkan kemungkinan respon siswa yang akan atau biasa muncul

12
(baik dalam bentuk masalah maupun keunggulan proses belajar di kelas). Jangan
lupa untuk melibatkan rekan sejawat dan atau guru bina dalam persiapan ini,
fokuskan persiapan pada setiap respon siswa yang mungkin terjadi untuk setiap
rancangan pembelajaran yang disusun.
2. Do (pelaksanaan)
Melaksanakan pembelajaran adalah proses menguji rancangan persiapan
yang telah disusun pada tahapan perencanaan. Aktivitas yang penting dilakukan
dalam tahapan ini adalah mencatat sebanyak mungkin bentuk-bentuk respon siswa
berdasarkan stimulus yang diberikan oleh guru berdasarkan pengamatan. Proses
mengamati pembelajaran dilakukan tanpa mengintervensi interaksi siswa dan
guru. Pengamatan bukan untuk menilai bagaimana guru mengajar, namun lebih
kepada mempelajari bagaimana siswa belajar berdasarkan respon-respon yang
muncul.
3. See (observasi)
Pada tahapan ini, guru model memaparkan temuan dan capaian
pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang disusun.
Observer menyampaikan temuan-temuan pembelajaran yang telah diamatinya
berdasarkan aktivitas peserta didik sebagai respon dari situasi pembelajaran yang
diberikan. Selanjutnya, guru model dan observer berdiskusi membahas pelajaran-
pelajaran kunci dari hasil implementasi dan dapat menjadi solusi bagi
permasalahan pembelajaran yang umum ditemukan.

13
Gambar 1. Daur Lesson study (Hendayana, 2008)

B. Partisipasi Belajar
Partisipasi belajar merupakan unsur mendasar yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Istilah partisipasi berasal
dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti pengambilan bagian atau
pengikutsertaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa definisi partisipasi adalah “hal turut serta dalam suatu kegiatan”.
[1] Menurut Tjokrowinoto dalam Suryosubroto partisipasi adalah penyertaan
mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka
untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-
tujuan bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.[2] Keith Davis dalam
Suryosubroto menyatakan bahwa :
Participation is defined as a mental and emotional involved at a person in a
group situation which encourager then contribute to group goal and share

14
responsibility in them”. Dalam hal ini keterlibatan mental dan emosi seseorang
dalam upaya pencapaian tujuan ikut bertanggung jawab ikut terlibat di dalamnya..
Partisipasi belajar siswa mencakup keikutsertaan siswa dalam suatu
kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan perilaku fisik dan psiskisnya.
Belajar optimal akan terjadi jika siswa mau ikut berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam proses belajar.
Keaktifan itu dapat terlihat dari beberapa perilaku misalny mendengarkan,
mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis laporan, dan sebagainya. Partisipasi
siswa dibutuhkan dalam menetapkan tujuan dan dalam kegiatan belajar dan
mengajar.  Partisipasi siswa adalah wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam
rangka meningkatkan kemampuannya yang merupakan totalitas keterlibatan
mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu
tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.

C. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Projek


Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran. Model
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja
proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi
pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.5. Berikut ini
beberapa pengertian model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning) dari beberapa sumber buku:
1. Menurut NYC Departement of Education6 (2009:8), model pembelajaran
Project Based Learning merupakan strategi pembelajaran dimana siswa
harus membangun pengetahuan konten mereka sendiri dan
mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk
representasi.

5
Hanafiah N, & Suhana C., “ Konsep Strategi pembelajaran”, Refika Aditama Bandung (2009)p.30
6
NYC Departmen of education ,” Project –Based Learning: Inspiring Middle School students to
Engage in Deep and Active Leraning,” New York (2009)

15
2. Menurut Buck Institute for Education, model pembelajaran Project Based
Learning adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para
siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses
yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk
menghasilkan produk.7

Karakteristik Model Pembelajaran PjBL


Model pembelajaran Project Based Learnin dikembangkan berdasarkan
tingkat perkembangan berfikir siswa dengan berpusat pada aktivitas belajar siswa
sehingga memungkinkan mereka untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan,
kenyamanan, dan minat belajarnya. Model ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal
merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik yang akan diteliti,
maupun menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Peran guru dalam
pembelajaran adalah sebagai fasilitator, menyediakan bahan dan pengalaman
bekerja, mendorong siswa berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memastikan
siswa tetap bersemangat selama melaksanakanproyek.
Model pembelajaran Project Based Learning mempunyai beberapa karakteristik,
yaitu sebagai berikut8
1. Mengembangkan pertanyaan atau masalah, yang berarti pembelajaran
harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
2. Memiliki hubungan dengan dunia nyata, berarti bahwa pembelajaran yang
outentik dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada dunia
nyata. 
3. Menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk
mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi. 
4. Penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
dan hasil proyek yang dikerjakan siswa.

