Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Laporan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar
Di SMPN (SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI) 2 PAMARICAN

Dosen Pengampu : Dr. Hj. N. Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I

                                                   

Disusun Oleh:
Anni Cahyani
2003003696

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
CIAMIS JAWA BARAT
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalammu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Puji syukur penulis panjatkan  kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan penelitian yang membahas mengenai
“Permasalahan Belajar pada Seorang Siswa”.Laporan ini diajukan untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah Psikologi Belajar.
Dalam  penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun isi laporan, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan  demi 
penyempurnaan  pembuatan  laporan penelitian ini.
Dan atas terselesaikannya penyusunan laporan penelitian ini, tak lupa penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Hj. N. Hani Herlina, S.Ag., M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Psikologi
Belajar
2. Bapak Sukandi selaku Kepala Sekolah SMPN 2 PAMARICAN
3. Semua pihak yang telah membantu penulis demi terselesaikannya laporan
penelitian ini.
Semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.    
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Ciamis,  Desember 2021

Penulis,
               

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 3
A. Belajar ........................................................................................... 3
B. Prestasi Belajar ............................................................................. 4
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................. 4
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 13
A. Subjek Penelitian .......................................................................... 13
B. Desain dan Prosedur Penelitian..................................................... 14
C. Laporan Observasi ........................................................................ 14
D. Wawancara .................................................................................... 15
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................ 20
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 24
A. Kesimpulan ................................................................................... 24
B. Kritik dan Saran ............................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Dalam pengertian yang luas, pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. (Muhibbin Syah, 2003:10).
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Perubahan dan
kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan
fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui
belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan
keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun dari
kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat memcolok antara siswa dengan siswa
lainnya.
Hal ini timbul sebuah masalah atau kesulitan belajar yang dapat dialami oleh
setiap siswa dan menjadi tanggung jawab pendidik dikarenakan kinerja akademiknya
terhambat oleh beberapa faktor. Pentingnya penyelenggaraan pendidikan agar
terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang menghambat dalam
proses dan hasil belajarnya.
Oleh karena itu, hal tersebut dapat diatasi dengan memperhatikan faktor-
faktor yang dapat menghambat proses dan hasil belajar siswa serta bagaimana cara
atau strategi yang tepat dalam mengoptimalkan hasil belajar, sehingga dapat
mengurangi masalah atau kesulitan pada siswa itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar?
2. Apa yang dimaksud dengan prestasi belajar?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Untuk mengetahui proses belajar siswa selama di kelas
3. Untuk mengetahui dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa dalam
belajar

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang belajar
2. Menambah pengetahuan tentang prestasi belajar
3. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar
adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus
mengartikan belajar adalah menyerap penyerahan.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.Oleh
karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para
guru.
Menurut beberapa para ahli mengemukakan definisi belajar sebagai berikut:
a. “Learning may be defined as the process by which behavior oroginates or is
altered through training or experience.” (Whittaker, 1970: 15).
b. “Learning is shown by change in behavior as a result of experience.” (Cronbach,
1954: 47).
c. “Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training.” (Kingsley, 1957: 12)
d. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
e. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan belajar
adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,
atau suatu pengertian
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa belajar
merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia dan melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga dapat mengarah kearah tingkah
laku yang lebih baik.

3
B. Prestasi Belajar
Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses
belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah
laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. (Abdullah, 2008).
Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu.
(Ilyas, 2008).
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa,
baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa. (Syah M,
2006).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
suatu hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang telah dicapai oleh siswa setelah
mengikuti program pembelajaran yang kemudian diukur melalui nilai atau
pernyataan.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu
berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi tiga macam, yakni :
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
b. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai ketiga macam faktor
tersebut.

