Anda di halaman 1dari 28

PROSEDUR PENYELENGGARAAN

KERJA SAMA
DI KSA DAN KPA DIREKTORAT JENDERAL
KSDAE
DASAR HUKUM

KERJA SAMA DALAM NEGERI BIDANG KSDAE


PP. 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KSA dan KPA Jo PP. 108 Tahun 2015 Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam

PermenLHK No. P.44/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017


Tentang Perubahan Atas Permenhut P.85/MENHUT-II/2014 tentang Tata Cara Kerjasama
Penyelenggaraan KSA dan KPA

PermenLHK No. P.78/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017


Tentang Pedoman Kerja Sama Dalam Negeri (HANYA BERLAKU DI KSDAE UNTUK KERJA
SAMA DI TAMAN BURU)

TAMBAHAN DASAR HUKUM KERJA SAMA DALAM NEGERI BIDANG DENGAN OINP
1. UU No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
2. PP. 58 Tahun 2016 Pelaksanaan UU. 17/2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
3. PP. 59 Tahun 2016 Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh Warga Negara Asing
DEFINISI
Kawasan Suaka Alam selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan ciri khas tertentu,
baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

Kawasan Pelestarian Alam selanjutnya disingkat KPA adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Kerjasama penyelenggaraan KSA dan Mitra adalah pihak-pihak yang dengan dana
KPA adalah kegiatan bersama para dan/atau keahlian teknis yang dimilikinya
pihak yang dibangun atas kepentingan melakukan kerjasama dengan pengelola KSA dan
bersama untuk optimalisasi dan KPA guna mewujudkan tujuan konservasi sumber
efektifitas pengelolaan kawasan atau daya alam hayati dan ekosistemnya.
karena adanya pertimbangan khusus Naskah kerjasama adalah sebuah dokumen legal
bagi penguatan ketahanan nasional yang menjelaskan persetujuan dua belah pihak.

Pembangunan strategis yang tidak dapat dielakkan adalah kegiatan yang mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan keamanan negara dan sarana
komunikasi, transportasi terbatas dan jaringan listrik untuk kepentingan nasional.
KAWASAN HUTAN (FUNGSI POKOK)

Kawasan Kawasan Kawasan


Hutan Konservasi Hutan Lindung Hutan Produksi

1. Hutan Produksi
1. Kawasan Suaka Alam Tetap
(Cagar Alam + Suaka Margasatwa)
2. Hutan Produksi
Terbatas
2. Kawasan Pelestarian Alam
(Taman Nasional, Taman Wisata Alam, 3. Hutan Produksi
Taman Hutan Raya) Dapat Dikonversi

3. Taman Buru
MITRA KSDAE
Merujuk kepada P.85 Tahun 2014 Jo P.44 Tahun 2017 (Ps. 5)

1. Lembaga internasional;
Merujuk kepada Hukum Perjanjian Internasional dan Tata Hubungan
Diplomatik Luar Negeri (CITES, RAMSAR, IUCN, CBD, Protokol
Cartagena, Protokol Nagoya)
2. Lembaga Internasional berupa Organisasi Internasional Non
Pemerintah (OINP);
3. Badan usaha dan Pihak lainnya
(instansi pemerintah/lembaga negara; pemerintah daerah
provinsi/kabupaten/kota; kelompok masyarakat; lembaga swadaya
masyarakat lokal; perorangan; lembaga pendidikan; atau yayasan.
PKS PENGUATAN FUNGSI DAN KKH
Penguatan Fungsi Peningkatan kapasitas SDM, bantuan Teknis serta
KSA KPA serta KKH Litbang
Inventarisasi dan pembuatan peta Kerawanan KH,
Pencegahan Gangguan, identifikasi tata Batas,
1. Penguatan Kelembagaan pembentukan pam swakarsa,
2. Perlindungan Kawasan
Identifikasi, inventarisasi, pembinaan habitat dan populasi,
3. Pengawetan Flora dan Fauna penyelamatan jenis, pengkajian, litbang.

Rehabilitasi dan restorasi kawasan.


4. Pemulihan Ekosistem

5. Pengembaganga Wisata Di luar areal IPPA, berupa promosi, pembangunan sarpras


Alam WA, pusat informasi dan pembinaan masy.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


6. Pemberdayaan Masyarakat Nomor P. 43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017
7. Pemasangan / Penanaman
Mata Airnya di luar KSA dan KPA / Non Komersil
instalasi Air
8. Kemitraan Konservasi
Pemulihan Ekosistem antara Unit Pengelola dengan Masy.
PKS PEMBANGUNAN STRATEGIS YANG TIDAK DAPAT
DIELAKAN

Meliputi Pemetaan dan pemasangan patok batas negara, pembangunan dan atau pemeliharaan :
1. Kedaulatan Negara dan Hankam jalan / pos lintas batas, dermaga kapal patroli perbatasan, menara komunikasi pertahanan negara,
radar, heliped, area latihan meliter, jalan lintas provinsi dan latihan militer.

2. Sarana Komunikasi dan Meliputi Pembangunan dan atau Pemeliharaan : menara komunikasi, pos pengawasan dan
pengamanan, jalan setapak untuk kegiatan pengawasandan pemeliharaan sarana komunikasi, rumah
Pendukungnya genset/solar cell dan jariangan kabel/serta optik bawah tanah, perairan dan laut.

Antara lain Pembangunan dan atau pemeliharaan sarana transportasi terbatas, antara lain jalan
3. Transfortasi Terbatas penghubung daerah terisolir (jalan permukiman dan jalan makadam) dan jalan diperbatasan negara,
alur perairan, menara navigasi/mercusuar, dermaga, jalan yg sudah ada sebelum kawasan ditetapkan.

4. Energi Baru dan Terbarukan serta Antara lain Pemanfaatan Energi panas bumi yg sudah ada, pembangunan dan atau pemeliharaan
menara jaringan listrik, pemsangan kabel dan sarana pendukung lainnya, pembangunan dan atau
Jaringan Listrik pemeliharaan jalan untuk kegiatan pengawasan dan pemeliharaan jaringan.

Meliputi jalur evakuasi, pembuatan kanal khusus untuk mencegah banjir, normalisasi sungai,
5. Mitigasi Bencana pembangunan embung air, alat pedeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat
penahan / tanggul, pemasangan sistem peringatan dini dan pelatihanan kesiapsiagaan bencana.
9
(Pasal 26, Permenhut No P.85/Menhut-II/2014 Jo.
PermenLHK No P.44/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017)

Mitra mengajukan kepada Menteri, dilampiri:


1. Proposal kerja sama, a.l. memuat maksud, tujuan, sasaran, bentuk kegiatan,
jangka waktu, pendanaan,
2. Citra satelit terbaru resolusi detail 15 m & hasil penafsiran citra satelit (digital &
hard copy) ditandatangani pemohon;
3. Peta letak & luas lokasi dimohon skala minimal 1:50.000, disesuaikan dgn jenis
PKS, ditandatangani pemohon;
4. Rencana pembangunan sarpras yang disahkan lembaga terkait ;
5. Risalah umum kondisi kawasan hutan yg dimohon dsk., a.l. kondisi tutupan
vegetasi, jenis tanaman dominan, keberadaan satwa prioritas yg diperoleh dari
hasil survei;
6. Dokumen lingkungan (AMDAL/UPL/UKL, dan atau SPPL) khusus untuk
pembangunan jalan, jaringan komunikasi & jaringan listrik, disampaikan setelah
persetujuan kerja sama ; dan
7. Pertimbangan teknis dari kepala Unit Pengelola.
 Kerja sama Penguatan Fungsi ➔ maks. 5 th a. menyediakan dan memelihara sarpras pendukung kegiatan yang
dikerjasamakan;
 Kerja sama Pembangunan Strategis ➔ b. berperan aktif dalam perlindungan dan pengamanan kawasan di sekitar
maks. 10 th lokasi kerja sama dari kemungkinan kebakaran hutan, perambahan/
pemukiman liar;
 Permohonan perpanjangan kerjasama c. menghindari pembangunan yang menyebabkan fragmentasi habitat;
diajukan paling lambat 6 bulan sebelum d. menghindari penggunaan material yang berakibat terjadinya perubahan
kerjasama berakhir dilampiri proposal & struktur vegetasi dan keragaman jenis sehingga muncul spesies
hasil evaluasi kegiatan kerjasama oleh invasif/terjadi perubahan fungsi kawasan;
pengelola atau pejabat yang ditunjuk sesuai e. menjaga dan melindungi keberadaan hidupan liar di sekitarnya;
kewenangan. f. menyediakan data dan informasi yang diperlukan;
g. memulihkan ekosistem yang rusak akibat dampak kerjasama;
h. melibatkan petugas unit pengelola setempat pada setiap kegiatan; dan
i. tidak mengganggu keindahan lansekap, struktur maupun warna
bangunannya disesuaikan dengan kondisi di sekitarnya;
j. Dalam hal mitra merupakan lembaga internasional dan badan usaha,
selain kewajiban di atas, juga wajib menyediakan tenaga pelaksana
kegiatan.
Monev dan Pelaporan Kerja Sama
a. Monitoring untuk memastikan pelaksanaan kerja sama sesuai PKS, RPP/RPK
dilakukan min. 1 th sekali oleh Direktorat Teknis, Sekditjen, dan atau Unit
Pengelola.
b.Evaluasi oleh Tim:
min. 1 kali dalam 5 th apabila kerja sama 10 th
min. 1 kali apabila kerja sama kurang dari 5 th
Kerja sama yg bersifat strategis dilakukan Tim yg ditetapkan Dirjen, untuk
kerja sama penguatan fungsi penetapan tim evaluasi dapat didelegasikan ke
kepala UPT.
Untuk kerja sama dg lembaga internasional dilakukan oleh Tim dari instansi
terkait yg berwenang.
Kerja sama yg akan berakhir, evaluasi minimal 1 tahun sebelumnya.
c. Pelaporan disusun bersama oleh PARA PIHAK dan disampaikan kepada Dirjen,
ditembuskan pada Sekditjen, Direktorat teknis terkait, dan UPT.
a.Dalam hal PKS berakhir, seluruh sarana prasarana baik yang
bergerak maupun tidak bergerak sebagai akibat dari
pelaksanaan PKS diserahkan dengan kondisi baik dan menjadi
milik negara serta dimanfaatkan untuk kepentingan konservasi.
Aset b.Penyerahan aset dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. Terhadap sarana prasarana sebelum diserahkan kepada unit

Kerja pengelola dilaksanakan evaluasi oleh para pihak.


d.Dalam hal hasil evaluasi terhadap sarana prasarana yang
bergerak maupun tidak bergerak yang tidak menjadi aset

Sama
negara dan/atau tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
konservasi, pihak mitra wajib mengeluarkan dari kawasan
konservasi.
(Pasal 31, PermenLHK No P.44/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017)

a. judul perjanjian kerja sama;


b. para pihak;
Kerja sama optimalisasi pemanfaatan c. tujuan perjanjian kerja sama;
d. ruang lingkup perjanjian kerja sama;
kawasan dalam bentuk: e. letak dan luas areal kerja sama;
✓ pemanfaatan minyak f. rencana pelaksanaan program/kegiatan;
✓ instalasi pengolahan limbah g. hak dan kewajiban para pihak;
h. hak kekayaan intelektual;
✓ tempat pengelolaan akhir sampah i. status aset dan serah terima hasil kerjasama;
(TPA) j. jangka waktu dan perpanjangan kerja sama;
yg telah ada serta memiliki izin sebelum k. berakhirnya kerja sama;
l. keadaan memaksa;
kawasan ditunjuk/ ditetapkan sebagai m.penyelesaian perselisihan;
hutan konservasi, tetap berlaku dan n. pembiayaan;
dapat dilakukan kerjasama sesuai o. korespondensi;
p. monitoring, evaluasi dan pelaporan;
Peraturan Menteri ini. q. perubahan kerja sama;
r. aturan peralihan; dan
s. penutup.
Permenhut No. P.85/2014 Psl. 26
PermenLHK No. 44/2017

1 2
MITRA Ka. UPT

Mitra melakukan overlay lokasi rencana Pimpinan Mitra menyampaikan surat permohonan
pemanfaatan di Hutan Konservasi pertimbangan teknis rencana kerjasama kepada Kepala
Unit Pengelola Teknis

3
4
MITRA Ka. UPT

5 Kepala UPT menyampaikan surat Pertimbangan Teknis kepada MITRA UPT melaksanakan telaahan teknis, apabila diperlukan
sebagai salah satu syarat permohonan kerjasama akan dilakukan cek lapangan
Permenhut No. P.85/2014 Psl. 26
PermenLHK No. 44/2017

5 MITRA Menteri LHK 6

MITRA menyampaikan surat permohonan Penilaian Persyaratan Administrasi dan


kerjasama kepada Menteri LHK (dilampiri Teknis oleh Ditjen KSDAE (Konservasi
Administrasi & Teknis) Sumberdaya Alam dan Ekosistem

9 8 7
Menteri LHK Dirjen KSDAE

Dirjen KSDAE menyampaikan telaahan atas permohonan Hasil kajian lapangan dituangkan
kerjasama kepada Menteri LHK dalam Berita Acara Tim Pengkajian Dirjen KSDAE mengundang Presentasi
Lapangan dan membentuk Tim kajian lapangan
(jika diperlukan)
10
Permenhut No. P.85/2014 Psl. 26
PermenLHK No. 44/2017
10 11 12
Dirjen KSDAE MITRA

Apabila Menteri LHK setuju, Dirjen KSDAE menyampaikan


Pembahasan naskah PKS antara Penandatanganan naskah PKS antara
surat kepada Mitra untuk menyusun naskah PKS
Dirjen KSDAE/Kepala UPT dengan Dirjen KSDAE/Kepala UPT dengan
MITRA MITRA

PRODUK 15 14 13
9

Pembahasan naskah Rencana


Pelaksanaan Program (RPP) dan
Penandatanganan naskah RPP dan RKT antara Rencana Kerja Tahunan (RKT) antara
Naskah PKS Naskah RPP & RKT Kepala UPT dengan MITRA Kepala UPT dengan MITRA
Contoh Kerja Sama
PKS PENGUATAN FUNGSI DAN KKH PKS PEMBANGUNAN STRATEGIS YANG TIDAK
DAPAT DIELAKAN

PKS Antara BTN Sebangau


dengan Tropical Forest And
Land Conservation

PKS Antara BKSDA Bali


dengan Tropical Jaringan
Satwa Indonesi - JAAN
BKSDA SUMATERA SELATAN dengan PLN
KERAMASAN
Kerjasama dengan Pertamina
NO PROVINSI INSTANSI KSA/KPA MITRA SURAT DIRJEN TAHUN TUJUAN LUAS STATUS
1 Jambi Dishut Kab Tahura Sultan GM TAC Surat Dirjen PHKA No. 2013- sekarang Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Kawasan
Batang Hari Thaha Pertamina EP -
S.472/IV-KKBHL/2013 Tahura Sultan Thaha Syaifuddin Jambi seluas 64
Syaifuddin Prakarsa Betung
tanggal 5 September ha
Jambi Meruo Senami 2013
Jambi Perpanjangan dg surat DJ 64 Aktif
KSDAE
No.S.160/KSDAE/PIKA/KS
A.0/2/2019 Tgl 22 Feb
2019
2 Sumatera BKSDA SM Bentayan PT Pertamina EP Surat Dirjen PHKA No. 2013 - sekarang Optimalisasi pengelolaan Kawasan SM Bentayan
Selatan SUMSEL S.242/IV-KKBHL/2013 Kab. Banyuasin, Provinsi Sumsel
tanggal 15 Mei 2013
Perpanjangan surat DJ 686 Aktif
KSDAE
No.S.11/KSDAE/PIKA/OTL
.0/1/2019 Tgl 8 Jan 2019
3 Kalimantan BTN Kutai TN Kutai PT Pertamina EP Surat Dirjen PHKA 2013 - sekarang Pembangunan Strategis yg Tidak Dapat dielekkan
Timur No.S.342/IV-KK/2009 dalam rangka Optimalisasi Pemanfaatan Minyak
tanggal 7 Agustus 2009 Bumi/Sumur Minyak di TN Kutai
(63 lokasi sumur (209,788 ha) dan Sarana 270,418 Aktif
Pendukung lainnya (60,63 ha)
PERMASALAHAN UMUM KERJA SAMA
1. Tidak dibuatnya RPP dan RKT;
2. PKS UPT ditandatangani tanpa ada Surat Persetujuan Dirjen;
3. Pelaporan kegiatan yang tidak rutin dilaksanakan/Bila dilaksanakan
belum dapat mencerminkan hasil kerja sama;
4. Realisasi Kegiatan dan Anggaran tidak sesuai dengan RPP dan RKT;
5. Data-data hasil penelitian dan SDG tidak teramankan;
6. Kurangnya koordinasi antara Mitra dengan Unit Pelaksana Teknis
Ditjen KSDAE dimana kegiatan kerjasama dilakukan;
7. Mitra khususnya (OINP) terkesan meninggalkan pemerintah;
8. PNBP vs Restribusi
Catatan Khusus
Surat Edaran Dirjen KSDAE Nomor:
SE.4/KSDAE/PIKA/KSDAE.0/2/2016 Tanggal 23 Februari 2016 tentang
Arahan terkait Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) di Kawasan
Hutan Konservasi yang telah Berakhir Masa Berlakunya
• Inventarisasi dan evaluasi IPKKH
• Pengalihan ke Mekansme kerja sama sesuai dengan P.85/MENHUT-II/2014
• Bentuk berupa Kerjasama Pembangunan Strategis yang Tidaj Dapat Dielakan

Surat Edaran Dirjen KSDAE Nomor: SE.3/KSDAE/PIKA/KSA.0/8/2017 Tanggal 21


Agustus 2017 tentang Kegiatan Pembangunan Strategis yang Tidak Dapat
dielakkan di kawasan konservasi yang sebelumnya melalui IPPLH Arahan terkait
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Kawasan Hutan Konservasi yang telah Berakhir
Masa Berlakunya
Surat Edaran Dirjen KSDAE Nomor: SE.9/VII-
PIKA/2015 Tanggal 15 Juli 2015 tentang adendum
perjanjian kerja sama
• Naskah kerja sama tidak dilengkapi peta
• UPT masih menerima dana In-cash
• Tidak dilengkapi dengan RPP dan RKT

Surat Direktur PIKA Nomor: 48/PIKA-4/2016 Tanggal 13 Agustus 2015


tentang tindak lanjut Surat Edaran Dirjen KSDAE No. SE.8/VII-PIKA/2015
Surat Edaran Dirjen KSDAE Nomor:
SE.12/KSDAE/Set/Kum.3/10/2018 Tanggal 18
Oktober 2018 Tentang Tertib Administrasi dan
Tertib Aturan Perjanjian Kerja Sama Lingkup
Direktorat Jenderal KSDAE

Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik


ARAHAN DALAM SE.12/KSDAE/Set/Kum.3/10/2018 tanggal 18
Oktober 2018

• SUBSTANSI
1. PKS Harus tetap menjaga juridiksi negara
2. Tidak mendelegasikan kewenangan pengelolaan dan tata kelola
3. Mitra mendukung efektivitas kerja, pengelolaan dan tata kelola KK yang
dilakukan oleh pemerintah
4. PKS menjelaskan bagian rinci dalam kerja sama bukan pengelolaan suatu
wilayah atau blok KK
5. Substansi draft PKS dilaporkan ke Dirjen/Menteri secara berjenjang

• PEMENUHAN PROSES PERMOHONAN


1. Memenuhi semua syarat P.85/Menhut-II/2014 Jo PermenLHK
P.44/Menlhk/Setjen/Kum/1/6/2017 termasuk Peta lokasi dan rincian kegiatan
2. Bila tidak terpenuhi, Kepala UPT memberikan Surat Penolakan
ARAHAN DALAM SE.12/KSDAE/Set/Kum.3/10/2018 tanggal
18 Oktober 2018

• PROSES PENANDATANGANAN
1. Agar memperhatikan batas kewenangan;
2. Agar Draft PKS dimintakan arahan terlebih dahulu kepada Dirjen KSDAE;
3. Untuk PKS Pembangunan Strategis dan sensitif agar dimintakan arahan ke
Menteri LHK melalui Dirjen KSDAE;

• KEWAJIBAN RPP DAN RKT


1. RPP dan RKT Wajib dibuat dan dilaporkan ke Dirjen KSDAE;
2. Bila 3 (tiga) bukan tidak tersusun, Agar kepala UPT MEMBATALKAN PKS

• MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN


1. UPT agar melaksanakan monitoring berkala;
2. Bila terdapat penyimpangan, UPT agar tegas dan bila perlu membatalkan
DIREKTORAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

TERIMA KASIH
CALL CENTER : +62 813 1500 3113
EMAIL : DIT.KKH@GMAIL.COM/
SUBDITSDG@GMAIL.COM

Anda mungkin juga menyukai