BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi sumber daya air di Indonesia saat ini telah sampai pada tahap diperlukannya
tindakan terpadu untuk membalikkan tren yang sekarang sedang terjadi yaitu, penggunaan air
yang berlebihan, polusi, dan meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir. Hal tersebut
dapat dimulai melalui program reformasi bidang sumber daya air yang meliputi aspek
kebijakan, aspek kelembagaan, aspek legislatif dan peraturan, serta kebijakan konservasi
sumber daya air.
Secara umum, sektor sumber daya air di Indonesia menghadapi permasalahan jangka
panjang terkait dengan pengelolaan dan tantangan investasi yang akan mempengaruhi
pembangunan ekonomi negara dan menyebabkan berkurangnya keamanan pangan, kesehatan
masyarakat, dan kerusakan lingkungan. Pada tingkat kebijakan dan pelaksanaan, Indonesia
menghadapi beberapa permasalahan spesifik, antara lain:
a. Indonesia menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karena distribusi yang
tidak merata, sehingga air yang disediakan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, baik
dalam perspektif jumlah maupun mutu.
b. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik air
permukaan maupun air tanah. Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat
kerusakan hutan secara siginifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung
Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air.
c. Menurunnya kemampuan penyediaan air. Berkembangnya daerah pemukiman dan
industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan
dalam menyediakan air
d. Meningkatnya potensi konflik air. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan kualitas kehidupan masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,
pemukiman, pertanian, dan industri semakin meningkat.
1.2. Maksud
Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWS-BP) melalui Seksi Program dan Perencanaan
Umum bermaksud melaksanakan kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat guna
meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya air secara terpadu dengan melibatkan
masyarakat serta para stakeholder (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dibidang sumber
daya air khususnya didaerah bagian hilir Tukad Mati, Kota Denpasar Barat dan Tukad Unda,
Kabupaten Kelungkung.
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan pembentukan Kelompok
Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KM-PSDA) dimasing-masing lokasi yang telah
disebutkan diatas, kegiatan dilanjutkan dengan memfasilitasi penyusunan Rencana Kerja 5
1.3. Tujuan
Berdasarkan hasil beberapa studi, saat ini kondisi sumber daya air mengalami
penurunan secara kualitas maupun kuantitas. Kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya air diawali dengan sosialisasi tentang pemahaman kondisi
sumber daya air yang terjadi dan pentingnya melakukan pelestarian agar dapat meminimalisir
penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air, serta mengidentifikasi data dan informasi
hasil dari desk review. Setelah masyarakat faham dan memiliki keinginan untuk melakukan
pelestarian, kegiatan dilanjutkan dengan pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber
Daya Air (KM-PSDA) sebagai wadah masyarakat untuk berpartisipasi dan berkoordinasi.
Komunitas dibentuk dari hasil kesepakatan bersama, masyarakat dapat berpartisipasi
dan berkoordinasi dalam menentukan nama dan struktur organisasi komunitas. Kemudian,
kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan rencana kerja 5 (lima) tahunan KM-PSDA. Rencana
kerja merupakan rencana yang menitikberatkan pada perencanaan taktis untuk mencapai
tujuan operasional yang memiliki fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif lebih sempit
(rangkaian aktivitas kecil). Hasil rencana kerja 5 (lima) tahunan, kemudian akan disahkan
oleh masing-masing Kepala Desa, Lurah, Camat, dan Ketua KM-PSDA berdasarkan lokasi
pembentukan KM-PSDA.
Kegiatan fasilitasi, dapat dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan KM-PSDA.
Pendampingan dilakukan dengan melakukan training/capacity building kepada KM-PSDA.
Pendampingan ditujukan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dalam
pengembangan kelembagaan secara ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
disertai dengan penguatan organisasi dan kepemimpinan lokal. Salah satu metode
pendampingan adalah metode PAR (Participatory Action Research) yaitu pendampingan
yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholder) dalam mengkaji
tindakan yang sedang berlangsung, keadaan masyarakat yang dijadikan sebagai persoalan
dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.
Selanjutnya dalam kegiatan pendampingan, KM-PSDA dilatih untuk melakukan
advokasi/dinamisasi institusi dan membangun ownership, sehingga KM-PSDA dapat
membangun jejaring (networking) dengan pihak stakeholder lainnya dan dapat menyusun
rencana strategi KM-PSDA. Rencana strategis adalah perencanaan yang berisikan uraian
TRAINING/ CAPACITY
Pemahaman dan ketrampilan dalam
BUILDING pengembangan kelembagaan PSDA
Daya padu dan Daya Ikat
advocasi/dinamisasi
institusi dan JEJARING (Net work)
ownership terbangun RENSTRA KM-PSDA
Analisis:
Mecermati hasil pengamatan lapangan di hilir tukad Unda, jika dilihat secara external berupa
Regulasi, kondisi teknis dan kondisi sosial sangat berat jika di lakukan pembentukan dan
Pemberdayaan di daerah hilir. Alasannya dalam program ini setelah pembentukan KM-PSDA
akan dilakukan Pemberdayaan yang mengarah kekegiatan sosial-lingkungan dan sosial-
ekonomi. Sementara dilokasi ada material yang potensial untuk ekonomi berupa galian C
tetapi hambatannya aspek Legalitas yaitu Perda Pemkab. Klungkung yang menutup Galian C di
Tukad Unda Hilir. Sehingga untuk berjalannya kegiatan sesuai dengan TOR kita harus
mempertimbangkan untuk pindah ke daerah hulu seperti Desa Akah atau Paksebalii.
Analisis:
Dari hasil orientasi tukad Petanu di wilayah desa Sukawati ada beberapa sumber daya yang
mendukung upaya membentuk dan memberdayakan KMPSDA secara external yaitu dukungan
Pemerintah Desa, ada mata air sehingga sangat mungkin untuk memicu(Trigering) dalam
didorong komunitas kearah upaya pelestarian sungai Petanu di wilayah Desa Sukawati. Selain
Hal tersebut Jika KM-PSDA Daerah kerjanya di 1 wilayah Desa akan lebih mudah
mengintegrasikan dengan Musbangdes dalam menyusun program kerja, sehingga diharapkan
dapat mengakses dana Desa yang belakangan ini telah dikucurkan oleh Pemerintah Pusat.
Sosialisasi adalah proses penanaman atau pembagian nilai dan aturan dari satu generasi
ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sedangkan Focus Group
Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah adalah suatu proses pengumpulan
informasi suatu isu tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Sosialisasi dan
FGD merupakan bagian dari tahapan program pemberdayaan masyarakat untuk kegiatan
pembentukan dan pendampingan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya Air. Pada hari
Jumat, tepatnya tanggal 26 Mei 2018, sosialisasi dan FGD dilaksanakan di DAS Unda,
Kabupaten Kelungkung. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah adalah suatu proses
pengumpulan informasi suatu isu tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
FGD merupakan salah satu kegiatan dalam program pemberdayaan masyarakat untuk
sosialisasi dan pembentukan KM-PSDA di DAS Tukad Unda, Kabupaten Klungkung.
Kegiatan FGD diawali dengan sambutanyang dilakukan oleh PPK OP SDA I Ibu I
Gusti Ayu Putu Wahyundari, ST, MT. Selanjutnya acara sosialisasi dan pembentukan KM-
PSDA di buka oleh perwakilan dari Camat Dawan bidang Kasi Pemberdayaan Masyarakat.
Beliau mendukung akan rencana pembentukan KM-PSDA di DAS Tukad Unda. Pihak
Kecamatan berharap dengan adanya KM-PSDA dapat mengoptimalkan pemanfaatan
serta potensi DAS Saba untuk kesejahteraan masyarakat DAS Saba khususnya di bagian
hilir. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan secara sepihak oleh tim BWS-BP, melainkan
butuh dukungan berupa kebijakan, pemikiran, serta partisipasi dari semua pihak yang
mencakup pemerintah dan masyarakat.
Tahun ini pembentukan KM-PSDA dilaksanakan di DAS Tukad Unda, DAS Tukad
Petanu dan DAS Tukad Mati. Pembentukan KM-PSDA DAS Tukad Unda diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat sekitar DAS.
1. Pemaparan Materi
Sosialisasi pembentukan KM-PSDA DAS Tukad Unda dilaksanakan dengan
pemaparan materi oleh I Ketut Suarken sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat
BWS-BP. Pemaparan diawali dengan penjelasan terkait dasar hukum yang dijadikan acuan
oleh BWS-BP dalam program pemberdayaan masyarakat. Adapun beberapa dasar
hukumnya antara lain:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 11 tahun 1974 tentang pengairan;
b. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kreteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Daerah Sempadan Sungai dan
Sempadan Danau;
f. Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 16 tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah provinsi Bali Tahun 2009..
g. Perda Provinsi Bali No 16 tahun 2009 tentang rencana tata ruang eilayah
provinsi bali tahun 2009
2. Pembentukan KM-PSDA
Pembentukan KM-PSDA diawali dengan analisis kelembagaan/organisasi
/kelompok yang bersifat bottom-up, artinya peserta FGD lah yang menyatakan apa saja
kelembagaan yang ada di 3 Desa dan memanfaatkan air di DAS Saba. Adapun
kelembagaan/organisasi/kelompok yang ada di sekitar DAS Saba hilir antara lain: Subak,
Kelompok Ternak, Nelayan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Pengusaha (Hotel dan
Restauran), dan Pemerintah.
KEPENTINGAN DENGAN
Kelembagaan/Organisasi/Kelompo HUBUNGAN DENGAN
SUMBER DAYA AIR
k SUMBER DAYA AIR (SDA)
(SDA)
DAS SABA
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Subak √ √
Desa Pekraman √ √
Dinas √ √
Pokdarwis √ √
BUMDES √ √
PDAM √ √
2. Pemaparan Materi
Sosialisasi pembentukan KM-PSDA DAS Tukad Mati dilaksanakan dengan pemaparan
materi oleh I Ketut Suarken sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat BWS-BP.
Pemaparan diawali dengan penjelasan maksud dan tujuan dari program pemberdayaan
masyarakat dengan membentuk komunitas peduli sungai khususnya tukad Mati. Untuk
selanjutnya masyarakta dapat berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya air terutama
pelestarian sungai di wilayah desanya masing masing.
Berdasarkan hasil orientasi lapang yang telah dilakukan oleh tim BWS-BP, didapatkan
beberapa permasalahan yang terjadi di hilir Tukad Mati, yaitu: pencemaran sungai yakni
terdapat kandungan bahan pencemar; terdapat bangunan disekitar sempadan sungai,
umumnya adalah bangunan rumah warga; terdapat sampah disekitar sempadan sungai,
sampah sebagian besar adalah sampah rumah tangga. Pada FGD ini, masyarakat diminta
untuk mengklarifikasi apakah permasalahan yang didapat dari orientasi lapang tersebut benar
dirasakan masyarakat atau tidak.
Sebagian besar masyarakat menyatakan hal tersebut benar terjadi. Selain permasalahan,
tim BWS-BP juga mengajak masyarakat untuk mendiskusikan terkait manfaat dan potensi
Tukad Mati. Berdasarkan hasil diskusi bersama, didapatkan manfaat dari Tukad Mati adalah
sebagai sumber air irigasi. Untuk meminimalisir permasalahan serta mengoptimalkan
manfaat dan potensi yang ada, dibutuhkan pihak yang peduli terhadap Tukad Mati baik dari
pihak masyarakat, swasta, ataupun pemerintahan. Oleh karena itu pembentukan KM-PSDA
dirasa penting untuk direalisasikan.
3. Pembentukan KM-PSDA
KEPENTINGAN
HUBUNGAN DENGAN
Kelembagaan/Organisasi/ DENGAN
SUMBER DAYA AIR
Kelompok SUMBER DAYA AIR
(SDA)
DAS Tukad Mati (SDA)
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Subak Ѵ Ѵ
Masyarakat Pinggir Sungai Ѵ Ѵ
Dinas PU Pengairan Ѵ Ѵ
Masyarakat Desa Ѵ Ѵ
Pengusaha Ѵ Ѵ
Peternak Ѵ Ѵ
Pemangku Pura Taman Beji Ѵ Ѵ
Setelah dilakukan dilakukan analisa kelembagaan yang memiliki hubungan dan kepentingan
terhadap tukad mati, dilanjutkan dengan Membentuk KKM-PSDA dengan nama KM-PSDA
“CAMPUHAN ASRI”, Desa Padang Sambian Klod, dan menyusun struktur Kepengurusan
KM-PSDA dengan Format yang di sepakati sbb:
Kegiatan FGD ditutup oleh perwakilan Camat Denpasar Barat, beliau berharap agar
komunitas yang telah terbentuk dan telah disahkan dapat berjalan secara efektif dalam rangka
menjaga kelestarian sumberdaya air DAS Tukad Mati khususnya dibagian hilir. Selain itu
beliau berharap setiap kelembagaan yang berhubungan dan berkepentingan dengan DAS
Tukad Mati dapat bersinergi satu sama lain dalam menjaga kelestarian DAS Tukad Mati.
Fasilitator pemberdayaan masyarakat juga menyatakan bahwa setelah kegiatan FGD I
sosialisasi dan pembentukan KM-PSDA, maka kegiatan akan dilanjutkan dengan FGD II
dalam rangka merancang rencana kerja selama lima tahun kedepan untuk KM-PSDA Peduli
Lingkungan. Harapan kedepannya, agar KM-PSDA Peduli Lingkungan dapat bekerjasama
secara optimal sampai pada tahap KM-PSDA yang mandiri.
3.6. Sosialisasi dan FGD Pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya
Air (KMPSDA) DAS. Tk. Petanu
Dalam kegiatan sosualisasi dan Pembentukan Kelompok Peduli Sumber Daya Air
(KMPSDA) tukad Petanu dipilih spot area di wilayah Desa Sukawati. Alasan pemilihan arel
tersebut karena ada penambangan Liar batu cadas, adanya sumber mata air di tebing sungai
petanu dan tempat Ibadah Pura Beji. Selain itu diwilayah tersebut terjadi longsoran tebing
sungai yang mengikis badan jalan perlintasan di Desa sukawati.
Adapun susunan acara yang dilakukan adalah mensosialisasikan maksud dan tujuan program
Pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya pengelolaan dan pelestarian sumber daya air
khususnya tukad Petanu.
Setelah tersosialisasikan program pemberdayaan masyarakat peduli SDA maka dilakukan
analisis para pihak yang mempunyai hubungan dan kepentinga terhadap DAS. Tukad Petanu,
yang kemudian diberi penilaian antara hubungan dan kepentingannya dengan interval;
Rendah, Sedang dan Tinggi. Dari hasil analisis ini akan dilakukan stake holder mana, siapa,
1. Pelindung/Penasehat:
Camat
Kepala Desa Sukawati
Bendesa Adat Sukawati
2. Ketua : Made Abur
3. Sekretaris : Made Sukaidep
4. Bendahara : Made Subratha
3.7 FGD Penyusunan Rencana Kerja 5 (Lima) Tahunan KM-PSDA
Kemudian dari hasil FGD ini akan dituangkan kedalam Matrik Rencana Kerja 5 tahunan
untuk masing-masing KMPSDA dengan harapan ada dukungan dari baik Pemerintah Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan Kewenangan dan Tupoksi masing-masing.
BAB IV
HASIL KEGIATAN
Hasil Kegiatan Program Pembentukan dan Pendampingan Komunitas Peduli sumber daya Air
pada tahun 2018 ada beberapa aspek yaitu:
1. Penguatan Kapasitas Komunitas Peduli Ssumber Daya Air (KMPSDA) dan juga Tim
Teknis di BWS yang untuk belajar bersama sejak saat orientasi lapangan, Melakukan
Identifikasi masalah, membangun harapan di masadepan kurun waktu 5 tahun, serta
menyusun Program/Kegiatan sesuai dengan kontek masalah yang di hadapi.
BAB V
PENUTUP
V.l. KESIMPULAN
TAHUN KERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Pusat Provinsi Kab./Kota Masyarakat Desa
Disesuaikan dg Disesuaikan dg Disesuaikan dg
TUPOKSI& TUPOKSI& TUPOKSI&
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN
2019 2020 2021 2022 2023
1 Membuat senderan xxxx BWS-BP PU PU PEMDES
untuk mencegah longsor
2 Koordinasi dengan
masyarakat di hulu xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS-BP PU, BKSDA,LH, PU, LH, DKP KM-PSDA PEMDE
tentang sampah PMD
3 Sosialisasi tentang
undang-undang dengan BWS-BP LH,PU, PMD LH, PU,PMD KM-PSDA PEMDES
masyarakat xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
8 Pemetaan dampak xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS-BP LH LH KM-PSDA PEMDES
TAHUN KERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Pusat Provinsi Kab./Kota Masyarakat Desa
Disesuaikan dg Disesuaikan Disesuaikan dg
TUPOKSI& dg TUPOKSI& TUPOKSI&
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN
1 Koordinasi lintas sektor xxxx xxxx xxxxx xxxx xxxxx BWS-Bali PU, LH, PMD PU, LH, PMD Pokdarwis Pemerintah
dari tingkat kecamatan Penida Desa
sampai tingkat
kabupaten dan provinsi
2 Membuat tanggul
Seganing xxxx xxxx BWS-Bali PU PU
Penida
3 Normalisasi Sungai
Unda
xxxx xxxx PU
BWS Bali-
Penida
TAHUN KERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Pusat Provinsi Kab./Kota Masyarakat Desa
Disesuaikan dg Disesuaikan Disesuaikan dg
TUPOKSI& dg TUPOKSI& TUPOKSI&
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN
2018 2019 2020 2021 2022
1 Melakukan gotong royong ( xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx LH, PU, BPMD KMPSDA PEMDES
Jumat Bersih)
2 Meningkatkan peran
masyarakat dalam xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS- BP LH, PU, BPMD LH, PU, BPMD KMPSDA PEMDES
pelestarian sungai dengan
cara sosialisasi
3 Menggiatkan kegiatan
prokasih secara simultan
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx LH, BPMD LH, PMD KMPSDA PEMDES