Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

“Pengertian Belajar, Teori Belajar, Hasil Belajar, dan Aspek-


Aspek Psikilogis Dalam Pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Nanda Gusriani, S. Pd., M, Pd

Di Susun Oleh :

Aji Pangestu (207190029)

Indah Rif’atin Nafi’ah (207190018)

Intan Wahyu Indri Yani (207190030)

Lilis Elvia (207190045)

Zeni Aulia Su’adah (207190088)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN


JAMBI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya berupa kesehatan dan
kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu yang telah di sesuaikan. Makalah ini
di susun bertujuan untuk memenuhi tugas “Metode dan Strategi
pembelajaran Biologi”. Dan kami harap makalah ini dapat memberikan
sedikit pengalaman dan pengetahuan untuk para pembacanya.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu selaku


dosen dari mata kuliah ini yang telah memberikan kami tugas
sehingga mampu menambah pengetahuan kami.

Kami menucapkan terimakasih kepada teman atau pihak lain


yang membantu dan menyelesaikan tugas ini sehingga tugas ini
mampu terselesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, kesalahan tentu ada


dimana mana, pleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar
besarnya kepada pembaca yang merasa ketidaknyamanan dengan
kesalahan kami. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan
sarannya dari pembaca agar dikemudian hari kami mampu membuat
tulisan makalah yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jambi, 19-Maret-2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya ....................................... 3

1. Pengertian belajar ................................................................................. 3

2. Faktor yang mempengaruhi belajar................................................ 3

B. Teori Belajar................................................................................................... 4

1. Teori Belajar : Pendekatan Behavioral................................................. 5

2. Teori Belajar : Pendekatan Kognitif ................................................. 9

3. Teori Belajar : Pendekatan Soisial Kognitif................................. 12

4. Teori Belajar : Pendekatan kontruktivis ....................................... 13

C. Pengertian Hasil Belajar, Faktor Yang Mempengaruhi Indikator-


Indikator Hasil Belajar ............................................................................. 14

1.Indikator Hasil Belajar Siswa ............................................................ 15

2.Faktor Yang Mempengaruhi Indikator-Indikator Hasil Belajar15

Faktor Internal ........................................................................................... 15

Faktor Eksternal ....................................................................................... 17

D. Aspek-Aspek Psikologis Dalam Pembelajaran ................................ 18

1. Minat ........................................................................................................ 19

2. Sikap ....................................................................................................... 19

iii
3. Motivasi .................................................................................................. 19

4. Kreativitas dan Aktivitas .................................................................... 19

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 22

Kesimpulan ................................................................................................ 22

Saran ........................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 24

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting yang


membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain.
Kemampuan belajar itu memberikan manfaat bagi individu dan
juga bagi masyarakat. Orang sebagai individu dan masyarakat
mempunyai kepentingan dalam mengelola belajar.Orang-orang
yang sudah terampil belajar mandiri mampu menguasai
berbagaiketerampilan untuk mengisi waktu senggang dan
melakukan pekerjaan baru.Berbicara tentang belajar tidak dapat
dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada kenyataanya dalam mencapai kemandirian belajar


tidaklah mudah, selalu terjadi.masalah baik mengenai proses
mengajar yang dilakukan oleh guru bidang studimaupun proses
belajar yang dilakukan siswa. Masalah belajar merupakan inti dari
kegiatan sekolah. Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk
dari layanan bimbingan yang penting dilaksanakandi sekolah,
masalah belajar yang dialami siswa tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi, sering kegagalan terjadi
disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang
memadai. Pemberian bimbingan belajar oleh guru pembimbing
akan banyak membantu siswa dalammengatasi masalah belajar.
Bimbingan belajar diharapkan dapat membantu siswa mengetahui
carabelajar yang efektif dan efesien, sehingga siswa mampu
mengatur belajarnyasendiri dan mempunyai kemandirian dalam
belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar dan faktor yang mempengaruhinya ?

