Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR

KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi sumber daya air di Indonesia saat ini telah sampai pada tahap diperlukannya
tindakan terpadu untuk membalikkan tren yang sekarang sedang terjadi yaitu, penggunaan air
yang berlebihan, polusi, dan meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir. Hal tersebut
dapat dimulai melalui program reformasi bidang sumber daya air yang meliputi aspek
kebijakan, aspek kelembagaan, aspek legislatif dan peraturan, serta kebijakan konservasi
sumber daya air.
Secara umum, sektor sumber daya air di Indonesia menghadapi permasalahan jangka
panjang terkait dengan pengelolaan dan tantangan investasi yang akan mempengaruhi
pembangunan ekonomi negara dan menyebabkan berkurangnya keamanan pangan, kesehatan
masyarakat, dan kerusakan lingkungan. Pada tingkat kebijakan dan pelaksanaan, Indonesia
menghadapi beberapa permasalahan spesifik, antara lain:
a. Indonesia menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karena distribusi yang
tidak merata, sehingga air yang disediakan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, baik
dalam perspektif jumlah maupun mutu.
b. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik air
permukaan maupun air tanah. Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat
kerusakan hutan secara siginifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung
Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air.
c. Menurunnya kemampuan penyediaan air. Berkembangnya daerah pemukiman dan
industri telah menurunkan area resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan
dalam menyediakan air
d. Meningkatnya potensi konflik air. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan kualitas kehidupan masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,
pemukiman, pertanian, dan industri semakin meningkat.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 1


e. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi, luas sawah produktif beririgasi
juga semakin menurun karena alih fungsi lahan menjadi non-pertanian terutama untuk
perumahan.
f. Makin meluasnya abrasi pantai. Perubahan lingkungan dan abrasi pantai mengancam
keberadaan lahan produktif dan wilayah pariwisata.
g. Lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma
pembangunan sejalan dengan semangat reformasi memerlukan beberapa langkah
penyesuaian tata kepemerintahan, peran masyarakat, peran BUMN/BUMD, dan peran
swasta dalam pengelolaan infrastruktur sumber daya air.
h. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi. Pengelolaan sumber daya
air belum didukung oleh basis data dan sistem informasi yang memadai.
Berdasarkan peraturan terkait dan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan
nasional, arah kebijakan dalam pengelolaan sumber daya air sebagai berikut:
1. Mewujudkan sinergi dan mencegah konflik antar wilayah, antar sektor, dan antar
generasi dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional, persatuan, dan kesatuan
bangsa.
2. Mendorong proses pengelolaan sumberdaya air yang terpadu antar sektor dan antar
wilayah yang terkait di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan wilayah sungai.
3. Menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air agar
terwujud kemanfaatan air yang berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat baik
pada generasi sekarang maupun akan datang.
4. Menyeimbangkan fungsi sosial dan nilai ekonomi air untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan pokok setiap individu akan air dan pendayagunaan air sebagai sumberdaya
ekonomi yang memberikan nilai tambah optimal dengan memperhatikan biaya
pelestarian dan pemeliharaannya.
5. Melaksanakan pengaturan sumber daya air secara bijaksana agar pengelolaan sumber
daya dapat diselenggarakan seimbang dan terpadu.
6. Mengembangkan sistim pembiayaan pengelolaan sumber daya air yang
mempertimbangkan prinsip cost recovery dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
7. Mengembangkan sistim kelembagaan pengelolaan sumberdaya air yang membuka
akses partisipasi masyarakat serta mewujudkan pemisahan fungsi pengatur (regulator)
dan fungsi pengelola (operator).
Wilayah Sungai Bali-Penida merupakan wilayah sungai strategi nasional dengan
Nomor Kode: 03.01. A3, yang terdiri dari 391 (tiga ratus sembilan puluh satu) Daerah Aliran

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 2


Sungai (DAS) dengan luas DAS keseluruhan yaitu: 5.617,04 km2. Luas wilayah Provinsi
Bali adalah 5.636,66 km2 yang secara administratif terdiri dari 9 Kabupaten/Kota, 56
Kecamatan, 714 Desa/Kelurahan dan terdapat 169 Desa Pesisir (berbatasan dengan laut), dan
1.433 Desa Pekraman dengan 3.614 Banjar. Jumlah penduduk tercatat tahun 2015 adalah
4.152.800 jiwa (Bappeda Provinsi Bali, 2015). Dalam strategi kebijakan operasional pola
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai Bali-Penida menetapkan 5 (lima) aspek strategis
yaitu:
1. Konservasi sumber daya air
2. Pendayagunaan sumber daya air
3. Pengendalian daya rusak air
4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha
5. Sistim informasi sumber daya air
Salah satu aspek penting dari strategi pengelolaan sumber daya air adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha. Balai Wilayah Sungai
Bali-Penida (BWS-BP) sebagai salah satu instansi pemerintah pengelola sumber daya air,
memiliki kewajiban untuk memberdayakan masyarakat sesuai dengan rencana pengelolaan
sumber daya air wilayah sungai Bali-Penida. Salah satu bentuk realisasi pemberdayaan
masyarakat yang telah dijalankan adalah kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai Bali-Penida Tahap I tahun 2012. Pemerintah Indonesia saat ini
mencoba untuk meminimalkan dampak pembangunan infrastruktur sumber daya air melalui
pembangunan skala mikro yang meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung
konsep ramah lingkungan. Dengan adanya partisipasi masyarakat, maka biaya operasional
dan pemeliharaan dapat lebih diefisienkan. Agenda pemberdayaan masyarakat difokuskan
pada sosialisasi kebijakan BWS-BP dengan mengundang instansi terkait dan unsur
masyarakat. Adapun kebijakan tersebut yaitu:
1. Membentuk wadah koordinasi yang melibatkan unsur Pemerintah, Petani Pemakai
Air, Pemangku Kepentingan (Stakeholder), dan Pelaku Dunia Usaha Bidang Sumber
Daya Air.
2. Mengadakan pelatihan bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam
pengelolaan sumber daya air diberbagai aspek dan meningkatkan kebersamaan
dalam pengelolaan sumber daya air dengan melibatkan pihak swasta melalui
Corporate Social Responsibility (CSR) dan Public Private Partnership (P3).
Sosialisasi ini merupakan langkah awal untuk menyadarkan, menggerakkan sekaligus
mendidik para pemakai air termasuk CSR dan P3 agar tetap menjaga kelestarian sumber daya

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 3


air dengan membentuk suatu wadah koordinasi. Kedepannya, wadah koordinasi diharapkan
dapat memfasilitasi koordinasi pemanfaatan air antar pemakai air terutama untuk kebutuhan
air irigasi dan non irigasi. Dengan adanya pelatihan bidang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam pengelolaan sumber daya air, masyarakat akan faham dan terbangun rasa
memiliki (sense of belonging) yang tinggi dengan sumber daya air di wilayah sungai Bali-
Penida. Berdasarkan kebijakan BWS-BP tersebut, pembentukan wadah koordinasi yang
melibatkan unsur Pemerintah, Petani Pemakai Air, Pemangku Kepentingan (Stakeholder),
dan Pelaku Dunia Usaha Bidang Sumber Daya Air dilakukan dengan mengadakan program
pemberdayaan masyarakat pada kegiatan Pembentukan dan Pendampingan Komunitas
Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KM-PSDA).
BWS-BP telah melaksanakan kegiatan Pembentukan dan Pendampingan KM-PSDA
sejak tahun 2015. Pada tahun anggaran 2015, terdapat 2 (dua) lokasi jenis Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang dipilih sebagai pilot proyek, yaitu: Danau Buyan di Kabupaten
Kelungkung dan Sungai Biluk Poh di Kabupaten Jembrana. Pada tahun anggaran 2016,
kegiatan dilanjutkan di 3 (tiga) lokasi yaitu: DAS Yeh Lating, Kabupaten Tabanan, DAS
Tukad Pakerisan di Kabupaten Gianyar, dan Tukad Ijo Gading di Kabupaten Jembrana.
Pada tahun 2018, kegiatan ini dilaksanakan di 2 (dua) lokasi terpilih yaitu: DAS Tukad
Mati di Kota Denpasar Barat dan DAS Tukad Unda di Kabupaten Kelungkung. Kegiatan di
tahun 2018 lebih fokus ke daerah bagian hilir tukad. Karena daerah hilir merupakan daerah
yang jumlah masyarakatnya tinggi dan kerap menghadapi permasalahan. Pada setiap
kegiatannya, BWS-BP memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan KM-PSDA,
penyusunan Rencana Kerja 5 Tahunan KM-PSDA, dan pendampingan terhadap KM-PSDA
sampai menjadi komunitas yang mandiri.

