PENDAHULUAN
adalah
suatu
mekanisme
makhluk
hidup
untuk
mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir
(Campbell, 2004). Berdasarkan Tobin (2005), suhu berpengaruh kepada tingkat
metabolisme. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul
semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar dan kemungkinan
terjadinya tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain semakin besar pula
(Chang, 1996). Akan tetapi, kenaikan aktivitas metabolisme hanya akan
bertambah seiring dengan kenaikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini
disebabkan metabolisme di dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang
memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh
meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan
kehilangan fungsinya
Di dalam tubuh organisme (tingkat individu) pasti ada mekanisme
regulasi untuk mencapai keadaan yang homeostatic. Homeostatik pada dasarnya
merupakan suatu upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi yang stabil
dinamis (steady state ) yang menjamin optimalisasi berbagai proses fisiologis
dalam tubuh. Untuk mencapai keadaan tersebut, tubuh melakukan berbagai
aktivitas regulasi, sebagai mekanisme untuk mencapai homeostatis yang
diharapkan. Regulasi dan homeostatis juga terjadi di tingkat populasi dan
komunitas dalam suatu ekosistem.
Regulasi merupakan suatu proses untuk mencapai keadaan yang stabil.
Regulasi
dilakukan
dalam
banyak
bentuk,
misalnya
regulasi
untuk
gula dan protein darah,dsb. Pada tubuh manusia, regulasi diperankan oleh antara
lain adalah syaraf dan hormone.karena kedua komponen merupakan pengendali
utama
dalam
proses
regulasi
dalam
tubuh.
Pengaturan
suhu
tubuh
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
dinamakan
homeoterm,
sedangkan
yang
ridak
mampu
Poikiloterm
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian
dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan yang tidak
mampu mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi sesuai
dengan suhu lingkungannya. Sebetulnya suhu tubuh tidak betul-betul sama
dengan suhu lingkungan, sebab kalau diukur teliti, suhu selnya sedikit diatas
suhu
lingkungannya.
Menghadapi
fluktuasi
suhu
lingkungan,
hewan
b. Homoiterm.
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena mampu menjaga
panas suhu tubuhnya. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini
dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu
tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang
berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm
mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor
kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor
makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya,
pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan
lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat
yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar
tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan
mamalia. Hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kirakira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada
neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas
yang hilang.
c. Heterotermik
Yaitu kelompok hewan yang pada saat tertentu memiliki sifat poikilotermik
dan pada saat lain bersifat homeotermik, dan kelompok hewan yang mengatur
suhu tubuh secara parsial, yaitu regulasinya terbatas pada bagian tubuh tertentu.
5
kesejukan yang diberikan oleh kipas angin kepada manusia selama harihari panas, tetapi sebagian besar dari pengaruh ini disebabkan oleh
pendinginan melalui evaporasi. Sebaliknya, faktor wind-chill (tiupan angin)
memperburuk kekejaman suhu musim dingin yang sangat dingin.
Proses Konveksi:
Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal
Perpindahan panas bisa dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di
sekeliling tubuh ditingkatkan
Terjadi dari lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara
panas bertiup di dekat hewan, lama-kelamaan tubuh hewan akan menjadi
lebih panas juga
c. Radiasi
Radiasi adalah emisi dari energi electromagnet yang dihasilkan oleh
semua benda nol, termasuk tubuh hewan dan matahari. Radiasi dapat
memindahkan panas di antara benda-benda yang tidak melakukan kontak
langsung, seperti ketika hewan menyerap panas radiasi dari matahri.Sebagai
contoh, radiasi sinar matahari.
Frekuensi dan Intensitas Radiasi:
Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi
suhu benda yang mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas
radiasinya
Tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan
baik
Hewan yang berjemur (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau
memperoleh panas tubuh
d. Evaporasi
Proses perubahan benda dari fase cair ke fase gas. misalnya pada
mekanisme ekskresi kelenjar keringat.atau Evaporasi proses kehilangan
panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas.
