(DRAFT)
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI
ALAM
Nomor : P.
/PHKA-IV/2011
TENTANG
Mengingat
: 1
.
2
.
Menetapkan :
MEMUTUSKAN :
PEDOMAN PENGAWASAN DAN EVALUASI PENGUSAHAAN PARIWISATA
ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA
DAN TAMAN WISATA ALAM
BAB I
KETENTUAN UMUM
dan keindaha alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan
raya, dan taman wisata alam;
3. Pengusahaan pariwisata alam adalah suatu kegiatan untuk menyelenggarakan
usaha pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan
taman wisata alam berdasarkan rencana pengelolaan;
4. Izin usaha penyediaan jasa wisata alam yang selanjutnya disebut IUPJWA adalah
izin usaha yang diberikan untuk penyediaan jasa wisata alam pada kegiatan wisata
alam;
5. Izin usaha penyediaan sarana wisata alam yang selanjutnya disebut IUPSWA
adalah izin usaha yang diberikan untuk penyediaan fasilitas sarana serta
pelayanannya yang diperlukan dalam kegiatan pariwisata alam;
6. Zona Pemanfaatan adalah bagian dari kawasan taman nasional yang dijadikan
tempat pariwisata alam dan kunjungan wisata;
7. Blok Pemanfaatan adalah bagian dari kawasan taman wisata alam dan taman
hutan raya yang dijadikan tempat pariwisata alam dan kunjungan wisata;
8. Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam adalah inspeksi/audit terhadap
seluruh proses pengusahaan pariwisata alam dengan tujuan agar kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.
9.
sarana wisata alam (IUPSWA) dan pemegang ijin usaha penyediaan jasa wisata alam
(IUPJWA) adalah:
a. Memberikan arahan, acuan dan standar yang baku bagi UPT/UPTD provinsi,
kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan pengawasan IUPSWA dan IUPJWA
terhadap pelaksanaan kegiatan usaha pemegang ijin pengusahaan pariwisata
alam.
b. Memberikan arahan, acuan dan standar yang baku bagi Direktorat Jenderal,
Gubernur, Bupati/Walikota dan Kepala UPT/UPTD Provinsi, Kabupaten/Kota dalam
rangka pelaksanaan evaluasi kinerja pemegang IUPSWA dan IUPJWA terhadap
pelaksanaan kegiatan usaha pemegang ijin pengusahaan pariwisata alam.
c. Memberikan landasan bagi pengambilan keputusan/tindak lanjut terhadap
kegiatan usaha pariwisata alam oleh pemegang IPPA, khususnya dalam hal
pengenaan sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana, pembinaan
maupun pemberian penghargaan;
(2) Sasaran pedoman pengawasan dan evaluasi kinerja pemegang IUPSWA dan IUPJWA
adalah:
a. Tersedianya alat ukur yang standar yang digunakan dalam penilaian kinerja
pemegang IUPSWA dan IUPJWA.
b. Tersedianya acuan yang standar dalam melaksanakan pengawasan kegiatan
usaha oleh pemegang IPPA.
c. Diperolehnya landasan/dasar pertimbangan yang kuat dalam pengambilan
keputusan terhadap pengusahaan pariwisata alam yang dilaksanakan oleh
pemegang IPPA.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup pedoman pengawasan dan evaluasi kinerja pemegang IUPSWA dan
IUPJWA mencakup:
(1) Kegiatan pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam meliputi :
Pelaksana pengawasan, Pelaksanaan pengawasan, Pelaporan hasil pengawasan dan
Tindak lanjut pengawasan
(2) Kegiatan evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam meliputi :
Pelaksana evaluasi, Pelaksanaan evaluasi, Pelaporan hasil evaluasi dan Tindak lanjut
evaluasi
BAB III
KEGIATAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM
Bagian Kesatu
Pelaksana Pengawasan Pariwisata Alam
Pasal 3
(1)
(2)
(2)
(3)
Pasal 6
(1)
(2)
Obyek pengawasan untuk kegiatan usaha penyediaan sarana dan jasa wisata alam,
meliputi :
(1) Administrasi, terdiri dari:
a. Laporan kegiatan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
b. Laporan keuangan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
c. Dokumen perencanaan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
d. Tertib pembayaran pungutan hasil usaha.
(2) Teknis konservasi, antara lain:
a. Pembangunan sarana wisata alam sesuai dengan RKT, dikecualikan bagi
IUPJWA;
b. Pengamanan kawasan dan potensinya serta pengamanan pengunjung;
c. Kebersihan lingkungan dan pengelolaan limbah;
d. Rehabilitasi kerusakan kawasan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
e. Pemeliharaan aset negara bagi pemegang izin yang memanfaatkan sarana milik
pemerintah.
(3) Peraturan Perundangan dan Kebijakan
Bagian Ketiga
Pelaporan Hasil Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam
Pasal 8
(1) Kepala UPT/UPTD wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan usaha
penyediaan sarana wisata alam kepada Direktur Jenderal/Gubernur/Bupati/Walikota
sesuai kewenangan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah kegiatan
pengawasan dilakukan dengan tembusan kepada Direktur Teknis dan pemegang
IUPSWA.
4
(2) Kepala Seksi UPT/UPTD wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan usaha
penyediaan jasa wisata alam kepada Kepala UPT/UPTD selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja setelah pelaksanaan pengawasan dilakukan dengan tembusan
kepada pemegang IUPJWA.
(3) Kepala UPT/UPTD menyampaikan laporan hasil pengawasan usaha penyediaan jasa
wisata alam dari Kepala Seksi UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Direktur Teknis selambat-lambatnya dalam 5 (lima) hari kerja.
Bagian Keempat
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Pariwisata Alam
Pasal 9
Hasil pengawasan menjadi bahan pertimbangan untuk pembinaan dan pengenaan
sanksi oleh pejabat yang berwenang.
BAB IV
KEGIATAN EVALUASI PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam
Pasal 10
Evaluasi pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman
hutan raya dan taman wisata alam dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.
Bagian Kedua
Pelaksana Evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam
Pasal 11
(1)
(2)
UPT/UPTD, melalui tim yang dibentuk oleh Kepala UPT/UPTD sesuai kewenangan.
Direktorat Jenderal/Gubernur/Bupati/Walikota, melalui tim yang dibentuk oleh
Direktur Jenderal/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai kewenangan.
Bagian Ketiga
Materi Evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam
Pasal 12
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
Hasil
evaluasi
sebagaimana
ayat
(1)
ditindaklanjuti
oleh
Direktur
Teknis/Bupati/Walikota/UPT/UPTD.
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Direktorat
Jenderal/Gubernur/ Bupati/Walikota dilaporkan langsung kepada Direktur
Jenderal/Gubernur/Bupati/ Walikota dengan tembusan kepada Direktur Teknis,
Kepala UPT/UPTD dan pemegang IUPJWA dan IUPSWA.
Bagian Kelima
Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam
Pasal 14
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud Pasal 13 ayat (1) dan (3) ditindaklanjuti
dengan pemberian insentif/penghargaan, pembinaan dan peringatan/pencabutan.
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dikategorikan :
a. Baik
b. Sedang
c.
Buruk
Kategori baik sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a adalah sebagaimana
lampiran 4 peraturan ini.
Kategori sedang sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b adalah sebagaimana
lampiran 4 peraturan ini.
Kategori buruk sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c adalah sebagaimana
lampiran 4 peraturan ini.
Insentif dan penghargaan bagi pemegang IPPA dengan kategori baik, berupa :
a.
Prioritas pengembangan usaha di lokasi lain,
b.
Sertifikat yang dikeluarkan oleh Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota,
c.
Perpanjangan izin usaha yang dinyatakan atau diberitahukan
kepada pemegang izin sebelum ketentuan tata waktu permohonan
perpanjangan izin usaha diajukan.
Pembinaan bagi pemegang IUPJWA dan IUPSWA dengan kategori sedang,
sebagaimana ketentuan peraturan perundangan.
Peringatan dan atau pencabutan ijin usaha bagi pemegang IUPJWA dan IUPSWA
dengan kategori buruk, sesuai mekanisme ketentuan peraturan perundangan.
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Jakarta
:
DIREKTUR JENDERAL
PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI
ALAM,
Ir. D A R O R I, MM
6
LAMPIRAN
: PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERLINDUNGAN
HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
:
:
: PEDOMAN PENGAWASAN DAN EVALUASI KINERJA
PEMEGANG IJIN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA
ALAM DAN PEMEGANG IJIN USAHA JASA WISATA ALAM
NOMOR
TANGGAL
TENTANG
LAMPIRAN 1
A. KRITERIA EVALUASI KINERJA PEMEGANG IJIN USAHA PENYEDIAAN SARANA
WISATA ALAM
A.1. Kriteria dan Indikator
N
o.
I
Bobo
t
Krite
ria
(B)
30
6
Nilai
Indik
ator
(N)
Nilai
Tertimba
ng (BxN)
30
24
2.5
15
30
24
2.5
15
15
12
2.5
7.5
KE
T
a.
II
Tekni
s
1 Pembangunan sarana wisata alam
a. Pemegang ijin telah melaksanakan pembangunan
sarana wisata alam sesuai dengan RKL dan RKT
periode berjalan yang telah disahkan
b. Pemegang ijin telah melaksanakan pembangunan
sarana wisata alam mencapai 70 % atau lebih dari
RKL dan RKT periode berjalan yang telah disahkan
c. Pemegang ijin telah melaksanakan pembangunan
sarana wisata alam mencapai kurang dari 70 %
RKL dan RKT periode berjalan yang telah disahkan
d. Pemegang ijin telah membangun sarana wisata
alam namun tidak sesuai dengan RKL dan RKT
periode berjalan yang telah disahkan
e. Pemegang ijin tidak melaksanakan pembangunan
sarana wisata alam sebagaimana RKL dan RKT
periode berjalan yang telah disahkan
2 Keamanan dan Ketertiban Pengunjung
a. Tanda larangan dan petunjuk bagi pengunjung
cukup memadai dan tidak ada laporan kecelakaan
pengunjung dan gangguan keamanan dalam areal
kerjanya dalam jangka RKT berjalan
B Tanda larangan dan petunjuk bagi pengunjung
tidak memadai, tidak ada laporan kecelakaan
pengunjung dan gangguan keamanan dalam areal
kerjanya dalam jangka RKT berjalan
15
12
2.5
7.5
30
4.5
27
18
12
30
2.5
15
55
3.5
38.5
2.5
27.5
11
45
4,5
40.5
55
11
c.
III
2,5
22.5
60
4.5
54
36
24
70
4.5
63
2.5
35
45
36
18
75
12
14
115
15
10
b
.
c.
3.5
52.5
30
0
-1
-2
-3
-4
0
-100
-200
-300
-400
-5
-500
100
11
LAMPIRAN 2
B. KRITERIA EVALUASI KINERJA PEMEGANG IJIN USAHA PENYEDIAAN JASA
WISATA ALAM (BADAN USAHA DAN KOPERASI)
B.1. Kriteria dan Indikator
N
o.
I
II
Bobo
t
Kriter
ia (B)
30
8
Nilai
Indika
tor (N)
Nilai
Tertimb
ang
(BxN)
40
32
2.5
20
40
32
2.5
20
70
2.5
35
125
2.5
62.5
KET
14
60
25
12
III
20
5
100
60
75
4.5
67.5
50
3.5
35
20
15
110
10
100
0
-1
-100
-2
-3
-200
-300
-4
-400
-5
-500
13
LAMPIRAN 3
C. KRITERIA EVALUASI KINERJA PEMEGANG IJIN USAHA PENYEDIAAN JASA
WISATA ALAM (PERORANGAN)
C.1. Kriteria dan Indikator
N
o.
I
II
III
Bobo
t
Kriter
ia (B)
40
40
Nilai
Indika
tor (N)
Nilai
Tertimb
ang
(BxN)
200
2.5
140
125
2.5
62.5
100
60
75
-1
-100
-2
-200
-3
-300
-4
-400
KET
60
25
20
15
100
100
14
g
.
-5
-500
15
LAMPIRAN 4
ANALISIS
Setiap kriteria terdiri dari beberapa indikator yang telah ditetapkan nilainya (N), dengan
skala interval 5 (lima). Penentuan nilai akhir kinerja IPPA dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
1. Nilai (N) setiap indikator dikalikan dengan bobot (B) kriterianya, diperoleh nilai
tertimbang.
2. Nilai tertimbang masing-masing kriteria dijumlahkan.
3. Hasil penjumlahan nilai tertimbang dibagi dengan 100, diperoleh nilai akhir kinerja.
Rumus Perhitungan:
Nilai Akhir
= (nilai tertimbang) = NT
100
100
= (NT Administrasi) + (NT Teknis) + (NT Pelanggaran)
100
Ket:
NT : Nilai Tertimbang
KESIMPULAN
Berdasarkan nilai akhir maka kondisi kinerja pemegang IPPA dikategorikan sebagai
berikut :
1. Kategori pemegang IPPA dikategorikan baik bila nilai akhir lebih dari 4,25 (nilai akhir
> 4,25)
2. Kategori pemegang IPPA dikategorikan sedang bila nilai akhir lebih dari 2,5 dan
kurang atau sama dengan 4,25 (2,5 < nilai akhir 4,25)
3. Kategori pemegang IPPA dikategorikan buruk bila nilai akhir kurang atau sama
dengan 2,5 (nilai akhir 2,5)
16