Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGARUH SUHU TUBUH KARENA AKTIVITAS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Fisaka untuk Biologi
Dosen Pengampu : Drs. Parno,M.Si

Disusun Oleh :

SINTA KHAROMAH
KELOMPOK 7/OFFERING A

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kenaikan Suhu Tubuh Karena Aktivitas
dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang penuh
keterangan ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Fisika untuk
Biologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
baik penulis maupun pembaca mengenai kenaikan suhu tubuh karena aktivitas.

Selanjutnya ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Parno,
M.Si. sebagai dosen mata kuliah Fisika untuk Biologi yang telah membimbing penulis dalam
proses penyelesaian makalah dan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan
arahan serta masukkan kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini meskipun dalam
kondisi Indonesia sedang menghadapi virus covid-19.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan senang hati saya
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Ponorogo, 29 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
2. BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SUHU
2.2 PENGARUH AKTIVITAS TERHADAP SUHU TUBUH
2.3 KETERKAITAN SUHU DENGAN BIOLOGI
3. BAB 3 : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
4. DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, banyak orang berusaha semaksimal
mungkin untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya, salah satunya dengan
melakukan aktivitas olahraga. Olahraga yang dilakukan dapat bermacam-macam
jenisnya, misalnya : berlari, bersepeda, mengangkat beban , dll. Tanpa disadari
jantung manusia berdetak lebih cepat saat melakukan aktivitas. Selain detak
jantung, pernapasan dan suhu tubuh juga meningkat , dimana pernapasan akan
terasa lebih dalam dan cepat bersamaan dengan suhu tubuh yang terasa panas.
Dalam makalah ini saya akan menejelaskan bagaimana pengaruh aktivitas terhadap
suhu tubuh manusia.

1.2 Rumusan Makalah

Berdasrkan latar belakang di atas, , didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan suhu ?


2. Apakah yang dimaksud dengan suhu tubuh ?
3. Bagaimana pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh manusia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu suhu

2. Untuk mengetahui apa itu suhu tubuh

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh manusia

1.4 Manfaat

1. Manfaat bagi penulis


Penulis dapat mengembangkan pengetahuanya mengenai materi yang
disajikan dalam makalah ini.
2. Manfaat bagi pembaca
Pembaca mendapatan wawasan dan pengetahuan baru mengenai materi yang
disajikan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian suhu

Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas


atau dinginya suatu zat atau benda. Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya
sbagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan.jalan dan trotoar beton
memuai dan menyusut terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik dan materi
zat juga berubah terhadap suhu.

Ketika kita berada dekat benda panas, pada dasarnya terjadi perpindahan
kalor dalam bentuk radiasi dari benda panas tersebut ke tubuh kita, sehingga
kita merasakan panas melalui kulit. Perubahan keadaan dari panas menjadi
dingin atau sebaliknya selalu berkaitan dengan adanya perpindahan panas atau
kalor.

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu disebut thermometer. Suhu menunjukan
derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukan energi yang dimiliki oleh suatu
benda.setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya
energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga
disebut temperature, satuan suhu adalah Kelvin ( K).Skala – skala lain adalah
Celcius, Fahrenhit, dan Reamur ( Kreith,1991).

