Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TOPIK 3: ELEKTROKARDIOGRAM

Dosen pembimbing:

Nanda Fadhilah Witris Salamy, dr., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 3

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018
ANGGOTA KELOMPOK:

1. M. Raiz Faisal (6130017019)


2. Dika Maulidya Sari (6130017020)
3. Aulia Adila Akhmad (6130017021)
4. Evi Octavia Djamaludin (6130017022)
5. Nur Alimah Priambodo (6130017023)
6. Moh. Imanuddin Arfiansyah A (6130017024)
7. Anindhiya Pramita Kusuma (6130017025)
8. Mizada Adini Fairuza (6130017026)
9. Mashlahatul Ummah (6130017027)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektrokardiogram adalah rekaman penyebaran keselurahan aktivitas
listrik jantung. Pada saat jantung berdenyut, potensial listrik dipancarkan ke
seluruh tubuh. Hipotesis Eithoven mengatakan bahwa jantung sebagai sumber
potensial listrik terletak di tengah tubuh, seluruh organ cairan tubuh dianggap
merupakan konduktor listrik yang baik dan mempunyai tahanan yang sama.
Lengan kiri, lengan kanan dan tungkai kiri terletak sama jauh terhadap sumber
listrik. Perubahan potesian yang terjadi dapat dicatat dari permukaan tubuh.
Hasil pencatatan potensial listrik tersebut sebagai Elektrokardiogram (EKG)

1.2 Tujuan Praktikum

a) Mahasiswa mampu membaca hasil elektrokardiogram


b) Mahasiwa mampu untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama
jantung/disritmia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

Elektrokardiogram adalah rekaman penyebaran keselurahan aktivitas listrik


jantung. Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan
repolarisasi menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui
cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh,
tempat aktivitas tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan elektroda perekam.
Rekaman yang dihasilkan adalah suatu eletrocardiogram, atau ECG (secara
altenatif, singkatan EKG dapat digunakan) berasal dari bahasa Yunani kuno
kardia dan bukan bahasa Latin cardia, untuk jantung. (Sherwood, 2013)
Elektrokardiogram merupakan alat dengan kekuatan klinis yang menakjubkan
karena mudah dikuasai dan dapat memberikan informasi yang sangat membantu
dan bahkan sangat penting dalam berbagai macam situasi. Sekilas pandang pada
rekaman EKG sudah cukup untuk menegakkan diagnosis infark miokardium yang
sedang terjadi, mengenali aritmia yang kemungkinan besar mengancam jiwa,
menetukan dengan tepat pengaruh jangka panjang yang ditimbulkan oleh
hipertensi yang menetap atau pengaruh akut emboli paru masif, atau sekedar
memberikan dara-data kesehatan kepada seseorang yang ingin memulai program
olahraga. Namun, harap diingat EKG hanyalah sebuah alat, dan sama seperti alat-
alat lainnya, kebegunaannya tergantung pada keterampilan penggunanya.
(Thaler, 2006 )
2.2 BAHAN dan METODE

1. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 18 September 2018


2. Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi Kedokteran
3. Alat dan Bahan :
a. Elektrokardiograf
b. Kertas EKG
c. Pasta elektroda
d. Alcohol 70%
e. Kapas

2.3 Cara kerja

 Persiapan Alat

 Hubungkan kabel yang berasal dari elektokardiograf degan


elektroda yang sesuai, yaitu kabel : RA, LA, RF dan LF,
dengan elektroda di lengan kanan, lengan kiri, tungkai
kanan dan tungkai kiri. Huungkan juga dengan elektroda
di dinding dada V1 sd V6. Periksa tombol pengatur
kecepatan kertas, ada 2 pilihan yaitu 25 mm/detik dan 50
mm/detik. Pencatatan siap dimulai
 Keduaa tombol power pada EKG diletakkan pada
kedudukan “on”. Jarum penulis akan bergerak ke bawah,
nantikan sampai jarum tersebut kembali ke tengah atau
berhenti. Apabila berhenti tidak di tengah, aturlah jarum
penulis dengan penggerak jarum penulis supaya terletak di
tengah
 Kerjakan standarisasi dengan cara menjalankan kertas,
tombol pengatur sandapan pada posisi C, tekan tombol
kepekaan 2x sehingga tergambar besarnya voltage pada
kertas EKG. Telah diatur, perangsangan pada tombol
standarisasi sebesar 1 mv (setinggi 10mm), bila gambar
kurang jelas tambahkan teperatur. Pencatatan segera
dimulai.
 Persiapan Orang Coba
 Subyek diharuskan berbaring tenang diatas dipan periksa.
Aktivitas otot yang lain akan menyebabkan gangguan
rekaman EKG. Baju dan kaos kaki dilepas.
 Bersihkan dengan kapas alcohol bagian ventral keddua
lengan bawah didekat pergelangan tangan dan bagian
ventro medial kedua tungkai bawah didekat pergelangan
kaki. Berikan pasta eletroda secukupnya di berbagai
tempat tersebut kemudian elektroda dipasang
 Pelaksanaan
 Putarlah pencatat sandapan berturutan mulai dari 1-2-3 dan
seterusnya sampai kembali ke C
 Setiap kali pindah ke sandapan berikutnya, beristirahatlah
beberapa detik agar penulis kembali ke garis dasar (garis
isoelektrik)
 Setiap pencatatan, dikerjakan minimal 3 siklus jantung,
kecuali pada L2 minimal harus dikerjakan 6 siklus jantung
(5 R-R interval). Satu siklus terdiri atas P, Q, R, S, T
 Tulis pada kertas hasil rekaman EKG : Tanggal, Nama,
Umur (tanggal lahir), Jenis Kelamin, dan beri nama
rekaman tiap sandapan : C, I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1,
V2, V3, V4, V5, V6,C
 Setelah selesai merekam, lepaskan semua elektroda dan
bersihkan bekas pasta pada badan mahasiswa coba dan
pada elektroda
2.4 HASIL

Orang coba

Nama: Muhammad Raiz Faisal

Usia: 20 tahun
Keterangan Hasil EKG Rais Hasil EKG abnormal
Irama Komleks QRS didahului Tidak terlihat adanya
oleh gelombang P gelombang P sebelum
kompleks QRS
QRS rate 84x/mnt
Aksis Normal (diantara -30° 113° deviasi aksis kanan
sampai +110°)
Interval PR 0,168 0,278 (blok AV derajat
satu)
Interval PP 0,8 1
Interval QRS 0,08 0,2
Interval QT 0,32 0,506
Interval RR 0,714 1

Keterangan:

 Interval QT, normal pria tidak lebih dari 0,42 detik


 Aksis normal terdapat diantara -30° sampai +110°
 Interval PR normal kurang dari 0,2 detik
2.5 PEMBAHASAN DISKUSI

1. Interpretasi hasil ekg dibawah ini sesuai dengan pedoman diatas

Jawaban Diskusi:

 Gelombang P : pada semua sandapan tidak tampak gelombang P dan


gelombang P mengalami kelainan bentuk.
 Interval P-R : pada semua sandapan Interval P-R memanjang
 Gelombang Q : pada sandapa III dan aVR tidak jelas gelombang Q
 Gelombang R dan S : gelombang S di I dan gelombang R di III “right axis
deviation”
 Kompleks QRS : irama kompleks QRS tidak teratur
 Segmen S-T : pada sandapan I II III segmen S-T mengalami elevasi
atau depresi
 Gelombang T : pada sandapan I arah gelombang T tinggi
 Gelombang U : pada sandapan V3 dan V4 defleksi gelombang U
keatas
Membahas Hasil

Dari hasil yang telah didapat dari seorang pria normal berumur 20 tahun, Interval QT
pada pria normal didapatkan tidak lebih dari 0,42 detik, aksis normal Antara -30°
sampai +110°, serta Interval PR normal kurang dari 0,2 detik.

Pola-pola EKG dapat memberi informasi yang bermanfaat mengenai status jantung.
Penyimpangan utama dari normal yang dapat ditemukan melalui EKG adalah

1) Kelainan kecepatan denyut jantung


Kecepatan denyut jantung dapat ditentukan dari jarak Antara dua kompleks
QRS yang berurutan di kertas berskala yang digunakan untuk merekam EKG.
Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit disebut
takikardia, sementara denyut yang kurang dari 60 kali per menit disebut
bradikardia.

2) Kelainan irama
Irama merujuk ke keteraturan atau spacing gelombang EKG. Setiap variasi
dari irama normal dan rangkaian eksitasi jantung disebut aritmia. Hal ini
disebabkan oleh focus ektopik, perubahan aktivitas pemacu nodus SA, atau
gangguan hantaran. Kecepatan jantung juga sering dipengaruhi. Atrial flutter
ditandai oleh rangkaian depolarisasi atrium yang cepat tetapi regular dengan
kecepatan Antara 200 hingga 380 denyut per menit. Fibrilasi ventrikel adalah
kelainan irama yang sangat serius ketika otot ventrikel memperlihatkan
kontraksi kacau tak terkoordinasi.
3) Miopati jantung
Kelainan gelombang EKG juga penting dalam mengenali dan menilai miopati
jantung (kerusakan otot jantung). Kelainan gelombang QRS muncul ketika
sebagian otot jantung menjadi nekrotik. Selain perubahan EKG, karena sel-sel
jantung yang rusak mengeluarkan enzim-enzim ini dalam darah dapat
dijadikan indeks derajat kerusakan miokardium.
Interpretasi EKG memerlukan pengetahuan dan latihan ekstensif. Pembahasan
ini tidak dimaksudkan untuk menjadikan seorang pakar EKG tetapi memberi
gambaran tentang cara-cara bagaimana EKG dapat digunakan sebagai alat
diagnostic serta menyajikan gambaran ringkas dari sebagian kelainan fungsi
jantung yang umum dijumpai. (Sherwood, 2013)
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Elektrokardiogram adalah rekaman penyebaran keselurahan aktivitas listrik
jantung. Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan
repolarisasi menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan
melalui cairan tubuh.

Hasil pada orang coba (mahasiswa) melihatkan hasil yang normal karena
tidak ada kelainan pada irama jantung, Interval QT normal pria tidak lebih
dari 0,42 detik, Aksis normal terdapat diantara -30° sampai +110°,
Interval PR normal kurang dari 0,2 detik
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, L. (2013). Introduction to Human Physiology International Edition.


Beijing: BROOKS/COLE CENGAGE Learning.

Anda mungkin juga menyukai