Anda di halaman 1dari 29

SISTEM TERMOREGULASI PADA TERNAK

Pengertian Termoregulasi
•Suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam
kisaran yang dapat ditolelir.
•Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis.
•Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara perolehan panas
dengan pelepasan panas.
•Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior

•Terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor,
hypothalamus, dan saraf eferen
•Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar.
•Pada suhu -2oC s.d suhu 50oC hewan dapat bertahan hidup atau pada suhu yang lebih ekstrem
•Namun untuk hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran
suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses fisiologis optimal.

Klasifikasi Hewan Berdasarkan Perubahan


Temperatur Tubuh
Jikaditempatkanpadatemperaturlingkunganyang berbeda dengan temperatur tubuhnya:

•Golongan hewan homeotheme adalah hewan yang temperatur tubuhya relatif konstan pada
berbagai variasi temperatur lingkungan

•Golongan poikilotheme yaitu hewan yang temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.

•Kedua defenisi ini sekarang sudah kurang digunakan karena kedua istilah ini tidak menjelaskan
mekanisme pertukaran energi kalori.
•Para pakar fisiologi sekarang lebih suka membedakan kelompok hewan dengan istilah eksoterm
dan endoterm.
•Hewan eksoterm: hewan yang temperatur tubuhnya bergantung sepenuhnya kepada panas yang
berasal dari lingkungannya.
•Contohnya yaitu sebagian besar spesies hewan akuatik.
•Hewan endoterm: hewan yang temperatur tubuhnya tergantung kepada produksi panas yang
dihasilkan tubuhnya sendiri.
•Contohnya yaitu sebagian besar burung dan mamalia.

Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim


•Sebagian besar enzim mempunyai suhu optimum yang sama dengan suhu normal sel organisme.
•Suhu optimum enzim pada hewan poikilotermik di daerah dingin biasanya lebih rendah
daripada enzim pada hewan homeotermik.
•Contohnya, suhu optimum enzim pada manusia adalah 37oC, sedangkan pada katak adalah 25o
C.
•Kenaikan suhu di atas suhu optimum dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan
aktivitas enzim.

Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim

•Akibat kenaikan suhu dalam batas tidak wajar, terjadi perubahan struktur enzim (denaturasi).
•Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan kemampuan katalisnya.
•Sebagian besar enzim mengalami denaturasi yang tidak dapat balik pada suhu 55-65oC.
•Enzim yang secara fisik telah rusak biasanya tidak dapat diperbaiki lagi.
•Pada suhu kurang dari suhu optimum, aktivitas enzim mengalami penurunan.

Termogenesis dan Termolisis


•Termogenesis: keseluruhan proses-proses yang membuat hewan mendapatkan energi panas.
•Pada hewan endotherm, termogenesis terutama bersifat kimiawi (metabolisme).
•Termolisis: keseluruhan proses-proses pengurangan panas dari dalam tubuh (misalnya
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi).
•Hewan-hewan yang memperlihatkan suatu termoregulasi yang baik (seperti unggas dan
mamalia) mempunyai mekanisme yang dapat menyesuaikan termogenesis dan termolisis pada
kondisi suatu lingkungan
KEHILANGAN PANAS TUBUH
•Ada 4 cara hilangnya panas dari dalam tubuh:
1.Konduksi
2.Konveksi
3.Radiasi
4.Evaporasi
•Jumlah panas yang hilang melalui mekanisme ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan
atmosfer.

1.Konduksi
Perpindahan atau pergerakan panas antara dua benda yang saling bersentuhan. Panas mengalir
dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. dipengaruhi oleh:
1.Luas permukaan benda yang saling bersentuhan
2.Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut
3.Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda)
dari kedua benda
Mamalia dan Aves:
1.Konduktivitasnya rendah
2.Penahan panas yang baik ialah rambut dan bulu
3.Hanya akan melepaskan sejumlah kecil panas dari tubuhnya ke benda lain yang bersentuhan
dengannya

2.Konveksi
•Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (fluida) yang bergerak.
•Pergerakan udara Proses Konveksi:
1.Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal
2.Perpindahan panas bisa dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di sekeliling tubuh
ditingkatkan
3.Terjadi dari lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat
hewan, lama-kelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga

3.Radiasi
Perpindahan panas antara dua benda yang tidak saling bersentuhan misalnya pada proses
perpindahan panas dari matahari ke tubuh hewan. Frekuensi dan Intensitas Radiasi:
1.Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang
mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya
2.tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik
3.berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas tubuh

4.Evaporasi
Yaitu penguapan, misalnya pada mekanisme ekskresi kelenjar keringat.
Evaporasi:
1.Cara penting untuk melepaskan panas tubuh
2.Hewan yang tidak memiliki kelenjar keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui saluran
pernafasan dengan cara terengah-engah (pada anjing diikuti dengan menjulurkan lidahnya)
3.Jika suhu tubuh meningkat, keringat akan membasahi kulit, selanjutnya keringat akan
menyerap kelebihan panas dari tubuh dan mengubahnya menjadi uap, setelah keringat
mengering, suhu tubuh pun turun

Macam-Macam Adaptasi pada Termoregulasi


berbagai Hewan
1.Adaptasi Morfologi
•Penyesuaian pada organ tubuh sesuai kebutuhan organisme hidup.
•Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam
untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain
sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong
rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2.Adaptasi Fisiologi
•Penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian
pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
•Contoh : binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar
tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang
memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3.Adaptasi Tingkah Laku


•Penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya
•Contoh: pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada
di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.

Termoregulasi pada Hewan Ekstoterm


•Perolehan panas tubuh tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungan luar
•Masalah yang dihadapi tidak sama, tergantung pada jenis habitatnya
•Pada hewan eksoterm aquatic, suhu lingkungan akuatik relatif stabil sehingga hewan tidak
mengalami permasalahan suhu lingkungan yang rumit.
•Pada hewan eksoterm terestrial, suhu selalu berubah dengan variasi yang cukup besar.
•Hewan harus berusaha mengatur suhu tubuhnya dengan cara mengatur perolehan dan pelepasan
panas melalui mekanisme termoregulasi.

Adaptasi Hewan Ekstoterm terhadap Suhu


Sangat Panas dan Sangat Dingin
Adaptasi terhadap suhu sangat panas dilakukan dengan:
1.Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan: melalui kulit, bagi hewan yang berkulit
lembab (cacing dan katak) atau dengan cara berkeringat (untuk hewan yang mempunyai kelenjar
keringat)
melalui saluran pernafasan, bagi hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan insekta)
2.Mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun)

Adaptasi terhadap suhu sangat dingin dilakukan dengan:


1.Meningkatkan konsentrasi osmotic, titik beku cairan tubuh dapat diturunkan hingga dibawah
0oC. Zat terlarut: gula, seperti fruktosa atau derivatnya, dan gliserol (bermanfaat untuk
melindungi membran dan enzim dari denaturasi akibat suhu yang sangat dingin. contoh: lalat
dari Alaska, Rhabdophaga strobiloides, yang dapat bertahan hingga suhu -60oC.
2.Menghambat pembentukan kristal es di dalam sel untuk mencegah kerusakan membrane.
Dilakukan dengan cara menambahkan glikoprotein antibeku ke dalam cairan tubuh (misal: ikan
es dari antartika (Trematomus borchgrevink).

Termoregulasi pada Hewan Endoterm

Bila suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan dengan cara:


1.Vasodilatasi daerah perifer tubuh
2.Berkeringat dan terengah-engah
3.Menurunkan laju metabolisme (misal: menekan sekresi tiroksin)
4.Respons perilaku (misal: berendam di air)

Jika suhu tubuh terlalu rendah:


a.Vasokonstriksi
b.Menegakkan rambut (merinding)
c.Menggigil (shivering)
d.Meningkatkan laju metabolisme (dengan meningkatkan sekresi tiroksin)
e.Respons perilaku (menghangatkan diri)

Mekanisme Produksi Panas pada Hewan Endoterm


1.Meningkatkan produksi panas metabolik dalam
otot rangka (kontraksi otot):
- Terjadi secara sadar dengan cara menggerakkan anggota tubuh
- Tanpa sadar dengan cara menggigil (gerakan yang tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan
pergerakan tertentu, misalnya saat dingin)
2.Memetabolisme jaringan lemak cokelat:
-Jaringan lemak coklet berbeda dengan jaringan lemak putih
-Jaringan lemak coklet dibungkus oleh selaput
yang dipersarafi dengan baik oleh sistem saraf simpatis
-Jika dirangsang, lemak akan dimetabolisme dalam mitokondria sel lemak, dan panas akan
dihasilk

2.Meningkatkan sekresi hormon tiroid (T3 dan T4), hormon yang dapat meningkatkan aktivitas
metabolisme dalam sel
3.Menyerap radiasi panas matahari
4.Menegakkan rambut/bulu sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat diperkecil
5.Mengurangi aliran darah ke organ perifer dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh
darah)
6.Memberikan berbagai tanggapan perilaku

Adaptasi Hewan Endoterm terhadap Suhu


Sangat Panas dan Sangat Dingin
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
1.Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu
mempertahankan adanya perbedaan suhu di antara berbagai bagian tubuh. Contoh: burung dan
mamalia kutub yang mempunyai suhu pada pusat tubuh sebesar 38oC, namun suhu kakinya
hanya sekitar 3oC, secara fisiologis, kaki tetap berfungsi normal (telah beradaptasi pada tingkat
sel dan tingkat molekul)
2.Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tub uhyang berkaitan dengan adanya penurunan
laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan sebagainya.

Adaptasi terhadap Suhu Sangat Panas


1.Meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan meningkatkan penguapan, baik melalui proses
berkeringat ataupun terengah-terengah.
2.Melakukan gular fluttering: yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan terus-
menerus sehingga penguapan melalui saluran pernafasan (dan mulut) dapat meningkat, akibatnya
pelepasan panas tubuh juga meningkat. Misalnya pada ayam yang sedang mengerami telur.
3.Menggunakan strategi hipertermik, yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas
metabolik di dalam tubuh sehingga suhu tubuh meningkat sangat tinggi, contoh: unta dan rusa
gurun.
ENDOKRINOLOGI

 Kelenjar endokrin menghasilkan substansi kimia (hormon)


 Disekresikan secara internal tanpa melalui kelenjar tapi langsung ke darah;
 Berfungsi sangat penting sejak ternak belum ada sampai mati;
 Sejak konsepsi, gestasi, lahir, mencerna pakan, metabolisme, tumbuh, pubertas, penuaan
dan fungsi-fungsi fisiologi yang lain;
 Mengontrol kondisi homeostasis tubuh

CIRI UMUM KELENJAR

DUA SISTEM KELENJAR


1. KELENJAR EKSOKRIN
Mengeluarkan sekresi melalui saluran (duktus)
• Kel. Keringat
• Kel. Lemak
• Kel. Sistem Pencernaan

2. KEL. ENDROKIN ( KEL. BUNTU)


• Tidak mempunyai saluran
• Sekresi → ke dalam sistem pembuluh darah
• Hormon adalah senyawa yang dihasilkan
-mempunyai target organ
-target organ mempunyai reseptor
-target organ biasanya jauh dari tempat disintesis

Hormon Mirip Enzim dalam hal:

• Diperlukan jumlah sedikit


• Mengkatalisis – mengendalikan macam-macam proses metabolisme
 Dulu ada perbedaan
• Enzim kerja lokal / sel sintesa
• Hormon jauh dari tempat sintesa (sekarang ada hormon yang bekerja lokal)

Mekanisme Kerja Hormon


• Hormone dibawa oleh darah dan bekerja pada sel
tertentu
• Sel tersebut memiliki reseptor yang berfungsi
menerima hormon
• Tempat reseptor biasanya di permukaan membran ataupun di bagian dalam sel

SISTEM HORMON
Hormon = membangkitkan aktivitas
• Hormon oleh jar. → sistem sirkulasi → jar. Lain
• Parakrin → organ sama jaringan berbeda
• Autokrin →organ dan jaringan yg sama

Hormon dapat ditargetkan pada lebih dari satu jaringan .

Kelenjar target:
 ± 200 tipe sel tubuh
 ± 50 hormon yang sudah dikenal

Reseptor Hormon
Ada dua macam reseptor hormon:
1. Reseptor yang mengikat hormon di luar sel.
Hormon polipeptida, protein, dan katekolamin terikat reseptor pada membran plasma →
menyalur fungsi ke intrasel melalui aktivitas enzim adenilil siklase  cAMP dan
fosfolipase C  Ca++
2. Reseptor yang mengikat hormon intraselluler Hormon Steroid dan Tiroid,  Transkripsi

Mekanisme Kerja Hormon


• Secara umum, hormon larut air dan tidak bisa disalurkan melalui membran sel. Tapi
hanya dapat berikatan dengan reseptor di permukaan sel
• Hormon Steroid merupakan hormon larut lemak yang dapat menembus membran sel dan
bereaksi dengan reseptor di dalam membran sel.

 HORMON RESEPTOR MEMBRAN;


- ACTH (adrenocorticotropic hormone)
- ADH (antidiuretic hormone)
- FSH (follicle-stimulating hormone)
- hcG (hormone chorionic gonadotropin)
- LIPOPROTEIN = LPH
- LUTEINISASI = LH
- TSH (thyroid-stimulating hormone)
- PARATIROID (PTH)
- GLUKAGON
- INSULIN
- ADRENALIN DAN NOR ADRENALIN
 HORMON RESEPTOR INTRASEL:

- ESTROGEN
- GLUKOKORTIKOID
- MINERALOKORTIKOID
- PROGESTIN
- KALSITRIOL
- ANDROGEN
- TIROID = T4;T3

 GH (GROWTH HORMONE) :
– Dikenal juga sebagai somatotropic hormone (STH) atau somatotropin
– Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
– Aktif bekerja pada tulang dan jaringan
– Polipeptida tunggal BM = 22.000
– 191 Asam amino
– Kerja:
• Pertumbuhan posnatal (esensial)
• Merangsang pembelahan sel dan regenerasi sel
• Metabolisme : KH; LIPID; N; MINERAL

PENINGKATAN SEKRESI G H
1. TIDUR
2. STRESS
3. ESTROGEN, DOPAMIN,  ADRENERGIK, SEROTONIN, GLUKAGON, HORMON
SALURAN PENCERNAAN MAKANAN
4. HIPOGLIKEMI
5. INTAKE PROTEIN DAN ASAM AMINO

Beberapa fungsi:
• Sintesis protein → Menaikkan transfortasi As. AM ke sel otot
• Metabolisme KH; umumnya melawan efek insulin
• Metab. Lipid : ↑lipolisis 
asam lemak bebas dan gliserol dari adiposa
• Me↑ FFA darah
• Me↑ oksidasi FFA sel hati
• Kekurangan insulin → ↑ ketogenesis
• Metabolisme mineral : keseimbangan Ca, Mg, P
• Menimbulkan retensi : Na+, K+, & Cl

 PRL = PROLAKTIN = LTH (Luteotropic hormone)


– Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di otak
−Protein BM = 23.000
– Kerja fisiologik & biokimia:
• Memulai dan mempertahankan laktasi
• Menekan GnRH (Gonadotropin releasing hormone
dan LH
• Jika tinggi dapat mencegah ovulasi
• Mempertahankan korpus luteum
– Kadar normal 5-25 ng/mL
−Wanita mudah stress memiliki hormon prolaktin tinggi
– Gejala hiperprolaktin:
- Banyak mengeluarkan air susu
- Gangguan penglihatan
- Sulit hamil
- Siklus haid tidak teratur (tidak haid lebih dari 3 bulan)

