Anda di halaman 1dari 21

Kurikulum 2006/2013 K

e
l
a
s

biologi XI

SISTEM SARAF

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami tentang neuron (sel saraf ).
2. Memahami tentang mekanisme penghantaran impuls.
3. Memahami tentang sistem saraf pusat.
4. Memahami tentang sistem saraf tepi.
5. Memahami tentang gerak sadar dan gerak refleks.
6. Memahami tentang pengaruh NAPZA terhadap sistem saraf.

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang mengendalikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem
saraf menjalankan fungsinya dengan cara menerima rangsang yang datang dan menanggapi
rangsang tersebut dengan cepat. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas (kemampuan
menanggapi rangsang) tubuh. Sistem saraf tersusun dari neuron (sel saraf ) dan neuroglia (sel
glia). Pada manusia, sistem saraf meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

A. Neuron
Neuron atau sel saraf merupakan unit fungsional terkecil dari sistem saraf. Bentuk
neuron berbeda dengan sel-sel pada umumnya. Neuron mempunyai akson (neurit),
sehingga terlihat seperti memiliki ekor. Panjang neuron sekitar 39 inci. Neuron memiliki
kemampuan eksitabilitas (dapat dirangsang), konduktivitas (penghantar impuls atau
rangsangan), dan memberikan reaksi atas rangsangan mekanis, elektrik, kimiawi, atau
fisik. Neuron berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor (alat indra) ke pusat saraf
dan menghantarkan jawaban rangsang dari pusat saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabutnya dapat mengalami
regenerasi jika badan selnya masih utuh. Jika akson mengalami kerusakan berat, neurilema
yang tersusun dari sel-sel Schwann atau disebut lapisan sel-sel Schwann akan melakukan
pembelahan mitosis untuk menutup luka.

1. Struktur Neuron
Setiap neuron tersusun dari bagian-bagian berikut.
a. Badan sel (perikarion) merupakan bagian yang mengendalikan seluruh metabolisme
neuron. Badan sel berfungsi menerima rangsang dari dendrit dan meneruskannya
ke akson. Badan sel memiliki bagian-bagian berikut.
1.) Sitoplasma merupakan bagian yang mengandung badan Nissl, yaitu berupa
tumpukan retikulum endoplasma granuler (kasar) dan ribosom yang berperan
dalam sintesis protein.
2.) Nukleus merupakan bagian di tengah sel yang tidak dapat bereplikasi. Badan
sel juga memiliki nukleolus yang menonjol.
3.) Organel sel lainnya seperti mitokondria, badan Golgi, dan neurofibril. Pada
badan sel tidak terdapat sentriol.
b. Dendrit merupakan juluran sitoplasma yang relatif pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Fungsi dendrit adalah menerima
impuls atau rangsang dari sel lain dan mengirimkannya ke badan sel. Badan Nissl
dan neurofibril dari badan sel memanjang hingga ke dalam dendrit.
c. Neurit (akson) merupakan juluran sitoplasma yang relatif panjang atau cabang
tunggal berbentuk silindris yang berasal dari badan sel. Ujung akson yang disebut
akson terminal bercabang-cabang dan berfungsi menyampaikan impuls ke dendrit
pada neuron berikutnya. Pada bagian ujung akson ini, terdapat kantong yang disebut
bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter berfungsi menyampaikan impuls saraf pada sinapsis. Akson berasal
dari hillock akson (bukit akson) dari badan sel, yaitu bagian yang tidak mengandung
badan Nissl.
d. Selubung mielin merupakan selubung akson yang mengandung lemak berwarna
putih kekuningan dan bersegmen-segmen. Selubung ini berfungsi melindungi
akson dari kerusakan. Selubung mielin tersusun dari sel-sel Schwann. Lekukan di
antara dua segmen yang tidak diselubungi oleh mielin disebut nodus Ranvier.
e. Sel Schwann merupakan rangkaian sel-sel berinti gepeng yang menyelubungi
selubung mielin. Sel Schwann membentuk selubung Schwann (neurilema).
f. Nodus Ranvier merupakan bagian dari akson yang tidak diselubungi oleh mielin.
Fungsi nodus Ranvier adalah mempercepat jalannya impuls.

2
Berikut ini adalah gambar struktur neuron.

Gambar 1. Struktur neuron

2. Macam-Macam Neuron
Neuron dapat dibedakan berdasarkan fungsinya dan berdasarkan jumlah juluran
sitoplasma pada badan selnya.
a. Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron
sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor.
1.) Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari
reseptor (alat indra) ke pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
2.) Neuron motorik adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari
pusat saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
3.) Neuron konektor adalah neuron yang berfungsi menghubungkan neuron
sensorik dan neuron motorik.

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah dalam mengingat macam-macam neuron berdasarkan
fungsinya, gunakan cara berikut.

NENEK SUKA MOTOR KAKEK

Maksudnya: neuron sensorik, motorik, dan konektor.

b. Berdasarkan jumlah juluran sitoplasma pada badan selnya, neuron dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar.

3
1.) Neuron unipolar adalah neuron yang badan selnya hanya memiliki satu juluran
sitoplasma. Hal ini dikarenakan akson dan dendritnya berfusi. Contohnya
neuron pada embrio.
2.) Neuron bipolar adalah neuron yang badan selnya memiliki dua juluran
sitoplasma, yaitu akson dan dendrit. Contohnya neuron pada alat-alat indra
seperti mata, telinga, dan hidung.
3.) Neuron multipolar adalah neuron yang badan selnya memiliki satu akson dan
banyak dendrit. Contohnya neuron pada otak dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis).

Berikut ini adalah gambar macam-macam neuron berdasarkan jumlah juluran


sitoplasma pada badan selnya.

Gambar 2. Macam-macam neuron berdasarkan


jumlah juluran sitoplasma pada badan selnya

B. Neuroglia
Neuroglia atau sel glia adalah sel penunjang pada susunan saraf pusat. Sel glia berfungsi
sebagai jaringan ikat. Sel glia terdiri atas beberapa jenis sel, yaitu astrosit, oligodendrosit,
mikroglia, dan sel ependima.
1. Astrosit adalah sel glia yang berbentuk seperti bintang. Sel ini berfungsi sebagai
lem yang menyatukan neuron-neuron.
2. Oligodendrosit (oligodendroglia) adalah sel glia yang memiliki bentuk seperti
astrosit, tetapi dengan badan sel yang lebih kecil. Oligodendrosit berfungsi
membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson.

4
3. Mikroglia adalah sel glia yang berukuran paling kecil dan bersifat fagosit. Mikroglia
berfungsi untuk pertahanan tubuh (imunitas).
4. Sel ependima adalah sel-sel penyusun membran epitelium yang melapisi rongga
serebral dan medula spinalis.

SUPER "Solusi Quipper"


Untuk mempermudah dalam mengingat jenis-jenis sel glia, gunakan cara berikut.

SOMA

Maksudnya: sel ependima, oligodendrosit, mikroglia, dan astrosit.

C. Sinapsis
Sinapsis merupakan hubungan antara neuron yang satu dan neuron yang lain. Sinapsis
juga dapat diartikan sebagai titik temu antara ujung akson suatu neuron dan dendrit
dari neuron lainnya. Ada tiga bagian penting yang dimiliki sinapsis, yaitu prasinaps (bagian
akson terminal), celah sinaps (celah antara prasinaps dan pascasinaps), serta pascasinaps
(bagian dendrit). Prasinaps berupa sel-sel saraf, sedangkan pascasinaps dapat berupa
sel saraf, kelenjar, atau otot. Pada celah sinaps, terdapat substansi kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter berfungsi menghantarkan impuls melewati celah
sinapsis. Proses penghantaran impuls melalui celah sinapsis ini dinamakan transmisi sinapsis.
Sebagai substansi kimia penghantar impuls, neurotransmiter memiliki sifat eksitasi dan
inhibisi.
1. Eksitasi, yaitu meningkatkan impuls. Contohnya asetilkolin dan norepinefrin.
2. Inhibisi, yaitu menghambat impuls. Contohnya GABA (gamma aminobutyric acid
atau asam gama aminobutirat) pada jaringan otak dan glisin pada medula spinalis.
Ada beberapa macam neurotransmiter, antara lain adalah asetilkolin, epinefrin,
norepinefrin, dopamin, serotonin, dan GABA.
1. Asetilkolin sebagian besar disekresikan oleh neuron-neuron di daerah otak. Asetilkolin
umumnya bersifat eksitasi. Namun, ada juga yang bersifat inhibisi, misalnya pada
beberapa ujung saraf parasimpatis seperti inhibisi jantung oleh nervus vagus.
Asetilkolin juga memengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan pemusatan perhatian.
2. Epinefrin disekresikan oleh kelenjar adrenal saat tubuh dalam keadaan bahaya.
Epinefrin dapat meningkatkan konsentrasi gula darah dengan cara meningkatkan
katabolisme glikogen menjadi glukosa di hati. Bersamaan dengan itu, epinefrin juga
dapat menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak.

5
3. Norepinefrin disekresikan oleh sebagian besar neuron yang badan selnya terletak
pada batang otak dan hipotalamus. Norepinefrin umumnya bersifat mengaktivasi
reseptor eksitasi. Namun, pada keadaan tertentu dapat memengaruhi reseptor
inhibisi.
4. Dopamin disekresikan oleh hipotalamus. Dopamin berfungsi memengaruhi proses
di otak yang mengontrol gerakan, respons emosional, serta kemampuan merasakan
kesenangan dan rasa sakit. Selain itu, dopamin sangat penting untuk mengontrol
gerakan keseimbangan. Kekurangan dopamin dapat menyebabkan turunnya kontrol
gerakan seperti yang terjadi pada penderita penyakit Parkinson.
5. Serotonin diproduksi di saluran pencernaan, kelenjar pineal, sistem saraf pusat, dan
keping darah (trombosit). Serotonin berperan dalam pengaturan tidur, persepsi
nyeri, serta mengatur suasana hati, temperatur tubuh, dan emosi.
6. GABA disekresikan oleh neuron-neuron di daerah otak. GABA berfungsi menghambat
impuls, memengaruhi ketenangan jiwa, serta mengurangi kecemasan dan agresi.
Kekurangan senyawa GABA dapat menyebabkan timbulnya perasaan tidak nyaman
(galau), tegang, takut, dan gelisah. Sementara kelebihan GABA dapat mengurangi
rangsangan sel dan gangguan memori.

Berikut ini adalah gambar struktur sinapsis.

sinapsis

sinapsis

Gambar 3. Struktur sinapsis

D. Mekanisme Penghantaran Impuls


Impuls adalah aliran listrik yang merambat pada serabut saraf. Penghantaran impuls
melalui neuron terjadi secara konduksi dengan melibatkan peran pompa ion Na+ dan K+.
Ada tiga tahapan dalam proses penghantaran impuls, yaitu tahap istirahat (polarisasi),
tahap depolarisasi, dan tahap repolarisasi.

6
1. Tahap polarisasi (istirahat) adalah tahap saat neuron tidak menghantarkan impuls.
Keadaan neuron pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Saluran ion Na+ dan K+ tertutup.
b. Bagian luar membran bermuatan positif (+) dan bagian dalam membran
bermuatan negatif (-).
2. Tahap depolarisasi adalah tahap saat neuron dilewati oleh impuls. Keadaan neuron
pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Saluran ion Na+ terbuka, sehingga ion Na+ masuk ke dalam sel.
b. Terjadi perubahan muatan listrik, yaitu bagian luar membran bermuatan negatif
(-) dan bagian dalam membran bermuatan positif (+).
c. Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan Na+ terbuka,
sedangkan saluran K+ tetap tertutup. Hal ini menyebabkan muatan di dalam sel
lebih positif.
3. Tahap repolarisasi adalah tahap saat neuron telah selesai dilewati impuls. Keadaan
neuron pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif.
b. Saluran K+ terbuka, sehingga ion K+ keluar. Hal ini mengakibatkan bagian dalam
membran menjadi bermuatan negatif (-).
c. Jika saluran K+ menutup dengan lambat, ion K+ yang keluar akan lebih banyak.
Hal ini menyebabkan bagian dalam membran menjadi lebih negatif (-), sehingga
neuron akan kembali ke tahap istirahat.

Berikut ini adalah gambar mekanisme penghantaran impuls melalui neuron.

Gambar 4. Mekanisme penghantaran impuls

7
E. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Sistem saraf pusat tersusun dari otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula
spinalis). Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh lapisan pelindung dari
jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri atas 3 lapisan, yaitu piameter,
araknoid, dan durameter.
• Piameter merupakan lapisan terdalam yang melekat pada otak dan sumsum tulang
belakang. Lapisan ini tipis dan halus, serta mengandung banyak pembuluh darah.
• Araknoid merupakan lapisan tengah yang terletak di antara piameter dan
durameter. Pada araknoid, terdapat sedikit pembuluh darah. Selain itu, terdapat
ruang subaraknoid yang berisi cairan serebrospinalis, pembuluh darah, dan jaringan
penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya.
Cairan serebrospinalis berfungsi sebagai bantalan, serta media pertukaran nutrien
dan zat sisa antara darah dan otak maupun sumsum tulang belakang.
• Durameter merupakan lapisan terluar yang melekat pada permukaan dalam
kranium (tulang tengkorak). Durameter bersifat kuat dan tebal, serta terdiri atas
dua lapisan. Pada durameter, terdapat ruang subdural yang memisahkan araknoid
dengan durameter.

1. Otak (Serebral)
a. Struktur Otak
Otak terdiri atas dua bagian, yaitu substansi grisea dan substansi alba.
1.) Substansi grisea (abu-abu) merupakan lapisan otak bagian luar (korteks) yang
berwarna abu-abu. Substansi grisea mengandung banyak badan sel neuron,
serabut bermielin dan tak bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit,
serta mikroglia. Substansi grisea yang disebut juga korteks serebral terbagi
menjadi dua belahan (hemisfer serebral), yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Kedua sisi
tersebut dihubungkan dengan serat pita tebal dari bahan putih serebrum yang
disebut korpus kolosum. Setiap hemisfer memiliki sulkus (ceruk dangkal) dan
fisura (ceruk dalam). Masing-masing hemisfer terdiri atas empat lobus. Pada
permukaan jaringan otak, terdapat bagian menonjol berbentuk bulat yang
disebut girus.
Korteks serebral memiliki area primer dan area asosiasi untuk berbagai
fungsi. Area primer adalah daerah tempat terjadinya persepsi atau gerakan.
Sementara area asosiasi diperlukan untuk integrasi serta peningkatan perilaku
dan intelektual.
2.) Substansi alba (putih) merupakan lapisan otak bagian dalam (medula) yang
berwarna putih. Substansi alba banyak mengandung serabut bermielin dan

