Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANTIBODI MONOKLONAL DAN POLIKLONAL

NAMA : SUMARLINA SOAMOLE

NIM : 19134530045

JURUSAN : TLM

SEMESTER : IV (EMPAT)

POLTEKKES KEMENKES TERNATE

TAHUN AKADEMIK

2021/2022
ANTIBODI MONOKLONAL DAN POLIKLONAL

A. Sejarah Antibodi Monoklonal

Sejak Metchnikoff dan Erhilch mengemukakan teori imunologi, sehinggamereka


mendapat hadiah Nobel pada tahun 1908, dengan banyak kemajuan yangtercapai
dalam bidang imunologi. Sebagaimana telah diketahui bahwa antibodi dapatdigunakan
untuk keberadann antigen didalam tubuh. Walaupunimunologi khususnya imunokimia
telah cukup maju, antibodi yang digunakan untukMenganali suatu antigen masih dibuat
dengan cara konvensional yaitumengimunisasi hewan percobaan, mengambil darahnya
dan mengisolasi antibodidalam serum sehingga menghasilkan antibodi poliklonal.
Apabila dibutuhkan antbodidalam jumlah besar maka binatang percobaan yang
dibutuhkan juga sangat besar perintah. Namun JUMLAH antibodi yang dapat diproduksi
melalui binatang untukmemenuhi kebutuhan antibodi yang spesifik untuk tujuan
diagnostik masih dirasakansangat kurang. Idealnya spesifik antibodi dapat dibuat
secara sehingga dapatdiproduksi antibodi dalam jumlah besar tanpa terkontaminasi
dengan antibodi lainyang tidak dikehendaki. Dalam antibodi poliklonal jumlah antibodi
yang spesifiksangat sedikit, sangat heterogen karena dapat mengikat bermacam-
macam epitop dansangat menghilangkan antibodi lain yang tidak dinginkan.

Pada tahun 1975, Kohier dan Milstein memperkenalkan cara baru


untukmembuat antibodi dengan mengimunisasi percobaan, kemudian sellimfositnya
difusikan dengan sel mieloma, sehingga sel hibrid dapat dibiakkan terusterus menerus
(abadi) dan membuat antibodi yang homogen yang diproduksi oleh satuklon sel hibrid.
Antibodi yang homogen ini disebut dengan antibodi monoklonal yangmemiliki sifat yang
lebih spesifik dibandingkan dengan antibodi poliklonal karenahanya dapat mengikat 1
epitop antigen dan dapat dibuat dalam jumlah tak terbatas.Terobosan Georges Kohler,
Cesar Milstein dan Niels jerne, yang mendapat hadiah Nobel pada tahun 1985 berkat
hasil penemuannya tentang antibodi monaklonal, telahmembawa perubahan besar
dalam produksi antibodi secara in vitro.
1. Pengertian antibody monoclonal

Antibodi monoklonal merupakan senyawa yang homogen, sangat spesifik


dandapat diproduksi dalam jumlah yang besar sehingga sangat menguntungkan
jikadigunakan sebagai alat diagnostik. Beberapa jenis kit antibodi monoklonal
telahtersedia di pasaran untuk menunggu bakteri patogen dan virus, serta untuk
ujikehamilan.

Antibodi merupakan campuran protein di dalam darah dan disekresi


mukosamenghasilkan sistem imun bertujuan untuk melawan antigen yang masuk
kedalam sirkulasi darah. Antibodi dibentuk oleh sel darah putih yang disebut limfosit
B.Limfosit B akan mengeluarkan antibodi yang ditempatkan pada permukaannya.
Setiap antibodi yang berbeda akan ada dan mengikat hanyasatu spesifik antigen.
Antigen merupakan suatu protein yang terdapat pada permukaan bakteri, virus dan sel
kanker. Pengikatan antigen akan itemmultiplikasi sel B dan penglepasan antibodi.
Ikatan antigen antibodi mengaktivasirespon sistem imun yang akan menetralkan dan
mengeliminasinya

Gambar 1. Struktur antibodi

Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi dua jenis
selyaitu sel limfosit B yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma)yang
dapat hidup dan terus menerus terus menerus.Hasil fusi antara sel limfosit B.dengan
kanker secara in vitro ini disebut dengan hibridoma. Apabila selhibridomadibiakkan
dalam kultur sel, yang secara genetik mempunyai sifat yang identikakan memproduksi
antibodi sesuai dengan antibodi yang diproduksi dengan selverifikasi yaitu sel limfosit B.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang
dapat mensekresi antibodi yang spesifik.Karena antibodi yang diproduksi berasal sel
hibridoma tunggal (mono-klon). makaantibodi yang diproduksi disebut dengan antibodi
monoclonal.

Antibodi monoklonal adalah antibodi buatan identifik karena diproduksi olehsalah


satu jenis sel imun saja dan semua klonnya merupakan sel tunggal orang tua.Antibodi
monoklonal mempunyai sifat khusus yang unik yaitu dapdi mengenalsuatu molekul,
memberikan informasi tentang molekul spesifik dan sebagai terapimenargetkan tanpa
merusak sel sehat sekitarnya. Antibodi monoklonal murni dapatdiproduksi dalam jumlah
besar dan bebas kontaminasi. Antibodi monoklonal dapatdiperoleh dari sel yang
dikembangkan di laboratorium, reagen tersebut sangat untuk penelitian terapi dan
diagnostik laboratorium.

a. Pembuatan antibodi monokional

Cara pembuatan antibodi monoklonal untuk mendapatkan antibodi yang


homogenDapat dilihat pada Gambar 5.1 yang pada prinsipnya terdiri dari beberapa
tahap yaitu:

 Imunisasi mencit

Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau
virus,disuntikkan secara subkutan pada beberapa tempat atau seca intra peritoneal.
Setelah23 minggu disusul suntikan antigen secara intravene sekali atau beberapa
kalisuntikan. Mencit dengan kebal terbaik yang dipilih; 12 hari setelah suntikan
terakhir,antibodi yang terbentuk pada mencit berdasarkan dan diukur titer antibodinya,
mencitdimatikan dan limpanya diambil secara aseptis, kemudian dibuat suspense sel
limpauntuk menyelamatkan B yang mengandung antibodi. Cara ini cukup baikdan
banyak dipakai, walaupun kadangkala terlihat oleh sifat abtigen atau responimunitas
binatang yang berbeda-beda.

 Fusi sel limpa kebal dan sel myeloma


Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limpa yang membuat antibodi akan
cepatmati, sedangkan sel mieloma dapat dibiakkan secara terus menerus, sehingga
selhybrid dapat memproduksi antibodi secara terus menerus dalam jumlah yang
tidaksecara terbatas invitro.

Fusi sel diaw ali dengan fusimembran plasma sehingga menghasilkan sel
besardengan dua atau lebih inti sel, yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda
jenisyang disebut heterokarion. Pada waktu tumbuh dan terbentuklah diri dari satuinti
yang mengandung kromosom kedua induk yang disebut sel hybrid. Frekuensi
fusibeberapa faktor antara lain jenis media; perbandingan jumlah sel limpadengan sel
myeloma; jenis sel myeloma yang digunakan; dan bahan bahan yang mendorong
timbulnya fusi (fusogen). Penambahan polietilen glikol dan dimetilsulfoksida dapat
meningkatkan efisiensi sel.
 Eliminasi sel induk yang tidak berfusi

Frekuensi kejadian hybrid sel limpa-sel myeloma biasanya rendah, karenaitu


penting untuk mematikan sel yang tidak fusi yang diberikan laranganyak agar selhybrid
mempunyai kesempatan untuk tumbuh, dengan cara membiakkan sel hybriddalam
media selektif yang mengandung hipoksantin, aminopterin dan timidin (TOPI)

Aminopterin menghambat jalur biosintesis purin dan pirimidin sehinggapulang


menggunakan jalur penyelamatan. Seperti kita ketahui bahwa sel mielomamempunyai
kelainan untuk mensintesis nukleotida yaitu sel mieloma yang tidakmempunyai enzim
timidin kinase atau hipoksantin fosforibosil transferase, sehingga sel mieloma yang
tidak berfusi, karena tidak mempunyai enzim timidinkinase atau hipoksantin
fosfonibosiltransferase akan mati, sedangkan sel hibridkarena mendapatkan enzim
tersebut dan sel mamalia yang difusikan dapatmenggunakan jalur penyelamatan,
molekulnya sehingga tetap hidup dan berkembang.

 solasi dan pemilihan klon hibridoma

Sel hibrid dikembangbiakkan rupa rupa, sehingga tiap sel akan hibridbentuk
koloni homogen yang disebut hibridoma. Tiap koloni kemudiandipelihara terpisah satu
sama lain. Hibridom yang tumbuh diharapkan mensekresiantibodi ke dalam medium,
sehingga antibodi yang bisa terbentuk dapat diisolasi.

Penentuan antibodi yang diinginkan, dilakukan dengan caraenzyme linked


immunosorbent (ELISA) atau radioimmunoassay (RIA). PemilihanKlon hibridoma
dilakukan dua kali, pertama adalah dilakukan untuk memperolehhibridoma yang dapat
menghasilkanantibodi; dan yang ke dua adalah memi lih selhibridoma penghasil
antibodi monoklonal yang potensial menghasilkan antibodimonoklonal yang tinggi dan
stabil

b. Antibodi monoklonal menciptakan baru.


Antibodi monoklonal telah banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, baik
untuk diagnostik maupun untuk pengobatan, terutama untuk mengatasi penyakit kanker
tertentu. Beberapa antibodi monoklonal yang digunakan untuk pengobatan berasal dari
sel mencit atau tikus, sehingga sering menimbulkan reaksi alergi pada pasien yang
menerima terapi antibodi monoklonal tersebut. Hal ini disebabkan karena protein mencit
dikenal sebagai antigen asing oleh tubuh pasien, sehinggamenimbulkan reaksi respon
imun antara lain berupa reaksi, inflamasi, dan penghancuran atau destruksi dari
antibodi monoklonal itu sendiri

Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, beberapa peneliti


telahmengembangkan pembuatan antibodi monoklonal generasi baru, yaitu
suatuantibodi monoklonal yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari protein yang
berasaldari manusia, sehingga pengurangan efek dapat diterima oleh sistem imun
pasien.Beberapa jenis antibodi monoklonal generasi baru yang telah dikembangkan
antaralain adalah:

 Antibodi monoklonal chimarik


Antibodi monoklonal ini dibuat melalui teknik rekayasa genetika untuk
menciptakansuatu mencit atau tikus yang dapat memproduksi sel hibrid mencit-
manusia. Bagianvariabel dari molekul antibodi, termasuk situs pengikatan
antigen, berasal dari mencit,sedangkan bagian lainnya, yaitu bagian yang
konstan berasal dari manusia.salah satucontoh antibodi monoklonal yang
struktur molekulnya terdiri dari 66% manusia adalah Rituximab

 Antibodi monoklonal manusiawi


Antibodi ini dibuat sedemikian rupa sehingga bagian protein yang berasal
mencithanya terbatas pada situs pengikat antien saja, sedangkan bagian yang
lainnya yaitu bagian variabel dan bagian konstan berasal dari manusia.
Antibodimonoklonal yangstruktur molekulnya terdiri dari 90% manusia tersebut
adalah Alemtuzumob.

 Antibodi monoklonal manusia sepenuhnya


Antibodi ini adalah antibodi yang paling ideal untuk menghindari
terjadinya responimun karena protein antibodi yang disuntikkan ke dalam tubuh
seluruhnya merupakan protein yang berasal dari manusia. Salah satu
pendekatan yang dilakukan untukresep resep antibodi monoklonal yang
seluruhnya mengandung proteinManusia tersebut adalah dengan teknik
rekayasa genetika untuk menciptakan mencittransgenik yang membawa gen
yang berasal dari manusia, sehingga mampumemproduksi antibodi yang
diinginkan. Pendekatan lainnya adalah merekayasa suatu binatang transgenik
yang dapat mensekresikan antibodi manusia dalam air susu yangdikeluarkan
oleh binatang tersebut

2. Antibodi poliklonal
Yaitu di dalam suatu populasi antibodi terdapat lebih dari 1 macam antibodi, atau
campuran antibodi yang mengenal epitop yang berbeda pada antigen yang sama.
Proses yang terjadi pada antibodi poliklonal:
1. Diproduksi dengan imunisasi hewan dengan antigen yang tepat.
2. Imunisasi atau vaksinasi adalah suatu prosedur untuk meningkatkan derajat
imunitas seseorang terhadap patogen tertentu atau toksin. Imunisasi yang ideal
adalah yang dapat mengaktifkan sistem pengenalan imun dan sistem efektor
yang diperlukan. Hal tersebut dapat diperoleh dengan pemberian antigen yang
tidak patogenik.
3. Serum dari hewan terimunisasi dikumpulkan
4. Antibodi dalam serum dapat dimurnikan lebih lanjut.
5. Karena satu antigen menginduksi produksi banyak antibodi maka hasilnya
berupa ‘polyclonal’ /campuran antibodi.

Antibodi Monoklonal (MAb)


Yaitu antibodi homogen yang dengan spesifitas yang sama diproduksi dari
klon tungal dari sel yang menghailkan antibodi. Klon adalah segolongan sel yang
berasal dari satu sel karena secara gentiknya identik.
 Mono: Satu
 Klone: strain sel yang diturnkan dari satu sel.
 Antibodi monoklonal diproduksi dari fusi sel B dan sel myeloma
membentuk hibridoma.
 Antibodi monoklonal hanya mengenal satu epitop.

3. Perbedaan Antibodi Poliklonal dan Antibodi Monoklonal

1. Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang homogen atau mempunyai sifat yang
spesifik karena dapat mengikat 1 epitop antigen dan dapat dibuat dalam jumlah tidak
terbatas. Antibodi monoklonal dibuat dengan cara penggabungan atau fusi dua jenis sel
yaitu sel limfosit B yang memproduksi antibodi dengan sel kanker (sel mieloma) yang
dapat hidup dan membelah terus menerus. Hasil fusi antara sel B dengan sel kanker
secara in vitro disebut dengan Hibridoma.

Dua jenis antibodi monoklonal yang digunakan dalam pengobatan kanker:


a. Naked mAbs adalah antibodi yang bekerja sendiri. Terdapat obat atau
bahan radioaktif yang melekat pada mereka. Ini adalah mAbs yang paling
umum digunakan saat ini
b. Conjugated mAbs adalah orang-orang yang bergabung dengan obat
kemoterapi, partikel radioaktif atau racun (zat yang racun sel). MAbs ini
bekerja, setidaknya sebagian, dengan bertindak sebagai menembakan
perangkat untuk membawa zat ini langsung ke sel-sel kanker.

2. Antibodi Poliklonal

Menurut Sarmoko (2010) antibodi poliklonal adalah antibodi dimana di dalam


suatu populasi terdapat lebih dari satu macam antibodi, atau campuran antibodi yang
mengenal epitop yang berbeda pada antigen yang sama. Selanjutnya Radji (2010)
mengatakan bahwa dalam antibodi poliklonal jumlah antibodi yang spesifik sangat
sedikit, sangat heterogen karena dapat mengikat bermacam-macam epitop dan sangat
sulit menghilanagkan antibodi lain yang tidak diinginkan.

3. Perbedaan lanjut Antibodi Monoklonal dan Antibodi Poliklonal

a. Antibodi Monoklonal

 Mahal dalam produksinya


 Membutuhkan teknologi yang sangat canggih
 Waktu produksi lama karena harus membentuk hibridoma
 Menghasilkan antibodi spesifik dalam jumlah banyak
 Hanya mengenal satu epitop pada antigen
 Setelah hibridoma dibuat konstan dan sumber yang terbarukan dan
semua kumpulan akan sama

b.Antibodi

 Tidak mahal dalam produksinya


 Tidak butuh teknologi yang terlalu canggih
 Waktu produksi relatif singkat
 Menghasilkan antibodi nonspesifik dalam jumlah banyak
 Menghasilkan antibodi nonspesifik dalam jumlah banyak
 Kumpulan yang terbentuk bervariasi

DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK, Lichtman AH. Antibodies and antigens. In: Schmitt WR, Krehling H, editors.
2005. Cellular and molecular immunology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. 43-
64.

Adams, G.P., dan Weiner, L.M. 2005. Monoclonal antibody therapy of cancer. Nature
Biotechnology. 23: 1147-57.

Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Robert, K., Walter, P. 2002. Manipulating
proteins, DNA, and RNA. In: Anderson MS, Dilernia B, editors. Molecular biology of the
cell. 4th ed. New York: Garland Science. 469-78.

American Cancer Society. 2005. Cancer facts & figures. Atlanta: ACS.

Büyükköroğlu, G. dan Şenel,B. 2018. Engineering Monoclonal Antibodies: Production


and Applications. Journal of Omics Technologies and Bio-Engineering. Pages 353–389.
doi: 10.1016/B978-0-12-804659-3.00016-6

Hafeez1, U., Gan, H.K., Scott, A.M. 2018. Monoclonal antibodies as immunomodulatory
therapy against cancer and autoimmune diseases. Journal of Current Opinion in
Pharmacology. doi: 10.1016/j.coph.2018.05.010

Metode imunokromagrafi

metode kromatografi

Anda mungkin juga menyukai