Anda di halaman 1dari 17

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

SOSIALIASI PEDOMAN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA
BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

Booklet ini terselenggara atas


Proyek Kerjasama Teknis JICA untuk
PENGUATAN SISTEM MONITORING PEMANFAATAN RUANG
2010

SOSIALIASI PEDOMAN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA
BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS

Kata Pengantar

Latar Belakang Pedoman

Seiring dengan perkembangan wilayah kota yang dinamis, mengakibatkan perubahan yang cepat pada pemanfaatan
ruang. Perkembangan dan perubahan pemanfaatan ruang merupakan konsekuensi dari semakin meningkatnya penduduk
serta intensitas kegiatan yang berlangsung pada wilayah kota tersebut. Untuk mengarahkan perubahan pemanfaatan
ruang pada kondisi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan di masa yang akan datang, maka setiap kota
diamanatkan oleh Undang-Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang untuk menyusun Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota.
Dalam rangka menjaga konsistensi pelaksanaan pemanfaatan ruang aktual terhadap rencana tata ruang yang telah
disusun, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi kesesuaian antara pemanfaatan ruang yang berlangsung terhadap
rencana tata ruang wilayah. Untuk kepentingan tersebut disusunlah Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan
Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis.
Sebagai upaya untuk mensosialisasikan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem
Informasi Geografis kepada segenap Pemerintah Kota di seluruh Indonesia, kami menerbitkan booklet ini yang memuat
secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan, ketentuan umum dan teknis, serta tata cara pemantauan dan evaluasi.
Panduan ringkas ini diharapkan dapat membantu pemerintah kota untuk dapat memahami pedoman tersebut sehingga
dapat diterapkan secara optimal dalam upaya peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap rencana tata ruang
wilayah.

Kota merupakan tempat terkonsentrasinya kegiatan sosial ekonomi masyarakat


dengan perkembangan yang sangat dinamis, hal ini menyebabkan pemanfaatan ruang
kota berubah dengan cepat.

Diperlukan adanya upaya untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang terhadap


rencana tata ruang wilayah.

Belum adanya panduan bagi Pemerintah Kota dalam melakukan pemantauan dan
evaluasi pemanfaatan ruang wilayah kota.

Dengan azas desentralisasi wilayah, Pemerintah Kota saat ini diberi kewenangan
dalam menyusun RTRW Kota.
Disamping itu Pemerintah Kota perlu meningkatkan kemampuan melakukan
pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang.

Direktur Jenderal Penataan Ruang

Imam S. Ernawi

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

Maksud dan Tujuan Pedoman

Kata Kunci / Istilah dan Definisi

Pedoman dimaksudkan sebagai panduan dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi


pemanfaatan ruang wilayah kota dalam rangka mewujudkan kesesuaian pemanfaatan
ruang terhadap rencana tata ruang wilayah kota yang ditetapkan.

Tujuan pedoman adalah untuk membantu Pemerintah Kota dalam meningkatkan


kualitas pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang di wilayahnya.

Ruang Lingkup Pedoman

KETENTUAN
UMUM

KETENTUAN
KHUSUS

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

TATA CARA
PEMANTAUAN &
EVALUASI

PEMANTAUAN

EVALUASI

Pemantauan pemanfaatan ruang wilayah


kota adalah tindakan mengamati dan
mencatat kondisi aktual struktur ruang dan
pola ruang wilayah kota.

Evaluasi pemanfaatan ruang adalah


tindakan mengkaji tingkat kesesuaian struktur
ruang dan pola ruang terhadap rencana
struktur dan pola ruang pada rencana tata
ruang wilayah kota yang disahkan.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

Kedudukan Pedoman

Permen
17/PRT/M/2009

Keluaran
UU 26/2007

tentang
Penataan Ruang

PP 15/2010

tentang
Penyelenggaraan
Penataan Ruang

tentang
Pedoman Penyusunan
RTRW Kota

Pedoman Pemantauan dan


Evaluasi Pemanfaatan Ruang
Berbasis Sistem Informasi Geografis

Kedudukan Pedoman terhadap Peraturan Perundang-undangan Terkait

Pelengkap terhadap Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


(Permen No.17/PRT/M/2009)

Perangkat proses pelaksanaan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang pada
wilayah kota adalah:

1tahunan

1tahunan

5tahunan

Laporan hasil pemantauan


struktur ruang dan pola ruang
wilayah kota setiap tahun
dengan basis data sistem
informasi geografis

Dokumen evaluasi
pemanfaatan ruang wilayah
kota tahunan

Dokumen evaluasi
pemanfaatan ruang wilayah
kota lima tahunan sekaligus
sebagai hasil peninjauan
kembali rencana tata ruang
wilayah

(UU No.26 tahun 2007, Pasal 26 dan PP No. 15 tahun 2010, Bagian keenam, Pasal 81 dan Pasal 86)

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

Ketentuan Umum

Lingkup wilayah yang menjadi objek pemantauan dan evaluasi adalah wilayah kota
yang merupakan batas wilayah administratif dan memiliki deliniasi wilayah yang sama
dengan wilayah pada rencana tata ruang wilayah kota.

Masyarakat dapat memberikan laporan terkait permasalahan pemanfaatan ruang


wilayah kota kepada pelaksana kegiatan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan
ruang wilayah kota.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah kota berdasarkan


pedoman ini ditujukan bagi wilayah kota yang telah memiliki rencana tata ruang
wilayah kota yang sesuai dengan Undang-Undang No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan telah berkekuatan hukum sebagai peraturan daerah. RTRW Kota
tersebut akan menjadi tolok ukur (baseline) dalam evaluasi pemanfaatan ruang
wilayah kota.

Waktu pelaksanaan pemantauan pemanfaatan ruang wilayah kota adalah setiap satu
tahun sekali. Sedangkan waktu pelaksanaan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah kota
terdiri dari :

Pelaksana kegiatan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah kota adalah
pemerintah kota, dalam hal ini Walikota menunjuk instansi/unit/pejabat
penanggungjawab pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang.

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

- evaluasi pemanfaatan ruang tahunan;


- evaluasi pemanfaatan ruang 5 (lima) tahunan, yakni: evaluasi yang dilakukan lima
tahun sekali.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

Ketentuan Teknis
Kelengkapan Pemantauan

Kelengkapan Evaluasi

TATA CARA
- Dokumen RTRW Kota yang sudah berkekuatan
hukum

- Data dan informasi hasil pemantauan sesuai dengan


matriks hasil pemantauan

- Daftar inventarisasi objek pemantauan

- Peta rencana tata ruang wilayah yang meliputi peta


rencana struktur wilayah dan peta rencana pola
wilayah dengan skala sesuai dengan ketentuan

- Peta kerja yang berbasis peta rencana Struktur


Ruang dan Pola Ruang, dengan basis SIG dengan
skala disesuaikan dengan skala RTRW Kota yang
berlaku

P E M A N T A U A N D A N E V A L U A S I
PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KOTA
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

- Peta hasil pemantauan lapangan


- Daftar inventarisasi indikator evaluasi baik tahunan
maupun lima tahunan sesuai dengan lingkup dan
kedalaman muatan rencana tata ruang wilayah

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

Tahapan Pemantauan

Persiapan

Pengamatan
lapangan
dan
pengumpulan
data

Pelaporan
hasil
pemantauan

Analisis
data
dan informasi

Perumusan
hasil
evaluasi

Tahapan Evaluasi

Kompilasi
data
dan informasi

10

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

11

Indikator Evaluasi Pemanfaatan Ruang

12

Struktur Ruang

Pola Ruang

1.1 Tingkat Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan


1.1.1 Pusat pelayanan kota
1.1.2 Sub pusat pelayanan kota
1.1.3 Pusat lingkungan
1.2 Tingkat Perwujudan Sistem Prasarana Utama Sistem Pusat Pelayanan
1.2.1 Sistem jaringan transportasi darat
1.2.2 Sistem jaringan transportasi laut
1.2.3 Sistem jaringan transportasi udara
1.3 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Utilitas Pendukung Kegiatan Pusat Pelayanan
1.3.1 Sistem jaringan energi kelistrikan
1.3.2 Sistem jaringan telekomunikasi
1.3.3 Sistem jaringan sumber daya air kota
1.3.4 Infrastruktur perkotaan