4
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni:
1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan 2) aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah).
1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendi, dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat
dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa
juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin
terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera
pendengar dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
2) Aspek Psikologis
Kemampuan belajar siswa sangat menetukan keberhasilannya dalam proses
belajar. Di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya,
antara lain: a) motivasi; b) sikap; c) minat; d) kebiasaan belajar; e) konsep diri
dan f) inteligensi siswa
a) Motivasi
Motivasi adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di
sekitarnya.
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
guna pencapaian suatu tujuan.
Adapun Greenbeg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses
membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi
seseorang yang didalam dirinya terdapat keinginan disertai dorongan-
dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

5
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam
motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari
luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Kekurangan dan ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal
maupun eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam
melakukan proses belajar materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di
rumah.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa
adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak
bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai
prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa
depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng
dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang
tua dan guru.
b) Sikap
Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau
emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.Sementara
itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa sikap adalah
sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan
memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua
objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan atau
kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan objek tertentu.
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu
berbeda satu sama lain. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency)

6
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif.
Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif, guru
dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya
sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi haknya. Seorang guru
sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.
c) Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Secara sederhana, minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama
ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam
bidang-bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogjanya berusaha
membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung
dalam bidang studinya.
d) Kebiasaan Belajar
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil belajar
mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar atau study habit.
Witherington dalam Andi Mappiare (1983) mengartikan kebiasaan (habit)
sebagai: “An acquired way of acting which is persistent, uniform, and fairly
automatic.”
Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar
secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat
otomatis.
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang
menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku,
mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay
Avoidan (DA) dan Work Methods (WM). Delay Avoidan menunjuk pada
ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari
hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan
menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam

7
belajar. Adapun Work Methods menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur)
belajar yang efektif dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan
keterampilan belajar.
e) Konsep Diri
Menurut Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si., konsep diri adalah
pengetahuan tentang diri sendiri yang mencakup konsep diri jasmaniah, diri
sosial, dan diri spiritual.
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang
menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran
dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap
orang lain.
Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang
keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari
dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu
bersangkutan.
Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu: Kemampuan
(competence),Perasaan mempunyai arti bagi orang lain (significance to
others),Kebajikan (virtues),Kekuatan (power).
f) Inteligensi Siswa
Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi, inteligensi sebenarnya bukan
persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh
lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam
hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran
organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol”
hampir seluruh aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan
lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna,
semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

8
inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh
sukses.
Setiap calon guru profesional sepantasnya menyadari bahwa
keluarbiasaan inteligensi siswa, baik yang positif seperti superior maupun
yang negatif seperti borderline, lazimnya menimbulkan kesulitan belajar
siswa yang bersangkutan.

2. Faktor Eksternal
Seperti faktor internal, faktor eksternal juga terdiri atas dua macam, yaitu :
Lingkungan sosial
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial meliputi: 1) sekolah; 2) masyarakat dan 3) keluarga. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
a) Sekolah
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga
kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang penting pula.Para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik
dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa.
b) Masyarakat
Yang termasuk lingkungan sosial adalah masyarakat dan tetangga
juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.
Faktor motivasi memegang peranan pula disini, motivasi sosial dapat pula
timbul dari lingkungan sosial.
Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan
anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan mengalami kesulitan ketika

9
memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar
tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.
c) Keluarga
Lingkungan sosial yang lebih banyak memperngaruhi kegiatan belajar ialah
orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak
rumah), semuanya memberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan Non-sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan
untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan
mempercepat belajar anak-anak.
Suasana lingkungan juga menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca
(suhu udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang,
malam), kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas,
ketenangan, kegaduhan), penerangan (berlampu, bersinar matahari, helap,
remang-remang), dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan
reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah
interaksi dengan lingkungannya.
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang
selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tak perlu
dihiraukan. Sebab, bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan
sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item
informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.

10
3. Faktor Pendekatan Belajar
Dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
terntentu. (Lawson, 1991)
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan
belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa
tersebut. Ragam pendekatan belajar antara lain: 1) pendekatan Hukum Jost; 2)
pendekatan Ballard & Clanchy; dan 3) pendekatan Biggs.
a. Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum
Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi
pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang
berhubungan dengan materi yang ia sedang tekuni.
b. Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clachy (1990), pendekatan belajar siswa pada umumnya
dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge).
Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap
melestarikan materi yang sudah ada (conservering) dan 2) sikap memperluas
materi (extending).
Siswa yang bersikap conserving, pada umumnya menggunakan pendekatan
belajar “reproduktif" (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).
Sedangkan siswa yang bersikap extending, biasanya menggunakan
pendekatan belajar “analitis” (berdasarkan penilaian dan interpretasi fakta
dan informasi). Bahkan  di antara mereka yang bersikap extending cukup
banyak yang menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu
pendekatan “spekulatif” (berdasarkan pemikiran mendalan), yang bukan saja
bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga mengembangkannya.
c. Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat
dikelompokkan ke dalam tiga prototipe (bentuk dasar), yakni; Pendekatan

11
surface (permukaan atau bersifat lahiriah), Pendekatan deep (mendalam),
Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).

