Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI KEPERAWATAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

1. Defania Julisma
2. Tsanya Putri Khalisah
3. Vera Widya Ningrum
4. Wahyu Efendi

DOSEN MATA KULIAH :

Ns. Siti Aisyah Nur, M. Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat Nya kami
bisa menyelasaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah TEORI KEPERAWATAN. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Ns. Siti Aisyah Nur, M. Kep sebagai dosen mata kuliah yang telah
membimbing kami dalam penulis makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi untuk tersajinya makalah ini. Kami selaku penyusun makalah
ini menyadari bawa dalam penyajian makalah ini masih minim dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami senantiasa megharapkan masukan dari para pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Atas perhatian, kami
ucapkan terimakasih.

Padang, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu Tubuh ......................................................................... 2


B. Fisiologi Suhu Tubuh.............................................................................. 2
C. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh........................................... 3
D. Gangguan Suhu Tubuh........................................................................... 4

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTEMI DAN HIPOTERMI.................. 6

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 9
B. Saran......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa muda dan lingkungan dengan suhu berubah-ubah dapat
berpengaruh terhadap kesehatan terutama dapat mengalami gangguan keseimbangan
suhu tubuh, ditambah lagi dengan banyaknya perilaku tidak sehat dari individu itu
sendiri. Hal tersebutlah yang bisa membuat seseorang mengalami gangguan
keseimbangan suhu tubuh. Gangguan keseimbangan suhu tubuh ini dapat berupa
hipotermi atau suhu tubuh seseorang berada di bawah normal, ada juga hipertermi,
dimana hipertermi ini merupakan suatu keadaan suhu tubuh seseorang berada di atas
normal. Berdasarkan hal diatas maka perawat mengangkat diagnosa keperawatan
yang berbunyi “gangguan keseimbangan suhu tubuh”. Setelah diangkat diagnosa
tersebut barulah peran perawat dibutuhkan dalam mengatasi masalah keseimbangan
suhu tubuh. Menurut kelompok apabila hal tersebut tidak cepat ditangani maka
individu yang mengalami gangguan keseimbangan suhu tubuh ini akan mengalami
hipertermi atau hipotermi dan juga bisa mengakibatkan gangguan rasa nyaman pada
individu tersebut.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian suhu tubuh.
2. Mengetahui fisiologi suhu tubuh.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
4. Mengetahui gangguan suhu tubuh.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu Tubuh


Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara
lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-
ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia
cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik
tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas
sehingga suhu kembali pada titik tetap. Keseimbangansuhu tubuh dapat di
ukurantara panas yang di hasilkan oleh tubuh dan panas yang dikeluarkan oleh tubuh
yang dapat di ukur oleh satuan unit panas yang biasa disebut “derajat”. Panas tubuh
yang dihasilkan oleh tubuh melalui exercise dan hasil metabolisme tubuh, sedang
kanpanas tubuh dapat hilang melalu kulit , paru paru dan produk sisa melalui proses
radiasai , konduksi, konveksi, efaporasi. Suhu tubuh terdapat dua macam yaitu
sebagai berikut :
a. Suhu inti yaitu suhu yang terletak pada jaringan dalam tubuh : thorax, rongga
abdomen,rongga pelvis ( hasilnya relative konstan )
b. Suhu permukaan yaitu suhu pada kulit,dan jarinagn subcutan ( hasilnya dapat
naik dan turun sesuai dengan keadaan lingkungan.
B. Fisiologi Suhu Tubuh
Suhu diatur oleh sistem syaraf dan sistem endokrin
a. Sistem syaraf

2
1) Pemanasan dan pendinginan kulit menstimulasi ujung syaraf yang sensitif
terhadap suhu dengan menghasilkan respon yang tepat, menggigil untuk
kedinginan, berkeringat untuk kepanasan.
2) Hipotalamus pada otak berespon terhadap sulu dari darah yang mengalir melewati
kapiler-kapilernya. Hipotalamus mengadung 2 pusat pengaturan suhu.
Hipotalamus bagian anterior berespon terhadap peningkatan suhu dengan
menyebabkan vasoladitasi dan karena nya panas menguap. Hipotalamus bagian
posterior berespon terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokontriksi
dan mengaktivasi pembentukan panas lebih lanjut. Melalui hubungan dengan otak
tersebut, hipotalamus menerima stimulus dari talamus dan dapat melewati sistem
syaraf otonom memodifikasi aktivitas humoner, sekresi keringat aktivitas kelenjar
dan otot-otot.
b. Sistem Endokrin
1) Medula adrenal: dingin meningkatkan sekresi adrenalin yang menstimulasi
metabolisme dan karenanya dapat meningkatkan pembentukan panas.
2) Kelenjar tyroid: dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkan
metabolisme dan pembentukan panas.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
a. Usia
Pada bayi baru lahir mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belum sempurna. Oleh
karena itu suhu tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus
dilindungi dari perubahan-perubahan suhu yang ekstrem
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi suhu tubuh,biasanya laki-laki suhu tubuhnya
lebih tinggi disbanding perempuan karena metabolism pada tubuh laki-laki lebih
banyak
c. Emosi
Keadaan emosi dan perilaku yang berlebihan dapat mempengaruhi suhu tubuh .
d. Aktivitas fisik
Suhu tubuh dapat meningkat sebagai hasil dari aktivitas fisik seperti
olahraga,karena semakin banyak aktivitas yang kita lakukan maka metabilisme
tubuh kita juga akan semakin banyak karena tubuh membutuhkan energy lebih.
e. Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang.