2.1 Proporsi Inkonsistensi Fungsi Kawasan Lindung


2.1.1 Hutan lindung
2.1.2 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya
2.1.3 Kawasan perlindungan setempat
2.1.4 Kawasan suaka alam dan cagar budaya
2.1.5 Kawasan lindung lainnya
2.2 Tingkat Perwujudan Ruang Terbuka Hijau
2.3 Tingkat Perwujudan Kawasan Budidaya
2.3.1 Kawasan perumahan
2.3.2 Kawasan perdagangan dan jasa
2.3.3 Kawasan perkantoran
2.3.4 Kawasan industri
2.3.5 Kawasan pariwisata
2.3.6 Kawasan ruang terbuka non hijau
2.3.7 Kawasan ruang evakuasi bencana
2.3.8 Kawasan peruntukan sektor informal
2.3.9 Kawasan peruntukan lainnya

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

13

Teknik Kuantifikasi Evaluasi


Evaluasi struktur ruang:
Penilaian aspek ketersediaan, angka 0 untuk tidak ada dan angka 1 untuk ada
Penilaian aspek kesesuaian, angka 0 untuk tidak sesuai dan 1 untuk sesuai

Evaluasi pola ruang:


Prosentase kesesuaian diterjemahkan ke dalam rentang kualitatif, dari rendah hingga tinggi yang
dikuantitatifkan dengan skala 4 (nilai 0 sampai dengan 4), dengan klasifikasi sebagai berikut:

14

> 99%

: tidak ada kesesuaian = 0

50% - < 99%

: kesesuaian rendah

= 1

25% - <50%

: kesesuaian sedang

= 2

1 % - < 25%

: kesesuaian tinggi

= 3

0 % - < 1%

: sesuai sempurna

= 4

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

15

Teknik Pembobotan: Struktur Ruang


Penghitungan bobot untuk evaluasi dilakukan sebagai berikut:
-

Hitung nilai dari masing-masing sub indikator sesuai dengan RTRW Kota yang ada dengan bobot masingmasing sub indikator =1 (100%)

1.1.1 Pusat Pelayanan Kota


1.1 Tingkat Perwujudan
Sistem Pusat Pelayanan

Untuk mendapatkan nilai indikator, jumlahkan nilai masing-masing sub-indikator kemudian dibagi dengan nilai
3 (jumlah sub indikator).
Untuk mendapatkan nilai total group indikator, jumlahkan nilai indikator yang ada dan bagi dengan jumlah
indikator yang ada di RTRW Kota. (Indikator yang tak ada di RTRW Kota tidak ikut dihitung dalam proses
perhitungan)
Untuk mendapatkan nilai total untuk struktur ruang, jumlahkan group indikator yang ada dan bagi dengan
jumlah group indikator

1.1.2 Sub-Pusat Pelayanan Kota


1.1.3 Pusat Lingkungan

STRUKTUR
RUANG

1.2 Tingkat Perwujudan


Sistem Prasarana Utama
Sistem Pusat Pelayanan

1.2.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat


1.2.2 Sistem Jaringan Transportasi Laut

Jalan Tol
Jalan Khusus
Lokasi Terminal
...
...

Terminal A
Terminal B
Terminal ...
...

1.2.3 Sistem Jaringan Transportasi Udara


1.3.1 Sistem Jaringan Energi Kelistrikan

1.3 Ketersediaan Prasarana


dan Sarana Utilitas
Pendukung Kegiatan
Pusat Pelayanan

1.3.2 Sistem Jaringan Telekomunikasi


1.3.3 Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1.3.4 Infrastruktur Perkotaan

16

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

17

Teknik Pembobotan: Pola Ruang

2.1.1 Hutan Lindung

Penghitungan bobot untuk evaluasi dilakukan sebagai berikut:

2.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan


terhadap Kawasan di Bawahnya

2.1 Proporsi Inkonsistensi


Fungsi Kawasan Lindung

Hitung nilai dari masing-masing sub indikator sesuai dengan RTRW Kota yang ada dengan bobot masingmasing sub indikator =1 (100%)
Untuk mendapatkan nilai indikator, jumlahkan nilai masing-masing sub-indikator kemudian dibagi dengan nilai
3 (jumlah sub indikator).
Untuk mendapatkan nilai total group indikator, jumlahkan nilai indikator yang ada dan bagi dengan jumlah
indikator yang ada di RTRW Kota. (Indikator yang tak ada di RTRW Kota tidak ikut dihitung dalam proses
perhitungan)

2.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat


2.1.4 Kawasan Suaka Alam & Cagar Budaya
2.1.5 Kawasan Lindung Lainnya

POLA
RUANG

2.2 Tingkat Perwujudan


Ruang Terbuka Hijau

2.2.1 Ruang Terbuka Hijau Kota


2.3.1 Kawasan Perumahan
2.3.2 Kawasan Perdagangan dan Jasa

Untuk pola ruang, nilai maksimum untuk masing-masing indikator = 4, kecuali sub indikator 2.3.5 sampai sub
indikator 2.3.9 (karena berupa penilaian ketersediaan dan kesesuaian, nilai maksimumnya adalah 2).

2.3.3 Kawasan Perkantoran


2.3.4 Kawasan Industri
2.3 Tingkat Perwujudan
Kawasan Budidaya

2.3.5 Kawasan Pariwisata

Kaw. Industri A
Kaw. Industri B
Kaw. Industri ...
...
...

2.3.6 Kawasan Ruang Terbuka Non-hijau


2.3.7 Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
2.3.8 Kawasan Peruntukan Sektor Informal
2.3.9 Kawasan Peruntukan Lainnya

18

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

19

Tabel Matriks Penilaian Kesesuaian Pemanfaatan Ruang: Struktur Ruang

Tabel Matriks Penilaian Kesesuaian Pemanfaatan Ruang: Pola Ruang

KRITERIA EVALUASI: KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG TERHADAP RTRW KOTA

KRITERIA EVALUASI: KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG TERHADAP RTRW KOTA

KLASIFIKASI: STRUKTUR RUANG

KLASIFIKASI: POLA RUANG


PROSENTASE

INDIKATOR

LOKASI

1.1

Tingkat Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan

1.1.1

Pusat Pelayanan Kota

1.1.2

Sub Pusat Pelayanan


Kota

KETERSEDIAAN

KESESUAIAN

JUMLAH

Obyek

SubIndikator

(A)

(B)

(C)

(D)

(E)

(0/1)

(0/1)

(A+B)

(%)

(%)

INDIKATOR

2.1

Proporsi Inkonsistensi Fungsi Kawasan Lindung

2.1.1

Hutan Lindung

a.

2.1.2

Kawasan yang Memberikan


Perlindungan Terhadap
Kawasan di Bawahnya

a.

a.
b.
c.

Pusat Lingkungan

a.

JUMLAH

PROSENTASE

(A)

(C)

(D)

(0 - 4)

(TOTAL A)

(%)

b.
c.

2.1.3

Kawasan Pelidungan Setempat

a.

2.1.4

Kawasan Suaka Alam dan


Cagar Budaya

a.

Kawasan Lindung Lainnya

d.
1.1.3.

LOKASI

SIMPANGAN

2.1.5

b.

b.

b.

c.

KETERANGAN:

20

1. Masukkan pada kolom lokasi sesuai dengan muatan pada RTRW Kota
2. Pada aspek penilaian ketersediaan maka angka 0 untuk tidak tersedia, dan angka 1 untuk tersedia
3. Jika tersedia, maka diteruskan pada penilaian kesesuaian. Angka 0 untuk tidak sesuai dan angka 1 untuk sesuai

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

TOTAL

KETERANGAN:

1. Masukkan pada kolom lokasi sesuai dengan muatan pada RTRW Kota
2. Pada aspek penilaian, Skala yang digunakan adalah dari angka 0 4

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

21

Contoh Hasil Evaluasi dengan Sistem Informasi Geografis


Evaluasi Tahun ke-1

Evaluasi Tahun ke-2


- Ilustrasi peta ini menunjukkan hasil
overlay antara pemanfaatan ruang
aktual dengan rencana pada tahun
pertama setelah diberlakukannya
RTRW Kota.
- Penjelasan di dalam grafik
menunjukkan nilai persentase
deviasi antara luas pemanfaatan
ruang aktual terhadap rencana
pemanfaatan ruang.

22

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

- Peta merupakan hasil evaluasi


overlay antara pemanfaatan ruang
aktual dengan rencana pada tahun
ke-2 setelah diberlakukannya RTRW
Kota.
- Penjelasan di dalam grafik kiri
bawah menunjukkan nilai
presentase deviasi antara luas
pemanfaatan ruang aktual tahun
ke-2 terhadap rencana
pemanfaatan ruang/indikasi
program
- Grafik kanan bawah menunjukkan
trend deviasi persentase dari tahun
1 sampai dengan tahun ke-2

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

23

Perumusan Hasil Evaluasi


Evaluasi Tahun ke-5
- Peta merupakan hasil overlay
antara pemanfaatan ruang aktual
dengan rencana pada tahun ke-5
setelah diberlakukannya RTRW
Kota,
- Grafik kiri bawah menunjukkan nilai
presentase deviasi antara luas
pemanfaatan ruang aktual tahun
ke-5 terhadap rencana
pemanfaatan ruang/indikasi
program
- Grafik kanan bawah menunjukkan
trend deviasi persesentase dari
tahun 1 sampai dengan tahun ke-5

24

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

Keluaran dari kegiatan evaluasi tahunan adalah masukan tentang persentase tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang secara
umum, dapat berupa:
-

Tingkat kesesuaian tinggi, (> 50% - 100%) pelaksanaan pemanfaatan ruang telah sesuai dengan rujukan rencana tata
ruang (termasuk indikasi program)

Tingkat kesesuaian sedang (> 25% - 50%) pemanfaatan ruang masih belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tata
ruang

Tingkat kesesuaian rendah (0 % - 25%) pemanfaatan ruang belum sesuai dengan rencana tata ruang

Rincian keluaran tingkat kesesuaian dari setiap indikator struktur ruang dan pola ruang
Penyimpulan indikator dominan yang berkontribusi pada rendahnya tingkat kesesuaian.
Tindak lanjut Kebijakan dan langkah-langkah yang diambil dalam upaya mencapai kesesuaian pemanfaatan ruang pada
tahun berikutnya adalah dengan:
-

Kebijakan untuk meningkatkan kondisi dengan penguatan program pemanfaatan ruang

Kebijakan untuk mencegah penyimpangan dengan menguatkan fungsi pengendalian

Kebijakan untuk memprioritaskan pada sektor-sektor yang penting namun lambat pertumbuhannya.

Upaya penegakan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum

25

Perumusan Hasil Evaluasi Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota 5 Tahunan


Hasil evaluasi harus memuat hal-hal sebagai berikut:
Keluaran dari kegiatan evaluasi 5 (lima) tahunan adalah masukan tentang persentase tingkat kesesuaian pemanfaatan
ruang , dapat berupa penggolongan tingkat kesesuaian (tinggi, sedang, dan rendah)
Informasi dari kegiatan evaluasi yang mengikuti output tentang tingkat ketercapaian rencana
-

Identifikasi permasalahan utama

Kondisi pemanfaatan ruang yang dapat menjadi potensi untuk dikembangkan pada masa mendatang (atau periode
indikasi program berikutnya)

Tingkat efektifitas pengendalian pemanfaatan ruang baik dari segi perangkat peraturan maupun pelaksanaannya

Outcome yang dihasilkan dari pemanfaatan ruang berkaitan dengan kondisi lingkungan dan ruang, sebagai cerminan
kualitas ruang kota

Tindak lanjut dari hasil evaluasi

26

Jika tingkat kesesuaiannya tinggi, maka kegiatan selanjutnya adalah memantapkan program-program pemanfaatan
ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang;

Jika tingkat kesesuaiannya sedang, perlu kebijakan atau strategi baru untuk memperkuat terwujudnya kesesuaian;
dan/atau pemantapan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang.

Jika tingkat kesesuaiannya rendah, (dan temuan faktor lain yang signifikan) diperlukan adanya peninjauan kembali
terhadap rencana tata ruang yang sedang diterapkan, termasuk peninjauan kembali terhadap perangkat peraturan
pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan.

Sosialisasi Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Berbasis Sistem Informasi Geografis

CD Lampiran:

Anda mungkin juga menyukai