 Hormon Glikoprotein
– Hormon Protein yang paling kompleks
– Hipofise & plasenta:
• TSH : Tiroid Stimulasing Hormone
• LH ; Luteining Hormone
• FSH : Folikel S. H
• CG : Korionik Gonadotropin
– Semua hewan menyusui
– cAMP sebagai messenger intrasel
– Dua subunit : α dan β
– Aktivitas biologik spesifik ditentukan β
– Glikoprotein BM: 25.000

TSH
(Thyroid-stimulating Hormone)
- Disebut juga thyrotropin
- Merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3) yang merangsang metabolisme semua jaringan

EFEK KRONIK
FSH (Follicle Stimulating Hormon)
• Merangsang perkembangan sel - sel folikel ovarium
• Mendorong pematangan sel folikel
• Sekresi estrogen
• Sel -sel setoli testis (seminiferous tubules
• Mendorong spermatogenesis di bagian tubula seminiferus dari testis

LH (Luteinizing Hormon)

• Produksi LH akan meningkat jika produksi hormon FSH menurun


• Meningkat jika sekresi estrogen meningkat, pematangan ovum, ovulasi, dan
pembentukan
korpus luteum
• Korpus luteum menghasilkan progesteron 
Ovulasi
• Mendorong testis menghasilkan testosteron

ACTH (Adrenocorticotropic Hormon)


= KORTIKOTOPIN
Hormon poli peptida (39 as. Amino) Target organ  kel. Kortek adrenal Meningkatkan sekresi
hormon
glukokortikoid (kortisol)
( ↑ Up take LDL, ↑ kerja enzim  sint. Hormon)

Hormon Hipofise Posterior


− Vasopresin = ADH (antidiuretic hormone)
• Menyerap kembali air dari tubulus ginjal
• Diabetes insipidus: kelebihan kehilangan cairan akibat kekurangan vasopresin.
− Oksitosin
• Menstimulasi kontraksi uterus untuk mentranspor sperma ke uterin selesai hewan kawin
• Mempercepat proses kelahiran → merangasang otot polos uterus
• Menggalakkan ejeksi ASI

Kelenjar Thyroid
Thyroid

Mengatur : Ekspresi Gen, diferensiasi Jaringan, perkembangan Umum


Kelenjar Tiroid:
– Asam Iodoamino:
T3 = 3,5,3’- Triyodotironin
T4 = 3,5,3’,5’ – Tetrayodotironin = Tiroksin

– Keduanya diperlukan untuk metabolisme sel


– Reseptor Hormon = intrasel
– Memerlukan unsur I dalam aktivitas biogiknya
– Meningkatkan penyerapan glukosa

 Biosintesis:
– Tiroglobulin prekusor T3 & T4
– Protein ini teriyodinasi dan terglikosilasi
– Awalnya monoyodotiron = MIT →diyodotirosin = DIT → T3 & T4 aktif
Dalam darah terikat protein spesifik
 Globulin = TBG
 Prealbumin = TBPA

– Menggalakkan sintesis protein


– Meningkatkan konsumsi oksigen
– Modulator tumbuh kembang
– Kekurangan hormon ini pada hewan dapat menyebabkan kekerdilan yang disebut
cretinism.

 PENYAKIT:

I. GOITER = Pembesaran Tiroid


– TSH (thyrpid-stimulating hormone) ↑
– Defisiensi I

Hipotiroidisme :
• Basal Metabolic Rate ↓
• Kontipasi
• Detak jantung lambat
• Kulit kering
• Ngantuk
• Kholesterol darah meningkat
• Refleks patela pelan

Congenital Hypothyroidism
Cretinism
• Stunted growth
• Neurological / cognitive defects / mental retardation
• Infantile appearance- puffy face , protuberant abdomen

II. HIPERTIROIDISME = TIROTOKSIKOSIS

– Penyakit Grave ~ Penyakit autoimun (IgG menyerang kelenjar tiroid


– T3 & T4 ↑↑:
 Denyut jantung ↑
 Gelisah
 Insomnia
 Kelelahan
 Keringat ↑
 Berat badan ↓

Test Lid lag positive

Exophthalmos: penonjolan bola mata ke arah luar

 Hormon PTH (Parathyroid hormone):


Peptida rantai tunggal BM = 9500
– Mengatur metabolisme Ca (mempertahankan Ca++ darah): Ca++ diperlukan
dalam
• Eksibilitas neuromuskuler
• Koagulasi darah
• Reaksi enzim
• Neurotransmiter dll
• Ca+ & PO43- → mineralisasi tulang
FUNGSI PTH
1. 1. MERANGSANG PENYERAPAN ION KALSIUM DAN FOSFAT DARI
TULANG.

2. PADA GINJAL :
a. MERANGSANG PEYERAPAN ION KALSIUM DAN MENURUNKAN
EKSKRESINYA
b. MENGHAMBAT PENYERAPAN ION FOSFAT DAN MERANGSANG
EKSKRESINYA
c. MERANGSANG PEMBENTUKAN KALSITRIOL YANG BERFUNGSI
MENINGKATKAN PENYERAPAN ION KALSIUM DAN FOSFAT DI USUS DAN
EKSKRESI ION BIKARBONAT

• Adrenal Glands
• Paired organs that cap the kidneys.
• Each: outer cortex and inner medulla.

– Pituitary-adrenal axis:
– Stress -> more ACTH -> more glucocorticoids

• Adrenal (Suprarenal) Glands


• Lie superior, medial to kidneys, Almond-sized, pyramid shaped, Very vascular &
Covered by fibrous capsule
• Layers:
– Cortex:
• Zona glomerulosa — Mineralocorticoids : Aldosterone
• Zona fasciculata — Glucocorticoids: Hydroxycortisone, Cortisone & Corticosterone
• Zona reticularis — Gonadocorticoids : Estrogens dan androgens
– Medulla — Epinephrine & Norepinephr
▣ Cytoplasmic receptor binds

to steroid hormone.

▣ Translocates to nucleus.

▣ DNA-binding domain binds to


specific HRE of the DNA.

▣ Dimerization occurs.
◾ Process of 2 receptor units coming together at the 2 half-sites.
Stimulates transcription of particular genes.

a. Mineralkortikoid, aldosteron :
Aldosteron

Aldosterone

• Acts on kidney tubules


• Increases reabsorption — Na, Cl & HCO3
• Increases excretion —K & H
• Reduces urine output
• Increases — Blood volume & pressure
• Controlled via renin-angiotension path

HIPER ALDOSTERODISM
CONN’S SYNDROME

• Hipertensi ( Na+ ↑ )
• Otot sering kram ( K+ ↓ karena eksresi ginjal )
• Metabolik alkalosis (↑ H+ eksresi )
b. Glukokortikoid:
• Steroid 21-c
• Dalam tubuh Kortisol lebih banyak dari
• Kortikosteron Apabila sekresi meningkat :
↑ Lipolisis
↑ Pemecahan protein
↑ Glukoneogenesis

CUSHING’S SYNDROME
Kelebihan kortisol atau hidrokortison Gejala:
• Bertambahnya berat pada : muka, leher, dada dan perut > dari tungkai
• Perubahan kulit tipis
• Menstruasi jarang atau tidak teratur
• Hirsutism
• Osteoporosis
• Ulcus peptikum (mag)

DHEA DEHYDROEPIANDROSTERON

• Bekerja lewat reseptor androgen langsung atau sebagai androstenediol


dan androstenedione
• Sebagai prohormon dari “sex sterroid”
• Pemberian sebagai suplemen untuk
post menapause, meningkatkan kekuatan otot, mengurangi efek kholestero hasilnya belum
konklusif.
Functions of the Adrenal Cortex
C. Hormon Medula Adrenal:
– Sistem simfato adrenal
• Saraf parasimpatik
• Saraf simpatik

– Hormon Norepineprin (noradrenalin)


– Hormon Epineprin (adrenalin)
Phospholipase-C-Ca2+

• Binding of Epi to -adrenergic receptor in plasma membrane activates a G-protein


intermediate, phospholipase C.
– Phospholipase C splits phospholipid into IP3 and DAG.
• Both derivatives serve as 2nd messengers.
• IP3 diffuses through cytoplasm
to ER.
– Binding of IP3 to receptor protein in ER causes Ca2+ channels to open.
• Ca2+ diffuses into the cytoplasm.
– Ca2+ binds to calmodulin.
• Calmodulin activates specific protein kinase enzymes.
– Alters the metabolism of the cell, producing the hormone’s effects.