12
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,


mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun data
sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan
kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan
diperoleh.Maka dari itu penulis mencoba menganalisis salah satu anak yang kurang
berprestasi.

A. Subjek Penelitian
a) Biodata Siswa
Berikut ini adalah biodata salah satu siswa yang dikelasnya memiliki masalah
dalam belajar disekolah.
Nama : Reisya Dian Ratri
Kelas : VIII-D
Sekolah : SMPN 2 Pamarican
Tempat Tanggal Lahir : Banjar,05-Juli-2008
Alamat Rumah : Jln.Raya Pangandaran RT. 10 RW 03
Nama Orangtua
Ayah : Rohim
Ibu : Cristiani
Pendidikan Terakhir Orangtua
Ayah : SMP
Ibu : SMP
Pekerjaan
Ayah : Karyawan Swasta
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Anak ke 1 dari 2 bersaudara

13
b) Masalah Siswa
1. Selalu mengantuk atau tidur di kelas
2. Jarang mengerjakan tugas
3. Sering bolos di jam pelajaran tertentu,terutama di jam mata pelajaran
matematika

B. Desain dan Prosedur Penelitian


Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi dan wawancara.
1. Observasi
Teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan
langsung ke objek penlitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan dan
mencatat hal-hal penting yang dijadikan bahan observasi. Tentunya dengan
situasi dan kondisi yang sesuai fakta tanpa adanya memanipulasi.
Keterangan :
a. Meminta Izin Kepada Instansi yang Terkait
b. Observasi Siswa dalam Kelas
c. Wawancara Guru/Wali Kelas dan Subjek
d. Analisis Data
2. Waktu dan Tempat
Observasi ini dilakukan pada hari senin dan selasa yang bertepatan
dengan tanggal 22 November 2021 dan dalam penelitian observasi ini dilakukan
di sekolahnya yaitu di SMPN 2 Pamarican.

C. Laporan Observasi
Sikap subjek yang sedang belajar di dalam kelas sesuai dengan penelitian
langsung mengikuti proses belajar tersebut.
Senin 22 November 2021 Pukul 09.00-12.00 WIB
Pada observasi ini saya mendapatlkan kesempatan langsung untuk melihat
proses belajar mengajar di dalam kelasnya. Dengan hal ini maka akan memperkuat
data yang saya butuhkan.Karena hari ini adalah hari senin,Jadi kegiatan belajar
mengajar (KBM) di lakukan setelah selesai melaksanakan upacara bendera.Di dalam