1
2. Bagaimana teori belajar berdasarkan pendekatan behavioral
dan kognitif?
3. Bagaimana teori belajar berdasarkan pendekatan sosial
kognitif dan kontruktivis ?
4. Apa pengertian hasil belajar, faktor yang mempengaruhinya,
serta indikator-indikator hasil belajar ?
5. Apa aspek-aspek psikologis dalam pembelajaran ?

C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui pengertian belajar dan faktor yang
mempengaruhinya.
2. Dapat memahami teori belajar berdasarkan pendekatan
behavioral dan kognitif.
3. Dapat memahami teori belajar berdasarkan pendekatan sosial
kognitif dan kontruktivis.
4. Dapat mengetahui pengertian hasil belajar, faktor yang
mempengaruhinya, serta indikator-indikator hasil belajar.
5. Dapat mengetahui aspek-aspek psikologis dalam
pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya


1. Pengertian belajar

Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan


suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

Menurut Wheeler mengatakan bahwa teori adalah suatu


prinsip atau rangkaian prinsip yang menerangkan sejumlah
hubungan antara fakta dan meramalkan hasil-hasil baru
berdasarkan fakta-fakta tersebut. Sedangkan teori belajar
sebagai prinsip yang saling berhubungan dan merupakan
penjelasan atas sejumlah fakta atau penemuan yang berkaitan
dengan peristiwa belajar.Teori belajar pada dasarnya
menjelaskan tentang bagaimana proses belajar terjadi pada
seorang individu.

Artinya, teori belajar akan membantu dalam memahami


bagaimana proses belajar terjadi pada individu sehingga dengan
pemahaman tentang teori belajar tersebut akan membantu guru
untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik,
efektif, dan efisien. Dengan kata lain, pemahaman guru dalam
mengorganisasikan proses pembelajaran dengan lebih baik
sehingga siswa dapat belajar dengan lebih optimal.

2. Faktor yang mempengaruhi belajar

3
a. Faktor internal
Factor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar(diri pembelajar), meliputi:
1. Faktor jasmaniah
Proses belajar akan terganggu apabila kesehatan
fisiknya dalam keadaan tidak baik.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu
segala sesuatu yang berhubunan dengan kondisi
mental seseorang yang meleputi perhatian, minat,
bakat, kematangan, daya ingat, dan daya konsentrasi.
b. Faktor eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri
individu, meliputi:
• Faktor lingkungan keluarga
Faktor ini mencakup cara orang tua mendidik anak,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang
kebudayaan.
• Faktor sekolah
Faktor ini mengenai metode mengajar,relasi guru
dan siswa dan relasi antar siswa.
• Faktor masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat maupun teman
bergaulnya.
c. Faktor pedekatan belajar
(Approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran.

B. Teori Belajar

4
Teori belajar dalam aplikasinya sering digunakan sebagai dasar
pertimbangan untuk membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.

1. Teori Belajar : Pendekatan Behavioral

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah


laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus),
dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus
dapat diamati dan dapat diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang
penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran
behaviotistik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan
adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon
akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative
reinforcement) responpun akan tetapdikuatkan.

Misalnya, ketika siswa diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya


ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya. Maka
penambahan tugas tersebut merupakan penguatan positif
(positive reinforcement) dalam belajar. Bila tugas-tugas dikurangi
danpengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya,
maka pengurangan tugas merupakan penguatan negatif (negative
reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan merupakan suatu
bentuk stimulus yang penting diberikan (ditambahkan) atau
dihilangkan(dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respons.
Eksperimen Pavlov di laboratorium pada seekor anjing.

a. Pavlov (Classical conditioning)