2.2 Pengertian Suhu Tubuh

Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi panas dan


kehilangan panas ( Marie B dan Hoehn dalam McCallum, 2012). Jika tingkat
panas yang dihasilkan setara dengan yang hilang, maka suhu tubuh akan
stabil ( Tortora dan Derickson dalam McCallum, 2012). Suhu tubuh manusia
diatur dengan sistem umpan balik (feed back) yang diatur dalam sistem purat
pengaturan suhu oleh hypothalamus. Jika suhu tubuh manusia terlalu tinggi,
maka akan terjadi mekanisme umpan balik dengan cara mensekresi keringat
ke permukaan tubuh, perbesaran pori-pori kulit dan stimulasi rasa haus.
Suhu tubuh manusia sehat, normalnya menurut beberapa penelitian
dejak tahun 1972 yang dilakukan oleh Louis Eisman dalam Biology and
Human Progress, Neil A Campbell, 1987 : 790 menyebutkan yaitu 37
derajat celcius. Penelitian terbaru oleh Ziad Obermeyer, Jasmeet K Samra,
Sendhil Mullainsthan,2017 menyebutkan bahwa suhu tubuh manusia dalam
keadaan sehat yaitu 36.6 derajat celcius.
2.3 Pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot-
otot rangka dan menghasilkan pengeluaran tenaga dan energi ( pembakaran
kalori ). Manusia mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap
lingkungan. Meningkatnya aktivitas fisik menyebabkan peningkatan suhu inti
yang secara refleks memicu mekanisme pengeluaran panas.

Ketika beraktivitas, otot-otot tubuh akan memproduksi panas. Tubuh


manusia menghilangkan panas ini terutama dengan berkeringat. Saat keringat
menguap, panas tubuh akan hilang. Peningkatan suhu tubuh ketika beraktivitas
merupakan hal yang wajar, terutama jika lingkungan panas dan lembab.

Aktivitas seharian atau berolahraga dalam waktu yang lama juga dapat
meyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan tubuh sehingga hal ini juga ikut
berkontribusi menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Tubuh memiliki
kemampuan untuk meregulasi suhu sehingga suhu tubuh dapat kembali
normal. Umunya suhu tubuh dapat kembali normal setelah beristirahat dan
setelah tubuh kita terhidrasi dengan baik.

2.3.1 Thermoregulasi pada tubuh manusia


Sistem adaptasi tubuh manusia terhadap perubahan suhu adalah
suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu
tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Thermoregulasi merupakan suatu mekanisme yang terjadi pada
makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada
pada keadaan normal. Sistem termoregulasi dikendalikan oleh
hypotalamus di otak, yang berfungsi sebagai termostat tubuh.
Hypotalamus sebagai pusat integrasi termoregulasi tubuh
menerima informasi mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan
memulai penyesuaian- penyesuaian yang sangat rumit dalam
mekanisme penambahan atau pengurangan panas sesuai dengan
keperluan untuk mengkoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari
patokan normal.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis


dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam
batasan normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran
panas harus dipertahankan. Hubungan regulasi melalui mekanisme
neurologis dan kardiovaskular pada sistem adaptasi tubuh terhadap
perubahan suhu seperti Gambar 1.

Gambar 1 menjelaskan hypothalamus mengontrol suhu


tubuh sebagaimna kerja termos. Hypothalamus mengandung
sekelompok sel-sel saraf yang berfungsi sebagai thermostat,
merespon suhu tubuh di luar kisaran normal dengan mengaktivasi
mekanisme- mekanisme yang mendorong pelepasan atau
perolehan panas.
Suhu tubuh dikisaran normal, thermostat menghambat
mekanisme kehilangan panas dan mengaktivasi penghematan
panas dengan menyempitkan pembuluh darah, penegakan bulu
rambut dan merangsang mekanisme- mekanisme penghasil panas.
Respon terhadap suhu tubuh yang meningkat, thermostat
mematikan mekanisme retensi panas dan mendorong pendinginan
tubuh melalui vasolidasi, berkeringat atau terengah- engah.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena
panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai
langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa
yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus
arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total
curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh
ke kulit menjadi sangat efisien.
2.3.2 Mekanisme kehilangan panas melalui kulit
Semua penambahan atau kehilangan panas antara tubuh
dan lingkungan eksternal harus berlangsung seimbang. Hukum-
hukum Fisika yang mengatur pemindahan panas atau perpindahan
kalor antara benda-benda mati juga mengontrol perpindahan panas
antara permukaan tubuh dan lingkungan. Sehingga tubuh
mengalami keseimbangan panas dengan melakukan perpindahan
panas seperti Gambar 2.

