(TERMOREGULASI)
Oleh
UNIVERSITAS NASIONAL
2019/2020
I. Acara latihan
Percobaan dilakukan pada hari selasa tanggal 22 Oktober 2019 bertempat di
Laboratorium Zoologi Universitas Nasional Jakarta.
B. Bahan
- Katak
- Air es
- Air hangat
C. Cara Kerja
1. Pengukuran suhu mulut
Dibersihkan termometer klinik dengan alkohol
Diturunkan miniskus air raksa sampai dibawah skala dengan mengayun
sentakan termometer tersebut beberapa kali
Diletakan reservoir termmometer dibawah lidah dan OP menutup
mulutnya rapat-rapat
Setelah 5-10menit dibaca dan dicatat suhu mulut OP
2. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
Diturunkan miniskus air raksa sampai dibawah skala
Diletakan termometer dibawah lidah OP
Dibaca dan dicatat suhu mulut setelah 5 menit
Tanpa menurunkan miniskus air raksa diletakan kembali termometer
dibawah lidah OP
Dibaca dan dicatat lagi suhu mulut stelah 5 menit
OP bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang
hidung. Segera setellah ini diulangi percobaan 1 s/d 5
OP berkumur berlulang-ulang dengan air es selama 1 menit. Segera setelah
ini diulangi percobaan 1 s/d 5.
3. Pengukura suhu axilla
Dikeringkan ketiak OP, dan OP berbaring terlentang
Dilakukan seperti prosedur 1. Diletakan termometer diketiak dan dijepit
dengan baik.
Setelah 10 menit dibaca dan dicatat suhu ketiak OP
3. Suhu axilla
Suhu axilla setelah 10 menit : 37,4 oC
3. Suhu axilla
Paada praktikum ini OP mengelap terlebih dahulu ketiaknya sampai kering,
kemudian mengukur suhu ketiaknya dengan menggunakan termometer. Hasil
yang di dapat 37,4 oC. Suhu ini lebih rendah dibandingkan suhu pada mulut OP
karena pada ketian masih terpapar suhu dari lingkungan sehingga hasil yang di
dapat pula kurang optimal atau akan lebih rendah dibandingkan suhu yang di
dapat pengukuran suhu mulut. Karena pengukuran suhu mulut termometer lebih
terisolasi dan terhindar dari suhu lingkungan.
3. Suhu axilla
Pada praktikum ini OP mendapatkan suhu lebih rendah dibandingkan suhu
mulutnya, yaitu suhu axilla OP adalah 37,4 oC. Hal ini membuktikan suhu
mulut lebih optimal dibandingkan suhu ketiak, karena suhu ketiak adalah suhu
permukaan dan masih terpapar oleh suhu lingkungan.
2. Apakah ada perbedaam antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
Ya, suhu dalam mulut lebih setabil karena termometer lebih terisolasi dan tidak
terpapar suhu luar dan mulut mengeluarkan CO2 dan pengeluaran panas dimulut
lebih tertutup, sedangkan suhu ketiak terpengaruhi suhu permukaan dan masih
dapat terpapar suhu luar sehingga hasil yang di dapat kurang optimal.
3. Apakah ada perbedaan suhu katak pada waktu dibenamkan dalam air es
dan air hangat.
Ya, karena katak merupakan hewan poikilometri yaitu binatang berdarah dingin
yang tidak dapat menghasilkan kalor atau panas, sehingga suhu butuhnya
menyesuaikan terhadap kondisi suhu lingkungan. Katak dapat memelihara
keseimbangann suhu tubuh dengan mengurangi penguapan dan kehilangan panas
lewat konduksi dan memaksimalkan penambahan panas melalui radiasi dan panas
metabolik. Pengaturan untuk menyesuiakan terhadap suhu lingkungan dingin
dilakukan dengan cara memanfaatkan input radiasi sumber panas yang ada di
sekitarnya sehingga suhu tubuh di atas suhu lingkungan dan pengaturan untuk
menyesuaiakan terhadap suhu lingkungan panas dengan penguapan air melalui
kulit dan organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah
suhu lingkungan.
X. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/17365210/PERCOBAAN_TERMOREGULASI
https://id.wikipedia.org/wiki/Termoregulasi_hewan
https://www.academia.edu/7216188/Pengaruh_Suhu_Lingkungan_terhadap_Suhu_Tubuh
https://www.honestdocs.id/suhu-tubuh-normal-manusia-bayi-dewasa
https://id.wikipedia.org/wiki/Poikiloterm
https://www.academia.edu/19707382/Thermoregulasi_Katak