Classical conditioning adalah model pembelajaran yang


menggunakan stimulus untuk membangkitkan rangsangan

5
secara alamiah melalui stimulus lain. Secara sederhana
pengkondisian klasik merujuk pada sejumlah prosedur
pelatihan dimana satu stimulus/ rangsangan muncul untuk
menggantikan stimulus lainnya dalam mengembangkan suatu
respon, bahwa prosedur ini disebut klasik karena prioritas
historisnya seperti dikembangkan oleh Pavlov. Kata clasical
yang mengawali nama teori ini semata-mata dipakai untuk
menghargai karya Pavlov yang dianggap paling dahulu
dibidang conditioning (upaya pengkondisian) dan untuk
membedakannya dari teori conditioning lainnya.

b. Skinner (Operant Conditioning)

Pengertian operant conditioning menurut skinner adalah


pengkondisian dimana manusia menghasilkan suatu respon,
atau operan (sebuah ujaran atau aktifitas – aktifitas yang
beroperasi atas dasar lingkungan), operan tersebut dipelajari
melalui penguatan. Teori Skinner ini menerangkan bagaimana
berbagai kecenderungan respon dicapai melalui
pembelajaran. Jika respon diikuti oleh konsekuensi yang
menguntungkan atau disebut juga penguatan, maka respon
tersebut menguat dan jika respon menghasilkan konsekuensi
negatif atau hukuman, maka respon tersebut akan melemah.
Melalui eksperimennya tersebut, Skinner menemukan bahwa
perolehan pengetahuan, termasuk pengetahuan mengenai
bahasa merupakan kebiasaaan semata atau hal yang harus
dibiasakan terhadap subyek tertentu yang dilakukan secara
terus-menerus dan bertubi-tubi.

Skinner memandang hadiah (reward) atau penguatan


(reinforcement) sebagai unsur yang paling penting dalam
proses belajar. Kita cenderung untuk belajar suatu respon jika
segera diikuti oleh penguatan (reinforcement). Skinner lebih
memilih istilah reinforcement daripada reward, karena reward

6
diinterpretasikan sebagai tingkah laku subjektif yang
dihubungkan dengan kesenangan, sedang reinforcement
adalah istilah yang lebih netral. Skinner membagi penguatan
ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
Tingkat keefektifannya sangat bergantung kepada
kekonsistenan anda dalam mengikuti aturan-aturan penting
yaitu;

a) Penguatan (reinforcement)
Penguatan adalah proses belajar untuk meningkatkan
kemungkinan dari sebuah perilaku dengan memberikan atau
menghilangkan rangsangan. Prinsip penguatan dibagi
menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
• Positive Reinforcement (Penguatan Positif)

Penguatan positif (positivereinforcement) adalah


suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat
kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik
sehingga respons menjadi meningkat karena diikuti
dengan stimulus yang mendukung. Sebagai contoh,
seorang anak yang pada dasarnya memiliki sifat pemalu
diminta oleh guru maju ke depan kelas untuk
menceritakan sebuah gambar yang dibuat oleh anak itu
sendiri. Setelah anak tersebut membacakan cerita, guru
memberikan pujian kepada anak tersebut dan teman-
teman sekelasnya bertepuk tangan. Ketika hal tersebut
berlangsung berulang-ulang, maka pada akhirnya anak
tersebut menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas,
bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang.

• Penguatan Negatif (Negative Reinforcement)

Negative Reinforcement adalah peningkatan


frekwensi suatu perilaku positif karena hilangnya
rangsangan yang merugikan (tidak menyenangkan).

7
Sebagai contoh, seorang ibu yang memarahi anaknya
setiap pagi karena tidak membersihkan tempat tidur,
tetapi suatu pagi si anak tersebut membersihkan tempat
tidurnya tanpa di suruh dan si ibu tidak memarahinya,
pada akhirnya si anak akan semakin rajin membersihkan
tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekwensi
sikap kemarahan dari ibunya. Perbedaan mutlak
penguatan negatif dengan penguatan positif terletak pada
penghilangan dan penambahan stimulus yang sama-
sama bertujuan untuk meningkatkan suatu perilaku
yangbaik.

