Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu: Ns. Ince Kaimuddin, S.Kep.,M.Kes
Oleh:
KELOMPOK 6
• Rabiah
• Syifa Salsabila
• Syahrini
• Putri
• Anjani. A
• Nurazizah Sainal
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar.
Selama penyusunan makalah ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut
dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu selama penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Suhu Tubuh?
2. Apa Macam-Macam Suhu Tubuh?
3. Bagaimana Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh?
4. Bagaimana Keseimbangan Suhu Tubuh?
1
5. Apa Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit?
6. Apa Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Suhu Tubuh
2. Mengetahui Macam-Macam Suhu Tubuh
3. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
4. Mengetahui Keseimbangan Suhu Tubuh
5. Mengetahui Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
2
BAB II
PEMBAHASAN
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan
adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu
dengan valid.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik
itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya
energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut
temperatur yang diukur dengan alat termometer.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setlap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu,
yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dan titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.
Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan
pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun
panas (Harold S. Koplewich, 2017). Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres
3
dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat
kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan
selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2015). Dalam postingan
kali ini, kita akan berfokus pada penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya
menurunkan suhu tubuh.
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu intl (core temperatur),
yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen,
dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain
itu, ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit,
jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai
40°C.
a. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan
antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 - 40,0 °C.
b. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang
dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh.
Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan
mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
4
c. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara
manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
d. Emosi
Saat emosi tidak setabil misalnya dalam keadaan marah akan menyebabkan
meningkatnya suhu tuhuh. Sedangkan apatis dan depresi menyebabkan menurunya
suhu tubuh.
e. Waktu
Bervariasi 1,1-1,6 C
f. Jenis Kelamin
Wanita biasanya Iebih baik dalam mengisolasi panas dan menjaga suhu internal.P
eningkatan progesteron selama ovulasi menyebabkan perubahan suhu sekitar 0,3-0,5 C.
Panas secara terus menerus di hasilkan dalam tubuh sebagai efek hasil metabolisme
dan panas secara terus menerus di buang di lingkungan sekitar. Pembentukan panas akan
sesui dengan laju hilangnya panas pada orang yang mempunyai keseimbangan panas.
5
E. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
a. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang infra merah yang dipancarkan dan tubuh memiliki panjang
gelombang 5-20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada
gerakan molekul.
Sebagian besar energi pada gerakan mi dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara
lebih dingin dan kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi
sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan
udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dan suhu tubuh.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda
yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan
suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dan pada paparan dengan udara, dan
sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara
efektif terus menerus.
c. Evaporasi
vaporasi ( penguapan air dan kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450—600 mI/han. Hal ini menyebabkan kehilangan
panas terus menerus dengan kecepatan 12—16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat
dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan system pernafasan.
d. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya
pada waktu dingin udara yang dilkat/dilekat pada tubuh akanàmenjadi dipanaskan
6
(dengan melalul konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang Iebih
dingin.
c. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia.
Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Hipertermiamalignan adalah kondisi bawaan tidak dapat
mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-
obatan anastetik tertentu.
d. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat stroke,
7
kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko
termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit
kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah
orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik, diuretik, amfetamin, dan antagonis
reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan oiahraga atau kerja yang
berat (mis. atiet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk
gamang, konfusi, delirium, sangat haus, muai, kram otot, gangguan visual, dan bahkan
inkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dan 40,5°C
mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dan semua organ tubuh. Tanda vital
menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak
mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap
keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil
tidak reaktif. Terjadi kerusakan neurologis yang permanen kecuali jika tindakan
pendinginan segera dimulai.
e. Hipotermia
Tingkatan hipotermia
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami
8
hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan,
dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan
berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan kehilangan panas
ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecendrungannya menurunkan kehilangan
panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi - konveksi
sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/355/6/6.%20BAB%201.pdf
https://id.scribd.com/document/376243098/Makalah-Keseimbangan-Suhu-Tubuh#
https://www.academia.edu/45063292/MAKALAH_Keseimbangan_suhu_tubuh_
11