Anda di halaman 1dari 192

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan kelancaran dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Kabupaten Trenggalek Tahun 2018-2048. Penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Kabupaten Trenggalek Tahun 2019 merupakan kegiatan lanjutan dari
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kabupaten Trenggalek Tahun 2018-2048.
Rancangan Peraturan Daerah Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek Tahun 2018-2048
meliputi dua bagian yaitu draft rancangan peraturan daerah dan lampiran
yang merupakan dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek.
Rancangan Peraturan Daerah Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek menjadi dasar bagi
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Trenggalek. Kebijakan RPPLH diharapkan dapat menjadi acuan pengelolaan
lingkungan hidup dalam setiap proses pembangunan di Kabupaten
Trenggalek, baik itu oleh oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan
demikian, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di
Kabupaten Trenggalek dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
Kritik dan saran yang membangun terkait Rancangan Peraturan Daerah
akan sangat kami harapkan karena tentu ada keterbatasan dan kekurangan
dalam penyusunan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh

Rancangan Peraturan Daerah


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek
i
pihak yang membantu dan memberikan sumbagan saran dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah ini.

Trenggalek, April 2019


Tim Peyusun Raperda RPPLH
Kabupaten Trenggalek

Rancangan Peraturan Daerah


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek
ii
KATA PENGATAR ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
RANCANGAN PERATURAN DAERAH RENCANA PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK

LAMPIRAN RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK

Rancangan Peraturan Daerah


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek
iii
BUPATI TRENGGALEK
PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK


NOMOR …. TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2019-2049

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK,

Menimbang: a. bahwa lingkungan hidup yang baik dan


sehat merupakan hak asasi setiap warga
negara Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. bahwa kualitas lingkungan hidup yang
semakin menurun yang semakin menurun
telah mengancam kelangsungan
perikehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang sungguh-sungguh dan
konsisten oleh semua pemangku
kepentingan;
c. bahwa dalam rangka mewujudkan
perlindungan lingkungan hidup daerah
berkewajiban menyusun rencana
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kabupaten Trenggalek;

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat 6 Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi
Djawa Timur sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3419);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4726);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4959);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5025);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3853);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000
tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di
Luar Pengadilan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 113,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3982);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun
2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah
untuk Produksi Biomassa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 267,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4068);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4161);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002
tentang Ketahanan Pangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4254);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009
tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4987);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010
tentang Reklamasi dan Pasca Tambang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 138
19. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5285);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5317);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 333,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5617);
22. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca;
23. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Penyelenggaraan
Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional;
24. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2017
tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
25. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2014
tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan
dan Penghapusan Merkuri
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa
Timur Tahun 2005-2025;
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun
2011-2031;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek
Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun
2012-2032;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek
Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Trenggalek Tahun 2005 – 2025;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 – 2021,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 4
Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016
Rencana tentang Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Trenggalek
Tahun 2016 – 2021.
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK


dan
BUPATI TRENGGALEK

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PERLINDUNGAN


DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN
TRENGGALEK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Trenggalek.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Trenggalek.
5. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
6. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
7. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat
potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
8. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan
hidup
9. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim,
tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia
denganalam yang menggambarkan integritas sistem alam dan
lingkungan hidup.
10. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk
kesatuan ekosistem
11. Daya Dukung Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Daya
Dukung adalah kemampuan lingkungan hidupuntuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya.
12. Daya Tampung Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Daya
Tampung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
13. Jasa Ekosistem adalah manfaat yang diperoleh oleh manusia dari
berbagai sumberdaya dan proses alam yang secara bersama-sama
diberikan oleh suatu ekosistem. Jasa ekosistem dikategorikan menjadi
empat, yaitu meliputi jasa penyediaan, jasa pengaturan, jasa budaya,
dan jasa pendukung.
14. Inventarisasi Lingkungan Hidup adalah kegiatan klasifikasi,
pengumpulan dan analisis data dan informasi lingkungan hidup yang
disajikan dalam bentuk geospasial dan non-geospasial.
15. Isu Strategis adalah permasalahan lingkungan hidup yang kejadiannya
berulang dan berdampak besar serta luas terhadap keberlangsungan
fungsi lingkungan hidup.
16. Pemanfaatan Sumber Daya Alam adalah penggunaan sumber daya alam
bagi peningkatan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi-fungsinya sebagai
sumber dan pendukung kehidupan, yang meliputi fungsi ekologi,
ekonomi, dan sosial budaya, serta kebutuhan generasi yang akan
datang.
17. Pencadangan Sumber Daya Alam adalah upaya menjaga dan
mempertahankan ketersediaan, potensi dan mutu sumber daya
alamdengan mempertimbangkan keadilan intra dan antar generasi.
18. Sumber Daya Alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk
kesatuan ekosistem.
19. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau
tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan
hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
20. Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam
untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
21. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung
atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan
perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa
perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu
yang dapat dibandingkan.
22. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat IKLH
adalah ukuran kuantitatif yang digunakan untuk menggambarkan
tingkat kualitas suatu ruang lingkungan hidup.
23. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
24. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
25. Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
dokumen perencanaan keruangan spasial yang berisi arahan kebijakan
dan strategi pemanfaatan ruang wilayah yang dijadikan acuan
perencanaan wilayah.
26. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan dewan
perwakilan rakyat daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.

Pasal 2

Penyusunan RPPLH dilakukan dengan berdasarkan prinsip:


a. harmonisasi antar dokumen rencana pembangunan dan tata ruang;
b. karakteristik ekoregion
c. keberlanjutan;
d. keserasian dan keseimbangan;
e. kerja sama antardaerah;
f. kepastian hukum; dan
g. keterlibatan pemangku kepentingan.

Pasal 3

RPPLH bertujuan:
a. Mengharmonisasikan pembangunan dan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan;
b. Mempertahankan dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
melindungi keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dalam rangka
menjamin kelestarian ekosistem dan mendukung kehidupan berbangsa
dan bernegara;
c. Mempertahankan dan/atau menguatkan tata kelola pemerintahan dan
kelembagaan masyarakat untuk pengendalian, pemantauan, dan
pendayagunaan lingkungan hidup dalam kerangka pemanfaatan
sumberdaya alam secara adil dan bijaksana;
d. Mempertahankan dan/atau meningkatkan ketahanan dan kesiapan
dalam menghadapi perubahan iklim dan isu-isu lingkungan global.
Pasal 4

(1) RPPLH memuat rencana tentang:


a. Pemanfaatan dan/atau pencadangan sumberdaya alam;
b. Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan
hidup;
c. Pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian
sumberdaya alam; dan
d. Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
(2) Muatan RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pasal 5

(1) RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam:


a. RPJP dan RPJM;
b. Rencana sektor;
c. Rencana tata ruang wilayah;
d. Dokumen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;
e. Dokumen penyusunan KLHS;
f. Penerapan instrumen pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
(2) Pemuatan substansi RPPLH sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam
bentuk pengintegarsian:
a. Muatan RPPLH dalam rancangan RPJP, rencana
kementerian/lembaga dan rencana tata ruang baru sesuai dengan
rentang waktu yang relevan;
b. Muatan RPPLH dalam rancangan RPJM yang akan disahkan mulai
tahun 2018 sesuai dengan rentang waktu yang relevan; dan
c. Pertimbangan RPPLH dalam evaluasi paruh waktu RPJM yang
disahkan sebelum tahun 2018 sesuai dengan rentang waktu yang
relevan.
Pasal 6

(1) RPPLH daerah disusun berdasarkan:


a. RPPLH nasional;
b. RPPLH provinsi;
c. Penetapan ekoregion;
d. Inventarisasi lingkungan hidup;
e. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
(2) Penyusunan RPPLH daerah sebagaimana pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Bupati sesuai kewenangannya.

BAB II
PENETAPAN WILAYAH EKOREGION
Pasal 7

Penetapan wilayah ekoregion sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)


huruf c bertujuan untuk:
a. Menentukan satuan unit ruang geografis yang paling mendekati gambaran
keutuhan interaksi ekosistem dan makhluk hidup di atasnya;
b. Menjembatani antarwilayah administratif yang memiliki ketergantungan,
keterkaitan, dan interaksi pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa
lingkungan yang dipengaruhi keutuhan proses-proses dan fungsi
ekosistem di dalam RPPLH.

Pasal 8

Penetapan wilayah ekoregion sebagai satuan unit ruang geografis untuk


pelaksanaan inventarisasi lingkungan hidup di tingkat wilayah ekoregion.

Pasal 9

(1) Penetapan wilayah ekoregion dilaksanakan dengan memperhatikan


kesamaan:
a. Karakteristik bentang alam;
b. Daerah aliran sungai;
c. Iklim;
d. Flora dan fauna;
e. Sosial budaya;
f. Ekonomi;
g. Kelembagaan masyarakat; dan
h. Hasil inventarisasi lingkungan hidup.
(2) Pertimbangan kesamaan karakteristik sebagaima dimaksud pada ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf g didasari pengetahuan tentang:
a. Sejarah dan riwayat pembentukan bumi;
b. Kondisi infrastruktur biofisik bumi dalam menjamin berjalannya
proses dan fungsi alam; dan
c. Riwayat dan kondisi interaksi kehidupan manusia dengan alam.
(3) Pengetahuan tentang sejarah dan riwayat pembentukan bumi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
a. Pengetahuan akan pengaruh faktor-faktor alam dari dalam bumi dalam
membentuk karakteristik bentang alam;
b. Pengetahuan akan pengaruh faktor-faktor atmosfer, hidrosfer, dan
interaksi makhluk hidup dalam membentuk karakteristik bentang
alam dan ekosistem; serta
c. Pengetahuan akan evolusi perubahan karakteristik bentang alam dan
ekosistem sejalan dengan berjalannya waktu.
(4) Pengetahuan tentang kondisi infrastruktur biofisik bumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
a. Pengetahuan tentang cara bumi menjalankan fungsi-fungsi
fisiologisnya;
b. Pengetahuan tentang cara bumi mereproduksi sumberdaya alam dan
jasa-jasa lingkungannya secara terus menerus; dan
c. Pengetahuan tentang cara bumi melakukan pemulihan alami.
(5) Pengetahuan tentang riwayat dan kondisi interaksi kehidupan manusia
dengan alamnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi:
a. Pengetahuan tentang riwayat ruang hidup masyarakat;
b. Pengetahuan tentang pola dan tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap lingkungannya; dan
c. Pengetahuan tentang dampak, risiko, dan kerentanan masyarakat
terhadap perubahan-perubahan fenomena alam dan lingkungannya.
Pasal 10

Kabupaten Trenggalek termasuk dalam wilayah ekoregion daratan Pulau Jawa


yang terdiri atas satuan wilayah ekoregion:
a. Dataran Fluvio-Vulkan Material Piroklastik;
b. Igir Lava (Dyke);
c. Kaki Gunungapi Liman Dorowati Material Piroklastik;
d. Lembah Perbukitan Solusional Karst Jalur Pacitan-Blambangan
Batugamping Terumbu;
e. Lembah Perbukitan Solusional Karst Pacitan Batugamping Terumbu;
f. Lembah Perbukitan Solusional Karst Trenggalek Batugamping Terumbu;
g. Lereng Gunungapi Liman Dorowati Material Piroklastik;
h. Lerengkaki Perbukitan Denudasional Jalur Kebumen-Purworejo Material
Gunungapi Tua;
i. Lerengkaki Perbukitan Denudasional Jalur Pacitan - Kepanjen Material
Gunungapi Tua;
j. Pegunungan Denudasional Pacitan;
k. Pegunungan Denudasional Wonogiri Batuan Gunungapi Tua;
l. Pegunungan Solusional Karst Jalur Pacitan-Blambangan Batugamping
Terumbu;
m. Perbukitan Denudasional Pacitan - Kepanjen Batuan Gunungapi Tua;
n. Perbukitan Denudasional Wonogiri Batuan Gunungai Tua;
o. Perbukitan Solusional Karst Jalur Pacitan-Blambangan Batugamping
Terumbu;

Pasal 11

Perubahan wilayah ekoregion dapat dilakukan dengan mempertimbangkan:


a. Perkembangan pengetahuan dan teknologi;
b. Perubahan, perbaikan, dan/atau perkembangan kebijakan pengelolaan
sumberdaya alam;
c. Perubahan, perbaikan; dan/atau perkembangan kebijakan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
d. Perubahan, perbaikan; dan/atau perkembangan kebijakan penataan
ruang; dan/atau
e. Masukan masyarakat yang relevan.

BAB III
INVENTARISASI LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 12

(1) Inventarisasi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


ayat (1) huruf d ialah inventarisasi lingkungan hidup yang meliputi
inventarisasi sumberdaya alam.
(2) Inventarisasi sumberdaya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk memperoleh data dan informasi mengenai sumberdaya alam yang
meliputi:
a. Sumber, bentuk dan besaran pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup;
b. Berjalan atau tidaknya fungsi-fungsi dan jasa lingkungan hidup;
c. Pola sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;
d. Konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan; serta
e. Dampak, kondisi, dan resiko perubahan iklim serta proyeksinya.
(3) Inventarisasi lingkungan hidup ditingkat ekoregion sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh menteri,
gubernur/bupati/walikota di dalam cakupan wilayah ekoregion sesuai
dengan kewenangannya.

Pasal 13

(1) Inventarisasi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


ayat (1) huruf d menjadi dasar penyusunan RPPLH dan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup;
(2) Hasil penentuan daya dukung dan daya tampung serta cadangan
sumberdaya alam digunakan sebagai informasi dalam penyusunan
RPPLH.

BAB IV
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14

(1) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ditetapkan sebagai:
a. Dasar penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan linglungan
hidup;
b. Acuan pemanfaatan sumberdaya alam;
c. Instrumen pengendalian lingkungan hidup; dan
d. Informasi pengambilan keputusan pembangunan.
(2) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup disusun berbasis jasa
ekosistem.
(3) Bupati menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
kabupaten dan wilayah ekoregion yang tercakup dalam wilayah kabupaten
berdasarkan Surat Keputusan Bupati.

Pasal 15

(1) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan wilayah
ekoregion yang tercakup dalam daerah sebagaimana dimaksud Pasal 12
ayat (3) ditetapkan berdasarkan:
a. Hasil inventarisasi sumberdaya alam;
b. Hasil inventarisasi ekoregion.
(2) Dalam hal ketentuan ayat (1) huruf b belum tepenuhi, Bupati menetapkan
indikasi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten
Trenggalek setelah berkonsultasi kepada Gubernur.

Pasal 16

(1) Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:
a. Penetapan daya dukung lingkungan hidup; dan
b. Penetapan daya tampung lingkungan hidup.
(2) Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam informasi spasial.
Pasal 17

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem
sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (2) meliputi:
a. jasa ekosistem penyediaan pangan;
b. jasa ekosistem penyediaan air bersih;
c. jasa ekosistem penyediaan serat;
d. jasa ekosistem penyediaan energi;
e. jasa ekosistem penyediaan sumber daya genetik;
f. jasa ekosistem pengaturan iklim;
g. jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir;
h. jasa ekosistem pengaturan pencegahan dan perlindungan dari
bencana alam
i. jasa ekosistem pengaturan pemurnian air
j. jasa ekosistem pengaturan pengolahan dan penguraian limbah
k. jasa ekosistem pengaturan pemeliharaan kualitas udara
l. jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup;
m. jasa ekosistem rekreasi dan ekotourisme;
n. jasa ekosistem estetika alam;
o. jasa ekosistem pendukung pembentukan lapisan tanah dan
pemeliharaan kesuburan;
p. jasa ekosistem pendukung produksi primer; dan
q. jasa ekosistem pendukung biodiversitas.

BAB V
PENYUSUNAN RPPLH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 18

Tahapan penyusunan RPPLH meliputi:


a. Inventarisasi lingkungan hidup;
b. pengolahan data dan informasi hasil inventarisasi lingkungan hidup;
c. analisis data dan informasi untuk menyepakati isu pokok;
d. penentuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
e. penyusunan muatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Bagian Kedua
Penyusunan Isu Strategis Lingkungan Hidup Daerah
Pasal 19

(1) Pengolahan data dan informasi hasil inventarisasi lingkungan hidup dan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 huruf a dilaksanakan untuk memetakan
potensi, kondisi, dan permasalan lingkungan hidup.
(2) Penentuan permasalahan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 huruf b dilaksanakan melalui musyawarah dan diskusi
kelompok terarah dengan mengacu pada hasil pengolahan dan dan
infomasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Permasalahan lingkungan hidup sebagaimana pada ayat (2) ditetapkan
sebagai isu strategis lingkungan hidup daerah.
(4) Isu strategis lingkungan hidup daerah ditetapkan dengan memperhatikan
keterkaitan dengan arahan umum RPPLH Provinsi dan Nasional serta
pengaruh daerah-daerah yang berbatasan.
(5) Dalam menganalisis isu strategis lingkungan hidup daerah
mempertimbangkan pengaruh antara elemen pendorong, tekanan,
kondisi, dampak, dan respon atau yang dikenal dengan istilah analisis
DPSIR (Driver, Pressure, State, Impact dan Response).

Bagian Ketiga
Penentuan Target dan Indikator Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pasal 20

(1) Penentuan Target Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


untuk Kurun Waktu perencanaan.
(2) Penentuan Target dan indikator perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c dilakukan
berdasarkan:
a. Indeks kualitas lingkungan hidup;
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
c. Penanganan isu strategis lingkungan;
d. Target tujuan pembangunan berkelanjutan;
e. Penurunan emisi gas rumah kaca.

Bagian Keempat
Penyusunan Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Pasal 21

(1) Penyusunan muatan rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d meliputi seluruh
ekoregion daratan di Kabupaten Trenggalek.
(2) RPPLH Kabupaten Trenggalek memuat rencana tentang:
a. Pemanfaatan dan/atau pencadangan sumberdaya alam;
b. Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan
hidup;
c. Pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian
sumberdaya alam; dan
d. Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
(3) Penyusunan muatan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup serta pencapaian target
dan indikator.
Pasal 22
(1) Dalam menetapkan rencana pemanfaatan dan pencadangan sumber daya
alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a, Pemerintah
Daerah mempertimbangkan aspek:
a. karakteristik ekoregion;
b. Daya Dukung dan Daya Tampung;
c. potensi resiko kerusakan dan pencemaran lingkungan; dan
d. menetapkan sumber daya alam yang dimanfaatkan dan
dicadangkan.
(2) Penetapan sumber daya alam yang dimanfaatkan dan dicadangkan
meliputi seluruh sumber daya alam di daerah yaitu air, udara, lahan,
hutan, tambang, laut dan pesisir, serta keindahan alam.
(3) Rencana pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf a, dilakukan melalui penetapan jenis kuota masing-masing sumber
daya alam yang akan dieksploitasi dalam kurun waktu perencanaan,
dengan memperhatikan sebaran, potensi, dan ketersediaan, dan bentuk
penguasaan dari masing-masing jenis sumber daya alam serta aspirasi
masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam.
(3) Rencana pencadangan sebagamana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf a dilakukan melalui penetapan jenis kuota masing-masing sumber
daya alam yang tidak akan dieksploitasi dalam kurun waktu
perencanaan, dengan memperhatikan sebaran, potensi, ketersediaan,
bentuk penguasaan serta kebutuhan penduduk terhadap masing-masing
jenis sumberdaya alam untuk jangka panjang.

Pasal 23

(1) Dalam menetapkan rencana pemeliharaan dan rencana perlindungan


kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b bertujuan untuk mencegah dan
mengendalikan terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
akibat pemanfaatan sumber daya alam.
(2) Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf
b, disusun berdasarkan rencana pemanfaatan dan pencadangan sumber
daya alam.
(3) Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan fungsi lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf b, meliputi:
a. pencadangan ekosistem;
b. pengawetan sumber daya alam; dan
c. pengembangan kearifan lokal.

Pasal 24

Penetapan rencana pengendalian dan pemantauan sumber daya alam


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf c bertujuan agar
pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan rencana
pemanfaatan sumber daya alam yang telah memiliki Izin pemanfaatan
sumber daya alam.
Pasal 25

Penetapan rencana pendayagunaan sumber daya alam sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf c dilakukan dengan tindakan
efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Pasal 26

Penetapan rencana pelestarian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat


(2) huruf c dilakukan melalui tindakan yang membatasi dan melarang
pemanfaatan sumber dayaalam serta memulihkan lingkungan hidup agar
fungsi dan jasa lingkungan hidup terjaga keberlanjutannya.

Pasal 27

Penetapan rencana pengendalian, pemantauan, pendayagunaan dan


pelestarian sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf c disusun dengan memperhatikan:
a. bentuk penguasaan;
b. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kearifan lokal; dan
c. bentuk kerusakan dan pencemaran.

Pasal 28

Rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf d disusun dan dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan kerangka kerja nasional dalam upaya adaptasi dan
mitigasi.

Bagian Kelima
Arah Kebijakan dan Implementasi Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pasal 29

(1) Arahan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup


berdasar atas ketentuan:
a. Wajib mengacu arahan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup pada RPPLH hirarki di atasnya yang relevan dengan kondisi
wilayah Kabupaten Trenggalek;
b. Berdasarkan pada potensi sumberdaya alam, isu-isu strategis daerah,
indikasi daya dukung dan daya tampung wilayah; dan
c. Mempertimbangkan rencana aksi adaptasi dan mitigasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Implementasi rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kebijakan, indikasi program
dan waktu pelaksanaannya melalui skenario lima tahunan.
Pasal 30

(1) Penyusunan RPPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sampai


dengan Pasal 29 disusun dalam sebuah dokumen dan menjadi satu
bagian yang tidak terpisahkan dengan muatan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Kondisi wilayah dan indikasi daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
c. Permasalahan, target, dan indikator lingkungan hidup;
d. Kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
e. Implementasi, monitoring, dan evaluasi;
f. Lampiran album peta RPPLH
(2) Penyusunan RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

BAB VI
PELAKSANAAN RPPLH
Bagian Kesatu
Pemuatan RPPLH
Pasal 31

(1) Muatan RPPLH yang menjadi dasar dan dimuat dalam RPJPD adalah:
a. Potensi sumberdaya alam, permasalahan lingkungan hidup dan
kondisi serta indikasi daya dukung dan daya tampung wilayah;
b. Target perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
(2) Muatan RPPLH yang menjadi dasar dan dimuat dalam RPJMD adalah:
a. Potensi sumberdaya alam, permasalahan lingkungan hidup dan
kondisi serta indikasi daya dukung dan daya tampung wilayah;
b. Arahan dan implementasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
(3) Dinas/perangkat daerah yang membidangi perencanaan pembangunan
daerah berkoordinasi dengan Dinas/Perangkat Daerah terkait untuk
mengintegrasikan muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2).

Bagian Kedua
Reviu Dokumen RPPLH
Pasal 32

(1) Reviu dokumen RPPLH dilakukan dalam rangka pembaharuan data,


informasi dan/atau arahan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dalam dokumen RPPLH sesuai dengan kondisi terbaru;
(2) Reviu terhadap dokumen RPPLH dilaksanakan minimal 1 kali dalam 5
tahun.
(3) Dalam hal hasil reviu dokumen RPPLH:
a. Merubah arahan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
maka dilakukan revisi Peraturan Daerah tentang RPPLH;
b. Memperbaharui data dan informasi dokumen RPPLH, maka dilakukan
revisi dokumen RPPLH tanpa dilakukan revisi Peraturan Daerah.
(4) Bupati melalui Kepala Perangkat Daerah yang menangani urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup wajib melakukan konsultasi
kepada Kepala Perangkat Daerah yang menangani urusan pemerintahan
bidang lingkungan hidup provinsi atau hasil reviu dokumen RPPLH
kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 33

(1) Masyarakat dan kearifan lokalnya, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan


Pelaku usaha dapat berperan serta dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup berdasarkan arahan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam RPPLH.
(2) Kearifan lokal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ialah nilai-nilai
yang masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat di Kabupaten
Trenggalek dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang selanjutnya diatur oleh Peraturan Bupati.
(3) Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
dan pelaku usaha dimasukkan dalam perhitungan keberhasilan
pencapaian indikator RPPLH.
(4) Pemerintah daerah memperikan penghargaan kepada pihak-pihak yang
berhasil meningkatkan pencapaian indikator RPPLH sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(5) Petunjuk teknis tata cara menghitung keberhasilan pencapaian indikator
RPPLH diatur oleh Peraturan Bupati.

BAB VII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 34

(1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH Kabupaten Trenggalek


dilaksanakan oleh Bupati.
(2) Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan saat penyusunan dan
pelaksanaan RPPLH secara berkala.
(3) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ialah
untuk mengetahui target dan indikator RPPLH yang tercapai.

BAB VIII
MASA BERLAKU
Pasal 35
(1) Dokumen RPPLH disusun untuk kurun waktu berlaku 30 (tiga puluh)
tahun dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Dalam hal terdapat penetapan kebijakan yang bersifat strategis nasional
dan mendesak maka dapat dilakukan revisi RPPLH sebelum jangka waktu
5 (lima) tahun
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 36

Pembiayaan pelaksanaan RPPLH sebagaimana dimaksud dalam peraturan


daerah ini bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
sumber pembiayaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37

Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, seluruh pelaksanaan yang
berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang telah
ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah ini.

Pasal 38

Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, rencana pembangunan daerah
yang telah ditetapkan sebelum diberlakukannya peraturan daerah ini, harus
disesuaikan secara bertahap paling lama 4 (empat) tahun sejak peraturan
daerah ini diundangkan

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Trenggalek.

Ditetapkan di Trenggalek
tanggal ………….. 2019

BUPATI TRENGGALEK,

Ttd.

……………………………………..
Diundangkan di Trenggalek pada
tanggal ……………. 2019

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TRENGGALEK,

Ttd,

……………………………………

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK


TAHUN 2019 NOMOR ………………….

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK: (………..2019)

UNTUK SALINAN YANG SAH


An. SEKRETARIS DAERAH KEPALA BAGIAN HUKUM
Setda Kabupaten Trenggalek

…………………………………
……………………………..
NIP. ………………………………….
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK
NOMOR … . . TAHUN 2019

TENTANG
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN TRENGGALEK

A. UMUM

Pola pembangunan berkelanjutan mengharuskan pengelolaan sumber


daya alam dilakukan secara rasional dan bijaksana. Hal ini berarti bahwa
pengelolaan sumber daya alam, seperti sumber alam pertambangan, hutan
pelestarian alam, hutan lindung dan hutan produksi dapat diolah secara
rasional dan bijaksana dengan memperhatikan keberlanjutannya. Oleh
karena itu, diperlukan keterpaduan antara pembangunan dan pengelolaan
lingkungan hidup (pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan
hidup).
Sebagai kawasan strategis perkembangan jalur koridor Pantai Selatan
Jawa, Kabupaten Trenggalek berkembang sangat pesat dan menarik
banyak investor untuk terus mengembangkan potensi wilayah. Kegiatan
pembangunan yang ekspansif, khususnya dibidang pengelolaan
sumberdaya alam pertambangan, migas, pertanian, industri dan
permukiman telah memberikan tekanan lingkungan yang sangat besar
dengan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan dan kualitas
lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan upaya perlindunga dan
pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh, konsisten dan
konsekuen.
Diperlukan suatu kebijakan yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, sehingga seluruh kegiatan
pembangunan maupun masyarakat yang berpotensi menurunkan kualitas
lingkungan dan daya dukung lingkungan dapat dicegah, sedangkan akibat
kegiatan yang telah terjadi maupun kondisi alam yang rawan bencana
menyebabkan terganggunya fungsi lingkungan hidup dapat ditangani
secara terpadu dan komprehansif.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, daerah diharuskan
menyusun RPPLH Kabupaten yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
Kegiatan penyusunan RPPLH dilaksanakan melalui kegiatan inventarisasi,
penetapan ekoregion, dan penyusunan rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan.
RPPLH memuat rencana pengelolaan sumberdaya alam yang meliputi
pencadangan, pemanfaatan, pemeliharaan, pemantauan, pendayagunaan,
pelestarian, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Dalam melakukan penyusunan RPPLH, Pemerintah Daerah
berpedoman pada prinsip:
a. harmonisasi antar dokumen rencana pembangunan dan tata
ruang;
b. keberlanjutan;
c. karateristik ekoregion;
d. kerjasama antar daerah;
e. kepastian hukum;
f. keterlibatan pemangku kepentingan.
Peran strategis RPPLH juga diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dimana disebutkan bahwa seluruh kebijakan yang tercantum
dalam dokumen RPPLH harus menjadi dasar dan dimuat dalam RPJPD
dan RPJMD sebagai dokumen perencanaan daerah, bahkan secara
fungsional RPPLH sangat bermanfaat dan mendukung penyusunan
RTRW dan analisis Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Dengan kedudukannya sebagai pedoman penyusunan perencanaan
pembangunan daerah, maka RPPLH menjadi instrumen strategis untuk
memberikan jaminan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan
dalam pembangunan (integratif). RPPLH juga berfungsi sebagai pengendali
terhadap penyusunan rencana pembangunan dan implementasinya.
Untuk itu RPPLH juga dilengkapi dengan penetapan IKLH yang menjadi
acuan untuk menentukan capaian kinerja pemerintan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup.
Selain itu dimasukkannya instrumen indikasi daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup serta konsepsi ekoregion dalam lampiran
semakin menambah kelengkapan fungsi RPPLH dalam mengawal semua
produk Kebijakan, rencana dan program di daerah.

B. PASAL PER PASAL

Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas

Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Instrumen pengendalian pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup meliputi KLHS; tata
ruang; baku mutu lingkungan hidup seperti baku
mutu air, baku mutu udara ambien, baku mutu
emisi; kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
seperti kriteria baku kerusakan mangrovem kriteria
baku kerusakan tanah, kriteria baku kerusakan
karst; AMDAL; UKL-UPL; perizinan; instrumen
ekonomi lingkungan hidup seperti neraca
sumberdaya alam dan lingkungan hidup; peraturan
perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
anggaran berbasis lingkungan hidup; audit
lingkungan hidup; dan instrumen lain sesuai dengan
kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Cukup jelas.

Pasal 11
Cukup jelas.

Pasal 12
Cukup jelas.

Pasal 13
Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup jelas.

Pasal 18
Cukup jelas.

Pasal 19
Cukup jelas.

Pasal 20
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Indeks kualitas lingkungan hidup adalah gambaran
kondisi lingkungan hidup kabupaten yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi secara umum kualitas
lingkungan hidup dan tren pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan. Indeks kualitas lingkungan
hidup difokuskan pada media lingkungan air, udara dan
tutupan lahan

Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.

Pasal 21
Cukup jelas.

Pasal 22
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Cukup jelas.

Pasal 25
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pihak lainny” adalah pihak
swasta, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga
nonpemerintah lainnya.

Ayat (3)
Cukup Jelas.

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Cukup Jelas.

Pasal 29
Cukup Jelas.

Pasal 30
Cukup Jelas.

Pasal 31
Cukup Jelas.

Pasal 32
Cukup Jelas.

Pasal 33
Cukup Jelas.

Pasal 34
Cukup Jelas

Pasal 35
Cukup Jelas.

Pasal 36
Cukup Jelas.

Pasal 37
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.