* Penguatan Positif + Stimulus => Perilaku baik

* Penguatan Negatif – Stimulus => Perilaku baik

b) Hukuman (Punishment)

Dalam hukuman juga terdapat pembagian antara positif


dan negatif. Hukuman positif (positive punishment) dimana
sebuah perilaku berkurang ketika diikuti dengan rangsangan
yang tidak menyenangkan, misalnya ketika seseorang anak
mendapat nilai buruk di sekolah maka orangtuanyaakan
memarahinya hasilnya anak tersebut akan belajar lebih giat
untuk menghindari omelan orangtuanya (akan kecil
kemungkinannya anak tersebut akan mendapatkan nilai
jelek).

Hukuman negatif (negative punishment), sebuah perilaku


akan berkurang ketika sebuah rangsangan positif atau
menyenagkan diambil. Sebagai contoh, seorang anak
mendapat nilai jelek akibat terlalu sering bermain-main
dengan temannya dan malas belajar, kemudian anak tersebut
dihukum oleh orangtuanya untuk tidak boleh bermain dengan
teman-temannya selama sebulan, akhirnya anak tersebut

8
tidak akan terlalu sering bermain-main dengan temannya atau
lebih mengutamakan pelajarannya.

2. Teori Belajar : Pendekatan Kognitif

Definisi “Cognitive” berasal dari kata “Cognition” yang


mempunyai persamaan dengan “knowing” yang berarti
mengetahui. Dalam arti yang luas kognition/kognisi ialah
perolahan penataan, penggunaan pengetahuan. Teori belajar
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri.

a. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean


Piaget.

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila


disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta
didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan
tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi
dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan
berbagai hal dari lingkungan. Piaget membagi proses belajar
kedalam tiga tahapan yaitu :

• Asimilasi, Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur


kognitif yang sudah ada.
• Akomodasi, Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke
dalam situasi yang baru.

Proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan


kognitif yang dilalui oleh siswa yang terbagi kedalam empat
tahap, yaitu :

a) Tahap sensorimotor (anak usia lahir-2 tahun)

9
b) Tahap preoperational (anak usia 2-8 tahun)

c) Tahap operational konkret (anak usia 7/8-12/14 tahun)

d) Tahap operational formal (anak usia 14 tahun lebih)

• Ekuilibrasi, Proses penyeimbang asimilasi dan akomodasi.

b. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner

Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat


dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa
yang biasanya digunakan. Menurut Bruner untuk mengajarkan
sesuatu tidak usah menunggu sampai anak mancapai tahap
perkembangan tertentu. Menurut bruner ada 3 tahap dalam
perkembangan kognitif, yaitu :

1) Enaktif : usaha/kegiatan untuk mengenali dan memahami


lingkungan dengan observasi, pengalaman terhadap suatu
realita.

2) Ikonik :siswa melihat dunia dengan melalui gambar-


gambar dan visualaisasi verbal.

3) Simbolik : siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak


yang banyak dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan
penggunaan symbol. Keuntungan belajar menemukan (Free
Discovery Learning): a). Menimbulkan rasa ingin tahu siswa
sehingga dapat memotivasi siswa untuk menemukan
jawabannya; b). Menimbulkan keterampilan memecahkan
masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk
menganalisis dan memanipulasi informasi.

c. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Robert M.


Gagne

Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses


pengolahan informasi dalam otak manusia. Dalam

10
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar.

Pengolahan otak manusia :

• Reseptor (alat indera) : menerima rangsangan dari


lingkungan dan mengubahnya menjadi rangsaangan
neural, memberikan symbol informasi yang diterimanya
dan kemudian di teruskan.
• Sensory register (penempungan kesan-kesan sensoris)
: yang terdapat pada syaraf pusat, fungsinya
menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan
seleksi sehingga terbentuk suatu kebulatan perceptual.
Informasi yang masuk sebagian masuk ke dalam memori
jangka pendek dan sebagian hilang dalam system.
• Short term memory ( memory jangka pendek ) :
menampung hasil pengolahan perceptual dan
menyimpannya. Informasi tertentu disimpan untuk
menentukan maknanya. Memori jangka pendek dikenal
juga dengan informasi memori kerja, kapasitasnya
sangat terbatas, waktu penyimpananya juga pendek.
Informasi dalam memori ini dapat di transformasi dalam
bentuk kode-kode dan selanjutnya diteruskan ke memori
jangka panjang.
• Long Term memory (memori jangka panjang)
:menampung hasil pengolahan yang ada di memori
jangka pendek. Informasi yang disimpan dalam jangka
panjang, bertahan lama, dan siap untuk dipakai kapan
saja.
• Response generator (pencipta respon) : menampung
informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang
dan mengubahnya menjadi reaksi jawaban.

11
3. Teori belajar : Pendekatan Soisial Kognitif

Teori Kognitif Sosial dikembangkan oleh Albert Bandura yang


menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif, dan juga faktor perilaku,
sangat berperan penting dalam pembelajaran. Factor-faktor
tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran.
Teori belajar sosial disebut juga Pembelajaran Observasional.
Pembelajaran. Observasional sering juga dikatakan sebagai
pembelajaran imitasi atau modeling ditunjukkan dengan cara
mengamati dan meniru perilaku orang lain. Imitasi adalah
peniruan (pengkopian) perilaku, yaitu meniru perilaku seseorang,
di mana perilaku orang yang ditiru tersebut merupakan suatu
pola/cara.
Proses pembelajaran menurut teori Bandura, terjadi dalam tiga
komponen yaitu :
1. Perilaku modeling/contoh
Perilaku modeling ialah berbagai perilaku yang dikenal di
lingkungannya. Apabila bersesuaian dengan keadaan diri
pengamat (minat, pengalaman, cita-cita, tujuan, dan
sebagainya) maka perilaku itu akan ditiru.
2. Pengaruh perilaku modeling
Modeling adalah proses belajar dengan mengamati tingkah
laku atau perilaku dari orang lain disekitar kita. Modeling
yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan
proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan
perilaku orang lain kemudian mencontohnya.
3. Proses internal pembelajaran
Proses ini berlangsung dalam diri seorang peserta didik,
Yang meliputi kesehatan fisik/jasmani, bakat, Motivasi serta
cara belajar. Keempat hal ini umumnya berasal dari dalam
diri seorang peserta didik yang mempengaruhi proses
pembeljarannya.

4. Teori Belajar : Pendekatan Kontruktivis

12
Konstruktivis adalah suatu cara pembelajaran yang
menjadikan siswa sebagai pusat di dalam proses pembelajaran
agar dapat mengembangkan dan membangun pengetahuan yang
dimilikinya. Tujuan dari pendekatan Konstruktivisme adalah agar
siswa mampu meningkatkan pengetahuan mereka untuk
membangun sekaligus menemukan hal-hal baru, dan membuat
pembelajaran yang lebih terpusat kepada siswa (student
centered) dalam proses pembelajaran agar lebih mengesankan
dan mudah untuk diingat dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat 2 Tokoh yang sangat berpengaruh besar pada teori
pendekatan sosial kontruktivisme ini yaitu :

- Piaget
Piaget mengungkapkan bahwa dalam pandangan
konstruktivisme, pengetahuan tumbuh dan berkembang
melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam
dan kuat apabila selalu diuji oleh berbagai macam pengalaman
baru.
- Vygotsky
Konstruktivisme ini (Piaget) dikritik oleh Vygotsky karena
menurutnya siswa dalam menjelaskan suatu konsep perlu
memperhatikan lingkungan social. Konstruktivisme ini oleh
Vygotsky disebut konstruktivisme social. Vygotsky lebih lanjut
menekankan bahwa pentingnya interaksi social dengan orang
lain yang punya pengetahuan lebih baik, dengan tujuan agar
anak dapat menjelaskan pengetahuannya sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki orang lain yang memiliki
pengetahuan lebih baik.
Langkah yang dipakai dalam pendekatan kontruktivisme
sebagai berikut. :
• Orientasi, memberi kesempatan kepada siswa
memerhatikan dan mengembangkan motivasi ide terhadap
topik materi pembelajaran.