A. Radiasi
Gelombang inframerah dipancarkan dari tubuh memiliki
panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia
memancarkan gelombang panas ke seluruh tubuh. Radiasi
merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
sebesar 60% atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas [6].
Radiasi dikatakan sebagai emisi panas dari permukaan benda
hangat dalam bentuk gelombang panas yang merambat. Ketika
tubuh manusia mengalami perubahan suhu lebih hangat ke
dingin. Sehingga tubuh memperoleh panas dari benda yang
lebih hangat daripada permukaan kulit, misalnya matahari,
radiator, atau api unggun.

B. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan


langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh.
Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme
konduksi sangat kecil [7]. Sentuhan dengan benda umumnya
memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua
mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar
langsung dengan benda relatif jauh lebih kecil dari pada
paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan
proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif
terus menerus. Besar konduktivitas termal pada tubuh manusia
yaitu 0,20 J/msoC.

C. Evaporasi

Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat


memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air
yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan
panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi ini individu
tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar
450- 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus
menerus dengan kecepatan 12–16 kalori per jam. Evaporasi ini
tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi
molekul air secara terus menerus melalui kulit dan sistem
pernafasan.

D. Konveksi

Tubuh yang mengalami demam biasanya mengompres


kepala dengan kompres air hangat. Hal ini agar, pori- pori yang
ada pada kulit terbuka dan panas pada tubuh dapat melakukan
metabolisme. Apabila dikompres dengan air dingin, panas
tubuh tidak dapat bermetabolisme dengan baik dan
menyebabkan suhu sulit kembali ke suhu normal.

Fenomena konveksi dapat dirasakan ketika tubuh


terkena pendingin dari angin atau lingkungan. Lapisan udara
yang berdekatan dengan kulit akan segera digantikan oleh
udara baru secara jauh lebih cepat dari keadaan normal, dan
kehilangan panas melalui konveksi meningkat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi panas dan


kehilangan panas ( Marie B dan Hoehn dalam McCallum, 2012). Jika tingkat
panas yang dihasilkan setara dengan yang hilang, maka suhu tubuh akan stabil
( Tortora dan Derickson dalam McCallum, 2012). Suhu tubuh manusia diatur
dengan sistem umpan balik (feed back) yang diatur dalam sistem purat
pengaturan suhu oleh hypothalamus. Jika suhu tubuh manusia terlalu tinggi,
maka akan terjadi mekanisme umpan balik dengan cara mensekresi keringat ke
permukaan tubuh, perbesaran pori-pori kulit dan stimulasi rasa haus.
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot-
otot rangka dan menghasilkan pengeluaran tenaga dan energi ( pembakaran
kalori ). Manusia mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap
lingkungan. Meningkatnya aktivitas fisik menyebabkan peningkatan suhu inti
yang secara refleks memicu mekanisme pengeluaran panas.

3.2 Saran

Demikian makalah mengenai pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh.


Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam makalah ini sehingga
menjadi lebih baik kedepanya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Mintarto, E, M. Fattahillah. 2019. Efek suhu lingkungan terhadap fisiologi tubuh pada saat
melakukan olahraga.

Gunawan, E, Ayu Elvana . 2012. Perbandingan pengaruh kegiatan di dalam ruangan dan luar
ruangan terhadap suhu tubuh.

Junaidi, N , dkk. 2019. Keterkaitan fisika dalam pembelajaran sistem adaptasi tubuh manusia
terhadap perubahan suhu.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-suhu/ diakses pada 12 November 2020

https://www.idntimes.com/health/fitness/nurul-hardina-a-mai/7-proses-yang-terjadi-pada-
tubuhmu-ketika-berolahraga-c1c2 diakses pada 12 November 2020

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/badan-panas-setelah-jogging diakses pada 12


November 2020

Anda mungkin juga menyukai