14
kelas saya memperhatikan semua tingkah laku Reisya.Betul saya sebelum mata
pelajaran pertama di mulai Reisya sudah banyak menguap.Mata pelajaran pertama
hari ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia,kebetulan hari ini ada pengumpulan tugas
Bahasa Indonesia yaitu tugas “membuat wawacara negosiasi dengan pedagang”
karena minggu lalu guru tersebut telah memberikan tugas itu.Semua siswa maju
kedepan untuk mengumpulkan tugas itu,tetapi tidak dengan Reisya,Dia tetap duduk
di kursinya.Setelah guru selesai memberi tanda dan memberikan nilai di semua
buku,buku pun di ambil oleh seorang KM dan langsung membagikannya kepada
semua siswa yang tadi mengumpulkan.Tiba saatnya guru mengabsen semua siswa
karena akan memasukan nilai tugas tadi ke buku penilaian.Akan tetapi,saat nama
Reisya di Panggil,Reisya tidak bisa menyebutkan nilainya karena dia tidak
mengerjakan tugas itu.Dia hanya bisa memberikan alasan bahwa dia lupa
mengerjakan tugas itu.Guru tersebut akhirnya sedikit marah dan langsung
menasehatinya agar tidak mengulangi perbuatannya itu.
Setelah selesai jam mata pelajaran bahasa Indonesia dan guru tersebut keluar
kelas,Reisya juga langsung ikut bergegas keluar kelas.Awalnya saya hanya berpikir
dia akan ke toilet tapi setelah saya bertanya kepada teman kelasnya ternyata setelah
mata pelajaran bahasa indonesia ada mata pelajaran matematika dan setelah
dzuhur,menurut teman-temannya dia tidak menyukai pelajaran matematika apalagi
pelajaran tersebut di gurui oleh wali kelesnya.
Mendengar pendapat itu,saya pun langsung ikut keluar untuk mencari
keberadaan Reisya.Saya mencari di sekitar kantin dalam sekolah tetapi saya tidak
menemukannya,saya pun mencoba untuk mencari Reisya di kantin luar
sekolah.Akhirnya saya menemukannya,ternyata dia ada di kantin luar sekolah
tersebut.
Demikianlah beberapa gambaran observasi yang penulis lakukan terhadap
pelaku yang mana untuk mengetahui segala pola tingkah laku yang yang dia lakukan
selama proses belajar mengajar disekolah.

D. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan
secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.Inilah berikut

15
wawancara saya dengan salah satu anak yang memiliki masalah dalam belajar
disekolah.
Keterangan : + Penyusun
: - Subjek
1. Wali Kelas
+ Bagaimana perilaku Reisya di sekolah ?
- Reisya itu anak sebenarnya anak yang kreatif,baik dan juga cantik tetapi dia suka
mengantuk bahkan tertidur di kelas,tidak mengerjakan tugas,tidak mau diam
atau banyak tingkah dan banyak bolos pada jam pelajaran saya yaitu
matematika.
+ Lalu usaha apa saja yang Ibu lakukan agar Reisya tidak bersikap seperti itu?
- Usaha yang saya lakukan adalah dengan meminta bantuan kepada guru seni
budaya untuk menasehati Reisya agar dia tidak rajin hanya di mata pelajaran
seni budaya saja.Karena dia guru yang paling dekat dengan Reisya di banding
guru-guru yang lain.Saya dan guru-guru lain hanya bisa terus menasehatinya
saja. Saya juga pernah meminta bantuan guru BK untuk memanggil Reisya.
+ Apakah Ibu pernah berbicara tentang sikap Reisya dengan orang tuanya?
- Sudah, ketika ada pembagian rapot sebelumnya,pada saat kenaikan kelas 7 ke
kelas 8.Saya sudah menjelaskan Reisya yang aktif bertingkah di dalam kelas
tetapi orang tuanya mengatakan bahwa sikap Reisya di rumah itu pendiam,keras
dan lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya.
+ Lalu bagaimana tanggapan dari guru-guru lain tentang sikapnya di kelas ?
- Banyak guru yang sudah melapor dan merasa sudah tidak aneh lagi tentang
sikap Reisya di kelas yang tidak mau diam,banyak tingkah,bolos atau sering
tidak mengerjakan tugas.
+ Lalu apakah ada tindakan dari guru-guru tersebut?
- Tindakan yang dilakukan guru-guru juga sama dengan apa yang saya sering
lakukan kepadanya yaitu menasehatinya.Bahkan sesekali dia di berikan
hukuman/dikeluarkan dari kelas karena sikapnya yang tidak mau diam tidak
memperhatikan pelajaran.
+ Apakah dia memiliki pelajaran kesukaan dan yang tidak ia sukai ?

16
- Dia menyukai mata pelajaran Seni Budaya dan banyak menghasilkan
karya.Sedangkan tidak menyukai pelajaran saya yaitu matematika sekalinya
masuk dia hanya bermalas-malasan tidak maumenghitung banyak tingkah tidak
memperhatikan pelajaran saya.
+ Jika begitu, menurut Ibu apa yang membuatnya malas seperti itu ?
- Kurangnya minat dengan pelajaran matematika dan kurangnya perhatian
orangtua yang kurang memperhatikan anak itu salah satu pendapat saya.
+ Baik mungkin sudah cukup data yang saya butuhkan. Terima kasih atas
kerjasamanya ya bu mohon maaf jika saya mengganggu waktu ibu. Terima kasih
- Baik, Sama-sama.

