Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah
pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular,
termasuk tumbuhan. Makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik)
karena adanya penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang
menyertai penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan
dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan apabila
telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa. Tumbuhan juga mengalami
pertumbuhan dan perkembangan seperti memanjangnya batang, akar dan
sebagainya.Pemekaran bunga, pemasakan buah adalah slaah satu perkembngan yang dialami
oleh tumbuhan.Pemekaran bunga dan pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah
bervariasi sesuai dengan lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat
musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan pematangan
buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan atau
pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan hormon?
2. Apasaja kelenjar yang menghasilkan hormon?
3. Bagaimanakah klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya?
4. Bagaimanakah klasifiikasi hormon berdasarkan tempat pembentukannya?
5. Bagaimanakah mekanisme kerja hormon?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan hormon?
2. Untuk mengetahui apasaja kelenjar yang menghasilkan hormon?
3. Untuk mengetahui bagaimanakah klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya?
4. Untuk mengetahui bagaimanakah klasifiikasi hormon berdasarkan tempat
pembentukannya?
5. Untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme kerja hormon?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu horman yang artinya “yang menggerakkan”, jadi
hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon merupakan
suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai
jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan
ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui darah. Kebanyakan hormon disekresi
langsung ke sirkulasi. Akan tetapi, beberapa hormon disekresi oleh jaringan yang secara primer
bukan jaringan endokrin. Hormon lainnya disekresi oleh lebih dari satu jaringan. Suatu jaringan
merupakan sasaran untuk hormon tertentu hanya bila jaringan tersebut mengandung protein
reseptor spesifik yang mengikat hormon dan menimbulkan respon selular. Hormon mengatur
aktifitas jaringan sasarannya melalui 2 cara umum: (1) dengan mengatur aktivitas protein yang
sudah ada dalam sel pada saat kerja hormonal, dan (2) dengan mengatur sintesis atau degradasi
protein. (S.Colby.1999:263)
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin
disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar
mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi organ target. Selain dihasilkan dari
kelenjar endokrin, ada pula hormon yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel
neurosekretori. Hormon yang dihasilkan oleh sel saraf tersebut dinamakan neurohormon.

B. KELENJAR YANG MENGHASILKAN HORMON


Hormon diproduksi berdasarkan mekanisme kerja umpan balik. Artinya kekurangan atau
kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon lain.
Di dalam tubuh manusia terdapat 9 kelenjar endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon,
yaitu hipotalamus, pituitari, pineal, tiroid, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, ovarium
(pada wanita), dan testis (pada laki-laki).

3
1. Hipotalamus
Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostasis.
Hipotalamus mempunyai sel-sel saraf khusus yang memproduksi neurohormon. Neurohormon
ada yang berfungsi sebagai faktor pencetus dan ada pula yang berfungsi sebagai faktor
penghambat. Hormon yang berperan sebagai faktor pencetus akan dihasilkan dan dibawa melalui
pembuluh darah portahipotalamohipofisis menuju ke hipofisis. Jika hormon itu tiba di hipofisis,
maka hipofisis akan mengeluarkan hormon yang sesuai.
Berikut ini adalah hormon yang dihasilkan hipotalamus beserta fungsinya:
 Hormon pencetus kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF) 
Merangsang lobus anterior hipofisis agar mensekresi Adenocorticotropic Hormone (ACTH)
 Hormon pencetus hormon pertumbuhan atau Growth Hormone Releasing Faktor (GRF)
 Merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan Somatotrophic Hormone (STH)
 Hormon pencetus tirotropik atau Tyrotrophic Releasing Factor (TRF)  Merangsang
lobus anterior agar mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
 Hormon pencetus hormon FSH atau Follicle Stimulating Hormone Releasing Factor
(FRF)  Merangsang lobus anterior mensekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone)
 Hormon pencetus hormon LH atau Luteinizing Hormone Releasing Factor (LRF) 
Merangsang lobus anterior mensekresi LH (Luteinizing Hormone)
Neurohormon yang bekerja sebagai faktor penghambat, misalnya Prolactin Inhibiting
Factor (PIF) berfungsi untuk menghambat pengeluaran prolaktin. Hipotalamus juga
menghasilkan hormon yang bukan faktor pencetus. Hormon ini diangkut oleh neurit sel-sel
neurosekresi ke dalam hipofisis bagian belakang. Hormon-hormon tersebut adalah vasopressin
(mempengaruhi pengeluaran air pada urine) dan oksitosin (mempengaruhi kontraksi uterus).
2. Hipofisis (Kelenjar Pituitari)
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi 3 bagian
(lobus), yaitu bagi anterior, tengah, dan posterior. Lobus tengah hanya terdapat pada saat kita
bayi, kemudian akan hanya tinggal sisa saat sudah beranjak dewasa. Kelenjar hipofisis
memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh, sehingga kelenjar ini disebut “master
of glands” karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar endokrin lainnya.
Kelenjar endokrin lain baru mensekresi hormon setelah mendapat kiriman sinyal (berupa
hormon) dari kelenjar hipofisis.
4
3. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak di otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang bernama
melatonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik-turun sesuai siklus diurnal. Kadar melatonin
paling tinggi terjadi di malam hari sehingga membuat kita mengantuk; sedangkan pada siang hari
kadarnya hanya sedikit. Kelenjar pineal diduga membantu mengatur siklus proses fisiologi siang
dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan, dan suhu tubuh.
4. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan
dan kiri trakea. Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar
hipofisis, yaitu hormon tirotropik. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi
mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan O2 dan CO2, mempengaruhi
perkembangan tubuh dan mental.

Kelenjar Paratiroid dan Tiroid


(http://www.parathyroidglands.com/images/parathyroid-glands-2.jpg)

Kekurangan hormon tiroksin pada masa anak-anak dapat menyebabkan kretinisme, yaitu
terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Kekurangan homo tiroksin pada orang
dewasa menyebabkan mixudema, dengan gejala proses metabolisme menurun, berat tubuh
bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban, kulit tebal, dan rambut rontok.
Kelebihan tiroksin pada orang dewasa akan mengakibatkan penyakit “Grave’s disease” atau
penyakit gondok eksoftalmus. Tanda-tanda penyakit tersebut adalah mata menonjol, mudah
gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, dan insomnia.
5
Selain nafsu makan meningkat tetapi diiringi dengan menurunnya berat badan karena
meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.
Tiroksin mengandung banyak iodin, kekurangan iodin dalam waktu lama dapat
mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi karena kelenjar harus
bekerja keras agar produksi tiroksin terjamin. Akibatnya kelenjar gondok mengembang dan
muncullah penyakit gondok. Penyakit ini sering dijumpai di daerah-daerah yang kekurangan
iodin, misalnya daerah pegunungan atau daerah perbukitan. Pencegahan dapat dilakukan dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin, misalnya ikan laut, atau menggunakan
garam beriodin.
5. Kelenjar Anak Gondok (Paratiroid)
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok
atau disebut juga dengan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan hormon
paratiroid untuk mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan
tulang. Kerja hormon ini sinergis dengan vitamin D
ika seseorang mengalami defisiensi (kekurangan) hormon paratiroid akan mengakibatkan tetani,
dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, susah tidur, dan merasa kesemutan.
Kebalikannya pula, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan kelainan pula, yaitu
menyebabkan kalsium dan fosforus dalam tulang akan dikeluarkan dan dialirkan ke dalam serum
darah sehingga penderita akan mudah untuk mengalami patah tulang, serta dalam urine akan
mengandung banyak kapur dan fosforus, sehingga memperbesar kemungkinan untuk
menimbulkan batu ginjal yang jika sudah parah dapat mengakibatkan kegagalan ginjal
6. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)
Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal) atau kelenjar suprarenal terletak di atas (kutub)
setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri dari bagian luar berwarna kekuningan yang disebut korteks dan
bagian dalam yang disebut medula. Setiap bagian tersebut menghasilkan hormon yang berbeda,
1. Bagian Medula
 Hormon adrenalin (epinefrin)  mempercepat kerja jantung, menaikkan tekanan darah,
mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan gula darah,
dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
 Hormon noradrenalin (norepinefrin)  menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Biasanya adrenalin dan noradrenalin bekerja antagonis
6
2. Bagian Korteks
 Hormon Glukokortikoid (kortisol, kortikosteron)  menurunkan metabolisme hidrat
arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, serta mengurangi
kekebalan.
 Hormon Mineral kortikoid (aldosteron)  Regulasi Na+ dan K+, meningkatkan
metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl- dalam tubuh, dan regulasi air.
Adrenalin berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja
berlawanan dengan hormon insulin. Kedua hormon tersebut bekerja secara berlawanan, namun
tujuannya sama yaitu mengatur kadar gula dalam darah agar tetap normal.

Kelenjar Adrenal
(http://healthcarehubindia.com/media/wysiwyg/Adrenal_Cortex.jpg)

Apabila kita terkejut, maka hormon adrenalin akan dilepaskan yang mengakibatkan
denyut jantung meningkat. Hormon adrenalin diedarkan ke seluruh tubuh untuk mengubah
glikogen menjadi glukosa yang digunakan dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi.
Hormon adrenalin juga mengakibatkan saluran bronkiolus melebar, pupil mata melebar, kelopak
mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
Kurang berfungsinya kelenjar adrenal akan mengakibatkan penyakit Addison, yang
mempunyai gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, terasa sakit di dalam tubuh,
dan meningkatnya pigmen melanin pada kulit. Hiperfungsi kelenjar adrenal mengakibatkan
tumor kelenjar adrenal yang menyebabkan penyakit sindrom cushing dengan gejala yang terlihat
badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti “bulan purnama”, adanya “punuk lembu” di
punggung, dan perutnya menggantung. Kulit wajah juga memerah, hipertensi dan mudah stres.
7
7. Pankreas
Pada pankreas terdapat kelompok sel yang disebut dengan pulau Langerhans. Pulau
Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini
membantu mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik. Kekurangan hormon ini
akan mengakibatkan gula darah tidak dapat diubah menjadi glikogen untuk disimpan di dalam
otot sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit kencing manis (diabetes melitus). Selain
menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang berfungsi menaikkan
gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.

Pankreas
(https://my.bpcc.edu/content/blgy225/Hormones/pancreas.jpg)

8. Ovarium
Ovarium berbentuk seperti buah kenari dan terletak di kanan dan kiri uterus. Selain
menghasilkan ovum (sel telur), ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon
yang dihasilkannya, yaitu estrogen dan progesteron.

8
Ovarium
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

 Estrogen, dihasilkan oleh folikel Graff. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi hormon estrogen adalah merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada
wanita dan perilaku seksual.
 Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukan progesteron dirangsang oleh
LH. Fungsi hormon ini adalah untuk memelihara kehamilan, perkembangan, dan
pertumbuhan kelenjar air susu.

9. Testis

9
Testis
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

Testis adalah organ reproduksi laki-laki, berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa dan
hormon testosteron. Sekresi hormon ini dirangsang oleh LH. Sekresi hormon testosteron
bertambah pada masa pubertas. Hormon testosteron berpengaruh terhadap perkembangan ciri-
ciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.

C. KLASIFIKASI HORMON
Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya
 Hormon perkembangan: hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan,
pertumbuhan dan reproduksi.
 Hormon metabolisme: hormon yang mempunyai peranan dalam proses metabolisme.
 Hormon trofik: hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang merangsang kelenjar
endrokin untuk menghasilkan hormon.
 Hormon pengatur metabolisne mineral dan air: hormon yang mengatur homeostatik
mineral dan konservasi air tubuh.
 Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon yang mengatur aktivitas konduksi dan
kontraksi jantung.

10
Klasifiikasi Hormone Berdasarkan Tempat Pembentukannya
1. Kelenjar hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang peranan penting
dalam sekresi hormon dari suatu organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin
sebab hormon-hormon yang dihasilkanya dapat mempengaruhi pekerjaaan kelenjar lainya.
Kelenjar hipofise terdiri dari dua lobus. Lobus anterior (Adenohipofise). Menghasilkan sejumlah
hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
1. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
2. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon
tiroksin.
3. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
4. Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa
dalam testis.
5. Luteiizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testoteron dalam testis. Interstisial Cell Stimulating Hormone (ICSH).
Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan dua jenis hormon;
 Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat
kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
 Hormon oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan
mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak didasar tengkorak,
didalam fosa hipofise tulang spenoid.

2. Kelenjar tiroid
 Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yangt melintasi trakea disebelah depan dan terdapat
didalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
 Atas pengaruh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise lobus anerior, kelenjar
tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin ;

11
mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani
dan rohani.

3. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher, kelenjar
ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau
hormon para tiroksin. Masing –masing melekat pada bagian belekang kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam
tubuh.

4. Kelenjar timus
Kelenjar timus terletak didalam mediastinum di belakang os sternum atau teletak didalam
toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea dan hanya dijumpai pada anak-anak dibawah 18
tahun. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat
kecil dan beratnya kira-kira 10 gram aau lebih sedikit. Ukuran kelenjar timus bertambah
pada masa remaja dar 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dikeluarkan kelenjar timus berfungsi sebagai berikut;
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan
2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin
5. Kelenjar suprarenal
Kelenjar suprarenal jumlahnya ada dua, terdapat pada bagian atas ginjal kiri dan kanan.
Ukuranya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2
bagian yaitu
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin)
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengndalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah,takut serta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan tekanan darah guna melawan shok.
Nor adrenalin menaikan tekanan darah dengan merangsang serabut otot didalam dinding
pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme karbohidrat
dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.

12
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan olehkorteks adrenal adalah;
Hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan
metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan fungsi otot.
Pada insufiesiensi (penyakit aldison) penyakit nampak kurus dan nampak sakit paling
lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini, sednangkan ginjal gagal menyimpan
natrium dalam darah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan kortison

6. Kelenjar pankreatika
Kelenjar ini terdapat pada bagian belakang lambung di depan vertebrata lumbalis I dan II terdiri
dari sel-sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel- sel beta
menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin
merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein
Fungsi hormon insulin adalah untuk mengedalikan glukosa dan bila digunakan sebagai
pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan
glukosa dan lemak
Pulau langerhans
Pulau –pulau lngerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian
kedua pankreas. Dalam tubuh terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat
dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnanya separuh dari sel ini mensekresi insulin yang
lainya menghasilkan polipeptida dari mpankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan langerhans;sebagai unt sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
menghambat sekresi insulin, glukagon dan polipeptida pankreas, serta menghambat sekresi
glikogen.

7. Kelenjar kelamin
Kelenjar testika terdapat pada pria yaitu, pada skrotum menghasilkan hormon testoteron.
Adapun fungsi hormon testoteron. Mementukan sifat kejantanan, misalnnya ada jenggot, kumis,
jakun dan lain-lain. Menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks
sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita yaitu, pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus.
Menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, hormon ini dapat mempegaruhi pekerjaan

13
uterus serta memberika sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang membesar, bahu sempit dan
lain-lain.

D. MEKANISME KERJA HORMON


Mekanisme Kerja Insulin
Secara kimia, insulin adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51 asam amino, 30
di antaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya yang membentuk rantai kedua.
Kedua rantai dihubungkan oleh ikatan disulfida.
Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian atas lengan pendek dari
kromosom kesebelas yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai A dan 90 dalam rantai B).
DNA yang membentuk kromosom, terdiri dari dua heliks terjalin yang dibentuk dari rantai
nukleotida, masing-masing terdiri dari gula deoksiribosa, fosfat dan nitrogen. Ada empat basa
nitrogen yang berbeda yaitu adenin, timin, sitosin dan guanin. Sintesis protein tertentu seperti
insulin ditentukan oleh urutan dasar tersebut yang diulang.
Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada
permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
– subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan
molekul insulin
– subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma mengandung
suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap
subunit β itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor
insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah
protein yang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.
Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian
proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-
protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika
proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat
gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

Mekanisme Kerja Thyroid

14
Hormon 3,5,3’-l-triiodotironin ( T3) dan 3,5,3’,5’-l- tetraiodotironin (T4) berikatan dengan
reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran. Di sitoplasma hormon ini
berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah dengan reseptor spesifiknya. Kompleks
hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi sintesis
protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen.

Dari transkripsi gen–gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA mereka.
Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein dari gen ini.Protein ini
kemudian memperantarai respon hormon Thyroid. Hormon Thyroid dikenal sebagai modulator
tumbuh kembang → penting pada usia balita

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan
mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon beredar di dalam sirkulasi
darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Klasifikasi hormon berdasarkan fungsi
diantaranya: Hormon perkembangan, Hormon metabolisme, Hormon trofik, Hormon pengatur

15
metabolisne mineral dan air, Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon bekerja dengan
reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Produksi hormon dilakukan
oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel
tersebut dan mengirimkan sinyal.

B. Saran
Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu sangat
penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat dijadikan
bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.

16

Anda mungkin juga menyukai