Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

Dosen Pembimbing :
Ririn Nasriati,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
1) Denaya Al Ghisa N.F. (22613511)
2) Nur Alfi Wahidatul H (22613500)
3) Elvi Nurhaliza (22613523)
4) Happy Amanda P. (22613512)
5) Andida Jalu Kusuma (22613530)

PRODI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo No.10, Ronowijayan, Kec. Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63471
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kelimpahan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan
dasar kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada gangguan keseimbangan suhu tubuh”.

Tidak lupa juga, kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu kami Ibu
Ririn Nasriati,S.Kep,Ns,M.Kes. yang telah mengajari serta membimbing kami memberi
arahan dan pemahaman dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga tugas makalah
keperawatan dasar kami dapat selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa, ucapan terimakasih
juga kami haturkan pada teman-teman kami yang telah membantu dan mendukung dalam
proses pengerjaan tugas makalah ini.

Tugas makalah keperawatan dasar kami ini, memuat tentang asuhan keperawatan pada
gangguan keseimbangan suhu tubuh.

Kami menyadari bahwa didalam kami menyusun tugas makalah keperawatan dasar ini,
masih banyak mengalami kekurangan dan kesalahan, karena keterbatasan kami. Maka dari itu
kami sebagai penyusun meminta maaf yang sebesar-besarnya karena kami belum bisa
menyusun makalah kami dengan sempurna, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................
C. Metode Penulisan....................................................................................................
D. Sistematika Penulisan..............................................................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
A. Konsep Dasar dan Kebutuhan Dasar.......................................................................
B. Proses Keperawatan.................................................................................................
1. Pengkajian...................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................
3. Perencanaan.................................................................................................
4. Implementasi...............................................................................................
5. Intervensi.....................................................................................................
6. Evaluasi.......................................................................................................
BAB III : TINJAUAN KASUS.........................................................................................
A. Gambaran Kasus......................................................................................................
B. Pengkajian...............................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................................
D. Perencanaan.............................................................................................................
E. Implementasi...........................................................................................................
F. Intervensi.................................................................................................................
G. Evaluasi...................................................................................................................
BAB IV : PENUTUP.........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa muda dan lingkungan dengan suhu berubah-ubah dapat berpengaruh terhadap
Kesehatan terutama dapat mengalami gangguan keseimbangan suhu tubuh,ditambah lagi
dengan banyaknya perilaku tidak sehat dari individu itu sendiri.Hal tersebut yang bisa
membuat seseorang mengalami gangguan keseimbangan suhu tubuh.Gangguan
keseimbangan suhu tubuh ini dapat berupa hipotermi / suhu tubuh seseorang berada di bawah
normal,ada juga hipertermi,dimana hipertermi ini merupakan suatu keadaan suhu tubuh
seseorang berada di atas normal.Berdasarkan hal diatas maka perawat mengangkat diagnose
keperawatan yang berbunyi “ Gangguan keseimbangan suhu tubuh “. Setelah diangkat
diagnose tersebut barulah peran perawat dibutuhkan dalam mengatasi masalah keseimbangan
suhu tubuh.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengertian suhu tubuh
b) Untuk mengetahui konsep dasar suhu tubuh
c) Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan pada pasien gangguan
keseimbangan suhu tubuh

C. Metode Penulisan
Data yang dikemukakan dari makalah ini diperoleh dari buku-buku sumber yang
berhubungan dengan materi dan wawancara dengan narasumber berkompeten
D. Sistematika Penulisan
Asuhan Keperawatan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. BAB PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang,tujuan penulisan,metode penulisan,dan sistematika
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi konsep dasar dan kebutuhan dasar dan proses keperawatan
3. BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi gambaran kasus,pengkajian,diagnose
keperawatan,perencanaan,implementasi,intervensi,dan evaluasi.
4. BAB IV PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
1. Pengertian suhu tubuh

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain: normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali
berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh
manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan. diperlukan regulasi suhu tubuh.Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang
terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan
balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh
dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh
meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakuan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan
produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada
titik tetap. Keseimbangansuhu tubuh dapat di ukurantara panas yang di hasilkan oleh
tubuh dan panas yang dikeluarkan oleh tubuh yang dapat di ukur oleh satuan unit
panas yang biasa disebut "derajat". Panas tubuh yang dihasilkan oleh tubuh melalui
exercise dan hasil metabolisme tubuh, sedang kanpanas tubuh dapat hilang melalu
kulit, paru paru dan produk sisa melalui proses radiasai, konduksi, konveksi,
efaporasi.Suhu tubuh terdapat dua macam yaitu sebagai berikut:

a) Suhu inti yaitu suhu yang terletak pada jaringan dalam tubuh thorax, rongga
abdomen,rongga pelvis (hasilnya relative konstan)
b) Suhu permukaan yaitu suhu pada kulit,dan jarinagn subcutan (hasilnya dapat naik dan
turun sesuai dengan keadaan lingkungan)
2. Nilai Suhu Tubuh Normal

Menurut Amerika Medical Assocation, suhu tubuh data berkisaran antara 97,8 Fatau setara
dengan 36,5 "C sampai 99 Fatau 37,2 °C

a) Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36
sampai 37,5 °C
b) Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia atau hypopermia).Jika suhu
tubuhnya <36 (pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernapas melalui mulut
dan minum minuman dingin)
c) Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas, 2007)
1) Hipotermia jika suhu tubuh <36℃
2) Normal jika suhu tubuh berkisar antara 36℃ sampai 37 °C
3) Febris/pireksia ; Jika bersuhu 38℃ sampai 40℃
Febris dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
 Febris intermitten yaitu demam selang-seling
 Febris remitten: yaitu demam secara turun naik
 Febris continue: yaitu demam secara terus menerus
4) Hipertermia jika suhu tubuh > 40℃
3. Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan
balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh.
Suhu tubuh dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan
reseptor- reseptor suhu perifer dan sentral.
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior (hilangnya panas) dan hipotalamus posterior (produksi dan
menyimpan panas.
Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas,
vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/POA)
berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah,
piloerektil, menggigil. meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi
hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta
meningkatkan basal metabolisme rate.
4. Factor-factor yang mempengaruhi suhu tubuh
a) Usia
Pada bayi baru lahir mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belum
sempurna.Oleh karena itu suhu tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh suhu
lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan-perubahan suhu yang
ekstrem.
b) Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi suhu tubuh biasanya laki-laki suhu
tubuhnya lebih tinggi disbanding perempuan karena metabolism pada
tubuh laki-laki lebih banyak
c) Emosi
Keadaan emosi dan perilaku yang berlebihan dapat mempengaruhi suhu
tubuh.
d) Aktivitas fisik
Suhu tubuh dapat meningkat sebagai hasil dari aktivitas fisik seperti
olahraga,karena semakin banyak aktivitas yang kita lakukan maka
metabilisme tubuh kita juga akan semakin banyak karena tubuh
membutuhkan energy lebih.
e) Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang
(Asmadi, 2008)

5. Mekanisme kehilangan panas

1.) Radiasi (60%) pemindahan panas dari permukaan tubuh ke permukaan lain
tanpa adanya kontak/penghantar (melalui gelombang elektromagnetik).
2.) Konveksi (2%) adalah penyebaran panas karena pergeseran antara
daerah-daerah yang kepadatannya tidak sama (melalui hantaran udara)
3.) Evaporasi (25%): hilangnya panas melalui penguapan
4.) Konduksi (3%) adalah pemindahan panas kepada objek lain dengan kontak
langsung tanpa gerakan yang jelas.
B. Proses Keperawatan
1. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien

Meliputi:

Nama :

Jenis kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Alamat :

Diagnosa medis :

2. Riwayat kesehatan pasien


a) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang dengan keluhan badan terasa pamas menggigil, tidak nafsu makan,
mual, lemah, pusing.
b) Riwayat kesehatan dahola
Klien pernah mengalami penyakit tertentu atau tidak pernah mengalami
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien atau klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit seperti yang diderita klien atau ada keluarga yang pernah mengalami
penyakit yang sama dengan klien.
3. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum klien :
Kesadaran compos mentis, apatis, delirium, somnolen, sopor, come
b) Tanda-tada vital
Suhu: 30 °C/37 "c

Pengkajian dengan melakukan pengukuran suhu dapat dilakukan di empat tempat.


yaitu oral rectal, aksila, telinga. Berikut penjelasannya:
a) Pengukuran suhu melalui oral
Suhu dapat diukur melalui mulut baik menggunakan termometerair raksta atau
thermometer digital caranya thermometer diletakkan dibawah lidah yaitu pada arteri
sublingual, biasanya dengan hasil pengukuran 0,8℃ dibawah suhu inti.Kontra
indikasi pengukuran suhu oral yaitu : pasien yang tidak kooperatif, bayi atau anak
kecil, asien dengan pembedahan di mulut.
b) Pengukuran suhu melalui rektal
Suhu yang diambil melalui dubur cenderung 0,5-0, 7°C lebih tinggi daripada
suhu yg diambil melalui mulut oral, kontraindikasi pasien diare, dan pembedahan
rektal.
c) Pengukuran suhu melalui Aksila
Suhu yang diambil dari aksila ketiak bisa dinyatakan 0,6℃ lebih rendah
dibandingkan suhu oral, biasanya sering dilakukan dibagian ini karena mudah dan
nyaman.Kontraindikasi pasien yang mengalami inflamasi lokal daerah aksila.tidak
sadar, shock, konstrikai pembuluh darah perifer.
d) Pengukuran sahu melalui telinga (aural)
Sebuah riset menunjukan bahwa suhu ditelinga pada membran timpani paling
mendekati suhu inti, hal ini disimpulkan berdasarkan
1) membran timpani hanya berjarak 3,8 cm dari hipotalamus
2) Arteri karotisinemadan eksterna adalah pembuluh darah yang menyuplai
ke hipotalamus dan membran simpani

Oleh karena itu terdapat termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu di membran
timpani yng mencerminkan suhu inti

1) DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Gangguan keseimbangan suhu tubuh lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
proses infeksi.
b) Gangguan keseimbangan suhu tubuh kurang dari kebutuhan tubuh
c) Gangguan rasa nyaman hipotermia hipertermia berhubungan dengan proses
infeksi
d) Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh lebih dari kebutuhan tubuh
e) Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh kurang dari kebutuhan tubuh
f) Resiko gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipotermia hipertermia
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Tujuan:
Setelah diberikan tindakan Asuhan Keperawatan diharapkan masalah pengaturan
suhu tubuh teratasi/ tidak terjadi dalam rentang waktu 2x24 jam
b. Kriteria Hasil :
1) Menunjukan suhu tubuh kembali dalam rentang normal (36,5°C-37,5°C)
2) Akral pasien dalam keadaan normal (tidak panas/dingin)
3) Pasien tampak tidak lemas (mampu melakukan aktifitas dengan mandiri)
4) Mukosa bibir lembab
C. Intervensi keperawatan :
Intervensi independen:
1) Ukur suhu pasien dalam rentang waktu yang sudah ditentukan
2) Berikan kompres hangat atau dingin
3) Anjurkan pasien untuk minum (1500-2000 ml/hari)
4) Pantau inteke-output cairan dan nutrisi pasien
5) Anjurkan menggunakan pakaian yang kering, menyerap keringat dan
selimut yang tidak tebal atau pakai pakaian yang tebal dan selimut yang
tebal.
6) Kurangi aktivitas fisik untuk membatasi produksi panas
7) Kaji tanda-tanda resiko penyakit
8) Beri penyuluhan tentang penyakit yang diderita kepada pasien/keluarga

Intervensi interdependen:

1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat dan infus sesuai
dengan kebutuhan
2) Kolaborasi dengan ahli gizi terkait dengan diet yang harus diberikan
kepada pasien
3) Kolaborasi dengan laboran terkait dengan pemeriksaan diagnostik sesuai
dengan penyakit pasien.
3. IMPLEMENTASI
A. Implementasi dari intervensi independen:
1) Mengukur suhu pasien dalam rentang waktu yang sudah ditentukan
2) Memberikan kompres hangat atau dingin
3) Menganjurkan pasien untuk minum (1500-2000 ml/hari)
4) Memantau inteke-output cairan dan nutrisi pasien
5) Menganjurkan menggunakan pakaian yang kering, menyerap keringat dan
selimut yang tidak tebal atau pakai pakaian yang tebal dan selimut yang tebal
6) Mengurangi aktivitas fisik untuk membatasi produksi panas
7) Mengkaji tanda-tanda resiko penyakit
B. Implementasi dari intervensi interdependen:
1) Mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat dan infus
sesuai dengan kebutuhan.
2) Mengkolaborasikan dengan ahli gizi terkait dengan diet yang harus
diberikan kepada pasien.
3) Mengkolaborasikan dengan laboran terkait dengan pemeriksaan diagnostic
sesuai dengan penyakit pasien.
4. EVALUASI
A. Subjectif :
 Klien mengatakan badannya sudah tidak terasa panas/menggigil, tidak
mual tidak pusing dan mampu melakukan aktivitas dengan mandiri
 Klien mengatakan badannya masih terasa panas,menggigil sedikit mual
dengan muntah Ix/hari,sedikit pusing dan masih memerlukan bantuan
dalam melakukan aktivitas
B. Objektif:
 Suhu tubuh pasien dalam rentang normal (36°C-37,5°C), akral hangat,
pasien tampak tidak pucat atau kemerahan, berdasarkan hasil auskultasi
RR dalam rentang normal (16-20x/menit) intake-output cairan dan nutrisi
balance dan pasien tidak tampak lemas.

Suhu tubuh pasien masih dalam rentang < 36°C atau >37,5°C, akral panas/ dingin, tampak
pucat / kemerahan, RR < 16x/menit atau > 20x/menit intake- output cairan tidak balance dan
pasien tampak lemas
C. Analisa:
 Tujuan tercapai masalah teratasi
 Tujuan tidak tercapai masalah teratasi Sebagian
 Tujuan tercapai masalah tidak terjadi
D. Planning:
 Hentikan semua intervensi
 Lanjutkan intervensi independen sebagian dan interpenden semua
BAB III

TINJAUAN KASUS

A.GAMBARAN KASUS

An.A usia 8 tahun masuk Rumah Sakit pada tanggal 15 Mei 2017.Pasien dirawat di Rumah
Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat di ruang anggrek 121 dengan diagnose medis DHF pasien
dari dokter ending yang mengeluh badannya terasa panas dan menggigil,dadanya terasa
sedikit sesak,merasa selalu haus,mual,pasien mengalami demam sejak 3 hari sebelum masuk
ke RS.

B.PENGKAJIAN

ANALISA DATA

Nama Klien / Umur : An.A/8 th

No Kamar / Ruang : No.121/anggrek

Diagnosa Medis : DHF


No. Data Masalah Etiologi
DS : Ketidakefektifan Berhubungan
Suhu termoregulasi dengan proses
Pasien mengatakan : penyakit.
 Badannya terasa panas
 Menggigil
Oksigenasi
Pasien mengatakan :
 Dadanya sedikit sesak
Nutrisi dan cairan
Pasien mengatakan :
 Pasien makan hanya habis
½ porsi
 Pasien merasa haus
DO :
 Suhu pasien 39℃
 Berdasarkan hasil inspeksi
wajah pasien tampak merah
dan pucat
 Mukosa bibir kering dan
pecah-pecah
 Nadi : 120x/menit
 RR : 22X/menit
 Turgor : sedang
 Pasien muntah 1x
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien/Umur :
No.Kamar/Ruang :
Diagnosa Medis :
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf dan Nama Jelas
Ditemukan Teratasi
1. Ketidakefektifan termoregulasi 15-4-2023 17-4-2023
berhubungan dengan proses
penyakit
D.RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien / Umur : An.A / 8th
No.Kamar / Ruang : 121 / Anggrek
Tanggal No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Rencana Tindakan Paraf dan
(PES) Kriteria Hasil nama jelas

15-4-2023 1 Ketidakefektifan Ketidakefektifan Independent


termoregulasi termoregulasi (mandiri) :
berhubungan dengan setelah 1) Monitor suhu
proses penyakit ditandai dilakukan pasien tiap 1
dengan suhu 39℃,kulit Tindakan jam sekali
kemerahan,mukosa bibir keperawatan 2) Lakukan
kering dan pecah-pecah. selama 2 x 24 kompres
jam dengan menggunakan
suhu Kembali hot pack gel
normal dalam 3) Anjurkan
rentang 36 – pasien minum
37,5℃ air putih
4) Anjurkan
pasien
memakai baju
yang tipis agar
bisa menyerap
keringat.
5) Monitor intake
dan output
cairan pasien.
Interdependen
(kolaboratif) :
1) Kolaborasi
dengan dokter
memberikan
antipiuretik
untuk
menurunkan
suhu tubuh
2) Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
infus (terapi
obat perenteral)
E. PELAKSANAAN (CATATAN KEPERAWATAN)
Nama Klien / Umur : An.A / 8th
No.Kamar / Ruang : 121 / Anggrek
Diagnosa Medis : DHF
Hari Tanggal No.DX. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan
Waktu Nama Jelas
15-04-2023 Tindakan
1. Pada pukul 14.00 Kolaborasi
dengan dokter memberikan
antipiuretik untuk menurunkan
suhu tubuh dan kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian infus (terapi obat
parental)
Hasil :
Dokter memberikan advice :
pemberian obat paracetamol
3x1 gr dalam 1 tablet dan infus
Ringer Laktat 3 x 500 cc dalam
24 jam
2. Pada pukul 14.30 perawat
memberikan terapi infus
Ringer Laktat 3 x 500 cc
Hasil :
Telah dilakukan pemasangan
infus Ringer Laktat
3. Pada pukul 14.30
Menganjurkan pasien untuk
minum air putih 8 gelas per
hari
Hasil :
Pada pukul 17.00 pasien telah
menghabiskan 750 ml air putih
4. Pada pukul 14.30
menganjurkan pasien memakai
baju yang tipis agar bisa
menyerap keringat
Hasil :
Pasien merasa lebih nyaman
karna telah menggunakan
pakaian tipis dan keringatnya
bisa diserap
5. Pada pukul 14.45 perawat
melakukan pemberian terapi
obat paracetamol 3 x 1 gr
pertablet melalui oral
Hasil
Telah diberikan terapi obat
kepada pasien
6. Memonitor suhu tubuh pasien
tiap 1 jam sekali
Hasil
Pada pukul 15.30 melakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
mengalami penurunan menjadi
38,5℃
7. Pada pukul 16.00 melakukan
kompres menggunakan hot
pack gel
Hasil :
Pada pukul 16.30 melakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
mengalami penurunan yaitu
pada suhu awal 38,4℃ dan
suhu tubuh sekarang menjadi
38℃
8. Pada pukul 17.00 memonitor
intake dan output cairan pasien
Hasil :
Intake dan Output cairan
balance
9. Pada pukul 17.30 melakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
Hasil
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
10. Pada pukul 18.30 dilakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
11. Pada pukul 19.30 dilakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh mengalami
perubahan menjadi 38,1℃
12. Pada pukul 20.30 dilakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
13. Pada pukul 21.30 dilakukan
pengecekan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
14. Pada pukul 22.00 dilakukan
pergantian cairani infus Ringer
Laktat kepada pasien
Hasil :
Telah dilakukan pergantian
cairan infus Ringer Laktat
15. Pada pukul 22.15 dilakukan
pemberian terapi obat
paracetamol kepada pasien
Hasil :
Telah dilakukan pemberian
terapi obat paracetamol kepada
pasien
16. Pada pukul 05.30 dilakukan
penggantian cairan infus
Ringer Laktat kepada pasien
Hasil :
Telah dilakukan pergantian
cairan infus
17. Pada pukul 05.45 dilakukan
pemberian terapi obat
paracetamol kepada pasien
Hasil :
Telah diberikan terapi
Paracetamol obat ke pasien
18. Pada pukul 07.00 telah
dilakukan Tindakan TTV
Hasil :
RR : 20
Nadi : 60
Dan suhu tubuh mengalami
penurunan menjadi 37,9℃
19. Pada pukul 08.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
20. Pada pukul 09.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
21. Pada pukul 10.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
22. Pada pukul 11.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
23. Pada pukul 12.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
24. Pada pukul 13.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
25. Pada pukul 14.00 dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih
belum mengalami perubahan
F. EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
Nama Klien / Umur : An.A / 8th
No.Kamar / Ruang : 121 / Anggrek
Diagnosa Medis : DHF
No Hari/Tanggal/Jam Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan
. (Mengacu pada tujuan) Nama
Dx Jelas
Selasa / 16-05- S:
2017 / pukul 14.00 Suhu
Pasien mengatakan :
 Badannya terasa panasnya sudah
berkurang
 Sudah tidak menggigil
Oksigenasi :
 Sudah tidak merasa sesak di bagian dada
Nutrisi dan cairan
Pasien mengatakan :
 Pasien makan habis ¾ porsi
O:
 Suhu pasien 37,9℃
 Berdasarkan hasil inspeksi wajah pasien
sudah tampak tidak merah
 Mukosa bibir tidak kering
 Nadi :110 x/menit
 RR : 20x/menit
 Turgor sedang
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
Melanjutkan intervensi sebagian
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain: normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau
sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.
Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu
tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Sesorang dikatakan
bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36°C sampai 37.5°C, Sesorang
dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia atau hypopermia ), jika suhu tubuhnya 36° C
(pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernapas melalui mulut dan minum minuman
dingin ),Sesorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi atau panas jika Demam jika bersuhu 37,5°
C sampai 38° C, Febris: jika bersuhu 38°C sampai 39" C, Hipertermia: jika bersuhu > 40° C.

B. SARAN
Dengan dibuatnya malakah keseimbangan suhu tubuh ini, diharapkan nantinya akan
memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan
bagaimana melakukan sebuat proses asuhan keperawatan terutama pada pasien yang
mengalami keseimbangan suhu tubuh.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh lebih sempurna, oleh karena
itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan semi kesempurnaan
penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
atau pihak lain yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/411033898/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-
Gangguan-Keseimbangan-Suhu-Tubuh

Anda mungkin juga menyukai