Pasal 39
Cukup Jelas
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek i
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Alhamdulillahirrobil’alamiin, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat


Yang Maha Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Atas berkah rahmat dan hidayah-Nya,
maka “Rencana Perlindungan dan Pengelelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten
Trenggalek” ini dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan penelitian ini terselenggara atas
kerjasama antara Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup
(PKPLH) Kabupaten Trenggalek dengan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
“Rencana Perlindungan dan Pengelelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten
Trenggalek” dalam rangka melaksanakan mandat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menyatakan bahwa
pemerintah kabupaten/ kota wajib menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH). Tujuan Penyusunan “Rencana Perlindungan dan
Pengelelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek memberikan arahan dan
strategi kebijakan dalam Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
selanjutnya untuk mendorong keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian alam
dalam rangka mengoptimalkan produktivitas sumberdaya alam yang pada akhirnya dapat
dicapai pembangunan yang berkelanjutan.
Pada kesempatan ini pula kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada PKPLH Kabupaten Trenggalek beserta seluruh staf yang ada, atas kesempatan,
kepercayaan, dan kerjasama yang baik dengan pihak kami dalam rangka melaksanakan
kegiatan ini.
Semoga “Rencana Perlindungan dan Pengelelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)
Kabupaten Trenggalek” ini dapat menjadi kerangka dasar atau acuan bagi pelaksanaan
kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Trenggalek secara
menyeluruh. Demikian dan Terima kasih.
Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Trenggalek, November 2018

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .................................................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................................... 1
1.2. Peran dan Posisi RPPLH .................................................................................................................. 2
1.3. Maksud dan Tujuan ........................................................................................................................... 4
1.4. Kerangka Hukum ................................................................................................................................ 5
1.5. Prinsip RPPLH ...................................................................................................................................... 7

BAB II KONDISI DAN INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Trenggalek................................................................................... 8
2.1.1. Potensi dan Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek..................... 8
2.1.1.1. Luas dan Letak Wilayah ................................................................................. 8
2.1.1.2. Ekoregion Kabupaten Trenggalek ...........................................................10
2.1.1.3. Klimatologi ........................................................................................................11
2.1.1.4. Hidrologi ............................................................................................................11
2.1.1.5. Geologi dan Topografi ..................................................................................12
2.1.1.6. Penggunaan Lahan .........................................................................................14
2.1.1.7. Ekosistem Karst ..............................................................................................16
2.1.1.8. Keanekaragaman Hayati .............................................................................16
2.1.1.9. Sumberdaya Mineral (Pertambangan) ..................................................18
2.1.1.10. Pariwisata ..........................................................................................................18
2.1.1.11. Kebencanaan ....................................................................................................19
2.1.2. Kondisi Demografi dan Kesejahteraan Masyarakat............................................19
2.2. Bentuk Penguasaan Sumberdaya Alam ...................................................................................22
2.3. Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek .............................23
2.3.1. Kualitas Udara di Kabupaten Trenggalek ...............................................................23
2.3.2. Kualitas Air di sekitar Perkotaan Kabupaten Trenggalek ................................24
2.3.3. Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup ..................................................................30

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek ii
2.4. Daya Dukung dan DayaTampung Lingkungan Berbasis Jasa Ekosistem Wilayah
Kabupaten Trenggalek ...................................................................................................................31
2.4.1. Jasa Ekosistem Penyedia Pangan ...............................................................................31
2.4.2. Jasa Ekosisitem Penyedia Air Bersih.........................................................................35
2.4.3. Jasa Ekosisitem Pengaturan Iklim..............................................................................38
2.4.4. Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir .....................................41
2.4.5. Jasa Ekosistem Pengaturan Pemeliharaan Kualitas Udara ..............................44
2.4.6. Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana .........47
2.4.7. Jasa Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup ..............50
2.4.8. Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas ...............................................................53

BAB III PERMASALAHAN, INDIKATOR, DAN TARGET KABUPATEN TRENGGALEK


3.1. Isu Strategis Kabupaten Trenggalek.........................................................................................56
3.1.1. Kerusakan Lahan ..................................................................................................................56
3.1.2. Banjir .........................................................................................................................................57
3.1.3. Kerusakan Hutan ..................................................................................................................57
3.1.4. Sampah .....................................................................................................................................58
3.1.5. Kekeringan ..............................................................................................................................59
3.1.6. Pertambangan ........................................................................................................................59
3.1.7. Pencemaran Air .....................................................................................................................60
3.1.8. Limbah Domestik..................................................................................................................60
3.1.9. Permukiman Kumuh ...........................................................................................................61
3.1.10. Alih Fungsi Lahan ..............................................................................................................61
3.1.11. Kerusakan Pantai ...............................................................................................................62
3.1.12. Pariwisata .............................................................................................................................63
3.1.13. Pencemaran Udara ............................................................................................................64
3.1.14. Industri...................................................................................................................................64
3.1.15. Perubahan Iklim .................................................................................................................65
3.1.16. Tata Ruang (Izin Lokasi) .................................................................................................66
3.1.17. Kerusakan Karst .................................................................................................................66
3.1.18. Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ...............................67
3.2. Analisis DPSIR Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek ....................................................68
3.3. Indikator Keberhasilan..........................................................................................................................72
3.3.1. Indikator Kualitas Lingkungan Hidup..........................................................................72
3.3.2. Indikatator Daya Dukung Lingkungan .........................................................................73
3.3.3. Indikator Penanganan Isu Strategis Lingkungan ....................................................74
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek iii
3.3.4. Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) .........................................75
3.3.5. Indikator Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (Mitigasi Perubahan Iklim) ..78
3.4. Target RPPLH Kabupaten Trenggalek ............................................................................................78
3.4.1. Target Capaian Jangka Panjang ......................................................................................78
3.4.2. Target Pencapaian 10 Tahunan ......................................................................................80
BAB IV KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
4.1. Strategi Umum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ...................................92
4.1.1. Strategi untuk Sasaran 1 (Harmonisasi Rencana Pembangunan melalui
Pendekatan Daya Dukung dan Taya Tampung Lingkungan Hidup) ...............92
4.1.2. Strategi untuk Sasaran 2 (Mempertahankan Kualitas Lingkungan Hidup
dalam Rangka Memelihara dan Melindungi Keberlanjutan Fungsi
Lingkungan Hidup)..............................................................................................................92
4.1.3. Strategi untuk Sasaran 3 (Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dalam
rangka Pengendalian, Pemantauan, dan Pendayagunaan
Lingkungan Hidup) .............................................................................................................93
4.1.4. Strategi untuk Sasaran 4 (Meningkatkan Ketahanan dan Kesiapan
terhadap Perubahan Iklim) ..............................................................................................93
4.2. Arahan Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ........................94
4.2.1. Rencana Pemanfaatan dan/ atau Pencadangan Sumberdaya Alam ................94
4.2.2. Rencana Pemeliharaan Dan Perlindungan Kualitas dan/ atau Fungsi
Lingkungan Hidup ...............................................................................................................95
4.2.3. Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan
dan Pelestarian Sumberdaya Alam...............................................................................95
4.2.4. Rencana Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim ................................95

BAB V IMPLEMENTASI, MONITORING, DAN EVALUASI


5.1. Implementasi Rencana Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup........ 97
5.1.1. Rencana Pemanfaatan Pencadangan Sumberdaya Alam .........................98
5.1.2. Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan /atau
Fungsi Lingkungan Hidup ................................................................................. 109
5.1.3. Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan
Pelestarian Sumberdaya Alam ........................................................................ 118
5.1.4. Rencana Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim ................ 126
5.1.5 Kerangka Regulasi ................................................................................................ 139
5.1.6. Kerangka Kelembagaan ...................................................................................... 140
5.1.7. Kerangka Pendanaan ........................................................................................... 142
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek iv
5.2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Perlindungan dan
Pengelolan Lingkungan Hidup......................................................................................... 143
BAB VI PENUTUP......................................................................................................................................... 144
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 145

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Trenggalek ................ 8
Tabel 2.2. Luas Ekoregion di Kabupaten Trenggalek skala 1:50.000 ..................................10
Tabel 2.3. Tingkat Kelerengan Kabupaten Trenggalek .............................................................12
Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Kabupaten Trenggalek ...............................................................14
Tabel 2.5. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Kabupaten Trenggalek ............31
Tabel 2.6. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Pangan ........................33
Tabel 2.7. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih ..................36
Tabel 2.8. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim .......................39
Tabel 2.9. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air
dan Banjir ................................................................................................................................42
Tabel 2.10. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Pemelihara
Kualitas Udara........................................................................................................................45
Tabel 2.11. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan
Perlindungan Bencana Alam ...........................................................................................48
Tabel 2.12. Distribusi Kelas dan Luasan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem Budaya
Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup ..................................................................51
Tabel 2.13. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas........54
Tabel 3.1. Hasil Kajian DPSIR Penyusunan RPLH Kabupaten Trenggalek ........................69
Tabel 3.2. Variabel Pengukuran Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup.............77
Tabel 3.3. Target Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup .....................................81
Tabel 3.4. Target Peningkatan Stabilisasi DDTLH .......................................................................81
Tabel 3.5. Target Peningkatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk Lingkungan
Hidup .........................................................................................................................................83

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek vi
Tabel 3.6. Target Penanganan Isu Strategis dan Mitigasi Perubahan Iklim .....................87
Tabel 5.1. Kebijakan rencana Program Pemanfaatan dan/atau Pencadangan
Sumberdaya Alam ................................................................................................................98
Tabel 5.2. Kebijakan Rencana Program Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas
dan/atau Fungsi Lingkungan Hidup.......................................................................... 109
Tabel 5.3. KRP Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan
Kelestarian Sumberdaya Alam .................................................................................... 118
Tabel 5.4. KRP Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim ...................................... 126
Tabel 5.5. Karakteristik Mekanisme RPPLH kabupaten Trenggalek................................ 139
Tabel 5.6. Fungsi Kelembagaan pada masing - masing Tahapan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup .................................................................................. 141

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek ................................................................... 9


Gambar 2.2. Peta Ekoregion Kabupaten Trenggalek ......................................................................11
Gambar 2.3. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Trenggalek ....................................................13
Gambar 2.4. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Trenggalek.....................................................15
Gambar 2.5. Kualitas Air Embung Beji Maron....................................................................................27
Gambar 2.6. Kualitas Air Embung Wakelan .......................................................................................27
Gambar 2.7. Kualitas Air Embung Ngepeh ..........................................................................................28
Gambar 2.8. Kualitas Air Embung Winong ..........................................................................................28
Gambar 2.9. Kadar Konsentrasi Residu Terlarut pada Sumur Warga .....................................29
Gambar 2.10. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Penyedia Pangan
Kabupaten Trenggalek .......................................................................................................32
Gambar 2.11. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Pangan Kabupaten Trenggalek ...............34
Gambar 2.12. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Penyedia
Air Bersih Kabupaten Trenggalek ................................................................................35
Gambar 2.13. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Penyedia Air Kabupaten Trenggalek .....................................................37
Gambar 2.14. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
Kabupaten Trenggalek .......................................................................................................38
Gambar 2.15. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Pengaturan Iklim Kabupaten Trenggalek............................................40
Gambar 2.16. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Pengaturan Tata
Aliran Air dan Banjir Kabupaten Trenggalek ...........................................................41
Gambar 2.17. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir ................................................43
Gambar 2.18. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Pengaturan
Pemeliharaan Kualitas Udara Kabupaten Trenggalek .........................................44
Gambar 2.19. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara Kabupaten Trenggalek ........................46
Gambar 2.20. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Pengaturan
Pencegahan dan Perlindungan Bencana Alam Kabupaten Trenggalek .........47

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek viii
Gambar 2.21. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Pengaturan Pencegahandan Perlindungan Bencana Alam
Kabupaten Trenggalek .......................................................................................................49
Gambar 2.22. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Budaya Fungsi
Tempat Tinggal dan Ruang Hidup Kabupaten Trenggalek .................................50
Gambar 2.23. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Kabupaten Trenggalek ......................................................................................................52
Gambar 2.24. Grafik Persentase Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Pendukung
Biodiversitas Kabupaten Trenggalek...........................................................................53
Gambar 2.25. Peta Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Pendukung Biodiversitas Kabupaten Trenggalek ............................55

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek ix
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
1
1.1 Latar Belakang

Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555
dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Karakteristik geografis di
Kabupaten Trenggalek dapat dibagi dalam beberapa tipologi kawasan. Dari 14 kecamatan
hanya 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek,
Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan. Sedangkan 10 kecamatan
lainnya mayoritas desanya berupa pegunungan. Kawasan pegunungan terletak pada
kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule,
Kecamatan Kampak dan Kecamatan Dongko. Kawasan pesisir terletak di Kecamatan
Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul. Menilik kondisi geografis
tersebut maka Kabupaten Trenggalek akan menghadapi beberapa permasalahan terkait isu-
isu strategis lingkungan hidup antara lain meliputi kerusakan lahan khususnya gerakan tanah
atau longsor, banjir, kerusakan dan alih fungsi hutan, sampah, kekeringan, masalah
pertambangan, pencemaran air, limbah domestik, permukiman kumuh, kerusakan pantai,
pencemaran udara, permasalahan lingkungan akibat kegiatan industri dan pariwisata, serta
perubahan iklim.Mencermati permasalahan - permasalahan lingkungan tersebut diperlukan
rencana pengelolaan yang baik dan berbasis kelingkungan sehingga dapat lestari dalam
jangka waktu panjang.
Berbagai permasalahan lingkungan di Kabupaten Trenggalek tersebut menunjukkan
perlunya penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Sampai saat ini
Kabupaten Trenggalek telah memiliki dokumen perencanaan terkait pengelolaan lingkungan
hidup yaitu Kerangka Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Neraca Sumber Daya Alam
(NSDA). Namun perlu dilanjutkan sesuai dengan dasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan pemerintah daerah wajib
menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Dokumen
RPPLH merupakan perencanaan tertulis yang memuat potensi, permasalahan, serta upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam kurun waktu tertentu yang biasanya
adalah 30 tahun. Pemerintah daerah diwajibkan mengedepankan konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menjadikan kelestarian lingkungan sebagai tujuan pembangunan,
tanpa mengurangi efektivitas pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan sebagai
wujud mencapai keadilan sosial bagi masyarakat. Keseimbangan tiga aspek tersebut

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
1
merupakan jawaban dari permasalahan pembangunan yang lama ini cenderung
mengutamakan pertumbuhan ekonomi. Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan
Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Trenggalek dalam hal ini memiliki tanggung jawab
dan kewajiban untuk menyusun RPPLH yang merupakan bagian dari tahapan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Penyusunan RPPLH harus memperhatikan beberapa hal
penting, yakni:
1. Merujuk pada RPPLH tingkat provinsi, dilakukan setelah dilakukan inventarisasi
lingkungan hidup dan penetapan wilayah ekoregion;
2. Memperhatikan aspek keragaman karakter dan fungsi ekologis; sebaran
penduduk; sebaran potensi sumber daya alam; kearifan lokal; aspirasi
masyarakat dan perubahan iklim;
Memuat rencana tentang pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam
pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup; pengendalian,
pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian dan sumber daya alam; dan adaptasi dan
mitigasi terhadap perubahan iklim.

1.2 Peran dan Posisi RPPLH

Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya mencapai tujuan kesejahteraan


masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang dimilki, namun tetap memperhatikan
kelestarian sumber daya dan lingkungan untuk generasi selanjutnya. Artinya, pembangunan
berkelanjutan memiliki dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang baik ruang fisik maupun
sosial terkait dengan pemerataan pembangunan yang mendukung kesejahteraan
masyarakat. Sedangkan dimensi waktu dapat dipahami sebagai urgensi pengelolaan sumber
daya demi berjalannya pembangunan antar generasi. Kondisi ini menunjukkan perlunya
keseimbangan dalam upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pelestarian
lingkugan. Banyak kasus menunjukkan bahwa pada umunya pembangunan sebagai upaya
sadar dalam memanfaatkan sumber daya alam cenderung mengesampingkan resiko
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Hal tersebut dilakukan demi mencapai
pertumbuhan ekonomi dan tinggi dan kesejahteraan masyarakat. Padahal kerusakan atau
kepunahan salah satu sumber daya alam akan mengakibatkan kerugian besar karena
pemulihan kembali ke kondisi semula sulit dilakukan. Selain itu dibutuhkan biaya yang besar

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2
dan waktu yang lama untuk dapat mengembalikan kondisi lingkugan hidup yang baik. Dalam
konteks perencanaan pembangunan wilayah, RPPLH yang merupakan amanat dari UU No.32
Tahun 2009 bersifat lebih umum dan lintas sektoral. RPPLH menjadi dasar dan dimuat dalam
rencana pembangunan, agar pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam
lebih terkontrol.
Muatan RPPLH menjadi bahan masukan utama dan bagian integral dari dokumen
perencanaan pembangunan yang pada akhirnya juga dapat mempengaruhi perencanaan
daerah maupun pada tingkatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Peran RPPLH dalam
perencanaan wilayah semakin nyata karena memberikan gambaran megenai pengelolaan
lingkungan. Pembangunan wilayah saat ini cenderung memandang pengelolaan lingkungan
sebagai upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan. Sudut pandang ini
sangat sempit mengingat pengelolaan lingkungan merupakan konsep yang luas. Definisi
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mencakup upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Kedudukan RPPLH dalam sistem perencanaan pembangunan sesuai pasal 10 ayat 5
undang-undang nomor 32 tahun 2009 maka RPPLH dari segi sistem perencanaan
pembangunan sebagai dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka
panjang dan rencana pembangunan jangka menengah. RPPLH merupakan suatu keharusan
mengingat materi muatan RPJP dan RPJM sangat luas secara substansi maupun
pelaksananyan terutama berkenaan dengan muatan rencana perlindungan lingkungan hidup.
Sementara itu pada dasarnya perencanaan pembangunan di Indonesia dijabarkan dalam dua
sistem rencana yaitu Sistem Perenanaan Pembangunan Nasional dan Rencana Penataan
Ruang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasikan rencana-rencana pembangunan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM). Sedangkan Rencana Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang berupa rencana umum dan
rencana rinci. Rencana pembangunan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Penataan Ruang dan demikian pula sebaliknya.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
3
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa RPPLH sebenarnya memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan Rencana Penataan Ruang terutama terkait dengan
adanya rencana pemanfaatan ruang. Rencana penataan ruang atau RTRW adalah mengatur
bagaimana memanfaatkan ruang atau dalam artian luas adalah lingkungan, RPPLH
memberikan informasi, arahan maupun acuan sebagaimana seharusnya lingkungan
dimanfaatkan/dikelola dengan baik agar tetap terjaga kualitasnya. Undang-undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang juga mengatur, RTRW Kabupaten/Kota disusun
salah satunya dengan memprihatinkan RPJP Kabupaten/Kota yang notabene dilandasi oleh
RPPLH. Dengan kata lain, RPPLH seharusnya menjadi pertimbangan dalam penyusunan
RTRW Kabupaten/Kota sehingga pemanfaatan ruang yang direncanakan didasarkan sesuai
dengan karakteristik ekoregionnya. Ditinjau dari sistem perundang-undangan nasional,
RPPLH Kabupaten/Kota memilki kedudukan yang setara dengan RPJPD, RPJMD, RTRW
kabupaten/kota karena RPPLH diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1. Maksud
Menggunakan dokumen RPPLH Kabupaten Trenggalek sebagai dasar penyusunan
dan dimuat dalam rencana pembangunan baik RPJP (Rencana Pembanguna Jangka Panjang),
RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah),
maupun rencana-rencana pembangunan sektor-sektor lainnya, sebagai upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan di Kabupaten Trenggalek.

1.3.2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kabupaten Trenggalek adalah:
1. Mendiskripsikan potensi dan kondisi wilayah Kabupaten Trenggalek;
2. Mengidentifikasi permasalahan - permasalahan lingkungan hidup strategis
Kabupaten Trenggalek;
3. Menyusun program – program untuk merespons permasalahan -
permasalahan lingkungan hidup strategis Kabupaten Trenggalek;
4. Mendesain suatu sistem yang terpadu berupa suatu kebijakan perlindungan
dan pengelolaannya lingkungan hidup Kabupaten Trenggalek dalam kurun
waktu 30 tahun yang bersifat lintas sektor dan wilayah.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
4
1.4 Kerangka Hukum

Kerangka Hukum yang mendasari penyusunan dokumen RPPLH ini adalah:


1. Undang-undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 90) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5
17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya
Air;
22. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN
2015-2019.
24. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
18/MenLHKII/2015 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor
1 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019;
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 tahun 2018 tentang Rencana
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Jawa Timur
Tahun 2018-2038;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 14 tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2025;

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
6
29. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 19 tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-
2015;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 15 tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032.

1.5 . Prinsip RPPLH

Prinsip dalam penyusunan dokumen RPPLH ini adalah:


a. Pembangunan Berkelanjutan: Pembangunan di bidang sosial dan ekonomi dengan
tidak mengorbankan lingkungan hidup dan melakukan integrasi perlindungan
lingkungan dari lingkungan paling kecil (lokal dan regional);
b. Pembangunan Rendah Karbon: Melakukan pembangunan kota-kota yang rendah
karbon dan hemat energi, serta menciptakan solusi terbaik antara pembangunan
ekonomi dan perlindungan ekologi;
c. Partisipasi Publik: Melakukan keterlibatan publik pada seluruh proses
perencanaan, pelaksanaan, pengwasan dan evaluasi perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
d. Kerjasama antar Daerah: Mengutamakan kerjasama antara daerah dalam satu
ekoregion dan antara ekoregion sebagai keniscayaan untuk mendorong
keberhasilan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
7
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 7
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Trenggalek

2.1.1. Potensi dan Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek


2.1.1.1. Luas dan Letak Wilayah Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Trenggalek merupakan kabupaten yang berada di wilayah paling
selatan Provinsi Jawa Timur dengan luas sekitar 126.140 Ha. Secara geografis, Kabupaten
Trenggalek berada di antara koordinat 111°24- 112°11' Bujur Timur dan 7°53' – 8°34'
Lintang Selatan dengan kondisi dua per tiga dari wilayahnya merupakan pegunungan
dengan ketinggian 0 – 690 Mdpl. Kabupaten Trenggalek memiliki wilayah pengelolaan laut
sepanjang 711,17 km2 dan luas wilayah laut (Zona Ekonomi Ekslusif)± 35.558 km2. Batas
wilayah Kabupaten Trenggalek secara lebih rinci adalah sebagai berikut dan disajikan pada
Gambar 2.1.

 Batas sebelah Utara : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Ponorogo


 Batas sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung
 Batas sebelah Selatan : Samudera Hindia
 Batas sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo
Secara administratif, Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 165
desa/kelurahan, 558 dusun/lingkungan,1.260 Rukun Warga (RW), dan 4.517 Rukun
Tetangga (RT). Berdasarkan unit kecamatan, luas paling besar yaitu Kecamatan Munjungan
(15.480Ha atau 12,27 persen). Sementara itu, luas wilayah kecamatan paling kecil yaitu
Kecamatan Pogalan (4.180 Ha atau 3,31 persen). Berikut adalah pembagian administrasi
Kabupaten Trenggalekyang tersaji pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Trenggalek


Luas Wilayah Dusun/ Rukun Rukun
Kecamatan Desa/Kelurahan
(ha) Lingkungan Warga Tetangga
Panggul 13.156 17 65 155 521
Munjungan 15.480 11 44 66 356
Watulimo 15.444 12 38 79 336
Kampak 7.900 7 23 76 251
Dongko 14.120 10 44 115 459
Pule 11.812 10 35 93 379
Karangan 5.092 12 31 71 296
Suruh 5.072 7 27 41 189
Gandusari 5.496 11 50 125 328
Durenan 5.716 14 50 81 313
Pogalan 4.180 11 37 121 319
Trenggalek 6.116 13 36 74 244
Tugu 7.472 15 49 99 324
Bendungan 9.084 15 29 64 202
126.140 165 558 1.260 4.517
Sumber: (Kabupaten Trenggalek dalam angka, 2017)

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 8


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
9
2.1.1.2. Ekoregion Kabupaten Trenggalek
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ekoregion merupakan adalah wilayah geografis yang
memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia
dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.
Ecoregion merupakan komponen alam atau faktor endogen yang lebih statis jika
dibandingkan dengan faktor eksogennya berupa tutupan lahan yang cenderung lebih
dinamis. Penetapan batas ekoregion dengan mempertimbangkan kesamaan bentang alam,
Daerah Aliran Sungai, keanekaragaman hayati dan sosial budaya.

Tabel 2.2. Luas Ekoregion di Kabupaten Trenggalek skala 1:50.000


Luas
No. Satuan Ekoregion Kabupaten Trenggalek
Ha %
1. Pegunungan Denudasional Pacitan Batuan Gunungapi Tua 182,06 0,14
2. Perbukitan Denudasional Pacitan-Kepanjen Batuan Gunungapi Tua 111,19 0,09
3. Perbukitan Denudasional Wonogiri Batuan Gunungapi Tua 29.994,14 23,57
Lereng kaki Perbukitan Denudasional Jalur Kebumen-Purworejo
4. 16.005,24 12,58
Material Gunungapi Tua
Lereng kaki Perbukitan Denudasional Jalur Pacitan-Kepanjen
5. 246,58 0,19
Material Gunungapi Tua
6. Dataran Fluvio –Vulkan Material Piroklastik 30.474,14 23,95
Lembah Perbukitan Solusional karst Jalur Pacitan – Blambangan
7. 1290,81 1,01
Batugamping Terumbu
8. Lembah Perbukitan Solusional karst Pacitan Batugamping Terumbu 2.282,51 1,79
Lembah Perbukitan Solusional karst Trenggalek Batugamping
9. 1.403,85 1,10
Terumbu
Pegunungan Solusional karst Jalur Pacitan-Blambangan
10. 117,45 0,09
Batugamping Terumbu
Perbukitan Solusional karst Jalur Pacitan-Blambangan Batugamping
11. 3.528,32 2,77
Terumbu
Lembah Perbukitan Solusional karst Trenggalek Batugamping
12. 1.487,86 1,17
Terumbu
13. Pulau-Pulau Kecil Lepas Pantai Batugamping Terumbu 136,52 0,11
Pegunungan Kompleks Struktural (Patahan dan Lipatan) Jalur
14. Pacitan-Trenggalek Batuan Sedimen Gunungapi, Batupasir, 36.332,17 28,55
Batugamping, dan Batuan Malihan
15. Igir Endapan Lava (Dyke) 421,01 0,33
16. Lereng Gunungapi Liman Dorowati Material Piroklastik 300,04 0,24
17. Kaki Gunungapi Liman Dorowati Material Piroklastik 2.930,51 2,30
Total 127.244,38 100
Sumber: Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa

Wilayah Kabupaten Trenggalek secara umum memiliki 17 jenis satuan ecoregion


yang berbeda. Satuan ecoregion yang memiliki luasan terluas yaitu Pegunungan Kompleks
Struktural (Patahan dan Lipatan) Jalur Pacitan-Trenggalek Batuan Sedimen Gunungapi,
Batupasir, Batugamping, dan Batuan Malihan (28,55%), sedangkan satuan ecoregion
terkecil ialah Perbukitan Denudasional Pacitan-Kepanjen Batuan Gunungapi Tua dan dan
Pegunungan Solusional karst Jalur Pacitan-Blambangan Batugamping Terumbu(0,09%).

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 10
Gambar 2.2. Peta Ekoregion Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 11
2.1.1.3. Klimatologi
Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis khatulistiwa, ma seperti
kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Timur uang mempunyai perubahan iklim sebanyak
2 musim setiap tahunnya yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September -
April merupakan musim penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei –
Agustus. Namun akhir-akhir ini dengan perubahan anomaly cuaca maka siklus hujan tidak
menentu. Pada Tahun 2015, rata-rata curah hujan Kabupaten Trenggalek ialah 19 mm/hari
dengan rata-rata hari hujan yaitu 89 hari hujan. Curah hujan tertinggi antara 21-27
mm/hari berada di Kecamatan Munjungan, Kecamatan Dongko, Kecamatan Pule,
Kecamatan Pogalan, dan Kecamatan Bendungan. Sedangkan curah hujan terendah yaitu 12
mm/hari berada di Kecamatan Gandusari. Secara lebih rinci, kondisi klimatologi Kabupaten
Trenggalek disajikan pada tabel berikut ini.

2.1.1.4. Hidrologi
Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang
antara 2 Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M3/detik (Kali Jati) sampai
dengan 20.394 M3/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air sungai yang relatif tinggi
merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi aliran
sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasidiperlukan pembangunan lebih
banyak bangunan penampung air, baik bendungan,embung, dan dam. Adapun sumber air
di Kabupaten Trenggalek sejumlah 361 sumber air. Sumber air di Kabupaten Trenggalek
mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya. Sumber-sumber air tersebut perlu
mendapatkan perhatian dengan menjaga kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber
mata air sebagai kawasan lindung. Kabupaten Trenggalek memiliki 2 Daerah Aliran Sungai
(DAS) utama yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS yang arah
alirannya bermuara ke Samudera Hindia. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang mengamanatkan tutupan lahan di DAS sebesar 30% sebaiknya
diperuntukkan sebagai kawasan hutan dalam rangka memberikan keseimbangan tata air
di daerah hulu sampai hili Pada wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran
sungai, baik besar maupun kecil. Di bagian utara terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke
muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara
di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat
Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai Nglongah
(Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk Dam Dawung menyatu
dengan Sungai Munjungan.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 11
2.1.1.5. Geologi dan Topografi
Wilayah Kabupaten Trenggalek memiliki topografi yang bervariasi, yaitu
parepaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Topografi
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 2/3 bagian wilayah pegunungan dan 1/3 bagian wilayah
dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 1.250 m di atas permukaan laut
dan dari ketinggian tersebut 53,8% berketinggian 100-500 m. Adapun kawasan
pegunungan terletak pada wilayah bagian utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan,
kecamatan Pule, Kecamatan Kampak, dan Kecamatan Dongko. Sedangkan kawasan
bertopografi datar sebagian besar terletak di Kabupten Trenggalek bagian utara meliputi
Kecamatan Trenggalek, Karangan Pogalan, Durenan, dan Tugu. Secara rinci kondisi
kemiringan lahan di Kabupaten Trenggalek ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Tingkat Kelerengan Kabupaten Trenggalek


Luas
No. Tingkat Kelerengan Klasifikasi
Ha %
1. 0-2% Datar 24.529,76 19,68
2. 2-15% Landai 17.761,62 14,25
3. 15-25% Bukit/perbukitan 21.926,23 17,59
4. 25-40% Gunung/Pegunungan dan 32.076,13 25,73
Bukit/Perbukitan
5. > 40% Gunung/Pegunungan dan 28.378,11 22,76
Bukit/Perbukitan
Sumber: Analisis GIS, 2017

Secara geologis, Kabupaten Trenggalek memiliki beberapa batuan induk. Jenis


batuan induk yang ada di Kabupaten Trenggalek antara lain:

 Miosenne sedimentary : di semua kecamatan


 Miosenne Limostone : Kecamatan Panggul, Watulimo, Dongko, dan
Karangan
 Andesit : Kecamatan Munjungan, Watulimo, Pogalan, dan
Karangan
 Liat dan Pasir (alluvium) : di semua kecamatan kecuali Dongko, Pule, dan
Bendungan
 Undifferentioned Vulcanic : Kecamatan Bendungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 12
Gambar 2.3. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
13
2.1.1.6. Penggunaan Lahan
Pengertian Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia,baik secara
permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alamdan sumber
daya buatan,yang secara keseluruhan disebut lahan,dengan tujuanuntuk mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya baik secara kebendaan maupunspiritual ataupun kedua-duanya
(Malingreau, 1977). Klasifikasi penggunaan lahan Kabupaten Trenggalek disusun
berdasarkan system klasifikasi tutupan lahan SNI 7645-1:2014. Berdasarkan data
penggunaan lahan yang diperoleh, Kabupaten Trenggalek memiliki 24 (dua puluh empat)
kelas penggunaan lahan (Gambar). Penggunaan lahan utama terbesar di Kabupaten
Trenggalek ialah kebun campuran yaitu sebesar 33.113,26 Ha atau 26,05% dari total
keseluruhan daratan di Kabupaten Trenggalek dan yang luasan penggunaan lahan terkecil
ialah industri, perdagangan, dan perkantoran yaitu sebesar 12,43 ha atau 0,01%. secara
lebih rinci, penggunaan lahan Kabupaten Trenggalek disajikan pada Tabel 2.8. berikut.

Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Kabupaten Trenggalek


Luas (Ha) Persentase
No. Penggunaan Lahan
(%)
1. Bangunan Non-Permukiman 13.08 0.01
2. Hutan Lahan Rendah Primer 951.99 0.75
3. Hutan Lahan Rendah Sekunder 10453.6 8.29
4. Hutan Lahan Tinggi Primer 655.57 0.52
5. Hutan Lahan Tinggi Sekunder 12275.1 9.73
6. Hutan Mangrove Sekunder 59.46 0.05
7. Hutan Rakyat 21093.4 16.72
8. Hutan Tanaman 4611.87 3.66
9. Industri, Perdagangan dan Perkantoran 12.34 0.01
10. Kebun Campuran 24861.1 19.71
11. Ladang/Tegalan Holtikultura 1505.25 1.19
12. Ladang/Tegalan Palawija 12312.7 9.76
13. Lahan Terbuka 57.41 0.05
14. Perkebunan Kelapa 488.6 0.39
15. Perkebunan Lain 1175.93 0.93
16. Perkebunan Tebu 251.73 0.20
17. Permukiman Desa 16165.8 12.82
18. Permukiman Kota 260.38 0.21
19. Sawah Padi Terus Menerus 9555.64 7.58
20. Sawah Padi/Beras 3763.39 2.98
21. Semak 42.76 0.03
22. Semak Belukar 4659.58 3.69
23. Tanaman Lahan Kering Lain 94.58 0.07
24. Tubuh Air 818.82 0.65
Grand Total 126.140 100
Sumber: Analisis GIS, 2018

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 14
Gambar 2.4. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
15
2.1.1.7. Ekosistem Karst
Dalam ekoregion Jawa karakteristik kawasan ekosistem karst Kabupaten
Trenggalek dikelompokkan ke dalam Kompleks Ekoregion Karst Tulungangung (di sebelah
timur) dan Kompleks Ekoregion Karst Gunung Kidul (sebelah barat). Tipe ekosistem
wilayah tersebut berupa komunitas vegetasi hutan batugamping pamah, hutan
batugamping pamah monsun meranggas, dan hutan batugamping pamah pada bentang
alam karst. Kabupaten Trenggalek memiliki ekosistem karst seluas kurang lebih 53.506,67
ha yang tersebar di 13 kecamatan dan 108 desa. Dari 14 kecamatan di Kabupaten
Trengagalek, Kecamatan Durenan merupakan satu-satunya wilayah di Kabupaten
Trenggalek yang tidak berada dalam ekosistem karst. Adapun Kecamatan Dongko,
merupakan kecamatan yang memiliki cakupan ekosistem terluas, yakni 11.112,78 ha atau
21% dari luas ekosistem karst Kabupaten Trenggalek, sedangkan Kecamatan Pogalan
memiliki cakupan yang terkecil yaitu 230,15 ha. Secara hidrologis wilayah karst Kabupaten
Trenggalek merupakan ekosistem cadangan air tanah untuk air baku bagi kehidupan
masyarakat, perairan pertanian dan perkebunan daerah sekitarnya.
Dilihat dari peran penting ekonomi wilayah, ekosistem karst di Kabupaten
Trenggalek memiliki nilai penting yang dikategorikan dalam nilai penggunaan ekstraktif
berupa pertambangan dan kehutanan (kayu dan non kayu) dan dinilai dari penggunaan
non ekstraktif berupa nilai pemanfaatan bentang alam, nilai jasa lingkungan, nilai jasa
biologis, dan nilai jasa sosial.

2.1.1.8. Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati di Kabupaten Trenggalek ditinjau berdasarkan
karakteristik bentang lahan dan ekoregion. Pada kompleks ekoregion Kabupaten
Trenggalek telah teridentifikasi paling sedikit berkembang 5 tipe ekosistem terestrial, yaitu
(1) ekositem karst, (2) ekosistem lahan pamah, (3) ekosistem lahan pamah monsun, (4)
ekosistem pegunungan, (5) ekosistem rawa. Pada masing-masing tipe ekosistem
berkembang tipe komunitas vegetasi yaitu: (1) pada ekosistem karst berkembang vegetasi
hutan batugamping pamah pada bentang alam karst; (2) pada ekosistem lahan pamah
berkembang 2 tipe komunitas yaitu vegetasi hutan batugamping pamah dan vegetasi hutan
pamah (non dipterokarpa); (3) pada ekosistem lahan pamah monsun berkembang 3 tipe
komunitas yaitu vegetasi hutan batugamping pamah, vegetasi hutan batugamping pamah
monsun meranggas, dan vegetasi hutan pamah hutan meranggas; dan (4) pada ekosistem
pegunungan berkembang 1 komunitas vegetasi hutan pegunungan bawah, dan pada
ekosistem rawa bekembang 1 komunitas vegetasi terna rawa air tawar.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 16
Kabupaten Trenggalek memiliki ekosistem karst dengan persentase kurang
lebih 42,4% dari total wilayah keseluruhan. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila
sebaran tipe komunitas vegetasi batu gamping mencakup hampir seluruh wilayah
Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan hasil obeservasi lapangan yang dilakukan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018), pada wilayah dengan tipe
komunitas vegetasi batu gamping beriklim basah, tampak bahwa vegetasinya selalu hijau
(evergreen) sepanjang tahun, sedangkan pada wilayah yang beriklim monsun vegetasinya
mengering dan beberapa spesies tampak menggugurkan daun. Pada wilayah yang memiki
iklim yang lebih basah tampak berbagai spesies tumbuhan dapat tumbuh sehingga menjadi
tegakan dengan ukuran yang cukup besar. Kondisi ini dapat ditemukan baik pada wilayah
yang berekosistem karst, maupun yang bukan karst (lahan pamah, pegunungan, dan rawa).
Beberapa spesies tumbuhan pohon tersebut tumbuh dengan tajuk besar rindang yang
menghijau daunnya di sepanjang musim.
Potensi dan manfaatnya spesies telah dijelaskan tersebut cukup menjanjikan
keuntungan secara finansial, karena banyak diantara spesies tersebut merupakan
komoditas non kayu dan banyak di antaranya adalah penghasil buah komersial, minyak
atsiri sebagai bahan obat dan bioaktif obat modern dan tradisional. Umumnya dapat
dikembangkan juga pada wilayah yang berekosistem karst dengan iklim basah dengan
memanfaatkan ceruk-ceruk wilayah yang solum tanahnya tebal.
Selain itu juga tercatat beberapa spesies lain baik pohon maupun bukan pohon
(merambat, pemanjat dan perdu) juga sangat potensial untuk dikembangkan pada wilayah
dengan ekosistem berkomunitas batu gamping yang terkenal sulit ditanami karena miskin
hara. Selain serasahnya dapat meningkatkan unsur hara tanah (penyubur tanah) beberapa
memiliki fungsi sebagai penunjang maupun penghasil komoditas perdagangan. Beberapa
spesies tumbuhan dapat dikembangkan di wilayah ini sebagai peneduh tanaman budidaya
(kopi, kakao), penyubur tanah (akarnya mengahasilkan bakteri pengikat nitrogen-N2,
pemecah angin, penahan longsor dan juga sebagai sumber pangan, serat dan bahan bioaktif
obat, jamu, dan penjaga kebugaran tubuh.
Keanekaragaman hayati kabupaten Trenggalek juga dapat dijelaskan atas dasar
produksi pangan yang meliputi tanaman pangan, sayur dan buah-buahan. Berdasarkan
jenis komoditasnya, pada komoditas tanaman pangan, Kabupaten Trenggalek banyak
memproduksi ubi kayu, sedangkan pada komoditas sayuran, jenis sayur yang banyak
diproduksi ialah Lombok/cabe dan diikuti oleh labu siam. Selain itu, pada jenis komoditas
buah-buahan, buah yang paling banyak diproduksi ialah buah pisang dan durian.
Keanekaragaman hayati juga dapat dilihat dari keberadaan fauna dan fauna khas
Kabupaten Trenggalek yaitu Elang laut atau Elang Laut Perut Putih, Lang Siput, White-

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 17
bellied Fish-eagle. Adapun flora yang merupakan ciri khas Kabupaten Trenggalek yaitu
Kayu Pucung (Pangium edule) yang disebut juga Picung atau Puga.

2.1.1.9. Sumberdaya Mineral (Pertambangan)


Kabupaten Trenggalek sebenarnya memiliki kekayaan tambang yang tersebar di
beberapa lokasi tetapi belum dikembangkan secara optimal. Potensi tambang terbesar di
Kabupaten Trenggalek adalah marmer sebesar 708,548 juta ton yang tersebar di
Kecamatan Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko, Pule, Gandusari, Durenan,
Tugu dan Bendungan. Selain marmer, potensi tambang lainnya adalah andesit diorite
sebesar 157,3 juta ton yang tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Gandusari.
Secara geologis di sebelah utara berkembang batuan muda formasi Wonosari,
Wuni, Nampol, dan Gunung Api Wilis. Di bagian tengah berkembang batuan formasi
Arjosari dan Mandalika. Sedangkan di wilayah selatan berkembang formasi Campur darat
dan Mandalika dengan di beberapa tempat tersisa formasi Jaten dan Wuni yang tersingkap
secara terbatas. Pada formasi - formasi tersebut banyak terdapat potensi tambang dan
mineral yang hingga saat ini belum diolah.

2.1.1.10. Pariwisata
Kondisi geografis Kabupaten Trenggalek yang beragam mulai dari pesisir
sampai pegunungan menjadikan daerah ini mempunyai potensi wisata terutama wisata
alam yang menarik. Selain wisata alam, sektor pariwisata di Kabupaten Trenggalek juga
didukung dengan adanya wisata budaya yang hingga saat ini masih lestari, seperti Budaya
Bersih Dam Bagong, Larung Semboyono, Longkangan, Hari Jadi Kota Trenggalek,
Sinongkelan, dan Kupatan. Potensi wisata yang beragam tersebut berpeluang untuk
meningakatkan pendapatan asli daerah apabila kebijakan dan pengelolaannya dilakukan
secara tepat.
Keberadaan sektor ini bukan hanya sebagai pembentuk nilai PDRB namun juga
sebagai stimulator bagi sektor-sektor lainnya. Selain memiliki potensi historis atau
karakter budaya yang menarik bagi wisatawan, Kabupaten Trenggalek juga menawarkan
banyak pilihan wisata lain yang mampu menjadikannya salah satu destinasi wisata paling
populer di Indonesia.
Perhitungan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB tidak tersedia secara
khusus. Selama ini, kontribusi sektor pariwisata ditinjau dari kontribusi sektor akomodasi
dan makan minum. Dari tahun 2015 – 2017, nilai PDRB akomodasi dan makan minum terus
menunjukkan kenaikan dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 10.55 persen per tahun.
Dari segi kontribusinya, sektor ini juga mengalami pertumbuhan positif dari tahun 2015 –

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 18
2017. Pertumbuhan rata-ratanya mencapai 02.98 persen per tahun. Pada tahun 2015,
kontribusinya sebesar 11,38 persen dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 11,50 persen.

2.1.1.11. Kebencanaan
Sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek adalah daerah rawan bencana,
terutama tanah longsor dan banjir. Selain itu di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek
yaitu di kawasan pesisir merupakan wilayah rawan bencana tsunami dan gempa tektonik
akibat tumbukan lempeng.
Bencana tanah longsor sering terjadi di Kabupaten Trenggalek terutama jika
musim hujan tiba. Terdapat dua faktor yang menyebabkan sebagian besar kawasan di
Trenggalek masuk kategorirawan bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama adalah
faktor alam yang terdiri dari aspek geologi dan tanah, aspek hidrologi dan klimatologi,
aspek topografi dan aspek penutup lahan (vegetasi). Kedua, adalah faktor manusia yang
memanfaatkan alam secara tidak bertanggung jawab dan berkelanjutan. Selain longsor,
bencana yang sering terjadi di Kabupaten Trenggalek adalah banjir. Bencana banjir
tentunya membawa kerugian yang tidak sedikit bahkan banyak infrastruktur rusak akibat
banjir.

2.1.2. Kondisi Demografi dan Kesejahteraan Masyarakat


2.1.2.1. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Trenggalek pada Tahun 2017 menurut proyeksi
penduduk Badan Pusat Statisik (2018) mencapai 693.104 jiwa, dengan rincian 344.389
jiwa penduduk laki-laki dan 348.715 jiwa penduduk perempuan. Jumlah Penduduk di
Kabupaten Trenggalek mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Menurut
kecamatan, jumlah penduduk paling tinggi berada di Kecamatan Panggul (jiwa atau
persen), selanjutnya yaitu Kecamatan Watulimo (jiwa atau persen). Sementara itu, jumlah
penduduk paling rendah yaitu di Kecamatan Suruh (jiwa atau persen). Jumlah penduduk
Kabupaten Trenggalek cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015, terjadi
peningkatan sebesar 0,3% dari tahun 2014, kecenderungan yang sama juga tampak pada
tahun 2016 dimana laju pertumbuhan penduduk pada tahun tersebut sebesar 0,3% dari
tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2017, laju pertumbuhan penduduk terlihat menurun
dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 dengan laju pertumbuhan 0,26%.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Trenggalek pada 2014 – 2017 yaitu
0,92 persen. Laju pertumbuhan penduduk bernilai positif berarti bahwa jumlah penduduk
meningkat, sedangkan nilai negatif menunjukkan jumlah penduduk menurun. Menurut
tingkat kecamatan, laju pertumbuhan penduduk tertinggi pertama yaitu Kecamatan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 19
Watulimo (2,21 persen), kemudian tertinggi kedua yaitu Kecamatan Munjungan (1,31
persen). Sementara itu, terdapat kecamatan yang memiliki pertumbuhan penduduk
negatif, yaitu Kecamatan Dongko (-0,01). Laju pertumbuhan penduduk tersebut dapat
berkaitan dengan tinggi atau rendahnya pertumbuhan penduduk alami maupun migrasi
penduduk.
Apabila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan
antara jumlah penduduk laki-laki terhadap perempuan, di Kabupaten Trenggalek tahun
2016 diperoleh nilai 98,71 persen. Ini berarti rata-rata untuk setiap 100 penduduk
perempuan akan terdapat sekitar 99 penduduk laki-laki. Terdapat beberapa sebab sex ratio
kurang dari 100 persen, diantaranya angka harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibanding angka harapan hidup laki-laki serta factor migrasi penduduk laki-laki lebih tinggi
terutama pada usia produktif.
Kepadatan penduduk diformulasikan berdasarkan perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan penduduk dapat menunjukkan distribusi
penduduk secara kasar per satuan luas. Angka rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten
Trenggalek antara tahun 2014 – 2017 cenderung mengalami penurunan, kecuali pada
tahun 2016dimana terjadi peningkatan kepadatan penduduk dari 546 jiwa/km2 menjadi
618 jiwa/km2 pada tahun 2017. Berdasarkan unit kecamatan, Kecamatan Pogalan dan
Kecamatan Trenggalek merupakan dua kecamatan dengan kepadatan penduduk paling
tinggi. Kepadatan penduduk paling rendah yaitu di Kecamatan Bendungan dan paling
rendah kedua yaitu Kecamatan Munjungan.
Penduduk dapat dikelompokkan menurut umur, yang dapat dimanfaatkan
dalam menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk seperti
kebutuhan pangan, papan, sandang, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan lain-lain. Hal
tersebut disebabkan masing-masing kelompok umur akan memiliki kebutuhan yang
berbeda, contohnya tingkat pendidikan. Apabila diperhatikan berdasarkan kelompok umur
pada tahun 2017, penduduk Kabupaten Trenggalek menunjukkan dominasi pada
penduduk usia produktif (15-65 tahun). Perbandingan kelompok penduduk usia produktif
(15-65 tahun) dan usia tidak produktif (0-14 tahun dan lebih dari 65 tahun) di Kabupaten
Trenggalek pada tahun 2017 adalah 31,54 persen. Itu artinya setiap 100 orang yang berusia
kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 32 orang yang tidak
produktif. Angka ketergantungan tersebut dapat dikatakan cukup rendah dalam arti rasio
penduduk produktif lebih dominan.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 20
2.1.2.2. Kesejahteraan Masyarakat
Analisis Pertumbuhan PDRB merupakan salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk melihat perkembangan kesejahteraan masyarakat dari sudut pandang
ekonomi. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Trenggalek tahun 2014 – 2017
menunjukkan nilai yang positif untuk masing-masing sektor, berarti secara umum terdapat
peningkatan nilai PDRB pada masing-masing sektor dari tahun ke tahun. Rata-rata
pertumbuhan PDRB per tahun Kabupaten Trenggalek yaitu 5,64 persen, lebih tinggi
dibandingkan rata-rata pertumbuhan PDRB per tahun Jawa Timur (5,58 persen). Menurut
sektor, rata-rata pertumbuhan paling tinggi yaitu transportasi dan pergudangan (8,05
persen); selanjutnya yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum (7,77 persen) serta
informasi dan komunikasi (7,55 persen). Sementara itu, pertumbuhan paling rendah pada
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (3,32 persen) serta sektor pengadaan listrik
dan gas (3,63).
Selain analisis pertumbuhan PDRB, Indikator persentase penduduk di bawah
garis kemiskinan merupakan langkah lanjutan dari analisis kesejahteraan penduduk dari
segi pendapatan. Melalui indikator pemerataan pendapatan, diketahui bahwa terdapat
penduduk dengan pendapatan terendah dan sebagian dari penduduk tersebut tergolong ke
dalam kategori miskin karena pendapatan mereka berada dibawah garis kemiskinan.
Persentase penduduk diatas garis kemiskinan berarti penduduk yang tidak miskin
(penduduk sejahtera), yaitu penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per bulan di
atas garis kemiskinan. Garis kemiskinan Kabupaten Trenggalek yang ditetapkan semakin
meningkat per tahunnya. Pada tahun 2012, garis kemiskinan Kabupaten Trenggalek setara
Rp. 235.002, sedangkan pada tahun 2013 setara Rp 243.665 dan garis kemiskinan semakin
meningkat pada tahun 2017 yang setara Rp 288.779. Semakin meningkatnya garis
kemiskinan justru berbanding terbalik dengan jumlah penduduk miskin dimana dalam
kurun waktu tahun 2012-2017 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 7,9%.
Dari sudut pandang ekonomi, ketimpangan perekonomian penduduk dapat
diidentifikasi melalui berbagai indikator, salah satunya adalah Indeks Gini. Indeks Gini
adalah hasil perhitungan kurva Lorenz yang berfungsi untuk menggambarkan distribusi
pendapatan penduduk dari seluruh kelompok pengeluaran (pengeluaran pangan dan non
pangan). Rentang angka dalam Indeks Gini adalah 0-1. Semakin Indeks Gini mendekati
angka 0, maka dapat diartikan bahwa pemerataan semakin baik. Sebaliknya, apabila Indeks
Gini semakin mendekati angka 1 maka dapat disimpulkan bahwa ketimpangan pendapatan
di dalam masyarakat semakin besar.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 21
Perkembangan Indeks Gini Kabupaten Trenggalek tahun 2013 – 2017.
Berdasarkan nilai Indeks Gini, Kabupaten Trenggalek memiliki kriteria ketimpangan
sedang (moderat) pada tahun 2012 – 2015. Indeks gini Kabupaten Trenggalek selama
rentang waktu 2012 – 2015 secara umum mengalami peningkatan dengan pertumbuhan
rata-rata sebesar 6,48 persen per tahun. Hal ini menggambarkan bahwa semakin
meningkatnya Indeks Gini Kabupaten Trenggalek menunjukkan bahwa semakin terjadi
ketimpangan pendapatan penduduk, dimana peningkatan pendapatan penduduk dengan
penghasilan 20 persen teratas tidak sebanding dengan penduduk yang berpenghasilan 40
persen terbawah. Meskipun demikian, kategori ketimpangan pendapatan Kabupaten
Trenggalek masih tergolong dalam kategori sedang (moderat).

2.2. Bentuk Penguasaan Sumberdaya Alam

Bentuk penguasaan sumberdaya alam yang dimaksud ialah berupa kawasan


hutan dan pertambangan. Kawasan hutan menurut fungsi di Kabupaten Trenggalek
mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 35/Menhut-11/2013 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 - 2032 khususnya bab mengenai peruntukan fungsi
kawasan hutan. Dari 62160.3 Ha kawasan hutan di Kabupaten Trenggalek yang
ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan pada Kabupaten Trenggalek, terdiri dari kawasan
hutan produksi dimana total luasannya adalah 44.171,70 Ha (71,1%) dan Hutan Lindung
17.988,40 Ha (28.9%). Ini berarti bahwa dari keseluruhan luasan tersebut, hanya 28,9 % yang
memiliki fungsi lindung dengan peran lebih besar terhadap kebutuhan konservasi dan
perlindungan habitat. Selebihnya, yaitu sejumlah 71,1 % merupakan hutan produksi.
Sedangkan mengacu pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek
Tahun 2012 - 2032 dan informasi Cabang Dinas Kehutanan Prov. Jawa Timur Wilayah
Trenggalek Perum Perhutani Sub KPH Kediri Selatan di Trenggalek kawasan hutan
menurut statusnya terbagi sebagai Hutan Negara dan Hutan Rakyat yang merupakan hutan
yang dikuasai oleh adat serta Hutan Kota.
Berdasarkan status hutan menunjukkan hutan di Kabupaten Trenggalek
bersatatus hutan negara, hutan rakyat, dan hutan kota. Jumlah hutan negara mencapai 75
% keseluruhan hutan dengan status. Artinya masih terdapat sejumlah 25 % atau setara
21.093,39 dari hutan dengan fungsi yang telah ditentukan namun belum memiliki kekuatan
hukum yang besar sebagai hutan negara. Keberadaan hutan rakyat tersebut akan menjadi
kawasan rentan yang akan mengancam keberlangsungan hutan akibat lemahnya regulasi
dan perlindungan yang diterapkan pada kawasannya.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 22
Sedangkan pada sektor pertambangan, pada tahun 2018 setidaknya terdapat 21
lokasi pertambangan dengan total luasan mencapai 2.867 ha yang dikelola oleh perusahaan
dan/atau perseorangan dengan mekanisme pemberian izin pertambangan oleh Dinas
Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Timur. Dari keseluruhan jenis bahan
tambang tersebut, jenis penambangan paling banyak dilakukan di Kabupaten Trenggalek
berupa penambangan feldspar, tanah liat dan andesit dan sisanya berupa marmer. Jenis
bercirikan pada metode open pit mining (tambang terbuka) untuk mengkeksploitasi bahan
tambang. Metode ini potensial menyebabkan kerusakan pada lapisan tanah termasuk
vegetasi dan habitat di atasnya, terutama apabila tidak dilakukan reklamasi secara benar.

2.3. Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek

2.3.1. Kualitas Udara di Kabupaten Trenggalek


Pemantauan kualitas udara ambien di Kabupaten Trenggalek pada tahun
2017 dilakukan pada lokasi Kawasan Perkantoran Pemkab Trenggalek (Jl. Wakhid Hasyim
05 Trenggalek). Pemantauan kualitas udara ambien juga dilakukan di beberapa lokasi
yang memiliki sumber pencemaran seperti juga dilakukan di lokasi Kawasan
Permukiman (Perumahan Taman Agung Permai Trenggalek), Kawasan Industri,
Gondorukem (Jl. Kanjeng Jimat Trenggalek), Kawasan Transportasi (Jl. Soekarno Hatta
Trenggalek). Pemantauan kualitas udara ambien dilakukan oleh Dinas Perumahan
Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek, masing - masing
untuk parameter SO2, CO, NO2, O3, HC, PM 10, PM 2,5, TSP, Pb, Dustfall, Total Flourides
sebagai F, Flour Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, dan Sulphat Index. Beberapa
paramater dari hasil pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO2, CO, NO2, O3, Pb, dan

TSP terdeteksi dengan kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar 15,6 µg/Nm3; 4218

µg/Nm3; 8,12 µg/Nm3; 62,6 µg/Nm3; 0,0166 µg/Nm3; dan 49,8 µg/Nm3.
Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10, PM2,5,
Dustfall, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index.
(IKPLHD Kabupaten Trenggalek, 2018) . Beberapa paramater dari hasil pengukuran
pada lokasi tersebut seperti SO2, CO, NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan kosentrasi

masing - masingnya yaitu sebesar 15,6 µg/Nm3; 4218 µg/Nm3; 8,12 µg/Nm3; 62,6

µg/Nm3; 0,0166 µg/Nm3; dan 49,8 µg/Nm3. Sedangkan untuk beberapa parameter
lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10, PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index,
Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index. ( IKPLHD Kabupaten Trenggalek,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 23
2018). Perhitungan Indeks Pencemaran Udara (ISPU) dilakukan terhadap parameter
SO2dan NO2. Hasil ISPU menjelaskan bahwa nilai IPU SO2sebesar 99,59 dan IPU
NO2sebesar 99,21, atau dengan rata - rata ISPU 99,39. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat pencemaran udara di Kabupaten Trenggalek tahun 2017 tergolong sangat baik,
mendekati nilai 100.
Pemantauan kualitas udara ambien untuk usaha/kegiatan dilakukan Kawasan
Industri, Gondorukem, Jl. Kanjeng Jimat Trenggalek. Hasil pemantauan kualitas udara
ambien menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO2, CO,
NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar 24,45

µg/Nm3; 4542 µg/Nm3; 9,47 µg/Nm3; 61,00 µg/Nm3; 0,0235 µg/Nm3; dan 76,6

µg/Nm3. Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10,
PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat
Index. (IKPLHD Kabupaten Trenggalek, 2018). Selain itu pemantauan kualitas udara
ambien dilakukan di Kawasan Permukiman, Perumahan Taman Agung Permai Trenggalek
Tahun 2017 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO2,
CO, NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar

34,42 µg/Nm3; 1774 µg/Nm3; 18,40 µg/Nm3; 52,50 µg/Nm3; 0,0122 µg/Nm3; dan

65,0 µg/Nm3. Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC,
PM10, PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta
Sulphat Index. Sedangkan hasil pemantauan kualitas udara ambien di Kawasan
Transportasi, Jl. Soekarno Hatta Trenggalek Tahun 2017 menunjukkan bahwa hasil
pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO2, CO, NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan

kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar 28,9 µg/Nm3; 5742 µg/Nm3; 9,88 µg/Nm3;

89 µg/Nm3; 0,0122 µg/Nm3; dan 9,87 µg/Nm3.Sedangkan untuk beberapa parameter


lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10, PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index,
Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index.

2.3.2. Kualitas Air di sekitar Perkotaan Kabupaten Trenggalek


1. Kualitas air Sungai sekitar Perkotaan
Air dalam suatu badan sungai dapat dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan
hidup manusia dan sebagai media kehidupan (lingkungan akuatik) bagi makhluk hidup.
Untuk dapat menopang kebutuhan tersebut, tentunya dituntut kualitas yang sesuai dengan
standar baku mutu. Pada wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai
besar maupun kecil. Di bagian utara terdapat 2 (dua) sungai besar yang mengalir ke selatan,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 24
yaitu Sungai Bagong dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara beberapa
sungai yang cukup besar yaitu dari utada Sungai Bagong yang bermuara di Kelurahan
Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat Sungai
Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai Nglongah (Mlijon) yang
bermuara di Kecamatan Trenggalek, sebelum masuk DAM Dawung menyatu dengan Sungai
Munjungan.

a. Sungai Ngasinan
Pengujian kualitas air Sungai Ngasinan dilakukan pada 3 (tiga) lokasi yaitu
Sungai Ngasinan bagian tengah, Sungai Ngasinan kea rah Parit Raya, dan Sungai
Ngasinan ke arah Sungai Ngrowo, dimana pada masing-masing lokasi tersebut
terdapat dua titik sampling. Berdasarkan hasil uji kualitas air Sungai Ngasinan, adapun
parameter yang melampaui baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 yaitu parameter TDS, TSS, BOD (Sungai Ngasinan Bagian Tengah), Khlorin
bebas, dan parameter minyak dan lemak.
b. Sungai Bagong
Pengujian kualitas air di Sungai Bagong dilakukan di 2 titik sampling.
Berdasarkan hasil uji kualitas air Sungai Bagong, adapun parameter yang melampaui
baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 ialah parameter zat
padat terlarut (TDS), nitirit (NO2), Khlorin Bebas, Fenol, dan parameter minyak dan
lemak.Tingginya kandungan NO2 dalam air sungai Bagong kemungkinan berasal dari
limbah organic seperti limbah tinja/urine, limbah kotoran peternakan dan berbagai
limbah organic lainnya.
c. Sungai Prambon
Kualitas air Sungai Prambon berdasarkan hasil uji terdapat beberapa
parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun parameter yang
melebihi baku mutu tersebut ialah parameter zat padat terlarut (TDS),padata
tersuspensi (TSS), oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologis (BOD), Khlorin
Bebas, dan parameter minyak lemak. Pencemaran sampah dan limbah domestik yang
berupa bahan organik menyebabkan turunnya konsentrasi parameter DO didalam air
sungai. Dengan meningkatnya bahan organik didalam perairan, maka bakteri aerob
akan berkembang dan sebagian besar oksigen terlarut akan digunakan oleh bakteri
aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi
karbondioksida dan air. Sebagai akibatnya jumlah oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan/mengoksidasi pencemar bahan organik tersebut
akan besar sehingga akan terjadi peningkatan nilai BOD dan COD yang melebihi baku

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 25
mutu. Perairan yang mempunyai BOD dan COD tinggi umumnya akan menimbulkan
bau tidak sedap, sebab apabila BOD dan COD tinggi berarti nilai DO rendah sehingga
proses pemecahan bahan organik (limbah domestik dan sampah organik) akan
berlangsung anaerob (tanpa oksigen).
d. Sungai Pinggir
Kualitas air Sungai Pinggir berdasarkan hasil uji terdapat beberapa parameter
yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun parameter yang melebihi
baku mutu tersebut ialah parameter TDS dan parameter minyak lemak. Kandungan
TDS yang tinggi di Sungai Pinggir dimungkinkan terjadi karenan beberapa faktor yaitu
laju aliran yang sangat deras sehingga dapat membawa partikel dan sedimen berupa
pasir, lumpur dan tanah liat dari dasar sungai. Selain itu tingginya konsentrasi TDS
juga dapat disebabkan oleh erosi tanah di sekitar sempadan sungai dan buangan air
limbah. Akibat yang ditimbulkan yaitu dapat mengurangi kejernihan air, penurunan
fotosintesis, dan meningkatkan suhu air.
e. Sungai Nglongah

Kualitas air Sungai Nglongah berdasarkan hasil uji terdapat beberapa


parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun parameter yang
melebihi baku mutu tersebut ialah parameter TDS dan parameter minyak lemak.
Kandungan TDS yang tinggi di Sungai Pinggir dimungkinkan terjadi karenan beberapa
faktor yaitu laju aliran yang sangat deras sehingga dapat membawa partikel dan
sedimen berupa pasir, lumpur dan tanah liat dari dasar sungai. Selain itu tingginya
konsentrasi TDSjuga dapat disebabkan oleh erosi tanah di sekitar sempadan sungai
dan buangan air limbah. Akibat yang ditimbulkan yaitu dapat mengurangi kejernihan
air, penurunan fotosintesis, dan meningkatkan suhu air.

2. Kualitas Air Embung/Retensi


Untuk mengetahui kualitas embung di Kabupaten Trenggalek maka dilakukan
pengujian pada 4 (empat) embung yaitu Embung Beji Maron, Embung Wakelan,
Embung Ngepeh, dan Embung Winong. Embung-embung ini berfungsi sebagai
penyedia air irigasi sebagian kecil sawah pada daerah tersebut. Selain itu, embung
ini diperkirakan menerima beban kegiatan domestik pemukiman disekitarnya.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 26
Kualitas Air Embung Beji Maron

0.0013
Sianida (mg/l) 0.001
230
Fecal Coliform 90
92
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.074
0.06
NH3 (mg/l) 3521
0.03
BOD (mg/l) 3.3
5.1
DHL (mg/l) 517
7.32
TSS (mg/l) 6
268
Temperatur 27.2
0 1000 2000 3000 4000

Gambar 2.5. Kualitas Air Embung Beji Maron


(Sumber: IKPLHD Kabupaten Trenggalek, 2018)

Berdasarkan hasil uji kualitas air di Embung Beji Maron, adapun parameter yang melebihi
baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air meliputi parameter DO, BOD, Khlorin Bebas,
Fenol, dan Minyak lemak.

Kualitas Air Embung Wakelan


0.013
Sianida (mg/l) 0.001
90
Fecal Coliform 40
55
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.108
0.05
NH3 (mg/l) 0.847
0.013
BOD (mg/l) 3.47
5
DHL (mg/l) 140
7.34
TSS (mg/l) 48
120
Temperatur 24
0 500 1000 1500 2000

Gambar 2.6. Kualitas Air Embung Wakelan


(Sumber: IKPLHD Kab. Trenggalek, 2018)

Berdasarkan hasil uji kualitas aair di Embung Wakelan, adapun parameter yang
melebihi baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 27
Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air meliputi parameter DO, BOD, Khlorin
Bebas, Fenol, dan Minyak lemak.

Kualitas Air Embung Ngepeh

0.013
Sianida (mg/l) 0.001
230
Fecal Coliform 90
95
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.076
0.06
NH3 (mg/l) 0.981
0.024
BOD (mg/l) 4.96
4.9
DHL (mg/l) 3.73
7.78
TSS (mg/l) 106
176
Temperatur 26
0 500 1000 1500 2000

Gambar 2.7. Kualitas Air Embung Ngepeh


(Sumber: IKPLHD Kab. Trenggalek, 2018)

Berdasarkan hasil uji kualitas air di Embung Ngepeh, adapun parameter yang melebihi
baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air meliputi parameter DO, BOD, Khlorin Bebas,
Fenol, dan Minyak lemak.

Kualitas Air Embung Winong

0.013
Sianida (mg/l) 0.001
430
Fecal Coliform 230
109
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.09
0.05
NH3 (mg/l) 0.658
0.019
BOD (mg/l) 3.76
4.9
DHL (mg/l) 99.5
7.26
TSS (mg/l) 107
248
Temperatur 23
0 500 1000 1500 2000

Gambar 2.8. Kualitas Air Embung Winong


(Sumber: IKPLHD Kab. Trenggalek, 2018)

Berdasarkan hasil uji kualitas air di Embung Winong, adapun parameter yang
melebihi baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 28
Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air meliputi parameter TSS, DO, BOD,
Khlorin Bebas, Fenol, dan Minyak lemak.

3. Kualitas Air Sumur sebagai Air Baku Masyarakat


Pada Kabupaten Trenggalek hampir 68 % rumah tangga menggunakanair sumur
sebagai sumber air bakunya, untuk di Kecamatan Trenggalek mencapai 85 % rumah
tangga menggunakan air sumur sebagai sumber air bakunya, dan Kecamatan Durenan
90 % rumah tangga menggunakan air sumur sebagai sumber air bakunya serta Kecamatan
Watulimo 41 % rumah tangga menggunakan air sumur sebagai sumber air bakunya.
Untuk titik pantau tersebut, pada Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Tahun 2018 ini terdapat 28 (dua puluh delapan) lokasi titik pantau kualitas air
sumur warga di beberapa kecamatan yakni Kecamatan Karangan, Trenggalek, Tugu,
Watulimo, Bendungan, dan Pogalan. Masing - masing sampel air sumur dianalisis untuk
parameter fisika, kimia anorganik dan kimia organik. Hasil analisis sampel air sumur
akan dibandingkan dengan nilai baku mutu untuk air kelas I dalam PP 82/2001
masing - masingnya untuk parameter fisika, kimia anorganik dan kimia organik.

Kadar Residu Terlarut Air Sumur (mg/l)

584
Pogalan 4 687
688
Pogalan 2 585
590
Bendungan 2 496
448
Watulimo 6 429
275
Watulimo 4 519
391
Watulimo 2 320
405
Trenggalek 8 539
417
Trenggalek 6 437
Trenggalek 5 464
231
Trenggalek 3 305
600
Trenggalek 1 494
377
Tugu 5 389
740
Tugu 3 480
435
Tugu 1 438
569
Baku Mutu 1000
0 200 400 600 800 1000 1200

Gambar 2.9. Kadar Konsentrasi Residu Terlarut pada Sumur Warga Kab. Trenggalek
(Sumber: IKPLHD, 2018)

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 29
2.3.3. Inovasi Pengelolan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan di Kabupaten Trenggalek secara berkelanjutan terus dilakukan
oleh pemerintah Kabupaten Trenggalek, salah satunya adalah melakukan rehabilitasi
lingkungan. Rehabilitasi lingkungan merupakan upaya pemulihan, perbaikan dan
melakukan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Hal tersebut penting dilakukan untuk
memastikan agar fungsi lingkungan, produktifitas maupun kuantitas lingkungan hidup
dapat terjaga dengan baik. Kegiatan rehabilitasi tersebut dilakukan pemerintah
Kabupaten Trenggalek yang dicerminkan melalui program – program pengelolaan
lingkungan hidup yang melibatkan seluruh sektor, pihak swasta dan masyarakat umum.
Adapun kegiatan rehabilitasi lingkungan yang telah dilakukan yaitu: (1) Kegiatan “Satu
Milyar Pohon”; (2) pengembangan biogas dari kotoran sapi; (3) Sekolah Adiwiyata; (4)
Pengembangan konsep ekowisata; (5) Pemulihan kegiatan pertambangan emas; (6)
Perlindungan mata air; (7) program sejuta biopori; (8) Pelatihan pembuatan kompos; (9)
Gerakan ecobrick; (10) Bank Sampah.
Selain inovasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dijabarkan di atas, terdapat
pula pengelolaan lingkungan hidup berbasis masyarakat yang tidak kalah pentingnya.
Peran serta masyarakat merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengelolaan
lingkungan hidup. Masyarakat terdiri dari orang per-orangan maupun komunitas yang
bermukim disuatu wilayah baik itu masyarakat pendatang maupun masyarakat lokal.
Masyarkat sejatinya memiliki hak serta kewajiban untuk turut serta berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Implementasi dari peran masyarakat tercermin melalui
keterlibatan dalam kebijakan dan program – program pemerintah, serta keaktifan
masyarakat dalam menginisiasi program pengelolaan lingkungan hidup. Hal tersebut dapat
berdampak pada peningkatan tanggap siaga masyarakat dalam melakukan kontrol
maupun pengawasan terkait pengelolaan lingkungan. Selain itu dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat dan kemandirian dalam melestarikan lingkungan hidup.
Peran serta masyarakat selain dibuktikan dengan program usulan masyarakat
namun juga dibuktikan dari komunitas maupun lembaga swadaya (LSM) yang dibentuk
masyarakat untuk memabantu pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup. Lembaga
– lembaga tersebut memiliki peran penting dalam kelestarian lingkungan hidup sebagai
agen penggerak dan pendukung dalam pelestarian lingkungan, selain itu lembaga tersebut
juga dapat menjadi wadah aspirasi bagi masyarakat yang kadang tidak tersampaikan
kepada pemerintah. Lembaga tersbeut juga dapat mengajak masyarakat lainya untuk turut
berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan serta mengedukasi masyakarat lainya
untuk sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan sekitar bagi kesehatan dan
kehidupan.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 30
2.4. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis Jasa Ekosistem
Wilayah Kabupaten Trenggalek

Kajian ini menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
pendekatan konsep jasa ekosistem, dengan pengembangan asumsi dasar sebagai berikut:
a. Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin tinggi kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain,
dan keseimbangan antar keduanya (lihat jasa penyediaan, Jasa budaya, dan
pendukung)
b. Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin tinggi kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya (lihat jasa pengaturan).

