Anda di halaman 1dari 73

KEANEKARAGAMAN FAUNA INDONESIA DAN CAHYO RAHMADI

Bidang Zoologi
BIOPROSPEKSINYA Pusat Penelitian Biologi LIPI

Disampaikan pada “Workshop Konservasi Keanekaragaman Hayati PT Pertamina, 8 September 2020


KONSEPSI STATUS
KEANEKARAGMAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI, TAKSONOMI & FAUNA
DAYA SAING

OUTLINE

ANCAMAN HILANGNYA BIOPROSPEKSI


KEANEKARAGAMAN
HAYATI INDONESIA
Human wellbeing Improved service delivery Job creation

Harnessing biodiversity value


Investment in ecological infrastructure
Ecosystem-based adaptation to climate change
Streamlined environmental decision making

Rekomendasi
informasi perencanaan kebijakan
model tools

Science to policy

asesmen status trend monitoring modelling

Building Biodiversity Knowledge

koleksi museum inventarisasi taksonomi klasifikasi peta

Foundations of Biodiversity
Dimodifikasi dari https://www.sanbi.org/biodiversity/
Taksonomi & Zoologi IDENTITAS DAN BUDAYA NASIONAL
EKSPLORASI
Keanekaragaman hayati merupakan ciri dan identitas nasional
untuk Daya Saing Bangsa yang melekat dengan budaya Indonesia

BIO-EKONOMI
Pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati dan
menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi PENELITIAN

BIO-SECURITY
Keanekaragaman hayati dapat menjadi peluang sekaligus
ancaman terhadap ketahanan nasional
IDENTITAS
HUMAN HEALTH
Keanekaragaman hayati dapat menjadi sumberdaya yang
menopang kesehatan manusia melalui obat, vaksin dan lain-
lain
KONSERVASI
DEPOSITORI
Upaya konservasi menjadi kunci kelangsungan
keanekaragaman hayati

SCIENTIFIC CREDIBILITY & QUALITY ASSURANCE


Dalam kontek internasional, ilmu taksonomi menjadi tonggak
krediblitas dan jaminan kualitas DATABASE

PEMANFAATAN BERKELANJUTAN
Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan
dapat ditopang oleh perkembangan taksonomi

Diadaptasi dari Royal Society of New Zealand


Museum Zoologicum Bogoriense
Sejarah Museum Zoologicum
Bogoriense atau Museum Zoologi
Bogor (MZB) dimulai pada tahun
1894. Diawali dengan didirikannya
Landbouw Zoologisch oleh Dr.
Melchior Treub dan Dr. J.C.
Koningsberger, laboratorium ini
bertugas mengoleksi dan meneliti
serangga pada tanaman pertanian. Perjalanan Museum dimulai dengan berdirinya sebuah laboratorium kecil
bernama Landbouw Zoologisch Laboratorium yang terletak di dalam Kebun
Raya Bogor.
Pada catatan sejarah kolonial, MZB
Pada tahun 1898, bersama
dan ‘s Lands Platentuin (Kebun raya)
dengan Dr. M. Treub, Dr. J.C.
pernah menjadi sentra penelitian para Koningsberger mengunjungi
peneliti dunia. Peneliti termasyhur Museum Colombo di Ceylon
(saat ini menjadi Sri Lanka).
seperti Ernst Haeckel (bapak filogeni) Kekaguman akan koleksi
dan Alfred Russel Wallace (bapak zoologi di Museum Colombo
menjadi dasar didirikannya
biogeografi) pernah berkunjung untuk Museum Zoologicum Bogoriense. 1
melakukan penelitiannya.

Dr. J.C. Koningsberger di kawah Gunung Gede, sekitar 1915.


MZB SEBAGAI SIMBOL
DIPLOMASI BUNG
KARNO
Indira Gandhi dan Pandit Nehru Soekarno memberikan anggrek
bersama Soekarno di MZB Dendrobium clara Kimilsungia kepada Kim
Pada masa pemerintahan Bung Karno, Il Sung di Kebun Raya Bogor

MZB dan Kebun Raya Bogor menjadi


simbol diplomasi. Banyak tamu negara
penting seperti Nikita Kruschev dari
Rusia, Kim Il Sung dari Korea Utara
dan Indira Gandhi dari India diajak
Soekarno berkunjung ke MZB dan
Kebun Raya Bogor.
Soekarno bersama Kruschev di Kebun Raya Bogor. Anak
Kruschev, Sergey gemar mengoleksi kupu-kupu dan
6
Soekarno turut membantu menangkapnya.
Nama MZB dari
masa ke masa 2001 - 2014
Bidang Zoologi 11 12
2014 - Present
Bidang Zoologi
“Museum Zoologicum
Bogoriense”
1962 - 1986 1987 - 2001
Museum Zoologicum Bogoriense 09 10 Balai Penelitian dan Saat ini, secara resmi museum
Pengembangan Zoologi
dikenal sebagai Bidang Zoologi
1947 - 1954 1955 - 1962 “Museum Zoologicum Bogoriense”
Museum Zoologicum Bogoriense 07 08 Lembaga Museum Zoologicum
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Bogoriense
Walaupun demikian museum
1942 - 1945 1946 - 1947 pameran tetap dikenal sebagai
Dobutsu Hakubutsukan
05 06 Zoologisch Museum en
Laboratorium
Museum Zoologi Bogor.

1906 - 1909 1910 - 1942


Zoologisch Museum 03 04 Zoologisch Museum en
en Werkplaats Laboratorium

2
1894 1898
Landbouw Zoologisch
01 02 Landbouw Zoologisch Museum
Laboratorium
Kebijakan Bidang Hayati
Scientific Authority & National
Focal Point
PENELITI
▪ Kuratorial: sbg Otoritas
LIPI dan Peran Taksonomi (Taxonomic
dalam Pengelolaan Authority)
Keanekaragaman PENELITIAN ▪ Database: sbg Otoritas
Hayati - Inventarisasi Ilmiah utk Validasi data
- Monitoring
- Potensi Pemanfaatan
Kurator Koleksi Ilmiah
Pengelolaan harian:
penataan, pemeliharaan

KOLEKSI
ILMIAH DATABASE
National Depository National Repository
- Spesimen tipe Data Spesies:
- Voucher specimen - Valid name
- Genetic materials - Synonymy
Eksibisi & - Bank sperma - Spasial Pusat Data
Diseminasi - Artefak - Image/Photo Kehati
Informasi Indonesia
INDONESIA
Pemanfaatan berlebihan dan Keanekaragaman spesies
ilegal

Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman genetik

Laju perubahan lahan Endemisitas tinggi


BUKU STATUS KEHATI SEBAGAI
REFERENSI:

Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014/


Status Keanekaragaman Hayati Indonesia/Elizabeth A. Elizabeth A. Widjaja, Yayuk Rahayuningsih, Joeni Setijo
Widjaja, Ibnu Maryanto, Daisy Wowor, Siti Nuramaliati Rahajoe, Rosichon Ubaidillah, Ibnu Maryanto, Eko Baroto
Prijono (Ed.). – Jakarta:LIPI Press, 2011 Walujo dan Gono Semiadi–Jakarta: LIPI Press, 2014.
New Discovery from LIPI’s researchers
Since 1970

542 new discovery

New facilities in Cibinong 13


KONTRIBUSI
PENELITI LIPI –
ZOOLOGI DALAM
TEMUAN BARU
2015-2019
Jumlah temuan baru
di setiap pulau 2015-
2019
1.824 new discovery

Indonesia

Jerman

A CONTRIBUTION FOR NEW DISCOVERY


Keanekaragaman Satwa Liar di Indonesia
Dunia1 Indonesia1 Terancam % Dunia % Terancam
Punah2 Punah
Mamalia 5.416 720 193 13.29 26.81
Burung 10.140 1.605 160 15.83 9.97
Amfibi 6.433 385 37 5.98 9.61
Reptil 9.084 723 30 7.96 4.15
Ikan 14.000 4.724 168 3.56*

Sumber data: 1Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014 (LIPI), 2IUCN Red List. *Persentase
berdasarkan perbandingan jumlah spesies terancam punah dengan jumlah ikan air tawar dan laut.
15.5
EX EW CR EN VU NT LR/cd DD LC TOTAL
Indonesia 2 0 123 209 586 525 4 963 5293 7705
Brunei 2 0 45 101 337 363 2 530 3640 5020
Cambodia 1 0 76 117 388 373 3 413 3549 4920
Lao PDR 0 0 45 105 378 329 5 506 3215 4583
Malaysia 0 0 28 71 172 259 3 411 2966 3910
Myanmar 0 0 24 51 152 169 0 184 1938 2518
Philippines 1 0 12 29 204 220 3 140 1611 2220

Singapor 1 0 32 53 99 93 0 221 1494 1993


Thailand 0 0 7 22 70 112 0 81 1271 1563
19
Indonesian Fauna in IUCN Red List

8.369 spesies
6.372 spesies
Jumlah spesies Invertebrata
yang masuk dalam IUCN
1.997
spesies
RED LIST mencapai 1.997
spesies.

Separuh dari total spesies


masuk kategori Least
Concern
• Jumlah spesies Invertebrata terbanyak didominasi oleh Arthropoda sebanyak
909 spesies
• Kelompok hewan tidak bertulang

Threats belakang lebih banyak terancam


oleh eksploitasi langsung, polusi
dan invasive spesies.
• Ancaman terbesar kelompok hewan
bertulang belakang adalah Eksploitasi,
Pertanian dan perikanan dan pemukiman. THREATS
• Polusi menduduki urutan keempat
ancaman kepunahan vertebrata
ARTHROPODA

Arthropoda merupakan
kelompok yang paling
banyak terdaftar dalam
IUCN Red List di
Indonesia
Komposisi spesies dari
setiap orda di dominasi
oleh Odonata (capung)
dan Decapoda (Udang
dan Kepiting)
Indonesia memiliki luas wilayah nomer dua terbesar setelah India namun menjadi penyumbang terbanyak invertebrata di daftar
merah.
Status Keterancaman Beberapa Kelompok Arthropoda

* Data jumlah spesies kupu-kupu, capung, udang+kepiting, dan kumbung diambil dari Kekinian Keanekaragaman hayati Indonesia 2014. **
Data jumlah spesies laba-laba dari World Spider Catalog
THREATENED CATEGORIES & EXTINCT
KOMPOSISI SPESIES
TERANCAM

Threatened Species
merupakan spesies
yang masuk dalam
kategori
 Critically
Endangered
 Endangered
 Vulnerable
THREATENED SPECIES & EXTINCT
26 spesies 14 spesies
RED LIST VS LINDUNGAN P106
internalTaxonId scientificName redlistCategory redlistCriteria yearPublished
2811 Birgus latro Data Deficient 1996

DAFTAR 3856 Carcinoscorpius rotundicauda


10105 Hippopus hippopus
Data Deficient
Lower Risk/conservation dependent
1996
1996

INVERTEBRATA 10106 Hippopus porcellanus


15511 Ornithoptera aesacus
Lower Risk/conservation dependent
Vulnerable B1ab(iii)+2ab(iii)
1996
2018

LINDUNGAN 15516 Ornithoptera chimaera


15517 Ornithoptera croesus
Least Concern
Near Threatened
2018
2018
15519 Ornithoptera meridionalis Near Threatened 2018
15520 Ornithoptera paradisea Near Threatened 2018
a. Spesies Lindungan 15523 Ornithoptera rothschildi Near Threatened 2018
kelompok Invertebrata 15524 Ornithoptera tithonus Least Concern 2018
tidak ada yang masuk 21308 Tachypleus gigas Data Deficient 1996

kategori Critically 21309 Tachypleus tridentatus Endangered A4bcd 2019

Endangered 22305 Troides dohertyi Vulnerable B1ab(iii) 2018


22315 Troides prattorum Vulnerable D2 2018

b. Hanya 1 spesies yang 160996 Troides amphrysus Least Concern 2018

paling tinggi tingkat 91181175 Ornithoptera goliath Least Concern 2018

keterancamannya yaitu 91182645 Ornithoptera priamus Least Concern 2018

Tachypleus tridentatus 91184152 Trogonoptera brookiana


91187305 Troides criton
Least Concern
Least Concern
2018
2018
(Xiphosura) dg kategori 91188321 Troides cuneifera Least Concern 2018
ENDANGERED 91188502 Troides haliphron Least Concern 2018
91188632 Troides helena Least Concern 2018
c. Beberapa spesies bahkan 91188701 Troides hypolitus Least Concern 2018
Data Deficient 91189061 Troides miranda Least Concern 2018
91189223 Troides oblongomaculatus Least Concern 2018
91189762 Troides plato Data Deficient 2018
91189855 Troides riedeli Near Threatened B1b(iii) 2018
91189949 Troides vandepolli Data Deficient 2018
RED LIST VS NON
LINDUNGAN P106
BIODIVERSITY
LOSS
From threats to extincntion
KEHILANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

• Perubahan Habitat
• Masuknya Jenis Asing
Invasif
• Polusi
• Eksploitasi Berlebihan
• Perubahan Iklim
Penyebab
Kehilangan
Keanekaragaman
Hayati
Ikan
200

180
187

160 158
140 PENURUNAN
120

100 99
JENIS IKAN DI
80

63 64
SUNGAI
CILIWUNG
60

40 41
27
20 19 17 14 14
0
1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020
Ikan
Inventarisasi Kehati

Ekosistem Spesies Genetik

Monitoring

Time Space

Science for Policy

Pengelolaan Rekomendasi Modelling

INVENTARISASI & MONITORING KEHATI


INVENTARISASI
KEANEKARAGAMAN
HAYATI DAN
TEKNOLOGI TERKINI
GENETIKA MOLEKULER
MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI KARST DAN GUA

15.1.2
Cave cockroaches: BLATTARIA

1 species

Nocticolidae sp.?
Pengungkapan senyawa kimia
potensial dari fauna Indonesia
BIOPROSPEKSI FAUNA INDONESIA untuk pemanfaatan di bidang
lingkungan, pangan dan
kesehatan
Fauna sebagai sumber bahan aktif: Fauna Indonesia sebagai sumber pangan
alternatif
Bahan afrodisiak: Efek ekstrak etanol daging
ekor landak dapat meningkatkan aktivitas Serangga: Studi awal yang telah dilakukan pada
seksual mencit jantan (Anita dkk, 2017) larva kumbang sagu menunjukkan bahwa larva ini
Bahan antikanker: Uji MTT yang telah dilakukan memiliki kandungan nutrisi yang baik. Hal ini
terhadap ektsrak etanol lipan, kepiting dan Senyawa kimia
menunjukkan potensi serangga Indonesia untuk
tulang ikan brek mampu menghambat proliferasi yang terkandung dimanfaatkan sebagai edible insect
sel kanker hati dalam tubuh Ikan liar: Evaluasi kandungan nutrisi ikan brek liar
fauna menunjukkan tingginya kandungan protein (Anita
dkk, 2019)

Indoholobiont: Studi microbioma fauna Indonesia


(Kerjasama dengan InaCC)
Pengungkapan Venom fauna Indonesia sebagai sumber bahan antigen untuk produksi
Interaksi fauna seperti serangga dengan mikroorganisme mampu menghasilkan senyawa kimia antivenom dan sumber bahan aktif di bidang kesehatan:
bahan aktif yang potensial untuk dimanfaatkan. potensial dari Produksi antivenom Trimeresurus sp. bekerjasama dengan PT. Biofarma
Skrining awal yang telah dilakukan terhadap bakteri yang diisolasi dari fauna Indonesia Studi proteomik yang telah dilakukan pada T. albolabris, T. Insularis, T. puniceus,
kumbang weevil dapat mendegradasi beberapa substrat yang menunjukkan
potensinya untuk digunakan dalam bidang pangan dan lingkungan (Setiawan T. purpureomaculatus menunjukkan adanya komponen yang potensial untuk
dkk, 2017). dimanfaatkan sebagai bahan obat seperti antibakteri, antifungal, antikanker

Senyawa kimia hasil interaksi Senyawa kimia yang


fauna dengan lingkungan disekresikan ke luar
tubuh fauna
Bioprospektif:
Varanus komodoensis (Komodo): Endemik Indonesia
Sistem immunitas bawaan:
CAMPs (Cationic Antimicrobial Peptides)
Potensial untuk terapi antimikrobia
De novo CAMPs: Histon-derived peptide
VK6 VK 13 Efektif menekan
Sumber: A. Seno
VK 10 VK 14 Jumlah bakteri patogen:
VK 11 VK 25 Pseudomonas aeruginosa (-)
Staphylococcus aureus (+)
VK 12

Sumber: whatisakomodo.weebly.com

Sumber: thesun.co.uk Bishop et al. (2017)


INDONESIA
Jumlah total ular 349 jenis
Yang berbisa (77 jenis):
Elapidae: 55 jenis
Viperidae: 21 jenis
Colubridae: 1 jenis Courtesy E. N. Smith
Asia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara), Australia
(Maluku, Papua)
Antibisa ular yang tersedia di Indonesia hanya untuk tiga jenis ular saja :

• Bungarus fasciatus (Welang)

• Naja sputarix (Kobra Jawa)

• Calloselesma rhodostoma (Ular tanah)


Sebaran: Malaysia,
Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan)
BIOPROSPEKTIF:
CALLIOPHIS BIVIRGATUS :
Memiliki profil venom yang unik, didominasi oleh:
phospholipase A2, Maticotoxin A, SVMPs, and
Ohanin

Ohanin diketahui sebelumnya pada Ophiophagus


hannah.
Memiliki dampak agresif dan langsung pada sistem
saraf pusat (hypolocomotion & hyperalgesia).

Modifikasi pada venom (detoxify) → painkillers, 20


kali lebih efektif dari morfin (tanpa efek samping)
pada dosis hingga 2.000 kali dosis efektif. Tan et al., 2015; 2016

Tan et al., 2016


BIOPROSPEKTIF:
TRIMERESURUS ALBOLABRIS
❖Novel serine protease dan phospholipase A2:
• Thrombin-like enzyme: GPVTL1 dan GPV-TL-2

Sumber: flickr.com/people/cowyeow Sumber: alamendah.org


• Albofibrase 1 dan 2 (isoform)
• Plasminogen activator: GPV-PA
• Lys 49 PLA2 dan Asn 49 PLA2
❖ Serine protease: potensi menjadi terapi
antithrombotic dan thrombolytic agents.
❖ Phospholipase A2: antibakteri terhadap bakteri
gram (-) dan (+)

Sebaran: Indo China, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Jawa)


Sumber: pbertner.wordpress.com
Rojnuckarin et al., 2006; Samy et al., 2006
Bishop, B. M., M. L. Juba, P. S. Russo, M. Devine, S. M. Barksdale, S. Scott,
R. Settlage, P. Michalak, K. Gupta, K. Vlient, J. M. Schnur, & M. L.
Van Hoek. 2017. Discovery of Novel Antimicrobial Peptides from
Varanus komodoensis (Komodo Dragon) by Large-Scale Analyses
and De-Novo-Assisted Sequencing Using Electron-Transfer
Dissociation Mass Spectrometry. Journal of Proteome Research,
16(4):1470-1482.
Rojnuckarin, P., C. Muanpasitporn, L. Chanhome, J. Arpijuntarangkoon, &
T. Intragumtornchai. 2005. Molecular cloning of novel serine
proteases and phospholipases A2 from green pit viper
(Trimeresurus albolabris) venom gland cDNA library. Toxicon,
47(3):279-287.
Samy, R. P., P. Gopalakrishnakone, M. M. Thwin, T. K. V. Chow, H. Bow, E.
H. Yap, & T. W. J. Thong. 2006. Antibacterial activity of snake,
scorpion and bee venoms: a comparison with purified venom
phospholipase A2 enzymes. Journal Applied Microbiology,
102(3):650-659.
Tan, C. H., K. Y. Tan, S. Y. Fung, & N. H. Tan. 2015 Venom-gland
transcriptome and venom proteome of the Malaysian king cobra
(Ophiophagus hannah). BioMed Central Genomics, 16(1):687.
Tan, C. H., S. Y. Fung, M. K. K. Yap, P. K. Leong, J. L. Liew, & N. H. Tan.
2016. Unveiling the elusive and exotic: Venomics of the Malayan
blue coral snake (Calliophis bivirgata flaviceps). Journal of
Proteomics, 32 (2016): 1–12
Bioprospeksi Research interest overview

Venom
Pemetaan kasus gigitan Ular di Bondowoso (Jatim) >> Trimeresurus spp. >> Karakterisasi
Protein Venom ular >>…>> Pembuatan anti venom (bekerjasama dengan Biofarma)
SAFETY HANDLING ON VENOMOUS SNAKE
Research interest overview
Research interest overview

PENGEMBANGAN METODE PENGAMBILAN VENOM ULAR


Pengungkapan Potensi Fauna Indonesia:
KARAKTERISASI DAN BIOAKTIVITAS LENDIR KEONG DARAT JAWA SEBAGAI SEDIAAN
NUTRICOSMECEUTICAL

ISU GLOBAL: ISU STRATEGIS:


ISU NASIONAL: 1. Dukungan riset
❖ Berkembangnya
industri kecantikan ❖ Masyarakat
2. Dukungan kerjasama
(komoditas Indonesia= konsumtif 3. Dukungan industri & pasar
nutricosmeceutcal) ❖ Berkembangnya trend
, peningkatan nilai “tampil cantik”,
pasar pada periode pengaruh K-Pop, film, dan
2017-2025 diperkirakan budaya global
mencapai 112.67 T. ❖ Indonesia kaya biodiversitas---
❖ Lendir keong - banyak native spesies

primadona (dari keong darat----- Belum


ada riset
spesies L. fulica, ❖ Keong darat native Indonesia
Hemiplecta sp., Helix
Potensial Memasuki Target spesies: Hemiplecta Target sediaan: Lendir
aspersa)---- Thailand,
Korea Selatan----
Pasa Global humphreysiana, (antimicrobial peptide,
didukung riset Amphydromus spp., asal glikolat, allantoin,
Elaphroconcha spp., dsbg. kolagen, elastin, dll)
Lissachatina fulica Helix sp. Hemiplecta cymatium
(sumber: koleksi Heryanto) (sumber: iNaturalist.org) (sumber: iNaturalist.org)

Elaphroconcha javacensis Hemiplecta sp. Cyclophorus rafflesi


(sumber: koleksi Heryanto) (sumber: iNaturalist.org) (sumber: koleksi Heryanto)
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI
STRUKTUR DAN GENOMIK SUTRA PADA
LABA-LABA INDONESIA

Biomaterial

Pic By Sidiq Harjanto


Uwyo.edu

Kekuatan dua sampai tiga kali dari sintetik Kosmetik


fiber seperti nylon atau kevlar

Spider silk anti mikroba, hypoallergenic dan


mudah terurai (biodegradable)

Memiliki struktur penting sebagai sumber daya polimer untuk


biomaterial baru
Ikan Komersial endemic introduced native
400

343
350

300

250
217
200

150

93
100

50 27
Marosatherina ladigesi 4 3 1
0
https://green-chapter-shop.myshopify.com/products/marosatherina-ladigesi- commercial highly commercial minor commercial subsistence fisheries
celebes-rainbow

Range Range Range 3[FishBase Range Range 3[Use


3[Order] Range 3[Family] Range 3[Species] 3[Occurrence] name] 3[Name] Range 3[Use] elsewhere]
Chromobotia minor
Cypriniformes Cobitidae macracanthus endemic Clown loach Entebering commercial minor commercial
Atheriniformes Telmatherinidae Marosatherina ladigesi endemic Celebes rainbowfish commercial of no interest
Balinese threadfin subsistence
Perciformes Nemipteridae Nemipterus balinensis endemic bream Lankiaba fisheries subsistence fisheries
Graceful threadfin minor
Perciformes Nemipteridae Nemipterus gracilis endemic bream Juka eja commercial minor commercial
63
endemic introduced misidentification native not established questionable
700
622
600

500

400

300

200
144
100
40
8 2 1 4 9 3 1 1 5 4
0
(blank) based mainly on breeding based mainly on capture

✓ Kepunahan spesies dipicu secara langsung oleh pengambilan langsung dari


alam
✓ Beberapa spesies masih banyak yang dieksploitasi secara langsung dari alam
✓ Beberapa spesies hasil budidaya proporsinya masih sangat sedikit
✓ Perlu upaya strategis untuk budidaya ikan hias untuk keperluan pemanfaatan
komersial/perdagangan 64
BEBERAPA
IKAN IKAN
HIAS AIR HIASASLI
TAWAR ASLIINDONESIA
INDONESIA

Puntius hexazona
Rasbora caudimaculata Puntius foershi

Luciocephalus pulcher Puntius rhomboocellatus


Betta anbantoides

Leiocasis micropogon
Rasbora cephalotaenia Rasbora einthoveni

Rasbora kalochroma Chaca bankanensis


Spaerichthys osphromenoides
BEBERAPA IKAN KONSUMSI DAN HIAS

Gabus batu (Channa gachua) iIkan dewa (Neolissochilus soro)

Betutu (Oxyeleotris marmorata) Semah (Tor douronensis)


IKAN HIAS ASLI PAPUA
Potential active compounds:
HORSESHOE CRAB Amebocytes, Lectins, and
Hemocyanin
MEDICAL
APPLICATION
Commercial Value:
Species: on their $60.000/galon or $15.850/L Concervation Issues:
1. Limulus polyphemus
North America
BLUE ≈ Rp. 220jt/L 1. Over-harvesting
2. Habitat Loss
2. Tachypleus tridentatus BLOODS Industry needs 600.000
Horseshoe Crabs annually
Asian (inc. Indonesia)
3. Tachypleus gigas Amebocytes:
Asian (inc. Indonesia) The amebocytes consisted in the blue blood of Horseshoe Crab can react readily with endotoxins
4. Carcinoscorpius rotundicauda produced by pathogen, then occurring clotting around the pathogen. They can’t kill the pathogen,
Asian (inc. Indonesia) but can make a jelly-like compound- they act as alarm, signing the existence of the pathogen.
Common in the form of LAL (Limulus Amebocytes Lysate- from Limulus polyphemus). The LAL
nowadays is used to identify bacterial contamination in small quantities.

Lectins:
Promising candidate for useful therapeutic agents because of the carbohydrate structure. They
have physiological and pathological function in cell-cell communication, inducing cell proliferation,
apoptosis, response in immune system, and activate complement system.
Hemocyanin:
It has potential in embryogenesis and been suggested as a precursor of antibacterial and
antifungal.
Refferences:
1. http://www.pbs.org/wnet/nature/crash-a-tale-of-two-species-the-benefits-of-blue-blood/595/
2. https://www.nwf.org/Educational-Resources/Wildlife-Guide/Invertebrates/Horseshoe-Crab
3. https://www.businessinsider.com/why-horseshoe-crab-blood-expensive-2018-8/?IR=T
4. https://bigthink.com/surprising-science/horseshoe-crab-blue-blood
5. Musa, Marahaini et al. 2014. Mini Review: Protein Components of Perivitelline Fluid of Horseshoe Crabs & Its Application
in Medical Research. DOI: 10.9790/3008-09443942
MELACAK JEJAK
PERDAGANGAN
ILEGAL

70
71
Pemetaan Haplotipe yang telah dilakukan di Berdasarkan
Sekuen D-loop DNA Mitokondria Di Taman Nasional
Komodo
(637 sample darah Komodo)

Contoh pada Komodo


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai