DISUSUSUN OLEH :
NAMA: NETA SUSYANTI
NIM : PO7124322007
MATA KULIAH
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
DOSEN PENGAMPU :
UMI DAIMAH, S.SiT,M.Kes
TINGKAT II A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan
makalah Termoregulasi.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Termoregulasi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat.
Penulis,
PAGE \* MERGEFORMAT iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..........................................................................................................................
Error: Reference source not found
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.3 TUJUAN................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
2.9 Mekanisme...............................................................................................14
PAGE \* MERGEFORMAT iv
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................17
3.2 SARAN...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
PAGE \* MERGEFORMAT iv
BAB I
PENDAHULUAN
PAGE \* MERGEFORMAT iv
suhu terdapat pada kulit dan membran mukosa yang selanjutnya akan
berintregasi menuju spinal cord dan berakhir di hipotalamus anterior yang
merupakan pusat control sistem termoregulasi (Fauzi, 2018).
PAGE \* MERGEFORMAT iv
adalah hipotermi (Setiyanti, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh Harahap
(2018) menyebutkan angka kejadian hipotermi saat pasien di ruang
pemulihan sebanyak 113 orang (87,6%) dari 129 pasien yang menjalani
operasi baik pasca anestesi umum maupun anestesi regional.
1. Pengetian Termoregulasi
2. Ketidak Efektifan Termoregulasi
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Termoregulasi
4. Mekanisme Hilangannya Panas pad BBL
5. Etiologi Terjadinnya Hipoterni.
6. Akibat yang di timbunlkan Oleh Hipotermi
7. Cara Mencegah Hipotermi
1.3 MANFAAT
PAGE \* MERGEFORMAT iv
BAB II
PEMBAHASAN
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Suhu inti tubuh merupakan cerminan dari total keseluruhan panas
dalam tubuh. Masukan panas harus seimbang dengan keluaran panas untuk
menjaga suhu inti tubuh tetap seimbang. Masukan panas berasal dari
lingkungan eksternal dan produksi panas internal. Pada kondisi normal,
lebih banyak energi panas dari yang dibutuhkan tubuh sehingga tubuh
memiliki mekanisme keluaran panas untuk menjaga suhu inti tubuh tetap
terjaga.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Etiologi Termoregulasi Tidak Efektif Adapun penyebab dari
termoregulasi tidak efektif adalah sebagai berikut:
PAGE \* MERGEFORMAT iv
2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Termoregulasi
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Faktor yang Menyebabkan Suhu Tubuh BerubahSuhu tubuh
manusia bisa berubah-ubah dengan cepat. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan perubahan suhu tubuh, di antaranya:
1. Demam
Demam adalah keadaan saat temperatur tubuh di atas normal (>37°C)
secara terus-menerus. Demam dapat disebabkan bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu tubuh.
Demam yang disebabkan sengatan matahari dan demam maligna bahkan
dapat mencapai suhu 40,5°C.
2. Kecepatan Metabolisme
Metabolisme sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu
tubuh.Metabolisme secara otomatis akan meningkat saat suhu tubuh
menurun, dan begitu juga sebaliknya.
Salah satu yang mempengaruhi kecepatan metabolisme adalah aktivitas
fisik.
3. Rangsangan Saraf
Umumnya, rangsangan saraf simpatis dipengaruhi oleh kondisi stres
yang dapat meningkatkan produksi epinefrin dan norepinefrin sehingga
dapat meningkatkan metabolisme tubuh.
4. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan atau growth hormon dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme hingga 15% yang mengakibatkan panas tubuh
jadi meningkat.
5. Hormon Kelamin
Pada perempuan, pengeluaran hormon progesterone saat masa ovulasi
dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6°C.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Sementara pada pria, hormon ini dapat meningkatkan kecepatan
metabolisme sekitar 10% yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
6. Hormon Tiroid
Hormon tiroid berfungsi untuk meningkatkan reaksi kimia di tubuh
yang menyebabkan kadar tiroksin meningkat.
Hal ini dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% dan
dapat meningkatkan suhu tubuh.
a. Kerusakan hipotalamus
e. Malnutrisi
PAGE \* MERGEFORMAT iv
g. Transfer panas (mis. konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi)
Menurut Noordiati (2019) hipotermia pada bayi baru lahir juga disebabkan
karena bayi kehilangan panas. Mekanisme kehilangan panas pada bayi
terdiri dari konduksi,konveksi, radiasi, dan evaporasi.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
2.5 Etiologi Terjadinnya Hipotermi.
Penyebab Hipotermia
Seperti disebutkan sebelumnya, hipotermia terjadi akibat tubuh
kehilangan panas lebih cepat dibandingkan tubuh memproduksi panas.
Biasanya, kondisi ini disebabkan akibat paparan cuaca atau air dingin yang
terlalu lama tanpa pakaian yang lengkap untuk menahan kondisi dingin.
Hipotermia bisa menjadi parah ketika kamu berada di beberapa kondisi,
seperti:
1. Berada terlalu lama di tempat dingin.
2. Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
3. Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu yang cukup lama.
4. Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan
lansia.
5. Mengenakan pakaian yang terlalu tipis saat cuaca sedang dingin.
6. Faktor Risiko Hipotermia.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Beberapa faktor risiko hipotermia, antara lain:
1. Beraktivitas terlalu lama di tempat yang dingin, seperti mendaki
gunung atau berenang.
2. Mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kedua
kebiasaan tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah melebar,
sehingga tubuh akan melepaskan panas yang tinggi dari permukaan
kulit.
3. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.