7
gram. Berarti
2.
3.
Jadi panas tubuh dan selanjutnya suhu tubuh seekor hewan dapat
diregulasi dengan mengubah kecepatan produksi panas dan perpindahan
panas (transfer panas).
2.
3.
2.
3.
2.5
suhu tubuh di atas suhu air. Namun air menyerap panas begitu efektif dan
hewan poikilotermik tidak memiliki insulasi sehingga perbedaan suhu hewan
dengan air sangat kecil.
Pada hewan poikilotermik darat, misalnya katak, keong dan serangga,
suhu tubuhnya dapat lebih mendekati suhu udara lingkungan. Input radiasi
panas dari matahari atau sumber lain mungkin meningkatkan suhu tubuh di atas
suhu lingkungan, dan penguapan air melalui kulit dan organ-organ respiratori
menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah suhu lingkungan.
Hewan darat
mengurangi
dapat
penguapan
dan
panas
lewat
dengan
konduksi
dan
2.6
Produksi panas
2.
Kehilangan panas
10
Laju produksi panas dan kehilangan panas pada hewan sangat bervariasi,
tergantung pada kondisi lingkungannya (panas, dingin), aktivitasnya (diam,
aktif). Untuk memelihara keseimbanagn suhu tersebut, hewan homeoterm
melakukan regulasi kimiawi dan regulasi fisik. Regulasi kimiawi menyangkut
produksi panas metabolik, sedangkan regulasi fisik menyangkut kegiatan fisik
untuk memodifikasi kehilangan panas.
11
kritis bawah. Antara zona suhu netral dengan suhu kritis bawah ini disebut dengan
zona regulasi metabolik.
Bila suhu lingkungan berada dibawah suhu kritis bawah, mekanisme regulasi
akan gagal, tubuh mendingin, kecepatan metabolik turun. Dalam keadaan ini
hewan berada dala zona hipotermia. Dimana produksi panas metabolik tidak dapat
mengimbangi turunnnya suhulingkungan. Bila suhu lingkungan naik lebih tinggi
dari suhu netral, maka hewan akan melakukan aktivitas yang cenderung
melepaskan (membuang) panas, misalnya masuk ke dalam air dan sebagainya.
Peningkatan suhu hanya dapat ditoleransi oleh hewan homeoterm sampai suhu
kritis atas. Antasa zona suhu netral dengan suhu kritis atas disebut zona
termoregulasi fisik. Di atas zona ini pelepasan panas oleh hewan tidak dapat
mengimbangi naiknya suhu lingkunan sehingga suhu tubug akan ikut naik.
12
4. Vasodilatasi
Adaptasi Hewan Ekstoterm terhadap Suhu Sangat Panas dan Sangat Dingin
Adaptasi terhadap suhu sangat panas dilakukan dengan:
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
1.
melalui kulit, bagi hewan yang berkulit lembab (cacing dan katak) atau
dengan cara berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar
keringat)
2.
melalui saluran pernafasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap
air (reptil dan insekta)
3. Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal
dan reptil gurun)
Sedangkan untuk adaptasi terhadap suhu sangat dingin dilakukan dengan:
Meningkatkan konsentrasi osmotic, titik beku cairan tubuh dapat diturunkan
hingga dibawah 0oC. Zat terlarut: gula, seperti fruktosa atau derivatnya, dan
gliserol (bermanfaat untuk melindungi membran dan enzim dari denaturasi akibat
suhu yang sangat dingin. contoh: lalat dari Alaska, Rhabdophaga strobiloides,
yang dapat bertahan hingga suhu -60oC.
Menghambat pembentukan kristal es di dalam sel untuk mencegah
kerusakan membrane. Dilakukan dengan cara menambahkan glikoprotein antibeku
ke dalam cairan tubuh (misal: ikan es dari antartika (Trematomus borchgrevink).
Glikoprotein ialah molekul polimer dari sejumlah monomer yang tersusun atas
tripeptida, yang terikat pada derivat galaktosamin (alanin-alanin-treonin- galaktosa
derivat).
2.9 Termoregulasi pada Hewan Endoterm
Hewan Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam
tubuh sebagai hasil dari proses metabolisme sel tubuh. Suhu tubuh dipertahankan
agar tetap konstan, walaupun suhu lingkungannya selalu berubah (contoh: burung
dan mamalia) dengan cara menyeimbangkan perolehan dan pelepasan panas.
Bila suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan dengan cara:
14
pasokan oksigen
2.
15
aliran
darah
ke
organ
perifer
dengan
vasokonstriksi
mempunyai
kemampuan
adaptasi
terhadap
perubahan
suhu
lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan
meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat
di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada
lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam
sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas
di dalam sarangnya.
1.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah,
macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan
pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak
16
runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput
atau daun dan mengunyah makanan.
2.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan
suhunya.
menggunakannya
Namun
untuk
jika
suhu
lingkungan
memaksimalkan
ekstrim
reproduksinya.
panas
Dengan
katak
tujuan
ranting pohon. Ketika lingkungan sudah memungkinkan seperti pada saat musim
penghujan, Maka telur tersebut akan berkembang menjadi berudu yang akhirnya
akan menjadi katak dewasa yang baru.
Belalang (Insecta)
Pada lingkungan panas belalang beradaptasi secara morfologi dengan cara
mengubah warna tubuhnya. Secara tingkah laku yang dilakukan belalang adalah
bersembunyi dabalik daun.
Buaya (Reptile)
Buaya memiliki kulit yang tebal sehingga untuk beradaptasi pada lingkungan
panas dia mengurangi penguapan dengan kulitnya yang tebal tersebut. Secara
tingkah laku yang dilakukan buaya adalah dengan membuka mulut untuk
menguapkan panas tubuhnya (Evaporasi). Kelompok hewan melata (reptil)
adalah binatang bertulang belakang berkulit berkulit kering, bersisik, dan bernapas
dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok hewan berdarah dingin,
artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu
tubuhnya.
Ular
Secara tingkah laku ular melakukan adaptasi pada lingkungan panas dengan
bersembunyi dibawah tanah atau dalam liangnya. Pada beberapa ular gurun
adaptasi pada lingkungan panas dilakukan dengan berjalan karah menyamping
bersudut sekitar 45o.
2.11 Termogulasi Pada Manusia Atau Bayi
a. Termoregulasi Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu
ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan
air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan
suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
18
belum
efisien
dan
masih
lemah,
sehingga
penting
untuk
efek
hipotermi,
begitu
juga
hipoksia
dan
hiperbilirubinemia.
setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk
dan kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut dan kain
hangat, kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat tubuh bayi akan
menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh. Jika selimut
bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali
dengan handuk atau selimut kering, segera setelah prosedur tersebut selesai.
Tutupi
kepala bayi.
21
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala
bayi memiliki luas permukaan yang relative luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak ditutup.
Anjurkan
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah
kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah
lahir. Sebaiknya pemberian asi harus dimulai dalam waktu satu jam pertama
kelahiran.
Jangan
segera
menimbang
atau
memandikan
bayi
baru
lahir.
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama
jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi
dapat dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat bayi berpakaian /
diselimuti
dikurangi
dengan
berat
pakaian/selimut.
Bayi
sebaiknya
Idealnya bayi baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya
ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara
yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu
segera menyukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
Rangsangan
taktil.
22
Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada
tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan
stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya cukup untuk merangsang
terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan respon terhadap
pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-tanda
kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
23
III.
SIMPULAN
perubahan
yang
terlalu
besar.
Tidak
semua
hewan
mampu
24
DAFTAR PUSTAKA
25