Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

(THERMOREGULAS)
(Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata PKDM)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 06:


(11) I Wayan Gede Weda Adnyana
(17) Ni Made Vitriyani 233213599
(26) Kadek Anggy Melda Putri 233213604
(37) Cantika Paula Pallo 233213619
(34) Gusti Ngurah Putra Wiranata
(40) Ni Luh Gede Bintang Prismayati 233213622

Dosen Pengampu:
Ns. I Gede Juanamasta, S.kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas “Makalah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia yang
berjudul(THERMOREGULASI)” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar penulis makalah ini dan yang akan
membaca makalah ini dapat memahami materi tentang Thermoregulasi. Makalah ini
diharapkan akan dapat membantu jalannya pembelajaran PKDM.
Selain daripada itu, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
belum sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar kedepannya dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik dari
sebelumnya.

Denpasar 04 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Termoregulasi………………….............................................
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi thermoregulasi ……………………..
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengkuran suhu, nadi, tekanan
darah, freekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indicator dari suatu
status kesehatan, ukuran-ukuraan ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi,
fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting maka disebut tanda vital.
Banyak factor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang
menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu
tubuh manusia cenderung berfluktasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia diatur dengan mekanisme umpan balik ( feed back ) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi
atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung
secara radiasi, konveksi, konduksi, evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara
elektromagnetik, tidak memerlukan mediun untuk merambat dengan kecepatan
cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat
yang berhubungan langsung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari
suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konvelsi adalah
suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung
pada luas kontak dan perubahan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair
menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini:
a. Apakah pengertian dari Termoregulasi?
b. Apa saja factor- factor yang mempengaruhi thermoregulasi?
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi
jawabandari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai
berikut:
5
a. Untuk mengetahui tentang Termoregulasi
b. Untuk memahami tentang factor-faktor yang mempengaruhi thermoregulasi

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Thermoregulasi


Thermoregulasi adalah kemampuan untuk mempertahankan suhu dalam batas-
batas sehat tertentu, bahkan ketika suhu eksternal sangat berbeda. Pengertian
thermoregulasi adalah suatu mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup untuk
mempertahankan suhu internal agar berada dikisaran yang dapat ditorelir (campbell,
2004). Manusia seperti mamalia lain adalah himoioterm, artinya manusia mampu
mengatur keseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Tubuh diatur oleh organ
susunan syaraf pusat yaitu hypothalamus melalui system umpan balik yang rumit.
Bagian belakang hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bertugas
meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. Bila hypothalamus
bagian belakang menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh, maka
pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolism dan aktivitas otot
dengan cara menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit mengecil
dan pengurangan produksi keringan. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap
dipertahankan normal. Namun sebaliknya, hypothalamus bagian depan merupakan pusat
pengatur suhu tubuh yang bertugas mengeluarkan panas. Bila hypothalamus bagian
depan menerima informasi suhu lebih tinggi dari suhu tubuh, maka pengeluaran panas
ditingkatkan dengan pelebaran pembuluh darah kulit dan menerima produksi keringat
( fadilah, 2009 ).

Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri
dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat
system yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan
mempertahankan suhu tubuh dalam keaadaan konstan. Panas yang dihasilkan tubuh
sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolism yang utama. Adapun suhu
tubuh dihasilkan dari:

1. Laju metabolism basal ( basal metabolisme rate, BMR ) di semua sel tubuh.
7
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot ( termasuk
kontraksi otot akibat menggigil).

3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormone tiroksin dan sebagian


kecil hormone lain, misalnya hormone perumbuhan ( growth hormone dan
testosterone).

4. Metabolism tambahan akibat pengaruh epinephrine, norepinephrine, dan


rangsangan simpatis pada sel.

5. Metabolism tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu


sendiri terutama bila temperature menurun.

Berdasrkan distibusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti ( core temperature),
yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen,
dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative konstan sekitar 37 ℃. Selain
itu, ada suhu permukaan ( surface temperature ), yaitu suhu yang terdapat pada kulit,
jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20℃
samapai 40℃ ( begin,2009)

Nilai standar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi
empat yaitu :

1. Hipotermi, bia suhu tubuh kurang dari 36℃

2. Normal, bila suhu tubuh berkisaran antara 36-37,5℃

3. Febris/ pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5-40℃

4. Hipertemi, bila suhu tubuh lebih dari 40℃

Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu
suhu tubuh yang konstan antara 36,5℃ dan 37,5℃. Suhu tubuh normal manusia akan
bervariasi daalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah
disbanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yang diambil
dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pemeriksaan
suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat
dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Pemeriksaan suhu tubuh dapat di lakukan di beberapa

8
tempat yaitu ketiak, mulut, dan anus. Pengambilan suhu dibawah lidah ( dalam mulut )
normal sekitar 37℃, sedang diantara lengan ( ketiak ) sekitar 36,5 ℃ sedang di rectum
( anus ) sekitar 37,5℃ ( roland, 2010).

