Anda di halaman 1dari 23

KONSEP BELAJAR, PEMBELAJARAN,

KREATIF, DAN PEMBELAJARAN KREATIF

Dosen Pengampu : Ibu Nurhairanini, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

GLORI TOGUMA SIRAIT (1182111052)


YULANDA FATHIRA SIMAMORA (1183111064)
RINI NOVITA SARI MANIK (1183111068)
ARYA NOVANTO SINAGA (1183111076)

DIK REGULER D 2018


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmatNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
isinya yang sangat sederhana. Kami berterima kasih kepada dosen pengampu yang
telah memberikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses
pemahaman tentang pembelajaran dalam profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca
dan dosen pengampu untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................... ..................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................................................................

A. Konsep Belajar ............................................................................................................................


1.1. Pengertian Belajar ................................................................................................................
1.2.Jenis-Jenis Belajar .................................................................................................................
1.3. Teori-Teori Belajar...............................................................................................................
B. Pembelajaran ...............................................................................................................................
2.1.Pengertian Pembelajaran .......................................................................................................
2.2.Jenis-Jenis Pembelajaran .......................................................................................................
2.3.Prinsip-Prinsip Pembelajaran ................................................................................................
C. Pembelajaran Kreatif ...................................................................................................................
3.1. Pengertian Pembelajaran Kreatif..........................................................................................

BAB III : PENUTUP ..............................................................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah suatu aktivitas atau suatu proses mengajar dan
belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru
dan peserta didik. Undang undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyatakan: “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Memperhatikan makna belajar dan pembelajaran tersebut dapatlah


dipahami bahwa pembelajaran adalah membelajarkan peserta didik dengan
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran dapat mengubah peserta didik
dalam agar menumbuhkembangkan kesadaran mereka untuk belajar sehingga
pengalaman yang diperolehnya terlibat dalam proses pembelajaran itu dapat
dirasakan manfaatnya secara langsung. Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan
guru untuk dapat mengerti, memahami, dan menghayati berbagai hal yang
berhubungan dengan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya prinsip-prinsip
pembelajaran.

Makalah ini akan membahas tentang konsep belajar, pembelajaran, dan


pembelajaran kreatif yang sangat diperlukan oleh para guru dan peserta didk
dalam rangka kelangsungan pembelajaran yang efektif dan efesien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian belajar?
2. Apa saja jenis-jenis belajar?
3. Apa saja teori-teori dalam belajar?
4. Apa itu pengertian pembelajaran?
5. Apa saja jenis-jenis pembelajaran?
6. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran?
7. Apa itu pembelajaran kreatif?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian belajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis belajar.
3. Untuk mengetahuiteori-teori dalam belajar.
4. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis pembelajaran.
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran.
7. Untuk mengetahui pembelajaran kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP BELAJAR

1.1. Pengertian Belajar


Definisi belajar menurut KBBI adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.

Pengertian konsep belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku


didalam diri manusia. Menurut Slameto, (2010:2) berpendapat bahwa “konsep
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.“

Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (Ngalim Purwanto, 2007: 84),


Konsep belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, yang diambil dari masing-


masing para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu
proses perubahan tingkah laku manusa menuju arah yang lebih baik sebagai hasil
pengalaman dan latihan. Perubahan yang berdasarkan pengalaman dan bisa
disebabkan karena membaca, melihat, mendengar, merencanakan, melaksanakan
penilaian, mencoba menganalisis, atau memecahkan semua yang pernah dialami
dan yang dihadapinya, selama proses belajar tersebut berlangsung.
1.2. Jenis – Jenis Belajar
Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar, para ahli
umumnya mengemukakan delapan jenis belajar berikut (Saodih & Surya, 1971;
Syah 1995; Effendi & Praja, 1993).