1.2. Maksud

Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWS-BP) melalui Seksi Program dan Perencanaan
Umum bermaksud melaksanakan kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat guna
meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya air secara terpadu dengan melibatkan
masyarakat serta para stakeholder (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dibidang sumber
daya air khususnya didaerah bagian hilir Tukad Mati, Kota Denpasar Barat dan Tukad Unda,
Kabupaten Kelungkung.
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan pembentukan Kelompok
Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KM-PSDA) dimasing-masing lokasi yang telah
disebutkan diatas, kegiatan dilanjutkan dengan memfasilitasi penyusunan Rencana Kerja 5

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 4


(lima) Tahunan bagi masing-masing KM-PSDA, dengan harapan KM-PSDA dapat secara
bertahap berpartisipasi dalam pengelolaan dan pelestarian sumber daya air. Disisi lain, pihak
Pemerintah dan Swasta dapat menggunakan Rencana Kerja KM-PSDA sebagai bahan
penyusunan program atau penganggaran sesuai kewenangan sehingga terjadi keterpaduan
program dan kegiatan antara masyarakat khususnya KM-PSDA dan pemerintah.

1.3. Tujuan

Beberapa tujuan dilaksanakannya kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam


program dan perencanaan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai Bali-Penida adalah:
1. Meningkatkan pemahaman serta kepedulian masyarakat, para pemangku kepentingan
(stakeholders) dan dunia usaha tentang pentingnya keselarasan fungsi sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup sumber daya air;
2. Membentuk wadah koordinasi/kelembagaan yang mengakomodasi perwakilan
masyarakat, para pemangku kepentinga, dan dunia usaha bidang sumber daya air;
3. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat, para pemangku kepentingan
termasuk dunia usaha bidang sumber daya air dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta pengawasan dalam pengelolaan
sumber daya air;
4. Menyusun rencana Strategis (Roadmap) pengelolaan SDA di wilayah kerja masing-
masing KM-PSDA yang telah terbentuk.

1.4. Landasan Hukum

1) UU RI No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;


2) UU RI No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3) UU RI No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
4) PP. Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
5) PP. Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
6) PP. Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
7) Permen PUPR Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
8) Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai;
9) Permen PUPR Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Daerah Sempadan
Sungai dan Sempadan Danau;

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 5


10) Permen PUPR Nomor 26/PRT/M/2015 tentang Pengalihan Arus Sungai dan/atau
Pemanfaatan Bekas Sungai;
11) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah provinsi Bali Tahun 2009.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 6


BAB II
GAMBARAN UMUM KEGIATAN

2.1. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan hasil beberapa studi, saat ini kondisi sumber daya air mengalami
penurunan secara kualitas maupun kuantitas. Kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya air diawali dengan sosialisasi tentang pemahaman kondisi
sumber daya air yang terjadi dan pentingnya melakukan pelestarian agar dapat meminimalisir
penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air, serta mengidentifikasi data dan informasi
hasil dari desk review. Setelah masyarakat faham dan memiliki keinginan untuk melakukan
pelestarian, kegiatan dilanjutkan dengan pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber
Daya Air (KM-PSDA) sebagai wadah masyarakat untuk berpartisipasi dan berkoordinasi.
Komunitas dibentuk dari hasil kesepakatan bersama, masyarakat dapat berpartisipasi
dan berkoordinasi dalam menentukan nama dan struktur organisasi komunitas. Kemudian,
kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan rencana kerja 5 (lima) tahunan KM-PSDA. Rencana
kerja merupakan rencana yang menitikberatkan pada perencanaan taktis untuk mencapai
tujuan operasional yang memiliki fokus jangka pendek dan lingkup yang relatif lebih sempit
(rangkaian aktivitas kecil). Hasil rencana kerja 5 (lima) tahunan, kemudian akan disahkan
oleh masing-masing Kepala Desa, Lurah, Camat, dan Ketua KM-PSDA berdasarkan lokasi
pembentukan KM-PSDA.
Kegiatan fasilitasi, dapat dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan KM-PSDA.
Pendampingan dilakukan dengan melakukan training/capacity building kepada KM-PSDA.
Pendampingan ditujukan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dalam
pengembangan kelembagaan secara ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
disertai dengan penguatan organisasi dan kepemimpinan lokal. Salah satu metode
pendampingan adalah metode PAR (Participatory Action Research) yaitu pendampingan
yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholder) dalam mengkaji
tindakan yang sedang berlangsung, keadaan masyarakat yang dijadikan sebagai persoalan
dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.
Selanjutnya dalam kegiatan pendampingan, KM-PSDA dilatih untuk melakukan
advokasi/dinamisasi institusi dan membangun ownership, sehingga KM-PSDA dapat
membangun jejaring (networking) dengan pihak stakeholder lainnya dan dapat menyusun
rencana strategi KM-PSDA. Rencana strategis adalah perencanaan yang berisikan uraian

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 7


tentang kebijakan tujuan jangka panjang. Perencanaan ini sulit dirubah, karena dilakukan
untuk menentukan tujuan dan sasaran strategis organisasi (dalam hal ini KM-PSDA).
Input, proses, dan output kegiatan ini dijelaskan dalam Kerangka Kerja Logis (Logic
Frame Work) fasilitasi pemberdayaan masyarakat. Dengan harapan, KM-PSDA yang
terbentuk akan menjadi wadah atau kelembagaan yang berfungsi dalam pengelolaan sumber
daya air secara berkelanjutan (sustainable). Berikut penjelasannya.

INPUT PROSES OUTPUT

 Pengertian dan pemahaman tentang SDA


Sosialisasi &  Kesadaran

F A S I L I T A S I

Identifikasi Data & Komitmen dan partisipasi


Informasi  Data & Informasi: SDM, PSDA

 Stake holders Utama PSDA


PEMBENTUKAN
WADAH/INSTITUSI  Lembaga/Institusi
 Menyusun Rencana Kerja 5 Tahunan

TRAINING/ CAPACITY
 Pemahaman dan ketrampilan dalam
BUILDING pengembangan kelembagaan PSDA
 Daya padu dan Daya Ikat

advocasi/dinamisasi
institusi dan  JEJARING (Net work)
ownership terbangun  RENSTRA KM-PSDA

 Kelembagaan Berfungsi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air


 Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan (Sustainable)

2.2. Metodologi Kegiatan

Metodologi yang digunakan pada program pemberdayaan masyarakat, dalam kegiatan


pembentukan dan pendampingan KM-PSDA untuk pengelolaan sumber daya air
menggunakan metodologi dan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat (communiy
development). Metodologi pengembangan masyarakat adalah metode yang bertujuan untuk
menjangkau masyarakat dengan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kelompok
(community organizing) melalui pembinaan sumberdaya manusia seperti pembinaan
kelompok dan kader lokal.
a. Pembinaan melalui kelompok mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
mempermudah pengorganisasian, memperlancar pencapaian tujuan bersama, dan
meningkatkan kerjasama serta gotong-royong.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 8


b. Pembinaan kader lokal diharapkan dapat membentuk seseorang menjadi motivator,
fasilitator, dan katalisator bagi masyarakat sekitar, sehingga keberlanjutan kegiatan
dapat lebih terjamin.
Realisasi dari metodologi pengembangan masyarakat tersebut salah satunya adalah
Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah dimana peserta/masyarakat
terlibat aktif dalam pengambilan keputusan yang akan dipandu oleh fasilitator. Peran dan
fungsi fasilitator adalah sebagai personil yang membantu masyarakat dalam menetapkan
setiap keputusan dengan tidak bersifat mengintervensi tetapi membangun kesadaran
mengenai sebab/akibat terhadap keputusan atau pilihan yang disepakati oleh kelompok
masyarakat. Terkait dengan metodologi dan pendekatan yang diterapkan, tahapan proses
kegiatan menjadi salah satu hal penting untuk mencapai keluaran/out put yang di harapkan.
Adapun tahapan yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
1. Orientasi lapang atau pengenalan lokasi serta tokoh-tokoh masyarakat yang ada di
daerah terkait;
2. Sosialisasi program pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembentukan KM-
PSDA dengan tujuan agar masyarakat faham akan pentingnya berpartisipasi dalam
pelestarian sumber daya air;
3. Pengorganisasian masyarakat melalui pembentukan KM-PSDA yang mencakup nama
dan struktur kepengurusan melalui Focus Group Discussion (FGD);
4. Penyusunan Rencana Kerja 5 (Lima) Tahunan bagi KM-PSDA yang disahkan oleh
Kepala Desa, Lurah, Camat, dan Ketua KM-PSDA melalui Focus group Discussion
(FGD);
5. Pendampingan KM-PSDA terkait pelaksanaan rencana kerja 5 (lima tahunan) agar
kegiatan KM-PSDA berjalan dengan baik dan KM-PSDA dapat mencapai tahap
mandiri.

2.3. Waktu dan Tempat Kegiatan


Program pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan pembentukan dan pendampingan
Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KM-PSDA) dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi
Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu: DAS. Tukad Unda di Kab. Kelungkung, DAS. Tukad
Mati di Kota Denpasar dan DAS. Tukad Petanu Kab. Gianyar Jangka waktu pelaksanaan
kegiatan ini adalah 8 (delapan) bulan kalender terhitung dari tanggal 1 Maret sampai dengan
30 November 2018.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 9


BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Kegiatan Orientasi Lapangan DAS Unda


Nama Ir. Ketut Suarken
Jabatan/Posisi Tenaga sub. Profesional(Fasilitator)Dalam Kegiatan Pembentukan dan
Pemberdayaann KM-PSDA pada OP.1. BWS-BP
Lembaga Balai Wilayah Sungai Bali – Penida
Tujuan Melakukan Kegiatan Orientasi Lapangan DAS Unda
Waktu 2 Mei 2018
Kegiatan Tujuan Hasil
1. Wawancara a. Menyampaik  Secara prinsip Kadis PU mendukung kegiatan hanya
dengan Bapak an tujuan saja disarankan perlu melakukan kordinasi dengan
Ka. Dinas PU program Kades/Perbekel / Bendesa diwilayah akan
Kab. fasilitasi dilaksanakan kegiatan
Klungkung. pemberdaya  Khusus untuk pengelolaan galian C dihilir Tukad Unda
an masih bermasalah antara masyarakat dan pihak2
masyarakat, tertentu. Disamping itu tentang hal tersebut telah di
kegiatan memang telah ditutup dengan Perda Kab. Klungkung
pembentuka
n dan
pendamping
an Kelompok
Masyarakat-
Peduli
Sumberdaya
Air (KM-
PSDA) DAS
Unda
b. Menggali
informasi
tentang
kondisi DAS
2. Wawancara Unda  Telah dilakukan pengelolaan di beberapa titik Tukad
dengan Kepala c. Mengamati Unda Oleh BUMDES yaitu di wilayah Desa Paksa Bali
Dinas kondisi dan Desa Akah, Kecamatan Dawan, dimana kegiatan
Pemberdayaa fisik/teknis lebih mengarah pada pengelolaan pada kegiatan
n Masyarakat Tukad Unda Wisata. Hal ini perlu di dorong agar kegiatan wisata
dan Keluarga terintegrasi dengan kepedulian terhadap pelestarian
Berencana( dan antisipasi Daya rusak air terutama saat musim
Bp. Wayan hujan serta pengendalian pencemaran dari sampah
Suteja) dan limbah
 Untuk Kabupaten Klungkung ada beberapa Kecamatan
yang mewilayahi tukad Unda yaitu:

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 10


1. Kecamatan Dawan, meliputi Desa: Paksa Bali,
Akah, Sampalan Tengah, Gunaksa dan Sampalan
Kelod
2. Kecamatan Klungkung meliputi Desa : Kamasan,
Tangkas dan Jumpai
 Jika ada program Pembentukan dan pemberdayaan
dan Komunitas peduli sungai sebaiknya
mengintegrasikan dengan kelompok yang telah ada
sehingga tidak mebingungkan di masyarakat akibat
terlalu banyak kelompok dimana kegiatannya banyak
kesamaannya.

3. Bertetmu dan  Tukad Unda berada ditengh tengah atau melintasi


wawancara Desa Tangkas, Secara teknis dengan adanya banjir
Bp. Perbekel lahar dingin beberapa waktu lalu, mengakibatkan
dan Bendesa sedimentasi terutama dihilir sangat tinggi sehingga
Desa Tangkas menyebabkan, permukaan air disaat hujan meluber
membanjiri sebagian kampung Desa Tangkas. Selain
itu, menyebabkan terputusnya akses masyarakat saat
upacara ngaben terutama di musim hujan karena
penghubung dengan kuburan terputus.
 Untuk sementara pihak Desa dan Desa Pekraman
sepakat tidak akan melakukan pengelolaan galian C
dan untuk normalisasi Tukad Unda akan diserahkan ke
pihak BWS yang memiliki otoritas atas Sungai.
 Jika pengelolaan Galian C dilakukan oleh Desa ataupun
Desa Pekraman akan menimbulkan gejolak di
masyarakat.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 11


4. Pengamatan  Kondisi bendung pengendali banjir tertutup oleh
kondisi hilir sedimentasi erupsi G. Agung sehingga air meluber
Tukad Unda kearah timur di saat normal
 Kondisi sedimentasi di bawah Jembatan By Pas Ida
Bagus Mantra tukad Unda sudah mencapai kurang dari
1m dari lantai Jembatan, sehingga jika ada banjir lahar
dingin susulan dikhawatirkan menghantam jembatan
jika tidak dilakukan normalisasi

Analisis:
Mecermati hasil pengamatan lapangan di hilir tukad Unda, jika dilihat secara external berupa
Regulasi, kondisi teknis dan kondisi sosial sangat berat jika di lakukan pembentukan dan
Pemberdayaan di daerah hilir. Alasannya dalam program ini setelah pembentukan KM-PSDA
akan dilakukan Pemberdayaan yang mengarah kekegiatan sosial-lingkungan dan sosial-
ekonomi. Sementara dilokasi ada material yang potensial untuk ekonomi berupa galian C
tetapi hambatannya aspek Legalitas yaitu Perda Pemkab. Klungkung yang menutup Galian C di
Tukad Unda Hilir. Sehingga untuk berjalannya kegiatan sesuai dengan TOR kita harus
mempertimbangkan untuk pindah ke daerah hulu seperti Desa Akah atau Paksebalii.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 12


3.2. Kegiatan Orientasi Lapangan DAS. Tk. Mati

Kegiatan orientasi atau pengenalan lokasi serta tokoh-tokoh masyarakat dilakukan di


daerah DAS Mati, Kota Denpasar. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 April 2018 oleh
fasilitator dan tim teknis dari Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWS-BP). Tujuan dari
orientasi lapang adalah untuk mengetahui kondisi lapangan yang akan dijadikan lokasi
kegiatan, bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat yang akan terlibat dalam kegiatan, dan
menyampaikan tujuan program fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
pembentukan dan pendampingan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KM-
PSDA) di DAS Mati, Kota Denpasar.
Nama Ir. Ketut Suarken
Jabatan/Posisi Tenaga sub. Profesional(Fasilitator)Dalam Kegiatan Pembentukan dan
Pemberdayaann KM-PSDA pada OP.1. BWS-BP
Lembaga Balai Wilayah Sungai Bali – Penida
Tujuan Melakukan Kegiatan Orientasi Lapangan DAS Tukad Mati, Desa Padang
Sambian kelod, Kec. Denbar, Kota Denpasar.
Waktu 14 Mei 2018
Kegiatan Tujuan Hasil
5. Kordinasi dan d. Menyampaik  Camat Denbar sangat antusias merespon rencana
konsultasi an tujuan kegiatan pembentukan KM-PSDA di Tukad Mati,
dengan Camat program khusus yang menjadi wilayahnya dan malah
Denpasar fasilitasi memberikan arahan tentang titik lokasi yang menjadi
Barat pemberdaya prioritas untuk dipertimbangkan adalah Desa Padang
an sambian Kelod pada Dam campuhan Uma duwi yang
masyarakat, dianggap strategis, karena sampahnya dan sempadan
kegiatan sungai masih bisa dikelola kearah yang lebih baik, dan
pembentuka melibatkan partisipasi para pihak
n dan  Camat juga bertujuan medorong semua kali yang ada
pendamping di wilayahnya dapat dikelola seperti Tukad Badung,
an Kelompok Tukad Bindu yang sudah lebih dulu mendapat
Masyarakat- penanganan dari para pihak yang memiliki
Peduli kepentingan dan kewenangan terhadap kelestarian
Sumberdaya sungai.
Air (KM-  Untuk selanjutnya Camat akan siap mefasilitasi
PSDA) DAS kegiatan sosialisasi dan FGD yang akan dilakukan.
Tukad Mati
e. Menggali

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 13


informasi
tentang
kondisi DAS
Unda
f. Mengamati
kondisi
fisik/teknis
Tukad Mati

6. Bertemu  Desa Padang Sambian Kelod melalui Sekdes dan Kadus


Sekdes Uma Duwi menyambut baik sangat berterima kasih
Padang atas rencana kegiatan pembentukan komunitas peduli
Sambian Kelod sungai di wilayahnya, dan malah mereka sudah
Bp. Wirananta memimpikan ada kegiatan ekonomi kreatif yang akan
dan Kadus bisa dilakukan jika benar benar kegiatan ini difasilitasi
Uma Duwi oleh BWS sebagai pemegang otoritas atas sungai.
Bp.Made  Sekdes sangat mendukung pengintegrasian kegiatan
Daryawan KMPSDA terintegrasi dengan perencanaan
pembangunan Desa secara partisipatif sehingga Desa
bisa juga berkontribusi dalam pembangunan dan
pelestarian dibidang sumber daya air dalam hal ini
Tukad Mati.
 Ada informasi dari Kadus bahwa sudah ada gambar
teknis tentang perbaikan bangunan penguat tebing
sungai di hilir Dam. Hal ini sangat positif dalam rangka
mensinergikan pembangunan fisik dan non fisik dalam
upaya pemeliharaan dan pemanfaatan yang
berkelanjutan.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 14


Analisis:
Dari hasil orientasi tukad Mati di wilayah desa Padang Sambian Kelod ada beberapa sumber
daya yang mendukung upaya membentuk dan memberdayakan KMPSDA secara external yaitu
dukungan Pemerintah Desa dan Kecamatan, ada Dam campuhan Uma Duwi sehingga sangat
strategis untuk memicu(Trigering) dalam mendorong komunitas kearah upaya pelestarian dan
pengelolaan Tukad Mati sebagai taman rekreasi di wilayah Desa Padang Sambian Kelod
Kecamatan Denpasar Barat. Selain hal tersebut dengan adanya sinergi sistem perencanaan
KMPSDA dengan Desa maka, diharapkan dapat mengakses dana Desa secara proporsional
tentunya sehingga sinergisitas antar para pihak dalam pengelolaan SDA. dapat terwujudkan..

3.3. Orientasi DAS. Tukad Petanu


Nama Ir. Ketut Suarken
Jabatan/Posisi Tenaga sub. Profesional(Fasilitator)Dalam Kegiatan Pembentukan dan
Pemberdayaann KM-PSDA pada OP.1. BWS-BP
Lembaga Balai Wilayah Sungai Bali – Penida
Tujuan Melakukan Kegiatan Orientasi Lapangan DAS Tukad Petanu, Desa Sukawati
Waktu 4 Mei 2018
Kegiatan Tujuan Hasil
7. Bertemu dan g. Menyampaik  Pihak Kecamatan dan Desa Sukawati melalui
wawancara an tujuan

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 15


dengan Kasi program perwakilannya menyambut baik rencana Program
Perizinan Bp. fasilitasi Pembentukan dan Pemberdayaan Masyarakat Peduli
Wayan Badra pemberdaya Sungai dari Op.1 BWS-BP dan menyatakan siap
(Mewakili an mendukung dalam pelaksanaan FGD di Desa Sukawati
Kecamatan) masyarakat, Di titik pengamatan ada penambangan batu cadas
dan Sekdes kegiatan oleh masyarakat, dengan cara mengontrakkan tanah
Desa Sukawati pembentuka hak miliknya kepada pihak pengontrak untuk di ambil
Bp. Bp. Made n dan Batu Cadasnya, Kemudian jika di rujuk kepada Permen
Abur pendamping PUPR Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan
an Kelompok Daerah Sempadan Sungai dan sempadan danau
Masyarakat- memang kegiatan tersebut masih dalam katagori
Peduli sempadan sungai karena kondisi palung.
Sumberdaya  Dari informasi Narasumber bahwa pada titik itu juga
Air (KM- ada rencana untuk dikelola sebagai daerah rekreasi
PSDA) DAS sungai karena terdapat 4 unit mata air(sprint) yang
Unda kondisinya debitnya(Q) konstan baik pada musim
h. Menggali hujan ataupun musim kemarau.
informasi
tentang
kondisi DAS
Unda
i. Mengamati
kondisi
fisik/teknis
Tukad Unda

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 16


8. Mengamati  Limbah(bay product) dari penambangan batu cadas
kondisi bertumpuk di pinggiran sungai potensi menjadi
fisik/teknis sedimen dasar sungai akibat longsor pada musim
tukad Petanu penghujan
di wilayah  Kondisi mata air tidak terkonservasi secara biologis
Desa Sukawati dengan tanaman/ pohon yang dapat
mempertahannkan keberadaan air tanah
 Badan Jalan yang melintasi Tukad Petanu di wilayah
Desa Sukawati mengalami longsor.

Analisis:
Dari hasil orientasi tukad Petanu di wilayah desa Sukawati ada beberapa sumber daya yang
mendukung upaya membentuk dan memberdayakan KMPSDA secara external yaitu dukungan
Pemerintah Desa, ada mata air sehingga sangat mungkin untuk memicu(Trigering) dalam
didorong komunitas kearah upaya pelestarian sungai Petanu di wilayah Desa Sukawati. Selain
Hal tersebut Jika KM-PSDA Daerah kerjanya di 1 wilayah Desa akan lebih mudah
mengintegrasikan dengan Musbangdes dalam menyusun program kerja, sehingga diharapkan
dapat mengakses dana Desa yang belakangan ini telah dikucurkan oleh Pemerintah Pusat.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 17


3.4 Sosialisasi dan FGD Pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya Air
(KM-PSDA) DAS. Unda

Sosialisasi adalah proses penanaman atau pembagian nilai dan aturan dari satu generasi
ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sedangkan Focus Group
Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah adalah suatu proses pengumpulan
informasi suatu isu tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Sosialisasi dan
FGD merupakan bagian dari tahapan program pemberdayaan masyarakat untuk kegiatan
pembentukan dan pendampingan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya Air. Pada hari
Jumat, tepatnya tanggal 26 Mei 2018, sosialisasi dan FGD dilaksanakan di DAS Unda,
Kabupaten Kelungkung. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah adalah suatu proses
pengumpulan informasi suatu isu tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
FGD merupakan salah satu kegiatan dalam program pemberdayaan masyarakat untuk
sosialisasi dan pembentukan KM-PSDA di DAS Tukad Unda, Kabupaten Klungkung.
Kegiatan FGD diawali dengan sambutanyang dilakukan oleh PPK OP SDA I Ibu I
Gusti Ayu Putu Wahyundari, ST, MT. Selanjutnya acara sosialisasi dan pembentukan KM-
PSDA di buka oleh perwakilan dari Camat Dawan bidang Kasi Pemberdayaan Masyarakat.
Beliau mendukung akan rencana pembentukan KM-PSDA di DAS Tukad Unda. Pihak
Kecamatan berharap dengan adanya KM-PSDA dapat mengoptimalkan pemanfaatan
serta potensi DAS Saba untuk kesejahteraan masyarakat DAS Saba khususnya di bagian
hilir. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan secara sepihak oleh tim BWS-BP, melainkan
butuh dukungan berupa kebijakan, pemikiran, serta partisipasi dari semua pihak yang
mencakup pemerintah dan masyarakat.

Tahun ini pembentukan KM-PSDA dilaksanakan di DAS Tukad Unda, DAS Tukad
Petanu dan DAS Tukad Mati. Pembentukan KM-PSDA DAS Tukad Unda diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat sekitar DAS.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 18


Pembentukan KM-PSDA di DAS Tukad Undaterfokus di Desa Paksebali. Desa
Paksebalidiwakilkan oleh Kades, Bendesa Adat, Tokoh Perempuan. Selain masyarakat,
program ini juga didukung oleh pihak SKPD yang diwakilkan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kab Klungkung, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab Klungkung.

