(KAK)
TAHUN
ANGGARAN 2020
1. Latar Belakang
Sebuah kabupaten memiliki syarat–syarat yang harus diperhatikan dengan baik dilihat
dari segi: (1) Kemampuan ekonomi daerah; (2) Kependudukan; (3) Keamanan dan
Pertahanan Nasional; (4) Kestabilan politik dan Perlindungan Masyarakat serta (5)
Pembangunan dan Kesatuan Bangsa.
2
Beberapa alasan kenapa pemekaran kecamatan dapat dianggap sebagai salah satu
pendekatan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintah daerah dan
peningkatan publik, yaitu:
a. Keinginan untuk menyediakan pelayanan publik yang lebih baik dalam wilayah
kewenangan yang terbatas/terukur. Pendekatan pelayanan melalui pemerintahan
daerah yang baru diasumsikan akan lebih dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik dibandingkan dengan pelayanan melalui pemerintahan daerah induk dengan
cakupan wilayah pelayanan yang lebih luas. Melalui proses perencanaan
pembangunan daerah pada skala yang lebih terbatas, maka pelayanan publik
sesuai kebutuhan lokal akan lebih tersedia.
b. Mempercepat pertumbuhan ekonomi penduduk setempat melalui perbaikan
kerangka pengembangan ekonomi daerah berbasiskan potensi lokal. Dengan
dikembangkannya daerah baru yang otonom, maka akan memberikan peluang
untuk menggali berbagai potensi ekonomi daerah baru yang selama ini tidak
tergali.
c. Penyerapan tenaga kerja secara lebih luas di sektor pemerintah dan bagi-bagi
kekuasaan di bidang politik dan pemerintahan. Kenyataan politik seperti ini juga
mendapat dukungan yang besar dari masyarakat sipil dan dunia usaha, karena
berbagai peluang ekonomi baru baik secara formal maupun informal menjadi
lebih tersedia sebagai dampak ikutan pemekaran wilayah.
Pemekaran kecamatan adalah wujud nyata otonomi daerah. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2008 Tentang Kecamatan mengenai pembentukan pemekaran
Kecamatan yakni syarat dan fisik kewilayahan menjelaskan pada BAB II pasal 5
menjelaskan beberapa fisik kewilayahan yakni cakupan wilayah, penetuan calon Ibukota
Pemerintahan Kecamatan dan penyediaan sarana dan prasarana fasilitas Pemerintahan
seperti kantor kecamatan dan fasilitas umum lainnya.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah:
1. Melakukan kajian kawasan hutan yang tidak lagi produktif untuk dilakukan
pelepasan kawasan agar pemekaran wilayah Kecamatan Mandiangin dan
Kecamatan Pauh dapat dilakukan.
2. Melalukan proses pelepasan status kawasan dari status kawasan hutan hutan
menjadi bukan kawasan hutan
3. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari hasil kegiatan adalah:
1. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Pengelolaan
Pertanahan Nasional semakin lebih optimal, meminimalkan intrusi permohonan
sertipikasi di kawasan hutan di Kabupaten Sarolangun
2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, inventarisasi dan pengelolaan
kawasan hutan semakin lebih optimal karena kawasan hutan yang tidak optimal
akan berkurang.
3. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, bertambahnya Kawasan non hutan yang
produktif dan menambah variasi peruntukan lahan non hutan.
4. Badan usaha dan masyarakat umum akan memiliki akses terhadap lahan non
hutan yang dapat menunjang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4
4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode yang digunakan untuk melaksakan pekerjaan pengukuran batas kawasan hutan
adalah dengan cara swakelola dan kontraktual;
Pelaksana kegiatan yang bersifat kontraktual ini adalah perusahaan/badan hukum
penyedia jasa konsultan pemetaan di bidang jasa kehutanan, jasa survei dan pemetaan,
tenaga pelaksana pekerjaan harus memiliki spesifikasi sebagai berikut
A. Tenaga Teknis
Untuk mendukung kegiatan Kajian Stategis dan Pelepasan Kawasan Hutan
Kabupaten Sarolangun untuk pemekaran wilayah Kecamatan Mandiangin dan
Kecamatan Pauh seluas ± 3.000 Ha berdasarkan peta lampiran Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: SK. 863/Menhut-II/2014, perlu ditangani oleh beberapa
tenaga teknis dengan spesifikasi sebagai berikut:
5
A.4 Surveyor S1/D3 > 3 Tahun di bidang 8 Melakukan pekerjaan:
Geografi/ survei pengukuran - Pengukuran lapangan
Kehutanan dan pemetaan - Rekapitulasi data lapangan
A.5 Operator Pengolah S1/D3 > 1 Tahun di bidang 2 Mengolah Data SIG yang
Data SIG Geografi/ survei pengukuran meliputi:
Kehutanan dan pemetaan - Pengukuran lapangan
- Pemrosesan data lapangan
- Analisis data lapangan
A.6 Administrasi S1/D3 > 3 Tahun di bidang 1 Menyusun laporan-laporan
Administrasi dan pelaksanaan pekerjaan dan
kesekretariatan administasi pekerjaan
6
5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup/batasan pekerjaan ini terdiri dari:
V. Pelaporan 3,55
7
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Peralatan
No Jenis Peralatan Spesifikasi Khusus
A Koleksi Batas Kawasan Hutan
GPS Receiver Dual Frequency
Tipe receiver Geodetic
Alat memiliki ketelitian horizontal maksimal 5
mm + 1 ppm rms dan vertikal 10 mm + 1 ppm
rms
Perangkat Lunak pengolah Memiliki kemampuan mengolah data GPS
GPS hingga menghasilkan koordinat dengan akurasi
horizontal maksimal 5 cm dan vertikal 10 cm
B Pengukuran Detil Situasi
Total Station/GPS G Memiliki kemampuan untuk:
Akurasi Jarak dengan Prisma : ±(2mm + 2 ppm*D)
m.s.e
Kecepatan pengambilan data per Titik ± 0.3 - 0.9 Detik
Akurasi Sudut 1 '' ( 1 Detik )
Perangkat lunak Memiliki kemampuan untuk:
Melihat raw data pengukuran pengolahan data spasial
Melakukan perhitungan koordinat
Mampu mengexport data ke dalam format data yang
diperlukan (CSV, txt, dxf, dwg, shp)
8
8. Spesifikasi Teknis dan Spesifikasi Umum Pekerjaan
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan pihak ketiga atau jasa konsultansi melalui mekanisme
pengadaan umum terbuka/penunjukan langsung/swakelola??
Pekerjaan Volume pekerjaan dalam 1 (satu) paket pekerjaan di Kecamatan Mandiangin dan
Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: SK. 863/Menhut-II/2014 ini dilakukan dengan kajian desk study dan
pengukuran langsung. Secara keseluruhan, tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut:
9
produktif. Kegiatan tahap ini adalah desk studi yang merumuskan beberapa wilayah
dengan status kawasan hutan yang akan dilakukan proses pelepasan kawasan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem informasi geografis dengan dasar
data pengukuhan kawasan hutan Provinsi Jambi, izin usaha pengusahaan hutan, Rencana
Tata Ruang Provinsi Jambi, arahan pembangunan pemerintah provinsi dan regulasi
perundang-undangan nasional.
10
Konsultasi public melibatkan instansi dan lembaga yang mewakili pemerintah,
masyarakat, lembaga Pendidikan, lembaga sosial masyarat yang merupakan
representasi dari kondisi sosial di lokasi tersebut. Produk dari konsultasi public
adalah lokasi yang tepat guna pelepasan kawasan hutan.
11
- Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36/Menhut-II/2010 Tentang Tim
Terpadu Dalam Rangka Penelitian Perubahan Peruntukan dan Fungsi
Kawasan Hutan.
- Nomor P.17/MENLHK/SETJEN/Kum.1/5/2018 tentang Tata Cara
Pelepasan Kawasan Hutan dan Perubahan Batas Kawasan Hutan untuk
Sumber Tanah Obyek Reforma Agraria
E. Pelaporan
Pelaporan merupakan administrasi yang harus dipenuhi dengan skema yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait pengadaan pekerjaan.
9. Pelaksanaan Pekerjaan
12
untuk menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol kualitas
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal terhadap hasil
pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator sesuai
dengan petunjuk teknis QC yang ditetapkan. QC internal dilakukan oleh Ketua tim.
Ketua tim bertanggung jawab terhadap kualitas data yang dilakukan oleh operator dan
berhak untuk memerintahkan operator untuk mengulangi atau memperbaiki kesalahan
apabila data belum memenuhi kualitas yang ditetapkan.
- Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa menunggu seluruh
hasil pada satu tahapan pekerjaan.
- Pelaksana pekerjaan harus berperan aktif dalam menjalankan proses QC/QA internal
disetiap tahapan pekerjaan sebelum diserahkan kepada Tim Pengawas Teknis dan
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan diakhir pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan
dilakukan QC/QA dimulai dari sebelum akuisisi data sampai dengan pengecekan
akhir hasil pemrosesan data.
- Hasil dari QC/QA ini untuk memutuskan apakah pelaksana perlu mengulang
pekerjaan di suatu tahapan untuk memperbaiki kualitas data.
- Penyedia Jasa harus menyimpan seluruh dokumen QC untuk diserahkan kepada
Pemberi
- Kerja setelah selesainya seluruh pelaksanaan pekerjaan.
- Hasil QC yang dilakukan oleh Tim Pengawas Teknis Dinas Kehutanan Provinsi
Jambi dituangkan dalam dokumen QC berikut catatan untuk perbaikan.
f. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara internal oleh tim pelaksana dari
Penyedia Jasa maupun oleh Tim Pengawas Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.
1) Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal dan berkala
selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap minggu.
- Ketua Tim Pelaksana (Team Leader) melaksanakan monitoring dan evaluasi internal
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap bulan.
13
- Apabila diperlukan, kegiatan monitoring dan evaluasi internal dapat mengundang
Dinas Kehutanan Provinsi Jambi
- Tim Pengawas Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jambi akan melaksanakan
monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama
satu kali dalam satu bulan.
- Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara internal oleh
Penyedia Jasa maupun oleh Tim Pengawas Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jambi
harus dicatat dalam notulensi yang ditandatangani oleh pihak terkait.
- Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus didokumentasikan dengan baik.
Tim Pengawas Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jambi sewaktu-waktu dapat
meminta seluruh notulensi untuk dilakukan pemeriksaan.
- Tim Pengawas Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dapat memberikan teguran
apabila Penyedia Jasa lalai dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait
pelaksanaan pekerjaan.
2) Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
- Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
- Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Solusi bagi setiap kendala yang timbul.
- Rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya.
- Strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan dari jadwal
pelaksanaan yang ditetapkan.
3) Setiap operator pelaksana wajib melakukan pencatatan dalam suatu personal logbook
terkait aktivitas sehari-hari dalam pelaksanaan pekerjaan. Personal logbook mencakup
beberapa hal, antara lain:
- Waktu mulai kerja, istirahat, waktu selesai kerja (harian).
- Pekerjaan yang dilaksanakan dan pencapaian hasil kerja perhari.
- Permasalahan yang dijumpai dan solusi yang dilakukan.
14
A. Laporan Pendahuluan
Secara garis besar isi dari laporan pendahuluan sekurang-kurangnya menguraikan
mengenai:
- Persiapan pelaksanaan Pekerjaan, yang mencantumkan paling tidak:
▪ Deskripsi area kerja
▪ Indeks lokasi pekerjaan
▪ Deksripsi mengenai citra satelit yang hendak digunakan
- Identitas pekerjaan dan organisasi pelaksana
- Metoda, Peralatan dan Prosedur Pelaksanaan
- Desain pelaksanaan pekerjaan
- Peralatan pelaksanaan pekerjaan
- Deskripsi metode, prosedur dan perangkat (lunak/keras) yang akan digunakan.
B. Laporan Bulanan
Penyedia harus membuat buku laporan bulanan mengenai kemajuan pelaksanaan
pekerjaan paling lambat hari ke lima pada setiap bulannya. Laporan tersebut dimulai
sejak tanggal penandatanganan kontrak. Untuk keadaan-keadaan tertentu, Pengawas
Teknis berhak untuk meminta laporan kemajuan diluar waktu yang telah ditetapkan
diatas.
C. Laporan Akhir
Pada akhir pekerjaan perusahaan harus membuat laporan akhir yang memuat secara
detail setiap tahapan kegiatan, laporan akhir terdiri dari:
1) Laporan Akhir, 2 (dua) rangkap, secara garis besar isi dari laporan akhir menguraikan
sekurang-kurangnya:
a. Organisasi pelaksana
b. Metoda, peralatan dan prosedur pelaksanaan
c. Mekanisme kontrol kualitas yang dilaksanakan. Sebagai bagian kontrol kualitas,
laporan akhir juga harus melampirkan:
- Hasil analisis terhadap hasil pengolahan data survei yang dihasilkan.
- Buku kendali, yang berisi konsultasi pelaksana dengan pengawas teknik
(saran, rekomendasi).
- Hasil supervisi lapangan.
15
d. Analisa produk yang dihasilkan.
2) Laporan Administrasi 2 (dua) rangkap, berisikan antara lain absensi kehadiran
pelaksana kegiatan, pertanggunganjawab setiap item kegiatan disertai bukti-bukti
pengeluaran.
16
13. Anggaran Pembiayaan
Pekerjaan ini akan dibiayai oleh DIPA Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Kementerian
Tahun Anggaran 2020
17