Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN........................................................................................................... 3
A.

LATAR BELAKANG............................................................................................... 3

B.

RUMUSAN MASALAH............................................................................................ 4

C.

TUJUAN................................................................................................................ 4
BAB II...................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 5
1.1 Pengukuran suhu tubuh........................................................................................... 6
1.2 Hipotalamus.......................................................................................................... 6
1.3 Termoregulasi pada Hewan........................................................................7
1.4 Termoregulasi pada Manusia................................................................................... 8
1.5 PANAS TUBUH................................................................................................... 12
1.6 MEKANISME PENGATURAN SUHU TUBUH.........................................................14
1.7 Respon Eferen..................................................................................................... 14
1.8 Respon terhadap Panas......................................................................................... 17
BAB III................................................................................................................ 18
PENUTUP............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, terima kasih kami ucapkan
kepada Tim Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah yang telah memberikan
arahan kepada kami dalam memperoleh data yang kami butuhkan.
Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan khususnya tentang PEROSES
PENGATURAN SUHU TUBUH. Selain itu makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fisiologi yang diberikan oleh

Dosen Fisiologi dr. Arfiwardi,sp.KO Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah.


Proses penyusunan menggunakan sumber data literatur atau metode sekunder. Tak ada
gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang konstruktif
mengenai makalah ini.

Padang, 16 Juni 2016

Kelompok Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi
yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu
dingin atau hangat (Myers, 1984). Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan
tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal
adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood
animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang
berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm
cenderung berfluktasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah
anggota invertebrata, ikan, amphibia,dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung (aves) dan mamalia.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,
pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan
hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada
ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadapsuhu dingin dengan cara lebah berkelompok
dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di
dalam sarangnya. Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya
adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot,dan modifikasi sistem sirkulasi di bagian
kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah
satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam
hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi,dan sembunyi ditemukan pada beberapa
hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan

suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinganya ke tubuh. Sedangkan manusia
menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari proses pengaturan suhu tubuh?
2. Apa saja pembagian dari proses pengaturan suhu tubuh?
3. Faktor apa saja yang mempengarihi suhu tubuh?
4. Apa saja mekanisme pengatur suhu tubuh?
5. Bagaimana respon panas dan dingin terhadap suhu tubuh?

C. TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui peroses pengaturan suhu tubuh
2. Untuk dapat mengetahui pembagian proses pengaturan suhu tubuh
3. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi suhu tubuh
4. Agar mengetahui mekanisme pengatur suhu tubuh
5. Mengetahui bagaimana respon panas dan dingin terhadap suhu tubuh

BAB II
PEMBAHASAN
1. Suhu inti (core temperature)
Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan
dipertahankan mendekati 37C.
2. Suhu kulit (shell temperature)
Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini
berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature)
merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti dan suhu kulit.

1.1 Pengukuran suhu tubuh


Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1. The mercury-in-glass thermometer
2. The electrical digital reading thermometer
3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu timfani)

1.2 Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama
untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai
termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian
dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai
dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal.
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C (Sherwood, 1996).
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti
melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat,
dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi
suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang
terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen (Sherwood, 1996).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anteror.
Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai
produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat,
memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.

1.3 Termoregulasi pada Hewan


Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang
hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses,
yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan
karena kontakdengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara
atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi
dapat mentransfer panas antar objek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar
matahari.

Evaporasi

adalah

proses

kehilangan

ditranformasikan dalam bentuk gas.

panas

dari

permukaan

cairan

yang

Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai


contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan
perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas.
Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadapsuhu dingin dengan cara lebah
berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan
panas di dalam sarangnya. Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas,
misalnya adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot,dan modifikasi sistem sirkulasi
di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange
adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang
penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi,dan sembunyi ditemukan
pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis
untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinganya ke tubuh.
Sedangkan manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.

1.4 Termoregulasi pada Manusia


Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen
pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf
eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan
biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari organ-organ
tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh mamalia terdapat dua jenis
sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor dingin yang berbeda tempat pada jaringan
sekeliling (penerima di luar) dan jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis
sensor ini, isyarat yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim
ke syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk dilanjutkan ke
jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.
Setelah itu terjadi umpan balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan
sensor dingin melalui peredaran darah.

Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan.
Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. dan modifikasi sistim
sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat
exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia
menggunakan baju merupakan salah satu perilaku unik dalam termoregulasi
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C. apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme
untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap..
Tubuh kita dilengkapi berbagai sistem pengaturan canggih, termasuk pengaturan suhu
tubuh. Manusia memiliki pusat pengaturan suhu tubuh (termostat), terletak di bagian otak yang
disebut dengan hipotalamus. Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di satu
titik yang disebut set point.
Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar
pada suhu 37C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di padang pasir, suhu
tubuh harus selalu diupayakan stabil, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang mampu
beradaptasi. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah
yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak
kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan
mengerutkan pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat.
Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh untuk
mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan. Pembuluh darah

melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Karena itu, pada saat kepanasan, selain
berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan (flushing).

Organ Pengatur Suhu Tubuh

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal
sebagai thermostat yang berada dibawah otak.

Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas

Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas

Mekanisme pengaturan suhu

Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> Preoptika
hypotalamus --> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi
dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2.

Rangsangan saraf simpatis


Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi
100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak
coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme
lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini
dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3.

Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan


kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.
4.

Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% diatas normal.

5.

Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kirakira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C
di atas suhu basal.

6.

Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme
sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.

7.

Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20
30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah
mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan
lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan
isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan
sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan
gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan
(aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.
9. Gangguan organ
10

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat


menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu
tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan
melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui
anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus
arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan
menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan
demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan. Suhu perifer ini biasanya 2-4C di bawah
suhu inti.
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas yang terjadi.
Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul
panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar,
panas tubuh dan suhu tubuh menurun.Pengukuran suhu tubuh diambil berdasarkan suhu inti dan
suhu perifer. Suhu ini disebit suhu tubuh rata-rata. Rumus yang digunakan adalah:
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Suhu kulit di seluruh tubuh berbeda. Menurut Ramanathan menganjurkan untuk menentukan
suhu kulit dibutuhkan 4 tempat berbeda. Sedangkan suhu inti dapat diambil dari suhu pada
membrana timpani, esofagus distal atau arteri pulmonalis. Selain itu, juga dapat diambil dari
suhu di nasofaring, rektal atau vesika urinaria.Suhu tubuh bervariasi tergantung dari bagian
11

tubuh yang diukur, waktu pengukuran, aktivitas dan umur. Suhu kulit di pergelangan kaki
sekitar 20C, di pinggang sekitar 30C pada temperatur lingkungan 22,2C. Suhu aksila sekitar
1F (0,6C) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1F lebih tinggi daripada suhu
oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada pagi hari (terendah
sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari antara jam 03.00-07.00
malam.

1.5 PANAS TUBUH


Panas tubuh dihasilkan dari reaksi metabolisme tubuh. Sumber utama terbentuknya panas
tubuh ini berasal dari glukosa, protein dan lemak. Panas tubuh yang dihasilkan berasal dari
pembakaran setiap gram lemak menjadi 9,3 kal dan karbohidrat serta protein menjadi 4,1 kali.
Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan organ dalam, terutama dalam hati,
otak, jantung dan otot rangka selama kerja. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan
jaringan yang lebih dalam ke kulit, dimana panas tubuh hilang ke udara dan sekitarnya. Oleh
karena itu, laju hilangnya panas tubuh ditentukan oleh seberapa cepat panas tubuh dapat
dikonduksikan dari tempat panas tubuh dihasilkan dalam inti tubuh ke kulit dan seberapa cepat
panas tubuh kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke sekitarnya.
Panas tubuh hilang dari permukaan tubuh melalui 4 mekanisme, yaitu radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi. Kehilangan panas melalui radiasi adalah kehilangan dalam bentuk
gelombang panas. Tubuh manusia menyebarkan gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang
panas juga dipancarkan dari benda-benda di sekitar ke tubuh . Tetapi bila suhu tubuh lebih besar
dari suhu lingkungan, panas tubuh ini akan dipancarkan keluar dari tubuh lebih besar daripada
yang dipancarkan ke tubuh. Kehilangan panas karena radiasi ini dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Makin rendah suhu lingkungan makin besar panas tubuh yang hilang dan bila suhu
tubuh makin mendekati suhu lingkungan, kehilangan panas yang terjadi makin kecil. Selain
dipengaruhi oleh hal tersebut, radiasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, makin tinggi
kelembaban, kehilangan panas makin berkurang. Radiasi merupakan penyebab kehilangan panas
terbesar pada penderita yang menjalani operasi.Konduksi merupakan hilangnya panas dari suatu
permukaan benda ke permukaan benda lainnya.Misalnya, dari kulit tubuh manusia ke permukaan
tempat tidur. Hal ini dipengaruhi oleh suhu dari benda tersebut dan penyekat yang ada diantara
keduanya.Di sekitar manusia terdapat suatu lapisan udara yang hangat yang berfungsi sebagai
12

insulator (penyekat tubuh). Lapisan udara ini yang menghalangi hilangnya panas tubuh ke udara.
Tetapi bila ada aliran udarayang bergerak yang menghilangkan lapisan udara di sekitar tubuh
manusia akan menyebabkan hilangnya panas tubuh. Proses hilangnya panas tubuh karena aliran
udara ini disebut konveksi1.Evaporasi adalah suatu proses berubahnya cairan menjadi gas.
Evaporasi terjadi melalui kulit dan cairan yang hilang sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan
evaporasi melalui sistem pernapasan terjadi melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang
hilang sekitar 400 ml/hari.Pengeluaran keringat sendiri menyebabkan hilangnya panas dari
tubuh. Mekanisme itu hanya efektif untuk menurunkan suhu tubuh bila keringat yang terbentuk
diuapkan oleh tubuh, tidak jatuh atau meleleh dari tubuh. Setiap ml keringat yang diuapkan
membutuhkan 580 kal yang akan diserap dari tubuh.Selama suhu kulit lebih tinggi daripada suhu
lingkungan, panas dapat hilang melalui radiasi dan konduksi.Tetapi ketika suhu lingkungan lebih
tinggi daripada suhu tubuh, tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi dari suhu
lingkungan. Dalam keadaan seperti ini satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah dengan
evaporasi.

1.6 MEKANISME PENGATURAN SUHU TUBUH


Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan balik
(feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu tubuh
dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-reseptor suhu
perifer dan sentral. Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior.

Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi


dan
menimbulkan keringat.
Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,
menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,
meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine
serta meningkatkan basal metabolisme.

Area pada hipotalamus yang dirangsang oleh impuls sensoris ini adalah suatu area yang
terletak secara bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus mamilaris. Di area
ini impuls dari area pre optik dan dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi
13

pembentukan panas atau reaksi penyimpanan panas tubuh.Pada manusia, suhu inti diatur dalam
suatu limit yang kecil yang disebut set-point. Set-point ini yang mengatur adalah hipotalamus
posterior. Nilai ambang suhu inti tidak melebihi 0,4C, pada umumnya berkisar 36,7-37,1C.
Nilai ambang ini disebut interthreshold range. Hipotalamus mengatur suhu tubuh dengan
mengintegrasikan input suhu yang berasal dari perifer dan inti serta membandingkan dengan setpoint di hipotalamus posterior. Interthreshold range ini bisa berubah pada penderita hipotiroid,
hipertiroid, infeksi, exercise/olah raga, makanan, anestesi dan pemberian obat-obatan, misalnya
alkohol, sedatif dan nikotin. Regulasi sentral ini intact pada bayi, tetapi seringkali terganggu
pada orang tua atau penderita sakit kritis.

1.7 Respon Eferen


Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah laku. Pada
manusia dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih bermanfaat dalam
mempertahankan suhu tubuh. Saat hipotalamus mendeteksi penurunan suhu tubuh, impuls akan
berjalan dari hipotalamus menuju korteks serebri untuk memberikan individu tersebut sensasi
dingin. Akibatnya terjadi perubahan tingkah laku, misalnya peningkatan aktivitas motorik,
seperti berjalan menuju tempat yang lebih hangat atau memakai baju hangat.
Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi menjadi 2
yaitu,
respon terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan piloereksi serta respon terhadap panas berupa
vasodilatasi dan pengeluaran keringat (sweating)
Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya vasokonstriksi,
termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu melebihi nilai ambang akan mengaktivasi
vasodilatasi dan pengeluaran keringat. Tidak terjadi respon termoregulasi jika suhu inti berada
diantara dua nilai ambang ini (interthreshold range)Efektor menentukan suhu lingkungaan yang
dapat diterima oleh tubuh sementara suhu inti tetap dipertahankan normal. Ketika mekanisme
efektor ini dihambat, toleransi terhadap perubahan suhu akan menurun, hingga mekanisme
efektor lain tidak bisa mengkompensasi perubahan suhu tersebut.

14

Respon terhadap Dingin


Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang
membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan
suhu tubuh ke arah normal. Manusia pada umumnya mulai merasa tidak nyaman ketika suhu
kulit sekitar 7C atau lebih di bawah suhu inti. Hal ini akan menimbulkan respon tubuh untuk
mempertahankan panas tubuh dengan melakukan mekanisme feed back negatif untuk dapat
meningkatkan suhu tubuh ke arah normal.
Proses respon terhadap dingin

Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus
mengirimkan
impuls syaraf ke area preoptic ( kumpulan neuron-neuron di bagian anterior
hypothalamus yang
merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh ) dan
pusat
peningkatan panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan
hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus
menyalurkan
impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar
pituitary
anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf
dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.

Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai
nilai

normal, diantaranya adalah :

Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf simpatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
15

menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke
kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal
meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.

Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan Piloereksi Piloereksi adalah berdirinya


rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat di
folikel rambut berkontraksi. Hal ini tidak terlalu penting pada manusia, tetapi pada
hewan berdirinya rambut memungkinkan mereka untuk membentuk lapisan tebal
insulator udara.

Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan


epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan
peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas.

Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering (menggigil) terletak
pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada awalnya terjadi peningkatan tonus
otot rangka di seluruh tubuh. Saat tonus meningkat diatas tingkat kritis tertentu, proses
menggigil dimulai. Selama proses menggigil, pembentukan panas tubuh dapat
meningkat sebesar 4-5 kali dari normal.

Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid
kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.

1.8 Respon terhadap Panas


Sistem pengaturan suhu menggunakan 3 mekanisme penting untuk menurunkan panas tubuh,
yaitu :
pengeluaran keringat (sweating), vasodilatasi dan penurunan pembentukan panas oleh
tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back negatif
berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas pada mekanisme respon pada dingin. Tingginya
suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana
sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat peningkatan panas. Impuls
syaraf dari pusat penurun panas menyebabkandilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi
16

hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan
dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin.
Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya
suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat
air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek
penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal.

17

BAB III
PENUTUP
Dari hasil penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat
tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit.
2. Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke
lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan
karena kontakdengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara
atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi
dapat mentransfer panas antar objek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar
matahari.

Evaporasi

adalah

proses

kehilangan

panas

dari

permukaan

cairan

yang

ditranformasikan dalam bentuk gas.


3. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur
atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen
serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan
biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya
4. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
Kecepatan metabolisme basal
Rangsangan saraf simpatis
Hormone pertumbuhan
Hormone tiroid
Hormone kelamin
Demam ( peradangan )
Status gizi
Aktivitas
Gangguan organ
Lingkunga
18

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadican. 2011. Termogulasi Psda Manusia. http://ahmadihcan.blogspot.com/2011/01/termoregulasipada-manusia-makalah.html
Aninomaus. 2011. Metabolisme Suhu Tubuh. http://www.duniaperawat.com/2011/04/metabolismesuhu-tubuh.html
2009. Termogulasi Pengaturan Suhu Tubuh.
http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasi-pengaturan-suhu-tubuh/
Aya,. A. 2010. Pengaturan Suhu Tubuh. http://www.duniaperawat.com/2011/04/metabolisme-suhutubuh.html

19

Anda mungkin juga menyukai