Anda di halaman 1dari 5

Transmisi sinapsis, Neurotransmiter Potensial Membran dan Potensial Aksi )

AdministratorMei 2, 2017

Neuron pada sistem saraf mampu meneruskan impuls saraf sepanjang aksonnya dan
membentuk hubungan dengan neuron lain atau sel efektor dengan suatu hubungan yang
dinamakan sinapsis. Hubungan beberapa neuron tersebut membentuk sirkuit saraf. Impuls saraf
merupakan perubahan potensial membran yang dapat dijalarkan sepanjang membran akson
sehingga menghasilkan perubahan komposisi ionik pada daerah terminal akson. Perubahan
tersebut akan menyebabkan pengeluaran molekul sinyal ke ruang ekstraselular yang akan
diterima oleh reseptor spesifik pada membran sel target berupa neuron lain atau sel efektor.

Potensial membran dan potensial aksi

Suatu sel memiliki membran plasma yang membatasi sitoplasma dengan cairan
ekstraselular. Pada kedua kompartemen tersebut terdapat ion-ion positif dan negatif. Perbedaan
potensial antara sitoplasma dan cairan ekstraselular disebut potensial membran. Pada cairan
ektraselular terdapat ion Na+ dan CI- yang lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasinya
pada sitoplasma. Sedangkan ion K+terdapat lebih banyak pada sitoplasma daripada
konsentrasinya di ruang ekstraselular. Pada sitoplasma terdapat lebih banyak ion negatif
daripada di ruang ekstraselular sedangkan di ruang ekstraselular terdapat lebih banyak ion
positif. Potensial membran dihitung dengan rumus

Vmembran= V intraselular – V ekstraselular- V ekstraselular

dalam perjanjian dianggap seJalu 0. Karena itu potensial membran pada keadaan istirahat akan
selalu negatif. Potensial membran istirahat umumnya berkisar antara -60 hingga -70 mV.

Pada membran sel neuron terdapat kanal-kanal ion yang dapat menyalurkan ion ke dalam
sitoplasma atau keluar ke ruang ekstraselular. Kanal-kanal ion tersebut ada yang selalu terbuka
namun banyak pula yang terbuka hanya bila ada suatu stimulus. Pada membran plasma neuron
terdapat banyak kanal ion yang akah terbuka bila ada perubahan potensial membran menjadi
lebih positif daripada potensial membran istirahat. Salah satu kanal ion tersebut adalah kanal
ion Na+yang bila terbuka akan memasukkan ion Na+ke dalam sitoplasma sesuai dengan
gradien konsentrasinya (Na+ lebih banyak terdapat pada ruang ekstraselular daripada di
sitoplasma). Bila ada impuls saraf maka kanal ion Na tersebut akan membuka dan ion
Na+masuk ke dalam sitoplasma. Akibatnya konsentrasi ion positif pada daerah tersebut akan
bertambah sehingga potensial membran menjadi lebih positif. Keadaan ini disebut sebagai
depolarisasi. Pada keadaan ini maka kanal Na+yang tergantung pada potensial membran
disebelahnya juga akan membuka sehingga membran disebelahnya juga akan mengalami
depolarisasi. Demikian seterusnya sehingga perubahan potensial membran ini akan diteruskan
sepanjang akson hingga ke ujung akson. Hal inilah yang disebut sebagai penjaran impuls saraf.
Bagaimana potensial membran kembali ke potensial memban istirahat? Ketika terjadi
depolarisasi maka kanal ion K+ juga akan membuka namun waktunya lebih lambat bila
dibandingkan dengan kanal ion Na+. Ketika kanal ion K+terbuka maka ion K+akan keluar ke
ruang ekstraselular (ingat gradien konsentrasi). Ketika ion K + keluar maka konsentrasi ion
positif di dalam sitoplasma akan kembali seperti pada keadaan istirahat. Keadaan ini disebut
sebagai repolarisasi.

Mengapa impuls saraf memiliki arah hanya ke ujung akson dan tidak kembali ke badan sel
neuron? Kanal ion Na+yang disebut diatas memiliki bagian sitoplasmik yang akan menutupi
lubang kanal dari dalam sitoplasma ketika telah terjadi depolarisasi membran. Sehingga
walaupun kanal ion ini masih terbuka namun ion Na+tidak akan mampu lagi masuk ke dalam
sitoplasma. Pada keadaan tersebut kanal ion Na+ini tidak akan dapat dibuka oleh adanya
depolarisasi pada membran di dekatnya sehingga dengan demikian kanal ion Na+yang akan
terbuka hanya kanal ion Na+ yang ada di arah ujung akson dan bukan kanal ion Na+yang ada
di arah badan sel neuron.

Setelah terjadi repolarisasi karena keluarnya ion K+ maka potensial membran kebali ke
keadaan istirahat. Namun demikian konsentrasi ion pada sitoplasma dan cairan ekstraselular
masih belum kembali kekeadaan semula. Untuk itu diperlukan suatu molekul transmembran
yang akan menukar ion Na+di dalam sitoplasma dengan ion K+ di dalam cairan ektraselular
sehingga konsentrasi ion dapat kembali kekeadaan istirahat. Molekul transmembran tersebut
adalah Na+/K+ATP-ase yang akan memompa 3 ion Na+keluar dan 2 ion K+ masuk ke dalam
sitoplasma. Akibatnya maka konsentrasi ion Na+akan tetap lebih tinggi di ruang ekstraselular
dan konsentrasi ion K+akan lebih tinggi di dalam sitoplasma serta potensial membran dalam
keadaan istirahat akan selalu negatif.

Impuls saraf pada akson yang diselubungi myelin dapat berlangsung lebih cepat karena
myelin berfungsi sebagai insulator. Pada membran akson yang diselubungi myelin tidak terjadi
pertukaran ion. Pertukaran ion hanya terjadi pada pada nodus Ranvier saja sehingga impuls
saraf seperti meloncat dari nodus Ranvier ke nodus Ranvier berikutnya.

Transmisi sinapsis

Sebenarnya ada dua macam sinapsis yaitu sinapsis listrik dan sinapsis kimiawi. Sinapsis
listrik dibentuk oleh adanya gap junction pada membran neuron presinaptika dan neuron
pascasinaptika sehingga sitoplasma kedua neuron tersebut berhubungan satu sama lain.
Molekulmolekul kecil dapat melewati porus yang dibentuk oleh gap junction tersebut. Bila
terjadi depolarisasi neuron presinaptika maka ion Na+yang meingkat jumlahnya pada neuron
presinaptika dapat masuk ke sitoplasma neuron pascasinaptika melalui porus gap junction
sehingga mengakibatkan depolarisasi pada neuron pascasinaptika secara langsung.
Sinapsis kimiawi merupakan hubungan antara neuron pre dan pascasinaptika yang tidak
langsung. Keduanya dipisahkan oleh celah sempit selebar 200 jam yang disebut celah
sinaptika. Pada celah inilah terjadi pengeluaran neurotransmitter oleh neuron presinaptika yang
akan diterima oleh reseptor spesifik yang terdapat pada membran plasma neuron
pascasinaptika. Ketika potensial aksi sampai pada ujung akson maka perubahan potensial
membran tersebut akan membuat vesikel sekretorik pergi mendekati membran sinaptika dan
kanal ion Ca+ terbuka. Ion Ca yang meningkat kadarnya dalam sitoplasma akan merangsang
fusi memban vesikel sekretorik berisi neurotransmitter dan pengeluaran neurotransmitter ke
celah sinaptika. Sinapsis pada satu neuron dapat berjumlah 1 – 100.000 yang berasal dari
neuron – neuron di daerah yang berbeda-beda. Efek yang dihasilkan oleh masing-masing
sinapsis dapat berbeda-beda, inhibitorik atau eksitatorik, tergantung dari neurotrnasmiter yang
dikeluarkan masing-masing pada celah sinapsis dan reseptor pada membran postsinaptika.

Neurotransmiter

Ada banyak neurotransmitter yang diproduksi oleh neuron, namun secara kimiawi dapat
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu peptida dan neurotransmitter molekul kecil.
Neurotransmiter molekul kecil dapat dibagi menjadi amine (misalnya dopamine, serotonin)
dan asam amino (misalnya glutamat). Neurotransmitter peptida diproduksi pada badan se!
neuron dan dikemas dalam vesikel sekretorik dan diangkut ke ujung akson dengan sistem
transpor intraselular. Neurotransmiter molekul kecil biasanya diproduksi pada ujung akson
dengan bantuan enzim yang juga ditranspor dari badan sel.

Setelah dikeluarkan ke celah sinaptika dan berikatan dengan reseptornya neurotransmitter


harus segera dihilangkan dari celah sinaptika supaya neuron pascasinaptika dapat segera
merespon sinyal selanjutnya. Mekanisme menghilangkan neurotransmitter dari celah sinapsis
bervariasi pada setiap macam neurotransmitter namun mekanisme tersebut dapat dikategorikan
sebagai pengambilan kembali ke dalam sitoplasma ujung akson atau ke sel glia di sekitarnya,
degradasi dengan enzim spesifik atau kombinasi dari kedua proses tersebut.

Reseptor neurotransmitter menentukan efek neurotransmitter pada sel pascasinaptika.


Setelah dikeluarkan ke celah sinapsis maka neurotransmitter akan berikatan dengan reseptor
spesifik pada membran pasca sinapsis. Ikatan antara reseptor dan neurotransmitter akan
memicu terjadinya reaksi neuron pasca sinapsis. Neurotransmitter yang ada pada celah sinapsis
kemudian akan diinaktifkan dengan beberapa mekanisme dengan bantuan enzim atau diambil
ke dalam sitoplasma neuron atau glia dengan melalui molekul transpoter pada membrannya.
Dengan demikian maka efek neurotransmitter pada neuron pasca sinpasis hanya terjadi dalam
waktu yang terbatas.

Reseptor yang berikatan dengan neurotransmitter akan menentukan kanal ion yang mana yang
akan terbuka atau tertutup sebagai efek neurotransmitter yang dikeluarkan di celah sinapsis.
Dengan demikian suatu neurotransmitter dapat saja menghasilkan efek yang berbeda,
inhibitorik atau eksitatorik, bila neuron pascasinaptika mengekspresikan reseptor yang berbeda
dan ikatan antara reseptor dan neurotransmitter menghasilkan terbukanya kanal ion yang
berbeda pula. Reseptor neurotransmitter dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu, ionotropik dan
metabotropik. Reseptor ionotropik merupakan reseptor yang sekaligus berfungsi sebagai kanal
ion. Ikatan antara reseptor dan neurotransmitter akan membuka (atau menutup) kanal ion.
Reseptor metabotropik tidak berfungsi sebagai kanal ion namun ikatan antara neurotransmitter
dan reseptornya tersebut akan dapat mempengaruhi terbuka atau tertutupnya kanal ion melalui
transduksi sinyal dalam sitoplasma. Beberapa reseptor neurotransmiter akan berikatan dengan
protein G heterotrimerik pada sisi sitoplasmiknya setelah reseptor tersebut berikatan dengan
neurotransiter pada sisi ekstraselularnya. Ikatan protein G dengan reseptor akan mengaktofkan
protein G dan menyebabkan terjadinya pengaktifan enzim efektor yang akan mengkatalisis
reaksi pengaktifan second messenger yang kemudian akan menyebabkan terbukanya (atau
tertutupnya) kanal ion.

Terbukanya (atau tertutupnya) kanal ion akan mempengaruhi potensial membran neuron
pasca sinapsis. Bila kanal ion Na+terbuka maka akan terjadi depolarisasi yang bila melewati
nilai ambang akan diteruskan hingga ke ujung akson neuron pasca sinapsis tersebut. Dalam hal
ini terjadi efek eksitatorik pada neuron pasca sinatik tersebut. Sebaliknya bila efek
neurotransmitter adalah menyebabkan tertutupnya kanal Na+atau terbukanya kanal CI” maka
neuron pascasinaptika akan sulit mencapai ambang untuk dapat terjadi potensial aksi. Dengan
demikian neurotransmitter yang diterima oleh reseptor neuron ini memberikan efek inhibitorik
pada neuron pascasinaptika tersebut. Terjadinya potensial aksi pada neuron pascasinaptika
akan ditentukan oleh penjumlahan sinyal eksitatorik dan inhibitorik yang diterima oleh neuron
pada badan sel dan dendrit yang diintegrasikan pada pangkal akson. Bila penjumlahan sinyal
tadi mencapai nilai ambang depolarisasi maka akan terjadi potensial aksi yang dijalarkan
hingga ke ujung akson.

Sinapsis memiliki plastisitas yang berarti bahwa hubungan sinapsis akan dapat mengalami
perubahan sesuai dengan aktifitasnya. Potensial aksi pada neuron pascasinaptika dapat
memfasilitasi terjadinya pelepasan neurotransmitter yang dapat berlangsung selama beberapa
ratus milidetik atau penghambatan pelepasan neurotransmiter selama beberapa detik. Selain
perubahan singkat tersebut pada neuron postsinaptika juga dapat terjadi perubahan yang dapat
berlangsung dalam beberapa jam atau hari. Perubahan yang terjadi dapat berupa

peningkatan datau pengurangan jumlah ekspresi reseptor pada membran postsinaptika akibat
adanya proses transduksi sinyal yang akan menghasilkan efek sensitisasi atau desensitisasi
sesuai dengan jalurtransduksi sinyal yang teraktifkan pada neuron pasca sinaptika tersebut.
Setelah neurotransmitter yang berikatan dengan reseptornya membuat protein pembentuk
reseptor diekspresikan atau dihambat ekspresinya pada membran. Desensitisasi juga dapat
terjadi bila terjadinya transduksi sinyal akan mengaktifkan enzim yang akan memodifikasi
status fosforilasi reseptor sehingga membuat reseptor tersebut tidak sensitif lagi terhadap
adanya ikatan dengan neurotransmitter. Dalam hal ini ikatan reseptor dengan protein G
heterotrimerik akan dihalangi walaupun ada ikatan dengan neurotransmitter pada sehingga
tidak akan menimbulkan reaksi terbukanya kanal ion.

Anda mungkin juga menyukai