PENDAHULUAN
1
4. Untuk mengetahui keadaan tubuh bila terjadi suatu gangguan pada
sistem dapar dalam tubuh.
1.4 Manfaat
1. Bagi pembaca
Menambah wawasan tentang peranan dapar darah dan gangguan
yang terjadi di dalam tubuh
2. Bagi penulis
Dapat menambah kemampuan dalam menulis makalah sekaligus
dapat menambah wawasan tentang peranan dapar darah dan
pernapasan dalam tubuh
3. Bagi pemerintah
Sebagai fasilitator dalam mengatasi, menangani dan ikut serta
dalam mensosialisasikan peranan sistem dapar darah dan pernapasan
kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki wawasan lebih
mengenai kesehatan.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Larutan Dapar
Larutan dapar (larutan buffer, larutan penyangga) adalah larutan yang
mengandung campuran asam lemah dan basa konjugatnya, atau sebaliknya.
Aplikasinya dalam tubuh yaitu bisa dilihat pada keseimbangan pH. Perubahan pH
larutan ini sangat kecil, ketika asam atau basa kuat ditambahkan, dalam jumlah
sedikit atau sedang, ke dalam larutan dapar. Oleh karena itu, larutan ini berguna
untuk mencegah perubahan pH larutan. Larutan dapar digunakan untuk
mempertahankan pH pada nilai tertentu dalam berbagai aplikasi kimia.
Kebanyakan bentuk kehidupan berusaha mempertahankan pH, sehingga mereka
menggunakan larutan dapar untuk menjaga pH konstan. Tubuh menggunakan
penyangga pH dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi
secara tiba-tiba dalam pH darah. Semakin banyak kadar karbondioksida dalam
darah akan menghasilkan suasana basa. Terjadi pada pernafasan cepat. Semakin
cepat pernafasan maka semakin banyak karbondioksida yang dikeluarkan dan
suasana darah menjadi lebih asam.
2.2 Peranan Dapar Darah dan Pernafasan
Sesuai dengan pembahasan definisi sebelumnya, maka peranan dapar
darah dan pernafasan sendiri ialah untuk menjaga keseimbangan pH. Satuan
derajat keasaman adalah pH 7,0 adalah netral, pH diatas 7,0 adalah basa (alkali),
pH dibawah 7,0 adalah asam. Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah
(hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas
14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah
dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat
memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Oleh karena itu sistem
dapar memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh.
Untuk mempertahankan pH ini, darah memiliki beberapa larutan
penyangga alami yaitu penyangga karbonat, penyangga hemoglobin, dan
penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
3
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2CO3) dengan
basa konjugasi bikarbonat (HCO3-). Reaksi kesetimbangannya adalah:
Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa
membentuk senyawa H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-.
Penambahan H+ dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang
telah melepaskan O2 dapat mengikat H+ dan membentuk asam hemoglobin
4
(HHb+). Sehingga ion H+ yang dilepaskan pada peruraian H2CO3 merupakan asam
yang diproduksi oleh CO2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel (cairan
intrasel). Penyangga fosfat digunakan untuk mempertahankan pH darah.
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4- dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari
proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan
segera bereaksi dengan ion HPO42-
Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa,
maka ion OH- akan bereaksi dengan H2PO4-.
5
karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru, karbondioksida tersebut
dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbondioksida darah
menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam. Atau lebih
jelasnya lagi adalah peningkatan cairan ekstra seluler akan menurunkan pH,
sedangkan penurunan Pco2 akan meningkatkan pH. Oleh karena itu dengan
menyesuaikan Pco2 meningkat atau menurun, paru-paru secara efektif dapat
mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler. Peningkatan ventilasi CO2
dari cairan ekstraseluler yang melalui kerja massa akan mengurangi konsentrasi
ion hidrogen. Sebaliknya penurunan ventilasi akan meningkatkan CO2, jadi juga
meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam cairan ekstraseluler.
1. Ekspirasi CO2 paru-paru mengimbangi pembentukan CO2 metabolik.
CO2 dibentuk secara teruss menerus dalam suhu tubuh melalui proses
metabolisme intraseluler. Setelah itu CO2 berdifusi dari sel masuk kedalam
cairan interstisial dan darah, dan aliran darah mentranspor CO2 ke paru,
tempat CO2 berdifusi kedalam alveoli dan kemudian ditransfer ke atmosfer
melalui paru-paru. Rata-rata secara normal terdapat sekitar 1,2 mol/liter CO 2
yang terlarut dalam cairan ekstraseluler, yang sama dengan Pco2 40 mmHg.
Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik meningkat, Pco2 cairan
ekstraseluler juga meningkat. Sebaliknya penurunan kecepatan metabolik
menurunkan Pco2. Bila kecepatan ventilasi paru-paru dan Pco2 dalam cairan
ekstraseluler menurun. Oleh karena itu perubahan ventilasi paru atau
kecepatan pembentukan CO2 oleh jaringan dapat mengubah Pco2 cairan
ekstraseluler.
2. Peningkatan ventilasi alveolus menurunkan konsentrasi ion hidrogen cairan
ekstraseluler dan meningkatkan pH
Bila pembentukan CO2 metabolik tetap konstan, satu-satunya faktor
lain yang mempengaruhi Pco2 dalam cairan ekstraseluler adalah kecepatan
ventilasi alveolus, semakin rendah Pco2 dan sebaliknya, semakin rendah
kecepatan ventilasi alveolus, semakin tinggi Pco2 . bila konsentrasi CO2
6
meningkat, konsentrasi H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen juga
meningkat, sehingga menurunkan pH cairan ekstraseluler.
3. Peningkatan konsentrasi ion hidrogen merangsang ventilasi alveolus
Tidak hanya kecepatan ventilasi alveolus saja yang mempengaruhi
konsentrasi ion hidrogen dengan mengubah Pco2 cairan tubuh, tetapi
konsentrasi ion hidrogen juga mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus.
Kecepatan alveolus meningkatkan empat sampai lima kali kecepatan normal
sewaktu pH turun dari nilai normal. Oleh karena itu kompensasi pernapasan
terhadap peningkatan pH tidak seefektif respon penurunan pH yang nyata.
4. Kontrol umpan balik konsentrasi hidrogen oleh sistem pernapasan
Karena peningkatan konsentrasi ion hidrogen meransang pernapasan dan
karena peningkatan ventilasi alveolus sebaliknya menurunkan konsentrasi
ion hidrogen, sistem pernapasan bekerja sebagai kontrol umpan balik negatif
yang khas untuk konsentrasi ion hidrogen :
( H+ ) ventilasi alveolus
( - ) Pco2
Yaitu kapanpun konsentrasi ion hidrogen meningkat di atas normal,
sistem pernapasan dirangsang dan diventilasi alveolus meningkat. Keadaan
ini menurunkan Pco2 cairan ekstraseluler dan mengurangi konsentrasi ion
hidrogen kembali menuju normal. Sebaliknya bila konsentrasi ion turun
dibawah normal, pusat pernapasan menjadi tertekan, ventilasi alveolus
menurun dan konsentrasi ion hidrogen meningkat kembali menuju normal.
5. Efisiensi kontrol pernapasan terhadap konsentrasi ion hidrogen
Kontrol pernapasan tidak mengembalikan konsentrasi ion hidrogen
kembali normal bila beberapa gangguan diluar sistem pernapasan telah
menghambat pH, biasanya mekanisme pernapasan untuk mengontrol
konsentrasi ion hidrogen mempunyai efektifitas antara 50 dan 75 persen. Bila
konsentrasi ion hidrogen tiba-tiba meningkat melalui penambahan asam
kedalam cairan ekstraseluler dan pH turun dari 7,4 menjadi 7,0 , sistem
pernapasan dapat mengembalikan pH ke nilai sekitar 7,2 sampai 7,3. Respon
ini terjadi dalam waktu 3 sampai 12 menit.
7
6. Kekuatan pernapasan sistem pernapasan
Pengaturan pernapasan terhadap keseimbangan asam basa merupakan
tipe sistem penyangga fisiologis karena pengaturan ini bekerja dengan cepat
dan menjaga konsentrasi ion hidrogen dari perubahan yang terlalu besar
sampai respon ginjal yang kebih lambat dapat menghilangkan ketidak
seimbangan. Pada umumnya seluruh tenaga penyangga sistem pernapasan
adalah satu sampai dua kali lebih besar daripada tenaga penyangga seluruh
penyangga kimia lainnya dalam gabungan cairan ekstraseluler artinya satu
sampai dua kali lebih banyak asam atau basa yang secara normal dapat
disangga oleh mekanisme ini daripada oleh penyangga kimia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini kita sudah tahu peranan-peranan yang
dapat ditimbulkan oleh sistem dapar ( buffer ) darah tersebut dalam proses
keseimbangan asam basa tubuh dan sebagai alat transportasi. Dengan
demikian, kita harus menjaga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.