Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pembentukan sikap”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagi
mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi D III Keperawatan Rustida Krikilan Adapun makalah
ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku. Dalam penyusunan makalah ini
tentunya tidak lepas dai adanya bantuan pihak tertentu. Oleh karena itu, kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa askep ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya serta
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan
dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan penulisan................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
A. Pengertian sikap.................................................................................................................5
B. Komponen sikap................................................................................................................5
C. Klasifikasi sikap.................................................................................................................6
D. Ciri-Ciri sikap....................................................................................................................6
E. Fungsi sikap.......................................................................................................................6
F. Pembentukan sikap............................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Sikap
adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.
Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi. Pembahasan
yang berkaitan dengan psikologi hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu
maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Banyak kajian dilakukan
untuk merumuskan pengertian sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya.
Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang disiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasikan melalui pengalaman
serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik / tindakan
(Notoatmodjo, 2003).
B. Rumusan masalah
Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka permasalahan materi ini
adalah :
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau Obyek Psikologi (Soekidjo N, 2003). Obyek psikologi di sini meliputi : simbol,
kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Newcomb dalam Notoatmodjo (2003)
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas,
akan tetapi adalah merupakan pre-disposisi tindakan atau perilaku.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek, memihak / tidak
memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi)
dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya
(Saifudin A, 2005).
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat -
pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan dalam diri manusia
yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan
tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu
sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
obyek atau situasi.
B. Komponen sikap
Sikap seseorang ditentukan oleh kepuasan yang dirasakan sesuai harapannya. Konsep
sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Kemudian menurut Azwar
(2005), komponen-komponen sikap adalah
1. Kognitif
Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang selanjutnya diproses
menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.
2. Afektif
Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu obyek, secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.
3. Konatif
Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.
C. Klasifikasi sikap
1. Sikap dapat pula diklasifikasikan menjadi sikap individu dan sikap social (Gerungan, 2000).
2. Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap
obyek sosial, dan biasanya dinyatakan oleh sekelompok orang atau masyarakat.
3. Sikap individu, adalah sikap yang dimiliki dan dinyatakan oleh seseorang.
D. Ciri-Ciri sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo (2003) adalah :
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan
itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
2. Sikap dapat berubah - ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada
seseorang bila terdapat keadaan - keadaan dan syarat - syarat tertentu yang mempermudah
sikap pada orang tersebut.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu
obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan
dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tersebut.
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki
orang.
E. Fungsi sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010) sikap mempunyai beberapa fungsi,
yaitu:
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap dapat pula
dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami perubahan.
Sesuai yang dinyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956), bahwa sikap dapat berubah
karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar, sikap tidaklah
terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam
interaksi manusia berkenaan dengan objek teretntu (Hudaniah, 2003).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain:
1. Faktor internal
Yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua
yang datang akan diterima atau ditolak.
a. Faktor Genetik dan Fisiologik
Faktor ini berperan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi – kondisi
fisiologik.
Misalnya waktu masih muda, individu mempunyai sikap negatif terhadap obat-obatan,
tetapi ia menjadi biasa setelah menderita sakit sehingga secara rutin harus
mengkonsumsi obat – obatan tertentu.
b. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama
berbekas. Menurut Oskamp, dua aspek yang secara khusus memberi sumbangan dalam
membentuk sikap. Pertama adalah peristiwa yang memberikan kesan kuat pada
individu (salient incident), yaitu peristiwa traumatik yang merubah secara drastis
kehidupan individu, misalnya kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan. Kedua
yaitu munculnya objek secara berulang - ulang (repeated exposure). Misalnya, iklan
kaset musik. Semakin sering sebuah musik diputar di berbagai media akan semakin
besar kemungkinan orang akan memilih untuk membelinya.
c. Kebudayaan
d. Faktor Emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi
seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu
begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten
dan lebih tahan lama. Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair)
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu keadaan – keadaan yang ada di luar individu yang merupakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
a. Pengaruh orang tua
Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya. Sikap orang tua
akan dijadikan role model bagi anak-anaknya. Misalnya, orang tua pemusik, akan
cenderung melahirkan anak-anak yang juga senang musik.
b. Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat
Pada umumnya, individu bersikap konformis (sesuai) atau searah dengan sikap orang
orang yang dianggapnya penting. Ada kecenderungan bahwa seorang individu berusaha
untuk sama dengan teman sekelompoknya. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang
yang dianggap penting tersebut. Misalnya seorang anak nakal yang bersekolah dan
berteman dengan anak - anak santri kemungkinan akan berubah menjadi tidak nakal
lagi.
c. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila
cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. Misalnya, media massa banyak digunakan
oleh partai politik untuk mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan umum.
d. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam
pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara
sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
keagamaan serta ajaran - ajarannya.
H. Sikap positif dan negative
Dalam pergaulan sehari - hari kita dapat menemukan dua sikap/perilaku, yaitu perilaku
positif dan perilaku negatif. Orang yang memiliki sikap negatif umumnya perilakunya tidak
menyenangkan dan membuat orang lain merasa tidak betah bersamanya. Ia cenderung
merugikan orang lain. Sebaliknya orang yang memiliki sikap positif umumnya kehadirannya
didambakan, menyenangkan, dan orang merasa betah bersamanya. Kehadirannya cenderung
menguntungkan berbagai pihak. Sikap positif mendukung hidup bersamanya.
Menurut Heri Purwanto (1998:63), sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif:
Secara ringkas, sikap positif artinya perilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat.Sedangkan sikap negatif ialah sikap yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat
atau bahkan bertentangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah di jelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dari
diri individu atau dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek
situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk
merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Pembentukap sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi
antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Sikap dapat pula
dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami perubahan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA