BAB I........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
A.
LATAR BELAKANG............................................................................................... 3
B.
RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 4
C.
TUJUAN................................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 5
1.1 Pengukuran suhu tubuh........................................................................................... 6
1.2 Hipotalamus.......................................................................................................... 6
1.3 Termoregulasi pada Hewan........................................................................7
1.4 Termoregulasi pada Manusia................................................................................... 8
1.5 PANAS TUBUH................................................................................................... 12
1.6 MEKANISME PENGATURAN SUHU TUBUH.........................................................14
1.7 Respon Eferen..................................................................................................... 14
1.8 Respon terhadap Panas......................................................................................... 17
BAB III................................................................................................................ 18
PENUTUP............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, terima kasih kami ucapkan
kepada Tim Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah yang telah memberikan
arahan kepada kami dalam memperoleh data yang kami butuhkan.
Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan khususnya tentang PEROSES
PENGATURAN SUHU TUBUH. Selain itu makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fisiologi yang diberikan oleh
Kelompok Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi
yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu
dingin atau hangat (Myers, 1984). Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan
tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal
adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood
animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang
berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah
anggota invertebrata, ikan, amphibia,dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung (aves) dan mamalia.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,
pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan
hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada
ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadapsuhu dingin dengan cara lebah berkelompok
dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di
dalam sarangnya. Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya
adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot,dan modifikasi sistem sirkulasi di bagian
kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah
satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam
hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi,dan sembunyi ditemukan pada beberapa
hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan
suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinganya ke tubuh. Sedangkan manusia
menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari proses pengaturan suhu tubuh?
2. Apa saja pembagian dari proses pengaturan suhu tubuh?
3. Faktor apa saja yang mempengarihi suhu tubuh?
4. Apa saja mekanisme pengatur suhu tubuh?
5. Bagaimana respon panas dan dingin terhadap suhu tubuh?
C. TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui peroses pengaturan suhu tubuh
2. Untuk dapat mengetahui pembagian proses pengaturan suhu tubuh
3. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi suhu tubuh
4. Agar mengetahui mekanisme pengatur suhu tubuh
5. Mengetahui bagaimana respon panas dan dingin terhadap suhu tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
1. Suhu inti (core temperature)
Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan
dipertahankan mendekati 37C.
2. Suhu kulit (shell temperature)
Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini
berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature)
merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti dan suhu kulit.
1.2 Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama
untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai
termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian
dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai
dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal.
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C (Sherwood, 1996).
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti
melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat,
dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi
suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang
terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen (Sherwood, 1996).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anteror.
Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai
produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat,
memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.
Evaporasi
adalah
proses
kehilangan
panas
dari
permukaan
cairan
yang
Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan.
Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim
sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat
exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia
menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C. apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme
untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap..
Tubuh kita dilengkapi berbagai sistem pengaturan canggih, termasuk pengaturan suhu
tubuh. Manusia memiliki pusat pengaturan suhu tubuh (termostat), terletak di bagian otak yang
disebut dengan hipotalamus. Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di satu
titik yang disebut set point.
Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar
pada suhu 37C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di padang pasir, suhu
tubuh harus selalu diupayakan stabil, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang mampu
beradaptasi. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah
yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak
kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan
mengerutkan pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat.
Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh untuk
mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan. Pembuluh darah
melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Karena itu, pada saat kepanasan, selain
berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan (flushing).
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal
sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> Preoptika
hypotalamus --> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas
3.
Hormone pertumbuhan
Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% diatas normal.
5.
Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kirakira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C
di atas suhu basal.
6.
Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme
sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.
7.
Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20
30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah
mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan
lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan
isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan
sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan
gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan
(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.
9. Gangguan organ
10
tubuh yang diukur, waktu pengukuran, aktivitas dan umur. Suhu kulit di pergelangan kaki
sekitar 20C, di pinggang sekitar 30C pada temperatur lingkungan 22,2C. Suhu aksila sekitar
1F (0,6C) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1F lebih tinggi daripada suhu
oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada pagi hari (terendah
sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari antara jam 03.00-07.00
malam.
insulator (penyekat tubuh). Lapisan udara ini yang menghalangi hilangnya panas tubuh ke udara.
Tetapi bila ada aliran udarayang bergerak yang menghilangkan lapisan udara di sekitar tubuh
manusia akan menyebabkan hilangnya panas tubuh. Proses hilangnya panas tubuh karena aliran
udara ini disebut konveksi1.Evaporasi adalah suatu proses berubahnya cairan menjadi gas.
Evaporasi terjadi melalui kulit dan cairan yang hilang sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan
evaporasi melalui sistem pernapasan terjadi melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang
hilang sekitar 400 ml/hari.Pengeluaran keringat sendiri menyebabkan hilangnya panas dari
tubuh. Mekanisme itu hanya efektif untuk menurunkan suhu tubuh bila keringat yang terbentuk
diuapkan oleh tubuh, tidak jatuh atau meleleh dari tubuh. Setiap ml keringat yang diuapkan
membutuhkan 580 kal yang akan diserap dari tubuh.Selama suhu kulit lebih tinggi daripada suhu
lingkungan, panas dapat hilang melalui radiasi dan konduksi.Tetapi ketika suhu lingkungan lebih
tinggi daripada suhu tubuh, tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi dari suhu
lingkungan. Dalam keadaan seperti ini satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah dengan
evaporasi.
Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah suatu area yang
terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Di area
ini impuls dari area pre optik dan dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi
13
pembentukan panas atau reaksi penyimpanan panas tubuh.Pada manusia, suhu inti diatur dalam
suatu limit yang kecil yang disebut set-point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus
posterior. Nilai ambang suhu inti tidak melebihi 0,4C, pada umumnya berkisar 36,7-37,1C.
Nilai ambang ini disebut interthreshold range. Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan
mengintegrasikan input suhu yang berasal dari perifer dan inti serta membandingkan dengan setpoint di hipotalamus posterior. Interthreshold range ini bisa berubah pada penderita hipotiroid,
hipertiroid, infeksi, exercise/olah raga, makanan, anestesi dan pemberian obat-obatan, misalnya
alkohol, sedatif dan nikotin. Regulasi sentral ini intact pada bayi, tetapi seringkali terganggu
pada orang tua atau penderita sakit kritis.
14
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus
mengirimkan
impuls syaraf ke area preoptic ( kumpulan neuron-neuron di bagian anterior
hypothalamus yang
merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh ) dan
pusat
peningkatan panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan
hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus
menyalurkan
impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar
pituitary
anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf
dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai
nilai
Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf simpatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
15
menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke
kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal
meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering (menggigil) terletak
pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada awalnya terjadi peningkatan tonus
otot rangka di seluruh tubuh. Saat tonus meningkat diatas tingkat kritis tertentu, proses
menggigil dimulai. Selama proses menggigil, pembentukan panas tubuh dapat
meningkat sebesar 4-5 kali dari normal.
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid
kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.
hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan
dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin.
Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya
suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat
air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek
penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal.
17
BAB III
PENUTUP
Dari hasil penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat
tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit.
2. Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke
lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan
karena kontakdengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara
atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi
dapat mentransfer panas antar objek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar
matahari.
Evaporasi
adalah
proses
kehilangan
panas
dari
permukaan
cairan
yang
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadican. 2011. Termogulasi Psda Manusia. http://ahmadihcan.blogspot.com/2011/01/termoregulasipada-manusia-makalah.html
Aninomaus. 2011. Metabolisme Suhu Tubuh. http://www.duniaperawat.com/2011/04/metabolismesuhu-tubuh.html
2009. Termogulasi Pengaturan Suhu Tubuh.
http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasi-pengaturan-suhu-tubuh/
Aya,. A. 2010. Pengaturan Suhu Tubuh. http://www.duniaperawat.com/2011/04/metabolisme-suhutubuh.html
19