Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

SISTEM TERMOREGULASI

Tugas terstruktur

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Hewan


Yang dibina oleh Dr. Abdul Ghofur M.Si.
disajikan pada Jumat, 30 November 2018

Disusun oleh :

Kelompok 1 Offering I 2017

1. Alfi Nur Faizah (170342615558)


2. Ayu Paridah (170342615606)
3. Fakhriza Rizqi Viyanto (170342615578)
4. Fatma Yuni Reformawati (170342615516)
5. Naizesa Salsabila (170342615547)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI BIOLOGI

November 2018
LEMBAR KERJA MAHASISWA
TERMOREGULASI

1. a. Apakah yang dimaksud dengan termoregulasi dan termokonformitas? Jelaskan!


b. Bagaimanakah termoregulasi/termokonformitas pada hewan poikilotermik,
homoiotermik, dan heterotermik?
2. Bagaimanakah hubungan suhu tubuh dan suhu lingkungan pada hewan poikilotermik
dan homoiotermik?
3. Termoregulasi hewan heterotermik dibagi menjadi 2 yaitu temporal dan regional.
Jelaskan heterotermik temporal dan heterotermik regional sertai dengan contoh!
Apakah perbedaan keduanya?
4. Respon terhadap dingin dan panas
a. Analisislah kurva termoregulasi hewan homeoterm terhadap perubahan suhu
dibawah ini!

b. Termogenesis dibagi menjadi 2 yaitu termogenesis menggigil dan termogenesis


non-menggigil. Jelaskan kedua jenis termogenesis tersebut!
LEMBAR KERJA MAHASISWA
TERMOREGULASI

1. a. Apakah yang dimaksud dengan termoregulasi dan termokonformitas?


Jelaskan!
Jawab:
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk
mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolerir. Dapat
pula diartikan sebagai proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya
agar tetap konstan atau dinamis. Mekanisme termoregulasi terjadi dengan mengatur
keseimbangan antara perolehan panas denga pelepasan panas.
Termokonformitas merupakan suatu mekanisme makhluk hidup untuk
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungan, sehingga suhu tubuhnya
berubah-ubah mengikuti perubahan suhu lingkugan. Hewan termokonformer tidak
mampu mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi sesuai dengan
suhu lingkugannya, meskipun sebenarnya suhu tubuh tidak betul-betul sama dengan
suhu lingkungan.
b. Bagaimanakah termoregulasi/termokonformitas pada hewan poikilotermik,
homoiotermik, dan heterotermik?
Jawab:
Poikotermik (sama dengan berdarah dingin) adalah hewan yang suhu
tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan di sekitarnya. Laju kehilangan
panas pada hewan termokonformer lebih tinggi daripada laju produksi panas,
sehingga suhu tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu lingkungan eksternalnya
daripada suhu metabolisme internalnya (mengambil panas dari lingkungan).
Homoikotermik (hewan berdarah panas) adalah hewan yang mampu
mempertahankan suhu tubuhnya. Mekanisme termoregulasi terjadi denga mengatur
keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas, hewan yang
melakukan termoregulasi menjaga agar suhu tubuhnya tetap konstan meskipun suhu
lingkungan berubah.
Heterotermik adalah kelompok hewan yang pada saat tertentu memiliki sifat
poikotermik dan pada saat lain bersifat homoetermik, dan kelompok hewan yang
mengatur suhu tubuh secara parsial, yaitu regulasinya terbatas pada bagian tubuh
tertentu. Disebut juga endotermik fakultatif, mampu melakukan regulasi fisiologik.
2. Bagaimanakah hubungan suhu tubuh dan suhu lingkungan pada hewan
poikilotermik dan homoiotermik?
Jawab:
Termoregulasi adalah usaha hewan untuk mempertahankan dan memelihara
suhu tubuh agar tetap normal. Suhu badan dapat berubah karena tubuh mengambil
panas dan lingkungannya, tubuh memproduksi panas, atau tubuh kehilangan panas.
perubahan pada salah satu proses-proses ini harus dikompensasi dengan mengubah
yang lain. Pada hewan-hewan menyusu dan bangsa burung ada pusat termoregulasi di
dalam hipotalamusnya. Di situ terdapat termoreseptor peka panas yang menanggapi
perubahan-perubahan suhu Intl badan yang dihantarkan oleh aliran darah . Informasi
tambahan diterima dan termoreseptor pada kulit dan sumsum tulang belakang (medulla
spmalis). Hipotalamus mengintegrasikan data ini dan memulai suatu tanggapan yang
dapat diikuti tanggapan-tanggapan berikutnya yang beragam. Dengan ml
penyimpangan suhu badan dan normal dapat diatasi. Hewan-hewan yang
melaksanakan mekanisme mi disebut hewan homoioterm. Vertebrata rendah yaitu
reptil, amfibi, dan bangsa ikan tidak melaksanakan mekanisme seperti itu, suhu
badannya berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya, golongan ini disebut hewan
poikiloterm. Hewan-hewan homoioterm yang mengalami hibernasi menjadi
poikiloterm selama berlangsung hibernasi.