7
Sutiman, “Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, Graha Ilmu Yogyakarta (2013)
8
Winastaman, G. & Sunarto,”Pakematik Starategy Pembelajaran inovatif berbasis TIK”, Filex
Media Komputindo, Jakarta (2010) p 119.

16
Sedangkan menurut Stripling, model Project Based Learning memiliki tujuh
karakteristik sebagai berikut :9:
1. Mengarahkan siswa untuk menginvestifigasi ide dan pertanyaan penting.
2. Merupakan proses inkuiri.
3. Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa. 
4. Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi
secara mandiri.
5. Menggunakan ketrampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi
untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan
produk.
6. Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik. 

Prinsip-prinsip Model Pembelajaran PjBL 


Menurut Thomas, pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa
prinsip dalam penerapan-nya, yaitu10
1. Sentralistis. Model pembelajaran ini merupakan pusat dari strategi
pembelajaran, karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu
pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan proyek merupakan pusat dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di kelas. 
2. Pertanyaan Penuntun. Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa
bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa untuk
menemukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas
bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi
internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam
menyelesaikan tugas. 
3. Investigasi Konstruktif. Pembelajaran berbasis proyek terjadi proses
investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan
yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus
dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk
9
Abdullah Sani Ridwan , “Pembelajaran Saintifik untuk ImplementasiKurikulum 2013”, Bumi
Aksara Jakarta (2014) p 173-174
10
Wena Meda, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi aksara Jakarta, (2011)

17
melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep pengetahuan
dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi. 
4. Otonomi. Pembelajaran berbasis proyek, siswa diberi kebebasan atau
otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap
apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk
mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.
5. Realistis. Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata
yang sesuai dengan kenyataan di lapangan kerja atau di masyarakat.
Proyek yang dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi,
melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata. 
Langkah-langkah Model Pembelajaran PjBL 
Model pembelajaran Project Based Learning awalnya dikembangkan oleh The
George Lucas Education Foundation dan Dopplet, dengan langkah-langkah pembelajaran
berdasarkan beberapa fase sebagai berikut (Kemdikbud, 2014:34):

Langkah-langkah Model Pembelajaran PjBL

1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question) 


Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab
dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada
umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan

18
siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat cukup relevan untuk disampaikan kepada
para siswa.

2. Menyusun perencanaan proyek (design project) 

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting,
dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun jadwal (create schedule) 

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat jadwal untuk menyelesaikan
proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa membuat penjelasan tentang
cara pemilihan waktu. Jadwal yang disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat
melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.

4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of
project) 

Guru bertanggung jawab memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek.


Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.

5. Penilaian hasil (assess the outcome) 

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar


kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru
dalam penyusunan strategi dan rencana pembelajaran berikutnya.
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience) 

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu

19
maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan
pada tahap pertama pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL 

Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan atau
keunggulan sebagai berikut::11

1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan


tambahan apapun dalam pelaksanaannya. 

2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik
secara disiplin.

3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting


baginya. 

4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi


dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru. 

5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan


proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona
waktu.

Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-kelemahan


sebagai berikut::

1. Memerlukan banyak waktu dan biaya. 

2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. 

3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.

4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya. 

