Anda di halaman 1dari 13

Termoregulasi

Miftahul Jannah
19010046
1. Konsep dan kepentingan termoregulasi

• Suhu merupakan salah satu faktor pembatas penyebaran hewan, dan


menentukan aktivitas hewan. Rentangan suhu lingkungan di bumi jauh
lebih besar dibandingkan dengan rentangan penyebrab aktivitas hidup.
Suhu udara di bumi terentang dari -700 - + 850  C. Secara umum aktivitas
kehidupan terjadi antara rentangan sekitar 00- 400 C. Kebanyakan
hewan hidup dalam rentangan suhu yang lebih sempit. Beberapa hewan
dapat bertahan hidup tetapi tidak aktif di bawah 00 C.
• Konduksi adalah gerakan panas dari darah yang bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah, melalui interaksi molekul-molekul yang berdekatan dan
tanpa menggunakan masa medium. Konveksi adalah transfer energi oleh
radiasi elektromagnetik, radiasi berjalan dengan kecepatan cahaya dan
tidak memerlukan medium untuk merambat. Penguapan air atau
kondensasi air termasuk transfer energi yang proses utamanya
melibatkan perubahan air dari car ke gas dan sebaliknya.
2.Konsep Endotermik, Ektotermik, Poikilotermik,
Homeotermik Dan Heterotermik

• a.       Endotermik
• Hewan yang menghasilkan panas yang cukup dari metabolisme
oksidatifnya dan menjaga temperatur suhunya pada level yang
konstan sehingga panas tubuhnya tergantung kepada produksi
internalnya sendiri. Kelompok ini disebut endotermis yang meliputi
homeotermis seperti burung dan mamalia.
• b.      Eksotermik
• Hewan yang memperoleh panas dari lingkungan dan akan meregulasi
temperatur tubuhnya berdasarkan produksi panas dri dalam tubuh.
Hewan tersebut dikenal dengan eksotermik dan meliputi sebagaian
besar spesies hewan. Hewan eksotermis sangat tergantung pada
panas lingkungan untuk meninngkatkan suhu tubuhnya.
c. Poikilotermik
• Hewan-hewan yang suhu tubuhnya akan mengalami perubahan mengikuti
suhu eksternal disebut poikilotermik. Kelompok poikilotermik meliputi
invertebtara dan hewan akuatis seperti ikan dan amphibi.
d.Homeotermik
Hewan homoeterm mempunyai suhu tubuh yang konstan pada berbagai
suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kebanyakan burung dan mamalia di
lingkungannya yang normal akan mempertahankan suhu tubuhnya di atas
suhu lingkungannya.
e. Heterotermik
Heterotermik adalah hewan yang mampu memprduksi panas endotermik
dalam berbagai tingkat, tetapi umumnya tidak meregulasi tubuh dalam
rentangan yang pendek. Heterotermik mungkin dapat dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu, heterotermik temporal dan heterotermik regional.
3.Faktor yang Cenderung Menambah dan
Mengurangi Panas

• Suhu sel yang mengalami metabolism akan lebih tinggi


daripada suhu mediumnya, karena oksidasi dan glikolisis
membebaskan panas. Suhu tubuh hewan tergantung pada
keseimbangan antara faktor yang cenderung menambah
panas dan faktor yang cenderung mengurangi panas. Panas
dapat diperoleh (bertambah) dengan termogenesis
metabolik (endodetermi) atau absorbsi panas yang berasal
dari lingkungan luar (ektotermi) yang sebagian besar berasal
dari radiasi matahari. Panas yang dapat hilang (berkurang)
karena radiasi, konveksi, konduksi, dan penguapan
air. Kehilangan panas dapat dipercepat oleh aliran cairan
tubuh, dan dihambat oleh isolasi.
4.Termokonformer dan termoregulator

Termokonformer
• Menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan
• Mengambil panas dari lingkungan luar
Termoregulator
• Pengatur suhu
• Hewan yang mampu mengatur suhu tubuhnya
hingga berbeda dengan suhu lingkungan luar.
Contoh: Mamalia dan burung
5.Mekanisme Pengendalian Produksi dan
Pertukaran Panas

• Mekanisme yang mempengaruhi kecepatan


produksi panas tubuh dapat diklasifikasi menjadi:
(1) mekanisme tingkah laku, seperti latihan ringan
(pemanasan); (2) mekanisme otonomik seperti
mempercepat metabolism simpanan energi, dan
(3) mekanisme adaptif atau aklimatisasi, yang lebih
lamban daripada dua proses lain, yaitu
memproduksi penambahan panas pada
metabolism basal.
6.Mekanisme Pengontrolan Suhu Tubuh

• Endotermis menjaga stabilitas suhu dalam tubuhnya dan untuk


melakukan mekanisme tersebut maka terdapat suatu pusat
kontrol termoregulasi yang bekerja untuk menyeimbangkan
produksi panas dan kehilangan panas. Hal ini dikontrol oleh
sistem saraf. Aktivitas otot volunter atau gigilan (shivering) akan
meningkatkan produksi panas dan keduanya akan dipengaruhi
melalui saraf motorik. Kehilangan panas dapat diganti dengan
memvariasikan jumlah darah yang mengalir melalui kulit atau
dapat ditingkatkan dengan mengeluarkan keringat. Aktivitas
tersebut dibawah kontrol sistem saraf simpatik. Aliran darah
pada kulit dapat menjaga perubahan kecil pada suhu
tubuh, akan tetapi perubahan yang besar hanya akan dapat
terjadi melalui aktivitas menggigil atau berkeringat.
7.Konsep Zona Suhu Netral, Regulasi Metabolik,
Regulasi Fisik, Hypotermia dan Hypertemia

• Jika hewan homoeterm dihadapkan kepada suhu


lingkungan yang ekstrem, maka tingkat aktivitas
termoregulatori untuk memelihara konstan suhu
tubuhnya meningkat sesuai dengan perubahan suhu
lingkungan yang ekstrem tadi. Pada suhu yang moderat,
kecepatan basal produksi panas seimbang dengan
kehilangan panas ke lingkungan. Rentangan suhu
moderat ini disebut zona suhu netral (tgermoneutral
zone), hewan endoterm dapat meregulasi suhu
tubuhnya dengan mengatur kecepatan kehilangan
panas melalui pengaturan hantaran permukaan tubuh.
8.Prinsip Termogenesis

• Bila suhu lingkungan turun sampai di bawah suhu


kritis, hewan endotermik melindungi penurunan
suhu pusat tubuhnya dengan memproduksi panas
tambahan dari simpana energi. Selain dengan gerak
badan, produksi panas tambhan memiliki dua arti
yaitu: termogenesis menggigil dan termogenesis
non- menggigil. Pada kedua termogenesis tersebut,
energi kimia dikonversi menjadi panas.
9.Konsep Suhu Letal dan Kaitan Kematian
dengan Suhu Letal

• Rentangan toleransi suhu pada berbagai hewan berbeda-beda ada yang


luas dan ada yang sempit. Selanjutnya toleransi suhu dapat berubah
karena waktu dan derajat adaptasi. Beberapa organisme lebih sensitf
terhadap suhu ekstrim selama periode tertentu dalam siklus hidupnya,
terutama selama stadium permulaan dari pertumbuhannya. Tidak ada
hewan yang dapat hidup dan mengalami seluruh siklus hidupnya pada
suhu lebih dari 500 C. Tumbuhan multiseluler juga mempunyai batas
suhu atas sekitar 50 C, tetapi tumbuhan uniseluler lebih toleran suhu.
Nampaknya suhu batas toleransi (batas atas dan bawah) tidak tetap.
Misalnya bila beberapa hewan dari spesies yang sama dihadapkan pada
suhu batas atas toleransinya, pada sebagian yang mati dan adapla
sebagian yang bertahan. Suhu letal dapat berubah ubah sesaui dengan
suhu yang dialami hewan sebelumnya. Hewan yang terbiasa hidup pada
suhu relatif tinggi, mempunyai suhu letal lebih tinggi bila dibandingkan
dengan hewan yang terbiasa hidup pada suhu relatif rendah.
10.Dormansi: tidur, dormansi, tor-por, hibernasi
dan estivasi

• Tidur
• Selama tidur terdapat keterlibatan fungsi otak secara luas, terjadi penurunan
suhu tubuh dan sensitifitas hipotalamik. Terdapat bukti bahwa zat zat yang
menyebabkan tidur yang terbentu selama terjaga penuh, di akumulasikan dalam
cairan ekstra seluler sistem saraf pusat, namun identitas dan pengaruh zat
tersebut belum di ketahui. Pada hewan heteroterem, tidur dan ke empat
kategori dormansi yang lain dimana festasikan sebagai proses proses fisiologikal
yang berhubungan
Torpor (bermalas-malasan)
• Pada saat dingin hewan homeoterm dihadapkan kepada masalah harus
mempertahankan suhu tubuh atau membiarkan suhu tubuhnya turun dengan
berbagai konsekuensi. Menjaga suhu tubuh pada musim dingin pada suatu harga
laju metabolik lebih tinggi adalah mahal. Hwean kecil yang telah memiliki laju
metabolik tinggi sebelumnya dan kemudian harus meningkatkannya lagi,
mungkin menjadi sangat mahal, lebih-lebih bila tidak ada penambahan makanan
masuk.
• Hibernasi dan tidur musim dingin
• Hibernasi berbeda dengan tprpor harian, dimana seekor hewan biasanya masuk hibernasi dengan
konsekuensi penurunan suhu, dan dengan demikian suhu tubuhnya menjadi lebih rendah.
Banyak mamalia dan beberapa burung melakukan hibernasi secara reguler setiap musim dingin.
Pada saat itu suhu tubuh hewan turun hampir sama dengan suhu lingkungan. Sebelum masuk
keibernasi, hewan harus melakukan persiapan dengan mengumpulkan cadangan energi yang
berupa cadangan lemak. Beberapa mamalia terutama dari ordo Rodentia, Insectivora, dan
Cheroptera, menyimpan cukup energi persediaan untuk hibernasi, atau dormansi musim dingin
yang berakhir dua minggu bahkan beberapa bulan pada musim dingin. Hibernator bangun secara
periodikuntuk mengurus kebutuhannya seperti mengosongkan kandung kencinngnya.
• Pada saat hibernasi, fungsi-fungsi tubuh sangat diperlambat, jumlah aliran darah nampaknya
berkurang sekitar 10% dari normal. Kebanyakan hibernator adalah hewan kecil.sebab hewan kecil
memiliki laju metabolik tinggi sehingga memerlukan pngambilan makanan yang banyak. Pada
saat musim dingin sumber makanan sanagt turu, sehingga apabila hewan yang memerlukan
makanan yang banyak tidak hibernasi, ia akan mati.
• d)     Estivasi (tidur musim panas)
• Estivasi merupakan bentuk dormansi dari beberapa spesies hewan untuk merespon suhu
lingkungan tinggi dan atau bahaya dehidrasi. Contoh Invertebrata yang melakukan estivasi adalah
siput darat seperti helix dan otala.

Anda mungkin juga menyukai