8
tak bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan mikroglia. Substansi alba
disebut juga nukleus basal atau ganglia basal. Bagian ini merupakan pusat
untuk koordinasi motor. Jika bagian ini mengalami kerusakan, seseorang akan
menjadi pasif dan tidak mampu bergerak. Hal ini dikarenakan nukleus basal
kehilangan kemampuannya untuk mengirimkan impuls ke otot seperti pada
penderita Parkinson.
b. Bagian-Bagian Otak
Otak terbagi menjadi otak besar (serebrum), diensefalon, sistem limbik (rinensefalon),
otak tengah (mesensefalon), pons Varolii, otak kecil (serebelum), sumsum lanjutan
(medula oblongata), dan formasi retikuler.
1.) Otak besar (serebrum)
Otak besar (serebrum) berfungsi sebagai pusat kecerdasan, pusat ingatan,
pusat kesadaran, pusat alat-alat indra, dan pusat asosiasi. Otak besar terdiri atas
beberapa lobus, yaitu lobus frontal, lobus temporal, lobus parietal, dan lobus
oksipital.
• Lobus frontal terletak di bagian depan dari otak besar. Lobus ini
berhubungan dengan penalaran, keterampilan motorik, kognisi tingkat
yang lebih tinggi, dan bahasa ekspresif.
• Lobus temporal terletak di bagian samping dari otak besar. Lobus ini
mengendalikan pendengaran, fungsi bahasa, proses emosi, dan belajar.
Kerusakan pada lobus temporal dapat menyebabkan masalah dengan
memori, persepsi ujaran, dan kemampuan bahasa.
• Lobus parietal terletak di belakang lobus frontal, yaitu pada bagian atas
dari otak besar atau ubun-ubun. Lobus parietal berhubungan dengan
pengaturan suhu, rasa, tekanan, sentuhan, rasa sakit, dan beberapa fungsi
bahasa. Kerusakan pada lobus parietal dapat menyebabkan masalah pada
memori verbal dan memori jangka pendek serta menyebabkan masalah
dengan bahasa.
• Lobus oksipital terletak di bagian belakang otak. Lobus ini berhubungan
dengan rangsangan visual, penafsiran, dan informasi. Kerusakan pada
lobus oksipital dapat menyebabkan masalah penglihatan seperti kesulitan
mengenali objek, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi warna, dan
kesulitan mengenali kata-kata.
2.) Diensefalon
Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di
balik hemisfer serebral. Diensefalon terdiri atas talamus, hipotalamus, dan
epitalamus.

9
• Talamus berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke bagian korteks
otak besar, serta berperan dalam kontrol motor dan sistem kesadaran.
• Hipotalamus memiliki fungsi sebagai berikut.
o Sebagai pusat pengatur emosi, seperti kesenangan, kemarahan,
atau kegembiraan.
o Mengendalikan aktivitas sistem saraf otonom (saraf tak sadar),
seperti denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan pencernaan
makanan.
o Memengaruhi seluruh sistem hormon (endokrin).
• Epitalamus merupakan pita sempit jaringan saraf yang membentuk
atap diensefalon dan berperan dalam dorongan emosi. Pada epitalamus
terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin.
3.) Sistem limbik (rinensefalon)
Sistem limbik merupakan sekelompok struktur di otak yang berhubungan
dengan emosi atau perasaan. Fungsi sistem limbik berkaitan dengan pengaturan
emosi, motivasi, perilaku sosioseksual, mempertahankan kelangsungan hidup,
dan belajar. Semakin besar area limbik, semakin besar pula tingkat hubungan
emosionalnya. Area limbik pada perempuan lebih besar daripada laki-laki. Oleh
sebab itu, perasaan perempuan lebih sensitif daripada laki-laki.
4.) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah adalah bagian otak pendek yang menghubungkan pons Varolii
dan otak kecil (serebelum) dengan otak besar (serebrum). Otak tengah, pons
Varolii, dan sumsum lanjutan disebut batang otak. Otak tengah berfungsi
sebagai jalur penghantar, pusat refleks yang berkaitan dengan kejapan mata,
serta informasi penglihatan dan pendengaran.
5.) Pons Varolii (jembatan Varol)
Pons Varolii merupakan bagian otak yang tersusun dari substansi putih. Bagian
ini berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil kiri dan kanan, serta
menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Pons Varolii
berfungsi menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil, serta
mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas.
6.) Otak kecil (serebelum)
Otak kecil adalah bagian otak yang terletak di bawah lobus oksipital dan
melekat pada bagian punggung atas batang otak. Otak kecil memiliki struktur
yang sangat berlipat. Fungsi otak kecil adalah sebagai berikut.

10
• Mempertahankan keseimbangan tubuh.
• Koordinasi gerakan sadar yang berkaitan dengan keterampilan, seperti
mengetik, bermain piano, atau berlari.
• Meningkatkan tonus (kontraksi) otot.
• Mengontrol gerakan mata.
7.) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan merupakan bagian otak yang menjulur dari pons Varolii
hingga sumsum tulang belakang dengan panjang sekitar 2,5 cm. Fungsi
sumsum lanjutan adalah sebagai berikut.
• Mengendalikan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan,
gerakan alat pencernaan makanan, menelan, muntah, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
• Mengatur gerak refleks seperti bersin, batuk, dan berkedip.
8.) Formasi retikuler
Formasi retikuler merupakan jaring-jaring serabut saraf dan badan sel yang
tersebar di seluruh bagian medula oblongata, pons Varolii, dan otak tengah.
Fungsi formasi retikuler adalah memicu dan mempertahankan kesadaran serta
kewaspadaan.

Berikut ini adalah gambar bagian-bagian otak manusia.

Gambar 5. Bagian-bagian otak manusia

11
2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
a. Struktur Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terdiri atas dua bagian, yaitu substansi alba dan substansi
grisea. Letak keduanya berkebalikan dengan otak.
1.) Substansi alba (substansi putih) merupakan bagian luar dari sumsum tulang
belakang yang tersusun dari akson bermielin. Substansi alba terbagi menjadi
funikulus (kolumna) anterior, posterior, ventrolateral, dan lateral. Di dalam
funikulus terdapat traktus (fasikulus) spinal, yaitu traktus sensor dan traktus motor.
• Traktus sensor (asenden) berperan dalam penyampaian informasi dari
tubuh ke otak, seperti sentuhan, tekanan, nyeri, keseimbangan, posisi
tubuh, dan arah gerakan.
• Traktus motor (desenden) berperan membawa impuls motor dari otak ke
sumsum tulang belakang dan dari saraf spinal menuju ke tubuh. Fungsi
traktus motor adalah menghantarkan impuls untuk koordinasi dan
ketepatan gerakan volunter (sadar), serta mempertahankan tonus otot
dalam aktivitas refleks.
2.) Substansi grisea (substansi abu-abu) merupakan bagian dalam dari sumsum
tulang belakang. Substansi grisea membentuk bangunan seperti huruf H atau
seperti kupu-kupu. Substansi grisea banyak mengandung badan sel, dendrit,
neuron eferen, dan akson tidak bermielin. Bagian yang berbentuk seperti huruf
H atau kupu-kupu tersebut terdiri atas sayap dorsal (tanduk abu-abu posterior),
sayap ventral (tanduk abu-abu anterior), sayap lateral substansi grisea, dan
komisura grisea.
• Sayap dorsal atau tanduk abu-abu posterior merupakan bagian vertikal
atas yang banyak mengandung badan sel neuron sensorik.
• Sayap ventral atau tanduk abu-abu anterior merupakan bagian vertikal
bawah yang banyak mengandung badan sel neuron motorik.
• Sayap lateral substansi grisea merupakan bagian antara sayap dorsal dan
sayap ventral yang mengandung badan sel neuron sistem saraf otonom.
• Komisura grisea merupakan bagian yang menghubungkan substansi
grisea sisi kanan dan kiri sumsum tulang belakang.
b. Fungsi Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi sebagai berikut.
1.) Penghantar impuls sensorik reseptor ke otak.
2.) Penghantar impuls motorik dari otak ke efektor (otot dan kelenjar).
3.) Sebagai pusat gerak refleks.

12
Berikut ini adalah gambar struktur sumsum tulang belakang.

Gambar 6. Struktur sumsum tulang belakang

F. Sistem Saraf Tepi (SST)


Sistem saraf tepi (sistem saraf perifer) tersusun dari pasangan-pasangan saraf kranial (saraf
otak) dan saraf spinal (saraf sumsum tulang belakang). Saraf-saraf tersebut membawa
impuls ke reseptor dan ke efektor. Berdasarkan arah impulsnya, sistem saraf tepi dibagi
menjadi sistem aferen dan sistem eferen. Sistem aferen mengandung sel saraf yang
menghantarkan informasi dari reseptor ke sistem saraf pusat. Sementara sistem eferen
mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat ke efektor.
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).

1. Sistem Saraf Sadar (Somatik)


Sistem ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial yang tidak semuanya merupakan saraf
campuran dan 31 pasang saraf spinal yang semuanya merupakan saraf campuran.
Sistem saraf somatik mengandung saraf eferen yang menghantarkan impuls dari sistem
saraf pusat ke jaringan otot rangka. Oleh karena itu, sistem saraf ini hanya menghasilkan
gerakan di jaringan otot rangka.
a. 12 pasang saraf kranial terdiri atas 12 pasang saraf yang keluar dari otak dengan
komposisi sebagai berikut.
1.) Saraf nomor I, II, dan VIII terdiri atas neuron-neuron sensorik.
2.) Saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas neuron-neuron motorik.
3.) Saraf nomor V, VII, dan IX terdiri atas gabungan neuron sensorik dan motorik.
4.) Saraf nomor X (nervus vagus) memiliki daerah jelajah yang luas, sehingga
disebut saraf pengembara.

13
b. 31 pasang saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang dengan komposisi sebagai berikut.
1.) 8 pasang saraf leher.
2.) 12 pasang saraf punggung.
3.) 5 pasang saraf pinggang.
4.) 5 pasang saraf pinggul.
5.) 1 pasang saraf ekor.
Semua saraf sensorik akan masuk ke sumsum tulang belakang melalui sayap
dorsal dan semua dendritnya berasal dari reseptor. Sementara itu, semua saraf
motorik akan keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral dan semua
aksonnya menuju ke efektor. Berikut ini adalah gambar susunan saraf sadar.

Saraf spinal (31 pasang)

Saraf pinggul
(5 pasang)

Gambar 7. Susunan saraf sadar

2. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


Berdasarkan fungsinya, sistem saraf tak sadar dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
a. Sistem saraf simpatis
Sistem saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar sumsum tulang
belakang. Sistem ini mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk
beraktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau stres. Respons ini disebut dengan
respons lawan atau respons lari. Oleh sebab itu, tubuh memerlukan hal-hal yang
mendukung situasi tersebut seperti denyut jantung yang lebih cepat, tekanan darah
yang meningkat, atau saluran pernapasan yang membuka lebar.

14
b. Sistem saraf parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis berasal dari area kranial dan sakrum. Sistem ini bekerja pada
keadaan yang tenang (santai), serta mendorong fungsi tubuh untuk beristirahat dan
mencerna. Hal ini dapat memperlambat kerja tubuh yang telah dipercepat oleh saraf
simpatis, seperti melambatnya denyut jantung atau menjadi normal. Fungsi saraf
parasimpatis berlawanan dengan saraf simpatis.

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan kerja saraf simpatis dan parasimpatis.

Organ atau Jaringan Efek Saraf Simpatis Efek Saraf Parasimpatis


Iris (pupil mata) Memperlebar pupil Memperkecil pupil
Menstimulasi keluarnya air
Kelenjar air mata Tidak ada efek
mata
Kelenjar air liur Menghambat sekresi air liur Merangsang sekresi air liur
Meningkatkan kecepatan Memperlambat kecepatan
Otot antartulang rusuk
bernapas bernapas
Memperlebar bronkus dan Memperkecil bronkus dan
Bronkus dan bronkiolus
bronkiolus bronkiolus
Mempercepat denyut Memperlambat denyut
Jantung
jantung jantung
Memperkecil pembuluh Memperlebar pembuluh
Pembuluh darah
darah darah
• Menghambat gerak • Merangsang gerak
peristaltik usus peristaltik usus
• Menghambat sekresi • Merangsang sekresi
Saluran pencernaan
getah lambung getah lambung
• Kontraksi otot sfingter • Relaksasi otot sfingter
anus anus
Menurunkan pengeluaran Meningkatkan pengeluaran
Sistem urinaria
urine urine
Hati Mengubah glikogen menjadi Mengubah glukosa menjadi
glukosa glikogen

15
Organ atau Jaringan Efek Saraf Simpatis Efek Saraf Parasimpatis

• Kontraksi otot penegak • Tidak berpengaruh


rambut pada otot penegak
• Merangsang produksi rambut
keringat • Tidak berpengaruh
• Merangsang pada produksi keringat
Kulit
vasokonstriksi, yaitu • Merangsang
mengecilnya diameter vasodilatasi, yaitu
pembuluh darah, membesarnya diameter
biasanya pada arteriola pembuluh darah,
biasanya pada arteriola

G. Gerak Sadar dan Gerak Refleks


Gerak akan timbul jika terjadi rangsangan pada tubuh. Ada dua macam gerak yang dapat
dilakukan oleh tubuh, yaitu gerak sadar (gerak biasa) dan gerak refleks.
1. Gerak sadar (gerak biasa) adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Contoh gerak sadar adalah gerak mengangkat gelas karena ingin minum, gerak
menulis, dan sebagainya. Urutan jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai
berikut.

Impuls → reseptor/indra → saraf sensorik → otak → saraf motorik → efektor/otot


→ gerak

2. Gerak refleks adalah gerak yang dilakukan tanpa sengaja atau tanpa disadari. Pada
gerak refleks, penjalaran impuls berlangsung cepat, melewati jalur pendek, dan
tidak melalui otak. Impuls pada gerak refleks melewati sumsum tulang belakang
atau konektor lain seperti sumsum lanjutan dan mesensefalon. Contoh gerak refleks
adalah gerak terangkatnya kaki karena tertusuk duri, gerak terangkatnya tangan
ketika memegang benda panas, dan sebagainya. Urutan jalannya impuls pada gerak
refleks adalah sebagai berikut.

Impuls → reseptor/indra → saraf sensorik → sumsum tulang belakang/konektor


→ saraf motorik → efektor/otot → gerak

H. Gangguan pada Sistem Saraf


Beberapa gangguan atau kelainan pada sistem saraf adalah sebagai berikut.

16
1. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak (meninges). Gejala-gejala yang
dialami penderita antara lain adalah bertambahnya jumlah dan berubahnya susunan
cairan serebrospinal. Meningitis disebabkan oleh bakteri atau virus.
2. Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak. Ensefalitis disebabkan oleh virus,
seperti virus herpes simpleks, virus campak, virus rubela, atau virus cacar. Gejala awal
kelainan ini antara lain adalah demam, mual dan muntah, nyeri kepala, serta nyeri
otot hingga beberapa hari. Sementara gejala lanjutannya antara lain adalah nyeri
atau kaku leher, silau, kejang-kejang, perubahan perilaku dan kepribadian, serta
penurunan kesadaran.
3. Neuritis adalah gangguan pada saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau
tekanan. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah munculnya rasa sakit
yang hebat pada malam hari.
4. Rasa kebas dan kesemutan adalah gangguan pada sistem saraf sensorik yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme, tertutupnya aliran darah, atau kekurangan
vitamin neurotropik seperti B1, B6, dan B12.
5. Epilepsi (ayan) adalah gangguan pada sistem saraf yang menahun. Epilepsi
disebabkan oleh trauma kepala (cedera), tumor otak, kerusakan otak pada saat
kelahiran, strok, dan alkohol. Serangan epilepsi terjadi secara mendadak dan
berulang-ulang secara tidak beralasan. Epilepsi bukan penyakit keturunan dan tidak
menular.
6. Alzheimer adalah gangguan pada sistem saraf berupa sindrom kematian sel-sel
otak secara bersamaan. Akibatnya, otak tampak mengecil dan mengakibatkan daya
ingat berkurang. Alzheimer dapat terjadi pada orang-orang yang berusia 65 tahun
ke atas.
7. Gegar otak adalah gangguan pada otak berupa pergerakan jaringan otak dalam
tengkorak. Gangguan ini menyebabkan perubahan fungsi mental atau tingkat
kesadaran. Gegar otak ditandai dengan gejala awal kebingungan atau pingsan
selama beberapa menit.
8. Parkinson adalah penyakit akibat berkurangnya neurotransmiter dopamin pada
dasar ganglion. Gejala penyakit ini antara lain adalah tangan gemetar sewaktu
istirahat dan akan berhenti saat tidur, sulit bergerak, serta terjadi kekakuan otot.
Pada penderita Parkinson, otot wajah juga kaku seperti sedang mengenakan topeng,
mata sulit berkedip, dan langkah-langkah kaki menjadi kecil dan kaku.
9. Amnesia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengenali atau mengingat
kejadian-kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lalu. Amnesia diakibatkan
oleh cedera otak atau goncangan batin. Penderita amnesia sering kali lupa pada
identitas dirinya, orang lain, atau kejadian yang mula-mula dikenalnya dengan baik.

17
10. Stroke adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah
di otak. Penyumbatan pembuluh darah ini dapat berupa arteriosklerosis, emboli,
atau keduanya. Stroke sering kali dialami oleh penderita hipertensi dan dapat
menyebabkan wajah menjadi tidak simetris.
11. Cutter adalah gangguan berupa tindakan melukai diri sendiri pada saat depresi,
stres, atau bingung. Penyebabnya antara lain adalah gangguan jiwa, kecemasan
berlebihan, depresi, atau gangguan kepribadian.
12. Transeksi adalah kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari medula
spinalis karena jatuh atau tertembak yang disertai hancurnya tulang-tulang belakang.
Transeksi dapat menimbulkan kelumpuhan, baik pada kedua kaki atau pada kedua
kaki dan tangan.
13. Poliomielitis adalah penyakit kelumpuhan akibat serangan virus polio terhadap
neuron motorik sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis). Gejala-gejala polio
antara lain adalah demam, sakit kepala, kaku duduk, dan sakit otot yang kemudian
menyebabkan kelumpuhan.
14. Neurastonia adalah penyakit lemah saraf yang terjadi karena bawaan dari lahir atau
karena keracunan. Penderita lemah saraf cenderung pemarah, kecil hati, dan kurang
tenaga.

I. Pengaruh NAPZA terhadap Sistem Saraf


1. Pengertian NAPZA
NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. NAPZA
merupakan zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat sehingga
dapat mengubah perasaan dan cara berpikir orang yang mengonsumsinya.
a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
(sintesis atau semisintesis) yang menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran. Narkotika juga dapat menyebabkan hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis, bukan narkotika,
yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat.
Psikotropika menyebabkan perubahan pada aktivitas normal dan perilaku.
c. Zat adiktif adalah zat atau obat yang dapat menimbulkan ketagihan (adiksi).

NAPZA dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
a. Mulut, melalui rokok.
b. Hidung, dengan mengisap zat dalam bentuk uap atau bubuk.
c. Kulit, dengan cara menyuntikkan ke dalam otot atau vena.

18
2. Jenis-Jenis NAPZA
Berdasarkan sifat pengaruhnya terhadap sistem saraf, NAPZA dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu stimulan, depresan, dan halusinogen.
a. Stimulan adalah jenis NAPZA yang dapat menstimulasi sistem saraf pusat dan
menyebabkan organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat. Akibat
pemakaian stimulan ini, pengguna menjadi lebih bertenaga serta cenderung lebih
senang dan gembira untuk sementara waktu. Senyawa yang tergolong stimulan
antara lain adalah ekstasi, kokain, amfetamina, kafein, dan alkohol.
1.) Ekstasi adalah stimulan yang dapat mendorong tubuh untuk melakukan
aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh. Ekstasi dapat
menyebabkan diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan
pusing, menggigil, mual, muntah-muntah, hilang nafsu makan, detak jantung
lebih cepat, pucat, berkeringat, dehidrasi, kecanduan, tulang dan gigi keropos,
serta gangguan pada saraf otak dan hati.
2.) Kokain adalah stimulan yang dapat memicu metabolisme sel, menimbulkan
adiksi (ketagihan) yang sangat kuat, serta dapat mengakibatkan tingkat
kematian yang tinggi.
3.) Amfetamina adalah stimulan yang dapat memberikan efek tidak cepat lelah,
merasa bersemangat, sulit tidur, tidak lapar (menurunkan nafsu makan),
keringat dingin, hipertensi, serta perasaan mudah tersinggung. Amfetamina
meliputi dekstroamfetamina, metamfetamina/sabu-sabu, ritalin, dan deksedrin.
Penggunaan amfetamina secara terus-menerus dapat menyebabkan kecanduan
dan kematian.
4.) Kafein adalah stimulan perangsang sistem saraf yang dapat menghilangkan
kantuk untuk sementara waktu, meningkatkan denyut jantung, dan hipertensi.
Kafein terdapat pada biji kopi, daun teh, buah kola, dan guarana.
5.) Alkohol (dalam jumlah sedikit) merupakan minuman hasil fermentasi dari
buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
b. Depresan adalah jenis NAPZA yang dapat menekan atau mengurangi kerja sistem
saraf, sehingga aktivitas pemakainya menjadi lambat atau tertidur. Senyawa yang
tergolong depresan adalah opiat, ganja, barbiturat, dan alkohol (dalam jumlah
besar).
1.) Opiat adalah depresan yang dapat menimbulkan perasaan high atau
melambung untuk sesaat, kemudian diikuti rasa nyaman dan tenang (seperti
mengantuk). Opiat meliputi opium, morfin, heroin, kodein, dan metadon.
Penggunaan opiat secara overdosis dapat menimbulkan kematian.

19
2.) Ganja adalah depresan yang dapat digunakan sebagai pereda rasa sakit
(misalnya pada penderita kanker) di bidang kedokteran. Jika disalahgunakan
dalam jumlah besar, ganja dapat menyebabkan denyut nadi meningkat,
kehilangan konsentrasi, gangguan keseimbangan dan koordinasi tubuh,
mudah panik, ketakutan, kebingungan, turunnya jumlah sperma pada laki-laki
dan siklus menstruasi yang tidak teratur pada perempuan, kecanduan, serta
ketergantungan.
3.) Barbiturat adalah depresan yang dapat memberikan efek mengantuk sampai
tertidur pada pemakainya, tergantung dosisnya. Barbiturat meliputi berbagai
macam obat penenang dan obat tidur, seperti valium, lexotan, mandrax,
luminal, librium, dan rohypnol.
4.) Alkohol (dalam jumlah besar) merupakan depresan yang dapat menyebabkan
pandangan menjadi kabur, pusing hingga tidak sadarkan diri, bicara tidak jelas,
menghambat kemampuan mental, serta menurunkan daya ingat.
c. Halusinogen adalah jenis NAPZA yang bersifat mengacaukan sistem saraf pusat,
memberikan pengaruh halusinasi (melihat suatu hal atau benda yang sebenarnya
tidak ada) yang berlebihan, serta lama-kelamaan membuat perasaan khawatir yang
berlebihan (paranoid). Halusinogen terdapat pada ganja (dalam jumlah sedikit),
bunga kecubung, lem, bensin, LSD (lysergic acid), dan jamur yang tumbuh pada
kotoran sapi (misalnya Panaeolus cyanescens yang mengandung zat psilosibin dan
psilosin).

3. Dampak Buruk Penyalahgunaan NAPZA


NAPZA dapat menimbulkan berbagai dampak buruk, baik pada fisik, psikologis, ekonomi,
maupun sosial.
a. Gangguan fisik (fisioneurologik)
1.) Gejala pemberhentian pemakaian obat adalah rasa sakit di sekujur tubuh
seperti flu berat.
2.) Mempercepat atau memperlambat denyut jantung, nadi, dan paru-paru yang
dapat menimbulkan kematian.
3.) Toleransi tubuh pada pemakaian jangka panjang untuk jumlah zat yang sama
tidak mampu menghasilkan rasa atau akibat yang sama.
b. Gangguan psikologis
1.) Ketergantungan psikologis.
2.) Gangguan mental dan emosional.
3.) Kemampuan berpikir rasional turun secara drastis.

20
c. Gangguan ekonomi
1.) Memerlukan uang yang sangat besar untuk memenuhi ketergantungan
terhadap obat-obatan.
2.) Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, seperti biaya
kesehatan, keamanan, dan kesempatan pendidikan.
d. Gangguan sosial
1.) Rusaknya hubungan kekeluargaan dan pertemanan.
2.) Berpengaruh pada kesehatan masyarakat, seperti penularan HIV, hepatitis B,
tuberkulosis, overdosis, dan kematian.

4. Upaya-Upaya Menghindari Penyalahgunaan NAPZA


Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA antara
lain adalah sebagai berikut.
a. Membatasi pergaulan dengan para pengguna NAPZA.
b. Tidak mencoba-coba menggunakan obat-obatan terlarang.
c. Meningkatkan keyakinan diri bahwa untuk menghadapi persoalan hidup tidak perlu
menggunakan NAPZA.

21

Anda mungkin juga menyukai