1. Belajar Abstrak (Abstract Learning)

Belajar abstrak pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan cara –


cara berpikir abstrak. Tujuannya ialah memperoleh pemahaman serta pemecahan
yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal – hal yang abstrak peranan akal atau
prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Termasuk dalam jenis ini, misalnya,
belajar tauhid, astronomi, kosmografi, kimia, dan amtematika.

2. Belajar Keterampilan (Skill Learning)

Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan


memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan – gerakan
motorik. Dalam belajar jenis ini, proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat
diperlukan. Misalkan belajar cabang – cabang olah raga, melukis, memperbaiki
benda – benda elektronik. Bentuk belajar keterampilan ini disebut juga latihan
atau training.

3. Belajar Sosial (Social Learning)

Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan


pemahaman terhadap masalah – masalah sosial, penyesuaian terhadap nilai – nilai
sosial dan sebagainya. Termasuk belajar jenis ini misalnya belajar memahami
masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik antaretnis atau antarkelompok,
dan masalah – masalah lain yang bersifat sosial.
4. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk


memperoleh keterampilan atau kemampuan memecahkan berbagai masalah secara
logis dan rasional. Tujuannya ialah memperoleh kemampuan atau kecakapan
kognitif guna memecahkan masalah secara tuntas. Untuk itu, kemampuan individu
dalam menguasai berbagai konsep, prinsip, serta generalisasi, amat diperlukan.

5. Belajar Rasional (Rational Learning)

Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir


secara logis atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya ialah memperoleh beragam
kecakapan menggunakan prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Jenis belajar ini
berkaitan erat dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional,
individu diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu
kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan
strategi akan sehat, logis, dan sistematis.

6. Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru untuk


perbaikan kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan
perintah, keteladanan, serta pengalaman khusus, juga menggunakan hokum dan
ganjaran. Tujuannya agar individu memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan
baru yang lebih tepat dan lebih positif, dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang
dan waktu atau bersifat kontekstual.
7. Belajar Apresiasi (Appreciation Learning)

Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belajar mempertimbangkan nilai


atau arti penting suatu objek. Tujuannya agar individu memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (effective skills), dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat, arti penting objek tertentu, misalnya
apresiasi sastra, apresiasi musik, dan apresiasi seni lukis.Dalam mengapresiasi
mutu karya sastra, misalnya, seorang individu perlu mengetahui “hakikat
keindahan” (estetika) di samping mengetahui hal – hal lain, seperti bentuk
ungkapan, isi ungkapan, bahasa ungkapan, dan nilai ekspresinya.Bidang studi
agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangan apresiasi
individu. Misalnya dalam hal seni baca tulis Al – Quran.

8. Belajar Pengetahuan (Study)

Belajar pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar untuk memperoleh


sejumlah pemahaman, pengertian, informasi, dan sebagainya. Belajar pengetahuan
juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai
materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi atau penelitian dan
eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar individu memperoleh atau
menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu, yang
biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,
misalnya dengan menggunakan alat – alat laboratorium dan penelitian lapangan.

1.3. Teori – Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori


belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori
belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek
objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar
sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide
baru atau konsep.

1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,


mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif
ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang
telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner,


dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang
berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki
pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau
penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik
memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan


dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan
hidup yang berbudaya modern.Konstruktivisme merupakan landasan berfikir
(filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan


masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena
mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih
pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
B. PEMBELAJARAN

2.1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan menjadikan


orang atau makhluk hidup belajar. Menurut undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran.

Sedangkan dikutip dari laman wikipedia, dinyatakan bahwa pengertian


pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Secara umum pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antara


peserta didik/siswa dengan pendidik/guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, definisi pembelajaran adalah proses untuk membantu


peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Atau mudahnya usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu tertentu dan karena adanya usaha.

Proses pembelajaran pada awalnya mengharuskan guru untuk mengetahui


kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain
sebagainya. kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama yang sangat penting dalam penyampaian
bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Ciri–ciri pembelajaran menurut Sugandi, dkk (2000:25) diantaranya adalah :

 Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;


 Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar;
 Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa;
 Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik;
 Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa;
 Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara
fisik maupun psikologis.