D. Infografis dalam Pembelajaran


11
Abidin Zainal, “Analisis Eksistensial”, Raja Grafindo Jakarta (2007) p 170

20
Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian
informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya dan
lebih lama penyimpanannya. Komunikasi dengan menggunakan gambar, seseorang dapat
mencoba memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya. Gambar dalam
desain grafis memiliki kekuatan untuk memikat perhatian audiens yang tepat,
membangkitkan imajinasi memperjelas problem yang rumit, memberi pengertian,
mempresentasikan apa yang kita gagas, lihat dan bayangkan. Gambar yang didesain
dengan warna yang menarik dapat memberikan rangsangan kepada otak dan dengan
mudah diingat.
Salah satu visualisasi yang terdapat pada media pemberitaannya adalah adanya
sebuah infografis. Infografis adalah bagian dari ilmu yang berkembang yang dapat
mendukung pertumbuhan usaha dan perdagangan dalam bentuk pemberitaan yang
disajikan dalam bentuk informasi visual. Infografis sebagai ilmu tidak terlepas dari
hubungan dengan ilmu desain komunikasi visual, ilmu komunikasi, ilmu komputer grafis,
interaksi hubungan dengan manusia serta ilmu pengetahuan lainnya yang erat sebagai
sumber permasalahannya. Infografis lebih banyak memuat dan mengolah data-data dalam
bentuk penggabungan antara teks dan gambar sejenisnya yang divisualkan, sehingga cara
ini menjadi suatu yang inpiratif dalam bentuk statis. Dalam penataan itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan,
keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu
perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna. Infografis statis
termasuk kedalam media visual yang harus memperhatikan penataan dalam desain media
visual tetapi tetap terkandung infografis.
Infografis adalah informasi grafis yang merupakan representasi visual dari
sebuah kumpulan data, inforamasi dan desain 12. .Pada infografis terdapat konsep visual
dalam bentuk struktur, sistematik, alur serta navigasi akan menjadi bagian penting
sebagai ilmu dalam bidang komunikasi visual.
Dalam istilah sederhana infografis mencoba untuk memvisualisasikan satu set
data dan informasi yang kompleks dengan memanfaatkan elemen-elemen visual seperti
gambar, grafik, peta, dan diagram sehingga pesan akan disajikan dalam cara yang cepat
dan mudah dipahami13.( Shafipoora et al,2016 : 41)
12
Susetyo et al,” Efektifitas Infografis Sebagai Pendukung Mata pelajaran IPS pada peserta didik
Kelas 5 SDN Kepatihan di Kabupaten Bojonegoro,” Jurnal Desain Komunikasi Visual 4(2015) p 1
13
Mohaddeseh Shafipoora et al ,”Infographic (information Graphic): a tool forincreasung the
Efficiency of Teaching and Learning Processes”, International Academic Journal of Innovative

21
Berdasarkan bagaimana implementasi dapat digunakan, infografis dapat dikategorikan
kedalam empat kelas utama yaitu :

a) Infografis statis, adalah ifografis yang disajikan dalam bentuk visual statis, tanpa
konsep audio atau konsep animasi yang bisa bergerak.
b) Infografis animasi , merupakan jenis yang dapat digunakan pada media audio visual
seperti televisi atau youtube. Infografis animasi dapat disajikan dalam bentuk 2
dimensi maupun 3 dimensi yang tampak lebih kompleks.
c) Infografis interaktif, merupakan jenis infografis yang paling kompleks. Infografis
interaktif adalah infografis yang ditampilkan pada website dan pengguna dapat
berintraksi dengan informasi yang ditampilkan melalui user interface yang telah di-
desain.
d) Infografis fisik, merupakan jenis infografis yang penyajian datanya dalam bentuk tiga
dimensi.

Infografis memberikan banyak manfaat yang tidak dimiliki oleh penyajian data secara
konvensional. Sejak zaman dahulu otak manusia sudah sangat terbiasa dengan sajian
informasi dalam bentuk visual. Hal ini juga dapat dibuktikan dari peninggalan-
peninggalan masa pra sejarah berupa lukisan-lukisan yang dibuat sebagai salah satu
sarana komunikasi. Infografis juga memiliki banyak manfaat untuk penyampaian
informasi. Pada era dimana informasi sangat membludak, para audience memiliki
keterbatasan waktu dan energy untuk memahami maupun membaca informasi yang
disampaikan.

Kelebihan penyampaian informasi yang berkembang melalui sebuah gambar


maka jangkauan pesan bisa lebih lama, gambar bisa dibawa-bawa dan disampaikan
kepada orang lain. Karakter dari konten yang disajikan dalam sebuah infografis memiliki
sifat edukatif dan informative, bahkan juga memiliki sifat persuasif. Terdapat beberapa
karakteristik dalam infografis , yaitu :
a) Sumber informasi yang objektif dapat memberikan pengertian yang tepat dalam
bentuk infomasi yang terbuka dan bebas.
b) Mudah untuk dimengert tentang runtut suatu peristiwa.
c) Isi informasi disajikan kedalam bentuk seni visual yang baik.

Researc, Vol 3 No.4 (2016) p 41

22
d) Mencari atau menciptakan element grafis yang tepat Dapat memberikan ungkapan
bahasa visual yang sensasional
e) Menseleksi dan kapasitas yang perlu disampaikan.

Umumnya, infografis yang dipresentasi dengan visual dari data, informasi, dan
pengetahuan dibuat menggunakan informasi, nomor, poin, hukum dan pengetahuan dapat
disajikan dengan metode visual dan dalam bentuk grafik, simbol, gambar dan peta.
Visualisasi data adalah salah satu istilah lain yang digunakan selain infografis. Bahkan,
visualisasi data adalah memvisualisasikan data dan langkah-langkah bernomor
dikumpulkan oleh peta, jaringan dan berbagai jenis grafik.

D. Analisis Materi Pembelajaran Bioteknologi


Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari 
pemanfaatan organisme atau makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) 
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan.
Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain
dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik
maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. 
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,

23
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,
seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih
tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini
juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat
yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa
genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologi
suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen
pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menjadi penyebab
"lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan
bagi manusia. 
Produk bioteknologi, antara lain
● Jagung resisten hama serangga
● Kapas resisten hama serangga
● Pepaya resisten virus
● Enzim pemacu produksi susu pada sapi
● Padi mengandung vitamin A
● Pisang mengandung vaksin hepatitis
Biotechnolgy adalah pemanfaatan kemampuan ilmiah dalam pemanfaatan
organisme-organisme untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk membantu kehidupan
manusia.. Berdasarkan metodenya dibagi 2:
1. Bioteknologi Konvensional

24
2. Bioteknologi Modern 

Bioteknologi kuno/konvensional/tradisional :bioteknologi yang menggukan alat-


alat sederhana, murah, dan mudah untuk dilakukan.Salah satu bioteknologi kuno adalah
fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
menggunakan mikroorganisme.Contoh hasil industri dengan fermentasi dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. macam-macam hasil industri dengan fermentasi

No. Produk Bahan mentah mikroorganisme jenis


1. Keju Susu Propioni bacterium, Penicillium Bakteri,
requeforti, Penicillium jamur, jamur
camemberti
2. Mentega Susu Streptococcus lactis Bakteri
3. Yogurt Susu Lactobaccillus bulgaricus, Semua
Streptococcus thermophillus bakteri
(untuk meningkatkan keasaman
yogurt)
4. yakult Susu Lactobaccillus casei Bakteri
5. Tempe Kedelai Rhizopus oryzae, Rhizopus Semua jamur
oligosporus, Rhizopus stolonifer
6. Tauco Kedelai Aspergillus oryzae Jamur
7. kecap Kedelai Aspergillus wentii Jamur
8. Oncom kedelai Monilia sithophyla/ Neurospora Jamur
crassa
9. Roti tepung Sacharomyces cereviceae Khamir/yeast
10. Tape Beras Sacharomyces cereviceae Khamir/yeast
ketan/singkong
11. Alkohol Glukosa Sacharomyces cereviceae Khamir/yeast
12. Nata de coco Sari kelapa Acetobacter xylinum Bakteri
13. Asam cuka alkohol Acetobacter aceti Bakteri

Bioteknologi Modern adalah bioteknologi yang menggunakan alat-alat modern,


mahal, dan sulit untuk dilakukan.Beberapa contoh bioteknologi modern antara lain:
1. TEKNOLOGI REPRODUKSI :

25
a. Kloning, yaitu perbanyakan vegetatif untuk menghasilkan individu dengan
keseragaman genetis melalui transfer inti. 

Gambar 1. Proses transfer inti pada kloning domba

Kultur jaringan, yaitu perbanyakan vegetatif untuk menghasilkan individu dengan cara
menanam sel/jaringan/organ ke dalam medium tertentu, misal medium agar-agar. Kultur
jaringan dilakukan khusus pada tumbuhan.Prinsip dasar kultur jaringan adalah
TOTIPOTENSI, yaitu kemampuan bagian tubuh untuk berkembang membentuk 1
individu utuh.
Tahapan kultur : Eksplan--> kalus-->planlet

Gambar 2. Tahapan kultur jaringan

26
c. Bayi tabung/ fertilisasi in-vitro, yaitu bayi hasil pembuahan di luar tubuh.

Gambar 3. Tahap-tahap pada bayi tabung

d. Inseminasi buatan/kawin suntik, yaitu proses pemasukan sperma ke dalam rahim induk
betina dengan menggunakan alat suntik.
2.Rekayasa genetika. yaitu proses pemotongan dan penyisipan gen dari individu 1 ke
individu lain untuk menghasilkan produk tertentu. contoh : pembuatan insulin melalui
bakteri E. Coli
3. Teknik hibridoma (fusi sel)yaitu proses penggabungan 2 sel atau lebih untuk
memperoleh sel baru (hybrid cell) yang bermanfaat.
contoh : pembuatan antibodi monoklona

27
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tanggal 13 Desember tahun


ajaran 2021-2022 jam 9.40 – 10.40 kelas IX Abu Dzar dengan lokasi
penelitian di SMP Al muslim Tambun Kabupaten Bekasi.

B. Sasaran

Peserta Lesson study adalah

1. Sasaran: siswa kelas IX Abu Dzar SMP Al Muslim


2. Guru Model : Tri Retnosari S.Si., M.Pd, mata pelajaran IPA
3. Kolaborator: Ipu Puspitadewi, S.Si – Mata Pelajaran IPA
Wanti Gartina, S.Pd _ Mata Pelajaran IPA

C. Karakter Yang Dikembangkan

Aspek krakter yang akan dikembangkan adalah partisipasi peserta didik .

D. Model Pembelajaran yang Dikembangkan

Model Pembelajaran yang dikembangkan adalah Pembelajaran Berbasis


Proyek.

E. Prosedur/Langkah-Langkah
Kegiatan Lesson study dilaksanakan menggunakan tahapan-tahapan Plan,
Do dan See dengan rincian sebagai berikut:
- Tahapan Plan
Pada tahapan ini , guru model beserta kolaborator yang tergabung dalam
Lesson studu berkolaborasi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan

28
Pembelajaran (RPP) yang merepresentasikan pembelajaran Teacher
Centered (berpusat pada siswa).
Kegiatan perencanaan dimulai dengan kegiatan melakukan analisis
permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran dan apa yang
dibutuhkan guru, meliputi kompetensi dasar dan cara membelajarkan
siswa, termasuk upaya menyiasati keterbatasan seperti fasilitas dan sarana
belajar serta karakteristik siswa. Dari analisis tersebut dapat diperoleh
informasi kondisi riil yang akan digunakan untuk kepentingan
pembelajaran. Selanjutnya secara kolaboratif akan diupayakan solusi
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan yang ada akan menjadi bahan
pertimbangan guru dalam penyusunan RPP sehingga RPP tersebut akan
bener-benar menjadi sebuah perencanaan yang matang yang diharapkan
mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan kendala yang akan terjadi
selama pembelajaran berlangsung baik di tahap awal kegiatan, pada
kegiatan inti himngga tahap akhir pembelajaran.
- Tahapan Do
Pada tahap ini mencakup dua kgiatan utama yaitu (1) kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru model untuk
mengimplementasikan RPP yang telah disusun bersama , serta (2)
kegiatan pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh kolaborator
- Tahapan See
Pada tahapan ini guru model memaparkan hasil/capaian pembelajaran
dan temuan yang diperoleh pada pembelajaran berdasarkan RPP yang
telah disusun. Observer menyampaikan temuan berdasarkan hasil
pengamatan partisipasi belajar peserta didik sebagai respon dari situasi
belajar yang diberikan. Selanjutnya guru model dan observer akan
mendiskusikan poin-poin penting dari hasil implementasi pembelajaran
yang diharapkan dapat menjadi solusi efektif bagi permasalahan yang
ditemukan.
F. Metode Observasi Dan Perekaman data Proses Pembelajaran

29
Metode observasi dan perekaman data proses pembelajaran dilakukan
melalui observasi dan dokumentasi proses kegiatan belajar dan produk
yang dihasilkan (Infografis)

BAB IV
HASIL KEGIATAN

A. Analisis Kondisi
1. Deskripsi Lokasi
Kegiatan Lesson Studiy ini dilaksanakan di kelas IX Abu Dzar SMP Al
Muslim
2. Deskripsi Subjek

30
Yang menjadi subjek pada kegiatan Lesson studi ini adalah seluruh peserta
didik kelas IX Abu Dzar SMP Al Muslim pada mata pelajaran IPA

B. Pelaksanaan Lesson Study


Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan oleh satu orang guru
model yang bertugas mengajar dan menjadi fasilitator dalam pembelajaran,
serta dua orang kolaborator yang juga berperan sebagai observer.
Pembelajaran dilaksanakan secara luring menggunakan metode
collaborative dan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL).
Aplikasi interaktif yang digunakan adalah aplikasi Canva.

1. Tahap Plan
Tahap awal yang dilaksanakan adalah tahap plan atau perencanaan yang
dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2021. Tahap ini dimulai dengan
penyusunan rancangan pembelajaran yang akan diimplementasikan
berdasarkan data awal kondisi peserta didik yang disampaikan oleh guru
mata pelajaran yang sekaligus berperan sebagai guru model. Pada
pelaksanaan lesson
study.
Rancangan pembelajaran dibuat dengan berfokus pada pentingnya kerja
tim terkait partisipasi belajar peserta didik.
Berdasarkan rancangan yang dibuat, pelaksana kegiatan lesson study baik
guru model maupun observer menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati partisipasi belajar dan kinerja setiap kelompok.