13
• Elicitasi, tahap ini guru membantu siswa untuk
mengembangkan ide-idenya.
• Rekonstruksi ide, siswa melakukan pengellompokan ide
dengan cara membandingkan ide-idenya dengan ide orang
lain atau teman melalui diskusi.
• Aplikasi ide, siswa menyampaikan hasil penyelidikan dan
temuannya, tahap ini guru menjadi fasilitator dalam
menampung pendapat dari siswa,
• Review atau merevisi gagasan siswa dengan menambah
suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi
lebih lengkap.

C. Pengertian Hasil Belajar, Faktor Yang Mempengaruhi


Indikator-Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau


diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap
sikap, pengetahuan, kecakapan dasar dan perubahan tingkah laku
secara kuantitatif. Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman
yang diperoleh dan menghasilkan prestasi belajar dari siswa secara
keseluruhan dan hal tersebut terjadi karena adanya perubahan
perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan.

1. Indikator Hasil Belajar Siswa

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah


sebagai berikut:

a. Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran


yang di ajarkan, baik secara individual maupun kelompok.
Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan

14
dengan penetapan kriteria Ketuntasan Belajar Minimal
(KKM).
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Indikator-Indikator Hasil


Belajar
a. Faktor Internal

Faktor internal adalah semua faktor yang ada pada diri


seseorang/faktor yang bersumber dari individu, baik jasmaniah
(fisik) maupun rohani (psikis) Faktor yang berasal dari dalam
diri pelajar yang bersifat psikologis, yang di antaranya yaitu:

1. Faktor kesehatan
Kesehatan akan berpengaruh pada proses belajar
seseorang, karena jika dengan kondisi tidak sehat maka
jelaslah akan berpengaruh dalam kosentrasi pada saat
belajar, kurang perhatian, pusing maupun tidak ada
semangat untuk belajar. Sehingga itu kesehatan perlu di
jaga dengan cara yang teratur.
2. Faktor psikologis
Faktor yang berasal dalam diri seperti intelegensi, minat,
bakat, motivasi dan kosentrasi.
• Minat
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu
pernyataan yang menujukan bahwa anak didik lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.
Minat dapat mempengaruhi hasil belajar karena jika siswa
tidak mempunyai minat pada pelajaran yang dipelajari.
Maka tidak ada daya tarik baginya untuk belajar.
• Bakat

15
Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan
yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
atau latihan. Dalam kenyataan tidak jarang ditemukan
seorang individu dapat menumbuhkan dan
mengembangkan bakat bawaannya dalam lingkungan yang
kreatif. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai
prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi perlu latihan,
pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi
agar bakat itu terwujud .
• Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinstik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh
rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan
untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat.
• Kosentrasi
Kosentrasi sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran, jika tidak kosentrasi maka tidak ada
perhatian terhadap apa yang dijelaskan pada saat proses
pembelajaran sehingga tidak ada daya tangkap terhadap
apa yang dijelaskan.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah semua aspek yang berasal dari luar


diri individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor

16
eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang
dikelompokan yakni:

• Faktor keluarga
Lingkungan keluarga akan berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik di mana ia menerima
pengaruh berupa;
➢ Cara orang tua mendidik anak
Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak
acuh terhadap belajar anaknya, di mana tidak
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam
belajar, tidak mengatur waktu belajar bahkan tidak tahu
menahu bagaimana kemajuan belajar anaknya, kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam belajar sehingga
menyebabkan anak dalam belajarnya tidak berhasil. Hal ini
dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang
tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka atau
kedua orang tua memang tidak mencitainya.
➢ Relasi antar anggota keluarga
Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh
dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh
kebencian, sikap yang terlalu keras ataukah sikap yang
acuh tak acuh dan sebagainya.
➢ Suasana rumah
Suasana rumah adalah salah satu faktor penyebab
terhadap rendahnya hasil belajar, jika suasana rumah yang
ramai atau banyak penghuninya itu dapat menyebabkan
anak menjadi bosan bahkan akan mengganggu belajar
anak. Apabila suasana rumah yang aman dan tentram
maka anak akan merasa betah dan dapat belajar dengan
baik.