• Epinephrine & Norepinephrine

• Act briefly
• Involved in fight or flight syndrome
• Sympathomimetic
• Linked to sympathetic nervous system
• Effects:
– Increase blood pressure, Increase cardiac output, Dilate peripheral blood vessels, Constrict
most visceral blood vessels, Dilate bronchial tree, Decrease digestion, Increase muscle
efficiency, Increase blood glucose & Increase cellular metabolis

PANKREAS
- Eksokrin → enzim-enzim dan ion-ion
- Endokrin ~ Pulau Langerhan
• Insulin ( Beta sel )
• Glukagon ( Alfa sel )
• Somatostatin
• Polipeptida pankreas

INSULIN
• Disekresi dalam keadaan tdk aktif
• Proinsulin  insulin + C peptide
• C peptide lebih mudah diukur
• Yang merangsang sekresi insulin : glukosa, asam amino, asam lemak bebas, "keton
bodies", glukagon, sekretin dan
tolbutamid.
• Yang menghambat : epinefrin
• G masuk ke dalam sel kecuali : hepar, eritrosit dan sel neuron.

• Proinsuli

C peptide
Diabetes Mellitus
• Chronic high blood [glucose].
• 2 forms of diabetes mellitus:
– Type I: insulin dependent diabetes (IDDM).
– Type II: non-insulin dependent diabetes (NIDDM).
• Others :
D.M. in Pregnancy Malnutrion D.M.

• Comparison of Type I and Type II Diabetes Mellitus

• Insert table 19.6

 Glukagon
- Antagonis insulin
- Oleh sel-sel A Pulau Langerhan
- Polipeptida rantai tunggal BM = 3485
- 29 As. AM
- Dalam plasma tidak terikat protein

- Sekresi dihambat glukosa


- Sekresi dipengaruhi:
• Asam-asam amino
• Asam-asam lemak
• Keton
• Hormon-hormon GIT
• neurotransmiter
 Somatostatin
- Menghambat sekresi GH
- Peptida siklik
- Sel-sel D Pulau Langerhans
- Ada di hipotalamus; jaringan GIT
- Menghambat sekresi Hormon-hormon sel Langerhan
- Mempengaruhi pengangkutan nutrien dari GIT ke sirkulasi darah
- Mengurangi waktu pengolahan lambung
- Me ↓ sekresi gastrin → HCL ↓
- Me ↓ kelenjar eksokrin pankreas
- Me ↓ aliran darah splankinikus
- Menghambat absorpsi gula

 HORMON GONAD
Ovarium dan Testis
Dwi fungsi :
• Memproduksi sel-sel benih
• Hormon Seks
– Ovarium :
• Memproduksi ovum
• Hormon Steroid estrogen
• Hormon Progesteron
– Testis:
• Spermatozoa
• H. Testosteron → sel Leydig

TESTOSTERON
 Hormon Testosteron:
• Terikat globulin plasma
• Spermatogenesis diatur FSH & testosteron
• Diferensiasi seks
• Pengembangan organ seks sekunder
• Perilaku jantan

ESTROGEN DAN PROGESTERON


• Secretion of estrogens by the ovarian follicles begins at puberty under the influence of
FSH. They stimulate maturation of the female reproductive system and development of
secondary sex characteristics. Progesterone is
released in response to high blood levels of LH. It works with estrogens in establishing the
menstrual cycle.

