Anda di halaman 1dari 8

Makalah Termoregulasi pada hewan

Disusun guna memenuhi tugas fisiologi ternak

Oleh kelompok

1.Muhammad Ari Ardiyanto (D21010019)


2.M arief Al Mahdi (D21010020)
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang   

Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah, frekuensi
pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini
menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat
penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit
yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu tubuh manusia
cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.

Pada Hewan Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu Poikiloterm
dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah
dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi. Dan hewan
homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjaga suhu tubuhnya. Hewan
yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia.

Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi
dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi
dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium
untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung
antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas
menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah
suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas
kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya
laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi.

BAB II
PEMBAHASAN

Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar
berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu
tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur
keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur
atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta
termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih
tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya

Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang
saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur
suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima
di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang
diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang
mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan
seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas
dan sensor dingin melalui peredaran darah .

Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui
evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian
kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu
cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah satu
perilaku unik dalam termoregulasi

Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar. Pada suhu -2oC s.d suhu 50oC hewan
dapat bertahan hidup atau pada suhu yang lebih ekstrem namununtuk hidup secara normal hewan
memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses
fisiologis optimal.

Usaha hewan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap konstan dan tidak
terjadiperbedaan drastis dengan suhu lingkungannya disebut thermoregulasi. Di dalam tubuh
hewanyang hidup selalu terjadi proses metabolisme. Dengan demikian selalu dihasilkan
panas,karena tidak semua energi yang terbentuk dari metabolisme dimanfaatkan. Panas
yangterbentuk dibawa oleh darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi panas dan
disebutsebagai suhu tubuh.

Suhu Tubuh Normal

A.       Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu

1.   Poikiloter.

Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin.

2.   Homoiterm.

Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal
ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan
homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan
mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi
oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor
makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.

Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu
yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang
melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga
suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia. 
Hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu
lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang
diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang.

B.        Panas Yang Hilang Dapat Berlangsung Secara Radiasi, Konveksi, Konduksi Dan Evaporasi.

Interaksi panas hewan dengan lingkungan menguntungkan untuk mengatur suhu tubuh
meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh panas melaui :

1.    Konduksi

Perpindahan atau pergerakan panas antara dua benda yang saling bersentuhan. Panas  mengalir dari
benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. dipengaruhi oleh:

  Luas permukaan benda yang saling bersentuhan

  Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut

  Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda) dari
kedua benda

Mamalia dan Aves:

  Konduktivitasnya rendah

  Penahan panas yang baik ialah rambut dan bulu

  Hanya akan melepaskan sejumlah kecil panas dari tubuhnya ke benda lain yang bersentuhan
dengannya

2.    Konveksi

Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (fluida) yang bergerak.

Proses Konveksi:

  Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal

  Perpindahan panas bisa dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di sekeliling tubuh ditingkatkan

  Terjadi dari lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat hewan,
lama-kelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga

3.    Radiasi
Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan misalnya pada proses
perpindahan panas dari matahari ke tubuh hewan.

Frekuensi dan Intensitas Radiasi:

  Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang
mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya

  tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik

  berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas tubuh

4.    Evaporasi

      Proses perubahan benda dari fase cair ke fase gas.misalnya pada mekanisme ekskresi kelenjar
keringat.

Evaporasi:

  Cara penting untuk melepaskan panas tubuh

  Hewan yang tidak memiliki kelenjar keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui saluran
pernafasan dengan cara terengah-engah (pada anjing diikuti dengan menjulurkan lidahnya)

  Jika suhu tubuh meningkat, keringat akan membasahi kulit, selanjutnya keringat akan menyerap
kelebihan panas dari tubuh dan mengubahnya menjadi uap, setelah keringat mengering, suhu tubuh
pun turun                                                     

C.       Adaptasi Pada Termoregulasi hewan

Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,
pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan
hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm
(misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya.
Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.

Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut
pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh
darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi
kehilangan panas tubuh.

Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan
sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah
di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga
ke tubuh.

Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.

Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi pada termoregulasi berbagai hewan:

1.AdaptasiMorfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing
dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain
sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput
atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan
adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh
adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya
untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta
pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap
lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna
yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri. Termoregulasi pada
Manusia

Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur
atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta
termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih
tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya.

BAB III

KESIMPULAN

Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya
tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang terlalu besar.
Tidak semua hewan mampu mempertahankan suhu tubuh yang konstan.

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-
elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood
animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals).

Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam (metabolisme) atau luar
dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu
panas) hewan perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau estivasi.

poikiloter.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang
saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur
suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima
di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat yang
diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke syaraf motorik yang
mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan
seluruh tubuh.

Sumber Referensi:

Anonim, 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2012)

Biologi,www.baltimore.ohlog.com

Keseimbangan panas pada ternak,www.blogspot.com. diakses pada 20 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai