Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA

DENGAN BERDISKUSI DAN MEMBACA PUSTAKA KERJAKAN SEMUA SOAL DI


BAWAH INI!

TOPIK: SISTEM SARAF


1. a Jelaskan apa yang dimaksud sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, saraf
sensorik, saraf motorik, saraf simpatik dan saraf para simpatik (buat diagram)
Jawaban:

System saraf

System Saraf pusat merupakan pusat integrasi System Saraf Tepi merupakan sel saraf yang
dan control seluruh aktifitas tubuh terdiri dari serat saraf yang membawa informasi
antara SSP dan bagian tubuh lain (Perifer).

Medula Aferen (Sensorik) membawa Eferen (Motorik) merupakan


Otak informasi ke SSP, memberi saraf yang menyalurkan
Spinalis
tahu tentang lingkungan Instruksi dari SSP ke organ
eksternal dan aktivitas efektor—otot atau kelenjar
internal yang sedang diatur yang melaksanakan perintah
oleh susunan saraf agar dihasilkan efek yang sesuai

System saraf Somatic merupakan System saraf otonom merupakan


saraf yang yang terdiri dari saraf yang terdiri dari serat-
serat-serat neuron motorik yang serat yang menyarafi otot polos,
menyarafi otot rangka otot jantung, dan kelenjar.

Saraf Simpatik, merupakan Saraf Parasimpatik,


suatu susunan dari pangkal merupakan bentuk dan
di sumsum tulang belakang kelanjutan dari sumsum
karena terletak di yang di sebut sebagai
sepanjang tulang belakang syaraf craniosacral
yang menempel pada karena jaringan ini yang
tubuh manusia. saling berhubungan
dengan ganglion yang
terdapat pada tubuh.
b. Sel saraf dalam sistem saraf pusat dilindungi dengan sangat baik, oleh karena
itu untuk menunjang kehidupan sel saraf di sistem saraf pusat dilengkapi
dengan sel penunjang. Jelaskan jenis sel saraf penunjang yang ada di sistem
saraf pusat. Jelaskan pula fungsinya!
Jawaban: Terdapat 4 jenis utama sel penunjang adalah sistem saraf pusat yaitu
astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.
Astrosit adalah sel yang berbentuk bintang dan merupakan sel glia yang paling
banyak. Fungsinya antara lain, 1) sebagai “lem” (glia artinya “lem”) utama SSP,
yang menyatukan neuron dalam hubungan ruang yang benar 2) sebagai
perancah untuk menuntun neuron ke tujuan akhirnya selama perkembangan otak
masa janin 3) memicu pembuluh darah halus otak (kapiler) menjalani masa
perubahan anatomi dan fungsional yang berperan dalam pembentukan sawar
darah-otak, suatu pembatas antara darah dan otak yang snagat selektif.
Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang, yang masing-masing
membungkus (seperti lapisan bolu gulung) sepotong akson antarneuron untuk
membentuk segmen mielin. Oligodenrosit berfungsi membentuk selubung
myelin insulatif akson di SSP.
Mikroglia adalah sel pembersih sejenis sel darah putih yang meninggalkan
darah dan tinggal menetap sebagai lini-pertahanan di berbagai jaringan di
seluruh tubuh. Mikroglia berasal dari jaringan sumsum tulang yang sama
dengan yang menghasilkan monosit. Berfungsi dalam pertahanan otak sebagai
fagosit dan melepaskan faktor pertumbuhan saraf yang membantu neuron dan
sel glia lain bertahan hidup dan tumbuh.
Sel ependimal adalah salah satu dari sel yang memiliki silia gerakan silia sel
ependimal ikut berperan mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh ventrikel.
Sel ependimal berfungsi melapisi bagian dalam rongga-rongga berisi cairan di
SSP. Dan juga memiliki peran sebagai sel punca neuron dengan potensi
membentuk tidak saja sel glia lain tetapi juga neuron baru.
2 a. Apa yang dimaksud dengan potensial membran?

