Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEBUTUHAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

Disusun oleh:

Agung Nugraha (E2214401058)

Danda Permana Januar(E2214401051)

Muhammad nurseha(E2214401085)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


Jl.Tamansari Km 2,5 Mulyasari,Kec.Tamansari,Kab.Tasikmalaya,Jawa Barat
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tugas makalah ini.

Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan dasar Selain
itu, penulis berharap dengan adanya penulisan makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca dan juga penulis

Terwujudnya makalah ini tentu berkat bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan
itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima
saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...4

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………..4

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..4

1.3 TUJUAN……………………………………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………5

2.1 PENGERTIAN SUHU TUBUH……………………………………………………………..5

2.2 KONSEP DASAR SUHU TUBUH………………………………………………………….5

2.3 KULIT SEBAGAI PENGATUR SUHU TUBUH………………………………………….6

2.4 MACAM-MACAM SUHU


TUBUH………………………………………………………...6

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH………………………..6

2.6.KESEIMBANGAN SUHU TUBUH ………………………………………………………..7

2.7.MEKANISME KEHILANGAN PANAS MELALUI KULIT…………………………….8

2.8.GANGGUAN PENGATURAN SUHU TUBUH DIANTARNYA DI SEBABKAN……...9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..12

3.1.KESIMPULAN……………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suhu tubuh adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat pula
dikatakan sebagai ukuran panas/dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang
thermodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan
tenaga secara spontan (Arif, 2009).

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C (Harold, 2005).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa yang dimaksud dengan mekanisme tubuh


2.Organ tubuh apa yang berfungsi sebagai pengatur mekanisme tubuh
3.Apa saja sumber panas pada tubuh manusia
4.Apa saja jenis-jenis mekanisme tubuh
5.Bagaimana proses mekanisme tubuh Ketika suhu tubuh berubah?
6.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?

1.3 TUJUAN
1.Menjelaskan mekanisme pengaturan suhu tubuh
2.Untuk mengetahui keseimbangan suhu tubuh

4
3.Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya perubahasan suhu tubuh

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SUHU TUBUH

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme
untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.

Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian
yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S.
Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan
suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin
basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur
panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus pada penggunaan
teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.

2.2 KONSEP DASAR SUHU TUBUH

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

5
untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya
perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk

perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur
dengan alat termometer.

2.3 KULIT SEBAGAI PENGATUR SUHU TUBUH


Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang
cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari
inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas
yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

2.4 MACAM-MACAM SUHU TUBUH

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu yang
terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu
ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini
biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH

6
1. AKTIVITAS

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan


gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan
(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

2.GANGGUAN ORGAN

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu
tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

3. LINGKUNGAN

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

4. EMOSI

Saat emosi tidak setabil misalnya dalam keadaan marah akan menyebabkan
meningkatnya suhu tuhuh.Sedangkan apatis dan depresi menyebabkan menurunya suhu
tubuh.

5. JENIS KELAMIN

Wanita biasanya lebih baik dalam mengisolasi panas dan menjaga suhu
internal.Peningkatan progesteron selama ovulasi menyebabkan perubahan suhu sekitar
0,3-0,5 C.

2.6. KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

7
Panas secara terus menerus di hasilkan dalam tubuh sebagai efek hasil metabolisme dan
panas secara terus menerus di buang di lingkungan sekitar.

Pembentukan panas akan sesui dengan laju hilangnya panas pada orang yang mempunyai
keseimbangan panas.

Pembentukan yang terlebih→Panas tubuh meningkat→Temperatur tubuh meningkat.

Kehilangan yang terlebih→Panas tubuh menurun sehinga temperatur tubuh menurun.

Produksi panas→Banyak dihasilkan organ dalam terutama hati,otak,jantung,dan otot rangka.


Dihantarkan ke kulit sebagai suhu tubuh

2.7 MEKANISME KEHILANGAN PANAS MELALUI KULIT

1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang


panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki
panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas
ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar
pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi
kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di
pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara
bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran
panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya
lebih dingin dari suhu tubuh

2. Konduksi.

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-
benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan
suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan

8
sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara
efektif terus menerus.

3. Evorasi

Vaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan
panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak
dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus
menerus melalui kulit dan system pernafasan.

4. Konveksi

Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan.


Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akanàmenjadi
dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti
udara yang lebih dingin.

2.8. Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh Diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan


suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan
bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus menstimulasiinterferon (substansi
yang bersifat melawan virus).Pola demam berbeda bergantung pada pirogen.
Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun
dalam waktu yang berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi
oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan
suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan
energi yang memproduksi panas tambahan.

9
2. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan


kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang
terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum
selama kelelahan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien
kelingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan
elektrolit.

3. Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk


meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah
hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak
dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan
menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.

4. Heat Stroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu
tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat
stroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi.
Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki
penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang termasuk
beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan
tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik, diuretik,
amfetamin, dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani
latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani).
Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual,
kram otot, gangguan visual, dan bahkaninkontinensia. Tanda lain yang paling
penting adalah kulit yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat


dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C

10
mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital
menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi.
Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya
terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak
sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang permanen kecuali jika
tindakan pendinginan segera dimulai.

5. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin


memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan
mengakibatakan hipotermia.

Tingkatan hipotermia

~ Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal

~ Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal

~ Berat 17,0 - 27,5°C per rektal

~ Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak


diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang
mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan,
depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi
jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung,
disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif
terhadap stimulus nyeri.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

1. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

11
2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama3-5menit

3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas


diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri
kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.

Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang


mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti
tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator
panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan


kehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka
kecendrungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang ke
lingkungan melalui radiasi dan konduksi – konveksi sangat di tentukan oleh
perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ump.ac.id/6156/3/ULI%20ALFI%20HASANAH%20BAB%20II.pdf

https://www.lifebuoy.co.id/semua-artikel/infeksi-dan-pencegahannya/memahami-suhu-
tubuh-normal-dan-pengukuran-tepat-suhu-tubuh.html#:~:text=Untuk%20orang
%20dewasa%2C%20suhu%20tubuh,Celcius%20dan%20tidak%20mutlak
%20berbahaya.

http://repository.wima.ac.id/id/eprint/22517/2/BAB%201.pdf

13
Saya sangat menyadari
dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari sempurna,
serta
masih banyak
kekurangan.Hal ini
disebabkan keterbatasan ilmu
pengetahuan, dan waktu

14
yang ada. Maka dengan
kerendahan hati saya
mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya
membangun bagi semua
pihak.Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga
laporan ini
bisa bermanfaat bagi kita semua
khususnya kepada penulis, dan
dapat diterima dikalangan
umum.
Saya sangat menyadari
dalam penulisan laporan ini

15
masih jauh dari sempurna,
serta
masih banyak
kekurangan.Hal ini
disebabkan keterbatasan ilmu
pengetahuan, dan waktu
yang ada. Maka dengan
kerendahan hati saya
mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya
membangun bagi semua
pihak.Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga
laporan ini

16
bisa bermanfaat bagi kita semua
khususnya kepada penulis, dan
dapat diterima dikalangan
umum.
Saya sangat menyadari
dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari sempurna,
serta
masih banyak
kekurangan.Hal ini
disebabkan keterbatasan ilmu
pengetahuan, dan waktu
yang ada. Maka dengan
kerendahan hati saya

17
mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya
membangun bagi semua
pihak.Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga
laporan ini
bisa bermanfaat bagi kita semua
khususnya kepada penulis, dan
dapat diterima dikalangan
umum.
Saya sangat menyadari
dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari sempurna,
serta

18
masih banyak
kekurangan.Hal ini
disebabkan keterbatasan ilmu
pengetahuan, dan waktu
yang ada. Maka dengan
kerendahan hati saya
mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya
membangun bagi semua
pihak.Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga
laporan ini
bisa bermanfaat bagi kita semua
khususnya kepada penulis, dan
dapat diterima dikalangan
19
umum.
Saya sangat menyadari
dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari sempurna,
serta
masih banyak
kekurangan.Hal ini
disebabkan keterbatasan ilmu
pengetahuan, dan waktu
yang ada. Maka dengan
kerendahan hati saya
mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya
membangun bagi semua
pihak.Demikian yang dapat
20
kami sampaikan, semoga
laporan ini
bisa bermanfaat bagi kita semua
khususnya kepada penulis, dan
dapat diterima dikalangan
umum.

21

Anda mungkin juga menyukai