3
(Asmadi,2008)
D. Gangguan Suhu Tubuh
a. Hipertermia
Hipertermia merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh <37, 8°C per oral atau 38,8 °C per rektal yang
sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall, 2012). Hipertermia adalah
keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya (NIC
NOC, 2007).
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan
tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan
menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermia
adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga
menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu.
Menuut Nurarif , Amin H dan Hardi Kusuma (2015) mengatakan suhu
normal tubuh berkisar antara 36,5 °C-37, 5°C, hipertermia jika suhu tubuh <37,
5°C dan hipotermi jika suhu tubuh <36,5 °C.
b. Hipotermia
Hipotermia ialah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus
terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas,
mengakibatkan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu
inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah
untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak
diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 °C, klien
menglami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 "C. frekuensi jantung,
pernafasan, dan tekanan darah turun, kulit menjadi sianotik.
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk
pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat
didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.

4
Hipotermi adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5 "C per
rektal karena peningkatan kerentanan terhadap faktor eksternal. ( Lynda Juall
Carpenito, hal 26, buku saku diagnosis keperawatan, edisi 10).
Jadi, hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh dibawah normal (35°C)
yang dapat mengganggu aktivitas penderita biasanya disertai dengan rasa
menggigil.

5
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTERMIA DAN HIPOTERMIA
A. PEGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1) Identitas diri; umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
2) Status Kesehatan:
Keluhan utama: panas
3) Riwayat penyakit sekarang:
a. Hipertermi:
 Data Subjektif
 Pasien mengeluh panas
 Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
 Data Objektif
 Suhu tubuh >37°C
 Takikardia
 Mukosa bibir kering
 Warna kulit kemerahan
b. Hipotermi ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, klien mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu
menelan. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4°C frekuensi jantung,
pernafasan, dan tekanan darah turun.
4) Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermi: sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan turun, eliminasi,
nyeri otot, dan sendi dll).
b. Hipotermi tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul gejala
gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan
5) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien :
Kesadaran compos mentis, apatis, delirium, somnolen, sopor, coma
b. Tanda-tada vital :
Suhu : < 360 C / > 370C

6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d dehidrasi
2. Hipotermia b.d malnutrisi
C. INTERVENSI
1. HIPERTEMIA
No Diagnosa Kriteria Intervensi
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan x24 jam 1. Obesrvasi keadaan
dehidrasi tindakan diharapkan hipertermia umum pasien.
berkurang 2. Monitor TTV
Kritera hasil: 3. Monitor warna kulit
1. Suhu tubuh dalam rentang 4. Monitor tanda-tanda
normal (36-37°C). hipertermia
2. Nadi dan RR dalam rentang 5. Berikan obat
normal (N: 60-100 x/menit. antipiretik
RR: 16-20x /menit. 6. Tingkatkan intake
3. Tidak ada perubahan warna cairan dan nutrisi
kulit 7. Kolaborasi pemberian
4. Turgor kulit baik cairan intravena
5. Tidak ada pusing 8. Kompres hangat pada
lipatan paha dan
aksila
9. Anjurkan beristirahat

2. HIPOTERMIA
No Diagnosa Kriteria Intervensi
2. Hipotermia b.d Setelah dilakukan x24 jam 1. Monitor TTV
malnutrisi tindakan diharapkan 2. Monitor warna kulit
hipotermia berkurang 3. Monitor tanda-tanda
Kritera hasil: hipotermi
1. Suhu tubuh dalam 4. Tingkatkan intake cairan
rentang normal 5. Selimuti pasien
2. Nadi dan RR dalam 6. Ajarkan pasien cara
rentang normal

7
mencegah hilangnya
7. Ajarkan indikasi
menghindari hipotermi dan
penanganan yang di perlukan
8. Beri antipiretik jika perlu.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara
lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-
ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia
cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh.
Menuut Nurarif , Amin H dan Hardi Kusuma (2015) mengatakan suhu normal
tubuh berkisar antara 36,5 °C-37, 5°C, hipertermia jika suhu tubuh <37, 5°C dan
hipotermi jika suhu tubuh <36,5 °C.
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan
suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan
sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.
Hipotermi adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami penurunan suhu tubuh terus menerus dibawah 35,5 °C per rektal karena
peningkatan kerentanan terhadap faktor eksternal. ( Lynda Juall Carpenito, hal 26,
buku saku diagnosis keperawatan, edisi 10).

B. Saran
Dengan dibuatnya malakah keseimbangan suhu tubuh ini, diharapkan nantinya
akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang
berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuat proses asuhan keperawatan
terutama pada pasien yang mengalami keseimbangan suhu tubuh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untukPerencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Herlman, T. Heather.2015, NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Nurarif. Amin H dan Hardhi Kusuma, 2014.Handbook for Health Student. Yogyakarta:Media
Action Publishing.
Nurarif, Amin H dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Medi Action
Publishing.

10

Anda mungkin juga menyukai