2. Tahap Do
Tahap do atau tahap pelaksanaan diimplementasikan pada tanggal 6
Desember 2021. Kegiatan pembelajaran secara luring dimulai dengan guru
model membuka pelajaran dengan doa dan salam, dilanjut dengan mengecek
presensi presensi siswa melalui LMS Digislamic.

31
Guru model selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran, Kompetensi
Dasar, rencana pembelajaran serta rencana penilaian termasuk muatan iman
dan taqwa dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Di awal Pembelajaran (kegiatan awal) guru model mereview kembali
kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu praktek
pembuatan produk Bioteknologi yang sudah dilakukan siawa secara
berkelompok.
Kemudian guru meminta siswa duduk secara berkelompok (sesuai
kelompok praktek Bioteknologi) . Siswa di minta untuk membuka portal
LMS Digislamic dan membuka tugas pada LKPD Bab Bioteknologi.
Pada LMS Digislamic guru model sudah menyediakan sejumlah tugas yang
harus dilaksanakan peserta didik di dalam kelompoknya. Sesudah itu guru
model menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan oleh peserta didik.

Gambar 1. LKPD Pembuatan Infografis yang di buat guru di LMS


Digislamic

32
Gambar 2. Ruang untuk pengumpulan tugas siswa yang diupload ke LMS
Digislamic.

Gambar 3 . Halaman Pengumpulan tugas siswa di LMS Digislamic

33
Pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki Langkah/sintak
yang harus dilaksanakan guru dengan Langkah sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question) 
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yang diajukan guru, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan
disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun dapat mengarahkan siswa
untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen),
provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat
cukup relevan untuk disampaikan kepada para siswa.

2. Menyusun perencanaan proyek (design project) 

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa Bersama kelompoknya. .
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan dengan mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun jadwal (create schedule) 

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan penyelesaian proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat jadwal penyelesain proyek, (2) menentukan
waktu akhir penyelesaian (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek.

4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of
project) 

Guru model memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan


dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Guru berperan menjadi
mentor bagi aktivitas siswa.

34
5. Penilaian hasil (assess the outcome) 

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar


kompetensi dan mengevaluasi kemajuan masing-masing kelompok memberi umpan balik
tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai..

35
36
37
Contoh Produk infografis Yoghurt.

38
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience) 

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok.

3. Tahap See
Setelah guru model melaksanakan tahap Do, maka kegiatan dilanjutkan pada
tahap See. Tahap See merupakan tahapan dimana guru model bersama-sama
dengan kolaborator melaksanakan kegiatan refleksi pembelakajaran yang baru
selesai dilaksanakan. Hasil dari refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik sudah memiliki pemahaman dan kesadaran untuk masuk kelas
dan hadir tepat waktu dengan persentase 100%.
2) Sebagian besar peserta didik berpartisipasi aktif dalam diskusi dan
bekerjasama dalam pembuatan pembuatan infografis produk bioteknologi
konvensional. Persentase siswa yang berpartisipasi aktif sekitar 85%.
Sejumlah peserta didik terllihat belum berpartisipasi secara penuh (15%),
terlihat dari kurangnya aktivitas Kerjasama dan agak pasif dalam diskusi
kelompoknya
3) Pada hal-hal teknis yang belum dipahami, sebagian besar peserta didik
menunjukkan keaktifan bertanya baik peda sesama siswa maupun guru.
4) Penggunaan aplikasi digital untuk membuat infografis/poster, seperti
Canva/PPt terlihat sudah efektif dalam menumbuhkan partisipasi belajar
peserta didik di kelas 9 Abu Dzar,
5) Kegiatan lesson study pembelajaran IPA menggunakan model Proyek
Pembuatan Infografis pada materi Bioteknologi di kelas 9 Abu Dzar dinilai
berimplikasi baik dalam menimbulkan partisipasu belajar peserta didik
6) Kegiatan pembelajaran selanjutnya disarankan untuk memberikan
kesempatan siswa melakukan presentasi di depan kelas menggunakan
infografis yang sudah dibuat.

