Anda di halaman 1dari 3

Pengaturan Regulasi Temperatur Suhu Tubuh (Termoregulasi) – Termoregulasi

merupakan pemeliharaan suhu tubuh di dalam suatu kisaran yang membuat sel-sel mampu
berfungsi secara efisien. Termoregulasi berkaitan erat dengan pertukaran panas antara
organisme dan lingkungannya.

Pengaturan suhu tubuh pada manusia dan mammalia darat lainnya merupakan contoh suatu
sistem homeostasis kompleks yang difasilitasi oleh mekanisme umpan balik.

Sel-sel syaraf yang menuntrol termoregulasi, dan juga sel syaraf yang mengontrol banyak
aspek lain dari homeostasis, terkonsentrasi pada hipothalamus.

Terletak di batang otak dari dienchephalon, hipothalamus merupakan regulator homeostasis


terbesar dan memiliki fungsi vital yang meliputi reproduksi, metabolisme, osmoregulasi,
pertumbuhan, respon stress.

Fungsi-fungsi tersebut dimediasi terutama melalui kontrol hipothalamus di kelenjar pituitari


dan regulasi lainnya dari respon endokrin. hipothalamus juga berfungsi sebagai pengintegrasi
antari input dari sistem autonomi dan sensor.

Pada hewan homeoterm, homeostasis tempratur diatur terutama di preoptik area (POA) yang
terletak di hipothalamus. Daerah tersebut menerima dan mengintegrasi sinyal dari bagian
perifer, pusat, dan lingkungan kemudian memelihara temperatur inti tubuh (Tcore) hampir
konstan dengan cara meregulasi kontrol autonom dan hormonal yang mengatur produksi dan
kehilangan panas .

Tempratur inti tubuh merupakan tempratur struktur dalam tubuh organisme seperti usus, atau
hati jika dibandingkan dengan jaringan perifernya. Tcore normalnya dipertahankan dalam
range yang sempit sehingga reaksi enzimatik yang essensial dapat berlangsung.

Tiga proses perolehan atau kehilangan panas:

Konduksi, merupakan perpindahan langsung panas antara lingkungan dengan permukaan


tubuh, seperti perilaku hewan yang duduk di atas batu yang panas atau di kolam air dingin.

Konveksi, merupakan perrpindahan panas melalui pergerakan udara atau cairan melewati
permukaan tubuh, seperti tiupan angin.

Evaporasi atau penguapan,merupakan kehilangan panas dari permukaan cairan yang


kehilangan beberapa molekulnya yang berubah menjadi gas.

Baik hewan ektotermik maupun endotermik mengatur suhu tubuhnya dengan menggunakan
beberapa kombinasi dari empat kategori umum adaptasi yaitu:

#1. Penyesuaian laju pertukaran panas antara hewan dan sekelilingnya

Insulasi tubuh seperti rambut, bulu, dan lemak yang terletak persis dibawah kulit, mengurangi
kehilangan panas deri tubuh hewan. Mekanisme lain yang mengatur pertukaran panas
umumnya melibatkan adaptasi sistem sirkulasi. Sebagai contoh, banyak hewan endotermik
dan beberapa hewan ektotermik dapat mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya.

Peningkatan aliran darah umumnya disebabkan oleh vasodilatasi, yaitu peningkatan diameter
pembuluh darah superfisisal (yang dekat dengan permukaan tubuh). Sinyal syaraf umumnya
menyebabkan otot dinding pembuluhdarah berelaksasi, dan lebihbanyak darah mengalir
mrlalui pembuluh tersebut. Ketika hal ini terjadi lebih banyak panas dipindahkan ke
lingkungan melalui konduksi,m konveksi, dan radiasi. Penyesuaian sebaliknya yaitu
vasokonstriksi, menurunkan aliran darah dan hilangnya panas dengan menurunkan diameter
pembuluh darah superfisisal.

Jenis adaptasi lain yang mengubah pertukaran panas adalah suatu pengaturan arteri vena yang
disebut sebagai contercurrent heat exchanger (penukar panas lawan arus). Sistem pertukaran
ini sangat penting untuk thermoregulasi banyak hewan endoterm. Sebagai contoh, mammalia
laut dan banyak burung menghadapi permasalahan karena kehilangan sejumlah panas dari
anggota tubuhnya.

Arteri yang memebawa darah yang hangat menuruni kaki burung atau sirip lumba-lumba dan
paus berada sangat dekat dengan vena yang mengirimkan darah dengan arah yang
bberlawanan, kembali menuju tubuh. Banyak burung memiliki sistem lawan arus dalam
kakinya yang berfungsi mengurangi kehilangan panas. Arteri yang membawa darah turun ke
kaaki mengadakan kontak dengan vena yang mengembalikan darah ke dalam tubuh. Aliran
lawan arus mempermudah pertukaran panas dengan cara menentukan suatu gradien suhu
antara darah arteri dan darah vena disepanjang pembuluh.

#2. Pendinginan melalui kehilangan panas evaporatif

Hewan endotermik dan ektotermik terestrial kehilangan air melalui pernapasannya dan
melalui kulit. Jika kelembaban udara cukup rendah, air akan menguap dan hewan itu akan
kehilangan panas dengan cara pendinginan melalui evaporasi evaporasi dari sistem respirasi
dapat ditingkatkan dengan cara panting (menjulurkan lidah ke luar). Pendingnan melalui
evaporasi juga dapat dilakukan dengan cara berendam atau berkeringat.

#3. Respons perilaku

Banyak hewan dapat meningkatkan atau menurunkan hilangnya panas tubuh dengan cara
berpindah tempat, mereka akan berjemur di bawah terik matahari atau pada batu panas
selama musim dingin, menemukan tempat sejuk dan lembab atau masuk ke dalam lubang di
dalam tanah pada musim panas, atau bahka bermigrasi ke lingkungan yang lebih sesuai.

#4. Pengubahan laju produksi panas metabolik

Adaptasi thermoregulas ini hanya berlaku pada hewan endotermik khususnya mammalia dan
unggas. Banyak spesies mammalia dan unggas dapat melipatgandakan produksi panas
metaboliknya sebanyak dua atau tiga kali lipat ketika terpapar ke keadaan dingin.

Mekanisme umpan balik dalam termoregulasi


Hipothalamus memiliki thermostat yang merespon terhadap perubahan suhu tubuh di atas
atau di bawah kisaran suhu normal dengan cara mengaktifkan mekanisme yang
memperbanyak hilangnya panas atau perolehan panas. Sel-sel syaraf yang mengindera suhu
tubuh terletak pada kulit, hipotalamus itu sendiri ( terutama Neuron sensitif panas PO/AH
yang merupakan sensor tempratur hipothalamus paling utama ), dan beberapa bagian lain
sistem syaraf.

Beberapa diantaranya adalah reseptor panas yang memberi sinyal kepada termostat di
hipothalamus ketika suhu kulit atau darah meningkat. Yang lain adalah reseptor dingin yang
mensinyal termostat ketika suhu turun. Termostat itu merespons terhadap suhu tubuh di
bawah kisaran normal dan menghambat mekanisme kehilangan panas serta menaktifkan
mekanisme penghematan panas seperti vasokonstriksi pembuluh superfisial dan berdirinya
bulu atau rambut, sementara merangsang mekanisme yang membangkitkan panas seperti
menggigil.

Sebagai respons terhadap suhu tubuh yang meningkat, termostat mematikan (menginaktifkan)
penghematan panas dan meningkatkan pendinginan tubuh melalui vasodilatasi, berkeringt
atau panting.

Anda mungkin juga menyukai