Jawaban : Potensial memebran merupakan tegangaan listrik antara dinding


luar dan dinding dalam sel, yang berkisar -50 hingga –minivolt, didalam sel
lebih negativ dari luarnya. Cara kerja potensial membran seperti baterai,
potensial membran juga membantu proses transpor pasif anion keluar sel dan
kation ke dalam sel, perubahan lingkungan dapat mempengaruhi potensial
membran dan selnya.
b. Mengapa terjadi potensial membran?
Jawaban : Potensial membran terjadi karena adanya perpindahan ion dan sifat
permeabilitas membran yang berbeda, dan lalulinas substansi yang melewati
membran, yang memiliki tegangan berbeda untuk memenuhi kebutuhan energi
lalulintas setiap substansi sel yang bermuatan.
c. Bagaimana hubungan potensial membran dengan chanel-chanel ion yang
terdapat di dalam membran sel?
Jawaban : Hubungan potensial membran dengan chenel ion yang terdapat
dalam membran sel yaitu sebagai lintasan atau media, jadi stimulus tertentu
dapat dapat mengakibatkan potensial membran , perubahan ini dapat menjadi
stimulus chenel sehingga permeabilitas membran terhadap ion tertentu
meningkat. Peningkatan tersebut dapat mempercepat laju ion.
4 a Jelaskan hubungan antara stimlus, aktivitas chanel Na+ dan ion Na+, peristiwa
depolarisasi dan potensial aksi!
Jawaban: Hubungannya adalah stimulus merangsang sel saraf untuk
menjalankan rangsang sehingga terjadi potensial aksi dan menyebabkan terjadi
depolarisasi. Depolarisasi menyebabkan chanel Na+ membuka. Ketika chanel
membuka, ion Na+ masuk ke membran sel dan menyebabkan potensial aksi.
Kemudian terjadi lagi depolarisasi yang menyebabkan chanel Na+ membuka
dan ion Na+ masuk. Dengan begitu lebih banyak kanal Na+ yang terbuka dan
lebih banyak ion Na yang masuk. kanal diaktivasi oleh perubahan voltase
(potensial aksi) Kanal akan membuka jika terjadi depolarisasi dan menutup jika
terjadi hiperpolarisas. Depolarisasi adalah perubahan potensial listrik serat
syaraf yang disebabkan oleh rangsangan kimia, mekanis, dan termal.
Depolarisasi mengubah distribusi ion-ion didalam sel sehingga ion natrium dan
klorida mengalir ke dalam sel dan ion kalium mengalir keluar. Potensial aksi
adalah perubahan potensial membran yang bersifat ya atau tidak sama sekali.

b. Jelaskan hubungan antara chanel K+, ion K+ dan peristiwa repolarisasi!


Jawaban: Repolarisasi adalah kembalinya membran ke dalam keadaan
polarisasi setelah depolarisasi. Peristiwa repolarisasi berlangsung setelah tahap
depolarisasi berakhir, danmembrane ini menjadi lebih permeable terhadap ion
kalium. Pada saat repolarisasi, kanal K+ membuka dan menyebabkan ion K+
keluar dari membran sel. Keluarnya ion kalium dari dalam sel akan mengurangi
jumlah muatan positif pada sisi dalam membran.
Repolarisasi merupakan perubahan ion pada membran neuron saat
penghantaran impuls (keadaan yang timbul akibat keluarnya ion ion K+ dari
dalam sel).
5 a Mengapa potensial bertingkat merambat dalam jarak dekat, sedangkan
potensial aksi merambat jauh tanpa berubah?
Jawaban: Bagian jaringan yang mudah terangsang yang menghasilkan potensial
bertingkat tidak dibungkus dengan bahan isolasi, sehingga akan terjadi
kebocoran ion keluar membran yang mengakibatkan kekuatan potensial
bertingkat menurun. Aliran arus lokal tersebut akan mati dalam beberapa mm
dari tempat asal terjadinya. Hal ini membuat potensial bertingkat berfungsi
hanya sebagai sinyal jarak pendek saja. Pada potensial bertingkat, besarnya
tergantung pada besarnya rangsangan yang memicu timbulnya perubahan
potensial membran. Dalam artian, bawa impuls yang dibawa tidak akan dapat
menempuh jarak sejauh yang dapat ditempuh oleh potensial aksi. Apabila
rangsang yang mengenai semakin kecil, maka jarak yang ditempuh akan
semakin pendek pula.
Sedangkan pada potensial aksi apabila ada satu bagian yang dirangsang
maka akan terjadi perubahan muatan (dalam : +, luar : -), hal ini akan
menyebabkan perbedaan muatan pada bagian yang dirangsang dan yang tidak.
Perbedaan ini akan menimbulkan arus listrik yang menimbulkan depolarisasi
pada bagian di sebelahnya dan ini akan berlanjut sampai impus selesai secara
keseluruhan, itulah mengapa pada potensial aksi dapat mencapai jarak yang
jauh.
b Apa yang dimaksud dengan konduksi arus lokal?
Jawaban: Arus lokal (local current flow), aliran ini terjadi pada akson yang tidak
bermielin. Bila pada akson hilocknya dirangsang dengan potensial listrik maka
rangsangan ini akan menyebabkan terbukanya saluran Na+. Karena gradient
konsentrasi Na+ berdifusi ke dalam sel sehingga membran mengalami
depolarisasi dan tercapai potensial aksi baru. Potensial aksi baru ini akan
menyebabkan depolarisasi baru pada daerah membran di sebelahnya sehingga
tercapai potensial aksi baru lagi. Proses rangkaian potensial aksi dan
depolarisasi ini akan merambat sampai ke ujung akson, karena potensial aksi
merambat dari satu titik ke titik berikutnnya maka rambatan potensial aksi ini
dikenal sebagai aliran arus lokal. Jika potensial aksi berasal dari akson hillock
dan potensial aksi itu merambat menjauhi akson hillock menuju ujung akson
maka membrane saraf yang ditinggalkan oleh potensial aksi akan kembali ke
keadaan istirahat (polarisasi).
c Apa yang dimaksud dengan konduksi loncatan?
Jawaban : Konduksi loncatan (saltatory conduction), terjadi pada serabut saraf
yang bermielin. Apabila terjadi potensial aksi pada akson hillock, potensial aksi
ini akan menyebabkan depolarisasi pada daerah membran di sebelahnya. Karena
daerah membran di sebelahnya tidak berhubungan langsung dengan cairan
ekstraseluler (tertutup selubung myelin).
Maka potensial aksi ini akan meloncati satu segmen selubung myelin ke nodus
ranvier 1. Karena rangsangan potensial aksi tersebut, nodus ranvier 1 akan
mengalami depolarisasi dan membangkitkan potensial aksi baru. Potensial aksi
baru ini seperti potensial aksi pertama akan meloncat ke nodus ranvier 2 dan
menyebabkan depolarisasi untuk membangkitkan potensial aksi baru lagi.
Kejadian ini berulang terus sampai ke ujung akson (bonggol sinaps), dengan
konduksi loncatan inilah maka rambatan impuls melalui serabut saraf bermielin
lebih cepat daripada rambatan impuls pada serabut saraf tidak bermielin.
6 a. Jelaskan perambatan impuls pada saraf tidak bermielin dan saraf bermielin!
Jawaban : -Perambatan impuls saraf tidak bermielin
Perambatan impuls saraf tidak bermielin atau disebut juga dengan
konduksi impuls secara arus lokal. Terdapat dua daerah, yaitu daerah aktif dan
daerah inaktif. Daerah aktif adalah akson hillock yang berada pada puncak suatu
potesial aksi, sisi membran terdapat dua muatan, yaitu sisi membran sel dalam
bermuatan positif dan sisi membran luar bermuatan negatif. Hal ini disebabkan
oleh Na+ telah masuk membawa masuk muatan positifya dan meninggalkan
pasangan ion negatifya (depolarisasi). Sedangkan daerah inaktif adalah daerah
dalam sel yang masih negatif. Daerah inaktif akan mengalami depolarisasi
setelah aliran arus lokal antara daerah telah mengalami potensial aksi (daerah
aktif) yang akan memberi efek menetralkan atau menghilangkan sebagian dari
ketidakseimbangan muatan di daerah inaktif. Sementara itu, daerah aktif akan
kembali ke potensial istirahat sebagai akibat keluarya K+ (repolarisasi).
Potensial aksi berlangsung secara terus menerus pada tiap bagian aksonagar
kekuatan impuls tidak hilang akibat bocor di jaringan sekitar. Perambatan
impuls ini terjadi secara lambat.
-Perambatan impuls saraf bermielin
Perambatan pada saraf bermielin sering disebutr dengan konduksi
loncatan. Mielin pada saraf berperan sebagai insulator. Di antara 2 segmen
mielin, terdapat membran aksonal terbuka yang dinamakan nodus ranvier.
Potensial aksi hanya terjadi di nodus ranvier, hal ini karena pada nodus reanvier
yang memungkingan terjadinya aliran ion. Bila terjadi potensial aksi pada 1
nodus, muatan listrik yang berlawanan akan ditarik dari daerah nodus inaktif
didekatnnya, mengurangi potensial membrannya ke ambang sehingga terjadi
potensial aksi baru, dan begitu seterusnya. Pada nodus ranvier, perambatan yang
terjadi adalah perambatan aktif. Sedangkan pada daerah berselubung mielin,
impuls merambat secara pasif. Pada saat ini, impuls tidak ada yang hilang,
karena insulasi dari lapisan tebal mielin
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan periode absolute dan relative!
Jawaban: Periode refaktor absolute adalah ketika pada membran akson tertentu
mengalami potensial aksi, serta tidak mampu memulai potensial aksi baru.
Akibatnya, potensial aksi yang bergerak dari zona pemicu ke terminal akson
tidak dapat tumpang tindih dan tidak dapat melakukan perjalanan mundur.
Periode refaktor absolute ini berlangsung sejak pintu Na+ pertama kali dibuka
dan kemudian tertutup dan inaktif. Sedangkan periode refaktor relatif yaitu
periode dimana suatu potensial aksi kedua dapat dihasilkan hanya dengan suatu
stimulus yang lebih kuat daripada stimulus yang biasa diperlukan. Periode ini
dimulai ketika terbukanya pintu K+ pada puncak potesial aksi untuk
menghasilkan repolarisasi sampai tertutup. Periode refrakter relatif mengikuti
periode refraktori absolute. Selama periode refraktori relatif, beberapa tetapi
tidak semua saluran saluran Na+ telah kembali ke posisi semula. Saluran Na+
yang belum cukup kembali ke posisi istirahat mereka dapat dibuka dengan
potensi bergradasi lebih tinggi dari normal, yang memiliki efek memindahkan
nilai ambang mendekati nol. Ini berarti bahwa potensi gradual depolarisasi yang
lebih kuat dari normal diperlukan untuk membawa sel ke ambang batas. Selain
itu, selama periode refraktori relatif, saluran K+ masih terbuka. Meskipun Na+
dapat masuk melalui saluran Na+ yang baru dibuka kembali, depolarisasi karena
Na+ yang masuk akan diimbangi oleh hilangnya K+. Akibatnya, setiap potensi
aksi yang memiliki amplitudo lebih kecil dari biasanya.
7 a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinaps dan bagimanakah mekanisme kerja
sinaps kimia?
Jawaban : Menurut Psikologi Faal, pengertian sinaps yaitu : ”Informasi yang
dijalarkan dalam sistem saraf berbentuk impuls saraf ynag melewati serangkaian
neuron-neuron, dari satu neuron ke neuron berikutnya melalui penghubung
antar neuron (interneuronal junctions) yang disebut sebagai sinaps”.
Mekanisme kerja sinaps kimia yaitu proses pelepasan dan pengikatan
neurotransmiter. Saat impuls mencapai ujung terminal maka Ca+ akan terbuka
dan memasuki sel serta memperantarai pelepasan neurotransmitter. Yang
mana,, akan berdifusi melintasi celah sinaps dan berikatan dengan reseptor
sehingga neurotransmitter dilepaskan dari sinaps dibantu enzimatik.
b. Apa yang dimaksud dengan Inhibitory Postsinaptic Potensial (IPSP) dan
Exitatory Postsinaptic Potential (EPSP)
Jawaban : Ketika potensi aksi mencapai membran presinaptik, itu memicu
pelepasan bahan kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini
dapat mempengaruhi membran postsynaptic dengan salah satu dari dua cara.
Mereka baik memulai potensi postsynaptic rangsang (EPSP) atau potensi
postsynaptic penghambatan (IPSP). EPSPs dan IPSPs adalah tanggapan
bergradasi yang mencerminkan sifat dan besarnya neurotransmiter yang
dilepaskan pada sinaps pada suatu titik waktu tertentu. Baik EPSP dan IPSP
berbeda dari potensial aksi karena mereka adalah respons subthreshold yang
membusuk sangat cepat dalam ruang dan waktu.
Inhibitory Postsynaptic Potential (IPSP) adalah perubahan tegangan
membrane neuronpostsynaptic yang merupakan hasil dari aktivasi sinaptik
penghambatan reseptor neurotransmitter. Neurotransmiter penghambat sistem
saraf GABA dan glisin.Sebuah potensi postsynaptic dianggap terhambat apabila
terjadi perubahan tegangan membran sehingga membuatnya lebih sulit bagi sel
untuk menembakkan potensial aksi, yang lalu menurunkan firing rate neuron
neuron. IPSP adalah kebalikan dari (EPSPs), yang merupakan hasil dari aliran
ionseperti natrium ke dalam sel.
Exitatory potensi postsynaptic rangsang (EPSP) merupakan depolarisasi
sementara potensi membran postsynaptic disebabkan oleh aliran ion bermuatan
positif ke dalam sel postsynaptic. IPSP adalah kebalikan dari inhibitory post
synaptic potential (IPSPs), yang biasanya diakibatkan oleh aliran ion negatif ke
dalam sel. Sebuah potensi postsynaptic didefinisikan sebagai rangsang jika
memudahkan neuron untuk menembakkan potensial aksi.EPSPs juga dapat
disebabkan olehpenurunan muatan positif keluar, sementara IPSPs kadang-
kadang disebabkan oleh peningkatanaliran muatan positif. Aliran ion yang
menyebabkan EPSP adalah postsynaptic arus rangsang (EPSC). EPSPs, seperti
IPSPs, yang memiliki tingkatan (yaitu mereka memiliki efek aditif). Ketika
beberapa EPSPs muncul pada satu petak membran postsynaptic, efek gabungan
mereka adalah jumlah dari EPSPs individu. EPSPs lebih besar menghasilkan
depolarisasi membran yang lebih besar dan dengandemikian meningkatkan
kemungkinan bahwa sel postsynaptic mencapai batas untuk menembakkan
potensial akson.

Anda mungkin juga menyukai