1. Pemaparan Materi
Sosialisasi pembentukan KM-PSDA DAS Tukad Unda dilaksanakan dengan
pemaparan materi oleh I Ketut Suarken sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat
BWS-BP. Pemaparan diawali dengan penjelasan terkait dasar hukum yang dijadikan acuan
oleh BWS-BP dalam program pemberdayaan masyarakat. Adapun beberapa dasar
hukumnya antara lain:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 11 tahun 1974 tentang pengairan;
b. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kreteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Daerah Sempadan Sungai dan
Sempadan Danau;
f. Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 16 tahun 2009 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah provinsi Bali Tahun 2009..
g. Perda Provinsi Bali No 16 tahun 2009 tentang rencana tata ruang eilayah
provinsi bali tahun 2009

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 19


Berdasarkan hasil orientasi lapangan yang telah dilakukan oleh tim BWS-BP,
didapatkan beberapa permasalahan yang terjadi di hilir DAS Tk. Unda, yaitu:
meningkatnya pemukiman dibantaran sungai yang tidak memperhatikan sempadan
sungai; limbah rumah tangga yang langsung disalurkan ke sungai melalui saluran dan pipa
pembuangan; dan masih ada beberapa oknum yang menjadikan sungai sebagai tempat
pembuangan sampah. Pada FGD ini, masyarakat diminta untuk mengklarifikasi apakah
permasalahan yang didapat dari orientasi lapang tersebut benar dirasakan masyarakat
atau tidak. Sebagian besar masyarakat menyatakan hal tersebut benar terjadi. Selain
permasalahan, tim BWS-BP juga mengajak masyarakat untuk mendiskusikan terkait
manfaat dan potensi DAS Saba. Berdasarkan hasil diskusi bersama, didapatkan manfaat
dari DAS Saba adalah sebagai sumber air irigasi dan sebagai sumber air bersih. Untuk
meminimalisir permasalahan serta mengoptimalkan manfaat dan potensi yang ada,
dibutuhkan pihak yang peduli terhadap DAS Saba baik dari pihak masyarakat, swasta,
ataupun pemerintahan. Oleh karena itu pembentukan KM-PSDA dirasa penting untuk
direalisasikan.
Fasilitator BWS-BP menjelaskan secara garis besar (5W 1H) mengenai KM-PSDA
dengan tujuan agar peserta FGD faham dan mengerti apa yang akan mereka bentuk dan
mereka lakukan. KM-PSDA atau Kelompok Masyarakat Peduli Sumberdaya Air adalah
kumpulan individu/organisasi kemasyarakatan, pihak swasta yang memiliki kepedulian
lebih terhadap kondisi dan keberadaan sumberdaya air saat ini, dimana kondisinya
semakin menurun, baik secara kuantitas ataupun kualitas. Anggota KM-PSDA adalah
semua pemangku kepentingan yang peduli mulai dari perwakilan masyarakat, LSM,
pengusaha, subak, tokoh agama, adat, dan karang taruna, dan kaum perempuan.
Mengapa kita harus berkelompok? Salah satu pertanyaan yang sering kali
dipertanyakan oleh peserta FGD. Jawabannya adalah dengan berkelompok akan dapat
saling berbagi dan berboordinasi dengan pihak lain terkait masalah SDA, memudahkan
untuk berkomunikasi dengan pihak luar dan memperkuat posisi tawar dalam hal

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 20


pengelolaan SDA, daat meningkatkan dan memaksimalkan partisipasi dalam pengelolaan
SDA mulai dari perencanaan, pendayagunaan serta pengawasan, juga dapat
mempermudah melakukan mediasi ketika terjadi perbedaan kepentingan atas SDA
dengan pihak lain. Wilayah tanggungjawab KM-PSDA adalah di wilayah kedudukannya
dan akan dibantu oleh Tim Koordinasi Pengelola Sumberdaya Air (YKPSDA) yang
berkedudukan di Provinsi Bali.Tahapan yang akan dilakukan dalam pemberdayaan KM-
PSDA ini berupa:
1. Sosialisasi/pemahaman KM-PSDA: memberikan informasi dan pemahaman
kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan bahwa KM-PSDA itu
penting
2. Pembentukan KM-PSDA: menetapkan nama kelompok dan struktur
kepengurusannya
3. Penguatan kapasitas KM-PSDA:
a. Pelatihan, studi banding, pelembagaan best practise
b. Pendampingan dalam pengembangan KM-PSDA dalam pengelolaan
SDA

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai KM-PSDA nantinya harus


dilakukan secara bersama-sama dan bertahap serta ada pendampingan KM-PSDA dari
BWS-BP sampai KM-PSDA tersebut berada pada tahap mandiri. KM-PSDA dituntut untuk
peduli terhadap SDA mulai dari sekarang dan seterusnya.

2. Pembentukan KM-PSDA
Pembentukan KM-PSDA diawali dengan analisis kelembagaan/organisasi
/kelompok yang bersifat bottom-up, artinya peserta FGD lah yang menyatakan apa saja
kelembagaan yang ada di 3 Desa dan memanfaatkan air di DAS Saba. Adapun
kelembagaan/organisasi/kelompok yang ada di sekitar DAS Saba hilir antara lain: Subak,
Kelompok Ternak, Nelayan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Pengusaha (Hotel dan
Restauran), dan Pemerintah.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 21


Setelah masyarakat mengidentifikasi kelembagaan/organisasi/kelompok,
selanjutnya masyarakat menilai hubungan dan kepentingan
kelembagaan/organisasi/kelompok tersebut dengan menggunakan alat bantu kertas
meta plan, peserta menilai berdasarkan hubungan dan kepentingan masing-masing
kelembagaan/organisasi/kelompok dengan interval penilaian: rendah, sedang, dan tinggi.
Berdasarkan analisis tersebut maka akan terlihat dengan interval penilaian “tinggi-
tinggi” lah yang merupakan pemangku kepentingan utama SDA DAS Tk. Unda.
Proses analisis dan penilaian terhadap kelembagaan/organisasi/kelompok
dilakukan sepenuhnya oleh peserta FGD, sedangkan fasilitator dan tim BWS-BP hanya
sebagai pemandu. Hal ini membuktikan bahwa setiap hasil FGD adalah hasil yang
konsensus dan secara partisipatif. Adapun hasil dari analisis dan penilaian
kelembagaan/organisasi/kelompok di DAS Saba hilir adalah sebagai berikut:

KEPENTINGAN DENGAN
Kelembagaan/Organisasi/Kelompo HUBUNGAN DENGAN
SUMBER DAYA AIR
k SUMBER DAYA AIR (SDA)
(SDA)
DAS SABA
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Subak √ √
Desa Pekraman √ √
Dinas √ √
Pokdarwis √ √
BUMDES √ √
PDAM √ √

Terlihat bahwa yang memiliki hubungan dan kepentingan yang “tinggi-tinggi”


terhadap SDA DAS Tukad Unda adalah Subak dan BUMDES. Namun,
kelembagaan/organisasi/kelompok lainnya masih dapat berpartisipasi dalam
pembentukan KM-PSDA.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 22


3. Struktur Organisasi KMPSDA tukad Unda
Kelompok masyarakat Peduli Sumber Daya Air(KMP-SDA) untuk tukad Unda disepakati
menggunakan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), dimana kelompok tersebut telah
dilegalkan dengan SK dari Dinas Pariwisata. Hal ini disepakati untuk menghindari tumpang tindih
fungsi secara kelembagaan dalam menumbuh/kembangkan Program dan kegiatan khususnya di
tukad Unda Hilir terutama di wilayah administratif Desa Pakse Bali.
Adapun strukstur Organisasi serta nama-nama kepengurusan yang disepakati adalah sesuai
dengan yang tertuang dalam SK POKDARWIS sbb:

 Pembina : Ka. Polsek


 Penasehat : Perbekel Desa Paksebali
1. Ketua : I Made Mustika, SE. MH
2. Wk. Ketua : I Made Arsana, SH
3. Sekretaris : Luh Komang Ariatih, S.Pd
4. Wk. Sekkretaris : I Wayan Arya Suarta
5. Bendahara I : Cok. Istr Ag. Handayani, S.Pd.H
6. Bendahara II : A.A. Gede Rimawan
7. Seksi-seksi:
 Seksi Keamanan dan Ketertiban : I Made Widiarta(Kord.)
 Seksi Kebersihan dan Keindahan: A.A. Istri Oka Ekawati(Kord.)
 Seksi Daya Tarik Wisata dan Kenangan: A.A. Anom Suardana, S.Pd.(Kord.)
 Seksi Humas dan SDM: A.A Sayang Suparta, SH (kord)
 Seksi Pengembangan Usaha : I Wayan Kita (koord)

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 23


3.5. Sosialisasi dan FGD Pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya
Air (KMPSDA) DAS. Tk. Mati

Kegiatan sosialisasi dan FGD Pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber


Daya Air (KM-PSDA) juga dilakukan untuk DAS Mati hilir. Kegiatan ini dilaksanakan pada
hari selasa tanggal 20 Juni 2018 di Aula Kantor Kecamatan Denpasar Barat.
Pembukaan FGD disampaikan oleh perwakilan dari Camat Denpasar Barat. Beliau
menyatakan bahwa saat ini, Kota Denpasar sudah memiliki komunitas yang bernama
Komunitas Tukad Bindu. Komunitas Tukad Bindu diharapkan dapat bekerjasama dengan
BWS dalam kegiatan Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Sumberdaya Air (KM-
PSDA) di Tukad Mati, Kota Denpasar

2. Pemaparan Materi
Sosialisasi pembentukan KM-PSDA DAS Tukad Mati dilaksanakan dengan pemaparan
materi oleh I Ketut Suarken sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat BWS-BP.
Pemaparan diawali dengan penjelasan maksud dan tujuan dari program pemberdayaan
masyarakat dengan membentuk komunitas peduli sungai khususnya tukad Mati. Untuk
selanjutnya masyarakta dapat berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya air terutama
pelestarian sungai di wilayah desanya masing masing.
Berdasarkan hasil orientasi lapang yang telah dilakukan oleh tim BWS-BP, didapatkan
beberapa permasalahan yang terjadi di hilir Tukad Mati, yaitu: pencemaran sungai yakni
terdapat kandungan bahan pencemar; terdapat bangunan disekitar sempadan sungai,
umumnya adalah bangunan rumah warga; terdapat sampah disekitar sempadan sungai,
sampah sebagian besar adalah sampah rumah tangga. Pada FGD ini, masyarakat diminta
untuk mengklarifikasi apakah permasalahan yang didapat dari orientasi lapang tersebut benar
dirasakan masyarakat atau tidak.
Sebagian besar masyarakat menyatakan hal tersebut benar terjadi. Selain permasalahan,
tim BWS-BP juga mengajak masyarakat untuk mendiskusikan terkait manfaat dan potensi
Tukad Mati. Berdasarkan hasil diskusi bersama, didapatkan manfaat dari Tukad Mati adalah
sebagai sumber air irigasi. Untuk meminimalisir permasalahan serta mengoptimalkan
manfaat dan potensi yang ada, dibutuhkan pihak yang peduli terhadap Tukad Mati baik dari
pihak masyarakat, swasta, ataupun pemerintahan. Oleh karena itu pembentukan KM-PSDA
dirasa penting untuk direalisasikan.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 24


KM-PSDA atau Kelompok Masyarakat Peduli Sumberdaya Air adalah kumpulan
individu/organisasi kemasyarakatan, pihak swasta yang memiliki kepedulian lebih terhadap
kondisi dan keberadaan sumberdaya air saat ini, dimana kondisinya semakin menurun, baik
secara kuantitas ataupun kualitas. Anggota KM-PSDA adalah semua pemangku kepentingan
yang peduli mulai dari perwakilan masyarakat, LSM, pengusaha, subak, tokoh agama, adat,
dan karang taruna, dan kaum perempuan.
Mengapa kita harus berkelompok? Salah satu pertanyaan yang sering kali
dipertanyakan oleh peserta FGD. Dengan berkelompok akan dapat saling berbagi dan
berboordinasi dengan pihak lain terkait masalah SDA, memudahkan untuk berkomunikasi
dengan pihak luar dan memperkuat posisi tawar dalam hal pengelolaan SDA, dapat
meningkatkan dan memaksimalkan partisipasi dalam pengelolaan SDA mulai dari
perencanaan, pendayagunaan serta pengawasan, juga dapat mempermudah melakukan
mediasi ketika terjadi perbedaan kepentingan atas SDA dengan pihak lain. Wilayah
tanggungjawab KM-PSDA adalah di wilayah kedudukannya dan akan dibantu oleh Tim
Koordinasi Pengelola Sumberdaya Air (TKPSDA) yang berkedudukan di Provinsi Bali.
Tahapan yang akan dilakukan dalam pemberdayaan KM-PSDA ini berupa:
1. Sosialisasi/pemahaman KM-PSDA: memberikan informasi dan pemahaman
kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan bahwa KM-PSDA itu
penting
2. Pembentukan KM-PSDA: menetapkan nama kelompok dan struktur
kepengurusannya
3. Penguatan kapasitas KM-PSDA:
a. Pelatihan, studi banding, pelembagaan best practise
b. Pendampingan dalam pengembangan KM-PSDA dalam pengelolaan SDA
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai KM-PSDA nantinya harus dilakukan
secara bersama-sama dan bertahap serta ada pendampingan KM-PSDA dari BWS-BP sampai
KM-PSDA tersebut berada pada tahap mandiri. KM-PSDA dituntut untuk peduli terhadap
SDA mulai dari sekarang dan seterusnya.

3. Pembentukan KM-PSDA

Pembentukan KM-PSDA diawali dengan analisis kelembagaan/organisasi /kelompok


yang bersifat bottom-up, artinya peserta FGD lah yang menyatakan apa saja kelembagaan
yang ada dilokasi terkait dan memanfaatkan air di Tukad Mati hilir. Adapun

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 25


kelembagaan/organisasi/kelompok yang ada di sekitar Tukad Mati hilir antara lain: Desa
Adat, Subak, Masyarakat/Komunitas, PDAM, Hotel/Restaurant, UMKM (Usaha Mikro Kecil
dan Menengah), dan Pasar.
Setelah masyarakat mengidentifikasi kelembagaan/organisasi/kelompok, selanjutnya
masyarakat menilai hubungan dan kepentingan kelembagaan/organisasi/kelompok tersebut
dengan menggunakan alat bantu kertas meta plan, peserta menilai berdasarkan hubungan dan
kepentingan masing-masing kelembagaan/organisasi/kelompok dengan interval penilaian:
rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan analisis tersebut maka akan terlihat dengan interval
penilaian “tinggi-tinggi” lah yang merupakan pemangku kepentingan utama SDA DAS
Tukad Mati.
Proses analisis dan penilaian terhadap kelembagaan/organisasi/kelompok dilakukan
sepenuhnya oleh peserta FGD, sedangkan fasilitator dan tim BWS-BP hanya sebagai
pemandu. Hal ini membuktikan bahwa setiap hasil FGD adalah hasil yang konsensus dan
secara partisipatif. Adapun hasil dari analisis dan penilaian
kelembagaan/organisasi/kelompok di DAS Tukad Mati hilir adalah sebagai berikut:

KEPENTINGAN
HUBUNGAN DENGAN
Kelembagaan/Organisasi/ DENGAN
SUMBER DAYA AIR
Kelompok SUMBER DAYA AIR
(SDA)
DAS Tukad Mati (SDA)
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Subak Ѵ Ѵ
Masyarakat Pinggir Sungai Ѵ Ѵ
Dinas PU Pengairan Ѵ Ѵ
Masyarakat Desa Ѵ Ѵ
Pengusaha Ѵ Ѵ
Peternak Ѵ Ѵ
Pemangku Pura Taman Beji Ѵ Ѵ

Setelah dilakukan dilakukan analisa kelembagaan yang memiliki hubungan dan kepentingan
terhadap tukad mati, dilanjutkan dengan Membentuk KKM-PSDA dengan nama KM-PSDA
“CAMPUHAN ASRI”, Desa Padang Sambian Klod, dan menyusun struktur Kepengurusan
KM-PSDA dengan Format yang di sepakati sbb:

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 26


1. Penasehat/Pelindung :
 Perbekel
 Kelihan Adat
2. Ketua : I Wayan Sugawa
3. Sekretaris : I Wayan Sunetra
4. Bendahara : I Made Daryawan
4. Penutupan

Kegiatan FGD ditutup oleh perwakilan Camat Denpasar Barat, beliau berharap agar
komunitas yang telah terbentuk dan telah disahkan dapat berjalan secara efektif dalam rangka
menjaga kelestarian sumberdaya air DAS Tukad Mati khususnya dibagian hilir. Selain itu
beliau berharap setiap kelembagaan yang berhubungan dan berkepentingan dengan DAS
Tukad Mati dapat bersinergi satu sama lain dalam menjaga kelestarian DAS Tukad Mati.
Fasilitator pemberdayaan masyarakat juga menyatakan bahwa setelah kegiatan FGD I
sosialisasi dan pembentukan KM-PSDA, maka kegiatan akan dilanjutkan dengan FGD II
dalam rangka merancang rencana kerja selama lima tahun kedepan untuk KM-PSDA Peduli
Lingkungan. Harapan kedepannya, agar KM-PSDA Peduli Lingkungan dapat bekerjasama
secara optimal sampai pada tahap KM-PSDA yang mandiri.

3.6. Sosialisasi dan FGD Pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya
Air (KMPSDA) DAS. Tk. Petanu
Dalam kegiatan sosualisasi dan Pembentukan Kelompok Peduli Sumber Daya Air
(KMPSDA) tukad Petanu dipilih spot area di wilayah Desa Sukawati. Alasan pemilihan arel
tersebut karena ada penambangan Liar batu cadas, adanya sumber mata air di tebing sungai
petanu dan tempat Ibadah Pura Beji. Selain itu diwilayah tersebut terjadi longsoran tebing
sungai yang mengikis badan jalan perlintasan di Desa sukawati.
Adapun susunan acara yang dilakukan adalah mensosialisasikan maksud dan tujuan program
Pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya pengelolaan dan pelestarian sumber daya air
khususnya tukad Petanu.
Setelah tersosialisasikan program pemberdayaan masyarakat peduli SDA maka dilakukan
analisis para pihak yang mempunyai hubungan dan kepentinga terhadap DAS. Tukad Petanu,
yang kemudian diberi penilaian antara hubungan dan kepentingannya dengan interval;
Rendah, Sedang dan Tinggi. Dari hasil analisis ini akan dilakukan stake holder mana, siapa,

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 27


yang akan dipilih menjadi pengurus KMPSDA yang akan di bentuk. Hasil analisisnya terlihat
seperti pada tabel dibawah ini:
Hasil : Analisis Para Pihak atas Hubungan dan Kepentingan terhadap DAS. Tk. Petanu
KEPENTINGAN
HUBUNGAN DENGAN
Kelembagaan/Organisasi/ DENGAN
SUMBER DAYA AIR
Kelompok SUMBER DAYA AIR
(SDA)
DAS Tukad Mati (SDA)
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
PDAM Ѵ Ѵ
SUBAK Ѵ Ѵ
BENDESA Ѵ Ѵ
MASYARAKT Ѵ Ѵ
HOTEL/RESTAURAN Ѵ Ѵ

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 28


Dari hasil tersebut dilakukan Pembentukan struktur Kelompok dan pemilihan personil dari
masing masing perwakilan para pihak yang hadir, sehingga terbentuklah Kepengurusan
KMPSDA sbagai berikut:

1. Pelindung/Penasehat:
 Camat
 Kepala Desa Sukawati
 Bendesa Adat Sukawati
2. Ketua : Made Abur
3. Sekretaris : Made Sukaidep
4. Bendahara : Made Subratha
3.7 FGD Penyusunan Rencana Kerja 5 (Lima) Tahunan KM-PSDA

FGD Penyusunan Rencana Kerja di masing-masing KMPSDA yang telah terbentuk


merupakan tahapan proses yang harus dilakukan dalam pembentukan KMPSDA agar
kelompok yang telah terbentuk ada acuan untuk melakukan kegiatan. Selain itu, Rencana
Kerja 5 Tahunan akan menjadi bahan evaluasi kemajuan kelompok dan bagi pihak luar baik
Pemerintah ataupun Swasta dapat dengan mudah mendukung KMPSDA sesuai dengan
Program yang ada di masing masing Intansi Pemerintah ataupun Swasta.
Dalam menyusun Rencana Kerja 5 Tahunan, KMPSDA diajak mengidentifikasi dan
menginventarisasi Kondisi kini( Permasalahan yang ada di masing-masing lokasinya,
Kemudian selanjutnya di ajak secara bersama membangun harapan tentang kondisi 5 tahun
kedepan. Setelah tersusun sederet permasalahan dan sederet mimpi, maka di dijembatani
dengan beberapa Program/Kegiatan sehingga Gap antara masalah dan harapan bisa di
minimalkan selama kurun waktu 5 tahun. Dan itulah merupakan rencana Kerja 5 tahunan
bagi KMPSDA.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 29


Contoh : Tampilan hasil Identifikasi masalah dan Harapan KM_PSDA Tk. Petanu

Kemudian dari hasil FGD ini akan dituangkan kedalam Matrik Rencana Kerja 5 tahunan
untuk masing-masing KMPSDA dengan harapan ada dukungan dari baik Pemerintah Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan Kewenangan dan Tupoksi masing-masing.

BAB IV
HASIL KEGIATAN

Hasil Kegiatan Program Pembentukan dan Pendampingan Komunitas Peduli sumber daya Air
pada tahun 2018 ada beberapa aspek yaitu:
1. Penguatan Kapasitas Komunitas Peduli Ssumber Daya Air (KMPSDA) dan juga Tim
Teknis di BWS yang untuk belajar bersama sejak saat orientasi lapangan, Melakukan
Identifikasi masalah, membangun harapan di masadepan kurun waktu 5 tahun, serta
menyusun Program/Kegiatan sesuai dengan kontek masalah yang di hadapi.

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 30


2. Terbentuknya KMPSDA di 3 lokasi yaitu; Tukad Petanu, wilayah administratif Desa
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Tukad Unda wilayah administratif Desa Paksebali,
Kabupaten Klungkung dan Tukad Mati, Wilayah adimistratif Desa Padang Sambian
Klod, Kota Denpasar.
3. Melakukan pertemuan koordinasi untuk KMPSDA sebali, dalam rangka saling
mengenal antara masing-masing dan dapat berbagi tentang kondisi di masing-masing
lokasi wilayah kerjanya. Selain itu pengenalan sistin penanggulangan dan pencegahan
longsor tebing sungai dengan mempelajari tekni pembuatan Sistim untuk Pengisian
Wadah (SUPW) karena sangat cocok diterapkan terutama di daerah perdesaan
mengingat bahan2 yang digunakan merupakan material lokal/bukan pabrikan spt;
bambu, tali ijuk dsebagainya.
4. Rencana Kerja 5 tahunan dari 3 KMPSDA yang terbentuk pada tahun 2018
(Terlampir)

BAB V
PENUTUP

V.l. KESIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pada kegiatan


pembentukan dan pendampingan Komunitas Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KM-
PSDA) tahun 2018 dapat disimpulak sbb:
1. Sosialisasi tentang Kewenangan dan Regulasi tentang SDA sangat mendesak
untuk dilakukan sehingga para pihak mengetahui tentang kedua hal tersebut
secara benar
2. Pembangunan Infra struktur SDA perlu mempertimbangkan juga pembangunan
unsur manusianya baik user (pemanfaat) dan opratornya sejak perencanaan,
pelaksanaan serta Operasional & Pemeliharaan (OP)
3. Permasalahan SDA sangat komplek sehingga pendekatan harus dengan berbagai
disiplin Ilmu dan melibatkan semua stake holders

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 31


4. Setiap tahapan proses pembangunan SDA mencatat pembelajaran apa yang bisa
di petik, menjadi sangat penting untuk pembangunan kedepannya.
V.2. SARAN

1. Untuk keterpaduan pengelolaan sumber daya air hendaknya dilakukan sinkronisasi


antara rencana kerja masing-masing pemangku kepentingan atau stakeholder yang
berhubungan dengan sumber daya air dan disusun memorandum program.
2. KM-PSDA wajib mendapat penguatan kapasitas dalam pengelolaan sumber daya
air dan dilibatkan dalam perencanaan, implementasi, operasional, dan
pemeliharaan serta pengawasan sumber daya air. Sehingga KM-PSDA dapat
menjadi mandiri.
3. Kelembagaan atau Wadah organisasi/komunitas, pengelola sumber daya air harus
jelas keberadaannya mulai dari: Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, sehingga KM-
PSDA secara hirarki memiliki pengayoman dan pembinaan secara terpadu dan
dapat membuka peluang bekerjasama dengan pihak lain(net working.)
4. Kewenangan dan kewajiban serta tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya
air seharusnya diatur secara rinci dan jelas agar kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan pelestarian sumber daya air bisa berjalan efektif, efesien, dan keberlanjutan
(sustainability).
V.3. Lampiran
 Lampiran RK 5 th KMPSDA Petanu Lestari Tukad Petanu, Desa Sukawati, Kab.
Gianyar
 Lampiran RK 5 th Pokdarwis Tk Unda, Desa Paksebali, Kab. Kelungkung
 Lampiran RK 5 th KMPSDA Campuhan Asri, Tukad Mati, Desa Padang Sambian
Kelod, Kota Denpasar

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 32


Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 33
RENCANA KERJA 5 TAHUN
KELOMPOK PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA AIR (KMPSDA) PETANU LESTARI, DAS PETANU, KABUPATEN GIANYAR

TAHUN KERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Pusat Provinsi Kab./Kota Masyarakat Desa
Disesuaikan dg Disesuaikan dg Disesuaikan dg
TUPOKSI& TUPOKSI& TUPOKSI&
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN
2019 2020 2021 2022 2023
1 Membuat senderan xxxx BWS-BP PU PU PEMDES
untuk mencegah longsor
2 Koordinasi dengan
masyarakat di hulu xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS-BP PU, BKSDA,LH, PU, LH, DKP KM-PSDA PEMDE
tentang sampah PMD

3 Sosialisasi tentang
undang-undang dengan BWS-BP LH,PU, PMD LH, PU,PMD KM-PSDA PEMDES
masyarakat xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

4 Melaksanakan program xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx PU.CIPTA


penanganan sampah KARYA PU. CIPTA PU. CIPTA KM-PSDA PEMDES
dengan metode 3R KARYA, LH, KARYA, LH,
DIKES,PMD DIKES,PMD
6 Monev Pelaksanaan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
program BWS-BP PU. CIPTA PU. CIPTA KM-PSDA PEMDES
KARYA, LH, KARYA, LH,
DIKES,PMD DIKES,PMD
7 Membangun koordinasi Xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx PU. CIPTA PU. CIPTA KM-PSDA PEMDES
dengan OPD terkait BWS-BP KARYA, LH, KARYA, LH,
DIKES,PMD DIKES,PMD

8 Pemetaan dampak xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS-BP LH LH KM-PSDA PEMDES

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 34


penambangan
9 Penghijauan di pinggir xxxx xxxx BKSDA KEHUTANAN, LH KEHUTANAN, LH KM-PSDA PEMDES
sungai
10 Pemetaan zona BWS-BP, LH,PU, DIN. PU, LH, DIN. KM-PSDA PEMDES
penambangan di Tukad PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN
Petanu
11 Mengoptimalisasi Bank xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx CIPTA KARYA PU, LH, PMD PU, LH, PMD KM-PSDA PEMDES
Sampah
12 Penegakan hokum xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx
terhadap pelanggaran LH, Kamtibms KMPSDA PEMDES
yang sudah disepakati
13 Pengerukan sedimentasi xxxx
Tukad Petanu BWS BP Din PU Din. PU
14 Melakukan normalisasi xxxx
sungai BWS BP
15 Melakukan sosialisasi xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
PHBS Din Kes DinKES KMPSDA PEMDES
16 Menggali sumber dana xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
pembiayaan dari CSR KMPSDA PEMDES
17 Sosialisasi & gotong xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
royong di Tukad Petanu KMPSDA PEMDES
18 Membuat contoh wisata xxxx xxxx
air (Rafting Mini) di Din PAR KMPSDA PEMDES
Tukad Petanu
19 Melakukan kegiatan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx DikPora KMPSDA PEMDES
PHBS di PAUD

Mengetahui, Sukawati, ,..............,......................2018

Perbekel Desa Sukawati Ketua KMPSDA Petanu Lestari

(......................................) ( I MADE ABUR )

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 35


RENCANA KERJA 5 TAHUN
KELOMPOK SADAR WISATA(POKDARWIS)DESA PAKSEBALI, DAS. UNDA, KABUPATEN KLUNGKUNG

TAHUN KERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Pusat Provinsi Kab./Kota Masyarakat Desa
Disesuaikan dg Disesuaikan Disesuaikan dg
TUPOKSI& dg TUPOKSI& TUPOKSI&
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN

1 Koordinasi lintas sektor xxxx xxxx xxxxx xxxx xxxxx BWS-Bali PU, LH, PMD PU, LH, PMD Pokdarwis Pemerintah
dari tingkat kecamatan Penida Desa
sampai tingkat
kabupaten dan provinsi
2 Membuat tanggul
Seganing xxxx xxxx BWS-Bali PU PU
Penida
3 Normalisasi Sungai
Unda
xxxx xxxx PU
BWS Bali-
Penida

4 Penghijauan di xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Pemerintah


sempadan Sungai Unda LH LH Pokdarwis Desa
6 Sosialisasi tentang xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Pemerintah
pencemaran sungai LH, PMD, Dikes LH, PMD, Dikes LH, PMD, Dikes Pokdarwis Desa
7 Penggerukan sedimen xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS Bali-
untuk mengamankan Penida PU
akses jembatan
8 Pengerukan di Aungan xxxx BWS Bali-
Penida PU
9 Penambahan stan xxxx DisPar, Perindag DisPar, DisPar, Perindag Pokdarwis Pemerintah
souvenir kerajinan Perindag Desa &
Pokdarwis

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 36


Mengetahui, Paksebali,..............,......................2018

Perbekel Desa Paksebali Ketua Pokdarwis

I Putu Ariadi, ST, SH. I Made Mustika, SE, MH

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 37


RENCANA KERJA 5 TAHUN
KELOMPOK PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA AIR (KMPSDA) CAMPUHAN ASRI, DAS TUKAD MATI, KOTA DENPASAR

TAHUN KERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 Pusat Provinsi Kab./Kota Masyarakat Desa
Disesuaikan dg Disesuaikan Disesuaikan dg
TUPOKSI& dg TUPOKSI& TUPOKSI&
KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN
2018 2019 2020 2021 2022
1 Melakukan gotong royong ( xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx LH, PU, BPMD KMPSDA PEMDES
Jumat Bersih)
2 Meningkatkan peran
masyarakat dalam xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx BWS- BP LH, PU, BPMD LH, PU, BPMD KMPSDA PEMDES
pelestarian sungai dengan
cara sosialisasi
3 Menggiatkan kegiatan
prokasih secara simultan
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx LH, BPMD LH, PMD KMPSDA PEMDES

4 Diadakannya lomba xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx KMPSDA PEMDES


mancing
6 Melakukan penghijauan xxxx xxxx xxxx BKSDA LH, PMD LH, PMD KMPSDA PEMDES

7 Melakukan pengawasan Xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx


terhadap kebersihan LH, PMD, PU LH, PMD, PU KMPSDA PEMDES
sungai
8 Membuat aturan terkait xxxx xxxx
pelanggaran yang terkait LH, PMD KMPSDA PEMDES
dengan pelestarian sungai
9 Melakukan penegakan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
hukum atas pelanggaran LH, POL PP KMPSDA PEMDES
yang terjadi

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 38


10 Mengedukasi warga agar xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx DIKPORA, LH,
tidak membuang sampah & BPMD KMPSDA PEMDES
limbah ke sungai
11 Perawatan / menjaga xxxx xxxx Xxxx
sarana jogging track yang BWS-BP PU PU, LH, BPMD KMPSDA PEMDES
sedang dibangun
12 Melakukan penataan xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx
sesuai dengan aturan yang BWS-BP PU, LH KMPSDA PEMDES
berlaku
13 Membangun rasa memiliki xxxx Xxxx
terhadap sungai di PMD, PU, LH PMD, PU, LH KMPSDA PEMDES
masyarakat dengan
membuat program yang
sesuai dengan kebutan
14 Mengkoordinasikan xxxx xxxx xxxx xxxx Xxxx
dengan masyarakat di hulu BWS-BP PMD, LH, PU PMD, LH, PU KMPSDA PEMDES
Tukad Mati sampai hilir
secara berkelanjutan
15 Penataan parhayangan xxxx xxxx Xxxx xxxx Xxxx KMPSDA PEMDES
yang ada di Tukad Mati
16 Penyediaan sarana fisik xxxx xxxx xxxx
pendukung (kuliner,tempat PERINDAG, PERINDAG, KMPSDA PEMDES
bermain,penerangan,toilet) DIPAR,PU, LH, DIPAR,PU, LH,
memadai PMD PMD
17 Dibentuknya juru xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
pemantau lingkungan LH KMPSDA PEMDES
(Jumali) di KMPSDA Tukad
Mati
18 Mengadakan pelatihan xxxx
KMPSDA Tukad Mati agar BWS-BP PMD KMPSDA PEMDES
lebih berdaya

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 39


Mengetahui, Denpasar ,..............,......................2018

Perbekel Desa Padangsambian Klod Ketua KMPSDA Campuhan Asri

(.........................................................) ( I WAYAN SUGAWA )

Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 40


Laporan Akhir Fasilitasi KM-PSDA Tahun 2018, BWS Bali-Penida 41

Anda mungkin juga menyukai