TENTANG
BUPATI TRENGGALEK,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
RPPLH bertujuan:
a. Mengharmonisasikan pembangunan dan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan;
b. Mempertahankan dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan
melindungi keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dalam rangka
menjamin kelestarian ekosistem dan mendukung kehidupan berbangsa
dan bernegara;
c. Mempertahankan dan/atau menguatkan tata kelola pemerintahan dan
kelembagaan masyarakat untuk pengendalian, pemantauan, dan
pendayagunaan lingkungan hidup dalam kerangka pemanfaatan
sumberdaya alam secara adil dan bijaksana;
d. Mempertahankan dan/atau meningkatkan ketahanan dan kesiapan
dalam menghadapi perubahan iklim dan isu-isu lingkungan global.
Pasal 4
Pasal 5
BAB II
PENETAPAN WILAYAH EKOREGION
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 11
BAB III
INVENTARISASI LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 12
Pasal 13
BAB IV
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
(1) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ditetapkan sebagai:
a. Dasar penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan linglungan
hidup;
b. Acuan pemanfaatan sumberdaya alam;
c. Instrumen pengendalian lingkungan hidup; dan
d. Informasi pengambilan keputusan pembangunan.
(2) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup disusun berbasis jasa
ekosistem.
(3) Bupati menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
kabupaten dan wilayah ekoregion yang tercakup dalam wilayah kabupaten
berdasarkan Surat Keputusan Bupati.
Pasal 15
(1) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup daerah dan wilayah
ekoregion yang tercakup dalam daerah sebagaimana dimaksud Pasal 12
ayat (3) ditetapkan berdasarkan:
a. Hasil inventarisasi sumberdaya alam;
b. Hasil inventarisasi ekoregion.
(2) Dalam hal ketentuan ayat (1) huruf b belum tepenuhi, Bupati menetapkan
indikasi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten
Trenggalek setelah berkonsultasi kepada Gubernur.
Pasal 16
(1) Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:
a. Penetapan daya dukung lingkungan hidup; dan
b. Penetapan daya tampung lingkungan hidup.
(2) Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam informasi spasial.
Pasal 17
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem
sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (2) meliputi:
a. jasa ekosistem penyediaan pangan;
b. jasa ekosistem penyediaan air bersih;
c. jasa ekosistem penyediaan serat;
d. jasa ekosistem penyediaan energi;
e. jasa ekosistem penyediaan sumber daya genetik;
f. jasa ekosistem pengaturan iklim;
g. jasa ekosistem pengaturan aliran air dan banjir;
h. jasa ekosistem pengaturan pencegahan dan perlindungan dari
bencana alam
i. jasa ekosistem pengaturan pemurnian air
j. jasa ekosistem pengaturan pengolahan dan penguraian limbah
k. jasa ekosistem pengaturan pemeliharaan kualitas udara
l. jasa ekosistem tempat tinggal dan ruang hidup;
m. jasa ekosistem rekreasi dan ekotourisme;
n. jasa ekosistem estetika alam;
o. jasa ekosistem pendukung pembentukan lapisan tanah dan
pemeliharaan kesuburan;
p. jasa ekosistem pendukung produksi primer; dan
q. jasa ekosistem pendukung biodiversitas.
BAB V
PENYUSUNAN RPPLH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 18
Bagian Kedua
Penyusunan Isu Strategis Lingkungan Hidup Daerah
Pasal 19
(1) Pengolahan data dan informasi hasil inventarisasi lingkungan hidup dan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 huruf a dilaksanakan untuk memetakan
potensi, kondisi, dan permasalan lingkungan hidup.
(2) Penentuan permasalahan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 huruf b dilaksanakan melalui musyawarah dan diskusi
kelompok terarah dengan mengacu pada hasil pengolahan dan dan
infomasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Permasalahan lingkungan hidup sebagaimana pada ayat (2) ditetapkan
sebagai isu strategis lingkungan hidup daerah.
(4) Isu strategis lingkungan hidup daerah ditetapkan dengan memperhatikan
keterkaitan dengan arahan umum RPPLH Provinsi dan Nasional serta
pengaruh daerah-daerah yang berbatasan.
(5) Dalam menganalisis isu strategis lingkungan hidup daerah
mempertimbangkan pengaruh antara elemen pendorong, tekanan,
kondisi, dampak, dan respon atau yang dikenal dengan istilah analisis
DPSIR (Driver, Pressure, State, Impact dan Response).
Bagian Ketiga
Penentuan Target dan Indikator Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pasal 20
Bagian Keempat
Penyusunan Muatan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Bagian Kelima
Arah Kebijakan dan Implementasi Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Pasal 29
BAB VI
PELAKSANAAN RPPLH
Bagian Kesatu
Pemuatan RPPLH
Pasal 31
(1) Muatan RPPLH yang menjadi dasar dan dimuat dalam RPJPD adalah:
a. Potensi sumberdaya alam, permasalahan lingkungan hidup dan
kondisi serta indikasi daya dukung dan daya tampung wilayah;
b. Target perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
(2) Muatan RPPLH yang menjadi dasar dan dimuat dalam RPJMD adalah:
a. Potensi sumberdaya alam, permasalahan lingkungan hidup dan
kondisi serta indikasi daya dukung dan daya tampung wilayah;
b. Arahan dan implementasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
(3) Dinas/perangkat daerah yang membidangi perencanaan pembangunan
daerah berkoordinasi dengan Dinas/Perangkat Daerah terkait untuk
mengintegrasikan muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2).
Bagian Kedua
Reviu Dokumen RPPLH
Pasal 32
Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 33
BAB VII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 34
BAB VIII
MASA BERLAKU
Pasal 35
(1) Dokumen RPPLH disusun untuk kurun waktu berlaku 30 (tiga puluh)
tahun dan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Dalam hal terdapat penetapan kebijakan yang bersifat strategis nasional
dan mendesak maka dapat dilakukan revisi RPPLH sebelum jangka waktu
5 (lima) tahun
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 36
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37
Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, seluruh pelaksanaan yang
berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang telah
ada, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah ini.
Pasal 38
Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku, rencana pembangunan daerah
yang telah ditetapkan sebelum diberlakukannya peraturan daerah ini, harus
disesuaikan secara bertahap paling lama 4 (empat) tahun sejak peraturan
daerah ini diundangkan
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Ditetapkan di Trenggalek
tanggal ………….. 2019
BUPATI TRENGGALEK,
Ttd.
……………………………………..
Diundangkan di Trenggalek pada
tanggal ……………. 2019
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TRENGGALEK,
Ttd,
……………………………………
…………………………………
……………………………..
NIP. ………………………………….
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK
NOMOR … . . TAHUN 2019
TENTANG
RENCANA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN TRENGGALEK
A. UMUM
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Instrumen pengendalian pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup meliputi KLHS; tata
ruang; baku mutu lingkungan hidup seperti baku
mutu air, baku mutu udara ambien, baku mutu
emisi; kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
seperti kriteria baku kerusakan mangrovem kriteria
baku kerusakan tanah, kriteria baku kerusakan
karst; AMDAL; UKL-UPL; perizinan; instrumen
ekonomi lingkungan hidup seperti neraca
sumberdaya alam dan lingkungan hidup; peraturan
perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
anggaran berbasis lingkungan hidup; audit
lingkungan hidup; dan instrumen lain sesuai dengan
kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Indeks kualitas lingkungan hidup adalah gambaran
kondisi lingkungan hidup kabupaten yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi secara umum kualitas
lingkungan hidup dan tren pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan. Indeks kualitas lingkungan
hidup difokuskan pada media lingkungan air, udara dan
tutupan lahan
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pihak lainny” adalah pihak
swasta, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga
nonpemerintah lainnya.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup Jelas.
Pasal 29
Cukup Jelas.
Pasal 30
Cukup Jelas.
Pasal 31
Cukup Jelas.
Pasal 32
Cukup Jelas.
Pasal 33
Cukup Jelas.
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas.
Pasal 36
Cukup Jelas.
Pasal 37
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Cukup Jelas
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek i
KATA PENGANTAR
BAB II KONDISI DAN INDIKASI DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Trenggalek................................................................................... 8
2.1.1. Potensi dan Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek..................... 8
2.1.1.1. Luas dan Letak Wilayah ................................................................................. 8
2.1.1.2. Ekoregion Kabupaten Trenggalek ...........................................................10
2.1.1.3. Klimatologi ........................................................................................................11
2.1.1.4. Hidrologi ............................................................................................................11
2.1.1.5. Geologi dan Topografi ..................................................................................12
2.1.1.6. Penggunaan Lahan .........................................................................................14
2.1.1.7. Ekosistem Karst ..............................................................................................16
2.1.1.8. Keanekaragaman Hayati .............................................................................16
2.1.1.9. Sumberdaya Mineral (Pertambangan) ..................................................18
2.1.1.10. Pariwisata ..........................................................................................................18
2.1.1.11. Kebencanaan ....................................................................................................19
2.1.2. Kondisi Demografi dan Kesejahteraan Masyarakat............................................19
2.2. Bentuk Penguasaan Sumberdaya Alam ...................................................................................22
2.3. Informasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek .............................23
2.3.1. Kualitas Udara di Kabupaten Trenggalek ...............................................................23
2.3.2. Kualitas Air di sekitar Perkotaan Kabupaten Trenggalek ................................24
2.3.3. Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup ..................................................................30
Tabel 2.1. Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kabupaten Trenggalek ................ 8
Tabel 2.2. Luas Ekoregion di Kabupaten Trenggalek skala 1:50.000 ..................................10
Tabel 2.3. Tingkat Kelerengan Kabupaten Trenggalek .............................................................12
Tabel 2.4. Penggunaan Lahan Kabupaten Trenggalek ...............................................................14
Tabel 2.5. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Kabupaten Trenggalek ............31
Tabel 2.6. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Pangan ........................33
Tabel 2.7. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih ..................36
Tabel 2.8. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Iklim .......................39
Tabel 2.9. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Aliran Air
dan Banjir ................................................................................................................................42
Tabel 2.10. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Pemelihara
Kualitas Udara........................................................................................................................45
Tabel 2.11. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan
Perlindungan Bencana Alam ...........................................................................................48
Tabel 2.12. Distribusi Kelas dan Luasan DDDTLH Berbasis Jasa Ekosistem Budaya
Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup ..................................................................51
Tabel 2.13. Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem Pendukung Biodiversitas........54
Tabel 3.1. Hasil Kajian DPSIR Penyusunan RPLH Kabupaten Trenggalek ........................69
Tabel 3.2. Variabel Pengukuran Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup.............77
Tabel 3.3. Target Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup .....................................81
Tabel 3.4. Target Peningkatan Stabilisasi DDTLH .......................................................................81
Tabel 3.5. Target Peningkatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk Lingkungan
Hidup .........................................................................................................................................83
Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 555
dusun/lingkungan, 1.287 rukun warga dan 4.490 rukun tetangga. Karakteristik geografis di
Kabupaten Trenggalek dapat dibagi dalam beberapa tipologi kawasan. Dari 14 kecamatan
hanya 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek,
Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan. Sedangkan 10 kecamatan
lainnya mayoritas desanya berupa pegunungan. Kawasan pegunungan terletak pada
kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule,
Kecamatan Kampak dan Kecamatan Dongko. Kawasan pesisir terletak di Kecamatan
Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul. Menilik kondisi geografis
tersebut maka Kabupaten Trenggalek akan menghadapi beberapa permasalahan terkait isu-
isu strategis lingkungan hidup antara lain meliputi kerusakan lahan khususnya gerakan tanah
atau longsor, banjir, kerusakan dan alih fungsi hutan, sampah, kekeringan, masalah
pertambangan, pencemaran air, limbah domestik, permukiman kumuh, kerusakan pantai,
pencemaran udara, permasalahan lingkungan akibat kegiatan industri dan pariwisata, serta
perubahan iklim.Mencermati permasalahan - permasalahan lingkungan tersebut diperlukan
rencana pengelolaan yang baik dan berbasis kelingkungan sehingga dapat lestari dalam
jangka waktu panjang.
Berbagai permasalahan lingkungan di Kabupaten Trenggalek tersebut menunjukkan
perlunya penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Sampai saat ini
Kabupaten Trenggalek telah memiliki dokumen perencanaan terkait pengelolaan lingkungan
hidup yaitu Kerangka Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Neraca Sumber Daya Alam
(NSDA). Namun perlu dilanjutkan sesuai dengan dasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan pemerintah daerah wajib
menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Dokumen
RPPLH merupakan perencanaan tertulis yang memuat potensi, permasalahan, serta upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam kurun waktu tertentu yang biasanya
adalah 30 tahun. Pemerintah daerah diwajibkan mengedepankan konsep pembangunan
berkelanjutan dengan menjadikan kelestarian lingkungan sebagai tujuan pembangunan,
tanpa mengurangi efektivitas pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan sebagai
wujud mencapai keadilan sosial bagi masyarakat. Keseimbangan tiga aspek tersebut
1.3.2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kabupaten Trenggalek adalah:
1. Mendiskripsikan potensi dan kondisi wilayah Kabupaten Trenggalek;
2. Mengidentifikasi permasalahan - permasalahan lingkungan hidup strategis
Kabupaten Trenggalek;
3. Menyusun program – program untuk merespons permasalahan -
permasalahan lingkungan hidup strategis Kabupaten Trenggalek;
4. Mendesain suatu sistem yang terpadu berupa suatu kebijakan perlindungan
dan pengelolaannya lingkungan hidup Kabupaten Trenggalek dalam kurun
waktu 30 tahun yang bersifat lintas sektor dan wilayah.
2.1.1.4. Hidrologi
Secara hidrologis, Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang
antara 2 Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M3/detik (Kali Jati) sampai
dengan 20.394 M3/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air sungai yang relatif tinggi
merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi aliran
sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasidiperlukan pembangunan lebih
banyak bangunan penampung air, baik bendungan,embung, dan dam. Adapun sumber air
di Kabupaten Trenggalek sejumlah 361 sumber air. Sumber air di Kabupaten Trenggalek
mengalami penurunan, baik jumlah maupun debitnya. Sumber-sumber air tersebut perlu
mendapatkan perhatian dengan menjaga kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber
mata air sebagai kawasan lindung. Kabupaten Trenggalek memiliki 2 Daerah Aliran Sungai
(DAS) utama yaitu DAS yang arah alirannya menuju ke Kali Brantas dan DAS yang arah
alirannya bermuara ke Samudera Hindia. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang mengamanatkan tutupan lahan di DAS sebesar 30% sebaiknya
diperuntukkan sebagai kawasan hutan dalam rangka memberikan keseimbangan tata air
di daerah hulu sampai hili Pada wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran
sungai, baik besar maupun kecil. Di bagian utara terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke
muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara
di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat
Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai Nglongah
(Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek. Sebelum masuk Dam Dawung menyatu
dengan Sungai Munjungan.
2.1.1.10. Pariwisata
Kondisi geografis Kabupaten Trenggalek yang beragam mulai dari pesisir
sampai pegunungan menjadikan daerah ini mempunyai potensi wisata terutama wisata
alam yang menarik. Selain wisata alam, sektor pariwisata di Kabupaten Trenggalek juga
didukung dengan adanya wisata budaya yang hingga saat ini masih lestari, seperti Budaya
Bersih Dam Bagong, Larung Semboyono, Longkangan, Hari Jadi Kota Trenggalek,
Sinongkelan, dan Kupatan. Potensi wisata yang beragam tersebut berpeluang untuk
meningakatkan pendapatan asli daerah apabila kebijakan dan pengelolaannya dilakukan
secara tepat.
Keberadaan sektor ini bukan hanya sebagai pembentuk nilai PDRB namun juga
sebagai stimulator bagi sektor-sektor lainnya. Selain memiliki potensi historis atau
karakter budaya yang menarik bagi wisatawan, Kabupaten Trenggalek juga menawarkan
banyak pilihan wisata lain yang mampu menjadikannya salah satu destinasi wisata paling
populer di Indonesia.
Perhitungan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB tidak tersedia secara
khusus. Selama ini, kontribusi sektor pariwisata ditinjau dari kontribusi sektor akomodasi
dan makan minum. Dari tahun 2015 – 2017, nilai PDRB akomodasi dan makan minum terus
menunjukkan kenaikan dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 10.55 persen per tahun.
Dari segi kontribusinya, sektor ini juga mengalami pertumbuhan positif dari tahun 2015 –
2.1.1.11. Kebencanaan
Sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek adalah daerah rawan bencana,
terutama tanah longsor dan banjir. Selain itu di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek
yaitu di kawasan pesisir merupakan wilayah rawan bencana tsunami dan gempa tektonik
akibat tumbukan lempeng.
Bencana tanah longsor sering terjadi di Kabupaten Trenggalek terutama jika
musim hujan tiba. Terdapat dua faktor yang menyebabkan sebagian besar kawasan di
Trenggalek masuk kategorirawan bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama adalah
faktor alam yang terdiri dari aspek geologi dan tanah, aspek hidrologi dan klimatologi,
aspek topografi dan aspek penutup lahan (vegetasi). Kedua, adalah faktor manusia yang
memanfaatkan alam secara tidak bertanggung jawab dan berkelanjutan. Selain longsor,
bencana yang sering terjadi di Kabupaten Trenggalek adalah banjir. Bencana banjir
tentunya membawa kerugian yang tidak sedikit bahkan banyak infrastruktur rusak akibat
banjir.
TSP terdeteksi dengan kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar 15,6 µg/Nm3; 4218
µg/Nm3; 8,12 µg/Nm3; 62,6 µg/Nm3; 0,0166 µg/Nm3; dan 49,8 µg/Nm3.
Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10, PM2,5,
Dustfall, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index.
(IKPLHD Kabupaten Trenggalek, 2018) . Beberapa paramater dari hasil pengukuran
pada lokasi tersebut seperti SO2, CO, NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan kosentrasi
masing - masingnya yaitu sebesar 15,6 µg/Nm3; 4218 µg/Nm3; 8,12 µg/Nm3; 62,6
µg/Nm3; 0,0166 µg/Nm3; dan 49,8 µg/Nm3. Sedangkan untuk beberapa parameter
lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10, PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index,
Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index. ( IKPLHD Kabupaten Trenggalek,
µg/Nm3; 4542 µg/Nm3; 9,47 µg/Nm3; 61,00 µg/Nm3; 0,0235 µg/Nm3; dan 76,6
µg/Nm3. Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10,
PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat
Index. (IKPLHD Kabupaten Trenggalek, 2018). Selain itu pemantauan kualitas udara
ambien dilakukan di Kawasan Permukiman, Perumahan Taman Agung Permai Trenggalek
Tahun 2017 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO2,
CO, NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar
34,42 µg/Nm3; 1774 µg/Nm3; 18,40 µg/Nm3; 52,50 µg/Nm3; 0,0122 µg/Nm3; dan
65,0 µg/Nm3. Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC,
PM10, PM2,5, Dustfall, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta
Sulphat Index. Sedangkan hasil pemantauan kualitas udara ambien di Kawasan
Transportasi, Jl. Soekarno Hatta Trenggalek Tahun 2017 menunjukkan bahwa hasil
pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO2, CO, NO2, O3, Pb, dan TSP terdeteksi dengan
kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar 28,9 µg/Nm3; 5742 µg/Nm3; 9,88 µg/Nm3;
a. Sungai Ngasinan
Pengujian kualitas air Sungai Ngasinan dilakukan pada 3 (tiga) lokasi yaitu
Sungai Ngasinan bagian tengah, Sungai Ngasinan kea rah Parit Raya, dan Sungai
Ngasinan ke arah Sungai Ngrowo, dimana pada masing-masing lokasi tersebut
terdapat dua titik sampling. Berdasarkan hasil uji kualitas air Sungai Ngasinan, adapun
parameter yang melampaui baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 yaitu parameter TDS, TSS, BOD (Sungai Ngasinan Bagian Tengah), Khlorin
bebas, dan parameter minyak dan lemak.
b. Sungai Bagong
Pengujian kualitas air di Sungai Bagong dilakukan di 2 titik sampling.
Berdasarkan hasil uji kualitas air Sungai Bagong, adapun parameter yang melampaui
baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 ialah parameter zat
padat terlarut (TDS), nitirit (NO2), Khlorin Bebas, Fenol, dan parameter minyak dan
lemak.Tingginya kandungan NO2 dalam air sungai Bagong kemungkinan berasal dari
limbah organic seperti limbah tinja/urine, limbah kotoran peternakan dan berbagai
limbah organic lainnya.
c. Sungai Prambon
Kualitas air Sungai Prambon berdasarkan hasil uji terdapat beberapa
parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun parameter yang
melebihi baku mutu tersebut ialah parameter zat padat terlarut (TDS),padata
tersuspensi (TSS), oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologis (BOD), Khlorin
Bebas, dan parameter minyak lemak. Pencemaran sampah dan limbah domestik yang
berupa bahan organik menyebabkan turunnya konsentrasi parameter DO didalam air
sungai. Dengan meningkatnya bahan organik didalam perairan, maka bakteri aerob
akan berkembang dan sebagian besar oksigen terlarut akan digunakan oleh bakteri
aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi
karbondioksida dan air. Sebagai akibatnya jumlah oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan/mengoksidasi pencemar bahan organik tersebut
akan besar sehingga akan terjadi peningkatan nilai BOD dan COD yang melebihi baku
0.0013
Sianida (mg/l) 0.001
230
Fecal Coliform 90
92
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.074
0.06
NH3 (mg/l) 3521
0.03
BOD (mg/l) 3.3
5.1
DHL (mg/l) 517
7.32
TSS (mg/l) 6
268
Temperatur 27.2
0 1000 2000 3000 4000
Berdasarkan hasil uji kualitas air di Embung Beji Maron, adapun parameter yang melebihi
baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air meliputi parameter DO, BOD, Khlorin Bebas,
Fenol, dan Minyak lemak.
Berdasarkan hasil uji kualitas aair di Embung Wakelan, adapun parameter yang
melebihi baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82
0.013
Sianida (mg/l) 0.001
230
Fecal Coliform 90
95
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.076
0.06
NH3 (mg/l) 0.981
0.024
BOD (mg/l) 4.96
4.9
DHL (mg/l) 3.73
7.78
TSS (mg/l) 106
176
Temperatur 26
0 500 1000 1500 2000
Berdasarkan hasil uji kualitas air di Embung Ngepeh, adapun parameter yang melebihi
baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air meliputi parameter DO, BOD, Khlorin Bebas,
Fenol, dan Minyak lemak.
0.013
Sianida (mg/l) 0.001
430
Fecal Coliform 230
109
Minyak Lemak (mg/l) 1700
2
TP (mg/l) 0.09
0.05
NH3 (mg/l) 0.658
0.019
BOD (mg/l) 3.76
4.9
DHL (mg/l) 99.5
7.26
TSS (mg/l) 107
248
Temperatur 23
0 500 1000 1500 2000
Berdasarkan hasil uji kualitas air di Embung Winong, adapun parameter yang
melebihi baku mutu untuk air Kelas II sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82
584
Pogalan 4 687
688
Pogalan 2 585
590
Bendungan 2 496
448
Watulimo 6 429
275
Watulimo 4 519
391
Watulimo 2 320
405
Trenggalek 8 539
417
Trenggalek 6 437
Trenggalek 5 464
231
Trenggalek 3 305
600
Trenggalek 1 494
377
Tugu 5 389
740
Tugu 3 480
435
Tugu 1 438
569
Baku Mutu 1000
0 200 400 600 800 1000 1200
Gambar 2.9. Kadar Konsentrasi Residu Terlarut pada Sumur Warga Kab. Trenggalek
(Sumber: IKPLHD, 2018)
Kajian ini menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
pendekatan konsep jasa ekosistem, dengan pengembangan asumsi dasar sebagai berikut:
a. Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin tinggi kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain,
dan keseimbangan antar keduanya (lihat jasa penyediaan, Jasa budaya, dan
pendukung)
b. Semakin tinggi jasa ekosistem suatu wilayah, maka semakin tinggi kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya (lihat jasa pengaturan).
Berdasarkan hasil analisis data distribusi luasan jasa ekosistem yang tersaji pada
Tabel 2.5. Jasa ekosistem dengan persentase tertinggi adalah pada jasa ekosistem penyedia
air bersih yaitu 30,51% pada kategori rendah. Adapun sumber air di Kabupaten Trenggalek
sejumlah 361 sumber air. Berdasarkan hasil analisis spasial pada penggunaan lahan
Kabupaten Trenggalek, luasan penggunaan lahan sawah beras/padi hanya 2,98%.
Tabel 2.5.
Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis
Jasa Ekosistem Kabupaten Trenggalek
Distribusi Kelas dan Luasan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem
Jenis Jasa Ekosistem
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Penyedia Pangan 10.53 8.68 10.96 8.38 47.72 22.73 23.82 12.64 6.96 4.66
Penyedia Air bersih 15.75 12.98 39.90 30.51 13.67 6.51 11.14 5.91 19.53 13.07
Pengatur Iklim 12.76 10.52 14.13 10.80 20.21 9.63 25.50 13.53 27.39 18.33
Pengatur Tata Aliran Air &
8.61 7.10 19.58 14.97 31.96 15.22 15.59 8.27 24.26 16.24
Banjir
Pengatur Pemeliharaan
10.79 8.90 13.14 10.05 23.06 10.98 29.97 15.89 23.04 15.42
Kualitas Udara
Pengatur Pencegahan dan
16.55 13.64 6.79 5.19 17.56 8.36 41.98 22.27 17.12 11.46
Perlindungan Dari Bencana
Budaya Fungsi Tempat
33.05 27.25 10.87 8.31 27.97 13.32 18.05 9.57 10.06 6.73
Tinggal &Ruang Hidup
Pendukung Biodiversitas 13.26 10.93 15.42 11.79 27.79 13.24 22.48 11.92 21.04 14.08
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
Gambar 2.10. Grafik Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Penyedia Pangan
Kabupaten Trenggalek
Kecamatan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
Bendungan 320.08 2.39 259.44 1.86 4598.54 7.58 2984.17 9.86 1093.10 12.36 9255.33 7.28
Dongko 2962.75 22.13 527.03 3.78 9706.81 16.00 1345.67 4.44 0.00 0.00 14542.26 11.44
Durenan 181.31 1.35 1669.11 11.98 1062.34 1.75 882.76 2.92 1160.46 13.12 4955.98 3.90
Gandusari 32.82 0.25 1967.52 14.12 920.60 1.52 1337.41 4.42 1195.55 13.52 5453.90 4.29
Kampak 648.53 4.84 624.45 4.48 5353.39 8.83 985.19 3.25 318.25 3.60 7929.81 6.24
Karangan 7.35 0.05 1385.38 9.94 260.86 0.43 1421.13 4.69 1590.16 17.98 4664.87 3.67
Munjungan 1482.03 11.07 555.97 3.99 9248.70 15.25 3544.52 11.71 218.40 2.47 15049.61 11.84
Panggul 2585.08 19.31 1275.12 9.15 6751.70 11.13 2830.20 9.35 9.86 0.11 13451.96 10.58
Pogalan 97.44 0.73 1497.02 10.74 957.59 1.58 992.72 3.28 1358.07 15.35 4902.85 3.86
Pule 2178.03 16.27 130.00 0.93 6574.83 10.84 2952.95 9.75 0.00 0.00 11835.81 9.31
Suruh 687.12 5.13 493.88 3.54 2817.31 4.64 1587.39 5.24 141.75 1.60 5727.45 4.51
Trenggalek 18.72 0.14 1316.01 9.44 1990.80 3.28 1979.15 6.54 968.88 10.95 6273.57 4.94
Tugu 221.56 1.65 933.42 6.70 2217.58 3.66 3051.34 10.08 790.10 8.93 7214.00 5.68
Watulimo 1967.74 14.70 1300.30 9.33 8196.82 13.51 4385.59 14.48 0.00 0.00 15850.45 12.47
Grand Total 13390.55 100.00 13934.65 100.00 60657.87 100.00 30280.20 100.00 8844.59 100.00 127107.85 100.00
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2.12. Grafik Distribusi Luas Kelas Jasa Ekosistem Penyedia Air Bersih
Kabupaten Trenggalek
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 1516.60 7.57 2961.97 5.84 2701.00 15.54 537.47 3.79 1538.29 6.20 9255.33 7.28
DONGKO 3606.86 18.01 9254.42 18.25 1419.17 8.17 235.26 1.66 26.56 0.11 14542.26 11.44
DURENAN 6.21 0.03 2261.71 4.46 41.10 0.24 253.66 1.79 2393.29 9.64 4955.98 3.90
GANDUSARI 510.45 2.55 2025.84 3.99 223.84 1.29 6.52 0.05 2687.25 10.83 5453.90 4.29
KAMPAK 1004.84 5.02 3042.63 6.00 2359.81 13.58 0.00 0.00 1522.53 6.13 7929.81 6.24
KARANGAN 76.98 0.38 1096.80 2.16 751.87 4.33 0.00 0.00 2739.22 11.04 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 1469.78 7.34 5606.34 11.05 2186.85 12.58 4589.55 32.40 1197.08 4.82 15049.61 11.84
PANGGUL 2501.04 12.49 3414.91 6.73 2215.62 12.75 3409.73 24.07 1910.67 7.70 13451.96 10.58
POGALAN 0.00 0.00 2028.64 4.00 303.47 1.75 0.00 0.00 2570.75 10.36 4902.85 3.86
PULE 4576.25 22.86 6344.09 12.51 868.14 5.00 29.21 0.21 18.12 0.07 11835.81 9.31
SURUH 1594.77 7.96 2813.97 5.55 665.35 3.83 44.33 0.31 609.02 2.45 5727.45 4.51
TRENGGALEK 144.41 0.72 2208.10 4.35 730.55 4.20 0.00 0.00 3190.51 12.85 6273.57 4.94
TUGU 1356.77 6.78 1986.42 3.92 1109.82 6.39 0.00 0.00 2760.99 11.12 7214.00 5.68
WATULIMO 1657.46 8.28 5676.36 11.19 1801.49 10.37 5058.90 35.72 1656.25 6.67 15850.45 12.47
Grand Total 20022.44 100.00 50722.20 100.00 17378.07 100.00 14164.62 100.00 24820.53 100.00 127107.85 100.00
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 309.53 1.91 1222.57 6.81 2134.45 8.31 1879.00 5.80 3709.77 10.66 9255.33 7.28
DONGKO 2962.75 18.26 724.84 4.03 3590.30 13.97 6537.91 20.17 726.46 2.09 14542.26 11.44
DURENAN 6.21 0.04 1256.02 6.99 805.78 3.14 1198.31 3.70 1689.65 4.85 4955.98 3.90
GANDUSARI 32.82 0.20 1934.73 10.77 730.86 2.84 1453.27 4.48 1302.22 3.74 5453.90 4.29
KAMPAK 648.53 4.00 852.91 4.75 1067.74 4.16 1006.71 3.11 4353.92 12.51 7929.81 6.24
KARANGAN 7.35 0.05 1062.17 5.91 832.80 3.24 1657.19 5.11 1105.37 3.18 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 2302.60 14.20 425.10 2.37 2540.84 9.89 3497.69 10.79 6283.38 18.05 15049.61 11.84
PANGGUL 4098.39 25.27 1536.98 8.56 3324.10 12.94 2895.71 8.93 1596.78 4.59 13451.96 10.58
POGALAN 0.00 0.00 1198.71 6.67 485.97 1.89 1447.02 4.46 1771.16 5.09 4902.85 3.86
PULE 2178.03 13.43 2416.37 13.45 2595.26 10.10 4584.20 14.14 61.94 0.18 11835.81 9.31
SURUH 687.12 4.24 972.89 5.42 2579.76 10.04 1077.63 3.32 410.05 1.18 5727.45 4.51
TRENGGALEK 18.72 0.12 1165.43 6.49 901.02 3.51 1391.72 4.29 2796.68 8.03 6273.57 4.94
TUGU 221.56 1.37 2051.18 11.42 2046.33 7.96 1356.89 4.19 1538.04 4.42 7214.00 5.68
WATULIMO 2747.51 16.94 1144.17 6.37 2058.36 8.01 2431.51 7.50 7468.90 21.45 15850.45 12.47
Grand Total 16221.12 100.00 17964.09 100.00 25693.57 100.00 32414.75 100.00 34814.33 100.00 127107.85 100.00
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2.16. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pengaturan Tata Air dan Banjir Kabupaten Trenggalek
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2.18. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pengaturan Pemelihara Kualitas Udara Kabupaten Trenggalek
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 146.76 1.07 461.01 2.76 1402.92 4.79 3558.63 9.34 3686.00 12.58 9255.33 7.28
DONGKO 707.86 5.16 2359.60 14.13 1350.14 4.61 9197.98 24.15 926.68 3.16 14542.26 11.44
DURENAN 1124.57 8.20 299.56 1.79 2300.76 7.85 736.42 1.93 494.67 1.69 4955.98 3.90
GANDUSARI 1489.45 10.86 399.96 2.39 2804.08 9.57 665.23 1.75 95.18 0.32 5453.90 4.29
KAMPAK 824.44 6.01 435.82 2.61 1201.03 4.10 2012.97 5.28 3455.55 11.80 7929.81 6.24
KARANGAN 999.88 7.29 810.99 4.86 2679.99 9.14 150.68 0.40 23.34 0.08 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 654.09 4.77 1809.11 10.83 1235.51 4.22 4257.23 11.18 7093.67 24.22 15049.61 11.84
PANGGUL 1985.81 14.48 2541.46 15.22 2483.09 8.47 3344.39 8.78 3097.22 10.57 13451.96 10.58
POGALAN 1167.44 8.51 328.44 1.97 2242.01 7.65 517.53 1.36 647.43 2.21 4902.85 3.86
PULE 64.96 0.47 2133.84 12.78 3250.39 11.09 6338.55 16.64 48.08 0.16 11835.81 9.31
SURUH 616.61 4.50 1056.23 6.32 1629.34 5.56 2357.91 6.19 67.35 0.23 5727.45 4.51
TRENGGALEK 1050.78 7.66 835.13 5.00 2501.04 8.53 890.62 2.34 996.00 3.40 6273.57 4.94
TUGU 1078.36 7.86 1612.01 9.65 3426.29 11.69 1015.60 2.67 81.75 0.28 7214.00 5.68
WATULIMO 1806.09 13.17 1618.83 9.69 803.31 2.74 3046.14 8.00 8576.08 29.28 15850.45 12.47
Grand Total 13717.09 100.00 16701.97 100.00 29309.91 100.00 38089.88 100.00 29289.00 100.00 127107.85 100.00
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2.20. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana Alam
Kabupaten Trenggalek
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 472.11 2.24 211.66 2.45 2515.43 11.27 2471.46 4.63 3686.00 12.58 3584.66 16.47
DONGKO 2962.75 14.09 74.09 0.86 1792.27 8.03 8893.43 16.67 926.68 3.16 819.73 3.77
DURENAN 1124.57 5.35 142.05 1.65 822.90 3.69 2118.97 3.97 494.67 1.69 747.48 3.43
GANDUSARI 1489.92 7.08 450.90 5.22 940.55 4.21 2308.58 4.33 95.18 0.32 263.94 1.21
KAMPAK 1135.53 5.40 90.55 1.05 535.20 2.40 2188.72 4.10 3455.55 11.80 3979.82 18.29
KARANGAN 999.88 4.75 69.64 0.81 1144.72 5.13 2306.34 4.32 23.34 0.08 144.30 0.66
MUNJUNGAN 1501.94 7.14 1151.14 13.34 1518.81 6.80 6295.55 11.80 7093.67 24.22 4582.17 21.06
PANGGUL 2731.66 12.99 2562.99 29.69 4045.91 18.13 3508.69 6.58 3097.22 10.57 602.72 2.77
POGALAN 1167.44 5.55 33.47 0.39 624.19 2.80 2061.46 3.86 647.43 2.21 1016.28 4.67
PULE 2178.03 10.35 282.44 3.27 3069.08 13.75 6240.57 11.70 48.08 0.16 65.69 0.30
SURUH 941.42 4.48 563.00 6.52 1479.13 6.63 2633.55 4.94 67.35 0.23 110.35 0.51
TRENGGALEK 1058.46 5.03 148.27 1.72 1006.91 4.51 2525.05 4.73 996.00 3.40 1534.89 7.05
TUGU 1137.54 5.41 1034.27 11.98 1712.05 7.67 3003.51 5.63 81.75 0.28 326.63 1.50
WATULIMO 2132.95 10.14 1817.57 21.06 1113.44 4.99 6803.03 12.75 8576.08 29.28 3983.45 18.30
Grand Total 21034.20 100.00 8632.03 100.00 22320.57 100.00 53358.92 100.00 29289.00 100.00 21762.12 100.00
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2.22. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup
Jasa Ekosistem Budaya Fungsi Tempat Tinggal dan Ruang Hidup
Kabupaten Trenggalek
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 4515.81 10.75 467.14 3.38 2426.54 6.82 1550.38 6.76 295.46 2.31 9255.33 7.28
DONGKO 1852.80 4.41 1266.80 9.17 8271.38 23.26 2394.77 10.44 756.51 5.92 14542.26 11.44
DURENAN 1115.78 2.66 1595.91 11.56 256.15 0.72 863.57 3.76 1124.57 8.79 4955.98 3.90
GANDUSARI 219.58 0.52 1567.20 11.35 1081.92 3.04 1095.74 4.78 1489.45 11.65 5453.90 4.29
KAMPAK 4449.65 10.59 448.61 3.25 1449.52 4.08 757.59 3.30 824.44 6.45 7929.81 6.24
KARANGAN 85.18 0.20 1699.10 12.30 459.58 1.29 1421.13 6.20 999.88 7.82 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 8136.41 19.37 546.80 3.96 2207.89 6.21 2947.87 12.85 1210.63 9.47 15049.61 11.84
PANGGUL 6040.59 14.38 346.26 2.51 4076.32 11.46 1957.37 8.53 1031.42 8.06 13451.96 10.58
POGALAN 1015.92 2.42 1564.71 11.33 221.58 0.62 933.19 4.07 1167.44 9.13 4902.85 3.86
PULE 1369.46 3.26 934.19 6.76 7322.44 20.59 2142.88 9.34 66.84 0.52 11835.81 9.31
SURUH 744.57 1.77 263.96 1.91 2609.86 7.34 1494.47 6.51 614.58 4.81 5727.45 4.51
TRENGGALEK 1442.98 3.43 1266.53 9.17 828.67 2.33 1948.88 8.50 786.51 6.15 6273.57 4.94
TUGU 263.98 0.63 1047.13 7.58 2346.35 6.60 2478.19 10.80 1078.36 8.43 7214.00 5.68
WATULIMO 10758.77 25.61 795.95 5.76 1999.40 5.62 953.30 4.16 1343.03 10.50 15850.45 12.47
Grand Total 42011.50 100.00 13810.30 100.00 35557.59 100.00 22939.34 100.00 12789.13 100.00 127107.85 100.00
WATULIMO
TUGU
TRENGGALEK
SURUH
PULE
POGALAN
PANGGUL
MUNJUNGAN
KARANGAN
KAMPAK
GANDUSARI
DURENAN
DONGKO
BENDUNGAN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Gambar 2.24. Grafik Persentase Distribusi Luas Daya Dukung Lingkungan Hidup Jasa
Ekosistem Pendukung Biodiversitas Kabupaten Trenggalek
KECAMATAN Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Grand Total
Ha % Ha % Ha % Ha % Ha % Ha %
BENDUNGAN 341.07 2.02 669.29 3.41 3310.64 9.37 1590.02 5.56 3344.32 12.50 9255.33 7.28
DONGKO 3495.31 20.73 836.98 4.27 8435.19 23.88 1097.64 3.84 677.13 2.53 14542.26 11.44
DURENAN 551.91 3.27 1284.12 6.55 117.80 0.33 2315.12 8.10 687.02 2.57 4955.98 3.90
GANDUSARI 332.80 1.97 2204.55 11.24 424.68 1.20 2291.49 8.02 200.36 0.75 5453.90 4.29
KAMPAK 707.71 4.20 809.06 4.13 1320.77 3.74 1835.25 6.42 3257.03 12.18 7929.81 6.24
KARANGAN 49.26 0.29 1472.22 7.51 39.01 0.11 3011.29 10.54 93.09 0.35 4664.87 3.67
MUNJUNGAN 2034.10 12.07 1238.73 6.32 4492.68 12.72 1672.23 5.85 5611.87 20.98 15049.61 11.84
PANGGUL 3095.26 18.36 2219.25 11.32 3278.68 9.28 2110.06 7.38 2748.71 10.28 13451.96 10.58
POGALAN 204.07 1.21 1355.84 6.92 67.01 0.19 2357.44 8.25 918.48 3.43 4902.85 3.86
PULE 2339.54 13.88 1108.03 5.65 7672.04 21.72 668.13 2.34 48.08 0.18 11835.81 9.31
SURUH 713.23 4.23 1255.11 6.40 2409.27 6.82 1270.75 4.45 79.09 0.30 5727.45 4.51
TRENGGALEK 49.51 0.29 1459.89 7.45 546.68 1.55 2724.39 9.53 1493.11 5.58 6273.57 4.94
TUGU 239.01 1.42 2200.60 11.22 1272.33 3.60 3288.58 11.51 213.48 0.80 7214.00 5.68
WATULIMO 2705.38 16.05 1492.46 7.61 1938.75 5.49 2341.31 8.19 7372.55 27.57 15850.45 12.47
Grand Total 16858.17 100.00 19606.13 100.00 35325.52 100.00 28573.70 100.00 26744.34 100.00 127107.85 100.00
3.1.2. Banjir
Beberapa kecamatan yang hampir setiap tahunnya terdampak banjir di
Kabupaten Trengalek adalah Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Bendungan, Karangan,
Munjungan, dan Pule. Banjir di beberapa kecamatan tersebut umumnya diakibatkan
tingginya intensitas curah hujan di kawasan hulu. Sehingga sungai yang ada tidak
mampu menampung debit air. Kawasan hulu Trenggalek meliputi Kecamatan
Bendungan, Tugu, dan Kampak. Penurunan fungsi wilayah resapan di kawasan hulu
dikarenakan sempitnya luas tutupan hutan/tanaman keras serta distribusi hutan yang
kurang tepat. Selain secara geografis Kabupaten Trenggalek sebagian besar merupakan
wilayah pegunungan, yang tinggi sebagian besar bertopografi terjal juga tidak memiliki
cukup banyak pepohonan akibat aktifitas penggundulan hutan di sekitarnya. Jika hujan
deras mengguyur, sewaktu - waktu dapat terjadi banjir bandang. Oleh sebab itu arah
kebijakan dan strategi untuk sasaran mengantisipasi banjir di Kabupaten
Trenggalek ini. meliputi: pemulihan dan rehabiltasi DAS, revitalisasi dan
normalisasi sungai-sungai vital yang berada, melintasi, atau bermuara di
Kabupaten Trenggalek, penyusunan monitoring informasi spasial kawasan banjir
berbasis Web-SIG, penerapan kegiatan panen air hujan dengan membangun dan
memisahkan saluran drainase untuk air kotor dan limbah dengan saluran
pelimpasan air hujan serta peningkatan jumlah RTH yang berfungsi sebagai
penahan banjir dan berfungsi ekologi.
3.1.4. Sampah
Sampah di Kabupaten Trengalek masih menjadi permasalahan tersendiri
khususnya di wilayah perkotaan Trengalek. Masih banyak masyarakat yang mempunyai
kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat. Pinggir -pinggir jalan raya
digunakan sebagai tempat pembuangan sampah juga, disepanjang pantai dan sungai
juga pasar–pasar banyak ditemukan tumpukan sampah. Mayoritas sampah -sampah
tersebut berasal dari limbah rumah tangga didominasi plastik serta minimnya lokasi
pembuangan dan jumlah bak truk. Selain masih minimnya juga tenaga dan petugas
lapangan yang membidanginya serta armada dan lokasi pembuangan. Selain
menimbulkan bau yang tidak sedap dan cukup mengganggu pemandangan, sumber
penyakit yang bisa ditimbulkan dengan sampah tersebut. Pantauan di lapangan, dapat
dilihat tumpukan sampah terdapat di tepian - tepian Sungai Kecamatan Panggul. Selain
itu ditemui juga di Kecamatan Watulimo (bibir pantai Cengkrong), Manjungan,
Trenggalek, dan Dongko. Oleh sebab itu arah kebijakan dan strategi untuk sasaran
meminimalisir dampak sampah adalah memberi pengertian dan kesadaran masyarakat
agar tidak membuang limbah sampah, perlu dibenahi pola pikir prilaku masyarakatnya
tentang pemanfaatan sampah dalam daur ulang sampah agar lebih berguna,
membangun budaya kerja bakti di tengah masyarakat untuk menanggulangi sampah
tersebut.
3.1.6. Pertambangan
3.1.12. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sasaran nawacita pada prioritas
dimensi pembangunan. Sasaran nawacita prioritas dimensinya adalah akses
transportasi, informasi, dan komunikasi, pengembangan budaya local, kualitas SDM
masyarakat local, keterlibatan masyarakat, kebijakan anggaran pembangunan
pariwisata, dan peningkatan jumlah investor. Kabupaten Trenggalek khususnya di
Kecamatan Munjungan, Panggul, dan Watulimo memiliki beberapa objek pariwisata
yang tidak terlepas dari permasalahan lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh kurang
memadainya infrastruktur, fasilitas umum, sarana pendukung dan kebersihan di
kawasan wisata. SDM dan usaha pelaku wisata yang belum terstandarisasi/tersertifikasi
juga menjadi kendala dalam sector pariwasata di Kabupaten Trenggalek. Selain itu
sampai saat ini belum adanya sinkronisasi dan sinergi diantara pemangku kepentingan
di sektor pariwisata. Arah kebijakan dan strategi untuk meminimalisir dampak kegiatan
wisata tersebut adalah : 1). mengembangkan infrastruktur untuk mendukung
kelancaran arus barang dan jasa serta mewujudkan kota maritime Prigi dan kawasan
perdagangan baru Panggul, 2). peningkatan kapasitas SDM perhubungan melalui diklat,
pelatihan dan penugasan tugas belajar, 3). peningkatan, perencanaan, pemanfaatan, dan
3.1.14. Industri
Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik
dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Berdirinya Industri tentu membawa
dampak, baik itu bagi lingkungan hidup mapun lingkungan sosial. Bagi kehidupan sosial,
industri cenderung membawa dampak positif, tapi bagi lingkungan hidup industri
membawa banyak dampak negatif seperti pencemaran air, polusi udara, dan lain
Lahan terbangun
meningkat
Turunnya luas kawasan
ruang terbuka hijau
Kerusakan Proses karstifikasi atau Air permukaan yang melewati batuan
Karst pelarutan batuan gamping akan meresap melalui pori-pori
gamping oleh air atau ponor sehingga mencapai batuan
sehingga batuan yang kedap air membentuk sungai
tersebut menjadi bawah tanah dan dapat mengakibatkan
berpori banjir di wilayah lain secara tiba-tiba
Berkurangnya tutupan Air hujan yang terserap melalui pori-
hutan di Kabupaten pori dan ponor akan bercampur dengan
Trenggalek khususnya polutan sehingga mencemari sungai
yang berada pada bawah tanah
ekosistem karst Menipisnya solum tanah sehingga
Perubahan fungsi lahan mengurangi keragaman jenis vegetasi
(menjadi dan satwa di ekosistem karst
pertambangan) akibat Terganggunya fungsi ekosistem
pengetahuan terutama yang terkait dengan jasa
masyarakat yang pengaturan air dan juga ketersediaan air
kurang akan fungsi dan pada musim kemarau
jasa yang dihasilkan Resiko terjadinya bencana semakin
oleh ekosistem karst tinggi terutama bencana banjir, longsor,
Pemanfaatan lahan dan kekeringan
untuk kegiatan Penurunan kualitas dan kuantitas
pertanian lahan kering sumber air
dan pertanian lahan
kering campuran
Peran Serta Semakin turunnya Peningkatan kesadaran masyarakat
Masyarakat kualitas lingkungan akan pentingnya menjaga kelestarian
dalam hidup lingkungan
Pengelolaan Kesadaran tentang
Lingkungan kelestarian lingkungan
hidup masih rendah
Terbatasnya anggaran
pengelolaan lingkungan
hidup dari pemerintah
Sumber: Hasil Analisis, 2018
2018-2022 2023-2027
No Kriteria
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Daya Dukung Lahan Mempertahankan kemampuan Meningkatkan kemampuan daya
daya dukung lahan untuk RTH dukung lahan untuk RTH (ruang
(ruang terbuka hijau) terbuka hijau)
2. Daya Dukung Air Meningkatkan luas areal potensi Mempertahankan luas areal
daya dukung air potensi daya dukung air
3. Jasa ekosistem Meningkatkan jasa ekosistem Mempertahankan jasa
penyedia pangan penyedia pangan dengan ekosistem penyedia pangan
2019-2023 2024-2028
Kriteria
No.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
24. Lahan kritis Pengurangan luas lahan Pengurangan luas lahan kritis
kritis dan penambahan luas dan penambahan luas lahan
lahan kritis yang kritis yang direhabilitasi
direhabilitasi
25. Situs Kehati atau Perlindungan situs penting Perlindungan situs penting
kawasan lindung keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati dalam
dalam kawasan lindung kawasan lindung
Tabel 3.6. Sasaran, Indikator dan Target Isu Strategis dan Mitigasi Perubahan Iklim
TARGET
2019 2024 s/d 2029 2034 2039 2044 s/d Instansi
Rencana Isu Strategis Sasaran Indikator
s/d 2028 s/d s/d s/d 2048 Pelaksana
2023 2033 2038 2043
Pemanfaatan 1. Pertambangan Penertiban Berkurangnya 100% 80% 60% 40% 20 % 0% Dinas Koperasi
Dan/Atau kegiatan kegiatan dan Usaha
Pencadangan pertambangan penambangan Mikro dan
Sumberdaya liar liar Perdagangan
Alam
2. Pariwisata Peningkatan Jumlah desa 10 desa 15 desa 20 desa 25 desa 30 desa 35 desa Dinas
Ekowisata wisata berbasis Pariwisata dan
Bahari Berbasis lingkungan Kebudayaan
Masyarakat (ecowisata)
3. Industri Peningkatan Persentase 9% 10,5% 12% 13,5% 15% 16,5% Dinas
kualitas dan pertumbuhan Perindustrian
produktivitas IKM dan Tenaga
IKM yang berdaya Kerja
saing
Pemeliharaan 1. Kualitas Air Peningkatan Nilai Indeks 46,85 47,85 poin 48,85 49,85 49,85 50,85 Dinas PKPLH
dan kualitas air Kualitas Air poin poin poin poin
Perlindungan 2. Kualitas Udara Peningkatan Nilai Indeks 95,87 96,07 poin 96,27 96,47 96,67 96,87 poin Dinas PKPLH
Kualitas kualitas udara Kualitas Udara poin poin poin poin
dan/Atau Fungsi 3. Persampahan Pengurangan Persentase 25% 30% 35% 40% 45% 50% Dinas PKPLH
Lingkungan volume sampah sampah yang
Hidup direduksi dari
total volume
sampah
4. Limbah Peningkatan Persentase 39,70% 49, 45% 59,20% 68, 95% 78,70% 88, 45% Dinas PKPLH
Domestik pelayanan sistem penduduk yang
air limbah terlayani
sistem air
limbah
5. Permukiman Peningkatan Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas PKPLH
Kumuh sarana luasan
permukiman kumuh yang
kumuh tertangani
Strategi umum merupakan arahan strategis yang bersifat umum sebagai acuan bagi
perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk sektoral terkait bagi OPD –
OPD di Kabupaten Trenggalek. Strategi umum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
di Kabupaten Trenggalek dijabarkan berdasarkan sasaran dari disusunnya Dokumen RPPLH ini.
Berikut diuraikan dalam poin - poin penting strategi umum sebagai berikut.
Tabel 5.1. Kebijakan Rencana Program Rencana Pemanfaatan dan/atau Pencadangan Sumberdaya Alam
Waktu
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program Pelaksanaan Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Industri Pengembangan Terwujudnya Kajian Program Peningkatan Kecamatan Instansi yang
kawasan peruntukan industri pengolah pertumbuhan industri Durenan, Tugu, berwenang
industri hasil pertanian, Peningkatan pertumbuhan industri Panggul, dalam urusan
perkebunan untuk meningkatan PDRB Trenggalek, industri dan
dan peternakan Peningkatan investasi industri untuk Watulimo, dan ketenagakerjaan
peningkatan penumbuhan, penyebaran, Gandusari
dan pemerataan industri, termasuk
peningkatan penguasaan teknologi
industry non migas
Peningkatan penguasaan pasar dalam
dan luar negeri dengan mengurangi
ketergantungan terhadap impor bahan
baku, penolong dan barang modal, serta
meningkatnya ekspor produk industri
Evaluasi Pelaksanaan Program
Peningkatan pertumbuhan industri
Terwujudnya Kajian program peningkatan laju Kabupaten Instansi yang
pertumbuhan sektor pertumbuhan industri Trenggalek berwenang
industri non migas Peningkatan laju pertumbuhan industri dalam urusan
pengolahan tanpa migas industri dan
Peningkatan peran industri pengolahan ketenagakerjaan
tanpa migas dalam perekonomian
Pengurangan ketergantungan terhadap
impor
Tata Ruang Optimalisasi Pengembangan Survey, Pemetaan, dan Pendataan Kabupaten Instansi yang
pengelolaan data Sistem Informasi Perencanaan program ketersediaan Trenggalek berwenang
dan sistem informasi Rencana Tata Ruang Informasi Rencana Tata Ruang dalam
untuk Pelaksanaan program penyusunan urusan/bidang
mendukung proses Sistem Informasi Rencana Tata Ruang pekerjaan umum
evaluasi dan Pemutakhiran Data Sistem Informasi dan penataan
pengendalian tata Rencana Tata Ruang ruang
ruang Evaluasi pelaksanaan program
penyusunan Sistem Informasi Rencana
Tata Ruang
Perencanaan, Penyusunan Rencana Tata Bangunan Kabupaten Instansi yang
pemanfaatan, dan dan Lingkungan (RTBL) Trenggalek berwenang
pengendalian Penyusunan Rencana Tata Ruang dalam
pemanfaatan Perdesaan urusan/bidang
ruang Penyusunan Dokumen DED pekerjaan umum
Penataan Kawasan dan penataan
Penyusunan Rencana Detail
ruang
Tata Ruang (RDTR)
Monitoring dan Pemantauan IMB
Pariwisata Mengembangkan Pemenuhan sarana Perbaikan database akses jalan dan Seluruh Instansi yang
kawasan pariwisata dan prasarana jembatan Kecamatan di berwenang
Peningkatan mutu database akses jalan Kabupaten dalam
dan jembatan Trenggalek urusan/bidang
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
pariwisata dan
kebudayaan
Tabel 5.2. KRP Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi Lingkungan Hidup
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Pencemaran Meningkatkan Menurunnya Penyusunan program – program penurunan Kabupaten Instansi yang
Air indeks produksi limbah produksi limbah cair di air permukaan Trenggalek berwenang
pencemaran air cair secara Pembangunan IPAL skala komunal dan Kawasan dalam
dalam kondisi signifikan di air kawasan Perkotaan urusan/bidang
baik permukaan Kabupaten lingkungan
Trenggalek hidup,
Peningkatan kualitas dan kuntitas penggunaan Kabupaten perumahan dan
sarana dan prasarana sanitasi beserta IPAL Trenggalek permukiman
Menggalakan kebijakan pengetatan izin lokasi
dan pengawasan pengelolan limbah industri
dan limbah perkotaan
Peningkatan kualitas dan kuantias frekuensi Sungai - sungai
pemantauan secara periodik terhadap kondisi di Kabupaten
air permukaan dalam rangka evaluasi program- Trenggalek
program perlindungan dan pengelolaan
Sumber Daya Air
Evaluasi pelaksanaan program – program Kabupaten
penurunan produksi limbah cair di air Trenggalek
permukaan
Instansi
Kecamatan
Pengadaan Seleksi perwakilan lomba Bank Sampah pada Kelompok Bank Instansi yang
lomba kreativitas setiap kelurahan Sampah di berwenang
bank sampah Penyelenggaraan festival daur ulang. masing-masing dalam
setiap tahun RW urusan/bidang
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
Tabel 5.3. KRP Rencana Pengendalian Pemantauan serta Pendayagunaan dan Kelestarian Sumberdaya Alam
Waktu Pelaksanaan
Urusan/
Isu Strategis Sasaran Kebijakan Program (5 tahunan) Lokasi
Kewenangan
1 2 3 4 5 6
Alih fungsi Menurunnya alih Melindungi dan Penyusunan laporan dan pemetaan daya Seluruh Instansi yang
lahan fungsi lahan membatasi dukung dan daya tampung Kabupaten Kecamatan di berwenang
pertanian ke non pemanfaatan Trenggalek berbasis jasa ekosistem Kabupaten dalam
pertanian wilayah yang Trenggalek urusan/bidang
memiliki daya lingkungan
dukung tinggi (jasa hidup,
ekosistem penyedia perumahan dan
pangan tinggi dan permukiman
sangat tinggi) Pemetaan rencana lahan pertanian pangan Instansi yang
berkelanjutan berwenang
Pentapan dan penerapan perundang- dalam
undangan dan peraturan yang mengatur urusan/bidang
mekanisme alih fungsi lahan pertanian dan
Perlindungan penggunaan lahan pertanian Kecamatan pangan
produktif untuk perumahan, kawasan yang dengan
perdagangan dan jasa jasa
Penggunaan teknologi ramah lingkungan ekosistem Instansi yang
dalam pembangunan insfrastruktur penyedia berwenang
strategis yang melewati lahan-lahan pangan tinggi dalam
pertanian produktif. dan sangat urusan/bidang
Evaluasi dan monitoring pemanfaatan tinggi pekerjaan umum
wilayah dan alih fungsi lahan (Kecamatan dan penataan
Watulimo ruang
dan
Karangan)
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
kehutanan
Mengembangkan Pengembalian rona alam bekas area Seluruh Instansi yang
ekowisata tambang dengan tanaman konservasi Kecamatan di berwenang
kehutanan Kabupaten dalam
Pemanfaatan potensi alam hutan menjadi Trenggalek urusan/bidang
lokasi ekowisata lingkungan
hidup,
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
kehutanan
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
pertanian dan
pangan
Penataan Pembentukan wadah koordinasi/ forum Kabupaten Bupati
Kelembagaan kolaborasi pengelolaan ekosistem karst Trenggalek Kabupaten
melalui pengelolaan ekosistem esensial Trenggalek
karst pada kerjasama multipihak yang
ditetapkan oleh kepala daerah/bupati
Optimalisasi Peningkatan sumber air Kajian program peningkatan sumber air dan Kec. Bendungan, Instansi yang
ketersediaan dan potensi air untuk potensi air untuk digunakan saat terjadi Pogalan, berwenang
air bersih yang digunakan saat terjadi kekeringan Kampak, dalam
dibutuhkan kekeringan Perencanaan program peningkatan sumber Watulimo, urusan/bidang
masyarakat air dan potensi air untuk digunakan saat Suruh, Karangan, kebencanaan
terjadi kekeringan Pule, Panggul,
Pelaksanaan program peningkatan sumber Dongko,
air dan potensi air untuk digunakan saat Munjungan,
terjadi kekeringan Trenggalek,
Monitoring pelaksanaan program Tugu dan
peningkatan sumber air dan potensi air Durenan
untuk digunakan saat terjadi kekeringan
Evaluasi pelaksanaan program peningkatan
sumber air dan potensi air untuk digunakan
saat terjadi kekeringan
Peningkatan sarana Kajian program peningkatan jenis sarana Kec. Bendungan, Instansi yang
pendistribusian air dan prasarana pendistribusi air bersih Pogalan, berwenang
bersih untuk digunakan untuk digunakana saat terjadi kekeringan Kampak, dalam
saat terjadi kekeringan Perencanaan program peningkatan jenis Watulimo, urusan/bidang
sarana dan prasarana pendistribusi air Suruh, Karangan, kebencanaan
bersih untuk digunakana saat terjadi Pule, Panggul,
kekeringan Dongko,
Longsor dan Peningkatan Monitoring lahan - Penyusunan rencana aksi monitoring lahan - Kecamatan Instansi yang
erosi upaya lahan yang berpotensi lahan yang berpotensi rawan longsor Panggul, berwenang
konservasi rawan longsor dan erosi Pengadaan peta - peta tematik digital daerah Munjungan, dalam
pada daerah secara berkala rawan bencana tanah longsor Watulimo, urusan/bidang
yang rawan Penyusunan Sistem Informasi database Gandusari, kebencanaan
terjadi longsor daerah rawan bencana tanah longsor Kampak,
dan erosi Penetapan zonasi kawasan lindung atau Trenggalek,
kawasan budi daya yang berpotensi longsor Karangan,
Evaluasi kegiatan monitoring lahan - lahan Tugu dan
yang berpotensi rawan longsor dan erosi Pogalan
Meningkatkan akurasi Penelitian dan kajian terkait metode Kabupaten Instansi yang
data emisi gas rumah pengukuran data emisi gas rumah kaca yang Trenggalek berwenang
kaca melalui akurat dalam
pengukuran yang Perencanaan pelaksanaan pengukuran data urusan/bidang
berkelanjutan emisi gas rumah kaca lingkungan
Pelaksanaan dan evaluasi pengukuran data hidup,
emisi gas rumah kaca perumahan
dan
permukiman
Meningkatkan Meningkatkan sistem Kajian dan penelitian terkait sistem Kabupaten Instansi yang
sistem transportasi yang transportasi yang berkelanjutan dan ramah Trenggalek berwenang
transportasi berkelanjutan dan lingkungan dalam
massal yang ramah lingkungan Pelaksanaan dan pemanfaatan sistem urusan/bidang
ramah transportasi yang berkelanjutan dan ramah perhubungan
lingkungan lingkungan
Evaluasi pelaksanaan sistem transportasi
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Meningkatkan Pelaksanaan promosi media bagi Instansi yang
persentase pengguna masyarakat untuk memanfaatkan alat berwenang
sistem transportasi yang transportasi yang berkelanjutan dan ramah dalam
berkelanjutan dan lingkungan urusan/bidang
ramah lingkungan komunikasi
dan informasi
Meningkatnya Meningkatkan kajian Perencanaan kajian dan penelitian Kabupaten Instansi yang
pengembangan terkait dengan dan kerjasama dengan perguruan tinggi terkait Trenggalek berwenang
energy penelitian pengembangan energy alternatif dalam
alternatif pengembangan energi Pelaksanaan kajian dan penelitian urusan/bidang
sesuai dengan alternatif kerjasama dengan perguruan tinggi terkait lingkungan
kemampuan pengembangan energy alternatif hidup,
daerah Evaluasi Pelaksanaan kajian dan penelitian perumahan
terkait pengembangan energy alternatif dan
permukiman
Meningkatkan Perencanaan sebaran lokasi penggunaan Kabupaten Instansi yang
penggunaaan energy energy alternatif yang sesuai dengan Trenggalek berwenang
alternatif yang sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah dalam
dengan kebutuhan dan Pelaksanaan penggunaan energy alternatif urusan/bidang
kemampuan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan
kemampuan daerah hidup,
Evaluasi penggunaan energy alternatif yang perumahan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dan
daerah permukiman
Meningkatnya Menyediakan ruang Perencanaan infrastruktur ruang terbuka Kabupaten Instansi yang
pengembangan terbuka hijau dengan hijau dengan kriteria aman, inklusif, dan Trenggalek berwenang
mudah dijangkau dalam
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
lingkungan
hidup,
perumahan
dan
permukiman
Meningkatkan luas Peningkatan ketersediaan ruang hijau Kabupaten Instansi yang
ruang terbuka hijau publik dan infratruktur penunjangnya Trenggalek berwenang
menuju kota hijau Peningkatan ketersediaan ruang hijau privat dalam
dan infrastruktur penunjangnya urusan/bidang
Evaluasi ketersediaan dan luasan RTH Pekerjaan
Publik dan Privat Umum dan
Penataan
Ruang
Instansi yang
berwenang
dalam
urusan/bidang
lingkungan
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 137
Waktu
Isu Pelaksanaan (5 Urusan/
Sasaran Kebijakan Program Lokasi
Strategis tahunan) Kewenangan
1 2 3 4 5 6
hidup,
perumahan
dan
permukiman
Meningkatkan Meningkatkan kajian Perencanaan Kajian dan penelitian terkait Kabupaten Instansi yang
revitalisasi dan penelitian terkait sistem pemanenan air hujan secara Artificial Trenggalek berwenang
sistem sistem pemanenan air Recharge dalam
pemanenan air hujan yang sesuai dan Pelaksanaan Kajian dan penelitian terkait urusan/bidang
hujan dan optimal sistem pemanenan air hujan secara Artificial lingkungan
jaringan Recharge hidup,
distribusinya Evaluasi Kajian dan penelitian terkait perumahan
sistem pemanenan air hujan secara Artificial dan
Recharge permukiman
Meningkatkan Perencanaan pengayaaan pemanfaatan Kabupaten Instansi yang
pemanfaatan sistem sistem pemanenan air hujan di masyarakat Trenggalek berwenang
pemanenan air hujan di Pelaksanaan pengayaaan pemanfaatan dalam
masyarakat sistem pemanenan air hujan di masyarakat urusan/bidang
Evaluasi pengayaaan pemanfaatan sistem lingkungan
pemanenan air hujan di masyarakat hidup,
perumahan
dan
permukiman
Komponen Karakteristik
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 139
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.1.6. Kerangka Kelembagaan
Dalam mekanisme perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten
Trenggalek sebagaimana tersebut di atas, maka digunakan beberapa prinsip dasar pengelolaan
lingkungan yaitu :
a. Tanggung jawab pemerintah daerah;
b. Kelestarian dan keberlanjutan;
c. Keserasian dan keseimbangan;
d. Keterpaduan;
e. Manfaat;
f. Kehati - hatian;
g. Keadilan;
h. Ekoregion;
i. Daya dukung dan daya tampung lingkungan;
j. Keanekaragaman hayati;
k. Pencemar membayar;
l. Partisipatif;
m. Kearifan lokal; dan
n. Tata kelola pemerintahan yang baik.
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 140
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
harus berperan aktif sebagai mediator bagi pihak-pihak yang berkepentingan apalagi dalam
kasus terjadinya konflik pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam, pencemaran, dan kerusakan
lingkungan. Mekanisme perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten
Trenggalek, dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode, antara lain:
1) Pertemuan rutin antara instansi - instansi sektoral terkait yang bersifat koordinatif, yang
membahas dan memonitor rencana maupun pelaksanaan dari program-program atau proyek-
proyek sektoral, dan kesesuaiannya dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
2) Menggunakan laporan - laporan dari berbagai instansi terkait sebagai bahan umpan balik
tentang pelaksanaan program - program atau proyek - proyek pemanfaatan ruang berskala
besar di Kabupaten Trenggalek;
3) Peninjauan lapangan ke lokasi - lokasi kegiatan pemanfataan ruang dan sumberdaya alam di
Kabupaten Trenggalek;
4) Instansi - instansi sektoral dan pemerintah, informasi mengenai program-program dan
pelaksanaan proyek - proyek pembangunan dapat diperoleh juga dari kalangan swasta,
lembaga swadaya masyarakat, kelompok masyarakat, maupun masyarakat umum secara
langsung.
Berikut gambaran tentang sistem kelembagaan terkait dengan fungsi kelembagaan pada
masing - masing tahapan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten
Trenggalek.
Tabel 5.6. Fungsi Kelembagaan pada masing - masing tahapan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Fungsi Manajemen Stakeholder dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 141
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.1.7. Kerangka Pendanaan
Pendanaan dalam rangka implementasi rencana, program dan kegiatan pengendalian dan
pengelolaan lingkungan hidup dapat bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten
maupun sumber-sumber lain baik dari pemerintah maupun swasta serta masyarakat secara
langsung. Pendanaan dalam rangka implementasi pemanfaatan dan/atau pencadangan
sumberdaya alam dapat bersumber dari gabungan APBN, APBD, CSR, dan Badan Usaha,
khususnya perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam di Kabupaten
Trenggalek. Pendanaan dari APBN/APBD dapat membiayai kegiatan-kegiatan antara lain
koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor, perencanaan, konservasi sumberdaya alam,
penyediaan infrastruktur pendukung serta monitoring dan evaluasi. Sementara, badan usaha baik
melalui dana CSR maupun dana investasinya diharapkan dapat mendukung dan atau membangun
kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan.
Pendanaan yang bersumber pada APBN menjadi prioritas dalam perbaikan tata kelola
untuk pembangunan hutan berkelanjutan dan rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan
iklim Dukungan APBD diperlukan untuk menjembatani proses yang dilakukan pemerintah pusat
sesuai dengan rencana pemerintah daerah, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan hutan. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan kelompok masyarakat juga
merupakan salah satu sumber pendanaan untuk meningkatkan kinerja tata kelola kehutanan.
Sedangkan untuk kerangka pendanaan untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup ini
bersumber dari pendanaan pemerintah pusat (APBN) dan daerah (APBD), baik yang bersumber
dari dana Rupiah Murni maupun pendanaan hibah internasional (bilateral dan multilateral), serta
sumbangan masyarakat dan dunia usaha. Selain sumber pendanaan dari dalam negeri, sebagai
daerah yang menjadi jantung ekosistem Kalimantan dan penjaga ‘paru-paru dunia, Kabupaten
Trenggalekdapat mengembangkan sumber pendanaan dari sumber lainnya seperti hibah luar
negeri, lembaga swadaya masyarakat dan kerja sama dengan mitra internasional. Dalam rangka
menampung dan mengkoordinasikan dana-dana yang berasal dari non-APBN tersebut, maka
akan dibentuk trust fund di bidang konservasi lingkungan khususnya rehabilitasi kehutanan.
Dengan adanya mekanisme pendanaan ini maka diharapkan upaya konservasi dapat dikelola
secara baik dan terintegrasi, baik yang berasal dari lembaga internasional maupun dalam negeri
serta menyalurkan secara bijak kepada pengelola kawasan konservasi. Kerangka pendanaan
untuk penanganan perubahan iklim bersumber dari pendanaan pemerintah pusat (APBN) dan
daerah (APBD), serta sumber-sumber dana lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang
tidak mengikat. Untuk penanganan perubahan iklim, pengembangan Dana Perwalian melalui
Indonesia Climate Change Trust Fund dan dana-dana internasional lainnya perlu terus
ditingkatkan pemanfaatannya.
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 142
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
5.2. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanan Rencana Perlindungan dan Pegelolaan
Lingkungan Hidup
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK 143
Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek
DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK
Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kabupaten Trenggalek 136
PENUTUP
Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek. 2017. Kabupaten Trenggalek Dalam Angka 2017.
Kabupaten Trenggalek: BPS Kabupaten Trenggalek
Badan Lingkungan Hidup. 2016. Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2016. Laporan. Surabaya : BLH Jawa Timur.
Kementerian Lingkungan Hidup RI, 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Millennium Ecosystem Assessment (MEA). 2005. Ecosystems and Human Well- Being: Synthesis,
Island Press, Washington, USA
Muta’ali, Lutfi. 2015. Penyusunan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa
Ekosistem Sebagai Dasar Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Presentasi
Seminar. Disampaikan dalam Diskusi Tim DDDTLH Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Yogyakarta.
Strahler, N.A. dan Strahler, H.A., 1987. Modern Physical Geography. John Wiley and Sons. New York
Thornbury, 1954. Principles of Geomorphology. John Wiley and Sons. London - New York
Zuidam, R.A. van and Zuidam, F.I. van Cancelado, 1985. Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis
and Geomorphologic Mapping. ITC. Smits Publishers. The Hague.