Anda di halaman 1dari 62

KAJIAN PENGURANGAN

RISIKO BENCANA
KABUPATEN TABALONG

1
SISTEMATIKA PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH

ANALISIS KAJIAN RISIKO BENCANA

2
Bencana:
“suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis
UU No. 24 tahun 2007

3
1
PENDAHULUAN

4
LATAR BELAKANG
• Tugas penyelenggaran penanggulangan bencana tersebut ditangani oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditingkat pusat dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat daerah.
• Terbitnya Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana memicu pergeseran paradigma pengelolaan penanggulangan bencana 
Kabupaten Tabalong telah memulai penyelenggaraan penanggulangan bencana
dengan melakukan penyusunan Kajian Resiko Bencana (selanjutnya disebut KRB)
yang dilaksanakan pada tahun 2017
• Perubahan paradigma responsif menjadi preventif
• Penanggulangan bencana adalah urusan bersama
• Upaya penanggulangan bencana secara terencana, terkoordinasi dan terpadu

5
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN:
 Mempersiapkan perencanaan yang komprehensif, terarah, terpadu dan terkoordinasi untuk
mengurangi risiko bencana di Kabupaten Balangan.
 Memberikan acuan serta meningkatkan kinerja antar lembaga dan instansi penanggulangan
bencana di Kabupaten Balangan menuju profesionalisme dengan pencapaian yang terukur
dan terarah.
 Membangun dasar yang kuat untuk kemitraan penyelenggaraan penanggulangan bencana.
 Melindungi masyarakat di wilayah Kabupaten Balangan dari ancaman bencana.

SASARAN:
 Sebagai pedoman bagi pemerintah, masyarakat, swasta dan instansi lainnya dalam melakukan
penanggulangan bencana di Kabupaten Tapin.
 Digunakan oleh pemangku kepentingan agar dapat menyelaraskan kebijakan yang diambil
dengan upaya terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana. Adanya kesamaan persepsi
dan kebijakan yang diambil oleh pemangku kepentingan di Kabupaten Tapin

6
2
GAMBARAN UMUM
WILAYAH

7
GAMBARAN UMUM
• Bencana yang sering terjadi di Kabupaten Tabalong berupa
bencana banjir.
• kerawanan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan
sering terjadi pada musim kemarau
• Kawasan rawan bencana di Kabupaten Tabalong, meliputi :
a. Kawasan rawan banjir yang terdapat di Murung
Kelurahan Tanjung Kecamatan Tanjung, di Sp. 3 Pangkalan
Kelurahan Hikun, Timbuk Baru Kelurahan Agung, Desa
Wayau, Desa Juai, Desa Pangi Kecamatan Tanjung; di
Gambah Kelurahan Belimbing Raya, Pamasiran Kelurahan
Belimbing Kecamatan Murung Pudak; Desa Tanta
Kecamatan Tanta; Desa Mahe, Batu Pulut Hulu, Batu
Pulut Hilir, Murung Layung di Desa Nawin Kecamatan
Haruai; Desa Muara Uya, Kupang Nunding, Ribang,
Simpung Layung Kecamatan Muara Uya; Desa Upau
Kecamatan Upau; Desa Madang, Padangin Kecamatan
Muara Harus.
b. Kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan
terdiri atas : kawasan kebakaran pada kawasan hutan,
lahan kritis, padang alang-alang, kawasan perkebunan
dan, kawasan pertanian lahan kering yang terjadi setiap
musim kemarau. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi
di dalam dan di luar kawasan hutan biasanya terjadi di
Kecamatan Jaro, Muara Uya, Haruai, Upau, Bintang Ara
dan Murung Pudak. Sedangkan kebakaran yang terjadi di
luar kawasan hutan (kebakaran lahan) biasanya terjadi di
Kecamatan Tanjung, Tanta, Kelua, Muara Harus, Banua
8
Lawas dan Pugaan.
GAMBARAN UMUM

• Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 kecamatan


• terbagi atas tiga wilayah pengembangan pembangunan
(WPP),
• bagian utara meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara,
Upau, Muara Uya dan Jaro.
• Bagian tengah meliputi kecamatan Tanta, Tanjung dan
Murung Pudak serta
Kec. Muara Uya
• bagian selatan meliputi kecamatan Banua Lawas
Pugaan, Kelua dan Muara Harus.

Kec. Bintang Ara Kec. Jaro

Kec. Haruai

Kec. Tanjung Kec. Upau

Kec. Murung Pudak

Kec. Kelua
Kec. Tanta
Kec. Muara Harus
Kec. Banua Lawas
Kec. Pugaan
Kabupaten Tabalong Dalam Angkat Tahun 2017
9
GAMBARAN UMUM
Kelerengan
• Kelerengan di Kabupaten Tabalong bervariasi
antara 0-15% sampai dengan >40%
• Pada umumnya wilayah Kabupaten Tabalong
berupa dataran tinggi, di bagian Utara
merupakan dataran tinggi dan bergunung-
gunung dan di bagian Utara rata-rata
merupakan daerah dengan kemiringan lereng
antara 20-50%
• Untuk bagian Selatan rata-rata merupakan
kemiringan lereng 0-15%

10
GAMBARAN UMUM
Curah Hujan
JUMLAH RATA-RATA
JUMLAH CURAH
NO BULAN HARI CURAH
HUJAN (MM)
HUJAN HUJAN/ HARI
1 Januari 248,70 31 8,02
2 Pebruari 216,90 20 10.85
3 Maret 142,70 18 7,93
4 April 89,60 21 4.27
5 Mei 265,60 14 18,97
6 Juni 124,60 13 9,58
7 Juli 129,60 13 9,97
8 Agustus 124,20 12 10,35
9 September 131,40 12 10,95
10 Oktober 98,10 14 7,01
11 Nopember 187,80 25 7,51
12 Desember 184,70 26 7,10

• Temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada


tahun 2017 berkisar antara 220C sampai 24,50C,
• temperatur udara minimum berkisar antara 29,80C sampai
36,50C dan rata-rata temperature udara setiap bulan berkisar
antara 26,60C sampai 300C.
• Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Mei yaitu 265,60
mm³
• curah hujan minimum terjadi pada bulan April yaitu 89,60 mm³
• Penyinaran matahari dengan intensitas tertinggi terjadi pada
bulan Juni yaitu 55.4% dan intensitas terendah terjadi pada
bulan Februari yaitu 28.1%

11
GAMBARAN UMUM
Jenis Tanah
• Jenis tanah yang ada di wilayah ini hanya
terdiri tanah podsolik merah kuning, aluvial
organ geli dan kom merah kuning.
• Tanah podsolik merah kuning merupakan jenis
tanah yang paling dominan (83,38%), tersebar
di sebelah barat dan timur wilayah ini

12
GAMBARAN UMUM
Panjang Slop
• Dominasi penggunaan lahan di Kabupaten
Tabalong yaitu untuk kawasan hutan
• Setelah itu merupakan kawasan perkebunan
• Penggunaan lahan untuk kawasan
pertambangan berada di wilayah Selatan dan
lebih banyak berada di Kecamatan Murung
Pudak

13
GAMBARAN UMUM
Panjang Slop
• Dominasi penggunaan lahan di Kabupaten
Tabalong yaitu untuk kawasan hutan
• Setelah itu merupakan kawasan perkebunan
• Penggunaan lahan untuk kawasan
pertambangan berada di wilayah Selatan dan
lebih banyak berada di Kecamatan Murung
Pudak

14
GAMBARAN UMUM
LAJU
NO KECAMATAN
2016
(Jiwa)
2017
(Jiwa)
PERTUMBUHAN • Total Jumlah penduduk Kabupaten
PENDUDUK (%)
1 Banua Lawas 19.687 19.947 1,32
Tabalong tahun 2017 adalah 247.106
2 Pugaan 7.131 7.227 1,35 jiwa
3 Kelua 25.125 25.497 1,48
4 Muara Harus 6.535 6.607 1,10 • Kepadatan penduduk di Kabupaten
5 Tanta 19.208 19.476 1,40
6 Tanjung 36.216 36.753 1,48 Tabalong tahun 2017 mencapai 69,11
7 Murung Pudak 50.340 51.149 1,61 jiwa/km² dengan rata-rata jumlah
8 Haruai 22.443 22.756 1,39
9 Bintang Ara 8.843 8.999 1,76 penduduk per rumah tangga sekitar
10 Upau 7.826 7.932 1,35
11 Muara Uya 24.097 24.489 1,63 3 sampai 4 orang
12 Jaro 16.026 16.274 1,55 • Kecamtan dengan jumlah penduduk
Jumlah 243.477 247.106 1,49
terbesar berada di Kecamatan
Murung Pudak sebesar 20,70%
• Sedangkan yang terkecil berada di
Kecamatan Muara Harus yaitu 2,67%
dari total jumlah penduduk Tabalong

15
PROFIL BENCANA

Jumlah Bencana Menurut Jenisnya di Kabupaten Tabalong


Tahun 1990 – 2018
Korban (jiwa) Rumah (unit) Kerusakan (unit)
Jumlah
Jenis bencana Meninggal & Menderita & Rusak Rusak Rusak Fasilitas Fasilitas Fasilitas
kejadian Luka-luka Terendam
Hilang mengungsi Berat Sedang Ringan Kesehatan Peribadatan Pendidikan

101. BANJIR 29 12 2 126.802 76 2 2 2.752 0 0 0


102. TANAH LONGSOR 1 0 0 0 2 8
105. PUTING BELIUNG 3 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0
106. KEKERINGAN 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
107. KEBAKARAN
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HUTAN DAN LAHAN
201. KEBAKARAN 10 2 78 25 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 54 12 4 126.880 104 4 10 2.752
Sumber: dibi.bnpb.go.id

Ancaman Bencana di Kabupaten Tabalong:


1. Banjir
2. Kebakaran
3. Kebakaran Hutan dan Lahan
4. Kekeringan
5. Cuaca Ekstrim puting beliung
6. Tanah Longsor 16
Laporan Kejadian Bencana di Kabupaten Tabalong Tahun 2000 - 2017
Rumah Rumah Rusak Rumah Rusak Kesehata Peribadata
Nama kejadian Tanggal Bulan Tahun Meninggal Luka-luka Hilang Terdampak Mengungsi Pendidikan
Rusak Berat Sedang Ringan n n

Tanah Longsor 8 12 2017 0 0 0 0 0 5 0 0 0


banjir 28 11 2017 0 0 0 120 0 0 0 0
banjir 15 11 2017 0 0 0 0 0 0 0 0
kebakaran hutan dan lahan 4 8 2017 0 0 0 0 0 0 0 0
banjir 7 5 2017 0 0 0 0 0 0 0 0
banjir 22 11 2016 0 0 0 415 283 76 2 2 0 0 0
banjir 24 3 2016 0 0 0 220 0 0 0 0
Banjir 5 3 2016 0 0 0 510 0 0 1 1
Puting Beliung 4 9 2014 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0
tanah longsor 1 4 2014 0 0 0 0 0 2 8 0 0 0
banjir 17 7 2013 0 0 0 925 0 0 0 0
banjir 7 4 2013 0 0 0 23645 0 0 0 0
banjir 19 3 2013 0 0 0 6080 0 0 0 0
banjir 1 7 2012 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 11 9 2010 7 2 1 0 0 0 0 0
banjir 1 8 2010 0 0 0 0 0 0 0 0
banjir 13 4 2010 0 0 0 4680 0 0 0 0
Kebakaran 22 11 2009 0 0 11 5
kekeringan 1 9 2009 0 0 0
Kebakaran 20 8 2009 0 0 55 17
Kebakaran 21 7 2009 0 0 12 3
Banjir 27 12 2008 3945
Kebakaran 22 8 2008 5 1
Banjir 1 8 2008
Kebakaran 31 5 2008 60 14
Kebakaran 6 5 2008 20 4
Kebakaran 13 4 2008 40 8
Kebakaran 8 4 2008 138 30
Kebakaran 28 1 2008 20 23
Kebakaran 15 1 2008 2
Puting Beliung 7 1 2008
Puting Beliung 5 1 2008 1
Banjir 18 11 2007 1
Banjir 1 2 2007
Banjir 1 1 2007
Kekeringan 1 12 2006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 1 10 2006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 1 6 2006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 1 3 2006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 1 2 2006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 1 9 2005 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 1 8 2005 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 1 7 2005 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 6 4 2005 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 25 3 2005 0 0 0 0 28771 0 0 0 0 0
Banjir 9 1 2005 0 0 0 0 26501 0 0 0 0 0
Banjir 12 12 2004 2 0 0 0 26501 0 0 0 0 112
Kekeringan 1 9 2004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 1 8 2004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kekeringan 1 7 2004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 1 5 2004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Banjir 1 2 2004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
Banjir 1 1 2004 1 0 0 8151 0 0 0 0 0 0
Kebakaran Hutan dan Lahan 15 10 2002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3
ANALISIS KAJIAN RISIKO
BENCANA

18
Mengkaji Risiko
KAJIAN RISIKO BENCANA

RISIKO BENCANA ADALAH :


Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. (UU 24/2007)

R = RISIKO BENCANA
H = HAZARD/POTENSI
BENCANA
V=
VULNERABILITY/KERENTANA
N
C = KAPASITAS
19
ANALISIS RAWAN BENCANA

20
KAJIAN RISIKO BENCANA (KRB)
Analisa kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam
kurun waktu dalam 10 tahun terakhir
Perka No. 2 BNPB Tahun 2012 PEDOMAN UMUM KAJIAN RISIKO BENCANA
• pengkajian tingkat ancaman;
• pengkajian tingkat kerentanan;
• pengkajian tingkat kapasitas;
• pengkajian tingkat risiko bencana

21
METODOLOGI PETA BAHAYA BANJIR
PENGOLAHAN & ANALISA DATA

Jenis
No. Bencana Parameter Data Analisa Data

1 Banjir • Daerah Rawan Banjir • DEM SRTM 30 • Deteksi daerah rawan banjir (flood prone area)
• Jaringan Sungai bendasarkan
• Kemiringan Lereng modifikasi indeks topografi (signifikan terhadap hasil
• Curah Hujan Wilayah
• Jarak dari Sungai model hidrodinamik)
• Curah Hujan • Analisa jarak dari sungai dengan metode Euclidean
Distance
• Analisa multikriteria dengan metode
overlay semua
parameter

Parameter Kelas Skor Bobot (%)


Daerah Rawan Tidak Rawan Null (NoData)
Banjir 40
Rawan 1
Kemiringan Lereng 0-3% 1
20
3-8% 0.666
8-15% 0.333
Jarak dari Sungai <100 m 1
10
100-200m 0.666
>200 0.333
Curah Hujan >3000 mm 1
Tahunan 30
2000-3000 mm 0.666
<2000 mm 0.333

22
Alur Proses Pembuatan Peta Bahaya Banjir

23
Ancaman Banjir

• Ancaman banjir terbesar berada di sekitar


sungai Tabalong dari Kecamatan Muara Uya
sampai ke Banua Lawas
• Kecamatan Banua Lawas, Kelua dan
Kecamatan Pugaan merupakan kecamatan
dengan potensi ancaman bencana banjir
terbesar

24
PENYUSUNAN PETA BAHAYA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Jenis
No. Parameter Data Analisa Data
Bencana
3 Kebakaran • Jenis Hutan dan Lahan • Peta Penutupan/Penggunaan • Analisa kelas dan skoring jenis hutan/lahan
berdasarkan kelas penutupan/penggunaan
Hutan & Lahan lahan
• Iklim • Peta Curah Hujan Tahunan
Lahan • Analisa kelas jenis iklim berdasarkan kelas
• JenisTanah • Peta Jenis Tanah
curah hujan
• Analisa kelas dan skoring jenis tanah dengan
2 katogori yaitu tanah organik/gambut dan
tanah mineral/non-gambut
• Analisa multikriteria dengan metode
overlay semua parameter

Skor
0.333 0.666 1.000
Hutan Lahan Padang Rumput Kering,
Perkebunan Semak Belukar
Tanah Mineral/Non-Gambut - Tanah Organik

Indeks Bahaya KHL =


(0.4 * skor jenis hutan) + (0.3 * (Curah Hujan Tahunan / 5000) +
(0.3 * skor jenis tanah)
25
Alur Proses Pembuatan Peta Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan

26
Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan

• Ancaman relatif lebih merata di Semua


wilayah di Kabupaten Tabalong
• Kecamatan Banua Lawas merupakan wilayah
dengan ancaman kebakaran hutan dan lahan
tertinggi karena merupakan kawasan hutan
gambut dan jenis tanah organik

27
PENYUSUNAN PETA BAHAYA KEKERINGAN
Jenis
No. Parameter Data Analisa Data
Bencana
4 Kekeringan • Kekeringan • Curah Hujan • Analisa SPI (Standardized Precipitation Index) periode
Meteorologi Bulanan 3 bulanan
• Interpolasi nilai SPI masing-masing tahun untuk
(TRMM periode
menghasilkan isohyet SPI
1998 – 2014)
• Menghitung frekuensi kejadian tiap kelas kekeringan
berdasarkan nilai SPI
• Analisa multikriteria dengan metode overlay untuk
menghasilkan komposit peta bahaya kekeringan

Kelas Kekeringan Nilai SPI Indeks Bahaya


Rendah - 0.99 s/d 0.99 0.333
Sedang - 1.49 s/d -1.00 0.666
Tinggi >= -1.50 1

28
Alur Proses Pembuatan Peta Bahaya Kekeringan

29
Ancaman Kekeringan

• Ancaman kekeringan relatif lebih merata di


Semua wilayah di Kabupaten Tabalong

30
PENYUSUNAN PETA BAHAYA CUACA EKSTRIM
Jenis
No. Parameter Data Analisa Data
Bencana
5 Cuaca • Keterbukaan Lahan • Peta Penutupan/Penggunaan • Analisa kelas dan skoring keterbukaan lahan
Lahan berdasarkan kelas penutupan/penggunaan
Ekstrim
• Kemiringan Lereng ( ) • DEM SRTM 30
0 lahan
• Curah Hujan Tahunan • Peta Curah Hujan Tahunan • Analisa kemiringan lereng (satuan derajat)
• Analisa kelas curah hujan
• Analisa multikriteria dengan metode overlay
semua parameter

Skor Keterbukaan Lahan


0.333 0.666 1.000
Hutan Kebun/Perkebunan Tegalan/Ladang, Sawah, Permukiman,
Lahan Terbuka, dll

Indeks Bahaya Cuaca Ekstrim =


0.333 * Lahan_Terbuka + 0.333 * (1 - Kemiringan_Lereng) +
0.333 * ((Curah_Hujan_Tahunan) / 5000)

31
Alur Proses Pembuatan Peta Bahaya Cuaca Ekstrim

32
Ancaman Cuaca Ekstrim

• Ancaman relatif lebih rendah di Semua


wilayah di Kabupaten Tabalong
• Kecamatan dengan ancaman sedang berada
di Kecamatan Pugaan dan Kecamatan Tanta

33
METODOLOGI PETA BAHAYA TANAH LONGSOR
PENGOLAHAN & ANALISA DATA

Bagi daerah yang telah tersedia peta zona kerentanan gerakan tanah yang dikeluarkan oleh PVMBG

Jenis
No. Parameter Data Analisa Data
Bencana
6A Tanah • Kemiringan Lereng • DEM • Analisa multikriteria dengan metode
(%) overlay
Longsor • Zona Kerentanan • Peta Peta Zona semua parameter
Gerakan Tanah Kerentanan
Gerakan Tanah (PVMBG)

Bagi daerah yang belum tersedia peta zona kerentanan gerakan tanah yang dikeluarkan oleh PVMBG
Jenis
No. Parameter Data Analisa Data
Bencana
6B Tanah • Kemiringan Lereng (%) • Surface Analysis
Longsor* •DEM • Identifikasi jenis batuan
• Arah Lereng
• Analisa jarak dari sesat aktif dengan
• Panjang Lereng metode
Potensi
• Tipe Batuan Euclidean Distance
Longsor • Peta Geologi
• Jarak dari Patahan/Sesar Aktif • Identifikasi tekstur tanah berdasarkan jenis
(Deterministik)
• Tipe Tanah (tekstur tanah) tanah
• Peta Tanah
• KedalamanTanah (Solum) • Identifikasi kedalaman tanah berdasarkan
• Curah Hujan • Peta Wilayah jenis
Hujan tanah
• Stabilitas Lereng Faktor • Pengkelasan nilai curah hujan
Keamanan • Perhitungan stabilitas lereng
• Analisa multikriteria dengan metode
overlay semua parameter
34
Ancaman Bahaya Longsor

• Ancaman bahay longsor yang tinggi berada di


bagian Utara Kabupaten Tabalong
• Karena merupakan wilayah dengan topografi
tinggi dan kelerengan yang tinggi
• Ditambah jenis tanah geologi dan curah
hujan yang cukup tinggi

35
ANALISIS KERENTANAN BENCANA

36
KOMPONEN INDEKS KERENTANAN BENCANA

37
KERENTANAN SOSIAL
Bobot Kelas
Parameter*
(%) Rendah Sedang Tinggi
Kepadatan Penduduk 60 <50 jiwa/ha 50 – 100 jiwa/ha >100 jiwa/ha
Kelompok Rentan
Rasio Jenis Kelamin (10%) >40 20-40 <20
Rasio Kelompok Umur Rentan (10%)
40
Rasio Penduduk Miskin (10%) <20 20-40 >40
Rasio Penduduk Cacat (10%)

38
Kerentanan Sosial

Kecamatan Desa Jiwa Terpapar Longsor


Muara Uya Binjai 72
Bintang Ara Bintang Ara 15
Bintang Ara Dambung Raya 173
Jaro Garagata 42
Haruai Hayup 16
Upau Kaong 5
Jaro Lano 322
Jaro Nalui 6
Haruai Nawin (Sialing) 21
Bintang Ara Panaan 281
Upau Pangelak 221
Jaro Purui 106
Jaro Solan 80

39
KERENTANAN EKONOMI
Bobot Kelas
Parameter*
(%) Rendah Sedang Tinggi

Lahan Produktif 60 <50 juta 50 – 200 juta >200 juta


PDRB 40 <100 juta 100 - 300 juta >300 juta

Kerentanan Ekonomi = (0,6 * skor Lahan Produktif) + (0,4 * skor PDRB)

40
Kerentanan Ekonomi
Desa Kecamatan Kerugian PDRB Kerugian Lahan Produktif
Bilas Upau Rp49.446.580.325 Rp27.903.399.936
Binjai Muara Uya Rp34.836.318 Rp698.710.016
Burum Bintang Ara Rp646.464.277 Rp12.965.999.616
Garagata Jaro Rp3.463.967.554 Rp69.476.301.824
Garunggung Tanjung Rp742.001.360 Rp14.882.199.552
Halong Haruai Rp38.237.395 Rp766.920.000
Hayup Haruai Rp744.271.136 Rp14.927.800.320
Jaro Jaro Rp8.798.531 Rp176.471.008
Juai Tanjung Rp85.464.728 Rp1.714.160.000
Kambitin Raya Tanjung Rp102.728.011 Rp2.060.400.000
Kampung Baru Muara Uya Rp23.262.977 Rp466.582.016
Kaong Upau Rp520.497.478 Rp10.439.499.776
Kinarum Upau Rp12.828.646.072 Rp257.302.003.712
Lokbatu Haruai Rp132.036.315.590 Rp53.104.001.024
Lumbang Muara Uya Rp1.101.562.213 Rp22.093.889.280
Maburai Murung Pudak Rp87.170.348.246 Rp35.059.200.000
Muang Jaro Rp135.380.670 Rp2.715.315.008
Nalui Jaro Rp148.950.889 Rp2.987.488.700
Nawin (Sialing) Haruai Rp5.959.928 Rp119.537.000
Padang Panjang Tanta Rp52.393.768.159 Rp21.072.300.032
Palapi Muara Uya Rp63.950.655 Rp1.282.649.984
Panaan Bintang Ara Rp154.610.367 Rp3.100.999.936
Pangelak Upau Rp15.068.002.155 Rp302.216.404.992
Pasar Batu Muara Uya Rp67.265.479 Rp1.349.135.040
Salikung Muara Uya Rp43.750.844 Rp877.505.024
Santu'un Muara Uya Rp5.851.855.153 Rp117.369.602.048
Seradang Haruai Rp69.552.226 Rp1.395.000.064
Simpung Layung Muara Uya Rp71.788.367 Rp1.439.849.984
Solan Jaro Rp744.688.481 Rp14.936.140.288
Usih Bintang Ara Rp58.997.241 Rp1.183.299.968
Uwie Muara Uya Rp172.576.774 Rp3.461.349.888
Waling Bintang Ara Rp1.875.629.184 Rp37.619.200.000
Wayau Tanjung Rp104.795.016 Rp2.101.859.968

41
KERENTANAN FISIK

Bobot Kelas
Parameter* (%) Rendah Sedang Tinggi
Rumah 40 <400 juta 400 – 800 juta >800 juta
Fasilitas Umum 30 <500 juta 500 juta – 1 M >1 M
Fasilitas Kritis 30 <500 juta 500 juta – 1 M >1 M

Kerentanan Fisik = (0,4 * skor Rumah) + (0,3 * skor Fasum) + (0,3 * skor Faskris)

42
Kerentanan Fisik

Desa Kecamatan Kelas Bencana Longsor Kerugian Fisik


Binjai Muara Uya Sedang Rp 144.089.222,01
Bintang Ara Bintang Ara Sedang Rp 30.419.480,38
Dambung Raya Bintang Ara Sedang Rp 345.494.736,70
Garagata Jaro Sedang Rp 83.535.501,13
Hayup Haruai Sedang Rp 31.944.930,41
Kaong Upau Sedang Rp 9.846.338,09
Lano Jaro Sedang Rp 643.193.806,87
Nalui Jaro Sedang Rp 12.064.697,58
Nawin (Sialing) Haruai Sedang Rp 41.476.652,54
Panaan Bintang Ara Sedang Rp 562.981.769,52
Pangelak Upau Sedang Rp 441.868.628,26
Purui Jaro Sedang Rp 212.837.472,21
Solan Jaro Sedang Rp 159.666.828,33

43
ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS

44
Skor Kelas
Parameter Bobot (%)
Rendah Sedang Tinggi
Ketahanan Daerah Kab/Kota (71
40
Indikator)
Transformasi Nilai Ketahanan Daerah ke Nilai Indeks Peta
Kesiapsiagaan Desa/Kelurahan 60

• Berlaku sama untuk semua jenis bencana


• Transformasi Nilai:

= IF(Nilai KD <=55, (((1 / 3) / 55) * Nilai KD), IF(Nilai KD <= 70,((1 / 3) + (((1 /
3) / 15) * (Nilai KD - 55))), IF(Nilai KD > 70,((2 / 3) + (((1 / 3) / 30) * (Nilai KD -
70))) * 1)))

45
Nilai Indeks Kapasitas Kab/Kota
Indeks Kapasitas Kabupaten adalah Nilai Gabungan
antara Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat dan Indeks
Ketahanan
Kelas
Parameter Bobot Skor
Rendah Sedang Tinggi

Kesiapsiagaan 60% 0.33 0.66 1


Kelas/Nilai
Maks Kelas
Ketahanan Daerah 40% 0.33 0.66 1

Indeks Kapasitas = (0.6 x Skor Kesiapsiagaan) + (0.4 x Skor Ketahanan)

46
47
METODE PENGKAJIAN

 Pengkajian dilaksanakan dalam Diskusi GroupTerfokus (FGD)

 FGD dihadiri minimal oleh :


1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
4. Dinas Sosial
5. Dinas Kesehatan
6. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
8. Perusahaan Swasta
9. Tokoh Masyarakat dan/atauTokoh Adat dan/atauTokohAgama
10. Media
11. LSM

48
METODE KAJIAN KAPASITAS KABUPATEN/KOTA
Metode Pengkajian
 Kajian dilaksanakan dengan bantuan file PENDUKUNG (Software Penghitung Tingkat Ketahanan
Daerah).
 Dibutuhkan 1 orang fasilitator untuk memandu seluruh kelompok secara berbarengan mengisi
lembar jawaban berdasarkan pertanyaan yang telah ada
 Setiap anggota kelompok harus setuju terlebih dahulu terhadap jawaban yang akan mereka isi
kan dalam lembar jawaban
 Fasilitator memastikan bahwa setiap indikator diisi secara tepat oleh setiap kelompok sebelum
pindah ke indikator sebelumnya
 Fasiltator dapat dibantu oleh beberapa orang co-fasilitator untuk membantu kelompok dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh fasilitator utama

METODE REKOMENDASI KEBIJAKAN PRIORITAS


Perspektif Kabupaten/kota
 Setelah dilaksanakan kompilasi dan perata-rataan terhadap seluruh form jawaban peserta dalam
file PENDUKUNG (Software Penghitung Tingkat Ketahanan Daerah).
 Secara otomatis dapat dilihat rekomendasi kebijakan yang perlu diambil oleh daerah
 Rekomendasi kebijakan langsung dapat dilihat pada file tersebut di sheet “kebijakan prioritas”
 Hasil ini menjadi “rekomendasi kebijakan penanggulangan bencana kabupaten/kota” 49
Contoh Pertanyaan Indikator Prioritas

50
HASIL ANALISA KAPASITAS DAERAH KABUPATEN TABALONG
INDEKS TINGKAT
INDEKS
NO. PRIORITAS
PRIORITAS
KAPASITAS
DAERAH
KAPASITAS
DAERAH Kapasitas Daerah
1 Perkuatan Kebijakan dan Kelembagaan

2 Pengkajian Risiko dan Perencanaan Terpadu


0,68

0,67
kabupaten Tabalong
3 Pengembangan Sistem Informasi, Diklat dan Logistik 0,50 berada pada Level3
4 Penanganan Tematik Kawasan Rawan Bencana 0,50 0,55 SEDANG

5 Peningkatan Efektivitas Pencegahan dan Mitigasi Bencana 0,37


Yaitu
6 Perkuatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana 0,64
Tersedia/terselenggara
7 Pengembangan Sistem Pemulihan Bencana 0,56
kan namun manfaatny
a belum terasa menyel
uruh

51
REKOMENDASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KAPASITAS DAERAH KABUPATEN
TABALONG
RESPON
NILAI LEVEL NILAI NILAI INDEKS
PRIORITAS INDIKATOR (YA=1; KERANGKA AKSI
RESPON INDIKATOR KEPENTINGAN INDIKATOR PRIORITAS
TIDAK=0)
0 1 Penguatan Aturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Peraturan Daerah tentang 0 0 Penanggulangan Bencana
1 1 0,03 0,03
Penyelenggaraan PB 0 0
0 0
1 2 Penerapan Aturan Teknis Pelaksanaan Fungsi BPBD
Peraturan Daerah tentang 1 1
2 5 0,02 0,10
Pembentukan BPBD 1 1
1 1
1 2 Optimalisasi Penerapan Aturan dan Mekanisme Forum PRB
Peraturan tentang pembentukan Forum 1 1
3 5 0,02 0,08
PRB 1 1
1 1
1 2 Penguatan Aturan dan Mekanisme Penyebaran Informasi
Peraturan tentang penyebaran informasi 0 0 Kebencanaan
4 2 0,02 0,03
kebencanaan 0 0
0 0
1 2 Penguatan Peraturan Daerah tentang Rencana Penanggulangan
PERKUATAN
0 0 Bencana
KEBIJAKAN DAN 5 Peraturan Daerah tentang RPB 2 0,02 0,03 0,68
0 0
KELEMBAGAAN
0 0
0 1 Penguatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Peraturan Daerah tentang Tataruang 0 0 Wilayah Berbasis Kajian Risiko Bencana untuk Pengurangan Risiko
6 1 0,01 0,01
Berbasis PRB 0 0 Bencana
0 0
1 2 Peningkatan Kapabilitas dan Tata Kelola BPBD
1 1
7 BPBD 5 0,05 0,25
1 1
1 1
1 2 Penguatan Forum PRB
0 0
8 Forum PRB 2 0,02 0,04
0 0
0 0
1 2 Penguatan Fungsi Pengawasan dan Penganggaran Legislatif dalam
1 1 Pengurangan Risiko Bencana di Daerah
9 Komitmen DPRD terhadap PRB 4 0,03 0,12
1 1
0 0 52
Kajian Kesiapsiagaan
Desa/Kelurahan

53
Tujuan
 Tujuan Umum
Mengetahui level/nilai kemampuan dan kemandirian masyarakat
dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana di tingkat
Desa/Kelurahan

 Tujuan Khusus :
 Memberikan acuan dan rekomendasi bagi desa/kelurahan dalam
menentukan intervensi penanggulangan bencana di tingkat
komunitas
 Memberikan acuan dan rekomendasi bagi Kabupaten/Kota arah
kebijakan penanggulangan bencana secara spesifik
 Sebagai salah satu komponen yang dibutuhkan dalam pengkajian
Risiko Bencana di tingkat Kabupaten/Kota

54
Parameter dan Indikator Survey
Kesiapsiagaan Desa/Kelurahan

55
Parameter dan Indikator Survey
Kesiapsiagaan Desa/Kelurahan
 PARAMETER SURVEY dibedakan atas 2, yaitu:
1. PARAMETER SPESIFIK
• Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana
• Pengelolaan Tanggap Darurat
2. PARAMETER GENERIK
• Pengaruh Kerentanan Masyarakat
• Ketidaktergantungan terhadap Dukungan Pemerintah
• Partisipasi Masyarakat

56
Parameter dan Indikator Spesifik
1. Pengetahuan Kesiapsiagaan Bencana
a) Pengetahuan Jenis Ancaman
b) Pengetahuan Informasi Bencana
c) Pengetahuan Sistem Peringatan Dini Bencana
d) Pengetahuan tentang Prediksi Kerugian Akibat Bencana
e) Pengetahuan Cara Penyelamatan Diri

2. Pengelolaan Tanggap Darurat ;


a) Tempat dan Jalur Evakuasi
b) Tempat Pengungsian
c) Air dan Sanitasi
d) Layanan Kesehatan

57
Parameter dan Indikator Generik
1. Pengaruh Kerentanan Masyarakat terhadap Pengurangan Risiko Bencana
a) Mata Pencaharian dan Tingkat Penghasilan
b) Tingkat Pendidikan Masyarakat
c) Pemukiman Masyarakat

2. Ketidaktergantungan terhadap Dukungan Pemerintah


a) Jaminan Hidup Pasca Bencana
b) Penggantian Kerugian dan Kerusakan
c) Penelitian dan Pengembangan
d) Penanganan Darurat Bencana
e) Penyadaran Masyarakat

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat


a) Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Tingkat Masyarakat
b) Relawan Desa
58
Metode Pelaksanaan Survey
 Internalisasi penggunaan data PODES
 Depth Interview di Tingkat Kecamatan dan Sampel
Desa/Kelurahan untuk mengetahui tingkat kapasitas setiap
desa/kelurahan yang berada di kecamatan tersebut
 Depth Interview dilakukan terhadap seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten/Kota
 Tingkat Kecamatan : Aparat Pemerintah yang memahami kondisi
daerah hingga di tingkat desa/kelurahan
 Tingkat desa/kelurahan (sampling): Aparat Pemerintah yang
memahami kondisi desa/kelurahan
 Tabulasi dan Analisis Data

59
Indeks Kesiapsiagaan
 Indeks Kesiapsiagaan Desa/Kelurahan
 Indeks Kesiapsiagaan Kecamatan
 Indeks Kesiapsiagaan Kabupaten/Kota

Nilai Indeks Kelas Indeks Deskripsi


0,67 - 1 Tinggi Outcome
0,33 – 0,67 Sedang Output
0 – 0,33 Rendah Inisiasi

60
CONTOH HASIL PEMBOBOTAN KUESIONER KECAMATAN BANUA LAWAS
Desa Hapalah, Desa Batang Banyu, Desa Sungai Durian, Desa Pematang
Pengaruh Kerentaan Masyarakat Ketidak tergantungan masyarakat terhadap dukungan Bentuk Partisifasi
Pengetahunan Kesiap-siagaan Pengelolaan Tanggap Darurat
Terhadap Upaya Pengurangan Pemerintah Masyarakat
Pengetahua Pengetahu Sistem Presiksi Cara Tempat Tempat Air dan Layanan Mata Tingkat Pemukiman Jaminan Pengganti Penelitian Penanga Penyadara Kegiatan Relawan TOTAL
sub total sub total sub total sub total sub total
n Jenis an Peringatan Kerugian Penyela dan Jalur Pengung Sanitasi Kesehatan Pencarian / Pendidik Masyarakat Hidup an dan nan n PRB di Desa INDIKAT
NO. DESA indikator indikator indikator indikator indikator
Ancaman Informasi Dini Akibat matan Evakuasi sian Tingkat an Pasca Kerugian Pengemba Darurat Masyarakat tingkat OR
Peringatan Bencana Bencana Diri Penghasilan Masyarak Bencana dan ngan Bencana Masyarak
Bencana at Kerusakan at
0,1 0,15 0,25 0,2 0,3 1 0,35 0,3 0,2 0,15 1 0,4 0,35 0,25 1 0,2 0,15 0,2 0,3 0,15 1 0,65 0,35 1 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1 HAPALAH Ya/tidak Ya tidak tidak tidak Ya Ya Ya tidak Ya Ya Ya Ya Ya tidak tidak tidak tidak tidak Ya
Mengun
Awal Jalan di Masyarak
gsi ke RT.05 Bantuan
September RT.05 at Peduli
Penjelasan - - - tempat Dataran - - Petani SMA 50 KK dari - - - - -
hingga RT.07 dan Api
lebih Tinggi BPBD
Maret RT.03 (MPA)
tinggi
Bobot 0,1 0 0 0 0,3 0,4 0,35 0,3 0 0,15 0,8 0,4 0,35 0,25 1 0,2 0 0 0 0 0,2 0 0,35 0,35 2,75

2 BATANG BANYU Ya/tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak Ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
<Rp.
Penjelasan - - - - - - - - - SMA - - - - - - - -
5.000.000
Bobot 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,4 0,35 0 0,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,75

3 SUNGAI DURIAN Ya/tidak ya tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak ya ya tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak
<Rp.
Penjelasan - - - - - - - - - SMA - - - - - - - -
5.000.000
Bobot 0,1 0 0 0 0,3 0,4 0 0 0 0,15 0,15 0,4 0 0 0,4 0,2 0 0 0 0 0,2 0 0 0 1,15

4 PEMATANG Ya/tidak ya tidak tidak tidak ya ya tidak tidak tidak ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak ada
<Rp.
Penjelasan - - - - - - - - - SMA - - - - - - - -
5.000.000
Bobot 0,1 0 0 0 0,3 0,4 0,35 0 0 0 0,35 0,4 0,35 0 0,75 0 0 0 0 0,15 0,15 0 0,35 0,35 2

Hasil lengkap kuesioner terlampir

61
Terima Kasih

62

Anda mungkin juga menyukai