2. Subjek
+ Permisi de,Kakak disini pengin wawancara kamu nih,boleh de?
- Boleh kak,silahkan.
+ Terima kasih de,sebelumnya boleh ngisi data diri kamu di kertas ini?
- Oke kak.
+ Ngomong-ngomong inikan masih jam pelajaran kenapa kamu malah disini de?
- Hehehe, ngantuk kak males juga jam pelajaran sekarang bagian matematika
panas-panas gini suruh ngitung. Mending bolos masuk jam pelajaran tertentu aja
sih,jajan atau keluar kelas nyari udara di luar sekolahan kayak gini. Nanti pas
udah selesai jam ini masuk lagi deh.
+ Kok ngantuk?emangnya tadi malem habis ngapain?
- Gadang dong kak maraton nonton drakor.
+ Wah sama dong suka drakor, kalau kakak suka drakor action gitu soalnya
seru.Kalau kamu suka drakor apa dan sejak kapan suka nonton drakor?
- Aw, sama kak action juga soalnya kalau tentang cinta-cinta gitu suka alay,
mending action seru banget malah kadang nyampe lupa makan karena ke
asikan.hahaha
+ Jangan lupa makan de, sejak kapan suka nonton drakor? udah lama?
- Iya kak, kan sambil nonton sedia cemilan juga. Sejak naik kelas 1 SMP
kak,kadang dari pulang sekolah/sore nyampe tengah malem soalnya seru,
tanggung kalau di potong-potong jadi ketinggalan deh.

17
+ Orang tua kamu tau de kamu suka maraton drakor?
- Hahaha sembunyi-sembunyi di dalem kamar dong kak, bapak kan kerja di kota
mamah juga kan kadang sibuk sih ngurusin ade yang masih kecil jadi mana
sempat ngurusin aku paling ya nyuruh makan gitu aku diem di dalem kamar
ngelakuin apa yang ku suka kaya ngelukis/gambar, terus aku kunci deh pintunya
jadi gak akan ketauan.
+ Oh begitu, tapi kenapa kamu suka bolosnya di jam tertentu gak bolos dari awal
de?
- Ya gimana ya kak, kalau bolos dari pagi gk enak,gk bisa ketemu dan main
bareng temen-temen yang lain.
+ Tadi gk ngumpulin tugas bahasa Indonesia yah?
- Iyah kak, kelupaan hehehe.
+ Kalau tugas mata pelajaran lain suka ngerjain/ngumpulin De?
- Kadang juga sih kak. Kalau gak males ya di kerjain kalau males ya engga tinggal
ngasih alesan ke gurunya aja lupa atau apa ke.
+ Lah emang gak takut di benci/gak di kasih nilai de?
- Kalau di benci sih ya gak apa-apa kak, nah kalau gak di kasih nilai paling nanti
ada tugas-tugas lain nyusul buat perbaikan
+ Kalau mata pelajaran yang kamu sukai dan gak kamu sukai apa aja de?
- Hahaha, kalau yang gk di sukai udah jelas matematika kak, banyak rumus suruh
ngitung lagi. Kalau yang di sukai oh tentu seni budaya kak selain gurunya
friendly dan santai saya juga suka ngelukis/gambar-gambar/bikin karya-karya
gitu sekalian ungkapin ekspresi saya lewat seni itu.
+ Tapi bukanya matematika itu gurunya wali kelas kamu kan de?
- Iya kak, kalau bisa mah mending guru seni budaya aja yang jadi wali kelas saya.
Guru matematikanya bawel,agak galak kak dan saya sering di suruh ngerjain
buat ke depan kan saya gak bisa jadi meles deh buat masuk.
+ Oke de terima kasih waktunya dan udah mau ngobrol-ngobrol sama kakak yah
- Oke kak sama-sama santai aja.