3. Termoregulasi hewan heterotermik dibagi menjadi 2 yaitu temporal dan regional.


Jelaskan heterotermik temporal dan heterotermik regional sertai dengan contoh!
Apakah perbedaan keduanya?
Jawab:
ž Heterotermik temporal: suhu tubuh hewan dapat berubah setiap saat, misalnya pada
serangga terbang, phyton dan beberapa ikan.
ž Heteroterm regional: hewan poikiloterm (contoh: teleostei) berukuran besar yang
mencapai suhu tubuh bagian dalam cukup tinggi, sedangkan bagian tubuh periferal dan
ekstrimitis suhunya mendekati suhu lingkungan. Contohnya: ikan hiu, ikan tuna dan
serangga terbang.
4. Respon terhadap dingin dan panas
a. Analisislah kurva termoregulasi hewan homeoterm terhadap perubahan suhu
dibawah ini!

Produksi panas dalam tubuh akan meningkat sesuai dengan penurunan suhu
sampai dibawah suhu kritis bawah. Suhu kritis bawah ini merupakan suhu terendah
yang dimiliki hewan untuk mempertahankan suhu normal selama satu jam. Antara
zona suhu kritis bawah dengan suhu netral disebut dengan zona regulasi metabolic.
Bila suhu lingkungan berada dibawah suhu kritis bawah maka mekanisme regulasi
akan gagal, tubuh mendingin serta kecepatan metabolik akan turun. Jika itu terjadi
maka hewan tersebut berada pana zona hipotermia dimana pada zona ini produksi
panas metabolic tidak dapat mengimbangi turunnya suhu lingkungan,jika kondisi ini
terus berjalan maka hewan akan cepat mendingin kemudian akan segera mati. Bila
suhu lingkungan berada diatas suhu netral maka hewan akan melakukan aktivitas yang
cenderung melepaskan panas dari dalam tubuh misdalnya masuk dalam air.
Peningkatan suhu hanya dapat di toleransi oleh hewan homeoterm sampai suhu kritis
atas, suhu ini merupakan suhu tertinggi yang dimiliki hewan untuk mempertahankan
suhu normal. Antara zona suhu kritis atas dengan suhu netral disebut dengan zona
regulasi fisik. Diatas zona ini pelepasan panas oleh hewan tidak dapat mengimbangi
naiknya suhu lingkungan, sehingga suhu tubuh akan naik. Zona diatas suhu kritis atas
disebut dengan zona hipertermia (Soewolo, 2000).

b. Termogenesis dibagi menjadi 2 yaitu termogenesis menggigil dan


termogenesis non-menggigil. Jelaskan kedua jenis termogenesis tersebut!
Jawab
 Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis): aktivitas otot yang
merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh selama terpapar
dingin. Gerakan otot skelet saat menggigil memerlukan energi yang tidak dapat
diprediksi. Menggigil dapat menambah produksi panas 4 sampai 5 kali lebih
besar dari produksi panas normal. Produksi panas untuk mempertahankan suhu
tubuh.Menggigil adalah gerakan tubuh involunter atau tanpa disadari terhadap
suhu yang berbeda dalam tubuh (Guyton & Hall, 2008). System saraf
mengaktifkan unit-unit motor kelompok otot rangka antagonistik sehingga
terjadi gerakan menggigil yang menghasilkan panas, aktivitas otot
menyebabkan ATP dihidrolisis untuk menghasilkan energi untuk kontraksi.
Menggigil tidak menghasilkan kerja fisik, tetapi menghasilkan energy kimia
yang dibebaskan selama kontraksi dengan wujud panas. Termogenesis
menggigil dilakukan oleh serangga dan vertebrata. Termogenesis ini memegang
peranan penting pada aklimasi Mamalia pada suhu rendah, dan bangun dari
hibernasi harian (Soewolo, 2000).
 Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis): mula-mula system
enzim untuk metabolisme lemak diaktifkan di seluruh tubuh, sehingga lemak
dibongkar dan dioksidasi untuk memproduksi panas, sangat sedikit energi yang
dihasilkan disimpan dalam bentuk ATP yang baru (Soewolo, 2000). Sumber
energi pembentukan panas ini ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat
ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan
lemak biasa, ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria,
banyak dipersarafi saraf simpatis, dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf
simpatis oleh suhu dingin akan meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brown
fat, yang kemudian akan mengativasi fosforilasi oksidatif di mitokondria
melalui lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah terbentuknya panas yang
kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak terdapat di sel
brown fat. Brown fat ini merupakan sumber utama diet-induced thermogenesis
(Silverthorn, 2013).Secara umum, proses ini mampu meningkatkan
metabolisme hinggalebih dari 100%. Pembentukan panas melalui mekanisme
ini dapat terjadi karena padaneonatus banyak terdapat lemak coklat.
Mekanisme ini sangat penting untuk mencegahhipotermi pada
bayi.Pembentukan panas melalui mekanisme ini dapat terjadi karena pada
neonatus banyak terdapat lemak coklat. Mekanisme ini sangat penting untuk
mencegah hipotermi pada bayi (Suanda, 2014).

Daftar Pustaka

Silverthorn, Dee Unglaub. 2013. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, Jakarta : EGC
Suanda. 2014. Pemberian magnesium sulfat 20 mg/kgBB intravena sama efektif dengan
meperidin 0,5 mg/kgBB intravena dalam mencegah menggigil pasca anastesi
umum. Denpasar: Universitas Udayana
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah IBRD Loan No. 3979 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai