Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Perhitungan Curah Hujan


4.1.1. Perhitungan Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
Curah hujan maksimum daerah tahunan (2008-2017)
Tabel 4.1.1. (dari hasil perhitungan di tabel 4.1.)
Tahu
CH (mm)
n
2008 37,9663
2009 32,0809
2010 32,8603
2011 29,1076
2012 25,3543
2013 26,7308
2014 17,8663
2015 25,5809
2016 19,3460
2017 16,9099
Sumber : Hasil Perhitungan

Mencari Curah Hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III


Dengan Rumus :

LogXi= LogX+k. Sd
Dimana :
a. Probabilitas
m
P= x 100 %
n+1
dimana :
m = nomor urut data 1,2,3,…
n = jumlah data
b. Nilai rata-rata
n
∑ LogXi
i=1
LogX=
n
dimana :

log Xi = nilai curah hujan (dalam Log)


n = jumlah data
21
22

c. Nilai deviasi standar dari log X :


n
∑ ( LogXi−LogX )
i=1
Sd =
n−1
d. Nilai Koefisien kemencengan :
n
n( ∑ ( LogXi−LogX )3
i =1
Cs=
( n−1 )( n−2 ) Sd 3
Menentukan Curah hujan Rancangan dengan Metode Log Pearson III
Tabel 4.1.2. Perhitungan Hujan Rancangan dengan Menggunakan metode Log Pearson III

(Log Xi - Log (Log Xi - Log (Log Xi -


No Xi Log Xi P (%) X) X)2 Log X)3
1 16,9099 1,2281 0,0909 -0,1791 0,03206 -0,00574
2 17,8663 1,2520 0,1818 -0,1552 0,02408 -0,00374
3 19,3460 1,2866 0,2727 -0,1206 0,01455 -0,00175
4 25,3543 1,4041 0,3636 -0,0032 0,00001 0,00000
5 25,5809 1,4079 0,4545 0,0007 0,00000 0,00000
6 26,7308 1,4270 0,5455 0,0198 0,00039 0,00001
7 29,1076 1,4640 0,6364 0,0568 0,00323 0,00018
8 32,0809 1,5062 0,7273 0,0990 0,00981 0,00097
9 32,8603 1,5167 0,8182 0,1095 0,01198 0,00131
10 37,9663 1,5794 0,9091 0,1722 0,02965 0,00511
Jumlah 263,80333 14,07207 5,00000 0,00000 0,12576 -0,00365
Rata-rata 26,38033 1,40721 0,50000 0,00000 0,01258 -0,00037
standar
deviasi 6,90920 0,11821 0,27524 0,11821 0,01233 0,00293
Sumber : Hasil Perhitungan

LogX = 1,40721
Sn = 0,11821
Cs = - 0,30717
Sehingga persamaannya adalah:
Log X = 1,40721 + (k  0,11821)
Berdasarkan nilai Cs = -0,30717, maka ditentukan nilai k setiap kala ulang yang
digunakan. Sehingga curah hujan rancangan dengan kala ulang yang akan digunakan
menurut kala ulang adalah sebesar :
23

Tabel 4.1.3. Curah Hujan Rancangan Dengan Kala Ulang


Tr X Sd Cs Peluang G X rancangan
Percent
rerata (%) (tabel) Log x x
5 1,0526 1,40721 0,11821 -0,30717 95 -1,72772 1,20297 15,95784
20 1,25 1,40721 0,11821 -0,30717 80 -0,82343 1,30987 20,41128
50 2 1,40721 0,11821 -0,30717 50 0,05115 1,41325 25,89721
80 5 1,40721 0,11821 -0,30717 20 0,85314 1,50806 32,21488
90 10 1,40721 0,11821 -0,30717 10 1,24400 1,55426 35,83101
Mencari R 2 tahun
Curah hujan rancangan dengan kala ulang 2 thn
Tr = 2 thn ; maka Pr = 100/2 = 50 %
G = 0,05115
Cs = -0,30717
Sd = 0,11821
Log Qt = 1,413253011

Qt = 25,89721 mm

Jadi, curah hujan rancangan dengan kala ulang 2 thn = 25,8972 mm

4.1.2. Uji Kesesuaian Distribusi (Smirnov-Kolmogorov dan Chi Square)


1. Uji Smirnov Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov Kolmogorov, sering juga disebut uji kecocokan non-
parametric (non-parametric test), karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi
distribusi tertentu. Uji ini membandingkan nilai peluang selisih terbesar antara peluang
pengamatan dengan peluang teoritis. Apabila ∆max (hitung) lebih kecil dari ∆max (tabel)
maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat
diterima, dan begitu juga sebaliknya.
24

Tabel 4.1.4 Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Smirnov-Kolmogorof

N
o Q (m3/dt) Log Q Sn(X) K Pr Px(X) Sn(X)-Px(X)
1 16,90993 1,22814 0,09091 -1,51481 92,45417 0,92454 0,8336
2 17,86629 1,25203 0,18182 -1,31269 90,03731 0,90037 0,7186
3 19,34600 1,28659 0,27273 -1,02036 84,05086 0,84051 0,5678
4 25,35434 1,40405 0,36364 -0,02669 52,66987 0,52670 0,1631
5 25,58088 1,40792 0,45455 0,00599 51,54885 0,51549 0,0609
6 26,73083 1,42701 0,54545 0,16755 45,64593 0,45646 0,0890
7 29,10761 1,46401 0,63636 0,48050 33,93935 0,33939 0,2970
8 32,08085 1,50625 0,72727 0,83783 20,57295 0,20573 0,5215
9 32,86026 1,51667 0,81818 0,92602 18,13550 0,18136 0,6368
10 37,96635 1,57940 0,90909 1,45667 4,70826 0,04708 0,8620
Sumber : Hasil Perhitungan

D max = 0,8620

Dari tabel Nilai Kritis untuk uji smirnov kolmogorof,


untuk a = 5% ; Dcr = 0.409
untuk a = 1% ; Dcr = 0.486
Karena Dcr hitung < Dcr tabel maka keduanya terpenuhi

2. Uji Chi Square


Uji Chi Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik data yang telah dianalisis.
Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2, oleh karena itu disebut
dengan uji Chi Square. Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus :
G
(Oi−Ei )2
∑ Ei
X2 = i=1

Keterangan :
X2 : parameter chi square terhitung
G : jumlah sub-kelompok
Oi : jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-I
Ei : jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-I

Mencari batas kelas :


Dengan : n = 10

LogX = 1,40721
25

Sn = 0,11821
Cs = -0,30717
Sebaran peluang untuk 4 kelas
 Peluang 50 % P = 0,50
Tr =2
G = -1,72772
Log X = 1,203
X = 15,958
Sehingga variabel data pengamatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Sub kelompok 1 (0,0000 – 15,958)
b. Sub kelompok 2 (15,958– 20,411)
c. Sub kelompok 3 (20,411– 25,897)
d. Sub kelompok 4 (25,897– ~ )
Tabel 4.1.5 Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi Chi-Square

n = 10
Jumlah kelas = 4.32 ~4
Pr G Sd log X Anti Log
5 -1,72772 0,11821 1,203 15,958
20 -0,82343 0,11821 1,310 20,411
50 0,05115 0,11821 1,413 25,897

Uji Chi-Square
Batas Kelas Ej Oj ((Oj-Ej)2)/Ej
0,0000 – 15,958 2,5 0 2,500
15,958– 20,411 2,5 3 0,100
20,411– 25,897 2,5 2 0,100
25,897– ~ 2,5 5 2,500
Jumlah 10 5,200
Sumber: Hasil perhitungan

4.2. Perhitungan pertambahan Jumlah Penduduk


4.2.1. Pertumbuhan Geometri
Rumus : Pn = Po (1+r)n
Dimana :
Po : jumlah penduduk pada awal tahun
r : angka pertumbuha penduduk (%)
n : jumlah waktu dalam tahun
Pn : jumlah penduduk tahun n
26

Contoh Perhitungan :
Diketahui pada tahun 2016 jumlah penduduk 72.507 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,75 %, maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah :
Pn = Po (1+r)n
= 56.322 (1+0,021)9
= 143.495jiwa
Tabel 4.2.1. Perhitungan Pertambahan Penduduk Penduduk selama 10 tahun
Dengan cara Geometri
4.2.1 Pertumbuhan
Geometri

No Tahun Jumlah Penduduk


(Pn)
1 2016 56322
2 2017 67906
3 2018 81873
4 2019 98713
5 2020 119016
6 2021 143495

4.2.2. Pertumbuhan Eksponensial


Rumus : Pn = Po.ern
Dimana :
Po : jumlah penduduk pada awal tahun
r : angka pertumbuhan penduduk (%)
n : jumlah waktu dalam tahun
Pn : jumlah penduduk tahun n
Contoh Perhitungan :
Diketahui pada tahun 2016, jumlah penduduk 72.507 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk 1,75 %, maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah :
Pn = Po.ern
= 56.322 e0,021 . 9
= 144.892 jiwa
27

Tabel 4.2.2 Perhitungan Pertambahan Penduduk Penduduk selama 10 tahun


Dengan cara Eksponensial
4.2.2 Pertumbuhan Eksponensial

Tahun Jumlah Penduduk


No
(Pn)
1 2016 56322
2 2017 68038
3 2018 82191
4 2019 99288
5 2020 119942
6 2021 144892

4.3. Perhitungan Pada Masing-masing Rencana Saluran Drainase Perkotaan


4.3.1. Intensitas Hujan dan Waktu Konsentrasi
Distribusi hujan menggunakan metode Log Pearson, perhitungan dan hasil
terdapat pada Bab 4.1 Perhitungan Curah Hujan
Intensitas curah hujan ( I ) menggunakan rumus mononobe :
R 24 24 2

I=
( )
24 t
3

Dimana :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = durasi curah hujan (jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Air hujan yang jatuh pada suatu daerah aliran, pada saat menyentuh permukaan
daerah aliran yang paling jauh lokasinya dari muara, maka waktu konsentrasinya mulai
dihitung, waktu ini disebut to yaitu waktu limpasan permukaan. Dari sini air mengalir
menuju muara, dan waktu yang diperlukan untuk mengalir didalam saluran drainasi
sampai muara daerah aliran disebut waktu limpasan saluran atau td. Penjumlahan
waktu tersebut merupakan waktu konsentrasi atau tc.
tc = to + td
 Waktu limpasan permukaan to.
Besarnya tergantung pada beberapa factor penentu :
a. Jarak aliran sampai saluran terdekat
b. Kemiringan permukaan daerah aliran
28

c. Koefisien pengaliran daerah aliran


Beberapa sifat waktu limpasan permukaan sebagai berikut :
a. Semakin curam daerah aliran semakin kecil to
b. Semakin besar resapan kedalam daerah aliran, atau semakin kecil koefisien
pengaliran, maka semakin besar to.
c. Semakin jauh jarak limpasan permukaan, maka semakin besar to.
 Waktu limpasan saluran td.
Setelah melimpas pada permukaan daerah aliran, maka aliran air masuk ke
dalam saluran drainasi dan mengalir menuju muara. Waktu limpasan saluran ini
tergantung pada: ukuran, jenis, bentuk, kemiringan dasar, dan bahan saluran.
 Waktu konsentrasi tc.
Untuk daerah aliran kecil dengan pola drainasi sederhana, lama waktu
konsentrasi bisa sama dengan lama waktu pengaliran dari tempat yang terjauh.
Inilah salah satu sebab rumus rasional hanya dapat digunakan untuk daerah aliran
kecil.

( )
0.77
L
tc = 0.0195 √ S
dimana :
L = panjang pengaliran (m)
S = kemiringan pengaliran
Perhitungan dan hasil ditabelkan pada tabel perhitungan debit rencana
dengan kala ulang 2 tahun pada bab selanjutnya.
Tabel 4.3.1. Perhitungan Debit Kala Ulang 2 Tahun
Nama Panjang (L) Panjang (L) Luas Tc I Q air hujan
Slope c
Saluran (m) (km) (km2) (jam) (mm/jam) (m3/dt)
[2] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
Saluran
Sumberkolak 707,0 0,707 0,002800 0,3924 0,52199 13,849 0,75 1,13298
1
Saluran
Sumberkolak 47,0 0,047 0,002800 0,0017 0,06352 56,398 0,75 0,02039
2

4.3.2 Panjang, Slope, dan Debit Rencana


Luas daerah cakupan pada perhitungan kali ini dilakukan dengan pendekatan
suatu Ellips dengan sumbu panjang daerah pengaliran dan sumbu pendek sebesar sumbu
panjang dibagi dengan suatu factor sebesar 1,5.
29

2
1 L
π
A = 4 1.5
Dimana :
A = luas daerah cakupan (m2)
L = panjang daerah pengaliran (m)
Untuk debit rencana digunakan metode rasional
Q = 0.0278 C. I. A

Dimana :
Q = debit rencana pada periode ulang t tahun (m3/dt)
C = Koefisien pengaliran
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (m2)
Untuk selanjutnya perhitungan debit rencana akan ditabelkan pada tabel 4.9

 Perhitungan Debit Rancangan


Data yang diketahui : (diambil dari saluran panji 1 – section 3)
 Q hujan = 0,08527 m3/dtk
 Q kotor = 0 m3/dtk
Perhitungan Q rencana adalah :
Q rencana = 0,08527 m3/dtk
Perhitungan selanjutnya dilihat pada tabel 4.4.3.3
Tabel 4.3.2 Perhitungan Debit Rancangan
Nama Q air hujan Q air kotor Q rancangan
Saluran (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
[1] [2] [3] [4]
Saluran Sumberkolak 1 1,13298 0,00000 1,1330
Saluran Sumberkolak 2 0,02039 0,00000 0,0204

Keterangan :

[1] = nomor saluran


[2] = perhitungan debit kala ulang 5 tahun
[3] = perhitungan debit air kotor perumahan dan industri serta jasa
[4] = [2] + [3]

 Perhitungan Debit Rancangan Total


Data : Saluran sumberkolak 1
Saluran yang masuk ke saluran sumberkolak 1 = sumberkolak 1
30

Debit Saluran saluran sumberkolak 1 = 1,13298 m3/dt


Perhitungan untuk saluran lain ditabelkan pada tabel 4.3.3
Tabel 4.3.3. Perhitungan Debit Rancangan Total
Nama Q rancangan Q rancangan total
3 Keterangan 3
Saluran (m /dt) (m /dt)
[1] [2] [3] [4]
Saluran Sumberkolak 1 1,13298 tetap 1,13298
Saluran Sumberkolak 2 0,02039 tetap 0,02039

4.3.3. Dimensi Saluran


4.3.3.1. Dimensi Saluran Permukaan
Data : Saluran sumberkolak 1
Q rencana = 1,13298 m3/dt
z = 1,0
S = 0,0028
k = 40
maka dimensi saluran adalah sebagai berikut :
1.30

0.30 0.70 0.30


0.05

Pasangan 1:4 Siaran 1:2


0.70

Plesteran 1:3
0.20
0.20

Urugan pasir
0.40 0.50 0.40
5 Cm

Data : Saluran sumberkolak 2


Q rencana = 0,02039 m3/dt
z = 1,0
S = 0,0028
k = 35
maka dimensi saluran adalah sebagai berikut :

Plesteran 1:3 1.30

0.30 0.70 0.30


5
.0
0

Pasangan 1:4 Siaran 1:2


0
.6
0

Plesteran 1:3
0
.2
00
.2
0
31

Anda mungkin juga menyukai