STEROIDOGENESIS OVARIUM

SEL THECA OVARIUM MENGHA- SILKAN ANDROSTENEDION DAN


TESTOSTERON YANG AKAN DIUBAH MENJADI ESTRON ( E1 ) DAN ESTRADIOL ( E2
) OLEH ENZIM AROMATASE DI SEL GRANULOSA.
• Estrogen
• Estrogen – Estrogen is the primary sex hormone for females
• The 3 main estrogens are estriol, estradiol, and estrone
• Estradiol is produced from testosterone and estrone is produced from androstenedione
• Cholestero
• Pregnenolone
• Progesterone
pregnenolone

Estrogen
• The role of estrogen is to prepare the lining of the uterus for pregnancy, promoting the
growth of the fetus, preventing bone destruction, preventing hypertension and lowering insulin
levels
• Estrogens also increase body fat, and increase water and sodium retention
• Many physicians also believe that circulating estrogens provide cardiac protection and
protection from Alzheimers Disease

FUNGSI ESTROGEN
1. SINTESIS PROTEIN DAN GLUKOSA DARAH
2. DEPOSISI LEMAK SUB KUTAN
3. KOFAKTOR REAKSI TRANSHIDROGENASI NADPH NADH
4. MEMPERTAHANKAN STRUKTUR KULIT
5. EFEK ANTAGONIS TERHADAP PTH
6. MERANGSANG SINTESIS “PROTEIN TRANSPORT” , KOAGULASI
DARAH
7. PENURUNAN LDL, KOLESTEROL DARAH DAN PENINGKATAN HDL DAN TG
DARAH
8. RETENSI AIR DAN KOLESTEROL EMPEDU
9. VASODILATASI PEMBULUH DARAH ARTERIOL
PROGESTERON
KORPUS LUTEUM MERUPAKAN SUMBER UTAMA PENGHASIL
PROGESTERON SELAMA 6-8 MINGGU.

PADA AKHIR KEHAMILAN PRODUKSI PROGESTERON DARI PLASENTA 30-40 X


PRODUKSI

Progesterone
• Progesterone is a steroid hormone that is involved in the female menstrual cycle,
pregnancy and embryogenesis
• Progesterone is formed from the precursor hormone pregnenolone
• Progesterone is produced by the adrenals, the gonads, the brain and the placenta during
pregnancy
• In women progesterone levels are low during the pre-ovulatory phase of the menstrual
cycle, they rise after ovulation, and are elevated during the luteal phase

KERJA PROGESTERON
Pada Uterus:
1.Perubahan sekresi 2.Apabila terjadi fertilisasi 2.1.Sekresi Oksitosin ↓ 2.2.FSH dan LH ↓ 
Ovulasi ↓
Pada cervic : sekresi kental Pada vagina :
Terjadi infiltrasi sel leukosit
Epitel sel menjadi lebih kering dan tipis (cornified)

Progesterone
The role of progesterone is to promote bone growth, prepare the endometrium for the
implantation of the fertilized ovum, prevent water retention, serve as a natural antidepressant and
as a precursor to other sex hormones

B. PROGESTERON
SANGAT SUKAR UNTUK MENSINTESIS SENYAWA YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS
PROGESTERON , NAMUN TIDAK MENUNJUKKAN EFEK ANDROGEN DAN
ESTROGEN.
1. NORETHINDRONE :
MEMPUNYAI AKTIVITAS PROGESTIN DAN AKTIVITAS ANDROGEN MINIMAL,
DIGUNAKAN UNTUK KONTRASEPSI ORAL
2. MEDROXYPROGESTERONE : MENGHAMBAT OVOLASI SHG DIGUNAKAN
UNTUK KONTRASEPSI. SENYAWA INI JUGA DIGUNAKAN UNTUK TERAPI
KARSINOMA ENDOMETRIUM DENGAN DEFERENSIASI SEL YANG BAIK.
RANGKUMAN MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI
ENDOKRIN DAN EKSOKRIN

Disusun Oleh :

Awalia Dhita Kareni


(B1D021007)
Kelas 2.A1

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PETERNAKAN
2022

Anda mungkin juga menyukai