Latar Belakang
▪ UU I7 Th 2019 Tentang SDA: Pasal 16 mengamanatkan bahwa dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf I
amanat menyusun Jakstra menetapkan Kebijakan dan Strategi kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Sistem
Kab/Kota. Penyediaan Air Minum (SPAM).
▪ RPJMN 2020 – 2024: Jakstra SPAM kab/kota disusun dengan mengacu pada Jakstra SPAM provinsi. Oleh karena
pengintegrasian target/sasaran air itu, melalui Kebijakan dan Strategi SPAM kab/kota, diharapkan terdapat integrasi
perencanaan pembangunan SPAM kab/kota dengan perencanaan pembangunan provinsi
minum daerah – nasional. yang bersangkutan dalam upaya mencapai sasaran nasional pembangunan air minum.
Komitmen Pengintegrasian
JAKSTRA
SPAM = Pemerintah + target dan sasaran
penyediaan air
Daerah
minum nasional
KEDUDUKAN JAKSTRA SPAM DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DIJABARKAN
• Jakstra SPAM kab/kota RPJMN RKP
berkedudukan sebagai penjabaran
JAKSTRANAS DIPEDOMANI
dari Jakstra SPAM provinsi yang DIPEDOMANI
sesuai dengan kondisi pada setiap SPAM
DIACU
kab/kota. DIPEDOMANI RENSTRA RENJA
DIJABARKAN
• Penyusunan Jakstra kab/kota K/L K/L
DIACU
harus mengacu pada Jakstra
provinsi. Selanjutnya digunakan
sebagai pedoman di dalam
pelaksanaan penyelenggaraan JAKSTRA SPAM DIPEDOMANI RPJMD RKPD
SPAM di kab/kota yang PROVINSI PROVINSI PROVINSI
bersangkutan.
DIPEDOMANI
• Dalam kedudukannya sebagai
pedoman, Jakstra kab/kota
DIPERHATIKAN
RENSTRA RENJA
menjadi bahan penyusunan
DIACU
DIPEDOMANI DIJABARKAN
PERANGKAT PERANGKAT
RPJMD kab/kota serta bahan DAERAH PROVINSI DAERAH PROVINSI
penyesuaian dalam penyusunan
RKPD kab/kota dan Renstra
perangkat daerah kab/kota yang
JAKSTRA SPAM DIPEDOMANI RPJMD DIJABARKAN RKPD
dijabarkan ke dalam Renja KAB/KOTA KAB/KOTA
KAB/KOTA
perangkat daerah kab/kota.
• Jakstra SPAM kab/kota dapat DIPEDOMANI
b. Target/sasaran dalam Jakstra SPAM dapat dimasukkan ke dalam RKPD pada saat rapat koordinasi teknis (Rakortek)
penyusunan RKPD dan tidak serta merta masuk ke dalam RPJMD.
c. Pada saat Jakstra SPAM diterbitkan dan RPJMD masih pada periode pelaksanaan, Jakstrada dapat disesuaikan dengan
evaluasi paruh waktu (pada tahun ke-3 pelaksanaan RPJMD).
d. Walaupun Jakstra SPAM belum masuk ke dalam RPJMD karena ketidaksamaan periode, pencapaian pelaksanaannya dapat
menjadi bagian dari laporan evaluasi hasil RKPD, sekaligus menjadi laporan pengendalian pelaksanaan RPJMD (tiap-tiap
tahun) serta menjadi bagian dari laporan evaluasi hasil RPJMD (5 tahun, pertanggungjawaban akhir bupati/walikota).
e. Apabila dokumen Jakstra diterbitkan pada saat Pemda menyusun RPJMD, Jakstra dapat dimasukkan ke dalam rancangan
awal RPJMD dan dibahas secara intensif dalam forum perangkat daerah/forum lintas perangkat daerah dan dipastikan
dalam musyawarah pembangunan daerah (Musrenbangda).
f. Data perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan SPAM dilakukan secara terintegrasi dengan sistem
informasi pemerintahan daerah (SIPD).
c. Evaluasi paruh waktu a. Perubahan RKPD tahun berjalan
JAKSTRA
RPJMD RENSTRA RKPD RENJA
SPAM
a. Penyesuaian Renstra Perangkat Daerah a. Penyesuaian Renja Perangkat Daerah
PEMBAGIAN KEWENANGAN DAN PERAN DALAM PENYUSUNAN DAN IMPLEMENTASI
JAKSTRA SPAM
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Hukum
1.4 Ketentuan Umum
2 KERANGKA PENYUSUNAN JAKSTRA SPAM
2.1 Keterkaitan Dokumen Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM dengan
Dokumen Perencanaan Lainnya
2.2 Tahapan Penyusunan Jakstra SPAM
2.3 Langkah Teknis Penyusunan Jakstra SPAM
3 STRUKTUR PENULISAN DOKUMEN JAKSTRADA
4 PENUTUP
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud sebagai penduan bagi Kab/Kota menyusun Jakstrada Kab/Kota
b. Tujuan: Jakstra dapat digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan SPAM utk peningkatan akses air minum dalam rangka mencapai
sasaran Nasional pembangunan air minum.
3. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor I7 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
3. Peraturan Pemerintah 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
5. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
7. Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
8. Permen Kemendesa Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
9. Permen PUPR Nomor 25/PRT/M/2016 Tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Untuk Memenuhi Kebutuhan
Sendiri Oleh Badan Usaha.
10. Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
1. PENDAHULUAN
b. Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan SPAM yang selanjutnya disebut Jakstra SPAM Provinsi adalah dokumen
kebijakan Penyelenggaraan SPAM Provinsi yang menjadi acuan bagi Penyelenggaraan SPAM Provinsi dan penyusunan Kebijakan
dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
setempat, serta kondisi lingkungan daerah sekitarnya.
UU SDA: Kebijakan dan Strategi Provinsi dalam Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
b. Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM yang selanjutnya disebut Jakstra SPAM Kabupaten/Kota
adalah dokumen kebijakan Penyelenggaraan SPAM Kabupaten/Kota yang menjadi acuan bagi Penyelenggaraan SPAM
Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah
sekitarnya.
UU SDA: Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota dalam Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
2.1. KERANGKA PENYUSUNAN JAKSTRADA:
KETERKAITAN DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RENSTRA
memperhatikan SKPD
JAKSTRA SPAM
KAB/KOTA RKPD
sebagai bahan
penyusunan/penyesuaian RENJA
SKPD
2.1. KERANGKA PENYUSUNAN JAKSTRADA:
KETERKAITAN DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS SPAM
sebagai bahan
penyusunan/penyesuaian RISPAM
KSNP SPAM
LINTAS PROVINSI
sebagai pedoman/acuan
sebagai bahan
JAKSTRA SPAM penyusunan/penyesuaian RISPAM
PROVINSI LINTAS KAB/KOTA
sebagai pedoman/acuan
sebagai bahan
JAKSTRA SPAM penyusunan/penyesuaian RISPAM
KAB/KOTA KAB/KOTA
2.2 TAHAPAN PENYUSUNAN JAKSTRANAS SPAM KAB/KOTA
Penyiapan Penyusunan
Administrasi Konfirmasi
Konfirmasi Rancangan
dan oordinasi Penyusunan Persetujuan
Persetujuaan Produk Hukum
Rancangan Pendanaan Salinan/Copy
Pendanaan Daerah dan
Awal APBD Peraturan
APBN Harmonisasi
Provinsi Bupati/Walikota
Peraturan Tentang Jakstra
Proses SPAM
Pengadaan disampaikan
kepada:
Pemda
Penilaian Penetapan Provinsi
Penyusunan Kemen PUPR
Konsultasi Mandiri Peraturan
Penyusunan Rancangan Kemendagri
Publik Kelayakan Bupati/Walikota
Rencana dan Akhir
Jakstra tentang Jakstra
Jadwal SPAM
Pekerjaan
6 Bulan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Hukum
1.4 Ketentuan Umum
BAB II KONDISI DAN PERMASALAHAN PENYELENGGARAN SPAM
2.1 Kondisi Penyelenggaraan SPAM
2.2 Isu Strategis dan Tantangan Pembangunan SPAM
BAB III VISI DAN MISI PENYELENGGARAN PSPAM
BAB IV SASARAN PEMBANGUNAN SPAM
BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
BAB VI RENCANA TINDAK
BAB VII KERANGKA PENDANAAN
BAB VIII KERANGKA KELEMBAGAAN
BAB IX KERANGKA REGULASI
BAB X PENUTUP
Langkah Teknis Penyusunan Jakstra
2. Identifikasi dan telaah terhadap dokumen perencanaan dan dokumen lainnya yang berkaitan sebagai bahan dan referensi
dalam penyusunan Jakstra SPAM
RPJMN RPJMD Jakstranas SPAM Jakstra SPAM Provinsi RISPAM RDTR
Sasaran pembangunan air Sasaran pembangunan Sasaran pembangunan Sasaran pembangunan Kondisi SPAM eksisting dan Pemanfaatan area untuk
minum nasional air minum air minum air minum standar perencanaan industri, pertanian, atau
permukiman
Kebijakan dan strategi Kebijakan dan strategi Arah kebijakan dan Arah kebijakan dan Proyeksi kebutuhan air dan Rencana jaringan air minum
pembangunan air minum pembangunan air strategi pembangunan strategi pembangunan air potensi air baku
minum air minum minum
Target kinerja air minum Pendanaan Kerangka pendanaan Kerangka pendanaan Rencana induk dan pra Rencana pengelolaan
pada matriks pembangunan pembangunan air desain pengembangan SPAM jaringan air limbah
oleh K/L minum
Target kinerja air minum Program dan kegiatan Kerangka kelembagaan Kerangka kelembagaan Analisis keuangan Zona budidaya
pada matriks proyek pembangunan air
prioritas strategis (major minum
project)
Kerangka regulasi Kerangka regulasi Pengembangan kelembagaan
pelayanan air minum
Rencana tindak Rencana Tindak
Langkah Teknis Penyusunan Jakstra
2) Isu strategis disusun berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam periode lima tahun
yang akan datang. Masalah yang sudah diidentifikasi dari hasil evaluasi dapat menjadi masukan dalam penyusunan isu strategis.
3) Rumusan isu strategis harus dapat menggambarkan dinamika lingkungan eksternal, baik berskala regional pada tingkat provinsi maupun
berskala nasional yang berpotensi berdampak pada pembangunan SPAM dalam jangka menengah.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Kriteria rumusan misi adalah sebagai
berikut.
1. Misi harus dapat menggambarkan tugas yang dibebankan oleh KSNP SPAM dan Jakstra SPAM provinsi pada kabupaten/kota
yang bersangkutan.
2. Misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi dan berlaku pada periode tertentu.
3. Misi harus dapat menggambarkan tindakan yang sesuai dengan tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan SPAM pada
kabupaten/kota yang bersangkutan.
4. Misi harus dapat menjembatani penjabaran visi ke dalam sasaran kebijakan.
5. Misi pembangunan air minum harus sejalan dengan misi kepala daerah kabupaten/kota, sebagaimana yang terdapat di dalam
RPJMD.
Langkah Teknis Penyusunan Jakstra
JAKSTRA KABUPATEN/KOTA SESUAI DENGAN RINCIAN YANG TERDAPAT DI JAKSTRA PROVINSI (untuk masing-masing kabupaten/kota)
Langkah Teknis Penyusunan Jakstra
1.2.
2 2.1.
2.2.
3 Dst
Langkah Teknis Penyusunan Jakstra
TAHUN PELAKSANAAN
STRATEGI RENCANA TINDAK SASARAN
20xx 20xx 20xx 20xx 20xx
KEBIJAKAN 1. PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARA AIR MINUM
1.1. Strategi 1, Dst. 1.1.1.
1.1.2.
Dst.
1.2. Strategi 2, Dst. 1.2.1.
1.2.2.
KEBIJAKAN 2. DST.
Langkah Teknis Penyusunan Jakstra
1. Kerangka kelembagaan merupakan seluruh perangkat dan/atau organisasi yang terlibat di dalam proses pembangunan SPAM sesuai
dengan peran, tugas, dan fungsi masing-masing. Kerangka kelembagaan disusun untuk meningkatkan keterkaitan dan koordinasi antar
lembaga serta memastikan bahwa seluruh kebijakan dan strategi dapat dilaksanakan, dikendalikan, serta dievaluasi agar sasaran
pembangunan SPAM dapat tercapai.
2. Kerangka kelembagaan, dalam pengertian untuk perbaikan dan meningkatkan peran penyelenggara SPAM dalam pencapaian sasaran
pembangunan SPAM sebagaimana yang telah ditetapkan, merupakan jawaban atas isu strategis dan pengoperasian strategi tentang
kelembagaan. Peningkatan peran dapat berupa penambahan jumlah penyelenggara SPAM, seperti penambahan jumlah Pokmas atau
dapat berupa peningkatan kapasitas penyelenggara SPAM, seperti peningkatan kapasitas PDAM, peningkatan pengelolaan UPTD
menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), dan sebagainya.
Kerangka regulasi merupakan arah kebutuhan regulasi, yang bentuknya dapat berupa peraturan daerah, peraturan bupati/walikota,
keputusan bupati/walikota dan lain-lain, serta peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan
penyelenggaraan SPAM. Kebutuhan regulasi yang akan disusun dapat berdasarkan hal berikut.
1. Hasil evaluasi terhadap efektivitas regulasi yang ada. Apabila regulasi yang ada dipandang belum optimal dalam mencapai
tujuan/sasaran penyelenggaraan SPAM, dapat dilakukan revisi atau diganti dengan peraturan yang baru.
3. Kebutuhan untuk mengimplementasikan kebijakan dan strategi SPAM. Contoh, ketika akan melaksanakan kerja sama antara
pemerintah dan badan usaha untuk penyelenggaraan air minum, diperlukan payung hukum peraturan daerah.
NILAI AKHIR
PENILAIAN DOKUMEN
62,50% 37,50% 100,00%
ASPEK Kesesuaian
Kesesuaian Ketersediaan Jumlah Jumlah Nilai per
dengan Tabel Data Nilai per
Outline Data Parameter Parameter Bab Nilai per BAB
Juknis Bab Tabel
Nontabel Tabel Nontabel
BAB OUTLINE / DAFTAR ISI Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
BAB I PENDAHULUAN 5 - 2,50% 0,00% 2,50%
1.1 Latar Belakang 1 0 1 0 1 0
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud 1 0 1 0 1 0
1.2.1 Tujuan 1 0 1 0 1 0
1.3 Landasan Hukum 1 0 1 0 1 0
1.4 Ketentuan Umum 1 0 1 0 1 0
BAB II KONDISI DAN MASALAH 2 3 5,00% 5,00% 10,00%
2.1 Kondisi Penyelenggaraan SPAM 1 0 1 0 1 0
Tabel Kondisi Akses Air Minum Provinsi 1 0
Tabel Kondisi Pencapaian Air Minum
1 0
Provinsi
Tabel Kondisi Pendanaan Air Minum
1 0
Provinsi
2.2 Isu Strategis dan Tantangan 1 0 1 0 1 0
BAB III VISI DAN MISI 1 - 2,50% 0,00% 2,50%
Materi Muatan Visi dan Misi 1 0 1 0 1 0
BAB IV SASARAN PEMBANGUNAN SPAM 1 1 5,00% 5,00% 10,00%
Materi Muatan Sasaran Pembangunan SPAM
1 0 1 0 1 0 1 0
(Tabel Sasaran Pembangunan SPAM)
BAB V ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 1 1 10,00% 5,00% 15,00%
Materi Muatan Arah kebijakan dan Strategi
1 0 1 0 1 0 1 0
(Tabel Arah Kebijakan dan Strategi)
SKORING DOKUMEN JAKSTRA SPAM KAB/KOTA
NILAI AKHIR
PENILAIAN DOKUMEN
62,50% 37,50% 100,00%
ASPEK Kesesuaian
Kesesuaian Ketersediaan Jumlah Jumlah Nilai per
dengan Tabel Data Nilai per
Outline Data Parameter Parameter Bab Nilai per BAB
Juknis Bab Tabel
Nontabel Tabel Nontabel
BAB OUTLINE / DAFTAR ISI Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
BAB VI RENCANA TINDAK 1 1 10,00% 5,00% 15,00%
Materi Muatan Rencana Tindak (Tabel Rencana
Tindak) 1 0 1 0 1 0 1 0
Arah kebijakan dan strategi dalam rangka penyediaan akses air minum layak dan aman:
1) Peningkatan tata kelola kelembagaan untuk penyediaan air minum layak maupun aman, melalui:
(a) Integrasi arah kebijakan dan sasaran pembangunan akses air minum layak maupun aman dalam dokumen perencanaan daerah;
(b) Peningkatan komitmen melalui alokasi APBD yang memadai;
(c) Perkuatan peran dan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui mekanisme pengendalian dan pembinaan secara berjenjang;
(d) Peningkatan kualitas perencanaan penyediaan akses air minum yang terintegrasi. (Jakstrada, RISPAM, RPP Air Minum, dan Rencana Bisnis PDAM)
yang didukung dengan sistem data dan informasi
(e) Perkuatan fungsi kelembagaan regulator air minum;
(f) Optimalisasi pendanaan dan pengembangan alternatif pendanaan diantaranya melalui hibah berbasis kinerja serta kejasama pemerintah dan
badan usaha (KPBU).
2) Peningkatan kapasitas penyelenggara air minum, melalui:
(a) Peningkatan kinerja PDAM melalui pendampingan teknis dan non teknis untuk meningkatkan mutu layanan antara lain penurunan tingkat
kehilangan air, efisiensi produksi, pengelolaan keuangan dan SDM, penerapan tarif yang memadai, serta peningkatan kualitas pelayanan; serta
(b) Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas penyelenggara SPAM lainnya (UPTD, BUMDes, KPSPAM, dll).
3) Pengembangan dan pengelolaan SPAM, melalui:
(a) Optimalisasi dan pemanfaatan kapasitas SPAM yang dapat dimanfaatkan melalui perluasan cakupan layanan;
(b) Peningkatan dan pembangunan SPAM;
(c) Pengelolaan aset (inventarisasi jaringan, operasi, pemeliharaan, dan perbaikan);
(d) Penyediaan akses air minum untuk daerah rawan air dan kepulauan;
(e) Penyediaan akses air minum bukan jaringan perpipaan terlindungi baik secara swadaya oleh masyarakat maupun oleh pemerintah dan
pemerintah daerah di lokasi khusus;
(f) Pengembangan teknologi pengolahan dan pengamanan air minum.
4) Penyadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hemat air, mengakses layanan air minum perpipaan atau menggunakan
sumber air minum bukan jaringan perpipaan terlindungi secara swadaya, serta menerapkan pengelolaan air minum aman dalam
rumah tangga;
PROYEKSI NRW PER PROVINSI BERDASARKAN CAPAIAN TERTINGGI 2018 - 2020
NO PROVINSI 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1 ACEH 38.28% 35.45% 32.62% 29.79% 26.96% 24.13% 21.30% 18.47% 15.64% Hingga akhir tahun 2024
2 SUMATERA UTARA 30.18% 28.83% 27.48% 26.14% 24.79% 23.44% 22.10% 20.75% 19.40% diperkirakan hanya 13
3 SUMATERA BARAT 32.64% 31.51% 30.37% 29.24% 28.11% 26.98% 25.84% 24.71% 23.58% provinsi yg mencapai target
4 RIAU 24.30% 15.57% 6.84%
5 JAMBI NRW hingga 25%
6 SUMATERA SELATAN
7 BENGKULU 30.98% 23.28% 15.58% 7.88% 0.18% Sebanyak 9 provinsi selama
8 LAMPUNG 33.28% 30.33% 27.39% 24.44% 21.50% 18.55% 15.61% 12.66% 9.72% tahun 2018 – 2020 tidak
9 KEP. BANGKA BELITUNG 25.40% 22.11% 18.82% 15.53% 12.23% 8.94% 5.65% 2.36%
10 KEP. RIAU 42.82% 42.28% 41.74% 41.20% 40.66% 40.12% 39.58% 39.04% 38.50% mengalami penurunan
11 DKI JAKARTA 44.55% 44.03% 43.51% 42.99% 42.47% 41.95% 41.43% 40.91% 40.39% NRW, sehingga sulit
12 JAWA BARAT diprediksi
13 JAWA TENGAH
14 DI YOGYAKARTA 24.01% 22.71% 21.41% 20.12% 18.82% 17.53% 16.23% 14.93% 13.64%
15 JAWA TIMUR 28.31% 28.10% 27.88% 27.67% 27.46% 27.25% 27.04% 26.82% 26.61% Sebanyak 7 provinsi
16 BANTEN 23.47% 22.68% 21.89% 21.10% 20.31% 19.52% 18.73% 17.94% 17.15% memiliki kemampuan yang
17 BALI sangat rendah dalam
18 NUSA TENGGARA BARAT 38.34% 36.32% 34.30% 32.27% 30.25% 28.23% 26.20% 24.18% 22.15% melakukan penurunan
19 NUSA TENGGARA TIMUR 30.98% 30.67% 30.37% 30.06% 29.75% 29.44% 29.14% 28.83% 28.52%
20 KALIMANTAN BARAT 30.63% 29.11% 27.59% 26.06% 24.54% 23.02% 21.50% 19.98% 18.45% NRW
21 KALIMANTAN TENGAH 21.25% 19.18% 17.10% 15.02% 12.94% 10.86% 8.78% 6.70% 4.62%
22 KALIMANTAN SELATAN 26.72% 25.59% 24.45% 23.32% 22.18% 21.05% 19.91% 18.78% 17.64% Sebanyak 8 provinsi tidak
23 KALIMANTAN TIMUR 27.96% 27.71% 27.45% 27.20% 26.95% 26.69% 26.44% 26.18% 25.93% memerlukan “intervensi”
24 KALIMANTAN UTARA 19.32% 16.49% 13.66% 10.84% 8.01% 5.18% 2.35%
25 SULAWESI UTARA dari pusat untuk melakukan
26 SULAWESI TENGAH 18.41% 10.79% 3.16% penurunan NRW pada
27 SULAWESI SELATAN 32.97% 32.87% 32.78% 32.68% 32.59% 32.49% 32.39% 32.30% 32.20% periode 2025 -2029
28 SULAWESI TENGGARA
29 GORONTALO
30 SULAWESI BARAT 29.81% 26.51% 23.20% 19.90% 16.60% 13.30% 9.99% 6.69%
31 MALUKU 25.69% 19.49% 13.28% 7.07% 0.86%
32 MALUKU UTARA 33.34% 32.35% 31.36% 30.37% 29.38% 28.39% 27.39% 26.40% 25.41%
33 PAPUA BARAT 22.30% 14.14% 5.97%
34 PAPUA