Berdasarkan hasil analisis data distribusi luasan jasa ekosistem yang tersaji pada
Tabel 2.5. Jasa ekosistem dengan persentase tertinggi adalah pada jasa ekosistem penyedia
air bersih yaitu 30,51% pada kategori rendah. Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek
sejumlah 361 sumber air. Berdasarkan hasil analisis spasial pada penggunaan lahan
Kabupaten Trenggalek, luasan penggunaan lahan sawah beras/padi hanya 2,98%.
Tabel 2.5.
Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis
Jasa Ekosistem Kabupaten Trenggalek

Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem
Jenis Jasa Ekosistem
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Penyedia Pangan 10.53 8.68 10.96 8.38 47.72 22.73 23.82 12.64 6.96 4.66
Penyedia Air bersih 15.75 12.98 39.90 30.51 13.67 6.51 11.14 5.91 19.53 13.07
Pengatur Iklim 12.76 10.52 14.13 10.80 20.21 9.63 25.50 13.53 27.39 18.33
Pengatur Tata Aliran Air &
8.61 7.10 19.58 14.97 31.96 15.22 15.59 8.27 24.26 16.24
Banjir
Pengatur Pemeliharaan
10.79 8.90 13.14 10.05 23.06 10.98 29.97 15.89 23.04 15.42
Kualitas Udara
Pengatur Pencegahan dan
16.55 13.64 6.79 5.19 17.56 8.36 41.98 22.27 17.12 11.46
Perlindungan Dari Bencana
Budaya Fungsi Tempat
33.05 27.25 10.87 8.31 27.97 13.32 18.05 9.57 10.06 6.73
Tinggal &Ruang Hidup
Pendukung Biodiversitas 13.26 10.93 15.42 11.79 27.79 13.24 22.48 11.92 21.04 14.08

2.4.1. Jasa Ekosistem Penyedia Pangan


Diamati dari grafik pada Gambar 2.10. menunjukkan bahwa jasa ekosistem
penyedia pangan di Kabupaten Trenggalek didominasi oleh jasa ekosistem penyedia
dengan kelas sedang. Total luas lahannya yaitu sekitar 60657.87 Ha. Kecamatan dengan
luasan jasa ekosistem penyedia pangan terluas pada kelas yang sedang adalah Kecamatan
Dongko dengan luas lahan 9706,81 Ha atau sekitar 16% dari total luas lahan pada kelas
sedang. Sementara yang paling rendah adalah Kecamatan Karangan yaitu dengan luas
260,86 Ha atau 0,43%.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 31
Distribusi Luas Jasa Ekosistem Penyedia Pangan

WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.10. Grafik Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Penyedia Pangan
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 32
Tabel 2.6. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Pangan

Kecamatan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Bendungan 320.08 2.39 259.44 1.86 4598.54 7.58 2984.17 9.86 1093.10 12.36 9255.33 7.28
Dongko 2962.75 22.13 527.03 3.78 9706.81 16.00 1345.67 4.44 0.00 0.00 14542.26 11.44
Durenan 181.31 1.35 1669.11 11.98 1062.34 1.75 882.76 2.92 1160.46 13.12 4955.98 3.90
Gandusari 32.82 0.25 1967.52 14.12 920.60 1.52 1337.41 4.42 1195.55 13.52 5453.90 4.29
Kampak 648.53 4.84 624.45 4.48 5353.39 8.83 985.19 3.25 318.25 3.60 7929.81 6.24
Karangan 7.35 0.05 1385.38 9.94 260.86 0.43 1421.13 4.69 1590.16 17.98 4664.87 3.67
Munjungan 1482.03 11.07 555.97 3.99 9248.70 15.25 3544.52 11.71 218.40 2.47 15049.61 11.84
Panggul 2585.08 19.31 1275.12 9.15 6751.70 11.13 2830.20 9.35 9.86 0.11 13451.96 10.58
Pogalan 97.44 0.73 1497.02 10.74 957.59 1.58 992.72 3.28 1358.07 15.35 4902.85 3.86
Pule 2178.03 16.27 130.00 0.93 6574.83 10.84 2952.95 9.75 0.00 0.00 11835.81 9.31
Suruh 687.12 5.13 493.88 3.54 2817.31 4.64 1587.39 5.24 141.75 1.60 5727.45 4.51
Trenggalek 18.72 0.14 1316.01 9.44 1990.80 3.28 1979.15 6.54 968.88 10.95 6273.57 4.94
Tugu 221.56 1.65 933.42 6.70 2217.58 3.66 3051.34 10.08 790.10 8.93 7214.00 5.68
Watulimo 1967.74 14.70 1300.30 9.33 8196.82 13.51 4385.59 14.48 0.00 0.00 15850.45 12.47
Grand Total 13390.55 100.00 13934.65 100.00 60657.87 100.00 30280.20 100.00 8844.59 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
33
Gambar 2.11. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Pangan Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


34
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2.4.2. Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih
Sama halnya dengan jasa ekosistem penyedia pangan, jasa ekosistem
penyedia air bersih dikategorikan ke dalam lima kelas. Kelas dengan jasa ekosistem
tinggi dan sangat tinggi menunjukan kemampuan wilayah tersebut untuk
menyediakan air bersih untuk penggunaan oleh mahluk hidup, hal ini juga dapat
diartikan bahwa area dengan kelas jasa ekosistem penyedia air bersih tinggi
mempunyai daya dukung tinggi untuk memenuhi kebutuhan air bersih manusia.
Tabel 2.7 dan Gambar 2.12 menunjukan daya dukung lingkungan berbasis jasa
ekosistem penyediaan air bersih di Kabupaten Trenggalek sebesar 15850,45 Ha atau
12,47%. Area di Kabupaten Trenggalek diklasifikasikan sebagai area dengan jasa
ekosistem penyedia air bersih kategori rendah dengan luas lahan sekitar 50722,20
Ha. Wilayah Kabupaten Trenggalek yang memiliki potensi penyedia jasa air bersih
yang tinggi adalah Kecamatan Trenggalek dengan luas lahan sebesar 3190.51 Ha atau
12,85%. Kecamatan dengan luasan jasa ekosistem penyedia air bersih terluas pada
kelas tinggi adalah Kecamatan Watulimo dengan luas lahan 5058,90 Ha atau 35,72%.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih

WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.12. Grafik Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 35
Tabel 2.7. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih
Kabupaten Trenggalek

KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 1516.60 7.57 2961.97 5.84 2701.00 15.54 537.47 3.79 1538.29 6.20 9255.33 7.28
DONGKO 3606.86 18.01 9254.42 18.25 1419.17 8.17 235.26 1.66 26.56 0.11 14542.26 11.44
DURENAN 6.21 0.03 2261.71 4.46 41.10 0.24 253.66 1.79 2393.29 9.64 4955.98 3.90
GANDUSARI 510.45 2.55 2025.84 3.99 223.84 1.29 6.52 0.05 2687.25 10.83 5453.90 4.29
KAMPAK 1004.84 5.02 3042.63 6.00 2359.81 13.58 0.00 0.00 1522.53 6.13 7929.81 6.24
KARANGAN 76.98 0.38 1096.80 2.16 751.87 4.33 0.00 0.00 2739.22 11.04 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 1469.78 7.34 5606.34 11.05 2186.85 12.58 4589.55 32.40 1197.08 4.82 15049.61 11.84
PANGGUL 2501.04 12.49 3414.91 6.73 2215.62 12.75 3409.73 24.07 1910.67 7.70 13451.96 10.58
POGALAN 0.00 0.00 2028.64 4.00 303.47 1.75 0.00 0.00 2570.75 10.36 4902.85 3.86
PULE 4576.25 22.86 6344.09 12.51 868.14 5.00 29.21 0.21 18.12 0.07 11835.81 9.31
SURUH 1594.77 7.96 2813.97 5.55 665.35 3.83 44.33 0.31 609.02 2.45 5727.45 4.51
TRENGGALEK 144.41 0.72 2208.10 4.35 730.55 4.20 0.00 0.00 3190.51 12.85 6273.57 4.94
TUGU 1356.77 6.78 1986.42 3.92 1109.82 6.39 0.00 0.00 2760.99 11.12 7214.00 5.68
WATULIMO 1657.46 8.28 5676.36 11.19 1801.49 10.37 5058.90 35.72 1656.25 6.67 15850.45 12.47
Grand Total 20022.44 100.00 50722.20 100.00 17378.07 100.00 14164.62 100.00 24820.53 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
36
Gambar 2.13. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
37
2.4.3. Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
Sama halnya dengan jasa ekosistem penyedia, untuk menentukan daya dukung
yang dimiliki suatu kawasan dilakukanlah klasifikasi jasa ekosistem di wilayah tersebut
menjadi lima kelas yaitu kelas jasa pengaturan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan
sangat tinggi. Klasifikasi ini dapat membantu untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan perencanaan wilayah, area dengan jasa ekosistem kelas tinggi dan sangat
tinggi diartikan bahwa area tersebut memiliki kemampuan daya dukung lingkungan yang
baik. Persebaran kelas jasa ekosistem di Kabupaten Trenggalek dipaparkan dalam Tabel
2.8. dan Gambar 2.14. berikut. Bulan September-April merupakan musim penghujan,
sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei–Agustus. Namun akhir-akhir ini dengan
perubahan anomaly cuaca maka siklus hujan tidak menentu. Pada Tahun 2015, rata-rata
curah hujan Kabupaten Trenggalek ialah 19 mm/hari dengan rata-rata hari hujan yaitu 89
hari hujan. Curah hujan tertinggi antara 21-27 mm/hari berada di Kecamatan Munjungan,
Kecamatan Dongko, Kecamatan Pule, Kecamatan Pogalan, dan Kecamatan Bendungan.
Sedangkan curah hujan terendah yaitu 12 mm/hari berada di Kecamatan Gandusari. Iklim
akan mempengaruhi keberadaan musim yang sangat dipengaruhi oleh beberapa
komponen cuaca seperti curah hujan, suhu dan kekuatan angin. Curah hujan dan
kekuatan angin dapat dipengaruhi oleh hembusan angin yang berasal dari perairan.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim

WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.14. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan


Hidup Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 38
Tabel 2.8. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan
Iklim Kabupaten Trenggalek

KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 309.53 1.91 1222.57 6.81 2134.45 8.31 1879.00 5.80 3709.77 10.66 9255.33 7.28
DONGKO 2962.75 18.26 724.84 4.03 3590.30 13.97 6537.91 20.17 726.46 2.09 14542.26 11.44
DURENAN 6.21 0.04 1256.02 6.99 805.78 3.14 1198.31 3.70 1689.65 4.85 4955.98 3.90
GANDUSARI 32.82 0.20 1934.73 10.77 730.86 2.84 1453.27 4.48 1302.22 3.74 5453.90 4.29
KAMPAK 648.53 4.00 852.91 4.75 1067.74 4.16 1006.71 3.11 4353.92 12.51 7929.81 6.24
KARANGAN 7.35 0.05 1062.17 5.91 832.80 3.24 1657.19 5.11 1105.37 3.18 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 2302.60 14.20 425.10 2.37 2540.84 9.89 3497.69 10.79 6283.38 18.05 15049.61 11.84
PANGGUL 4098.39 25.27 1536.98 8.56 3324.10 12.94 2895.71 8.93 1596.78 4.59 13451.96 10.58
POGALAN 0.00 0.00 1198.71 6.67 485.97 1.89 1447.02 4.46 1771.16 5.09 4902.85 3.86
PULE 2178.03 13.43 2416.37 13.45 2595.26 10.10 4584.20 14.14 61.94 0.18 11835.81 9.31
SURUH 687.12 4.24 972.89 5.42 2579.76 10.04 1077.63 3.32 410.05 1.18 5727.45 4.51
TRENGGALEK 18.72 0.12 1165.43 6.49 901.02 3.51 1391.72 4.29 2796.68 8.03 6273.57 4.94
TUGU 221.56 1.37 2051.18 11.42 2046.33 7.96 1356.89 4.19 1538.04 4.42 7214.00 5.68
WATULIMO 2747.51 16.94 1144.17 6.37 2058.36 8.01 2431.51 7.50 7468.90 21.45 15850.45 12.47
Grand Total 16221.12 100.00 17964.09 100.00 25693.57 100.00 32414.75 100.00 34814.33 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 39
Gambar 2.15. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 40
2.4.4. Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air dan Banjir
Jasa ekosistem pengaturan tata aliran air dan banjir di Kabupaten Trenggalek
memiliki kelas sangat rendah yang relatif luas 3967,63 Ha lahan dikategorikan sebagai
lahan dengan kemampuan ekosistem dalam mengatur tata aliran air dan banjir yang
rendah. Kelas jasa ekosistem pengaturan tata aliran air sangat rendah utamanya pada
Kecamatan Dongko dengan luas lahan 2900,80 Ha atau 26,51%. Namun, masih terdapat
lahan yang ekosistemnya mampu memberikan jasa pengaturan tata aliran air dan banjir
dengan baik atau terkatagori pada kelas sangat tinggi yaitu Kecamatan Munjungan dengan
luas lahan 5233,65 Ha atau16,97%. Cukup tingginya luasan lahan yang memiliki jasa
ekosistem pengaturan tata aliran air dan banjir pada kelas rendah di Kabupaten Trenggalek
berkaitan dengan perkebangan kota dengan infrastruktur penutupan permukaan tanah,
memicu terganggunya siklus hidrologi sehingga terjadinya banjir kota saat penghujan.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran dan Banjir

WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.16. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pengaturan Tata Air dan Banjir Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 41
Tabel 2.9. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengatur Tata Air dan Banjir
Kabupaten Trenggalek
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 320.08 2.93 1373.23 5.52 3599.08 8.86 1958.53 9.88 2004.41 6.50 9255.33 7.28
DONGKO 2900.80 26.51 1880.63 7.56 8852.47 21.79 658.22 3.32 250.14 0.81 14542.26 11.44
DURENAN 6.21 0.06 1664.05 6.69 503.06 1.24 546.89 2.76 2235.76 7.25 4955.98 3.90
GANDUSARI 32.82 0.30 2276.48 9.15 607.69 1.50 265.32 1.34 2271.60 7.37 5453.90 4.29
KAMPAK 648.53 5.93 975.22 3.92 1633.98 4.02 3257.47 16.44 1414.61 4.59 7929.81 6.24
KARANGAN 7.35 0.07 1104.09 4.44 1141.81 2.81 31.25 0.16 2380.38 7.72 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 571.55 5.22 1366.12 5.49 4373.79 10.77 3504.51 17.69 5233.65 16.97 15049.61 11.84
PANGGUL 1587.78 14.51 2440.75 9.81 4025.14 9.91 3365.46 16.98 2032.83 6.59 13451.96 10.58
POGALAN 0.00 1371.52 5.51 403.75 0.99 770.93 3.89 2356.66 7.64 4902.85 3.86
PULE 2176.14 19.89 3967.63 15.94 5609.99 13.81 48.08 0.24 33.97 0.11 11835.81 9.31
SURUH 687.12 6.28 1648.76 6.62 2696.40 6.64 178.99 0.90 516.18 1.67 5727.45 4.51
TRENGGALEK 18.72 0.17 1223.04 4.91 1048.91 2.58 1343.01 6.78 2639.90 8.56 6273.57 4.94
TUGU 221.56 2.02 2104.27 8.45 2045.43 5.04 490.24 2.47 2352.51 7.63 7214.00 5.68
WATULIMO 1763.36 16.12 1495.82 6.01 4080.14 10.04 3395.50 17.14 5115.64 16.59 15850.45 12.47
Grand Total 10942.03 100.00 24891.58 100.00 40621.64 100.00 19814.38 100.00 30838.22 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
42
Gambar 2.17. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Air dan Banjir
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
43
2.4.5. Jasa Ekosistem Pengatur Pemeliharaan Kualitas Udara
Wilayah dengan pengaturan udara paling baik di Kabupaten Trenggalek adalah
Kecamatan Munjungan. Luas Lahan Kecamatan Munjungan yang berpotensi memiliki
kualitas udara baik adalah 7093,67 Ha atau 24,22%. Kecamatan ini memiliki luasan kelas
jasa ekosistem pengaturan pemelihara kualitas udara tinggi dan sangat tinggi paling besar di
antara 12 kecamatan lainnya. Perbaikan jasa ekosistem pengaturan kualitas udara di
kecamatan dengan kelas rendah ini dapat dilakukan secara biologis dan fisik, secara
biologis penanaman pohon dan vegetasi lain akan membantu proses fotosisntesis yang
menghasilkan udara bersih yang dapat dimanfaatkan oleh manusia juga organisme hidup
lainnya dalam menjalankan kehidupan. Proses fisik sendiri dapat dilakukan dengan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap aktivitas aktivitas manusia yang bisa
menimbulkan pencemaran terhadap udara seperti pemantauan uji emisi kendaraan.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara

WATULIMO

TUGU

TRENGGALEK

SURUH

PULE

POGALAN

PANGGUL

MUNJUNGAN

KARANGAN

KAMPAK

GANDUSARI

DURENAN

DONGKO

BENDUNGAN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.18. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pengaturan Pemelihara Kualitas Udara Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 44
Tabel 2.10. Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa Ekosistem Pengaturan Pemelihara Kualitas Udara Kabupaten Trenggalek

KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 146.76 1.07 461.01 2.76 1402.92 4.79 3558.63 9.34 3686.00 12.58 9255.33 7.28
DONGKO 707.86 5.16 2359.60 14.13 1350.14 4.61 9197.98 24.15 926.68 3.16 14542.26 11.44
DURENAN 1124.57 8.20 299.56 1.79 2300.76 7.85 736.42 1.93 494.67 1.69 4955.98 3.90
GANDUSARI 1489.45 10.86 399.96 2.39 2804.08 9.57 665.23 1.75 95.18 0.32 5453.90 4.29
KAMPAK 824.44 6.01 435.82 2.61 1201.03 4.10 2012.97 5.28 3455.55 11.80 7929.81 6.24
KARANGAN 999.88 7.29 810.99 4.86 2679.99 9.14 150.68 0.40 23.34 0.08 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 654.09 4.77 1809.11 10.83 1235.51 4.22 4257.23 11.18 7093.67 24.22 15049.61 11.84
PANGGUL 1985.81 14.48 2541.46 15.22 2483.09 8.47 3344.39 8.78 3097.22 10.57 13451.96 10.58
POGALAN 1167.44 8.51 328.44 1.97 2242.01 7.65 517.53 1.36 647.43 2.21 4902.85 3.86
PULE 64.96 0.47 2133.84 12.78 3250.39 11.09 6338.55 16.64 48.08 0.16 11835.81 9.31
SURUH 616.61 4.50 1056.23 6.32 1629.34 5.56 2357.91 6.19 67.35 0.23 5727.45 4.51
TRENGGALEK 1050.78 7.66 835.13 5.00 2501.04 8.53 890.62 2.34 996.00 3.40 6273.57 4.94
TUGU 1078.36 7.86 1612.01 9.65 3426.29 11.69 1015.60 2.67 81.75 0.28 7214.00 5.68
WATULIMO 1806.09 13.17 1618.83 9.69 803.31 2.74 3046.14 8.00 8576.08 29.28 15850.45 12.47
Grand Total 13717.09 100.00 16701.97 100.00 29309.91 100.00 38089.88 100.00 29289.00 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 45
Gambar 2.19. Peta Luas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Kualitas Udara
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 46
2.4.6. Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana
Secara umum, Kabupaten Trenggalek memiliki jasa ekosistem pengaturan
pencegahan dan perlindungan bencana relatif tinggi dengan lahan seluas 53358,92 Ha.
Diantara luasnya lahan lahan dengan jasa ekosistem pengaturan dan pengendalian
terhadap bencana yang tinggi, terdapat 2,24% lahan dengan fungsi jasa ekosistem yang
sangat rendah atau setara dengan 472,11 Ha yang berada pada Kecamatan Bendungan.
Adanya interaksi antara ekosistem dalam setiap satuan administrasi juga memiliki peran
dalam Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana. Secara khusus perlu dilakukan
pemberian perhatian terhadap upaya perbaikan hutan kota dan penghijauan di Kabupaten
Trenggalek untuk mengurangi kerawanan terhadap bencana banjir, kerkeringan dan
longsor. Pada lokasi dengan vegetasi rendah, risiko longsor maupun erosi dapat terjadi,
terlebih pada lokasi yang telah terbuka akibat kegiatan pertambangan atau aktivitas
pembukaan lahan. Oleh karena itu hilangnya tutupan vegetasi sebagai salah satu agen yang
memberikan jasa ekosistem pengaturan pencegahan dan perlindungan bencana akan
menyebabkan lokasi tersebut kurang memiliki kemampuan dalam mengatur dan
mengendalikan bencana alam seperti erosi atau longsor.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan


Perlindungan Bencana

WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.20. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana Alam
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 47
Tabel 2.11. Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana Alam

KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 472.11 2.24 211.66 2.45 2515.43 11.27 2471.46 4.63 3686.00 12.58 3584.66 16.47
DONGKO 2962.75 14.09 74.09 0.86 1792.27 8.03 8893.43 16.67 926.68 3.16 819.73 3.77
DURENAN 1124.57 5.35 142.05 1.65 822.90 3.69 2118.97 3.97 494.67 1.69 747.48 3.43
GANDUSARI 1489.92 7.08 450.90 5.22 940.55 4.21 2308.58 4.33 95.18 0.32 263.94 1.21
KAMPAK 1135.53 5.40 90.55 1.05 535.20 2.40 2188.72 4.10 3455.55 11.80 3979.82 18.29
KARANGAN 999.88 4.75 69.64 0.81 1144.72 5.13 2306.34 4.32 23.34 0.08 144.30 0.66
MUNJUNGAN 1501.94 7.14 1151.14 13.34 1518.81 6.80 6295.55 11.80 7093.67 24.22 4582.17 21.06
PANGGUL 2731.66 12.99 2562.99 29.69 4045.91 18.13 3508.69 6.58 3097.22 10.57 602.72 2.77
POGALAN 1167.44 5.55 33.47 0.39 624.19 2.80 2061.46 3.86 647.43 2.21 1016.28 4.67
PULE 2178.03 10.35 282.44 3.27 3069.08 13.75 6240.57 11.70 48.08 0.16 65.69 0.30
SURUH 941.42 4.48 563.00 6.52 1479.13 6.63 2633.55 4.94 67.35 0.23 110.35 0.51
TRENGGALEK 1058.46 5.03 148.27 1.72 1006.91 4.51 2525.05 4.73 996.00 3.40 1534.89 7.05
TUGU 1137.54 5.41 1034.27 11.98 1712.05 7.67 3003.51 5.63 81.75 0.28 326.63 1.50
WATULIMO 2132.95 10.14 1817.57 21.06 1113.44 4.99 6803.03 12.75 8576.08 29.28 3983.45 18.30
Grand Total 21034.20 100.00 8632.03 100.00 22320.57 100.00 53358.92 100.00 29289.00 100.00 21762.12 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 48
Gambar 2.21. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengatur Pencegahan dan Perlindungan
Bencana Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 49
2.4.7. Jasa Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Ekosistem memberikan manfaat positif bagi manusia khususnya ruang untuk
tinggal dan hidup sejahtera. Ruang hidup ini didukung oleh kemampuan dan kesesuaian
lahan yang tinggi sehingga memberikan dukungan kehidupan baik secara sosial, ekonomi
maupun budaya. Jasa ekosistem sebagai tempat tinggal dan ruang hidup secara sosial
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik dan geografis serta peluang
pengembangan wilayah yang lebih besar. Pada Tabel 2.12 serta Gambar 2.22 dapat
terlihat daerah daerah di Kabupaten Trenggalek yang memiliki fungsi Jasa Ekosistem
Budaya Untuk Ruang Hidup dan Tempat Tinggal yang terbagi kedalam lima kelas yakni
Sangat Tinggi (Biru Muda), Tinggi (Biru Tua), sedang (kuning), rendah (Hijau Muda) dan
sangat rendah (Hijau Tua). Perbandingan distribusi luasan jasa ekosistem Jasa Ekosistem
Budaya Untuk Ruang Hidup dan Tempat Tinggal di Kabupaten Trenggalek untuk masing
masing Kecamatan dapat dilihat pada Gambar 2.23. Kecamatan dengan luasan jasa
ekosistem budaya untuk ruang hidup dan tempat tinggal terluas pada kelas yang sangat
tinggi terdapat di Kecamatan Gandusari, yakni 1489,45 Ha. Sedangkan kecamatan dengan
luasan jasa ekosistem budaya untuk ruang hidup dan tempat tinggal terluas pada kelas
yang sangat rendah terdapat di Kecamatan Watulimo yakni 10758,77 Ha atau 25,61%. Hal
ini dapat terjadi karena secara luas administrasi, kecamatan Watulimo cukup luas dan
masih terdapat lahan lahan yang memiliki ekosistem dengan fungsi tempat tinggal dan
ruang hidup. Meskipun begitu, Kecamatan Watulimo berada pada kategori rendah dalam
penyediaan jasa budaya fungsi tempat tinggal dan ruang hidup di Kabupaten Trenggalek.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal


dan Ruang Hidup

WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.22. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup
Jasa Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 50
Tabel 2.12. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
KabupatenTrenggalek

KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 4515.81 10.75 467.14 3.38 2426.54 6.82 1550.38 6.76 295.46 2.31 9255.33 7.28
DONGKO 1852.80 4.41 1266.80 9.17 8271.38 23.26 2394.77 10.44 756.51 5.92 14542.26 11.44
DURENAN 1115.78 2.66 1595.91 11.56 256.15 0.72 863.57 3.76 1124.57 8.79 4955.98 3.90
GANDUSARI 219.58 0.52 1567.20 11.35 1081.92 3.04 1095.74 4.78 1489.45 11.65 5453.90 4.29
KAMPAK 4449.65 10.59 448.61 3.25 1449.52 4.08 757.59 3.30 824.44 6.45 7929.81 6.24
KARANGAN 85.18 0.20 1699.10 12.30 459.58 1.29 1421.13 6.20 999.88 7.82 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 8136.41 19.37 546.80 3.96 2207.89 6.21 2947.87 12.85 1210.63 9.47 15049.61 11.84
PANGGUL 6040.59 14.38 346.26 2.51 4076.32 11.46 1957.37 8.53 1031.42 8.06 13451.96 10.58
POGALAN 1015.92 2.42 1564.71 11.33 221.58 0.62 933.19 4.07 1167.44 9.13 4902.85 3.86
PULE 1369.46 3.26 934.19 6.76 7322.44 20.59 2142.88 9.34 66.84 0.52 11835.81 9.31
SURUH 744.57 1.77 263.96 1.91 2609.86 7.34 1494.47 6.51 614.58 4.81 5727.45 4.51
TRENGGALEK 1442.98 3.43 1266.53 9.17 828.67 2.33 1948.88 8.50 786.51 6.15 6273.57 4.94
TUGU 263.98 0.63 1047.13 7.58 2346.35 6.60 2478.19 10.80 1078.36 8.43 7214.00 5.68
WATULIMO 10758.77 25.61 795.95 5.76 1999.40 5.62 953.30 4.16 1343.03 10.50 15850.45 12.47
Grand Total 42011.50 100.00 13810.30 100.00 35557.59 100.00 22939.34 100.00 12789.13 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 51
Gambar 2.23. Peta Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Budaya untuk Ruang Hidup
dan Tempat Tinggal

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 52
2.4.8. Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas
Pada Gambar 2.24. dapat terlihat daerah di Kota Trenggalek yang memiliki fungsi
Pendukung Biodiversitas yang terbagi kedalam lima kelas yakni Sangat Tinggi (Biru Muda),
Tinggi (Biru Tua), sedang (kuning), rendah (Hijau Muda) dan sangat rendah (Hijau Tua).
Namun, perhitungan yang dilakukaan saat ini masih terbatas pada keanekaragaman hayati
yang berada di wilayah daratan, sementara perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai
potensi jasa ekosistem pendukung biodiversitas di Kabupaten Trenggalek dari sisi
keragaman sumber daya. Jasa ekosistem pendukung biodiversitas di Kabupaten
Trenggalek relatif sedang dengan persentase luasan yang didominasi kelas jasa ekosistem
sedang dan rendah. Walau begitu, wilayah wilayah di Kabupaten Trenggalek juga masih
memiliki nilai jasa ekosistem pendukung biodiversitas kategori sangat tinggi pada
Kecamatan Watulimo seluas 7372,55 Ha atau sekitar 27,57% dari luas total wilayah
Kabupaten Trenggalek. Wilayah dengan kelas jasa ekosistem sangat tinggi di Kabupaten
Trenggalek tersebar di kecamatan-kecamatan yang memiliki lahan bervegetasi baik
dalam bentuk lahan pertanian, kebun campur maupun berupa hutan kota.

Distribusi Luas Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas

WATULIMO

TUGU

TRENGGALEK

SURUH

PULE

POGALAN

PANGGUL

MUNJUNGAN

KARANGAN

KAMPAK

GANDUSARI

DURENAN

DONGKO

BENDUNGAN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Gambar 2.24. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pendukung Biodiversitas Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
53
Tabel 2.13. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Hidup Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas
Kabupaten Trenggalek

KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 341.07 2.02 669.29 3.41 3310.64 9.37 1590.02 5.56 3344.32 12.50 9255.33 7.28
DONGKO 3495.31 20.73 836.98 4.27 8435.19 23.88 1097.64 3.84 677.13 2.53 14542.26 11.44
DURENAN 551.91 3.27 1284.12 6.55 117.80 0.33 2315.12 8.10 687.02 2.57 4955.98 3.90
GANDUSARI 332.80 1.97 2204.55 11.24 424.68 1.20 2291.49 8.02 200.36 0.75 5453.90 4.29
KAMPAK 707.71 4.20 809.06 4.13 1320.77 3.74 1835.25 6.42 3257.03 12.18 7929.81 6.24
KARANGAN 49.26 0.29 1472.22 7.51 39.01 0.11 3011.29 10.54 93.09 0.35 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 2034.10 12.07 1238.73 6.32 4492.68 12.72 1672.23 5.85 5611.87 20.98 15049.61 11.84
PANGGUL 3095.26 18.36 2219.25 11.32 3278.68 9.28 2110.06 7.38 2748.71 10.28 13451.96 10.58
POGALAN 204.07 1.21 1355.84 6.92 67.01 0.19 2357.44 8.25 918.48 3.43 4902.85 3.86
PULE 2339.54 13.88 1108.03 5.65 7672.04 21.72 668.13 2.34 48.08 0.18 11835.81 9.31
SURUH 713.23 4.23 1255.11 6.40 2409.27 6.82 1270.75 4.45 79.09 0.30 5727.45 4.51
TRENGGALEK 49.51 0.29 1459.89 7.45 546.68 1.55 2724.39 9.53 1493.11 5.58 6273.57 4.94
TUGU 239.01 1.42 2200.60 11.22 1272.33 3.60 3288.58 11.51 213.48 0.80 7214.00 5.68
WATULIMO 2705.38 16.05 1492.46 7.61 1938.75 5.49 2341.31 8.19 7372.55 27.57 15850.45 12.47
Grand Total 16858.17 100.00 19606.13 100.00 35325.52 100.00 28573.70 100.00 26744.34 100.00 127107.85 100.00

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 54
Gambar 2.25. Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas Kabupaten Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 55
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
49
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
3.1. Isu Strategis Kabupaten Trenggalek

Isu strategis di Kabupaten Trenggalek mengacu pada laporan IKPLHD Kabupaten


Trenggalek 2018, terdapat 3 permasalahan atau isu yang menjadi perhatian utama bagi
Dinas PKPLH khususnya dan pemerintah Kabupaten Trenggalek pada umumnya.
Permasalahan utama tersebut adalah (1) kerusakan lahan khususnya gerakan tanah
atau longsor, (2) banjir, dan (3) kerusakan dan alih fungsi hutan. Selain dari ketiga
permasalahan pokok tersebut, berdasarkan hasil FGD tanggal 6 November 2018
kegiatan penyusunan RPPLH Kabupaten Trenggalek teridentifikasi permasalahan -
permasalahan lingkungan lain yang ada dan berkembang serta berpotensi muncul di
wilayah Kabupaten Trenggalek. Isu prioritas lingkungan tersebut juga telah
diidentifikasi dalam kegiatan survei lapangan yang dilakukan tanggal 8 - 11 Oktober
2018. Data hasil survei lapangan tersebut dapat diamati pada lembar lampiran RPPLH
Kabupaten Trenggalek. Secara lebih detil, permasalahan lingkungkuan yang
teridentifikasi tersebut dipaparkan dalam sub bab berikut ini :

3.1.1. Kerusakan Lahan (erosi dan longsor)

Kerusakan lahan di Kabupaten Trenggalek pada umumnya terjadi karena proses


penggunan lahan yang kurang tepat, dimana banyak terdapat pemanfaatan lahan berupa
ladang/tegaalan dan tanaman semusim pada lereng yang terjal dan limpasan permukaan
yang tinggi. Dengan kondisi tanah yang sangat peka terhadap erosi otomatis akan
menyebabkan terjadinya erosi lahan pada beberapa medan yang mengakibatkan
pendangkalan pada sungai karena adanya tanah yang terbawa oleh air limpasan
permukaan. Ini banyak kita temui di Kecamatan Dongko, Panggul, Suruh, dan
Bendungan. Secara umum kerusakan lahan yang terjadi menyebakan perubahan
vegetasi penutup, perubahan topografi, kerusakan tubuh tanah serta bertambahnya
kapasitas sedimen pada sungai. Oleh sebab itu arah kebijakan dan strategi untuk sasaran
meminimalisir dampak degradasi lahan adalah mengubah lahan kritis menjadi kawasan
hutan, membuat teras di permukaan tanah, membuat saluran pelepas air memanjang
sepanjang lereng, menghindari penyiangan yang bersih di antara tanaman-tanaman
yang keras dan menanaminya dengan pepohonan. Selain itu juga dengan upaya

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


56
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
rehabilitasi, konservasi dan menegemen lahan yang tepat guna, pengelolaan sedimen
dan pengendalian erosi, konservasi top soil, penanaman cover crop, dan penanaman
tanaman pionir).

3.1.2. Banjir
Beberapa kecamatan yang hampir setiap tahunnya terdampak banjir di
Kabupaten Trengalek adalah Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Bendungan, Karangan,
Munjungan, dan Pule. Banjir di beberapa kecamatan tersebut umumnya diakibatkan
tingginya intensitas curah hujan di kawasan hulu. Sehingga sungai yang ada tidak
mampu menampung debit air. Kawasan hulu Trenggalek meliputi Kecamatan
Bendungan, Tugu, dan Kampak. Penurunan fungsi wilayah resapan di kawasan hulu
dikarenakan sempitnya luas tutupan hutan/tanaman keras serta distribusi hutan yang
kurang tepat. Selain secara geografis Kabupaten Trenggalek sebagian besar merupakan
wilayah pegunungan, yang tinggi sebagian besar bertopografi terjal juga tidak memiliki
cukup banyak pepohonan akibat aktifitas penggundulan hutan di sekitarnya. Jika hujan
deras mengguyur, sewaktu - waktu dapat terjadi banjir bandang. Oleh sebab itu arah
kebijakan dan strategi untuk sasaran mengantisipasi banjir di Kabupaten
Trenggalek ini. meliputi: pemulihan dan rehabiltasi DAS, revitalisasi dan
normalisasi sungai-sungai vital yang berada, melintasi, atau bermuara di
Kabupaten Trenggalek, penyusunan monitoring informasi spasial kawasan banjir
berbasis Web-SIG, penerapan kegiatan panen air hujan dengan membangun dan
memisahkan saluran drainase untuk air kotor dan limbah dengan saluran
pelimpasan air hujan serta peningkatan jumlah RTH yang berfungsi sebagai
penahan banjir dan berfungsi ekologi.

3.1.3. Kerusakan Hutan


Kerusakan kawasan hutan di wilayah Kabupaten Trenggalek diperkirakan
cukup tinggi mencapai 22.500 hektar (ha). Hal tersebut terjadi karena sebagian besar
lahan hutan di wilayah ini difungsikan sebagai hutan produksi. Dari 62057.3 Ha kawasan
hutan di Kabupaten Trenggalek yang ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan pada
Kabupaten Trenggalek, terdiri dari kawasan hutan produksi dimana total luasannya
adalah 44068.9 Ha yang kurang ada tumbuhan vegetasi di bawah tegakkan. Rumput dan
semak yang ada di bawah tegakkan sengaja dimusnahkan untuk lahan pertanian, juga

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


57
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
karena pembalakan liar, pengalih fungsi hutan menjadi penggunaan lahan seperti
perkebunan, sawah, serta permukiman serta kebakaran hutan. Selain membuat vegetasi
alam berubah, berbagai jenis tanaman langka, jumlah populasi hewan liar berkurang,
dan tanah yang semula mampu menahan tekanan air kini sudah tak mampu lagi.
Kerusakkan hutan yang cukup parah di Kabupaten Trenggalek terjadi di hutan seputar
Kecamatan Bendungan, Tugu, Panggul, Pogalan, dan Durenan. Selain itu, kerusakkan
hutan juga terjadi di Kecamatan Dongko, Kampak, serta Pule. Oleh sebab itu arah
kebijakan dan strategi untuk meminimalisir dampak kerusakan hutan adalah membuat
aturan terkait peruntukan kawasan hutan, menetapkan peraturan-peraturan tentang
penebangan hutan, mengadakan pengawasan, pengendalian, dan pengelolaan hutan.
serta diharapkan perhutani ikut menjaga kelestarian hutan dengan mengatur pola
tanam, juga tak kalah pentingnya edukasi mengenai pentingnya hutan dan menjaga
lingkungan.

3.1.4. Sampah
Sampah di Kabupaten Trengalek masih menjadi permasalahan tersendiri
khususnya di wilayah perkotaan Trengalek. Masih banyak masyarakat yang mempunyai
kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat. Pinggir -pinggir jalan raya
digunakan sebagai tempat pembuangan sampah juga, disepanjang pantai dan sungai
juga pasar–pasar banyak ditemukan tumpukan sampah. Mayoritas sampah -sampah
tersebut berasal dari limbah rumah tangga didominasi plastik serta minimnya lokasi
pembuangan dan jumlah bak truk. Selain masih minimnya juga tenaga dan petugas
lapangan yang membidanginya serta armada dan lokasi pembuangan. Selain
menimbulkan bau yang tidak sedap dan cukup mengganggu pemandangan, sumber
penyakit yang bisa ditimbulkan dengan sampah tersebut. Pantauan di lapangan, dapat
dilihat tumpukan sampah terdapat di tepian - tepian Sungai Kecamatan Panggul. Selain
itu ditemui juga di Kecamatan Watulimo (bibir pantai Cengkrong), Manjungan,
Trenggalek, dan Dongko. Oleh sebab itu arah kebijakan dan strategi untuk sasaran
meminimalisir dampak sampah adalah memberi pengertian dan kesadaran masyarakat
agar tidak membuang limbah sampah, perlu dibenahi pola pikir prilaku masyarakatnya
tentang pemanfaatan sampah dalam daur ulang sampah agar lebih berguna,
membangun budaya kerja bakti di tengah masyarakat untuk menanggulangi sampah
tersebut.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


58
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
3.1.5. Kekeringan

Kekeringan di Kabupaten Trengalek selain faktor alam yaitu akibat anomali


cuaca yang melanda dimusim kemarau dan posisi geologi Kabupaten Trengalek, dimana
sebagian besar wilayahnya terbentang perbukitan yang kering nan gersang, apalagi saat
kemarau sehingga sangat sulit untuk menyerap air juga disebabkan faktor non alam
yaitu banyak pohon - pohon yang berfungsi menjadi penyerap air rusak dan tidak
dilakukan reboisasi. Gundulnya hutan menjadi penyebab berkurangnya sumber air pada
saat musim kemarau. Dampaknya sumber-sumber air yang ada di perkampungan warga
banyak yang mengering dan tidak dapat difungsikan, bahkan beberapa sungai juga
kering total. Pantauan di lapangan, Kecamatan - kecamatan yang mengalami kekeringan
tersebut adalah Kecamatan di kawasan pegunungan, seperti Kecamatan Dongko,
Panggul, Suruh dan Bendungan. Namun beberapa wilayah datar juga ikut terdampak
seperti Kecamatan Trenggalek dan Pogalan. Oleh sebab itu arah kebijakan dan strategi
untuk sasaran meminimalisir dampak kekeringan adalah, membuat bangunan
terasering di lahan-lahan pertanian, selain juga perlu dilakukan penanaman tanaman
keras di tepi lahan pertanian untuk menahan tanah melalui sistem perakaran
tanamannya.

3.1.6. Pertambangan

Kabupaten Trenggalek memiliki berbagai macam potensi tambang antara


lain emas, feldspar, bijih besi, marmer, mangaan, batu bara, bentonit, dan andesit.
Bahkan, dari 14 kecamatan yang ada, 12 diantaranya memiliki potensi kandungan emas.
Tambang di Kabupaten Trenggalek masih menjadi permasalahan tersendiri khususnya
di wilayah Kecamatan Watulimo, Gandusari, Bendungan, dan Pule. Selain menimbulkan
permasalahan lingkungan mulai dari polusi udara, akibat debu dari lalu lintas
pengangkut hasil tambang yang melewati jalan perkampungan hingga suara bising oleh
mesin pemecah batu dan eskavator juga mengganggu akses jalan warga masyarakat
dimana jalan - jalan rusak akibat kegiatan tambang, serta komplek pemakaman umum
yang ada di perbukitan tambang juga terancam longsor. Kebijakan dan strategi
meminimalisir dampak kegiatan pertambangan di Kabupaten Trengalek adalah
pengendalian kegiatan pertambangan untuk mengurangi degradasi lingkungan. Strategi
yang dapat dilakukan diantaranya adalah: 1). pengawasan terhadap perizinan aktivitas

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


59
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
pertambangan, 2). rehabilitasi lahan bekas tambang, 3). pelibatan masyarakat dalam tata
kelola pengendalian kegiatan pertambangan

3.1.7. Pencemaran Air


Penurunan kualitas air sungai menjadi permasalahan lingkungan utama di
Kabupaten Trenggalek. Sejumlah aliran sungai di Desa Margomulyo, Prigi, dan
Tasikmadu Kecamatan Watulimo yang awalnya jernih dan bersih, saat ini berubah
warna menjadi kehitam - hitaman dan menimbulkan bau tidak sedap. Di duga
pencemaran sungai tersebut terjadi akibat pembuangan limbah dari tempat pengolahan
ikan laut (pemindangan) yang ada di sekitarnya. Yang ada adalah air busuk, penuh
racun, masuk ke dalam tanah yang kemungkinan besar masuk ke air sumur. Selain di
Desa Margomulyo, Prigi, dan Tasikmadu Kecamatan Watulimo beberapa industri kecil
pembuatan tepung tapioka yang ada di Kecamatan Trenggalek juga diduga membuang
limbahnya ke aliran sungai. Hal tersebut dikeluhkan sejumlah warga Desa
Rejowinangun. Oleh sebab itu arah kebijakan dan strategi untuk meminimalisir dampak
kegiatan pencemaran air di Kabupaten Trengalek tersebut antara lain diantaranya
adalah: 1). penurunan produksi limbah cair secara signfikan di air permukaan; 2).
perwujudan tata kelola perlindungan ekosistem perairan darat serta jasa
lingkungannya; 3). meningkatkan indeks kualitas air.

3.1.8. Limbah Domestik


Limbah domestik menjadi salah satu sumber utama pencemaran sungai, selain
limbah industri, peternakan dan pertanian. Limbah domestik di antaranya bekas air
cucian dapur dan kamar mandi, kotoran atau tinja, termasuk sampah rumah tangga yang
dibuang ke sungai. Hampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Trenggalek memiliki
potensi permasalahan limbah rumahtangga. Permasalahan tersebut timbul akibat
minimnya fasilitas pengolahan limbah dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam
mengolah dan membuang limbah rumahtangga. Selain menimbulkan berbau yang tidak
sedap, dasar sungai menjadi keruh, dan bercampur dengan cairan berwarna dan ikan-
ikan banyak yang mati. Arah kebijakan dan strategi untuk meminimalisir dampak
kegiatan pencemaran air oleh limbah domestik di Kabupaten Trenggalek tersebut antara
lain diantarannya dengan: 1). penurunan produksi limbah cair (sabun dan detergen
serta sampah rumah tangga) secara signfikan di air permukaan; 2). melakukan upaya

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


60
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
untuk mempertahankan area resapan air tanah (penghijauan atau reboisasi); 3).
meningkatkan indeks kualitas air; 4) secara rutin membersihkan sungai; dan 5).
meningkakan ketersediaan bak penampungan limbah alias septic tank rumah tangga
masyarakat

3.1.9. Permukiman Kumuh


Isu permukiman kumuh di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat dari beberapa
kriteria diantaranya adalah sanitasi lingkungan, MCK, dan air bersih. Adapun lokasi
permukiman kumuh di Kabupaten Trenggalek terdistribusi di Kecamatan Watulimo dan
Manjungan. Rata - rata lingkungan kawasan kumuh di Kabupaten Trenggalek adalah
kampung nelayan, hal itu dikarenakan kampung nelayan rata - rata sempit, dengan
penghuni yang cukup banyak, kondisi jalan lingkungan bervariasi dengan lebar antara
1-3 m dan berkelok - kelok tanpa dilengkapi saluran drainase. Elevasi jalan sangat
rendah, sehingga cenderung terjadi genangan pasca air pasang (banjir tob). Tingkat
kepadatan bangunan di kawasan cukup tinggi sehingga rawan bencana kebakaran
(sempadan bangunan terhadap jalan berkisar 0-0,5 m). Warga masih membuang sampah
sembarangan dan banyak warga juga masih BAB di tepi sungai dan membuang air limbah
domestik langsung ke pantai. Arah kebijakan dan strategi untuk sasaran meminimalisir
dampak pemukiman kumuh adalah meningkatnya akses terhadap infrastruktur dan
pelayanan dasar di kawasan kumuh. Selain itu perlu dilakukan Bedah Kampung Nelayan
dan pembangunan fisik sarana publik (mbangunan fasilitas umum lingkungan kampung
nelayan seperti jalan, drainase, tempat pembuangan sampah, penyediaan air bersih dan
MCK umum; dan pembangunan/rehabilitasi Balai Penguatan Kelembagaan Nelayan
pada kampung nelayan) di kawasan kampung nelayan.

3.1.10. Alih Fungsi Lahan


Alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau
seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi
fungsi lain. Peningkatan kebutuhan penduduk akan penyediaan perumahan, fasilitas
pendidikan, industri, perkatoran, perdagangan, dan kegiatan pariwisata dengan tujuan
pertumbuhan ekonomi menyebabkan banyak terjadi alih fungsi lahan di Kabupaten
Trenggalek terutama dari lahan pertanian LP2B. Selain itu alih fungsi lahan dilakukan
untuk proyek pengembangan kawasan perkotaan serta mendorong pelayanan publik,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


61
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
yang mendukung percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Trenggalek. Permasalahan alih fungsi lahan banyak terdapat di Kecamatan Trenggalek
Kota, Watulimo, dan Panggul. Arah kebijakan dan strategi untuk meminimalisir dampak
kegiatan alih fungsi lahan di Kabupaten Trenggalek tersebut diantaranya adalah: 1).
melindungi dan membatasi pemanfaatan wilayah yang memiliki daya dukung tinggi
(jasa ekosistem penyedia pangan tinggi dan sangat tinggi); 2). menyusun regulasi alih
fungsi lahan kaitannya dengan arah program ketahanan pangan masa depan.
Perwilayahan (zoning) terhadap lahan produktif yang harus dipertahankan didasari atas
peraturan yang mengikat dan ada sanksinya jika dilanggar, 3). meningkatkan kualitas
SDM petani; dan 4). mengeluarkan kebijakan pemberian insentif diberikan kepada
warga masyarakat yang tetap mempertahankan lahan produktifnya melalui keringanan
membayar pajak bumi dan bangunan (PBB), kemudahan memperoleh bantuan
permodalan, bantuan sarana produksi pertanian, bantuan penyuluhan, manajemen
pasca - panen; serta yang paling utama 5). mengendalikan pertambahan jumlah
penduduk, karena salah satu penyebab tinginya alih fungsi lahan adalah tekanan
penduduk.

3.1.11. Kerusakan Pantai


Pada peta RTRW Kabupaten Trenggalek tahun 2012 – 2032 telah menetapkan
beberapa kawasan yang merupakan kawasan strategis. Salah satunya adalah kawasan
strategis sempadan pantai. Kawasan sepanjang pantai yang mempunyai manfaat untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kawasan pantai yang berada di Kabupaten
Trenggalek adalah Kecamatan Panggul, dan Kecamatan Watulimo dan Kecamatan
Munjungan. Kawasan tersebut memiliki potensi pariwisata, pertambangan, dan
perikanan. Pantai - pantai disekitar pantai selatan memiliki daya tarik sendiri bagi para
wisatawan. Pantai - pantai tersebut adalah Pantai Prigi, Karangoso, Damas, Cengkrong di
Kecamatan Watulimo. Pantai Pelang dan Pantai Konang di Kecamatan Panggul. Pantai
Blado dan Ngampiran di Kecamatan Munjungan. Namun akhir – akhir ini pantai pantai
tersebut rusak karena abrasi. Kabupaten Trenggalek memiliki garis pantai sepanjang 98
kilometer dan hampir seluruhnya ini rawan abrasi. Abrasi adalah proses pengikisan
pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Kerusakan
terbanyak pada belakang bagian rumah warga yang berada tepat di bibir pantai. Selain
rumah, beberapa pohon kelapa yang berada di belakang rumah penduduk juga diketahui

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


62
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
roboh akibat terjangan ombak yang bertubi - tubi ini. Banyaknya bangunan yang
menjorok ke laut menjadi penyebab utama terjadinya abrasi di pesisir utara di
Kabupaten Trenggalek ini, dimana bangunan tersebut menghambat arus gelombang
bergerak ke daerah pantai. Sedangan space kosong di kanan kirinya menjadi titik utama
gempuran ombak sehingga mengakhibatkan pengikisan pantai. Kebijakan dan strategi
untuk meminimalisir dampak kerusakan pantai antara lain dengan: 1). pemasangan
plengsengan atau pemecah ombak, sehingga abrasi dapat di minimalisasi, dan kawasan
konservasi laut tetap terjaga; selain itu perlu dilakukan yaitu dengan 2). penanaman
tanaman konservasi (pohon pohon bakau dan cemara laut) di sepanjang pantai; 3).
pemeliharaan terumbu karang, terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi
kekuatan gelombang dan arus laut yang akan menyentuh pantai; dan 4). adanya regulasi
pelarangan tambang pasir laut, jika persediaan pasir di laut tetap dalam kategori cukup,
air pasang, gelombang atau arus laut tidak akan banyak menyentuh garis pantai sehingga
abrasi bisa dihindarkan; serta yang paling terpenting 5). peran serta penduduk lokal dan
masyarakat sekitar pantai sangat di harapkan untuk mengatasi masalah abrasi pantai

3.1.12. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sasaran nawacita pada prioritas
dimensi pembangunan. Sasaran nawacita prioritas dimensinya adalah akses
transportasi, informasi, dan komunikasi, pengembangan budaya local, kualitas SDM
masyarakat local, keterlibatan masyarakat, kebijakan anggaran pembangunan
pariwisata, dan peningkatan jumlah investor. Kabupaten Trenggalek khususnya di
Kecamatan Munjungan, Panggul, dan Watulimo memiliki beberapa objek pariwisata
yang tidak terlepas dari permasalahan lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh kurang
memadainya infrastruktur, fasilitas umum, sarana pendukung dan kebersihan di
kawasan wisata. SDM dan usaha pelaku wisata yang belum terstandarisasi/tersertifikasi
juga menjadi kendala dalam sector pariwasata di Kabupaten Trenggalek. Selain itu
sampai saat ini belum adanya sinkronisasi dan sinergi diantara pemangku kepentingan
di sektor pariwisata. Arah kebijakan dan strategi untuk meminimalisir dampak kegiatan
wisata tersebut adalah : 1). mengembangkan infrastruktur untuk mendukung
kelancaran arus barang dan jasa serta mewujudkan kota maritime Prigi dan kawasan
perdagangan baru Panggul, 2). peningkatan kapasitas SDM perhubungan melalui diklat,
pelatihan dan penugasan tugas belajar, 3). peningkatan, perencanaan, pemanfaatan, dan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


63
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
pengendalian pemanfaatan ruang lanskap dan desain sarana prasarana perkotaan dan
pariwisata untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan produktif bagi penghuni
dan wisatawan

3.1.13. Pencemaran Udara


Penurunan kualitas udara di Kabupaten Trenggalek berkaitan erat dengan
permasalahan transportasi. Ketersediaan layanan transportasi yang ada di Kabupaten
Trenggalek masih belum mampu mencukupi tingginya kebutuhan masyarakat.
Kurangnya pelayanan transportasi umum memicu peningakatan jumlah kendaraan
pribadi sehingga menyebabkan kepadatan lalu lintas semakin tinggi dan meningkatkan
jumlah polutan yang memicu peningkatan pencemaran udara yang berasal dari emisi gas
buang kendaraan/asap kendaraan bermotor. Peningkatan pencemaran udara juga
ditambah akibat penambahan volume kendaraan yang tidak sebanding dengan panjang
dan penambahan jalan baru yang menyebabkan muncul persoalan kemacetan dan tidak
teraturnya lalu lintas. Selain karena transportasi juga disebabkan industri rumah tangga
penggilingan ketela pohon dengan memanfaatkan diesel sebagai salah satu alatnya dan
debu atau polusi udara di sepanjang jalur lintas truk tambang serta kebiasaan
pembakaran sampah liar oleh masyarakat. Arah kebijakan dan strategi untuk
meminimalisir dampak pencemaran udara antara lain diantaranya dengan 1).
membatasi jumlah kendaraan bermotor, menggalakkan kembali penggunaan sepeda
sebagai alat transportasi utama masyarakatnya seiring perbaikan transportasi umum
dengan memperbanyak bus dan trem yang menggunakan listrik; 2). menyelenggarakan
event car free day; 3). pengembangan sistim pemantauan dan pengendalian kualitas
udara; dan 4). meningkatkan kuantitas dan kualitas penanaman pohon - pohon di pinggir
jalan untuk mengurangi dampak dari polusi asap kendaraan; serta 5). pengembangan
tata kelola pemeliharaan kualitas udara dengan melibatkan masyarakat

3.1.14. Industri
Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik
dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Berdirinya Industri tentu membawa
dampak, baik itu bagi lingkungan hidup mapun lingkungan sosial. Bagi kehidupan sosial,
industri cenderung membawa dampak positif, tapi bagi lingkungan hidup industri
membawa banyak dampak negatif seperti pencemaran air, polusi udara, dan lain

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


64
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
sebagainya. Industri di Kabupaten Trenggalek di dominasi oleh Industri pengolahan,
pada kegiatan Industri pengolahan tercatat jumlah perusahaan sebanyak 23.963 buah
dengan nilai investasi 85,865 milyar rupiah dan nilai produksi sebesar 1.617,209 milyar
rupiah. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga
menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan
perakitan (assembling).

3.1.15. Perubahan Iklim


Pemanasan global semakin hari semakin mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Pemanasan global ini disebabkan oleh peningkatan gas - gas rumah kaca yang
dominan ditimbulkan oleh industri - industri, terutama karbondioksida (CO2) dan
metana (CH4). Gas - gas rumah kaca yang meningkat ini kemudian menjadi penyebab
timbulnya efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat
panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi.
Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan juga kenaikan frekuensi maupun
intensitas kejadian cuaca ekstrim. Hal ini akhirnya mengakibatkan dua hal utama yang
terjadi di lapisan atmosfer paling bawah, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan
kenaikan muka laut. Jika ini kita kaitkan dengan wilayah Indonesia tentu sangat terasa,
begitu juga dengan kota - kota yang dulunya dikenal sejuk dan dingin makin hari makin
panas saja. Menurut World Disaster Report (2001), kerugian ekonomi akibat bancana
iklim di tingkat global yang terjadi sekarang dibanding dengan yang terjadi di tahun
1950an sudah meningkat 14 kali, yaitu mencapai 50-100 milyar USD per-tahun. Di
Kabupaten Trenggalek, perubahan iklim berdampak besar terhadap meningkatnya
resiko bencana alam dan kehidupan penduduk. Banjir di Kabupaten Trenggalek
umumnya disebabkan oleh alih fungsi lahan hutan pada bagian hulu DAS, Sistem
drainase yang kurang baik, dan Siklon tropis cempaka. Arah kebijakan dan strategi untuk
sasaran meminimalisir dampak perubahan iklim antara lain diantaranya adalah: 1).
meningkatkan kelengkapan pemantauan emisi gas rumah kaca dengan pemasangan alat
pengukur yang memadai; 2). meningkatkan akurasi data emisi gas rumah kaca melalui
pengukuran yang berkelanjutan; 3). menyediakan ruang terbuka hijau dengan kriteria

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


65
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
aman, inklusif, dan mudah dijangkau; dan 4). meningkatkan luas ruang terbuka hijau
menuju kota hijau.

3.1.16. Tata Ruang (Izin Lokasi)


Pengembangan wilayah bagian timur pada kawasan perkotaan Durenan
sebagai kawasan pengembangan permukiman, perdagangan dan jasa lokal, industry dan
pariwisata. Pengembangan wilayah bagian selatan pada kawasan perkotaan Watulimo
sebagai kawasan pusat pemerintahan, perdagangan, pelayanan sosial dan pusat
pengembangan wilayah, perikanan, industry, dan pariwisata. Pengembangan wilayah
tengah pada kawasan perkotaan Kampak dan pengembangan wilayah bagian barat pada
kawasan perkotaan Panggul. Penataan ruang wilayah perlu diperhatikan terutama
dalam kegiatan pembangunan di sektor ekonomi yang mempertimbangkan aspek
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Penataan ruang wilayah
terutama meliputi pembangunan sektor ekonomi di bidang industry, pariwisata,
pertanian dan pembangunan infrastruktur sebagai sasaran utama pembangunan
wilayah oleh pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek. Isu tata ruang (izin lokasi) di
Kabupaten Trenggalek yang mengemuka berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian
di Kecamatan Trenggalek, Watulimo, dan Panggul khusus di wilayah perkotaan untuk
kegiatan pembangunan demi mempercepat laju pembangunan daerah di sektor industri
- perdagangan maupun kemajuan sosial - budaya seperti pengembangan ruang terbuka
hijau, maupun fasilitas publik lain. Arah kebijakan dan strategi untuk sasaran
meminimalisir dampak perubahan izin lokasi (tat ruang) yang tidak terkendali antara
lain diantaranya adalah: 1). peningkatan ketersediaan informasi rencana tata ruang, 2.
pengembangan sistem informasi rencana tata ruang.

3.1.17. Kerusakan Karst


Kawasan karst Kabupaten Trenggalek terjadi dari apitan gaya tektonik dua
lempeng yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasiasehingga pada bagian
selatan menjadi pegunungan yang sisi terluarnya diselimuti oleh batuan karbonat yang
telah terkarstifikasi menjadi kawasan karst. Secara geologi kawasan karst pegunungan
bagian selatan Kabupaten Trenggalek tersusun dari batuan induk dengan jenis batuan
Miosenne Limestone dan jenis tanah mediteran yang tersebar di hampir wilayah
Kecamatan Dongko, Bendungan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panguul,
Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu dan Kecamatan Watulimo. Luas ekosistem karst

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


66
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Kabupaten Trenggalek ialah seluas 53.506,67 ha. Secara hidrologius wilayah karst
Kabupaten Trenggalek merupakan ekosistem cadangan air tabah untuk air baku bagi
kehidupan masyarakat, perairan pertanian dan perkebunan daerah sekitarnya. Dilihat
dari peran ekonomi wilyah, ekosistem karst di Kabupaten Trenggalek memiliki nilai
penting berupa nilai ekstraktif yang meliputi pertambangan dan kehutanan serta nilai
non ekstraktif berupa nilai pemanfaatan bentang alam, nilai jasa lingkungan, nilai
biologis, dan nilai jasa sosial.
Tantangan dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem karst dihadapkan
pada masalah antara lain pencemaran aliran air pada karst oleh limbah rumah tangga,
kebocoran bahan bakar minyak dari SPBU, munculnya industri ekstraktif yang tidak
memperhatikan kaidah lingkungan, banyaknya sumber mata air yang berkurang
debitnya maupun mati pada musim kemarau, daerah rawan bencana terutama tanah
longsir dan banjir di musim penghujan.

3.1.18. Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup


Peran serta masyarakat merupakan faktor penting dalam keberhasilan
pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat terdiri dari orang per-orangan maupun
komunitas yang bermukim disuatu wilayah baik itu masyarakat pendatang maupun
masyarakat lokal. Masyarkat sejatinya memiliki hak serta kewajiban untuk turut serta
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Implementasi dari peran masyarakat
tercermin melalui keterlibatan dalam kebijakan dan program – program pemerintah,
serta keaktifan masyarakat dalam menginisiasi program pengelolaan lingkungan hidup.
Hal tersebut dapat berdampak pada peningkatan tanggap siaga masyarakat dalam
melakukan kontrol maupun pengawasan terkait pengelolaan lingkungan. Selain itu
dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dan kemandirian dalam melestarikan
lingkungan hidup. Masyarakat Kabupaten Trenggalek telah secara aktif berperan dan
berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup yang dibuktikan dengan program
inisiator masyarakat. Adapun peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di
Kabupaten Trenggalek antara lain: (1) pengembangan kakao organik; (2) bimtek
persampahan bagi masyarakat; (3) bimtek pengelolaan sampah 3R masyarakat; (4)
sosialisasi desa berseri; (5) pembentukan bank sampah; (6) sarasean prokasih; (7)
berish-bersih sungai; dan (8) lomba prokasih.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


67
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Peran serta masyarakat selain dibuktikan dengan program usulan masyarakat
namun juga dibuktikan dari komunitas maupun lembaga swadaya (LSM) yang dibentuk
masyarakat untuk memabantu pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Lembaga – lembaga tersebut memiliki peran penting sebagai agen penggerak dan
pendukung dalam pelestarian lingkungan, selain itu lembaga tersebut juga dapat
menjadi wadah aspirasi bagi masyarakat yang kadang tidak tersampaikan kepada
pemerintah serta dapat mengajak masyarakat lainya untuk turut berperan aktif menjaga
kelestarian lingkungan serta mengedukasi masyakarat lainya untuk sadar akan
pentingnya kebersihan lingkungan sekitar bagi kesehatan dan kehidupan. Kabupaten
Trenggalek sampai saat ini memiliki 7 lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. Mengingat peran penting masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan, maka diharapkan peran tersebut dapat terus
ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

3.2. Analisis DPSIR Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek

Isu strategis di Kabupaten Trenggalek mengacu pada laporan IKPLHD Kabupaten


Trenggalek 2018, terdapat 3 permasalahan atau isu yang menjadi perhatian utama bagi
Dinas PKPLH khususnya dan pemerintah Kabupaten Trenggalek pada umumnya.
Selain dari ketiga permasalahan pokok tersebut, berdasarkan hasil FGD tanggal 6
November 2018 kegiatan penyusunan RPPLH Kabupaten Trenggalek teridentifikasi
permasalahan - permasalahan lingkungan lain yang ada dan berkembang serta
berpotensi muncul di wilayah Kabupaten Trenggalek. Isu prioritas lingkungan tersebut
juga telah diidentifikasi dalam kegiatan survei lapangan yang dilakukan tanggal 8 - 11
Oktober 2018. Data hasil survei lapangan tersebut dapat diamati pada lembar lampiran
RPPLH Kabupaten Trenggalek. Secara lebih detil, permasalahan lingkungkuan yang
teridentifikasi tersebut dipaparkan dalam sub bab berikut ini.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


68
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Tabel 3.1. Hasil Kajian DPSIR Framework dalam Penyusunan RPPLH
Kabupaten Trenggalek

Kondisi Pendorong dan Tekanan Dampak


Lingkungan

Kerusakan  Tekanan penduduk  Turunnya kemampuan dukung lahan


lahan (erosi terhadap lahan pertanian
dan longsor)  Kebutuhan lokasi  Meningkatnya luas persebaran lahan
kawasan bisnis keritis/ lahan tandus
(industry, jasa dan  Banjir dan kekeringan meningkat
perdagangan)  Hilangnya keragaman sepesies hutan
 Alih fungsi hutan  Luas kawasan catchment area menurun
menjadi lahan  Meningkatnya kejadian bencana banjir
pertanian  Rusaknya sifat fisik dan kimia tanah
 Intensifikasi pertanian sebagai penunjang kesuburan lahan
melalui penggunaan pertanian
pupuk dan obat -  Kelangkaan sumber daya lahan untuk
obatan/ pestisida pertanian maupun hutan
 Alih fungsi lahan  Penurunan produksi hasil pertanian
pertanian menjadi  Mengangkut bebatuan, lumpur yang dari
kawasan industri dan tebing maupun deposit sedimen pada
perdagangan dasar alur dan debris lain seperti: batang
 Intensitas pemanfaatan pepohonan yang tercabut, dan akan
lahan menyapu daerah yang dilandanya.
 Meningkatnya  Kemacetan parah sepanjang jalur jalan
permintaan hasil terdampak longsor
produksi pertanian  Menghilangkan keragaman vegetasi di
hasil pertanian atasnya sehingga menurunnya
kemampuan penyerapan air
Banjir  Pertumbuhan penduduk  Kerusakan di sekitar aliran sungai,
dan tekanan penduduk seperti: rumah, jalan, jembatan ambruk,
terhadap lahan dan fasilitas umum lainnya
 Kebutuhan lokasi  Biaya perawatan infrastruktur
permukiman, industri, meningkat (sarana pendidikan, sarana
perdagangan dan jasa kesehatan dan juga tempat untuk
 Alih fungsi lahan melakukan aktivitas ibadah) karena
menjadi kawasan terdampak banjir
permukiman, jasa,  Menyebarnya vektor penyakit penyakit
perdagangan, hotel dan  Keterbatasan air bersih
apartemen terutama  Produktivitas masyarakat menurun.
pada wilayah bantaran
sungai
 Turunnya luas kawasan
catchment area
 Run off meningkat
 Meningkatnya erosi
yang menyebakan
pendangkalan sungai
Kerusakan  Pertumbuhan penduduk  Kemampuan produksi hutan menurun
dan alih  Kebutuhan lahan  Turunnya daya dukung kualitas
fungsi hutan pertanian lingkungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


69
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Kondisi Pendorong dan Tekanan Dampak
Lingkungan

Kebutuhan lokasi  Luas kawasan catchment area menurun


permukiman, industry  Menurunya kualitas udara (polusi
dan jasa udara)
 Peningkatan penyediaan  Menurunya stok kayu
sarana dan prasarana  Hilangnya keragaman hayati hutan
transportasi  Memicu lonsor lahan
 Kebutuhan materian  Meningkatnya erosi tanah yang
bahan bangunan menyebakan pendangkalan sungai
 Memicu Kekeringan dan banjir
 Konflik pemanfaatan lahan
Sampah  Pertumbuhan  Pencemaran air tanah dan air
penduduk meningkat permukaan
 Kegiatan produksi dan  Pencemaran udara (bau busuk)
konsumsi  Menurunya kesuburan lahan pertanian
 Industrialisasi  Produksi lahan pertanian menurun
 Perkembangan  Peroduksi perikaann menurun
permukiman penduduk  Meningkatnya sumber penyakait
 Memicu penyumbatan saluran air
 Memicu kelangkaan sumberdaya air
tanah maupun air permukaan
 Konflik dilakukasi pembuangan
sampah/limbah
Kekeringan  Musim kemarau yang  Memicu kelangkaan sumberdaya air
terjadi terlalu lama tanah maupun air permukaan
 Deforestasi hutan  Konflik penguasan sumber air bersih
 Intensitas pemanfaatan  Kurangnya sumber air minum
lahan  Lahan keritis dan kerusakan lahan
 Turunnya luas kawasan meningkat
catchment area  Produksi lahan pertanian menurun
 Produksi perikanan menurun
Peningkatan  Kemudahan pemberian  Turunnya kemampuan catchment area.
Lokasi ijin tambang  Turunya dukung penyediaan air
Kawasan  Pegawasan terhadap (kualitas dan kuantitas air)
Penambangan penambangan liar  Turunnya daya dukung hayati
 Kebutuhan bahan baku  Turunan kualitas tanah/lahan
gamping untuk industri  Lahan menjadi kritis dan tandus
 Konversi kawasan  Lahan beklas tambang tidak bisa
karst di daerah dimanfaatkan untuk kegiatan produksi
perbukitan atau pertanian
pegunungan untuk  Lahan bekas tambang memicu
kegiatan perubahan temperature udara
pertambangan.  Luas kawasan catchment area menurun
 Pembangungan  Frekuensi banjir dan kekeringan
infrastruktur yang meningkat di daerah hilir.
cukup masif untuk  Kerusakan lahan bekas tambang
pertambangan  Deforesyasi hutan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


70
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Kondisi Pendorong dan Tekanan Dampak
Lingkungan

Limbah  Pertumbuhan  Pencemaran air tanah dan air permukaan


Domestik penduduk meningkat  Pencemaran udara (bau busuk)
 Kegiatan produksi dan  Menurunya kesuburan lahan pertanian
konsumsi  Produksi lahan pertanian menurun
 Perkembangan  Peroduksi perikaann menurun
permukiman penduduk  Meningkatnya sumber penyakait
 Memicu penyumbatan saluran air
 Memicu kelangkaan sumberdaya air
tanah maupun air permukaan
Permukiman  Industrialisasi di  Banjir meningkat
Kumuh kawasan perkotaan  Meningkatnya bahan polutan non
 Pembangungan organik di aliran air sungai
infrastruktur yang  Lingkungan perumahan tidak teratur
cukup masif di dan tidak memiliki prasarana yang jelas
perkotaan seperti jalan lingkungan, sumber air
 Urbanisasi untuk bersih, saluran pembuangan air kotor
bekerja di sektor  Resiko bahaya kebakaran karena
industri sekunder dan kepadatan bangunan tinggi
tersier/jasa  Banyak muncul kasus penyakit -
 Kebutuhan lahan untuk penyakit menular seperti muntaber,
para pekerja industri ISPA, kaki gajah dan terkena penyakit
atau para urbanis pes karena kencing tikus
 Pertumbuhan penduduk  Menimbulkan berbagai macam perilaku
dan tekanan penduduk menyimpang, seperti kejahatan, dan
terhadap lahan sumber penyakit sosial lainya.
Kecenderungan terjadinya perilaku
menyimpang (deviant behaviour).
Alih Fungsi  Kebijakan Pemda  Turunnya kemampuan produksi pangan
Lahan Trenggalek dalam  Turunnya daya dukung penyediaan air
Pengembangan Industri (kualitas dan kuantitas air)
 Kebutuhan lahan  Memicu banjir dan kekeringan
 Urbanisasi  Pencemaran air tanah dan air permukaan
 Kebutuhan lahan untuk  Polusi udara
lokasi pembuangan  Peningkatan suhu udara
limbah  Pecemaran air sungai dan laut
 Meningkatnya sampah perkotaan
 Subsiden akibat eksploitasi air tanah
Pencemaran  Industrialisasi di  Turunan kualitas udara
Udara kawasan perkotaan  Meningkatnya penyakait ISPA,
 Pembangungan menyebabkan tekanan darah tinggi,
infrastruktur yang serangan jantung, kemandulan dan pada
cukup masif di level yang sangat tinggi dapat
perkotaan khususnya menyebabkan kematian
jalan  Meningkatnya penyakit bronkitis
 Meningkatnya produksi  Meningkatnya penyakt Kangker Kulit
kebutuhan kendaran  Sulitnya mencari sumber udara bersih
pribadi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


71
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Kondisi Pendorong dan Tekanan Dampak
Lingkungan

 Lahan terbangun
meningkat
 Turunnya luas kawasan
ruang terbuka hijau
Kerusakan  Proses karstifikasi atau  Air permukaan yang melewati batuan
Karst pelarutan batuan gamping akan meresap melalui pori-pori
gamping oleh air atau ponor sehingga mencapai batuan
sehingga batuan yang kedap air membentuk sungai
tersebut menjadi bawah tanah dan dapat mengakibatkan
berpori banjir di wilayah lain secara tiba-tiba
 Berkurangnya tutupan  Air hujan yang terserap melalui pori-
hutan di Kabupaten pori dan ponor akan bercampur dengan
Trenggalek khususnya polutan sehingga mencemari sungai
yang berada pada bawah tanah
ekosistem karst  Menipisnya solum tanah sehingga
 Perubahan fungsi lahan mengurangi keragaman jenis vegetasi
(menjadi dan satwa di ekosistem karst
pertambangan) akibat  Terganggunya fungsi ekosistem
pengetahuan terutama yang terkait dengan jasa
masyarakat yang pengaturan air dan juga ketersediaan air
kurang akan fungsi dan pada musim kemarau
jasa yang dihasilkan  Resiko terjadinya bencana semakin
oleh ekosistem karst tinggi terutama bencana banjir, longsor,
 Pemanfaatan lahan dan kekeringan
untuk kegiatan  Penurunan kualitas dan kuantitas
pertanian lahan kering sumber air
dan pertanian lahan
kering campuran
Peran Serta  Semakin turunnya  Peningkatan kesadaran masyarakat
Masyarakat kualitas lingkungan akan pentingnya menjaga kelestarian
dalam hidup lingkungan
Pengelolaan  Kesadaran tentang
Lingkungan kelestarian lingkungan
hidup masih rendah
 Terbatasnya anggaran
pengelolaan lingkungan
hidup dari pemerintah
Sumber: Hasil Analisis, 2018

3.3. Indikator Keberhasilan

3.3.1. Indikator Kualitas Lingkungan Hidup


Indikator kualitas lingkungan hidup dapat mengacu pada Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menggunakan indeks lingkungan berbasis

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


72
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
wilayah (Kabupaten kota/ provinsi). Indeks ini dapat memberi kesimpulan dari suatu
kondisi lingkungan hidup pada periode tertentu. Pemangku kepentingan (Stackholder)
dapat menggunakan hasil indeks kualitas lingkungan ini sebagai dasar penyusunan
maupun pelaksanaan program dan kegiatan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Indeks ini juga disusun sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk
memenuhi salah satu sasaran pembangunan berkelanjutan. IKLH (Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup) mempunyai fungsi sebagai pendukung kebijakan dalam melakukan
penentuan deraja permasalahan lingkungan dan sumber-sumber permasalahan dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Indikator dari IKLH terdiri dari :
a. Indikator kualitas air;
b. Indikator kualitas air udara;
c. Indikator kualitas tutupan hutan kota.
Profil kualitas lingkungan hidup dapat dihasilkan dengan membandingkan
kecenderungan maupun dinamika IKLH dengan sasaran-sasaran yang ditetapkan.
RPPLH Kabupaten Trenggalek tahun 2018-2048 menggunakan IKLH sebagai indikator
capaian dari keberlanjutan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten
Trenggalek. Target peningkatan dari IKLH akan mencakup keseluruhan sektor
pembangunan yang tercermin pada meningkatnya kualitas air dan udara untuk
meuwujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan kehidupan masyarakat yang
sehat dan bersih. Target IKLH dibuat dalam bentuk angka untuk memudahkan
interpretasi dari pemangku kepentingan dalam memahami kualitas lingkungan hidup
daerahnya. Pengetahuan akan kondisi kualitas lingkungan hidup akan membantu
pengalokasian sumberdaya alam secara lebih akurat agar penggunaannya lebih efektif,
efisien, dan berkelanjutan.

3.3.2. Indikator Daya Dukung Lingkungan


Batasan Indikator daya dukung lingkungan perlu dilakukan mengingat
luasnya dimensi konsep daya dukung lingkungan. Batasan indikator akan fokus terhadap
kebutuhan utama penduduk di perkotaan yaitu lahan dan air. Indikator daya dukung
lingkungan adalah:
a. Indikator daya dukung lahan untuk RTH;
b. Indikator daya dukung air;
c. Indikator keberlangsungan fungsi ekosistem.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


73
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Pendekatan Jasa Ekosistem (ecosystem services) adalah salah satu indikator
yang dapat digunakan untuk menentukan keberlangsungan fungsi suatu ekosistem.
Pengertian utama dari jasa ekosistem adalah manfaat yang diperoleh manusia dari
bermacam-macam sumberdaya dan proses alam yang secara kolektif diberikan oleh
suatu ekosistem dan dikelompokkan kedalam empat macam manfaat yaitu: (a) manfaat
penyediaan produksi pangan dan air, (b) manfaat pengaturan pengendalian iklim dan
penyakit, (c) manfaat pendukung, seperti siklus nutrient dan polinasi tumbuhan, serta
(d) manfaat kultural, spiritual dan rekreasional (Millenium Ecosystem Assesment, 2005).
Berdasarkan konsep tersebut dan penetapan fungsi jasa ekosistem dalam RPPLH
Nasional khususnya di Ekoregion Jawa dan Laporan DDL Kabupaten Trenggalek maka
untuk penilaian keberlangsungan fungsi ekosistem di Kabupaten Trenggalek dapat
menggunakan dua belas indikator fungsi jasa ekosistem yaitu:
1) Jasa ekosistem penyedia pangan;
2) Jasa ekosistem penyedia air bersih;
3) Jasa ekosistem pengatur iklim;
4) Jasa ekosistem pengatur tata aliran air dan banjir;
5) Jasa ekosistem pengatur pencegahan dan perlindungan dari bencana;
6) Jasa ekosistem pengatur pemurnian air;
7) Jasa ekosistem pengatur pengolahan dan penguraian limbah;
8) Jasa ekosistem pengatur pemeliharaan kualitas udara;
9) Jasa ekosistem budaya fungsi tempat tinggal dan ruang hidup;
10) Jasa ekosistem budaya fungsi rekreasi dan ekowisata;
11) Jasa ekosistem budaya fungsi estetika;
12) Jasa ekosistmen pendukung biodiversitas.

3.3.3. Indikator Penanganan Isu Strategis Lingkungan


Daftar isu strategis juga diperoleh melalui forum masyawarah antar para
pemangku kepentingan untuk menyepakati isu strategis. Dalam menetapkan isu
strategis nantinya akan mempertimbangkan pengaruh antara elemen pendorong,
tekanan, kondisi, dampak dan repson atau yang dikenal dengan isitilah analisis DPSIR.
Berdasarkan tahapan diatas melalui pengolahan data dan informasi hasil inventarisasi
lingkungan hidup, forum masyawarah antar para pemangku kepentingan dan analisis

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


74
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
DPSIR yang dilakukan dalam penyusunan laporan RPPLH Kabupaten Trenggalek maka
ditetapkan 18 (delapanbelas) isu strategis lingkungan di Kabupaten Trenggalek yaitu:
a. Kerusakan Lahan (Erosi dan Longsor);
b. Banjir;
c. Kerusakan Hutan;
d. Sampah;
e. Kekeringan;
f. Pertambangan;
g. Pencemaran Air;
h. Limbah Domestik;
i. Permukiman Kumuh;
j. Alih Fungsi Lahan;
k. Kerusakan Pantai;
l. Pariwisata;
m. Pencemaran Udara;
n. Kegiatan Industri;
o. Perubahan Iklim;
p. Tata Ruang (Izin Lokasi);
q. Kerusakan karst;
r. Peran Serta Masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

3.3.4. Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)


Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan dimensi lingkungan hidup, sosial, ekonomi ke dalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Prinsip dan
tujuan pembangunan berkelanjutan sedemikian penting karena wajib diterapkan pada
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) seperti yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tahun 2018. Dalam peraturan
tersebut disebutkan bahwa penyusunan RPJMD melalui kajian lingkungan hidup
strategis merupakan analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi
dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam dokumen
RPJMD.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


75
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
Indikator TPB merupakan uraian dari dokumen yang disebut sebagai Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam rangka aksi global guna mengakhiri kemiskinan,
mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka
terdapat relevansi yang antara TPB atau SDGs dengan aspek lingkungan hidup. Adapun
dalam TPB atau SDGs ini memiliki 17 tujuan dan masing-masing tujuan ini memiliki
masing-masing indikator dan target dengan total 169 target. Kegiatan analisis dilakukan
pada dokumen TPB untuk merumuskan beberapa indikator yang relevan terkait dengan
lingkungan hidup yang dapat menjadi indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan
hidup diantaranya yaitu:
1. Ketidakcukupan pangan dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B)
2. Limbah Cair
3. Limbah Tinja
4. Kualitas Air (Sungai dan danau)
5. Air Baku
6. Rencana DAS
7. Pengembangan Hutan
8. Sumberdaya Air
9. Emisi CO2/gas rumah kaca
10. Sampah
11. Kualitas Udara
12. Ruang terbuka hijau
13. Proper
14. Limbah
15. Limbah B3
16. Daur Ulang
17. Produk ramah lingkungan
18. Korban Bencana
19. Luas kawasan konservasi
20. Persentase kawasan hutan
21. Persentase tutupan hutan
22. Lahan terdegradasi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


76
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
23. Jumlah kawasan konservasi
24. Lahan kritis
25. Situs kehati atau kawasan lindung
26. Populasi satwa terancam
27. Keanekaragaman hayati
28. Tindak Pidana Lingkungan
Berdasarkan dari 2 (dua) indikator tersebut di atas, maka dapat disusun
serangkaian variabel atau kriteria pengukur keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
yang dapat disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3. 2. Variabel Pengukuran Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup

No. Indikator Kriteria

1. Indeks Kualitas 1. Indeks Kualitas Udara


Lingkungan 2. Indeks Kualitas Air
Hidup (IKLH) 3. Indeks Tutupan Lahan
2. Tujuan 1. Ketidakcukupan pangan dan Lahan Pertanian Pangan
Pembangunan Berkelanjutan (LP2B)
2. Limbah Cair
Berkelanjutan 3. Limbah Tinja
(TPB) 4. Kualitas Air (Sungai dan danau)
5. Air Baku
6. Rencana DAS
7. Pengembangan Hutan
8. Sumberdaya Air
9. Emisi CO2/gas rumah kaca
10. Sampah
11. Kualitas Udara
12. Ruang terbuka hijau
13. Proper
14. Limbah
15. Limbah B3
16. Daur Ulang
17. Produk ramah lingkungan
18. Korban Bencana
19. Luas kawasan konservasi
20. Persentase kawasan hutan
21. Persetase tutupan hutan
22. Lahan terdegradasi
23. Jumlah kawasan konservasi
24. Lahan kritis
25. Situs kehati atau kawasan lindung
26. Populasi satwa terancam
27. Keanekaragaman hayati
28. Tindak Pidana Lingkungan
Sumber: Hasil Analisis Data Primer dan Sekunder, 2019

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


77
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
3.3.5. Indikator Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (Mitigasi Perubahan Iklim)
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dapat dikatakan sebagai dampak perubahan
iklim. Dampak perubahan iklim diantaranya adalah pada kondisi pembangunan ekonomi
seperti perubahan produksi, gangguan terhadap sistem kehidupan dan ketercapaian
kondisi kesejahteraan masyarakat, terganggunya kondisi ekosistem dan pelanan jasa
ekosistem, serta terganggunya kegiatan pembangunan wilayah. Berikut adalah
indikator-indikator yang dapat digunakan dalam menilai ketercapaian keberhasilan
pengelolaan lingkungan hidup yaitu:
a. Banjir;
b. Kekeringan/ Kelangkaan air;
c. Kerusakan Lahan (Erosi dan Longsor);
d. Perubahan Iklim.

3.4. Target RPPLH Kabupaten Trenggalek

3.4.1. Target Capaian Jangka Panjang


Target capaian jangka panjang yang akan dicapai melalui penerapan dokuman
RPPLH Kabupaten Trenggalek 2018 - 2048 antara lain:

1. Peningkatan Indeks Kualitas Hidup


Pembangunan di Kabupaten Trenggalek perlu berada dalam koridor target
pencapaian indeks kualitas lingkungan hidup yang baik dan terjaga. Maknanya
adalah kondisi minimal yang perlu dicapai yaitu kualitas dan kualitas lingkungan
hidup berada pada kondisi stabil dan opmtimum dalam mendukung peri kehidupan
masyarakat. Indeks kualitas lingkungan hidup dalam jangka panjang dapat berarti
menjaga kualitas dan ketersediaan air, udara maupun tanah di Kabupaten
Trenggalek. Kondisi lingkungan hidup dikatakan layak apabila kualitas air di
perkotaan khususnya area permukiman penduduk tidak melebihi ambang batas
baku pencemaran; Penjagaan kualitas air dan udara menjadi bagian terpenting dari
target IKLH jangka panjang karena sangat berpengaruh terhadap seluruh kondisi
ekosistem di Kabupaten Trenggalek.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


78
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2. Stabilisasi dan Peningkatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup
Kabupaten Trenggalek akan melakukan pembangunan dengan dasar
pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Fokus
pembangunan selama ini masih banyak menitiberatkan pada pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam. Berdasarkan hal tersebut maka dalam jangka
panjang, pembangunan Kabupaten Trenggalek harus diupayakan pada upaya
peningkatan daya dukung lingkungan, dari tahap perencanaan hingga
implementasi. Target pelaksanaan khususnya integrasi prinsip daya dukung
lingkungan dalam perencanaan daerah mulai dari RTRW maupun RPJP dan RPJM.
Secara politis RPJP harus memuat prinsip pembangunan berkelanjutan berbasis
daya dukung lingkungann sedangkan dalam penyusunan dan implementasi RPJM
sangat penting utamanya untuk meletakkan daya dukung lingkungan sebagai dasar
kebijakan pembangunan daerah.

3. Penanganan Isu Strategis Lingkungan


Pembangunan Kabupaten Trenggalek dalam jangka panjang diarahkan untuk
mampu menjaga lingkungan secara baik sebagai prasyarat keberlanjutan
pembangunan. Perlindungan terhadap lingkungan meliputi aspek pengendalian,
pemantauan dan pendayagunaan serta pelestarian sumberdaya alam. Pendekatan
ekoregion merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam setiap
perencanaan dan pengambilan keputusan terutama di bidang lingkungan hidup.
Dalam kesatuan ekoregion berarti pengelolaan lingkungan hidup antar daerah akan
sangat berperan penting termasuk kerjasama antar daerah, pemanfaatan
sumberdaya dan kegiatan lain berbasis lahan merupakan sebuah keharusan.
Hubungan sebab akibat dan saling mempengaruhi dari perubahan pada suatu
bentanglahan dapat berpotensi memunculkan konflik kepentingan baik secara
vertikal maupun horizontal sehingga menimbulkan inefisiensi pemanfaatan
sumberdaya yang berujung pada kerusakan lingkungan hidup.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


79
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
4. Penerapan dan Peningkatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Kabupaten Trenggalek akan melakukan pembangunan dengan dasar
pertimbangan aspek lingkungan hidup agar tercapainya tujuan
pembangunan berkelanjutan. Fokus pembangunan selama ini masih banyak
menitiberatkan pada pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam jangka panjang, pembangunan
Kabupaten Trenggalek harus diupayakan pada upaya pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan, dari tahap perencanaan hingga implementasi.
Target pelaksanaan khususnya integrasi prinsip lingkungan berkelanjutan
dalam perencanaan daerah mulai dari RTRW maupun RPJP dan RPJM.
Secara politis RPJP harus memuat prinsip pembangunan berkelanjutan
berbasis daya dukung lingkungan sedangkan dalam penyusunan dan
implementasi RPJM sangat penting utamanya untuk meletakkan daya
dukung lingkungan sebagai dasar kebijakan pembangunan daerah.

5. Mitigasi Perubahan Iklim


Perubahan iklim dapat berpotensi menyebabkan dampak terhadap kehidupan
masyarakat Kabupaten Trenggalek. Oleh karena itu, target pencapaian jangka
panjang akan difokuskan pada pencegahan dampak perubahan iklim dan
penyusunan strategi adaptasi. Tujuan utamanya adalah mengurangi risiko-risiko
yang mengganggu keberlanjutan masyarakat dan pembangunan di Kabupaten
Trenggalek. Strategi mitigasi perubahan iklim dilaksanakan secara terpadu dengan
peningkatan daya dukung wilayah, indeks kualitas lingkungan hidup, dan stabilisasi
jasa ekosistem.

3.4.2. Target Pencapaian 10 Tahunan


Disamping menyusun pencapain target jangka panjang secara kualitatif,
RPPLH Kabupaten Trenggalek juga menyusun target pecapaian antara sesuai
dengan skenario 10 tahunan, khususnya sepuluh tahun pertama. Penetapan jangka
menengah ini dapat dikatakan sebagai pedoman bagi bentuk perencanaan sejenis
khususnya RTRW dan RPJM. Pencapaian target yang dijabarkan secara kuantitatif
ditetapkan berbasis keberadaan data yang tersedia dari tingkat Nasional, Provinsi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


80
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
maupun Kabupaten. Diantara empat indikator keberhasilan RPPLH, hanya jasa
ekosistem yang memiliki data dan kecendrungan kuantitatif sedangkan indikator
lainnya tidak memilikinya sehingga ditempuh target yang sifatnya kualitatif.
Adapun target jangka menengah RPPLH Kabupaten Trenggalek adalah sebagai
berikut:

1. Target Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Tabel 3.3. Target Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup


2018-2022 2023-2027
No Kriteria
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Indeks Kualitas Udara Peningkatan kualitas udara di Mempertahankan kualitas udara
kawasan perkotaan, industri, di kawasan perkotaan, industry,
dan pariwisata di Kabupaten dan pariwisata di Kabupaten
Trenggalek dengan kriteria baik Trenggalek dengan kriteria baik
2. Indeks Kualitas Air Peningkatan kualitas air Mempertahankan kualitas air
terutama pada sungai-sungai terutama pada sungai-sungai
utama di Kabupaten Trenggalek utama di Kabupaten Trenggalek
dengan kriteria cukup dengan kriteria cukup
3. Tutupan Lahan Hutan Mempertahankan tutupan lahan Meningkatkan tutupan lahan
hutan hutan
4. IKLH Terwujudnya IKLH dengan Mempertahankan IKLH dengan
kriteria cukup kriteria cukup

2. Target Peningkatan dan Stabilisasi Daya Dukung dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup

Tabel 3.4. Target Peningkatan dan Stabilitasi


Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

2018-2022 2023-2027
No Kriteria
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Daya Dukung Lahan Mempertahankan kemampuan Meningkatkan kemampuan daya
daya dukung lahan untuk RTH dukung lahan untuk RTH (ruang
(ruang terbuka hijau) terbuka hijau)
2. Daya Dukung Air Meningkatkan luas areal potensi Mempertahankan luas areal
daya dukung air potensi daya dukung air
3. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
penyedia pangan penyedia pangan dengan ekosistem penyedia pangan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


81
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2018-2022 2023-2027
No Kriteria
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
kategori jasa ekosistem rendah dengan kategori jasa ekosistem
dan sangat rendah tinggi dan sangat tinggi
4. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
penyedia air bersih penyedia air bersih dengan ekosistem penyedia air bersih
kategori jasa ekosistem rendah dengan kategori jasa ekosistem
dan sangat rendah tinggi dan sangat tinggi
5. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
pengatur iklim pengatur iklim dengan kategori ekosistem pengatur iklim
jasa ekosistem rendah dan dengan kategori jasa ekosistem
sangat rendah tinggi dan sangat tinggi
6. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
pengatur tata aliran pengatur tata aliran air dan ekosistem pengatur tata aliran
air dan banjir banjir dengan kategori jasa air dan banjir dengan kategori
ekosistem rendah dan sangat jasa ekosistem tinggi dan sangat
rendah tinggi

7. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa


pengatur pencegahan pengatur pencegahan dan ekosistem pengatur pencegahan
dan perlindungan dari perlindungan dari bencana dan perlindungan dari bencana
bencana dengan kategori jasa ekosistem dengan kategori jasa ekosistem
rendah dan sangat rendah tinggi dan sangat tinggi
8. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
pengatur pemurnian pengatur pemurnian air dengan ekosistem pengatur pemurnian
air kategori jasa ekosistem rendah air dengan kategori jasa
dan sangat rendah ekosistem tinggi dan sangat
tinggi
9. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
pengatur pengolahan pengatur pengolahan dan ekosistem pengatur pengolahan
dan penguraian penguraian limbah dengan dan penguraian limbah dengan
limbah kategori jasa ekosistem rendah kategori jasa ekosistem tinggi
dan sangat rendah dan sangat tinggi
10. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
pengatur pengatur pemeliharaan kualitas ekosistem pengatur
pemeliharaan kualitas udara dengan kategori jasa pemeliharaan kualitas udara
udara ekosistem rendah dan sangat dengan kategori jasa ekosistem
rendah tinggi dan sangat tinggi
11. Jasa ekosistem budaya Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
fungsi tempat tinggal budaya fungsi tempat tinggal ekosistem budaya fungsi tempat
dan ruang hidup dan ruang hidup dengan tinggal dan ruang hidup dengan
kategori jasa ekosistem rendah kategori jasa ekosistem tinggi
dan sangat rendah dan sangat tinggi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


82
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2018-2022 2023-2027
No Kriteria
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
12. Jasa ekosistem budaya Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
fungsi rekreasi dan budaya fungsi rekreasi dan ekosistem budaya fungsi
ekowisata ekowisata dengan kategori jasa rekreasi dan ekowisata dengan
ekosistem rendah dan sangat kategori jasa ekosistem tinggi
rendah dan sangat tinggi
13. Jasa ekosistem budaya Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
fungsi estetika budaya fungsi estetika dengan ekosistem budaya fungsi
kategori jasa ekosistem rendah estetika dengan kategori jasa
dan sangat rendah ekosistem tinggi dan sangat
tinggi
14. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
pendukung pendukung biodiversitas ekosistem pendukung
biodiversitas dengan kategori jasa ekosistem biodiversitas dengan kategori
rendah dan sangat rendah jasa ekosistem tinggi dan sangat
tinggi
*) Daya dukung lahan diarahkan pada daya dukung untuk RTH

3. Target Peningkatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Untuk Lingkungan


Hidup

Tabel 3. 1. Target Peningkatan Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan untuk Lingkungan Hidup

2019-2023 2024-2028
Kriteria
No.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Ketidakcukupan Penetapan kawasan Mempertahankan luasan


pangan dan LP2B pertanian pangan kawasan pertanian pangan
berkelanjutan berkelanjutan

2. Limbah Cair Peningkatan proporsi Mengurangi jumlah limbah cair


limbah cair yang diolah yang tidak bisa diolah secara
secara aman aman

3. Limbah Tinja Peningkatan kualitas Peningkatan pembangunan


pengelolaan lumpur tinja Instalasi Pengolahan Lumpur
perkotaan dan peningkatan Tinja (IPLT) dan peningkatan
proporsi rumah tanggan proporsi rumah tangga yang
yang terlayani sistem terlayani sistem pengelolaan
pengelolaan lumpur tinja lumpur tinja

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


83
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2019-2023 2024-2028
Kriteria
No.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4. Kualitas Air Peningkatan kualitas air Mempertahankan kualitas air


(Sungai dan pada sungai dan danau pada sungai dan danau yang
danau) dalam kondisi baik sesuai sudah dalam kondisi baik
aturan ambang batas
parameter yang berlaku

5. Air Baku Peningkatan kualitas air Mempertahankan kualitas air


baku dalam kondisi baik baku pada sumber-sumber
sesuai aturan ambang batas utama air baik dari sungai
parameter yang berlaku maupun danau

6. Rencana DAS Peningkatan jumlah rencana Peningkatan jumlah DAS yang


pengelolaan daerah aliran meningkat jumlah mata airnya
sungai terpadu dalam RTRW dan penerapan rencana
pengelolaan daerah aliran
sungai terpadu sesuai RTRW

7. Pengembangan Pengembangan luas hutan Mempertahankan luas hutan


Hutan serta peningkatan hasil dalam rangka pengelolaan dan
hutan bukan kayu (HHBK) perlindungan kawasan DAS
untuk pemulihan kawasan
DAS

8. Sumberdaya Air Pengaturan proporsi wilayah Perubahan tingkat sumberdaya


cekungan lintas batas air terkait ekosistem dari waktu
dengan pengaturan kerja ke waktu
sama sumberdaya air yang
operasional

9. Emisi CO2/gas Pengaturan rasio emisi Mempertahankan persentase


rumah kaca CO2/emisi gas rumah kaca perubahan rasio emisi
dalam kondisi baik CO2/emisi gas rumah kaca pada
kondisi baik

10. Sampah Peningkatan sampah Mempertahankan sampah


perkotaan yang tertangani perkotaan yang tertangani
hingga mencakup seluruh mencakup seluruh wilayah
wilayah Kabupaten Kabupaten Wonogiri
Wonogiri,

11. Kualitas Udara Pengendalian angka rata- Mempertahankan rata-rata


rata tahunan materi tahunan materi partikulat halus

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


84
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2019-2023 2024-2028
Kriteria
No.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

partikulat halus (PM 2,5 dan (PM 2,5 dan PM 10) di


PM 10) di perkotaan tidak perkotaan tidak melewati
melewati ambang batas ambang batas

12. Ruang terbuka Meningkatkan luasan ruang Mempertahankan luasan ruang


hijau terbuka perkotaan terbuka perkotaan

13. Proper Kenaikan jumlah peserta Kenaikan jumlah peserta proper


proper yang mencapai yang mencapai rangking biru,
minimal rangking biru hijau dan emas

14. Limbah Peningkatan jumlah proporsi Mempertahankan jumlah


limbah yang sudah terkelola proporsi limbah yang telah
menurut jenis terkelola menurut jenis
penanganannya penanganannya

15. Limbah B3 Peningkatan jumlah proporsi Mempertahankan jumlah


limbah B3 yang sudah proporsi limbah B3 yang sudah
terkelola sesuai aturan yang terkelola sesuai aturan yang
berlaku (sektor industri) berlaku (sektor industri)

16. Daur Ulang Peningkatan jumlah Mengurangi jumlah timbulan


timbulan sampah yang sampah yang tidak dapat didaur
didaur ulang ulang

17. Produk ramah Peningkatan jumlah produk Peningkatan pemanfaatan


lingkungan ramah lingkungan yang produk ramah lingkungan yang
teregister sudah teregister

18. Korban bencana Pengurangan jumlah korban Pengurangan jumlah korban


bencana dan kerugian bencana dan kerugian ekonomi
ekonomi langsung akibat langsung akibat bencana,
bencana penambahan desa tangguh
bencana, dan penambahan
sistem peringatan dini cuaca,
iklim, serta kebencanaan

19. Luas kawasan Penetapan dan Pelestarian Pelestarian kawasan konservasi


konservasi kawasan konservasi perairan perairan yang dikelola daerah
yang dikelola daerah

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


85
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
2019-2023 2024-2028
Kriteria
No.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

20. Persentase Mempertahkan kawasan Mempertahkan kawasan hutan


kawasan hutan hutan sebagai persentase sebagai persentase dari total
dari total luas lahan luas lahan

21. Persentasee Mempertahankan proporsi Mempertahankan proporsi


tutupan lahan tutupan hutan terhadap luas tutupan hutan terhadap luas
lahan keseluruhan lahan keseluruhan

22. Lahan Pengurangan proporsi lahan Pengurangan proporsi lahan


terdegradasi yang terdegradasi terhadap yang terdegradasi terhadap luas
luas lahan keseluruhan lahan keseluruhan

23. Jumlah kawasan Mempertahankan dan Mempertahankan dan


konservasi melestarikan jumlah melestarikan jumlah kawasan
kawasan konservasi konservasi

24. Lahan kritis Pengurangan luas lahan Pengurangan luas lahan kritis
kritis dan penambahan luas dan penambahan luas lahan
lahan kritis yang kritis yang direhabilitasi
direhabilitasi

25. Situs Kehati atau Perlindungan situs penting Perlindungan situs penting
kawasan lindung keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati dalam
dalam kawasan lindung kawasan lindung

26. Populasi satwa Peningkatan dan Peningkatan dan perlindungan


terancam perlindungan serta populasi serta populasi satwa terancam
satwa terancam punah punah

27. Keanekaragama Peningkatan proporsi situs Perlindungan proporsi situs


n hayati kehati darat dan perairan kehati darat dan perairan darat
darat terhadap kawasan terhadap kawasan lindung
lindung

28. Tindak Pidana Peningkatan persentase Menegakkan aturan lingkungan


Lingkungan penyelesaian tindak pidana hidup dan tindak pidana
lingkungan hidup sampai lingkungan bagi yang melanggar
dengan P21 dari jumlah
kasus yang terjadi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


86
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
4. Target Penanganan Isu - Isu Strategis dan Mitigasi Perubahan Iklim

Tabel 3.6. Sasaran, Indikator dan Target Isu Strategis dan Mitigasi Perubahan Iklim

TARGET
2019 2024 s/d 2029 2034 2039 2044 s/d Instansi
Rencana Isu Strategis Sasaran Indikator
s/d 2028 s/d s/d s/d 2048 Pelaksana
2023 2033 2038 2043
Pemanfaatan 1. Pertambangan Penertiban Berkurangnya 100% 80% 60% 40% 20 % 0% Dinas Koperasi
Dan/Atau kegiatan kegiatan dan Usaha
Pencadangan pertambangan penambangan Mikro dan
Sumberdaya liar liar Perdagangan
Alam

2. Pariwisata Peningkatan Jumlah desa 10 desa 15 desa 20 desa 25 desa 30 desa 35 desa Dinas
Ekowisata wisata berbasis Pariwisata dan
Bahari Berbasis lingkungan Kebudayaan
Masyarakat (ecowisata)
3. Industri Peningkatan Persentase 9% 10,5% 12% 13,5% 15% 16,5% Dinas
kualitas dan pertumbuhan Perindustrian
produktivitas IKM dan Tenaga
IKM yang berdaya Kerja
saing

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 87


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
TARGET
2019 2024 s/d 2029 2034 2039 2044 s/d Instansi
Rencana Isu Strategis Sasaran Indikator
s/d 2028 s/d s/d s/d 2048 Pelaksana
2023 2033 2038 2043
4. Tata Ruang Peningkatan Jumlah 12 14 16 18 20 22 Dinas
(Izin Lokasi) monitoring dan monitoring Pekerjaan
pemantauan IMB Pemantauan Umum Dan
IMB Penataan
Ruang

Pemeliharaan 1. Kualitas Air Peningkatan Nilai Indeks 46,85 47,85 poin 48,85 49,85 49,85 50,85 Dinas PKPLH
dan kualitas air Kualitas Air poin poin poin poin
Perlindungan 2. Kualitas Udara Peningkatan Nilai Indeks 95,87 96,07 poin 96,27 96,47 96,67 96,87 poin Dinas PKPLH
Kualitas kualitas udara Kualitas Udara poin poin poin poin
dan/Atau Fungsi 3. Persampahan Pengurangan Persentase 25% 30% 35% 40% 45% 50% Dinas PKPLH
Lingkungan volume sampah sampah yang
Hidup direduksi dari
total volume
sampah
4. Limbah Peningkatan Persentase 39,70% 49, 45% 59,20% 68, 95% 78,70% 88, 45% Dinas PKPLH
Domestik pelayanan sistem penduduk yang
air limbah terlayani
sistem air
limbah
5. Permukiman Peningkatan Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas PKPLH
Kumuh sarana luasan
permukiman kumuh yang
kumuh tertangani

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 88


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
TARGET
2019 2024 s/d 2029 2034 2039 2044 s/d Instansi
Rencana Isu Strategis Sasaran Indikator
s/d 2028 s/d s/d s/d 2048 Pelaksana
2023 2033 2038 2043
Pengendalia, 1. Kerusakan Pengurangan Luasan hutan 1.450 Ha 2.650 Ha 3.850 Ha 5.050Ha 6.250 Ha 7.450 Ha Dinas
Pemantauan Hutan kerusakan hutan yang Kehutanan
serta Pendayagu akibat kebakaran direhabilitasi Provinsi Jawa
naan dan dan penebangan Timur-Cabang
Pelestarian liar Dinas
Sumberdaya Kehutanan
Alam Wilayah
Trenggalek
2. Alih Fungsi Peningkatan Luas LP2B 13.056 13.056 13.056 15.056 17.056 19.056 Ha Dinas
Lahan cakupan Ha Ha Ha Ha Ha Pekerjaan
Pertanian perlindungan Umum dan
lahan produktif Penataan
LP2B dari laju Ruang,
alih fungsi lahan Dinas Pertanian
pertanian dan Pangan
3. Kerusakan Mengurangi Jumlah 20000 30000 50000 60000 80000 90000 btg Dinas
Pantai (Abrasi) daerah pengadaan btg btg btg btg btg Perikanan
terdampak mangrove dan
abrasi cemara udang
4. Kerusakan Pengurangan Luasan 12.371,6 15.890,75 19.422,0 22.953,3 26.484,5 35.312,77 Badan
Karst kerusakan ekosistem 8 ha ha 2 ha ha 8 ha ha Perencanaan
ekosistem karst karst yang (35% Pembangunan
berfungsi dari Penelitian dan
sebagai rekomen Pengembangan
kawasan dasi Daerah,
lindung arahan Dinas PKPLH

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 89


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
TARGET
2019 2024 s/d 2029 2034 2039 2044 s/d Instansi
Rencana Isu Strategis Sasaran Indikator
s/d 2028 s/d s/d s/d 2048 Pelaksana
2023 2033 2038 2043
berdasarkan ekosiste
RTRW m karst
sebagai
fungsi
lindung
oleh
KLHK)
5. Peran serta Peningkatan Jumlah 10 12 14 16 18 20 Dinas PKPLH
masyarakat kesadaran dan program program program/ program program program program/
dalam peran serta pengelolaan /kegiata kegiatan /kegiata /kegiata /kegiata kegiatan
pengelolaan
masyarakat lingkungan n n n n
lingkungan
dalam berbasis
pengelolaan dan masyarakat
kelestarian yang terbentuk
lingkungan
Adaptasi dan 1. Longsor & Erosi Peningkatan Jumlah desa 42 desa 52 desa 62 desa 72 desa 82 desa 92 desa BPBD
Mitigasi kesiapsiagaan tangguh
terhadap pnanggulangan bencana
Perubahan Iklim bencana longsor yang terbentuk
2. Banjir Berkurangnya Luas daerah 4.217 ha 3.717 ha 3.217 ha 2.900 Ha 2.717 Ha 2.217 Ha BPBD
daerah yang tergenang
rawan tergenang
3. Kekeringan Berkurangnya Jumlah desa 50 desa 40 desa 30 desa 20 desa 10 desa 0 desa BPBD
jumlah desa rawan
rawan kekeringan
kekeringan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 90


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
TARGET
2019 2024 s/d 2029 2034 2039 2044 s/d Instansi
Rencana Isu Strategis Sasaran Indikator
s/d 2028 s/d s/d s/d 2048 Pelaksana
2023 2033 2038 2043
4. Perubahan Peningkatan Berkurangnya 95 % 85 % 75 % 65 % 55 % 45 % Dinas PKPLH
Iklim pemantauan cakupan
emisi gas rumah daerah yang
kaca terdampak
emisi gas
rumah kaca
Sumber: Hasil Analisis, 2018

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 91


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
49
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
4.1. Strategi Umum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Strategi umum merupakan arahan strategis yang bersifat umum sebagai acuan bagi
perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk sektoral terkait bagi OPD –
OPD di Kabupaten Trenggalek. Strategi umum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
di Kabupaten Trenggalek dijabarkan berdasarkan sasaran dari disusunnya Dokumen RPPLH ini.
Berikut diuraikan dalam poin - poin penting strategi umum sebagai berikut.

4.1.1. Strategi untuk sasaran 1 (Harmonisasi Rencana Pembangunan melalui Pendekatan


Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup)
a. Penerapan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam pemanfaatan
dan pencadangan sumber daya alam;
b. Melindungi dan memulihkan fungsi kawasan - kawasan dengan jasa lingkungan
regulator dan penyimpan air tinggi;
c. Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah dengan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup di tingkat nasional, provinsi, dan Kabupaten/Kota;
d. Melindungi dan membatasi pemanfaatan wilayah yang memiliki daya dukung tinggi;
e. Membatasi alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dan membatasi
pengembangan non pangan pada wilayah dengan jasa lingkungan penyedia pangan
tinggi.

4.1.2. Strategi untuk Sasaran 2 (Mempertahankan Kualitas Lingkungan Hidup dalam


rangka Memelihara dan Melindungi Keberlanjutan Fungsi Lingkungan Hidup)
a. Mempertahankan fungsi hutan sebagai wilayah pengatur air dan iklim dengan luasan
yang cukup dan proporsional;
b. Pemulihan DAS - DAS prioritas lintas provinsi dan ekosistemnya;
c. Perbaikan sistem pengelolaan dan pemulihan ekosistem khas bernilai penting (Karst,
Terumbu Karang, dan Padang Lamun);
d. Penerapan instrumen insentif dan disinsentif dalam pengelolaan lingkungan hidup;
e. Penerapan dan pengembangan kabupaten konservasi;
f. Pemulihan kawasan bekas tambang, lahan kritis, dan bekas kebakaran lahan dan
hutan;
g. Mempertahankan luas dan fungsi wilayah dengan jasa lingkungan sumberdaya
genetik dan habitat spesies tinggi.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


92
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
4.1.3. Strategi untuk sasaran 3 (Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dalam rangka
Pengendalian, Pemantauan, dan Pendayagunaan Lingkungan Hidup)
a. Mengembangkan sistem pemantauan IKLH kabupaten yang terintegrasi antara
pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
b. Memperbaiki sistem penganggaran lingkungan hidup;
c. Memperbaiki peraturan dan sistem perijinan lingkungan hidup;
d. Menerapkan instrumen ekonomi dalam pengelolaan lingkungan hidup;
e. Memantapkan koordinasi antar pemerintah daerah dalam perencanaan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
f. Mengembangkan perangkat pengawasan sumber dan bahan pencemar lingkungan;
g. Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.

4.1.4. Strategi untuk Sasaran 4 (Meningkatkan Ketahanan dan Kesiapan terhadap


Perubahan Iklim)
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air dan mengembangkan infrastruktur sistem
penampung dan distribusi air;
b. Mengendalikan tata ruang kawasan perkotaan secara komprehensif;
c. Mengembangkan sistem transportasi masal yang ramah lingkungan;
d. Mengembangkan sumber non fosil sebagai energi baru dan terbarukan;
e. Mengembangkan green cities untuk perkotaan dan kota tangguh untuk kota-kota
yang rentan terhadap bencana;
f. Reklamasi dilakukan secara terbatas dengan mempertimbangkan secara ketat aspek
lingkungan;
Pembangunan Infrastruktur hijau sesuai kerentanan daerah;
g. Meningkatkan pengetahuan bencana terhadap masyarakat yang berada di daerah
rawan bencana;
h. Perlindungan daerah pesisir dari abrasi dan intrusi air laut;
i. Pengurangan eksploitasi air tanah;
j. Meningkatkan diversifikasi pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan
nasional;
k. Rehabilitasi ekosistem mangrove sebagai pelindung daratan dari abrasi.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


93
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
4.2. Arahan Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4.2.1. Rencana Pemanfaatan dan/ atau Pencadangan Sumberdaya Alam


Kabupaten Trenggalek sebagai salah satu kabupaten dengan potensi sumber daya alam
yang beragam dan berlimpah sehingga perlu dilakukan rencana pemanfaatan dan atau
pencadangan sumber daya alam untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam serta
menjaga keberlanjutannya untuk generasi yang akan datang. Tema pemanfaatan dan/atau
pencadangan sumber daya alam mengandung 6 isu strategis prioritas yang terdapat di
Kabupaten Trenggalek. Penjelasan dari masing - masing isu strategis beserta kebijakan
pengelolaannya diuraikan sebagai berikut.
4.2.2.1. Pertambangan
a. Pengendalian kegiatan pertambangan untuk mengurangi degradasi lingkungan.
4.2.2.2. Pariwisata
a. Meningkatnya kualitas infrastruktur daerah, utamanya yang mendukung pengembangan
kawasan strategis;
b. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana permukiman serta aksebilitas air bersih dan
sanitasi;
c. Meningkatnya daya saing wisata.
4.2.2.3. Industri
a. Pengembangan kawasan peruntukan industri;
b. Pengembangan sektor industri non migas;
c. Pengembangan tata kelola perindustrian.
4.2.2.4. Tata Ruang (Izin Lokasi)
a. Peningkatan ketersediaan informasi rencana tata ruang;
b. Pengembangan sistem informasi rencana tata ruang.

4.1.2. Rencana Pemeliharaaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi Lingkungan


Hidup
Rencana Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 5 isu strategis, yang terdiri dari penurunan kualitas air
(pencemaran air), kualitas udara, sampah, limbah domestik dan permukiman kumuh. Uraian dari
masing - masing arah kebijakan diuraikan sebagai berikut.
4.2.2.1. Kualitas Air (Pencemaran Air)
4.2.2.2. Kualitas Udara
a. Pengembangan tata kelola pemeliharaan kualitas udara. Strategi yang dapat dilakukan
diantaranya adalah:

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


94
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
b. Pengembangan sistim pemantauan dan pengendalian kualitas udara. Strategi yang dapat
dilakukan diantaranya adalah:
4.2.2.3. Sampah
a. Pengembangan sistem pemantauan dan pengendalian kualitas udara di Kabupaten
Trenggalek:.
4.2.2.4. Limbah Domestik
a. Penurunan produksi limbah domestik secara signfikan di air permukaan;
b. Perwujudan tata kelola perlindungan ekosistem perairan darat serta jasa lingkungannya;
c. Meningkatkan indeks kualitas air.
4.2.2.5. Permukiman Kumuh
a. Pembangunan fisik sarana publik;
b. Peningkat akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar .

4.1.3. Rencana Pengendalian, Pemantauan serta Pendayagunaan dan Pelestarian


Sumberdaya Alam
Permasalahan lingkungan di Kabupaten Trenggalek terkait dengan rencana
pengendalian, pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam adalah
sebagai berikut:

4.2.2.1. Kerusakan Hutan


a. Meningkatkan upaya pelestarian dan perlindungan hutan;
b. Mengembangakan pola kemitraan dengan masyarakat dalam mengelola hutan;
c. Meningkatkan upaya rehabilitasi lahan kritis dan sangat kritis serta lahan yang
berpotensi mengalami degradasi.
4.2.2.2. Alih Fungsi Lahan Pertanian
a. Menurunnya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;
4.2.2.3. Kerusakan Pantai (Abrasi)
a. Pengembangan tata kelola perlindungan ekosistem pesisir;
4.2.2.4. Kerusakan Karst
a. Penataan Pengelolaan Ekosistem karst.

4.1.4. Rencana Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim


Permasalahan lingkungan di Kabupaten Trenggalek terkait dengan rencana adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim adalah sebagai berikut:

4.2.2.1. Longsor dan Erosi


a. Peningkatan upaya konservasi pada daerah yang rawan terjadi longsor dan erosi;

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


95
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
b. Meminimalisir dampak dan potensi bahaya longsor dan erosi bagi masyarakat.
4.2.2.2. Banjir
a. Meningkatkan upaya pengendalian kawasan yang berpotensi rawan banjir;
b. Meningkatkan kapasitas kesiapsiaan masyarakat menghadapi banjir.
4.2.2.3. Kekeringan
a. Pencegahan penurunan potensi mutu air dan udara;
b. Optimalisasi ketersediaan air bersih yang dibutuhkan masyarakat.
4.2.2.4. Perubahan Iklim
a. Meningkatnya pemantauan emisi gas rumah kaca;
b. Meningkatkan sistem transportasi massal yang ramah lingkungan;
c. Meningkatnya pengembangan energy alternatif sesuai dengan kemampuan daerah;
d. Meningkatnya pengembangan ruang terbuka hijau.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


96
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
89
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.1. Implementasi Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan


hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. Oleh
karena itu RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP) dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). Belum
disusunnya RPPLH dapat menjadi persoalan dalam perencanaan di daerah, khususnya
pada jaminan keberlanjutan pembangunan. Tujuan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup akan tercapai apabila pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan segenap warga negara dengan tanggung jawab. Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu
berupa suatu kebijakan nasional dan regional perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen. Mengingat kompleksnya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan permasalahannya yang bersifat
lintas sektor dan wilayah, maka dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan
perencanaan dan pelaksanaan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung
dan saling memperkuat satu - sama lain. Diharapkan dengan adanya partisipasi barbagai
pihak dan pengawasan serta penataan hukum yang betul-betul dapat ditegakkan, dapat
dijadikan acuan bersama untuk mengelola lingkungan hidup dengan cara yang bijaksana
sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan betul-betul dapat diimplementasikan di
lapangan.
Program disusun berdasarkan isu strategis Kabupaten Trenggalek yang
dikelompokkan kedalam empat produk RPPLH yaitu:
a. Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;
b. Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan
hidup;
c. Rencana pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber
daya alam; dan
d. Rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


97
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.1.1. Rencana Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumberdaya Alam

Tabel 5.1. Kebijakan Rencana Program Rencana Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumberdaya Alam

Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Industri Pengembangan Terwujudnya Kajian Program Peningkatan Kecamatan Instansi yang
kawasan peruntukan industri pengolah pertumbuhan industri Durenan, Tugu, berwenang
industri hasil pertanian, Peningkatan pertumbuhan industri Panggul, dalam urusan
perkebunan untuk meningkatan PDRB Trenggalek, industri dan
dan peternakan Peningkatan investasi industri untuk Watulimo, dan ketenagakerjaan
peningkatan penumbuhan, penyebaran, Gandusari
dan pemerataan industri, termasuk
peningkatan penguasaan teknologi
industry non migas
Peningkatan penguasaan pasar dalam
dan luar negeri dengan mengurangi
ketergantungan terhadap impor bahan
baku, penolong dan barang modal, serta
meningkatnya ekspor produk industri
Evaluasi Pelaksanaan Program
Peningkatan pertumbuhan industri
Terwujudnya Kajian program peningkatan laju Kabupaten Instansi yang
pertumbuhan sektor pertumbuhan industri Trenggalek berwenang
industri non migas Peningkatan laju pertumbuhan industri dalam urusan
pengolahan tanpa migas industri dan
Peningkatan peran industri pengolahan ketenagakerjaan
tanpa migas dalam perekonomian
Pengurangan ketergantungan terhadap
impor

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 98
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Evaluasi program peningkatan laju
pertumbuhan industri
Pengembangan tata Meningkatnya Program peningkatan kinerja industri Kabupaten Instansi yang
kelola perindustrian kinerja indistri kecil Trenggalek berwenang
Meningkatkan persebaran dan
dan mikro dalam urusan
pemerataan kegiatan industry
industri dan
Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan
ketenagakerjaan
teknologi
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
Instansi yang
Evaluasi program peningkatan kinerja berwenang
industri dalam urusan
perdangangan,
koperasi dan
usaha mikro
Peningkatan Kajian program pengembangan modal Kabupaten Instansi yang
program perluasan untuk daerah Trenggalek berwenanga
lapangan kerja Perencanaan program pengembangan dalam urusan
melalui investasi modal untuk daerah penanaman
Pelaksanaan program pengembangan modal
modal untuk daerah untuk pengelolaan
dan perlindungan lingkungan hidup Instansi yang
Monitoring pelaksanaan program berwenang
pengembangan modal untuk daerah dalam urusan
Evaluasi pelaksanaan pengembangan industri dan
modal untuk daerah ketenagakerjaan
Instansi yang
berwenang
dalam urusan
perdangangan,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 99
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
koperasi dan
usaha mikro
Pertambangan Pengendalian Terwujudnya Penyusunan rencana aksi pengelolaan Kecamatan Instansi yang
kegiatan pengelolaan pertambangan yang berbasis pada Watulimo, Pule, berwenang
pertambangan untuk pertambangan yang pengendalian kerusakan lingkungan Kampak, dalam
mengurangi berbasis pada Eksplorasi untuk mengetahui bahan Bendungan, urusan/bidang
degradasi lingkungan pengendalian tambang Suruh, Pogalan, pertambangan
kerusakan Pencegahan resiko pertambangan Gandusari dan
lingkungan Rehabilitasi kawasan bekas Dongko Instansi yang
pertambangan terbuka. berwenang
Pembuatan jalan angkut tambang pada dalam
areal pertambangan dengan perkerasan urusan/bidang
yang sesuai untuk menahan beban lingkungan
kendaraan tambang hidup,
Pembatasan volume pengangkutan hasil perumahan dan
tambang untuk meminimalisir permukiman
kerusakan lingkungan
Evaluasi kegiatan monitoring rencana Instansi yang
aksi pengelolaan pertambangan yang berwenang
berbasis pada pengendalian kerusakan dalam
lingkungan urusan/bidang
pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Meningkatnya peran Penyusunan rencana aksi peningkatan Kecamatan Instansi yang
serta masyarakat peran serta masyarakat dalam kegiatan Watulimo , Pule, berwenang
pertambangan Kampak, dalam

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 100
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
dalam kegiatan Peningkatan peluang usaha Bendungan, urusan/bidang
pertambangan pertambangan rakyat di wilayah Suruh, Pogalan, pertambangan
terpencil Gandusari dan
Diversifikasi produk pertambangan Dongko Instansi yang
dengan penerapan good mining berwenang
practices dalam
Peningkatan produktivitas urusan/bidang
pemanfaatan pertambangan dan industri dan
pengendalian kerusakan lingkungan ketenagakerjaan
Evaluasi dan monitoring rencana aksi
peningkatan peran serta masyarakat Instansi yang
dalam kegiatan pertambangan berwenang
dalam
urusan/bidang
lingkungan
hidup,
perumahan dan
permukiman
Meningkatnya Penyusunan rencana aksi peningkat Kecamatan Instansi yang
kapasitas kapasitas kelembagaan dalam Watulimo , Pule, berwenang
kelembagaan dalam pengelolaan pertambangan Kampak, dalam
pengelolaan Pemetaan industri pengelolaan Bendungan, urusan/bidang
pertambangan pertambangan Suruh, Pogalan, pertambangan
Pembinaan dan peningkatan kapasitas Gandusari dan
sumber daya manusia Dongko Instansi yang
Pembinaan dan pelatihan sumber berwenang
daya manusia

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 101
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Evaluasi dan monitoring rencana aksi dalam
peningkat kapasitas kelembagaan urusan/bidang
dalam pengelolaan pertambangan industri dan
ketenagakerjaan

Tata Ruang Optimalisasi Pengembangan Survey, Pemetaan, dan Pendataan Kabupaten Instansi yang
pengelolaan data Sistem Informasi Perencanaan program ketersediaan Trenggalek berwenang
dan sistem informasi Rencana Tata Ruang Informasi Rencana Tata Ruang dalam
untuk Pelaksanaan program penyusunan urusan/bidang
mendukung proses Sistem Informasi Rencana Tata Ruang pekerjaan umum
evaluasi dan Pemutakhiran Data Sistem Informasi dan penataan
pengendalian tata Rencana Tata Ruang ruang
ruang Evaluasi pelaksanaan program
penyusunan Sistem Informasi Rencana
Tata Ruang
Perencanaan, Penyusunan Rencana Tata Bangunan Kabupaten Instansi yang
pemanfaatan, dan dan Lingkungan (RTBL) Trenggalek berwenang
pengendalian Penyusunan Rencana Tata Ruang dalam
pemanfaatan Perdesaan urusan/bidang
ruang Penyusunan Dokumen DED pekerjaan umum
Penataan Kawasan dan penataan
Penyusunan Rencana Detail
ruang
Tata Ruang (RDTR)
Monitoring dan Pemantauan IMB
Pariwisata Mengembangkan Pemenuhan sarana Perbaikan database akses jalan dan Seluruh Instansi yang
kawasan pariwisata dan prasarana jembatan Kecamatan di berwenang
Peningkatan mutu database akses jalan Kabupaten dalam
dan jembatan Trenggalek urusan/bidang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 102
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Mengembangkan kawasan pariwisata pariwisata dan
alam dengan menawarkan paket wisata kebudayaan
dan perjalanan wisata
Perluasan layanan infrastruktur Instansi yang
transportasi dari skala regional hingga berwenang
desa termasuk yang menunjang dalam
pengembangan pariwisata kawasan urusan/bidang
selatan Trenggalek pekerjaan umum
Meningkatnya peran Meningkatkan fasilitas kegiatan dan penataan
serta masyarakat senibudaya, pariwisata, pemuda, dan ruang
dalam kegiatan olahraga
pariwisata Merangkul perusahaan yang berada di Seluruh Instansi yang
kawasan pariwisata melalui program Kecamatan di berwenang
CSR (Corporate Social Responbility) Kabupaten dalam
Trenggalek urusan/bidang
lingkungan
hidup,
perumahan dan
permukiman

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
pariwisata dan
kebudayaan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 103
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Penerapan Sertifikasi Usaha Pariwisata Seluruh Instansi yang
bagi pelaku usaha pariwisata Kecamatan di berwenang
Kabupaten dalam
Trenggalek urusan/bidang
pariwisata dan
kebudayaan
Perencanaan Terakomodasinya Terintegrasinya Penyusunan dokumen kajian Kabupaten OPD yang
dan prinsip-prinsip kajian lingkungan lingkungan hidup strategis dalam Trenggalek menangani
Pembangunan kelestarian hidup dalam RPJMD 2021-2026 urusan:
Daerah lingkungan hidup rencana
- Perencanaan;
dalam perencanaan pembangunan
pembangunan daerah daerah - Lingkungan
Hidup
Penyusunan dokumen RKPD yang Kabupaten OPD yang
mengacu pada perlindungan dan Trenggalek menangani
pelestarian lingkungan hidup urusan:
- Perencanaan;
- Lingkungan
Hidup
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pembanguna Bendungan Tugu Kabupaten OPD yang
Wilayah kawasan strategis kawasan strategis (Pelaksanan fisk konstruksi Trenggalek menangani
nasional, provinsi dan yang mendukung berpedoman pada dokumen urusan:
kabupaten fungsi daya dukung lingkungan/amdal) - BBWS
dan daya tampung
Brantas;
lingkungan hidup
- Kementrian
Pekerjaan
umum dan
Penataan
Ruang;

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 104
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
- Pekerjaan
umum dan
penataan
ruang;
- Perencanaan;
- lingkungan
hidup
Pembangunan Bendungan Bagong Kabupaten OPD yang
(Pelaksanan fisk konstruksi Trenggalek menangani
berpedoman pada dokumen urusan:
lingkungan/amdal) - BBWS
Brantas;
- Kementrian
Pekerjaan
umum dan
Penataan
Ruang;
- Pekerjaan
umum dan
penataan
ruang;
- Perencanaan;
- lingkungan
hidup
Pembangunan Bendungan Kampak Kabupaten OPD yang
(Pelaksanan fisk konstruksi Trenggalek menangani
berpedoman pada dokumen urusan:
lingkungan/amdal) - BBWS

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 105
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Brantas;
- Kementrian
Pekerjaan
umum dan
Penataan
Ruang;
- Pekerjaan
umum dan
penataan
ruang;
- Perencanaan;
- lingkungan
hidup
Pembangunan jalan lintas selatan Kabupaten OPD yang
(Pelaksanan fisk konstruksi Trenggalek menangani
berpedoman pada dokumen urusan:
lingkungan/amdal) - BBPJN VII,
Kementrian
Pekerjaan
umum dan
Penataan
Ruang ;
- Pekerjaan
umum dan
penataan
ruang;
- Perencanaan;
- lingkungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 106
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
hidup
Pembangunan Jalan Kawasan Kabupaten OPD yang
Selingkar Wilis (Pelaksanan fisk Trenggalek menangani
konstruksi berpedoman pada urusan :
dokumen lingkungan/amdal) - BBPJN VII,
Kementrian
Pekerjaan
umum dan
Penataan
Ruang ;
- Pekerjaan
umum dan
penataan
ruang;
- Perencanaan;
- lingkungan
hidup
Pembangunan Pelabuhan Niaga Prigi Kabupaten OPD yang
(Pelaksanan fisk konstruksi Trenggalek menangani
berpedoman pada dokumen urusan :
lingkungan/amdal) - Perhubungan
Provinsi;
- Pekerjaan
umum dan
penataan
ruang;
- Perencanaan;
- Perhubungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 107
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
- lingkungan
hidup
Pembangunan Kawasan Agropolitan Kabupaten OPD yang
dan Minapolitan (Pelaksanan fisk Trenggalek menangani
konstruksi berpedoman pada urusan :
dokumen lingkungan/amdal) - Perencanaan
Provinsi;
- Perikanan;
- Pertanian
dan pangan;
- Perencanaan;
- Perhubungan
- lingkungan
hidup
Pembangunan Kawasan Perdesaan Kabupaten OPD yang
Trenggalek menangani
urusan :
- kemetrian
pedesaan
daerah
tertinggal;
- Perikanan;
- Pedesaan
daerah
tertinggal;
- Perencanaan;

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 108
5.1.2. Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas Dan/Atau Fungsi Lingkungan Hidup

Tabel 5.2. KRP Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi Lingkungan Hidup

Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Pencemaran Meningkatkan Menurunnya Penyusunan program – program penurunan Kabupaten Instansi yang
Air indeks produksi limbah produksi limbah cair di air permukaan Trenggalek berwenang
pencemaran air cair secara Pembangunan IPAL skala komunal dan Kawasan dalam
dalam kondisi signifikan di air kawasan Perkotaan urusan/bidang
baik permukaan Kabupaten lingkungan
Trenggalek hidup,
Peningkatan kualitas dan kuntitas penggunaan Kabupaten perumahan dan
sarana dan prasarana sanitasi beserta IPAL Trenggalek permukiman
Menggalakan kebijakan pengetatan izin lokasi
dan pengawasan pengelolan limbah industri
dan limbah perkotaan
Peningkatan kualitas dan kuantias frekuensi Sungai - sungai
pemantauan secara periodik terhadap kondisi di Kabupaten
air permukaan dalam rangka evaluasi program- Trenggalek
program perlindungan dan pengelolaan
Sumber Daya Air
Evaluasi pelaksanaan program – program Kabupaten
penurunan produksi limbah cair di air Trenggalek
permukaan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 109
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Terwujudnya Penyusunan kebijakan tata kelola Kabupaten Instansi yang
tata kelola perlindungan ekosistem perairan darat serta Trenggalek berwenang
perlindungan jasa lingkungannya dalam
ekosistem Peningkatan jumlah lokasi RTH pada lokasi Kecamatan yang urusan/bidang
perairan darat yang memiliki koefisien resapan air tinggi memiliki daya lingkungan
serta jasa dengan jenis vegetasi yang memiliki perakaran dukung hidup,
lingkungannya dan tajuk yang memiliki kapasitas pemanenan penyedia air perumahan dan
air hujan tinggi bersih tinggi dan permukiman
sangat tinggi
Penetapan regulasi pembatasan pemanfaatan Kabupaten
Sumber Daya Air yang berlebih sehingga Trenggalek
melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Instrumen yang dapat
digunakan antara lain : KLHS, Kebijakan
Penataan Ruang, Baku Mutu Lingkungan,
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,
amdal, UKL-UPL
Peningkatan partisipasi masyarakat
perlindungan dan pengelolaan Sumber Daya
Air.
Evaluasi pelaksanaan tata kelola perlindungan
ekosistem perairan darat serta jasa
lingkungannya
Meningkatkan Penyusunan kebijakan peningkatan Indeks Kabupaten Instansi yang
Indeks kualitas kualitas air Trenggalek berwenang
air Penetapan baku mutu kelas air sungai dalam
Penurunan Indeks Risiko Pencemaran Air urusan/bidang
Permukaan melalui optimalisasi monitoring lingkungan
beban pencemaran tiap sungai hidup,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 110
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
perumahan dan
permukiman

Peningkatan cakupan kapasitas penanganan Kabupaten Instansi yang


pemulihan kualitas air permukaan Trenggalek berwenang
Evaluasi pelaksanaan kebijakan peningkatan dalam
Indeks kualitas air urusan/bidang
lingkungan
hidup,
perumahan dan
permukiman
Kualitas Udara Pengembangan Terwujudnya Pererencanaan aksi pemantauan kualitas udara Seluruh Instansi yang
sistim sistim Kabupaten berwenang
pemantauan pemantauan Trenggalek dalam
dan kualitas udara Pemantauan kualitas udara ambien urusan/bidang
pengendalian lingkungan
Pengawasan terhadap uji emisi kendaraan
kualitas udara hidup,
Pengurangan atau penghentianan semua
perumahan dan
penggunaan cfc dan ccl4
permukiman
Evaluasi dan monitoring rencana aksi
pemantauan kualitas udara
Peningkatan Penyusunan rencana aksi peningkat kan Seluruh Instansi yang
cakupan cakupan pengendalian pencemaran udara; Kabupaten berwenang
pengendalian Pengendalian pencemaran udara dari sarana Trenggalek dalam
pencemaran transportasi kendaraan bermotor urusan/bidang
udara; Pengendalian pencemaran udara dari industry lingkungan
Pengendalian penebangan hutan, pohon dan hidup,
tumbuhan liar secara sembarangan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 111
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Evaluasi dan monitoring rencana aksi perumahan dan
peningkat kan cakupan pengendalian permukiman
pencemaran udara
Meningkatnya Penyusunan rencana aksi peningkatan peran Seluruh Instansi yang
peran serta serta masyarakat dalam tata kelola Kabupaten berwenang
masyarakat pemeliharaan kualitas udara Trenggalek dalam
dalam tata kelola Peningkatan pengatahuan masyarakat untuk urusan/bidang
pemeliharaan tidak membakar sampah lingkungan
kualitas udara Peningkatan peran serta masyarakat untuk hidup,
tidak menggunakan kulkas yang memakai cfc perumahan dan
(freon) dan membatasi penggunaan ac dalam permukiman
kehidupan sehari-hari
Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan penghijauan
Evaluasi dan monitoring rencana aksi
peningkatan peran serta masyarakat dalam tata
kelola pemeliharaan kualitas udara
Sampah Peningkatan Penyediaan data Penyusunan dokumen persampahan (data base Kabupaten Instansi yang
kualitas estetika base pengelolaan dan master plan pengelolaan dan pengurangan Trenggalek berwenang
wilayah persampahan sampah) dalam
Peningakatan Penambahan bangunan TPS permanen dan Setiap urusan/bidang
Layanan container sampah kecamatan lingkungan
pengangkutan Rehabilitasi TPS permanen hidup,
sampah Pengadaan gerobak sampah di tiap RW Seluruh RW di perumahan dan
Pengadaan tempat sampah di tiap RW Kabupaten permukiman
Trenggalek
Pemeliharaan sarana dan prasarana Kabupaten
persampahan Trenggalek

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 112
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Evaluasi dan monitoring layananpengangkutan
sampah dan volume sampah yang terangkut
Peningkatan sosialisasi pengelolaan sampah secara 3R Masing-masing Instansi yang
infrastruktur Workshop pengelolaan sampah Kecamatan di berwenang
pengelolaan Pelatihan pengelolaan sampah anaorganik Kabupaten dalam
sampah Penyediaan Pengelolaan sampah mandiri Trenggalek urusan/bidang
Penyediaan sarana pengelolaan sampah 3R lingkungan
Pengembangan teknologi pengolahan sampah hidup,
Peningkatan pengembangan kinerja perumahan dan
pengelolaan sampah permukiman
Evaluasi dan monitoring volume sampah yang
dikelola secara 3R Instansi
Kecamatan
Meningkatkan Pembentukan Pembentukan Bank Sampah di Tiap RW pada Seluruh Instansi yang
pengelolaan dan optimalisasi masing-masing kecamatan Kecamatan di berwenang
sampah bank sampah Kabupaten dalam
domestik rumah desa Trenggalek urusan/bidang
tangga Menerbitkan SK Pengurus pada masing -masing Bank Sampah lingkungan
pengelola Bank Sampah yang belum hidup,
memiliki SK perumahan dan
permukiman

Instansi
Kecamatan
Pengadaan Seleksi perwakilan lomba Bank Sampah pada Kelompok Bank Instansi yang
lomba kreativitas setiap kelurahan Sampah di berwenang
bank sampah Penyelenggaraan festival daur ulang. masing-masing dalam
setiap tahun RW urusan/bidang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 113
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Pemberian Monitoring dan pendampingan operasional lingkungan
insentif pada Bank Sampah hidup,
bank sampah perumahan dan
yang memiliki Mendata prestasi yang telah dimiliki oleh Bank permukiman
pengelolaan Sampah
sampah Instansi
domestik yang Kecamatan
baik
Sanitasi Meningkatkan Meningkatkan Penyediaan database pengelolaan air bersih Seluruh Instansi yang
lingkungan lingkungan cakupan layanan Pendampingan/fasilitasi kegiatan bidang air kecamatan di berwenang
dan permukiman air bersih minum Kabupaten dalam
permukiman yang sehat dan Trenggalek urusan/bidang
kumuh aman Pembangunan sarana dan prasarana air bersih Kecamatan lingkungan
perdesaan dengan daya hidup,
dukung perumahan dan
penyedia air permukiman
bersih rendah
dan sangat
rendah
Perluasan infrastruktur air minum perdesaaan Seluruh
di lokasi PAMSIMAS kecamatan di
Pembangunan/ peningkatan sistem Kabupaten
penyediaan air minum Trenggalek
Rehabilitasi sarana dan prasarana air bersih Seluruh Instansi yang
perdesaan kecamatan di berwenang
Pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih Kabupaten dalam
perdesaan Trenggalek dan urusan/bidang
diutamakan lingkungan
pada kecamatan hidup,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 114
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
yang memiliki perumahan dan
daya dukung permukiman
penyedia air
bersih rendah
dan sangat
rendah
Pengembangan Pembuatan database sambungan rumah (SR) Seluruh Instansi yang
dan pengelolaan Optimalisasi Jaringan Limbah Terpusat dengan kecamatan di berwenang
sanitasi pembangunan SR (Sambungan Rumah) Kabupaten dalam
Pembangunan dan Peningkatan Sistem Trenggalek urusan/bidang
Teknologi IPAL Komunal lingkungan
Melakukan penataan dibantaran sungai dengan hidup,
(Mundur, Munggah, Madep Kali). perumahan dan
Sosialisasi pemeriksaan kondisi septic tank permukiman
Penambahan jumlah armada truk tinja
Monitoring dan evaluasi sanitasi daerah
Pengembangan Pendampingan/fasilitasi kegiatan bidang Seluruh Instansi yang
kawasan perumahan dan permukiman kecamatan di berwenang
perumahan dan Penyelenggaraan TNI Manunggal Membangun Kabupaten dalam
permukiman Desa (TMMD) Trenggalek urusan/bidang
Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) lingkungan
Peningkatan kualitas permukiman hidup,
Penanggulangan permukiman kumuh perumahan dan
permukiman

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 115
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Pembangunan dan peningkatan jalan Instansi yang
Renovasi rumah korban bencana alam berwenang
Monitoring kawasan permukiman kumuh dalam
urusan/bidang
pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Limbah Meningkatnya Penurunan Perencanaan aksi penurunan dampak Kabupaten Instansi yang
Domestik perlindungan dampak pencemarandan/ataukerusakan Trenggalek berwenang
dan pencemaran lingkunganakibat limbah domestik dalam
pengelolaan dan/atau Penyediaan database rumah tangga yang urusan/bidang
kerusakan menghasilkan limbah domestik lingkungan
lingkungan Pengawasan terhadap dinamika pertambahan hidup,
akibat pengurangan lokasi kegiatan / usaha rumah perumahan dan
limbah domestik tangga yang menghasilkan limbah domestik permukiman
Pemantauan secara berkala kualitas
air sungai /air danau/embung
Evaluasi dan monitoringrencana aksi
penurunan dampak
pencemarandan/ataukerusakan
lingkunganakibatlimbah domestik
Peningkatan Perencanaan aksi peningkatkan Kabupaten Instansi yang
kan cakupan cakupanlayananpengelolaanlimbah domestik Trenggalek berwenang
layanan Pengadaan perpipaan/ broncapter inglimbah dalam
pengelolaan domestik urusan/bidang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 116
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
limbah domestik Perluasan infrastruktur pengadaan perpipaan/ lingkungan
broncapter ing hidup,
Rehabilitasi perpipaan/ broncaptering limbah perumahan dan
domestik permukiman
Evaluasi dan monitoring rencana aksi
peningkatkan cakupan layanan pengelolaan
limbah domestik
Peningkatan Perencanaan aksi peningkatan efektivitas Kabupaten Instansi yang
efektivitas penataan dan pengendalian dampak limbah Trenggalek berwenang
penataan dan domestik dalam
pengendalian Pembangunan dan peningkatan sistem urusan/bidang
limbah domestik teknologi IPAL komunal lingkungan
hidup,
Sosialisasi pemeriksaan kondisi septic tank perumahan dan
Optimalisasi jaringan limbah terpusat permukiman

Evaluasi dan Monioring perencanaan aksi


peningkatan efektivitas penataan dan
pengendalian dampak limbah domestik

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 117
5.1.3. Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan Pelestarian Sumberdaya Alam

Tabel 5.3. KRP Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan Kelestarian Sumberdaya Alam
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Alih fungsi Menurunnya alih Melindungi dan Penyusunan laporan dan pemetaan daya Seluruh Instansi yang
lahan fungsi lahan membatasi dukung dan daya tampung Kabupaten Kecamatan di berwenang
pertanian ke non pemanfaatan Trenggalek berbasis jasa ekosistem Kabupaten dalam
pertanian wilayah yang Trenggalek urusan/bidang
memiliki daya lingkungan
dukung tinggi (jasa hidup,
ekosistem penyedia perumahan dan
pangan tinggi dan permukiman
sangat tinggi) Pemetaan rencana lahan pertanian pangan Instansi yang
berkelanjutan berwenang
Pentapan dan penerapan perundang- dalam
undangan dan peraturan yang mengatur urusan/bidang
mekanisme alih fungsi lahan pertanian dan
Perlindungan penggunaan lahan pertanian Kecamatan pangan
produktif untuk perumahan, kawasan yang dengan
perdagangan dan jasa jasa
Penggunaan teknologi ramah lingkungan ekosistem Instansi yang
dalam pembangunan insfrastruktur penyedia berwenang
strategis yang melewati lahan-lahan pangan tinggi dalam
pertanian produktif. dan sangat urusan/bidang
Evaluasi dan monitoring pemanfaatan tinggi pekerjaan umum
wilayah dan alih fungsi lahan (Kecamatan dan penataan
Watulimo ruang
dan
Karangan)

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 118
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Meningkatkan Pembuatan dan pembaruan data base Seluruh Instansi yang
kualitas SDM petani masyarakat petani terkait jumlah petani, kecamatan di berwenang
Kabupaten besarnya beban tanggungan keluarga, luas Kabupaten dalam
Trenggalek serta kepemilikan lahan pertanian, dan besarnya Trenggalek urusan/bidang
meningkatkan pendapatan pertanian dan
kesejahteraan pangan
petani Pemberian subsidi kepada petani yang dapat Instansi yang
meningkatkan kualitas lahan yang mereka berwenang
miliki, serta penerapan pajak yang menarik dalam
bagi yang mempertahankan keberadaan urusan/bidang
lahan pertanian pertanian dan
pangan
Pendirian dan pembangunan sekolah Kabupaten Instansi yang
kejuruan pertanian dan transformasi Trenggalek berwenang
pendidikan tinggi vokasi pertanian yang dalam
berorientasi pada agribisnis pertanian dan urusan/bidang
mekanisasi pertanian pendidikan,
pemuda dan
olahraga
Optimalisasi penyuluh untuk mendorong Instansi yang
dan menumbuhkembangkan pemuda tani berwenang
dalam
urusan/bidang
pertanian dan
pangan
Monitoring dan evaluasi kualitas SDM dan Instansi yang
kesejahteraan petani berwenang
dalam
urusan/bidang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 119
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
pertanian dan
pangan
Kerusakan Pengemba Tersedianya sarana Penyusunan rencana aksi rencana aksi Kecamatan Instansi yang
Pantai ngan tata kelola dan prasarana peyediaan sarana dan prasarana pelindung Watulimo, berwenang
perlindungan pendukung atau pengaman pantai Munjungan dalam
ekosistem pesisir perlindungan Peyediaan sarana dan prasarana pendukung urusan/bidang
ekosistem pesisir perlindungan pesisir pekerjaan umum
Pengadaan bangunan pelindung atau dan penataan
pengaman pantai ruang
Pengadaan bangunan tanggul pemecah
ombak (breakwater)
Rehabilitasi/Pemeliharaan bangunan
pengaman pantai dan pemecah ombak
Evaluasi kegiatan monitoring rencana aksi
peyediaan sarana dan prasarana pelindung
atau pengaman pantai
Terwujudnya tata Penyusunan rencana aksi tata kelola Kecamatan Instansi yang
kelola perlindungan perlindungan ekosistem pesisir Watulimo, berwenang
ekosistem pesisir Penetapan zonasi kawasan lindung atau Munjungan dalam
kawasan budi daya ekosistem pesisir urusan/bidang
Pengendalian reklamasi pantai lingkungan
Rehabilitasi ekosistem hutan mangrove hidup,
Rehabilitasi ekosistem pesisir dan terumbu perumahan dan
karang permukiman
Evaluasi dan monitoring rencana aksi
perlindungan ekosistem pesisir
Kerusakan Meningkatkan Melakukan Penetapan batas kawasan hutan lindung Seluruh Instansi yang
Hutan upaya pelestarian pengawasan secara Pengawasan dan pemantauan kawasan Kecamatan di berwenang
berkala pada area- hutan lindung dalam

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 120
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
dan perlindungan area rawan Kabupaten urusan/bidang
hutan kebakaran di dalam Trenggalek kehutanan
kawasan hutan
Memberikan sanksi Pembinaan dan penyuluhan masyarakat Seluruh Instansi yang
yang tegas untuk Penerapan system tebang tanam Kecamatan di berwenang
pelaku illegal Tertib dan terkendalinya penebangan dan Kabupaten dalam
logging peredaran hasil hutan Trenggalek urusan/bidang
Penggantian lahan untuk hutan yang kehutanan
telah dikonversi

Penghentian Pelestarian keanekaragaman hayati Seluruh Instansi yang


pemberian ijin dan ekosistem kawasan hutan lindung Kecamatan di berwenang
untuk pembukaan Kabupaten dalam
area perkebunan Pemantapan hutan lindung bernilai strategis Trenggalek urusan/bidang
atau pertanian baru Pelestarian kawasan hutan rakyat lingkungan
yang hidup,
mengalihfungsikan perumahan dan
area hutan permukiman

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
kehutanan
Mengembangkan Pengembalian rona alam bekas area Seluruh Instansi yang
ekowisata tambang dengan tanaman konservasi Kecamatan di berwenang
kehutanan Kabupaten dalam
Pemanfaatan potensi alam hutan menjadi Trenggalek urusan/bidang
lokasi ekowisata lingkungan
hidup,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 121
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
perumahan dan
permukiman

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
kehutanan

Mengembangkan Meningkatkan Pengembangan kemitraan antara Seluruh Instansi yang


pola kemitraan partisipasi masyarakat dengan Perhutani Kecamatan di berwenang
dengan masyarakat dalam Terbentuknya kelompok pengelolaan hutan Kabupaten dalam
masyarakat dalam pengelolaan hutan produksi dan lestari Trenggalek urusan/bidang
pengelolaan Pengembangan Penggunaan daerah kering untuk area hutan kehutanan
hutan system perhutanan rakyat
sosial
Sosialisasi akan Pembinaan dan penyuluhan kepada
pentingnya menjaga masyarakat
ekosistem hutan
Meningkatkan Rehabilitasi lahan Reboisasi lahan kompensasi penggunaan Seluruh Instansi yang
upaya rehabilitasi dengan melakukan kawasan hutan Kecamatan di berwenang
lahan kritis yang reboisasi Penanganan lahan kritis Kabupaten dalam
berpotensi Percepatan reboisasi kawasan hutan lindung Trenggalek urusan/bidang
mengalami dengan tanaman yang sesuai dengan fungsi kehutanan
degradasi lindung
Pembangunan/pemeliharaan bangunan Seluruh Instansi yang
sipil teknis / dam penahan (bronjong) Kecamatan di berwenang
Kabupaten dalam
Trenggalek urusan/bidang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 122
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Peningkatan peran serta masyarakat Instansi yang
dalam rehabilitasi hutan dan lahan berwenang
dalam
urusan/bidang
kehutanan
Pengendalian Pembangunan septic tank komunal yang Kecamatan Instansi yang
pencemaran dan tidak menggunakan sistem resapan tetapi Dongko, berwenang
kerusakan dengan sistem sedot terutama pada wilayah Bendungan, dalam
lingkungan ekosistem karst Gandusari, urusan/bidang
terhadap potensi Kampak, pekerjaan umum
sumber pencemar Karangan, dan penataan
yang berasal dari Munjungan, ruang
limbah domestik, Panguul,
kotoran ternak, dan Pogalan,
Penataan
Kerusakan tempat Pule, Suruh,
Pengelolaan
Karst pembuangan akhir Trenggalek,
Ekosistem Karst
Tugu dan
Kecamatan
Watulimo
Peningkatan pemanfaatan pupuk kandang Seluruh Instansi yang
sebagai biogas Kecamatan di berwenang
Kabupaten dalam
Trenggalek urusan/bidang
pertanian dan
pangan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 123
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Penijauan kembali keberadaan TPA di Desa TPA Desa Instansi yang
Srabah terkait resiko pencemaran pada Srabah berwenang
sungai dan air tanah dalam
urusan/bidang
pekerjaan umum
dan penataan
ruang
Pengaturan Pengaturan penebangan kayu pada kawasan Kawasan Instansi yang
penebangan fungsi budidaya agar tidak menimbulkan fungsi berwenang
kerusakan sumber air dan karakteristik budidaya dalam
karst lainnya pada urusan/bidang
ekosistem kehutanan
karst
Pengaturan penebangan pada hutan Kawasan Instansi yang
tanaman rakyat yang berada pada arahan fungsi berwenang
fungsi lindung lindung pada dalam
ekosistem urusan/bidang
karst kehutanan

Perlindungan Satwa Perlindungan satwa kelelawar terutama Kecamatan Instansi yang


pada wilayah pengembangan perkebunan Dongko, berwenang
dan pertanian pada ekossitem karst Bendungan, dalam
Gandusari, urusan/bidang
Kampak, kehutanan
Karangan,
Munjungan, Instansi yang
Panguul, berwenang
Pogalan, dalam
Pule, Suruh, urusan/bidang
Trenggalek, lingkungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 124
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Tugu dan hidup,
Kecamatan perumahan dan
Watulimo permukiman

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
pertanian dan
pangan
Penataan Pembentukan wadah koordinasi/ forum Kabupaten Bupati
Kelembagaan kolaborasi pengelolaan ekosistem karst Trenggalek Kabupaten
melalui pengelolaan ekosistem esensial Trenggalek
karst pada kerjasama multipihak yang
ditetapkan oleh kepala daerah/bupati

Penatapan Penguatan RTRW Kabupaten Trenggalek Kabupaten Instansi yang


kebijakan terkait yang memasukkan ekosistem karst dan Trengalek berwenang
ekosistem karst arahan fungsi lindungan sebagai kawasan dalam
oleh Bupati lindung urusan/bidang
pertanian dan
pangan
Menyusun Rencana Perlindungan dan Kabupaten Instansi yang
Pengelolaan Ekosistem Karst Kabupaten Trenggalek berwenang
Trenggalek dalam
urusan/bidang
lingkungan
hidup,
perumahan dan
permukiman

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 125
5.1.4. Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

Tabel 5.4. KRP Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim


Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Banjir Meningkatkan Normalisasi sungai di Penetapan batas jalur sempadan sungai Kecamatan Instansi yang
upaya sepanjang sempadan Penetapan batas jalur sempadan sungai Panggul, berwenang
pengendalian sungai Pengendalian pemanfaatan sempadan Munjungan, dalam
kawasan yang sungai untuk pemukiman Watulimo, urusan/bidang
berpotensi Pengendalian pemanfaatan sempadan Gandusari, lingkungan
rawan banjir sungai untuk industri Kampak, hidup,
Evaluasi dan monitoring rencana aksi Trenggalek, perumahan
normalisasi sungai di sepanjang sempadan Karangan, dan
sungai Tugu dan permukiman
Pogalan
Peningkatan cakupan Penyusunan rencana aksi pemulihan Kecamatan Instansi yang
pemulihan kesehatan kesehatan DAS Panggul, berwenang
DAS Munjungan, dalam
Watulimo, urusan/bidang
Penetapan jalur perlindungan dan Gandusari, lingkungan
konservasi kawasan DAS;
Kampak, hidup,
Pengadaan tanaman - tanaman yang sesuai Trenggalek, perumahan
dengan fungsi lindunguntuk percepatan Karangan, dan
reboisasi di kawasan DAS Tugu dan permukiman
Pengelolaan/ Pemeliharaan tanaman – Pogalan
tanaman yang sesuai dengan fungsi
lindunguntuk percepatan reboisasi di
kawasan DAS
Evaluasi dan monitoring penyusunan
rencana aksi pemulihan kesehatan DAS

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 126
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Peningkatan Penyusunan rencana aksi peningkatan Kecamatan Instansi yang
pembangunan dan pembangunan dan perbaikan infrastruktur Panggul, berwenang
perbaikan infrastruktur pengendali banjir Munjungan, dalam
pengendali banjir Watulimo, urusan/bidang
Pembangunan dan pemeliharaan talud dan Gandusari, pekerjaan
bozem pada permukiman – permukiman
Kampak, umum dan
bantaran sungai
Trenggalek, penataan
Pembangunan saluran Karangan, ruang
drainase/gorong-gorong pada permukiman Tugu dan
– permukiman bantaran sungai Pogalan
Pengadaan bronjong dan
karung plastik pada permukiman –
permukiman bantaran sungai

Evaluasi dan monitoring rencana aksi


peningkatan pembangunan dan perbaikan
infrastruktur pengendali banjir
Meningkatkan Pengembangan Early Perencanaan pola dan sistem Kecamatan Instansi yang
kapasitas Warning System (EWS) pengembangan earlywarning system (ews) Panggul, berwenang
kesiapsiaan untuk longsor dan erosi untuk banjir Munjungan, dalam
masyarakat Pengadaan alat – alat EWS untuk Watulimo, urusan/bidang
menghadapi mengetahui ketinggian air,debit, dan arus Gandusari, kebencanaan
banjir banjir Kampak,
Penyediaan display data dan informasi Trenggalek,
daerah - daerah rawan bencana banjiryang Karangan,
“realible dan up to date’

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 127
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Pemasangan dan penerapan jenis teknologi Tugu dan
alat – alat EWS tersebut secara tepat guna Pogalan
dan ramah lingkungan
Evaluasi dan monitoring perencanaan pola
dan sistem pengembangan
earlywarning system (ews) untuk longsor
dan erosi
Peningkatan Perencanaan pembangunan dan perbaikan Kecamatan Instansi yang
pembangunan dan infrastruktur kesiap siagaan menghadapi Panggul, berwenang
perbaikan infrastruktur bencana banjir Munjungan, dalam
kesiap siagaan Penetapan ruang evakuasi bencana banjir Watulimo, urusan/bidang
menghadapi bencana Pengembangan jalur evakuasi bencana Gandusari, kebencanaan
banjir banjir Kampak,
Peningkatan perkerasan jalan dan sarana Trenggalek,
prasarana pendukung evakuasi bencana Karangan,
banjir Tugu dan
Evaluasi dan monitoringpembangunan dan Pogalan
perbaikan infrastruktur kesiap siagaan
menghadapi bencana banjir

Peningkatkan Perencanaanaksi kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Instansi yang


kesiapsiagaan menghadapi bencana bahaya banjir Panggul, berwenang
masyarakat Optimalisasi sekolah dan PP yang dibina Munjungan, dalam
menghadapi bencana menjadi Sekolah Siaga Bencana (SSB) di Watulimo, urusan/bidang
bahaya untuk banjir kawasan potensial rawan untuk banjir; Gandusari, kebencanaan
Peningkatan kwalitas dan kwantitas jumlah Kampak,
kampung rintisan Desa tangguh Trenggalek,
Karangan,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 128
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
bencana (Destana) di kawasan potensial Tugu dan
rawan untuk banjir; Pogalan

Peningkatan frekuensi sosialisasi dan


simulasi tanggap bencana di kawasan
potensial rawan banjir;
Evaluasi dan monitoring aksi kesiapsiagaan
masyarakat menghadapi bencana bahaya
banjir
Kekeringan Pencegahan Pencegahan penurunan Kajian Program Pencegahan penurunan Kec. Bendungan, Instansi yang
penurunan potensi mutu air potensi mutu air Pogalan, berwenang
potensi mutu Perencanaan Program Pencegahan Kampak, dalam
air dan udara penurunan potensi mutu air Watulimo, urusan/bidang
Pelaksanaan program pencegahan Suruh, Karangan, kebencanaan
penurunan potensi mutu air Pule, Panggul,
Monitoring pelaksanaan program Dongko,
pencegahan penurunan potensi mutu air Munjungan,
Trenggalek,
Evaluasi pelaksanaan program pencegahan
penurunan potensi mutu air
Pencegahan penurunan Kajian program pencegahan penurunan Kec. Bendungan, Instansi yang
potensi mutu udara potensi mutu udara Pogalan, berwenang
Perencanaan program pencegahan Kampak, dalam
penurunan potensi mutu udara Watulimo, urusan/bidang
Pelaksanaan program pencegahan Suruh, Karangan, kebencanaan
penurunan potensi mutu udara Pule, Panggul,
Monitoring pelaksanaan program Dongko,
pencegahan penurunan potensi mutu udara Munjungan,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 129
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Evaluasi pelaksanaan program pencegahan Trenggalek,
penurunan potensi mutu udara Tugu dan
Durenan

Optimalisasi Peningkatan sumber air Kajian program peningkatan sumber air dan Kec. Bendungan, Instansi yang
ketersediaan dan potensi air untuk potensi air untuk digunakan saat terjadi Pogalan, berwenang
air bersih yang digunakan saat terjadi kekeringan Kampak, dalam
dibutuhkan kekeringan Perencanaan program peningkatan sumber Watulimo, urusan/bidang
masyarakat air dan potensi air untuk digunakan saat Suruh, Karangan, kebencanaan
terjadi kekeringan Pule, Panggul,
Pelaksanaan program peningkatan sumber Dongko,
air dan potensi air untuk digunakan saat Munjungan,
terjadi kekeringan Trenggalek,
Monitoring pelaksanaan program Tugu dan
peningkatan sumber air dan potensi air Durenan
untuk digunakan saat terjadi kekeringan
Evaluasi pelaksanaan program peningkatan
sumber air dan potensi air untuk digunakan
saat terjadi kekeringan
Peningkatan sarana Kajian program peningkatan jenis sarana Kec. Bendungan, Instansi yang
pendistribusian air dan prasarana pendistribusi air bersih Pogalan, berwenang
bersih untuk digunakan untuk digunakana saat terjadi kekeringan Kampak, dalam
saat terjadi kekeringan Perencanaan program peningkatan jenis Watulimo, urusan/bidang
sarana dan prasarana pendistribusi air Suruh, Karangan, kebencanaan
bersih untuk digunakana saat terjadi Pule, Panggul,
kekeringan Dongko,

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 130
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Pelaksanaan program peningkatan jenis Munjungan,
sarana dan prasarana pendistribusi air Trenggalek,
bersih untuk digunakana saat terjadi Tugu dan
kekeringan Durenan
Monitoring pelaksanaan program
peningkatan jenis sarana dan prasarana
pendistribusi air bersih untuk digunakana
saat terjadi kekeringan
Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan
jenis sarana dan prasarana pendistribusi air
bersih untuk digunakana saat terjadi
kekeringan

Longsor dan Peningkatan Monitoring lahan - Penyusunan rencana aksi monitoring lahan - Kecamatan Instansi yang
erosi upaya lahan yang berpotensi lahan yang berpotensi rawan longsor Panggul, berwenang
konservasi rawan longsor dan erosi Pengadaan peta - peta tematik digital daerah Munjungan, dalam
pada daerah secara berkala rawan bencana tanah longsor Watulimo, urusan/bidang
yang rawan Penyusunan Sistem Informasi database Gandusari, kebencanaan
terjadi longsor daerah rawan bencana tanah longsor Kampak,
dan erosi Penetapan zonasi kawasan lindung atau Trenggalek,
kawasan budi daya yang berpotensi longsor Karangan,
Evaluasi kegiatan monitoring lahan - lahan Tugu dan
yang berpotensi rawan longsor dan erosi Pogalan

Peningkatan reboisasi Penyusunan rencana aksi reboisasi atau Instansi yang


atau penghijauan penghijauan erosi berwenang

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 131
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
dengan tanaman Pengadaan pohon – pohon yang sistem Kecamatan dalam
konservasi di kawasan pengakaran-nya dalam (seperti jati mahoni, Panggul, urusan/bidang
potensial rawan longsor pinus) Munjungan, lingkungan
dan erosi; Pengadaan pohon – pohon yang sistem Watulimo, hidup,
pengakaran-nya sangat rapat dan menyebar Gandusari, perumahan
ke segala arah, baik menyamping atau pun Kampak, dan
ke dalam (seperti bambu) Trenggalek, permukiman
Peningkatan aktivitas agrofrestry (diversitas Karangan,
pohon dalam suatu lahan) Tugu dan
Evaluasi dan monitoring penyusunan Pogalan
rencana aksi reboisasi

Optimalisasi penerapan Penyusunan rencana optimalisasi Kecamatan Instansi yang


rekayasa penerapan rekayasa keteknikan untuk Panggul, berwenang
keteknikan untuk penanggulangan longsor dan erosi Munjungan, dalam
penanggulangan longsor Peningkatan sosialisasi pengelolaan lahan Watulimo, urusan/bidang
dan erosi di kawasan dengan teraseringdan countur farming Gandusari, Pekerjaan
ptensial rawan longsor Penyediaan sistem dranase aliran air pada Kampak, Umum Dan
dan erosi; tanah miring yang searah kontur tanah Trenggalek, Penataan
Karangan, Ruang
Peningkatan kwalitas dan kwantitas tanggul
Tugu dan
penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)
Pogalan
pada tanah miring yang searah dan sejajar
dengan kontur tanah
Evaluasi dan monitoring optimalisasi
penerapan rekayasa keteknikan untuk
penanggulangan longsor dan erosi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 132
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Memini Pengawasan dan Perencanaan pengendalian alih fungsi area Kecamatan Instansi yang
malisir pengendalian terhadap hijau (open spaces) menjadi area terbangun Panggul, berwenang
dampak dan alih fungsi area hijau (built-up area) pada daerah yang rawan Munjungan, dalam
potensi bahaya (open spaces) menjadi terjadi longsor dan erosi Watulimo, urusan/bidang
longsor dan area terbangun (built-up Penetapan batas area hijau (open Gandusari, kebencanaan
erosi bagi area) pada daerah yang spaces)pada daerah yang rawan terjadi Kampak,
masyarakat rawan terjadi longsor longsor dan erosi Trenggalek,
dan erosi Pengendalian perizinan pembangunan Karangan,
untuk permukiman dan industri Tugu dan
Pemantauan kesesuaian pemanfaatan ruang Pogalan
mengacu pada RTRW
Evaluasi dan monitoringaktivitas
pengendalian alih fungsi area hijau (open
spaces) menjadi area terbangun (built-up
area) pada daerah yang rawan terjadi
longsor dan erosi

Pengembangan Early Perencanaan pola dan sistem Kecamatan Instansi yang


Warning System (EWS) pengembangan earlywarning system (ews) Panggul, berwenang
untuk longsor dan erosi untuk longsor Munjungan, dalam
Pengadaan alat – alat EWS yang dapat Watulimo, urusan/bidang
mengetahui tekanan pori tanah, pergeseran Gandusari, kebencanaan
tanah, dan kemiringan tanah. Kampak,
Penyediaan display data dan informasi Trenggalek,
daerah - daerah rawan bencana tanah Karangan,
longsoryang “realible dan up to date’ Tugu dan
Pemasangan dan penerapan jenis teknologi Pogalan
alat – alat EWS tersebut secara tepat guna
dan ramah lingkungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 133
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Evaluasi dan monitoring perencanaan pola
dan sistem pengembangan
earlywarning system (ews) untuk longsor
dan erosi

Peningkatkan Perencanaanaksi kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Instansi yang


kesiapsiagaan menghadapi bencana Panggul, berwenang
masyarakat Optimalisasi sekolah dan PP yang dibina Munjungan, dalam
menghadapi bencana menjadi Sekolah Siaga Bencana (SSB) di Watulimo, urusan/bidang
bahaya longsor dan kawasan potensial rawan longsor dan erosi Gandusari, kebencanaan
erosi Peningkatan kwalitas dan kwantitas jumlah Kampak,
kampung rintisan Desa tangguh Trenggalek,
bencana (Destana) di kawasan potensial Karangan,
rawan longsor dan erosi; Tugu dan
Peningkatan frekuensi sosialisasi dan Pogalan
simulasi tanggap bencana di kawasan
potensial rawan longsor dan erosi;
Evaluasi dan monitoring aksi kesiapsiagaan
masyarakat menghadapi bencana bahaya
longsor dan erosi
Perubahan Meningkatnya Meningkatkan Pembentukan pusat pemantauan emisi gas Kabupaten Instansi yang
iklim pemantauan kelengkapan rumah kaca Trenggalek berwenang
emisi gas pemantauan emisi gas dalam
rumah kaca rumah kaca dengan urusan/bidang
pemasangan alat lingkungan

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 134
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
pengukur yang Peningkatan pusat pemantauan emisi gas hidup,
memadai rumah kaca perumahan
Monitoring dan evaluasi pusat pemantauan dan
emisi gas rumah kaca permukiman

Meningkatkan akurasi Penelitian dan kajian terkait metode Kabupaten Instansi yang
data emisi gas rumah pengukuran data emisi gas rumah kaca yang Trenggalek berwenang
kaca melalui akurat dalam
pengukuran yang Perencanaan pelaksanaan pengukuran data urusan/bidang
berkelanjutan emisi gas rumah kaca lingkungan
Pelaksanaan dan evaluasi pengukuran data hidup,
emisi gas rumah kaca perumahan
dan
permukiman
Meningkatkan Meningkatkan sistem Kajian dan penelitian terkait sistem Kabupaten Instansi yang
sistem transportasi yang transportasi yang berkelanjutan dan ramah Trenggalek berwenang
transportasi berkelanjutan dan lingkungan dalam
massal yang ramah lingkungan Pelaksanaan dan pemanfaatan sistem urusan/bidang
ramah transportasi yang berkelanjutan dan ramah perhubungan
lingkungan lingkungan
Evaluasi pelaksanaan sistem transportasi
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Meningkatkan Pelaksanaan promosi media bagi Instansi yang
persentase pengguna masyarakat untuk memanfaatkan alat berwenang
sistem transportasi yang transportasi yang berkelanjutan dan ramah dalam
berkelanjutan dan lingkungan urusan/bidang
ramah lingkungan komunikasi
dan informasi

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 135
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Peningkatan kemudahan akses untuk Instansi yang
memanfaatkan alat transportasi yang berwenang
berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam
Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan urusan/bidang
program peningkatan jumlah pengguna alat perhubungan
transprotasi yang berkelanjutan

Meningkatnya Meningkatkan kajian Perencanaan kajian dan penelitian Kabupaten Instansi yang
pengembangan terkait dengan dan kerjasama dengan perguruan tinggi terkait Trenggalek berwenang
energy penelitian pengembangan energy alternatif dalam
alternatif pengembangan energi Pelaksanaan kajian dan penelitian urusan/bidang
sesuai dengan alternatif kerjasama dengan perguruan tinggi terkait lingkungan
kemampuan pengembangan energy alternatif hidup,
daerah Evaluasi Pelaksanaan kajian dan penelitian perumahan
terkait pengembangan energy alternatif dan
permukiman
Meningkatkan Perencanaan sebaran lokasi penggunaan Kabupaten Instansi yang
penggunaaan energy energy alternatif yang sesuai dengan Trenggalek berwenang
alternatif yang sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah dalam
dengan kebutuhan dan Pelaksanaan penggunaan energy alternatif urusan/bidang
kemampuan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan
kemampuan daerah hidup,
Evaluasi penggunaan energy alternatif yang perumahan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dan
daerah permukiman
Meningkatnya Menyediakan ruang Perencanaan infrastruktur ruang terbuka Kabupaten Instansi yang
pengembangan terbuka hijau dengan hijau dengan kriteria aman, inklusif, dan Trenggalek berwenang
mudah dijangkau dalam

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 136
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
ruang terbuka kriteria aman, inklusif, Perluasan ruang terbuka hijau dan urusan/bidang
hijau dan mudah dijangkau infrastrukturnya dengan kriteria aman, Pekerjaan
inklusif, dan mudah dijangkau Umum dan
Evaluasi ketersediaan ruang terbuka hijau Penataan
dan infrastruktur bagi RTH Ruang

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
lingkungan
hidup,
perumahan
dan
permukiman
Meningkatkan luas Peningkatan ketersediaan ruang hijau Kabupaten Instansi yang
ruang terbuka hijau publik dan infratruktur penunjangnya Trenggalek berwenang
menuju kota hijau Peningkatan ketersediaan ruang hijau privat dalam
dan infrastruktur penunjangnya urusan/bidang
Evaluasi ketersediaan dan luasan RTH Pekerjaan
Publik dan Privat Umum dan
Penataan
Ruang

Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
lingkungan
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 137
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
hidup,
perumahan
dan
permukiman
Meningkatkan Meningkatkan kajian Perencanaan Kajian dan penelitian terkait Kabupaten Instansi yang
revitalisasi dan penelitian terkait sistem pemanenan air hujan secara Artificial Trenggalek berwenang
sistem sistem pemanenan air Recharge dalam
pemanenan air hujan yang sesuai dan Pelaksanaan Kajian dan penelitian terkait urusan/bidang
hujan dan optimal sistem pemanenan air hujan secara Artificial lingkungan
jaringan Recharge hidup,
distribusinya Evaluasi Kajian dan penelitian terkait perumahan
sistem pemanenan air hujan secara Artificial dan
Recharge permukiman
Meningkatkan Perencanaan pengayaaan pemanfaatan Kabupaten Instansi yang
pemanfaatan sistem sistem pemanenan air hujan di masyarakat Trenggalek berwenang
pemanenan air hujan di Pelaksanaan pengayaaan pemanfaatan dalam
masyarakat sistem pemanenan air hujan di masyarakat urusan/bidang
Evaluasi pengayaaan pemanfaatan sistem lingkungan
pemanenan air hujan di masyarakat hidup,
perumahan
dan
permukiman

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 138
5.1.5. Kerangka Regulasi
Berbagai macam kebijakan dan regulasi turunan dari UU dan Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Presiden sampai Keputusan Menteri harus dapat diintegrasikan
dengan Perda RPPLH seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan Rencana Aksi
Daerah (RAD) Perubahan Iklim. Beberapa ketentuan hukum tentang karakteristik penggunaan
RPPLH yang terdapat dalam UU 32/2009 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.5. Karakteristik Mekanisme RPPLH Kabupaten Trenggalek

Komponen Karakteristik

Definisi RPPLH Perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah


lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan
pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu
Tahap perencanaan Penyusunan RPPLH
Tingkatan RPPLH Nasional, Provnsi, Kabupaten/Kota
Dasar Penyusunan a. RPPLH Provinsi;
b. Inventarisasi tingkat pulau/kepulauan; dan
c. Inventarisasi tingkat ekoregion
Penyusun/Kewenangan Pemerintan Daerah
Dasar Penyusunan RPPLH a. Keragaman karakter dan fungsi ekologis;
b. Sebaran penduduk;
c. Sebaran potensi sumber daya alam;
d. Kearifan lokal;
e. Aspirasi masyarakat; dan
f. Perubahan iklim
Pengaturan RPPLH Peraturan Daerah

Muatan a. Pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;


b. Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan /atau fungsi lingkungan
hidup;
c. Pengendalian, pemantauan, serta
pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam; dan
d. Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Masa Berlaku Jangka panjang
Dasar hukum dalam RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan
penyusunan dokumen rencana jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah

Rencana Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten


Trenggalek menjadi sumber dan payung hukum bagi implementasi pembangunan berkelanjutan.
Selanjutnya menjadi acuan bagi bentuk rencana - rencana pembangunan khususnya RTRW dan
RPJM serta berbagai macam bentuk rencana sektoral lainnya di Kabupaten Trenggalek, seperti
contohnya Rencana Induk Pengembangan Industri Daerah (RIPIDA) atau Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA). Secara hirarkis, RPPLH Kabupaten Trenggalek
mengacu pada RPPLH Provinsi Jawa Timur dan RPPLH Nasional. Berbagai kebijakan yang sudah
tidak sesuai lagi dengan dinamika pembangunan maupun kondisi yang sedang berkembang perlu
diperbaiki sehingga adaptif terhadap kondisi saat ini dan masa mendatang.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 139
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.1.6. Kerangka Kelembagaan
Dalam mekanisme perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten
Trenggalek sebagaimana tersebut di atas, maka digunakan beberapa prinsip dasar pengelolaan
lingkungan yaitu :
a. Tanggung jawab pemerintah daerah;
b. Kelestarian dan keberlanjutan;
c. Keserasian dan keseimbangan;
d. Keterpaduan;
e. Manfaat;
f. Kehati - hatian;
g. Keadilan;
h. Ekoregion;
i. Daya dukung dan daya tampung lingkungan;
j. Keanekaragaman hayati;
k. Pencemar membayar;
l. Partisipatif;
m. Kearifan lokal; dan
n. Tata kelola pemerintahan yang baik.

Dalam menjalankan prinsip-prinisp tersebut diperlukan dukungan kerangka kelembagaan


yang mengedapankan (1) prinsip keterpaduan (integrated) perencanaan dan pengelolaan, (2)
Multidisipliner (multidisciplinary) atau interdisipliner (interdisciplinary), (3) Multisektor
(multisectoral), dan (4) Multi wilayah (multiregion). Sebagai satuan wilayah yang multi
permasalahan, maka hampir semua sektor dan instansi terlibat dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Trenggalek. Meskipun demikian, terdapat beberapa
instansi yang pokok atau leading sector dalam hal ini, yaitu : Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman, Lingkungan Hidup dan Bappedalitbang. Lembaga - lembaga tersebut berfungsi
mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup di
wilayah kajian. Selain itu terdapat pula instansi sektoral yang paling terkait erat, yaitu: BKD,
BPBD, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Dinas Perikanan,
Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Bagian Hukum. Kelembagaan yang mempunyai
wewenang dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Trenggalek
bergantung pada jenjang (hirarki) instansi masing- masing. Kewenangan operasional atau
pelaksanaan lebih banyak pada lembaga tingkat teknis. Sebagai koordinator dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Lingkungan Hidup

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 140
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
harus berperan aktif sebagai mediator bagi pihak-pihak yang berkepentingan apalagi dalam
kasus terjadinya konflik pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam, pencemaran, dan kerusakan
lingkungan. Mekanisme perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten
Trenggalek, dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode, antara lain:
1) Pertemuan rutin antara instansi - instansi sektoral terkait yang bersifat koordinatif, yang
membahas dan memonitor rencana maupun pelaksanaan dari program-program atau proyek-
proyek sektoral, dan kesesuaiannya dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
2) Menggunakan laporan - laporan dari berbagai instansi terkait sebagai bahan umpan balik
tentang pelaksanaan program - program atau proyek - proyek pemanfaatan ruang berskala
besar di Kabupaten Trenggalek;
3) Peninjauan lapangan ke lokasi - lokasi kegiatan pemanfataan ruang dan sumberdaya alam di
Kabupaten Trenggalek;
4) Instansi - instansi sektoral dan pemerintah, informasi mengenai program-program dan
pelaksanaan proyek - proyek pembangunan dapat diperoleh juga dari kalangan swasta,
lembaga swadaya masyarakat, kelompok masyarakat, maupun masyarakat umum secara
langsung.

Berikut gambaran tentang sistem kelembagaan terkait dengan fungsi kelembagaan pada
masing - masing tahapan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Trenggalek.
Tabel 5.6. Fungsi Kelembagaan pada masing - masing tahapan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Fungsi Manajemen Stakeholder dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek

Koordinatif Perencanaan Implementasi Monitoring dan Evaluasi

1. Bappedalitbang 1. Dinas Perumahan, Seluruh dinas terkait, antara lain: 1. PKPLH


2. PKPLH Kawasan Permukiman dan 2. Bappedalitbang
3. BKD Lingkungan Hidup (PKPLH) 1. PKPLH 3. BPBD
4. BPBD 2. Badan Perencanaan 2. BPBD 4. Kesbanglinmas dan
5. Sekda Pembangunan, 3. Dinas Pertanian dan Pangan Satpol PP
6. DPRD 7. Penelitian dan Pengembangan 4. Dinas PU dan Tata Ruang 5. DRPD
Daerah (Bappedalitbang) 5. Dinas Perikanan 6. Dinas terkait lainnya
3. Badan Penanggulangan Bencana 6. Dinas Pariwisata 7. LSM dan Perguruan
Daerah (BPBD) 7. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tinggi
4. Dinas Pertanian dan Pangan Perdagangan 8. Kelompok masyarakat
5. Dinas PU dan Tata Ruang 8. Dinas Kesehatan
6. Dinas Perikanan 9. Dinas Sosial dan P3A
7. Dinas Pariwisata 10. Dinas Pendidikan, Pemuda dan
8. Dinas Perindustrian dan Tenaga Olahraga
Kerja 11. Bagian Hukum
9. Kelompok Masyarakat 12. Kelompok Masyarakat

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 141
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.1.7. Kerangka Pendanaan
Pendanaan dalam rangka implementasi rencana, program dan kegiatan pengendalian dan
pengelolaan lingkungan hidup dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten
maupun sumber-sumber lain baik dari pemerintah maupun swasta serta masyarakat secara
langsung. Pendanaan dalam rangka implementasi pemanfaatan dan/atau pencadangan
sumberdaya alam dapat bersumber dari gabungan APBN, APBD, CSR, dan Badan Usaha,
khususnya perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam di Kabupaten
Trenggalek. Pendanaan dari APBN/APBD dapat membiayai kegiatan-kegiatan antara lain
koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor, perencanaan, konservasi sumberdaya alam,
penyediaan infrastruktur pendukung serta monitoring dan evaluasi. Sementara, badan usaha baik
melalui dana CSR maupun dana investasinya diharapkan dapat mendukung dan atau membangun
kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan.
Pendanaan yang bersumber pada APBN menjadi prioritas dalam perbaikan tata kelola
untuk pembangunan hutan berkelanjutan dan rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan
iklim Dukungan APBD diperlukan untuk menjembatani proses yang dilakukan pemerintah pusat
sesuai dengan rencana pemerintah daerah, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan hutan. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan kelompok masyarakat juga
merupakan salah satu sumber pendanaan untuk meningkatkan kinerja tata kelola kehutanan.
Sedangkan untuk kerangka pendanaan untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup ini
bersumber dari pendanaan pemerintah pusat (APBN) dan daerah (APBD), baik yang bersumber
dari dana Rupiah Murni maupun pendanaan hibah internasional (bilateral dan multilateral), serta
sumbangan masyarakat dan dunia usaha. Selain sumber pendanaan dari dalam negeri, sebagai
daerah yang menjadi jantung ekosistem Kalimantan dan penjaga ‘paru-paru dunia, Kabupaten
Trenggalekdapat mengembangkan sumber pendanaan dari sumber lainnya seperti hibah luar
negeri, lembaga swadaya masyarakat dan kerja sama dengan mitra internasional. Dalam rangka
menampung dan mengkoordinasikan dana-dana yang berasal dari non-APBN tersebut, maka
akan dibentuk trust fund di bidang konservasi lingkungan khususnya rehabilitasi kehutanan.
Dengan adanya mekanisme pendanaan ini maka diharapkan upaya konservasi dapat dikelola
secara baik dan terintegrasi, baik yang berasal dari lembaga internasional maupun dalam negeri
serta menyalurkan secara bijak kepada pengelola kawasan konservasi. Kerangka pendanaan
untuk penanganan perubahan iklim bersumber dari pendanaan pemerintah pusat (APBN) dan
daerah (APBD), serta sumber-sumber dana lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang
tidak mengikat. Untuk penanganan perubahan iklim, pengembangan Dana Perwalian melalui
Indonesia Climate Change Trust Fund dan dana-dana internasional lainnya perlu terus
ditingkatkan pemanfaatannya.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 142
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanan Rencana Perlindungan dan Pegelolaan
Lingkungan Hidup

Untuk menjamin terselenggaranya upaya -upaya perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup secara berjenjang dan berkesinambungan, maka:
1. Bupati wajib melakukan sosialisasi dan supervisi untuk memastikan bahwa seluruh RPPLH
Kabupaten Trenggalek telah sinkron dan mengacu pada RPPLH Nasional dan Provinsi.
2. Bupati wajib melakukan supervisi untuk memastikan bahwa seluruh perencanaan
pembangunan di Kabupaten Trenggalek, khususnya OPD terkait telah mengacu dan sesuai
dengan RPPLH
3. Paling sedikit setiap periode 5 tahunan, Bupati wajib melakukan evaluasi pencapaian target
kualitas lingkungan hidup dan selanjutnya dapat menyesuaikan target maupun kebijakan
dalam RPPLH Kabupaten Trenggalek sesuai dengan kondisi yang dihadapi

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nasional (RPPLH) Kabupaten


Trenggalek 2018 - 2048 merupakan arahan - arahan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup
yang wajib dijadikan rujukan dalam proses penyusunan kebijakan pembangunan dan
kegiatan/usaha, yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan untuk jangka
waktu 30 tahun. RPPLH Kabupaten Trenggalek 2018 - 2048 menjadi acuan bagi dokumen
perencanaan lain ditingkat daerah seperti RTRW dan RPJM dan RPJP daerah, dan merupakan
pedoman bagi perencanaan pembangunan dan perencanaan sumberdaya lainnya. Untuk itu,
perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus didukung oleh (1)
komitmen pemerintah daerah terhadap pelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup; (2)
kebijakan terhadap pembangunan berkelanjutan; (3) lingkungan hidup sebagai pertimbangan
utama pembangunan; (4) peran serta pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang aktif; dan
(5) menyegerakan penyusunan Peraturan Daerah RPPLH daerah sesuai dengan peraturan
perundangundangan.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 143
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 136
PENUTUP

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nasional (RPPLH) Kabupaten


Trenggalek 2018 - 2048 merupakan arahan – arahan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup yang
wajib dijadikan rujukan dalam proses penyusunan kebijakan pembangunan dan kegiatan/ usaha,
yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan untuk jangka waktu 30 tahun. Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek menjadi acuan bagi
dokumen perencanaan lain ditingkat daerah seperti RTRW, RPJM, dan RPJP daerah, dan merupakan
pedoman bagi perencanaan pembangunan dan perencanaan sumberdaya lainnya. Untuk itu,
Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup harus di dukung oleh (1) komitmen
pemerintah daerah terhadap pelestarian fungsi - fungsi lingkungan hidup; (2) kebijakan terhadap
pembangunan berkelanjutan; (3) lingkungan hidup sebagai pertimbangan utama pembangunan; (4)
peran serta pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang aktif; dan (5) menyegerakan penyusunan
Peraturan Daerah RPPLH daerah sesuai dengan peraturan perundang - undangan.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 144
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek. 2017. Kabupaten Trenggalek Dalam Angka 2017.
Kabupaten Trenggalek: BPS Kabupaten Trenggalek

Badan Lingkungan Hidup. 2016. Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2016. Laporan. Surabaya : BLH Jawa Timur.

Hugget, 1995. Geoecology. John Willey and Sons. New York

Kementerian Lingkungan Hidup RI, 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Millennium Ecosystem Assessment (MEA). 2005. Ecosystems and Human Well- Being: Synthesis,
Island Press, Washington, USA

Muta’ali, Lutfi. 2015. Penyusunan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Sebagai Dasar Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Presentasi
Seminar. Disampaikan dalam Diskusi Tim DDDTLH Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Yogyakarta.

Strahler, N.A. dan Strahler, H.A., 1987. Modern Physical Geography. John Wiley and Sons. New York

Thornbury, 1954. Principles of Geomorphology. John Wiley and Sons. London - New York

Verstappen, H. Th., 1983. Applied Geomorphology: Geomorphological Surveys for Environmental


Development. Elsevier: Amsterdam - Oxford - New York

Zuidam, R.A. van and Zuidam, F.I. van Cancelado, 1985. Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis
and Geomorphologic Mapping. ITC. Smits Publishers. The Hague.

DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK


Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 145

Anda mungkin juga menyukai