Pengertian pembelajaran menurut para ahli


Dan untuk lebih jelasnya dalam memahami definifi pembelajaran yang
benar, simak pendapat dan penjelasan mengenai apa itu arti pembelajaran versi
beberapa ahli pendidikan :

Gagne dan Briggs (1979:3), Pengertian pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Gagne (1977), Pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa


eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat
internal.

Munif Chatib, Pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara guru
sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.

Sugandi, dkk (2004:9), Menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata


“instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instructions
(dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru
yang disebut teacing atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal
prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip
pembelajaran.

Syaiful Sagala (61: 2009), Pengertian pembelajaran adalah “membelajarkan


siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik.,
sedangkan belajar oleh peserta didik.

Knowles, Pengertian pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik


untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.2. Jenis – Jenis Pembelajaran


Jenis pembelajaran yang pertama adalah pembelajaran secara langsung
atau biasa kita sebut dengan pembelajaran konvensional atau metode ceramah.
Pembelajaran ini merupakan jenis pembelajaran yang paling banyak digunakan di
Indonesia di mana seorang tenaga pendidik menyampaikan materi pembelajaran
kepada para peserta didiknya secara langsung. Di sini memiliki ciri utama yakni
tenaga pendidik memiliki peranan yang lebih dominan dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.

Jenis pembelajaran yang selanjutnya adalah pembelajaran interaktif.


Perbedaan utama antara pembelajaran interaktif ini dengan pembelajaran ceramah
adalah terletak pada penekanan interaksi yang lebih ditekankan antara tenaga
pendidik kepada para peserta didiknya. Di sini tenaga pendidik tetap
menyampaikan materi pembelajaran seperti pada jenis pembelajaran ceramah,
tetapi ada kalanya memberikan pertanyaan atau memberikan kesempatan kepada
para peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya. Sehingga diharapkan para
peserta didik akan lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Jenis pembelajaran konstrukstivisme. Pembelajaran jenis ini lebih


menekankan pada pembangunan situasi pembelajaran yang kondusif pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dengan jenis ini, orientasi
pembelajaran lebih ditekankan pada peserta didik di mana seorang tenaga
pendidik hanya memiliki peranan sebagai penggerak yang memberikan instruksi
dan mengarahkan kegiatan pembelajaran supaya berjalan kondusif. Sedangkan
peranan utama atau yang lebih aktif dalam jenis pembelajaran yang satu ini adalah
para peserta didik itu sendiri.

Jenis pembelajaran yang keempat adalah pembelajaran Inkuiri. Pada


pembelajaran ini lebih menekankan pada peserta didik untuk lebih aktif
melakukan pengamatan dan penganalisisan tentang fenomena-fenomena yang
terjadi yang jawabannya belum diketahui sebelumnya. Jenis pembelajaran ini
sering kali disebut pembelajaran proses.
2.3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Memang, prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang


wajib diketahui para pengajar sehingga mereka bisa memahami lebih dalam
prinsip tersebut dan seorang pengajar bisa membuat acuan yang tepat dalam
pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih
efektif serta bisa mencapai target tujuan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
apa saja prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, sebaiknya simak ulasan berikut :

1. Prinsip motivasi dan perhatian

Dalam sebuah proses pembelajaran, di sini perhatian sangatlah berperan


penting sebagai awalan dalam memicu kegiatan belajar. Sementara motivasi
memiliki keterkaitan dengan minat siswa, sehingga mereka yang mempunyai
minat tinggi terhadap mata pelajaran tertentu juga bisa menimbulkan motivasi
yang lebih tinggi lagi dalambelajar.

2. Prinsip keaktifan

Pada hakikatnya belajar itu merupakan proses aktif yang mana seseorang
melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku dan pemikiran menjadi lebih baik.

3. Prinsip berpengalaman atau keterlibatan secara langsung

Jadi prinsip ini erat kaitannya dengan prinsip aktivitas di mana masing-
masing individu haruslah terlibat langsung untuk merasakan atau mengalaminya.
Adapun sebenarnya di setiap kegiatan pembelajaran itu haruslah melibatkan diri
kita secara langsung.

4. Prinsip pengulangan

Prinsip pengulangan di sini memang sangatlah penting yang mana teori


yang bisa kita jadikan petunjuk dapat kita cermati dari dalil yang di kemukakan
Edward L Thorndike mengenai law of learning.
5. Prinsip tantangan

Penerapan bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang seperti
halnya mengandung permasalahan yang harus dipecahkan, maka para siswa pun
juga akan tertantang untuk terus mempelajarinya.

6. Prinsip penguat dan balikan

Kita tahu bahwa seorang siswa akan lebih semangat jika mereka
mengetahui serta mendapatkan nilai yang baik. Terlebih lagi jika hasil yang
didapat sangat memuaskan sehingga itu bisa menjadi titik balik yang akan sangat
berpengaruh untuk kelanjutannya.

7. Prinsip perbedaan individual

Proses belajar masing-masing individu memang tidaklah sama baik secara


fisik maupun psikis. Untuk itulah di dalam proses pembelajaran mengandung
penerapan bahwa masing-masing siswa haruslah dibantu agar lebih memahami
kelemahan serta kekuatan yang ada pada dirinya dan kemudian bisa mendapatkan
perlakuan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing.
C. KREATIF

3.1. Pengertian Kreatif

Pengertian kreatif menurut KBBI adalah memiliki daya cipta; memiliki


kemampuan untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan
yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi.

Antara kreatif dan kreativitas

Kreatif itu adalah kata sifat (adjective). Ini artinya kreatif adalah sebuah
kata untuk menerangkan sesuatu/seseorang (kata benda atau kata ganti).

Adapun kata kreativitas itu adalah kata benda, yang artinya sama
kemampuan untuk mencipta.

Pengertian kreatif menurut para ahli

1. Arti kreatif menurut Hobkenz (1937): Diri seseorang yang melakukan respon
ketika dipengaruhi secara mendalam dan enerjik. Menurut Hobkenz kreatif adalah
sikap yang dimiliki seseorang atau individu, yaitu sikap menanggapi sesuatu.

2. Pengertian kreativitas menurut Heart (1950): Sebuah kekuatan yang tersimpan


pada diri manusia. Berdasarkan Heart, kekuatan ini didasarkan pada asas cinta,
kebebasan berekspresi yang ditemukan pada diri manusia.

3. Definisi kreatif menurut Anderos (1961): Salah satu sifat manusia yang
didasarkan atas proses yang dilalui seseorang di tengah-tengah pengalamannya
sehingga menyebabkan ia memperbaiki dan mengembangkan dirinya.
4. Kreativitas berdasarkan Frome (1959): Frome membagi kreativitas menjadi dua
bagian, yaitu:

a. Kreatif yaitu salah satu gaya atau sifat pada diri seseorang dilihat dari cara ia
melihat hal-hal lama sebagai sesuatu yang baru, menerima kehidupan dengan
berbagai sikap berbeda.Ia merespon kehidupan dengan sikap yang baru dan
orisinil.

b. Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan hasilnya


dapat dilihat, didengar, atau dirasakan oleh orang lain.

5. Definisi kreativitas menurut Mirreshtine (1955): kreativitas yaitu suatu proses


yang mengandung pengetahuan yang detail mengenai suatu bidang dan
cakupannya (pengetahuan dasar, data teoretis, dan lain lain) serta melakukan
eksperimen atas data tersebut, kemudian menyampaikan hasilnya kepada orang
lain.