C. Beberapa Kelemahan Lesson Study

39
Terdapat sejumlah kelemahan/kekurangan Lesson Study yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. Keterbatasan waktu dalam pembelajaran, sehingga pengamatan yang
diperoleh juga masih relatif belum menyeluruh.
2. Keterbatasan dalam mencari kolaborator, karena guru-guru banyak yang
mengajar pada jam belajar di sekolah

BAB V
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa tahapan yang tercakup dalam kegiatan Lesson study
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:

40
1) Model Pembelajaran Berbasis Proyek pembuatan infografis pada
pembelajaran IPA dengan materi Bioteknologi dinilai cukup efektif dalam
menumbuhkan partisipasi belajar siswa, dimana siswa dituntut untuk mampu
bekerjasama dengan orang lain.
2) Kegiatan Lesson Study berjalan lancar, meskipun ada beberapa hal yang
perlu diperhitungkan yakni masalah waktu dan penentuan kolaborator
kegiatan tersebut
3) Pengembangan karakter yang bisa dimunculkan sebagai skill dari muatakn
Leadership adalah Learning to Learn khususnya pada motivasi belajar dan
rasa ingin tahu.
4) Kegiatan Lesson study yang telah dilaksanakan mampu memberikan
dampak signifikan dalam pengembangan strategi pembelajaran IPA di
sekolah

B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka disarankan :
1. Perlunya alokasi waktu bagi guru mata pelajaran untuk mengembangkan
Lesson study dalam pembelajarannya.
2. Perlunya sosialisasi dan fasilitasi dari sekolah kepada para guru untuk
mengembangkan Lesson study pada mata pelajaran yang diampunya.
3. Hasil Lesson Study ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan tidak saja pada
mata pelajaran IPA tapi juga pada mata pelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Zainal, 2007. Analisis Eksistensial, Jakarta Raja Grafindo


Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R. 2001, A Taxonomy for Learning, Teaching and
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives:
Complete Edition, New York: Longman.

41
Arikunto, S. 2003, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta Depdiknas

Forehand, M., 2010 Bloom’s Taxonomy , from Emerging Perspective on Learning,


Teaching and Technology, The University of Georgia
http://projects.coe.uga.edu/epltt/index.php?title=Bloom’sTaxonomy

Hanafiah N, & Suhana C.,2009: Konsep Strategi pembelajaran, Bandung: Refika


Aditama
Hand, B., 2008. Science Inquiry, Argument and Language: A case for Science Writing
Heuristic, Rotterdam: Sense Publisher.

Hergenhahn B.R & H.Olson Matthew, 2008, Theories of Learning, Pearson Education.

Houwer J.D, Holmes D B et al, Psychon Bull Rev, DOI 10.37558/s13423-013-386-3-


Psychonomic Society, Inc.2010
Mohaddeseh Shafipoora et al 2016. Infographic (information Graphic): a tool
forincreasung the Efficiency of Teaching and Learning Processes, International
Academic Journal of Innovative Researc, Vol 3 No.4

NYC Departmen of education (2009) . Project –Based Learning: Inspiring Middle


School students to Engage in Deep and Active Leraning, New York
Purwanto, 2013. Evaluasi Hasil Belajar, Yoguakarta: Pustaka Pelajar
Sani Ridwan A., 2014.Pembelajaran Saintifik untuk ImplementasiKurikulum 2013, Bumi
Jakarta: Aksara
Smiciklas M., 2012 , The Power of Infographics: Using Picture to Communicate and
Connect with Your Audience, Indianapolis:Pearson Education
Susanto A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Grup
Susetyo et al,2015: Efektifitas Infografis Sebagai Pendukung Mata pelajaran IPS pada
peserta didik Kelas 5 SDN Kepatihan di Kabupaten Bojonegoro,” Jurnal Desain
Komunikasi
Sutiman, 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta: Graha Il
Wijaya, Heru Agus Tri 2003.Upaya Meningkatkan Pembelajaran IPA Melalui
Pendekatan Siklus Belajar di SDN Ardirejo 01 Kecamatan Kepanjen Kabupaten
Malang. Jurnal Pendidikan HumanioraNo 1 Tahun IX.
Winastaman, G. & Sunarto, 2010. Pakematik Starategy Pembelajaran inovatif berbasis
TIK, Jakarta: Filex Media Komputindo.
Wena Meda,2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi aksara
Jakarta.
Winkel, W.S., 1989, Psikologi Pengajaran, Jakarta GramediaGramedia Jakarta.
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menjadi-guru-pembelajar-dengan-lesson-study/

42
LAMPIRAN I : RPP LESSON STUDI

43
BIOTEKNOLOGI

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN No. 08

Mata Pelajaran : IPA Materi : Bioteknologi


Kelas / Semester : IX/ 1 Alokasi Waktu: 2 x 30 Menit (1 pertemuan)

44
3.7 Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya dalam kehidupan manusia
4.7 Membuat salah satu produk bioteknologi konvensional yang ada di lingkungan sekitar

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran berbasis Proyek, peserta didik diharapkan
dapat
 Mendeskrpsikan karakteristik bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern berikut contoh-contohnya
 Menganalisis dampak positif dan negative dari penerapan biologi bagi kehidupan
manusia

MUATAN KHAS AL MUSLIM

Imtaq: QR 59: 18:


‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬
pْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Leadership :
 Belajar untuk mengenal diri (mengenal, sikap diri positif)
 Menerapkan proses belajar selama pembelajaran (Learning to Learn)
Green Education :
 Masalah-masalah lingkungan
 Membangun komunitas

KEGIATAN PEMBELAJARAN

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Pertanyaan Mendasar Guru menyampaikan topik Mengajukan pertanyaan mendasar apa


danmengajukan pertanyaan yang harus dilakukan peserta didik
bagaimana cara memecahkan terhadap topik/ pemecahan masalah.
masalah.

Mendesain Perencanaan Guru memastikan setiap peserta Peserta didik berdiskusi menyusun
Produk didik dalam kelompok memilih rencana pembuatan proyek
dan mengetahui prosedur pemecahan masalah meliputi
pembuatan proyek/produk yang pembagian tugas, persiapan alat,
akan dihasilkan. bahan, media, sumber yang
dibutuhkan.

45
Menyusun Jadwal Guru dan peserta didik Peserta didik menyusun jadwal
Pembuatan membuat kesepakatan tentang penyelesaian proyek dengan
jadwal pembuatan proyek memperhatikan batas waktuyang telah
(tahapan-tahapan dan ditentukan bersama.
pengumpulan).

Memonitor Keaktifan dan Guru memantau Peserta didik melakukan pembuatan


Perkembangan Proyek keaktifanpeserta didik selama proyek sesuai jadwal, mencatat setiap
melaksanakan proyek, tahapan, mendiskusikan masalah yang
memantau realisasi muncul selamapenyelesaian proyek
perkembangan dan dengan guru.
membimbing jika mengalami
kesulitan.

Menguji Hasil Guru berdiskusi tentang Membahas kelayakan proyek yang


prototipe proyek, memantau telah dibuat dan membuat laporan
keterlibatan peserta didik, produk/ karya untuk dipaparkan
mengukur ketercapaian standar. kepada orang lain.

Evaluasi Pengalaman Guru membimbing proses Setiap peserta didik memaparkan


Belajar pemaparan proyek, menanggapi laporan, peserta didik yang lain
hasil, selanjutnya guru dan memberikan tanggapan, dan bersama
peserta didik merefleksi/ guru menyimpulkan hasil proyek.
kesimpulan.

PENILAIAN

46
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA
N
Learning to Learn: motivasi Mengerjakan Lembar Membuat Infografis produk
belajar dan rasa ingin tahu Kegiatan Peserta Didik bioteknologi konvensional
Bioteknologi (Quizizz)
Megetahui,
Kepala Sekolah,
Guru Mata Pelajaran,

Munfangil, M.Pd Tri Retnosari S.Si, M.Pd

47
LAMPIRAN 2

INFOGRAFIS BIOTEKNOLOGI

48
49
50
LAMPIRAN 3

PRESENSI KEHADIRAN PESERTA

DIDIK

School : Al Muslim
Year Program : 2021/2022

51
School Class : IX Abu Dzar al Ghifari
Attendance Date : 2021-12-13 2021-12-13
Report Date : Mei 2022

Student No Student Name


Attend
14192007025 Afnan Fadhirrahman 1
14192007135 Alan Yudhistira Putra Singgih 1
14192007026 Alpia Raiza Neema 1
14192007075 Andwiko Perwira Ramadhan 1
14192007076 Arifa Anung Widya Cahyani 1
14192007077 Bagas Rizky Anugrah 1
14192007079 Dzaki Narizal Putra 1
14192007010 Excel Keiza Putra Jovitama 1
14192007142 Fairuz Zahira 1
14192007110 Gale Abyudaya Syahputra 1
14192007149 Kayla Tamis Sulistya 1
14192007118 Maria Rosita Novelin 1
14202108002 Muhamad Rafi Ulwan 1
14192007153 Muhammad Farhan Fadilah 1
14192007045 Mumtaz Arafah Imtiyaz Shiddekh 1
14192007124 Nouvan Dewanda Nur Aqli 1
14202108003 Novaliana Elfa Putri Surya 1
14192007018 Nur Rohmah Setyowati 1
14192007065 Raditya Dhani Dhanardono 1
14202108004 Rafa Dhiya Amruna 1
14192007095 Rafael Abimanyu Widodo 1
14192007067 Rangga Hafizh Mulia 1
14192007023 Rifki Sakti Ramadhan 1
14192007101 Sabrina Zahra Nuha Ikhsan 1

52

Anda mungkin juga menyukai