Di tempat dingin, pembentukan panas bertambah dan pengeluaran panas


berkurang, namun sebaliknya di tempat panas, pengeluaran panas akan ditingkatkan.
Panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi konveksi sangat
ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Pada anak
berumur kurang dari dua tahun sebaiknya dilakukan pengukuran secara rektal ( dubur ).
Pada pengukuran melalui rektal, thermometer dimasukkan sedaalan 2-3 cm, bokong di
jepit agar tertutup dan lama pengukuran suhu tiga menit. Pengukuran suhu ketiak juga
dapat dilakukan namun waktunya agak lama, sekitaran lima menit. Pada saat pengukuran
tentukan bahwa ujung thermometer berada tepat dipuncak ketiak, suhu ketiak biasanya
lebih rendaah 0,5-1℃ daari suhu rektal. Suhu rata-rata rongga mulit orang tua lebih
rendah dari pada orang dewasa, tetapi suhu duburnya sama. Padahal suhu anus biasanya
lebih tinggi dari pada suhu rongga mulut. Perbedaan ini sangat bervariasi. Pada orang
muda, suhu lubang keluaran itu rata-rata 0.56℃ lebih tinggi dari pada suhu rongga
mulut. Suhu tubuh manusia mengalami fluktasi sebesar 0,5-0,7 ℃, suhu terendah pada
malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. ( fadilah, 2009 ).

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Thermoregulasi


Factor yang mempengaruhi suhu tubuh, yaitu:
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metaboisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolism menjadi
100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah
lemak coklaat yang tertimbun dalam jaringan untuk di metabolism. Hampir
seluruh metabolism lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan
9
saraf simpatis ini dipengaruhi setres individu yang menyebabkan peningkatan
produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme
3. Hormon pertumbuhan
Hormon perumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan
kecepatam metabolism sebesar 15-20% . akibatnya produksi panas tubuh juga
meningkat.
4. Homone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolism basal kira kira
10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktasi suhu lebih bervariasi dari padaa laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6℃
di atas suhu basal.
6. Demam ( Peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolism
sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10℃.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurukan kecepatan metabolism 20-30%. Hal
ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi
mudaah mengalami penurunan suhu tubuh ( hipotermia ). Selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena
lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas
dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolism, mengakibatkan
gesekan anta komponen otot/ organ yang menghasilkan energi metal. Latihan
( aktivitas ) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40℃
10
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pyrogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga
dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan. Artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan
suhu tubuh anatar manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit
(Roland, 2010)

Suhu tubuh akan terganggu akibat:


1. Demam: mekanisme pengeluaran panas tidak mampu mengimbangi produksi
panas . demam terjadi karena prubahan set point hipotalamus
2. Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaphoresis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
3. Hipertemia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk mengeluarkan panas.
4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama
5. Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin

Pengukuran suhu dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara


kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnnya
sebuah benda yang dirasakan kerika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan thermometer. Thermometer klinis digunakan
untuk mendiagnosa penyakit dan biasanya diisi dengan raksa atau alcohol. Thermometer
ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya
suhu yang ditunjukan setelah pengukuran tidak berubah setelah thermometer diangkat
dari badan pasien. Skala pada thermometer ini antara 35℃ sampai 42 ℃ . prinsip yang
11
digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda. Ada dua
bahan yang digunakan sebagai pengisi thermometer yaitu alcohol dan raksa. Namun
dibandingkan alcohol, raksa lebih sering digunakan sebagai pengisi thermometer karena
rasa mempunyai keunggulan diantaranya sebagai penghantar panas yang baik,
pemuaiannya teratur, titik didih nya tinggi, warna mengkilap, dan tidak membasahi
dinding ( Purnomo, 2008 ).

12
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Thermoregulasi adalah suatu mekanisme yang terjadi pada makhluk
hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang
dapat ditolelir
Thermoregulasi merupakan suatu usaha adaptasi yang dilakukan oleh
makhluk hidup agar dapat survifal, atau dengan kata lain agar makhluk hidu
tersebut terhindar dari kepunahan yang diakibatkan oleh perbedaan suhu
lingkungan yg drastic

3.2 Saran

14
15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/444584885/Makalah-Termoregulasi

16

Anda mungkin juga menyukai