17
• Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
yakni:
➢ Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang


harus dilalui di dalam mengajar.

➢ Metode Belajar

Dalam pembagian waktu belajar, kadang-kadang siswa


belajar tidak teratur, sehingga itu perlu bagi pelajar secara
teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik,
memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan
meningkatkan hasil belajar.

• Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, di
antaranya: Teman Bergaul.

D. Aspek-Aspek Psikologis Dalam Pembelajaran

Aspek-aspek tesebutlah adalah minat, sikap, motivasi, dan


aktivitas yang timbul atau berkembang dalam proses pembelajaran.

1. Minat

Untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu objek


tertentu. Objek minat ini berada di sekitar lingkungan kehidupa
individu .semakin sering individu berinteraksi dengan objek minat
itu, maka semakin besar kecendrungannya untuk berminat
terhadap objek minat itu.

2. Sikap

18
Sikap sering kali di definisikan sebagai tendensi untuk breaksi
secara secara menyenangkan terhadap sekelompok stimuli yang
di tunjuk.

3. Motivasi

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam


belajar, diantaranya adalah motivasi. Motivasi (motivation)
merupakan suatu kecendrungan untuk bertndak dengan satu cara
tertentu.

4. Kreativitas dan Aktivitas

Kreativitas sebagai proses mengacu pada suatu bentuk


pemikiran dimana individu berusaha menemukan hubungan-
hubngan yang baru, mendapat hubungan, metode atau cara-cara
baru dalam menghadapi suatu masalah. Terdapat banyak
pengertian kreativitas yang internal diantaranya yang
mendefinsikan kreaatifitas dalam dimensi yang dikenal dengan
Fou P’s of Creativity yaitu :

1) Kreativitas dari segi person


2) Kreativitas sebagai suatu proses
3) Kreativitas sebagai press (pendorong)
4) Kreativitas sebagi segi product (hasil)

Kreativitas dari segi peron mengacu pada potensi daya kreatif


yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai proses
mengacu pada suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha
menemukan hubungan-hubngan yang baru, mendapat hubungan,
metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah.
Kreativitas sebagai press merupakan kreativitas yang datang
dalam diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat
untuk berkreasi. Kreativitas dari segi product yaitu segala sesuatu
yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya
dalam berinteraksi dengan lingkungan.

19
Aktivitas yang diberikan kepada siswa harus dipilih dan dipilah
sesuai materi pelajaran yang disajikan. Aktivitas harus menarik
bagi siswa, siswa merasa dibutuhkan dan dapat berguna dimasa
yang akan datang, serta dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

(Sudirman, 2006) membagi aktivitas belajar menjadi 8


kelompok berikut ini :

1) Visual activities (kegiatan-kegiatan visual), misalnya membaca,


memperhatikan, percobaan, demontrasi, mengamati pekerjaan
orang lain dan sebagainya.
2) Oral activities (kegiatan-kegiatan lisan), misalna menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan
pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan
sebaginya
3) Listening activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan),
misalnya mendengarkan uraian/penyajian, percakapan, pidato,
diskusi kelompok, dan sebagainya
4) Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis) misalnya menulis
cerita, menyalin laporan, karangan membuat rangkuman,
mengerjakan tes, membuat angket dan sebagainya.
5) Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar). Misalnya
menggambar membuat grafik, chart, diagram, peta, pola, dan
sebagainya.
6) Motor activities (kegiatan-kegiatan gerak), misalnya melakukan
percobaan, membuat konstruksi mereparasi, melaksanakan
pemeran, membuat model, penyelenggaraan permainan,
menari, berkebun, dan sebagainya
7) Mental activities (kegiatan-kegiatan mental), misalnya
merenungkan, menanggapi, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, melihat hubungan-hbungan,
mengambil keputusan dan sebagainya

20
8) Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosiaonal), misalnya
menaruh minat, membedakan, merada bosan, gembira, berani,
tenang, gugup dan sebagainya.