4. Pengaruh penyakit tertentu yang memengaruhi pengendali suhu tubuh,
seperti anoreksia nervosa, stroke, dan hipotiroidisme.
5. Penyakit yang memengaruhi memori, misalnya penyakit Alzheimer,
karena tidak sadar sedang kedinginan atau tidak paham apa yang harus
dilakukan.
6. Usia bayi dan manula, akibat kemampuan mengendalikan temperatur
tubuh yang belum sempurna pada bayi dan menurun pada manula.
7. Mengalami dehidrasi di tempat yang dingin.
8. Mengidap stroke atau malnutrisi.
9. Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti antidepresan.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
2.7 Cara Mencegah Hipotermi
PAGE \* MERGEFORMAT iv
6. Pindahkan ke area yang dekat dengan sumber panas dan dapat berbagi
panas tubuh.
7. Hindari penggunaan panas secara langsung, seperti air panas atau alas
penghangat.
8. Perhatikan kondisi kesehatan pengidap hipotermia, seperti kondisi
pernapasan hingga kesadarannya.
9. Setelah pertolongan medis tiba:
10. Menghangatkan saluran pernapasan pengidap dengan memberikan
oksigen yang sudah dihangatkan melalui masker dan selang.
11. Memberikan infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.
12. Mengalirkan larutan yang hangat untuk melewati dan menghangatkan
beberapa organ tubuh, misalnya sekitar paru-paru atau rongga perut.
13. Mengeluarkan dan menghangatkan darah pengidap, lalu kembali
mengalirkannya ke dalam tubuhnya, dengan menggunakan mesin
pintas jantung dan paru (CPB) atau mesin hemodialisis.
2.9 Mekanisme
Mekanisme termoregulasi melibatkan penginderaan aferen, kendali
pusat, dan respons eferen. Termoreseptor perifer dan sentral merasakan
peningkatan atau penurunan suhu tubuh dan mengirimkan informasi ini ke
hipotalamus. Tubuh kemudian merespons dengan berbagai mekanisme
untuk menghilangkan atau menghasilkan panas berdasarkan kebutuhan
tubuh. Respon fisiologis dan perilaku terhadap aktivasi termoreseptor
adalah sebagai berikut.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
2.10 Peningkatan Suhu Tubuh
Tubuh merespons dengan membuang panas melalui:
PAGE \* MERGEFORMAT iv
makan.Metode hilangnya panas dari kulit ke lingkungan luar terjadi
melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.
b. Radiasi
Kehilangan panas melalui radiasi terjadi dalam bentuk sinar infra
merah dan menyumbang sekitar 60% dari total kehilangan panas
tubuh. Ketika suhu tubuh melebihi suhu sekitar, panas yang
dipancarkan dari tubuh dalam jumlah yang lebih besar daripada yang
dipancarkan ke tubuh.
d. Penguapan
Kehilangan panas melalui penguapan keringat diatur oleh jumlah
dan kecepatan keringat dan menyumbang sekitar 22% dari total
kehilangan panas tubuh. 0,58 kilokalori panas hilang untuk setiap gram
air yang diuapkan. Bahkan ketika tidak berkeringat, air masih
menguap dari kulit dan paru-paru dengan kecepatan 600 hingga 700
mL/hari, menyebabkan hilangnya panas secara terus-menerus
PAGE \* MERGEFORMAT iv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk
mempertahankan suhu intemal agar berada di dalam kisaran yang dapat
ditolelir. Prinsip termogenesis Menggigil, berarti menggunakan kontraksi
otot untuk membebaskan panas. Sebagai respon terhadap penurunan suhu,
sistem saraf mengaktifkan unit-unit motorik kelompok otot rangka
antagonistik, sehingga terjadi gerakan menggigil vang menghasilkan
panas. Pada termogenesis non menggigl. mula-mula sistem enzim untuk
metabolisme lemak diaktifkan di seluruh tubuh, sehingga lemak dibongkar
dioksidasi untuk memproduksi panas, ini merupakan suatu adaptasi untuk
memproduksi panas dengan cepat.
Konsep dari termoregulasi meliputi konsep endotermik,
ektotermik, poikilotermik.homeotermik dan heterotermik. Ada tiga tipe sel
yang sensitif terhadap suhu, yaitu :
1. Reseptor panas, yaitu sel-sel yang meningkatkan aktivitasnya jika
suhu hipotalamus meningkat tetapi suhu kulit tidak
mempengaruhinya.
2. Reseplor dingin, yarlu sel-sel yang meningkalkan mualannya jika
suhu hipolalamus menurun dan tetap tidak terpengaruh oleh suhu di
kulit.
3. Reseptor campuran, yaitu sel-sel yang memperlihatkan respon
terhadap peningkatan suhu kulit, tetapi juga selanjutnya akan
meningkatkan muatannya jika hipotalamus menjadi Danas.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
3.1 Saran
Bedasarkan dari hasil makalah di atas maka penulis menyarankan
kepada pembaca, agar pembaca dapat memahami dan megerti proses
terjadinya respirasi pada hewan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2019. Termoregulast.hatp://elchawasitin.blogspot.com/2019/09/ makalab-
Fiafologi-bewan-materi him| diakses 2 November 2021.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Pujiarto (2018) Gambaran Penerapan Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Tifoid. Jurnal Kesehatan Panca
Bhakti Lampung.
PAGE \* MERGEFORMAT iv
Suardi Zurimi (2019) Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Dalam Pemenuhan
Ketidakefektifan Termoregulasi Pada Pasien Demam Typoid Di
Rsud Dr. P.P. Magretti Saumlaki. Global Health Science
PAGE \* MERGEFORMAT iv