18
Masalah atau Kendala Dalam Observasi dan Wawancara
Saya mengalami beberapa kendala :
1. Saat melakukan observasi dan wawancara,yaitu ketika menemukan Reisya untuk
di wawancarai karena dia berada di kantin luar sekolah dan meski rumah Reisya
dekat dengan rumah saya tetapi kami jarang sekali bertemu.
2. Kurangnya waktu untuk melihat segala aktivitasnya,dan waktu untuk
mewawancarai Reisya ataupun Wali kelasnya karena kebetulan ada acara lain
pada hari itu.
3. Tidak dapat bertemu guru seni budaya,yang dianggap friendly dan paling dekat
dengan Reisya karena pada saat itu dia tidak masuk karena sedang sakit.

19
BAB IV
ANALISIS DATA

Realitasnya semua anak pasti memiliki kemampuan dan karakteristik yang


berbeda-beda, begipula dengan masalah atau kesulitan dalam proses belajar maupun
hasil dari belajar. Semua itu dikarenakan adanya faktor-faktor yang menyebabkan
anak mengalami masalah dalam belajarnya.
Dari hasil observasi dan wawancara yang saya lakukan kepada anak yang
memiliki masalah dalam belajarnya, saya dapat menguraikan beberapa masalah dan
dapat saya analisis dengan menggunakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
siswa dalam proses belajar sehingga dapat menurunkan prestasi belajar di sekolah,
yaitu:
1. Faktor Internal Siswa
a. Aspek Fisiologis
Reisya mempuyai masalah yang biasanya terjadi pada anak-anak lainnya,
yaitu suka tertidur di kelas ketika pelajaran berlangsung. Ini terjadi karena Reisya
kurang waktu tidur dan beristirahat karena terlalu banyak menghabiskan waktunya
dengan melakukan hobby-nya yaitu menonton Drakor dan terkadang lupa untuk
makan.Hal inilah yang membuat Reisya kurang bersemangat dan mengabaikan
pelajaran dan tugas yang telah diberikan oleh gurunya.
Dalam hal ini Reisya seharusnya mengetahui waktu yang tepat dan terjadwal
untuk nonton Drakor,walaupun itu baik sebagai penghibur dan pengisi waktu
luangnya.Namun,Reisya juga harus menjaga pola makan dan minum serta
beristirahat dengan cukup agar bersemangat terhadap prestasi belajarnya di sekolah.
b. Aspek Psikologis
1) Motivasi
Selain suka mengantuk dan tertidur dikelas,Reisya ketika tidak mood
untuk belajar maka Reisya akan bermalas-malasan dalam belajar di sekolah
bahkan sampai dengan keluar kelas dan jajan atau nongkrong di kantin luar
sekolah jika dia sudah tidak suka dengan pelajaran itu.
Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar
siswa. Menurut Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi

20
merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.
Konteks motivasi yang sesuai disini adalah motivasi berprestasi. Dengan
demikian, motivasi berprestasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis
(kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat dalam diri siswa yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
tertentu (berprestasi setinggi mungkin).
Dapat disimpulkan, Reisya membutuhkan motivasi selain dari dalam
dirinya, yaitu orangtua dan guru ataupun orang-orang terdekatnya.Ketika
disekolah guru wali kelasnya sudah meminta bantuan guru yang terdekatnya
dengan Reisya agar bersemangat dalam mengikuti pelajaran disekolah sehingga
hasil dari proses belajar itu dapat secara maksimal. Begitupun orangtuanya ketika
dirumah agar prestasi belajarnya tidak menurun.

2) Minat
Minat seorang siswa disetiap mata pelajaran pun berbeda-beda, sama
halnya dengan Reisya. Disini Reisya sangat menyukai mata pelajaran Seni
daripada mata pelajaran matematika. Reisya menilai bahwa mata pelajaran
matematika sangatlah menyulitkannya sehingga dia merasa pusing dengan
banyaknya rumus dalam mata pelajaran matematika dan berupa hitung-hitungan.
Namun Reisya lebih menyukai mata pelajaran seni budaya karena menurutnya
pelajaran seni budaya itu tidak harus mengitung bahkan tidak usah menghapal
rumus,melalui seni dia dapat berimajinasi dan menuangkan ekspesinya lewat
lukisan atau suatu karyanya berypa kerajinan.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jadi, minat Reisya lebih dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa Reisya lebih menyukai mata pelajaran Seni Budaya dari
pada matematika. Namun peran guru dan orangtua pun sangat penting dalam hal
ini. Selain minat dalam mempelajari pelajaran Seni Budaya dikembangkankan,

21
matematikanya pun perlu banyak berlatih agar Reisya tidak menilai sulit terhadap
matematika dan prestasi belajarnya tidak menurun.

2. Faktor Eksternal Siswa


a. Lingkungan Sosial
1) Sekolah
Reisya bermasalah dalam mata pelajaran matematika karena Reisya tidak
menyenangi pelajaran matematika tersebut. Faktor guru dan cara mengajarnya
merupakan faktor yang paling penting pula. Bagaimana kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Para guru yang selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan
yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong
yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

2) Teman
Kurangnya teman yang memberi perhatian atau teman belajar juga
berpengaruh terhadap proses belajar. Dari teman belajar itu akan ada kegiatan,
seperti berdiskusi, saling bertukar pikiran, memecahkan masalah-masalah, atau
dapat meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum dimilikinya sementara.
Dari teman belajar ini ada banyak manfaatnya, selain banyak teman
dalam belajar, belajar tidak merasa bosan dan dapat memperat tali persahabatan.

3) Keluarga
Perlunya perhatian orang tua untuk anak menjadi faktor utama yang
sangat penting,kesibukan orang tua Reisya dan perhatian kedua orang tuanya
membuat Reisya menjadi pendiam di rumah dan melakukan apapun yang dia
suka di dalam kamarnya tanpa di ketahui dan tidak adanya perintah dari orang
tuanya untuk lebih giat,rajin dan meningkatkan prestasinya.

22
b. Faktor Non-Sosial
Faktor cuaca siang hari membuat belajar kurang kondusif,terlebih lagi
ditambah dengan pelajaran matematika yang sudah jelas Reisya tidak senangi.Itu
membuat Reisya lebih memilih keluar kelas untuk sekedar mencari angina atau
nongkrong di kantin luar sekolah.Faktor ini juga dapat meningkatkan keberhasilan
siswa.
Alat-alat belajar juga sebagai salah satu penunjang dalam menetukan tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar, seperti buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa),
buku tulis, alat-alat tulis lainnya. Fasilitas penunjang dalam belajar seperti
laboratorium, perpustakaan dan lainnya, karena tanpa itu semua akan menghambat
proses belajar di sekolah.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses dari perkembangan hidup
manusia dan melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga dapat
mengarah kearah tingkah laku yang lebih baik. Namun ada beberapa faktor yang
dapat mengakibatkan anak memiliki masalah atau kesulitan dalam mencapai prestasi
belajar serta tingkah lakunya, seperti faktor internal dan eksternal siswa. Untuk itu
peran orang tua dan guru sangatlah penting dan berpengaruh dalam proses dan hasil
belajar siswa.
Pendidikan adalah investasi yang menjanjikan bagi keberlangsungan hidup
manusia di masa yang akan datang karena denga pendidikn kita mampu menguasai
dunia dan dengan pendidikan pula kesejahtraan akan menghampiri kita karena kita
telah melaksanakan tugas dan kewajiban kita hidup di dunia ini yaitu dengan
mengamalkan ayat Al-Quran.

B. Kritik dan Saran


Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di perlukan banyak faktor
pendukung,meneliti kekurangan-kekurangan dan hambatan-hambatan apa yang
merintangi belajar dan berusaha bagaimana cara belajar-mengajar yang baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi anak-anak didik kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 17

Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin


Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 5, hal. 104

John, Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Muhibbin Syah, 2003: 10 dalam Drs. Faturrahman, M.MPd, dkk., Pengantar


Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), cet. 1

Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktornya Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin


Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

(Pdf) Penelitian dan Metode, Elib Unikom, diakses pada 14 Juni 2014

(Pdf) Prestasi Belajar, File Universitas Sumatera Utara, diakses pada 12 Juni 2014

25
LAMPIRAN

Gambar 1 : Foto Suasana pada Saat KBM

Gambar 2 : Foto Suasana Istirahat

26
Gambar 3 : Foto bersama siswa yang bersangkutan

27

Anda mungkin juga menyukai