21
BAB III

PENUTUP

➢ Kesimpulan

1. Belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan


tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Teori belajar dalam aplikasinya sering digunakan sebagai dasar
pertimbangan untuk membantu siswa mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
• Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon.
• Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari
pada hasil belajar itu sendiri.
• Teori sosial kognitif dikembangkan oleh Albert Bandura yang
menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif, dan juga faktor
perilaku, sangat berperan penting dalam pembelajaran.
• Teori konstruktivis adalah suatu cara pembelajaran yang
menjadikan siswa sebagai pusat di dalam proses
pembelajaran agar dapat mengembangkan dan membangun
pengetahuan yang dimilikinya.
3. Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh
dan menghasilkan prestasi belajar dari siswa secara
keseluruhan dan hal tersebut terjadi karena adanya perubahan
perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai
dengan tujuan pendidikan.
4. Aspek psikologis peserta didik yang tidak bisa diabaikan atau
dengan kata lain harus mendapat perhatian atau perlu
diketahui. Aspek-aspek tesebutlah adalah minat, sikap,
motivasi, dan aktivitas yang timbul atau berkembang dalam
proses pembelajaran.

22
➢ Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa


dalam pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari
substansi materi yang di bahas. Saran yang dapat penulis
sampaikan terkait dengan makalah ini yaitu mengingat betapa
pentingnya metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar
maka penulis menyarankan agar perlu di pelajari dan diterapkan
dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan lain,


oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam
memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah iani
bermanfaat khususnya untuk tim penulis dan para pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Riswan Jaenudin, dan Dewi Karyati, 2017, Analisis Faktor


Penyebab Rendahnya Hasi; Belajar Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di SMA 15 Negri Palembang, Jurnal Provit, 4(1),
3-7

Dayah: Journal of Islamic Education Vol. 3, No. 2, 250-270, 2020

Drs. Ardi, M,. Si, Arief Muttagiin, M. Pd, 2020, Metodologi


Pembelajaran Strategi Pendekatan Model Metode Pembelajaran,
Malang:CV IRDH.

Dr. Haslinda, M. Ikom. 2019. ClassicalConditioning. Jurnal Network


Media. 2(1) : 87-96

Nurhadi. 2020. Transformasi Teori Kognitivisme Dalam Belajar &


Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Sains. 2(1) : 19-21

Nuur Rahmasari, Dewi. Penerapan Teori Belajar Behavioralisme


Dalam Pembelajaran Matematika
Keuangan.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://id.scribd.com/document/410044681/artikel-dewi-nr-
pdf&ved=2ahUKEwjG44fezMLvAhWE7XMBHWMkC1MQFjAAegQIA
xAC&usg=AOvVaw0yNAtVN9O62FDQ4eYpqKIt Diakses 18 Maret
2021

Pendidikan Profesi Guru (PPG). 2019. Modul Teori Belajar dan


Pembelajaran.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&
url=http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-
content/uploads/2019/06/MODUL-TEORI-BELAJAR-DAN-
PEMBELAJARAN.pdf&ved=2ahUKEwiU5fmmysLvAhXt8XMBHSAO
ACsQFjAdegQIKxAC&usg=AOvVaw3q2RgLpvI8ssAlPvl6R_d4
Diakses pada 18 Maret 2021

Rohmalia Wahab.2016. Psikologi Belajar,Jakarta: Rajawali Pers

24
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya,Jakarta:PT. Rineka Cipta

Santrock, J. 2018. EducationalPsychology : TheoryAndApplication To


FitnessAndPerfomance. New York: McGraw-Hill Education.

Sugiarto, Toto, 2020, E-Learning Berbasis Schoology Tingkatan Hasil


Belajar Fsika, CV, Mine

25

Anda mungkin juga menyukai