Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA

SUHU TUBUH DAN PENGATURANYA

(TERMOREGULASI)

Oleh

PUPUT PUTUH ANISA


183112620120120

PROGRAM STUDI BIOLOGI MEDIK

UNIVERSITAS NASIONAL

2019/2020
I. Acara latihan
Percobaan dilakukan pada hari selasa tanggal 22 Oktober 2019 bertempat di
Laboratorium Zoologi Universitas Nasional Jakarta.

II. Tujuan Percobaan


- Mengukur duhu ketiak (axilla) dan suhu mulut seseorang
- Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu
mulut seseorang
- Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh binatang
poikilotermik

III. Dasar Teori (Tinjuan Pustaka)


Termoregulasi merupakan proses fisiologis untuk mempertahankan suhu inti
tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat,mekanisme ini erat kaitannya
dengan memeprtahankan proses reaksi biokimia dalam tubuh agar tetap berlangsung.
Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu
Poikiloterm dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.
Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan
seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm
adalah bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan
berdarah panas karena dapat menjaga suhu tubuhnya. Hewan yang termasuk dalam
homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia.
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang
diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat
berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer
energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan
kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua
materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas
menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya
konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan
konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas
karena evaporasi.
Pada manusia, pusat kontrol termoregulasi terletak di hipotalamusanterior.
Selain itu terdapat tiga komponen penting lainnya dalam termoregulasi yaitu
termoreseptor, hypothalamus, dan sarafeferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu
tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan
lingkungan sekitarnya. Pada manusia hemostasis suhu tubuh merupakan
penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang saling berhubungan. Didalam
pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur suhu, yaitu sensor
panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima di
luar) dan jaringan inti (penerimadi dalam) dari tubuh.
Manusia adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu
lingkungan berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya. Kulit memegang
peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-
jaring pembuluh darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di
samping itu terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu diantaranya adalah
termoreseptor.
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus
inidikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Terdapat dua hipothalamus,
yaitu: hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan panas dan
hipothalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas. Bila
tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh meningkatkankehilangan panas ke
lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecenderungannya menurunkan
kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang kelingkungan melalui radiasi dan
konduksi-konveksi ditentukan oleh perbedaan suhu antara kulit dan lingkungan
eksternal. Bagian pusat tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang dijaga tetap
sekitar 37oC.
Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah.
Vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran darah
panas kekulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya, vasokonstriksi
pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit, sehingga menjaga suhu pusat
tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari lingkungan eksternal, jadi menurunkan
kehilangan panas. Respon-respon vasomotor kulit ini dikoordinasi oleh hipotalamus
melalui jalur sistem para simpatik. Aktivitas simpatetik yang ditingkatkan ke
pembuluh kutaneus menghasilkan penghematan panas vasokonstriksi untuk merespon
suhu dingin, sedangkan penurunan aktivitas simpatetik menghasilkan kehilangan
panas vasodilatasi pembuluh darah kulitsebagai respon terhadap suhu panas.
Bila benda dingin ditempelkan langsung pada kulit, pembuluh darah makin
berkontraksi sampai suhu 15oC. Saat titik mencapai derajat konstriksi maksimum
pembuluh darah mulai berdilatasi. Dilatisi ini disebabkan oleh efek langsung
pendinginan setempat terhadap pembuluh itu sendiri. Mekanisme kontraksi
dinginmembuat hambatan impuls saraf datang ke pembuluh tersebut pada
suhumendekati suhu 0oC sehingga pembuluh darah mencapai vasodilatasi maksimum.
Hal ini dapat mencegah pembekuan bagian tubuh yang terkena terutama tangandan
telinga.
Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Exercise : semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat
15x,sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal rate -nya.
2. Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine ) adalah pengatur
pengaturutama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan
hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
3. Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis
darisystem syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan
norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine
dannorephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan
metabolismerate dari sel tubuh.
4. Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme
rate,setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi
biokimia 10 %.
5. Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rateter
utama intake tinggi protein.
6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi
Kebanyakan orang beranggapan bahwa suhu tubuh normal berada pada 37
derajat Celcius. Hal ini tidaklah benar sepenuhnya karena suhu normal manusia dapat
bervariasi berdasarkan kelompok usia. Berikut rata - rata ukuran suhu tubuh normal
berdasarkan kelompok usia :
Suhu normal anak : 36,3 - 37,7 derajat Celcius
Suhu normal bayi : 36,1 - 37,7 derajat Celcius
Suhu normal dewasa : 36,5 – 37,5 derajat celcius
Suhu tubuh normal dapat berubah - ubah sepanjang hari. Suhu tubuh terendah
terutama terjadi pada pagi hari, suhu tubuh dapat meningkat hingga 0,6 derajat
Celcius pada sore hari. Suhu tubuh juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas harian,
misalnya pada saat berolahraga di cuaca yang panas, suhu tubuh dapat meningkat 0,6
hingga 1 derajat Celcius. Pada wanita yang sedang mengalami ovulasi suhu tubuh
juga dapat megalami peningkatan di atas nilai normal.
Hewan berdarah dingin atau disebut juga Poikiloterm adalah hewan yang suhu
tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Poikiloterm suhu
tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Yang termasuk dalam Poikiloterm adalah
bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi.
Suhu yang tinggi menjelaskan mengapa banyak organisme berdarah dingin
seperti ikan, ampibi, crustacea, dan kadal hidup lebih lama di daerah bergaris lintang
besar daripada bergaris lintang kecil, menurut penelitian baru-baru ini diterbitkan
dalam "Proceedings of the National Academy of sciences (PNAS) online". Asisten
Profesor Dr Stephan Munch dan Ph.D. calon "Santiago Salinas", keduanya dari
Universitas Stony Brook School of Atmospheric dan Ilmu Kelautan, ditemukan
bahwa bermacam macam jarak suhu dari spesies untuk mengubah temperatur
tubuhnya dengan temperatur lingkungannya, temperatur lingkungan adalah faktor
dominan mengendalikan geografis variasi dalam jangka hidup spesies.
Hubungan antara suhu dan jangka hidup dari penelitian Munch dan Salinas,
ditemukan melalui analisis data dengan cara yang serupa dengan hubungan yang
memprediksi teori metabolis ekologi (MTE). Teori ini, yang merupakan kerangka
pemodelan yang telah digunakan untuk menjelaskan cara pada sejarah kehidupan,
dinamika populasi, pola geografis, dan proses ekologi skala hewan dengan ukuran
tubuh dan suhu.
Katak termasuk ke dalam kelas amphibi. Hewan amphibi merupakan hewan
Poikiloterm. Suhu tubuh hewan Poikiloterm ditentukan oleh keseimbangannya dengan
kondisi suhu lingkungan, dan berubah-ubah seperti berubahnya-ubahnya kondisi suhu
lingkungan. Hewan ini mampu mengatur suhu tubuhnya sehingga mendekati suhu
lingkungan. Pengaturan untuk menyesuiakan terhadap suhu lingkungan dingin
dilakukan dengan cara memanfaatkan input radiasi sumber panas yang ada di
sekitarnya sehingga suhu tubuh di atas suhu lingkungan dan pengaturan untuk
menyesuaiakan terhadap suhu lingkungan panas dengan penguapan air melalui kulit
dan organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah suhu
lingkungan. Faktor yang mempengaruhi kecepatan transfer panas ke dalam atau ke
luar tubuh hewan:
a. Luas permukaan. Hewan kecil memiliki suatu aliran panas lebih tinggi per unit
berat tubuhnya. Katak merupakan hewan yang berukuran kecil sehingga aliran
panas dari dalam tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung cepat.
b. Perbedaan suhu. Semakin dekat hewan memelihara suhu tubuhnya dengan suhu
lingkungannya semakin sedikit panas akan mengalir ke dalam atau ke luar
tubuhnya. Katak sebagai hewan poikiloterm dapat memelihara suhu tubuhnya
dekat dengan lingkungannya. Jika suhu lingkungan rendah maka katak akan
mengkondisikan suhu tubuhnya mendekati sehu lingkungan. Begitu juga jika
suhu lingkungan panas.
c. Konduktansi panas spesifik permukaan tubuh. Permukaan jaringan hewan
poikitoterm, seperti katak, memiliki konduktansi panas yang tinggi daripada
hewan homeoterm, sehingga katak memiliki suhu tubuh yang mendekati suhu
lingkungan
V. Alat, Bahan Dan Cara Kerja
A. Alat
- Termometer
- Kapas
- Alkohol
- Gelas kimia
- Tali

B. Bahan
- Katak
- Air es
- Air hangat

C. Cara Kerja
1. Pengukuran suhu mulut
 Dibersihkan termometer klinik dengan alkohol
 Diturunkan miniskus air raksa sampai dibawah skala dengan mengayun
sentakan termometer tersebut beberapa kali
 Diletakan reservoir termmometer dibawah lidah dan OP menutup
mulutnya rapat-rapat
 Setelah 5-10menit dibaca dan dicatat suhu mulut OP

2. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada suhu mulut
 Diturunkan miniskus air raksa sampai dibawah skala
 Diletakan termometer dibawah lidah OP
 Dibaca dan dicatat suhu mulut setelah 5 menit
 Tanpa menurunkan miniskus air raksa diletakan kembali termometer
dibawah lidah OP
 Dibaca dan dicatat lagi suhu mulut stelah 5 menit
 OP bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang
hidung. Segera setellah ini diulangi percobaan 1 s/d 5
 OP berkumur berlulang-ulang dengan air es selama 1 menit. Segera setelah
ini diulangi percobaan 1 s/d 5.
3. Pengukura suhu axilla
 Dikeringkan ketiak OP, dan OP berbaring terlentang
 Dilakukan seperti prosedur 1. Diletakan termometer diketiak dan dijepit
dengan baik.
 Setelah 10 menit dibaca dan dicatat suhu ketiak OP

4. Pengukuran suhu lingkungan pada suhu tubuh binatang poikilotermik


(katak)
 Ditetapkan suhu ruang dengan termometer kimia.
 Diikat dengan tali seekor katak terlentang di atas papan fiksasi.
 Dimasukan termometer kimia ke dalam esofagusnya
 Dibaca dan dicatat suhu katak setelah 5 menit.
 Dengan termometer masih tetap didalam esofagusnya, benamkan katak itu
ke dalam air es selama 5 menit.
 Dibaca dan di catat suhunya setelah 5 menit.
 Dikeluarkan termometer dari esofagus katak dan ditetapkan suhu air es.
 Dikeluarkan katak dari air es dan dibiarkan beberapa menit dalam suhu
ruang, sementara itu disiapkan air hangat.
 Dimasukan kembali termometer dalam esofagus katak.
 Dibenamkan katak itu dalam air hangat setinggi lehernya.
 Dibaca dan di catatsuhunya setelah 5 menit.
VI. Hasil

Gambar : pengukuran suhu katak Gambar : pengukuran suhu mulut

A. Suhu tubuh manusia


Nama OP : Ali Firdawansyah
Umur : 36 tahun
1. Suhu mulut
Suhu mulut setelah 5-10 menit : 37,5 oC

2. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es


Suhu mulut setelah 5 menit : 37,5 oC
Suhu mulut setelah 10 meit : 37,5 oC
Suhu mulut setelah bernafas 2’ dan 5’ : 37,5 oC
Suhu smulut setelah bernafas 2’ dan 10’ : 37,5 oC
Suhu mulut setelah berkumur air es selama 1’ dan 5’ : 37,0 oC
Suhu mulut setelah berkumur air es selama 1’ dan 10’ : 37.2 oC

3. Suhu axilla
Suhu axilla setelah 10 menit : 37,4 oC

B. Suhu tubuh binatang


 Suhu tubuh katak pada suhu ruang : 28 oC
 Suhu tubuh katak setelah dibenam air es : 22 oC
 Suhu air es : 20 oC
 Suhu tubuh katak setelah dibenam air hangat : 33 oC
 Suhu air hangat : 34 oC
VII. Pembahasan
1. Suhu mulut
Pada praktikum ini OP melakukan pengukuran suhu mulut dengan cara
termometer terlebih dahulu dibersihkan dengan kapas alkohol dan kemudian
termometer di masukan kedalam mulut pada bagian resevoir termometer di
letakan di bawah lidah supaya mendapatkan nilai suhu yang optimal, kemudian di
diamkan selama 5-10 menit. Hasil suhu yang di dapat pada praktikum ini yaitu
37,5 oC hal ini dinyatakan normal suhu tubuh pada manusia orang dewasa.

2. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur dengan air es


Pada praktimum ini OP melakukanpengukuran suhu mulut 5 menit dan di dapat
hasil 37,5 oC, kemudian di ukur kembali pada suhu 10 menit dan di dapatkan hasil
37,5 oC, setelah itu melakukan pernafas melalui mulu dan dihitung pula suhu
mulutnya, suhu mulut setelah bernafas 2 menit dan 5 menit di dapat hasil 37,5 oC,
dan dilakukan kembali pada 2 menit dan 10 menit mendapatkan hasil 37,5 oC.
Kemudian OP disuruh berkumur menggunakan air es dan bernafas tenang melalui
mulut, dan mendapatkan hasil setelah berkumur air es selama 1 menit dan 5 menit
mendapat kan hasil 37,0 oC , dan di lakukan kembali pada 1 menit dan 10 memit
sehingga mendapatkan nilai suhu 37,2 oC.
Hal ini terlihat pada pengukuran suhu mulut sangat setabil, tetapi saat setelah
berkumur engan air es suhu pada mulut mulai berubah sehingga mengalami suhu
mulut turun hingga 0,5 oC pada 1 menit dan 5 menit, dan kembali naik pada 1
menit dan 10 menit kenaikannya 0,2 oC. Hal ini sama dengan teori yaitu manusia
adalah homoioterm, artinya suhu tubuhnya konstan meskipun suhu lingkungan
berfluktuasi jauh di atas atau di bawah suhu tubuhnya, suhu tubuh manusia akan
mengstabilkan kembali suhunya meski terpapar oleh suhu lingkungan, hal ini
karena untuk mempertahankan tubuh. Hal itu terjadi karena suhu tubuh manusia
memiliki pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hypothalamus. Hipothalamus
ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Terdapat dua
hipothalamus, yaitu: hipothalamus anterior yang berfungsi mengatur pembuangan
panas dan hipothalamus posterior yang berfungsi mengatur upaya penyimpanan
panas. Bila tubuh merasa panas, ada kecenderungan tubuh
meningkatkankehilangan panas ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka
kecenderungannya menurunkan kehilangan panas. Jumlah panas yang hilang
kelingkungan melalui radiasi dan konduksi-konveksi ditentukan oleh perbedaan
suhu antara kulit dan lingkungan eksternal. Hal itu menjadi kesetabilan suhu
tubuh.
Kenapa pada suhu mulut yang telah berkumur air es mengalami penurunan karena
terdapat respon pada proses termoregulasi, aliran darah kulit sangat berubah-ubah.
Vasodilatasi pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan aliran darah
panas kekulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya, vasokonstriksi
pembuluh darah kulit mengurangi aliran darah ke kulit, sehingga menjaga suhu
pusat tubuh konstan, dimana darah diinsulasi dari lingkungan eksternal, jadi
menurunkan kehilangan panas. Respon-respon vasomotor kulit ini dikoordinasi
oleh hipotalamus melalui jalur sistem para simpatik. Aktivitas simpatetik yang
ditingkatkan ke pembuluh kutaneus menghasilkan penghematan panas
vasokonstriksi untuk merespon suhu dingin, sedangkan penurunan aktivitas
simpatetik menghasilkan kehilangan panas vasodilatasi pembuluh darah
kulitsebagai respon terhadap suhu panas. Tetapi jika terus-terusan terpapas suhu
dingin atau suhu panas yang ekstrim dan berlebih akan mengalami kerusakan pada
sistem saraf maupun pada organ-organ tubuh yang dpat mengakibatkan kematian.

3. Suhu axilla
Paada praktikum ini OP mengelap terlebih dahulu ketiaknya sampai kering,
kemudian mengukur suhu ketiaknya dengan menggunakan termometer. Hasil
yang di dapat 37,4 oC. Suhu ini lebih rendah dibandingkan suhu pada mulut OP
karena pada ketian masih terpapar suhu dari lingkungan sehingga hasil yang di
dapat pula kurang optimal atau akan lebih rendah dibandingkan suhu yang di
dapat pengukuran suhu mulut. Karena pengukuran suhu mulut termometer lebih
terisolasi dan terhindar dari suhu lingkungan.

4. Suhu tubuh binatang poikilometri (katak)


Pada praktikum ini pengukuran suhu binatang poikilometri menggunakan
binatang percobaan katak, suhu tubuh katak pada suhu ruang di dapat hasil 28 oC,
pada suhu tubuh katak yang di rendam air es adalah 22 oC sedangkan suhu air es
20 oC, dan pada suhu tubuh katak yang di rendam air hangat yaitu 33 oC, dan suhu
air hangat 34 oC. Hal tersebut menyatakan bahwa katak adalah hewan poikiloterm
yaitu hewan yang suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu
lingkungan. pada lingkungan yang dingin, katak akan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, yaitu dengan menurunkan suhu tubuhnya, demikian pula pada
keadaan panas maka katak akan meningkatkan suhu tubuhnya. Hewan tersebut
dapat memelihara keseimbangann tubuh dengan mengurangi penguapan dan
kehilangan panas lewat konduksi dan memaksimalkan penambahan panas melalui
radiasi dan panas metabolik. Katak mampu mengatur suhu tubuhnya sehingga
mendekati suhu lingkungan. Pengaturan untuk menyesuiakan terhadap suhu
lingkungan dingin dilakukan dengan cara memanfaatkan input radiasi sumber
panas yang ada di sekitarnya sehingga suhu tubuh di atas suhu lingkungan dan
pengaturan untuk menyesuaiakan terhadap suhu lingkungan panas dengan
penguapan air melalui kulit dan organ-organ respiratori menekan suhu tubuh
beberapa derajat di bawah suhu lingkungan
VIII. Kesimpulan
1. Suhu mulut
Dari hasil praktikum OP mendapatkan nilai suhu normal suhu tubuh manusia
yaitu dengan nilai suhu 37,5 oC. Hal ini dinyatakan kondisi OP stabil.

2. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur dengan air es


Pada pengukuran praktikum ini OP mengalami penurunan suhu 0,5 oC tetapi
mengalami kenaikan kembali sebanyak 0,2 oC hal ini membuktikan suhu
tubuh manusia dapat mengstabilkan suhu tubuhnya supaya tetap dalam kondisi
suhu tubuh normal.

3. Suhu axilla
Pada praktikum ini OP mendapatkan suhu lebih rendah dibandingkan suhu
mulutnya, yaitu suhu axilla OP adalah 37,4 oC. Hal ini membuktikan suhu
mulut lebih optimal dibandingkan suhu ketiak, karena suhu ketiak adalah suhu
permukaan dan masih terpapar oleh suhu lingkungan.

4. Suhu tubuh binatang poikilometri (katak)


Pada praktikum ini menggunakan katak untuk percobaan. Katak merupakan
hewan poikiloterm yang dapat mengubah suhu tubuhnya berdasarkan suhu
lingkungannya. Hal ini terbukti dengan saat pengukuran suhu tubuh katak saat
direndam air es dan air hangat hal itu mengalami perubuhan suhu.
IX. Pertanyaan
1. Mengapa ketiak harus di keringkan terlebih dahulu sebelum diukur
suhunya?
Ya, karena pengukuran suhu pada ketiak sama dengan pengukuran suhu
permukaan, hal itu karena kulit memegang peranan penting dalam
mempertahankan suhu tubuh. Di dalam kulit terdapat jaring-jaring pembuluh
darah dan kelenjar keringat yang dikendalikan oleh sistem saraf. Di samping itu
terdapat reseptor berbagai macam sensasi satu diantaranya adalah termoreseptor.
Karena ketiak banyak mengadung kelenjar keringat sehingga dapat mempengaruhi
kelembaban yang dapat mempengaruhi suhu juga sehingga di perlukan untuk
pengelapan kelenjar keringat supaya mendapatkan nilai suhu yang optimal.

2. Apakah ada perbedaam antara suhu ketiak dan suhu mulut? Apa sebabnya?
Ya, suhu dalam mulut lebih setabil karena termometer lebih terisolasi dan tidak
terpapar suhu luar dan mulut mengeluarkan CO2 dan pengeluaran panas dimulut
lebih tertutup, sedangkan suhu ketiak terpengaruhi suhu permukaan dan masih
dapat terpapar suhu luar sehingga hasil yang di dapat kurang optimal.

3. Apakah ada perbedaan suhu katak pada waktu dibenamkan dalam air es
dan air hangat.
Ya, karena katak merupakan hewan poikilometri yaitu binatang berdarah dingin
yang tidak dapat menghasilkan kalor atau panas, sehingga suhu butuhnya
menyesuaikan terhadap kondisi suhu lingkungan. Katak dapat memelihara
keseimbangann suhu tubuh dengan mengurangi penguapan dan kehilangan panas
lewat konduksi dan memaksimalkan penambahan panas melalui radiasi dan panas
metabolik. Pengaturan untuk menyesuiakan terhadap suhu lingkungan dingin
dilakukan dengan cara memanfaatkan input radiasi sumber panas yang ada di
sekitarnya sehingga suhu tubuh di atas suhu lingkungan dan pengaturan untuk
menyesuaiakan terhadap suhu lingkungan panas dengan penguapan air melalui
kulit dan organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah
suhu lingkungan.
X. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/17365210/PERCOBAAN_TERMOREGULASI
https://id.wikipedia.org/wiki/Termoregulasi_hewan
https://www.academia.edu/7216188/Pengaruh_Suhu_Lingkungan_terhadap_Suhu_Tubuh
https://www.honestdocs.id/suhu-tubuh-normal-manusia-bayi-dewasa
https://id.wikipedia.org/wiki/Poikiloterm
https://www.academia.edu/19707382/Thermoregulasi_Katak

Anda mungkin juga menyukai