6. Makna kreativitas oleh Torrance (1962): kreativitas merupakan suatu proses


yang mengandung sensifitas terhadap problematika atau kesulitan dalam bidang
apapun, kemudian menyusun dan mengolah sebagian pemikiran/data-data teoretis,
lalu menguji kebenaran data-data tersebut untuk mengatasi problematika atau
kesulitan itu, dan terakhir menyampaikan hasil yang dicapai kepada orang lain.

7. Makna kreativitas menurut Smith (1959): kreativitas adalah perwujudan


kemampuan untuk menciptakan hubungan antar sesuatu.

8. Berdasarkan pendapat Havvel (1962) arti kreatif adalah sebuah kemampuan


untuk membuat komposisi atau sistem yang baru.

9. Guilford (1957) berpandangan bahwa kreatif yaitu kumpulan sistem dari


beberapa kemampuan nalar yang sederhana. Kemampuan yang dimaksud Guilford
adalah kelancaran berbicara, kecepatan berpikir, keluwesan spontanitas, dan
orisinalitas.

10..Taylor dan Holland (1963) memperkuat pandangan Guilford dengan


menyebutkan beberapa faktor nalar terpenting ysng turut andil dalam
menumbuhkan sifat kreatif atau membangkitkan kreativitas, diantaranya adalah
orisinalitas, fleksibilitas langkah, kecepatan berpikir, kecepatan berekspresi,
menemukan korelasi yang tepat, kelancaran berbicara, sensitif terhadap problema
yang ada.

D. PEMBELAJARAN KREATIF

1.1. Pengertian Pembelajaran Kreatif


Pembelajaran kreatif (Creative Learning) merupakan proses pembelajaran
yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa
metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja kelompok, pemecahan masalah
dan sebagainya.

Secara etimologi kata pembelajaran diderivasi dari kata ajar yang


mempunyai arti petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau
dituruti. Sedang pembelajaran sendiri mempunyai arti proses, cara, perbuatan
mengajar. Sedangkan dalam arti terminologi pembelajaran menurut Dimyati dan
Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Sagala adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain konstruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 dikatakan bahwa Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumberbelajar pada
suatu lingkungan belajar.

Dari beberapa definisi tersebut, Indrawati dan Wanwan Setiawan


mendefinisikan pembelajaran kreatif sebagai pembelajaran yang menstimulasi
siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar
yang ada. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar
melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan
dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara
kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan
kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif
juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.

Pembelajaran kreatif mengharuskan guru untuk mampu merangsang peserta


didik memunculkan kreatifitas, baik dalam konteks kreatif berfikir maupun dalam
konteks kreatif melakukan sesuatu. Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan
imajinatif namun rasional. Berfikir kreatif selalu berawal dari berfikir kritis yakni
menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki
sesuatu yang sebelumnya tidak baik. Tak seorangpun akan mengingkari bahwa
kemampuan dan ciri-ciri kepribadian sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh
oleg faktor lingkungan seperti keluwarga dan sekolah. Kedua lingkungan
pendidikan ini dapat berfungsi sebagai pendorong (press) dalam pengembangan
kreatifitas anak
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,


sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku mental karena
adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.Pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat,
serta Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.Dalam
upaya menjalankan pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang
dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap
guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan
yang lain.

B. SARAN

Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa
harus meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung.
Dan bagi seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih
baik lagi, ketika pembelajaran berlangsung. Diharapkan kepada pembaca
mengerti pengertian belajar, pembelajaran, dan kreatif. Untuk itu cara
pengajarannya pun harus yang menarik agar tidak membuat siswa
jenuh.Untuk itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya
bila ada kesalahan dalam penyusunan, kiranya pembaca dapat memberi
kritik dan saran yang membangun demi keberhasilan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/pengertian-belajar/

http://www.areabaca.com/2014/06/jenis-jenis-pembelajaran.html?m=1

http://fkmmu.blogspot.com/2011/12/makalah-metode-pembelajaran-
kreatif.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai