Anda di halaman 1dari 486

PERATURAN DAERAH KOTA BATU

NOMOR 5 TAHUN 2022


Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018


Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Batu Tahun 2017-2022
WALI KOTA BATU

PROVINSI JAWA TIMUR


PERATURAN DAERAH KOTA BATU
NOMOR ? TAHUN 2022

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH


NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA BATU TAHUN 2017-2022

DENGAN RAH MAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BATU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka adanya penyesuaian terhadap


perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 dan
berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi atas
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022 tidak sesuai
dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian
terhadap kebijakan Pemerintah Pusat;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264
ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 8
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a huruf dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Batu Tahun 2017-2022;
Mengingat 1. Pasal 18 ayat(6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 41 18);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6557);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Keija
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
Halaman 2 dari 7 mm
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri E);
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur 2012 Nomor 3 Seri D, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 15);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-
2019 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur 2014
Nomor 3 Seri D, Tambahan Daerah Provinsi Jawa
Timur Nomor 39) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur 2017 Nomor 1
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur Nomor 71);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-
2024 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2019 Nomor 5 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 94) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 4 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-
2024 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur 2021
Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 105);
13. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu
Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Kota Batu
Tahun 2011 Nomor 5/E);

Hataman 3 dari 7 him...


14. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2012
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Batu Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Batu Tahun 2012 Nomor 1/E);
15. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2017-2022 (Lembaran Daerah Kota
Batu Tahun 2018 Nomor 3/D, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Batu Nomor 138-3/2018);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATU

dan

WALI KOTA BATU

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2018
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA BATU TAHUN 2017-2022.

Pasai I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Batu


Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022
(Lembaran Daerah Kota Batu Tahun 2018 Nomor 3/D,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Batu Nomor 138-
3/2018), diubah sebagai berikut:

1. Di antara BAB V dan BAB VI disisipkan 1 (satu) bab,


yakni BAB VA dan di antara Pasai 8 dan Pasai 9
disisipkan 1 (satu) Pasai, yakni Pasai 8A, sehingga
berbunyi sebagai berikut:

BAB VA
KETENTUAN PERALIHAN

Pasai 8A

(1) Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Tahun


2021-2022 yang telah ada sebelum Peraturan Daerah
ini berlaku merupakan bagian yang mengisi dan
melengkapi dengan Perubahan RPJMD berdasarkan
ketentuan Peraturan Daerah ini.

Halaman 4 dart 7 him


(2) Dalam hal RPJMD Tahun 2017-2022 berakhir,
penyusunan dan perumusan RKPD Tahun beijalan
berpedoman pada RPJPD Tahun 2005-2025 dan RPD
Tahun 2023-2026.
(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan sebagai acuan untuk menyusun Kebijakan
Umum Anggaran dan Priori tas Plafon Anggaran
Sementara.

2. Lampiran diubah, sehingga berbunyi sebagaimana


tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Batu.

Ditetapkan di Batu
pada tanggal Z8 Tsfo*/aOf'fe*r 2022

BATU,

Diundangkan di Batu
pada tanggal Z8 fSOtfifriOW 2022

ARIS DAERAH KOTA BATU,

ZADIM EFFISIENSI

LEMBARAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2022 NOMOR t/0


NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR faui

Halaman 5 dari 7 him...


PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BATU


NOMOR S’ TAHUN 2022

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2018


TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA BATU TAHUN 2017-2022

I. UMUM
Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Batu Tahun
2017-2022, merupakan visi misi Kepala Daerah sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
Visi Pembangunan Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022 adalah
“Desa Berdaya Kota Beijava Terwujudnva Kota Batu sebagai Sentra
Agrowisata Intemasional yang Berkarakter, Berdaya Saing dan
Sejahtera”.
Berdasarkan ketentuan Pasal 264 ayat (5) Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengatur bahwa
RPJMD dapat diubah apabila berdasarkan hasil pengendalian dan
evaluasi tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau
penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat. Disamping itu sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Peraturan
Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Batu Tahun 2017-
2022 mengatur bahwa Perubahan RPJMD ditetapkan dengan
Peraturan Daerah, serta ketentuan Pasal 342 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Keija
Pemerintah Daerah, mengatur bahwa Perubahan RPJMD dapat
dilakukan apabila hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan
bahwa proses perumusan, tahapan, tidak sesuai dengan tata cara
penyusunan rencana Pembangunan Daerah.

Halaman 6 dari 7 him...


Berdasarkan hal tersebut diatas, maka materi penyusunan
Perubahan RPJMD Pemerintah Kota Batu Tahun 2017-2022,
mencakup:
1. Penyesuaian terhadap substansi kebijakan nasional yang telah
ditetapkan.
2. Penyesuaian mengenai Klarifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah disamping
adanya perampingan Organisasi Perangkat Daerah.
3. Penyesuaian terhadap indikator dan target sebagaimana tertuang
dalam RPJMD dengan memperhatikan capaian kineija, kondisi,
potensi dan amanat dari regulasi.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka RPJMD Pemerintah Kota
Batu Tahun 2017-2022 perlu diubah dengan Peraturan Daerah dan
selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan Perubahan
Renstra Perangkat Daerah. Pelaksanaan Perubahan RPJMD
aijabarkan lebih lanjut kedalam RKPD sebagai dokumen perencanaan
tahunan Pemerintah Kota Batu yang memuat Program Prioritas dan
Kegiatan.

n. PASAL DEMI PASAL


Pasal I
Cukup Jelas
Pasal II
Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BATU NOMOR SfO

Halaman 7 dari 7 hfm .


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga proses pendampingan review dan
perubahan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2018 tentang RPJMD Kota Batu
2017-2022 dalam bidang ekonomi pembangunan dan keuangan dapat selesai
dilaksanakan dengan baik, Aamiin YRA.
Usulan perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 dilatarbelakangi oleh 2
faktor, yaitu faktor normatif dan substantif. Faktor normatif didorong olrh
adanya perubahan berbagai regulasi nasional Peraturan Presiden Nomor 80
Tahun 2019 tentang kawasan strategis Jawa Timur, Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang SIPD, dan Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Perubahan Perda Kota Batu Nomor 5
Tahun 2016 tentang Bentuk dan Susunan Kelembagaan Perangkat Daerah.
Berbagai regulasi ini memaksa Pemerintah Kota Batu melakukan
penyesuaian berbagai kebijakan diantaranya nomenklatur kelembagaan,
program dan kegiatan daerah. Faktor kedua, yaitu Faktor Substantif, yang
seacara umum dipicu oleh 2 hal, yaitu hasil pengendalian dan evaluasi
capaian pelaksanaan RPJMD melalui RKPD tahun 2020 oleh Bappelitbangda
dan bersama tenaga ahli dan penyesuaian/koreksi target kinerja daerah
akibat bencana global pandemi Covid-19 yang berdampak pada resesi
ekonomi secara massif mulai global sampai ke lokal daerah.
Dari bidang ekonomi pembangunan dan keuangan, kondisi pandemi
Covid-19 berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga target
pertumbuhan ekonomi harus dilakukan koreksi turu, menjadi 1,94 tahun
2020 dan 4,2 tahun 2020. Selanjutnya, berbagai target kinerja sektor
ekonomi di misi 2 juga dilakukan koreksi terutama yang terkait langsung
dengan sektor basis yaitu pariwisata, antara lain Pertumbuhan PDRB
kategori sektor Jasa Akomodasi Pariwisata target diturunkan menjadi 4,08%
tahun 2021 dan 6,22% tahun 2022, target Pertumbuhan PDRB kategori
sektor Pertanian, Kehutanan dan Peternakan dikoreksi menjadi 2,02% tahun
2021 dan 2,06% tahun 2022, PDRB sektor industri pengolahan (manufaktur)
dan sektor jasa perdagangan besar dan eceran, ditarget turun menjadi 7,85%
tahun 2021 dan 8,12% tahun 2022, dan Nilai Investasi ditargetkan menurun
menjadi 3,20 triliun tahun 2021 dan 3,75 triliun tahun 2022. Terakhir,
penyesuaian IDM menjadi Indikator Desa Berdaya (IDB).
Semoga usulan perubahan RPJMD ini menjadi satu bentuk realisasi
pengendalian dan evaluasi capaian kinerja daerah, sehingga target kinerja
lebih realistis dan sesuai dengan kondisi riil pembangunan Kota Batu menuju
Desa Berdaya Kota Berjaya.

Batu, ____________Tahun 2022

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………….………..………..………..………..………..……….. i

KATA PENGANTAR………..………..………..………..…………..………..………… ii

DAFTAR ISI….………..………..………..………..………..………..………..…….…. iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN I-1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………….. I-1

1.2 Dasar Hukum Penyusunan…………………………………….. I-16

1.3 Hubungan Antar Dokumen…………………………………….. I-21

1.3.1 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan

RPJMN………………………………………………………. I-25

1.3.2 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan

RPJMD Provinsi Jawa Timur…………………………... I-27

1.3.3 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan

RPJPD, RKPD, Renstra-PD dan Renja-PD………….. I-30

1.3.4 Hubungan Perubahan RPJMD dengan RTRW Kota

Batu………………………………………………………….. I-30

1.3.5 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Perubahan RPJMD Kota Batu…………………………. I-31

1.4 Maksud dan Tujuan………………………………………………. I-33

1.4.1 Maksud……………………………………………………… I-33

1.4.2 Tujuan……………………………………………………… I-33

1.5 Sistematika Penulisan………………………………………...…. I-34

iii
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH……………………………... II-1

2.1 Aspek Geografi dan Demografi……………………………….…. II-1

2.1.1 Kondisi Umum Geografis……………………………….. II-3

2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi….. II-3

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis…………….… II-5

2.1.1.3 Topografi………………………………………. II-5

2.1.1.4 Geologi……………………………………..…... II-7

2.1.1.5 Hidrologi……………………………………….. II-8

2.1.1.6 Klimatologi………………………………….…. II-15

2.1.1.7 Penggunaan Lahan………………………….. II-16

2.1.1.8 Wilayah Rawan Bencana…………………… II-17

2.1.2 Kondisi Umum Demografi………………………………. II-20

2.1.2.1 Jumlah Penduduk…………………………… II-20

2.1.2.2 Ketenagakerjaan…………………………….. II-24

2.1.2.3 Capaian Indikator Kinerja

Penyelenggaraan Pemertintah Daerah

Tahun 2017-2022…………………………… II-29

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat………………………….…... II-42

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi….. II-43

2.2.1.1 Kemiskinan……………………………………. II-45

2.2.1.2 Kondisi Ekonomi Daerah………………….. II-49

2.2.1.2.1 Potensi Unggulan Daerah……. II-51

2.2.1.2.2 Investasi Daerah………………. II-57

2.2.1.2.3 Pertumbuhan Ekonomi………. II-58

2.2.1.2.4 Inflasi…………………………….. II-59

iv
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat……………………. II-60

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga……………………. II-64

2.3 Aspek Pelayanan Umum………………………………………….. II-67

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib…………. II-68

2.3.1.1 Urusan Pendidikan………………………….. II-68

2.3.1.2 Urusan Kesehatan…………………………… II-72

2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang………………………………………….. II-75

2.3.1.4 Urusan Perumahan Rakyat Dan

Kawasan Permukiman……………………… II-78

2.3.1.5 Urusan Ketentraman dan Ketertiban

Umum serta Perlindungan Masyarakat… II-81

2.3.1.6 Urusan Sosial………………………………… II-84

2.3.1.7 Urusan Ketenagakerjaan………………….. II-87

2.3.1.8 Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak………..………..………. II-89

2.3.1.9 Urusan Pangan………..………..…………… II-90

2.3.1.10 Urusan Pertanahan………..………..……… II-94

2.3.1.11 Urusan Lingkungan Hidup………..………. II-95

2.3.1.12 Urusan Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil…..……………………. II-97

2.3.1.13 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa………..………..………..………..……… II-99

2.3.1.14 Urusan Pengendalian Penduduk Dan

Keluarga Berencana………..………..…….. II-103

2.3.1.15 Urusan Perhubungan………..………..…… II-106

v
2.3.1.16 Urusan Komunikasi Dan Informatika….. II-109

2.3.1.17 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah………..………..………..……….. II-110

2.3.1.18 Urusan Penanaman Modal………..…….. II-112

2.3.1.19 Urusan Pemuda dan Olahraga…………… II-113

2.3.1.20 Urusan Statistik………..………..…………. II-116

2.3.1.21 Urusan Persandian………………………….. II-117

2.3.1.22 Urusan Kebudayaan………..………………. II-119

2.3.1.23 Urusan Perpustakaan………………………. II-121

2.3.1.24 Urusan Kearsipan…………………………… II-122

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Pilihan……. II-124

2.3.2.1 Urusan Pertanian……………………………. II-124

2.3.2.2 Urusan Pariwisata…………………………… II-128

2.3.2.3 Urusan Kelautan dan Perikanan………… II-133

2.3.2.4 Urusan Perdagangan……………………….. II-134

2.3.2.5 Urusan Perindustrian………………………. II-136

2.4 Aspek Daya Saing Daerah……………………………………….. II-138

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah……………….. II-138

2.4.2 Fokus Wilayah/Infrastruktur………………………….. II-139

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi……………………………..… II-141

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH…………………………………… III-1

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu………………………………….. III-1

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD…………………………… III-4

3.1.2 Neraca Daerah……………………………………………. III-15

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2016-2021..…… III-19

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran………………………. III-20

vi
3.2.2 Analisis Pembiayaan……………………………………. III-22

3.3 Kerangka Pendanaan…………………………………………….. III-28

3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja……………………. III-30

3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan………………… III-36

BAB IV PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN ISU STRATEGIS

DAERAH……………………………………………………………………… IV-1

4.1 Permasalahan Pembangunan……………………………………. IV-1

4.1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat…………………….. IV-2

4.1.2 Aspek Pelayanan Umum………………………………… IV-9

4.1.3 Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah IV-34

4.1.4 Aspek Daya Saing Daerah……………………………. IV-36

4.2 Isu Strategis Pembangunan Daerah……………………………. IV-36

4.2.1 Dinamika Internasional…………………………………. IV-37

4.2.2 Dinamika Nasional………………………………………. IV-42

4.2.3 Dinamika Regional (Provinsi)………………………….. IV-55

4.2.4 Dinamika Lokal………………………………………….. IV-62

4.2.5 Isu-isu Strategis Kota Batu…………………………… IV-98

4.2.6 Mapping Isu-isu Strategis Kota Batu dalam Misi

Pembangunan…………………………………………… IV-105

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN……………………………….. V-1

5.1 Visi Pembangunan Daerah………………………………………. V-1

5.2 Misi Pembangunan Daerah……………………………………… V-5

5.2.1 Misi 1: Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial

Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-nilai

Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal…………….. V-6

vii
5.2.2 Misi 2: Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan

Kesejahteraan Sumber Daya Manusia………………. V-6

5.2.3 Misi 3: Mewujudkan Daya Saing Perekonomian

Daerah yang Progresif, Mandiri Berbasis

Agrowisata………………………………………………….. V-7

5.2.4 Misi 4: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur

dan Kawasan Perdesaan Yang Berkualitas dan

Berwawasan Lingkungan……………………………….. V-8

5.2.5 Misi 5: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan

Yang Baik, Bersih dan Akuntabel Berorientasi

pada Pelayanan Publik yang Profesional……………. V-9

5.3 Tujuan dan Sasaran……………………………………………….. V-9

5.3.1 Sebagai Upaya dalam Mencapai Misi Ke-1

Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial

Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-nilai

Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal…………….. V-9

5.3.2 Sebagai Upaya dalam Mencapai Misi Ke-2

Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan

Kesejahteraan Sumber Daya Manusia……………… V-10

5.3.3 Sebagai Upaya didalam Mencapai Misi Ke-3

Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah

yang Progresif, Inklusif, Mandiri Berbasis

Agrowisata…………………………………………………. V-10

5.3.4 Sebagai Upaya dalam Mencapai Misi Ke-4

Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah V-11

viii
dan Kawasan Perdesaan Yang Berkualitas dan

Berwawasan Lingkungan……………………………….

5.3.5 Mencapai Misi Ke-5 Meningkatkan Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, Bersih, dan Akuntabel

Berorientasi pada Pelayanan Publik yang

professional………………………………………………… V-12

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH …………………………………………….. VI-1

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan Holistik

Tematik dan Integratif……………………………………………. VI-1

6.2 Arah Kebijakan…………………………………………………….. VI-17

6.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018………. VI-18

6.2.2 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2019 VI-20

6.2.3 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2020………. VI-22

6.2.4 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2021………. VI-24

6.2.5 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2022……….. VI-26

6.3 Proyek Strategis Daerah………………………………………….. VI-29

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM

PERANGKAT DAERAH………………………………………………….. VII-1

7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah……………….. VII-2

7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai

Kebutuhan Pendanaan……………………………………………. VII-4

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DAERAH…………………………………………………………………….. VIII-1

8.1 Indikator Kinerja Utama Kota Batu Tahun 2017-2022…… VIII-2

8.2 Indikator Kinerja Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022….. VIII-4

ix
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………………. IX-1

9.1 Pedoman Transisi…………………………………………………. IX-1

9.2 Kaidah Pelaksanaan……………………………………………… IX-2

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keterkaitan RPJMD Kota Batu dengan RPJMD dan

RPJMD Provinsi Jawa Timur……………………………………… I-23

Tabel 1.2. Hubungan Perubahan RPJMD Kota Bau dengan RPJMN…. I-26

Tabel 1.3. Hubungan P-RPJMD Kota Batu dengan RPPJMD Provinsi

Jawa Timur……………………………………………………… I-28

Tabel 1.4. Hubungan P-RPJMD dengan KLHS P-RPJMD…………... I-32

Tabel 2.1. Luas Kecamatan berdasar Jenis Tanah (dalam Ha) ....... II-8

Tabel 2.2. Kondisi Sungai di Kota Batu ......................................... II-9

Tabel 2.3. Sumber Air di Kota Batu ............................................... II-10

Tabel 2.4. Rata-Rata Suhu Udara dan Curah Hujan Kota Batu

Tahun 2020-2021 ......................................................... II-15

Tabel 2.5. Kondisi dan penggunaan lahan di Kota Batu Tahun 2020 II-16

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Kota Batu Tahun 2016-2021 ........... II-21

Tabel 2.7. Sebaran Penduduk Kota Batu Berdasarkan Wilayah

Kecamatan pada Tahun 2020 ....................................... II-21

Tabel 2.8. Sebaran Penduduk Kota Batu Berdasarkan

Kelompok Umur ............................................................ II-23

Tabel 2.9. Angka Beban Ketergantungan Penduduk Kota Batu

Berdasarkan Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif

Tahun 2016-2021 ......................................................... II-24

Tabel 2.10. Penduduk Kota Batu Usia 15 Tahun ke Atas

Berdasarkan Kegiatan Tahun 2016 - 2021 .................... II-25

Tabel 2.11. Penduduk Kota Batu yang Bekerja Berdasarkan

Status Pekerjaan Utama Tahun 2016-2021 .................. II-28

xi
Tabel 2.12. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Penyelenggraan

Pemerintahan Daerah Tahun 2018-2021 ...................... II-32

Tabel 2.13. Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kota Batu .. II-35

Tabel 2.14. Data Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

(dalam Rp Milyar) .......................................................... II-43

Tabel 2.15. Indeks Gini di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan

Nasional Tahun 2016 – 2021 ........................................ II-44

Tabel 2.16. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Batu, Provinsi

Jawa Timur dan Nasional Tahun 2016 – 2021 .............. II-45

Tabel 2.17. Persentase Penduduk Miskin Terhadap Jumlah

Penduduk di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan

Nasional Tahun 2016 – 2021 ........................................ II-47

Tabel 2.18. Kemiskinan Ekstrem di Kota Batu ................................ II-48

Tabel 2.19. Distribusi Persentase PDRB ADHK Menurut Lapangan

Usaha di Kota Batu 2016-2021 ..................................... II-53

Tabel 2.20. Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2021 .......... II-56

Tabel 2.21. Inflasi Kota Batu 2016-2021 Dibandingkan dengan

Jawa Timur dan Nasional ............................................. II-59

Tabel 2.22. Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu, Jawa Timur

dan Nasional Tahun 2016-2021 .................................... II-61

Tabel 2.23. Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu dan

Komponen Indikatornya Selama Tahun 2016-2021 ...... II-63

Tabel 2.24. Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2021 ......... II-69

Tabel 2.25. Data Perbandingan Usia Harapan Hidup Kota Batu

dengan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018-2021 ............ II-72

Tabel 2.26. Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2021 .......... II-73

xii
Tabel 2.27. Capaian Kinerja Layanan Pekerjaan Umum

Tahun 2017-2021 ......................................................... II-76

Tabel 2.28. Capaian Kinerja Permukiman Tahun 2018-2021 .......... II-79

Tabel 2.29. Capaian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta

Perlindungan Masyarakat ............................................. II-81

Tabel 2.30. Persentase Penurunan Jumlah PMKS Kota Batu .......... II-85

Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2021 . II-87

Tabel 2.32. Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks

Pemberdayaan Gender (IDG) Kota Batu Tahun 2021 .... II-89

Tabel 2.33. Capaian Tingkat Kemandirian Pangan Daerah .............. II-93

Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2021 II-96

Tabel 2.35. Kinerja Pelayanan Dokumen Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Tahun 2021 ........................................ II-98

Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Tahun 2017-2021.......................................... II-101

Tabel 2.37. Capaian Indeks Desa Membangun (IDM)

Kota Batu dan Jawa Timur Tahun 2016-2021 .............. II-101

Tabel 2.38. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Batu dari

Tahun 2018-2021 ......................................................... II-103

Tabel 2.39. Jumlah Penduduk Kota Batu Berdasarkan Kecamatan

Tahun 2021 .................................................................. II-104

Tabel 2.40. Capaian Kinerja Total Fertility Rate (TFR), Modern

Contraceptive Prevalence Rate (mCPR), Unmet Need KB,

dan Age Specific Fertility Rate di Kota Batu Tahun

2017-2021 .................................................................... II-105

xiii
Tabel 2.41. Kondisi sarana transportasi di Kota Batu Tahun

2015-2021 .................................................................... II-107

Tabel 2.42. Capaian Kinerja Komunikasi dan Informatika ............... II-110

Tabel 2.43. Kondisi Koperasi dan Usaha Mikro di Kota Batu

Tahun 2021 .................................................................. II-111

Tabel 2.44. Jumlah Koperasi dan Usaha Mikro yang Dibina

Tahun 2016-2021 ......................................................... II-112

Tabel 2.45. Capaian Nilai Investasi Daerah Tahun 2015-2021 ........ II-113

Tabel 2.46. Persentase Pemuda Pelopor Berprestasi Tahun

2017-2021 .................................................................... II-114

Tabel 2.47 Jumlah Pemuda, Organisasi Kepemudaan, dan

Kejuaraan Olahraga yang Diikuti .................................. II-115

Tabel 2.48 Jumlah Sarana Olahraga di Kota Batu Tahun 2017-2021 II-115

Tabel 2.49 Capaian Kinerja Statistik Tahun 2021 .......................... II-111

Tabel 2.50 Capaian Kinerja Persandian Tahun 2021 ...................... II-118

Tabel 2.51 Jumlah Seni Budaya yang Dibina dan Situs/Cagar

Budaya yang Dilestarikan ............................................. II-120

Tabel 2.52 Capaian Kinerja Perpustakaan Tahun 2021 .................. II-121

Tabel 2.53 Capaian Kinerja Kearsipan Tahun 2021 ........................ II-123

Tabel 2.54 Nilai Tukar Petani Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 .... II-125

Tabel 2.55 Capaian Kinerja Pertanian Tahun 2017-2021 ............... II-126

Tabel 2.56 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2021 ........... II-130

Tabel 2.57 Perkembangan Rata-rata Lama Menginap dan Tingkat

Penghunian Penginapan di Kota Batu tahun 2021 ........ II-131

Tabel 2.58 Capaian Kinerja Sub Urusan Perikanan Tahun 2021 .... II-133

xiv
Tabel 2.59 Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .................... II-135

Tabel 2.60 Capaian Kinerja Sub Urusan Perdagangan Tahun 2021 II-135

Tabel 2.61 Pertumbuhan PDRB kategori Industri Pengolahan ........ II-136

Tabel 2.62 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2021 ..... II-138

Tabel 2.63 Pengeluaran Per-Kapita Kota Batu Tahun 2015-2021 ... II-139

Tabel 2.64 Jalan dan Saluran Irigasi Berdasarkan Kondisi Fisiknya

Tahun 2017-2021 ......................................................... II-140

Tabel 3.1. Hasil Analisis Neraca Daerah ........................................ III-2

Tabel 3.2. Defisit Riil Anggaran Kota Batu ..................................... III-25

Tabel 3.3. Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran

Kota Batu...................................................................... III-27

Tabel 3.4. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Batu ....... III-37

Tabel 3.5. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan

Keuangan Daerah Kota Batu ......................................... III-39

Tabel 4.1. Telaah Dokumen Perencanaan Daerah Sekitar ............. IV-57

Tabel 4.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Batu ....... IV-71

Tabel 4.3. Alternatif Skenario dan Rekomendasi Berdasarkan

Daya Dukung dan Daya Tampung Kota Batu ................ IV-80

Tabel 4.4. Mapping Isu-Isu Strategis Kota Batu dalam

Misi Pembangunan Jangka Menengah .......................... IV-106

Tabel 5.1. Perumusan Penjelasan Visi Kota Batu 2017-2022 ........ V-2

Tabel 5.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Kota Batu...................................................................... V-14

xv
Tabel 6.1. Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu

Untuk Misi Ke-1 ............................................................ VI-5

Tabel 6.2. Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu

Untuk Misi Ke 2 ............................................................ VI-7

Tabel 6.3. Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu

Untuk Misi Ke 3 ............................................................ VI-9

Tabel 6.4. Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu

Untuk Misi Ke 4 ............................................................ VI-12

Tabel 6.5 Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu

Untuk Misi Ke 5 ............................................................ VI-15

Tabel 6.6 Arah Kebijakan Pembangunan ...................................... VI-18

Tabel 6.7 Program Pembangunan Daerah Prioritas yang disertai Pagu

Indikatif Kota Batu........................................................ VI-34

Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah

Tahun 2018-2022 (dalam Rp.000,-) .............................. VII-2

Tabel 8.1. Indikator Kinerja Utama Kota Batu Tahun 2017-2022 .. VIII-2

Tabel 8.2. Indikator Kinerja Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022 . VIII-4

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan dan Tatacara Penyusunan Perubahan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Batu Tahun 2017-2022 .......................... I-14

Gambar 1.2. Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lain I-22

Gambar 2.1. Wilayah Administratif Kota Batu ................................... II-4

Gambar 2.2. Peta Kawasan Rawan Bencana Longsor Kota Batu ........ II-18

Gambar 2.3. Peta Rawan Bencana Gunung Berapi Kota Batu ........... II-19

Gambar 2.4. Peta Rawan Bencana Banjir Kota Batu ......................... II-19

Gambar 2.5. Peta Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Batu ............... II-20

Gambar 2.6. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu,

Provinsi Jawa Timur, dan Nasional ............................... II-50

Gambar 2.7. Nilai Investasi Daerah Tahun 2015-2021 ...................... II-58

Gambar 2.8. Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia

Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun

2016-2021 ................................................................... II-62

Gambar 4.1 Visi dan Misi RPJMN Periode 2020-2024 ...................... IV-43

Gambar 4.2 Target Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Maju IV-44

Gambar 4.3 Integrasi Misi, Arahan dan 7 Agenda Pembangunan ..... IV-45

Gambar 6.1 Posisi Perencanaan RPJMD 2017-2022 dalam RPJPD

Kota Batu Tahun 2005-2025 ........................................ VI-3

Gambar 6.2 Kerangka Kerja Penjabaran Strategi Holistik, Tematik dan

Integratif ....................................................................... VI-5

xvii
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA BATU
NOMOR : TAHUN 2022
TANGGAL : 2022

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KOTA BATU TAHUN 2017-2022

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 268 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pembangunan

daerah ditujukan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan

masyarakat, penciptaan kesempatan kerja dan lapangan berusaha, serta

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah.

Oleh karena itu, pembangunan daerah adalah perwujudan dari pelaksanaan

urusan pemerintahan yang telah diserahkan ke daerah sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional. Hal ini memiliki makna bahwa

pemerintah daerah melaksanakan pembangunan sebagai bentuk perwujudan

dari pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai

dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki.

Selanjutnya dijelaskan pada Pasal 260 Ayat (1) Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014, bahwa sesuai dengan kewenangannya, pemerintah daerah

menyusun rencana pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional. Pemerintah daerah harus

menyusun dan menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) untuk pembangunan 20 (dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 1


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk pembangunan 5 (lima) tahun dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk pembangunan tahunan

sesuai tahapan dan tatacara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan.

Pada Pasal 264 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

menjelaskan bahwa RPJMD disusun dan ditetapkan dalam bentuk Peraturan

Daerah (Perda) paling lambat 6 (enam) bulan setelah kepala daerah terpilih

dilantik dan sesuai pada pasal 12 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017, RPJMD merupakan penjabaran

visi, misi dan program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,

arah kebijakan, pembangunan daerah serta program perangkat daerah dan

lintas Perangkat Daerah yang di sertai dengan kerangka pendanaan bersifat

indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang di susun dengan

berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN. Sejalan dengan hal tersebut,

sejak dilantiknya Dra. Hj. Dewanti Rumpoko, M.Si dan H. Punjul Santoso,

SH,. MM selaku Walikota dan Wakil Walikota Batu masa bhakti periode

2017-2022 pada tanggal 27 Desember Tahun 2017 oleh Gubernur Jawa

Timur Dr. H. Soekarwo, SH., M.Hum, telah melaksanakan kewajibannya

menyusun Dokumen RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022, dan telah

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018, pada

tanggal 03 Juni 2018.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5

(lima) tahun terhitung sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa

jabatan Kepala Daerah. RPJMD disusun dengan 4 pendekatan yang saling

mendukung, yaitu 1) pendekatan teknokratik; 2) pendekatan partisipatif; 3)

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 2


pendekatan politis dan 4) pendekatan atas-bawah dan bawah-atas. Dalam

penyusunannya RPJMD harus mempertimbangkan sinkronisasi dengan

perencanaan pembangunan nasional (RPJMN), perencanaan pembangunan

Provinsi Jawa Timur (RPJMD Jawa Timur), perencanaan pembangunan

daerah sekitarnya dan juga dengan dokumen tata ruang dan memenuhi

ketaatan terhadap lingkungan strategis daerah. RPJMD menjadi dokumen

yang multidimensional sehingga harus melibatkan berbagai disiplin ilmu.

RPJMD disusun dengan mengacu pada orientasi pembangunan yang

sudah ditetapkan secara periodik di dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD). RPJMD Kota Batu 2017-2022 merupakan tahapan

periode ke-3 dari periode RPJPD Kota Batu tahun 2002-2025 yang telah

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2012.

RPJMD Kota Batu disusun melalui serangkaian tahapan mulai dari

penyusunan rancangan teknokratik sampai dengan penetapan RPJMD

melalui peraturan daerah. Dokumen RPJMD yang sudah ditetapkan akan

menjadi dasar sinkronisasi dan penetapan dari rencana strategis perangkat

daerah. Rencana strategis perangkat daerah ditetapkan melalui Peraturan

Kepala Daerah maksimal 1 (satu) bulan setelah RPJMD ditetapkan.

Dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018

tersebut, telah terjadi dinamika pembangunan yang memengaruhi

keberlangsungan implementasinya. Hal tersebut ditandai dengan terbitnya

beberapa kebijakan nasional dan regional baru, sebagai dampak krisis

ekonomi global akibat covid-19, yang secara fundamental telah berdampak

pada perkembangan ekonomi dan sosial daerah. Perubahan kebijakan ini

telah mempengaruhi perencanaan pembangunan daerah.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 3


Memasuki tahun kedua pelaksanaan RPJMD Kota Batu Tahun 2017–

2022, telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD. Hasil evaluasi

tersebut memberikan rekomendasi untuk melakukan perubahan RPJMD,

karena memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 264 ayat (5)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, yang menyatakan bahwa RPJMD

dapat diubah apabila berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi tidak

sesuai dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Lebih lanjut, perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017 – 2022 juga

memenuhi poin 3 (tiga) pada Pasal 342 Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 86 Tahun 2017 yang menyatakan bahwa perubahan RPJMD

dapat dilakukan apabila:

1. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan

tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana

pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 86 Tahun 2017; 


2. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang

dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

86 Tahun 2017; dan

3. Terjadi perubahan yang mendasar. Perubahan yang mendasar mencakup

terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial

budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan

kebijakan nasional. 


Selanjutnya perubahan mendasar yang mempengaruhi substansi

RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 adalah adanya perubahan kebijakan

nasional dan kebijakan regional Provinsi Jawa Timur berupa peraturan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 4


perundang-undangan yang ruang lingkupnya berkaitan dengan hal-hal

perencanaan dan keuangan daerah serta penyelenggaraan pemerintahan

daerah, antara lain:

1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020

tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan

untuk Penanganan Pandemi COVID-19.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah. Peraturan ini berimplikasi terhadap berubahnya

struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik pada

komponen Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, maupun Pembiayaan

Daerah, sehingga berdampak terhadap nomenklatur pendapatan dan

belanja di dalam RPJMD.

3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. RPJMN

merupakan pedoman bagi perencanaan nasional maupun perencanaan

daerah karena perencanaan pusat dan perencanaan daerah menjadi satu

kesatuan dalam sistem perencanaan nasional. Sesuai dengan tujuan dan

sasaran RPJMN Tahun 2020-2024, perencanaan strategis pembangunan

Kota Batu diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan Provinsi Jawa Timur dan pembangunan nasional dengan

target yang jelas disertai arah kebijakan dan pembangunan wilayah

berdasarkan koridor pertumbuhan dan pemerataan. 


4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan

Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto -

Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru,

serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan, dimana Kota Batu

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 5


termasuk daerah yang menjadi bagian dari Perpres dimaksud;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem

Informasi Pemerintah Daerah (SIPD). Peraturan ini mewajibkan kepada

seluruh pemerintah daerah agar menggunakan sistem pengelolaan

informasi pembangunan daerah, informasi keuangan daerah dan

informasi pemerintah daerah lainnya secara nasional yang terintegrasi

dan saling terhubung untuk dimanfaatkan dalam penyelenggaraan

pembangunan daerah, dan; 


6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang

Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan

Keuangan Daerah. Peraturan ini diterbitkan untuk mengintegrasikan dan

menyelaraskan perencanaan pembangunan dan keuangan daerah

sehingga berimplikasi pada penyesuaian program dan kegiatan.

Klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur perencanaan pembangunan dan

keuangan daerah disusun secara sistematis dalam rangka mendukung

SIPD.

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2019 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur

Tahun 2019-2023.


8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2021 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa timur Nomor 7 Tahun

2019 tentang Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Jawa timur Tahun 2019 – 2024.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 6


Selain peraturan perundang-undangan di atas, terbit pula beberapa

peraturan yang menguatkan perlunya dilakukan perubahan RPJMD Kota

Batu Tahun 2017-2022. Peraturan dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Peraturan ini berkenaan

dengan laporan dan informasi hasil kinerja penyelenggaraan pemerintah

daerah yang disampaikan kepada pemerintah pusat, DPRD maupun

masyarakat;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016. Peraturan ini terbit untuk

memperkuat peran dan kapasitas Inspektorat Daerah agar lebih

independen dan obyektif dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan

pemerintah daerah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme serta meningkatkan efektivitas, profesionalisme, dan kinerja

pelayanan rumah sakit daerah;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2019 tentang Pedoman

Nomenklatur Unit Kerja Sekretariat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan ini ditujukan untuk keseragaman nomenklatur dan unit kerja

perangkat daerah yang menyelenggarakan tugas dan fungsi sekretariat

daerah provinsi dan kabupaten/kota; dan

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang Peraturan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019. Peraturan ini

mengatur tata cara dan sistematika penyusunan laporan kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta indikator kinerja makro dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 7


indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

6. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Perubahan Perda Kota

Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Bentuk dan Susunan Kelembagaan

Perangkat Daerah.

Selanjutnya, hal lain yang mendasari perubahan RPJMD Kota Batu

2017-2022 adalah terjadinya kejadian luar biasa pandemi Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional,

pada tanggal 13 April 2020 melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun

2020 Tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus

Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional. Kronologis terkait

COVID-19 diawali oleh World Health Organization (WHO) yang menetapkan

COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)

/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD),

pada tanggal 30 Januari 2020.

Untuk itu dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Batu

pada Tahun 2020 dilakukan refocusing, 2021 dan Tahun 2022, penanganan,

rehabilitasi, dan rekonstruksi dampak pandemi COVID-19, pemulihan

ekonomi dan penyediaan jaring pengaman sosial merupakan tambahan

prioritas pembangunan dari 5 (lima) prioritas yang sudah ditetapkan dalam

RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022.

Memerhatikan perkembangan kondisi nasional dan regional provinsi

Jawa Timur dan Kota Batu sendiri, akibat pandemi COVID-19 yang

berdampak buruk terhadap aspek kesehatan, sosial, ekonomi dan telah

merambat ke aspek kehidupan lainnya, maka perlu dilakukan penyesuaian

target indikator kinerja makro, tujuan dan sasaran Indikator Kinerja Utama

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 8


pemerintah daerah (IKU pemda), serta Indikator Kinerja Kunci (IKK) tingkat

dampak (impact) dan tingkat hasil (outcome).

Sebagai dasar evaluasi indikator yang dapat digunakan untuk menilai

keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah adalah capaian kinerja

pembangunan manusia, Kota Batu mampu naik secara signifikan dalam lima

tahun terakhir (2014-2020) dimana Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota

Batu tahun 2020 di tengah pandemi tetap naik sangat kecil yaitu 75,90 atau

naik 0,02 poin jika dibandingkan dengan tahun 2019 dengan nilai 75,88.

Pertumbuhan ini menurun dan lebih rendah jika dibandingkan tahun

sebelumnya yaitu 0,84 poin, dimana tahun 2018 sebesar 75,04 poin. Capaian

IPM tahun 2020 ini masuk kategori “tinggi” dan peringkat IPM Kota

Batu pada 2020 menduduki peringkat ke-9 dari 38 kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Timur dan lebih tinggi dari capaian Jawa Timur dan Nasional.

Jika kita bandingkan dengan capaian awal tahun RPJMD 2017 – 2022, maka

terjadi kenaikan 1,62 poin atau naik rata-rata 0,07 poin setiap tahun.

Capaian kinerja nilai IPM Kota Batu ini, ditopang dengan laju

pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup stabil dan bahkan terus

meningkatn sampai dengan tahun 2019 yaitu rata-rata 6,53% dalam 3 tahun

terakhir dan akhir tahun 2019 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,52%. Akan

tetapi, di tahun 2020 terjadi kontraksi tajam akibat Pandemi Covid-19

menjadi -6,46. Faktor penyebab kontraksi pertumbuhan ekonomi tajam ini

adalah adanya kontraksi pada sektor basis pertumbuhan ekonomi, antara

lain Jasa akomodasi dan makan minum -21,88%, Sektor Jasa Lainnya

sebesar -15,95% dan Sektor Perdagangan -7,34%.

Terkait dengan kondisi ekonomi makro nilai PDRB Kota Batu

menunjukkan kenaikan angka yang signifikan dalam 10 tahun terakhir sampai

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 9


dengan tahun 2019. Angka PDRB ADHB tahun 2015 sebesar Rp. 11.536,4

milyar dan tahun 2019 sudah mencapai Rp. 16.926,09 milyar atau naik rata-

rata 10,08% pertahun. Angka ini mengalami penurunan tahun 2020 akibat

pandemi menjadi Rp. Rp. 1.008 milyar atau sebesar -5,96%. Demikian juga

untuk PDRB ADHK tahun 2015 sebesar Rp. 9.148,7 milyar dan sampai tahun

2019 mencapai Rp. 11.787,51 milyar atau naik rata-rata 6,54%. Namun, tahun

2020 terjadi pandemi Covid yang telah menurunkan angka PDRB ADHK

menjadi Rp. 11.026,8 atau turun sebesar Rp.761 milyar atau -6,46%.

Angka tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 6,52% dan

selama 10 tahun sampai 2019 terus menunjukkan tren peningkatan dengan

rata-rata angka pertumbuhan 6,57% per tahun. Namun, tahun 2020 akibat

sektor-sektor basis (sektor akomodasi dan makan minum, perdagangan, dan

jasa lainnya) mengalami kontraksi pertumbuhan yang sanagt signifikan, maka

terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar -6,46%. Kondisi ini linier

dengan tingkat inflasi Kota Batu yang terus menurun dalam 3 tahun terakhir,

di mana tahun 2017 di angka 3,75 yang terus menurun sampai tahun 2019 di

angka 1,93 atau rata-rata inflasi 2,88% dan angka ini di atas pertumbuhan

ekonomi Kota Batu. Tahun 2020 adalah 1,42% dengan inflasi tertinggi ada pada

kelompok makanan, tembakau dan minuman.

Dari aspek kesejahteraan, dapat dilihat dari angka pendapatan per

kapita penduduk Kota Batu. Pendapatan per kapita penduduk dari PDRB

ADHB terus meningkat selama 10 tahun terakhir sampai tahun 2019. Tahun

2015 sebesar pendapatan perkapita PDRB ADHB sebesar Rp. 53.545.000 dan

terus meningkat sampai tahun 2019 sebesar Rp. 81.540.000 atau naik rata-

rata Rp. 6.073.000 per tahun atau 9,95%. Tahun 2020 terjadi penurunan,

akibat pandemi covid-19, kondisi ini juga mengalami penurunan menjadi Rp.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 10


Rp. 74.710.000 per tahun atau turun Rp.6.830.000 per penduduk atau turun

-8,38%.

Sedangkan, dilihat dari PDRB ADHK tahun 2015 sebesar Rp.

42.564.000 dan angka ini terus meningkat sampai tahun 2019 sebesar Rp.

54.207.000 atau naik rata-rata Rp. 2.911.000 per tahun atau 6,33%.

Peningkatan pendapatan per kapita telah mendorong penurunan angka

kemiskinan penduduk dari tahun 2015 sebanyak 4,71% dan menurun

menjadi 3,81% tahun 2019 atau turun rata-rata sebesar -0,225%. Terakhir

terkait dengan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukkan

angka yang terus fluktuatif di mana tahun 2015 angka TPT sebesar 4,29%

dan tahun 2019 menurun menjadi 2,48% atau rata-rata angka TPT dalam 5

tahun terakhir adalah 3,04%. Tahun 2020, seiring terjadinya pandemi covid-

19, angka ini juga mengalami penurunan. Kondisi ekonomi Kota Batu ini

menunjukkan bahwa perekonomian Kota Batu sangat stabil dengan 3 sektor

basis unggulan dimana pertumbuhan dan angka perkapita terus meningkat.

Kondisi ekonomi mengalami penurunan akibat adanya dan memberikan

dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

Maka, salah satu target perubahan RPJMD Kota Batu adalah

melakukan refocusing program dan kegiatan penanganan dampak covid-19

jangka pendek dan koreksi target kinerja Pemerintah Daerah. Selain itu, perlu

ditetapkan juga kebijakan-kebijakan pembangunan jangka menengah terkait

penanganan pandemi COVID-19 dan upaya untuk pemulihannya, sebagai

kelanjutan dari upaya yang telah dilakukan sejak triwulan kedua tahun 2020.

Substansi perubahan RPJMD 2017-2022 ini, tidak merubah substansi Visi –

Misi RPJMD 2017-2022 yang telah ditetapkan, tetapi perubahan dilakukan

dalam konteks penyesuaian terhadap tujuan, sasaran, program

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 11


prioritas, indikator dan target serta pagu anggaran indikatif setiap

perangkat daerah yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi meliputi :

a. gambaran umum wilayah yang disesuaikan dengan kondisi terkini sampai

dengan tahun berjalan,

b. kondisi keuangan dan kerangka pendanaan,

c. permasalahan daerah dan isu strategis terutama terkait dengan pandemi

COVID-19,

d. target indikator tujuan dan sasaran,

e. strategi dan arah kebijakan,

f. program dan kegiatan menjadi program, kegiatan, dan sub kegiatan

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019

beserta indikator kinerjanya, dan;

g. Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Daerah dan target kinerjanya,

IKU Perangkat Daerah dan target kinerjanya, dan indikator kinerja

program.

Dalam penyusunan perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022

diterapkan beberapa pendekatan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

maupun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Pendekatan perencanaan

pembangunan daerah yang dimaksud, meliputi:

1. Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir

ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah;

2. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan berbagai

pemangku kepentingan;

3. Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi

kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 12


jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD, dan;

4. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan

yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan

mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 juga memerhatikan

pemenuhan pendekatan substansi, yaitu:

1. Kolaborasi Pemangku Kepentingan pembangunan melalui implementasi

pendekatan Pentahelix – ABCGM (Academic, Business, Community,

Government, and Media);

2. Kolaborasi Pendanaan Pembangunan dari APBN, APBD provinsi, APBD

Kota, dana masyarakat/swasta, Corporate Social Responsibility (CSR) dan

hibah;

3. Pendekatan Spasial dan Sektoral melalui 3 (tiga) Wilayah Kecamatan ; dan

4. Sinkronisasi Aplikasi dan Interkoneksi Data dalam Sistem Informasi

Pembangunan Daerah.

Penyusunan Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022

dilakukan secara mutatis-mutandis sesuai amanat dalam Pasal 344 Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017. Perubahan RPJMD dilakukan

mulai dari tahap persiapan, penyusunan rancangan awal, pembahasan dan

penyepakatan bersama dengan DPRD tentang rancangan awal, evaluasi dari

Kementerian Dalam Negeri melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur tentang

rancangan awal, penyusunan rancangan, musrenbang, penyusunan

rancangan akhir, dan penetapan Perda tentang Perubahan RPJMD.

Alur tahapan pelaksanaan perubahan RPJMD digambarkan pada

Gambar 1.1.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 13


Gambar 1.1
Tahapan dan Tatacara Penyusunan
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu Tahun 2017-2022

TAHAPAN PROSES PERUBAHAN RPJMD 2017-2022


10 hari setelah Penyampaian
Persiapan 1 PENYUSUNAN 2 NPengantar
Penyusunan PERUBAHAN RPJMD
P-RPJMD NP Rancangan
Awal
Nota
P-RPJMD Kesepakatan
Perumusan Strategi, DPRD
Penelaahan arah kebijakan
RPJPD dan program 10 hari setelah berkas
pembangunan daerah
Pengolahan konsultasi diterima
data & KONSULTASI KE
informasi VISI, MISI 3 GUBERNUR
dan Program
Kerangka pendanaan
dan program PD Rancangan
KDH
RPJMD
Setelah
Hasil 4 SE Kepala
evaluasi
Penelaahan Kinerja
Penyelenggaraan
Musrenbang Daerah
Konsultasi ke
RTRW RTRW Penyempurnaan GUBERNUR
capaian daerah Penelaahan Tujuan dan Pemda RPJMD kepada Ka PD
RPJMD lainnya RPJMN/ RPJMD
Provinsi Sasaran
Rancangan 5
Pelaksanaan
Forum Konsultasi Akhir RPJMD
Publik Setelah keluar Rekomendasi
Analisis isu- Gubernur atas Rancangan Awal
Analisis isu strategis Pembahasan dan
Gambaran persetujuan
umum bersama RANPERDA
kondisi RPJMD
daerah &
Perumusan
gambaran
Perumusan
Permasalahan KLHS Evaluasi
Dihantarkan paling lambat 10 hari
keuangan Pembangunan setelah Musrenbang
daerah Daerah RANPERDA
RPJMD
6
Penetapan
Di rencanakanBulan
Direncanakan maretJuni2022
2021

SUDAH DILAKSANAKAN SEDANG BERJALAN TAHAP SELANJUTNYA

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 14


Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 menjadi

dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah yang

sangat strategis, sebab merupakan:

1. Dokumen penjabaran untuk mengimplementasikan janji

Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang disampaikan pada

saat kampanye kepada seluruh masyarakat Kota Batu;

2. Penjabaran pelaksanaan RPJPD Kota Batu Tahun 2005-2025

periode/tahap ketiga-keempat;

3. Perwujudan dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Batu Tahun 2010-2030;

4. Pedoman dan arah kebijakan percepatan penanganan dan

pemulihan pasca pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi di

Kota Batu;

5. Pedoman penyusunan perubahan Rencana Strategis Perangkat

Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Batu;

6. Pedoman penyusunan perencanaan dan penganggaran tahunan

daerah;

7. Instrumen pengukuran tingkat pencapaian kinerja Kepala

Daerah dan Kinerja Kepala Perangkat Daerah selama 5 (lima)

tahun; dan

8. Instrumen pengendalian bagi Satuan Pengawas Internal (SPI)

dan Bappelitbangda.

Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 akan menjadi

dasar penyusunan RKPD Tahun 2021 dan 2022. Selanjutnya, RKPD

akan menjadi dasar bagi penyusunan Rancangan APBD Tahun

Anggaran 2021 dan Tahun Anggaran 2022. Dengan demikian, tercipta

keselarasan antara perencanaan strategis di Perubahan RPJMD Kota

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 15


Batu Tahun 2017-2022 dengan perencanaan strategis dan

perencanaan operasional di perangkat daerah dalam rangka

mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, sekaligus

sebagai perwujudan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batu.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dalam Menyusun perubahan RPJMD Kota Batu 2017 – 2022 ini,

terdapat sejumlah peraturan yang secara langsung terkait dengan

kebijakan perubahan RPJMD dan digunakan sebagai rujukan yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab keuangan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 16


10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evalusi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

72 tahun 2019 tentang Perangkat Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar

Pelayanan Minimal (SPM);

21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019

Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 17


22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019

Tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

24. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggaraan Inventarisasi Emisi Gas rumah Kaca Nasional;

25. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-

2024;

26. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 Percepatan

Pembangunan Ekonomi Di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-

surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru,

Serta Kawasan Selingkar Wilis Dan Lintas Selatan;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Pengurusutamaan Gender di

Daerah;

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 67

Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan

Pengarusutamaan Gender di Daerah;

29. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86

Tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan

evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi rancangan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 18


peraturan daerah tentang rencana pembangunan jangka panjang

daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah, serta

tata cara perubahan rencana pembangunan jangka panjang

daerah, rencana pembangunan jangka menengah daerah, dan

rencana kerja pemerintah daerah;

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7

Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS dalam

Penyusunan RPJMD;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 100

Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 70

Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang

Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan

Pembangunan dan Keuangan Daerah;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;

37. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan

Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tentang

penyesuaian percepatan anggaran pendapatan dan belanja daerah

tahun 2020 dalam rangka penanganan Covid-19, serta

pengamanan daya beli masyarakat dan perekonomian nasional;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 19


38. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Provinsi Jawa Timur 2005-2025;

39. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012

tentang Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031;

40. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2019

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Jawa timur Tahun 2019 – 2023;

41. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2021

Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa timur

Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Jawa timur Tahun 2019 – 2024.

42. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang;

43. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030;

44. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2012 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batu

Tahun 2005-2025;

45. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2010

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Mojokerto Tahun 2012-2032;

46. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Malang 2016-2021;

47. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2021 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 20


2019 Tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Malang Tahun 2018 – 2023;

48. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 7 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Mojokerto 2016-2021;

49. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Batu

sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 1

Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Batu

Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah; dan

50. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2018 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Batu Tahun 2017-2022.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Batu Tahun 2017-2022 merupakan bagian yang terintegrasi dengan

perencanaan pembangunan nasional dan perencanaan pembangunan

daerah Provinsi Jawa Timur. Penyusunan RPJMD Kota Batu Tahun

2017-2022 berpedoman pada RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Jawa

Timur, RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW Kota Batu serta

mempertimbangkan dokumen perencanaan daerah sekitar Kota Batu

seperti Kabupaten Malang dan Kabupaten Mojokerto terkait kebijakan

kewilayahan. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi dasar dalam

penyusunan daerah untuk menyelaraskan dengan kebijakan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 21


pembangunan nasional, perlu dilakukan telaahan terhadap

pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN yang

berhubungan atau mempengaruhi pembangunan daerah. Di samping

itu, telaahan juga perlu dilakukan terhadap RPJMD daerah lain.

Telaahan itu dilakukan dengan tujuan untuk mendukung

koordinasi antarpelaku pembangunan dan harus selaras dan sinergi

antardaerah, antarwaktu, antarruang, dan antarfungsi pemerintah,

serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Adapun

hubungan RPJMD dengan dokumen perencanaan pembangunan

daerah lainnya dapat di lihat dari Gambar 1.2 dibawah ini.

NASIONAL PROVINSI KAB/KOTA

RPJPN RPJPD JATIM RPJPD


(2005-2025) (2005-2025) (2005-2025)

RPJMD KOTA BATU


(2017-2022)
RPJMN RPJMD JATIM
(2020-2024) (2020-2024)

KLHS KOTA BATU

RTRW RTRW JATIM RTRW KOTA


NASIONAL BATU
(2005-2015)

Gambar 1.2.
Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lain

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 22


Tabel 1.1
Keterkaitan RPJMD Kota Batu dengan RPJMN dan RPJMD
Provinsi Jawa Timur
RPJMD PROVINSI
RPJMN RPJMD KOTA BATU
JAWA TIMUR

1. Memperkuat 1. Mewujudkan 1. Meningkatkan

ketahanan keseimbangan kualitas kehidupan

ekonomi untuk pembangunan sosial masyarakat

pertumbuhan yang ekonomi,baik yang berdasarkan

berkualitas dan antar kelompok nilai nilai

berkeadilan antar sektor dan keagamaan dan

2. Mengembangkan keterhubungan kearifan budaya

wilayah untuk wilayah lokal

mengurangi 2. Terciptanya 2. Meningkatkan

kesenjangan dan kesejahteraan pembangunan

menjamin yang berkeadilan kualitas dan

pemerataan sosial, kesejahteraan

3. Meningkatkan pemenuhan sumber daya

sumber daya kebutuhan dasar manusia

manusia yang terutama 3. Mewujudkan daya

berkualitas dan kesehatan,pendid saing perekonomin

berdaya saing ikan,penyediaan daerah yang

4. Revolusi mental lapangan kerja progresif, mandiri

dan pembangunan dengan berbasis

kebudayaan memperhatikan agrowisata

kelompok rentan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 23


5. Memperkuat 3. Tata Kelola 4. Meningkatkan

infrastruktur pemerintahan pembangunan

untuk mendukung yang bersih, infrastruktur dan

pengembangan inovatif, terbuka, kawasan pedesaan

ekonomi dan partisipatif, yang berkualitas

pelayanan dasar memperkuat dan berwawasan

6. Membangun demokrasi lingkungan

lingkungan hidup, kewargaan untuk 5. Meningkatkan tata

meningkatkan menghadirkan kelola

ketahanan ruang sosial yang pemerintahan

bencana dan menghargai prisip yang baik, bersih

perubahan iklim kebhinekaan dan akuntable

7. Memperkuat 4. Melaksanakan berorientasi pada

stabilitas pembangunan pelayanan publik

polhukhanhankam berdasarkan yang profesional

dan transformasi semangat gotong

pelayanan publik royong

berwawasan

lingkungan untuk

menjamin

keselarasan

ruang ekologi,

ruang sosial,

ruang ekonomi

dan ruang

budaya

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 24


1.3.1 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJMN

Penyusunan Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022

juga memerhatikan RPJMN sebagaimana diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 86 Tahun 2017. Hal ini dilakukan melalui penyelarasan

pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program

pembangunan dalam Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022

dengan arah kebijakan umum serta prioritas pembangunan nasional

yang memperhatikan kewenangan, kondisi dan karakteristik daerah.

Pada RPJMN Tahun 2020-2024 yang ditetapkan melalui

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020,

pembangunan Provinsi Jawa Timur dengan Kota Batu sebagai bagian

daerah kabupaten/ kota yang ada di Pemerintah Provinsi diarahkan

untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan

nasional dengan target yang jelas disertai arah kebijakan dan

pembangunan wilayah berdasarkan koridor pertumbuhan dan

pemerataan.

Perubahan RPJMD Kota Batu dilakukan untuk memberikan

dukungan terhadap 7 (tujuh) agenda pembangunan nasional dan

proyek prioritas strategis yaitu penguatan destinasi pariwisata

prioritas Bromo-Tengger-Semeru (BTS) dan penurunan kematian ibu.

Dukungan ini ditunjukkan melalui berbagai program-program

prioritas pembangunan daerah di tahun 2021-2022. Berbagai prioritas

pembangunan Kota Batu memberikan dukungan langsung terhadap 4

dari 7 agenda pembangunan nasional, yaitu agenda 1: ketahanan

ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan; agenda -3:

SDM berkualitas dan berdaya saing; agenda-5: infrastruktur untuk

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 25


ekonomi dan pelayanan dasar dan agenda-6: lingkungan hidup,

ketahanan bencana dan perubahan iklim.

Tabel 1.2
Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJMN
RPJMN RPJMD KOTA BATU

1) Memperkuat ketahanan Misi 1 : Meningkatkan kualitas

ekonomi untuk kehidupan sosial masyarakat

pertumbuhan yang yang berdasarkan nilai nilai

berkualitas dan keagamaan dan kearifan

berkeadilan budaya lokal

2) Mengembangkan wilayah Misi 4 : Meningkatkan

untuk mengurangi pembangunan infrastruktur

kesenjangan dan menjamin dan kawasan pedesaan yang

pemerataan berkualitas dan berwawasan

3) Meningkatkan sumber daya lingkungan

manusia yang berkualitas Misi 2 : Meningkatkan

dan berdaya saing pembangunan kualitas dan

4) Revolusi mental dan kesejahteraan sumber daya

pembangunan kebudayaan manusia

5) Memperkuat infrastruktur Misi 1 : Meningkatkan kualitas

untuk mendukung kehidupan sosial masyarakat

pengembangan ekonomi yang berdasarkan nilai nilai

dan pelayanan dasar keagamaan dan kearifan

6) Membangun lingkungan budaya lokal

hidup, meningkatkan Misi 3 : Mewujudkan daya

ketahanan bencana dan saing perekonomin daerah

perubahan iklim

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 26


7) Memperkuat stabilitas yang progresif, mandiri

polhukhanhankam dan berbasis agrowisata

transformasi pelayanan Misi ke 4 : Meningkatkan

publik pembangunan infrastruktur

dan kawasan pedesaan yang

berkualitas dan berwawasan

lingkungan

Misi 5 :Meningkatkan tata

kelola pemerintahan yang

baik, bersih dan akuntable

berorientasi pada pelayanan

publik yang profesional

1.3.2 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJMD

Provinsi Jawa Timur

Pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2023 yang

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 7 Tahun

2019 dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2021

Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa timur Nomor

7 Tahun 2019 tentang Rencana pembangunan Jangka Menengah

Daerah Provinsi Jawa timur Tahun 2019 – 2024.

Pembangunan Kota Batu diarahkan untuk mendukung

pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan provinsi Jawa Timur,

dengan target yang jelas disertai arah kebijakan dan pembangunan

wilayah Kota Batu sebagai bagian dari Wilayah Pengembangan Malang

Raya untuk sektor Jasa, Pariwisata dan Hortikultura.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 27


Perubahan RPJMD Kota Batu ikut mendukung percepatan

pencapaian 4 bidang pembangunan yang menjadi fokus strategis

perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur. Fokus Bidang Kesehatan,

Pemerintah Kota Batu terus memberikan prioritas program

penanggulangan covid-19 melalui peningkatan cakupan vaksinasi dan

pembangunan prasarana kesehatan. Pada Bidang Pendidikan,

dilakukan melalui pembangunan prasarana pendidikan dasar untuk

pemerataan akses pendidikan dan pembangunan perpustakaan dalam

rangka peningkatan literasi baca.

Bidang Ekonomi dilakukan melalui berbagai antara lain

pemberian izin pembukaan beberapa destinasi wisata dengan protokol

kesehatan ketat, program perluasan akses pasar secara online,

program inovasi dan standarisasi produk industri, dan penguatan

usaha mikro dan kecil di desa bekerjasama dengan pemerintah desa

dan pengembangan BUM Desa. Pemulihan ekonomi ini diharapkan

akan mampu mengurangi pengangguran secara cepat dan massif dan

sekaligus akan mampu menurunkan angka kemiskinan.

Tabel 1.3
Hubungan P RPJMD Kota Batu dengan RPJMD Provinsi Jawa
Timur
RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR RPJMD KOTA BATU

1. Mewujudkan keseimbangan Misi ke 4 : Meningkatkan

pembangunan ekonomi,baik antar pembangunan infrastruktur

kelompok antar sektor dan dan kawasan pedesaan yang

keterhubungan wilayah berkualitas dan berwawasan

2. Terciptanya kesejahteraan yang lingkungan

berkeadilan sosial, pemenuhan

kebutuhan dasar terutama

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 28


kesehatan,pendidikan,penyediaan Misi ke 1 : Meningkatkan

lapangan kerja dengan kualitas kehidupan sosial

memperhatikan kelompok rentan masyarakat yang

3. Tata Kelola pemerintahan yang berdasarkan nilai nilai

bersih, inovatif, terbuka, keagamaan dan kearifan

partisipatif, memperkuat budaya lokal

demokrasi kewargaan untuk

menghadirkan ruang sosial yang

menghargai prisip kebhinekaan Misi Ke 5 : Meningkatkan

4. Melaksanakan pembangunan tata kelola pemerintahan

berdasarkan semangat gotong yang baik, bersih dan

royong berwawasan lingkungan akuntable berorientasi pada

untuk menjamin keselarasan pelayanan publik yang

ruang ekologi, ruang sosial, ruang profesional

ekonomi dan ruang budaya

Misi ke 2 : Meningkatkan

pembangunan kualitas dan

kesejahteraan sumber daya

manusia

Misi ke 3 : Mewujudkan daya

saing perekonomian daerah

yang progresif, mandiri

berbasis agrowisata

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 29


1.3.3 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJPD,

RKPD, Renstra-PD dan Renja-PD


Dokumen RPJPD Kota Batu Tahun 2005-2025 yang memuat

visi, misi dan arah kebijakan pembangunan daerah selama 20 tahun

ke depan merupakan salah satu pedoman bagi penyusunan RPJMD.

Penyusunan Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022

berpedoman pada arah kebijakan pembangunan tahap III dan IV

RPJPD Kota Batu Tahun 2005-2025.

Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 menjadi

pedoman bagi penyusunan Perubahan Rencana Strategis Perangkat

Daerah (Renstra PD). Perubahan Renstra PD merupakan rencana kerja

5 (lima) tahunan yang menjabarkan perencanaan kerja dan kinerja

tahunan perangkat daerah untuk menunjang pencapaian visi, misi

dan sasaran pembangunan jangka menengah sebagaimana termuat

dalam Perubahan RPJMD ini serta penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota.

Selanjutnya, Perubahan RPJMD sebagai dokumen perencanaan

pembangunan 5 (lima) tahunan dijabarkan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai perencanaan tahunan daerah.

RKPD menjadi acuan bagi setiap perangkat daerah dalam menyusun

Renja PD. Penjabaran rencana tahunan perangkat daerah termuat

dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD) setiap tahun

selama 5 (lima) tahun, berdasarkan Renstra PD.

1.3.4 Hubungan Perubahan RPJMD dengan RTRW Kota Batu

Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional maupun Undang-Undang tentang Penataan Ruang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 30


menghendaki sebuah keintegrasian, yaitu agar dokumen rencana tata

ruang yang dibuat dapat selaras dengan dokumen rencana

pembangunan. Lebih khusus lagi, Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

2005-2025 mengamanatkan bahwa konsistensi pemanfaatan ruang

dapat dicapai dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen

perencanaan pembangunan.

Penyusunan Perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017- 2022

memerhatikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030. Hal ini

dimaksudkan untuk menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran,

kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah

daerah Kota Batu dengan kebijakan pengembangan wilayah, rencana

struktur ruang dan rencana pola ruang, serta arahan pemanfaatan

ruang.

1.3.5 Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Perubahan RPJMD Kota Batu

Perubahan RPJMD memperhatikan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) Perubahan RPJMD. KLHS adalah rangkaian analisis

yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan

bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,

rencana, dan/atau program. Penyusunan KLHS dilakukan dengan

memerhatikan potensi dampak pembangunan melalui penyusunan

rekomendasi perbaikan berupa antisipasi, mitigasi, adaptasi dan/atau

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 31


kompensasi program dan kegiatan dalam Renstra PD. Hal ini tertuang

dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Ayat (1);

“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau

Kebijakan, Rencana, dan/atau Program”, dan Ayat (2) yaitu KLHS

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan ke dalam

penyusunan atau evaluasi:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah beserta rencana rincinya, RPJP

Nasional, RPJP Daerah, RPJM Nasional, dan RPJM Daerah; dan

b. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi

menimbulkan dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup.

Tabel 1.4

Hubungan P-RPJMD dengan KLHS P-RPJMD

Isu Strategis KLHS P-RPJMD P-RPJMD Kota Batu 2017-


No.
Tahun 2017-2022 2022

1 Kemiskinan dan Masalah Misi ke 3 : Mewujudkan daya


Ketersediaan Lapangan Kerja
saing perekonomian daerah

yang progresif, mandiri

berbasis agrowisata

2 Kualitas Kesehatan Misi ke 4 : Meningkatkan

Masyarakat Kurang Optimal pembangunan infrastruktur

dan kawasan pedesaan yang

berkualitas dan berwawasan

lingkungan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 32


Misi Ke 5 : Meningkatkan tata

kelola pemerintahan yang

baik, bersih dan akuntable

berorientasi pada pelayanan

publik yang profesional

3 Kualitas Sumber Daya Misi ke 1 : Meningkatkan

Manusia Masih Rendah kualitas kehidupan sosial

masyarakat yang

berdasarkan nilai keagamaan

dan kearifan budaya lokal

Misi ke 2 : Meningkatkan

pembangunan kualitas dan

kesejahteraan sumber daya

manusia

1.4. Maksud dan Tujuan

1.4.1. Maksud

Maksud dari perubahan RPJMD Kota Batu Tahun 2017- 2022

adalah untuk melakukan perubahan RPJMD sebagai upaya

menyesuaikan dengan perubahan regulasi nasional dan provinsi serta

penyesuaian dengan hasil pengendalian dan evaluasi serta kejadian

luar biasa covid-19.

1.4.2.Tujuan

Tujuan dilakukannya perubahan RPJMD Kota Batu ini antara

lain:

1. Menetapkan kebijakan pembangunan jangka menengah yang

selaras dengan perkembangan keadaan dan penyesuaian terhadap

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 33


kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

2. Menetapkan pedoman untuk penyusunan Perubahan Rencana

Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD), Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), dan penyusunan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sampai dengan akhir

periode RPJMD; 


3. Merumuskan dan menetapkan perubahan program prioritas yang

sertai dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja

yang telah disesuaikan dengan kondisi ekonomi daerah dan

kebijakan refocusing pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi

Jawa Timur;

4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan

terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan

kabupaten/kota serta dengan kabupaten/Kota yang berbatasan.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Perubahan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang;

1.2. Dasar Hukum Penyusunan;

1.3. Hubungan Antar Dokumen

1.3.1. Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJMN;

1.3.2. Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJMD

Provinsi Jawa Timur;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 34


1.3.3. Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan RPJPD,

RKPD, Renstra-PD dan Renja-PD;

1.3.4. Hubungan Perubahan RPJMD dengan RTRW Kota Batu;

1.3.5. Hubungan Perubahan RPJMD Kota Batu dengan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Perubahan RPJMD

Kota Batu.

1.4. Maksud dan Tujuan

1.4.1. Maksud;

1.4.2. Tujuan.

1.5. Sistematika Penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Kondisi Umum Geografis

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi;

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis;

2.1.1.3. Topografi;

2.1.1.4. Geologi;

2.1.1.5. Hidrologi;

2.1.1.6. Klimatologi;

2.1.1.7. Penggunaan Lahan;

2.1.1.8. Wilayah Rawan Bencana.

2.1.2. Kondisi Umum Demografi

2.1.2.1. Jumlah Penduduk;

2.1.2.2. Ketenagakerjaan.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1. Kemiskinan;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 35


2.2.1.2. Kondisi Ekonomi Daerah

2.2.1.2.1. Potensi Unggulan Daerah;

2.2.1.2.2. Investasi Daerah;

2.2.1.2.3. Pertumbuhan Ekonomi;

2.2.1.2.4. Inflasi.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat;

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib

2.3.1.1. Urusan Pendidikan;

2.3.1.2. Urusan Kesehatan;

2.3.1.3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

2.3.1.4. Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan

Permukiman;

2.3.1.5. Urusan Sosial;

2.3.1.6. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum, Dan

Perlindungan Masyarakat;

2.3.1.7. Urusan Ketenagakerjaan;

2.3.1.8. Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan

Perlindungan Anak;

2.3.1.9. Urusan Pangan;

2.3.1.10. Urusan Pertanahan;

2.3.1.11. Urusan Lingkungan Hidup;

2.3.1.12. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil;

2.3.1.13. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

2.3.1.14. Urusan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga

Berencana;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 36


2.3.1.15. Urusan Perhubungan;

2.3.1.16. Urusan Komunikasi dan Informatika;

2.3.1.17. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;

2.3.1.18. Urusan Penanaman Modal;

2.3.1.19. Urusan Pemuda dan Olahraga;

2.3.1.20. Urusan Statistik;

2.3.1.21. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian;

2.3.1.22. Urusan Kebudayaan;

2.3.1.23. Urusan Perpustakaan;

2.3.1.24. Urusan Kearsipan.

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Pilihan

2.3.2.1. Urusan Pertanian;

2.3.2.2. Urusan Energi Dan Sumber Daya Mineral;

2.3.2.3. Urusan Pariwisata;

2.3.2.4. Urusan Perikanan Dan Peternakan;

2.3.2.5. Urusan Perdagangan;

2.3.2.6. Urusan Perindustrian.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah;

2.4.2. Fokus Wilayah/Infrastruktur;

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi;

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD;

3.1.2. Neraca Daerah.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 37


3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2015-2019

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran;

3.2.2. Analisis Pembiayaan.

3.3. Kerangka Pendanaan

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja;

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan

4.1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat;

4.1.2. Aspek Pelayanan Umum;

4.1.3. Fungsi Penunjang Urusan Pemeerintahan Daerah;

4.1.4. Aspek Daaya Saing Daerah.

4.2. Isu Strategis Pembangunan Daerah

4.2.1. Dinamika Internasional;

4.2.2. Dinamika Nasional;

4.2.3. Dinamika Regional (Provinsi);

4.2.4. Dinamika Lokal;

4.2.5. Isu-isu Strategis Kota Batu;

4.2.6. Mapping Isu-isu Strategis Kota Batu dalam Misi

Pembangunan.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1. Visi Pembangunan Daerah;

5.2. Misi Pembangunan Daerah

5.2.1. Misi 1: Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial

Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-nilai Keagamaan dan

Kearifan Budaya Lokal;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 38


5.2.2. Misi 2: Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan

Kesejahteraan Sumber Daya Manusia;

5.2.3. Misi 3: Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah

yang Progresif, Mandiri Berbasis Agrowisata;

5.2.4. Misi 4: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan

Kawasan Perdesaan Yang Berkualitas dan Berwawasan

Lingkungan;

5.2.5. Misi 5: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang

Baik, Bersih dan Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan

Publik yang Profesional.

5.3. Tujuan dan Sasaran

5.3.1. Sebagai Upaya dalam Mencapai Misi Ke-1 Meningkatkan

Kualitas Kehidupan Sosial Masyarakat Yang Berlandaskan

Nilai-nilai Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal;

5.3.2. Sebagai Upaya dalam Mencapai Misi Ke-2 Meningkatkan

Pembangunan Kualitas dan Kesejahteraan Sumber Daya

Manusia;

5.3.3. Sebagai Upaya didalam Mencapai Misi Ke-3 Mewujudkan

Daya Saing Perekonomian Daerah yang Progresif, Inklusif,

Mandiri Berbasis Agrowisata;

5.3.4. Sebagai Upaya dalam Mencapai Misi Ke-4 Meningkatkan

Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Kawasan

Perdesaan Yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan;

5.3.5. Mencapai Misi Ke-5 Meningkatkan Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik, Bersih, dan Akuntabel

Berorientasi pada Pelayanan Publik yang professional.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 39


BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan Holistik

Tematik dan Integratif;

6.2. Arah Kebijakan

6.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018

6.2.1.1. Desain Kebijakan Antar Sektor Dalam Aspek

Pelayanan Publik.

6.2.2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2019

6.2.2.1. Desain Kebijakan Antar Sektor Pada Aspek

Peningkatan Daya Saing Daerah;

6.2.2.2. Desain Kebijakan Antar Sektor Dalam Asapek

Pengentasan Kemiskinan, Kemiskinan di Kota

Batu.

6.2.3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2020;

6.2.4. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2021;

6.2.5. Arah kebijakan Pembangunan Tahun 2022

6.2.5.1. Desain Kebijakan Antar Sektor Dalam Aspek

Kemandirian Desa;

6.2.5.2. Desain Kebijakan Antar Sektor Pada Aspek

Pembangunan Perekonomian Daerah;

6.2.5.3. Desain Kebijakan Antar Sektor Dalam Investasi

Daerah.

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM

PERANGKAT DAERAH

7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 40


7.2. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan

Pendanaan.

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

8.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama;

8.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah;

BAB IX PENUTUP

9.1. Pedoman Transisi

9.2. Kaidah Pelaksanaan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |I- 41


BAB 2

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini memberikan gambaran umum kondisi daerah Kota Batu

yang berfokus pada capaian kinerja Pemerintah Kota Batu sampai

dengan tahun 2020 yang mencakup 5 misi dan diturunkan ke dalam

8 Tujuan dan 10 Sasaran dengan 32 Indikator Kinerja. Maka,

gambaran umum daerah dituangkan ke dalam ringkasan kinerja

daerah yang akan melengkapi gambaran umum daerah Pemerintah

Kota Batu. Bab ini akan menyajikan ringkasan gambaran umum Kota

Batu beserta capaian kinerja Pemerintah Kota dalam 3 (tiga) tahun ini

berdasarkan target dalam RPJMD 2017-2022. Gambaran umum

daerah ini terbagi menjadi 4 aspek, yaitu aspek geografi dan demografi,

aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek

daya saing daerah.

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kondisi aspek geografi dan demografi sangat terkait dengan daya

dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam mendukung

pembangunan daerah. Hasil kajian terhadap daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem Kota Batu tahun

2021, menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Status daya dukung lahan permukiman tergolong sedang.

2. Status daya dukung air di Kota Batu masih surplus dengan

nilai koefisien 20,77.

3. Status daya dukung pangan Kota Batu dinilai mampu

memenuhi kebutuhan pangan penduduk, baik penduduk

setempat maupun wisatawan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-1


4. Daya dukung udara dari hasil perhitungan neraca

karbondioksida di Kota Batu dengan asumsi tidak terdapat

kawasan hutan menunjukkan nilai selisih -2.984.938,88.

Perhitungan dengan mamasukkan kamampuan serapan

kawasan hutan (hutan produksi yang dikelola Perhutani) dan

kawasan lindung (Hutan Lindung dan Taman Hutan Raya R.

Suryo) nilai neraca masih menunjukkan angka positif atau

surplus sebesar +16.527.360,11.

5. Daya tampung beban pencemar menunjukkan hasil kondisi

sungai dalam status tercemar ringan.

6. Berdasarkan profil ekoregion dan tutupan lahan Kota Batu, 3

jenis tutupan lahan dengan luasan tertinggi adalah Hutan

Konservasi dengan luas 4308,15 Ha, Sawah seluas 3304.62,

dan Hutan Kerapatan Tinggi dengan luas 2597.35 Ha.

7. Jasa ekosistem yang memiliki nilai prosentase tertinggi dengan

tingkat kelas tertinggi terdapat pada jenis jasa ekosistem

Penyediaan Serat dengan prosentase 46% kelas sangat tinggi,

jasa ekosistem penyedia air bersih dengan prosentase 64%

kelas tinggi dan jasa ekosistem pendukung sikluas air dan

hara dengan prosentase 57% kelas tinggi.

8. Jasa ekosistem nilai prosentase tertinggi pada kelas sangat

rendah terdapat pada jenis jasa ekosistem fungsi tempat

tinggal dan ruang hidup dengan prosentase 67%, jasa

ekosistem fungsi rekreasi dan ekowisata dengan prosentase

42% serta fungsi pengaturan iklim dan fungsi budaya estetika

alam memiliki nilai sama yakni 30%.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-2


Hasil kajian daya dukung dan daya tampung tersebut menjadi acuan

dalam perencanaan pembangunan di Kota Batu. Sedangkan gambaran

secara umum untuk aspek geografi dan demografi Kota Batu

dijelaskan pada bagian berikut.

2.1.1. Kondisi Umum Geografis

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah administrasi Kota Batu adalah 199,09 Km2 atau

19.908,72 hektar atau kurang lebih 0,42 persen dari luas wilayah

Provinsi Jawa Timur. Wilayah seluas ini terbagi menjadi 3 (tiga)

kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Batu

a. Luas wilayah Kecamatan Batu: 45,46 Km2 (22,83% dari total

wilayah Kota Batu)

b. Jumlah Desa/Kelurahan: 4 kelurahan dan 4 desa

c. Jumlah RW/RT: 96 RW dan 453 RT.

2. Kecamatan Junrejo

a. Luas wilayah Kecamatan Batu: 25,65 Km2 (12,88% dari total

wilayah Kota Batu)

b. Jumlah Desa/Kelurahan: 1 kelurahan dan 6 desa

c. Jumlah RW/RT: 59 RW dan 240 RT.

3. Kecamatan Bumiaji

a. Luas wilayah Kecamatan Batu: 127,09 Km2 (64,28% dari

total wilayah Kota Batu)

b. Jumlah Desa/Kelurahan: 9 desa

c. Jumlah RW/RT: 82 RW dan 429 RT

Adapun batas wilayah administrasi Kota Batu sebagai berikut:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-3


a. Sebelah Utara : Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto,

dan Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau

Kabupaten Malang.

c. Sebelah Barat : Kecamatan Pujon Kabupaten Malang

d. Sebelah Timur : Kecamatan Karangploso dan Kecamatan

Dau Kabupaten Malang.

PEMERINTAH
KOTA BATU

PETA :1.1

WILAYAH
ADMINISTRASI

KOTA BATU

Gambar 2.1. Wilayah Administratif Kota Batu


Sumber : Peta RTRW Kota Batu 2010-2030

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-4


2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Ditinjau dari letak astronomi, wilayah Kota Batu berdasarkan

Permendagri Nomor 16 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kabupaten

Malang dengan Kota Batu Provinsi Jawa Timur terletak diantara 112°

35'22.31152’’ Bujur Timur (BT) dan 7°45'51.61362‘' Lintang Selatan

(LS). Secara Geostrategis, Kota Batu memiliki posisi yang cukup

strategis bagi pengembangan potensi daerah. Kota Batu berada di

wilayah Provinsi Jawa Timur, terletak sekitar 101 km di sebelah timur

Kota Surabaya, dan sekitar 15 km di sebelah barat Kota Malang,

berada di jalur Malang-Kediri atau Malang-Jombang. Wilayah

administratif Kota Batu dikelilingi oleh Kota Malang, Kabupaten

Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan. Kota Batu

mempunyai peran yang sangat penting untuk menggerakan roda

perekonomian, khususnya dalam skala wilayah Malang Raya, dan

umumnya dalam skala wilayah Provinsi Jawa Timur, yaitu sebagai

sentra pariwisata Jawa Timur.

2.1.1.3. Topografi

Wilayah Kota Batu merupakan kawasan pegunungan dan

perbukitan dengan iklim yang sejuk, dengan Kondisi topografi Kota

Batu dalam konteks kemiringan lahan berada pada kemiringan 0%-

>40%. Namun demikian, sehubungan dengan kontur Kota Batu yang

merupakan perbukitan dan pegunungan, maka lebih banyak wilayah

berada pada kemiringan 25%-40% dan > 40%. Rincian mengenai

kemiringan ini adalah:

a. 0 – 8 % seluas 2.207,21 Ha.

b. 8 – 15 % seluas 2.223,73 Ha.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-5


c. 15-25 % seluas 1.799,37 Ha.

d. 25 – 40 % seluas 4.529,85 Ha.

e. > 40 % seluas 4.493, 33 Ha.

Kondisi topografi Kota Batu dalam konteks ketinggian lahan

berada pada ketinggian 600 DPL- >3.000 DPL. Secara umum wilayah

Kota Batu merupakan daerah perbukitan dan pegunungan. Tiga

gunung yang terdapat dalam wilayah Kota Batu, yaitu Gunung

Panderman (2.010 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), dan

Gunung Arjuno (3.339 meter). Berdasarkan ketinggiannya, Kota Batu

diklasifikasikan ke dalam 6 (enam) kelas, yaitu:

1. 600-1.000 MDPL seluas 6.019,21 Ha, meliputi Kecamatan Batu

(terutama Desa Sidomulyo secara keseluruhan, sebagian besar

Kelurahan Temas, Kelurahan Sisir, Kelurahan Ngaglik dan Desa

Sumberejo serta sebagian kecil Desa Oro-oro Ombo, Desa

Pesanggrahan dan Kelurahan Songgokerto), Kecamatan Junrejo

(terutama Desa Junrejo, Torongrejo, Pendem, Beji, Mojorejo,

Dadaprejo dan sebagian Desa Tlekung), dan Kecamatan Bumiaji

(terutama pada sebagian kecil desa-desa yang ada di wilayah

Kecamatan Bumiaji).

2. 1.000-1.500 MDPL seluas 6.493,64 Ha, meliputi sebagian besar

desa-desa yang ada di Kecamatan Bumiaji dan sebagian dari desa-

desa yang ada di Kecamatan Batu (terutama wilayah Kelurahan

Songgokerto, Desa Oro-oro Ombo dan Desa Pesanggrahan) serta di

sebagian kecil Desa Tlekung yang berada di wilayah Kecamatan

Junrejo.

3. 1.500-2.000 MDPL seluas 4.820,40 Ha meliputi sebagian kecil Desa

Tlekung Kecamatan Junrejo. Selain itu juga terdapat di sebagian

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-6


kecil Desa Oro-oro Ombo dan Desa Pesanggrahan, terutama di

sekitar kawasan Gunung Panderman, Gunung Bokong serta

Gunung Punuksari. Sedangkan di wilayah Kecamatan Bumiaji,

seluruh bagian desa mempunyai ketinggian ini, terutama kawasan-

kawasan di sekitar Gunung Rawung, Gunung Tunggangan, Gunung

Pusungkutuk.

4. 2.000-2.500 MDPL seluas 1.789,91 Ha. Wilayah yang termasuk

dalam ketinggian ini relatif sedikit, yaitu di sekitar Gunung Srandil

serta diujung Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Batu yang berbatasan

dengan Kecamatan Wagir. Untuk Kecamatan Bumiaji, ketinggian ini

berada di sekitar Gunung Anjasmoro dan pada sebagian kecil di

wilayah Desa Giripurno, Desa Bumiaji, Desa sumbergondo dan Desa

Torongrejo.

5. 2.500-3.000 MDPL seluas 707,32 Ha. Wilayah yang termasuk dalam

ketinggian ini adalah sebagian kecil desa-desa yang berada di

wilayah Kecamatan Bumiaji, terutama pada wilayah-wilayah yang

berbatasan dengan Kecamatan Prigen.

6. >3.000 MDPL seluas 78,29 Ha. Wilayah yang termasuk dalam

ketinggian ini adalah pada beberapa desa di Kecamatan Bumiaji,

khususnya di sekitar Gunung Arjuno (Desa sumbergondo), Gunung

Kembar dan Gunung Wlirang (Desa Tulungrejo).

2.1.1.4. Geologi

Kondisi geologi Kota Batu terkait dengan struktur dan

karakteristik tanah, serta potensinya sangat dipengaruhi oleh oleh

jenis batuan pembentuknya. Sebagian besar tanah di wilayah Kota

Batu dibentuk oleh jenis batuan yang berkarakteristik subur. Kurang

lebih seluas 6.231,12 Ha terbentuk dari batuan andosol yang memiliki

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-7


karakteristik paling subur, dan 3.026,37 Ha terbentuk dari batuan

kambisol yang memiliki karakteristik cukup subur. Adapun selebihnya

terbentuk dari jenis batuan alluvial dan laktosol yang memiliki

karakteristik kurang subur dan berkapur. Hal ini berarti 84,4 persen

luas tanah di Kota Batu berkarakteristik subur. Oleh karenanya,

kesuburan tanah ini cukup berpotensi mendukung pengembangan

sektor pertanian dan perkebunan.

Tabel 2.1.
Luas Kecamatan berdasar Jenis Tanah (dalam Ha)

Kecamatan Andosol Kambisol Aluvial Latosol

1. Batu 1.831,04 889,31 239,86 260,34

2. Junrejo 1.526,19 741,25 199,93 217,00

3. Bumiaji 2.873,89 1.395,81 376,48 408,61

Kota Batu 6.231,12 3.026,37 816,27 885,95

Sumber: Bappelitbangda Kota Batu, 2019

Dilihat dari formasi geologi di atas menunjukan bahwa Kota Batu

merupakan wilayah yang subur untuk pertanian karena jenis

tanahnya merupakan endapan dari sederetan gunung yang

mengelilingi Kota Batu. Ada tiga gunung yang berada di wilayah Kota

Batu yaitu Gunung Panderman (2.010 meter), Gunung Welirang (3.156

meter), dan Gunung Arjuno (3.339 meter), sehingga di Kota Batu mata

pencaharian penduduknya didominasi oleh sektor pertanian.

2.1.1.5. Hidrologi

Kondisi hidrologi Kota Batu divariasikan oleh keberadaan sumber

mata air, daerah aliran sungai, dan sungai. Berdasarkan data Perum

Jasa Tirta, sumber mata air yang berada di wilayah Kota Batu

berjumlah sekitar 107 (seratus sebelas) sumber mata air, sebagian

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-8


besarnya berstatus produktif dan diberdayakan oleh PDAM unit Kota

Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang untuk memenuhi

kebutuhan air dari masyarakat. Sumber mata air itu mengalir melalui

17 (tujuh belas) jaringan sungai.

Kota Batu memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS

Brantas. Hulu DAS Brantas terletak di Desa Sumberbrantas. Panjang

DAS Brantas dari hulu hingga hilir sekitar 12.000 km2 melewati 485

(empat ratus delapan puluh lima) sungai. DAS Brantas mengalir

melewati 9 (sembilan) kabupaten dan 6 (enam) Kota di Jawa Timur.

Informasi masing-masing debit air di sungai-sungai dan sumber-

sumber mata air di Kota Batu disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.2.
Kondisi Sungai di Kota Batu

Lebar
Panjang Permuka Lebar Kedalam Maks Debit Debit
No Nama Sungai
(km) an Dasar (m) an (m) (m3/dtk) (mMin
3/dtk)

1 Kali Brantas 21, (m)


20,0 6,0 10, 712, 356,
2 Kali Gringsing 5
38, 7,0 4,0 0
6, 0
210, 0
105,
3 Kali Ampo 0
17, 5,0 5,0 0
10, 0
287, 0
143,
4 Kali Lanang 9
14, 6,0 5,0 0
10, 0
316, 0
158,
5 Kali Jurangsusuh 7 0 0 0
3,8 4,0 4,0 6, 136, 68,
6 Kali Junggo 19, 4,0 4,0 0
6, 0
150, 0
75,
7 Kali Braholo 8
147, 3,0 5,0 0
10, 0
227, 0
114,
8 Kali Brugan 5
6,0 3,0 4,0 0
6, 0
119, 0
59,
9 Kali Ngujung 16, 6,0 4,0 0
6, 0
172, 0
86,
10 Kali Clumprit 1
15, 5,0 5,0 0
9, 0
249, 0
125,
11 Kali Sumpil 5
1,7 5,0 4,0 0
6, 0
154, 0
77,
Kali 0 0 0
12 Sumbergunung 12, 4,0 4,0 6, 136, 68,
8 0 0 0
13 Kali Kasinan 2,7 5,0 5,0 9, 241, 121,
14 Kali Krikil 30, 5,0 6,0 0
10, 0
289, 0
144,
15 Kali Krecek 6
- 10,0 6,0 0
6, 0
293, 0
146,
16 Kali Jurang Rejo - 6,0 5,0 0
4, 0
134, 0
67,
17 Kali Mranak 7,7 5,0 5,0 0
4, 0
121, 0
60,
7 pengukuran kondisi sungai 0
Keterangan : (-) tidak dilakukan 0 0
Sumber : Dinas PU Pengairan dan Bina Marga Kota Batu, 2016

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-9


Tabel 2.3.
Sumber Air di Kota Batu

Debit (L/detik)
Desa/ Status
No. Nama Sumber Dusun Kecamatan Pemanfaatan Lain- Debit
Kelurahan Kepemilikan PAM Irigasi
lain Total
1 Sumber Jantur Gunungsari Batu Tanah Irigasi 2 2
2 Gringsing
Sumber Preteng Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PAM, Irigasi 2 1 3
3 Sumber Celaket Gunungsari Batu Perhutani
Tanah Irigasi 20 20
4 Sumberan Belik
Sumber Tanjung Ngaglik Batu Negara
Tanah KM Umum 0 2,7 3
5 Tanjung I Belik
Sumber Tanjung Ngaglik Batu Rakyat
Tanah KM Umum 0 2,22 2
6 Tanjung Darmi
Sumber II Desel Oro-Oro Batu Rakyat
Tanah PDAM 57 0 57
7 Sumber Seruk Seruk Ombo
Pesanggrahan Batu Perhutani
Tanah KM Umum, 1 1
8 Sumber Srebet I Srebet Pesanggrahan Batu Perhutani
Tanah IrigasiIrigasi
PAM, 3 3 6
9 & II
Sumber Dolo Sukorembuk Sidomulyo Batu Perhutani
Tanah PAM, Irigasi 2,36 3 5
10 Sumber Pakisan Sukorembuk Sidomulyo Batu Rakyat
Tanah Irigasi 22 22
11 Sumber Belik Kali Putih Sisir Batu Rakyat
Tanah Irigasi 6 6
12 Sumber Torong Sisir Sisir Batu Rakyat
Tanah Irigasi 9 9
13 Sisir I
Sumber Torong Sisir Sisir Batu Negara
Tanah Irigasi 6 6
14 Sisir II Bendo
Sumber Songgoriti Songgokerto Batu Negara
Tanah Irigasi 1 1
15 Sumber Bulu Songgoriti Songgokerto Batu Rakyat
Tanah PAM 0,12 0 0
16 Sumber Coban Songgoriti Songgokerto Batu Perhutani
Tanah PAM, Irigasi 1 3 4
17 Ketak Jeding
Sumber Songgokerto Songgokerto Batu Perhutani
Tanah KM Umum, 2 0,52 3
18 Sumber Kali Songgoriti Songgokerto Batu Rakyat
Tanah Irigasi 2 2
19 Cidek
Sumber Kali Songgoriti Songgokerto Batu Rakyat
Tanah KM Umum 0 4,1 4
20 Kecepit Kasinan
Sumber Srebet Songgokerto Batu Rakyat
Tanah PDAM 3,24 0 3
21 Sumber Pingu Songgoriti Songgokerto Batu Perhutani
Tanah Irigasi 1 1
Rakyat
Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-10
Debit (L/detik)
Desa/ Status
No. Nama Sumber Dusun Kecamatan Pemanfaatan Lain- Debit
Kelurahan Kepemilikan PAM Irigasi
lain Total
22 Sumber Torong Tamboh Songgokerto Batu Tanah PDAM Batu, 25 2 27
23 Belok
Sumber Torong Songgoriti Songgokerto Batu Perhutani
Tanah Irigasi
PAM, Irigasi 2,5 1 3
24 Bendo
Sumber Torong Songgoriti Songgokerto Batu Perhutani
Tanah PAM, Irigasi 3,5 3 7
25 Dadap
Sumber Torong Songgoriti Songgokerto Batu Perhutani
Tanah PAM, Irigasi 8 2 10
26 Jeruk
Sumber Urung- Songgokerto Songgokerto Batu Perhutani
Tanah Irigasi 1 1
27 Urung
Sumber Glonggong Temas Batu Rakyat
Tanah Irigasi 35 35
28 Genengan Kali
Sumber Temas Temas Batu Negara
Tanah KM Umum, 0 0
29 Kidul
Sumber Pande Temas Temas Batu Rakyat
Tanah Irigasi Umum,
KM 2 1,4 3
30 Sumber Temas Temas Batu Rakyat
Tanah Irigasi 4 4
31 panggung
Sumber Temas Temas Batu Rakyat
Tanah KM Umum, 1 1
32 Torong/Arabian
Sumber Temas Genting Temas Batu Rakyat
Tanah Irigasi 2 2
33 WangkalJlugan
Sumber Binangun Binangun Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 16 16
34 Sumber Gemulo Gemulo Bulukerto Bumiaji Rakyat
Tanah PDAM, Irigasi 48 67 115
35 Sumber Bak Banaran Bumiaji Bumiaji Negara
Tanah Irigasi 24 24
36 Gede
Sumber Binangun Bumiaji Bumiaji Rakyat
Tanah PDAM Malang, 300 0 11 311
37 Binangun I
Sumber Binangun Bumiaji Bumiaji Negara
Tanah sisa
Belum 0 46,65 47
38 Binangun
Sumber Cinde Binangun Bumiaji Bumiaji NegaraDesa
Tanah dimanfaatkan
PDAM Malang, 40 125 165
39 II/Faisa
Sumber Tlogorejo Bumiaji Bumiaji Tanah Irigasi 49 49
40 Ketohan Rewuk I
Sumber Binangun Bumiaji Bumiaji Negara
Tanah Irigasi 22 22
41 Sumber Rewuk Binangun Bumiaji Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 15 15
42 II
Sumber Bendo Sabrang Bendo Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 2 2
43 Sumber Cembo Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah PAM Desa 2 0 2
44 Dandang
Sumber Sawahan Giripurno Bumiaji Negara
Tanah PAM, Irigasi 2 2 4
45 Gambiran
Sumber Kerto Sabrangbendo Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah PAM, Irigasi 1,5 2 4
Negara

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-11


Debit (L/detik)
Desa/ Status
No. Nama Sumber Dusun Kecamatan Pemanfaatan Lain- Debit
Kelurahan Kepemilikan PAM Irigasi
lain Total
46 Sumber Kurlah Sabrangbendo Giripurno Bumiaji Tanah PAM, Irigasi 2 2 4
47 Sumber Mariah Sawahan Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 0 0
48 Sumber Sawahan Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 3 3
49 Rembyung
Sumber Slayur Durek/Kedung Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah PAM, Irigasi 2 15 17
50 Sumber Soyie Sawahan Giripurno Bumiaji Negara
Tanah KM Umum, 2 2
51 Sumber Tlebung Sawahan Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 14 14
52 I
Sumber Tlebung Sawahan Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah PAM, Irigasi 4 17 21
53 II
Sumber Umbul Sawahan Giripurno Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 10 10
54 Sumber Pandan Pandanrejo Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 8 8
55 Dadapan
Sumber Duki Temas Pandanrejo Bumiaji Negara
Tanah Irigasi 4 4
56 Sumber Binangun Pandanrejo Bumiaji Rakyat
Tanah PAM, sisa 8 0 2,5 11
57 Kemaduh
Sumber Pandan Pandanrejo Bumiaji Negara
Tanah Irigasi 2 2
58 Riyek/Sari
Sumber Royan Pandan Pandanrejo Bumiaji Rakyat
Tanah Belum 0 19,6 20
59 Sumber Sarpani Ngujung Pandanrejo Bumiaji Negara
Tanah dimanfaatkan
Irigasi 19 19
60 Sumber Sonto Ngujung Pandanrejo Bumiaji Rakyat
Tanah Belum 0 15,9 16
61 Sumber Tlogo Pandan Pandanrejo Bumiaji Rakyat
Tanah dimanfaatkan
PAM 15.05 0 16
62 Towo
Sumber Banyuning Punten Bumiaji Negara
Tanah PDAM, sisa 140 0 121,64 262
63 Banyuning
Sumber Basuki Krajan Punten Bumiaji Negara
Tanah PAM, Irigasi 2,5 1 3
64 Sumber Kolo Krajan Punten Bumiaji Rakyat
Tanah PAM, sisa 2,5 0 0,23 3
65 Sumber Banyuning Punten Bumiaji Rakyat
Tanah PAM, sisa 15 0 128 143
66 Lohdengkol I
Sumber Banyuning Punten Bumiaji Negara
Tanah Belum 0 97,67 98
67 Lohdengkol
Sumber II Banyuning Punten Bumiaji Negara
Tanah dimanfaatkan
Belum 0 11,5 12
68 Lohdengkol III
Sumber Banyuning Punten Bumiaji Negara
Tanah dimanfaatkan
Belum 0 76,56 77
69 Lohdengkol IV
Sumber Payan Punten Bumiaji Negara
Tanah dimanfaatkan
PDAM 6,7 0 7
Ngesong I Rakyat

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-12


Debit (L/detik)
Desa/ Status
No. Nama Sumber Dusun Kecamatan Pemanfaatan Lain- Debit
Kelurahan Kepemilikan PAM Irigasi
lain Total
70 Sumber Payan Punten Bumiaji Tanah PDAM, Irigasi 6,21 10 16
71 Ngesong
Sumber II Payan Punten Bumiaji Rakyat
Tanah PDAM, Irigasi 1,81 12 14
72 Ngesong Miring
Sumber III Tlogorejo Tlogorejo Bumiaji Rakyat
Tanah Irigasi 36 36
Ampel Torong
Sumber Rakyat
Tanah PAM Desa
73 Tlogorejo Tlogorejo Bumiaji 3 46 49
Miri Rakyat Binangun,
74 Sumber Beser I Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Tanah Irigasi
PAM 17,7 0 18
75 Sumber Beser II Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah Belum 0 3,05 3
76 Sumber Gimbo Sumber Bumiaji Perhutani
Tanah dimanfaatkan
PAM, Irigasi 4 13 17
77 Sumber Biru I BrantasTulungrejo
Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah Belum 0 18,15 18
78 Sumber Biru II Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah dimanfaatkan
Belum 0 25,5 26
79 Sumber Biru III Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah dimanfaatkan
Belum 0 1,46 1
80 Sumber Biru IV Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah dimanfaatkan
PAM, sisa 15 0 38,04 53
81 Sumber Brantas Sumber Brantas Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PJT Irigasi 2 2
82 ISumber Brantas Sumber Brantas Tulungrejo Bumiaji Tanah PJT Irigasi 2 2
83 II
Sumber Kekep Tulungrejo Bumiaji Tanah PAM, Irigasi 18,3 14 32
84 Dompyong
Sumber Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Rakyat
Tanah PAM 8,41 0 8
85 Jeblokan I
Sumber Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PAM 24,76 0 25
86 Jeblokan
Sumber II Junggo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah Pengusaha 0 9,5 10
87 Jobranti I
Sumber Junggo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah Selekta
Pengusaha 0 5,6 6
88 Jobranti II
Sumber Junggo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah Selekta
PAM 1,57 0 2
89 Jobranti Nget
Sumber III Sumber Brantas Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PAM, Irigasi 1,91 1 3
90 Sumber Petung Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PAM 7 0 7
91 Ngamplok
Sumber I
Petung Wonorejo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PAM 20,3 0 20
92 Ngamplok
Sumber I
Sari Junggo Tulungrejo Bumiaji Perhutani
Tanah PAM 5 0 5
Rakyat

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-13


Debit (L/detik)
Desa/ Status
No. Nama Sumber Dusun Kecamatan Pemanfaatan Lain- Debit
Kelurahan Kepemilikan PAM Irigasi
lain Total
93 Sumber Jambe I Jambe Beji Junrejo Tanah Air Minum, 0,66 1 1
94 & II
Sumber Merana Beji Beji Junrejo Rakyat
Tanah Irigasi
PAM, Irigasi 1 0 1
95 Sumber Ngemplak Beji Junrejo Negara
Tanah KM Umum, 4 4
96 Ngemplak
Sumber Punden Beji Beji Junrejo Rakyat
Tanah Irigasi Umum,
KM 1 1
97 Sumber Dok Jeding Junrejo Junrejo Negara
Tanah IrigasiIrigasi
PAM, 3 2 5
98 Sumber Jeding Jeding Junrejo Junrejo Negara
Tanah Irigasi 2 2
99 Sumber Kasin Jeding Junrejo Junrejo Rakyat
Tanah PDAM Kab. 30 3 33
100 Sumber Tempur Jeding Junrejo Junrejo Negara
Tanah Malang,
PAM, Irigasi 30 9 39
101 Sumber Reco Glonggong Temas Junrejo Rakyat
Tanah Irigasi 4 4
102 Sumber Besul Temas Junrejo Rakyat
Tanah Irigasi 12 12
103 Tenggulun
Sumber Gangsiran Tlekung Junrejo Rakyat
Tanah Irigasi 1 1
104 KembangPandan Cangaisan
Sumber Tlekung Junrejo Negara
Tanah KM Umum, 4 4
105 Sumber Pereng Tlekung Tlekung Junrejo Negara
Tanah IrigasiIrigasi
PAM, 8 9 17
106 Godek
Sumber Urip Tlekung Tlekung Junrejo Perhutani
Tanah PAM 1,99 0 2
107 Sumber Klerek Torongrejo Junrejo Negara
Tanah Belum 0 3,13 3
Torongrejo Negara dimanfaatkan
Sumber: Perum Jasa Tirta

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-14


2.1.1.6. Klimatologi

Kota Batu terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut

Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesia dengan iklim tropis yang

terbagi menjadi 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Kondisi iklim di Kota Batu cenderung merupakan iklim pegunungan

yang berudara sejuk dan curah hujan yang tinggi.

Tabel 2.4.
Rata- rata Suhu Udara dan Curah Hujan Kota Batu
Tahun 2020-2021

Suhu Udara
Curah Hujan
(Derajat
No Bulan (mm3)
Celcius)
2020 2021 2020 2021
1 Januari 23 22 166,20 521
2 Februari 22 23 295,40 460
3 Maret 22 23 134,90 344
4 April 22 23 140 46
5 Mei 22 23 100,10 37
6 Juni 20 22 3,1 94
7 Juli 19 21 43,30 10
8 Agustus 19 21 28,80 27
9 September 17 22 24,40 50
10 Oktober 19 23 155,90 100
11 November 10 23 284,60 437
12 Desember 11 23 314,90 202

Sumber: BPS Batu Dalam Angka, 2021-2022

Curah hujan sepanjang tahun 2020 rata-rata termasuk

menengah yaitu 140,97 sedangkan di tahun 2021 ada kenaikan rata-

rata curah hujan sepanjang tahun yaitu 194. Pada bulan Oktober

2020 s/d Maret 2021 curah hujan hampir sangat tinggi meningkat

jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-15


sebelumnya rata-rata curah hujan tahun 2019 jauh lebih rendah yaitu

hanya 120,74. Curah hujan tertinggi pada musim penghujan tahun

2021. Rata-Rata suhu udara sepanjang tahun 2020 termasuk cukup

dingin yaitu pada suhu rata-rata 18,83°C yang mengalami penurunan

dibanding tahun 2019 yaitu rata-rata 21,67°C namun suhu rata-rata

meningkat menjadi 22,42°C di tahun 2021. Rata-rata suhu udara

terendah tahun 2021 terjadi pada bulan Juli-Agustus yaitu 21°C,

sedangkan suhu udara tertingginya yaitu 23°C.

2.1.1.7. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Kota Batu dengan luas total 19,908.70 Ha

sampai dengan akhir tahun 2020 masih didominasi untuk kawasan

hijau, terdiri dari hutan dengan lahan tinggi sebesar 6150 Ha (31,67%),

dan permukiman 1897.14 Ha (9.771) sisanya seperti hamparan, semak

belukar RTH, sarana prasarana hingga perkantoran.

Tabel 2.5.
Kondisi dan penggunaan lahan di Kota Batu Tahun 2020

Jenis Tutupan lahan Luas (Ha) Persentase


Bangunan Industri 47.10 0.243
Bangunan Permukiman Desa (Berasosiasi
923.54 4.756
dengan Vegetasi)
Bangunan Permukiman Kota 1897.14 9.771
Hamparan Lahar/Lava 9.66 0.050
Hamparan Pasir Alami 160.74 0.828
Hutan Lahan Tinggi Primer Kerapatan
150.73 0.776
Sedang
Hutan Lahan Tinggi Primer Kerapatan
6150.10 31.674
Tinggi
Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan
340.49 1.754
Rendah
Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan
244.91 1.261
Sedang
Hutan Lahan Tinggi Sekunder Kerapatan
1407.42 7.248
Tinggi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-16


Jenis Tutupan lahan Luas (Ha) Persentase
Hutan Tanaman 173.47 0.893
Kawasan Militer 64.61 0.333
Kebun Campuran 1137.06 5.856
Khusus Kelistrika 3.48 0.018
Ladang/Tegalan Holtikultura 4922.75 25.353
Pariwisata 126.12 0.650
Pendidikan 49.12 0.253
Perdagangan Jasa 13.39 0.069
Peribadatan 2.70 0.014
Perkantoran 11.59 0.060
Perternakan 60.01 0.309
RTH 31.54 0.162
Sarana Olahraga 4.66 0.024
Sawah dengan Padi Diselingi Tanaman
576.30 2.968
Lain/Bera
Semak Belukar 892.72 4.598
Sungai 5.24 0.027
Taman 5.11 0.026
TPA 5.15 0.027
Jumlah Total 19416.84 100
Sumber: RTRW Kota Batu 2021-2041

2.1.1.8. Wilayah Rawan Bencana

Wilayah rawan bencana yang ada di Kota Batu cenderung pada

wilayah-wilayah dengan kemiringan sebesar 25%-> 40% yang tersebar

di Kota Batu bagian utara, selatan, barat, dan timur. Wilayah rawan

bencana di Kota Batu bagian utara adalah wilayah Gunung

Pusungkutuk, Gunung Welirang, Gunung Kembar, Gunung

Anjasmoro, Gunung Rawung, dan Sumber Brantar di Desa Tulungrejo.

Wilayah-wilayah tersebut memiliki klasifikasi kelerengan > 40%. Di

bagian selatan adalah wilayah Gunung Panderman, Gunung Bokong,

Gunung Punuksapi, Gunung Srandil di Desa Oro – oro ombo, Kawasan

Gunung Wukir di Desa Torongrejo, sebagian kecil Desa Mojorejo, Desa

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-17


Pendem, sebagian kecil Desa Beji, sebagian kecil Kelurahan Temas,

sebagian kecil Desa Giripurno, dan sebagian kecil Desa Pandanrejo.

Wilayah-wilayah tersebut memiliki klasifikasi kelerengan 25%-40%. Di

bagian barat adalah wilayah Gunung Banyak di Desa Gununugsari,

Gunung Jeruk dan Gunung Kerumbung di Desa Tulungrejo, Gunung

Preteng di Desa Gunungsari. Wilayah-wilayah tersebut memiliki

klasifikasi kelerengan 25%-40%. Di bagian timur adalah wilayah

Gunung Pucung di Desa Bulukerto dan Gunung Gede di Desa Bumiaji.

Wilayah-wilayah tersebut memiliki klasifikasi kelerengan > 40%.

Gambar 2.2. Peta Kawasan Rawan Bencana Longsor Kota Batu


Sumber : Revisi RTRW Kota Batu, 2021

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-18


Gambar 2.3. Peta Rawan Bencana Gunung Berapi Kota Batu
Sumber : Revisi RTRW Kota Batu, 2021

Gambar 2.4. Peta Rawan Bencana Banjir Kota Batu


Sumber : Revisi RTRW Kota Batu, 2021

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-19


Gambar 2.5. Peta Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Batu
Sumber : Revisi RTRW Kota Batu, 2021

2.1.2. Kondisi Umum Demografi

2.1.2.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kota Batu berdasarkan data Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batu pada tahun 2021 tercatat

sejumlah 214.653 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 106.562 jiwa dan

perempuan sebanyak 108.091 jiwa dengan jumlah rumah tangga

72.539 KK. Jumlah penduduk ini menurun dari tahun 2016 yang

tercatat 218.806 jiwa. Rata-rata jumlah penduduk dalam 6 tahun yaitu

214.513 jiwa, sehingga jumlah penduduk di tahun 2021 termasuk

mendekati angka rata-rata dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 199,09 Km 2

sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2021 adalah

1.078 jiwa per Km2.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-20


Tabel 2.6.
Jumlah Penduduk Kota Batu Tahun 2016-2021

Satua Tahun
Uraian
n 2016 2017 2018 2019 2020 2021
218.8 203.9 211.8 217.4 220.2 214.6
Jumlah Penduduk Jiwa
06 97 69 54 96 53
110.3 102.5 106.6 109.4 110.8 106.5
Laki-laki Jiwa
74 85 57 64 23 62
108.4 101.4 105.2 107.9 109.4 108.0
Perempuan Jiwa
32 12 12 90 73 91
65.13 65.13 66.36 68.78 69.68 72.53
Rumah Tangga KK
5 5 0 4 3 9
Pertumbuhan -2,56
% 1.78 0,83 0,83 0,83 1,14
Penduduk
Kepadatan Jiwa 1.078
1.10 4.965 1.064 1.092 1.107
Penduduk /km2
Sumber: BPS Kota Batu Dalam Angka, 2022

Dilihat dari sebaran penduduknya untuk masing-masing

kecamatan terlihat belum merata. Kecamatan Batu memiliki jumlah

penduduk 100.878 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk

mencapai 2.231 jiwa /Km2, Kecamatan Junrejo jumlah penduduk

55.105 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.148

jiwa/Km2, dan pada Kecamatan Bumiaji jumlah penduduk 63.817 jiwa

dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 477 jiwa/Km2.

Tabel 2.7.
Sebaran Penduduk Kota Batu Berdasarkan Wilayah Kecamatan
pada Tahun 2020

Kecamatan/Desa/Keluraha Jumlah Penduduk


n Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kecamatan Batu 50.698 50.183 100.878
[1] Oro-Oro Ombo 5.421 5.324 10.745
[2] Temas 9.166 8.973 18.139
[3] Sisir 10.700 10.696 21.396
[4] Ngaglik 6.444 6.498 12.942
[5] Pesanggrahan 7.039 6.763 13.802

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-21


Kecamatan/Desa/Keluraha Jumlah Penduduk
n Laki-Laki Perempuan Jumlah
[6] Songgokerto 3.676 3.820 7.496
[7] Sumberejo 3.982 3.820 7.831
[8] Sidomulyo 4.267 4.260 8.527
Kecamatan Junrejo 27.940 27.661 55.601
[1] Tlekung 2.554 2.545 5.099
[2] Junrejo 5.472 5.285 10.757
[3] Mojorejo 2.820 2.808 5.628
[4] Torongrejo 3.209 3.118 6.327
[5] Beji 4.223 4.277 8.500
[6] Pendem 6.288 6.246 12.534
[7] Dadaprejo 3.374 3.382 6.756
Kecamatan Bumiaji 31.873 31.277 63.150
[1] Pandanrejo 3.134 3.088 6.222
[2] Bumiaji 3.752 3.665 7.417
[3] Bulukerto 3.416 3.329 6.745
[4] Gunungsari 3.745 3.716 7.461
[5] Punten 2.774 2.755 5.529
[6] Tulungrejo 5.088 4.932 10.020
[7] Sumbergondo 2.146 2.147 4.293
[8] Giripurno 5.646 5.610 11.256
[9] Sumberbrantas 2.487 2.387 4.874
Jumlah 110.823 109.473 220.296
Sumber: BPS Kota Batu Dalam Angka 2021

Dilihat dari kelompok umur, jumlah Penduduk Kota Batu

didominasi oleh usia produktif. Dari struktur penduduk menurut

kelompok umur dapat diketahui sejauh mana tingkat ketergantungan

usia tidak produktif terhadap usia produktif. Usia produktif adalah

kelompok umur 15 sampai dengan 64 tahun, sedangkan usia tidak

produktif pada kelompok umur 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas.

Gambaran tersebut yang dinamakan Angka Beban Ketergantungan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-22


Pada tahun 2021 angka ketergantungan secara keseluruhan

adalah 41,76%, angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan

Tahun 2016 dengan angka ketergantungan sebesar 41,88%. Angka ini

berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan

menanggung sekitar 42 orang bukan usia produktif (0-14 tahun dan

65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif yaitu pada Tahun

2021 mencapai 151.416 jiwa mengalami penurunan dari tahun 2016

sebesar 154.214 jiwa atau turun sebesar 1,81%.

Tabel 2.8.
Sebaran Penduduk Kota Batu Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Tahun
Satuan
Umur 2016 2017 2018 2019 2020 2021
0-4 tahun Jiwa 14.14 14.71 13.49 14.64 14.71 16.37
8 3 5 0 6 7
5-9 tahun Jiwa 16.62 16.03 16.13 16.50 16.60 15.57
1 4 8 5 2 6
10-14 tahun Jiwa 17.11 17.43 17.63 17.94 17.98 15.26
0 4 1 1 7 0
15-19 tahun Jiwa 17.01 17.12 17.36 17.57 17.58 15.64
1 2 3 7 9 4
20-24 tahun Jiwa 16.27 16.09 15.98 17.13 17.22 16.43
0 8 0 8 4 9
25-29 tahun Jiwa 16.02 15.87 15.68 16.13 16.34 17.30
2 8 6 3 2 0
30-34 tahun Jiwa 18.46 18.44 18.60 18.31 18.32 17.07
2 3 1 6 3 6
35-39 tahun Jiwa 18.54 18.34 18.40 18.50 18.54 16.92
2 2 8 9 8 0
40-44 tahun Jiwa 16.53 16.00 15.79 16.38 16.41 16.18
4 2 5 2 2 0
45-49 tahun Jiwa 16.35 16.21 16.12 16.93 17.02 15.03
3 2 6 7 1 2
50-54 tahun Jiwa 14.48 15.14 15.42 15.71 15.72 14.38
7 4 2 1 5 4
55-59 tahun Jiwa 11.98 12.01 12.45 12.40 12.55 12.40
6 9 9 1 4 0

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-23


60-64 tahun Jiwa 8.547 8.767 9.269 9.931 10.02 10.04
3 1
65-69 tahun Jiwa 5.697 5.878 6.179 6.682 6.698 7.122
70-74 tahun Jiwa 4.509 3.987 3.849 4.030 4.221 4.314
> 75 tahun Jiwa 6.507 6.112 6.098 6.121 6.321 4.588
Sumber: BPS Kota Batu Dalam Angka 2022

Tabel 2.9.
Angka Beban Ketergantungan Penduduk Kota Batu Berdasarkan
Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif Tahun 2016-2021

Tahun
Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Non Produktif 64.592 61.840 61.840 63.919 66.545 63,237
154.21 150.02 150.02 153.53 159.76 151.41
Produktif
4 9 9 5 1 6
Angka 41.88 41.22 41.22 41.63 41,65 41,76
Ketergantung % % % % % %
an
Sumber: BPS Kota Batu Dalam Angka 2022

2.1.2.2. Ketenagakerjaan

Pada tahun 2021 jumlah penduduk sebanyak 214.653 jiwa dan

jumlah usia kerja (15 tahun ke atas) 167.237 atau 77,91 penduduk

Kota Batu termasuk angkatan kerja, angka ini meningkat dibanding

angka angkatan kerja tahun 2020 yaitu 119.720 jiwa atau meningkat

3,01 persen. Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk

memantau perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Kota Batu

antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat

Kesempatan Kerja (TKK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan

persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan.

TPAK Kota Batu tahun 2021 mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini karena kondisi pemulihan

ekonomi daerah pasca pandemi COVID-19 dimana setelah hampir

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-24


seluruh sektor ekonomi mengalami penurunan pertumbuhan dan

bahkan terkontraksi, di tahun 2021 sebagian besar kembali

mengalami pertumbuhan positif. TPAK Kota Batu tahun 2021 sebesar

73,74%, angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2020

yaitu sebesar 67,64%. Angka TPAK tahun 2021 ini merupakan angka

tertinggi selama 6 tahun terakhir sejak 2016, dari 68,60% dan terus

meningkat sampai tahun 2021. TPAK 73,74% ini mempunyai arti

bahwa dari 100 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, 74 orang

diantaranya termasuk angkatan kerja. TPAK menggambarkan proporsi

piramida penduduk yang berusia produktif.

Tabel 2.10.
Penduduk Kota Batu Usia 15 Tahun ke Atas Berdasarkan
Kegiatan Tahun 2016 - 2021

Tahun
Jenis Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Penduduk Kota Batu berumur 153.79 166.15 159,5 161.3 177.0 167.2
15 Tahun Ke Atas 4 5 25 51 01 37
105.49 115.59 112.5 114.5 119.7 123.3
Angkatan Kerja
6 1 02 72 20 27
112.98 108.9 111.7 112.6 115.2
Penduduk yang bekerja 100.97
4 90 33 23 26
Pengangguran Terbuka 4.526 2.607 3.512 2.839 7.097 8.101
TPAK (Tingkat Partisipasi 68,60 69,57 70,52 71,01 67,64
73,74
Angkatan Kerja) % % % % %
TPT (Tingkat Pengangguran
4,29% 2,26% 3,12% 2,48% 5,93% 6,57
Terbuka)
TKK (Tingkat Kesempatan 95.71 97,74 96,88 97,52 94,07
93.43
Kerja) % % % % %
Sumber : BPS Kota Batu dalam angka 2022.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Kota Batu pada tahun 2021

sebesar 93,43%, angka ini turun 0,68% akibat masih terdampaknya

perekonomian oleh pandemi COVID-19. Dimana pada kondisi

pertumbuhan ekonomi normal, tahun 2019 dan 2018, TKK cenderung

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-25


meningkat. Angka TKK 93,43 persen artinya bahwa setiap 100

penduduk angkatan kerja 93 diantaranya sudah bekerja. Dari hasil

Sakernas diketahui bahwa jumlah angkatan kerja penduduk Kota

Batu yang terserap dalam kegiatan ekonomi (bekerja) pada tahun 2021

tetap naik yaitu sebesar 115.226 dan angka ini terus meningkat jika

dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 112.623 orang akan tetapi

Persentase petumbuhannya menurun -0,68% dibandingkan tahun

2020.

Selanjutnya indikator makro yang digunakan untuk melihat

perkembangan pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT). Penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencari pekerjaan pada

tahun 2021 tercatat naik signifikan yaitu sebesar 6,57% sebagai

dampak pandemi COVID-19. Angka ini meningkat tajam jika

dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 2,48% dan 2018 sebesar

3,12%. Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan angka TPT

antara lain:

1. Adanya pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan kontraksi

pertumbuhan ekonomi sebesar -6,46 di tahun 2020 yang

kemudian mulai mengalami pemulihan di tahun 2021 menjadi

4,04. Tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut terutama

terjadi pada sektor unggulan pariwisata akomodasi dan makan

minum negatif -21,88%, jasa perdagangan besar dan eceran -

7,34% dan jasa lainnya tumbuh negatif -15,59%. Hal ini

menunjukkan aktivitas ekonomi Kota Batu mengalami

keterpurukan yang berakibat hilangnya berbagai kegiatan ekonomi

produktif sektor formal.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-26


2. Kecenderungan para lulusan sekolah menengah maupun

perguruan tinggi yang memiliki orientasi kerja dan karir yang

seimbang antara kerja kantoran dan kerja berwirausaha terutama

di kelompok industri kreatif yang mana Kota Batu sangat

memberikan dukungan sumber daya. Pertumbuhan industri

kreatif yang ikut menurun akibat pandemi COVID-19, telah

berakibat pada makin berkurangnya peluang sektor sektor

informal ini.

Berdasarkan perbandingan menurut 3 (tiga) sektor utama, yang

menjadi pilihan bekerja penduduk Kota Batu tahun 2020 yaitu di

sektor jasa-jasa sebesar 58,71% atau sekitar 66.125 orang, disusul

sektor pertanian sebesar 23,91% atau 26.925 orang dan sisa nya

sektor manufaktur sebesar 16,59% atau sekitar 18.683 orang. Jumlah

ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaotu sektor

pertanian menurun sebesar -2,73% dan kedua sektor lainnya

menunjukkan angka kenaikan, yaitu manufaktur naik sebesar 0,52%

dan jasa lainnya sebesar 1,42%. Jika dilihat dari angka absolut, maka

sektor pertanian mengalami penurunan sebanyak 3.076 orang, sektor

manufaktur naik sebanyak 585 orang dan sektor jasa lainnya naik

sebanyak 1.601 orang. Komposisi pilihan bekerja penduduk setiap

sektor terus mengalami perubahan seiring dengan makin

berkembangnya jasa-jasa pariwisata di Kota Batu. Pada Tahun 2020

dan 2019 ini perubahan yang paling drastis adalah pada sektor jasa,

dimana perubahannya dari pertanian dan manufaktur. Idealnya,

sektor jasa-jasa ini ditopang oleh sektor manufaktur yang berbasis

pada sektor pertanian, yang akan menjadi dominasi lapangan usaha

yang dikerjakan tenaga kerja di Kota Batu. Hal ini terjadi seiring

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-27


dengan dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata yang berbasis

agropolitan sehingga memberikan kesempatan kerja bagi penduduk

Kota Batu di sektor perdagangan dan pertanian. Sementara itu jenis

status pekerjaan penduduk Kota Batu pada tahun 2016-2021

disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.11.
Penduduk Kota Batu yang Bekerja Berdasarkan
Status Pekerjaan Utama Tahun 2016-2021

Tahun (Jumlah orang)


Status Pekerjaan Utama
2016 2017 2018 2019 2020 2021
17.63 17.59 18.84 19.58 21.62 22.31
Berusaha Sendiri
9 2 0 6 6 8
Berusaha sendiri dibantu 12.89 15.69 15.28 11.38 15.96 15.45
buruh tidak tetap 5 4 3 7 6 4
Berusaha dengan buruh 7.359 6.394 7.863
5.672 9.111 5.025
tetap
35.87 45.61 52.75 54.20 43.34 42.64
Buruh/karyawan/pegawai
9 3 4 3 7 0
10.37 4.863 10.66
Pekerja bebas 8.644 4.234 8.556
1 8
13.10 11.74 10.53 8.827 4.205 16.28
Pekerja tidak dibayar
8 0 2 3
Sumber : BPS Kota Batu dalam angka 2022

Pada tahun 2021 penduduk Kota Batu yang bekerja sebagai

karyawan atau pegawai sektor formal sebanyak 42.640 orang, angka

ini turun jika dibandingkan dari tahun 2019 yaitu sebanyak 54.203

orang dan tahun 2020 sebanyak 43.347. Profesi pekerja bebas dan

pekerja tidak dibayar mengalami angka kenaikan yang paling tinggi.

Pekerja bebas tahun 2019 sebanyak 10.371 orang, turun pada tahun

2020 tinggal sebanyak 4.863 orang kemudian naik kembali 10.668

orang di tahun 2021. Pekerja tidak dibayar mengalami peningkatan

lebih tinggi, bahkan tertinggi dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-28


Pandemi COVID-19 telah menjadi pemicu kontraksi pertumbuhan

ekonomi dengan dampak kontraksi terbesar pada sektor akomodasi

dan makan minum dan sektor jasa lainnya yaitu pendukung

pariwisata yang dirasakan sampai Triwulan III tahun 2020. Hal ini

telah berdampak di sektor formal dimana banyak tenaga kerja yang

bekerja secara shift dan bahkan dirumahkan sementara. Akibatnya,

sektor-sektor informal mikro dan kecil tumbuh berkembang

sebagaialternatif produktivitas ekonomi masyarakat untuk bertahan

hidup. Kondisi ini memicu perubahan komposisi jenis pekerjaan di

masyarakat.

2.1.2.3 Capaian Indikator Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah Tahun 2017-2022

Berikut akan disajikan data capaian kinerja penyelenggaraan

pemerintah daerah Kota Batu pada tahun 2017-2021. Indikator-

indikator yang telah mencapai target disesuaikan pada Bab 5, tujuan

dan sasaran. Target dan realisasi indeks risiko bencana lebih dari

100%. Indeks risiko bencana diperoleh dari indeks bahaya dikali

indeks kerentanan dibagi indeks kemampuan. Dari hasil pengukuran

indeks risiko bencana, indeks kemampuan daerah dalam

penanggulangan bencana berhasil ditingkatkan melampaui target.

Dalam pelaksanaan pembangunan di tahun 2018 hingga tahun

2021, ada 12 indikator kinerja yang tercapai setiap tahun, yaitu:

Persentase Penyelesaian Potensi Kerusuhan Bermotif SARA,

Persentase Penyelesaian Potensi Gangguan Ketertiban Umum dan

Ketentraman Masyarakat, Persentase Penurunan Jumlah PMKS,

Persentase Seni Budaya Lokal yang Lestari, Indeks Pendidikan, Nilai

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-29


Investasi Daerah, Tingkat Kemandirian Pangan Daerah, Indeks

Kualitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Tingkat Pelayanan Jalan

(Level Of Service), Indeks Kualitas Air, Opini BPK, dan Nilai EKPPD.

Namun demikian, ada pula indikator kinerja yang tidak tercapai

selama rentang tahun yang sama yaitu: Tingkat Pengangguran

Terbuka, Angka Usia Harapan Hidup, Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG), dan Pertumbuhan PDRB kategori Pertanian, dan Perikanan.

Selain indikator-indikator tersebut, ada beberapa indikator

lainnya yang perlu mendapatkan fokus karena pada capaian

terakhirnya di tahun 2021 masih tidak sesuai dengan target yang

ditentukan, yaitu: Indeks Minat Baca, Pertumbuhan PDRB kategori

Jasa Akomodasi Pariwisata, Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan

dan Industri Olahan, Persentase kesesuaian pembangunan wilayah

yang sesuai dengan RTRW, Indeks Frisiko Bencana,Indeks Kualitas

Udara,Indeks Kualitas Lahan, Nilai SAKIP, Indeks Profesionalitas ASN,

Nilai SPBE, dan Skala Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan

Pemerintah. Tidak tercapainya indikator-indikator tersebut selain

karena adanya kemungkinan pengaruh faktor eksternal yang sulit

diintervensi melalui program dan kegiatan, tetai juga sangat

dimungkinkan membutuhkan pendekatan dan strategi yang lebih

tepat untuk dapat mencapai target yang ditentukan.

Selain indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Kota

Batu pada tahun 2017-2021, sebagai kewajiban Pemerintah Daerah

dalam melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) melalui

pelayanan dasar, maka target SPM juga menjadi penting untuk

dicapai. Capaian SPM tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa masih

ada beberapa layanan dasar yang perlu mendapatkan perhatian utama

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-30


dalam peningkatan, yaitu pada pendidikan dasar, pelayanan

kesehatan, rehabilitasi sosial dan pendidikan anak usia dini dan

penyediaan rumah layak huni bagi korban bencana beserta

perlindungan dan jaminan sosialnya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-31


Tabel 2.12.
Target dan Realisasi Indikator Kinerja Penyelenggraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018-2021

Kondisi Target Realisasi


No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
1 Persentase Penyelesaian potensi kerusuhan bermotif 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SARA (%)
2 Persentase Penyelesaian Potensi Gangguan Ketertiban 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Umum Dan Ketentraman Masyarakat (%)
3 Persentase penurunan jumlah PMKS (%) n.a 16 16 16 16 52,85 44,72 46,41 27,44
4 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,75 2,25 2,15 2,05 1,95 3,12 2,48 5,93 6,57
5 Persentase Seni Budaya Lokal Yang Lestari (%) 85 85 85 85 85 94,16 89,56 93,16 89,86
6 Indeks Pendidikan 0,68 0,68 0,69 0,70 0,71 0,68 0,69 0,70 0,71
7 Persentase pemuda pelopor berprestasi (%) n.a 75 75 75 75 42,23 70,59 57,14 77,65
8 Indeks Minat Baca Daerah n.a 48 55 62 69 88,64 133 50,25 48,56
9 Angka Usia Harapan Hidup 72,6 72,65 72,75 72,85 72,85 72,37 72,54 72,61 72,65
10 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 72,02 73,66 74,60 75,75 76,5 71,48 70,92 68,91 68,91
11 Pertumbuhan PDRB kategori Jasa Akomodasi 12,10 12,5 11,50 12,75 13 14 8,62 -23,13 7,36
Pariwisata terhadap total PDRB (%)
12 Pertumbuhan PDRB kategori Pertanian, dan 6,56 6,66 6,76 6,86 6,96 6,06 3,77 3,08 3,32
Perikanan terhadap total PDRB (%)
13 Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan dan 12,30 12,50 9,68 13 13,25 13,48 9,68 -4,38 8,86
Industri Olahan terhadap total PDRB (%)
14 Nilai Investasi Daerah 3,68 3,75 4,25 4,75 5,25 4,89 6,8 8,13 8,97

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-32


Kondisi Target Realisasi
No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
15 Tingkat Kemandirian pangan daerah (%) n.a >80 >80 >80 >80 81,55 83,25 83,41 83,67
16 Indeks Kualitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan 54,22 56,95 61,06 65,97 70,98 64,71 63,79 70,93 74,23
17 Indeks Kualitas Infrastruktur Irigasi 83,53 85,05 86,52 88,11 89,34 89,16 91,03 83,53 94,56
18 Persentase kesesuaian pembangunan wilayah yang 55 60 65 75 85 59,8 59,80 75,23 82,35
sesuai dengan RTRW (%)
19 Indeks Kualitas Pemukiman 80 85 85 85 85 79,88 82,26 85,53 85,86
20 Tingkat Pelayanan Jalan (level Of Service) n.a 0,76 0,75 0,75 0,75 0,80 0,75 0,75 0,75
21 Indeks Resiko Bencana 134 131 128 125 122 131 105 125 98,56
22 Tingkat ketahanan dan keselamatan kebakaran n.a 85 85 85 85 80 68,50 96,00 87,5
23 Persentase Desa Maju-Mandiri (%) 63,2 68,42 73,68 78,95 78,95 63,2 68,50 78,95 100
24 Indeks Kualitas Air Sungai 51,67 51,82 51,92 52,12 52,22 53,3 53,33 53,33 56
25 Indeks Kualitas Udara 87,04 87,1 87,3 87,5 87,7 72,44 88 88,8 86,27
26 Indeks Kualitas Tutupan Lahan 77,66 77,66 77,67 77,68 77,69 77,13 77,13 77,69 65,49
27 Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
28 Nilai SAKIP C B BB A A B B B B
29 Nilai EKPPD Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sanga Tinggi Tinggi Tinggi Sanga
t t
Tinggi Tinggi
30 Indeks Profesionalitas ASN n.a 76 77 79 80 78 63 68,89 54,16
31 Nilai SPBE Cukup Cuku Baik Baik Baik Cuku Baik Baik Cuku
p p p

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-33


Kondisi Target Realisasi
No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
32 Skala Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Baik Baik Baik Baik Sanga Baik Baik Baik Baik
Pemerintah t Baik
33 Kontribusi PAD Terhadap APBD 17,59 n.a n.a n.a n.a 16,51 18,57 15,31 15,16
Keterangan: Isian n.a berarti masih belum dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan indikator dimaksud.

Sumber: Hasil Monitoring dan Evaluasi Tahun 2021

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-34


Tabel 2.13.
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kota Batu

Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
1 Pendidikan Dasar Jumlah Warga Negara Usia 7-15 Tahun 28.835 29.294 30.321 27.26 29.21 29.593
yang berpartisipasi dalam pendidikan 7 8
dasar(SD/Mi,SPM/MTs)
2 Pendidikan kesetaraan Jumlah Warga Negara Usia 7-18 Tahun 400 330 276 400 330 276
yang belum menyelesaikan pendidikan
dasar dan atau menegah yang
berpartisipasi dalam pendidikan
kesetaraan
3 Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah Warga Negara Usia 5 –6 Tahun 6.803 6.911 6.413 8.134 5.496 5.710
yang berpartisipasi dalam pendidikan
PAUD
4 Pelayanan Kesehatan Ibu Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan 3.431 3.417 3.287 3.198 2.936 2.903
Hamil layanan kesehatan
5 Pelayanan Kesehatan Ibu Jumlah Ibu bersalin yang mendapatkan 3.275 3.261 3.137 3.198 3.145 2.926
Bersalin layanan kesehatan
6 Pelayanan Kesehatan Jumlah Bayi Baru Lahir yang 3.058 3.106 2.988 3.198 3.061 2.893
BayiBaru Lahir mendapatkan layanan kesehatan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-35


Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
7 Pelayanan Kesehatan Balita Jumlah Balita yang mendapatkan 15.518 12.396 12.334 11.51 9.446 11.924
layanan kesehatan 3
8 Pelayanan Kesehatan pada Jumlah Warga Negara usia pendidikan 6.980 27.523 27.523 6.892 6.373 6.373
Usia Pendidikan Dasar dasar yang mendapatkan layanan
kesehatan
9 Pelayanan Kesehatan pada Jumlah Warga Negara usia produktif 136.11 136.88 138.17 27.08 25.51 77.191
Usia Produktif yang mendapatkan layanan kesehatan 1 5 8 5 3
10 Pelayanan Kesehatan pada Jumlah warga negara usia lanjut yang 24.494 25.990 25.026 11.80 11.76 21.368
Usia Lanjut mendapatkan layanan kesehatan 6 5
11 Pelayanan Kesehatan Jumlah Warga Negara penderita 52.192 71.177 72.942 9.920 10.47 20.049
Penderita Hipertensi hipertensi yang mendapatkan layanan 2
kesehatan
12 Pelayanan Kesehatan Jumlah Warga Negara penderita diabetes 3.344 4.561 4.634 3.062 3.929 4.137
Penderita Diabetes Melitus mellitus yang mendapatkan layanan
kesehatan
13 Pelayanan Kesehatan Orang Jumlah Warga Negara dengan gangguan 394 397 401 198 225 347
dengan Gangguan Jiwa Berat jiwa berat yang terlayani kesehatan
14 Pelayanan Kesehatan Orang Jumlah Warga Negara terduga 1.680 3.209 3.209 1.089 1.019 1.027
dengan TB tubercolusis yang mendapatkan layanan
kesehatan
15 Pelayanan Kesehatan Orang Jumlah Warga Negara dengan resiko 7.521 6.572 6.461 4.772 4.044 4.069
dengan Risiko Terinfeksi HIV terinfeksi virus yang melemahkan daya

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-36


Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
tahan tubuh manusia (human
immunodeficiency virus) yang
mendapatkan layanan kesehatan
16 Pemenuhan kebutuhan pokok Jumlah warga Negara yang memperoleh 189.14 197.09 72.539 181.5 182.0 56.782
air minum sehari-hari kebutuhan pokok air minum sehari hari 1 9 96 96
17 Penyediaan pelayanan Jumlah warga Negara yang memperoleh 53.461 50.248 72.539 51.09 46.48 55.399
pengolahan air limbah layanan pengolahan air limbah domestik 6 5
domestik
18 Penyediaan dan rehabilitasi Jumlah warga negara korban bencana 25 - 127 21 - 74
rumah yang layak huni bagi yang memperoleh rumah layak huni
korban bencana Kabupaten/
Kota
19 Fasilitasi penyediaan rumah Jumlah warga negara yang terkena - - - -
yang layak huni bagi relokasi akibat program pemerintah
masyarakat yang terkena daerah yang memperoleh fasilitasi
relokasi program Pemerintah penyediaan rumah layak huni
Daerah Kabupaten/ Kota
20 Pelayanan Ketenteraman dan Cakupan penegakan peraturan daerah 2 50 - 2 50 -
Ketertiban Umum Terhadap dan peraturan kepala daerah di
Penegakan Perda sesuai Mutu Kabupaten/ Kota (kegiatan)
dan Pelayanan Ganti Rugi Cakupan patroli siaga ketertiban umum 250 2 per - 250 2 per -
dan ketentraman masyarakat (kali) hari hari

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-37


Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
Cakupan rasio petugas perlindungan 1 1 - 1 1 -
masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota
(orang/RT)
Capaian Penegakan Perda sesuai Mutu - - 0 - - 0
dan Pelayanan Ganti Rugi
21 Pelayanan Ketenteraman dan Jumlah Penegakan Perda Sesuai Mutu - - 5 - - 5
Ketertiban Umum Terhadap
Jumlah Penegakan Perda
sesuai Mutu
22 Pelayanan Informasi Rawan 231 - - - - -
Bencana Pemasangan Rambu-rambu - 66 - - 66 -
Kebencanaan
Penyebaran Informasi melalui Poster- - 550 - 231 550 -
poster Kebencanaan
Persentase jumlah penduduk di kawasan - - 223.24 - - 190.41
rawan bencana yang memperoleh 4 1
informasi rawan bencana sesuai jenis
ancaman bencana
23 Pelayanan Pencegahan Dan 290 - - 272 - -
Kesiapsiagaan Terhadap Pembentukkan Forum Pengurangan - 4 - - 4 -
Bencana Risiko Bencana Desa/Kel. (forum)

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-38


Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
Workshop Satgas Covid-19 Kecamatan - 240 - - 240 -
se-Kota Batu (orang)
Monitoring dan pemantauan - 365 - - 365 -
penanggulangan bencana di wilayah
Kota Batu (hari)
Penyediaan logistik untuk korban, - 1500 - - 1500 -
untuk petugas, dan untuk aktivitas
penanggulangan bencana yang
dilaksanakan masyarakat (orang)
Penyediaan sarana/ prasarana - 50 - - 50 -
kebutuhan penanggulangan bencana
dan musibah lainnya termasuk
pemeliharaanya (jenis)
Penyediaan tempat sertasarana dan - 15 - - 15 -
prasarana untuk peningkatan kapasitas
SDM pelaku penanggulangan bencana
dan masyarakat (diklat)
Persentase (%) jumlah aparatur dan - - 223.24 - - 190.41
Warga Negara yang ikut pelatihan 4 1
24 Penanganan kejadian bencana/ musibah 60 60 - 58 60 -

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-39


Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
Pelayanan Penyelamatan Dan Presentase kecepatan respon kurang dari - - 100 - - 100
Evakasi Korban Bencana 24 jam untuk setiap status darurat
bencana (%)
Presentase (%) jumlah petugas yang aktif - - 100 - - 100
dalam penanganan darurat bencana
Presentase (%) jumlah korban berhasil - - 100 - - 100
dicari, ditolong dan dievakuasi terhadap
kejadian bencana
25 Layanan Pemadaman Layanan Pemadaman Penyelamatan dan 57 50 31 57 87 31
Penyelamatan dan Evakuasi Evakuasi Oleh Dinas Penanggulangan
Oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran
26 Layanan Pemadaman yang Layanan Pemadaman yang dilakukan - 50 0 - 0 0
dilakukan relawan kebakaran relawan kebakaran (Balakar, Satlakar
(Balakar, Satlakar dan atau dan atau Komunitas Masyarakat lainnya)
Komunitas Masyarakat yang dibentuk dana/atau dibawah
lainnya) pembinaan Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penyelamatan/ Perangkat Daerah
27 Rehabilitasi Sosial Dasar Jumlah warga negara penyandang 316 222 679 253 219 679
Penyandang Disabilitas disabilitas yang memperoleh rehabilitasi
Terlantar di Luar Panti sosial di luar panti

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-40


Sasaran Realisasi
No Jenis Layanan Dasar Indikator Capaian
2019 2020 2021 2019 2020 2021
28 Rehabilitasi Sosial Dasar Jumlah anak terlantar yang memperoleh - 0 176 1 0 137
Anak Terlantar di Luar Panti rehabilitasi sosial di luar panti
29 Rehabilitasi Sosial Dasar Jumlah warga negara lanjut usia 1.336 1.315 4.106 1.157 1.061 3.520
Lanjut Usia Terlantar di Luar terlantar yang memperoleh rehabilitasi
Panti sosial di luar panti
30 Rehabilitasi Sosial Dasar Jumlah warga negara/ gelandangan dan 120 120 65 80 77 60
Tuna Sosial khususnya pengemis yang memperoleh rehabilitasi
Gelandangan dan Pengemis di sosial di luar panti
Luar Panti
31 Perlindungan dan Jaminan Jumlah warga negara korban bencana - 200.00 579 2.403 41.92 579
Sosial pada Saat Tanggap dan kab/kota yang memperoleh 0 7
Paska Bencana bagi Korban perlindungan dan jaminan sosial
Bencana Kab/Kota
Sumber: Laporan SPM Kota Batu Tahun 2019-2021

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-41


2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Keberhasilan pembangunan merupakan cerminan dari keberhasilan

pencapaian indikator pembangunan yaitu terwujudnya pemerataan ekonomi

dan terpenuhinya kesejahteraan masyarakat di segala bidang terutama di

bidang pendidikan, kesehatan, serta terpenuhinya kebutuhan fasilitas

publik. Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olah raga.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu sebelum pandemi COVID-19 tergolong

tinggi dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 6,5% (2018-2019) dan

nilai inflasi yang cenderung rendah yaitu dari 2,82% tahun 2016 tren nya

menurun hingga menjadi 1,93% tahun 2019. Akan tetapi tahun 2020 seiring

adanya pandemi COVID-19 pertumbuhan ekonomi Kota Batu mengalami

kontraksi sebesar -6,46% dengan tingkat kontraksi tertinggi yaitu -21,88

adalah sektor makan minum dan akomodasi, disusul oleh sektor jasa lainnya

sebesar -15,95%. Di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kota Batu kembali

positif dengan capaian 4,04%. Sehingga rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota

Batu dalam empat tahun terakhir menjadi 2,65%.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inflasi rendah di tahun 2016-

2019 adalah sasaran ideal pembangunan. Artinya, nilai pertumbuhan

ekonomi yang dinikmati oleh masyarakat tidak tergerus dengan inflasi.

Dengan kata lain tingkat daya beli riil masyarakat tetap tinggi sehingga

kesejahteraan masyarakat meningkat. Namun, di tahun 2020 pertumbuhan

ekonomi Kota Batu mengalami kontraksi akibat Pandemi COVID-19

kemudian mulai menguat pulih di tahun 2021.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-42


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan ekonomi

diantaranya adalah jumlah penduduk miskin dan pendapatan perkapita.

Jumlah Penduduk Miskin menggambarkan jumlah penduduk yang memiliki

penghasilan di bawah garis kemiskinan. Sementara itu pendapatan per kapita

merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk. Semakin tinggi nilai

pendapatan per kapita, dapat dikatakan semakin makmur penduduk wilayah

tersebut. Namun demikian indikator-indikator tersebut perlu dikonfirmasi

dengan penilaian sejauh mana kegiatan perekonomian daerah dinikmati

secara merata oleh seluruh penduduk.

Kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari paduan antara indikator

pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat inflasi dan rasio gini.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tergolong tinggi dan stabil dengan rata-rata

tingkat pertumbuhan sebesar 6,5% dalam rentang tahun 2016-2019

kemudian terkontraksi menjadi -6,46 di tahun 2021 dan kembali menguat di

4,04% di tahun 2021. Nilai inflasi yang cenderung rendah yaitu 2,82% tahun

2016 dan tren nya turun hingga menjadi 1,75% tahun 2021. Pendapatan per

kapita juga terus meningkat dimana tahun 2021 sebesar Rp 78.458.000 per

tahun. Terakhir, yaitu rasio gini Kota Batu 0,31 di tahun 2021, hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Batu relatif

merata.

Tabel 2.14
Data Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi (dalam Rp Milyar)

Satu Tahun
No Indikator
an 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 PDRB ADHK (Rp. Milya 9.768, 10.39 11.066, 11.787, 11.025, 11.471,
milyar) r 6 0,8 48 51 80 43

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-43


Satu Tahun
No Indikator
an 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2 PDRB ADHB (Rp. Milya 12.64 14.35 15.801, 16.926, 15.916, 16.841,
milyar) r 0,2 1,5 01 09 80 14
3 Pendapatan Per 44.56 50.93
ribu 52.233 50.050 51.753 53.441
kapita ADHK 4 6
4 Pendapatan Per 58.96 70.35
ribu 74.579 72.252 74,710 78,458
kapita ADHB 5 2
5 Laju inflasi % 2,82 3,75 2,98 1,93 1,11 1,75
6 Laju
Pertumbuhan % 6,61 6,56 6,50 6,52 -6,46 4.04
Ekonomi
7 Indeks Gini Angk
a
0,34 0,30 0,33 0,32 0,33 0,31
Inde
ks
Sumber: BPS Kota Batu dalam angka 2022

Dari sisi ketimpangan yang diukur dengan indeks gini, di Kota Batu

terlihat mengalami penurunan di tahun 2021, yaitu pada angka 0,31. Angka

gini di Kota Batu dari tahun 2016 hingga tahun 2021 berada pada rentang

0,31 hingga 0,34. Tingkat ketimpangan ini masih di bawah Provinsi Jawa

Timur dan Nasional yang masing-masing pada tahun 2021 berada pada

angka 0,37 dan 0,38. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode

tersebut terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Kota Batu. Meskipun

pada masa Pandemi COVID-19 di tahun 2020 sempat terjadi peningkatan

indeks gini, namun di masa pemulihan ekonomi tahun 2021 indeks gini

kembali turun.

Tabel 2.15.
Indeks Gini di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun
2016 – 2021

Tahun dan nilai Indeks


Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kota Batu 0,34 0,30 0,33 0,32 0,33 0,31

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-44


Jawa Timur 0,40 0,40 0,38 0,37 0,37 0,37
Nasional 0,394 0,391 0,384 0,380 0,385 0,381
Sumber: BPS, 2017-2022

Dari sisi tingkat pengangguran terbuka, Kota Batu masih berada di di

bawah Provinsi dan Nasional, terutama untuk 5 tahun terakhir. Di tahun

2020, tingkat pengangguran terbuka Kota Batu mengalami peningkatan yang

relatif banyak sebagai dampak dari adanya pandemi COVID-19, bahkan

masih bertambah lagi hingga tahun 2021 sebesar 0,64% menjadi 6,57%.

Peningkatan pengangguran terbuka di Kota Batu di tahun 2021 ini ternyata

berbanding terbalik dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka yang

terjadi di tingkat Provinsi Jawa Timur dan Nasional.

Tabel 2.16.
Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur dan
Nasional Tahun 2016 – 2021

Tahun dan (%)


Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kota Batu 4,29 2,26 3,12 2,48 5,93 6,57
Jawa Timur 4,21 4,00 3,91 3,82 5,84 5,74
Nasional 5,61 5,50 5,30 5,23 7,07 6,49
Sumber: BPS, 2017-2022

2.2.1.1. Kemiskinan

Penduduk miskin di Kota Batu selama kurun waktu empat tahun

terakhir ini terus mengalami penurunan dari 4,71% tahun 2016 terus

menunjukkan angka tren yang makin menurun menjadi 3,81% tahun 2019.

Akan tetapi di tahun 2020, akibat pandemi COVID-19 terjadi kenaikan angka

kemiskinan menjadi 3,89% dan kembali meningkat menjadi 4,09% di tahun

2021. Namun demikian, rata-rata angka kemiskinan Kota Batu selalu di

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-45


bawah Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Hal ini menunjukkan capaian

positif para pelaku pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat. Kondisi ini

harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan melalui kineja para pelaku

pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat sehingga kondisi sosial

ekonomi di Kota Batu makin mantap.

Pada tahun 2021 penduduk miskin di Kota Batu tercatat 4,09%. Angka

ini tetap masih lebih baik dibandingkan Provinsi Jawa Timur yang mencapai

10,59% dan tingkat nasional yang mencapai 12,53% pada tahun 2021.

Dengan demikian hal tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah Kota

Batu dalam upaya untuk selalu mengurangi dan menanggulangi kemiskinan

menuju target Sustainable Development Goal’s (SDG’s). Angka ini setiap

tahun mengalami penurunan yang moderat dari 4,71% di tahun 2015

menjadi 3,81% di tahun 2019. Kenaikan angka kemiskinan tahun 2020 ini

diakibatkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang telah mengakibatkan

pelemahan pada pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor terutama

akomodasi dan makan minum yang menjadi pilar pertumbuhan ekonomi

Kota Batu yang terkontraksi juga jasa lainnya yang dan sektor pendagangan

yang memberi dukungan pariwisata.

Akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi 2020, maka jumlah angka

kemiskinan menjadi naik di masa pandemi COVID-19 dan hal ini terus

berlanjut di tahun 2021. Aktivitas ekonomi produktif masyarakat yang

bertumpu pada pariwisata yang terhenti ini berdampak pada tingkat

pendapatan penduduk Kota Batu baik akibat dari pemberhentian karyawan

sementara dan permanen, maupun aktivitas ekonomi pendukung pariwisata

di sektor formal dan informal yang mengalami pelemahan. Dengan kata lain,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-46


penurunan aktivitas ekonomi ini telah meningkatkan jumlah penduduk

miskin di Kota Batu.

Tabel 2.17.
Persentase Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk di Kota Batu,
Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2016 – 2021

Tahun dan (%)


Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kota Batu 4.48 4,31 3,89 3,81 3,89 4,09
Jawa Timur 12,05 11,77 10,85 10,37 11,46 10,59
Nasional 10,70 10,12 9,82 9,22 10,19 9,71
Sumber: BPS Jawa Timur, 2017-2022

Angka kemiskinan Kota Batu mengalami tren penurunan dika dilihat

dalam rentang tahun 2016-2021. Akan tetapi jika dilihat trennya dalam 4

tahun terakhir maka terlihat adanya peningkatan angka kemiskinan. Sebagai

akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi daerah di tahun 2020, angka

kemiskinan naik menjadi 3,89 atau sebesar 0,08% dan tahun 2021 kembali

naik karena masih dalam masa pemulihan ekonomi daerah menjadi 4,09%.

Meski demikian, angka kemiskinan di Kota Batu masih jauh di bawah rata-

rata Provinsi Jawa Timur dan Nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa

tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Batu masih lebih baik dibandingkan

secara regional dan nasional.

Upaya pengentasan kemiskinan masih perlu terus ditingkatkan, melalui

berbagai program intervensi pemerintah daerah melalui jaring pengaman

sosial. Selain itu, program-program untuk masyarakat miskin perlu

diupayakan agar dapat dirasakan di seluruh masyarakat Kota Batu hingga ke

desa-desa di daerah pegunungan. Perbaikan distribusi pendapatan, program

pemberdayaan masyarakat, perluasan kesempatan ekonomi pada

masyarakat berpenghasilan rendah serta perluasan akses perlindungan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-47


sosial perlu terus diupayakan. Orientasi pembangunan Kota Batu tidak

hanya pada pertumbuhan tetapi sudah seharusnya pada pemerataan melalui

penguatan usaha mikro dan kecil untuk bersinergi dengan perusahaan besar.

Selain itu, pengembangan ekonomi produktif masyarakat berbasis desa,

melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) juga perlu terus ditumbuh-

kembangkan menjadi roda penggerak pertumbuhan dan sekaligus

pemerataan ekonomi masyarakat.

Kemiskinan ekstrem disebabkan oleh masalah multi-dimensi.

Penanganan masalah kemiskinan ekstrem membutuhkan upaya kerja sama

multi-sektor, lintas pemerintahan dan pelibatan aktor non-pemerintah. Dua

instrumen utama kebijakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem

adalah konvergensi dan perbaikan akurasi pensasaran program. Konvergensi

dengan memastikan program lintas sektor dan lintas lapis pemerintahan

dapat menjangkau wilayah/ kantung kemiskinan dan kelompok miskin

ekstrem. Perbaikan akurasi pensasaran didorong dengan pemanfaatan data

pensasaran memiliki rangking kesejahteraan dan yang mengandung

karakteristik sosial ekonomi. Data kemiskinan ekstrem di Kota Batu disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 2.18.
Kemiskinan Ekstrem di Kota Batu

Tahun 2021 Tahun 2022


Kemiskinan Jml % Jml %
Ekstrem Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
Miskin Miskin Miskin Miskin
Ekstrem Ekstrem Ekstrem Ekstrem
Kota Batu 710 0,34 2.050 0,96
Provinsi 895.710 2,23 724.330 1,80
Jawa Timur

Sumber: BPS, Susenas Maret 2021 – 2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-48


Kondisi kemiskinan ekstrem sangat dinamis di daerah dikarenakan

adanya data masuk dan data keluar. Tingkat penduduk miskin ekstrem di

Kota Batu mengalami peningkatan, dari sebelumnya 0,34% menjadi 0,96%.

Meskipun persentase ini masih lebih kecil daripada di tingkat Provinsi Jawa

Timur, namun hal ini harus tetap menjadi fokus dalam program pengurangan

jumlahnya.

Kondisi kemiskinan ekstrem dapat terjadi dalam waktu pendek. Dimana

pensasasaran program perlu ditujukan pada sekitar 1,5-2 kali. Dikarenakan

tingkat kemiskinan ekstrem bisa menjangkau keluarga miskin ekstrem dan

“rentan miskin ekstrem”. Maka prioritas yang perlu dilakukan yaitu dengan

memastikan keluarga exclusion error memperoleh program yang diperlukan.

2.2.1.2. Kondisi Ekonomi Daerah

Kondisi ekonomi suatu daerah dapat mencerminkan tingkat

kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan

adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada periode waktu tertentu.

Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan

pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Produktivitas ekonomi daerah diharapkan menjadi salah satu

pemicu pertumbuhan ekonomi dan akhirnya kesejaheraan masyarakat.

Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya

dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga

dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan

perekonomian di Kota Batu, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi

penduduk Kota Batu namun juga dipengaruhi oleh faktor- faktor luar seperti

kondisi ekonomi nasional dan bahkan ekonomi global.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-49


Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun 2015 sampai dengan tahun

2019 terus memiliki tingkat capaian pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan Provinsi Jawa Timur dan nasional dengan menunjukkan angka

yang positif, dimana pertumbuhan ekonomi Kota Batu selalu lebih tinggi

dibandingkan Provinsi jawa Timur dan Nasional, selain itu, pada tahun 2019,

di saat pertumbuhan ekonomi Nasional dan Jawa Timur melambat, ekonomi

Kota Batu justru mampu tumbuh lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19, maka pertumbuhan

ekonomi global, nasional dan daerah mengalami penurunan, dimana Kota

Batu mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -6,46%. Angka ini jauh di

bawah pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berada di angka -2,39% dan

nasional terkontraksi -2,07%. Tahun 2021 di masa pemulihan ekonomi, Kota

Batu mulai kembali mengalami pertumbuhan positif 4,04%. Selengkapnya

pada Diagram berikut:

8
7.13 7.26 7.29
6.68 6.64 6.9 6.69
6.44 6.61 6.56 6.5 6.51
6 6.1 6.16 6.16 6.08
5.7 5.74 5.86
5.44 5.57 5.46 5.47 5.52
5.21 5.03 5.07 5.17 5.02
4.88
4 4.04
3.69
3.57
2

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

-2 -2.07
-2.33

-4

-6
-6.46
Kota Batu Provinsi Jawa Timur Nasional
-8

Gambar 2.6. Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu, Provinsi


Jawa Timur, dan Nasional
Sumber : BPS Kota Batu, 2022 (data diolah)

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-50


Pada tahun 2020 terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi akibat dari

jatuhnya sektor unggulan ekonomi Kota Batu yaitu pariwisata yang praktis

terhenti akibat kebijakan PPM dan protokol kesehatan yang ketat. Sektor

yang memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi dominan di Kota Batu

adalah sektor yang terdampak langsung dengan COVID-19, sehingga secara

langsung memukul pertumbuhan ekonomi. Lebih parah lagi, sektor

penyediaan akomodasi dan maka minum serta jasa lainnya, yang menjadi

pilar kegiatan pariwisata diprediksikan membutuhkan waktu yang lama

untuk pemulihan (recovery). Sebab, sektor ini membutuhkan mobilisasi dan

berinteraksi sangat erat dari penduduk (pengunjung), sehingga

membutuhkan sistem protokol keamanan Covid-19 yang baik dan teruji.

Pariwisata memiliki potensi risiko yang tinggi dan cukup mahal untuk

bangkit kembali, berupa risiko tertular, risiko psikologi, risiko sosial, dan

risiko keuangan, dan terakhir risiko kinerja. Selain, itu tidak semua destinasi

wisata membuka diri di tahun 2020 karena biaya pembenahan protokol

kesehatan sangat mahal. Dari 30 total destinasi wisata di Kota Batu, hanya 9

destinasi yang dibuka untuk kunjungan wisatawan pada tahun 2020.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu Tahun 2021 sudah kembali positif yaitu

4,04%. Tahun 2022 diprediksi akan menguat menjadi di atas 5%.

2.2.1.2.1. Potensi Unggulan Daerah


Potensi-potensi yang ada dalam suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai

macam perspektif dan pendekatan. Salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk mengetahui potensi unggulan suatu daerah adalah

komposisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB pada dasarnya

merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-51


akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Salah satu

pendekatan dalam menghitung PDRB adalah menggunakan pendekatan

produksi yang merupakan jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka

waktu tertentu.

Berkembang pesatnya pariwisata di Kota Batu mendorong tumbuhnya

ekonomi di sektor-sektor pendukungnya yang masuk kategori sektor jasa

lainnya. Sektor tersier ini masih menjadi sektor andalan yang menggenjot

PDRB Kota Batu, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya yang besar terhadap

PDRB. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Penyediaan jasa dan

akomodasi merupakan sektor yang tumbuh signifikan dan menyerap tenaga

kerja yang banyak di Kota Batu. Sementara sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan relatif stabil pertumbuhan kontribusinya terhadap PDRB Kota

Batu.

PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun dasar 2010. PDRB Atas

Dasar Harga Berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

dihasilkan oleh suatu wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap

sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai

peranan besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Sementara

PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna untuk menunjukkan Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara keseluruhan maupun sektoral dari

tahun ke tahun. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber

daya ekonomi yang besar pula.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-52


Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB) Kota Batu pada tahun 2021 sebesar 16.841,14 milyar yang kembali

meningkat setelah mengalami penurunan di tahun 2020. Angka ini hampir

mendekati kondisi sebelum pandemi COVID-19. Perkembangan PDRB atas

dasar harga konstan tidak berbeda jika dibandingkan dengan harga berlaku.

PDRB ADHK pada tahun 2021 terjadi peningkatan kembali menjadi sebesar

11.471,43 milyar.

Dilihat dari struktur ekonomi Kota Batu, sektor paling besar

kontribusinya adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, disusul oleh

sektor jasa lainnya, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, disusul

adalah Sektor Jasa Lainnya, Konstruksi dan terakhir adalah Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum. Sektor pariwisata menjadi pilar ekonomi

daerah, sehingga dampak COVID-19 sangat terasa pada sektor ini.

Sejalan dengan paradigma pembangunan yang partisipatif dan sensitif

terhadap nilai-nilai lokal, sistem ekonomi yang dijalankan diharapkan dapat

memberikan peran kepada usaha di tingkat komunitas dengan sekala mikro,

kecil dan menengah. Dalam hal ini peran UKM sebagai pelaku usaha lokal

secara optimal dan menggunakan teknologi yang sesuai agar produk yang

dihasilkan dapat lebih bersaing baik di pasar nasional maupun internasional.

Tabel 2.19.
Distribusi Persentase PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha di Kota
Batu 2016-2021

Kontribusi terhadap PDRB (dalam %)


Lapangan Usaha 201 202 202 Urut
2016 2017 2019
8 0 1 an
Pertanian, Kehutanan, dan 14,7 14,1
13,56 12,99 14,13 15,50 2
Perikanan 4 4

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-53


Pertambangan dan Penggalian 0,17 0,16 0,16 0,15 0,15 0,16 15
Industri Pengolahan 4,40 4,46 4,48 4,61 4,83 5,80 7
Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04 17
Pengadaan Air, Pengelolaan
0,19 0,19 0,19 0,18 0,20 0,17 15
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 10,8 11,1
11,39 11,70 11,70 11,95 4
6 0
Perdagangan Besar dan Eceran,
19,3 19,4
Reparasi Mobil dan Sepeda 19,70 19,60 19,42 18,95 1
2 9
Motor
Transportasi dan Pergudangan 1,36 1,38 1,40 1,41 1,46 1,33 12
Penyediaan Akomodasi dan Makan
10,47 10,69 10,76 10,80 9,02 10,23 5
Minum
Informasi dan Komunikasi 7,60 7,50 7,43 7,43 8,65 6,68 6
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,70 3,63 3,50 3,38 3,60 3,67 9
Real Estate 2,91 2,94 2,93 2,93 3,21 3,05 10
Jasa Perusahaan 0,49 0,48 0,47 0,45 0,46 0,44 14
Administrasi Pemerintahan,
2,47 2,41 2,36 2,30 2,39 2,36 11
Pertahanan, Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3,85 3,83 3,81 3,81 4,18 3,85 8
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 0,81 0,80 0,78 0,77 0,90 0,87 13
Jasa lainnya 16,6 16,7
17,04 17,43 15,66 14,94 3
2 5

Sumber: BPS Kota Batu dalam angka 2022

Berdasarkan distribusi PDRB menurut lapangan usaha menunjukkan

struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu

wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar sebagai

indikator yang menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. Penentuan

sektor unggulan di Kota Batu didasarkan pada kontribusi sektor terhadap

perekonomian Kota Batu. Ukuran yang digunakan adalah besarnya

kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kota Batu. Dikatakan sektor

unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai PDRB Kota Batu dari waktu

ke waktu secara konsisten relatif besar.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-54


Kemajuan ekonomi Kota Batu, tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah

Kota Batu yang selalu mendorong investor dan pelaku ekonomi yang bersifat

UMKM untuk tetap berpartisipasi dalam membangun Kota Batu sebagai Kota

Wisata. Kebijakan penting yang akan mendorong kebangkitan ekonomi di

masa pandemi COVID-19 ini bagi pedagang dan industri mikro dan kecil

adalah pembangunan pasar tradisional Kota Batu. Pembangunan Pasar Kota

Batu harus didesain komprehensif, yaitu mempertimbangkan aspek

rekreasional sebagai akternatif destinasi wisata. Pasar dapat difungsikan

selama 24 jam dimana pada pagi dan siang menjadi pasar sayur dan buah,

sedangkan untuk malam menjadi pasar wisata. Revitalisasi pasar tradisional

sangat penting bagi pemulihan kegiatan ekonomi pasca pandemi.

Pada tahun 2016-2021 ada empat sektor yang memberikan kontribusi

pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yaitu sektor industri pengolahan, sektor

konstruksi, jasa lainnya, real estate dan sektor akomodasi hotel dan restoran.

Potensi tersebut menunjukkan bahwa Kota Batu memiliki basis

pertumbuhan ekonomi yang berada di sektor tersier yaitu akomodasi dan

restoran serta jasa-jasa lainnya. Sebagai Kota Pariwisata, kontribusi

pendapatan dari sektor-sektor tersier makin memperkokoh bahwa arah dan

kebijakan pembangunan Kota Batu ke Pariwisata. Berkembang pesatnya

pariwisata di Kota Batu mendorong tumbuhnya ekonomi di sektor-sektor

pendukungnya antara lain sektor jasa lain, sektor perdagangan besar dan

eceran, serta sektor konstruksi.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-55


Tabel 2.20.
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha di Kota Batu
Tahun 2016-2021 (Persen)

N Laju Pertumbuhan PDRB


Lapangan Usaha
o 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pertanian, Kehutanan, dan
4,86 2,28 2,07 2,06 1,74 1,19
Perikanan
2 Pertambangan dan
2,80 2,30 2,40 2,10 -6,86 0,98
Penggalian
3 Industri Pengolahan 6,09 8,12 6,94 9,65 -2,02 7,60
4 Pengadaan Listrik, Gas 5,46 5,60 4,50 6,50 1,22 2,31
5 Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur 3,46 4,54 5,40 4,00 4,32 4,48
Ulang
6 Konstruksi 8,90 9,00 9,20 9,45 -6,49 2,80
7 Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan 6,80 7,53 7,68 5,98 -7,34 5,95
Sepeda Motor
8 Transportasi dan
6,50 7,83 8,41 6,76 -2,68 5,89
Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi dan
8,98 8,75 7,23 6,88 -21,88 4,37
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 5,97 5,23 5,53 6,54 8,79 5,82
11 Jasa Keuangan 4,95 4,33 2,86 2,92 -0,56 0,37
12 Real Estate 4,76 7,59 6,10 6,40 2,78 2,26
13 Jasa Perusahaan 5,08 4,20 4,01 4,00 -6,09 0,60
14 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, Jaminan Sosial 3,91 4,32 4,02 3,78 -2,85 -1,06
Wajib
15 Jasa Pendidikan 6,24 5,98 5,97 6,45 2,65 0,85
16 Jasa Kesehatan & Kegiatan
4,81 4,90 4,02 5,68 9,06 3,12
Sosial
17 Jasa lainnya 6,92 7,36 8,36 8,96 -15,95 5,75
Rerata Laju Pertumbuhan 4,04
6.61 6,56 6,50 6,52 -6,46
PDRB
Sumber : BPS Kota Batu dalam angka 2022

Sektor yang mengalami kenaikan signifikan tahun 2018-2021 adalah

sektor industri pengolahan dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-56


minum. Sektor industri pengolahan terjadi lonjakan yang sangat signifikan,

dimana pada tahun 2018 hanya sebesar 6,94% sedangkan pada tahun 2019

melonjak menjadi 9,65% kemudian di tahun 2021 kembali tumbuh positif

7,60%, sedangkan sektor akomodasi dan makan minum dan sektor jasa

lainnya terjadi kenaikan sebesar 0,44%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

dinamisasi pertumbuhan antar sektor ekonomi. Memasuki tahun 2020, ada

3 sektor yang mengalami kontraksi pertumbuhan yang sangat parah yaitu

sektor akomodasi dan makan minum sebesar -21,88%, sektor jasa lainnya -

15,96% dan sektor konstruksi sebesar -6,49%. Sedangkan, sektor yang

mengalami kenaikan signifikan adalah sektor sektor informasi dan

komunikasi tumbuh positif 8,79% dan sektor kesehatan dan kegiatan sosial

yang tumbuh 9,06%. Namun demikian, pada kondisi pemulihan struktur

ekonomi tampak mulai kembali seperti tahun 2019 dan sebelumnya.

2.2.1.2.2. Investasi Daerah

Jumlah realisasi investasi pada tahun 2021 sebesar 0,84 tiriliun, angka

ini menurun jika dibandingkan dengan realisasi tahun tahun-tahun

sebelumnya. Akan tetapi jika dibandingkan antara tahun 2019 dan 2018,

capaian Tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 700 milyar. Jumlah

realisasi investasi Tahun 2018 sebesar Rp.1,2 trilyun. Hal ini tidak dapat

dilepaskan dari kondisi global dan nasional, dimana tekanan ekonomi global

pada tahun 2018 sudah mulai menunjukkan recovery sebagaimana telah

diprediksi. Tahun 2019 terjadi lonjakan kenaikan realisasi investasi sebesar

1,93 triliun dan mendekati rata-rata selama 5 tahun terakhir yaitu 1,65

triliun. Data realisasi investasi selama 5 tahun terakhir menunjukkan

perkembangan dan pertumbuhan yang meningkat, hal ini berarti pada

lingkungan sosial, iklim investasi, kondisi pertumbuhan ekonomi dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-57


kebijakan investasi di Kota Batu menunjukkan stabilitas yang baik.

Dukungan stabilitas pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir yang

selalu di atas 6,5% menjadi faktor penting dalam mendoronng investasi.

Jumlah realisasi investasi pada tahun 2021 mengalami tren penurunan

sebagai akibat pandemi COVID-19. Beberapa potensi investasi di Kota Batu

terdampak langsung dengan COVID-19, yaitu penyediaan akomodasi dan

makan minum, industri pengolahan, konstruksi, dan jasa perdagangan besar

dan eceran akibat dari penurunan pengunjung wisata di Kota Batu.

2.5

2 1.92 1.93
1.76

1.5 1.4
1.31
1.21

1 0.84

0.5

0
Nilai Investasi Daerah

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 2.7.
Nilai Investasi Daerah Tahun 2015-2021
Sumber : DPM PTSP dan Tenaga Kerja Kota Batu, 2022

2.2.1.2.3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu

indikator untuk mengevaluasi perkembangan/kemajuan kinerja

pembangunan ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu. Agar diperoleh

gambaran tentang pertumbuhan ekonomi secara riil, maka digunakan angka

PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tergolong

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-58


tinggi dan stabil dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 6,5% di

tahun 2016 – 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Batu tergolong tinggi

dan stabil. Demikian pula kontribusi pertumbuhan di setiap sektor yang

cukup stabil. Angka pertumbuhan ekonomi Kota Batu terus berada di atas

rata-rata Provinsi Jawa Timur dan Nasional, hal ini menunjukkan bahwa

tingkat rata-rata kesejahteraan masyarakat Kota Batu sangat baik. Tahun

2020, kondisi pertumbuhan ekonomi Kota Batu mengalami kontraksi -6,46%

dan baru kali ini pertama tingkat pertumbuhan di bawah Jawa Timur dan

Nasional. Kemudian di tahun 2021, seiring dengan pemulihan pasca pandemi

COVID-19, laju pertumbuhan ekonomi kembali positif di angka 4,04%.

2.2.1.2.4. Inflasi

Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan

terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat

disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi menjadi salah satu indikator

kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.21.
Inflasi Kota Batu 2016-2021 Dibandingkan dengan Jawa Timur dan
Nasional

Tingkat Inflasi (%)


Uraian 201 201 201 201 201 202 202
5 6 7 8 9 0 1

Kota Batu 2,62 2,82 3,75 2,98 1,93 1,11 1,75

Jawa Timur 2,74 2,76 4,04 2,86 2,12 1,44 2,45

Nasional 3,35 3,02 3,61 3,13 3,49 1,68 1,87


Sumber : BPS Jawa Timur 2016-2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-59


Inflasi di Kota Batu menunjukkan tren yang semakin menurun dalam

7 tahun terakhir (2016 – 2021) dengan rata-rata inflasi 2,42%. Hal ini

menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Batu dan Bank Indonesia serta

berbagai pelaku sektor perbankan yang sangat berhati-hati dan terus

terkendali. Tahun 2015 angka inflasi di Kota Batu sebesar 2,62 dan angka

inflasi sempat naik 1 poin tahun 2017 sebagai dampak dari kondisi ekonomi

nasional dan kemudian turun secara moderat tahun 2019 menjadi 1,93.

Angka ini paling rendah dalam sejarah Kota Batu. Angka inflasi ini

menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Batu yang

tergolong tinggi yaitu rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 6,5% dalam

rentang tahun 2016–2019 dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Batu

sebagai kenaikan daya beli riil. Artinya, kenaikan pertumbuhan ekonomi

tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi, hal ini

menunjukkan bahwa daya beli riil masyarakat Kota Batu meningkat.

Ditambah lagi rasio gini Kota Batu 0,29 di tahun 2019, hal ini menunjukkan

bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Batu sangat baik dan merata.

Pada tahun 2020 selama pandemi, pengeluaran masyarakat fokus pada

pemenuhan kebutuhan pokok, hal ini memicu penurunan inflasi di beberapa

barang, dengan rata-rata tingkat inflasi 1,11% kemudian meningkat menjadi

1,75% di tahun 2021.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum kesejahteraan masyarakat yang dapat dilihat dari Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), indikator angka melek huruf. IPM adalah suatu

indeks komposit yang mampu mencerminkan kinerja pembangunan manusia

yang dapat dibandingkan antar wilayah atau bahkan antar waktu. Indeks ini

mencakup tiga aspek, yaitu kesehatan, pendidikan dan pendapatan. Menurut

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-60


UNDP, indeks ini menunjukkan tingkat pembangunan manusia suatu

wilayah melalui pengukuran keadaan penduduk sehat dan berumur panjang,

berpendidikan dan berketrampilan, serta mempunyai pendapatan yang

memungkinkan untuk dapat hidup layak.

Tabel 2.22.
Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu, Jawa Timur dan Nasional
Tahun 2016-2021

Indeks Tahun
No. Pembangunan
Manusia (IPM) 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Kota Batu 73,57 74,26 75,04 75,88 75,90 76,28


2 Provinsi Jawa 72,14
69,74 70,27 70,77 71,50 71,71
Timur
3 Nasional 70,18 70,81 71,39 71,92 71,94 72,29
Sumber : BPS Jawa Timur 2017-2022

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam

upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/ penduduk). Mulai

tahun 2014 penghitungan Indeks Pembangunan Manusia menggunakan

metode penghitungan baru yaitu mengganti tahun dasar Produk Nasional

Bruto per Kapita dari 2005 menjadi 2011 dan merubah metode agregasi

indeks pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmatik.

Selain itu BPS juga melakukan perubahan atas indikator indeks pendidikan

diganti angka harapan lama sekolah dan angka rata-rata lama sekolah.

Angka IPM Kota Batu menunjukkan tren yang terus meningkat dari

tahun 2016 sampai dengan 2021 dan selalu di atas rata-rata IPM Provinsi

Jawa Timur dan bahkan angka IPM secara nasional, hal ini menunjukkan

basis pengungkit angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Batu

sangat baik. Demkian juga dilihat dari angka pertumbuhan IPM, juga selalu

di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur dan nasional, cenderung mengalami

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-61


peningkatan. IPM Kota Batu tahun 2021 tercatat 76,28 atau mengalami

kenaikan dari tahun 2020 yaitu sebesar 75,90 atau naik 0,38 poin. Angka

capaian ini di atas rata-rata Jawa Timur yang sebesar 72,14 maupun nasional

yang sebesar 72,29.

78

76 76.28
75.88 75.9
75.04
74 74.26
73.57
71.92 71.94 72.29
72 71.39
70.81 72.14
70.18 71.5 71.71
70.77
70 70.27
69.74

68

66
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Kota Batu Provinsi Jawa Timur Nasional

Gambar 2.8.
Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu,
Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2016-2021

Sumber : BPS Jawa Timur 2022

Angka IPM sebesar 76,280 dan kenaikan terus-menerus selama 6 tahun

terakhir menunjukkan kondisi status pembangunan manusia Kota Batu

termasuk kategori menengah ke atas. Besarnya angka IPM menunjukkan

bahwa pencapaian status pembangunan manusia secara umum selama

periode 2016-2021 mengalami perubahan yang cukup berarti. Pembangunan

yang dilakukan selama 6 tahun terakhir telah dapat menunjukkan kinerja

yang baik dalam hal pembangunan manusia untuk lebih berkualitas dan

berdaya saing tinggi.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-62


Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan

dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

mencerminkan pencapaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan

ekonomi. Kenaikan angka IPM disebabkan karena adanya perbaikan atau

peningkatan program di bidang pendidikan dan kesehatan selain itu naiknya

daya beli masyarakat juga ikut berpengaruh terhadap angka IPM Kota Batu.

Tabel 2.23.
Indeks Pembangunan Manusia Kota Batu dan Komponen Indikatornya
Selama Tahun 2016-2021

Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021


IPM 73,57 74,26 75,04 75,88 75,90 76,28
Angka Harapan
72,20 72,25 72,37 72,54 74,49 72,65
Hidup
Harapan Lama
13,62 14,03 14,04 14,12 14,13 14,16
Sekolah
Rata-rata-Lama
8,45 8,46 8,77 9,06 9,07 9,31
Sekolah
Pengeluaran
11,77 12,06 12,46 12,87 12,82 12,89
Perkapita ( /1000)
Sumber : BPS Kota Batu dalam angka 2017-2022

Dilihat dari masing-masing indikator IPM, masing-masing indikator

menunjukkan angka yang terus meningkat. Angka IPM meningkat rata-rata

0,542 poin selama 6 tahun. Pertumbuhan rata-rata paling tinggi adalah

indikator angka harapan hidup penduduk yaitu 1,95% disusul kemudian

indikator pengeluaran per kapita sebesar 1,85%. Sedangkan harapan lama

sekolah dan rata-rata lama sekolah masing-masing raya-rata

pertumbuhannya 0,79% dan 0,14%. Angka kenaikan positif ini menujukkan

bahwa pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat Kota Batu sangat baik

dan stabil.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-63


Perkembangan IPM Kota Batu di masa pandemi COVID-19 dan masa

pemulihan pasca pandemi COVID-19 ini menunjukkan bahwa komitmen

Pemerintah Kota Batu terhadap tingkat kesejahteraan penduduk sangat

besar. Berbagai program tetap dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu selama

pandemic, salah satunya adalah bantuan langsung berbagai prasarana

kesehatan kepada masyarakat untuk tetap dapat menjalankan aktivitas

usaha secara aman. Pada bidang pendidikan, Pemerintah Kota Batu

memberikan perluasan sarana pendidikan berbasis online. Tidak kalah

penting, mendorong partisipasi masyarakat melalui pembangunan pola pikir

masyarakat Kota Batu dalam memanfaatkan sarana yang ada juga dilakukan.

Pembangunan manusia yang dipotret melalui angka IPM hasilnya memang

tidak langsung dapat berdampak saat ini, tetapi jangka panjang. Sehingga,

partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan dan aktivitas

ekonomi harus ditingkatkan maksimal.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga

Pada aspek kepemudaan saat ini masih memperlihatkan perlunya

peningkatan semangat kepeloporan pemuda dalam proses pembangunan

daerah baik dalam pengembangan jati diri maupun berorganisasi yang telah

terjalin kondusif dan sinergi. Pembangunan pemuda dan olahraga

mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif

sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala

aspek pembangunan Pemuda memegang peranan yang sangat strategis

dalam pembangunan nasional maupun Kota Batu.

Peranan pemuda sebagai aset untuk percepatan pembangunan, sangat

tergantung pada kualitas sumber daya pemuda. Generasi muda yang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-64


memiliki kualitas, dedikasi, kapabilitas dan kredibilitas merupakan faktor

dominan bagi pembangunan di Kota Batu, sebaliknya kualitas yang rendah

dan tidak memiliki kreativitas dan daya saing akan menjadi beban bagi

pembangunan. Dengan dasar pemikiran tersebut maka diperlukan usaha–

usaha dari berbagai pihak dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya

generasi muda, termasuk di dalamnya kebijakan dan program pemerintah

yang mengarah pada pemberdayaan generasi muda dan organisasi

kepemudaan.

Kepeloporan di bidang kepemudaan adalah suatu karya nyata bagi

unsur pemuda untuk mengatasi permasalahan kualitas sumber daya

manusia, termasuk di dalamnya adalah pengembangan teknologi, metodologi,

dan manajerial yang bermanfaat bagi masyarakat. Kepeloporan pemuda

dituntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang dapat

memberikan kontribusi sebagai upaya mengatasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh pemuda itu sendiri dan negaranya. Terkait dengan pemuda

pelopor berprestasi adalah dengan memberikan fasilitasi berbagai pelatihan

ketrampilan industri kreatif, fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha,

fasilitasi pengembangan organisasi kepemudaan pariwisata, dan fasilitasi

pembinaan atlit berprestasi.

Indikator kinerja daerah yang ditetapkan dalam hal ini adalah

Persentase pemuda pelopor berprestasi dengan target nasional sebanyak

75%. Nilai capaian pada tahun 2019 sudah sebesar 70,59% atau tercapai

94,12%, yang mana sisanya harus dikejar pencapaiannya dalam 2 tahun

terakhir. Capaian lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya, 2018,

yaitu dari 75% target hanya tercapai 42,23% atau tercapai 56,31%. Akan

tetapi, tahun 2020 terjadi penurunan jumlah dan Persentase pemuda

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-65


pelopor. Dari 14 orang yang dikirim sebanyak 8 orang atau 57,14% yang

berhasil meraih prestasi. Sedangkan di tahun 2021 tercapai 77,65% atau

melebihi target.

Penyelenggaraan Urusan Pemuda dan Olahraga tahun 2021

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Kecamatan dan Kelurahan. Untuk

mencapai indikator utama sebagai acuan kondisi kemajuan urusan

kepemudaan dan olahraga di Kota Batu pada tahun 2021 dilaksanakan

berbagai program dan kegiatan. Jumlah program urusan Pemuda dan

Olahraga sebanyak 1 program dengan 5 kegiatan. Alokasi dana untuk

pelaksanaan urusan pemuda dan olah raga pada tahun anggaran 2019

mencapai Rp 2.377.090.279 dan tahun 2020 turun drastis menjadi hanya

sekitar 429.197.026.

Pemerintah Kota Batu melakukan pengembangan olah raga, pengaktifan

event olah raga di tingkat regional maupun nasional, meningkatkan sarana

dan prasarana olah raga, pemberian bantuan untuk atlit yang berprestasi,

Fasilitas gedung olah raga di Kota Batu seperti Gedung Ganesha dan Stadion

Sepakbola Brantas memerlukan perbaikan (renovasi), dan gedung kesenian

yaitu Galeri Seni (Pondok Seni), dimana setelah dilakukan renovasi Galeri

Seni mulai dimanfaatkan oleh para seniman untuk berbagai kegiatan

pameran yang meliputi inventarisasi dan pengkayaan obyek-obyek pariwisata

baik yang seni lukis. Telah dilakukan pengembangan olah raga, pengaktifan

even olah raga di tingkat regional maupun nasional meningkatkan sarana dan

prasarana olah raga, pemberian bantuan untuk atlit yang berprestasi,

mengembangkan kebebasan berkreasi dalam seni budaya daerah,

pengembangan seni budaya daerah sebagai daya tarik wisata, pengembangan

sarana dan prasarana seni budaya, serta pengembangan even wisata budaya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-66


Indikator senin budaya yang ditetapkan adalah Persentase Seni Budaya Lokal

yang Lestari dengan target kinerja akhir tahun RPJMD adalah 85% dan akhir

tahun 2021 sudah jauh melebihi target yaitu 89,86%.

Potensi pemuda yang lain adalah pengembangan kreativitas dan inovasi

pemuda dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis teknologi

informasi. Dalam upaya mendukung pengembangan destinasi wisata melalui

kekayaan alam dan kuliner Kota Batu, maka harus ditumbuhkembangkan

kreativitas dan inovasi pemuda untuk mengembangkan promosi, konten

kreatif, dan inovasi produk olahan khas Kota Batu. Pemuda sebagai pilar

pengembangan ekonomi digital harus mulai berubah dan mengarahkan daya

kreasinya bagi proses penguatan potensi Kota Batu.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Gambaran kondisi Kota Batu pada aspek pelayanan umum dijabarkan

dalam Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib dan Layanan Urusan

Pemerintahan Pilihan. Pemerintah sebagai aparat pelayanan masyarakat

wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam wujud pelayanan

publik. Pelayanan pubik merupakan pelayanan umum dalam segala bentuk

jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku. Pelayanan yang baik dicerminkan dari tercapainya indikator-

indikator pada urusan wajib dan urusan pilihan sebagai bentuk

profesionalisme.

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, maka Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-67


Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (Pasal 409 UU No. 23 Tahun 2014). Hal

ini berdampak pada perubahan pembagian urusan pemerintahan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib

2.3.1.1. Urusan Pendidikan

Penyelenggaraan Urusan Pendidikan ditujukan untuk mewujudkan

masyarakat Kota Batu cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai

ilmu pengetahuan teknologi berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal untuk

mendukung visi Kota Batu ke-2 menjadi smart society. Pelaksanaan program

pendidikan telah menyebabkan makin berkembangnya kegiatan belajar

mengajar di berbagai jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program

pendidikan, pelayanan pendidikan diharapkan dapat menjangkau semua

target pembangunan Kota Batu.

Sesuai dengan visi pembangunan Kota Batu, dukungan sumberdaya

manusia menjadi bagian yang sangat penting, maka tuntutan dan tanggung

jawab untuk terus memajukan kondisi pendidikan di Kota Batu semakin

meningkat. Terdapat lima indikator utama yang dapat dijadikan acuan untuk

melihat kondisi pendidikan di Kota Batu, yaitu ketersediaan layanan

pendidikan, keterjangkauan layanan pendidikan, kualitas dan relevansi

layanan pendidikan, kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan

kepastian memperoleh layanan Pendidikan. Pendidikan yang layak

seharusnya diperoleh semua orang secara merata pada setiap jenjang mulai

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-68


dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi.

Perluasan akses pendidikan di Kota Batu terus dilakukan dengan

merealisasikan pembangunan prasarana pendidikan antara SDN

Sumberbrantas dan SMPN 7 Kota Batu, sehingga diharapkan akan

meningkatkan rata-rata lama sekolah anak. Capaian yang masih perlu

ditingkatkan di aspek pendidikan adalah kejar paket A dan B agar mencapai

100%. Kemudian untuk tenaga kependidikan, harus terus diupayakan agar

guru memperoleh sertifikasi guru semuanya, selain itu peningkatan nilai

raport PPK tenaga pendidik dengan nilai amat baik juga masih belum

memuaskan yaitu 30%, sehingga diperlukan kebijakan dan strategi khusus

untuk peningkatannya. Untuk APM SD/MI/Paket A dan APM

SMP/MTs/Paket B menunjukkan penurunan capaian, hal ini harus menjadi

perhatian khusus Dinas Pendidikan untuk mencapainya. Tahun 2021

indikator-indikator APM dan APK menunjukkan angka di atas 96% kecuali

APM SMP/MTs/Paket B yang masih di capaian 90,66%.

Tabel 2.24.
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2021
Capaian
No Indikator
2017 2018 2019 2020 2021
1 APM SD/MI/Paket A 95,39% 91,94% 96,76% 96,43% 96%
2 APM 84,04% 85,31% 88,55% 85,42% 90,66%
SMP/MTs/Paket B
3 APK SD/MI/Paket A 100% 103,23% 100,99% 102,64% 99%
4 APK 100% 89,89% 88,55% 96,01% 96%
SMP/MTs/Paket B
5 Persentase 43% 45% 45% 50% 55%
Sertifikasi Tenaga
Pendidik
6 Persentase Nilai 10% 25% 35% 45% 45%
Rapor PKG Tenaga
Pendidik

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-69


Capaian
No Indikator
2017 2018 2019 2020 2021
7 Prosentase Nilai 5% 15% 20% 30% 30%
Rapor PPK Tenaga
Pendidik dengan
predikat amat baik
8 APK PAUD 83,9% 88,52% 80,54% 112,11% 89,82%
9 Rata-rata Lama 8,46 8,47 9,06 9,07 9,31
Sekolah tahun tahun tahun tahun tahun
10 Harapan Lama 14,03 14,43 14,12 14,13 14,16
Sekolah tahun tahun tahun tahun tahun
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Batu, 2022

Terkait dengan aspek peningkatan kualitas dan aksesibilitas

pendidikan, ditunjukkan dengan capaian indikator sebagai berikut:

a. Angka rata – rata lama sekolah

Angka rata-rata lama sekolah terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari

capaian tahun 2018 sebesar 8,47% telah menjadi 9,31 tahun di tahun

2021.

b. Angka Harapan Lama Sekolah

Harapan lama sekolah masih berada di 14,16 tahun di tahun 2021 dari

capaian 14,43 tahun di tahun 2018. Faktor tren yang menurun tersebut

dikarenakan bertambah besarnya jumlah urbanisasi ke Kota Batu,

disamping itu perubahan Kota Batu menjadi kota wisata membuat sektor

pertanian yang selama ini menopang perekoniman penduduk semakin

menurun produktifitasnya yang berpegaruh pada pendapatan penduduk.

Pendapatan (tingkat ekonomi) berbanding lurus dengan harapan untuk

mengenyam pendidikan lebih tinggi yang identik dengan biaya yang harus

dikeluarkan.

c. APK PAUD

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-70


Target sasaran angka partisipasi kasar (APK) PAUD tahun 2020 sebesar

112,11% dan angka ini sudah melebihi target dan terus meningkat jika

dibandingkan dengan capaian tahun 2019 sebesar 80,54%. Kondisi ini

terjadi dikarenakan hampir kurang lebih 1000 anak usia 5 dan 6 tahun

yang merupakan usia PAUD sudah berada di kelas 1 SD/MI. Lalu di tahun

2021 capaiannya kembali turun di angka 89,82%.

d. APK SD/MI

Dari target yang dicanangkan, APK SD/MI melebihi target. Hal ini bisa

disimpulkan bahwa capaian melebihi dari target yang dicanangkan dan

menunjukkan bahwa komitmen dan kesadaran masyarakat memperoleh

pendidikan SD makin baik. Pendidikan sekolah dasar sudah menjadi

kewajiban karena pendidikan dasar sudah mencapai 9 tahun. Namun

capaiannya kembali menurun di angka 99% pada tahun 2021.

e. APK SMP/MTs

APK SMP/MTs mengalami tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal

ini menunjukkan bahwa komitmen dan kesadaran masyarakat untuk

memperoleh pendidikan SMP/MTs makin baik.

f. APM SD/MI

Capaian APM SD/MI tahun 2021 sebesar 96% dan angka ini menurun

tipis dibandingkan tahun sebelumnya namun naik cukup banyak jika

dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 91,94%.

g. APM SMP/MTs

Capaian APM SMP/MTs tahun 2021 sebesar 90,66% dan angka ini

meningkat signifikan jika dibandingkan dengan capaian tahun-tahun

sebelumnya di kisaran 85,31% hingga 85,55%.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-71


Urusan pendidikan telah mengalami beberapa perubahan sebagai akibat

adanya pandemi COVID-19. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan

penyesuaian sebagai respon atas metode pembelajaran yang bersifat daring.

Penyediaan sarana pembelajaran untuk mendukung sistem daring diberikan

antara lain melalui perluasan akses internet untuk masyarakat dan

penguatan media pembelajaran sekolah.

2.3.1.2. Urusan Kesehatan

Angka Usia Harapan Hidup merupakan indikator dalam penyusun

Indeks Pembangunan Manusia dalam urusan kesehatan, dimana pada angka

tersebut mengindikasikan peluang bayi yang baru lahir akan mencapai usia

harapan hidup. Usia Harapan Hidup Kota Batu pada tahun 2021 sebesar

72,65 Tahun naik sebesar 0,04 poin dari realisasi tahun 2020 sebesar 72,61

tahun. Realisasi angka usia harapan hidup lebih tinggi daripada rata-rata di

Provinsi Jawa Timur.

Tabel 2.25.
Data Perbandingan Usia Harapan Hidup
Kota Batu dengan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018-2021

Usia Harapan Tahun


No.
Hidup 2017 2018 2019 2020 2021
1 Kota Batu 72,25 72,37 72,54 72,61 72,65
2 Provinsi Jawa
70,80 70,97 71,18 71,30 71,38
Timur
3 Nasional 71,06 71,20 71,34 71,47 71,57
Sumber: BPS 2022

Berdasarkan data diatas, Angka Usia Harapan Hidup Kota Batu pada

tahun 2017-2021 lebih tinggi dari capaian Provinsi Jawa Timur dan Nasional.

Pencapaian urusan kesehatan diukur juga melalui beberapa indeks antara

lain Indeks Pelayanan Kesehatan, Indeks Kesehatan Reproduksi, Indeks

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-72


Kesehatan Balita, Indeks Penyakit Menular, Indeks Penyakit Tidak Menular,

Indeks Keluarga Sehat, dan Indeks Kesehatan Lingkungan.

Semua indeks yang menjadi ukuran mengalami kenaikan, kecuali indeks

penyakit tidak menular. Pada kondisi pandemi dan pasca pandemi COVID-

19, Dinas Kesehatan berupaya untuk memberikan pelayanan maksimal

kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan maupun kondisi kesehatan

lingkungan untuk mencegah adanya penularan dan klaster pasien terinfeksi

di Kota Batu.

Tabel 2.26.
Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2021

Realisas
Realisasi Realisasi Realisasi
Indikator Kinerja i
2018 2019 2020
2021

Indeks Pelayanan Kesehatan 0,3783 0,3783 0,4013 0,4412

Indeks Kesehatan 0,6662


0,6414 0,6414 0,6529
Reproduksi

Indeks Kesehatan Balita 0,6258 0,6258 0,6227 0,6595

Indeks Penyakit Menular 0,7366 0,5927 0,6829 0,7443

Indeks Penyakit Tidak 0,4438


0,4370 0,5073 0,4936
Menular

Indeks Keluarga Sehat 0,1256 0,3818 0,3818 0,5718

Indeks Kesehatan 1
0,9907 0,5507 0,9907
Lingkungan

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Batu 2021

Berdasarkan ketujuh indeks diatas dapat dilihat bahwasanya terdapat

peningkatan di 6 indeks kesehatan. Pertama, Indeks Pelayanan Kesehatan

digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan dasar di Kota

Batu yang meningkat 9,94%. Kedua, Indeks Kesehatan Reproduksi yang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-73


menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan maternal dan kesehatan

reproduksi bagi remaja putri/ wanita usia subur di wilayah kerja tertentu

pada kurun waktu tertentu yang meningkat 2,04%. Ketiga, Indeks Pelayanan

Balita menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan bagi kelompok sasaran

balita di wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu yang meningkat

5,91%. Keempat, Indeks Penyakit Menular menggambarkan kualitas

pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang meningkat

8,99%. Kelima, Indeks Keluarga Sehat mengammbarkan tentang kualitas

peningkatan kesehatan maupun informasi sadar berperilaku hidup sehat

yang meningkat 49,76%. Keenam, Indeks Kesehatan Lingkungan

memberikan gambaran tentang kualitas kesehatan lingkungan dan

penguatan penyelenggaran kota sehat yang meningkat 0,94%. Sedangkan

Indeks Penyakit Tidak Menular yang menggambarkan kualitas pelayanan

pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di waktu tertentu

mengalami penurunan 10,09%.

Pemeritah Kota Batu masih berupaya untuk meningkatkan Indeks

Kesehatan untuk menjamin peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan

memberikan lingkungan yang bersih bagi warga Kota Batu. Peningkatan

derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

perilaku, lingkungan, sosial budaya, dan fasilitas kesehatan serta peran serta

masyarakat. Untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan pelayanan urusan

kesehatan pada masyarakat, Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Kesehatan

terus berupaya meningkatkan capaian derajat kesehatan masyarakat melalui

kebijakan, program, dan kegiatan sesuai tugas fungsi dan kewenangannya.

Pemerintah Kota Batu melakukan upaya peningkatan kualitas layanan

kesehatan berbentuk pembangunan prasarana kesehatan Puskesmas 2

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-74


Bumiaji dan Puskesmas 2 Kota Batu. Hal ini bertujuan untuk memperluas

akses kesehatan masyarakat dan sekaligus meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan dan memperkuat kelembagaan kesehatan

dalam penanganan COVID-19.

2.3.1.3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Pada dasarnya Urusan Pekerjaan Umum dengan tolok ukur dukungan

infrastruktur berupa sarana dan prasarana fasilitas jalan/jembatan turut

berperan dalam keberhasilan pembangunan bidang ekonomi di suatu daerah.

Pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, prasarana dan sarana dasar

permukiman merupakan modal penting masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan sosial ekonominya. Sedangkan pengembangan prasarana irigasi

ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan penyediaan air untuk

kepentingan sawah. Urusan pekerjaan umum mengampu layanan yang

menjadi urusan wajib pemerintah daerah, yaitu:

1) Bidang Sumber Daya Air yang mengampu pengelolaan sungai dan

infrastruktur irigasi yang menjadi kewenangan Kota/Kabupaten,

2) Bidang Tata Ruang yang mengampu pelaksanaan perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian serta penertiban ruang,

3) Bidang Kebinamargaan mengampu pelaksanaan pengelolaan jalan dan

jembatan berstatus jalan kabupaten/kota, baik yang terkait pemeliharaan

rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan dari jaringan

jalan di Wilayah Kota Batu,

4) Bidang Penerangan Jalan Umum dan Penerangan Jalan Lingkungan yang

meliputi pengembangan, pembangunan dan pemeliharaan penerangan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-75


jalan umum dan penerangan jalan lingkungan fungsi pengembangan,

pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan.

Tabel 2.27.
Capaian Kinerja Layanan Pekerjaan Umum Tahun 2017-2021

N Indikator Satua Capaian Kinerja Tahun


o n
2017 2018 2019 2020 2021
1 Kondisi Jalan
a) Jalan Km 39,60 39,60 39,60 39,60 39,60
Provinsi
- Mantap Km 38 38 38 38 39,6
- Rusak Ringan Km 1,60 1,60 1,60 1,60 0
- Rusak Berat Km 0 0 0 0 0
b) Jalan Kota Km 174,23 174,23 174,23 174,23 179,52
- Mantap Km 101,26 108,67 132,36 114,1 131,66
- Rusak Ringan Km 71,30 64,09 36,64 58,65 46,06
- Rusak Berat Km 1,67 1,47 5,23 1,48 1,48
c) Jalan Km 237,67 237,67 237,67 237,67 237,67
Lingkungan
- Mantap Km 100,58 102,19 129,13 178,02 178,02
- Rusak Ringan Km 86,40 85,75 61,24 50,33 50,33
- Rusak Berat Km 50,69 49,73 47,30 9,32 9,32
2 Cakupan Irigasi
a) Kondisi m 77.356,
Baik 3
b) Kondisi m 1.370,4
Rusak Ringan
c) Kondisi m 3.076,8
Rusak Berat
Keterangan: Tahun 2021 didasarkan pada Perwali No. 50 Tahun 2021 tentang
Status Daerah Irigasi dan Status Jaringan Irigasi
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu Tahun 2022

Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

melakukan berbagai kegiatan rutin pemeliharaan dan berbagai terobosan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-76


pembangunan dalam rangka untuk meningkatkan aksesibilitas pengguna

jalan di Kota Batu. Beberapa program prioritas antara lain pembangunan

jalan tembus Paralayang – Brau – Gunung Sari sebagai upaya untuk

meningkatkan akses menuju ke berbagai destinasi wisata dan desa wisata.

Selain itu, dilakukan pembangunan jalan tembus Sisir – Pandanrejo – Temas

untuk memecah kepadatan di sekitar jalan utama Kota Batu sekaligus

memberikan alternatif akses jalan ke berbagai desa wisata.

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah

tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup

terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari

program penyediaan air bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah.

Pada tahun 2018 rumah tangga di Kota Batu yang menggunakan air bersih

mencapai 81,2 persen meningkat menjadi 85,71 persen pada tahun 2019.

Capaian persentase penduduk berakses air bersih pada tahun 2020 sebesar

82.48%.

Pada tahun 2021, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

melaksanakan kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM) di Daerah Kabupaten/Kota (berupa

pengembangan/pembangunan/revitalisasi jaringan pipa maupun tendon

yang berdampak pada peningkatan akses penduduk atas air bersih sejumlah

500 jiwa. Capaian persentase penduduk berakses air bersih pada tahun

2021 sebesar 81,64 % didapatkan dari capaian 2020 (181.705 jiwa)

ditambah peningkatan akses 2021 (500 jiwa) dibagi jumlah penduduk

tahun 2021 (223.193 jiwa) dikali 100%. Pada tahun 2021 capaian

persentase penduduk berakses air bersih yang ditargetkan sebesar 91,96

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-77


terealisasi sebesar 81,64%, persentase pencapaian target untuk indikator ini

sebesar 88,77%.

Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan kotoran manusia tidak

terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan terutama

dikaitkan dengan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan kebersihan

sarana. Fasilitas rumah tinggal yang berkaitan dengan hal tersebut adalah

ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Pada tahun 2019 rumah

tangga yang bersanitasi mencapai 86,85 persen. Peningkatan akses sanitasi

di upayakan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan

melalui kegiatan pembangunan IPAL komunal IPAL Komunal yang melayani

sambungan rumah. Pada tahun 2020 tercapai sebesar 86.34% sedngkan

pada tahun 2021 persentase akses sanitasi tercapai sebesar 86,59%.

Pencemaran dari sanitasi rumah juga bisa bersumber dari kondisi

rumah yang terlalu padat ataupun kumuh. Dengan tingkat kepadatan rumah

yang tinggi, ada kecenderungan sistem pembuangan limbah rumah tangga

akan sulit terjaga. Jarak antara tempat penampungan akhir tinja/kotoran

terhadap sumber air minum seharusnya minimal 10 meter, batasan ini untuk

menghindari terkontaminasinya air dari penyakit yang bersumber dari limbah

rumah tangga.

2.3.1.4. Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman

Pemenuhan rumah yang layak menjadi salah satu indikator bagi

kesejahteraan pemiliknya. Semakin baik fasilitas yang dimiliki, dapat

diasumsikan semakin sejahtera rumah tangga yang menempati rumah

tangga tersebut. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan tingkat

kesejahteraan tersebut antara lain dapat dilihat dari luas lantai rumah,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-78


sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar rumah tangga dan juga

tempat penampungan kotoran akhir.

Indikator kualitas permukiman adalah salah satu ukuran yang dapat

diamati untuk melihat sejauh mana target pembangunan di urusan

perumahan rakyat dan kawasan permukiman telah tercapai. Capaian kinerja

urusan permukiman tahun 2017-2021 ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 2.28.
Capaian Kinerja Permukiman Tahun 2018-2021

Kondisi Target Realisasi


No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Indeks
1 Kualitas 80 85 85 85 85 79,88 82,26 85,53 85,86
Permukiman
Sumber: Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, 2022

Kinerja indeks kualitas permukiman yang ditargetkan minimal 85 di setiap

tahunnya, tercapai melampaui terget di dua tahun terakhir, yaitu tahun 2020

dan 2021 dengan angka capaian 85,53 dan 85,86.

Luas lantai rumah tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk

menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dikaitkan

dengan system kesehatan lingkungan keluarga atau tempat tinggal

(perumahan). Luas lantai erat kaitannya dengan tingkat kepadatan hunian

atau rata-rata ruang gerak untuk setiap anggota keluarga. Data Susenas BPS

menunjukkan bahwa persentase rumah tangga yang mempunyai rumah

dengan luas lantai 50-99 m2 mempunyai prosentase paling besar yaitu 54,04

persen, sedangkan rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai

< 20 m2 hanya mencapai 0,30 persen. Dan presentase rumah layak huni

sebesar 99,44% dan merupakan perbandingan dari total rumah 58.964

rumah layak huni dibandingkan total rumah 59.296 unit.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-79


Jenis lantai juga dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat

kualitas perumahan, semakin baik kualitas lantai perumahan dapat

diasumsikan semakin membaik tingkat kesejahteraaan penduduknya.

Rumah tangga dengan jenis lantai keramik atau marmer mempunyai tingkat

kesejahteraan yang lebih baik dari pada rumah tangga yang menggunakan

jenis lantai semen, ubin atau tanah. Selain itu, jenis lantai juga dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Semakin banyak rumah

tangga yang mendiami rumah dengan lantai tanah akan berpengaruh pada

rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Karena lantai tanah dapat menjadi

media yang subur bagi timbulnya kuman penyakit dan media penularan bagi

jenis penyakit tertentu. Di Kota Batu, rata-rata persentase jenis lantai bukan

tanah sebesar 96,99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi rumah atau

tempat tinggal di Kota Batu makin baik krn persentase jenis lantai sebagian

besar bukan tanah.

Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah tangga akan menentukan

nyaman atau tidaknya suatu rumah tinggal, yang juga menentukan kualitas

suatu rumah tinggal. Fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi

nyaman dan sehat untuk ditinggali adalah tersedianya sarana penerangan

listrik, air bersih serta jamban dengan tangki septik. Rumah tangga dengan

sumber penerangan listrik PLN maupun non PLN terus mengalami kenaikan

persentase. Sejak tahun 2013 jumlah rumah tangga yang sudah menikmati

penerangan listrik PLN sudah mencapai 100 persen. Hal tersebut

dikarenakan bahwa kebutuhan penerangan listrik sudah merupakan

kebutuhan pokok bagi masyarakat Kota Batu.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-80


2.3.1.5. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan

Masyarakat

Kebijakan dalam penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum,

menekankan pada peningkatan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan, terjaganya ketenteraman umum dan terbinanya ketertiban umum

sebagai antisipasi terjadinya konflik yang berbasis SARA, anarkis,

separatisme atau lainnya. Untuk itu dari tahun ke tahun telah dilaksanakan

penertiban PKL, operasi gelandangan, pengemis dan tuna susila. Lingkungan

yang aman dan tertib serta antisipasif terhadap munculnya kerawanan-

kerawanan sosial, politik, ekonomi, dan bencana yang meresahkan

masyarakat serta meningkatkan iklim politik kondusif dan stabillitas politik

daerah harus diciptakan guna mendukung terselenggaranya pembangunan

daerah di Kota Batu yang dinamis. Kondisi ini sangat memerlukan partisipasi

masyarakat untuk penciptaannya. Capaian kinerja Ketentraman dan

Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat ditunjukkan dalam tabel

berikut.

Tabel 2.29.
Capaian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat
Kondisi Target Realisasi
No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Persentase
Penyelesaian
potensi
1 100 100 100 100 100 100 100 100 100
kerusuhan
bermotif
SARA (%)
Persentase
Penyelesaian
2 Potensi 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Gangguan
Ketertiban

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-81


Umum Dan
Ketentraman
Masyarakat
(%)
Indeks
3 Resiko 134 131 128 125 122 131 105 125 98,56
Bencana
Tingkat
ketahanan
4 dan n.a 85 85 85 85 80 68,5 96 87,5
keselamatan
kebakaran
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Batu 2022

Kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah Kota Batu dapat dikatakan

sangat kondusif, selama tahun 2020 dan 2021 tidak ada kejadian-kejadian

yang menonjol yang berkaitan atau menjurus ke arah SARA, anarkisme,

separatisme, akan tetapi untuk kasus unjuk rasa/demo masih terjadi di Kota

Batu namun masih bisa diselesaikan dan ditangani. Berdasarkan 4 indikator

ketentraman dan ketertiban, seluruhnya dapat dicapai 100%. Penanganan

gangguan trantibum terhadap 434 pengaduan tercapai 100%. Jumlah satuan

linmas terlatih sebanyak 70 orang, penanganan bencana alam sebanyak 366

laporan dapat terselesaikan dengan baik dan 24 laporan kejadian kebakaran

dapat ditangani 100%. Kondusifnya pengendalian trantibum ini berkat

koordinasi antar anggota Muspida Kota Batu untuk mengambil kebijakan

terkait masalah/gangguan/kerawanan konflik yang mengganggu keamanan

dan ketertiban masyarakat untuk menjaga stabilitas daerah.

Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum, dan Perlindungan

Masyarakat dilaksanakan oleh 4 (empat) Perangkat Daerah, yaitu Dinas

Penanggulangan Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik,

dengan program-program antara lain:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-82


1) Penyelenggaran Ketentraman dan Ketertiban Umum, dan Penegakan

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah

2) Program Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

3) Pengamanan Acara Pemda, Hari-hari Besar Keagamaan dan Nasional

Daerah

4) Program Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah

5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

6) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

7) Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan

Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan

Masyarakat diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik. Untuk mencapai indikator utama sebagai

acuan kondisi kemajuan sosial di Kota Batu pada tahun 2019 dilaksanakan

berbagai program dan kegiatan.

Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan

perundang-undangan lainnya di wilayah Kota Batu dilakukan dengan

pendekatan preemptif, preventif, persuasif, dan represif. Pendekatan

preemptif, preventif, dan persuasif lebih diutamakan dari pada pendekatan

represif. Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah, serta

peraturan perundang-undangan lainnya dilakukan melalui beberapa

tahapan, yaitu dengan sosialisasi, pemantauan, operasi non yustisi, dan

operasi yustisi. Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan

perundang-undangan lainnya yang menjadi target, disosialisasikan kepada

masyarakat, selanjutnya dipantau apakah masyarakat sudah memahami dan

menaati peraturan daerah, peraturan kepala daerah, serta peraturan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-83


perundang-undangan tersebut. Dari hasil pemantauan dapat diketahui

tingkat kesadaran masyarakat.

Bagi masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan daerah, peraturan

kepala daerah serta peraturan perundang-undangan dikenakan operasi non

yustisi, yaitu diberikan pembinaan dan teguran disertai berita acara dan

pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan. Selanjutnya perlakuan terhadap pelanggar peraturan

perundang-undangan ditingkatkan menjadi operasi yustisi, yaitu bagi

masyarakat yang melanggar peraturan perundang-undangan diproses secara

hukum.

2.3.1.6. Urusan Sosial

Pembangunan pelayanan kesejahteraan sosial di Kota Batu

menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Pembangunan pelayanan

kesejahteraan merupakan bentuk pelayanan sosial yang bertujuan untuk

memberikan bantuan kepada individu ataupun kelompok masyarakat agar

mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan agar dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada. Seiring perkembangan waktu

kompleksitas permasalahan dari waktu ke waktu mengalami perubahan.

Kompleksitas masalah menuntut adanya profesionalisme dalam pemberian

pelayanan kesejahteraan sosial dan peran serta dari seluruh pihak dalam

penanganan permasalahan sosial. Peran serta dari seluruh pihak menjadi

kata kunci untuk menangani berbagai permasalahan sosial yang ada.

Permasalahan sosial tidak akan mampu ditangani oleh pemerintah saja

tetapi harus melibatkan masyarakat sebagai subyek perubahan, dunia usaha

dengan Corporate Sosial Responcibility (CSR) serta peran perguruan tinggi

sebagai kaum intelektual untuk bersama-sama menangani permasalahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-84


sosial. Permasalahan kemiskinan di Kota Batu menjadi prioritas utama untuk

ditangani bersama. Permasalahan ini tidak mungkin dapat ditangani oleh

pemerintah daerah sendiri atau pemerintah pusat saja tetapi harus menjadi

tugas dan prioritas bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

serta melibatkan seluruh elemen masyarakat lainnya seperti penduduk

miskin itu sendiri sebagai subyek perubahan, dunia usaha, dan perguruan

tinggi.

Salah satu target penanganan kemiskinan adalah adalah pemberdayaan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). PMKS adalah

perseorangan, keluarga, kelompok, dan.atau masyarakat yang karena suatu

hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi

sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani,

rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar. Kesulitan, hambatan atau

gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kedisabilitasan,

ketunaan sosial, keterbelakangan atau kondisi perubahan lingkungan yang

kurang mendukung.

Tabel 2.30.
Persentase Penurunan Jumlah PMKS Kota Batu

Kondisi Target Realisasi


No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Persentase
penurunan
1 n.a 16 16 16 16 52,85 44,72 46,41 27,44
jumlah
PMKS (%)
Sumber: Dinas Sosial Tahun 2022

Berdasarkan hasil pendataan PMKS tahun 2020, jumlah PMKS telah

terdata sebanyak 2.833 jiwa, sedangkan dari jumlah PMKS tersebut yang

telah diberikan pelayanan dan bantuan sebanyak 1657 terdiri atas PMKS

yang diberdayakan sejumlah 1215 orang PMKS yang direhabilitasi sejumlah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-85


372 orang. Sebanyak 1.614 orang terlantar dan disabilitas yang ada di

wilayah Kota Batu telah tertangani 2020, namun Pemerintah Kota Batu

belum memiliki fasilitas shelter atau rumah singgah untuk penanganan orang

terlantar. Padahal shelter ataupun rumah singgah merupakan fasilitas utama

yang harus dimiliki setiap pemerintahan.

Penurunan PMKS di tahun 2021 tidak sebanyak di tahun 2020, namun

jumlah ini telah melebihi target 16% yang ditetapkan. Berdasarkan hasil

pendataan PMKS Tahun 2021, jumlah PMKS yang telah terdata sebanyak

2.833 jiwa, sedangkan dari jumlah PMKS tersebut yang telah diberikan

pelayanan dan bantuan sebanyak 791 terdiri atas PMKS yang

diberdayakan sejumlah 351 orang dan PMKS yang direhabilitasi sejumlah

440 orang.

Sebagaimana diatas adapun rincian dari PMKS yang

diberdayakansejumlah 351 Jiwa orang antara lain :

a. 211 orang penyandang disablitas berat penerima manfaat

bantuan insentif Rp. 500.000/bulan selama 12 bulan.

b. 110 orang penyandang disabilitas penerima bantuan alat kecacatan

berupa kursi roda, kruk, alat bantu dengar dan kacamata KUR

c. 30 orang PMKS jalanan yang mendapatkan rehabilitasi pemulangan

ke daerah asal.

Sedangkan rincian PMKS yang direhabilitasi sejumlah 372 orang

yaitu 440 orang lansia yang mendapat bantuan insentif pemberdayaan

sebesar Rp. 500.000/bulan x 12 bulan.

Keluarga miskin berjumlah 8.461 orang di Kota Batu, program-program

tahun 2021 bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat

melalui pengurangan beban dan peningkatan kualitas hidup masyarakat

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-86


kecil serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat desa, pengembangan

usaha, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat

serta pemberdayaan masyarakat berbasis pada modal sosial dan

penanggulangan masalah sosial, serta budaya lokal.

Dalam penanganan permasalahan sosial, pemerintah daerah tidak

hanya menangani langsung terhadap penyandang masalahnya tetapi juga

mendorong tumbuh berkembangnya Potensi dan Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS). PSKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan.atau

masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan, dan

memperkuat kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Pemahaman

wawasan para PSKS ini dibutuhkan untuk membantu dalam penanganan

kesejahteraan sosial, kualitas PSKS dan juga shelter dibutuhkan untuk

menunjang permasalahan rehabilitas ataupun penanganan.

2.3.1.7. Urusan Ketenagakerjaan

Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk menciptakan

hubungan industrial yang harmonis, antara pekerja dan pengusaha dan juga

antara pengusaha dengan serikat pekerja. Maka, diperlukan pengawasan

ketenagakerjaan yang mencakup pengawasan atas Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pengawasan perlindungan atas hak dan kewajiban

antara pengusaha dan pekerja sehingga mencegah adanya kasus-kasus

perselisihan antara pekerja, dan serikat pekerja dengan pengusaha.

Tabel 2.31.
Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2021

Tahun
Jenis Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020 2021
105.49 115.59 112.5 114.5 119.7 123.3
Angkatan Kerja
6 1 02 72 20 27

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-87


Tahun
Jenis Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020 2021
112.98 108.9 111.7 112.6 115.2
Penduduk yang bekerja 100.97
4 90 33 23 26
TPAK (Tingkat Partisipasi 68,60 69,57 70,52 71,01 67,64
73,74
Angkatan Kerja) % % % % %
TPT (Tingkat Pengangguran
4,29% 2,26% 3,12% 2,48% 5,93% 6,57
Terbuka)
TKK (Tingkat Kesempatan 95.71 97,74 96,88 97,52 94,07
93.43
Kerja) % % % % %
Sumber: BPS Kota Batu 2022

Jumlah angkatan kerja di Kota Batu pada tahun 2021 sebesar

123.327 orang dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar

73,74%, naik dari tahun 2020 yang sebesar 72,33%. Dari jumlah tersebut

sebanyak 115.226 orang bekerja dan sisanya sebanyak 8.101 tidak bekerja

(pengangguran). Sektor perdagangan dan pertanian menjadi sektor yang

banyak menyerap tenaga kerja di Kota Batu. Penduduk yang bekerja di sektor

jasa dan pertanian tahun 2021 sebesar 96.098 orang. Sedangkan sebesar

19.128 orang bekerja di sektor sekunder. Berdasarkan jenis perkerjaan

utamanya, sebagian besar masyarakat di Kota Batu bekerja sebagai buruh/

karyawan/ pegawai, yaitu sebanyak 42.640 orang, dan bekerja sebagai

pemilik usaha secara mandiri sebesar 22.318 orang.

Tingkat Kesempatan Kerja Kota Batu Tahun 2021 sebesar 93,43%

atau turun 0,63 dari tahun 2020 yang mencapai 94,07%. Sedangkan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) juga mengalami kenaikan. Meningkatnya

jumlah TPT dikarenakan peningkatan pada angkatan kerja di tahun 2021

yang tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Sebagian

pelaku usaha justru melakukan pengurangan tenaga kerja di masa-masa

tersebut untuk mempertahankan bisnisnya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-88


2.3.1.8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu indikator berdayanya

masyarakat di suatu wilayah, kebijakan pembangunan yang responsif

terhadap problematika dan isu-isu perempuan perlu ditingkatkan sebagai

upaya pemberdayaaan perempuan. Urusan pemberdayaan perempuan

diarahkan pada upaya meningkatkan kedudukan, peran dan kualitas

perempuan serta upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam

kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tingkat

keberdayaan Perempuan di suatu daerah dapat dilihat dari Indeks

Pembangunan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Sedangkan kesetaraan

gender diukur dengan Indeks Pembangunan Gender (IPG).

Tabel 2.32.
Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kota batu Tahun 2021

Indikator Kinerja 2017 2018 2019 2020 2021

Indeks Pembangunan 89,27 89,27 89,71 89,72


Gender (IPG)

Indeks Pemberdayaan - 71,47 71,48 69,13 68,91


Gender (IDG)
Sumber: DP3APPKB Tahun 2022

Berdasarkan data di atas terdapat IDG di Kota Batu pada tahun 2021

yaitu 68,91, turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 2020

yaitu 69,13 dan 71,48 pada tahun 2019. Penurunan IDG di kota Batu akibat

berkurangnya keterwakilan perempuan di parlemen untuk di Kota Batu

sebesar dan partisipasi perempuan dalam bekerja di sektor ekonomi akibat

pandemi covid-19.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-89


Urusan Perlindungan anak dimaksudkan untuk memberikan

perlindungan, keamanan dan kenyamanan kepada anak (mulai dari masih

dalam kandungan hingga usia 18 tahun) sehingga proses tumbuh kembang

anak berjalan dengan baik. Kebijakan untuk menjadikan Kota Batu sebagai

kota layak anak juga terus dilakukan yang dimulai dengan ditetapkannya

Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2019 tentang Batu sebagai Kota

Layak anak. Kebijakan bagi kelurahan dan desa untuk menyediakan ruang

bermain pendidikan anak terus dikembangkan. Beberapa kebijakan prioritas

pendukung kota layak anak melalui pemanfaatan ruang terbuka sebagai

salah satu ruang bermain anak, misalnya dengan penggantian ferris wheell

di playground alun-alun, pembangunan perpustakaan daerah dengan ruang

untuk anak, dan fasilitasi terhadap kelurahan dan desa yang akan

mengembangkan ruang ramah anak.

Program dan kegiatan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota

Batu. Pembangunan urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan yang

dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia tanpa membedakan jenis

kelamin, laki-laki, perempuan, anak-anak maupun orangtua secara adil,

efektif dan akuntabel.

2.3.1.9. Urusan Pangan

Amanat Undang-Undang 23 Tahun 2014 terkait urusan pangan kepada

pemerintah kabupaten adalah: 1) menyediakan sarpras dan infrastruktur

pendukung ketahanan pangan; 2) pengelolaan cadangan pangan; 3)

stabilisasi pasokan dan harga pangan utama; 4) penyusunan kerentanan dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-90


ketahanan pangan utama; 5) pengawasan terhadap pangan segar; 6)

penanganan terhadap daerah rawan pangan. Adapun lingkup pembangunan

pangan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan meliputi: 1) perencanaan Pangan; 2) Ketersediaan Pangan; 3)

keterjangkauan Pangan; 4) konsumsi Pangan dan Gizi; 5) Keamanan Pangan;

6) label dan iklan Pangan; 7) pengawasan; 8) sistem informasi Pangan; 9)

penelitian dan pengembangan Pangan; 10) kelembagaan Pangan; 11) peran

serta masyarakat; dan 12) penyidikan.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, menjelaskan

bahwa ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara

sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan

terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan. WHO mengklasifikan komponen yang mendukung terhadap

ketahanan pangan menjadi tiga, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan

meliputi distribusi dan harga serta pemanfaatan pangan. Perwujudan

ketahanan pangan yang mantap perlu didukung oleh semua sektor yang

terkait untuk menciptakan kondisi ketersediaan pangan cukup,

keterjangkauan pangan masy dan pemanfaatan/ konsumsi pangan beragam,

bergizi seimbang dan aman.

Pembangunan ketahanan pangan di Kota Batu merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu arah dan kebijakan

pembangunan ketahanan pangan di daerah dirumuskan dalam kerangka dan

mengacu pada arah dan kebijakan pemerintah pusat serta sinergitas program

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-91


dan kegiatan lintas sektoral. Untuk mendukung upaya-upaya koordinasi

tersebut, di Kota Batu telah dibentuk dewan ketahanan pangan.

Pembangunan ketahanan pangan di Kota Batu merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu arah dan kebijakan

pembangunan ketahanan pangan di daerah dirumuskan dalam kerangka dan

mengacu pada arah dan kebijakan pemerintah pusat serta sinergitas program

dan kegiatan lintas sektoral. Untuk mendukung upaya-upaya koordinasi

tersebut, di Kota Batu telah dibentuk dewan ketahanan pangan.

Pembangunan ketahanan pangan di Kota Batu merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu arah dan kebijakan

pembangunan ketahanan pangan di daerah dirumuskan dalam kerangka dan

mengacu pada arah dan kebijakan pemerintah pusat serta sinergitas program

dan kegiatan lintas sektoral. Untuk mendukung upaya-upaya koordinasi

tersebut, di Kota Batu telah dibentuk dewan ketahanan pangan. Urusan

Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan, Dinas

Pertanian dan Kehutanan serta Bagian Perekonomian dan Pembangunan

Setda Kota Batu. Pembentukan lembaga koordinatif ini dalam rangka untuk

memperkuat koordinasi lintas instanstional bagi peningkatan stabilitas

pangan.

Capaian indikator sasaran Urusan Ketahanan Pangan tercermin dari

terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan

keberhasilan yaitu Tingkat Kemandirian Pangan Kota Batu. Tahun 2018

tingkat kemandirian pangan adalah 81,54 poin dan tahun 2019 telah

meningkat menjadi 83,25 poin, tahun 2020 kembali meningkat menjadi 83,41

dan terus meningkat di tahun 2021 menjadi 83,67.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-92


Tabel 2.33.
Capaian Tingkat Kemandirian Pangan Daerah

Kondisi Target Realisasi


No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Tingkat
Kemandirian
1 n.a >80 >80 >80 >80 81,55 83,25 83,41 83,67
pangan
daerah (%)
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2022

Penganekaragaman pangan untuk mengurangi ketergantungan pada

beras nyatanya dapat menunjukan hasil yang signifikan, hasil beras dan

jagung pada kebutuhanya sebesar 20.601,35 sedangkan untuk cadangan

bisa mencapai 21.034,60 hal tersebut tentu memiliki angka ketersediaan

yang cukup besar. Hasil ini menunjukkan bahwa Warga Kota Batu sudah

memiliki kemampuan memproduksi keaneka-ragaman pangan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan tersebut mencakup kuantitas

kebutuhan dan sekaligus pemenuhan gizi yang seimbang bagi masyarakat.

Dinas terus berupaya untuk memberikan pendidikan keluarga dalam

meningkatkan ketrampilan mengelola pangan keluarga.

Penghitungan PPH meliputi penghitungan kepada 9 kelompok bahan

pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak,

buah/biji berminyak, kacang - kacangan, gula, sayuran dan buah serta lain-

lain. Dari indikator PPH Ketersediaan, melalui perhitungan dapat diketahui

bahwa dari 9 kelompok bahan pangan, ketersediaan kelompok bahan pangan

kacang-kacangan dan kelompok bahan pangan sayuran dan buah

menunjukkan tren positif karena angka skor PPH nya sama dengan skor

maksimal yang dipersyaratkan. Sedangkan yang kurang adalah kelompok

pangan padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, dan

gula. Walaupun kurang dari skor maksimal yang dipersyaratkan, namun

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-93


kekurangan tersebut tidak terlalu jauh nilainya dari

skor maksimal. Ini dapat dimaklumi karena Kota Batu merupakan penghasil

hortikultura sehingga stok ketersediaan sayur, buah dan kacang-kacangan

menempati tingkat ketersediaan tertinggi.

2.3.1.10. Urusan Pertanahan

Kewenangan urusan pertanahan kabupaten/kota sesuai dengan amanat

Keputusan Presiden No. 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang

Pertanahan yang meliputi 9 sub bidang yaitu 1) pemberian ijin lokasi; 2)

penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan; 3)

penyelesaian sengketa tanah garapan; 4). penyelesaian masalah ganti

kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; 5) penetapan subyek dan

obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum

dan tanah absentee; 6) penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; 7)

pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; 8) pemberian ijin

membuka tanah dan 9) perencanaan penggunaan tanah wilayah Kota.

Penyelenggaraan Urusan Pertanahan ditujukan untuk peningkatan

tertib admnistrasi pertanahan di Kota Batu, baik menyangkut fasilitasi alih

fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah Pemerintah Daerah,

penyelesaian permasalahan tanah lainnya, fasilitasi pengadaan tanah untuk

kepentingan umum dan kepentingan instansi pemerintah serta

pensertifikatan tanah milik Pemda. Konflik pertanahan akan semakin

meningkat pada saat dimana sebuah daerah bergerak menjadi wilayah

perkotaan dan permukiman yang semakin intensif.

Capaian indikator sasaran urusan pertanahan tercermin dari

terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan

keberhasilan sebagai berikut: Indikator Penyelesaian Konflik pertanahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-94


ditargetkan 60% terealisasi sebesar 40% (capaian 66%). Kendala/hambatan

dalam pencapaian sasaran adalah kurangnya peran bagian administrasi

pemerintahan dalam urusannya dengan pertanahan karena hanya sebagai

fasilitator untuk Badan Pertanahan. Upaya yang dilakukan adalah

meningkatkan peran bagian administrasi pemerintahan dalam urusannya

dengan pertanahan. Koordinasi lintas sektor dalam penyelesaian masalah

persampahan harus dilakukan dengan efektif dan produktif.

2.3.1.11. Urusan Lingkungan Hidup

Air, udara dan tanah/lahan merupakan sumberdaya yang diperlukan

oleh manusia untuk melangsungkan hidupnya. Namun disisi lain ketiga

sumberdaya ini cenderung terus mengalami pencemaran/kerusakan akibat

dampak negatif dari aktifitas pembangunan yang dilakukan oleh manusia.

Status kualitas air, udara dan lahan mempengaruhi derajat kesehatan dan

kesejahteraan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Nilai Indeks Kualitas Air didapatkan dari hasil pemantauan dan

pengujian kualitas air sungai sejumlah 10 (sepuluh) titik dan 2 (dua) titik

sumber mata air. Pemantauan/pengujian dilakukan 2 kali dalam satu tahun,

yaitu Semester 1 untuk mewakili musim hujan dan Semester 2 untuk

mewakili musim kemarau dengan parameter penilaian dari sampel yang diuji

yaitu, TSS, BOD, COD, DO, Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform. Nilai pada

Indeks Kualitas Udara ini merupakan hasil dari pemantauan dan pengujian

kualitas udara ambient yang dilakukan di 10 lokasi dalam 2 tahap

pemantauan / pengujian. Parameter yang menjadi penilaian dari sampel yang

diuji yaitu SO2, NO2, TSP (debu), NH3, kebisingan dll di lokasi yang mewakili

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-95


sektor fasilitas publik, permukiman, padat lalu lintas, sektor industri dan

pertanian.

Penggunaan lahan di Kota Batu terdiri atas 3 penggunaan lahan utama

yakni Hutan Lahan Tinggi Primer Kerapatan Tinggi, Ladang/Tegalan

Holtikultura, dan Sawah dengan Padi Diselingi Tanaman Lain/Bera. Jenis

penggunaan lahan akan mencerminkan kualitas serta potensi dan masalah

yang akan dihadapi di masa depan oleh generasi selanjutnya. Berdasarkan

tabel klasifikasi penggunaan lahan di Kota Batu, penggunaan lahan paling

besar di dominasi oleh Hutan Lahan Tinggi Primer Kerapatan Tinggi. Hal ini

sesuai dengan karakteristik wilayah Kota Batu yang mana di dominasi oleh

lahan hutan dengan ketinggian cukup tinggi.

Hasil capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang

merupakan komposit dari Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, dan

Indeks Kualitas Tutupan Lahan di Kota Batu didapatkan hasil indeks 71,93

hingga 73,28 di rentang tahun 2017 hingga tahun 2020. Sedangkan di tahun

2021 mengalami penurunan yang salah satunya dikarenakan adanya

perubahan rumus perhitungan kompositnya.

Tabel 2.34.
Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2021

Tahun Tahu Tahu


Tahun Tahun
No Indikator Kinerja Satuan 2017 n n
2018 2019
2020 2021*

1 Indeks Kualitas Air indeks 51,67 53,3 53,33 53,33 56

2 Indeks Kualitas Udara indeks 87,04 83,63 88 88,08 86,27

3 Indeks Kualitas Tutupan indeks 77,66 77,13 77,13 77,13 65,49


Lahan/ Indeks Kualitas
Lahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-96


Tahun Tahu Tahu
Tahun Tahun
No Indikator Kinerja Satuan 2017 n n
2018 2019
2020 2021*

IKLH indeks 72,68 71,93 73,25 73,28 70,34

Keterangan: perhitungan tahun 2021 sudah menggunakan acuan Peraturan


Menteri LH dan Kehutanan No. 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, 2022

Kualitas air, udara dan tutupan lahan dapat dijaga dan ditingkatkan

melalui prioritas program di bidang lingkungan hidup antara lain pelestarian

penghijauan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu, Pelestarian Kawasan

dan Perlindungan Sumber Mata Air, dan Revitalisasi TPA Tlekung dengan

pengadaan peralatan pengolah sampah. Selain itu Pembangunan Taman ,

Pendistrian Vertikal garden dan Taman lainnya guna Penambahan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) juga perlu diperhatikan.

2.3.1.12. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Salah satu agenda pembangunan penting di Kota Batu adalah

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean

Governance). Dukungan kinerja pemerintahan terangkum dalam indikator-

indikator urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil tercermin dari

terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan

keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan

kegiatan yang mendukungnya.

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan

penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui

Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-97


Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain. Informasi administrasi kependudukan memiliki

nilai strategi bagi penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

kepada masyarakat. Pengelolaan informasi administrasi kependudukan

secara terkordinasi dan berkesinambungan, akan menjamin stabilitas

pelayanan kepada masyarakat di bidang kependudukan, dan pemerintah

menetapkan kebjiakan sistem informasi administrasi kependudukan dan

akta catatan sipil. Guna mewujudkan tertib administrasi kependudukan.

Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil yang dicapai di tahun 2017

sampai tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.35.
Kinerja Pelayanan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun
2021

Indikator 2020 2021


2017 2018 2019
Kinerja
Penduduk Wajib 159.263 161.311
150.771 153.206 156.432
KTP yang (95,55%) (95,63%)
(91,6%) (95,7%) (95,54%)
terekam

Penerbitan Akta 43.399 54.726 59.136 60.158 59.416


Kelahiran (66,76%) (89,6%) (92,89%) (94,62%) (96,82%)

Penerbitan Akta 143 1.285 1.489 196 553


Kematian (50%) (95,82%) (100%) (100%) (100%)

Cakupan Kartu 26.362 27.710 30.551


- -
Identitas Anak (49,08%) (51,69%) (56,04%)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batu, 2020

Dari capaian kinerja pelayanan dokumen kependudukan dan pencatatan

sipil, dapat diketahui bahwa tren jumlah masyarakat yang terlayani

semangkin meningkat terutama untuk perekaman KTP-el, penerbitan akta

kelahiran anak, dan cakupan kartu identitas anak. Namun demikian

setidaknya masih ada 4,4% penduduk wajib KTP, ada 3,2% anak di usia 0-18

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-98


tahun yang seharusnya sudah memiliki akta kelahiran, dan 44% anak yang

seharusnya memiliki Kartu Identitas Anak yang masing-masing belum

terlayani kebutuhan dokumen kependudukannya. Tentunya sifat data

kependudukan yang dinamis karena adanya peristiwa kependudukan

menjadi tantangan dalam mencapai pelayanan yang optimal. Penerbitan

dokumen kependudukan yang tertib akan memungkinkan pelayanan publik

dan perencanaan pembangunan yang lebih baik bagi masyakarat.

2.3.1.13. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Desa secara empiris memiliki peran penting dan strategis dalam

menunjang pembangunan. Ditinjau dari segi kewilayahan, desa merupakan

wilayah pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pengaturan dan

pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat. Secara sosiologis desa

berperan strategis sebagai unit sosial dan budaya yang menjadi wadah

berlangsungnya sosialisasi, internalisasi dan institusional nilai-nilai sosial

dan budaya yang akan membangun mentalitas penduduk desa pada

khususnya.

Keberhasilan pembangunan desa akan menjadi faktor kuat untuk

mencegah meningkatnya urbanisasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

potensi munculnya berbagai masalah sosial. Namun pembangunan dan

dinamtabelika perkembangan desa dalam kenyataannya masih tersendat dan

banyak kendala yang dihadapinya, meskipun sudah banyak kebijakan yang

dibuat untuk memberdayakan masyarakat desa. Faktor lembaga, sosial,

politik dan ekonomi masyarakat yang ada tampaknya belum kondusif,

sehingga diperlukan upaya kongkret yang dilakukan pemerintah untuk

memberdayakan desa.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-99


Pemberdayaan masyarakat berkenaan dengan upaya meningkatkan

keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan

lingkungan, yang dalam pelaksanaannya menggunakan strategi

“pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development)”.

Pola implementasinya menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku

utama dalam proses pengelolaan pembangunan.

Dalam kebijakan pemberdayaan masyarakat senantiasa melekat

kebijakan pemberdayaan masyarakat miskin. Menurunkan jumlah penduduk

miskin bukanlah pekerjaan mudah karena masalah kemiskinan senantiasa

berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi

dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, kerentanan menghadapi

situasi sosial ekonomi, ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik

serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber

daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target

penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program -

program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat

berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah

penduduk miskin secara nasional.

Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan keberdayaan

masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan)

melalui upaya penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial

masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat serta

peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat

memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat untuk meningkatkan

kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Target yang ditetapkan sampe akhir

tahun RPJMD adalah 5 desa mandiri berdaya dan 14 desa maju berdaya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-100


Capaian kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.36.
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun
2017-2021
Kondisi Target Realisasi
No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Persentase
Desa
1 Maju- 63,2 68,42 73,68 78,95 78,95 63,2 68,5 78,95 100
Mandiri
(%)
Jumlah
Desa
2 12 13 14 15 15 12 13 15 19
Maju-
Mandiri
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan KB 2021

Capaian desa dengan kategori Indeks Desa Membangun (IDM) mandiri

di Kota Batu telah mencapai 100% di tahun 2021. Artinya keseluruhan desa

yang ada di Kota Batu telah berkategori sebagai desa mandiri. Dibandingkan

dengan tingkat Provinsi Jawa Timur, capaian rata-rata nilai IDM Kota Batu

dari tahu 2016 hingga tahun 2021 selalu berada di atas Provinsi Jawa Timur

dengan capaian nilai indeks 0,8979 di tahun 2021.

Tabel 2.37.
Capaian Indeks Desa Membangun (IDM)
Kota Batu dan Jawa Timur Tahun 2016-2021
Kota Batu Jawa Timur
Tahun Rata-rata Kategori Rata-rata Kategori
IDM IDM IDM IDM
2016 0,7192 Maju 0,6341 Berkembang
2018 0,6870 Berkembang 0,6409 Berkembang
2019 0,7823 Maju 0,6790 Berkembang
2020 0,8563 Mandiri 0,7026 Berkembang
2021 0,8979 Mandiri 0,7217 Maju
Keterangan: Data IDM Tahun 2017 tidak tersedia.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-101


Sumber: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi 2021

Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat bisa berhasil karena

dukungan dari berbagai faktor. Untuk melihat keberhasilan Pembangunan

Pemberdayaan Masyarakat bisa dilihat dari capaian beberapa Indikator yang

ada. Keberdayaan masyarakat salah satunya dapat dilihat dari Persentase

cakupan pembinaan organisasi masyarakat yaitu Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat yang terdiri dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Desa/Kelurahan (LPMD/K), SDM, Sarana prasarana, dan manajemen

pelayanan Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

dan Pos pelayanan Terpadu (Posyandu) yang berprestasi.

Salah satu prioritas pembangunan Kota Batu sebagai realisasi nyata Visi

Kota Berjaya Desa Berdaya, adalah pembangunan desa sebagai desa mandiri.

Desa Mandiri dapat diwujudkan melalui pemberdayaan desa dalam mengelola

dan mengembangkan berbagai potensi ekonomi desa untuk dikelola sebagai

sebuah destinasi. Desa Wisata adalah salah satu pilihan terbaik bagi Kota

Batu untuk menyeimbangkan peningkatan dan pemerataan pendapatan

penduduk dengan wisata sektor formal yang sangat besar dan dominan di

Kota Batu. Dinas ini harus menjadi leading sektor dalam proses

pemberdayaan desa baik secara administrasi pemerintahan, sarana dan

prasarana fisik sampai perubahan mindset pemerintah dan masyarakat desa

terhadap pembangunan. Jumlah desa sebanyak 19 dari 24 kelurahan/desa,

memiliki daya dukung kuat dan massif bagi pembangunan kemandirian desa

di Kota Batu.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-102


2.3.1.14. Urusan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana

Penyelenggaraan urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran terwujudnya

Norma Keluarga Kecil yang Berkualitas dan Sejahtera.

Laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu indikator yang

mendeskripsikan perihal kependudukan yang menunjukkan tingkat

pertumbuhan dalam jangka waktu tertentu. Lingkup kewenangan

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang diamanatkan oleh

Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah

meliputi pemetaan perkiraan pengendalian penduduk, pelaksanaan KIE

pengendalian penduduk baik yang bersifat medis maupun kearifan lokal,

distribusi peralatan dan perlengkapan kontrasepsi, pendayagunaan

PKB/PLKB, serta pembinaan keluarga sejahtera.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu

dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah

populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan

penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek

kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan

sebagainya. Kinerja urusan pengendalian penduduk dan KB tahun 2018-

2020 antara lain:

Tabel 2.38.
Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Batu dari tahun 2018-2021

Indikator Kinerja 2017 2018 2019 2020 2021


102.58 108.09
Laki-Laki 106.657 109.464 110.823
5 1

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-103


101.41 106.56
Perempuan 105.212 107.990 109.473
2 2
203.99 214.65
Jumlah 211.869 217.454 220.296
7 3
Pertumbuhan Penduduk 0,83 -2,56
0.83 0.83 1.14
(%)
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batu 2022

Jumlah penduduk di Kota Batu berdasarkan data Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Batu pada 31 Desember 2021 tercatat sejumlah

214.653 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 108.091 jiwa dan perempuan

sebanyak 106.562 jiwa. Jumlah penduduk ini mengalami penurunan dari

tahun 2020 yang tercatat 220.296 jiwa, atau menurun sekitar 2,56 persen.

Kepadatan penduduk di Kota Batu adalah 1.070 orang/km2 dengan

iumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Batu sebesar 102.092 jiwa

yang terbagi ke dalam 32.854 kepala Keluarga sedangkan Kecamatan Junrejo

merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yakni

sebanyak 56.673 jiwa yang terbagi ke dalam 18.276 Kepala Keluarga.

Tabel 2.39.
Jumlah Penduduk Kota Batu Berdasarkan Kecamatan
Tahun 2021
Persentase
terhadap Jumlah
Jumlah Kepadatan
Kecamatan jumlah Kartu
Penduduk Penduduk
penduduk Keluarga
Kota
Batu 102.092 45,74 32.854 2.245,8
penduduk/km2
Bumiaji 64.428 28,87 21.409 506
penduduk/km2
Junrejo 56.673 25,39 18.276 2.209,5
penduduk/km2
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu, 2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-104


Pada tahun 2020 sebanyak 177 kelompok ketahanan keluarga telah

mengikuti penguatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui

kegiatan sosialisasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan

Pembangunan Keluarga (KKBPK). Selain itu peserta aktif program Keluarga

berencana pada tahun 2020 mencapai 3.656 orang. Pembinaan dan

pengendalian laju penduduk dilakukan untuk mengunakan sinkronisasi

kebijakan, mengoptimalkan dukungan terhadap program KKBPK,

mengoptimalkan advokasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang

KB dan kesehatan reproduksi.

Tabel 2.40.
Capaian Kinerja Total Fertility Rate (TFR), Modern Contraceptive
Prevalence Rate (mCPR), Unmet Need KB, dan Age Specific Fertility
Rate di Kota Batu Tahun 2017-2021

Indikator Kinerja 2017 2018 2019 2020 2021


TFR NA 2,01% 2,02% 2,14%
mCPR 75,67% 75,91% 75,68% 76,44% 77,73%
Unmet Need 13,31% 11,93% 10,59% 9,40% 8,23%
ASFR NA 53,72% 11,87% 11,87% 11,086%
Sumber: Susenas 2021 dan Laporan BKKBN Jatim 2021

Kinerja urusan pengendalian penduduk dan KB juga dapat dilihat dari

beberapa indikator kelahiran penduduk. Angka Total Fertility Rate (TFR) Kota

Batu menunjukkan angka yang makin tinggi, dimana tingkat melahirkan

rata-rata ibu semakin besar. Hal ini akan menjadi hambatan bagi

pengendalian penduduk. Indikator lainnya adalah angka prevalensi

kontrasepsi modern (mCPR) yang angka nya juga terus meningkat atau

pemanfaatan konstrasepsi oleh PUS makin tinggai, sehingga menjadi faktor

pendukung meningkatnya kelahiran. Indikator kependudukan lain adalan

unmeet need yang angka tren menurun. Kondisi ini pertanda positif, dimana

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-105


penurunan angka unmeet need akan menurunkan angka kematian ibu

karena makin kecil adanya kelahiran yang tidak diinginkan. Indikator

terakhir adalah Angka Kelahiran Menurut Umum (ASFR) yang angka terus

menurun. Kondisi ini menunjukkan makin rendahnya rasio per 1000 wanita

yang melahirkan, sehingga akan mendukung pengendalian penduduk Kota

Batu.

2.3.1.15. Urusan Perhubungan

Perhubungan sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi barang

dan mobilitas penumpang berkembang sangat dinamis, serta berperan di

dalam mendukung, mendorong, dan menunjang segala aspek kehidupan baik

dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan

keamanan. Pertumbuhan sektor transportasi akan mencerminkan

pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai

peranan yang penting dan strategis, baik secara makro maupun mikro.

Keberhasilan sektor transportasi secara makro dapat terlihat dari sumbangan

nilai tambahnya dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dampak

ganda (multiplier effect) yang ditimbulkannya terhadap pertumbuhan sektor-

sektor lain dan kemampuannya meredam laju inflasi melalui kelancaran

distribusi barang dan jasa ke seluruh pelosok tanah air.

Dampak yang timbul adalah meningkatnya intensitas pergerakan

manusia sebagai manpower dan barang sebagai bahan produksi. Kelancaran

mobilitas penumpang maupun barang sangat dipengaruhi oleh sarana dan

prasarana transportasi antara lain infrastruktur jalan yang di lengkapi

dengan fasilitas keselamatan berlalu lintas. Peningkatan kelengkapan sarana

keselamatan jalan menjadi prioritas penting bagi dinas ini. Apalagi Kota Batu

sebagai Kota Wisata Nasional memiliki tingkat kepadatan lalu lintas dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-106


pergerakan yang sangat padat. Rekayasa lalu lintas yang disertai dengan

pemenuhan rambu-rambu dan sarana keselamatan lalu lintas jalan raya

sangat penting.

Tabel 2.41.
Kondisi sarana transportasi di Kota Batu Tahun 2015-2021
N Indikat Satu Capaian Kinerja Tahun
o or an 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Angkutan Kota Dalam Provinsi
Jumlah unit 2 1 2 2 2 1 1
Perusa
haan
Jumlah unit 112 130 159 159 159 159 159
Armada
/
Kendar
aan
2 Angkutan Sewa
Jumlah unit 1 0 0 0 10 3 3
Perusa
haan
Jumlah unit 0 0 0 0 0 15 15
Armada
/
Kendar
aan
3 Angkutan Taksi
Jumlah unit 1 1 1 1 1 0 0
Perusa
haan
Jumlah unit 30 30 40 35 30 0 0
Armada
/
Kendar
aan
4 Mobil Penumpang Umum / Mikrolet
Jumlah Unit 356 356 356 356 356 356 356
Armada
/
Kendar
aan
Jumlah Oran 506, 1.429. 1.552. 1.065. 677. 215, 144,
Arus g 002 097 400 569 085 065 010
Penum
pang
Umum

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-107


N Indikat Satu Capaian Kinerja Tahun
o or an 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Izin - - - - - - -
Trayek
yang
dikelua
rkan
5 Parkir
Jumlah Lokas 116 116 115 102 120 125 129
titik i
Lokasi
Parkir
Kapasit Unit/ 1/45 1/45 1/45 1/45 1/45 1,5 1,5
as m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
Parkir (R2)
Unit/ 10 10
m2 m2 m2
(R4)
Uji KIR Unit 3,76 3,952 7.702 4.476 7.70 6.17 6.34
Kendar 6 2 0 9
aan
Bermot
or
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Batu, 2022

Data menunjukkan bahwa adanya tren penurunan pada jumlah arus

penumpang umum, terutama sejak tahun 2018 hingga tahun 2021.

Perusahaan dan armada taxi juga tercatat sudah tidak ada di Kota Batu.

Sedangkan jumlah angkutan umum cenderung tetap. Perubahan telah

nampak pada pilihan moda transportasi sebagian besar masyarakat. Hal ini

menjadi tantangan dan permasalahan yang perlu untuk dicari

penyelesaiannya.

Tahun 2020, Pemerintah Kota Batu mulai merencanakan mengelola

potensi uji kir kendaraan sendiri yg selama ini banyak ikut ke daerah lain.

Pembangunan tempat atau gedung uji kir beserta peralatannya dimulai tahun

anggaran 2021 untuk tahap I dengan alokasi anggaran 4,9 milyar. Kebijakan

ini diharapkan akan mampu untuk mendongkrak PAD dalam setahun

minimal 1,4 milyar. Selain itu, pembangunan uji kir ini diharapkan akan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-108


memberikan kemudahan dan kenyamana bagi pemilik kendaraan niaga,

karena selama ini harus jauh ke luar daerah untuk melaksanakan uji kir.

Pembangunan ini menjadi solusi alternatif ganda selain kenyamanan

masyarakat Kota Batu juga memberikan potensi peningkatan PAD.

2.3.1.16. Urusan Komunikasi Dan Informatika

Ketersediaan dan keterbukaan Informasi menjadi komitmen dan concern

bagi Pemerintah Kota Batu, karena menjadi syarat mutlak pelaksanaan

pemerintahan yang baik (good govermance). Kebijakan ini didukung oleh

terbitnya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik. Tindaklanjut ini Pemerintah Kota Batu Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi (PPID). PPID bertugas mengelola informasi dan

menjembani berbagai bentuk komunikasi dan diseminasi informasi di

pemerintahan.

Dalam rangka mencapai target Standar Pelayanan Minimal bidang

komunikasi dan informatika di Kabupaten/kota, maka di setiap pemda harus

melaksanakan kegiatan Diseminasi Informasi Nasional. Pelayanan

komunikasi dan informasi antara lain melalui pelayanan pos (PT. Pos

Indonesia) dan telepon (PT. Telkom, provider melalui mobile phone – dengan

menara BTS). Selain itu Kota Batu juga mempunya LPSE yaitu unit kerja yang

dibentuk diberbagai instansi dan pemerintah daerah untuk melayani Unit

Pelayanan Pengadaan (ULP) atau panitia/pokja ULP Pengadaan yang akan

melaksanakan pengadaan secara elektronik.

Capaian kinerja komunikasi dan informatika diukur dengan Nilai Sistem

Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). SPBE adalah penyelenggaraan

pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-109


untuk memberikan layanan kepada Pengguna SPBE. Capaian nilai SPBE Kota

Batu tahun 2018 sampai dengan 2021 yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.42.
Capaian Kinerja Komunikasi dan Informatika
Realisasi
No Indikator
2017 2018 2019 2020 2021

1 Nilai SPBE Cukup Cukup Baik Baik Cukup

Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika

Capaian nilai SPBE Kota Batu masih belum mencapai Baik di tahun

2021, setelah turun dari penilaian tahun sebelumnya di tahun 2020.

Pengembangan sistem e-government melalui kebijakan integrasi seluruh

aplikasi sistem informasi dan perangkat lunak yang digunakan oleh

Pemerintah Kota Batu harus segera dilakukan. Selain untuk meningkatkan

peringkat nilai SPBE oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika, juga

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kinerja

penyelenggaraan pemerintahan.

2.3.1.17. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh

orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan

berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang termuat dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Di dalam Undang-Undang tersebut pelaksanaan koperasi

menggunakan landasan azas kekeluargaan, dan penyelenggaraan

perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi.

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-110


merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa

Indonesia yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum.

Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Bidang Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

koperasi dan UMKM, serta meningkatkan kemandirian UMKM. Sedangkan

sasaran yang hendak dicapai yaitu meningkatkan sumber daya manusia

pengelola koperasi dan UMKM yang kompeten dan berdaya saing;

meningkatkan akuntabilitas dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM; dan

meningkatkan sarana dan prasarana koperasi dan UMKM.

Tabel 2.43.
Kondisi Koperasi dan Usaha Mikro di Kota Batu Tahun 2021

Capaian
Indikator Kinerja
2018 2019 2020 2021
Persentase pertumbuhan jumlah 0,68 0,32 1,28 0,4
usaha mikro
Persentase usaha mikro yang 0,68 0,2 0,97 0,19
omzetnya meningkat menjadi
usaha kecil
Persentase Koperasi berkualitas 15,83 54,08 25,00 27,00
Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan 2022

Perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro di Kota Batu telah

menunjukkan tren angka yang meningkat selama 5 tahun terakhir. Binaan

koperasi tahun 2017 sebanyak 192 unit dan terus meningkat rata-rata 3,95%

menjadi 224 di tahun 2021. Sedangkan, untuk usaha mikro cukup fluktuatif

meskipun tren nya terus meningkat, dimana tahun 2017 hanya sebanyak 109

yang berhasil dibina meningkat sangat signifikan menjadi 412 usaha di tahun

2021. Hal ini menjadi indikator meningkatnya animo masyarakat untuk

berusaha.

Tabel 2.44.
Jumlah Koperasi dan Usaha Mikro yang Dibina Tahun 2016-2021

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-111


Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah Koperasi 188 192 198 202 208 224

Jumlah Usaha Mikro 185 109 98 241 257 412

Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan 2022

Kebijakan pengembangan koperasi dan usaha mikro harus menjadi

program pendukung dalam pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan desa-

desa di Kota Batu tidak dapat dilepaskan dari Pengembangan Koperasi dan

Usaha Mikro. Koperasi sebagai unit usaha bersama mampu memberikan

fasilitasi usaha melalui berbagai mobilisasi dana dari masyarakat untuk

kemudian disalurkan ke kelompok usaha mikro dan kecil secara optimal.

Sedangkan, usaha mikro sangat penting untuk membangun

keanekaragaman usaha di masyarakat dalam mendukung kota wisata. Salah

satu program prioritas adalah optimalisasi peran dan tugas Pusat Layanan

Terpadu (PLUT) usaha mikro. PLUT tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi

juga pendampingan dan fasilitasi usaha mikro naik kelas melalui standarisasi

dan kerjasama dengan pihak lain.

2.3.1.18. Urusan Penanaman Modal

Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah bidang penanaman modal

memiliki potensi daerah yang beragam yang dapat menjadi peluang bagi

penanaman modal terutama sektor pariwisata, konstruksi, pertanian organik,

industri olahan makanan dan ekonomi kreatif pendukung sektor jasa dan

pariwisata. Guna mewujudkan iklim investasi yang kondusif Pemerintah Kota

Batu memberikan jaminan kemudahaan kepada para calon investor. Empat

jaminan Kemudahan itu yaitu Kemudahan perizinan, Kemudahan

penyediaan tanah atau lahan, Kemudahan ketersediaan energi listrik dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-112


Kemudahan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dan penyelesaian

masalah perburuhan secara demokratis. Jaminan lain yang diberikan yaitu

iklim investasi Kota Batu yang lebih kompetitif dibandingkan dengan daerah

lain, juga Sumber Daya Alam yang memadai, Sumber Daya Manusia yang

cukup banyak dan suasana sosial politik yang relatif kondusif.

Jumlah realisasi investasi pada tahun 2021 sebesar 0,84 tiriliun, angka

ini menurun jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 sebesar Rp.1,31

trilyun atau turun 0,47 tiriliun. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada tren

penurunan sejak tahun 2020 setelah sebelumnya naik pada tahun 2019.

Tabel 2.45.
Capaian Nilai Investasi Daerah Tahun 2015-2021

Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Nilai Investasi Daerah 1,4 1,92 1,76 1,21 1,93 1,31 0,84
(dalam trilyun rupiah)

Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu dan Tenaga
Kerja Kota Batu, 2022
Jumlah realisasi investasi pada tahun 2020 dan 2021 mengalami tren

penurunan sebagai akibat pandemi Covid-19. Beberapa potensi investasi di

Kota Batu terdampak langsung dengan Covid-19, yaitu penyediaan

akomodasi dan makan minum, industri pengolahan, konstruksi, dan jasa

perdagangan besar dan eceran akibat dari penurunan pengunjung wisata di

Kota Batu.

2.3.1.19. Urusan Pemuda dan Olah Raga

Kepeloporan di bidang kepemudaan adalah suatu karya nyata bagi

unsur pemuda untuk mengatasi permasalahan kualitas sumber daya

manusia, termasuk di dalamnya adalah pengembangan teknologi, metodologi,

dan managerial yang bermanfaat bagi masyarakat. Kepeloporan pemuda

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-113


dituntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang dapat

memberikan kontribusi sebagai upaya mengatasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh pemuda itu sendiri dan negaranya.

Kepeloporan pemuda mengalami peningkatan tahun 2018 ke 2019. Jika

pada tahun 2018 jumlah pemuda pelopor berprestasi sebanyak 42,23% maka

pada tahun 2019 meningkat menjadi 70,59% atau naik lebih dari 50%. Hal

ini menunjukkan peranan pemuda di dalam pembangunan melalui

kepeloporan terus meningkat. Kepeloporan tersebut menurun di tahun 2020

dan kembali meningkat di tahun 2021 dengan capaian 77,65%.

Tabel 2.46.
Persentase Pemuda Pelopor Berprestasi Tahun 2017-2021

Kondisi Target Realisasi


No Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Persentase
pemuda
1 pelopor n.a 75 75 75 75 42,23 70,59 57,14 77,65
berprestasi
(%)
Sumber: Dinas Pendidikan, 2022

Tabel 2.47.
Jumlah Pemuda, Organisasi Kepemudaan, dan Kejuaraan Olahraga yang
Diikuti
Capaian 2021 (%)
Tahun
Indikator Capaian
2020 Target Realisasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-114


Jumlah Atlet yang berprestasi di
0 16 9
tingkat provinsi / nasional dan 56,25
Orang Orang Orang
regional
8 16 81
Jumlah Pemuda yang berprestasi 506,25
Orang Orang Orang
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batu, 2022

Olahraga memiliki peran dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan dan kebugaran tubuh, menanamkan nilai moral, akhlak mulia,

sportivitas, disiplin, mempererat persatuan dan kesatuan. Dalam bidang

olahraga, Kota Batu mulai mengalami peningkatan dalam pembinaan,

pembangunan kelengkapan sarana prasarana, kemajuan prestasi dan

penghargaan. Untuk itu revitalisasi kelembagaan/organisasi kepemudaan

haruslah ditingkatkan untuk melaksanakan peran dan fungsinya dalam

rangka mewujudkan kepemudaan dan keolahragaan yang profesional dengan

tujuan meningkatkan kualitas, produktivitas dan daya saing kepemudaan

dan keolahragaan di tingkat nasional dan internasional.

Tabel 2.48.
Jumlah Sarana Olahraga di Kota Batu Tahun 2017-2021
No Jenis Lapangan 2017 2018 2019 2020 2021
1 Gedung Olahraga 1 1 1 1 1
2 Kolam Renang 10 10 10 10 10
3 Stadion.atletik 1 1 1 1 1
4 Lapangan Sepak Bola 23 23 23 23 23
5 Lapangan Futsal 8 10 8 10 10
6 Lapangan Basket 17 23 17 23 23
7 Lapangan Tenis 4 4 4 4 4
8 Lapangan Volly 130 130 130 130 130
9 Lapangan Bulutangkis 12 14 12 14 14
10 Lapangan Paralayang 1 1 1 1 1
11 Lapangan Down Hill 1 1 1 1 1
12 Lapangan Panahan 1 1 1 1 1
13 Lapangan Tembak 1 1 1 1 1
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batu, 2022

Pemerintah Kota Batu melakukan pengembangan olah raga, pengaktifan

event olah raga di tingkat regional maupun nasional, meningkatkan sarana

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-115


dan prasarana olah raga, pemberian bantuan untuk atlit yang berprestasi,

fasilitas gedung olah raga di Kota Batu seperti Gedung Ganesha dan Stadion

Sepakbola Brantas yang memerlukan perbaikan (renovasi), dan gedung

kesenian yaitu Galeri Seni (Pondok Seni), dimana setelah dilakukan renovasi

Galeri Seni mulai dimanfaatkan oleh para seniman untuk berbagai kegiatan

pameran yang meliputi inventarisasi dan pengkayaan obyek-obyek pariwisata

baik yang seni lukis, mengembangkan kebebasan berkreasi dalam seni

budaya daerah, pengembangan seni budaya daerah sebagai daya tarik wisata,

pengembangan sarana dan prasarana seni budaya, serta pengembangan

event wisata budaya.

2.3.1.20. Urusan Statistik

Statistik, menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang

Statistik, adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,

penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar

unsur dalam penyelenggaraan statistik. Dalam statistik, kegiatan yang

dilakukan adalah menyediakan, menyebarluaskan data, mengembangkan

ilmu statistik dan upaya berkembangnya Sistim Statistik Nasional. Kegiatan

Statistik diarahkan untuk mendukung pembangunan nasional,

mengembangkan Sistim Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien,

meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta

mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tujuan dari kegiatan statistik adalah untuk menyediakan data statistik

yeng lengkap, akurat, dan mutakhir. Guna mendukung kelancaran proses

perencanaan pembangunan, kebutuhan data yang valid, lengkap, akurat, dan

mutakhir sangatlah penting. Namun, dalam pelaksanaannya, data yang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-116


ditunjukkan ke masyarakat masih belum akurat dan mutakhir. Kondisi ini

dapat disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan di bidang pengumpulan, penyajian, penyediaan, dan pengolahan

data.

Capaian publikasi data pembangunan daerah menjadi indikator dalam

penentuan kinerja statistik di Kota Batu. Dimana meskipun terlihat tren yang

meningkat namun capaiannya masih perlu terus ditingkatkan lagi.

Tabel 2.49.
Capaian Kinerja Statistik Tahun 2021

Capaian
Indikator
2017 2018 2019 2020 2021
Prosentase data pembangunan n.a 55 68 80 75,67
daerah terpublikasi tepat waktu
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika, 2022

Urusan Statistik di Kota Batu berkaitan dengan pengelolaan data

analisis penanggulangan kemiskinan. Analisis penanggulangan kemiskinan

bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat (sebagai insan

maupun sebagai sumber daya pembangunan) melalui upaya penanggulangan

kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan

dan modal sosial masyarakat serta peningkatan keswadayaan masyarakat

luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak

masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik.

2.3.1.21. Urusan Persandian

Penyelenggaraan Urusan Persandian merupakan pendukung utama

dalam impelentasi e-government. Selanjutnya pergeseran tata kelola

pemerintahan menuju era digital telah memunculkan inovasi-inovasi baru,

khususnya dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-117


komunikasi publik yang mempercepat respon dan pelayanan, serta efisiensi

sumber daya. Akan tetapi di balik kemudahan tersebut terdapat potensi

ancaman keamanan informasi. Dengan demikian diperlukan upaya

peningkatan keamanan informasi melalui penyelenggaraan persandian.

Fungsi persandian telah mengalami pergeseran, di mana sebelumnya

urusan persandian hanya sebatas pengamanan berita rahasia, sangat

tertutup, dilaksanakan oleh sandiman, dan belum menyatu dengan TIK,

maka sekarang persandian mencakup fungsi yang lebih luas. Berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik persandian sekarang adalah pengamanan

informasi publik, bukan hanya jaminan keamanan terhadap aspek

kerahasiaan, tetapi terhadap aspek keutuhan, keotentikan, keteraksesan,

ketersediaan, dan penyangkalan terhadap informasi.

Tabel 2.50.
Capaian Kinerja Persandian Tahun 2021

Capaian
Indikator
2017 2018 2019 2020 2021
Indeks Keamanan n.a Tk Tk Tk Tk
Informasi (KAMI) kematangan kematangan kematangan kematangan
I (280) II (303) II+ (387) III (488)
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika, 2022

Tingkat kematangan tertinggi di tahun 2021 adalah pada pengelolaan risiko

dengan tingkat kematangan IV+ (66) yang pada tahun 2020 tercapai di tingkat

kematangan II (34). Sedangkan aspek yang lainnya di tahun 2021 tercapai di

tingkat kematangan II, yaitu untuk tata kelola (111) dari tahun sebelumnya

di tingkat kematangan II (105), kerangka kerja keamanan informasi (95) yang

di tahun sebelumnya di tingkat kematangan I+ (62), pengelolaan aset (121)

yang di tahun sebelumnya di tingkat kematangan II (91), dan teknologi dan

keamanan informasi (95) yang masih sama dengan tahun sebelumnya dengan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-118


capaian tingkat kematangan II (95). Capaian lainnya yaitu pada pengamanan

keterlibatan pihak yang tercapai 17%, meningkat dari tahun sebelumnya

yang masih 0%. Di tahun 2021 ini, pengamanan layanan infrastruktur dan

perlindungan data pribadi masih sama dengan tahun 2020 capaiannya yaitu

0%.

2.3.1.22. Urusan Kebudayaan

Kota Batu mempunyai potensi cukup besar di bidang kebudayaan. Hal

ini ditunjukkan dengan beragamnya seni dan budaya yang dimiliki,

disamping adanya peninggalan benda cagar budaya yang bernilai sejarah

yang tinggi. Kebudayaan merupakan satu kesatuan di dalam pengembangan

kesenian di Kota Batu, yang memberikan warna tersendiri dengan adanya

berbagai tradisi upacara adat/merti deso serta kreativitas seniman dan

seniwati. Capaian kinerja urusan kebudayaan diindikasikan pada jumlah

seni dan budaya daerah yang dibina serta jumlah cagar budaya yang

dilestarikan. Capaian kinerja urusan kebudayaan disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 2.51.
Jumlah Seni Budaya yang Dibina dan Situs/Cagar Budaya yang
Dilestarikan

Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Seni dan budaya daerah


n.a n.a 100 110 70 52
yang dibina

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-119


Situs/cagar Budaya yang
34 64 64 64 64 71
dilestarikan

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Batu, 2022

Pada Tahun 2021 Kota Batu memiliki 52 kelompok seni budaya yang aktif

dibina dalam melestarikan kebudayaan daerah dan memiliki 71 unit situs

dan obyek bersejarah. Ada penurunan jumlah seni dan budaya daerah yang

dibina pada tahun 2020 dan tahun 2021. Hal ini terkait dengan refocusing

anggaran untuk prioritas penanggulangan dampak pandemi Covid-19 dan

pemulihan ekonomi. Diharapkan pada masa pemulihan seiring dengan

peningkatan kondisi ekonomi dan pariwisata maka ada peningkatan kembali

pada aspek pembinaan. Sedangkan pada pelestarian situs/cagar budaya ada

peningkatan jumlah hingga tahun 2021.

Penyelenggaraan urusan kebudayaan merupakan indikator yang

berupaya untuk memajukan kebudayaan nasional. Dalam rangka

memajukan kebudayaan nasional dan mengangkat harkat martabat

kebudayaan Kota Batu harus dikembangkan kelembagaan sebagai

pendukung pilar kebudayaan. Kelembagaan kebudayaan ini akan menjadi

wadah untuk kebudayaan lokal dapat ditingkatkan dan dijaga kearifan lokal

dari budaya tersebut. Pemerintah Kota Batu mendapat Sertifikat Warisan

Budaya Tak Benda untuk kesenian Bantengan dan Jaran Kepang pada tahun

2020.

Kota Batu mempunyai potensi cukup besar di bidang kebudayaan. Hal

ini ditunjukkan dengan beragamnya seni dan budaya yang dimiliki,

disamping adanya peninggalan benda cagar budaya yang bernilai sejarah

yang tinggi. Kebudayaan merupakan satu kesatuan di dalam pengembangan

kesenian di Kota Batu, yang memberikan warna tersendiri dengan adanya

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-120


berbagai tradisi upacara adat/merti deso serta kreativitas seniman dan

seniwati.

2.3.1.23. Urusan Perpustakaan

Pembangunan di bidang perpustakaan memiliki fungsi strategis dalam

menjembatani dan mengarahkan pada masyarakat yang gemar membaca dan

belajar, sebagai garis pengembangan budaya keilmuan, berbudaya ilmiah dan

kritis. Diharapkan masyarakat yang terinformasi/ well-informed, inovatif, dan

produktif dapat terbentuk melalui pengembangan budaya baca, pelestarian

hasil budaya intelektual, dan pengembangan dan pembinaan perpustakaan

sebagai infrastruktur dan aksesibilitas layanan informasi IPTEK.

Indeks minat baca merupakan salah satu komponen penunjang dalam

meningkatkan angka literasi penduduk. Capaian indeks minat baca di Kota

Batu dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 mengalami tren yang

menurun. Hal ini menjadi catatan sangat penting dalam perencanaan

kedepan, dimana perlu adanya prioritas dalam peningkatan indeks minat

baca masyarakat.

Tabel 2.52.
Capaian Kinerja Perpustakaan Tahun 2021

Kondisi Target Realisasi


Indikator Awal
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
(2017)
Indeks Minat
n.a 48 55 62 69 88,64 133 50,25 48,56
Baca Daerah
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, 2022

Sebagai upaya akselerasi agenda pembangunan untuk mendukung

upaya proses reformasi, perbaikan kesejahteraan rakyat dan memperkokoh

persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia, perpustakaan sesuai tugas pokok dan fungsinya harus

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-121


mengarahkan sektor program kepada dua bidang utama pembangunan yaitu

pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan.

Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan sumber daya

manusia perlu adanya suatu media, salah satu media yang bisa

dipergunakan adalah perpustakaan, perpustakaan merupakan salah satu

pusat informasi, pengetahuan, penelitian, rekreasi dan pelestarian budaya.

Perpustakaan bisa juga disebut sebagai pusat penyebaran ilmu pengetahuan

karena mempunyai peranan penting sebagai wahana mencerdaskan bangsa

guna tercapainya masyarakat yang terdidik dan berwawasan luas.

Guna tercapainya tujuan tersebut perlu adanya kebijakan di bidang

perpustakaan melalui penyelenggaraan perpustakaan, pengembangan

jaringan perpustakaan, pengembangan SDM, pembinaan teknis

perpustakaan, pengembangan jabatan fungsional perpustakaan, dan

pelestarian koleksi daerah/nasional serta pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan teknis di bidang perpustakaan.

2.3.1.24. Urusan Kearsipan

Arsip mempunyai nilai dan arti penting karena merupakan bahan bukti

resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan

kebangsaan bangsa Indonesia. Dalam usaha menyelamatkan bahan bukti

pertanggungjawaban nasional serta untuk mewujudkan tertib pengelolaan

arsip Khususnya di instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan

lembaga-lembaga swasta, maka kantor Perpustakaan & Arsip daerah Kota

Batu telah melakukan berbagai upaya agar- arsip arsip inaktif yang ada di

berbagai Perangkat Daerah dapat terawat dan terpelihara dengan sebaik-

baiknya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-122


Kinerja kearsipan di Kota Batu terus mengalami peningkatan seiring

dengan bertambahnya jumlah unit kearsipan Tk. II yang menerapkan tata

kelola arsip yang baik. Hal ini juga searah dengan penambahan pegawai

fungsional arsiparis di perangkat daerah yang menjadi agen peningkatan

mutu penataan urusan kearsipan di masing-masing perangkat daerah.

Tabel 2.53.
Capaian Kinerja Kearsipan Tahun 2021

Tahun
Indikator Kinerja
2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Unit Kearsipan Tk. II (PD, n.a 10 14 14 20
Kec, Kel/Desa, BUMD yang unit unit unit unit
menerapkan tata kelola arsip
yang baik
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Dari waktu ke waktu volume arsip yang tercipta dari berbagai Perangkat

Daerah akan terus mengalami penambahan, dengan pertambahan volume

arsip ini akan mengakibatkan berbagai permasalahan apabila tidak dikelola,

secara baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku atau kaidah-

kaidah kearsipan, antara lain jatuhnya rahasia informasi arsip kepada yang

tidak berhak, inefisiensi dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari,

serta mempersulit kita dalam membuat perencanaan atau pengawasan.

Berpijak dari kenyataan itu, maka pengelolaan arsip tidak dapat

dilepaskan dari setiap komponen yang ada di dalam organisasi, khususnya

organisasi pemerintah. Adapun komponen yang sangat menentukan dalam

keberhasilan pengelolaan arsip ada beberapa faktor antara lain Sumber Daya

Manusia, sarana dan prasarana yang memadai, tempat penyimpanan yang

nyaman atau representatif, serta dukungan dari pejabat yang lebih tinggi.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-123


2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Pilihan

2.3.2.1. Urusan Pertanian

Penyelenggaraan urusan pertanian ditujukan untuk mewujudkan

ketersediaan pangan dan pengembangan usaha pertanian dan perkebunan

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat serta

terwujudnya kelestarian lingkungan atau ekosistem. Kontribusi sektor

pertanian pada PDRB Kota Batu berdasarkan catatan lima tahun terakhir

menempati posisi ketiga setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan

sektor jasa-jasa. Peran signifikan sektor pertanian di Kota Batu tersebut

selaras dengan kebijakan Pemerintah Kota Batu, sebagaimana termuat dalam

visi RPJMD 2017-2022, menjadikan Kota Batu sebagai sertra agrowisata

internasional, yaitu pariwisata internasional yang mempertahankan dan

menonjolkan ciri khas Kota Batu sebagai sentra pertanian.

Sebagai daerah dengan penduduk mayoritas bekerja di sektor

pertanian, maka kesejahteraan petani menjadi indikator yang perlu

ditingkatkan capaiannya. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator proxy

yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan petani. NTP merupakan

perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani dengan Indeks harga yg

dibayar petani. NTP > 100, berarti petani mengalami surplus, NTP = 100,

berarti petani mengalami impas/break even, sedangkan NTP < 100, berarti

petani mengalami defisit, atau tingkat kesejahteraan petani pada suatu

periode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani pada

periode sebelumnya.

Dikarenakan tidak tersedianya data NTP di tingkat Kota Batu, maka

NTP Provinsi Jawa Timur digunakan sebagai proxy untuk melihat perkiraan

tingkat kesejahteraan petani berdasarkan sub sektornya. Secara umum,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-124


tingkat kesejahteraan petani di semua sub sektor mengalami tren yang

menurun dari tahun ke tahun. Sub sektor pertanian hortikultura yang

menjadi basis pertanian di Kota Batu juga mengalami defisit dalam dua tahun

terakhir dengan nilai NTP paling rendah dibandingkan sub sektor lainnya.

Hal ini dapat menjadi catatan penting dalam mengarahkan kebijakan

peningkatan kesejahteraan petani.

Tabel 2.54.
Nilai Tukar Petani Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Nilai Tukar Rata-rata


No 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Petani Pertumbuhan
1 NTP Jawa 104,62 104,1 106,62 101,17 100,77 100,02 -0,010
Timur
2 NTP Tanaman 102,05 101,81 107,31 103,33 102,66 100,69 -0,003
Pangan
3 NTP 103,73 101,4 100,51 101,33 97,4 97,78 -0,009
Hortikultura
4 NTP Tanaman 100,02 101,13 104,78 95,58 98,45 99,63 -0,004
Perkebunan
Rakyat
5 NTP Peternakan 110,46 109,85 110,63 98,28 99,13 99,56 -0,024
6 NTP Perikanan 106,09 109,74 112,99 99,65 97,37 100,78 -0,021
Sumber: BPS Jawa Timur, 2022

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tahun 2017-2022, capaian target indikator

sasaran Urusan Pertanian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja

berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui

pelaksanaan program-program dan kegiatan yang mendukungnya. Capaian

kinerja urusan pertanian sampai dengan tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-125


Tabel 2.55.
Capaian Kinerja Pertanian Tahun 2017-2021

Rata-rata
No
Indikator Kinerja 2017 2018 2019 2020 2021 Pertumbuh
.
an
1 Jumlah Produksi Tanaman
12.923,02 22.069,02 11.902,31 18.272,26 10.348,96
Pangan (ton) -0,054
Padi 1.938,72 3.035,06 2.433,48 4.632,64 4.710,19 0,248
Jagung 10.984,30 19.033,96 9.468,83 13.639,62 4.835,06 -0,185
2 Jumlah Produksi Tanaman
150,00 140,39 153,81 196,51 137,56
Perkebunan (ton) – Kopi -0,021
3 Jumlah Produksi Tanaman
Hortikultura
Sayuran (ton) 59.689,20 61.245,90 68.820,60 69.085,10 60.462,97 0,003
Buah-buahan (ton) 77.218,46 79.586,02 77.112,93 70.959,51 68.077,54 -0,031
Tanaman Hias (potong) 136.913.899, 142.233.611, 157.509.591, 79.142.794, 89.205.800,
00 00 00 00 00 -0,102
4 Jumlah Produksi Peternakan
Daging (kg) 2.103.076,0 2.059.802,0
2.109.984,00 2.202.092,00 2.277.896,00
0 0 -0,006
Susu (liter) 22.769.910,0 23.436.742,7 22.422.246,2 24.588.795, 25.287.940,
0 8 9 00 21 0,027
Telur (butir) 24.786.970,0 25.297.544,0 24.829.887,0 23.309.726, 26.392.340,
0 0 0 00 00 0,016
Sumber : Dinas Pertanian, 2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-126


Rata-rata jumlah pertanian di Kota Batu mengalami pertumbuhan yang

semakin menurun. Rata-rata pertumbuhan produksi tanaman pangan yang

terdiri atas padi dan jagung menurun -0,054%. Dari tinjauan komoditas,

pertumbuhan padi masih positif meskipin nilainya tidak besar, yaitu 0,248%

sedangkan pertumbuhan jagung bernilai negatif (-0,185%). Sebagai daerah

yang tidak berbasis pertanian pangan, maka Kota Batu memerlukan suplai

produk pangan dari luar wilayah untuk memenuhi defisit terhadap

kebutuhan dalam wilayah. Fokus pengembangan di sektor tanaman pangan

dengan jenis komoditas ubi kayu, ubi jalar, porang, dan talas menjadi strategi

yang memungkinkan untuk dilakukan sebagai langkah diversifikasi tanaman

pangan dan alternatif konsumsi bagi masyarakat Kota Batu. Selain itu

pengembangan tanaman pangan organik juga menjadi sasaran dalam

pengembangan pertanian tanaman pangan di Kota Batu.

Rata-rata pertumbuhan produksi tanaman perkebunan kopi di Kota

Batu juga mengalami pertumbuhan yang semakin menurun dengan nilai -

0,021%. Untuk lebih mengembangkan daya saing pertanian, Pemerintah Kota

Batu mempunyai komitmen penerapan pertanian organik yang akan

diterapkan di seluruh desa dan kelurahan. Program tersebut harus

dilaksanakan, termasuk oleh pemerintah desa. Kebijakan diambil dengan

mensyaratkan setiap desa menyediakan lahan dari kas desa atau tanah

kelurahan khusus menanam produk pertanian yang bebas bahan kimia.

Rata-rata pertumbuhan produksi tanaman hortikultura untuk jenis

komoditas sayuran tumbuh positif 0,003%. Sedangkan tanaman jenis

komoditas buah dan tanaman hias potong mengalami penurunan terutama

di tahun 2020 dan 2021. Hal ini sangat terkait dengan dampak pandemi dan

kebijakan pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat yang berimbas

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-127


pada pengurangan jumlah permintaan tanaman potong hingga hampir 50%.

Namun demikian, sebagai daerah dengan basis pertanian hortikultura, Kota

Batu mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya dan memasok produk

hortikultura ke wilayah-wilayah lainnya.

Potensi hortikultura Kota Batu sangatlah besar namun kehilangan

hasil panen akibat produknya yang bersifat perishable yaitu mudah rusak

dan mudah menurun mutu kesegarannya serta tidak terkualifikasinya

produk melalui standar grading yang diinginkan pemasok/tengkulak menjadi

tantangan tersendiri terhadap penurunan potensi pendapatan petani. Pusat

distribusi hasil pertanian melalui cold storage menjadi salah satu alternatif

solusi permasalahan tersebut.

Rata-rata pertumbuhan produksi peternakan mengalami rata-rata

pertumbuhan meningkat meskipun sangat tipis untuk susu dan telur,

sedangkan untuk daging mengalami rata-rata pertumbuhan yang menurun.

Sebagai daerah penghasil susu, populasi ternak terutama sapi perah cukup

besar. Ternak pada umumnya dapat di bedakan menjadi ternak besar, ternak

kecil dan unggas. Penerapan sistem pertanian terpadu (integrated farming)

diharapkan dapat mengintegrasikan sub sektor pertanian (tanaman, ternak,

ikan) untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan,

manusia, dan faktor tumbuh lain), kemandirian dan kesejahteraan petani

secara berkelanjutan.

2.3.2.2. Urusan Pariwisata

Urusan pariwisata merupakan bidang yang riil dalam upaya

meningkatkan perekonomian di suatu wilayah. Pembangunan Bidang

Kepariwisataan dengan upaya membangun citra yang positif sekaligus

menjadi pintu gerbang promosi/pemasaran terhadap jasa-jasa wisata/obyek-

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-128


obyek wisata yang berkembang di masyarakat. Empat pilar utama dalam

pengembangan kepariwisataan meliputi Industri Pariwisata, destinasi

pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata untuk senantiasa

diupayakan penanganan yang terpadu lintas sektor, sehingga dapat

menggambarkan satu bentuk daya tarik yang sinergi dalam menarik wisata,

tidak terkecuali budaya/seni tradisi yang masih sangat membutuhkan

sentuhan dan dukungan prasarana lebih lanjut. Adanya pengembangan

pariwisata meningkatkan pengembangan sarana prasarana untuk

masyarakat dan perekonomian masyarakat sekitar.

Pembangunan menuju kondisi masa depan disesuaikan dengan

keunggulan yang dimiliki oleh Kota Batu, yaitu keunggulan pariwisata.

Peningkatan status menjadi Kepariwisataan Internasional diharapkan

mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat, meningkatkan

pendapatan asli daerah, meningkatkan investasi, dan membuka kesempatan

kerja bagi masyarakat. Di sisi lain, pengelolaaan pariwisata yang lebih

menarik diharapkan mampu mendukung pembangunan sektor pertanian

organik dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, karena

wisatawan yang berkunjung dapat menjadi segmen pasar dari hasil produk

pertanian organic, serta dapat mengatasi isu kerusakan lingkungan, karena

keunggulan wisata alam akan mendorong upaya pemeliharaan secara

optimal.

Pemerintah Kota Batu berusaha terus memberikan dorongan kepada

masyarakat dan pihak ketiga untuk mengembangkan destinasi pariwisata,

sehingga diharapkan muncul banyak investor baru yang akan

menyelenggarakan kegiatan pariwisata dari mulai pengelolaan destinasi

pariwisata, pengelolaan tempat penginapan/hotel, pengelolaan angkutan,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-129


usaha rumah makan dan usaha wisata lain yang dapat berdampak langsung

pada kesejahteraan masyarakat sekitar objek wisata. Pemer intah daerah juga

berkomitmen memberikanlayanan pariwisata yang murah dan bersahabat

bagi masyarakat. Pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat tersebut

diharapkan tidak membebani anggaran Pemerintah daerah dan

meningkatkan investasi pada berbagai sektor pendukung wisata.

Peningkatan kualitas SDM pendukung potensi pariwisata harus dilakukan

oleh Pemerintah Kota Batu sebagai bentuk upaya meningkatkan kompetensi

tenaga pendukung menjadi profesional.

Tabel 2.56.
Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2021

No Indikator 2017 2018 2019 2020 2021

1. Jumlah Wisatawan 4.790.2 6.524.3 7.251.9 2.424.6 3.584.7


(juta orang) 69 00 87 68 23

2. Persentase Desa - 8,33 12,50 33,33 37,50


Wisata berkategori
maju berbasis
potensi unggulan (%)
Sumber : Dinas Pariwisata, 2022

Kota Batu telah berkembang sebagai daerah tujuan wisata di tingkat

regional Jawa Timur bahkan Indonesia yang merupakan pilihan untuk

penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conferrence dan Exhibition).

Wisata MICE beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan dan menjadi

salah satu wisata yang memberikan kontribusi positif terhadap

perekonomian. Penyelenggaraan MICE pada tahun 2016 tercatat mengalami

penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut salah

satunya disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah pusat yang

dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran Menpan RB Nomor 10 Tahun 2014

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-130


tentang Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Aparatur Negara.

Selanjutnya, mulai tahun 2018, kebijakan pusat untuk instansi pemerintah

melakukan kegiatan di hotel mulai dibuka kembali dan sangat signifikan bagi

hotel-hotel di Kota Batu. Jumlah hotel dan jasa akomodasi di Kota Batu pada

tahun 2018 adalah 967, naik menjadi 1005 pada tahun 2020. Di Kota Batu

memiliki 18 hotel berbintang. Adanya peningkatan jumlah hotel dan jasa

akomodasi, jumlah kamar dan tempat tidur yang tersedia juga mengalami

peningkatan. Pada tahun 2018 tersedia 8745 kamar maka pada tahun 2020

meningkat menjadi 9337 kamar.

Tabel 2.57.
Perkembangan Rata-rata Lama Menginap dan Tingkat Penghunian
Penginapan di Kota Batu tahun 2021
Indikator 2017 2018 2019 2020 2021

Rata-rata lama menginap

- Wisatawan Asing 1,99 2,68 2,25 1,64 1,39

- Wisatawan Domestik 1,35 1,52 1,47 1,24 1,29

Tingkat Penghunian Kamar 29,65 49,33 42,76 17,17 23,13

Tingkat Penghunian Tempat 33,65 58,46 57,87 - 28,39


Tidur
Sumber: BPS Kota Batu, Batu Dalam Angka Tahun 2022

Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu pada tahun 2020 mengalami

penurunan menjadi 2.364.194 orang dari tahun 2019 sejumlah 7.251.987

orang, penurunan pariwisata ini disebabkan adanya PSBB untuk pencegahan

dari COVID-19. Sektor pariwisata yang memberi kontribusi pertumbuhan

ekonomi dominan di Kota Batu adalah sektor yang terdampak langsung

dengan Covid-19, sehingga secara langsung akan memukul pertumbuhan

ekonomi.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-131


Pertumbuhan ekonomi Kota Batu Tahun 2020 terkontraksi -6,46% dan

mulai pulih di tahun 2021 menjadi sebesar 4,04%. Salah satu bentuk

intrvensi kebijakan dalam mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi

Kota Batu adalah melalui pemberian insentif pajak daerah bagi usaha

pariwisata dan bantuan langsung tunai kepada masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu sejak tahun tahun 2015 sampai

dengan tahun 2019 terus memiliki tingkat capaian pertumbuhan yang lebih

tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Timur dan nasional dengan menunjukkan

angka yang positif. Akan tetapi mulai tahun 2020, sebagai dampak pandemi

Covid-19, pertumbuhan ekonomi global, nasional dan daerah mengalami

penurunan, Realitas ini dibuktikan dengan pertumbuhan PDRB kategori Jasa

Akomodasi Pariwisata terhadap total PDRB sebesar -23,13% dari target 2020

sebesar 12,75% dengan capaian -181,41%.

Upaya meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Batu terus dilakukan

secara sinergis antara Pemerintah Kota Batu dan Pemerintah Desa, melalui

pengembangan dan penguatan Desa Wisata. Berbagai event mengenalkan

desa wisata dilakukan mulai dari festival sampai dengan pemberian

penghargaan terhadap desa wisata paling berhasil. Beberapa desa yang

sudah mulai menjadi desa wisata antara lain Desa Pandanrejo dengan Wisata

Agro Petik Stroberi, Desa Wisata Edukasi Susu Sapi Brau, Desa wisata ekologi

temas, dan beberapa desa lainnya. Intensifikasi kebijakan ini menjadi target

misi ke-3 Kota Batu dengan indikator sasaran adalah jumlah desa mandiri

yang berbasis ekonomi dan sosial.

Upaya meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Batu terus dilakukan

secara sinergis antara Pemerintah Kota Batu dan Pemerintah Desa, melalui

pengembangan dan penguatan Desa Wisata. Berbagai event mengenalkan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-132


desa wisata dilakukan mulai dari festival sampai dengan pemberian

penghargaan terhadap desa wisata paling berhasil. Beberapa desa yang

sudah mulai menjadi desa wisata antara lain Desa Pandanrejo dengan Wisata

Agro Petik Stroberi, Desa Wisata Edukasi Susu Sapi Brau, Desa wisata ekologi

temas, dan beberapa desa lainnya. Intensifikasi kebijakan ini menjadi target

misi ke-3 Kota Batu dengan indikator sasaran adalah jumlah desa mandiri

yang berbasis ekonomi dan sosial.

2.3.2.3. Urusan Kelautan dan Perikanan

Kondisi geografis Kota Batu yang tidak memiliki perairan laut, membuat

pembangunan urusan kelautan dan perikanan diarahkan pada peningkatan

sarana dan prasarana perikanan air tawar, peningkatan produksi perikanan

budidaya, peningkatan pendapatan pembudidaya ikan, serta konservasi

sumberdaya perikanan melalui berbagai macam program kegiatan seperti

pengembangan budidaya perikanan, pengembangan sistem penyuluhan

perikanan, optimalisasi pengelolaan pemasaran produksi perikanan,

pengembangan kawasan budidaya air tawar, dan program pengembangan

statistik perikanan.

Melalui upaya-upaya yang telah dilakukan, kinerja urusan perikanan di

Kota Batu mengalami rata-rata pertumbuhan -0,027 yang berarti

menunjukkan tren yang menurun.

Tabel 2.58.
Capaian Kinerja Sub Urusan Perikanan Tahun 2021
Indikator Rata-rata
2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja Pertumbuhan
Jumlah
63,1 65,9 65,2 49,3 56,5
Produksi -0,027
3 5 2 4 3
Perikanan (ton)
Sumber : Dinas Pertanian, 2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-133


Langkah pengoptimalan perikanan perlu dilakukan untuk meningkatkan

produktivitasnya. Penerapan sistem pertanian terpadu (integrated farming)

yang mengintegrasikan sub sektor pertanian tanaman, peternakan, dan

perikanan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas

sumber daya, kemandirian dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

2.3.2.4. Urusan Perdagangan

Kemudahan berusaha dan penurunan biaya logistik menjadi dua isu

strategis. Keduanya menjadi penting diselesaikan karena menjadi faktor yang

menentukan kekuatan perekonomian nasional dalam menghadapi

persaingan global. Datangnya era globalisasi merupakan keniscayaan yang

tak bisa dihindari bagi dunia perdagangan, era ini telah menelurkan sebuah

sistem liberalisasi perdagangan, dimana setiap orang bisa melakukan

transaksi tanpa batas waktu, tempat dan kondisi. Kondisi tersebut tentu saja

tak hanya memberikan peluang tetapi juga tantangan. Karenanya, untuk

menghadapi era baru ini tak hanya dibutuhkan semangat dan optimisme

dalam menangkap peluang, tetapi juga butuh berbagai strategi dan kebijakan

agar liberalisasi tersebut memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

kepentingan pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan

kesejahteraan rakyat. Adapun permasalahan utama yang perlu dicermati

dalam konteks menghadapi persaiangan global tersebut, bagi dunia

perdagangan adalah bagaimana meningkatkan daya saing berbagai produk

dan komoditas dalam negeri di pasar domestik maupun internasional.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-134


Tabel 2.59.
Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor
Realisasi
Indikator
2017 2018 2019 2020 2021
Pertumbuhan PDRB
kategori Perdagangan Besar
7.53 7.66 5.97 -7.34 5.95
dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Sumber: BPS 2022

Perdagangan sebagai salah satu kekuatan pendorong pembangunan

ekonomi daerah diharapkan dapat berperan dalam pengembangan iklim

usaha yang kompetitif. Tujuannya adalah untuk membangun perilaku bisnis

yang sehat, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme pelaku usaha.

Iklim usaha yang sehat akan meningkatkan efisiensi alokasi dan penggunaan

sumberdaya ekonomi di dalam negeri, sehingga dunia usaha akan

mempunyai daya saing yang tinggi terutama dalam menghadapi pasar global.

Tabel 2.60.
Capaian Kinerja Sub Urusan Perdagangan Tahun 2021

Capaian
No Indikator Kinerja
2018 2019 2020 2021
1 Persentase pertumbuhan 1,25 0,01 2,64 2,42
volume perdagangan dalam
daerah
2 Persentase pertumbuhan nilai 1,40 -0,13 0,00 0,00
realisasi ekspor
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan,

2022

Penyelenggaraan urusan perdagangan bertujuan untuk meningkatkan

iklim usaha yang sehat, meningkatkan perlindungan konsumen, menjaga

kelancaran peredaran barang kebutuhan masyarakat serta meningkatkan

kualitas pasar tradisional sebagai sarana perekonomian masyarakat.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-135


Infrastruktur perdagangan di Kota Batu juga telah cukup tersedia dan cukup

lengkap. Namun untuk mendukung visi Kota Batu sebagai sentra pertanian

organik, maka diperlukan tambahan infrastruktur yang terkait dengan

bidang ini.

Untuk mendukung jalannya roda perekonomian Kota Batu,

infrastruktur perdagangan dipandang sangat penting seperti misalnya

keberadaan perbankan, pasar, koperasi dan sejenisnya. Ketersediaan bank

sangat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di segala bidang, khususnya

dalam penyediaan modal dan lalu lintas uang antar daerah. Kepentingan lalu

lintas uang di Kota Batu sangat mudah karena telah tersedia bank-bank

pemerintah maupun bank swasta. Bank pemerintah yang terdapat di Kota

Batu antara lain: Bank Rakyat Indonesia (BRI), BNI 46, Bank Mandiri dan

Bank Jatim. Sedangkan bank swasta antara lain: Bank Central Asia (BCA) ,

LIPPO Bank, BTPN, UOB Bank, Bank Bukopin dan beberapa Bank Syariah.

Serta BPR-BPR yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini.

2.3.2.5. Urusan Perindustrian

Pengembangan industri berkeunggulan kompetitif sangat penting untuk

menghadapi persaingan ketat, baik di pasar dalam negeri maupun pasar

ekspor dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia.

Tabel 2.61.
Pertumbuhan PDRB kategori Industri Pengolahan
Realisasi
Indikator
2017 2018 2019 2020 2021
Pertumbuhan PDRB
kategori Industri 8.12 6.94 9.65 -2.02 7.60
Pengolahan
Sumber: BPS 2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-136


Berkaitan dengan itu, maka perlu ditingkatkan jaminan mutu dan

layanan produk dalam negeri melalui kemampuan penguasaan teknologi,

efisiensi melalui peningkatan produktivitas, serta pengembangan jaringan

usaha terkait guna mendukung proses ke arah spesialisasi kegiatan.

Sementara itu, untuk mewujudkan struktur produksi dan distribusi yang

kokoh dan berkelanjutan, maka pengembangan industri mencakup

pengembangan seluruh mata rantai kegiatan produksi dan distribusi dari

sektor penyedia bahan baku, pengolahan, hingga sektor jasa (primer,

sekunder, dan tersier). Sehubungan itu, seluruh basis produksi dan

distribusi perlu ditata kembali secara terpadu dan dikembangkan secara

sinergis dengan memanfaatkan secara optimal keunggulan komparatif.

Dalam rangka mengkonsolidasikan pembangunan sektor primer,

sekunder, dan tersier termasuk keseimbangan persebaran pembangunannya

ditempuh pendekatan klaster industri. Melalui pendekatan ini diharapkan

pola keterkaitan antar kegiatan, baik di sektor industri sendiri (keterkaitan

horisontal) maupun antar sektor industri dengan seluruh jaringan produksi

dan distribusi terkait (keterkaitan vertikal akan secara responsif menjawab

tantangan persaingan global yang semakin ketat.

Pelaksanaan Urusan Perindustrian di Kota Batu diarahkan untuk

meningkatkan peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam struktur

industri dengan indikator persentase pertumbuhan nilai produksi IKM. Hal

ini sesuai dengan potensi dan daya dukung yang dimiliki Kota Batu. Tren

persentase pertumbuhan indikator ini meningkat dan sempat menurun tajam

di saat pandemi Covid-19 di tahun 2020.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-137


Tabel 2.62.
Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2021

Capaian
Indikator Kinerja
2018 2019 2020 2021
Persentase pertumbuhan nilai 2,55 9,69 -75,00 2,94
produksi IKM
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan,
2022

Adapun sasaran kebijakan urusan perindustrian adalah meningkatkan

jumlah klaster-klaster industri. Pembangunan industri di Kota Batu memacu

pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa.

Pertumbuhan industri yang pesat merangsang sektor pertanian untuk

menyediakan bahan baku bagi industri. Di sisi lain, sektor jasa yang turut

berkembang antara lain adalah lembaga keuangan, lembaga

pemasaran/periklanan, lembaga pelatihan ketrampilan dan rumah makan.

Hal tersebut juga berdampak pada meluasnya kesempatan kerja yang pada

gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat

(daya beli) sebagai ukuran tumbuhnya perekonomian.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Salah satu alat ukur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah dengan

pendapatan/pengeluaran yang diterimanya. Sesuai dengan hukum ekonomi,

semakin besar pendapatan yang diterima maka akan diikuti dengan semakin

besarnya pengeluaran yang dikeluarkan. Pengeluaran dalam hal ini

dibedakan menjadi dua bagian yaitu pengeluaran makanan dan pengeluaran

non makanan. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat

mencerminkan tingkat kemampuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan

suatu rumah tangga.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-138


Data BPS dapat memberikan informasi kesejahteraan masyarakat Kota

Batu dengan indikator pengeluaran per kapita per bulan.

Tabel 2.63.
Pengeluaran Per-Kapita Kota Batu Tahun 2015-2021

Pengeluaran Per 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021


Kapita
(Dalam Rp. Juta) 11,27 11,77 12,06 12,46 12,87 12,82 12,89

Sumber: BPS, 2022

Meskipun sempat turun di tahun 2020, tren pengeluaran per kapita di Kota

Batu menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pengeluaran per kapita

ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli masyarakat dalam

mencukupi kebutuhannya.

2.4.2. Fokus Wilayah/Infrastruktur

Peran transportasi sebagai penghubung antar wilayah untuk

menunjang, mendorong dan menggerakkan pembangunan daerah demi

peningkatan kesejahteraan rakyat perlu terus ditingkatkan untuk mengatasi

dampak yang timbul akibat meningkatnya intensitas pergerakan manusia

sebagai manpower dan barang sebagai bahan produksi. Kelancaran mobilitas

penumpang maupun barang sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana

transportasi antara lain infrastruktur jalan yang di lengkapi dengan fasilitas

keselamatan berlalu lintas.

Pembangunan infrastruktur jalan merupakan modal penting masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya. Pengembangan prasarana

irigasi ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan penyediaan air

untuk kepentingan persawahan. Di tahun 2021, infrastruktur jalan di Kota

Batu untuk jalan provinsi tercapai 100% dalam kondisi mantap. Jalan kota

73% dalam kondisi mantap, 26% rusak ringan, dan hanya 1% yang rusak

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-139


berat. Sedangkan jalan lingkungan sebanyak 75% dalam kondisi mantap,

21% rusak ringan, dan 4% dalam kondisi rusak berat. Perbaikan kondisi jalan

di Kota Batu menunjukkan adanya perbaikan dari tahun ke tahun.

Sedangkan untuk capaian irigasi, 95% dalam kondisi baik, rusak ringan 2%,

dan rusak berat 4%.

Tabel 2.64.
Jalan dan Saluran Irigasi Berdasarkan Kondisi Fisiknya Tahun 2017-
2021

N Indikator Satua Capaian Kinerja Tahun


o n
2017 2018 2019 2020 2021
1 Kondisi Jalan
a) Jalan Provinsi km 39,60 39,60 39,60 39,60 39,60
- Mantap km 38 38 38 38 39,6
- Rusak Ringan km 1,60 1,60 1,60 1,60 0
- Rusak Berat km 0 0 0 0 0
b) Jalan Kota km 174,2 174,2 174,2 174,2 179,52
3 3 3 3
- Mantap km 101,2 108,6 132,3 131,66
114,1
6 7 6
- Rusak Ringan km 71,30 64,09 36,64 58,65 46,06
- Rusak Berat km 1,67 1,47 5,23 1,48 1,48
c) Jalan km 237,6 237,6 237,6 237,6 237,67
Lingkungan 7 7 7 7
- Mantap km 100,5 102,1 129,1 178,0 178,02
8 9 3 2
- Rusak Ringan km 86,40 85,75 61,24 50,33 50,33
- Rusak Berat km 50,69 49,73 47,30 9,32 9,32
2 Cakupan Irigasi
a) Kondisi Baik m 77.356
,3
b) Kondisi Rusak m 1.370,
Ringan 4
c) Kondisi Rusak m 3.076,
Berat 8
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu Tahun
2022

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-140


2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Salah satu kondisi yang mendukung terhadap pencapaian kinerja

peningkatan investasi di daerah adalah kemudahan dalam mengurus

perijinan usaha. Strategi Pemerintah Kota Batu dalam meningkatkan daya

saing daerah adalah dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan dengan

mempermudah pelayanan perizinan dan meningkatkan obyek dan daya tarik

wisata.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk

melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan

perpajakan daerah. Diantaranya dengan menetapkan Undang-Undang Nomor

28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Pemberian

kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah diharapkan dapat

lebih mendorong pemerintahan daerah untuk terus berupaya

mengoptimalkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan

retribusi daerah. Jenis pajak daerah yang menjadi sumber pendapatan

daerah adalah: 1) Pendapatan Pajak Hotel; 2) Pendapatan Pajak Restoran; 3)

Pendapatan Pajak Hiburan; 4) Pendapatan Pajak Reklame; 5) Pendapatan

Pajak Penerangan Jalan; 6) Pendapatan Pajak Mineral Bukan Logam dan

Batuan; 7) Pendapatan Pajak Parkir; 8) Pendapatan Pajak Air Tanah; 9)

Pendapatan Pajak Sarang Burung Walet; 10) Pendapatan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan 11) Pendapatan Pajak Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Adapun retibusi daerah di Kota

Batu terdiri dari 20 jenis retribusi yang dapat dikategorisasikan menjadi 3

jenis retribusi daerah, meliputi: 1) Pendapatan Retribusi Jasa Umum; 2)

Pendapatan Retribusi Jasa Usaha; dan 3) Pendapatan Retribusi Perijinan

Tertentu.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-141


Peningkatan daya tarik wisata ditandai dengan meningkatnya arus

wisatawan yang berkunjung ke Batu tahun mulai tahun 2010 – 2019 yang

selalu di atas 2 juta, dan bahkan terus meningkat menjadi 7.251.987 orang

dibandingkan dengan tahun–tahun sebelumnya. Akan tetapi tahun 2020,

akibat dari Pandemi Covid-19, maka jumlah kunjungan wisatawan menurun

drastis menjadi hanya sekitar 1.898.837 orang.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | II-142


BAB 3

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Bab ini menyajikan gambaran dua hal, yaitu pertama, hasil capaian

kinerja keuangan daerah berupa realisasi pendapatan dan belanja keuangan

sampai dengan Tahun Anggaran 2021 dan kedua, data realisasi keuangan

tersebut diolah sebagai dasar dalam menyusun proyeksi data keuangan

sampai akhir tahun RPJMD tahun 2022. Hasil analisis perhitungan proyeksi

keuangan daerah akan menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah dalam

menyusun usulan program yang disertai kerangka pendanaan (pagu) seluruh

perangkat daerah dalam rangka untuk mempercepat pencapaian visi, misi,

dan tujuan serta proyek strategis daerah. Adapun hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut:

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan Daerah merupakan komponen daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyatu dalam kerangka

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD pada hakikatnya

merupakan salah satu instrumen kebijakan untuk meningkatkan pelayanan

umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Perkembangan kinerja

keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan

keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan

Pemerintah Daerah; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 21 tahun

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 1


2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4)

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-

pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dalam upaya menghasilkan analisis kebijakan keuangan daerah yang

lebih baik maka disusun analisis neraca daerah tahun 2016-2021 yang terdiri

atas analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas. Analisis

neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan. Hasil

dari analisis tersebut yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1.
Hasil Analisis Neraca Daerah

No Analisis Neraca 2016 2017 2018 2019 2020 2021


(1) Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
Hasil Rasio Lancar 124,06 18,94 24,84 44,14 32,81 41,13
b. Rasio Quick
Hasil Rasio Quick 118,36 18,37 24,09 42,95 31,15 38,14
(2) Rasio Solvabilitas
a. Rasio Hutang terhadap
Total Aset
Hasil Rasio Hutang 0,06% 0,57% 0,65% 0,42% 0,50% 0,35%
terhadap Total Aset
b. Rasio Hutang terhadap
Modal
Hasil Rasio Hutang 0,06% 0,57% 0,65% 0,42% 0,50% 0,35%
terhadap Modal
(3) Rasio Aktivitas
a. Rata-rata Umur
Piutang
Hasil Rata-rata Umur 31,86 35,19 30,00 32,84 37,61 29,95
Piutang
b. Rata-rata Umur
Persediaan
Hasil Rata-rata Umur 316,16 356,52 292,05 351,48 295,74 327,60
Persediaan

Sumber: Hasil Analisis

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 2


1. Hasil rasio likuiditas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

menunjukkan bahwa:

a. Rasio lancar menunjukkan bahwa kemampuan Kota Batu untuk

membayar kewajiban jangka pendeknya dari kas masih sangat

bagus dan kuat dimana angka rasio terendah masih di atas 18 dan

angka rasio terakhir di tahun 2021 berada di angka 41,13.

b. Rasio quick menunjukkan bahwa kemampuan Kota Batu untuk

membayar kewajiban jangka pendeknya dari aset yang dimiliki

juga masih sangat bagus dan kuat dimana angka rasio terendah

di atas 18 dan angka rasio terakhir di tahun 2021 berada di angka

38,14.

2. Hasil rasio solvabilitas yang bertujuan untuk mengukur

kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-

kewajiban jangka panjangnya menunjukkan bahwa:

a. Rasio total hutang terhadap total aset menunjukkan bahwa

hutang yang menjadi kewajiban Kota Batu masih dalam proporsi

yang kecil terhadap total aset yaitu 0,35%.

b. Rasio hutang terhadap modal juga menunjukkan bahwa hutang

yang menjadi kewajiban Kota Batu masih dalam proporsi yang

kecil terhadap total modal yaitu 0,35%.

3. Rasio aktivitas yang bertujuan untuk melihat tingkat aktivitas

tertentu pada kegiatan pelayanan pemerintah daerah menunjukkan

bahwa:

a. Rata-rata umur piutang menunjukkan bahwa lama hari yang

diperlukan untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 3


kas) Kota Batu selama 29,95 hari sampai 37,61 hari. Di tahun

2021, lamanya adalah 29,95 hari.

b. Rata-rata umur persediaan di Kota Batu hingga dapat memberikan

pelayanan yaitu selama 292,05 hari hingga 356,52 hari atau 9,74

bulan hingga 11,88 bulan. Di tahun 2021, rata-rata umur

persediaan hingga 327,60 hari atau 10,92 bulan. Hal ini

menunjukkan bahwa menajemen stock opname/persediaan masih

sangat tidak efisien.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011,

bahwa APBD meliputi kelompok Pendapatan dan kelompok Belanja, serta

kelompok Pembiayaan. Kelompok Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli

Daerah, Dana Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan yang sah. Kelompok

Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Sedangkan kelompok Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan

Pengeluaran Pembiayaan. Perkembangan realisasi pendapatan, belanja dan

pembiayaan daerah Kota Batu tahun 2016 sampai tahun 2021 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 4


Tabel T-C.2
Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2016 s/d Tahun 2021

Rata-rata
Kode Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Pertumbuh
an
5.1.1 PENDAPATAN 803.450.0 849.443.7 984.939.2 989.384.2 893.038.8 969.962.35 3,84%
46.047,54 05.762,26 47.451,18 52.988,50 39.330,97 2.371,30
5.1.1 Pendapatan Asli Daerah 109.533.4 149.423.8 162.574.6 183.717.2 136.766.3 147.007.05 6,06%
.1 98.033,54 63.144,26 46.582,18 61.619,50 73.974,97 2.561,30
5.1.1. Pajak daerah 88.757.389 113.854.91 141.909.36 160.164.14 114.716.70 120.648.20 6,33%
1.1 .919,00 0.066,00 2.683,00 2.536,00 7.009,67 4.570,00
5.1.1. Retribusi daerah 5.855.560. 4.899.198. 4.609.203. 4.747.689. 4.635.912. 5.170.531.2 -2,46%
1.2 775,00 825,00 050,00 000,00 900,00 50,00
5.1.1. Hasil pengelolaan 2.152.462. 2.360.797. 2.430.675. 3.172.737. 3.072.397. 3.167.842.3 8,04%
1.3 keuangan daerah yang 133,00 996,69 957,10 257,01 802,20 46,85
dipisahkan
5.1.1. Lain-lain PAD yang sah 12.768.085 28.308.956 13.625.404 15.632.692 14.341.356 18.020.474. 7,13%
1.4 .206,54 .256,57 .892,08 .826,49 .263,10 394,45
5.1.1 Pendapatan Transfer 693.263.7 700.019.8 807.810.7 786.961.1 732.316.7 804.342.80 3,02%
.2 50.014,00 42.618,00 60.869,00 11.369,00 80.356,00 8.810,00
5.1.1. Pendapatan Transfer 624.840.71 589.620.61 649.243.67 648.960.76 591.923.39 619.651.69 -0,17%
2.1 Pemerintah Pusat 9.033,00 0.974,00 1.787,00 2.262,00 1.759,00 3.523,00
5.1.1. Pendapatan Transfer 0 26.352.611 76.097.494 37.820.612 64.352.983 81.318.773. 25,28%
2.2 Pemerintah Pusat - .000,00 .000,00 .000,00 .000,00 000,00
Lainnya
5.1.1. Pendapatan Transfer 66.842.910 83.033.220 80.838.995 98.648.108 74.572.776 101.771.71 8,77%
2.3 Pemerintah Daerah .981,00 .644,00 .082,00 .107,00 .597,00 3.287,00
Lainnya

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 5


5.1.1. Bantuan Keuangan 1.580.120. 1.013.400. 1.630.600. 1.531.629. 1.467.629. 1.600.629.0 0,26%
2.4 000,00 000,00 000,00 000,00 000,00 00,00
5.1.1 Lain-lain Pendapatan 652.798.0 0 14.553.84 18.705.88 23.955.68 18.612.491 -100,00%
.3 Daerah yang Sah 00,00 0.000,00 0.000,00 5.000,00 .000,00
780.506.5 728.120.3 766.876.1 844.293.3 843.653.5 897.223.43
5.1.2 BELANJA 20.832,98 77.965,85 97.709,40 62.893,99 56.413,46 5.121,73 2,83%
5.1.2 605.010.9 584.716.1 641.241.1 699.813.2 720.958.1 760.002.03
.1 Belanja Operasi 37.005,98 75.525,85 28.741,52 15.331,25 98.578,64 6.806,08 4,67%
5.1.2. 308.088.97 290.232.30 317.589.81 371.339.77 382.506.94 371.023.37
1.1 Belanja Pegawai 9.621,00 3.415,00 3.170,00 3.614,00 0.511,40 8.106,00 3,79%
5.1.2. 198.828.56 206.827.31 240.160.49 259.949.63 253.499.30 330.155.73
1.2 Belanja Barang dan Jasa 5.414,98 2.664,85 0.752,52 2.008,01 2.031,67 4.791,74 10,67%
5.1.2. 90.188.121 77.758.411 68.727.094 54.480.138 63.036.851 47.540.450.
1.3 Belanja Hibah .331,00 .850,00 .191,00 .723,24 .701,57 708,34 -12,02%
5.1.2. 7.905.270. 9.898.147. 14.763.730 14.043.670 21.915.104 11.282.473.
1.4 Belanja Bantuan Sosial 639,00 596,00 .628,00 .986,00 .334,00 200,00 7,37%
5.1.2 174.368.7 142.582.6 125.401.3 143.072.1 94.063.91 131.194.50
.2 Belanja Modal 08.327,00 38.440,00 38.967,88 44.864,74 5.966,61 4.247,65 -5,53%
5.1.2 1.126.875. 821.564.0 233.730.0 1.408.002. 28.631.44 6.026.894.
.3 Belanja Tak Terduga 500,00 00,00 00,00 698,00 1.868,21 068,00 39,84%
39.180.02 51.021.28 84.850.83 102.664.7 89.306.16 92.749.593
5.1.3 TRANSFER 8.293,00 1.139,00 9.883,00 09.392,00 1.567,00 .835,00 18,81%
5.1.3. Transfer Bagi Hasil 8.156.890. 8.656.890. 9.137.919. 13.381.490 9.320.081. 9.282.280.1
1 Pendapatan 439,00 340,00 683,00 .210,00 590,00 91,00 2,62%
5.1.3. Transfer Bantuan 31.023.137 42.364.390 75.712.920 89.283.219 79.986.079 83.467.313.
2 Keuangan .854,00 .799,00 .200,00 .182,00 .977,00 644,00 21,89%
Sumber: BKAD Kota Batu

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 6


A. Pendapatan Daerah

Berdasarkan data selama tahun 2016-2021, perkembangan

pendapatan daerah Pemerintah Kota Batu masih mengalami peningkatan

yang moderat. Pendapatan Kota Batu tahun 2020 dan 2021 sebesar Rp

893,03 milyar dan Rp 969.96 milyar. Penurunan pendapatan di tahun

2020 sangat erat kaitannya dengan refocusing dan penurunan sumber-

sumber pendapatan yang dapat digali sebagai akibat pandemi COVID-19.

Sedangkan peningkatan pendapatan di tahun 2021 sangat terkait dengan

pemulihan yang terjadi pasca pandemi dan pembatasan aktivitas dan

mobilitas masyarakat. Secara umum angka pendapatan mengalami

peningkatan mulai tahun 2016 hingga tahun 2021 dengan rata-rata

pertumbuhan pertahun sebesar 3,84%. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum perekonomian di Kota Batu dalam lima tahun terakhir terus

mengalami kemajuan meskipun sempat mengalami kontraksi di tahun

2020 dan bertahap pulih di tahun 2021.

Komponen utama dari pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli

Daerah, berdasarkan tabel 3.2. dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli

Daerah (PAD) nilainya mengalami peningkatan yang moderat, dimana

Tahun 2019 nilai angka PAD Kota Batu masih sekitar Rp 183,71 milyar,

nilai pertumbuhan per tahun terus meningkat 6,06%, dan akhir tahun

2021 nilai PAD menjadi Rp 147 milyar lebih, atau mengalami peningkatan

setelah mengalami penurunan di tahun sebelumnya yang utamanya

sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Pertumbuhan PAD yang cukup

bagus ini menunjukkan bahwa perekonomian daerah telah berkembang

dengan cukup baik dan dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan pendapatan pemerintah daerah. Perekonomian Kota Batu

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 7


yang berbasis pada pariwisata sebagai sektor penggerak terlihat cukup

stabil terutama sebelum pandemi COVID-19. Diharapkan tren tersebut

akan berlanjut seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-

19.

Dari sisi pendapatan transfer, rata-rata pertumbuhannya yaitu

3,02% dari tahun 2016-2021. Tahun 2019 pendapatan transfer sebesar

Rp 786,96 milyar dan tahun 2020 turun menjadi Rp 732,31 milyar lalu

kembali meningkat menjadi Rp 804,34 milyar di tahun 2021. Pos lain-lain

pendapatan yang sah, tren nilainya justru cenderung fluktuatif, terus

meningkat hingga tahun 2020 kemudian kembali turun di tahun 2021.

Secara total keseluruhan, dana transfer/perimbangan dan dana bagi hasil

masih memberikan proporsi yang sangat dominan bagi sumber

pendapatan Kota Batu. Maka, strategi peningkatan PAD harus terus

dikembangkan untuk memberikan keseimbangan proporsi sumber

penerimaan. Sehingga, tingkat ketergantungan pada Pemerintah Pusat

dapat dikurangi.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu masih didominasi oleh

Pajak Daerah, dimana Pajak Daerah pada tahun 2020 sebesar Rp 114,71

milyar dan pada tahun 2021 naik menjadi sebesar Rp 120,64 milyar. PAD

terbesar selanjutnya adalah lain-lain PAD yang sah. Di sisi Retribusi

Daerah mengalami tren fluktuatif, dimana pada tahun 2020 sebesar Rp

4,63 milyar menjadi sebesar 5,17 milyar di tahun 2021. Terakhir adalah

penerimaan dari pos Lain-lain PAD yang sah dan Hasil pengelolaan

keuangan daerah yang dipisahkan pada tahun 2019 sebesar 15,63 milyar,

dimana terdapat penurunan menjadi 3,07 milyar pada tahun 2020

kemudian kembali meningkat di tahun 2021 menjadi Rp 18,02 milyar.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 8


Meningkatnya Pajak Daerah tidak terlepas dari peralihan pengelolaan

PBB P2 dan BPHTB yang sebelumnya dikelola oleh Kantor Pajak Pratama

Kementerian Keuangan dan pada tahun 2013 dialihkan kepada

pemerintah daerah, selain itu meningkatnya jumlah wisatawan di Kota

Batu turut meningkatkan penerimaan Pajak Hiburan, Pajak Hotel, Pajak

Restoran serta retribusi.

Pendapatan Kota Batu selama tahun 2020, akibat Pandemi COVID-

19 mengalami penurunan sebanyak 9,74% atau Rp 96,34 milyar.

Penurunan paling besar ada pada pos pajak daerah yaitu sebesar Rp

45,44 milyar dan disusul dengan dana transfer pos penurunan Dana

Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 57,03 milyar dan pos pendapatan dana

bagi hasil provinsi dan daerah lainnya sebesar Rp 24,07 milyar. Hal ini

mendorong Pemerintah Kota Batu harus memangkas berbagai program

dan kegiatan yang dapat ditangguhkan.

Tahun anggaran 2021, seiring dengan keberhasilan dalam

penanganan dampak masif COVID-19, maka pertumbuhan ekonomi

daerah mengalami pertumbuhan meskipun masih rendah. Pendapatan

Kota Batu juga mengalami peningkatan di semua akun kecuali pada Lain-

lain Pendapatan Daerah yang Sah yang justru mengalami penurunan.

Pemerintah Kota Batu optimis akan mendorong tumbuhnya ekonomi

daerah ditandai dengan mulai dibukanya beberapa destinasi wisata

dengan protokol kesehatan ketat. Pertumbuhan ekonomi ini akan kembali

mendorong kenaikan pendapatan daerah pajak dan retribusi, sehingga

diproyeksikan tahun 2022 naik sebesar 3,84% atau Rp 1.007,46 milyar.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 9


B. Belanja Daerah

Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan

dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib,

urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau

bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan

pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja operasi, belanja

modal, dan belanja tak terduga. Selain belanja-belanja tersebut, ada juga

transfer. Belanja operasi adalah pengeluaran untuk kegiatan sehari-hari

pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja modal

adalah jenis pengeluaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya

yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Tak

terduga adalah pengeluaran anggaran pemerintah daerah untuk

keperluan darurat, termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat

diprediksi sebelumnya. Sedangkan belanja transfer adalah pengeluaran

anggaran dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah

lainnya/pemerintah desa.

APBD Pemerintah Kota Batu selama kurun waktu tahun 2016-2021

mengalami tren perkembangan yang meningkat. Pada tahun 2020

kekuatan belanja daerah Kota Batu sebesar Rp 843,65 milyar dan tahun

2021 meningkat menjadi sebesar Rp 897,22 milyar. Sedangkan rata-rata

pertumbuhan kekuatan belanja Kota Batu per tahun sebesar 2,83%.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 10


Realisasi belanja operasi periode 2016-2021, hampir di setiap

tahunnya mengalami kenaikan. Di tahun 2020, belanja operasi sebesar

Rp 720,95 milyar naik menjadi Rp 760 milyar di tahun 2021 atau rata-

rata pertumbuhannya 4,67%. Belanja modal yang sempat mengalami

penurunan di tahun 2020, meningkat kembali di tahun 2021 dengan rata-

rata pertumbuhan -5,53%. Sedangkan belanja tidak terduga mengalami

penurunan dari tahun 2020 sebesar Rp 28,63 milyar menjadi 6,02 milyar.

Tingginya belanja tak terduga di tahun 2020 sangat terkait dengan

penanganan pandemi COVID-19. Di tahun 2020, realisasi transfer

sebesar Rp 89,30 milyar naik menjadi Rp 92,74 milyar. Rata-rata

pertumbuhan belanja transfer ini cukup tinggi yaitu 18,81%. Proporsi

realisasi belanja ini menunjukkan komitmen pemerintah Kota Batu dalam

mengoptimalkan pembangunan terutama dalam memprioritaskan

program dan kebijakan nasional dan daerah terutamanya dalam

penanganan pandemi COVID-19.

Apabila dibandingkan antara target dan realisasi anggaran belanja

daerah selama periode 2016-2021, dapat diketahui bahwa realisasi

belanja daerah setiap tahunnya sudah melampaui 100% di beberapa pos.

Pada pos tertentu, masih terdapat kendala dalam pencairan belanja

karena pedoman pelaksanaan dana alokasi khusus datangnya sering

terlambat sehingga mempengaruhi capaian realisasi penyerapan, efisiensi

pelaksanaan kegiatan (sisa lelang), dan Penggunaan Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dibatasi oleh Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana

Bagi Hasil Cukai Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 11


Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2009. Maka daerah sangat berhati-

hati dalam penggunaannya sehingga berdampak pada realisasi

penyerapan anggaran.

Realisasi belanja selama tahun 2020 mengalami penurunan

sebesar -4,57% atau Rp 43,29 milyar akibat dari refocusing anggaran pada

Dana Transfer. Penurunan terbesar ada pada pos belanja modal yaitu Rp

49,08 milyar, disusul dengan belanja bantuan keuangan kepada desa,

partai dan daerah lain sebesar Rp 39,01 milyar dan belanja barang dan

jasa Rp 32,06 milyar. Selain itu, terjadi realokasi anggaran pada pos-pos

belanja yang tidak berdampak langsung pada pencegahan dan

penanganan COVID-19, sehingga fokus program dan kebijakan adalah

penanganan dampak pandemi. Sedangkan di tahun 2021, realisasi

belanja kembali meningkat di belanja barang dan jasa, belanja modal, dan

transfer bantuan keuangan. Sedangkan belanja pegawai, belanja hibah,

belanja bantuan sosial, belanja tak terduga, dan transfer bagi hasil

pendapatan mengalami penurunan.

Kondisi ekonomi daerah diproyeksikan akan terus membaik mulai

tahun anggaran 2021, pertumbuhan ekonomi Kota Batu diproyeksikan

kembali meningkat sehingga mampu mendorong agresifitas belanja untuk

kegiatan ekonomi produktif masyarakat. Belanja diproyeksikan naik

sebesar 2,83% atau naik Rp 25,35 milyar.

C. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 12


berikutnya. Pada tabel diatas diketahui bahwa penerimaan pembiayaan

selalu lebih besar dari pengeluaran pembiayaan. Penerimaan masih

didominasi oleh Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu, dan

besarnya SiLPA selama lima tahun perkembangannya fluktuatif dengan

pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 26,76%. Hal ini

mengindikasikan bahwa penyusunan perencanaan pembangunan dan

penganggaran di Kota Batu perlu mendapatkan perhatian yang lebih

serius. Pada pengeluaran pembiayaan didominasi pada komponen

penyertaan modal, hal ini untuk memperkuat kepemilikan saham

Pemerintah Kota Batu di Bank Jatim dan meningkatkan kemampuan

operasional perusahaan daerah.

Ada dua perusahaan daerah yang dimiliki Pemerintah Kota Batu,

yaitu Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Among Tirto

Kota Batu dan PT. Batu Wisata Resource. Perusahaan Daerah Air Minum

Kota Batu didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batu No. 30 pada

tanggal 30 April 2003 dan peraturan tersebut diubah dengan Peraturan

No. 9 tahun 2008 tanggal 19 Juni 2008. Berdasarkan Peraturan Daerah

Kota batu No. 7 Tahun 2018 Perusahaan Daerah Minum Kota Batu

berubah nama menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDAM) Among Tirto Kota Batu.

Perizinan yang dimiliki oleh PERUMDAM Among Tirto Kota Batu,

yaitu:

a. Surat Keputusan Bupati Malang No. 44 tahun 2003 tertanggal

30 Juni 2003 tentang penyerahan sebagian barang

milk/kekayaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 13


Kabupaten Malang yang berada di Kota Batu kepada Pemerintah

Kota Batu.

b. Surat Keputusan Wali Kota Batu No. 22 tahun 2005 tertanggal

12 April 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu.

c. Peraturan Daerah No. 10 tahun 2008 tentang organisasi dan

kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

d. Peraturan Daerah Kota batu No. 7 Tahun 2018

e. NPWP No. 02.213.195.7.628.000 dari Kantor Pelayanan Pajak

Batu.

Perusahaan beralamat di Jl. Kartini No. 10 Batu dengan jumlan

karyawan per 31 Desember 2021 sebanyak 83 orang. Berdasarkan Perda

Kota Batu nomor. 30 Tahun 2003 tentang Pembentukan Perusahaan

Daerah Air Minum Kota Batu Bab IV pasal 5 ayat 1, bahwa maksud dan

tujuan pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

dan kesehatan masyarakat serta sumber Pendapatan Asli Daerah dan

sebagai sarana pengembangan perekonomian dalam rangka

pembangunan nasional pada umumnya dan Perda tersebut diubah

dengan Perda terakhir No. 7 Tahun 2018.

PT. Batu Wisata Resource didirikan berdasarkan peraturan Daerah

Kota Batu Nomor 7 Tahun 2009 tentang Perseroan Terbatas Batu Wisata

Resource dengan akta yang dibuat di hadapan Notaris Agus Sasmito,

Sarjana Hukum, Notaris di Batu dengan nomor 01 tanggal 03 Mei 2010.

Perseroan ini berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Batu dan

mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

dengan nomor: AHU-48012.AH.01.01 tertanggal 12 Oktober 2010. Untuk

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 14


menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan hukum, dasar

hukum pendirian perusahaan telah diperbaharui dengan Peraturan

Daerah Kota Batu Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perseroan Terbatas Batu

Wisata Resource.

Maksud didirikan Perusahaan sesuai dengan Pasal 2 Peraturan

Daerah Kota Batu Nomor 6 Tahun 2016 adalah untuk mengembangkan

potensi dan peluang daerah serta pemberdayaan Sumber Daya Manusia

di Kota Batu dan mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

masyarakat dan membantu menggerakkan perekonomian daerah, seta

memberikan kontribusi terhadap PAD. Tujuan didirikan Perusahaan

adalah untuk (a) menarik minat Penanam Modal dalam negeri dan luar

negeri untuk bersama dalam mengembangkan usaha jasa keuangan,

perdagangan, pariwisata, dan jasa pendidikan dan pelatihan, (b)

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah agar mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, dan (c) mendorong pertumbuhan ekonomi

masyarakat dan membuka lapangan kerja.

3.1.2. Neraca Daerah

Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah

Daerah yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat

tertentu. Laporan neraca daerah akan memberikan informasi penting

kepada manajemen pemerintahan daerah, pihak legislatif daerah maupun

para kreditur/pemberi pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas

lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau aset daerah dan

kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen utama

neraca pemerintah daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 15


yang lebih terinci. Berikut perkembangan neraca Pemerintah Kota Batu

tahun 2016-2021 dan rata-rata pertumbuhannya:

Tabel T-C.3
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Batu

Rata-rata
Ref Uraian Pertumbuha
n (%)

5.3.1 ASET
5.3.1.1 ASET LANCAR
5.3.1.1.1.1 Kas di Kas Daerah 27,45%
5.3.1.1.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan -100,00%
5.3.1.1.1.3 Kas di Bendahara Pengeluaran -4,13%
5.3.1.1.1.4 Kas di Bendahara Lainnya 80,24%
5.3.1.1.1.6 Kas di Bendahara FKTP 27,75%
5.3.1.1.1.7 Kas di Bendahara BOS -57,64%
5.3.1.1.1.8 Piutang Pajak 6,23%
5.3.1.1.1.9 Piutang Retribusi -7,83%
5.3.1.1.1.10 Penyisihan Piutang 8,91%
5.3.1.1.1.11 Belanja Dibayar Dimuka -21,07%
5.3.1.1.1.12 Piutang Dana Bagi Hasil -53,81%
5.3.1.1.1.13 Piutang Lainnya -60,11%
5.3.1.1.1.14 Persediaan 30,77%
Piutang Lain-lain PAD yang Sah 0,00%

JUMLAH ASET LANCAR 19,31%


5.3.1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Jangka Panjang Non Permanen 0,00%
Investasi Jangka Panjang kepada Entitas
Lainnya 0,00%
Investasi dalam Obligasi 0,00%
Investasi dalam Proyek Pembangunan 0,00%
Dana Bergulir 0,00%
Deposito Jangka Panjang 0,00%
Investasi Non Permanen Lainnya 0,00%

JUMLAH Investasi Jangka Panjang Non


Permanen 0,00%
5.3.1.2.1 Investasi Jangka Panjang Permanen 0,00%
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 13,41%
Investasi Permanen Lainnya 0,00%

JUMLAH Investasi Jangka Panjang


Permanen 13,41%

JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 13,41%


5.3.1.3 ASET TETAP
5.3.1.3.1 Tanah -0,58%

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 16


Rata-rata
Ref Uraian Pertumbuha
n (%)
5.3.1.3.2 Peralatan dan Mesin 11,93%
5.3.1.3.3 Gedung dan Bangunan 5,60%
5.3.1.3.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 9,67%
5.3.1.3.5 Aset Tetap Lainnya -0,56%
5.3.1.3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan -28,60%
5.3.1.3.7 Akumulasi Penyusutan 16,08%

JUMLAH ASET TETAP 1,85%


DANA CADANGAN 0,00%
Dana Cadangan 0,00%

JUMLAH DANA CADANGAN 0,00%


5.3.1.4 ASET LAINNYA
5.3.1.4.1 Tuntutan Ganti Rugi -0,92%
5.3.1.4.2 Aset Tidak Berwujud 31,00%
5.3.1.4.3 Aset Lain-lain -9,64%
5.3.1.4.4 Amortisasi Aset Tidak Berwujud 49,48%

JUMLAH ASET LAINNYA -9,05%

JUMLAH ASET 3,45%

5.3.2 KEWAJIBAN
5.3.2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 0,00%
Utang Bunga 0,00%
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00%
5.3.2.1.1 Pendapatan Diterima Dimuka -6,45%
5.3.2.1.2 Utang Belanja 203,11%
Utang Jangka Pendek Lainnya -100,00%
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 48,79%
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00%
Utang Dalam Negeri 0,00%
Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00%

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00%


JUMLAH KEWAJIBAN 48,79%

EKUITAS
5.3.3 EKUITAS 3,40%

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 3,46%


Sumber: BKAD Kota Batu

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar

Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 17


keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat

penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka

memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku saja,

tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah

dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki

oleh daerah secara efisien dan efektif.

Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan

dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat

ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa

datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam

satuan moneter. Aset terdiri dari (1) aset lancar, (2) investasi jangka

panjang, (3) aset tetap, (4) dana cadangan, dan (5) aset lainnya.

Pada tahun 2021, Kota Batu memiliki aset senilai Rp. 1,95 triliun,

dengan tingkat pertumbuhan 3,45% per tahun. Jumlah aset terbesar

adalah berupa aset tetap, yang pada tahun 2021 mencapai Rp 1,6 triliun

dan rata-rata pertumbuhan 1,85%. Aset tetap ini meliputi 81.83% dari

seluruh aset pemerintah Kota Batu.

Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan

tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban

memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak

ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah.

Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka

Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Jumlah kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2021 adalah sebesar

Rp 6,82 milyar. Dari tahun 2016 hingga 2021, jumlah kewajiban relatif

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 18


fluktuatif, yaitu terendah tahun 2016 dan tertinggi tahun 2018. Karena

itu nilai pertumbuhan tidak merefleksikan kecenderungannya.

Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban

pemerintah daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2)

Ekuitas Dana Investasi, dan (3) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana

Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek.

Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi

permanen, aset tetap dan asset lainnya (tidak termasuk Dana cadangan)

dengan jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana cadangan

merupakan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam dana

cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang. Nilai ekuitas dana

Kota Batu Tahun 2021 mencapai Rp 1,95 triliun, dan mengalami

pertumbuhan dari 2016-2021 dengan rata-rata 3,4%.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2016-2021

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar

tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan

APBD. Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan

keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan

efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi

pembiayaan daerah. Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa

belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan

urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau

kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan

urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 19


dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah

atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan

belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang

dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan belanja yang

dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan.

Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada

anggaran kinerja (performance budget) yaitu belanja daerah yang

berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut

mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti

belanja daerah harus berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena

itu arah pengelolaan belanja daerah harus digunakan sebesar-besarnya

untuk kepentingan publik terutama masyarakat miskin dan kurang

beruntung (pro-poor), pertumbuhan ekonomi (pro-growth) dan perluasan

lapangan kerja (pro-job). Selanjutnya, pada bagian ini dijelaskan

gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu terkait proporsi

penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Kebutuhan aparatur dihitung dari jumlah Belanja Gaji, tunjangan,

tambahan penghasilan, belanja lembur, honorarium, belanja natura dan

makanan dan minuman pegawai, pakaian dinas, perjalanan

dinas/khusus, pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis, diklat, belanja

modal peralatan mesin, dan belanja modal pengadaan gedung kantor dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 20


tempat tinggal. Gambaran tentang belanja daerah yang

menginformasikan mengenai proporsi belanja untuk pemenuhan

kebutuhan aparatur tertuang pada tabel sebagai berikut:

Tabel T-C.4
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Batu

Total Belanja Total Pengeluaran


N untuk (Belanja + Persentas
Uraian
o Kebutuhan Pembiayaan e
Aparatur Pengeluaran)
Tahun 428.003.045.039, 839.204.263.132,2
1 51,00%
Anggaran 2016 00 8
Tahun 412.620.380.765, 783.181.659.104,8
2 52,69%
Anggaran 2017 00 5
Tahun 402.476.265.514, 851.747.719.618,4
3 47,25%
Anggaran 2018 88 0
Tahun 470.784.710.209, 948.366.074.983,9
4 49,64%
Anggaran 2019 78 9
Tahun 452.700.190.453, 946.459.717.980,4
5 47,83%
Anggaran 2020 88 6
Tahun 479.967.421.066, 1.088.369.072.791,
6 44,10%
Anggaran 2021 44 73

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan analisis proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur

Kota Batu dapat disimpulkan bahwa selama periode tahun 2016-2021, total

belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur tiga tahun terakhir terus

mengalami penurunan dengan total belanja terakhir di tahun 2021 sebesar

Rp 479,96 milyar atau 44,10%. Angka ini menunjukkan bahwa alokasi

belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur masih relatif cukup lebih besar

meskipun persentasenya terus menurun. Proporsi alokasi belanja untuk

memenuhi kebutuhan aparatur masih berada pada rentang 44,10% hingga

52,69%. Hal ini perlu dirancang dengan lebih baik dalam rangka optimalisasi

fungsi-fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator pembangunan, peningkatan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 21


kualitas pelayanan public selain juga dilakukan perencanaan efisiensi agar

belanja pembangunan bisa lebih besar kedepannya.

Persentase perbandingan belanja pegawai dengan total belanja Kota Batu

menunjukkan tren penurunan terutama di tahun 2021. Melalui skema

pengelolaan sumber daya aparatur dan efisiensi penganggaran kebutuhan

aparatur diharapkan belanja untuk program dan kegiatan pembangunan

dapat diperbesar.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan untuk menutupi

selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut

bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA),

pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan

penerimaan piutang daerah. Penerimaan pembiayaan adalah semua

penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup:

sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA);

pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan

penerimaan piutang daerah.

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima

kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-

tahun anggaran berikutnya, mencakup: pembentukan dana cadangan;

penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang;

dan pemberian pinjaman daerah. Pembiayaan daerah, digunakan untuk

menutup adanya defisit anggaran. Perkembangan SiLPA dan defisit anggaran

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 22


pemerintah Kota Batu tahun 2016-2021 dapat digambarkan pada Tabel

berikut:

Tabel T-C.6 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

Proporsi dari Total


Defisit Riil
No Uraian
2019 2020 2021
(%) (%) (%)
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 183% 635% 365%
Tahun Anggaran sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan 0% 0% 0%
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang 0% 0% 0%
Dipisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0% 0% 0%
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 0% 0% 0%
Daerah
6 Penerimaan Piutang Daerah 0% 0% 0%

Proporsi SiLPA terhitung sangat besar, di atas 100% dikarenakan penerimaan

pembiayaan tidak disertakan dalam penghitungan defisit riil anggaran.

Penghitungan defsit riil hanya mencakup unsur penerimaan dikurangi

belanja dan pengeluaran pembiayaan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 23


Tabel -C.7 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Batu

2019 2020 2021


No Uraian % dari % dari % dari
Rp Rp Rp
SiLPA SiLPA SiLPA
1 Jumlah SiLPA 310.687.383.0 100,00% 268.964.900 100,00 243.304.338 100,00
87,77 .157,28 % .999,85 %
2 Pelampauan Penerimaan PAD 23.326.116.60 7,51% 25.818.582. 9,60% 3.261.869.6 1,34%
0,50 907,97 64,99
3 Pelampauan penerimaan dana - -9,97% 30.099.022. 11,19% 65.057.552. 26,74%
perimbangan 30.985.237.36 578,00 447,00
8,00
4 Pelampauan penerimaan lain-lain 4.195.880.000, 1,35% - -2,87% 2.017.391.0 0,83%
pendapatan daerah yang sah 00 7.727.385.0 00,00
00,00
5 Sisa penghematan belanja atau akibat 313.477.446.6 100,90% 220.637.791 82,03% 168.489.671 69,25%
lainnya 85,27 .183,31 .331,27
6 Kewajiban kepada pihak ketiga sampai - -2,72% - -3,63% - -2,81%
dengan akhir tahun belum terselesaikan 8.439.984.894, 9.750.740.0 6.824.841.1
18 82,79 07,70
7 Kegiatan lanjutan 0,00 0,00% 0,00 0,00% 0,00 0,00%

Sumber: Hasil Analisis

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 24


Tabel 3.2.
Defisit Riil Anggaran Kota Batu

N
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 2021
o
1 Realisasi 803.450.046.04 849.443.705.76 984.939.247.451, 989.384.252.98 893.038.839.33 969.962.352.37
Pendapatan 7,54 2,26 18 8,50 0,97 1,30
Daerah
Dikurangi
realisasi:
2 Belanja 819.686.549.12 779.141.659.10 851.727.037.592, 946.958.072.28 932.959.717.98 989.973.028.95
Daerah 5,98 4,85 40 5,99 0,46 6,73
3 Pengeluaran 3.000.000.000,0 4.040.000.000,0 20.682.026,00 3.500.000.000,0 1.801.586.781,0 1.801.586.781,0
Pembiayaan 0 0 0 0 0
Daerah
Defisit/Surp - 66.262.046.65 133.191.527.83 38.926.180.70 - -
lus riil 19.236.503.07 7,41 2,78 2,51 41.722.465.43 21.812.263.36
8,44 0,49 6,43

Sumber: Hasil Analisis

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 25


Berdasarkan tabel defisit riil anggaran di atas, dapat diketahui bahwa

pada tahun 2021 memperoleh defisit anggaran sebesar 21,81 milyar atau

turun dari tahun sebelumnya sebagai akibat dari realisasi pendapatan yang

meningkat. Pada prinsipnya penganggaran perlu terus diupayakan seefektif

dan seefisien mungkin dan anggaran pendapatan daerah harusnya diserap

secara optimal oleh pemerintah daerah. Dengan demikian diharapkan dapat

membantu perputaran perekonomian masyarakat. Berputarnya

perekonomian daerah pada tahap berikutnya akan mendorong pertimbuhan

ekonomi daerah.

Dari tabel 3.2 terlihat bahwa terdapat defisit riil anggaran pada tahun

2016 sebesar 19,23, sedangkan tahun 2017, 2018, dan 2019 mengalami

surplus. Untuk menutupi defisit anggaran tersebut dilakukan optimalisasi

pembiayaan melalui realisasi penerimaan pembiayaan yaitu sisa lebih

perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 26


Tabel 3.3.
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kota Batu

Tingkat
Data tahun Dasar Proyeksi
No Uraian Pertumbuh
(2021) Tahun 2022
an (%)
1 Saldo kas neraca daerah 243.705.744.557, 27% 309.875.290.733,
85 97
Dikurangi:
2 Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum 6.824.841.107,70 49% 10.154.928.664,9
terselesaikan 9
3 Kegiatan lanjutan 0,00 0% 0,00
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 236.880.903.450, 27% 300.261.531.807,
15 91

Sumber: Hasil Analisis

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 27


Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa proyeksi SiLPA di tahun 2022 sebesar

Rp 300,26 milyar. Perhitungan tersebut didapatkan dengan melihat rata-rata

pertumbuhan SiLPA dari tahun 2016 hingga 2021 sebesar 27%. Berdasarkan

ketentuan pasal 62 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sumber terjadinya SiLPA

berasal dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana

perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang

sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban

kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan sisa

dana kegiatan lanjutan.

Di masa mendatang diharapakan SiLPA harus semakin menurun,

karena dengan semakin menurunnnya SiLPA merupakan salah satu indikasi

semakin sinergisnya antara perencanaan dengan penganggaran. Selain itu

semakin besar dana yang dikeluarkan untuk pembangunan maka akan

memiliki multiplier effect yang besar bagi perekonomian dan kesejahteraan

masyarakat Kota Batu.

3.3. Kerangka Pendanaan

Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas

total keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk mendanai

belanja/pengeluaran periodik wajib dan mengikat, prioritas utama dan

program-program pembangunan jangka menengah daerah selama masa

RPJMD. Selain itu kerangka pendanaan dialokasikan untuk belanja daerah

dan pengeluaran daerah lainnya.

Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh

penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dengan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 28


memperhatikan hal yang prediktif/kontigensi dan mempertimbangkan tren

pertumbuhannya. Suatu kapasitas keuangan daerah adalah total

pendapatan dan penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan kewajiban

kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan

kegiatan lanjutan yang akan didanai pada tahun anggaran berikutnya.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja

Secara keseluruhan proyeksi anggaran pendapatan belanja daerah Kota

Batu Tahun sampai dengan tahun 2022 disajikan pada tabel berikut:

Tabel T-C.8 Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Kota Batu

Realisasi Proyeksi
Pertumbu
No Uraian Tahun Tahun
han (%)
2021 2022
5.1.1 PENDAPATAN 3,84% 969.962.35 1.026.080
2.371,30 .820.807
5.1.1. Pendapatan Asli Daerah 6,06% 147.007.05 156.059.3
1 2.561,30 73.564
5.1.1. Pajak daerah 6,33% 120.648.20 128.287.4
1.1 4.570,00 37.844
5.1.1. Retribusi daerah -2,46% 5.170.531.2 5.043.459.
1.2 50,00 087
5.1.1. Hasil pengelolaan 8,04% 3.167.842.3 3.422.387.
1.3 keuangan daerah yang 46,85 398
dipisahkan
5.1.1. Lain-lain PAD yang sah 7,13% 18.020.474. 19.306.08
1.4 394,45 9.235
5.1.1. Pendapatan Transfer 3,02% 804.342.80 851.408.9
2 8.810,00 56.242
5.1.1. Pendapatan Transfer -0,17% 619.651.69 618.619.0
2.1 Pemerintah Pusat 3.523,00 71.023
5.1.1. Pendapatan Transfer 25,28% 81.318.773. 101.874.2
2.2 Pemerintah Pusat – 000,00 09.118
Lainnya
5.1.1. Pendapatan Transfer 8,77% 101.771.71 110.698.4
2.3 Pemerintah Daerah 3.287,00 22.467
Lainnya
5.1.1. Bantuan Keuangan 0,26% 1.600.629.0 1.604.762.
2.4 00,00 633
5.1.1. Lain-lain Pendapatan -100,00% 18.612.491 18.612.49
3 Daerah yang Sah .000,00 1.000
5.1.2 BELANJA 2,83% 897.223.43 936.781.2
5.121,73 28.256

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 29


Realisasi Proyeksi
Pertumbu
No Uraian Tahun Tahun
han (%)
2021 2022
5.1.2. Belanja Operasi 4,67% 760.002.03 804.414.8
1 6.806,08 19.756
5.1.2. Belanja Pegawai 3,79% 371.023.37 385.075.8
1.1 8.106,00 63.157
5.1.2. Belanja Barang dan Jasa 10,67% 330.155.73 365.398.5
1.2 4.791,74 82.812
5.1.2. Belanja Hibah -12,02% 47.540.450. 41.825.97
1.3 708,34 6.163
5.1.2. Belanja Bantuan Sosial 7,37% 11.282.473. 12.114.39
1.4 200,00 7.624
5.2 Belanja Modal -5,53% 131.194.50 123.938.1
4.247,65 64.842
5.1.2. Belanja Tak Terduga 39,84% 6.026.894. 8.428.243
3 068,00 .657
5.1.3 Transfer 18,81% 92.749.593 111.263.1
.835,00 99.762
5.1.3. Transfer Bagi Hasil 2,62% 9.282.280.1 9.525.344.
1 Pendapatan 91,00 303
5.1.3. Transfer Bantuan 21,89% 83.467.313. 101.737.8
2 Keuangan 644,00 55.459
7 PEMBIAYAAN 23,78% 274.607.91 333.696.1
5.585,28 80.886
7.1 Penerimaan 24,07% 268.961.46 333.696.1
Pembiayaan 5.585,28 80.886
7.1.1 Penggunaan SiLPA 24,07% 268.961.46 333.696.1
5.585,28 80.886
7.2 Pengeluaran 13,48% 5.646.450. -
Pembiayaan 000,00
7.2.2 Penyertaan -100,00% 5.646.450.0 -
Modal/Investasi 00,00
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok -100,00% 0,00 -
Hutang

Sumber: Hasil Analisis

A. Kebijakan Pendapatan

Diproyeksikan bahwa kapasitas kemampuan keuangan daerah

Pemerintah Kota Batu hingga berakhirnya masa berlaku RPJMD 2017-2022,

Pendapatan Asli Daerah diproyeksikan meningkat rata-rata 6,06% per tahun,

dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,46–7,59% per tahun,

inflasi rata–rata 4–6% per tahun. Dengan meningkatnya perekonomian yang

diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi, maka potensi obyek pajak dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 30


retribusi akan meningkat.

Untuk mencapai pendapatan daerah sebagaimana yang diproyeksikan,

kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada :

1. Memantapkan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan

Pendapatan Daerah.

2. Meningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan

ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan

aspek legalitas, keadilan, kepentingan umum, karakteristik

daerah dan kemampuan masyarakat dengan memegang teguh

prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi.

3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan

Daerah dengan Pemerintah Pusat, Perangkat Daerah Penghasil,

Kabupaten dan Kota, serta POLRI.

4. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai

upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar

retribusi daerah.

5. Meningkatkan peran dan fungsi BUMD, UPT dan Balai Penghasil

dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan.

6. Meningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah.

7. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan

sistem administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah.

8. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan

organisasi dan tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang

profesional dan bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas

pelayanan prima dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan

pelayanan masyarakat.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 31


Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang merupakan revisi dari UU

No. 34 Tahun 2000, jenis pendapatan asli daerah terdapat beberapa

perubahan, yaitu: jenis pajak daerah meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak

Air Tanah, PBB dan BPHTB. Sedangkan untuk Retribusi Daerah telah

ditentukan secara jelas jenis retribusi yang dapat dipungut. Jenis retribusi

yang telah dilaksanakan saat ini, masih tetap berlaku, bahkan

memungkinkan untuk lebih dikembangkan sesuai dengan peraturan dan

kewenangan.

Asumsi pendapatan menggunakan era pemulihan pasca pandemi

COVID-19 dimana angka pertumbuhan ekonomi tahun 2021 mulai

mengalami pertumbuhan positif dan menguat. Pertumbuhan ekonomi Kota

Batu tahun 2021 sampai dengan tahun 2022 diprediksi akan mengalami

terus mengalami penguatan. Sektor yang memberi kontribusi pertumbuhan

ekonomi dominan di Kota Batu adalah sektor yang sebelumnya terdampak

langsung dengan COVID-19, sehingga secara langsung akan mengalami

pemulihan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Tantangan

yang diperkirakan akan terjadi yaitu dengan adanya inflasi yang mungkin

akan memerlukan kebijakan dan program khusus dalam pengendaliannya.

Sektor penyediaan akomodasi dan maka minum serta jasa lainnya, yang

menjadi pilar kegiatan pariwisata diprediksikan semakin pulih seiring dengan

dilonggarkannya kembali pembatasan mobilisasi dan berinteraksi

masyarakat dengan sistem protokol keamanan COVID-19 yang masih

diterapkan sesuai dengan kebutuhan pengendalian persebaran COVID-19.

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu diprediksi mulai pulih di tahun 2021 dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 32


2022. Salah satu bentuk intrvensi kebijakan yang telah dilakukan dalam

mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Batu adalah melalui

pemberian insentif pajak daerah bagi usaha pariwisata dan bantuan langsung

tunai kepada masyarakat.

B. Kebijakan Belanja Daerah

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah

disusun melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan ini bertujuan

untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin

efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan

kegiatan. Dalam rangka mengatur penggunaan anggaran belanja daerah agar

tetap terarah, efisien dan efektif, maka arah kebijakan belanja daerah tahun

anggaran 2017-2022 sebagai berikut:

1. Pengelolaan belanja daerah sesuai dengan anggaran berbasis kinerja

(performance based) untuk mendukung capaian target kinerja utama

sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022

dengan menganut prinsip akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka

mendukung penerapan anggaran berbasis kinerja;

2. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan Kota Batu yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan

sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;

3. Pemanfaatan belanja yang bersifat reguler/rutin diutamakan untuk

memenuhi belanja yang bersifat mengikat antara lain pembayaran gaji PNS,

belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota, dan belanja operasional kantor

dengan prinsip mengedepankan prinsip efisien dan efektif;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 33


Adanya masalah global, inflasi, dan pengendalian pandemi COVID-19

akhirnya juga akan mempengaruhi kondisi kondisi ekonomi nasional.

Ketidakstabilan ekonomi ini kemudian memaksa Pemerintah Pusat

mengambil kebijakan nasional berupa kebijakan anggaran bagi seluruh

instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, terutama untuk pemulihan pasca

pandemi COVID-19 dan pengendalian dampak atas kondisi-kondisi yang

diakibatkan oleh ketidakstabilan ekonomi.

Anggaran untuk belanja wajib dalam rangka penanganan dampak inflasi

sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

134/PMK.07/2022 diproyeksikan dalam belanja wajib perlindungan sosial

sebesar 2% dari Dana Transfer Umum (DTU), atau sebesar Rp

2.959.408.125,-. Pengalokasian anggaran belanja wajib perlindungan sosial

tersebut terdiri atas:

a. Bantuan sosial yang diproyeksikan sebesar Rp 2.736.600.000,-

b. Penciptaan lapangan kerja yang diproyeksikan sebesar Rp

250.000.000.000,- dan

c. Subsidi sektor transportasi yang diproyeksikan sebesar Rp

586.800.000,-.

Adanya bantuan sosial tambahan yang diperhitungkan melalui perlindungan

sosial lainnya, maka diproyeksikan penganggaran untuk belanja wajib

perlindungan sosial telah melebihi 2% DTU. Berdasarkan proyeksi kapasitas

kemampuan keuangan daerah, selanjutnya ditetapkan kebijakan alokasi dari

kapasitas kemampuan keuangan daerah tersebut kedalam 3 Kelompok

Prioritas, yaitu Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 34


C. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Berikut ini beberapa poin penting terkait dengan kebijakan pembiayaan

daerah:

1. Kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan

diarahkan untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber

dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan

dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman

dan penerimaan piutang daerah.

2. SiLPA tahun 2018-2023 diproyeksikan tumbuh rata-rata per tahun

sebesar 10,06% dengan tahun dasar 2017, namun demikian tahun-

tahun mendatang proses perencanaan dan penganggaran diharapkan

akan menjadi lebih baik dan sistem pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan sudah berjalan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan atau dengan asumsi bahwa

SilPA harus mampu menutup defisit anggaran yaitu maksimal 6% dari

total APBD.

3. Terkait dengan pinjaman daerah, Pemerintah Pusat telah membuka

kesempatan bagi pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan, untuk

melakukan pinjaman sebagai salah satu instrumen pendanaan

pembangunan daerah. Hal ini bertujuan untuk mempercepat

pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Namun demikian, mengingat adanya konsekuensi

kewajiban yang harus dibayar atas pelaksanaan pinjaman pemerintah

daerah dimaksud, seperti angsuran pokok, biaya bunga, denda, dan

biaya lainnya, pemerintah daerah akan terus mengedepankan prinsip

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 35


kehati-hatian (prudential management), profesional, dan tepat guna

dalam penggunaan potensi pinjaman daerah tersebut agar tidak

menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah.

4. Selain itu juga dibuka peluang bagi pemerintah daerah untuk

menggalang dana pinjaman pemerintah daerah yang bersumber dari

masyarakat sebagai salah satu sumber pendanaan daerah. Sumber

pendanaan tersebut adalah obligasi daerah untuk mendanai investasi

sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat

bagi masyarakat.

5. Pada aspek pengeluaran pembiayaan, sebagai pengeluaran yang akan

diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun

pada tahun-tahun anggaran berikutnya, akan mencakup: pembentukan

dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Untuk itu

kebijakan pengeluaran pembiayaannya meliputi : Pengeluaran

pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh

tempo, penyertaan modal BUMD disertai dengan revitalisasi dan

restrukturisasi kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik

daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan

termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD, dan Dana Bergulir (Kredit

Program).

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Secara keseluruhan kerangka pendanaan daerah Kota Batu Tahun

Anggaran 2017 sampai dengan 2022 disajikan pada tabel berikut:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 36


Tabel 3.4.
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Batu

N Proyeksi Tahun
Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
o 2022
1 Pendapatan 849.443.705.76 984.939.247.45 989.384.252.98 893.038.839.33 969.962.352.37 1.007.196.198.0
2,26 1,18 8,50 0,97 1,30 45,64
2 Pencairan 0 0 0 0 0 0
dana
cadangan
(sesuai
Perda)
3 Sisa Lebih 128.628.662.95 259.344.283.49 302.247.398.19 259.214.160.07 236.880.903.45 236.880.903.45
Riil 9,82 2,63 3,59 4,49 0,15 0,15
Perhitungan
Anggaran
Total 978.072.368.72 1.244.283.530.9 1.291.631.651.1 1.152.252.999.4 1.206.843.255.8 1.244.077.101.4
Penerimaan 2,08 43,81 82,09 05,46 21,45 95,79
Dikurangi:
1 Total 320.133.652.30 378.509.796.45 446.289.709.06 438.018.513.47 463.772.971.94 491.411.703.09
Belanja 4,00 3,00 4,58 8,40 1,00 3,71
Wajib dan
Pengeluaran
Yang Wajib
Mengikat
Serta

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 37


Prioritas
Utama
Kapasitas 657.938.716.4 865.773.734.49 845.341.942.11 714.234.485.92 743.070.283.88 752.665.398.40
riil 18,08 0,81 7,51 7,06 0,45 2,08
kemampuan
keuangan
Sumber: Hasil Analisis

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 38


Tabel 3.5.
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota Batu

N Tahun
Uraian
o 2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Kapasitas 657.938.716.418 865.773.734.490 845.341.942.117 714.234.485.927 743.070.283.880 752.665.398.402
riil ,08 ,81 ,51 ,06 ,45 ,08
kemampua
n keuangan
2 Prioritas I 296.072.422.388 389.598.180.520 380.403.873.952 321.405.518.667 334.381.627.746 338.699.429.280
(45%) ,14 ,87 ,88 ,18 ,20 ,94
3 Prioritas II 230.278.550.746 303.020.807.071 295.869.679.741 249.982.070.074 260.074.599.358 263.432.889.440
(35%) ,33 ,78 ,13 ,47 ,16 ,73
4 Prioritas III 131.587.743.283 173.154.746.898 169.068.388.423 142.846.897.185 148.614.056.776 150.533.079.680
(20%) ,62 ,16 ,50 ,41 ,09 ,42
Sumber: Hasil Analisis

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 39


Berdasarkan tabel 3.5, rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan

keuangan daerah berupa total penerimaan tersebut adalah untuk memenuhi

kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam

rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama

5 (lima) tahun ke depan. Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia,

kemudian dialokasikan ke berbagai program sesuai urutan prioritas. Prioritas

program dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II, dan prioritas III, dimana

prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III

mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan

dananya.

Prioritas I (utama) merupakan program pembangunan daerah dengan

tema atau program unggulan (dedicated) Kepala Daerah sebagaimana

diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif

harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk

prioritas bidang pendidikan 20% (dua puluh persen). Program prioritas I

harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat

monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat

yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit

yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga

diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat PD yang

merupakan penjabaran dari analisis per urusan, bersifat mendukung

program prioritas utama. Disamping itu Program prioritas II berhubungan

dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi PD termasuk peningkatan

kapasitas kelembagaan masing-masing PD.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 40


Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi

belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja

hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan

keuangan kepada provinsi/ kabupaten/ kota dan pemerintahan desa serta

belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus

memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II

terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 | III- 41


BAB 4

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN ISU STRATEGIS


DAERAH

Bab ini menguraikan permasalahan dan isu-isu strategis

pembangunan Kota Batu untuk periode 2017-2022 yang dibentuk

berdasarkan analisis dan telaah terhadap hasil capaian kinerja

pembangunan daerah pada periode sebelumnya (RPJMD Kota Batu Tahun

2012-2017). Selain itu identifikasi permasalahan dan isu strategis

pembangunan daerah juga dibentuk berdasarkan komponen hasil dan telaah

terhadap dokumen RPJPD Kota Batu 2005-2025, dokumen RPJMN 2020-

2024, dokumen RPJMD Provinsi Jawa Timur 2019-2024, telaah terhadap isu

internasional, telaah terhadap dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) Perubahan RPJMD, analisis yang berasal dari dunia akademik,

usaha/bisnis, sosial budaya, dan berbagai sumber serta dokumen lain yang

dapat dipertanggungjawabkan.

4.1 Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pembangunan daerah merupakan perbedaan antara

kondisi saat ini (existing) dengan kondisi yang diharapkan “expectation gap”.

Kondisi saat ini digambarkan oleh capaian indikator kinerja pembangunan

daerah sedangkan kondisi yang diharapkan adalah tujuan atau target yang

hendak dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan dalam dokumen

sebelumnya.

Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya muncul

dari kekuatan (strength) yang belum didayagunakan secara optimal,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 1


kelemahan (weakness) yang belum teratasi, peluang (opportunity) yang belum

dimaksimalkan, serta ancaman (threat) yang belum diantisipasi.

Tujuan perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk

mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan kinerja pembangunan daerah pada masa lalu. Identifikasi faktor-

faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal.

Oleh karena itu, dalam menentukan permasalahan pembangunan yang ada

di Kota Batu dilakukan melalui penelaahan terhadap kinerja pemerintah yang

belum tercapai pada periode sebelumnya yang disesuaikan menurut bidang

dan urusan yang dijelaskan dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah yaitu berdasarkan urusan wajib pelayanan

dasar, urusan wajib non pelayanan dasar serta urusan pilihan.

Dalam gambaran umum pembangunan Kota Batu selama 5 (lima)

tahun terakhir yang telah diuraikan sebelumnya pada Bab II, identifikasi

permasalahan dapat dikelompokan berdasarkan 3 (tiga) aspek, yaitu sebagai

berikut:

4.1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat dan Terkontraksi Akibat

Pandemi COVID-19

Pertumbuhan ekonomi Kota Batu sampai dengan tahun 2019 terus

memiliki tingkat capaian pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan

Provinsi Jawa Timur dan nasional dengan menunjukkan angka yang positif,

dimana pertumbuhan ekonomi Kota Batu selalu lebih tinggi dibandingkan

Provinsi jawa Timur dan Nasional, bahkan pada tahun 2019, di saat

pertumbuhan ekonomi Nasional dan Jawa Timur melambat, ekonomi Kota

Batu justru mampu tumbuh lebih cepat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 2


6,52%. Selama 6 tahun (2015-2019) pertumbuhan ekonomi Kota Batu

tumbuh rata-rata 6,58% dan pertumbuhan ini selalu di atas Jawa Timur

5,44% dan Nasional 5,01%. Namun, pada tahun 2020 ini akibat pandemi

Covid-19, seiring terjadinya resesi ekonomi global dan nasional, Kota Batu

mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -6,46% dan jauh di bawah Jawa

Timur -2,39% dan nasional -2,07%. Salah satu faktor pemicunya adalah

kontraksi pertumbuhan kelompok sektor pariwisata, yaitu akomodasi dan

makan minum terkontraksi -21,88% dan jasa-jasa lainnya -15,96%, yang

merupakan sektor unggulan Kota Batu.

Secara umum dengan adanya pandemi COVID-19 berdampak pada

perekonomian, baik pada lapangan usaha maupun pengeluaran.

Perekonomian Kota Batu berdasarkan besaran Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Batu pada tahun 2019 mencapai

16.926,09 milyar. Apabila dibandingkan tahun 2018 maka ada kenaikan

sebesar 8,2 persen. Perkembangan ekonomi Kota Batu atas dasar harga

konstan tidak berbeda jika dibandingkan dengan harga berlaku. Tahun 2020

turun menjadi 15.916,80 milyar. Sedangkan, PDRB ADHK pada tahun 2019

mencapai 11.787,51 milyar naik sekitar 6.52 persen dibandingkan tahun

2018. Pada tahun 2020 juga mengalami penurunan menjadi 11.025,80

milyar. Struktur ekonomi Kota Batu, sektor paling besar kontribusinya

adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, disusul oleh sektor jasa

lainnya, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, kemudian sektor jasa

lainnya dan sektor konstruksi, dan terakhir adalah Sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok sektor

pariwisata menjadi pilar ekonomi daerah, sehingga dampak covid-19 sangat

terasa dan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 3


Pada tahun 2021, perekonomian Kota Batu mulai pulih, ditandai

dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,04 %, lebih tinggi dari

Provinsi Jawa Timur 3,57 % dan nasional 3,69 %. Hal ini menunjukan mulai

menggeliatnya aktivitas pariwisata. Data kunjungan wisatawan tahun 2021

mencapai 3,58 juta orang atau hampir 50 % dibandingkan jumlah kunjungan

pada tahun 2019. Berbagai kebijakan Pemerintah Kota Batu terus dilakukan

untuk mendorong pertumbuhan wisatawan ini terutama yaitu memberikan

ijin pembukaan 8 destinasi wisata dengan kuota terbatas dan protokol

kesehatan yang ketat. Selain itu, insentif ekonomi dan perluasan jaring

pengaman sosial juga terus diambil untuk memberikan penguatan terhadap

berbagai usaha mikro dan kecil yang akan menopang pemulihan ekonomi

Kota Batu.

2. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran yang masih perlu

dioptimalkan

Peningkatan pendapatan per kapita telah mendorong penurunan angka

kemiskinan penduduk dari tahun 2015 sebanyak 4,71% dan menurun

menjadi 3,81% tahun 2019 atau turun rata-rata sebesar -0,225%. Demikian

juga dengan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukkan angka

yang terus fluktuatif di mana tahun 2015 angka TPT sebesar 4,29% dan

tahun 2019 menurun menjadi 2,48% atau rata-rata angka TPT dalam 5 tahun

terakhir adalah 3,04%. Tahun 2020, seiring dengan terjadinya pandemi covid-

19, pertumbuhan ekonomi merosot tajam akibat turunnya jumlah kunjungan

wisatawan sebesar -70%, sehingga angka pertumbuhan ekonomi terkontraksi

-6,46%. Turunnya dampak pertumbuhan ekonomi ini berdampak pada

naiknya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota

Batu.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 4


Jumlah penduduk miskin Kota Batu tahun 2020 sebanyak 8.120 jiwa

atau sekitar 3,89% dari jumlah penduduk. Angka ini menunjukkan kenaikan

sebesar 0,08% dari tahun sebelumnya pada kondisi normal 2019. Capaian

angka kemiskinan penduduk jauh di bawah angka Jawa Timur 11,46% dan

Nasional 10,19%. Sedangkan dilihat dari angka TPT, Kota Batu mengalami

kenaikan yang sangat signifikan yaitu naik sebesar 3,45% dari 2,48% tahun

2019 menjadi 5,93% di tahun 2020. Merosotnya industri pariwisata telah

memicu sektor unggulan daerah yaitu sektor akomodasi dan makan minum

dan sektor jasa-jasa lainnya terkontraksi pertumbuhan ekonominya. Kondisi

yang tidak linier antara angka kemiskinan dan angka pengangguran terbuka

ini, menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah Kota Batu melalui refocusing

terhadap kebijakan memperkuat jaring pengaman sosial telah secara efektif

menahan dampak covid-19 pada kemampuan penduduk untuk bertahan.

Sehingga, meski ekonomi merosot dan industri pariwisata jatuh, tetapi

masyarakat masih tetap mampu untuk bertahan dan melakukan berbagai

bentuk kegiatan ekonomi alternatif.

3. Pembangunan Sumber Daya Manusia yang masih perlu dioptimalkan

Mengingat SDM merupakan salah satu modal utama pembangunan,

maka kebijakan yang tepat untuk peningkatan kualitasnya pun sangat

dibutuhkan. Sebagai dasar evaluasi indikator yang dapat digunakan untuk

menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah adalah capaian

kinerja pembangunan manusia, Kota Batu mampu naik secara signifikan

dalam lima tahun terakhir (2014-2019) dimana Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Kota Batu tahun 2019 mencapai nilai 75,88 atau tumbuh 0,84

persen jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018 yaitu 75,04 poin.

Capaian IPM tahun 2019 ini masuk kategori “tinggi” dan peringkat IPM Kota

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 5


Batu pada 2019 menduduki peringkat ke-9 dari 38 kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Timur dan lebih tinggi dari capaian Jawa Timur dan Nasional

Munculnya pandemi COVID-19 di Indonesia memberi pengaruh pada

Indeks Pembangunan Manusia. Nilai IPM Kota Batu tahun 2020 adalah 75,90

poin, atau naik 0.03 poin dibandingkan tahun 2019. Jika dilihat dari trend

pertumbuhan IPM yang selalu naik dengan cukup signifikan, yaitu 0,94 poin

pada 2017, kemudian 1,05 poin pada 2018, dan 1,12 poin pada 2019. Dari

data tersebut tampak ada perlambatan pada tahun 2020. Hal ini diakibatkan

dari menurunnya pengeluaran per kapita akibat kontraksi ekonomi pada saat

pandemi Covid-19. Data BPS Kota Batu tahun 2021, menunjukkan bahwa

seluruh komponen pembentuk IPM, yakni usia harapan hidup, harapan lama

sekolah dan rata-rata lama sekolah masih mengalami peningkatan.

Sementara pengeluaran perkapita menjadi satu-satunya komponen yang

turun, selengkapnya disajikan pada diagram berikut:

Sumber: BPS Kota Batu, 2022

4. Kualitas kesehatan masyarakat yang masih perlu dioptimalkan

Kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan di Kota Batu masih belum

optimal. Berbagai masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan

diantaranya:

a. Gizi Masyarakat Kota Batu masih bermasalah dalam hal gizi, khususnya

dalam hal stunting yaitu kondisi gagal tumbuh pada balita disebabkan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 6


oleh kekurangan gizi kronis. Stunting memberikan hambatan

perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan belajar dan rendahnya


produktifitas serta bersifat permanen sehingga dapat memberikan

permasalahan pada bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia pada

umumnya dan Kota Batu pada khususnya. Berdasarkan data Riskesdas

tahun 2013, prevalensi stunting Kota Batu sebesar 33,3 persen dan pada

Riskesdas tahun 2018 turun menjadi 28,33 persen, atau turun sebesar

4,97%. Walaupun Kota Batu telah berhasil menurunkan prevalensi balita

stunting, namun prevalensi balita dengan masalah stunting masih jauh di

atas batas angka prevalensi stunting yang disarankan oleh WHO yaitu

dibawah 20 persen.

b. Penyakit Menular dan Tidak Menular
- Selain masalah gizi masyarakat,

Kota Batu dihadapkan pada masalah kesehatan yang lain, yaitu penyakit

tidak menular dan penyakit menular. Salah satu faktor resiko penyakit

tidak mehular yaitu hipertensi merupakan masalah yang dihadapi

penduduk Kota Batu. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, prevalensi

Hipertensi pada kelompok usia 18 tahun keatas berdasarkan hasil

pengukuran mencapai 43,66%. Angka ini jauh diatas prevalensi hipertensi

di tingkat Propinsi Jawa Timur sebesar 36,32%. Adapun masalah

kesehatan akibat penyakit menular yang mengemuka adalah Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia. Masalah kesehatan

akibat penyakit menular ini diperparah dengan adanya kemunculan

COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyebaran penyakit yang sangat

cepat serta tingginya tingkat fatalitas kasus akibat penyakit ini,

menyebabkan ditetapkannya status darurat bencana non alam secara

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 7


nasional hingga ke daerah. Kondisi pandemi Covid-19 ini mengharuskan

Pemerintah Daerah Kota Batu melakukan banyak penyesuaian kebijakan

dalam hal anggaran maupun pelaksanaan program kegiatan

pembangunan. Kedepan, optimalisasi dalam pelaksanaan strategi 3-T

(Tracing-Testing-Treatment) dan manajemen logistik untuk penanganan

Covid-19 perlu terus dilakukan bersama lintas sektor terkait.

c. Belum Optimalnya Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
 Akses

penduduk terhadap sarana kesehatan di Kota Batu masih belum optimal.

Hal ini ditunjukkan antara lain adanya belum terpenuhinya rasio ideal

puskesmas /puskesmas keliling per satuan penduduk, khususnya di

wilayah Kecamatan Bumiaji.

Permasalahan lain yang tidak kalah penting dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu kurangnya jumlah tenaga

dokter dan tenaga kesehatan tertentu seperti tenaga apoteker, analis

kesehatan, nutrisionis, sanitarian, promosi kesehatan, analis laboratorium

serta tenaga non kesehatan seperti tenaga pengelola administrasi dan

keuangan di puskesmas.

5. Menurunnya Kontribusi Sektor Utama PDRB

PDRB sebagai indikator pembangunan ekonomi suatu daerah tentunya

terdiri dari beberapa sektor/lapangan usaha yang membentuknya, begitu

pula PDRB Kota Batu yang dibentuk oleh 17 sektor/lapangan usaha. Pada

kurun waktu tahun 2015 hingga 2019 kontribusi sektor-sektor utama

pembentuk PDRB Kota Batu cenderung menurun dan fluktuatif, dilihat dari

struktur ekonomi Kota Batu, sektor paling besar kontribusinya adalah sektor

Perdagangan Besar dan Eceran, disusul oleh sektor jasa lainnya, sektor

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 8


Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, disusul adalah Sektor Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum dan terakhir adalah Sektor Konstruksi.

Dilihat dari sisi kontribusi pertumbuhan PDRB, nampak bahwa

pertumbuhan 4 sektor tertinggi adalah untuk sektor konstruksi, penyediaan

akomodasi makan dan minum, perdagangan besar dan eceran, sektor jasa

lainnya, dan real estate. Sektor industri pengolahan terjadi lonjakan yang

sangat signifikan, dimana pada tahun 2018 hanya sebesar 6,94% sedangkan

pada tahun 2019 melonjak menjadi 9,65%. Sedangkan, untuk sektor jasa

lainnya menunjukkan tren peningkatan angka pertumbuhan yang terus

meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi dinamisasi pertumbuhan

antar sektor ekonomi. Memasuki tahun 2020, di masa pandemi Covid-19 ini

diprediksi akan terjadi perubahan struktur ekonomi Kota Batu dimana sektor

pendukung pariwisata yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum dan

jasa lain nya akan mengalami penurunan dan bahkan terkontraksi,

sebaliknya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih akan

meningkat meskipun rendah

4.1.2 Aspek Pelayanan Umum

a) Layanan Urusan Wajib Dasar

Permasalahan pembangunan yang berhubungan dengan

penyelenggaraan layanan urusan wajib dasar di Kota Batu yang

menjadi prioritas adalah:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah prasyarat utama dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan daya saing global. Penyelenggaraan

pendidikan menjadi perhatian semua pemangku kepentingan baik

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 9


pemerintahan daerah, dunia usaha dan masyarakat. Permasalahan

pendidikan Kota Batu adalah

a. Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B,

yang menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota masih cukup

rendah, tahun 2020 sebesar 96,01% dan tahun 2021 sedikit turun

menjadi sebesar 96,00%. Pemenuhan APK SMP/MTs/Paket B untuk

meningkatkan kesetaraan dan pemerataan pendidikan dasar,

sehingga akan mampu meningkatkan angka rata-rata lama sekolah

di dalam Indeks Pembangunan Manusia.

b. Capaian kinerja Sertifikasi Tenaga Pendidik di angka 50% pada

tahun 2020 menjadi 55% pada tahun 2021 dari seluruh tenaga

pendidik. Angka capaian ini harus ditingkatkan karena terkait

dengan tingkat pengakuan negara terhadap kompetensi guru. Selain

itu juga terkait dengan kesejahteraan guru, dimana sertifikasi akan

meningkatkan tunjangan guru.

c. Persentase Nilai Rapor PPK Tenaga Pendidik dengan predikat amat

baik masih sangat rendah yaitu hanya 30% dan capaiannya

stagnan. Peningkatan kualitas SDM pendidik sangat dibutuhkan di

Kota Batu dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dan

kreatifitas peserta didik dalam pembangunan kota.

d. Harapan Lama Sekolah juga masih cukup rendah yaitu 14,16 di

tahun 2021. Harapan lama sekolah harus ditingkatkan dengan

minimal sampai pendidikan Diploma 3 atau minimal 15 tahun.

Mengingat Kota Batu sebagai destinasi wisata nasional dan

internasional harus mulai membangun kekuatan ekonomi kreatif

berbasis pada kompetensi sumber daya manusia. Dilihat bahwa

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 10


sebaran penduduk lulusan dengan kualifikasi perguruan tinggi

masih sangat sedikit, untuk jenjang perguruan tinggi yaitu program

D1/D2/D3/D4 atau S1 dan S2 hanya sebesar 24,12% yang

diantaranya yang memiliki komposisi berimbang yaitu 11,75% laki-

laki dan 12,40% adalah jenis kelamin perempuan.

e. Belum optimalnya peningkatan partisipasi masyarakat pendidikan

non formal, dimana pendidikan non formal seperti pusat kegiatan

belajar masyarakat, lembaga kursus, dan lain sebagainya.

Pendidikan non formal ini dapat membantu meningkatkan kualitas

penduduk Kota Batu melalui pelatihan ketrampilan sampai dengan

sertifikasi keahlian terampil sebagai salah satu pengembangan

minat dan bakat untuk diarahkan mendorong karir di masa yang

akan datang dalam dunia pariwisata. Serta perlunya peningkatan

terhadap partisipasi masyarakat karena pendidikan non formal yang

diselenggarakan oleh masyarakat masih mendapat perhatian yang

sangat minim dari masyarakat Kota Batu.

f. Masih belum optimalnya pengembangan sekolah inklusif, yaitu

sekolah yang menerima siswa berkebutuhan khusus, terutama

untuk diarahkan kepada berbagai bentuk ketrampilan berdasarkan

minat dan bakat seseorang. Sekolah inklusif ini selain sebagai

wadah sosial, juga sebagai salah satu wadah dalam pengembangan

produktivitas ekonomi masyarakat.

2) Kesehatan

Pembangunan kesehatan secara umum berfokus pada

penyelenggaraan urusan kesehatan Pemerintah Daerah yang ditujukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 11


Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga merupakan

salah satu faktor yang sangat menentukan dalam nilai pembangunan

manusia atau IPM melalui nilai / angka Angka Harapan Hidup (AHH).

Menjadi sehat akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seperti

halnya pendidikan. Dalam mendukung kesehatan, hal yang paling

utama tujuannya adalah menghindari kematian dan meningkatkan

kualitas hidup sehat warga Kota Batu.

a. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Batu mengalami penurunan dari

99,73 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2017 menjadi 0 di tahun

2018. Akan tetapi kembali meningkat di tahun 2019 pada angka 31,2

serta 63,5 di tahun 2020 kemudian meningkat tajam pada tahun

2021 pada angka 341. Peningkatan ini 11% diakibatkan oleh

penyakit jantung/stroke dan 89% diantaranya diakibatkan oleh

penyakit lainnya termasuk COVID-19.

b. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Batu mengalami penurunan dari

2017 (8,64 per 1000 kelahiran hidup) ke 2018 (5,8) dan 2019 (5),

tetapi mengalami kenaikan pada tahun 2020 (7) dan 2021 (7,5).

Penyebab terbesar kematian bayi adalah kehamilan yang tidak

diinginkan pada calon ibu di bawah 18 tahun dan COVID-19.

c. Indeks penyakit tidak menular turun 10,09% di tahun 2021,

penurunan ini terjadi karena masyarakat yang tidak memeriksakan

diri dan kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular yang berkurang

selama pandemi COVID-19.

3) Pekerjaan Umum dan Penataan ruang

Pembangunan infrastruktur berupa jalan sangat penting dalam

rangka meningkatkan mobilisasi penduduk dan barang serta

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 12


meningkatkan perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Begitu pula

dengan pembangunan irigasi dalam menunjang aktivitas dan

perekonomian masyarakat.

Permasalahan di Kota Batu berdasarkan urusan pekerjaan umum

dan penataan ruang yaitu

a. Pemenuhan rasio persentase luasan daerah irigasi yang terlayani

air irigasi dan perbaikan jumlah saluran irigasi semakin naik dan

membaik. Namun demikian jumlah cakupan irigasi dengan

kondisi rusak berat juga meningkat di tahun 2021. Jumlah luas

baku sawah juga terus menurun, salah satu penyebab adalah

masih lemahnya pengendalian pemanfaatan ruang terkait

peruntukan dan intensitas sesuai izin yang diterbitkan. Langkah

intensifikasi pertanian melalui optimalisasi saluran irigasi sangat

penting untuk dilakukan.

b. Capaian kinerja Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Penerangan

Jalan Lingkungan (PJL) terus meningkat dan bertambah, akan

tetapi dilihat dari kebutuhan sampai akhir tahun 2021 masih

tercapai sebanyak 6.201 titik yang sudah terpasang dan masih

kurang 2.049 titik yang belum terpasang, sehingga persentase

PJU/PJL dalam kondisi baik di Kota Batu sebesar 75,16%. Kota

Batu sebagai Kota Wisata, mulai mengarah pada Desa-Desa

Wisata, yang memiliki kepadatan arus lalu lintas harus memiliki

sistem PJU dan PJL yang lengkap dan cukup memberikan rasa

keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung wisata.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 13


4) Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

Tempat tinggal atau perumahan adalah salah satu kebutuhan

primer yang perlu dipenuhi setiap masyarakat. Tempat tinggal

berfungsi sebagai tempat berlindung dan istirahat setiap hari dalam

menjalankan kehidupan sehingga harus dipastikan lingkungan tempat

tinggal dalam keadaan baik dan sehat. Beberapa faktor penentu

perumahan dan kawasan yang baik dan sehat adalah tersedianya

aliran air bersih, aliran listrik dan juga sanitasi.

Secara umum urusan perumahan dan kawasan permukiman

yang diorientasikan bagi peningkatan kualitas kehidupan rumah

tangga untuk cakupan rumah layak huni sudah sangat bagus yaitu

99,44%, dimana sebanyak 696 rumah masih belum layak huni.

Beberapa urusan perumahan yang masih menjadi permasalahan

antara lain:

a. Pemenuhan penduduk berakses air bersih dan rumah tangga yang

memiliki sanitasi masih belum tercapai secara keseluruhan.

Perencanaan urusan perumahan dan permukiman masih lemah

karena belum adanya dokumen kebijakan strategi tentang penataan

ruang perumahan dan permukiman sebagai pengendali

pembangunan perumahan dan permukiman (Dokumen RP3KP).

b. Penduduk berakses air bersih masih mencapai 81,64%. Data

capaian ini menunjukkan masih perlunya kegiatan upaya untuk

peningkatan dan/atau pengembangan/perluasan jaringan

perpipaan air bersih perdesaan.

c. Capaian persentase akses sanitasi/air limbah layak masih tercapai

86,59%. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur permukiman

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 14


masih belum sepenuhnya terpenuhi untuk menuju lingkungan

sehat.

5) Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan Masyarakat

Ketentraman, ketertiban dan keamanan masyarakat merupakan

kondisi yang harus dipenuhi dalam rangka mewujudkan Kota Batu yang

aman, nyaman dan berdaya saing. Citra Kota Batu sebagai kota wisata

seharusnya sejalan dengan kondisi ketenteraman, ketertiban dan

keamanan masyarakatnya dengan meminimalisir tingkat kriminalitas di

Kota Batu. Kebijakan dalam penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum, menekankan pada peningkatan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan, terjaganya ketenteraman umum dan

terbinanya ketertiban umum sebagai antisipasi terjadinya konflik yang

berbasis SARA, anarkis, separatisme atau lainnya. Untuk itu dari tahun

ke tahun telah dilaksanakan penertiban PKL, operasi gelandangan,

pengemis dan tuna susila. Kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah

Kota Batu dapat dikatakan cukup kondusif, selama tahun 2019 tidak

ada kejadian-kejadian yang menonjol yang berkaitan atau menjurus

kearah SARA, anarkisme, dan separatisme. Pada dasarnya kegiatan ini

sifatnya koordinasi antar anggota Muspida Kota Batu untuk mengambil

kebijakan terkait masalah/gangguan/ kerawanan konflik yang

mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat untuk menjaga

stabilitas daerah.

Permasalahan pembangunan yang mengancam ketertiban dan

keamanan masyarakat Kota Batu adalah

a. Angka kriminalitas di Kota Batu tahun 2019 tergolong masih cukup

tinggi yang didominasi oleh curanmor. Angka ini menurun seiring

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 15


dengan adanya Pandemi Covid-19 selama tahu 2000. Jumlah laporan

sampai Bulan Agustus 2020 ini berjumlah 93 laporan polisi dan 2016

pengaduan masyarakat. Kriminalitas dapat merusak kenyamanan

dan ketentraman lingkungan Kota Batu sebagai Kota Wisata,

sehingga seluruh elemen dan unsur masyarakat harus berpartisipasi

mencegah dan menanggulanginya.

b. Meskipun masih ada, perkembangan aliran atau paham yang

menyimpang dari ajaran agama serta cenderung mengarah kekerasan

(radikalisme), namun jumlah dan eskalasinya terus menurun. Hal ini

karena peran tokoh agama untuk membantu pemerintah dalam

mengatasai permasalahan ini. Terlebih hal ini bertujuan untuk

mewujudkan Kota Batu sebagai kota aman dengan visi Kota Batu

sebagai Agrowisata Internasional. Untuk menjaga stabilitas kota,

peran Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) sangat penting.

Pemenuhan Satlinmas di setiap lingkungan di Kota Batu masih

sangat rendah yaitu hanya 15%. Angka ini masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan standar pelayanan minimal yaitu 1 orang untuk

setiap lingkungan. Pemenuhan kuantitas dan kualitas Satlinmas

harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota.

c. Selain masalah kriminalitas yang tinggi, Kota Batu juga memiliki

masalah yang penting dalam kaitannya bencana. Bencana yang

terjadi disebabkan oleh faktor alam maupun non alam antara lain

berupa gempa bumi, gunung meletus, banjir kekeringan, angin topan,

kebakaran dan tanah. Kondisi geografis Kota Batu yang terletak di

pegunungan rawan dengan angin topan. Kota yang dikelilingi oleh

kawasan hutan, sangat rentan terhadap kebakaran, apalagi di musim

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 16


kemarau dan tanah longsor sewaktu-waktu mengintai. Terkait

dengan kebakaran, pelaksanaan urusan kebakaran oleh unit kerja

Satuan Polisi Pamong Praja, masih memiliki waktu response time

(waktu penanganan) yang masih panjang yaitu 30 menit, padahal

standar pelayanan minimal yang ditetapkan adalah 15 menit.

Kompetensi dan pengembangan sistem penanganan dini dari

kebakaran menjadi masalah yang harus dipecahkan.

d. Terkait dengan penegakan Peraturan Daerah, dalam rangka

memberikan kenyamanan bagi penduduk dan pengunjung wisata,

maka penegakan Peraturan Daerah terutama untuk penataan PKL

dan penertiban berbagai atribut di jalanan harus ditingkatkan.

Dukungan jumlah dan kualitas personil sangat dibutuhkan dalam

melaksanakan hal ini. Jumlah personil Satpol PP masih kurang dan

perlu peningkatan kompetensi personil dalam bidang perencanaan,

administrasi dan penegakan hukum.

6) Sosial

Permasalahan sosial dari waktu ke waktu selalu mengalami

perubahan baik dalam kuantitas maupun kompleksitas masalah.

Kompleksitas masalah menuntut adanya profesionalisme dalam

pemberian pelayanan kesejahteraan sosial dan peran serta dari seluruh

pihak dalam penanganan permasalahan sosial. Peran serta dari seluruh

pihak menjadi kata kunci untuk menangani berbagai permasalahan

sosial yang ada. Permasalahan sosial tidak akan mampu ditangani oleh

pemerintah saja tetapi harus melibatkan masyarakat sebagai subyek

perubahan, dunia usaha dengan corporate sosial responcibility (CSR) dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 17


peran perguruan tinggi sebagai kaum intelektual untuk bersama-sama

menangani permasalahan sosial.

Permasalahan sosial di Kota Batu, dari PMKS yang ada, yang

menjadi prioritas adalah terkait kemiskinan di Kota Batu untuk

ditangani bersama. Permasalahan ini tidak mungkin dapat ditangani

oleh pemerintah daerah sendiri atau pemerintah pusat saja tetapi harus

menjadi tugas dan prioritas bersama antara pemerintah pusat, dan

pemerintah daerah serta melibatkan seluruh elemen masyarakat lainnya

seperti penduduk miskin itu sendiri sebagai subyek perubahan.

Penanganan permasalahan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) yang sekarang berganti menjadi Pemerlu Pelayanan

Kesejahteraan Sosial (PPKS). PPKS adalah perseorangan, keluarga,

kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan,

kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya,

sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani,

rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar.

Kebijakan penanganan permasalahan sosial, pemerintah daerah

tidak hanya menangani langsung terhadap penyandang masalahnya

tetapi juga mendorong tumbuh berkembangnya Potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS), yang berperan serta menjaga, menciptakan,

mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Pembangunan urusan sosial diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat dengan memberikan pelayanan bagi masyarakat yang

membutuhkan, pelayanan terhadap PPKS sehingga diharapkan

masyarakat mampu mencukupi kebutuhan hidupnya secara wajar, baik

jasmani, rohani maupun sosial dengan mengoptimalkan fungsi dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 18


peran serta dari Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), dunia

usaha dan masyarakat dalam Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).

Di masa Pandemi Covid-19 ini, permasalah sosial semakin

menumpuk karena kerentanan sosial mereka dapat menimbulkan

rentetan kerentanan lainnya, yaitu makin rentan ekonomi dan

kesehatannya. Dinas sosial memberikan perhatian yang lebih besar

dalam penanganan ini. Penegakan protokol kesehatan harus semakin

kuat, dimana seluruh unsur PSKS dan masyarakat memberikan

dorongan penguatan bagi pelaksanaan ini. Fasilitas sarana protokol

kesehatan sampai edukasi hidup sehat dengan tetap memberi ruang

aktivitas ekonomi harus terus dikembangkan. Penguatan-penguatan

ekonomi melalui berbagai pelatihan dan fasilitasi komunikasi melalui

internet dan online sangat diperlukan. Beberapa permasalahan urusan

sosial yang dihadapi Kota Batu antara lain:

a. Sinergi kerja antara instansi pemerintah, aktivis otensi Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan mitra usaha melalui corporate social

responsibility masih rendah, sehingga potensi ekonomi dan sosial bagi

PPKS masih belum dapat dioptimalkan,

b. Pengembangan sistem pelayanan sosial dan pemberdayaan sosial

dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 masih

belum optimal dilakukan melalui Usaha Kesejahteraan Sosial

terhadap kelompok PPKS yang paling rentan ekonomi dan kesehatan

masih belum optimal dilakukan. Kelompok PPKS tertentu yang

memiliki daya tahan untuk mandiri tetap harus didampingi dan

difasilitasi melalui berbagai skema bantuan usaha dan fasilitasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 19


kegiatan ekonomi. Sehingga, tidak semua nya diberikan dalam bentuk

bantuan sosial.

b) Layanan Urusan Wajib Non Dasar

Permasalahan pembangunan yang berhubungan dengan

penyelenggaraan layanan urusan wajib non dasar di Kota Batu yang

menjadi prioritas adalah:

7) Tenaga kerja

Pandemi Covid-19 telah melemahkan sendi-sendi sektor ekonomi

basis di Kota Batu yaitu Pariwisata yang ditopang oleh sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum serta jasa lainnya. Sektor

lainnya menyusul adalah sektor perdagangan dan konstruksi yang

menjadi sektor ekonomi dengan kotribusi terbesar di Kota Batu.

Kontraksi ekonomi kedua sektor ini paling parah, sehingga berdampak

pada penyediaan lapangan kerja. Hal ini mendorong kenaikan Angka

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Geliat sektor relatif lambat,

karena selain kebijakan protokol kesehatan dalam bentuk menjaga

jarak kerumunan massa, biaya protokol kesehatan di pariwisata cukup

mahal.

a. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Batu yang meningkat

sebagai akibat pandemi yang telah terjadi dan pemulihan ekonomi

yang masih terus berjalan memerlukan penanganan melalui

perluasan kesempatan kerja.

Peningkatan angkatan kerja dengan tingkat kesempatan kerja yang

menurun menandakan adanya jumlah lapangan kerja yang tersedia

belum dapat menampung angkatan kerja ataupun kualifikasi yang

dibutuhkan tidak sesuai. Sehingga perlu diperbanyak berbagai

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 20


pelatihan ketrampilan kerja agar masyarakat dapat langsung terampil

untuk berproduksi.

8) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pembangunan menuntut adanya pengoptimalan penggunaan

sumber daya yang tersedia, baik itu merupakan sumber daya alamnya

maupun sumber daya manusianya sebagai pelaku perekonomian.

Pembangunan baik nasional maupun internasional juga menuntut

adanya kontribusi kesetaraan gender. Dengan tidak membeda-bedakan

gender, pembangunan menjadi pintu gerbang untuk setiap perempuan

dapat berkarya dan meraih cita-citanya. Permasalahan yang dimiliki

Kota Batu dalam menghadapi isu pembangunan global adalah:

a. Masih belum optimalnya partisipasi perempuan dalam pengambilan

keputusan dan keterwakilan perempuan.

b. Masih terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Beberapa kasus yang masih terjadi antara lain kasus pencabulan

atau persetubuhan anak, kasus KDRT, kasus pengeroyokan, dan

kasus kekerasan terhadap anak lainnya.

c. Penyediaan ruang bermain anak di setiap lingkungan masih

dirasakan kurang, sehingga anak lebih senang bermain sendiri

dengan gadget dan alat permain individual lainnya. Pengembangan

ruang bermain anak ini harus bersinergi dengan pengembangan

Ruang Terbuka Hijau dan penggalian aneka permainan tradisional

untuk anak, sehingga dapat tercipta lingkungan yang ramah anak.

Pengenalan anak terhadap situasi lingkungan sosial dan budaya

sejak kecil akan membantu memperkuat basis moral bagi

lingkungan masyarakat.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 21


Berbagai masalah yang masih dihadapi tersebut, Pemerintah Kota

Batu harus mampu melindungi dan memberikan keadilan gender serta

bagi perlindungan kaum perempuan dan hak-hak anak-anak agar

terhindar dari kekerasan agar terwujudnya Kota Batu sebagai kota layak

anak. Serta menciptakan lingkungan yang kondusif dan produktif bagi

tumbuh kembang anak di Kota Batu.

9) Lingkungan Hidup

Air, udara dan tanah/lahan merupakan sumberdaya yang

diperlukan oleh manusia untuk melangsungkan kehidupan. Namun

disisi lain ketiga sumberdaya ini cenderung terus mengalami

pencemaran/kerusakan akibat dampak negatif dari aktifitas

pembangunan yang dilakukan oleh manusia. Permasalahan

pencemaran lingkungan dapat berdampak pada keberlanjutan

pembangunan kota sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif.

Permasalahan utama urusan lingkungan hidup Kota Batu adalah

tingginya pencemaran dan perusakan lingkungan, terutama pada

media air sungai utama Kota Batu. Kualitas air terutama air sungai

terpengaruh oleh aktifitas manusia diantaranya pembuangan limbah

cair dan sampah ke sungai secara ilegal baik yang berasal dari rumah

tangga maupun peternakan dan UMKM; Penggunaan pupuk kimia dan

pestisida yang tidak ramah lingkungan pada sektor pertanian masih

tinggi. Selain itu konversi lahan pertanian, perkebunan dan hutan

menjadi daerah pemukiman, kawasan perdagangan dan pusat

produksi barang dan jasa.

Intervensi pemerintah sangat diperlukan untuk mencegah

kerusakan lingkungan yang mungkin akan semakin parah. Selain

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 22


peran pemerintah, partisipasi masyarakat dan dunia usaha juga

diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan di Kota Batu. Secara

spesifik, beberapa permasalahan pada urusan lingkungan hidup di

Kota Batu adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya aturan hukum di Kota Batu mengenai pengelolaan

lingkungan hidup;

b. Lemahnya tindakan hukum terhadap pelanggaran di bidang

lingkungan hidup;

c. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian

lingkungan hidup masih rendah;

d. Peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi

mengakibatkan peningkatan tekanan terhadap lingkungan,

khususnya sumber daya air dan lahan. Hal ini memicu peningkatan

pencemaran dan kerusakan lingkungan, sehingga tantangan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ke depan akan

semakin berat;

e. Kesadaran dan partisipasi para pemangku kepentingan dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta

pengarustamaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan

pembangunan masih belum optimal;

f. Pengelolaan sampah yang masih konvensional;

g. Konservasi sumber mata air untuk menjamin kelangsungan

pemenuhan air bagi penduduk masih rendah. Sumber mata air di

Kota Batu terus turun dan berkurang akibat kerusakan hutan di

lereng-lereng gunung. Data dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup

Indonesia) Jawa Timur, sejak tahun 2011 sampai saat ini jumlah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 23


sumber mata air di Kota Batu dari 111 menjadi 53 saja. Padahal,

kebutuhan air di Kota Batu sangat luar biasa besar karena selain

untuk penduduk Kota Batu juga untuk memenuhi kebutuhan air

minum warga Kota Malang. Di Batu sendiri, kebutuhan air sangat

besar sebab selain kebutuhan untuk rumah tangga, air juga menjadi

kebutuhan sektor usaha pariwisata seperti tempat penginapan dan

berbagai destinasi wisata.

10) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kota Batu terdiri atas beberapa wilayah desa. Desa ini secara

empiris memiliki peran penting dan strategis dalam menunjang

pembangunan. Ditinjau dari segi kewilayahan, desa merupakan

wilayah pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi

pengaturan dan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat.

Secara sosiologis desa berperan strategis sebagai unit sosial dan

budaya yang menjadi wadah berlangsungnya sosialisasi, internalisasi

dan instusional nilai-nilai sosial dan budaya yang akan membangun

mentalitas penduduk desa.

Selain itu, wilayah strategis Kota Batu terdapat di desa karena

sebagian besar wilayah Kota Batu merupakan kawasan pertanian

dimana sektor pertanian ini merupakan kearifan lokal Kota Batu

dengan produksinya yang menyumbang PDRB terbesar kedua. Oleh

karena itu, keberhasilan pembangunan desa akan menjadi faktor kuat

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Batu. Namun

pembangunan dan dinamika perkembangan desa dalam kenyataannya

masih memiliki beberapa permasalahan yang membuat belum

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 24


tercapainya peran desa sebagai penunjang pembangunan Kota Batu.

Permasalahan tersebut antara lain:

a. SDM pembangunan di pedesaan belum sepenuhnya memahami

pendekatan pemberdayaan;

b. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pedesaan belum

optimal;

c. Kelembagaan masyarakat di desa belum berperan secara maksimal;

d. Pembangunan di pedesaan belum sepenuhnya menggunakan

pendekatan pemberdayaan masyarakat;

e. Lembaga ekonomi di pedesaan relatif masih lemah;

f. Pemanfaatan sumber daya alam pedesaan belum ramah lingkungan;

g. Pengembangan desa di Kota Batu masih belum fokus pada

terbangunya kemandirian ekonomi dan sosial desa sesuai dengan

potensi yang dimilikinya, misalnya sebagai desa wisata berbasis agro

atau potensi lainnya;

h. Tingkat ketertiban administrasi pemerintahan desa juga masih

rendah, terutama dalam pengembangan lembaga ekonomi desa atau

Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), padahal BUM Desa adalah

soko guru pengembangan potensi ekonomi desa menuju

kemandirian desa;

i. Adanya ketergantungan masyarakat pada bantuan pemerintah

daerah.

Keadaan strategis ini menuntut adanya pemberdayaan terhadap

masyarakat yang berkenaan dengan upaya meningkatkan keberdayaan

masyarakat sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 25


melalui upaya penanggulangan kemiskinan karena kemiskinan

merupakan permasalahan kesejahteraan di Kota Batu.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Batu harus

berangkat dari pengentasan kemiskinan. Karena kemiskinan masih

menjadi permasalahan serius yang belum terpecahkan oleh pemerintah

daerah selama beberapa tahun. Perkembangan kemiskinan Kota Batu

bersifat fluktuatif, yaitu terjadinya penurunan dan kenaikan tiap

tahunnya.

11) Perhubungan

Permaslahan urusan Perhubungan Kota Batu antara lain:

a. penambahan populasi penduduk yang cepat perpindahan serta

pergerakan barang dan jasa;

b. Keselamatan lalu lintas yang rendah yang disebabkan karena

kemacetan, kecelakaan dan kesadaran pengguna jalan yang

rendah;

c. Regulasi perparkiran yang belum ada sehingga menyebabkan PAD

dari sektor perparkiran yang sangat rendah dari potensi yang ada;

d. Kelangsungan hidup angkutan umum dalam ancaman karena

banyaknya transportasi online serta mobil pribadi baik roda 4

maupun roda 2.

12) Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian

Permasalahan pada urusan komunikasi dan informatika

diantaranya adalah:

a. Masih belum optimalnya pemanfaatan infrastruktur Smart City

untuk menunjang pelayanan publik.

b. Belum terintegrasinya aplikasi pemerintahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 26


c. Belum optimalnya pengelolaan data sektoral

d. Perlu peningkatan keamanan informasi dan tanda-tangan

elektronik.

13) Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha

yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Sektor

UMKM menjadi salah satu sektor yang menyumbang PDRB yang tinggi

Kota Batu, akan tetapi permasalahan terdapat pada daya saing UMKM

yang lemah karena sebagian besar merupakan skala mikro yakni 84%.

Jumlah koperasi yang berkualitas masih sangat rendah yaitu hanya

27% artinya sebanyak 73% memerlukan peningkatan tingkat

kesehatan usahanya. Demikian pula pertumbuhan jumlah usaha

mikro dan omset nya juga masih sangat rendah yaitu hanya 0,19% per

tahun. Maka dengan demikian daya saing UMKM skala mikro perlu

menjadi perhatian. Berikut permasalahan UMKM Kota Batu yang lebih

spesifik:

1. Masyarakat masih kurang bersemangat dalam berkoperasi sehingga

masih sangat kecil pertumbuhan koperasi;

2. Belum optimalnya kemitraan usaha antara pengusaha, baik mikro,

kecil, menengah, besar maupun koperasi;

3. Rendahnya daya saing koperasi dan UMKM;

4. Rendahnya akses Koperasi dan UKM terhadap sumber-sumber

pembiayaan atau permodalan;

5. Kurangnya penguasaan teknologi informasi dan teknologi tepat

guna untuk menunjang produktifitas UMKM;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 27


6. Legalitas dan standarisasi produknya belum mampu menembus

pasar modern dan retail nasional

7. Kurangnya kemampuan untuk bekerjasama dalam merebut

peluang pasar;

8. Belum optimalnya promosi, pemasaran dan saluran distribusi;

9. Tantangan pengembangan koperasi dan usaha mikro di masa

pandemi Covid-19 ini sangat berat. Pemerintah Daerah harus

memberikan stimulus dan fasilitasi lebih besar dalam

pengembangannya. Berbagai jenis produk yang masih tetap

bertahan dan dibutuhkan di era pandemi ini harus terus

dikembangkan, misalnya aneka masker dan kuliner untuk prozen

food dan minuman sehat.

10. Kurangnya kualitas SDM pengelola koperasi dan UMKM.

14) Kepemudaan dan Olahraga

Pemuda di Kota Batu memiliki potensi maupun peluang yang cukup

besar karena jumlahnya yang banyak dengan pola pikir dan semangat

yang tinggi. Kendati demikian, kelemahan yang terdapat adalah kondisi

perkembangan psikologis pemuda yang belum stabil sehingga memiliki

tingkat sandaran nilai dan norma yang rendah. Tantangan yang

muncul di kalangan pemuda adalah masa depan yang penuh kompetisi

baik keterampilan, idealisme maupun nilai budaya. Sementara peluang

yang dimiliki pemuda Kota batu adalah ruang gerak atau ekspresi

idealisme yang terbuka. Selain itu, kecenderungan yang saling

bertentangan yang menjadikan hal ini suatu tantangan adalah

persaingan dan kerjasama. Tanpa SDM yang unggul dan kompetitif,

sulit bagi suatu daerah dalam memenangkan persaingan global.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 28


Sehingga perlu adanya peran pemerintah dalam memfasilitasi

kebutuhan pemuda untuk meningkatkan kecakapannya agar dapat

berdaya saing. Permasalahan yang terdapat di Kota Batu terkait urusan

kepemudaan ini adalah:

a. Pembinaan OKP belum optimal dan

b. Kurangnya sarana serta prasarana Olahraga untuk pelatihan atlet

profesional.

c) Layanan Urusan Pilihan

1) Pertanian serta Kelautan dan Perikanan

Sektor pertanian berkontribusi terhadap PDRB sangat signifikan,

dimana menempati posisi ke-dua setelah sektor perdagangan besar dan

eceran. Selaras dengan kebijakan Pemerintah Kota Batu yang

menjadikan Kota Batu sebagai sentra agrowisata, di mana pariwisata

dikembangkan tanpa meninggalkan ciri khas karakternya sebagai basis

pertanian sehingga sektor pertanian diarahkan ke pertanian organik.

Salah satu potensi Kota Batu sebagai Kota Agropolitan adalah

beragamnya tanaman hortikultura baik itu buah-buahan (apel-jeruk),

sayuran maupun tanaman hias. Akan tetapi secara keseluruhan angka

pertumbuhan PDRB sektor pertanian cenderung stagnan bahkan

menurun, baik kontribusi yaitu berkisar di angka 14-16 % serta tingkat

pertumbuhan tinggal 1,74 % di tahun 2021.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam beberapa

tahun Kota Batu mengalami penurunan baik itu pada luas lahan

pertanian maupun penurunan terhadap hasil produksi pertanian.

Meski demikian, di masa Pandemi Covid-19, justru sektor pertanian

masih tetap mengalami pertumbuhan yang positif. Dengan demikian

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 29


intensifikasi sektor pertanian sangat penting dan bahkan harus

ditingkatkan. Permasalahan yang dihadapi Kota Batu di sektor

pertanian adalah sebagai berikut:

a. Hambatan utama adalah bahwa pengembangan kawasan organik

belum dapat dilaksanakan di seluruh luasan lahan pertanian di

masing-masing desa di kawasan organik di wilayah Kota Batu;

b. Para petani belum terbiasa dengan sistem bertani secara organik;

c. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas penyuluh pertanian

organik;

d. Belum optimalnya penyuluhan yang diberikan kepada pihak terkait

tentang pertanian organik yang berwawasan kesehatan dan dapat

diikuti karena tidak tersedia anggaran yang cukup;

e. Belum optimalnya produksi dan produktivitas lahan pertanian, dan

perkebunan.

f. Masih tingginya alih fungsi lahan pertanian produktif;

g. Masih rendahnya daya saing produk pertanian;

h. Belum optimalnya peran kelembagaan petani dan penyuluh petani;

i. Rendahnya kemampuan petani dalam mengakses teknologi,

informasi, pasar dan permodalan;

j. Rendahnya kandungan bahan organik tanah;

k. Terbatasnya ketersediaan pakan dan teknologi;

l. Jatuhnya harga komoditas pada saat panen;

m. Masih rendahnya produktivitas pertanian baik karena sistem

budidaya yang kurang berkualitas maupun daya dukung sarana

dan prasarana pertanian yang masih rendah.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 30


n. Integrasi pertanian ke dalam industri pariwisata masih belum

optimal, yaitu melalui pengembangan desa-desa wisata agrowisata.

Integrasi ini memerlukan sistem manajemen pertanian yang dapat

dikelola secara modern dan jasa wisata, sehingga harga produk

komoditas bisa tinggi.

2) Pariwisata

Sebagai Kota wisata, pariwisata di Kota Batu menjadi penyumbang

terbesar ketiga setelah sektor perdagangan dan pertanian terhadap

PDRB. Oleh karena itu tujuan pembangunan di bidang kepariwisataan

adalah untuk menciptakan citra Kota Batu menjadi kota wisata yang

menarik kunjungan baik domestik mupun internasional sehingga

berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Batu.

Kontribusi pariwisata terhadap PDRB atau perekonomian daerah dapat

dilihat salah satunya melalui jumlah kunjungan wisata dan okupansi

hotel di Kota Batu.

Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Batu terus meningkat setiap

tahun sejak tahun 2013 sampai dengan 2019. Bahkan, di tahun 2019

jumlah wisatawan yang ditargekan 5,79 juta orang sudah terealisasi

sebesar 7,25 juta orang, dengan komposisi terbanyak dai wisatawan

nusantara sebesar 99,65 persen. Jumlah kunjungan wisatawan ini

sebagian besar adalah ke berbagai destinasi wisata buatan (artificial)

yang banyak tersedia di Kota Batu. Jumlah dukungan penyediaan

akomodasi di Kota Batu juga sangat lengkap, yaitu 967 hotel dengan

17 diantaranya adalah Hotel Berbintang. Jumlah kamar tersedia

adalah 8.745 kamar dan jumlah tempat tidur sebanyak 16.236 tempat

tidur. Jumlah hari rata-rata menginap tamu dibedakan menjadi 2,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 31


yaitu tamu asing dengan jumlah hari rata-rata menginap 2,56 hari dan

tamu domestik 1,84 hari.

Jumlah wisatawan tersebut sebagian besar adalah pengunjung

wisata artificial dan belum banyak yang berkunjung ke desa wisata atau

obyek wisata alam di Kota Batu. Hal ini menjadi tantangan tersendiri

bagi Pemerintah Kota Batu. Di masa pasca pandemi Covid-19, sektor

pariwisata harus lebih didiversifikasi agar tidak terjadi proses

pengumpulan masa ke beberapa titik destinasi. Permasalahan yang

dihadapi pariwisata Kota Batu antara lain:

a. Belum optimalnya citra industri pariwisata berbasis budaya lokal

dan agrowisata;

b. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pariwisata yang

kompeten dan professional khususnya dalam pelayanan wisata;

c. Perlunya dukungan kerjasama bidang pariwisata yang sinergis

antar daerah dalam provinsi dan luas provinsi untuk peningkatan

perekonomian daerah;

d. City Branding Kota Batu sebagai Kota Kepariwisataan belum gencar

dipromosikan secara internasional;

e. Event-event pariwisata berskala internasional membutuhkan dana

yang cukup banyak sedangkan APBD Kota Batu sangat terbatas;

f. Selalu terjadinya kemacetan lalu lintas ketika hari libur dan musim

liburan yang disebabkan karena jumlah jalan utama kurang dan

jalan alternatif yang kelas jalannya belum memenuhi kelayakan;

g. Kurangnya penyelenggaraan pembinaan terhadap masyarakat

untuk siap menjadi manusia pariwisata;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 32


h. Kurangnya kemampuan SDM aparatur dalam mempersuasi

masyarakat terkait sikap masyarakat terhadap perkembangan

pariwisata;

i. Kemampuan kelompok sadar wisata masyarakat belum optimal dan

memerlukan dukungan untuk pengembangannya menuju taraf

internasional;

j. Fasilitas infrastruktur masih terbatas dan belum sepenuhnya

memenuhi standar internasional.

k. Pemerataan area kunjungan wisatawan yang masih terpusat pada

beberapa kawasan pariwisata. Diperlukan sistim zonasi wisata.

l. Diferensiasi paket wisata yang memenuhi konsep 4A masih terbatas

(Attraction, Accessibility, Amenity, Ancillary).

m. Kerjasama antar sektor/instansi dalam pengembangan pariwisata

belum optimal

n. Aktualisasi dan penerapan konsep SAPTA PESONA (aman, tertib,

bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan) dan SADAR WISATA di

kalangan masyarakat dan pelaku usaha pariwisata belum optimal.

o. Pertumbuhan industri pariwisata dalam bentuk desa wisata,

kerajinan, budaya belum didukung sinergitas yang antar

pemangku kepentingan (masyarakat, pemerintah dan atau swasta).

p. Pemerataan kunjungan wisatawan ke destinasi belum optimal,

perlu dikembangkan paket zonasi/cluster, Kerjasama antar

sektor/instansi (triple helix) dalam pengembangan pariwisata

terutama dengan desa-desa wisata di Kota Batu. Dukungan desa

untuk menjadi paket wisata alami/natural dan produk-produk

khasnya, masih belum optimal dikembangkan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 33


4.1.3 Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

1. Bidang Perencanaan

Permasalahan bidang perencanaan pembangunan meliputi masih

belum optimalnya ketersediaan dan validitas data dan infomasi

pembangunan daerah, serta belum optimalnya pelaksanaan pengendalian

dan evaluasi rencana pembangunan.

2. Bidang Keuangan

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan

daerah, yaitu:

a) Kapasitas fiskal daerah yang masih berkisar 14 persen dari total APBD,

menunjukkan Kota Batu masih sangat bergantung dengan dana

transfer yang diperoleh dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Provinsi yang mempengaruhi akselerasi pelaksanaan pembangunan di

daerah

b) Belum optimalnya penerapan belanja berbasis kinerja sebagai akibat

keterbatasan kemampuan fiskal daerah

c) Belum optimalnya tata kelola Barang Milik Daerah

3. Bidang Kepegawaian Serta Pendidikan dan Pelatihan

Beberapa permasalahan terkait isu-isu kepegawaian di lingkungan

Pemerintah Kota Batu, sebagai berikut:


a. Peraturan perundang-undangan masih menjadi kendala dalam hal

pelaksanaan reformasi birokrasi di bidang aparatur, dalam hal ini

pengadaan CPNS yang terkonsentrasi oleh pemerintah pusat

menyebabkan kekurangan pegawai terutama berkaitan dengan hal yang

sifatnya teknis menjadi kendala di Pemerintah Kota Batu.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 34


b. Reformasi birokrasi terutama dari parameter manajemen kepegawaian

masih memerlukan peningkatan, perlu dilakukan secara khusus program-

program yang menunjang reformasi birokrasi sehingga amanat undang-

undang tentang harus terlaksananya reformasi birokrasi bisa tercapai; 


c. Belum adanya perencanaan manajemen kepegawaian berdasarkan

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, salah satunya belum adanya

kebijakan yang tersusun dengan baik untuk penataan dan pengembangan

karier ASN dalam jabatan fungsional. Selain itu, ditemui juga kondisi

belum sesuainya antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan Standar

Kompetensi Jabatan sebagai jaminan profesionalisme Aparatur Sipil

Negara; dan

d. Belum semua PNS memiliki kompetensi sesuai dengan Standar

Kompetensi Jabatan sebagai Jaminan Profesionalisme PNS. 


4. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan sampai saat ini

belum diselenggarakan secara optimal, dan belum terkelola dengan baik

melalui kelembagaan dan regulasi yang seharusnya disusun sesuai

kebutuhan daerah dan regulasi yaitu Sistem Inovasi 
Daerah (SIDa)

5. Fungsi Lainnya

Permasalahan dalam fungsi lain penunjang urusan pemerintahan daerah,

antara lain:

a. Era disrupsi informasi berpontensi terhadap masuknya perilaku sosial

dan budaya asing yang negatif yang mengaburkan nilai budaya lokal dan

kearifan lokal;

b. Munculnya berbagai ancaman serta gangguan terhadap ketenteraman

dalam masyarakat sehingga menghambat pembangunan di masyarakat

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 35


yang berdampak pada potensi kerawanan di masyarakat;

c. Belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat dan

daerah;

d. Belum optimalnya pengendalian intern pemerintahan;

e. Belum optimalnya promosi dan informasi potensi pembangunan

f. Melemahnya pemahaman dan implementasi ideologi pancasila dan

wawasan kebangsaan;

4.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing Kota Batu yang diukur dengan indikator-indikator ekonomi,

sosial dan fisik lingkungan mayoritas mengalami perbaikan dari sejak periode

awal RPJMD Tahun 2017-2022. Namun pada saat memasuki pertengahan

tahun 2020 indikator ekonomi menunjukkan penurunan capaian sebagai

dampak pandemi COVID-19. Dampak berganda pandemi juga terasa pada

dimensi sosial dimana kontraksi ekonomi daerah memberikan tekanan bagi

kelompok masyarakat rentan.

Dari segi aspek fisik lingkungan, secara geografis Kota Batu, sebagian

besar wilayahnya adalah hutan, kondisi ini menciptakan limitasi

pembangunan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan fisik.

4.2 Isu Strategis Pembangunan Daerah

Sinkronisasi kebijakan dengan perencanaan pembangunan lainnya

dalam penyusunan RPJMD, dilakukan dengan penelaahan terhadap

dokumen perencanaan pembangunan nasional dan pembangunan daerah

lain dalam rangka sinkronisasi kebijakan pembangunan nasional dan daerah,

serta pembangunan antar daerah. Penelaahan terhadap dokumen

perencanaan pembangunan nasional dilakukan dengan menelaah kebijakan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 36


nasional yang berdampak dan harus dipedomani oleh daerah. Sementara

penelaahan terhadap dokumen perencanaan pembangunan Daerah lainnya

dilakukan dengan menelaah dampak pembangunan yang saling berpengaruh

terhadap daerah lain dan harus dijabarkan dalam dokumen perencanaan.

Melengkapi penelaahan terhadap dokumen perencanaan lainnya, pada

proses penyusunan RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 dilakukan juga

penelaahan terhadap isu internasional yang mempengaruhi Indonesia

termasuk Provinsi Jawa Timur dan Kota Batu. Hal ini dimaksudkan agar

perencanaan yang dihasilkan komprehensif dengan mempertimbangan

kondisi eksternal yang ada sebagai dinamika internasional, nasional dan

regional.

4.2.1 Dinamika Internasional

a. Sustainable Development Goals (SDG’s)

Isu internasional yang menjadi telah sukses menjadi

perhatian seluruh dunia dideklarasikan sebagai Millenium

Development Goal’s (MDG’s) pada pertemuan KTT Millenium di New

York tahun 2000. Sebanyak 189 negara di dunia berkumpul untuk

mendiskusikan keberlanjutan kehidupan di masa mendatang. Latar

belakang yang mereka temukan saat itu masih banyaknya keadaan

yang mengerikan, masyarakat kelaparan sekitar 800 juta orang di

dunia, daerah kekeringan, negara yang berperang, banyak

malapetaka hingga tingginya angka kemiskinan dimana hampir

separuh penduduk dunia hidup dengan pendapatan kurang dari 2

dolar, derajat kesehatan yang masih rendah yaitu hampir 11 juta

anak meninggal sebelum mencapai usia balita dalam setahun.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 37


Berdasarkan hal tersebut, MDG’s dengan 8 tujuan

menggambarkan untuk kehidupan yang lebih baik selama 15 tahun

kedepan salah satunya lebih utama dalam menurunkan kemiskinan

dan kelaparan. Akan tetapi hingga tahun 2015, tujuan ini dirasa

belum mencapai target yang diinginkan. Masalah kelaparan

menurun setengah dan masalah kemiskinan ekstrim turun hampir

setengah. Telah banyak anak-anak yang bersekolah and hanya

beberapa yang mati.

Maka deklarasi ini dilanjutkan dengan Sustainable

Development Goals (SDG’s). SDG’s ini bertujuan untuk mengakhiri

kemiskinan dan kelaparan pada tahun 2030 dan masih banyak lagi

tujuannya, yaitu:

1. Tidak ada kemiskinan

2. Tidak ada kelaparan

3. Kesehatan dan kesejahteraan

4. Pendidikan yang berkualitas

5. Kesetaraan gender

6. Akses air bersih dan sanitasi layak

7. Energy yang terjangkau dan air bersih

8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi

9. Industri, inovasi dan infrastruktur

10. Pengurangan kesenjangan

11. Kota dan komunitas yang berkelanjutan

12. Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab

13. Aksi terhadap iklim

14. Kehidupan bawah laut

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 38


15. Kehidupan di darat

16. Institusi peradilan yang kuat dan kedamaian

17. Kemitraan untuk mencapai tujuan

b. Perkembangan Teknologi Informasi

Perkembangan Teknologi Informasi telah memberikan

dampak massif dan simultan terhadap kehidupan masyarakat, tak

terkecuali operasional instansi pemerintahan. Teknologi informasi

menjadi faktor pemicu perubahan di dalam 3 area reformasi

birokrasi yaitu area penataan tata laksana, area pelayanan publik

dan area pengawasan yang kesemuanya dapat dilakukan berbasis

teknologi informasi (e-government). Penerapan teknologi informasi

pada area tata laksana telah mendorong efisiensi kerja birokrasi,

akuntabilitas di dalam sistem administrasi, dan menciptakan

kepastian dalam proses perencanaan dan evaluasi kebijakan

pemerintahan.

Integrasi teknologi informasi di dalam area pelayanan publik

telah mendorong peningkatan kualitas dan kinerja pelayanan, yaitu

kecepatan dan ketepatan waktu layanan, kemudahan akses

pelayanan, jangkauan luasan informasi pelayanan, dan peningkatan

kuantitas penyelesaian layanan publik kepada masyarakat. Pada

area pengawasan, teknologi informasi telah mampu meningkatkan

kualitas implementasi sistem pengendalian internal (SPI), kecepatan

di dalam proses administrasi pengawasan dan mempeluas akses

masyarakat terhadap kebutuhan pengaduan masalah. Pendek kata,

adanya teknologi informasi tidak hanya mampu meningkatkan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 39


kualitas layanan publik, tetapi telah mendorong perubahan

perilaku.

Implementasi teknologi informasi saat ini masuk ke dalam

proses integrasi antar platform guna meningkatkan nilai dan utilitas

terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kota Batu sudah

memiliki banyak sekali aplikasi sistem di setiap perangkat daerah.

Akan tetapi, sistem operasinya masih independen (alone). Kebijakan

untuk mengintegrasikan sistem aplikasi tersebut ke dalam e-

government sebagaimana arahan Peraturan Presiden Nomor 95

tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

(SPBE). Di dalam arsitektur SPBE tersebut, dijelaskan bahwa

pengembangan aplikasi setiap perangkat daerah harus mampu

diintegrasikan dengan aplikasi sistem lain di tingkat pemerintah

daerah.

c. Masyarakat Ekonomi ASEAN (Asean Economic Community)

Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali pada

Oktober 2003 yang dihadiri oleh para pemimpin negara-negara

ASEAN menghasilkan keputusan bahwa pentingnya

mengintegrasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tujuan

utama dibentuknya MEA adalah untuk menghadirkan pemerataan

ekonomi bagi seluruh warga masyarakat ASEAN. Fokus-fokus

diadakannya MEA ini yaitu:

 Menciptakan pasar tunggal yang mencakup negara-negara

ASEAN sekaligus pusat produksi yang berkaitan dengan elemen

produk aktivitas ekonomi bebas seperti tenaga kerja yang

terampil, bebas bea untuk aliran barang dan jasa dari kawasan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 40


regional ASEAN, serta keluar masuknya investasi dan aliran

modal untuk negara-negara tersebut.

 Menjadikan ASEAN sebagai kawasan berdaya saing ekonomi

tinggi yang ditandai dengan penguatan peraturan dalam

kompetisi ekonomi seperti perlindungan konsumen, Hak Atas

Kekayaan Intelektual (HAKI), perpajakan, kelancaran aktivitas e-

Commerce, dan pengembangan infrastruktur.

 Meratakan pemberdayaan ekonomi kawasan ASEAN dengan

sasaran utama revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM),

terutama bagi negara Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam

(CMLV). Sebagaimana diketahui bersama negara CMLV telah

lama dan berulang kali didera dengan beragam masalah politik,

sosial, dan kebudayaan yang berpengaruh terhadap keamanan

negara tersebut. Dengan demikian, sebagaimana terangkum

dalam ASEAN Vision 2020 serta Pakta ASEAN Concord II, MEA

dibuat dengan maksud untuk memeratakan ekonomi hingga ke

seluruh penjuru kawasan.

 Mengintegrasikan ekonomi kawasan dengan ekonomi global

dengan tujuan dasar untuk meningkatkan peran serta ASEAN

dalam percaturan kebijakan global. Semua dilakukan dengan

proses pendekatan yang koheren antara ekonomi regional dan

global. Hal ini tentu adalah salah satu sisi positif sebab nantinya

masukan negara-negara ASEAN dianggap penting.

 MEA telah memberikan kesempatan kepada berbagai penyedia

barang dan jasa Indonesia untuk memiliki daya saing tinggi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 41


dalam memasarkan produk dan jasa mereka ke seluruh negara

ASEAN.

Bagi Indonesia, hal ini merupakan suatu tantangan yang

tidak hanya bersifat internal dalam negeri, tetapi merupakan

persaingan dengan sesama negara ASEAN bahkan luar ASEAN

seperti China dan India. Maka diperlukan kesiapan yang matang

dalam menghadapi persaingan tersebut. Sehingga dalam

menghadapinya, beberapa langkah yang disusun pemerintah

adalah:

1) Penguatan daya saing ekonomi

2) Program Aku Cinta Indonesia sebagai salah satu gerakan “Nation

Branding”

3) Penguatan sektor UMKM

4) Perbaikan infrastruktur

5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan

6) Reformasi kelembagaan dan pemerintahan.

4.2.2 Dinamika Nasional

Pada bagian ini akan dibahas mengenai isu-isu yang ada di

tingkat nasional, antara lain:

a. Telaah Isu-Isu Nasional / Kebijakan Nasional

1) Telaah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2020-2024.

Indonesia telah menentukan arah dan platform pembangunan

baru ditandai dengan terpilihnya Persiden Joko Widodo dan Wakil

Presiden K.H. Ma’ruf Amin untuk periode 2020- 2024 pada kontestasi

pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2019. Visi Misi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 42


Presiden 2020-2024 disusun berdasarkan arahan RPJPN 2005-2025.

RPJMN 2020-2024 dilaksanakan pada periode kepemimpinan Presiden

Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dengan visi

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi tersebut diwujudkan

melalui 9 (sembilan) Misi yang dikenal sebagai Nawacita Kedua. Nawa

Cita ini sekaligus menjadi salah satu rujukan bagi seluruh instansi

pemerintah dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam

menyusun dokumen rencana strategis lembaga, yang harus

diakomodasi ke dalam visi dan misi pemerintah daerah.

Gambar 4.1 Visi dan Misi RPJMN Periode 2020-2024


Sumber: Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020 Narasi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024

Merujuk pada narasi RPJMN 2020-2024, periode ini

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 43


merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran Visi Indonesia 2045

yaitu Indonesia Maju. Untuk itu, penguatan proses transformasi

ekonomi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan tahun 2045

menjadi fokus utama dalam rangka pencapaian infrastruktur, kualitas

sumber daya manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat

yang lebih baik. Adapun target untuk pertumbuhan ekonomi dapat

dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4.2 Target Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia


Maju
Sumber: Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020: Narasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024

Transformasi ekonomi dimulai pada tahun 2020 sampai

dengan 2024 untuk memberikan landasan kokoh Indonesia Maju.

Ditargetkan pada tahun 2045 Indonesia mampu menjadi negara

maju dan PDB terbesar ke 5 dunia yaitu sebesar USD 7,4 triliun.

Dengan demikian, langkah-langkah krusial untuk mewujudkan mimpi

ini sangat ditentukan oleh aktivitas-aktivitas dan strategi-strategi

pada periode ini. Untuk itu, Presiden Jokowi menetapkan 5 arahan

utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 44


pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045. Kelima arahan tersebut

mencakup Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan

Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi, Penyederhanaan Birokrasi,

dan Transformasi Ekonomi

Berdasarkan Visi dan Misi, Presiden menetapkan lima arahan yang

diterjemahkan ke dalam tujuh agenda pembangunan sesuai kerangka

pikir pada Gambar berikut:

Gambar 4.3 Integrasi Misi, Arahan dan 7 Agenda Pembangunan


Sumber: Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020: Narasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2020-2024
Gambar di atas dapat difahami bahwa dalam upaya

mewujudkan transformasi ekonomi dilaksanakan melalui ketetapan

bahwa wilayah sebagai basis pembangunan. Wilayah sebagai basis

pembangunan membutuhkan dukungan kuat dari SDM

berkualitas, revolusi mental dan tentunya dukungan infrastruktur

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 45


yang memadai. Adapun terlaksananya pembangunan dengan basis

wilayah tersebut sangat bergantung terhadap kondusifitas

lingkungan dilihat dari sudut pandang lingkungan hidup dan

kerentanan bencana. Sebagai syarat optimalnya pelaksanaan

pembangunan berbasis wilayah sebagai upaya transformasi

ekonomi, maka kondisi polhukhankam wajib kondusif dengan

indikasi regulasi yang sederhana, alur birokrasi yang sederhana

serta stabilitas politik dan pertahanan keamanan

Sebelum menganalisis keselarasan sasaran pembangunan

Kota Batu dalam RPJMD dengan sasaran pembangunan nasional

dalam RPJMN, terlebih dahulu perlu diperhatikan beberapa hal

terkait RPJMN. Hal pertama adalah bahwa RPJMN disahkan

Januari 2020, dengan periode 2020–2024. Sedangkan RPJMD Kota

Batu, semula sudah disahkan pada tahun 2018, dengan periode

sampai tahun 2022. Revisi RPJMD dilakukan di masa pandemi

COVID-19, sementara RPJMN disahkan sebelum masa pandemi

COVID-19. Fakta bahwa RPJMN disahkan sebelum pandemi COVID-

19 menyebabkan ada kemungkinan indikator makro yang diprediksi

untuk Jawa Timur sebagai acuan indikator makro ekonomi bagi

Kota Batu di RPJMN perlu dilakukan penyesuaian.

2) Percepatan Pembangunan dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Pembangunan Nasional hakikatnya adalah pembangunan

manusia Indonesia secara seutuhnya dan pembangunan

masyarakat indonesia seluruhnya lebih lanjutnya pembangunan

Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarkat Indonesia yang

mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 46


di berbagai bidang dengan menekankan terbangunannya struktur

perekonomian yang kokoh berdasarkan keunggulan daerah yang

kompetitif serta didukung sumber daya yang berkualitas.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang

berada pada wilayah strategis pembangunan Nasional.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Jawa Timur pada saat ini

masih berwujud spasial dan tidak merata di beberapa

Kota/Kabupaten. Atas dasar tersebut untuk terwujudnya

pemerataan dan percepatan pertumbuhan ekonomi serta

pembangunan di Jawa Timur pemerintah menetapkan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2019 Tentang

Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan

– Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo –

Tengger – Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas

Selatan.

Pemerintah Kota Batu melakukan berbagai program prioritas

untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional ini dalam sektor

pariwisata dan industri kreatif. Pengembangan berbagai destinasi di

desa wisata melalui Peraturan Daerah Desa Wisata dan

pengembangan Badan Usaha Millik Desa (BUM Desa) di setiap desa,

didorong untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

mendukung pariwisata daerah. Di bidang ekonomi kreatif,

Pemerintah Daerah memberikan berbagai pelatihan inovasi produk

dan pemanfaatan digital marketing bagi pelaku usaha mikro dan

kecil. Bahkan juga masyarakat didorong agar mampu

memanfaatkan berbagai media sosial dan digital (youtube,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 47


instagram, tiktok, dll) untuk mempromosikan wisata daerah.

3) Pandemi COVID-19

Sejak awal tahun 2020, terjadi bencana yang melanda dunia

yaitu penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Virus yang

petama kali ditemukan di Wuhan, China menyebar ke hampir

seluruh negara dan pada awal Maret 2020 terjadi kasus pertama di

Indonesia. Sejak kasus pertama tersebut, virus ini telah dengan

cepat menyebar keseluruh provinsi di Indonesia. Sampai dengan

tanggal 11 November 2020, tercatat sebanyak 448.118 terkonfirmasi

positif COVID-19 dan dari data tersebut terdapat 54.300 kasus aktif.

Jumlah yang sembuh adalah 378.982 orang dan meninggal

sebanyak 14.836 orang yang tersebar di 34 provinsi (sumber:

www.COVID19.go.id).

Dalam rangka menanggulangi wabah ini, Pemerintah telah

menerbitkan beberapa peraturan perundang-undangan dan

peraturan pelaksana, antara lain:


a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas

Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi

Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional

dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 87,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6485);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 48


Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan

Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

c. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

d. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

e. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan

Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) sebagai Bencana Nasional;

f. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing

Kegiatan, Realokasi Anggaran, Serta Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease

2019 (COVID-19);

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang

Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di

Lingkungan Pemerintah Daerah;

h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang

Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran

2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease

2019 (COVID-19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang

Membahayakan Perekonomian Nasional;

i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.07/2020 tentang

Penetapan Alokasi Sementara Kurang Bayar Dana Bagi Hasil

Tahun Anggaran 2019 Dalam Rangka Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.02/2020 tentang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 49


Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau

Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian

Nasional dan / atau Stabilitas Sistem Keuangan;

k. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2020

Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan

Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

l. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2020 tentang

Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Corona

Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah; dan

m. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri

Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020

tentang Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan Corona

Virus Disease 2019 (COVID-19), Serta Pengamanan Daya Beli

Masyarakat dan Perekonomian Nasional.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19, maka dilakukan

langkah - langkah antara lain membatasi interaksi antar manusia.

Pembatasan sosial (social distancing) dilakukan dalam bentuk

pelarangan perjalanan (travel ban), penutupan sekolah, kantor, dan

tempat ibadah. Berbagai langkah ini menyebabkan aktivitas

ekonomi menurun drastis. Aktivitas ekonomi terganggu dari dua sisi

sekaligus, baik dari sisi permintaan (demand) maupun dari sisi

penawaran (supply). Tingkat konsumsi tertekan, tingkat produksi

terkendala, rantai pasokan global terganggu. Semua ini berujung

pada penurunan output global yang sangat besar. Ketika kondisi ini

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 50


berlanjut, maka rambatan dampaknya juga berpotensi

mengakibatkan gangguan stabilitas sistem keuangan. Kondisi ini

dialami hampir seluruh negara yang terdampak COVID-19, tidak

terkecuali Indonesia.

4) Isu Lingkungan Hidup

Dalam proses pembangunan, seringkali kepentingan ekonomi

dan sosial dihadapkan dengan kepentingan lingkungan.

Permasalahan lingkungan pada dasarnya adalah irisan dari

permasalahan yang terjadi pada lingkungan alami (natural

environment), lingkungan buatan (man-made environment) terkait

aktivitas perekonomian, dan lingkungan sosial (social environment).

Oleh sebab itu, penanganan permasalahan lingkungan harus

dilaksanakan secara holistik sesuai dengan tujuan pembangunan

berkelanjutan untuk memastikan bahwa upaya peningkatan kondisi

ekonomi dan sosial yang dilakukan di Kota Batu tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Peningkatan risiko bencana di Kota Batu sangat berkaitan

dengan berkurangnya tutupan vegetasi dan meningkatnya luas

lahan kritis. Pencemaran dan kerusakan lingkungan juga

dipengaruhi oleh belum optimalnya pengendalian pemanfaatan

ruang, serta kurangnya upaya pengelolaan ekosistem berbasis DAS

secara terpadu.

Berkaitan dengan isu perubahan iklim yang telah berkembang

menjadi isu global dan nasional, tingginya emisi gas rumah kaca

diyakini secara ilmiah menjadi salah satu penyebab terjadinya

pemanasan global dan perubahan iklim. Indonesia berkomitmen

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 51


untuk turut berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca

dengan menetapkan target sebesar 29 persen melalui pendanaan

domestik dan 41 persen dengan tambahan pendanaan dari

dukungan internasional pada tahun 2030. Hal ini ditegaskan

dengan diratifikasinya Paris Agreement melalui penetapan Undang-

undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement

to The United Nations Framework Convention on Climate Change

(Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan

Bangsa- Bangsa mengenai Perubahan Iklim).

Sebelumnya, Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden

Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan

Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), yang belum ditindaklanjuti oleh

Pemerintah Kota Batu dengan penetapan Peraturan Kepala Daerah

tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

(RAD-GRK) di Kota Batu.

5) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development

Goals)

Agenda pembangunan dunia Millenium Development Goals

(MDGs) yang tidak lagi berlaku terhitung mulai akhir tahun 2015

telah digantikan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Program SDGs aktif mulai tahun 2016 hingga tahun 2030.

Pasca agenda pembangunan 2015, yang dikenal dengan istilah

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) 2016-2030,

diharapkan dapat menanggulangi berbagai masalah, termasuk

menghapuskan kemiskinan dan kelaparan, memajukan kesehatan

dan pendidikan, membangun kota-kota secara berkelanjutan,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 52


memerangi perubahan iklim serta melindungi samudera dan hutan.

Komitmen Indonesia untuk ikut mewujudkan tujuan

pembangunan berkelanjutan bersama dengan negara-negara lain,

ditunjukkan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan pembangunan

berkelanjutan bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan

ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga

keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas

lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan

terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan

kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Adapun 17 tujuan dan sasaran pembangunan secara

berkelanjutan yang harus diwujudkan bersama-sama oleh K/ dan

pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota), yaitu:

1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun;

2. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi

yang baik, serta meningkatkan pertanian secara berkelanjutan;

3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan

kesejahteraan seluruh penduduk semua usia;

4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta

meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk

semua;

5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum

perempuan;

6. Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 53


yang berkelanjutan untuk semua;

7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan,

dan modern untuk semua;

8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan

berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan

menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua;

9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri

inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi;

10. Mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara;

11. Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan

berkelanjutan;

12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan;

13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim

dan dampaknya;

14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber

daya kelautan dan samudera untuk pembangunan

berkelanjutan;

15. Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan

berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari,

menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta


menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati;

16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk

pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan

untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif,

akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan; dan

17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 54


global untuk pembangunan berkelanjutan.

Penelaahan lebih mendalam didukung dengan data terkini

mengenai TPB yang diterapkan di Kota Batu dilakukan terhadap

hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) Perubahan RPJMD

Kota Batu Tahun 2017-2022. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa pada dokumen KLHS Perubahan RPJMD

sudah memuat juga substansi mengenai TPB sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7

Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis

4.2.3 Dinamika Regional (Provinsi)

a. RPJMD Provinsi Jawa Timur

Periodisasi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Timur

secara konstitusional ditetapkan pada periode 2019-2024. Adapun visi

pembangunan Provinsi Jawa Timur adalah “TERWUJUDNYA

MASYARAKAT JAWA TIMUR YANG ADIL, SEJAHTERA, UNGGUL DAN

BERAKHLAK DENGAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG

PARTISIPATORIS INKLUSIF MELALUI KERJA BERSAMA DAN

SEMANGAT GOTONG ROYONG”.

Adapun Misi pembangunan pada RPJMD Provinsi Jawa Timur

Periode 2019-2024 ditetapkan sebagai berikut:

a. Mewujudkan Keseimbangan Pembangunan Ekonomi, Baik antar

Kelompok, antar Sektor dan Keterhubungan Wilayah.

b. Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial, pemenuhan

Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan pendidikan, Penyediaan

Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 55


c. Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Inovatif, Terbuka,

Partisipatoris Memperkuat Demokrasi Kewargaan untuk

Menghadirkan Ruang Sosial yang menghargai prinsip Kebhinekaan.

d. Melaksanakan Pembangunan Berdasarkan Semangat Gotong

Royong, Berwawasan Lingkungan untuk Menjamin Keselarasan Ruang

Ekologi, Ruang Sosial, Ruang Ekonomi dan Ruang Budaya.

Merujuk pada Visi dan Misi pembangunan tersebut, setidaknya

terdapat 9 program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur yang kemudian

disebut NAWA BHAKTI. Adapun kesembilan prioritas tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Mengentaskan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan

sosial (Jatim Sejahtera);

2. Memperluas lapangan pekerjaan dan membangun keunggulan

ekonomi (Jatim Kerja);

3. Pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas (Jatim Cerdas & Sehat);

4. Membangun infrastruktur dalam rangka pengembangan wilayah

terpadu dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar

(Jatim Akses);

5. Membangun karakter masyarakat yang berbasis nilai-nilai kesalehan

sosial, budi pekerti luhur dan berintegritas (Jatim Berkah);

6. Memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,

perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan

(Jatim Agro);

7. Memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, Koperasi,

BUMDes dan mendorong terciptanya desa mandiri (Jatim Berdaya);

8. Menyelenggarakan Pemerintahan yang bersih, efektif, transparan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 56


dan anti korupsi (Jatim Amanah);

9. Mewujudkan harmoni sosial, alam dan lingkungan hidup serta

melestarikan kebudayaan dan mengembangkan budaya olah raga

(Jatim Harmoni).

b. Telaah RPJMD Daerah Lain dan Kerjasama Antar Daerah

Tabel 4.1
Telaah Dokumen Perencanaan Daerah Sekitar

Periode
No Daerah Lain Kebijakan Terkait
RPJMD
1 Kota Malang 2018-2023 1. Peningkatan layanan kesehatan
tingkat dasar dan pemerataan
tenaga kesehatan
2. Optimalisasi daya beli
masyarakat terhadap komoditas
pangan dan non pangan melalui
stabilisasi harga
3. Optimalisasi perekonomian
melalui pengembangan sektor
ekonomi kreatif, pengembangan
pengelolaan pasar, pariwisata
dan UM, yang diantaranya
membentuk BUMD Kota Malang
4. Penerapan konservasi energi,
pengelolaan persampahan dan
pengembangan pola tata ruang
serta peningkatan kualitas
lingkungan hidup
5. Optimalisasi pendampingan
pembinaan serta pemberdayaan
PMKS secara berkelanjutan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 57


2 Kabupaten 2016-2021 Kebijakan umum RPJMD Kabupaten
Mojokerto Mojokerto Tahun 2016-2021 yang
memiliki keterkaitan dengan
pembangunan Kota Batu, adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan kesalehan sosial dan
kerukunan antar umat beragama;
2. Pengembangan daya tarik wisata
religi untuk mendukung
perekonomian daerah;
3. Peningkatan pembangunan
ekonomi;
4. Peningkatan pembangunan
infrastruktur;
5. Pengentasan kemiskinan;
6. Penanganan pengurangan angka
pengangguran perbaikan iklim
ketenagakerjaan dan memacu
kewirausahaan;
7. Peningkatan hasil produksi
pertanian;
8. Peningkatan produksi hasil
peternakan;
9. Peningkatan perlindungan dan
konservasi sumber daya alam
untuk penguatan basis agrobisnis;
10. Pengembangan sarana dan
prasarana pariwisata;
11. Peningkatan akses dan kualitas
pelayanan pendidikan;
12. Peningkatan ketrampilan dan
kecakapan hidup penduduk usia
kerja;
13. Pengurangan angka pengangguran,
perbaikan iklim ketenagakerjaan
dan memacu kewirausahaan;
14. Peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan;
15. Peningkatan kualitas aparatur dan
pelayanan publik;
16. Peningkatan dan pemeliharaan
mutu lembaga dan pelayanan
kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara
berkelanjutan serta prasarana dan
sarana bidang medis;
17. Pengembangan sistem jaminan
sosial tenaga kerja bagi seluruh
tenaga kerja untuk mendapatkan
perlindungan, keamanan, dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 58


keselamatan kerja yang memadai,
yang pengelolaannya melibatkan
pemerintah, perusahaan, dan
pekerja;
18. Peningkatan kualitas kehidupan
politik;
19. Peningkatan kualitas penegakan
hukum;
20. Perencanaan pembangunan dan
penganggaran yang berbasis
kinerja;
21. Peningkatan pengelolaan kawasan
cagar alam;
22. Perencanaan pembangunan daerah
rawan bencana.
3 Kabupaten Proses
Pasuruan Penyusunan
4 Kabupaten 2016-2021 Kebijakan umum RPJMD Kabupaten
Malang Tahun 2016-2021 yang
Malang
memiliki keterkaitan dengan
pembangunan Kota Batu, adalah
sebagai berikut:
1. Pengentasan Kemiskinan dengan
melalui:
a) Pembukaan lapangan pekerjaan
berbasis industri masyarakat
(UMKM);
b) Pengentasan kemiskinan melalui
koperasi;
c) Peningkatan perekonomian guna
mengentaskan kemiskinan
pembukaan sentra industri
kreatif;
d) Pengentasan kemiskinan melalui
fasilitasi kegiatan kerja padat
karya;
e) Pengentasan kemiskinan melalui
kegiatan pengembangan
keterampilan kepada penduduk
miskin.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup dengan melalui:
a. Pemanfaatan lingkungan hidup
guna kesejahteraan masyarakat;
b. Pengawasan kualitas lingkungan
hidup;
c. Perbaikan kualitas lingkungan
hidup;
d. Pembangunan berkelanjutan
yang berorientasi pada
lingkungan hidup;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 59


3. Pengembangan industri wisata
melalui:
a. Pengembangan branding
destinasi wisata Kabupaten
Malang;
b. Memaksimalkan potensi wisata
berbasis lingkungan hidup
(Ekowisata);
c. Pengembangan wisata berbasis
budaya dan kearifan lokal;
d. Meningkatkan sarana edukasi
dalam industri wisata
(Agropolitan, Minapolitan);
e. Pengembangan wisata
Agroindustri.

Sumber: RPJMD Kabupaten Mojokerto 2016-2021, RPJMD Kabupaten


Pasuruan, 2016-2021, RPJMD Kabupaten Malang 2016-2021

Kota Batu berbatasan di sebelah Utara dengan Kecamatan Pacet

Kabupaten Mojokerto dan Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Akan

tetapai sampai saat ini belum adanya referensi mengenai kerjasama antara

Kota Batu dengan Kabupaten Mojokerto.

Pada tahun 2016, Kota Batu melakukan kerjasama dengan Kabupaten

Malang dan Kabupaten Pasuruan. Dimana pada saat itu akan dilakukannya

pembangunan infrastruktur jalan tembus untuk akses menuju objek wisata

di Kota Batu dan Kabupaten Malang. Hal ini dilakukan untuk mengatasi

kemacetan arus lalu lintas dari Surabaya menuju ke Kota Batu.

Pembangunan infrastruktur jalan lingkar atau jalan tembus untuk akses ke

pariwisata yang ada di Kabupaten Malang dan Kota Batu, akan melewati

Kabupaten Pasuruan. Oleh karenanya dalam hal ini kerjasama juga

dilakukan dengan Kabupaten Pasuruan.

Kemudian Kota Batu merupakan bagian dari kawasan konsep

Sinergitas Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan

Kota Batu. Dimana ketiga Kabupaten/Kota tersebut melakukan kerjasama

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 60


untuk maju bersama dalam pembangunan yang lebih baik. Kerjasama ketiga

daerah ini yang sudah lama terjalin adalah terkait bidang pengelolaan sumber

air. Kota Malang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang

sehat dan berkualitas dan mengalir secara terus menerus selama 24 jam.

Sedangkan Kota Batu dan Kabupaten Malang memiliki potensi sumber air

sehingga karena hal ini perlu adanya kerjasama antar ke tiga daerah ini.

Selanjutnya pada bulan Agustus 2018, Wali Kota Batu Dewanti

Rumpoko memiliki komitmen kuat sehingga menandatangani perjanjian

kerjasama bersama Pemerintah Kota Malang dan Kabupaten Malang untuk

maju terus bersama membangun segala infrastruktur yang lebih baik.

Pembangunan infrastruktur yang lebih baik tersebut mulai dari infrastruktur

pendidikan, kesehatan, fasilitas maupun sarana prasarana yang tujuannya

untuk bersama-sama mensejahterakan masyarakat Malang Raya.

Kerjasama infrastruktur di bidang pendidikan karena sebagian anak-

anak dari Kota Batu dan Kabupaten Malang bersekolah di Kota Malang.

Begitu juga dengan pelayanan keseahatan. Bahwa rumah sakit yang ada di

Kota Malang juga dimanfaatkan warga Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Kemudian Kabupaten Malang memiliki sumber daya alam yang

melimpah, Kota Batu memiliki potensi pariwisata, sedangkan Kota Malang

memiliki potensi sumber daya manusia dan sekaligus terkenal sebagai kota

pendidikan sehingga berpotensi mendatangkan masyarakat dari luar kota.

Dengan potensi alam dan pariwisata yang dimiliki Kabupaten Malang dan

Kota Batu akan berimbas kepada Kota Malang yang memiliki banyak

penduduk pendatang. Arus lalu lintas di Kota Malang dan Kabupaten Malang

menjadi tambah padat pada akhir pekan. Sehingga diperlukan kerjasma

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 61


pembangunan infrastruktur jalan berupa membangun jalan tol tengah kota

atau membangun jalan lingkar. Karena wilayah Kabupaten Malang masih

luas untuk dibangun jalan lingkar.

Begitu juga dengan kerjasama pelayanan administrasi di kepolisian.

Warga kecamatan Kasembong, Ngantang dan Pujon yang merupakan bagain

dari Kabupaten Malang dapat mengurus izin SIM, STNK ke Polres Batu dan

kedepannya juga diharapkan dapat mencetak E-KTP, kartu keluarga di

Pemkot Batu. Karena ketiga daerah ini dulunya adalah satu keluarga yaitu

wilayah Malang sehingga kerjasama diperlukan untuk kesejahteraan

bersama. Dengan demikian, maka dalam dokumen RPJMD Kota Batu periode

2017-2022 harus memperhatikan kebijakan-kebijakan pembangunan antar

daerah tersebut.

4.2.4 Dinamika Lokal

a. Telaah Kebijakan RPJPD Kota Batu Berjalan

Recana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota

Batu merupakan bagian yang penting dalam pembuatan dari RPJM

Kota Batu. Karena mengandung tahapan-tahapan RPJM. RPJMD

tahun 2017-2022 merupakan tahapan ketiga pelaksanaan

pembangunan dari RPJD Kota Batu. Dalam RPJP terdapat beberapa

skala prioritas tiap tahapan-tahapannya yang ditetapkan.

Penetapan skala prioritas tiap tahapannya bermaksud untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada

Kota Batu tanpa mengabaikan permasalahan yang lainnya.

Visi RPJPD Kota Batu tahun 2005-2025 adalah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 62


“Terwujudnya Kota Batu sebagai Sentra Pariwisata Berbasis

Pertanian yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Madani”.

Adapun misinya adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan dan Kearifan

Lokal

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good

Governance)

4. Mewujudkan Ketentraman dan Keterlibatan Masyarakat

5. Mewujudkan Pengambangan Kota Batu sebagai Sentra

Pariwisata Berbasis Pertanian Berwawasan Lingkungan

RPJPD 2005-2025 Kota Batu pada 2016-2020 merupakan

RPJM tahap ke tiga (3) yang tetap berkesinambungan dengan

pembangunan sebelumnya. RPJMD ke tiga Kota Batu ini

mengarahkan kepada (a) penguatan dan pendayagunaan kapasitas

prasarana dan sarana; (b) pengarahan terhadap sumber daya

manusia dan fasilitas-fasilitas utama pendukung keunggulan Kota

Batu; (c) akselerasi usaha ekonomi unggulan; (d) serta

meningkatkan daya saing keunggulan Kota Batu.

Sejalan dengan uraian tersebut maka dalam kurun waktu 5

tahun, berdasarkan masing-masing pencapaian dari misi yang

ditetapkan, arah pembangunan untuk pendidikan dalam rangka

mewujudkan pengamalan nilai keagamaan dan kearifan lokal,

pendidikan dilaksanakan dengan mengimplementasikan dan

aktualisasi pemahaman dan pengamatan agama dalam kehidupan

serta memantapkan fungsi dan peran Forum Kerukunan Umat

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 63


Beragama sebagai wadah kerukunan hidup baik intern umat

beragama maupun antar umat beragama. Sedangkan pada arah

kebudayaan dilakukan dengan mengembangkan nilai-nilai

tradisional dan kearifan lokal masyarakat Kota Batu yang dapat

dijadikan faktor penyeimbang terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang

berkualitas, pendidikan diarahkan pada penyelesaian Program

Wajib Belajar Dua Belas Tahun, sebagaimana telah dicanangkan

pada periode sebelumnya, melalui: (a) peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan menengah melalui rehabilitasi dan

penambahan ruang kelas dan (b) peningkatan bantuan beasiswa

bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Selain itu, pada

periode ini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga merupakan

sasaran prioritas, dengan target meningkatnya daya tampung pada

lembaga-lembaga PAUD baik yang bersifat formal maupun

nonformal. Bidang kesehatan dilakukan dengan (a) memperkuat

peningkatan upaya pencegahan, pemberantasan dan pengendalian

penyakit menular serta tidak menular; (b) pemberantasan dan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular; (c) peningkatan

kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; (d) peningkatan pelayanan

kesehatan terutama ibu dan anak; (e) serta peningkatan kualitas

dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

Fokus dan arah pembangunan manusia untuk tenaga kerja

yaitu: (a) peningkatan kompetensi dan daya saing melalui

peningkatan sarana prasarana dan memperluas kurikulum

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 64


pelatihan tenaga kerja yang berbasis peluang kerja dan potensi lokal

serta kewirausahaan; (b) pemantapan pelaksanaan hubungan

industrial untuk menciptakan peningkatan produktivitas, kualitas,

dan peningkatan kesejahteraan pekerja. Untuk bidang Kepemudaan

dan Olahraga melalui (a) penyiapan kemandirian kepemudaan

dalam hal kemampuan untuk mensejahterakan dirinya, tanpa

banyak tergantung pada pihak lain; (b) perwujudan Kota Batu

sebagai daerah yang mampu berprestasi, baik sebagai

penyelenggara maupun sebagai pencetak atlet berprestasi pada

event keolahragaan regional; dan (c) mencanangkan budaya gerak

pada semua lapisan masyarakat untuk meingkatkan budaya

keolahragaan masyarakat dan keolahragaan tradisonal. Pada

bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

diarahkan kepada (a) peningkatan upaya pemberdayaan perempuan

berbasis kemandirian ekonomi, pendidikan dan kesehatan; dan (b)

peningkatan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak

melalui pencegahan kekerasan dalam rumah tangga,

pengembangan partisipasi lembaga sosial masyarakat dalam

penanganan permasalahan perempuan dan anak dan peningkatan

peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan.

Pembangunan sumber daya melalui keluarga berencana dan

keluarga sejahtera diarahkan dengan pemantapan keluarga

berencana sebagai pembentuk keluarga kecil dan mulai dirintis

fungsi keluarga berencana sebagai pembentuk keluarga sejahtara;

melalui kependudukan dan catatan sipil diarahkan dengan

peningkatan pemberdayaan keluarga berkualitas, pemantapan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 65


sistem administrasi kependudukan dan peningkatan persebaran

penduduk sesuai dengan potensinya serta penyelenggaraan

program transmigrasi; melalui pemberdayaan masyarakat dan

sosial diarahkan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

kesejahteraan perseorangan, keluarga, kelompok dan komunitas

masyarakat dan peningkatan penggalian potensi sumber kehidupan

penyandang masalah kesejahteraan sosial; dan terakhir melalui

ketahanan pangan diarahkan dengan upaya-upaya untuk menjamin

ketersediaan bahan pangan, melalui pembangunan jaringan

koordinasi dengan instansi-instansi yang relevan dengan

penyediaan pasokan pangan.

Pembangunan bidang pemerintahan pada tahap ketiga

RPJMD Kota Batu ini diarahkan untuk lebih memantapkan kembali

tata kelola pemerintahan yang baik melalui (a) perencanaan

pembangunan dan statistik yaitu peningkatan kesesuaian

perencanaan jangka menengah dengan perencanaan tahunan dalam

kerangka penganggaran jangka menengah yang didukung oleh basis

data yang lengkap, akurat dan realtime; (b) komunikasi dan

informasi fokus pada penguasaan teknologi informatika (IT) untuk

membentuk masyarakat di seluruh wilayah yang berbasis ilmu

pengetahuan (Knowledge-based society); (c) pemerintahan umum,

perpustakaan, kearsipan, statistik, kependudukan, dan catatan

sipil, yaitu dengan pemantapan profesionalitas aparatur yang

didukung oleh penataan sistem dan prosedur serta standarisasi

kualitas pelayanan, pemantapan teknologi informasi dan

komunikasi dalam manajemen pemerintahan dan pelayanan publik,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 66


pengembangan budaya organisasi yang berorientasi pelayan serta

peningkatan harmonisasi hubungan antar tingkat pemerintahan

dan dengan pemangku kepentingan lainnya. Dalam pembangunan

desa diarahkan pada pengembangan kapasitas desa dalam rangka

penguatan daya saing. Penyelenggaraan pelayanan publik yang

bermutu dan akuntabel difokuskan pada bidang perijinan dan

perbaikan iklim investasi.

Pembangunan dalam bidang politik pada tahap ketiga RPJMD

Kota Batu diarahkan dengan: (a) perwujudan demokrasi pada proses

politik, pemantapan semangat kebangsaan, membangun

kemandirian partai politik, dan pemantapan peran masyarakat

madani (civil society); (b) penguatan penerapan produk hukum

untuk memantapkan pelaksanaan otonomi dan penyelenggaraan

pemerintahan, memantapkan penegakan hukum dan perlindungan

hak asasi manusia (HAM); meminimalkan gangguan keamanan dan

ketertiban masyarakat, mengoptimalkan potensi masyarakat dalam

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berbasis

pada masyarakat patuh hukum serta peningkatan pelayanan

keamanan dan perlindungan masyarakat dari berbagai gangguan.

Pembangunan Kota Batu sebagai Sentra Pariwisata yang

berbasis Pertanian Berwawasan Lingkungan pada tahap ketiga yang

berdasarkan tahapan kelanjutan dari sebelumnya difokuskan pada

: (a) pembangunan pariwisata melalui penguatan citra industri

pariwisata berbasis budaya lokal dan agrowisata, promosi

pariwisata daerah dan pemantapan city branding Batu sebagai Kota

Wisata di tingkat nasional, dan pariwisata yang kompeten serta

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 67


profesional; (b) pembangunan pertanian dan kehutanan melalui (1)

pemantapan mutu melalui pengembangan teknologi pertanian hulu

sampai dengan hilir; (2) pengembangan kualitas produk dalam

rangka peningkatan daya saing produk di pasar lokal dan regional

dan ketahanan pangan; (3) pemantapan sarana dan prasarana

pertanian dan perdesaan; (4) pemanfaatan hutan lestari untuk

diverifikasi usaha, dan mendukung produksi pangan; (5) penguatan

agrobisnis berbasis keunggulan komparatif menuju agrobisnis

keunggulan kompetitif; (6) penguatan akses pasar dengan menjaga

kelangsungan mekanisme pasar yang sehat serta lebih

mengutamakan perlindungan usaha masyarakat lemah; (7)

penguasaan akses informasi pasar sampai wilayah kecamatan; (8)

penguasaan, penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi

meliputi aspek bioteknologi, teknologi ekofarming, teknologi pasca

panen, dan teknologi produk; (9) peningkatan dan pemantapan

kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya; dan

(10) pemantapan sarana dan prasarana penyuluh serta peningkatan

kualitas dan kuantitas SDM penyuluh.

Pembangunan bidang perikanan melalui: (a) penumbuhan

dan pengawasan perikanan komersial; (b) pengembangan usaha

sarana produksi; (c) pengembangan jejaring usaha; (d)

pengembangan usaha pengolahan hasil; (e) pengembangan usaha

berbahan baku dari produk yang tidak dimanfaatkan langsung; (f)

penguatan pasar untuk industri hilir; (g) pengembangan usaha

permodalan; serta (h) pengembangan usaha informasi pemasaran.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 68


Pembangunan bidang perdagangan melalui (a) perluasan kawasan

perdagangan ekspor; (b) penataan distribusi barang; (c)

pemberdayaan produk dalam negeri serta (d) pengembangan pasar

daerah.

Pembangunan perindustrian difokuskan pada (a) penciptaan

lingkungan usaha yang nyaman dan kondusif; (b) pengembangan

kemampuan inovasi; (c) peningkatan kemampuan sumber daya

industri dan (d) pengembangan industri kecil yang tangguh.

Pembangunan bidang koperasi dan usaha kecil menengah

difokuskan kepada peningkatan kualitas serta kehandalan untuk

memposisikan KUMKM yang mempunyai daya tawar usaha dengan

meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam melakukan

aktivitas bisnisnya. Pembangunan bidang pekerjaan umum,

perumahan dan penataan ruang difokuskan dengan melakukan: (a)

percepatan pembangunan infratruktur wilayah; (b) lebih

meningkatkan kemampuan kelembagaan pengelola serta tetap

meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan swasta; (c)

ketersediaan infrastruktur wilayah diupayakan terdistribusi secara

merata pada seluruh wilayah dalam mendukung terwujudnya

kemandirian masyarakat Kota Batu yang produktif dan memiliki

daya saing. Pembangunan bidang perhubungan lebih kepada

mempertahankan kemantapan jaringan jalan, peningkatan dan

pembangunan jaringan jalan dan jembatan, serta pemeliharaan dan

peningkatan pembangunan sarana prasarana transportasi yang

terintegrasi antar dan intermoda.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 69


Pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral/alam

lebih difokuskan kepada : (a) peningkatan pemanfaatan energi bio

dan energi terbarukan lainnya yang ramah lingkungan; (b)

rehabilitasi dan pemulihan daya dukung serta pengelolaan SDA

terbarukan; (c) pemanfaatan SDA terbarukan secara optimal dan

lestari. Sedangkan dalam pembangunan pada bidang lingkungan

hidup lebih difokuskan pada : (a) pemantapan pengendalian

pencemaran dan keruskan lingkungan yang semakin efektif

berbasis teknologi ramah lingkungan dengan cara menjaga

konsistensi upaya penegakan hukum dalam pengendalian kualitas

lingkungan, meningkatkan efektifitas upaya konservasi dan

pemulihan kualitas dan fungsi sumber daya alam dan lingkungan

hidup khususnya untuk kondisi kawasan lindung, daerah aliran

sungai dan air bawah tanah; (b) pemantapan peran aktif dan

kemitraan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, serta

berkembangnya penerapan pendidikan lingkungan untuk semua

kalangan baik secara formal maupun non formal.

b. Telaahan Kebijakan RTRW Kota Batu

Penelaahan terhadap isu strategis RTRW bertujuan untuk

mewujudkan keselarasan rencana pembangunan jangka menengah

daerah dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang telah

disusun. sebelum menelaah struktur dan pola ruang tersebut, maka

perlu ditelaah tujuan, kebijakan dan strategis penataan ruang Kota

Batu. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun

2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-

2030 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Walikota Batu,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 70


Penataan ruang Kota Batu bertujuan untuk mewujudkan ruang

Kota Batu yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sebagai

kota yang berbasis agropolitan dan kota pariwisata unggulan di

Jawa Timur serta Kota Batu sebagai wilayah penopang hulu Sungai

Brantas.

Tabel 4.2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Batu
Kebijakan Strategi

Kebijakan pengembangan Strategi pengembangan pola ruang


pola ruang meliputi:

a. Pelestarian kawasan lindung untuk


memperkuat peran Kota Batu
sebagai penopang hulu Sungai
Brantas dan keberlanjutan
lingkungan Kota Batu sebagai
wilayah pegunungan yang asri,
aman dan nyaman.
b. Pengendalian kegiatan budidaya
yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan.
c. Pengembangan kawasan
permukiman yang berwawasan
lingkungan dan mitigasi bencana
d. Peningkatan fungsi kawasan untuk
pertahanan dan keamanan negara.
Kebijakan pelestarian Strategi Pelestarian kawasan lindung
kawasan lindung untuk untuk memperkuat peran Kota Batu
memperkuat peran Kota sebagai penopang hulu Sungai Brantas
Batu sebagai penopang dan keberlanjutan lingkungan Kota Batu
hulu Sungai Brantas dan sebagai wilayah pegunungan yang asri,
keberlanjutan aman dan nyaman meliputi:
lingkungan Kota Batu

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 71


a. Kerjasama daerah sekitar Kota Batu
dan DAS Brantas untuk penyelamatan
ekosistem sesuai degan peraturan
perundang-undangan berlaku;
b. Melestarikan daerah resapan air untuk
menjaga ketersediaan sumberdaya air;
c. Mencegah dilakukannya kegiatan
budidaya di sempadan mata air yang
dapat mengganggu kualitas air, kondisi
fisik dan mengurangi kuantitas debit
air;
d. Membatasi kegiatan di kawasan
perlindungan setempat sepanjang
sungai hanya untuk kepentingan
pariwisata yang tidak merubah fungsi
lindung;
e. Mengembalikan dan meningkatkan
fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan
kegiatan budidaya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara
keseimbangan ekosistem wilayah;
f. Menata kembali kawasan lindung yang
telah rusak atau pemanfaatannya
menyimpang dari fungsi perlindungan;
g. Mengelola kawasan lindung secara
terpadu;
h. Melakaukan konservasi tanah dan air
pada kawasan lindung;
i. Mengelola sumberdaya hutan yang ada
secara lebih baik melalui kegiatan
penanaman kembali hutan yang
gundul dan menjaga hutan dari
pembalakan liar

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 72


j. Menyelamatkan keutuhan potensi
keanekaragaman hayati, baik potensi
fisik wilayahnya (habitatnya), potensi
sumberdaya kehidupan serta
keanekaragaman sumber genetikanya.
k. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
ruang terbuka hijau hingga 30 % dari
luas wilayah Kota dalam
mengendalikan dan memelihara
kualitas lingkungan
l. Mengamankan benda cagar budaya
dan sejarah dengan melindungi tempat
serta ruang di sekitar bangunan
bernilai sejarah, dan situs purbakala.
Kebijakan pengendalian Strategi pengendalian kegiatan budidaya
kegiatan budidaya yang yang dapat menimbulkan kerusakan atau
dapat menimbulkan penurunan kualitas lingkungan dan
kerusakan atau mitigasi bencana kota meliputi:
penurunan kualitas
a. Mengendalikan perkembangan pusat-
lingkungan dan mitigasi
pusat kegiatan agar tetap terjadi
bencana kota
keseimbangan perkembangan antar
wilayah;
b. Pembangunan perkotaan harus
didasarkan pada Daya Dukung
Lingkungan (DDL) / Daya Tampung
Lingkungan (DTL);
c. Mengembangkan zona penyangga pada
kawasan hutan produksi yang
berbatasan dengan hutan lindung;
d. Mengendalikan pemanfaatan hutan
produksi dengan memperhatikan pada
luas kawasan, potensi hasil hutan; dan
kesesuaian ekosistem;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 73


e. Mengembangkan wilayah - wilayah
tanaman holtikultura sesuai dengan
potensi/kesesuaian lahannya secara
optimal;
f. Mengendalikan perluasan pertanian
pada kawasan rawan bencana dan
kawasan yang seharusnya berfungsi
lindung untuk memelihara kelestarian
lingkungan; dan
g. Mengendalikan kegiatan industri yang
bukan agroindustri
Kebijakan Pengembangan Strategi Pengembangan kawasan
kawasan permukiman permukiman yang berwawasan
yang berwawasan lingkungan dan sesuai dengan daya
lingkungan dan sesuai dukung lingkungan meliputi:
dengan daya dukung
a. Menata pemanfaatan ruang terbangun
lingkungan
pada pusat kegiatan secara merata
untuk mencegah kawasan
permukiman padat;
b. Melarang untuk membangun di
kawasan yang memiliki potensi terjadi
rawan bencana longsor dan bencana
alam;
c. Mengintensifikasi dan ekstensifikasi
ruang terbuka hijau dan ruang terbuka
non hijau melalui kegiatan
pembangunan baru, pemeliharaan,
dan pengamanan ruang terbuka hijau
d. Menata ruang untuk kegiatan
perdagangan, perumahan, pertanian,
dan pengembangan obyek wisata yang
saling bersinergi;
e. Mengembangkan lingkungan
permukiman dengan kepadatan rendah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 74


di wilayah yang ditetapkan sebagai
kawasan agropolitan;
f. Meremajakan dan merehabilitasi
lingkungan perumahan yang menurun
kualitasnya, dilengkapi dengan sarana
dan prasarana lingkungan.
Kebijakan peningkatan Strategi untuk peningkatan fungsi
fungsi kawasan untuk kawasan untuk pertahanan dan
pertahanan dan keamanan negara, meliputi:
keamanan negara a. Menetapkan kawasan strategis dengan
fungsi khusus pertahanan dan
keamanan;
b. Mengembangkan kegiatan budi daya
tidak terbangun di sekitar kawasan
strategis sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan strategis dengan
budi daya terbangun.
c. Turut serta memelihara dan menjaga
aset-aset pertahanan/TNI
Kebijakan penguatan Strategi Penguatan keseimbangan
keseimbangan ekologis ekologis pada kawasan strategis
pada kawasan strategis lingkungan hidup meliputi:
lingkungan hidup
a. Membatasi pengembangan prasarana
dan sarana di dalam dan di sekitar
kawasan strategis lingkungan hidup
yang dapat memicu perkembangan
kegiatan budidaya;
b. Menetapkan kawasan strategis untuk
kepentingan pendidikan dan
penelitian berbasis lingkungan hidup;
c. Meningkatkan keanekaragaman
hayati kawasan lindung;
d. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan
yang menurun akibat dampak

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 75


pemanfaatan ruang yang berkembang
di dalam dan di sekitar kawasan
strategis.
Kebijakan peningkatan Strategi Peningkatan daya saing investasi
daya saing investasi dan dan kesempatan ekonomi kawasan
kesempatan ekonomi strategis ekonomi meliputi :
kawasan strategis a. Mengembangkan dan menyediakan
ekonomi tenaga listrik yang memenuhi standar
mutu dan keandalan yang berlaku
secara merata;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya
unggulan;
c. Pengembangan Kawasan Agropolitan
dan kawasan ;
d. pariwisata yang terpadu sebagai daya
tarik dan obyek wisata;
e. Pengembangan ruang untuk sektor
informal;
f. Mengembangkan pusat pertumbuhan
berbasis potensi sumber daya alam
dan kegiatan budi daya unggulan
sebagai penggerak utama
pengembangan wilayah; dan
g. Memberikan insentif dan stimulan
untuk mempercepat perwujudan
kawasan strategis berupa peningkatan
pelayanan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan ekonomi.
Sumber: Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030

Selain kebijakan dan strategi penataan ruang sebagaimana

di uraikan di atas, RTRW Kota Batu juga memuat rencana program

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 76


yang meliputi program perwujudan struktur ruang, lokasi sampai

instansi pelaksana.

c. Telaahan KLHS

Pemerintah Indonesia saat ini tengah memulai

mengembangkan aplikasi KLHS dengan mempertimbangkan

kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,

serta mempertimbangkan karakter kebijakan, rencana dan program

pembangunan di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016

Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

memposisikan KLHS sangat penting. Hal ini beralasan karena KLHS

menjadi dasar dalam pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana,

dan/atau Program. Apabila prinsip-prinsip Pembangunan

Berkelanjutan (KLHS) telah dipertimbangkan dan diintegrasikan

dalam pengambilan keputusan pembangunan maka diharapkan

kemungkinan terjadinya dampak negatif suatu Kebijakan, Rencana,

dan/atau Program terhadap Lingkungan Hidup dapat dihindari.

Sedangkan pedoman lebih teknis penyusunan merujuk pada

regulasi setingkat peraturan menteri sebagai panduan instrumen

teknis pelaksanaan KLHS yaitu Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Nomor 69 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara

Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Selain itu,

Pemerintah Indonesia juga tengah mengupayakan di tiap

Pemerintah Daerah wajib memiliki dokumen KLHS yang diharapkan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 77


bisa diturunkan hingga terbitnya Peraturan Daerah yang berpihak

pada perlindungan dan pelestarian lingkungan.

Pemerintah Kota Batu sebagai salah satu pemerintah daerah

di Indonesia yang berkepentingan agar daerah juga tidak terlepas

dari resiko kerusakan lingkungan baik yang disebabkan oleh

bencana alam maupun akibat dampak pembangunan dan

perekonomian. Oleh karenanya, Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) di Pemerintah Kota Batu lebih menitikberatkan pada

penguatan rumusan kebijakan rencana dan program yang

diarahkan pada perlindungan dan pelestarian lingkungan yang

menjadi prioritas tertentu. Hal ini dimaksudkan dalam rangka

mendukung visi Kota Batu menjadi “Desa Berdaya Kota Berjaya

Terwujudnya Kota Batu Sebagai Sentra Agro Wisata

International Yang Berkrakter, Berdaya Saing dan Sejahtera”.

Perumusan isu strategis pembangunan berkelanjutan dalam

KLHS P-RPJMD Kota Batu Tahun 2017-2022 diperoleh dari

pengintegrasian 3 (tiga) sumber isu, yaitu isu hasil penjaringann

dari stakeholders, isu dari indikator TPB kategori B dan isu

berdasarkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup

(DDDTLH) dan jasa ekosistem. Isu utama hasil pengintegrasian

yaitu :

1. Masih lemahnya penanganan kemiskinan masyarakat terutama

dalam pengembangan potensi ekonomi lokal dan peningkatan

ketersediaan lapangan kerja terutama sebagai dampak dari

pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 78


2. Belum optimalnya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

terutama terkait pengelolaan lingkungan dan gaya hidup yang

bersih dan sehat;

3. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia terutama dari

segi tingkat pendidikan dan kualitas ketrampilan untuk

membentuk tenaga kerja yang berdaya saing terutama pada

sektor pertanian yang kaitannya dengan teknologi dan

kelembagaan pertanian.

Secara lengkap rumusan rekomendasi KLHS dalam

Penyusunan Perubahan RPJMD disajikan dalam Tabel 4.3.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 79


Tabel 4.3.
Alternatif Skenario dan Rekomendasi Berdasarkan Daya Dukung dan Daya Tampung Kota Batu
Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
Mencapai Kesetaraan Mengendalikan 1.Mengendalikan 1. Pengadaan 1. Penyediaan
Kesetaraan Gender dan pertumbuhan pertumbuhan program keluarga Pelayanan KB dan
Gender dan Memberdayakan populasi populasi berencana Alat Kontrasepsi bagi
Memberdayakan Kaum penduduk dan penduduk di 2. Pelayanan Keluarga Miskin
Kaum Perempuan urbanisasi di Kota Batu kontrasepsi 2. Pelayanan KIE
Perempuan Menjamin akses Kota Batu 2.Mengendalikan 3. Perencanaan 3. Peningkatan
universal urbanisasi di model operasional Perlindungan Hak
terhadap Kota Batu BKB-Posyandu- Reproduksi Individu
kesehatan PADU 4. Promosi Pelayanan
seksual dan 4. Pembinaan peran Khiba
reproduksi, dan serta masyarakat 5. Pembinaan Keluarga
hak reproduksi dalam pelayanan Berencana
seperti yang KB/KR yang 6. Pengadaan sarana
telah disepakati mandiri mobilitas tim KB
sesuai dengan keliling

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 80


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
Programme of 7. Pelayanan konseling
Action of the KB
International 8. Pelayanan
Conference on pemasangan
Population kontrasepsi KB
andDevelopment 9. Pengadaan alat
and the Beijing kontrasepsi
Platform serta 10. Pelayanan KB medis
dokumen- operasi Pengkajian
dokumen hasil pengembangan model
reviu dari operasional BKB-
konferensi- Posyandu-PADU
konferensi 11. Fasilitasi
tersebut. pembentukan
kelompok masyarakat
peduli KB
Menjamin Pada tahun Konservasi 1. Konservasi 1. Meningkatkan 1. Pembatasan
Ketersediaan 2030, dan pengelolaan pengendalian pengembangan
serta menerapkan pengelolaan dan sumber pemanfaatan kawasan permukiman
Pengelolaan Air pengelolaan sumber daya daya air ruang untuk di Kota Batu yang
Bersih dan sumber daya air air mengurangi alih berada di sekitar aliran
Sanitasi yang terpadu di fungsi lahan pada sungai dan mata air.
Berkelanjutan semua daerah resapan air 2. Melakukan rehabilitasi
tingkatan, 2. Menerapkan lahan untuk daerah
termasuk pengelolaan resapan air
melalui sumber daya air 3. Penyusunan regulasi
kerjasama lintas terpadu batasan kewenangan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 81


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
batas yang layanan oleh PDAM
tepat. dan HIPPAM
4. Status kelembagaan
dalam pengelolaan
sumber daya air
diperjelas
5. Pembangunan IPAL
Komunal
6. Pemberian Insentif
penghematan air
pertanian/perkebunan
dan industri.
7. Optimalisasi
penggunaan air
permukaan dalam
rangka mengurangi
kelangkaan air
Menghilangkan Pada tahun Memenuhi 1. Memenuhi 1. Pengembangan 1. Analisis kebutuhan
Kelaparan, 2030, kabutuhan kebutuhan komoditas pangan dan ketersediaan
Mencapai menghilangkan pangan pangan alternatif pangan Kota Batu
Ketahanan segala bentuk mandiri mandiri 2. Pengembangan 2. Penetapan LP2B
Pangan dan Gizi kekurangan gizi, infrastruktur 3. Pemberian insentif dan
yang Baik, serta termasuk pada pengolahan disintensif kepada
Meningkatkan tahun 2025 produk pangan petani
Pertanian mencapai target alternatif selain 4. Pengembangan
Berkelanjutan yang disepakati beras teknologi pertanian
secara

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 82


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
internasional 3. Penyediaan 5. Pengembangan sistem
untuk anak fasilitas pemasok distribusi pangan
pendek dan pangan secara 6. Pengembangan sarana
kurus di bawah mandiri dan prasarana pasar
usia 5 tahun, 4. Penguatan kontrol 7. Penanganan daerah
dan memenuhi dan partisipasi rawan pangan
kebutuhan gizi masyarakat dalam 8. Penyusunan data base
remaja rantai pasok potensi produk pangan
perempuan, ibu pangan 9. Analisis dan
hamil dan penyusunan pola
menyusui, serta konsumsi dan suplai
manula. pangan
10. Analisis rasio jumlah
penduduk terhadap
jumlah kebutuhan
pangan
11. Laporan berkala
kondisi ketahanan
pangan daerah
12. Kajian rantai pasokan
dan pemasaran
pangan
13. Monitoring, evaluasi
dan pelaporan
kebijakan perberasan
dan subsidi pertanian

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 83


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
14. Pemanfaatan
perkarangan untuk
pengembangan
pangan
15. Pemantauan dan
analisis akses pangan
masyarakat dan
harga pangan pokok
16. Penanganan pasca
panen dan
pengolahan hasil
pertanian
17. Pengembangan
cadangan pangan
daerah
18. Pengembangan desa
mandiri pangan
19. Pengembangan
intensifikasi tanaman
padi, palawija
20. Pengembangan
diverisifikasi tanaman
21. Pengembangan
pertanian pada lahan
kering
22. Pengembangan
lumbung pangan desa

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 84


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
23. Pengembangan
model distribusi
pangan yang efisien
24. Pengembangan
perbinihan/perbibitan
25. Pengembangan sistem
informasi pasar
26. Peningkatan mutu
dan keamanan
pangan
27. Koordinasi kebijakan
perberasan secara
mandiri
28. Koordinasi
perumusan kebijakan
pertanahan dan
infrastruktur
pertanian dan
perdesaan
29. Penelitian dan
pengembangan
sumber daya
pertanian
30. Penelitian dan
pengembangan
teknologi
biotekhnologi,

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 85


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
budidaya, dan pasca
panen
31. Peningkatan
produksi,
produktivitas dan
mutu produk
perkebunan, produk
pertanian
32. Penyuluhan sumber
pangan alternatif
Menjadikan Pada tahun Pembangunan 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1. Penyusunan
Kota dan 2030, dan pengelolaan kapasitas layanan kebijakan manajemen
Permukiman mengurangi Pengeloaan sampah persampahan kota pengelolaan sampah.
Inklusif, Aman, dampak TPA ramah terpadu dan TPA 2. Penyediaan
Tangguh dan lingkungan lingkungan 2. Inovasi baru 2.Pengembangan prasarana dan sarana
Berkelanjutan perkotaan per penanganan Kinerja pengelolaan
kapita yang sampah di TPA Pengelolaan persampahan
merugikan, (sanitary Persampahan 3. Peningkatan
termasuk landfill dan operasi dan
dengan memberi pemberdayaan pemeliharaan
perhatian energi prasarana dan sarana
khusus pada alternatif dari persampahan
kualitas udara, sampah) 4. Pengembangan
termasuk teknologi pengolahan
penanganan persampahan
sampah kota. 5. Bimbingan teknis
persampahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 86


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
6. Peningkatan
kemampuan aparat
pengelolaan
persampahan
7. Peningkatan
partisipasi masyarakat
dan sektor swasta
dalam pengelolaan
sampah mandiri
(pengurangan volume
timbulan sampah) dan
peningkatan
keamanan dari
pencemaran.
8. Pengadaan center
skala kota dengan
kapasitas 20 ton per
hari sesuai kebutuhan
Kota Batu.
9. Pengurangan
volume sampah dari
outlet melalui
pemilahan, dan
recycle/reuse
10. Pembangunan
TPST di setiap
desa/kelurahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 87


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
Mengambil Pada tahun Penataan 1. Penataan 1. Pemulihan lahan 1. Inventarisasi dan
Tindakan Cepat 2020, Ruang Kota Ruang Kota yang terdegradasi pemetaan lahan
untuk menghentikan Batu dengan Batu dengan di sepanjang terdegradasi.
Mengatasi penggurunan, Konsep Konsep sungai atau 2. Menetapkan lokasi
Perubahan memulihkan Agropolitan Agropolitan kawasan lindung fungsi peruntukan
Iklim dan lahan dan tanah dan Kota dan Kota 2. Pemberian Insentif lahan pertanian yang
Dampakny kritis, termasuk Pariwisata Pariwisata dan disintesif. dipertahankan dan
lahan yang Unggulan Unggulan fungsi
1. lahan
terkena Bebas Lahan Bebas Lahan pariwisata yang dapat
penggurunan, Terdegradasi Terdegradasi digunakan untuk
kekeringan dan pengembangan
banjir, dan pariwisata Kota Batu
berusaha berdasarkan peta
mencapai dunia potensi degradasi
yang bebas dari lahan.
lahan 3. Mengembangkan
terdegradasi potensi lahan
pertanian produktif
dan meningkatkan
status fungsi sawah
yang dipertahankan;
4. Mengendalikan
secara ketat alih
fungsi lahan
pertanian
Tujuan Isu Strategis Alternatif Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
Skenario

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 88


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
TUJUAN 5 Kesetaraan Mengendalikan  Mengendalikan  Pengadaan  Penyediaan Pelayanan
Mencapai Gender dan pertumbuhan pertumbuhan program keluarga KB dan Alat
Kesetaraan Memberdayakan populasi populasi berencana Kontrasepsi bagi
Gender dan Kaum penduduk dan penduduk di  Pelayanan Keluarga Miskin
Memberdayakan Perempuan urbanisasi di Kota Batu kontrasepsi  Pelayanan KIE
Kaum Menjamin akses Kota Batu  Mengendalikan  Perencanaan  Peningkatan
Perempuan universal urbanisasi di model operasional Perlindungan Hak
terhadap Kota Batu BKB-Posyandu- Reproduksi Individu
kesehatan PADU  Promosi Pelayanan
seksual dan  Pembinaan peran Khiba
reproduksi, dan serta masyarakat  Pembinaan Keluarga
hak reproduksi dalam pelayanan Berencana
seperti yang KB/KR yang  Pengadaan sarana
telah disepakati mandiri mobilitas tim KB
sesuai dengan keliling
Programme of  Pelayanan konseling
Action of the KB
International  Pelayanan
Conference on pemasangan
Population kontrasepsi KB
andDevelopment  Pengadaan alat
and the Beijing kontrasepsi
Platform serta  Pelayanan KB medis
dokumen- operasi Pengkajian
dokumen hasil pengembangan model
reviu dari operasional BKB-
konferensi- Posyandu-PADU

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 89


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
konferensi  Fasilitasi
tersebut. pembentukan
kelompok masyarakat
peduli KB
TUJUAN 6 Pada tahun Konservasi  Konservasi  Meningkatkan  Pembatasan
Menjamin 2030, dan pengelolaan pengendalian pengembangan
Ketersediaan menerapkan pengelolaan dan sumber pemanfaatan kawasan permukiman
serta pengelolaan sumber daya daya air ruang untuk di Kota Batu yang
Pengelolaan Air sumber daya air air mengurangi alih berada di sekitar
Bersih dan terpadu di fungsi lahan pada aliran sungai dan
Sanitasi yang semua daerah resapan air mata air.
Berkelanjutan tingkatan,  Menerapkan  Melakukan rehabilitasi
termasuk pengelolaan lahan untuk daerah
melalui sumber daya air resapan air
kerjasama lintas terpadu  Penyusunan regulasi
batas yang batasan kewenangan
tepat. layanan oleh PDAM
dan HIPPAM
 Status kelembagaan
dalam pengelolaan
sumber daya air
diperjelas
 Pembangunan IPAL
Komunal
 Pemberian Insentif
penghematan air

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 90


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
pertanian/perkebunan
dan industri.
 Optimalisasi
penggunaan air
permukaan dalam
rangka mengurangi
kelangkaan air
TUJUAN 2 Pada tahun Memenuhi  Memenuhi  Pengembangan  Analisis kebutuhan
Menghilangkan 2030, kabutuhan kebutuhan komoditas pangan dan ketersediaan
Kelaparan, menghilangkan pangan pangan alternatif pangan Kota Batu
Mencapai segala bentuk mandiri mandiri  Pengembangan  Penetapan LP2B
Ketahanan kekurangan gizi, infrastruktur  Pemberian insentif
Pangan dan Gizi termasuk pada pengolahan produk dan disintensif kepada
yang Baik, serta tahun 2025 pangan alternatif petani
Meningkatkan mencapai target selain beras  Pengembangan
Pertanian yang disepakati  Penyediaan teknologi pertanian
Berkelanjutan secara fasilitas pemasok  Pengembangan sistem
internasional pangan secara distribusi pangan
untuk anak mandiri  Pengembangan sarana
pendek dan  Penguatan kontrol dan prasarana pasar
kurus di bawah dan partisipasi  Penanganan daerah
usia 5 tahun, masyarakat dalam rawan pangan
dan memenuhi rantai pasok  Penyusunan data base
kebutuhan gizi pangan potensi produk
remaja pangan
perempuan, ibu  Analisis dan
hamil dan penyusunan pola

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 91


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
menyusui, serta konsumsi dan suplai
manula. pangan
 Analisis rasio jumlah
penduduk terhadap
jumlah kebutuhan
pangan
 Laporan berkala
kondisi ketahanan
pangan daerah
 Kajian rantai pasokan
dan pemasaran
pangan
 Monitoring, evaluasi
dan pelaporan
kebijakan perberasan
dan subsidi pertanian
 Pemanfaatan
perkarangan untuk
pengembangan
pangan
 Pemantauan dan
analisis akses pangan
masyarakat dan harga
pangan pokok
 Penanganan pasca
panen dan pengolahan
hasil pertanian

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 92


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
 Pengembangan
cadangan pangan
daerah
 Pengembangan desa
mandiri pangan
 Pengembangan
intensifikasi tanaman
padi, palawija
 Pengembangan
diverisifikasi tanaman
 Pengembangan
pertanian pada lahan
kering
 Pengembangan
lumbung pangan desa
 Pengembangan model
distribusi pangan yang
efisien
 Pengembangan
perbinihan/perbibitan
 Pengembangan sistem
informasi pasar
 Peningkatan mutu dan
keamanan pangan
 Koordinasi kebijakan
perberasan secara
mandiri

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 93


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
 Koordinasi perumusan
kebijakan pertanahan
dan infrastruktur
pertanian dan
perdesaan
 Penelitian dan
pengembangan
sumber daya
pertanian
 Penelitian dan
pengembangan
teknologi
biotekhnologi,
budidaya, dan pasca
panen
 Peningkatan produksi,
produktivitas dan
mutu produk
perkebunan, produk
pertanian
 Penyuluhan sumber
pangan alternatif

TUJUAN 11 Pada tahun Pembangunan  Peningkatan  Peningkatan  Penyusunan kebijakan


Menjadikan 2030, dan pengelolaan kapasitas layanan manajemen
Kota dan mengurangi Pengeloaan pengelolaan sampah.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 94


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
Permukiman dampak TPA ramah sampah persampahan kota  Penyediaan prasarana
Inklusif, Aman, lingkungan lingkungan terpadu dan TPA dan sarana
Tangguh dan perkotaan per  Inovasi baru  Pengembangan pengelolaan
Berkelanjutan kapita yang penanganan Kinerja persampahan
merugikan, sampah di TPA Pengelolaan  Peningkatan operasi
termasuk (sanitary Persampahan dan pemeliharaan
dengan memberi landfill dan prasarana dan sarana
perhatian pemberdayaan persampahan
khusus pada energi  Pengembangan
kualitas udara, alternatif dari teknologi pengolahan
termasuk sampah) persampahan
penanganan  Bimbingan teknis
sampah kota. persampahan
 Peningkatan
kemampuan aparat
pengelolaan
persampahan
 Peningkatan
partisipasi masyarakat
dan sektor swasta
dalam pengelolaan
sampah mandiri
(pengurangan volume
timbulan sampah) dan
peningkatan
keamanan dari
pencemaran.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 95


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
 Pengadaan center
skala kota dengan
kapasitas 20 ton per
hari sesuai kebutuhan
Kota Batu.
 Pengurangan volume
sampah dari outlet
melalui pemilahan,
dan recycle/reuse
 Pembangunan TPST di
setiap desa/kelurahan
TUJUAN 13 Pada tahun Penataan  Penataan  Pemulihan lahan  Inventarisasi dan
Mengambil 2020, Ruang Kota Ruang Kota yang terdegradasi pemetaan lahan
Tindakan Cepat menghentikan Batu dengan Batu dengan di sepanjang terdegradasi.
untuk penggurunan, Konsep Konsep sungai atau  Menetapkan lokasi
Mengatasi memulihkan Agropolitan Agropolitan kawasan lindung fungsi peruntukan
Perubahan lahan dan tanah dan Kota dan Kota  Pemberian Insentif lahan pertanian yang
Iklim dan kritis, termasuk Pariwisata Pariwisata dan disintesif. dipertahankan dan
Dampaknya lahan yang Unggulan Unggulan fungsi lahan
terkena Bebas Lahan Bebas Lahan pariwisata yang dapat
penggurunan, Terdegradasi Terdegradasi digunakan untuk
kekeringan dan pengembangan
banjir, dan pariwisata Kota Batu
berusaha berdasarkan peta
mencapai dunia potensi degradasi
yang bebas dari lahan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 96


Alternatif Rekomendasi
Tujuan Isu Strategis
Skenario Jangka panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
lahan  Mengembangkan
terdegradasi potensi lahan
pertanian produktif
dan meningkatkan
status fungsi sawah
yang dipertahankan;
 Mengendalikan secara
ketat alih fungsi
lahan pertanian

Sumber: Kajian KLHS RPJMD Kota Batu 2018

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 97


4.2.5 Isu-Isu Strategis Kota Batu

Isu strategis merupakan kondisi atau permasalahan daerah

bersifat mendesak yang harus diperhatikan atau di utamakan dalam

merancang pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan

bagi entitas di masa mendatang. Isu strategis ini disusun melalui

permasalahan pembangunan yang ada di Kota Batu.

a. Percepatan Pembangunan dan Pemulihan Ekonomi Daerah

Pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan roda

perekonomian global yang dampaknya massif ke seluruh daerah.

Kota Batu salah satu daerah yang terdampak paling parah karena

sektor unggulan ekonomi ditopang oleh Pariwisata yang

mengandalkan pada mobilitas dan interaksi intensif orang. Maka,

pandemi Covid-19 telah menghancurkan interaksi tersebut, maka

pertumbuhan ekonomi terkontraksi parah. Rata-rata laju

pertumbuhan ekonomi Kota Batu tergolong tinggi dengan rata-rata

tingkat pertumbuhan sebesar 6,5% dalam 5 tahun terakhir (2016 –

2019) dan nilai inflasi yang cenderung rendah yaitu dari 2,82%

tahun 2016 tren nya menurun hingga menjadi 1,93% tahun 2019,

seketika hancur.

Angka pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun 2020

mengalami kontraksi parah sebesar -6,46% dengan tingkat

kontraksi tertinggi yaitu -21,88 adalah sektor makan minum dan

akomodasi, disusul oleh sektor jasa lainnya sebesar -15,95%.

Struktur ekonomi daerah yang unik ini memaksa pemerintah

daerah dan masyarakat Kota Batu bahu-membahu untuk

melakukan berbagai sinergi program dan kegiatan percepatan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 98


pemulihan ekonomi, khususnya Pariwisata, sebagai pilar penopang

ekonomi pendapatan warga Kota Batu.

Strategi percepatan pemulihan ekonomi ini telah melibatkan

seluruh perangkat daerah terkait, asosiasi pelaku wisata, kelompok

masyarakat dan aparatur negara lain, untuk melakukan percepatan

kebijakan penanganan. Salah satu program percepatan antara lain:

Percepatan pendirian Desa-desa Wisata melalui pembentukan

peraturan daerah tentang desa wisata, pelatihan berbagai inovasi

produk usaha mikro dan kecil, pelatihan pemasaran digital,

pembuatan konten promosi dan motivasi setiap warga Batu untuk

mempromosikan wisata. Dengan asosiasi pelaku wisata mulai

memberikan ijin operasi dengan protokol kesehatan yang ketat.

Pengembangan berbagai infrastruktur pendukung wisata

antara lain jalan tembus, rehabilitasi kawasan sekitar destinasi

wisata, pengembangan destinasi wisata baru, dan peningkatan

sarana dan prasarana kelengkapan jalan raya. Pemerintah juga

mulai mendorong perluasan partisipasi wisata masyarakat melalui

pengembangan destinasi desa wisata oleh Badan Usaha Milik Desa

(BUM Desa). Berbagai regulasi dan stimulasi diberikan untuk

menggerakkan BUM Desa sebagai pengelola desa wisata.

b. Menjaga stabilitas kondisi sosial politik, kerukunan antar umat

beragama, pelestarian budaya dan nilai kearifan lokal.

Menciptakan keadaan stabilitas sosial politik merupakan

tindakan yang wajib dilaksanakan pemerintah dalam rangka

pembangunan daerah dan sebagai wujud menjalankan amanat

Undang-Undang Dasar Negara yang terdapat dalam pembukaan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 99


yakni mensejahterakan rakyat. Dengan terjaganya stabilitas sosial

politik, masyarakat dapat merasakan perlindungan yang diberikan

pemerintah baik dalam aksi politik maupun sosial.

Tantangan yang dihadapi dalam menjaga stabilitas politik

yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berbagai bahaya,

baik bahaya terhadap terorisme maupun bahaya kriminalitas

lainnya. Ancaman dari tindak terorisme maupun kriminalitas

seperti pencurian, narkoba, perjudian, penipuan dan lain

sebagainya telah berpotensi mengganggu keamanan lingkungan

masyarakat setempat dan menganggu stabilitas politik yang dapat

menghambat pembangunan daerah Kota Batu.

Masalah lainnya yaitu terkait stabilitas sosial. Stabilitas sosial

juga merupakan salah satu kondisi yang harus dijaga dan

diperhatikan pemerintah dalam rangka pembangunan daerah.

Stabilitas sosial mencakup nilai-nilai yang terkandung di dalam

masyarakat itu sendiri seperti menumbuhkan rasa percaya dan

solidaritas sesama warga berlandaskan kebudayaan lokal dan

toleransi. Sehingga akan menciptakan keadaan nyaman serta aman

juga menciptakan kerukunan. Stabilitas sosial yang seperti ini akan

turut memberikan dampak terhadap turunnya angka kriminalitas di

dalam kelompok masyarakat. Karena dengan meningkatkan rasa

toleransi dan gotong royong dengan pendekatan kebudayaan lokal

akan melahirkan masyarakat yang rukun dan bahagia dengan

memiliki rasa percaya satu dengan lainnya.

Peran pemerintah selanjutnya yaitu menjaga keamanan dan

ketentraman warga dalam menjauhkan dari berbagai ancaman

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 100


bencana, baik bencana alam maupun bencana kebakaran.

Tingginya angka bencana alam dan kebakaran yang terjadi di Kota

Batu dalam beberapa tahun terakhir menuntut kesiapsiagaan serta

ketanggapan pemerintah dalam membenahi dan memberikan

perlindungan kepada masyarakat agar terhindar dari ancaman

kerusakan lingkungan maupun kematian.

c. Peningkatan kualitas daya saing SDM daerah, pengendalian

kuantitas penduduk dan perluasan lapangan kerja.

Persoalan mendasar yang menjadi perhatian pemerintah

adalah kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan kualitas daya saing

daerah rendah. Kemiskinan juga menjadi penghambat

pembangunan daerah. Oleh karena itu, dalam rangka

penanggulangan kemiskinan maka perlu beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu pertama; kualitas sumber daya manusia menjadi

tolak ukur yang penting dan merupakan modal utama

pembangunan. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan

kesehatan.

Pembangunan sektor pendidikan dapat dilakukan melalui

peningkatan akses layanan seperti sarana dan prasarana

pendidikan baik berupa pendidikan formal maupun nonformal.

Peningkatan kualitas tenaga pendidik serta memberikan kebijakan

khusus terhadap orang miskin sehingga keseluruhan masyarakat

dapat menerima pendidikan secara merata. Sedangkan dalam

pembangunan kualitas kesehatan dapat melalui kualitas

kelembagaan dan tata kelola layanan kesehatan dan kualitas tenaga

medis yang melayani setiap warga. Kemudian menyediakan akses

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 101


untuk masyarakat dapat dengan mudah menjangkau layanan

kesehatan serta memberikan perhatian khusus terhadap

masyarakat miskin agar mendapatkan layanan kesehatan secara

merata.

Kedua adalah pemberdayaan kepemudaan dan kesetaraan

gender. Pendidikan lebih lanjut seperti perhatian khusus dalam

membina pemuda-pemudi diperlukan dalam menunjang

produktivitas sebagai tenaga kerja serta memperhatikan kesetaraan

gender. Mengembangkan minat bakat kepemudaan dan kesetaraan

gender dapat meningkatkan potensi masyarakat dalam mengurangi

ketimpangan pendapatan.

Ketiga adalah peran pemerintah yang diperlukan masyarakat

dalam memperluas lapangan kerja untuk memfasilitasi masyarakat-

masyarakat yang telah dibina sehingga menjadi produktif dan

berdaya saing dalam mewujudkan pembangunan. Dalam rangka

membantu mewujudkan peran ini, diperlukan keberpihakan pada

usaha-usaha mikro kecil dan menengah untuk penyediaan modal

kerja bagi pemuda yang telah dibina dan diberikan layanan untuk

peningkatan kualitas daya saing sehingga mereka mampu

menghasilkan pendapatan dan pada akhirnya menaikkan mereka

dari garis kemiskinan.

d. Peningkatan daya saing perekonomian daerah berwawasan

lingkungan berbasis ciri khas dan potensi unggulan daerah.

Dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah, salah

satu yang perlu diperhatikan adalah peningkatan daya saing

perekonomian daerah. Hal ini merupakan respon untuk mengurangi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 102


tingkat kesenjangan antar wilayah di Kota Batu yaitu dengan

membangun desa mandiri. Membangun desa mandiri berdasarkan

wawasan lingkungan dan ciri khas potensi unggulan daerah. Namun

terdapat beberapa yang perlu diperhatikan pemerintah dalam upaya

peningkatan daya saing berdasarkan potensi unggulan daerah,

yakni:

Pertama, meningkatkan kontribusi potensi unggulan daerah

terhadap PDRB. Potensi unggulan daerah seperti UMKM, Pertanian,

dan Pariwisata menjadi perhatian utama dalam meningkatkan

perekonomian daerah. Meskipun ketiga sektor ini merupakan

penyumbang pdrb yang terbesar dari sektor lainnya, akan tetapi

perlu peran pemerintah yang lebih dalam meningkatkan usaha

sektor unggulan. Memberikan akses yang nyaman dan fasilitas yang

lengkap terhadap tempat-tempat wisata yang ada sehingga

menaikkan jumlah kunjungan nasional maupun internasional.

Kemudian memperhatikan produk-produk pertanian yang

berkurang jumlah produksinya di tahun 2016 begitu juga untuk

usaha yang mikro agar dapat lebih merata dan lebih aktif di seluruh

wilayah Kota Batu serta menigkatnya produk yang dihasilkan.

Kedua, dalam mengembangkan perekonomian daerah melalui

potensi unggulan Kota Batu, perlu adanya pengawasan dan

kepedulian terhadap dampak pencemaran lingkungan. Banyaknya

pencemaran lingkungan yang terjadi di Kota Batu terjadi akibat

pembangunan tempat hiburan maupun wisata, sehingga diperlukan

evaluasi dan pengendalian untuk penanggulangan pencemaran

seperti sumber air.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 103


e. Peningkatan ketersediaan infrastruktur yang berorientasi pada

konsep hijau.

Pembangunan daerah belum optimal apabila ketersediaan

infrastruktur belum memadai. Infrastruktur menjadi faktor penting

dalam menunjang keberhasilan pembangunan di suatu daerah.

Kualitas infrastruktur yang baik menjadi tolak ukur dalam penentu

suatu daerah dinyatakan berhasil. Akan tetapi di Kota Batu masih

terdapatnya kualitas infrastruktur yang rendah dan perlu

peningkatan, yakni:

Pertama, Masih adanya jaringan jalan yang dalam kondisi

kurang baik dan ketersediaan jaringan telekomunikasi informatika

yang belum merata. Oleh karena itu perlu peningkatan kualitas

serta kuantitas terhadap jaringan jalan dan jaringan telekomunikasi

informatika.

Kedua, Perkembangan jaman menuju modernisasi menuntut

daerah di Indonesia mencapai taraf internasional yang kompetitif.

Oleh karena itu, Kota Batu perlu melakukan pembangunan

infrastruktur inovasi teknologi. Dengan penggunaan dan pencapai

teknologi terkini, diharapkan dapat membangun desa-desa mandiri.

oleh karena itu dibutuhkan sarana prasarana, kelembagaan,

sumber daya manusia serta produk hukum yang mengatur tata

laksana untuk mendukung pencapaian desa mandiri melalui inovasi

teknologi.

Ketiga, dalam rangka mewujudkan kota maupun desa cerdas,

perlu adanya peningkatan kualitas lingkungan dan pemukiman

yang harus dilakukan dengan cara revitalisasi atau perbaikan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 104


lingkungan. Penataan lingkungan pemukiman guna menjunjang

kehidupan masyarakat yang aman, nyaman dan sehat.

f. Pemantapan reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola

kepemerintahan yang baik dalam rangka peningkatan kualitas

pelayanan publik.

Pemerintah harus meningkatkan pelayanan publik, yakni

lebih cepat, lebih murah, lebih mudah dan lebih baik. Oleh karena

itu, dalam mendukung terwujudnya kualitas pelayanan yang baik,

pemerintah perlu melakukan reformasi birokrasi yang berfokus

kepada kelembagaan dan aparatur dengan memegang prinsip good

governance.

Peningkatan kelembagaan dan aparatur pemerintah dalam

melayani, berpegang teguh pada prinsip good governance dapat

menjadikan birokrat lebih akuntabel dan transparansi sehingga

tercapainya kualitas dokumen perencanaan dan opini WTP dari

kinerja aparatur. Kemudian perlu ketegasan terhadap produk

hukum dan meningkatkan kapasitas aparatur dalam rangka

mewujudkan kinerja birokrasi berbasis teknologi (e-governance).

4.2.6 Mapping Isu-Isu Strategis Kota Batu dalam Misi

Pembangunan

Isu-isu strategis merupakan suatu tantangan yang timbul dari

berbagai masalah yang ada untuk dipecahkan solusinya oleh

pemerintah daerah melalui pembangunan. Dalam menjawab isu-isu

strategis tersebut akan di singkronkan dengan misi pembangunan.

Singkronisasi tersebut adalah seperti tabel di bawah ini:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 105


Tabel 4.4
Mapping Isu-Isu Strategis Kota Batu dalam Misi Pembangunan Jangka
Menengah

No. Isu Strategis Misi RPJMD 2017-2022


Mewujudkan Daya Saing
Percepatan Pembangunan dan Perekonomian Daerah yang
1. Progresif, Mandiri Berbasis
Pemulihan Ekonomi Daerah
Agrowisata
Menjaga stabilitas kondisi Meningkatkan Kualitas
sosial politik, kerukunan Kehidupan Sosial Masyarakat
2. antar umat beragama, Yang Berlandaskan Nilai Nilai
pelestarian budaya dan nilai Keagamaan dan Kearifan
kearifan lokal. Budaya Lokal
Peningkatan kualitas daya
saing SDM daerah, Meningkatkan Pembangunan
3. pengendalian kuantitas Kualitas dan Kesejahteraan
penduduk dan perluasan Sumber Daya Manusia
lapangan kerja.
Peningkatan daya saing
Mewujudkan Daya Saing
perekonomian daerah
Perekonomian Daerah yang
4. berwawasan lingkungan
Progresif, Mandiri Berbasis
berbasis ciri khas dan potensi
Agrowisata
unggulan daerah.
Peningkatan ketersediaan
Meningkatkan Pembangunan
infrastruktur yang
Infrastruktur dan Kawasan
5. berorientasi pada konsep
Perdesaan Yang Berkualitas
hijau.
dan Berwawasan Lingkungan
Pemantapan reformasi
Meningkatkan Tata Kelola
birokrasi untuk mewujudkan
Pemerintahan yang Baik,
tata kelola kepemerintahan
6. Bersih dan Akuntabel
yang baik dalam rangka
Berorientasi pada Pelayanan
peningkatan kualitas
Publik yang Profesional
pelayanan publik.
Sumber : Data diolah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IV- 106


BAB 5

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5. 1. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada pemilihan kepala

daerah (PILKADA) sebagai suatu komitmen atau janji kepada masyarakat.

Visi juga harus menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu

strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan

dengan arah pembangunan jangka panjang daerah. Berbagai isu strategis di

Kota Batu diantaranya seperti pengembangan potensi unggulan untuk

meningkatkan daya saing daerah, dan penguatan karakter lokal menjadi isu

strategis yang mendorong terciptanya visi Kepala Daerah. Maka Visi Kota

Batu untuk periode RPJMD 2017-2022 adalah sebagai berikut:

“Desa Berdaya Kota Berjaya Terwujudnya Kota Batu Sebagai Sentra

Agro Wisata Internasional Yang Berkarakter, Berdaya Saing Dan

Sejahtera”

Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih menggambarkan

arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai

dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Melalui visi pembangunan kota

Batu selama lima tahun diharapkan seluruh stakeholder di Kota Batu secara

bersama-sama mengoptimalkan kapasitasnya untuk terwujudnya Kota Batu

sebagai sebagai sentra agro wisata internasional yang berkarakter, berdaya

saing dan sejahtera.

Visi pembangunan yang tersebut memiliki makna yang mendalam dan

tujuan yang besar, perumusan dan penjelasan terhadap visi Kota Batu diatas

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 1


menghasilkan pilar-pilar visi yang dijelaskan pengertiannya sebagaimana

tabel dibawah ini:

Tabel 5.1

Perumusan Penjelasan Visi Kota Batu 2017-2022


Visi Pokok-Pokok Penjelasan Visi
Visi
Desa Berdaya Kota Desa Berdaya Kemandirian dan
Berjaya Kota Berjaya kemajuan Desa adalah
Terwujudnya Kota pondasi yang kokoh
Batu Sebagai Sentra untuk bangunan
Agro Wisata kemakmuran dan
Internasional Yang kesejahteraan Kota Batu,
Berkarakter, pembangunan Kota Batu
Berdaya Saing Dan diarahkan pada
Sejahtera pemerataan
pembangunan yang ada
di desa-desa. Kota Batu
memiliki 19 Desa dan 5
Kelurahan, setiap desa
dan kelurahan memilki
potensi unggulan yang
berkontribusi besar
terhadap berjayanya kota
Batu. Oleh karena itu
arah pembangunan Kota
Batu selama lima tahun
kedepan akan dikuatkan
dan diberdayakan
seluruh desa dan
kelurahan yang pada
muaranya akan
menjadikan Kota Batu
yang berjaya.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 2


Visi Pokok-Pokok Penjelasan Visi
Visi
Mewujudkan Secara geografis Kota
Kota Batu Batu memiliki
sebagai Sentra karakteristik kondisi
Agro Wisata geografis yang
Internasional mendukung
kepariwisataan dan
pertanian. Berbagai
wisata yang ada di Kota
Batu terbentuk secara
alami menjadi potensi
unggulan Kota Batu. Kota
Batu juga memiliki
potensi sektor pertanian
yang terdiri dari sayur
mayur, tanaman hias,
dan buah buahan yang
dapat tumbuh dengan
baik pada wilayah yang
beriklim sejuk seperti di
Kota Batu. Selama lima
tahun mendatang
pembangunan di Kota
Batu akan diarahkan
pada sinergitas
pembanguanan
pariwisata dengan
pembangunan pertanian
yang berwawasan
Lingkungan memiliki
produk berstandar
kualitas internasional.
Mewujudkan Berbagai potensi
Kota Batu sumberdaya alam yang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 3


Visi Pokok-Pokok Penjelasan Visi
Visi
sebagai Sentra melimpah di Kota Batu
Agro Wisata akan berkembang dan
Internasional memiliki daya saing
yang daerah yang tinggi jika
Berkarakter dikembangkan sejalan
dengan karakteritik
keunggulan setiap desa.
Pemerintah Kota Batu
dalam lima tahun
kedepan akan melakukan
pembangunan berbasis
sektor unggulan daerah
dan tetap
mempertahankan ciri
khas budaya, sosial, dan
pesona alam Kota Batu.
Mewujudkan Pembangunan Kota Batu
Kota Batu dengan fokus utama pada
sebagai Sentra potensi unggulan daerah
Agro Wisata pada muaranya akan
Internasional mewujudkan Kota Batu
yang Berdaya memiliki daya saing yang
Saing unggul di Bidang Sumber
Daya Manusia, Pertanian,
Pariwisata, dan UMKM,
keunggulan ini akan
berdampak pada
kemandirian dan
kemajuan kota.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 4


Visi Pokok-Pokok Penjelasan Visi
Visi
Mewujudkan Pembangunan Kota Batu
Kota Batu selama lima tahun
sebagai Sentra kedepan diharapkan
Agro Wisata dapat mewujudkan
Internasional masyarakat Kota Batu
yang Sejahtera yang sejahtera.
Kesejahteraan
masyarakat yang tidak
hanya berdimensi
material atau jasmani,
tetapi juga spiritual atau
rohani, yang
memungkinkan rakyat
menjadi manusia yang
utuh dalam menggapai
cita-cita ideal, dan
berpatisipasi dalam
proses pembangunan
secara kreatif, inovatif,
dan konstruktif, dalam
tata kehidupan yang
aman dan tenteram,
rukun dan damai.

5. 2. Misi Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu

tahun 2017-2022 berorientasi pada pembangunan sektor agro wisata yang

berkarakter serta berdaya saing tingkat internasional sebagai upaya

mewujudkan masyarakat Kota Batu yang sejahtera. Misi adalah rumusan

umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan

visi. Rumusan misi dalam dokumen RPJMD yang dikembangkan telah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 5


memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan

internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi Kota Batu 2017-2022

disusun untuk memperjelas yang akan dilakukan dalam rangka mencapai

perwujudan visi periode 2017-2022. Sebagai upaya mewujudkan visi

pembangunan daerah Kota Batu, maka ditetapkan misi pembangunan Kota

Batu 2017-2022 sebagai berikut:

5.2.1 Misi 1: Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial Masyarakat

Yang Berlandaskan Nilai Nilai Keagamaan dan Kearifan Budaya

Lokal.

Kehidupan masyarakat yang rukun, harmonis, dan berbudaya

dengan berbasis pada kearifan budaya lokal menjadi pondasi dasar dan

menjadi modal utama didalam melakukan pembangunan kota.

Masyarakat yang rukun dan harmoni juga menjadi bagian dari wujud

kesejahteraan masyarakat yang merupakan tujuan dari sebuah

pembangunan. Kebijakan-kebijakan strategis sebagai bentuk komitmen

pemerintah daerah didalam mewujudkan masyarakat yang rukun dan

harmonis dapat dilakukan melalui beberapa upaya seperti

meningkatkan modal sosial masyarakat, meningkatkan kepatuhan

masyarakat terhadap peraturan daerah serta pemerintah daerah juga

senantiasa hadir didalam melindungi masyarakat dari berbagai

ancaman bahaya seperti ancaman bencana alam dan ancaman bahaya

kebakaran.

5.2.2 Misi 2: Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan

Kesejahteraan Sumber Daya Manusia

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 6


Sumberdaya Manusia adalah potensi utama sebuah kota,

keberhasilan pembangunan kota dapat dilihat dari kapasitas

sumberdaya manusianya yang baik dan berdaya saing. Pembangunan

sumberdaya manusia juga merupakan dari investasi masa depan

dimana penguatan kapasitas SDM yang dilakukan saat ini mampu

memberikan kontribusi positif secara berkelanjutan pada pembangunan

masa depan. Kebijakan-kebijakan strategis dalam pembangunan SDM

yang utuh dapat dilakukan melalui berbagai aspek penting seperti

meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan formal dan

informal, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan,

meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatakan perlindungan

perempuan dan anak, meningkatkan pelayanan sosial masyarakat,

serta meningkatkan partisipasi angkatan kerja, dan penyerapan tenaga

kerja. Keberhasilan sebuah pembangunan SDM dapat dilihat dengan

meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM), meningkatnya

indeks keadilan dan kesetaraan gender (IKKG), Minat Baca Masyarakat

serta Tingkat Pengangguran Terbuka.

5.2.3 Misi 3: Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah yang

Progresif, Mandiri Berbasis Agrowisata

Selain potensi SDM, Kota Batu juga memiliki sumberdaya alam

yang melimpah. Secara geografis Kota Batu memiliki karakteristik

kondisi geografis yang mendukung kepariwisataan dan pertanian.

Berbagai wisata yang ada di Kota Batu terbentuk secara alami menjadi

potensi unggulan Kota Batu. Kota Batu juga memiliki potensi sektor

pertanian yang terdiri dari sayur mayur, tanaman hias, dan buah

buahan yang dapat tumbuh dengan baik pada wilayah yang beriklim

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 7


sejuk seperti di Kota Batu. Potensi alam yang melimpah dan

berkarakteristik di Kota Batu harus dapat mewujudkan perekonomian

daerah yang progresif, mandiri dan berwawasan lingkungan. Kebijakan-

kebijakan strategis didalam mewujudkan daya saing perekonomian

daerah dilakukan melalui peningkatkan pemberdayaan dan peran desa

terhadap perekonomian, meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian,

meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata, meningkatkan jumlah

desa wisata yang terbangun dengan status maju, meningkatkan daya

saing koperasi, usaha mikro, industri kecil dan menengah, serta

meningkatkan iklim investasi yang kondusif.

5.2.4 Misi 4: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan

Kawasan Perdesaan Yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

Keunggulan potensi sumberdaya alam di Kota Batu pada bidang

pariwisata, pertanian, perdagangan, UMKM dan selainnya, tidaklah

bernilai ekonomis tinggi serta berjalan dengan baik tanpa didukung oleh

infrastruktur daerah yang berkualitas dan terintegrasi. Hal ini

dikarenakan pembangunan infrastruktur menjadi sentra dalam

pengembangan ekonomi suatu daerah. Dari dasar tersebut maka Kota

Batu dalam 5 (lima) tahun kedepan akan meningkatkan pembangunan

infrastrukturnya dengan pola yang terintegratif dengan pembangunan

sektor-sektor unggulan ekonomi daerahnya, sehingga efisiensi dan

efektivitas pembangunan akan terlaksana dengan baik. Kebijakan-

kebijakan strategis sebagai upaya mencapai misi tersebut diantaranya

melalui peningkatan pelayanan kepuasan infrastruktur, meningkatkan

kepatuhan pembangunan sesuai dengan RTRW dan peningkatan indeks

desa membangun.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 8


5.2.5 Misi 5: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik,

Bersih dan Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan Publik yang

Profesional

Dalam rangka untuk mewujudkan pelayanan prima di Kota Batu,

maka birokrasi harus menjalankan fungsinya sebagai pelayan bagi

masyarakat Kota Batu. Pembangunan pemerintahan harus

dilaksanakan secara bersih dan transparan serta mewujudkan dari

prinsip-prinsip good governance dan clean governance. Oleh karena itu

untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah Kota Batu melakukan

kebijakan-kebijakan strategis meliputi meningkatkan tata kelola

pemerintahan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

5. 3. Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan visi dan misi yang telah diuraikan diatas maka rumusan

tujuan dan sasaran sebagaimana dijelaskan dibawah ini:

5.3.1 Sebagai upaya dalam mencapai misi ke-1 Meningkatkan Kualitas

Kehidupan Sosial Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Keagamaan

dan Kearifan Budaya Lokal, maka ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai

berikut:

a) Tujuan

Meningkatkan derajat kualitas hidup sosial masyarakat guna

mewujudkan Batu Kota Nyaman, dengan indikator Indeks Modal

Sosial.

b) Sasaran

1) Meningkatnya stabilitas kondisi sosial, ketertiban dan

ketentraman wilayah, dengan indikator meliputi:

1. Persentase penyelesaian potensi kerusuhan bermotif SARA;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 9


2. Persentase penyelesaian potensi gangguan ketertiban umum

dan ketentraman masyarakat;

3. Persentase PMKS yang diberikan bantuan; dan

4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

2) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah

dengan indikator Persentase Seni Budaya Lokal Yang Lestari.

5.3.2 Sebagai upaya dalam mencapai misi ke-2 Meningkatkan Pembangunan

Kualitas dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia, maka ditetapkan

tujuan sebagai berikut:

a) Tujuan

Meningkatkan penguatan kapasitas dan kualitas SDM guna guna

mewujudkan Batu Kota Produktif, dengan indikator Indeks

Pembangunan Manusia (IPM)

b) Sasaran

Meningkatnya Derajad Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) dengan indikator:

1. Indeks Pendidikan;

2. Persentase Pemuda Pelopor Berprestasi;

3. Indeks Minat Baca Daerah;

4. Angka Usia Harapan Hidup; dan

5. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG).

5.3.3 Sebagai upaya didalam mencapai misi ke-3 Mewujudkan Daya Saing

Perekonomian Daerah yang Progresif, Inklusif dan Mandiri Berbasis

Agrowisata, maka ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut:

a) Tujuan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 10


Meningkatkan kemandirian ekonomi daerah yang inklusif,

berkualitas berbasis pada sektor unggulan guna mewujudkan Batu

Kota Agro Wisata dengan indikator Laju Pertumbuhan PDRB dan

Indeks Gini.

b) Sasaran

1) Meningkatnya aktivitas perekonomian sektor unggulan daerah

yang inklusif berkelanjutan, dengan indikator:

1. Pertumbuhan PDRB Kategori Jasa Akomodasi Pariwisata;

2. Pertumbuhan PDRB kategori Pertanian;

3. Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan dan Industri

Pengolahan;

4. Nilai Investasi; dan

5. Kontribusi PAD terhadap APBD.

c) Sasaran

1) Meningkatnya kemandirian pangan daerah, dengan indikator:

1. Tingkat Kemandirian Pangan Daerah.

5.3.4 Sebagai upaya dalam mencapai misi ke-4 Meningkatkan Pembangunan

Infrastruktur Daerah dan Kawasan Perdesaan Yang Berkualitas dan

Berwawasan Lingkungan, maka ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai

berikut:

a) Tujuan

Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas, merata

dan berkelanjutan berbasis kemandirian desa dalam rangka

mewujudkan Batu Kota Berkarakter dengan indikator Indeks

Pembangunan Infrastruktur, Indeks Desa Berdaya dan Indeks

Kualitas Lingkungan Hidup.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 11


b) Sasaran

1) Meningkatnya penataan ruang dan infrastruktur kota yang

terpadu, berkelanjutan dan berketahanan bencana, dengan

indikator:

1. Indeks Kualitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan;

2. Indeks Kualitas Infratruktur Irigasi;

3. Persentase kesesuaian pembangunan wilayah yang sesuai

dengan RTRW;

4. Indeks Kualitas Permukiman;

5. Tingkat Pelayanan Jalan (level of service);

6. Indeks Resiko Bencana; dan

7. Tingkat Ketahanan dan Keselamatan Kebakaran.

2) Meningkatnya Kualitas Pembangunan Desa, dengan indikator

Persentase Desa Maju - Mandiri.

3) Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup dengan indikator:

1. Indeks Kualitas Air

2. Indeks Kualitas Udara

3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan

5.3.5 Mencapai misi ke-5 Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik,

Bersih, dan Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan Publik yang

Profesional, maka ditetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut:

a) Tujuan

Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif,

efisien, dan akuntabel guna mewujudkan Batu Kota Berintegritas,

dengan indikator Indeks Reformasi Birokrasi

b) Sasaran

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 12


1) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan

pemerintah daerah, dengan indikator:

1. Opini BPK;

2. Predikat/nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

(SAKIP);

3. Predikat/Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (EKPPD);

4. Indeks Profesionalitas ASN; dan

5. Kategori/Nilai Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Berbasis

Elektronik (SPBE).

2) Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator Indeks

Kepuasan Masyarakat Kota Batu.

Kesesuaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran dalam RPJMD menjadi

tuntutan yang perlu diperhatikan. Konsistensi penjabaran Visi dan Misi

kedalam Tujuan dan Sasaran menentukan efektivitas pembangunan daerah

sesuai dengan amanat pembangunan yang tertuang dalam Visi dan Misi Wali

Kota terpilih. Berangkat dari tuntutan tersebut, maka dapat dijabarkan

konsistensi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut kedalam matriks berikut

ini:

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 13


Tabel 5.2
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kota Batu

VISI: DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU SEBAGAI SENTRA AGRO WISATA
INTERNASIONAL YANG BERKARAKTER, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA

Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
1 MENING Mening I Indeks N/A 95.6 97. 95.7 96. 95.7 96.8 95.7 95,8 95.8 96.5 96.5
KATKAN - Modal 9 76 1 77 4 1 6 2 8 0 0
KUALITA katkan Sosial
S derajat Mening- 1 Persentas 100% 100% 100 100 100 100 100 100% 100 100% 100 100% Badan
KEHIDU kualita katnya e % % % % % % % Kesatuan
PAN s stabilita Penyelesa Bangsa
SOSIAL hidup s ian dan
MASYAR sosial kondisi potensi Politik
A-KAT masyar sosial, kerusuha
YANG a-kat ketertiba n
BERLAN guna n dan bermotif
DASKAN mewuj ketentra SARA
NILAI- ud-kan -man 2 Persentas 100% 100% 100 100 100 100 100 100% 100 100% 100 100% Satuan
NILAI Batu wilayah e % % % % % % % Polisi
KEAGAM Kota Penyelesa Pamong
AAN ian Praja

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 14


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
DAN Nyama Potensi
KEARIF n Ganggua
AN n
BUDAYA Ketertiba
LOKAL n Umum
Dan
Ketentra
man
Masyarak
at
3 Persentas N/A 16% 52.8 16% 44.7 16% 46.4 16% 27,4 16% 50% 59% Dinas
e 5% 3% 1% 4% Sosial
Penuruna
n Jumlah
PMKS
4 Tingkat 3.75 2.25 3.12 2.15 2.48 2.05 5.93 1.95 6,57 1.50 6.00 6.00 Dinas
Pengangg % % % % % % % % % % % % Penanam
uran an Modal,
Terbuka PTSP dan
Tenaga
Kerja

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 15


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
Meningk 5 Persentas 85% 85% 94.1 85% 89.5 85% 93.1 85% 89,8 85% 92% 92% Dinas
at-nya e Seni 6% 6% 6% 6% Pariwisat
pelestari Budaya a
an dan Lokal
pengem Yang
ba-ngan Lestari
budaya
daerah
2 MENING Mening II Indeks 73.5 74.1 75. 74.7 75. 75.3 75.9 75.9 76,2 76.5 76.5 76.5
KAT- - Pembang 7 04 88 8
KAN katkan unan
PEMBA- pengua Manusia
NGUNAN tan Meningk 6 Indeks 0.67 0.68 0.68 0.69 0.69 0.7 0.7 0.71 0,71 0.72 0.72 0.72 Dinas
KUALITA kapasit at-nya Pendidika 4 Pendidika
S DAN as dan Derajat n n
KESEJA kualita Kesejaht 7 Persentas N/A 75% 42.2 75% 70.5 75% 57.1 75% 77,6 75% 78% 78% Dinas
H- s SDM era-an e 3% 9% 4% 5% Pendidika
TERAAN guna dan pemuda n
SUMBER mewuj Kualitas pelopor
DAYA ud-kan SDM berpresta
MANUSI Batu si
A Kota 8 Indeks 36% 48% 88.6 55% 133 62% 50.2 69% 48,5 73% 50% 50% Dinas
Minat 4% % 5% 6% Perpusta

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 16


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
Produk Baca kaan dan
tif Daerah Kearsipa
n
9 Angka 72.6 72.65 72.2 72.7 72.5 72.8 72.6 72.8 72.6 72.9 72.7 72.7 Dinas
Usia tahu tahu 5 5 4 5 1 5 5 5 0 0 Kesehata
Harapan n n tah tahu tah tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu n
Hidup un n un n n n n n n n
10 Indeks 70.02 73.66 71.4 74.6 70.9 75.7 69.1 76.5 68,9 77.7 69 69 Dinas
Pemberd 8 2 5 3 1 5 PPPA dan
ayaan PPKB
Gender
(IDG)
3 MEWUJU Mening III Laju 6.61 6.65 6.5 6.7 6.5 6.75 - 6.8 4,04 6.85 4.5 4.5
D-KAN - Pertumb 1 6.46
DAYA katkan uhan
SAING keman Ekonomi
PEREKO di-rian IV Indeks 0.36 0.34 0.3 0.32 0.3 0.31 0.33 0.3 0,31 0.29 0.33 0.33
NO-MIAN ekono Gini 28 18 3
DAERAH mi
YANG daerah Meningk 11 Pertumb 12.10 12.50 14% 11.5 8.62 12.7 - 13.0 7,36 13.5 7.50 7.50 Dinas
PROGRE yang atnya uhan % % 0% % 5% 23.1 0% % 0% % % Pariwisat
SIF, inklusi aktivitas PDRB 2% a
perekon Jasa
Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 17
Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
MANDIR f, omian Akomoda
I berkua sektor si
BERBASI li-tas unggula Pariwisat
S berbasi n a
AGROWI s pada daerah 12 Pertumb 6.56 6.66 6.56 6.76 3.77 6.86 3.08 6.96 3,32 7.06 3.40 3.40 Dinas
SA-TA sektor yang uhan % % % % % % % % % % % % Pertanian
unggul inklusif PDRB dan
an berkelan kategori Ketahana
guna jutan Pertanian n Pangan
mewuj , dan
ud-kan Perikana
Batu n
Kota 13 Pertumb 12.30 12.50 13.4 12.7 9.68 13% - 13.2 8,86 13.5 9.00 9.00 Dinas
Agro uhan % % 8% 5% % 4.38 5% % 0% % % Koperasi,
Wisata PDRB % Usaha
kategori Mikro,
Perdagan Perindust
gan dan rian dan
Industri Perdagan
Pengolah gan
an

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 18


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
14 Nilai Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.9 Rp.9. Dinas
Investasi 3.68 3.75 4.89 4.25 6.81 4.75 8.13 5.25 8.97 5.75 .5 5 Penanam
Daerah trilyu trilyu trily trily 6 trilyu trily trilyu trily trilyu trily trilyu an Modal,
n n un un trily n un n un n un n PTSP dan
un Tenaga
Kerja
15 Kontribu N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A 16% 16% Badan
si PAD Pendapat
terhadap an
APBD* Daerah
Meningk 16 Tingkat 81.19 > 80 81.5 > 80 83.2 > 80 83.4 > 80 83,6 > 80 > 80 > 80 Dinas
at-nya Kemandir 45 5 1 7 Pertanian
kemandi ian dan
rian pangan Ketahana
pangan daerah n Pangan
daerah
4 MENING- Mening V Indeks 66.3 68.0 78. 69.7 78. 71.4 78.7 73.0 82,4 74.7 79.5 79.5
KATKAN - Kualitas 7 5 69 3 02 1 5 9 1 9 0 0
PEMBA- katkan Pembang
NGUNAN pemba- unan
INFRA- nguna Infrastru
STRUKT n ktur

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 19


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
UR DAN infrast VI Indeks 12 16 4 19 9 1 15 3 19 5 19 19
KAWASA ruk-tur Desa Maju Maju Man Maj Man Man Man Man Man Man Man Man
N yang Memban 7 3 diri u diri diri diri diri diri diri diri diri
PERDES berkua gun Berk Berk 5 10 18 4 16 14
AAN li-tas, em- em- Maj Maj Maju Maju Maju Maju
YANG merata bang bang u u
BERKUA dan
10
LI-TAS berkela
Ber
DAN n-jutan
BERWA berbasi kem
WA-SAN s ban
LINGKU keman g
NGAN di-rian
VI Indeks 72.6 72.7 72. 72.8 73. 72.8 80.1 72.9 72.9 70.4 70.4
desa
I Kualitas 8 4 15 25 6 4 1 70,3 6 6 6
dalam
Lingkung 4
rangka
an
mewuj
Hidup**
ud-kan
Meningk 17 Indeks 54.22 56.95 64.7 61.0 63.7 65.9 70.9 70.9 74,2 78.4 72 72 Dinas
Batu
at-nya Kualitas 1 6 9 7 3 8 3 Pekerjaan
Kota
penataa Infrastru Umum
Berkar
n ruang ktur dan
ak-ter
dan Jalan Penataan
infrastru dan Ruang

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 20


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
ktur Jembata
kota n
yang 18 Indeks 83.53 85.05 89.1 86.5 91.0 88.1 83.5 89.3 94,5 91.2 84 84 Dinas
terpadu, Kualitas 6 2 3 1 3 4 6 9 Pekerjaan
berkelan Infrastru Umum
jut-an ktur dan
dan Irigasi Penataan
berketah Ruang
an-an 19 Persentas 55% 60% 59.8 65% 59.8 75% 75.2 85% 82,3 90% 76% 76% Dinas
bencana e 0% 0% 3% 5,% Pekerjaan
kesesuaia Umum
n dan
pembang Penataan
unan Ruang
wilayah
yang
sesuai
dengan
RTRW
20 Indeks 80 85 79.8 85 82.2 85 85.5 85 85,8 85 87 87 Dinas
Kualitas 8 6 3 6 Perumah
Pemukim an dan
an Kawasan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 21


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
Permuki
man
21 Tingkat N/A 0.76 0.81 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0,75 0.75 0.75 0.75 Dinas
Pelayana Perhubu
n Jalan ngan
(level Of
Service)
22 Indeks 134 131 131 128 105 125 125 122 98,5 119 96 96 Badan
Resiko 6 Penanggu
Bencana langan
Bencana
Daerah
23 Tingkat N/A 85% 80% 85% 68.5 85% 96% 85% 87,5 85% 78% 78% Dinas
ketahana 0% 0% Pemadam
n dan Kebakara
keselama n dan
tan Penyelam
kebakara atan
n
Meningk 24 persentas 63.20 68.42 63.2 73.6 68.5 78.9 78.9 78.9 100, 78.9 100. 100. Dinas
at-nya e Desa % % 0% 8% 0% 5% 5% 5% 00% 5% 00% 00% PPPA dan
Kualitas Maju - PPKB
Pemban Mandiri

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 22


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
gu-nan
Desa
Meningk 25 Indeks 51 51.82 53.3 51.9 53.3 52.1 53.3 52.2 56 52.3 56.1 56.1 Dinas
at-nya Kualitas 2 3 2 3 2 2 Lingkung
Kualitas Air an Hidup
Lingkun Sungai**
gan 26 Indeks 87.04 87.1 72.4 87.3 88 87.5 88.0 87.7 86,2 88 86.4 86.4 Dinas
Hidup Kualitas 4 8 7 7 7 Lingkung
Udara** an Hidup
27 Indeks 77.66 77.66 77.1 77.6 77.1 77.6 77.6 77.6 65,4 77.7 65.5 65.5 Dinas
Kualitas 3 7 3 8 9 9 9 Lingkung
Tutupan an Hidup
Lahan**
5 MENING Mening VI Indeks 48.5 56 55. 61 60. 66 62.0 71 64,5 76.5 66 66
KAT- katkan II Reforma 3 (C) (CC) 06 (B) 96 (B) 6 (B) (BB) 5 (B) (BB) (B) (B)
KAN penyel si (CC) (B)
TATA eng- Birokrasi
KELOLA garaan Meningk 28 Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Inspektor
PEMERI pemeri at-nya BPK at;
NTAHAN nta- kualitas Badan
YANG han dan Keuanga
BAIK, daerah akuntab n dan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 23


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
BERSIH yang ilitas Aset
DAN efektif, kinerja Daerah
AKUNTA efisien, penyelen 29 Nilai 42.03 61 (B) 61.8 71 63.0 81 64.5 83 64,5 85 68 68 Inspektor
BEL dan gga-raan SAKIP (C) 9 (BB) 0 (A) 4 (B) (A) 2 (B) (A) (B) (B) at;
BERORI akunta pemerint (B) (B) Badan
EN-TASI bel ah Perencan
PADA guna daerah aan
PELAYA mewuj Pembang
NAN ud-kan unan,
PUBLIK Batu Penelitian
YANG Kota dan
PROFESI Berint pengemb
O-NAL egri- angan
tas Daerah;
Sekretari
at Daerah
30 Nilai TING TING TIN TIN TIN TING TING SAN SAN SAN SAN SAN Sekretari
EKPPD GI GI GGI GGI GGI GI GI GAT GAT GAT GAT GAT at
TING TING TING TING TING Daerah;
GI GI GI GI GI Sekretari
at DPRD
31 Indeks N/A 76 78 77 63 79 63.8 80 54,1 81 70 70 Badan
Profesion 9 6 Kepegawa

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 24


Kond
Kond
isi
isi Target Capaian
Akhi Perangka
Awal
N r t Daerah
Misi Tujuan Sasaran Indikator
o. 2018 2019 2020 2021 2022 Penangg
Rea Rea Peru ungjawab
2017 Targe Targ Targ Real Targ Real Targ 2022
lisa lisa baha
t et et isasi et isasi et
si si n
alitas ian dan
ASN Pengemb
angan
SDM
32 Nilai N/A 2.5 2.43 2.75 2.66 3 2.62 3.25 2.56 3.5 2.66 2.66 Dinas
SPBE (CUK (CU (BAI (BAI (BAI (BAI (BAIK (CU (SAN (BAI (BAIK Komunik
UP) KUP K) K) K) K) ) KUP) GAT K) ) asi dan
) BAIK) Informati
ka
Meningk 33 Skala 77.73 80 87.7 83 78.9 86 79.3 89 84,0 90 86 86 Dinas
at-nya Kepuasa (BAIK (BAIK 2 (BAI 9 (BAI 8 (SAN 2 (SAN (BAI (BAIK Kependu
kualitas n ) ) (BAI K) (BAI K) (BAI GAT (BAI GAT K) ) dukan
pelayana Masyarak K) K) K) BAIK) K) BAIK) dan
n publik at Pencatata
terhadap n Sipil;
Pelayana Dinas
n Penanam
Pemerint an Modal,
ah PTSP dan
Tenaga
Kerja;
Kecamata
n

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 25


* indikator baru pada Perubahan RPJMD
** target IKLH, IKA, IKU, dan IKL tahun 2021 dan 2022 pada Perubahan RPJMD telah diselaraskan dengan target Nasional
dan Provinsi menyesuaikan formulasi perhitungan IKLH terbaru dari Kemen-LHK

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |V- 26


BAB 6

STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN DAERAH

Berdasarkan permasalahan daerah serta isu strategis yang telah

dikemukakan dalam Bab IV, dikaitkan dengan target-target pembangunan

yang dirumuskan dalam tujuan dan sasaran pembangunan sebagaimana

diuraikan dalam Bab V, maka dirumuskan strategi, arah kebijakan, dan

program pembangunan daerah sebagai cara atau upaya yang ditempuh

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun

Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien sebagai pola

strategis pembangunan akan memberikan nilai tambah (added value) pada

pencapaian pembangunan daerah dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Sebagai salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan

daerah, rumusan strategi akan mengimplementasikan bagaimana sasaran

pembangunan akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari

pemangku kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam

sejumlah arah kebijakan dan program pembangunan operasional dari

upaya-upaya nyata dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan dengan Pendekatan Holistik

Tematik dan Integratif

Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun

pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi

pilihan tersebut. Strategi adalah langkah berisikan program-program

sebagai prioritas pembangunan daerah untuk mencapai sasaran. Rumusan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 1


strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan

sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah

kebijakan. Selain itu perumusan strategi juga memperhatikan masalah yang

telah dirumuskan pada tahap perumusan masalah. Sebagai salah satu

rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah, rumusan

strategi akan mengimplementasikan bagaimana sasaran pembangunan

akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari pemangku

kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam sejumlah arah

kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-upaya nyata

dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.

Arah kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja

untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu

strategis daerah yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran

strategi. Arah kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi

pembangunan daerah yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian

tujuan dan sasaran pembangunan.

Strategi diharapkan mampu mengarahkan sasaran pembangunan

menjadi lebih mudah untuk diimplementasikan dalam bentuk program

pembangunan. Strategi juga memberikan gambaran pelaksanaan sasaran

dengan pendekatan yang spesifik sehingga mampu meningkatkan efektifitas

implementasi program pembangunan. Strategi merupakan rangkaian

tahapan atau langkah-langkah yang berisikan grand design perencanaan

pembangunan dalam upaya untuk mewujudkan tujuan dan sasaran misi

pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Berbagai rumusan strategi

yang disusun menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memegang

prinsipnya sebagai pelayan masyarakat.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 2


Pelaksanaan pembangunan periode 2017-2022 merupakan tahap

pembangunan keempat dari RPJPD Kota batu Tahun 2005-2025. Sesuai

dengan arah kebijakan pembangunan RPJPD Kota Batu Tahun 2005-2025,

tema atau fokus pembangunan pada periode 2017-2022 adalah “Mencapai

Masyarakat Madani melalui pemantapan daya saing unggulan daerah”.

Tema ini akan menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Tahun 2017-

2027. RPJMD akan menjabarkan tema tersebut setiap tahun, yang akan

menjadi pedoman bagi penentuan fokus/tema pembangunan dalam RKPD.

Hal ini disajikan pada Gambar 6.2 dibawah ini

PERENCANAAN
POSISI TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH 2017-2022
RPJMD DALAM RPJPD 2022
DESA BERDAYA KOTA BERJAYA
TERWUJUDNYA KOTA BATU
TAHAP
2021 KEMANDIRIAN SEBAGAI SENTRA AGROWISATA
INTERNASIONAL YANG
BERKARAKTER, BERDAYA SAING
TAHAP DAN SEJAHTERA
2020 PENCAPAIAN

TAHAP
2019 PEMANTAPAN
2020-2025
TAHAP Mencapai
2018 PENGEMBANGAN
Masyarakat Madani
2015-2020 melalui
pemantapan daya
TAHAP
PENGUATAN Pendayagunaan kapasitas saing unggulan
SDM, akselerasi usaha daerah
2010-2015 ekonomi dan industri
serta penguatan jejaring
Pembangunan fasilitas- daya saing keunggulan
fasilitas pendukung daerah
2005-2010
utama keunggulan
daerah, yang memiliki
Penataan dan persiapan
daya dukung berantai
pranata pendukung
positif
melalui kualitas sumber TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
daya manusia dan PERDA NOMOR 4 TAHUN 2012
konsolidasi potensi RPJPD KOTA BATU TAHUN 2005-2025
unggulan
“Terwujudnya Kota Batu Sebagai Sentra Pariwisata Berbasis Pertanian Yang Berdaya
Saing Menuju Masyarakat Madani”

Gambar 6.1
Posisi Perencanaan RPJMD 2017-2022 dalam RPJPD Kota Batu Tahun
2005-2025

Langkah yang dilalukan dalam merumuskan strategi sebagai berikut:

1. Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai

tujuan dan sasaran yang ditetapkan; 2. Menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan

dan sasaran yang ditetapkan untuk setiap langkah yang akan dipilih; dan 3.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 3


Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat

antara lain dengan menggunakan metode SWOT, dengan langkah yang lebih

rinci meliputi:

a. Pertama, menentukan alternatif strategi pencapaian dari setiap

indikator sasaran, dengan dengan terlebih dahulu melakukan analisis

SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threats) dan mengkaitkan

dengan permasalahan dan isu strategis. Setiap kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman akan di ketahui alternatif-kebijakan, dari

alternatif strategi di rumuskan satu strategi utama untuk mencapai

sasaran serta memecahkan masalah dan isu strategis.

b. Kedua, menentukan strategi dari beberapa alternatif strategi. Pengujian

dilakukan pada tingkat pembahasan tim. Penting untuk menekankan

bahwa strategi harus dipandang sebagai satu kesatuan skenario-

skenario selama periode 5 (lima) tahun. Pemilihan strategi yang paling

tepat diantara berbagai alternatif strategi yang dihasilkan dengan

metode SWOT, Focus Group Discussion (FGD), Balance Score Card, dan

Pembobotan.

Secara umum strategi pembangunan Kota batu memiliki tiga esensi

pokok, yaitu enabling, empowering, dan protecting. Enabling maksudnya

menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

untuk berkembang. Sedangkan empowering, bertujuan untuk memperkuat

potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-

langkah nyata, yakni dengan menampung berbagai masukan dan

menyediakan prasarana dan sarana yang diperlukan. Protecting, artinya

melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 4


Kerangka Kerja Penjabaran VISI-MISI Pembangunan RPJMD Kota Batu 2017-2022

DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU SEBAGAI 20


SENTRA AGRO WISATA INTERNASIONAL YANGBERKARAKTER,
20 20 20 20 FOKUS
TEMATIK
RKPD / RENJA
18 19 20 21 PD
BERDAYA SAINGDAN SEJAHTERA 22
BATU KOTA FOKUS STRATEGI OPTIMALISASI PERAN & FUNGSI
SMART LIVING Misi 1
NYAMAN
Quick Win Smart Living, Smart Society DPRD
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial
Masyarakat Yang Berlandaskan Nilai-Nilai PENDIDIKAN KESEHATAN SOSIAL
Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal LEGISLASI
SMART SOCIETY BATU KOTA 1. AKSES LAYANAN DASAR TUJUAN PERDA yang aspiratif &
PRODUKTIF Responsif
Misi 2 Kelembagaan,
Jaringan TIK,
Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan
2. DAYA SAING Hardware TIK ANGGARAN
Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Aplikasi & Sofware
BATU KOTA SMART ECONOMY INFRASTRUKTUR BIROKRASI & APBD yang efektif/efisien
AGROWISATA - SDA TIK
YANBLIK INDIKATOR
Misi 3
Quick Win PENGAWASAN
Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah Smart Quick Win Smart TUJUAN
yang Progresif, Mandiri Berbasis Agrowisata
Enviroment Governance Tranparansi & akuntabilitas
SMART BRANDING Layanan Adminduk, Layanan OSS,
BATU KOTA
Eplanning-Ebudgeting, EMonev,
publik
BERKARAKTER Ekinerja
Misi 4
Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur PERTANIAN
SASARAN
dan Kawasan Perdesaan Yang Berkualitas UMKM PARIWISATA
ORGANIK
dan Berwawasan Lingkungan
3. PENGUATAN SEKTOR UNGGULAN
BATU KOTA SMART
Quick Win Quick Win Quick Win
GOVERNONCE
BERINTEGRITAS Smart Economy Smart Economy Smart Branding
Misi 5 INDIKATOR
Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih dan
Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan Publik Yang Profesional SPBE - Dimensi Batu Smart City SASARAN
PERKUATAN IMPLEMENTASI PROSES HOLISTIK TEMATIK INTEGRATIF SPASIAL – AKSI BERSAMA MULTIPIHAK
DALAM PEMBANGUNAN DI KOTA BATU

Gambar 6.2
Kerangka Kerja Penjabaran Strategi Holistik, Tematik dan Integratif

Selanjutnya dipaparkan secara rinci tujuan, sasaran dan strategi

secara per- Misi dan Visi yaitu sebagai berikut:

Tabel 6.1
Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu
Untuk Misi Ke 1

VISI:
DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU
SEBAGAI SENTRA AGRO WISATA INTERNASIONAL YANG
BERKARAKTER, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 1:
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial Masyarakat Yang
Berlandaskan Nilai Nilai Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal
T.1. Meningkatkan SS.1. Meningkatnya ST.1. Meningkatkan
derajat kualitas stabilitas kerukunan
hidup sosial kondisi sosial, antar umat
masyarakat ketertiban dan beragama
guna ketentraman melalui berbagai
mewujudkan wilayah forum dialog
Batu Kota
Nyaman ST.2. Meningkatan
fasilitas layanan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 5


keagamaan dan
sosial
masyarakat
melalui bantuan
dan koordinasi
antara
pemangku
kepentingan
dan pemerintah
ST.3. Menjaga
Keamanan dan
Ketertiban
Umum
ST.4. Peningkatan
kesadaran
hukum
masyarakat
ST.5. Peningkatan
kualitas
layanan sosial
yang
berkelanjutan,
berkeadilan
dan merata
dengan
mendekatkan
jangkauan
layanan kepada
masyarakat
dan
keberdayaan
partisipatoris
SS.2. Meningkatnya ST.6. Meningkatkan
pelestarian dan pelindungan,
pengembangan pengembangan,
budaya daerah pemanfaatan
kebudayaan

Misi 1: Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial Masyarakat Yang

Berlandaskan Nilai Nilai Keagamaan dan Kearifan Budaya Lokal

Tujuan: Meningkatkan derajat kualitas hidup sosial masyarakat guna

mewujudkan Batu Kota Nyaman.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 6


a. Sasaran 1: Meningkatnya stabilitas kondisi sosial, ketertiban dan

ketentraman wilayah

1. Strategi pertama adalah meningkatkan kerukunan antar umat

beragama melalui berbagai forum dialog sosial maupun ekonomi;

2. Strategi kedua adalah meningkatan fasilitas layanan keagamaan dan

sosial masyarakat melalui bantuan dan koordinasi antara pemangku

kepentingan dan pemerintah;

3. Strategi ketiga adalah menjaga keamanan dan ketertiban umum;

4. Strategi keempat adalah meningkatan kesadaran hukum masyarakat;

5. Strategi kelima adalah peningkatan kualitas layanan sosial yang

berkelanjutan, berkeadilan dan merata dengan mendekatkan

jangkauan layanan kepada masyarakat dan keberdayaan

partisipatoris; dan

b. Sasaran 2: Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah

6. Strategi keenam adalah meningkatkan pelindungan, pengembangan,

pemanfaatan kebudayaan.

Tabel 6.2
Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu
Untuk Misi Ke 2

VISI:
DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU
SEBAGAI SENTRA AGRO WISATA INTERNASIONAL YANG
BERKARAKTER, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 2:
Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan Kesejahteraan
Sumber Daya Manusia
T.1. Meningkatkan SS.1. Meningkatnya ST.1. Peningkatan
penguatan Derajat Aksesbilitas dan
kapasitas dan Kesejahteraan Kualitas
kualitas SDM dan Kualitas Pendidikan
guna

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 7


mewujudkan SDM ST.2. Peningkatan
Batu Kota kualitas
Produktif pendidik dan
sarana
pendukung
pendidikan
ST.3. Peningkatan
Manajemen dan
layanan
pendidikan
ST.4. Peningkatan
kualitas literasi
masyarakat
melalui inisiasi
budaya
membaca
gerakan
kunjung
perpustakaan
ST.5. Peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat
ST.6. Peningkatan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)
ST.7. Peningkatan
cakupan
pelayanan
Jaminan
Kesehatan

Misi 2: Meningkatkan Pembangunan Kualitas dan Kesejahteraan

Sumber Daya Manusia

Tujuan: Meningkatkan penguatan kapasitas dan kualitas SDM guna

mewujudkan Batu Kota Produktif.

a. Sasaran 1: Meningkatnya Derajat Kesejahteraan dan Kualitas SDM

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 8


1. Strategi Pertama adalah Peningkatan Aksesbilitas dan Kualitas

Pendidikan

2. Strategi kedua adalah peningkatan kualitas pendidik dan sarana

pendukung pendidikan

3. Strategi ketiga adalah peningkatan Manajemen dan layanan

pendidikan

4. Strategi keempat adalah peningkatan kualitas literasi masyarakat

melalui inisiasi budaya membaca gerakan kunjung perpustakaan

5. Strategi kelima adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat

6. Strategi keenam adalah peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat (GERMAS)

7. Strategi ketujuh adalah peningkatan cakupan pelayanan Jaminan

Kesehatan

Tabel 6.3
Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu
Untuk Misi Ke 3

VISI:
DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU
SEBAGAI SENTRA AGRO WISATA INTERNASIONAL YANG
BERKARAKTER, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 3 :
Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah yang Progresif,
Mandiri Berbasis Agrowisata
T.1. Meningkatkan SS.1. Meningkatnya ST.1. Menumbuhkan
kemandirian aktivitas kewirausahaan dan
ekonomi perekonomian kemandirian
daerah yang sektor ekonomi lokal
inklusif, unggulan
ST.2. Mengoptimalkan
berkualitas daerah yang
kinerja sektor
berbasis pada inklusif
Dominan dengan
sektor berkelanjutan
fokus ekonomi
unggulan
berkelanjutan
guna

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 9


mewujudkan ST.3. Penumbuhan
Batu Kota pusat
AgroWisata pertumbuhan baru
untuk pemerataan
ekonomi wilayah
melalui
pengembangan
Destinasi Desa
Wisata yang
terintegrasi dengan
sektor pertanian
dan UKM
ST.4. Meningkatkan
produktivitas
pertanian secara
berkelanjutan
ST.5. Meningkatkan
kualitas destinasi
dan investasi
pariwisata
ST.6. Mengembangkan
sektor UMKM,
Koperasi dan
industri
pengolahan hasil
pertanian,
perikanan untuk
mendukung sektor
pariwisata
ST.7. Pemenuhan
layanan Dasar
masyarakat miskin
ST.8. Peningkatkan
iklim investasi dan
usaha yang
kondusif
ST.9. meningkatkan
intensifitas
penarikan pajak
dan retribusi
daerah melalui
perluasan basis
dan tarif.
SS.2. Meningkatnya ST.10. Peningkatan
kemandirian stok ketersediaan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 10


pangan daerah dan
penganekaragaman
konsumsi pangan
daerah

Misi 3: Mewujudkan Daya Saing Perekonomian Daerah yang

Progresif, Mandiri Berbasis Agrowisata

Tujuan: Meningkatkan kemandirian ekonomi daerah yang inklusif,

berkualitas berbasis pada sektor unggulan guna mewujudkan Batu Kota

AgroWisata

a. Sasaran 1: Meningkatnya aktivitas perekonomian sektor unggulan

daerah yang inklusif berkelanjutan

1. Strategi pertama adalah menumbuhkan kewirausahaan dan

kemandirian ekonomi lokal;

2. Strategi kedua adalah mengoptimalkan kinerja sektor Dominan

dengan fokus ekonomi berkelanjutan;

3. Strategi ketiga adalah penumbuhan pusat pertumbuhan baru untuk

pemerataan ekonomi wilayah melalui pengembangan Destinasi Desa

Wisata yang terintegrasi dengan sektor pertanian dan UKM;

4. Strategi keempat adalah meningkatkan produktivitas pertanian

secara berkelanjutan;

5. Strategi kelima adalah meningkatkan kualitas destinasi dan investasi

pariwisata;

6. Strategi keenam adalah mengembangkan sektor UMKM, Koperasi dan

industri pengolahan hasil pertanian, perikanan untuk mendukung

sektor pariwisata;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 11


7. Strategi ketujuh adalah pemenuhan layanan Dasar masyarakat

miskin;

8. Strategi delapan adalah peningkatkan iklim investasi dan usaha yang

kondusif;

9. Strategi kesembilan adalah meningkatkan intensifitas penarikan

pajak dan retribusi daerah melalui perluasan basis dan tarif;

b. Sasaran 2 meningkatnya kemandirian pangan daerah.

10. Strategi kesepuluh adalah peningkatan stok ketersediaan dan

penganekaragaman konsumsi pangan daerah.

Tabel 6.4
Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu
Untuk Misi Ke 4

VISI:
DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU
SEBAGAI SENTRA AGRO WISATA INTERNASIONAL YANG
BERKARAKTER, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 4 :
Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan
Perdesaan Yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan
T.1. Meningkatkan SS.1. Meningkatnya ST.1. Meningkatkan
pembangunan penataan ruang kualitas dan
infrastruktur dan kuantitas jalan,
yang infrastruktur dan jembatan dan
berkualitas, kota yang irigasi
merata dan terpadu,
ST.2. Meningkatkan
berkelanjutan berkelanjutan
pengendalian
berbasis dan
ruang dan
kemandirian berketahanan
lingkungan
desa dalam bencana
rangka ST.3. Pemerataan
mewujudkan pembangunan desa
Batu Kota dan kelurahan
Berkarakter melalui
peningkatan
kualitas

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 12


infrastruktur dasar
ST.4. Meningkatkan
cakupan pelayanan
sanitasi layak bagi
masyarakat
ST.5. Meningkatkan
konektivitas
ekonomi dan
daerah melalui
ketersediaan saran
dan prasarana
transportasi yang
memadai dan
handal
ST.6. Meningkatkan
Kinerja
Pengelolaan
Angkutan Darat
ST.7. Meningkatkan
mitigasi bencana
SS.2. Meningkatnya ST.9. Peningkatan
Kualitas kualitas
Pembangunan pembangunan
Desa Desa
SS.3. Meningkatnya ST.10. Meningkatkan
Kualitas kualitas
Lingkungan lingkungan hidup
Hidup yang lestari

Misi 2: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Kawasan

Perdesaan yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

Tujuan: Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas,

merata dan berkelanjutan berbasis kemandirian desa dalam rangka

mewujudkan Batu Kota Berkarakter.

Tujuan yang ingin dicapai yaitu terwujudnya pembangunan

infrastruktur dan konektifitas daerah yang berkualitas, merata dan

berkelanjutan berbasis kemandirian dan produktivitas desa/ kelurahan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 13


melalui pembangunan infrastruktur dari wilayah pinggiran guna

memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial untuk

mewujudkan batu kota berkarakter

a. Sasaran 1: Meningkatnya penataan ruang dan infrastruktur kota yang

terpadu, berkelanjutan dan berketahanan bencana

1. Strategi pertama adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan,

dan jembatan dan irigasi;

2. Strategi kedua adalah meningkatkan pengendalian ruang dan

lingkungan;

3. Strategi ketiga adalah pemerataan pembangunan desa dan kelurahan

melalui peningkatan kualitas infrastruktur dasar;

4. Strategi keempat adalah meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi

layak bagi masyarakat;

5. Strategi kelima adalah meningkatkan konektivitas ekonomi dan

daerah melalui ketersediaan saran dan prasarana transportasi yang

memadai dan handal;

6. Strategi keenam adalah meningkatkan Kinerja Pengelolaan Angkutan

Darat;

7. Strategi ketujuh adalah meningkatkan mitigasi bencana

b. Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Pembangunan Desa

8. Strategi delapan adalah peningkatan kualitas pembangunan Desa;

dan

c. Sasaran 3: Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Desa

9. Strategi kesembilan adalah Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

yang lestari.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 14


Tabel 6.5
Visi, Misi Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Batu
Untuk Misi Ke 5

VISI:
DESA BERDAYA KOTA BERJAYA TERWUJUDNYA KOTA BATU
SEBAGAI SENTRA AGRO WISATA INTERNASIONAL YANG
BERKARAKTER, BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 5:
Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih dan
Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan Publik Yang Profesional
T.1. Meningkatkan SS.1. Meningkatnya ST.1. Meningkatkan tata
penyelenggara kualitas dan kelola keuangan
an akuntabilitas daerah(perencanaan,
pemerintahan kinerja penganggaran,
daerah yang penyelenggaraa pelaksanaan,
efektif, efisien, n pemerintah penatausahaan,
dan akuntabel daerah pelaporan dan
guna pertanggungjawaban)
mewujudkan yang baik
Batu Kota (transparansi,
Berintegritas akuntabel, dan
partisipatif)
ST.2. Mengembangkan
sistem dan prosedur
pengawasan
ST.3. Membangun sistem
penyelenggaraan
pemerintahan yang
efektif, efisien,
akuntabel dan
inovatif
ST.4. Meningkatkan
kapasitas dan
kompetensi ASN
ST.5. Meningkatkan
Pemanfaatan TIK
dalam
Penyelenggaraan
Pemerintahan
SS.2. Meningkatnya ST.6. Meningkatkan
Kualitas kualitas pelayanan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 15


Pelayanan publik. (pelayanan
Publik EGOV dan
Penumbuhan Inovasi
Pemerintah Daerah)

Misi 2: Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih

dan Akuntabel Berorientasi pada Pelayanan Publik Yang Profesional

Tujuan: Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

efektif, efisien, dan akuntabel guna mewujudkan Batu Kota Berintegritas.

Tujuan yang ingin dicapai yaitu terwujudnya penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang baik dan profesional yang

didukung oleh mantapnya sistem kelembagaan dan aparatur yang

berkualitas dan berkompeten berdasarkan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan batu kota berintegritas

Sasaran 1: Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah

1. Strategi pertama adalah meningkatkan tata kelola keuangan

daerah(perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban) yang baik (transparansi,

akuntabel, dan partisipatif);

2. Strategi kedua adalah mengembangkan sistem dan prosedur

pengawasan;

3. Strategi ketiga adalah membangun sistem penyelenggaraan

pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel dan inovatif;

4. Strategi keempat adalah meningkatkan kapasitas dan kompetensi

ASN;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 16


5. Strategi kelima adalah meningkatkan pemanfaatan TIK dalam

penyelenggaraan pemerintahan; dan

Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

6. Strategi kelima adalah meningkatkan kualitas pelayanan publik.

(pelayanan EGOV dan penumbuhan inovasi pemerintah daerah).

6.2. Arah Kebijakan

Sebagaimana disampaikan dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017,

arah kebijakan merupakan suatu bentuk konkrit dari usaha pelaksanaan

perencanaan pembangunan yang memberikan arahan dan panduan kepada

pemerintah daerah agar lebih optimal dalam menentukan dan mencapai

tujuan. Selain itu, arah kebijakan pembangunan daerah juga merupakan

pedoman untuk menentukan tahapan pembangunan selama lima tahun

periode kepala daerah guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap

untuk penyusunan dokumen RPJMD.

Penyusunan dokumen RPJPD arah kebijakan merupakan tahapan

pembangunan selama 20 (dua puluh) tahun yang di bagi kedalam empat

tahapan lima tahunan. Tahapan dan prioritas yang ditetapkan sebagai jalan

untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat mencerminkan urgensi

permasalahan danisu strategis yang hendak diselesaikan. Meskipun

penekanan program prioritas pada setiap tahapan berbeda, namun memiliki

sinkronisasi dan konsistensi dari satu periode ke periode lainnya dalam

rangka mencapai sasaran tahapan lima tahunan RPJMD secara khusus dan

sasaran perencanaan jangka panjang pada umumnya. Oleh karena itu,

dalam menyusun arah kebijakan perlu adanya penyinergian antara berbagai

dokumen perencanaan guna menyelaraskan berbagai program

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 17


pembangunan antar periode maupun antar tingkatan administrasi

pemerintahan.

Arah kebijakan dapat dijalankan dalam 1 (satu) tahun periode. Namun,

dapat pula membutuhkan lebih dari satu tahun. Namun, yang terpenting

keseluruhan arah kebijakan harus menjadi prioritas dan sasaran

pembangunan daerah yang padu dan mampu memberdayakan segenap

potensi daerah dan pemerintah daerah sekaligus memanfaatkan segala

peluang yang ada.

Tabel 6.6

Arah Kebijakan Pembangunan

Arah Kebijakan

2018 2019 2020 2021 2022

Pemantapan Pertumbuhan Pemantapan Percepatan Keberlanjuta


Pembanguna Ekonomi Kualitas Pemulihan n Pemulihan
n yang Inklusif Sumber Daya Ekonomi Ekonomi
Infrastruktur dan Manusia dan Daerah Pada Daerah,
dan Kualitas Berkualitas Perekonomia Sektor Penguatan
Sumber Daya Melalui n Daerah Pariwisata IPM,
Manusia Pemantapan Berbasis dan Investasi Pemantapan
Guna Pembanguna Agrowisata Didukung Pembanguna
Mewujudkan n Sektor Bagi Oleh n Desa,
Daya Saing Unggulan Peningkatan Peningkatan Penguatan
Ekonomi Daerah dan Kesejahteraa Kualitas SDM Pelayanan
Daerah Sumber Daya n Masyarakat dan Publik dan
Manusia yang Pemberdayaa Reformasi
Berkeadilan n Desa Birokrasi

6.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2018

Arah kebijakan pembangunan dalam RPJMD Kota Batu periode

2017-2022 untuk tahun 2018 difokuskan pada Pemantapan Pembangunan

Infrastruktur dan Kualitas Sumber Daya Manusia Guna Mewujudkan Daya

Saing Ekonomi Daerah.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 18


Dengan tiga unsur utama dalam tema tersebut yaitu: (1)

Pembangunan infrastruktur ditingkatkan kualitasnya untuk memberikan

akses dan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, baik pada

infrastruktur layanan dasar maupun infrastruktur untuk mendukung

perekonomian (2) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia. Peningkatan

Kualitas Sumberdaya Manusia merupakan modal dasar untuk mendorong

keunggulan daerah yang memiliki daya dukung berantai positif (backward

effect and forward effect) untuk mendorong kemajuan daerah dan

melanjutkan pembangunan. Kompetensi SDM yang berdaya saing tinggi

dapat menggerakkan kompetensi SDM yang berdaya saing unggul secara

lebih luas untuk menggerakkan potensi ekonomi dan industri unggulan.

Strategi peningkatan kualitas SDM dilaksanakan dengan meningkatkan

pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan non formal

yang berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh

sumberdaya yang handal dan siap memasuki kompetisi global.

Pembangunan SDM tersebut harus memiliki orientasi pada hasil karya

berkualitas tinggi; dan (3) daya saing ekonomi daerah yang merupakan

kemampuan daerah menciptakan/mengembangkan dan menawarkan

iklim/lingkungan yang paling produktif bagi bisnis dan inovasi, dan daya

tarik atau menarik “investasi,” taenta (talented people), dan faktor-faktor

mudah bergerak (mobile factors) lainnya, serta potensi berkinerja unggul

yang berkelanjutan.

Tema pembangunan kemudian dijabarkan ke dalam 5 (lima) prioritas

pembangunan tahun 2018 yang berpedoman pada prioritas RPJPD tahun

2005-2025 tahap pembangunan ke-3 dengan memperhatikan keterkaitan

dengan rencana pembangunan jangka menengah Provinsi maupun rencana

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 19


pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, yaitu:

Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan diatas, maka ditetapkan

prioritas Pembangunan Daerah Kota Batu Tahun 2018 sebagai berikut: (1)

Mewujudkan stabilitas sosial, politik yang harmonis dan demokratis serta

didukung pelestarian kearifan budaya lokal; (2) Mewujudkan pembangunan

sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; (3) Meningkatkan

daya saing perekonomian daerah bertumpuh pada 3 sektor unggulan utama

yaitu pertanian, pariwisata dan UMKM; (4) Pembangunan infrastruktur

guna mewujudkan konektifitas daerah dan kemandirian desa; (5)

Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih serta pelayanan

publik yang profesional.

6.2.2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2019

Arah kebijakan pembangunan dalam RPJMD Kota Batu periode

2017-2022 untuk tahun 2019 difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang

inklusif dan berkualitas melalui pemantapan pembangunan sektor

unggulan daerah dan sumber daya manusia.

Dengan tiga unsur utama dalam tema tersebut yaitu: 1)

Pembangunan Sektor Unggulan. Pembangunan sektor unggulan yang

bertumpu pada potensi unggulan yaitu sektor Pertanian, Pariwisata, dan

UMKM yang disinergikan pada pembangunan kawasan pedesaan berfokus

agrowisata 2) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia. Peningkatan

Kualitas Sumberdaya Manusia merupakan modal dasar untuk mendorong

keunggulan daerah yang memiliki daya dukung berantai positif (backward

effect and forward effect) untuk mendorong kemajuan daerah dan

melanjutkan pembangunan. Kompetensi SDM yang berdaya saing tinggi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 20


dapat menggerakkan kompetensi SDM yang berdaya saing unggul secara

lebih luas untuk menggerakkan potensi ekonomi dan industri unggulan.

Strategi peningkatan kualitas SDM dilaksanakan dengan meningkatkan

pendidikan formal, pendidikan. informal maupun pendidikan non formal

yang berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh

sumberdaya yang handal dan siap memasuki kompetisi global.

Pembangunan SDM tersebut harus memiliki orientasi pada hasil karya

berkualitas tinggi, dan; 3) Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

yang bertumpu pada daya saing ekonomi daerah yang merupakan

kemampuan daerah menciptakan/ mengembangkan dan menawarkan

iklim/lingkungan yang paling produktif bagi bisnis dan inovasi, dan daya

tarik atau menarik “investasi,” taenta (talented people), dan faktor-faktor

mudah bergerak (mobile factors) lainnya, serta potensi berkinerja unggul

yang berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan

berkualitas.

Tema pembangunan kemudian dijabarkan ke dalam 5 (lima) prioritas

pembangunan tahun 2019 yang berpedoman pada prioritas RPJPD tahun

2005-2025 tahap pembangunan ke-3 dengan memperhatikan keterkaitan

dengan rencana pembangunan jangka menengah Provinsi maupun rencana

pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, yaitu:

1. Penguatan Kualitas SDM Melalui Peningkatan Pelayanan Dasar

Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Pengarusutamaan Gender dan

Penurunan Angka Kemiskinan 2. Pemerataan Pembangunan Desa –

Kelurahan melalui Peningkatan Kualitas Infrastruktur Dasar dan

Konektifitas Daerah 3. Peningkatan Daya Saing Ekonomi Daerah melalui

Penumbuhan AgroWisata, UMKM dan Investasi Daerah 4. Peningkatan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 21


Ketahanan Pangan Daerah dan Kualitas Lingkungan Hidup Guna

Kelestarian Sumber Daya Alam 5. Pemantapan Kondisi Wilayah dan tata

kelola pemerintahan guna peningkatan kualitas pelayanan publik bebasis

TIK.

6.2.3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2020

Dalam RPJMD Kota Batu periode 2017-2022 memuat Arah kebijakan

pembangunan tahun 2020 difokuskan pada pemantapan kualitas sumber

daya manusia dan perekonomian daerah berbasis agrowisata bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, dengan prioritas

sebagai berikut:

1. Prioritas 1 : Pemantapan kualitas Sumber Daya Manusia dan layanan


sosial dasar masyarakat serta upaya penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran, sebagai penjabaran dari pernyataan kunci dari tema
pemantapan kualitas Sumber Daya Manusia, guna mendukung
pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada tahun 2020, yaitu
meningkatnya derajat kesejahteraan dan kualitas SDM dengan indikator:
1. Indeks Pendidikan;
2. Persentase pemuda pelopor berprestasi;
3. Indeks Minat Baca Daerah;
4. Angka Usia Harapan Hidup
5. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
2. Prioritas 2 : Pemantapan daya saing daerah didukung dengan penyediaan
infrastruktur yang berkualitas dan keberlanjutan berbasis Sumber Daya
Alam berorientasi pembangunan pedesaan, guna mendukung pencapaian
Sasaran RPJMD 2017-202 pada tahun 2020, yaitu;
1) Meningkatnya penataan ruang dan infrastruktur kota yang terpadu,
berkelanjutan dan berketahanan bencana, dengan indikator:
1. Indeks Kualitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan
2. Indeks Kualitas Infratruktur Irigasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 22


3. Persentase kesesuaian pembangunan wilayah yang sesuai dengan
RTRW
4. Indeks Kualitas Permukiman
5. Tingkat Pelayanan Jalan
6. Indeks Resiko Bencana
7. Tingkat Ketahanan dan Pelayanan Kebakaran
2) Meningkatnya Kualitas Pembangunan Desa, dengan indikator
Presentase Desa Maju Mandiri
3) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dengan indikator:
1. Indeks Kualitas Air
2. Indeks Kualitas Udara
3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan
3. Prioritas 3: Pemantapan ekonomi daerah berbasis komoditas (UMKM) dan
kawasan unggulan daerah didukung dengan pembangunan AgroWisata
(pertanian dan pariwisata berbasis pemberdayaan desa), sebagai
penjabaran dari pernyataan kunci dari tema Perekonomian Daerah
Berbasis AgroWisata, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD
2017-202 pada tahun 2020, yaitu
1) Meningkatnya aktivitas perekonomian sektor unggulan daerah yang
inklusif berkelanjutan, dengan indikator:
1. Pertumbuhan PDRB kategori Jasa Akomodasi Pariwisata terhadap
total PDRB;
2. Pertumbuhan PDRB kategori Pertanian, dan Perikanan terhadap
total PDRB;
3. Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan dan Industri Olahan
terhadap total PDRB;
4. Nilai Investasi, dan;
2) Meningkatnya kemandirian pangan daerah, dengan indikator Tingkat
Kemandirian Pangan Daerah

4. Prioritas 4: Pemantapan kualitas kehidupan sosial dan ketentraman


masyarakat serta keamanan dan ketertiban wilayah, guna mendukung
pencapaian Sasaran RPJMD 2017-2022 pada tahun 2020, yaitu:
1) Meningkatnya stabilitas kondisi sosial, ketertiban dan ketentraman
wilayah, dengan indikator meliputi :
1. Persentase Penyelesaian potensi kerusuhan bermotif SARA;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 23


2. Persentase Penyelesaian Potensi Gangguan Ketertiban Umum Dan
Ketentraman Masyarakat;
3. Persentase penurunan jumlah PMKS, dan;
4. Tingkat Pengangguran Terbuka
2) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah dengan
indikator Persentase Seni Budaya Lokal Yang Lestari
5. Prioritas 5: Peningkatan tata kelola pemerintahan guna peningkatan
kualitas pelayanan publik bebasis TIK, guna mendukung pencapaian
Sasaran RPJMD 2017-202 pada tahun 2020, yaitu:
1) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah, dengan indikator:
1. Opini BPK;
2. Predikat/ nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP);
3. Predikat / Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (EKPPD);
4. Indeks Profesional ASN; dan
5. Kategori / Nilai Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Berbasis
Elektronik (SPBE)
2) Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator Skala
Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Pemerintah

6.2.4. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2021

Arah kebijakan pembangunan tahun 2021 RPJMD Kota Batu periode

2017-2022 difokuskan pada percepatan pemulihan ekonomi daerah pada

sektor pariwisata dan investasi didukung oleh peningkatan kualitas SDM

dan pemberdayaan desa sebagai respon pasca pandemi Covid-19 ditetapkan

beberapa prioritas yaitu sebagai berikut:

1. Prioritas 1 : Penguatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia


Unggul, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada
tahun 2021, yaitu meningkatnya derajat kesejahteraan dan kualitas SDM
dengan indikator:
1. Indeks Pendidikan;
2. Persentase pemuda pelopor berprestasi;

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 24


3. Indeks Minat Baca Daerah;
4. Angka Usia Harapan Hidup
5. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
2. Prioritas 2 : Pemantapan infrastruktur strategis dan transformasi ekonomi
wilayah guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada
tahun 2021, yaitu;
1) Meningkatnya penataan ruang dan infrastruktur kota yang terpadu,
berkelanjutan dan berketahanan bencana, dengan indikator:
1. Indeks Kualitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan
2. Indeks Kualitas Infratruktur Irigasi
3. Persentase kesesuaian pembangunan wilayah yang sesuai dengan
RTRW
4. Indeks Kualitas Permukiman
5. Tingkat Pelayanan Jalan
6. Indeks Resiko Bencana
7. Tingkat Ketahanan dan Pelayanan Kebakaran
2) Meningkatnya Kualitas Pembangunan Desa, dengan indikator
Presentase Desa Maju Mandiri
3) Meningkatnya aktivitas perekonomian sektor unggulan daerah yang
inklusif berkelanjutan, dengan indikator:
1. Pertumbuhan PDRB kategori Jasa Akomodasi Pariwisata terhadap
total PDRB;
2. Pertumbuhan PDRB kategori Pertanian, dan Perikanan terhadap
total PDRB;
3. Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan dan Industri Olahan
terhadap total PDRB;
4. Nilai Investasi, dan
4) Meningkatnya kemandirian pangan daerah, dengan indikator Tingkat
Kemandirian Pangan Daerah
3. Prioritas 3 : Pemantapan daya dukung lingkungan hidup dan sumber
daya alam, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202
pada tahun 2021, yaitu;
1) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dengan indikator:
1. Indeks Kualitas Air
2. Indeks Kualitas Udara

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 25


3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan
4. Prioritas 4: Pemantapan kondisi sosial dan ketentraman dan ketertiban
wilayah, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada
tahun 2021, yaitu:
1) Meningkatnya stabilitas kondisi sosial, ketertiban dan ketentraman
wilayah, dengan indikator meliputi :
1. Persentase Penyelesaian potensi kerusuhan bermotif SARA;
2. Persentase Penyelesaian Potensi Gangguan Ketertiban Umum Dan
Ketentraman Masyarakat;
3. Persentase penurunan jumlah PMKS, dan;
4. Tingkat Pengangguran Terbuka
2) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah dengan
indikator Persentase Seni Budaya Lokal Yang Lestari
5. Prioritas 5 : Tata kelola pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik,
guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada tahun
2021, yaitu:
1) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah, dengan indikator:
1. Opini BPK;
2. Predikat/ nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP);
3. Predikat / Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (EKPPD);
4. Indeks Profesional ASN; dan
5. Kategori / Nilai Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Berbasis
Elektronik (SPBE)
2) Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator Skala
Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Pemerintah

6.2.5. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2022

Arah kebijakan pembangunan pada tahun 2022 dalam dokumen

Perubahan RPJMD Kota Batu periode 2017-2022 difokuskan Keberlanjutan

pemulihan ekonomi daerah, penguatan IPM, pemantapan pembangunan

desa, penguatan pelayanan publik dan reformasi birokrasi sebagai

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 26


tindaklanjut pemulihan pasca pandemi Covid-19, ditetapkan beberapa

prioritas sebagai berikut:

1. Prioritas 1: Pemantapan kondisi sosial dan ketentraman dan ketertiban


wilayah, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada
tahun 2022, yaitu:
1) Meningkatnya stabilitas kondisi sosial, ketertiban dan ketentraman
wilayah, dengan indikator meliputi :
1. Persentase Penyelesaian potensi kerusuhan bermotif SARA;
2. Persentase Penyelesaian Potensi Gangguan Ketertiban Umum Dan
Ketentraman Masyarakat;
3. Persentase penurunan jumlah PMKS, dan;
4. Tingkat Pengangguran Terbuka
2) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah dengan
indikator Persentase Seni Budaya Lokal Yang Lestari
2. Prioritas 2 : Pemantapan kualitas Sumber Daya Manusia dan Pelayanan
Dasar, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada
tahun 2022, yaitu meningkatnya derajat kesejahteraan dan kualitas SDM
dengan indikator:
1. Indeks Pendidikan;
2. Persentase pemuda pelopor berprestasi;
3. Indeks Minat Baca Daerah;
4. Angka Usia Harapan Hidup
5. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
3. Prioritas 3 : Pemulihan Ekonomi Daerah Berbasis Transformasi Ekonomi
Unggulan (Pertanian, Pariwisata Dan Umkm) Dan Pemberdayaan Desa,
4. Prioritas 4 : Pemantapan Infrastruktur Dan Penataan Ruang Kota Yang
Berkelanjutan guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202
pada tahun 2022, yaitu;
1) Meningkatnya penataan ruang dan infrastruktur kota yang terpadu,
berkelanjutan dan berketahanan bencana, dengan indikator:
1. Indeks Kualitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan
2. Indeks Kualitas Infratruktur Irigasi
3. Persentase kesesuaian pembangunan wilayah yang sesuai dengan
RTRW

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 27


4. Indeks Kualitas Permukiman
5. Tingkat Pelayanan Jalan
6. Indeks Resiko Bencana
7. Tingkat Ketahanan dan Pelayanan Kebakaran
2) Meningkatnya Kualitas Pembangunan Desa, dengan indikator
Presentase Desa Maju Mandiri
3) Meningkatnya aktivitas perekonomian sektor unggulan daerah yang
inklusif berkelanjutan, dengan indikator:
1. Pertumbuhan PDRB kategori Jasa Akomodasi Pariwisata terhadap
total PDRB;
2. Pertumbuhan PDRB kategori Pertanian, dan Perikanan terhadap
total PDRB;
3. Pertumbuhan PDRB kategori Perdagangan dan Industri Olahan
terhadap total PDRB;
4. Nilai Investasi, dan;
4) Meningkatnya kemandirian pangan daerah, dengan indikator Tingkat
Kemandirian Pangan Daerah
5) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup, dengan indikator:
1. Indeks Kualitas Air
2. Indeks Kualitas Udara
3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan
5. Prioritas 5 : Penguatan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan pelayanan
publik, guna mendukung pencapaian Sasaran RPJMD 2017-202 pada
tahun 2022, yaitu:
1) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah, dengan indikator:
1. Opini BPK;
2. Predikat/ nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP);
3. Predikat / Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (EKPPD);
4. Indeks Profesional ASN; dan
5. Kategori / Nilai Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Berbasis
Elektronik (SPBE)
2) Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator Skala
Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Pemerintah

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 28


6.3 Proyek Strategis Daerah

A. TERTUANG DALAM RPJMD 2017-2022 DAN DIPERTAHANKAN DALAM


PERUBAHAN RPJMD 2017-2022

NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT ANGGARAN (Rp)


DAERAH
1 Pembangunan Kec. Lahan : BKAD; 5,942,993,005.00
SMPN 7 Batu Junrejo DED / Fisik :
Dinas
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman;
Pembangunan
dan Dinas
Pendidikan
2 Revitalisasi Kec. Batu Sosialisasi dan 153,950,624,000.00
Pasar Induk – Kota Relokasi : Dinas
Tradisional Batu Koperasi, Usaha DED dari APBD
Kota Batu Mikro 2.400.000.000;
Perdagangan; Fisik dari APBN
DED : Dinas
151.550.624.000
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman;
Pembangunan
Fisik :
KemenPUPR
3 Penyelesaian Kec. Batu Dinas 6,496,772,157.00
Pembangunan Perumahan
Pasar Sayur Kawasan
Tahap II Permukiman
4 Pembangunan Kota Batu Dinas Koperasi, 1,832,534,100.00
Rumah Usaha Mikro
Packaging Perdagangan
5 Pembangunan Kec. Gedung : Dinas 12,346,109,503.00
Gudang dan Junrejo Perumahan
Cool Storage Kawasan
Hasil Permukiman
Pertanian Peralatan &
Pengelola :
Dinas Pertanian
dan Ketahanan
Pangan
6 Revitalisasi Kota Batu Dinas Pertanian 2,342,245,100.00
Tanaman dan Ketahanan
Unggulan Pangan
Daerah (Apel)
7 Pengembangan 19 Desa, Dinas 10,319,434,379.00
Desa Wisata 5 Pariwisata, Kec.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 29


NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT ANGGARAN (Rp)
DAERAH
Citra Mandiri Kelurahan dan
Desa/Kelurahan
8 Pembangunan Kec. Batu Dinas PUPR 15,483,460,888.00
Jalan Tembus
Sisir –
Pandanrejo –
Temas
9 Pembangunan Kec. Batu Dinas PUPR 3,877,819,598.00
Jalan Tembus
Paralayang
Gunung
Banyak
10 Pembangunan Kec. Dinas PUPR 2,425,001,484.00
Jalan Tembus Batu–Kec.
Paralayang Bumiaji
Brau
Gunungsari
11 Pelestarian Kec. DLH 2,180,014,400.00
Penghijauan Bumiaji –
DAS Brantas Kota Batu
Hulu
12 Pelestarian Kec. Batu DLH 2,289,163,793.57
Kawasan dan
Perlindungan
Sumber Mata
Air
13 1 Desa / Kota Batu DLH 39,162,264,417.21
Kelurahan 1
TPST 3R (2 PSD dalam 1
14 Revitalisasi Kec. DLH kegiatan)
TPA Tlekung Junrejo
(Pengadaan
Peralatan
Pengolah
Sampah)
15 Rehab Ex Kel. Dinas 2,399,976,999.00
Balai Desa Dadaprejo Perumahan
Kelurahan Kec. Kawasan
Dadaprejo Junrejo Permukiman
16 Kelanjutan Kec. Batu Dinas 3,999,951,545.22
Pembangunan Perumahan
Hanggar Kawasan
Permukiman
17 Pembangunan Kec. Batu Dinas 2,750,000,000.00
Gedung Perumahan
Perpustakaan Kawasan
Daerah / Permukiman
Dinas
Perpustakaan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 30


NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT ANGGARAN (Rp)
DAERAH
dan Kearsipan
Daerah

B.1 SUDAH TERTUANG DALAM RPJMD 2017-2022 DISELESAIKAN


SAMPAI DENGAN TAHAP PERENCANAAN (DED)

NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT DAERAH ANGGARAN


(Rp)
1 Pembangun Sumber Lahan : BKAD; DED : 450,000,000.0
an SDN brantas Dinas Perumahan dan 0
Sumberbran – Kec. Kawasan Pemukiman
tas Bumiaji
2 Pembangun Desa Lahan : BKAD; 100,000,000.0
an Punten DED : Kesehatan, 0
Puskesmas / Pembangunan Fisik :
2 Bumiaji Tulungr Dinas Perumahan dan
ejo Kec. Kawasan Pemukiman
Bumiaji
3 Pembangun Kel. Dinas PUPR 57,000,000.00
an Jalan Ngaglik
Tembus Ds.
Toyomerto – Pesangg
Abdul Gani rahan
Atas

B.2 SUDAH TERTUANG DALAM RPJMD 2017-2022 DAN TIDAK


DIMASUKKAN DALAM PERUBAHAN RPJMD

NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT RENCANA


DAERAH ANGGARAN
(Rp)
1 Revitalisasi Kec. Batu Dinas Perumahan 67 milyar
GOR Ganesha Kawasan
Permukiman
2 Pembangunan Kec. Bappelitbangda, 300 milyar
Transportasi Junrejo – BKAD; Dinas PUPR;
pendukung Kec. Batu Dinas Perhubungan
pariwisata
Kereta
Gantung Kota
Batu
3 Peningkatan Ds Pendem Dinas PUPR Kota 75 milyar
dan Pelebaran – Ir. Batu; Dinas
Jalan Provinsi Sukarno – Pekerjaan Umum
yang Patimura Bina Marga Prov Jawa
melintasi Kab. Timur
Malang – Kota

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 31


NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT RENCANA
DAERAH ANGGARAN
(Rp)
Batu
4 Perubahan Giripurno Dinas PUPR -
Status Ruas –
Jalan Kota Pandanrejo
Giripurno -
Pandanrejo
menjadi Jalan
Provinsi
5 Pembangunan Kelurahan Dinas PUPR 4 milyar
Jalan Tembus Dadaprejo
Pendem –
Dadaprejo
6 Pembangunan Kec. Dinas Pariwisata 5 milyar
Rest Area Junrejo
7 Revitalisasi Kec. Batu Dinas Pariwisata 25 milyar
Paralayang
Gunung
Banyak

C. SUDAH TERTUANG DALAM APBD, UNTUK DIAKOMODASI DALAM


PERUBAHAN RPJMD TAHUN 2017-2022

NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT ANGGARAN (Rp)


DAERAH
1 Pembangunan Kec. Dinas Perumahan 10,500,000,000.00
Museum HAM Batu Kawasan
Munir Permukiman
2 Pembangunan Kec. Bangunan 12,728,310,434.00
Balai UJI KIR Junrejo Gedung Dinas
Perumahan (Bangunan gedung
Kawasan dan Peralatan)
Permukiman ,
Peralatan &
Pengelola : Dinas
Perhubungan
3 Pembangunan Kec. Dinas PUPR 3,097,162,980.00
Jalan Tembus Batu
Sumberejo –
Ngaglik – Sisir
4 Pembangunan Kec. Dinas Perumahan 4,499,989,527.00
Gudang Depo Batu Kawasan
Arsip Permukiman
5 Mall Kec. DPMPTSPTK 1,028,590,000.00
Pelayanan Batu
Publik

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 32


D. SUDAH TERTUANG DALAM APBD, DIAKOMODASI DALAM
PERUBAHAN RENSTRA PD TAHUN 2017-2022, UNTUK KELANJUTAN
PEMBANGUNANNYA MENJADI USULAN RPD TAHUN 2023-2026

NO KEGIATAN LOKASI PERANGKAT ANGGARAN (Rp)


DAERAH
1 DED Kec. Dinas Perumahan 100,000,000.00
Pembangunan Batu Kawasan
Gedung MUI Permukiman
Kota Batu
2 DED Kec. Dinas Perumahan 1,000,000,000.00
Rehabilitasi Batu Kawasan
Kawasan Permukiman
Stadion
Brantas

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VI- 33


Tabel 6.7
Program Pembangunan Daerah Prioritas yang disertai Pagu Indikatif Kota Batu

Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL
Meningkatkan derajat kualitas hidup sosial masyarakat guna mewujudkan Batu Kota Nyaman
Meningkatnya stabilitas kondisi sosial, ketertiban dan ketentraman wilayah
Persent
ase
Program Program
peningk
Pemantapan pembina
atan
Pembauran an dan
kegiata Badan
Kebangsaan pengemb
n Kesatua
dan angan
keruku 372.273 372.273 409.500. 450.450. 495.495. 495.495. n
Kerukunan ketahana N/A 20% 30% 45% 60% 75% 75%
nan .242 .242 566 623 685 685 Bangsa
Umat n
umat dan
Beragama ekonomi,
beraga Politik
(Kampung sosial,
m,
Guyub dan
antar
Rukun) budaya
suku
dan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
etnis
Persent
ase
peningk
atan
Program
pember
pemberd
dayaan
Program ayaan
masyar
Kampung masyara 235.495 235.495 235.495. 235.495. 235.495. 1.177.47 Kecamat
akat N/A 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Peduli kat desa .000 .000 000 000 000 5.000 an
dan
Lingkungan dan
pemban
keluraha
gunan
n
desa
dan
kelurah
an
Program Persent
Program
peningka ase
Peningkatan
tan penyele
Penegakan 610.900 632.400 786.550. 895.515. 548.546. 1.783.34 Satpol
ketentera saian N/A 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perda (Satpol .000 .000 000 000 500 6.500 PP
man dan pelangg
Sahabat
ketertiba aran
Masyarakat)
n umum perda
Program Program Jumlah
Perlindungan pemberd GAKIN 404.543 424.770 446.009. 468.309. 491.725. 2.235.35 Dinas
9080 1453 2906 4359 5812 7265 7265
dan Jaminan ayaan yang .400 .570 099 553 031 7.653 Sosial
Sosial sosial Terberd
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Keluarga program ayakan
Miskin perlindu
(GAKIN) ngan dan
jaminan
sosial
Jumlah
Program peserta
Program pelatihan pelatiha
Peningkatan kerja dan n yang
20 125.000 20 375.000 25 425.000. 30 475.000. 35 525.000. 110 1.925.00 DPMPTS
Kualitas dan produktiv lulus N/A
orang .000 orang .000 orang 000 orang 000 orang 000 orang 0.000 PTK
Produktivitas itas uji
Tenaga Kerja tenaga ketram
kerja pilan

MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KUALITAS DAN KESEJAHTERAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Meningkatkan penguatan kapasitas dan kualitas SDM guna mewujudkan Batu Kota Produktif
Meningkatnya Derajat Kesejahteraan dan Kualitas SDM
APK
SD/MI, 25.674. 54.039. 27.379.6 27.419.3 27.578.2 27.578.2
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
SMP/M 234.161 269.832 77.009 18.993 52.193 52.193
Program Program TS
Pendidikan Pengelola Dinas
APK 1.486.8 1.900.0 2.437.00 3.250.00 3.195.00 3.195.00
Dasar an 84% 85% 86% 86% 87% 88% 88% Pendidik
Paud 12.666 00.000 0.000 0.000 0.000 0.000
(Gerakan Pendidik an
APM
1000 Sarjana) an 7.652.1 5.996.7 6.138.55 6.293.80 6.463.27 6.463.27
SD/MI/ 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
56.615 83.490 4.102 1.745 3.359 3.359
MTs
Persent 100% 100% 1.425.6 100% 1.641.1 100% 1.899.40 100% 2.199.28 100% 2.549.18 100% 2.549.18
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ase 43.725 67.790 1.248 7.499 5.080 5.080
Angka
Kelulus
an
Persent
ase
puskes
mas
yang 0% 0% 20% 0% 0% 40% 40%
terakre
Program ditasi
pemenuh paripur
Program an upaya na
Peningkatan kesehata
Angka
Pelayanan n
kontak Dinas
Kesehatan perorang 11.316. 12.580. 12.372.0 12.961.7 14.536.1 14.536.1
peserta Kesehat
(TAHES Batu an dan 90% 90% 400.486 92% 283.158 95% 08.751 97% 55.634 98% 30.066 98% 30.066
JKN di an
-Tourism upaya
puskes
Healty kesehata
mas
Service) n
masyara Persent
kat ase
Fasilita
s
33% 33% 33% 50% 50% 67% 67%
pelayan
an
kesehat
an
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
rujukan
terakre
ditasi
Rasio
tenaga
medis
persatu 9,8 9,8 9,9 10 10,5 11 10,8
an
pendud
uk
Rasio
tenaga
perawat
persatu 25,49 25,49 25,6 26 26,5 27 27
an
pendud
uk
Rasio
tenaga
bidan
persatu 24,51 24,51 24,8 25 25,5 26 25,9
an
pendud
uk
Persent
ase 76% 76% 78% 80% 82% 85% 85%
keterse
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
dian
obat,
alkes,
obat
tradisio
nal dan
makana
n yang
memen
uhi
syarat
kesehat
an
persent
ase
keterdi
aan 85% 85% 90% 92% 95% 97% 97%
obat
dan
vaksin
persent
ase
puskes
mas 9% 9% 45% 45% 55% 64% 64%
dan
fasilitas
pelayan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
an
kesehat
an
swasta,
menjala
nkan
pelayan
an
kefarm
asian
sesuai
standar
Program Persent
Peningkatan
pengarus ase
Peran Serta
utamaan keterwa
dan
gender kilan
Kesetaraan 718.015 737.000 737.000. 924.000. 924.000. 4.040.01 P3AP2&
dan peremp N/A 23 26 29 32 35 35
Gender .000 .000 000 000 000 5.000 KB
pemberd uan
Dalam
ayaan dalam
Pembanguna
perempu pemban
n
an gunan
Program Jumlah Dinas
Program
Pengembanga kunjun Perpust
pembina 1000 12500 15000 1750 2000 2000
n Budaya gan N/A 497.931 720.000 720.000. 720.000. 720.000. 3.377.93 akaan
an 00 0 0 00 00 00
Baca dan perpust .300 .000 000 000 000 1.300 dan
perpusta
Pembinaan akaan Kearsipa
kaan
Perpustakaan Persent N/A - 6 6 6 6 24 n
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ase desa/ desa/ desa desa desa
perpust kel kel / kel / kel / kel
akaan
desa/
kelurah
an yang
terstan
darisasi
MEWUJUDKAN DAYA SAING PEREKONOMIAN DAERAH YANG PROGRESIF, MANDIRI BERBASIS AGROWISATA
Meningkatkan kemandirian ekonomi daerah yang inklusif, berkualitas berbasis pada sektor unggulan guna mewujudkan Batu Kota AgroWisata
Meningkatnya aktivitas perekonomian sektor unggulan daerah yang inklusif berkelanjutan
Persent
ase
Program pengem
Program
peningka bangan
pengembanga
tan daya sarana Dinas
n destinasi 1.23 540.000 16.05 1.690.0 35.80 2.000.00 70.37 2.780.00 2.420.00 9.430.00
tarik prasara N/A 100% 100% Pariwisa
pariwisata % .000 % 00.000 % 0.000 % 0.000 0.000 0.000
destinasi na daya ta
(Desa Wisata
pariwisat tarik
Maju)
a desa
wisata
maju
Program Prodksi 12.92 12.9 12.94 12.96 13.66 13.68 13.68 Dinas
Program
penyedia Tanama 3,02 35,95 8,88 1,83 8,66 2,33 2,33 Pertania
Pengembanga 5.520.0 5.780.0 6.285.00 6.690.00 7.095.00 31.370.0
an dan n n dan
n pertanian 00.000 00.000 0.000 0.000 0.000 00.000
pengemb Pangan; 150,0 151,5 153,0 154,5 154,5 156,0 156,0 Ketahan
organik
angan Produk 0 0 2 5 5 9 9 an
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
sarana si Pangan
pertanian Tanama 136.9 137.0 137.1 137.3 99.0 99.16 99.16
n 07,66 44,57 81,62 18,80 66,56 5,62 5,62
program
Perkeb
penyedia
unan;
an dan
Produk
pengemb
si
angan
Tanama
prasaran
n;
a
Hortiku
pertanian
ltura
Program
pemberd
ayaan
Jumlah
usaha
wirausa
menenga 1316 1341 1366 1391 1416 1441 1441
ha baru Dinas
Program h, usaha WUB WUB WUB WUB WUB WUB WUB
yang Koperasi
Pengembanga kecil, dan
tumbuh UM,
n dan usaha 1.175.3 3.310.1 3.632.29 1.776.95 1.945.74 11.816.9
Prindust
Pemberdayaa mikro 82.000 80.000 1.000 2.000 0.000 05.000
rian dan
n Usaha (umkm)
Perdaga
Mikro Jumlah
ngan
program usaha
pengemb mikro 279 329 379 429 479 529 529
angan yang unit unit unit unit unit unit unit
umkm produk
sinya
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
mening
kat
Persent
ase
Program Program pendaft
Optimalisasi pengelola aran
Pemanfaatan an data perizina
Teknologi dan n yang 623.809 200.000 125.000. 125.000. 125.000. 998.809. DPMPTS
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Informasi sistem terinteg .500 .000 000 000 000 500 P
(Perizinan informasi rasi
berbasis penanam dengan
online) an modal sistem
informa
si
Meningkatnya kemandirian pangan daerah
Program
pengelola Present
an ase
sumber Rumah Dinas
Program
daya Tangga Pertania
Ketersediaan
ekonomi yang 2.812 7.12 3.705.2 14.24 4.277.0 21.36 4.210.00 28.48 4.138.00 35.60 4.065.00 35.60 20.395.2 n dan
dan
untuk terpenu kk % 44.000 % 00.000 % 0.000 % 0.000 % 0.000 % 44.000 Ketahan
Distribusi
kedaulat hi an
Pangan
an dan keterse Pangan
kemandir diaan
ian pangan
pangan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
program
peningka
tan
diversifik
asi dan
ketahana
n pangan
masyara
kat
MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKUALITAS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas, merata dan berkelanjutan berbasis kemandirian desa dalam rangka mewujudkan Batu Kota Berkarakter
Meningkatnya penataan ruang dan infrastruktur kota yang terpadu, berkelanjutan dan berketahanan bencana
Program Program
Pengembanga peningka Present
n Wilayah tan ase Dinas
Strategis dan prasaran infrastr Peruma
Cepat a, sarana uktur han dan
10.214. 27.858. 120.442. 112.500. 114.750. 90,00 385.764.
Tumbuh pemuki 80% 84% 86% 88% 90% 90% Kawasa
000.000 000.000 000.000 000.000 000.000 % 000.000
(Bangun dan man n
Pasar induk utilitas dalam Permuki
Batu & umum kondisi man
Bangun Gor (psu) baik
Desa)
Program Persent
Peningkatan
penyelen ase 18.591. 21.201. 23.322.0 64.9 25.654.2 71.8 28.219.7 71.8 28.219.7 Dinas
Jalan dan 49.82 52.25 55.96 60.47
ggaraan jalan 728.159 879.909 67.900 8 74.690 0 02.159 0 02.159 PUPR
Jembatan
jalan dalam
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
kondisi
Layak
Program Persent
penyelen ase
Pembanguna
ggaraan keterse
n dan
lalu diaan
Rehabilitasi/ Dinas
lintas kebutu 3.420.5 8.185.4 7.205.00 6.210.00 3.879.40 3.879.40
Pemeliharaan 75% 80% 82% 84% 86% 88% 86% Perhubu
han 70.650 83.500 0.000 0.000 0.000 0.000
Sarana dan ngan
fasilitas
Prasarana angkutan
perleng
Perhubungan jalan
kapan
(llaj)
jalan
Program Persent
Pencegahan ase
dan desa/ Badan
Program
Kesiapsiagaa kelurah Penangg
penangg 294.715 45.80 1.010.0 62.50 1.185.00 1.355.00 1.590.00 5.084.71
n Bencana ( an N/A 29% 79% 100% 100% ulangan
ulangan .700 % 00.000 % 0.000 0.000 0.000 5.700
Dewi Gana tanggu Bencana
bencana
(Desa Wisata h yang Daerah
Tangguh terbent
Bencana) uk
Program Program 1. Dinas
Peningkatan pencegah Persent Pemada
Kesiagaan an, ase 4.376.8 4.876.5 5.851.82 7.022.18 8.426.62 8.426.62 m
N/A 90% 92% 95% 98% 100% 100%
dan penangg terpenu 72.960 20.400 4.480 9.376 7.251 7.251 Kebakar
Pencegahan ulangan, hinya an dan
Bahaya penyelam sarana Penyela
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kebakaran atan dan matan
kebakara prasara
n dan na
penyelam Pencega
atan non han
kebakara Bahaya
n Kebaka
ran
yang
memen
uhi
standar
2.
Jumlah
SDM
/relawa
n
kebaka
ran
yang
terlatih
(134
orang)
Program Persent
Penangganan ase 100 5.478.4 6.850.7 8.220.89 9.865.07 11.838.0 11.838.0
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Bahaya penang % 56.750 48.100 7.720 7.264 92.717 92.717
Kebakaran anan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
kejadia
n
kebaka
ran
Meningkatnya Kualitas Pembangunan Desa
Program %
Program
Pembanguna BUMDe
peningka
n BUMDesa sa yang 380.000 380.000 425.000. 450.000. 475.000. 2.110.00 P3AP2&
tan kerja N/A 20% 50% 75% 90% 100% 100%
Aktif (1 memilik .000 .000 000 000 000 0.000 KB
sama
BUMDes 1 i unit
desa
Unit Usaha) usaha
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Prosent
Program ase
Pengendalian kualitas
Pencemaran pengen
dan Program dalian
Dinas
Perusakan pengelola pencem
1.398.8 1.154.8 1.503.26 1.704.58 1.937.94 1.937.94 Lingkun
Lingkungan an aran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
68.800 50.000 0.000 6.000 4.600 4.600 gan
Hidup ( 1 persamp dan
Hidup
desa 1 TPST ahan perusa
& 1 desa 1 kan
taman lingkun
tematik gan
hidup

MENINGKATKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK, BERSIH DAN AKUNTABEL BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK YANG PROFESIONAL
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel guna mewujudkan Batu Kota Berintegritas
Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
Persent
asi
Program Desa
penyelen yang
ggaraan akunta 73% 80% 85% 90% 100% 100% 100%
pengawa bilitas
san keuang
annya
Program baik
Peningkatan program Persent
Sistem perumus ase
1.806.7 1.987.4 2.186.18 2.404.80 2.645.28 3.432.85
Pengawasan an rekome
64.700 41.170 5.287 3.816 4.197 2.930 Inspekto
Internal dan kebijaka ndasi
rat
Pengendalian n, pemerik 87% 80% 85% 90% 100% 100% 100%
Pelaksanaan pendamp saan
Kebijakan ingan yang
KDH dan ditinda
asistensi klanjuti
Persent
ase
rekome
1,04
ndasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
%
pemerik
saan
yang
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ditinda
klanjuti
Persent
ase
dokume
n
pengan
Program
ggaran
Peningkatan
PD
Pengembanga
yang
n Sistem 129.314 142.246 156.470. 172.117. 189.329. 245.698.
berkual 34% 50% 75% 100% 100% 100% 100%
Pelaporan .800 .280 908 999 799 120
itas &
Capaian
Persent
Kinerja dan
ase
Keuangan
LAKIP
PD
yang
berkual
itas
Persent
Program
ase
Peningkatan
aparatu
Profesionalis 25
r 383.835 422.219 464.441. 510.885. 561.973. 729.287.
me Tenaga Apara 10% 10% 10% 10% 90%
pengaw .700 .270 197 317 848 830
Pemeriksa tur
as yang
dan Aparatur
mendap
Pengawasan
atkan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
pendidi
kan
dan
pelatiha
n

Program Present
pengelola ase PD
an yang
keuanga menyus
n daerah un
Program laporan
pertanggungj keuang
awaban APBD an
734.298 803.051 887.266. 881.695. 917.315. 917.315.
dan program tepat 70% 80% 90% 95% 98% 98% 98% BKAD
.400 .600 720 900 500 500
Pelaporan pengelola waktu
Keuangan an dan
Daerah barang sesuai
milik prinsip
daerah kebijak
an
akunta
nsi
Program Program Nilai
952.034 1.047.2 851.935. 912.348. 987.283. 987.283.
Optimalisasi pengelola PAD 28% 7% 7% 8% 8% 10% 31% Bapenda
.600 37.900 000 500 000 000
Penerimaan an dari
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pendapatan pendapat sektor
Daerah an pajak
daerah
%
usulan
Program
progra
perencan 46
m
aan, progr
Program stakeho
pengenda am
Perencanaan lder yg 2.696.3 1.910.0 2.200.00 2.010.00 2.485.00 11.301.3
lian dan dari 30% 35% 40% 45% 50% 50%
Pembanguna terako 09.700 00.000 0.000 0.000 0.000 09.700
evaluasi 162
n Daerah modir
pembang progr
dalam
unan am
RPJMD
daerah
dan
RKPD Bappelit
% bangda
program keselar
koordina asan
46
si dan dokume
progr
sinkronis n
am
asi rencana 2.696.3 1.910.0 2.200.00 2.010.00 2.485.00 11.301.3
dari 30% 35% 40% 45% 50% 50%
perencan perang 09.700 00.000 0.000 0.000 0.000 09.700
162
aan kat
progr
pembang daerah
am
unan thdp
daerah dokume
n
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
rencana
pemban
gunan
daerah
Jumlah
hasil
program
Program peneliti
penelitia
Penelitian an yang
n dan 2.074.9 975.000 975.000. 975.000. 975.000. 5.974.94
dan ditinda 31 54% 63% 72% 81% 81% 81%
pengemb 43.000 .000 000 000 000 3.000
Pengembanga klanjuti
angan
n dalam
daerah
perenca
naan
Persent
ase PD
Program
yang
Peningkatan
melapor
Pengembanga Program
kan Sekretar
n sistem administr 120.655 120.655 120.655. 120.655. 120.655. 603.275.
LAKIP 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% iat
Pelaporan asi .000 .000 000 000 000 000
PD Daerah
dan Capaian umum
sesuai
Kinerja dan
dengan
Keuangan
Pedoma
n
Program Program Jumlah Dinas
222.800 555.000 627.000. 638.000. 622.000. 2.664.80
penyelematan perlindu arsip 9 3 9 17 25 34 34 Perpust
.000 .000 000 000 000 0.000
dan ngan dan yang akaan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
pelestarian penyelam menjadi dan
dokumen atan bahan Kearsipa
arsip daerah arsip informa n
si
Persent
ase
Program
peningk
Program dukunga
atan
Peningkatan n
kapasit
Kapasitas pelaksan Sekretar
as 9.407.4 9.407.4 9.407.40 9.407.40 9.407.40 47.037.0
Lembaga aan 86% 95% 95% 95% 95% 95% 95% iat
lembag 08.000 08.000 8.000 8.000 8.000 40.000
Perwakilan tugas DPRD
a
Rakyat dan
perwaki
Daerah fungsi
lan
DPRD
rakyat
daerah
Program Persent
kepegawa ase
ian pegawai
Program daerah yang
Peningkatan telah
program 2.253.2 3.210.6 1.254.85 1.690.16 1.519.00 9.927.99 BKPSD
Kapasitas memen 70 72 74 76 78 80 80
pengemb 70.250 89.625 8.575 8.233 7.856 4.539 M
Sumber Daya uhi
angan
Aparatur kompet
sumber
ensi
daya
sesuai
manusia
dengan
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
persyar
atan
jabatan
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Nilai
Program Program
SKM Sekretar
Peningkatan administr 763.000 763.000 763.000. 763.000. 763.000. 3.815.00
Perang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik iat
Pelayanan asi .000 .000 000 000 000 0.000
kat Daerah
Publik umum
Daerah
Persent
ase
ketepat
an
waktu
Program Program pelayan
Penataan pendaftar an Dinas
650.000 734.750 749.646. 769.690. 789.886. 789.886.
Administrasi an dokume NA 90% 1 1 1 1 1 Kepend
.000 .000 250 944 308 308
Kependuduka pendudu n udukan
n k pendaft dan
aran Pencatat
pendud an Sipil
uk
(KTP-el
dan KK)
Program program Persent 243.475 410.000 475.500. 548.500. 432.198. 432.198.
Penataan pencatat ase NA 90% .600 91% .000 92% 000 93% 000 94% 000 94% 000
Administrasi an sipil ketepat
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pencatatan an
Sipil waktu
pelayan
an akta
perkawi
nan,
pengesa
han
anak
dan
percerai
an
Persent
ase
ketepat
an
program waktu
pengelola pengur
an usan
informasi dokume
NA 90% 91% 92% 93% 94% 94%
administr n
asi pencata
kependu tan
dukan sipil
(akta
kelahir
an dan
akta
Program Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Nomenkl Kondisi Kinerja
Kond
atur Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Pada Akhir Perangk
Misi/Tujuan isi
Permend Priode RPJMD at
/Sasaran/ Indikat Kiner
agri 90 Daerah
Program or ja
Tahun Penang
Pembanguna Kinerja Awal
2019 gung
n Daerah RPJ T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp T Rp
dan Jawab
MD
Pemutak
hiran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
kematia
n)
Jumlah
Fasilita
Program s
informasi Umum
120
Program dan yang 3.237.8 3.000.0 3.000.00 3.000.00 3.000.00 3.000.00
0 0 30 30 30 30 fasu
Optimalisasi komunik terakse 45.200 00.000 0.000 0.000 0.000 0.000
m
Pemanfaatan asi s
Teknologi publik Jaringa
Informasi n
(Batu Smart internet
City) Jumlah Dinas
program
PD Komuni
aplikasi 8.910.1 5.560.1 4.060.13 3.060.13 3.060.13 3.060.13
yang 0 6 5 3 3 3 20 kasi dan
informati 34.500 34.500 4.500 4.500 4.500 4.500
terinteg Informat
ka
rasi ika
Persent
program ase
Program
penyelen kompon
Optimalisasi
ggaraan en
Pemanfaatan
persandi layanan 267.651 268.000 265.000. 215.000. 267.651. 267.651.
dan 0 25% 25% 25% 25% 100% 100%
an untuk persand .000 .000 000 000 000 000
Keamanan
pengama ian
Persandian
nan yang
Daerah
informasi dilaksa
nakan
BAB 7

KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM


PERANGKAT DAERAH

Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi

serta seluruh program yang dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah

beserta indikator kinerja, pagu indikatif target, Perangkat Daerah

penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VII- 1


Tabel 7.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
Tahun 2018-2022 (dalam Rp.000,-)
Kota Batu
URAIAN PERTUMBUHAN REALISASI
(%)
NO 2018 2019 2020
(Rp) (Rp) (Rp)
2. Belanja 3,76 852.457.583,95 947.262.250,64 903.971.995,98
2.1. Belanja Tidak Langsung 4,47 437.973.644,11 488.273.383,93 522.614.189,38
2.1.1. Belanja Pegawai 0,69 293.658.956,57 340.438.422,35 348.712.351,91
2.1.2. Belanja Hibah 0 44.466.387,03 29.718.578,50 63.763.141,70
2.1.3. Belanja Bantuan Sosial 0 14.763.730,63 14.043.670,99 21.915.104,33
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/ Kabupaten/
2.1.4. 17,37 9.137.919,68 13.381.490,21 9.320.081,59
Kota dan Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/
2.1.5. Kabupaten/ Kota/ Pemerintah Desa dan Partai -0,49 75.712.920,20 89.283.219,18 50.272.067,98
Politik
2.1.6. Belanja Tidak Terduga 0,33 233.730,00 1.408.002,70 28.631.441,87
2.2. Belanja Barang dan Jasa 4,69 414.483.939,84 458.988.866,71 381.357.806,59
2.2.1. Belanja Modal 13,74 58.039.000,88 66.271.648,19 69.705.879,49
2.2.2. Belanja Barang dan Jasa 14,75 230.390.719,86 249.645.002,98 217.588.011,13
2.2.3. Belanja Modal 2,33 126.054.219,14 143.072.215,54 94.063.915,97

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VII- 2


URAIAN PERTUMBUHAN
(%)
NO 2021 2022
(Rp) (Rp)
2. Belanja -4,76 1.162.206.689,42 1.090.208.474,06
2.1. Belanja Operasi 881.842.534,33 841.841.416,08
2.1.1. Belanja Pegawai 394.943.761,18 408.904.023,11
2.1.2. Belanja Barang dan Jasa 420.667.658,86 369.351.670,89
2.1.3. Belanja Hibah 52.639.192,99 50.045.082,08
2.1.4. Belanja Bantuan Sosial 13.591.921,30 13.540.640,00
2.2. Belanja Modal 174.607.021,77 133.031.692,99
2.2.1 Belanja Modal Peralatan 52.894.884,93 31.602.327,83
2.2.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 40.741.353,43 42.468.370,91
2.2.3 Belanja Modal Jalan, Jaringan dan Irigasi 75.722.746,39 55.044.951,94
2.2.4 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 5.248.037,02 3.916.042,32
2.3. Belanja Tak Terduga 8.586.250,36 14.589.221,99
2.3.1 Belanja Tak Terduga 8.586.250,36 14.589.221,99
2.4. Belanja Transfer 97.170.882,96 100.746.143,00
2.4.1 Belanja Bagi Hasil 12.593.110,60 16.987.496,00
2.4.2 Belanja Bantuan Keuangan 84.577.772,00 83.758.647,00
Adapun tabel program pembangunan perangkat daerah terlampir.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VII- 3


Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program Prioritas Perangkat Daerah yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Kota Batu Tahun 2018
(Nomenklatur Program Permendagri 13 2006)

Capaian Kinerja Program dan


Kerangka Pendanaan Tahun 2018 Perangkat
Bidang Urusan Kondisi
Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Pemerintahan dan Program Satuan Kinerja Awal
(outcome) Penanggung
Prioritas Pembangunan RPJMD TARGET
Jawab
T Rp

1 2 3 4 5 6 7 8
Urusan Wajib yang
Berkaitan dengan Pelayanan
Dasar
1 01 Pendidikan 80,606,129,072

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 100 persen 100 persen 14,195,902,381 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Pendidikan
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 100 persen 100 persen 1,224,432,906
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 100 persen 100 persen 329,580,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen 100 persen 100 persen 14,250,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 01 15 Program Pendidikan Usia Dini
APK Pendidikan Anak Usia Dini persen 84 persen 85 persen 1,486,812,666
(PAUD)
1 01 16 Program Wajib Belajar persen N/A 25,674,234,161
Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
1 01 17 Program Pendidikan Angka Partisipasi Kasar Sekolah persen 100 persen 100 persen 7,652,156,615
Menengah Menengah Pertama
1 01 18 Program Pendidikan Non persen N/A 1,425,643,725
Formal
1 01 20 Program Peningkatan Mutu persen N/A 1,594,455,200
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
1 01 21 Program Pengembangan meningkatnya budaya siswa persen 80 persen 81 persen 158,454,600
Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
1 01 22 Program Manajemen persen N/A 26,850,206,818
Pelayanan Pendidikan
1 02 Kesehatan 37,422,768,965

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 100 persen 100 persen 3,006,934,730 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Kesehatan
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 100 persen 100 persen 1,499,004,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 20 persen 20 persen 287,782,600
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen 100 persen 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 02 15 Program Obat dan Perbekalan persen N/A 1,935,750,721
Kesehatan
1 02 16 Program Upaya Kesehatan persen N/A 10,307,920,715
Masyarakat
1 02 19 Program Promosi Kesehatan persen N/A 3,171,039,850
dan Pemberdayaan
1 02 20 Program Perbaikan Gizi persen N/A 1,229,045,000
Masyarakat
1 02 21 Program Pengembangan Prevalensi penyakit menular persen n/a n/a 2,044,780,100
Lingkungan Sehat berbasis lingkungan
persentase KK dengan akses persen 92 persen 92.5 persen
sanitasi dasar baik
1 02 22 Program Pencegahan dan persen N/A 3,001,811,600
Penagggulangan Penyakit
Menular
1 02 23 Program Standarisasi persen N/A 407,353,000
Pelayanan Kesehatan
1 02 25 Program Pengadaan, Rasio Puskesmas per satuan persen 40,799 40,799 2,135,288,200
Peningkatan, dan Perbaikan penduduk (idealnya 1 Puskesmas
Sarana Prasarana melayani 30.000 penduduk)
1 02 29 Program Peningkatan Jumlah kasus kematian balita jumlah 11 10 83,657,500
Pelayanan Kesehatan Anak
Cakupan pelayanan balita dan persen 68 persen 68 persen
Balita
APRAS paripurna
1 02 30 Program Peningkatan Persentase lansia mendapatkan persen N/A 40 persen 586,045,000
Pelayanan Kesehatan Lansia pelayanan kesehatan sesuai
1 02 31 Program Pengawasan dan Persentase Tempat Pengelolaan persen 11 persen 12 persen 44,666,500
Pengendalian Kesehatan Makanan (catering, depo air
Makanan minum, restoran) yang memiliki
sertifikat laik hygiene sanitasi
1 02 32 Program Peningkatan Jumlah kematian ibu jumlah 3 3 3,633,033,500
Keselamatan Ibu Melahirkan
Jumlah kematian bayi jumlah 11 11
dan Anak
Cakupan Persalinan Ditolong persen 90.95 persen 91 persen
Tenaga Kesehatan
Cakupan pelayanan nifas persen 89.4 persen 90 persen

1 02 33 Program Pembinaan persen N/A 2,340,001,049


Lingkungan Sosial
1 02 36 Program Pencegahan dan persen N/A 1,693,654,900
Penagggulangan Penyakit
Tidak Menular
1 03 Pekerjaan Umum 73,838,285,100
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 9,757,433,100 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Pekerjaan
pelayanan administrasi Umum dan
perkantoran dan kenyamanan Penataan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 419,620,400 Ruang
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 74,907,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 150,400,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
Program Peningkatan Jalan persen N/A 15,856,139,500
dan Jembatan
1 03 15 Program Pembangunan Jalan persen N/A 375,212,090
dan Jembatan
1 03 16 Program Pembangunan persen N/A 694,301,268
Saluran Drainase/Gorong-
Gorong
1 03 18 Program persen N/A 1,003,616,436
Rehabilitasi/Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
1 03 23 Program Peningkatan Sarana Persentase terpenuhinya persen N/A 70 802,762,800
dan Prasarana kebutuhan alat - alat berat
1 03 24 Program Pengembangan dan Persentase Sarana dan Prasarana persen N/A 70 persen 4,578,737,595
Pengelolaaan Jaringan Irigasi, Sumber Daya Air yang dibangun
Rawa, dan Jaringan dan dipelihara
Pengairan Lainnya
1 03 25 Program Penyediaan dan persen N/A 702,153,882
Pengelolaan Air Baku
1 03 26 Program Pengembangan, persen N/A 190,000,000
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau, dan Sumber
Daya Air Lainnya
Program Pengembangan PJU persen N/A 3,511,272,664
dan Keindahan Kota
Program Pemeliharaan persen N/A 153,039,000
Saluran Drainase dan Gorong-
Gorong
Program Pembangunan persen N/A 509,419,865
Plengsengan
Program Pembinaan persen N/A 2,870,000,000
Lingkungan Sosial
1 03 27 Program Pengembangan Presentase rumah tinggal persen 85.16 persen 86.96 persen 6,741,493,406 Dinas
Kinerja Pengelolaan Air bersanitasi Perumahan,
Minum dan Air Limbah Kawasan
1 03 29 Program Pengembangan Presentase infrastruktur persen 80 persen 84 persen 8,363,184,326 Permukiman,
Wilayah Strategis dan Cepat pemukiman dalam kondisi baik dan
Tumbuh Pertanahan
Program Pembangunan Presentase penduduk berakses air persen 82 persen 84.49 persen 14,216,538,268
Infrastruktur Perdesaan minum
1 06 16 Program Pembinaan persentase akses jalan lingkungan, persen N/A 15 persen 2,853,053,500
Lingkungan Sosial saluran air limbah, sanitasi dan air
bersih di lingkungan perkotaan
1 05 Tata Ruang 735,000,000

1 05 15 Program Perencanaan Tata persen N/A 585,000,000 Dinas


Ruang Pekerjaan
1 05 17 Program Pengendalian persen N/A 150,000,000 Umum dan
Pemanfaatan Ruang Penataan
Ruang
1 04 Perumahan 9,003,217,618

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 100 persen 100 persen 1,221,540,100 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Perumahan,
pelayanan administrasi Kawasan
perkantoran dan kenyamanan Permukiman,
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 100 persen 100 persen 2,292,530,369 dan
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi Pertanahan
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 30,000,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 70,000,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 04 15 Program Pengembangan persen 80.16 persen 80.41 persen 1,316,966,500
Perumahan
1 04 17 Program Pemberdayaan persen N/A 36,095,000
Komunitas Perumahan
1 04 20 Program Pengelolaan Areal Persentase pemakaman dengan persen N/A 10 2,877,764,689
Pemakaman sarana prasarana yang layak
1 04 19 Program Peningkatan persen N/A 1,158,320,960 Dinas
Kesiagaan dan Pencegahan Penanggulang
Bahaya Kebakaran an Kebakaran

Ketenteraman, Ketertiban 13,802,157,940


Umum, dan Pelindungan
Masyarakat
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 100 persen 100 persen 2,170,469,700 Satuan Polisi
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Pamong Praja
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 298,000,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 158,453,500
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 90 persen 100 persen 281,840,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 19 15 Program Peningkatan persen N/A 558,319,500
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
1 19 16 Program Pemeliharaan Persentase penyelenggaraan persen 100 persen 100 persen 636,654,000
Kantrantibmas dan kantrantibnas dan pencegahan
Pencegahan Tindak Kriminal tindak kriminal
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 80 persen 100 persen 1,059,417,340 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Penggulangan
pelayanan administrasi Kebakaran
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 70 persen 100 persen 4,492,081,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen 90 persen 100 persen 180,000,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 90 persen 100 persen 408,265,000
Kapasitas Sumberdaya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
x xx 01 Program Pelayanan Persentase peningkatan kinerja persen 100 persen 100 persen 512,154,200 Badan
Administrasi Perkantoran perkantoran Penanggulang
an Bencana
Daerah
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase peningkatan kinerja persen 100 persen 100 persen 152,637,000
dan Prasarana Aparatur perkantoran
x xx 05 Program peningkatan Persentase peningkatan kinerja persen 100 persen 100 persen 35,000,000
kapasitas Sumber Daya perkantoran
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase peningkatan kinerja persen 100 persen 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem perkantoran
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
1 19 22 Program Pencegahan Dini dan persen N/A 2,813,866,700
Penangggulangan Korban
Bencana Alam
1 13 Sosial 3,120,333,700

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 16 persen 581,071,000 Dinas Sosial
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 16 persen 481,404,500
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 54,400,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 13 15 Program Pemberdayaan Fakir Persen N/A 175,942,000
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT), dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
1 13 16 Program Pelayanan dan Persen N/A 455,282,700
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
1 13 17 Program Pembinaan Anak orang N/A 103,541,500
Terlantar
1 13 18 Program Pembinaan Para Persen N/A 198,862,500
Penyandang Cacat dan
1 13 19 Program Pembinaan Panti Persen N/A 168,884,400
asuhan/Panti Jompo
1 13 20 Program Pembinaan Eks orang N/A 75,424,500
Penyandang Penyakit Sosial
(Eks Narapidana, PSK,
Narkoba, dan Penyakit Sosial
Lainnya)
1 13 21 Program Pemberdayaan Persen N/A 483,089,600
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
1 06 16 Program Pembinaan Persen N/A 247,530,000
Lingkungan Sosial
Program Pelestarian Nilai orang N/A 79,901,000
Kepahlawanan, Keperintisan,
dan Kesetiakawanan Sosial
Urusan Wajib yang Tidak
Berkaitan dengan Pelayanan
Dasar
1 14 Tenaga Kerja 1,050,631,200

1 06 16 Program Pembinaan Persen N/A 536,489,000 Dinas


Lingkungan Sosial Penanaman
1 14 15 Program Peningkatan kualitas Persen N/A 44,968,400 Modal,
dan Produktivitas Tenaga Pelayanan
Kerja Terpadu Satu
1 14 16 Program Peningkatan Persentase pencari kerja yang telah Persen 100 persen 100 persen 230,771,400 Pintu, dan
Kesempatan Kerja difasilitasi penempatannya Tenaga Kerja
1 14 17 Program Perlindungan dan Persen N/A 238,402,400
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
1 11 Pemberdayaan Perempuan 2,652,814,650

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 824,037,900 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Pemberdayaa
pelayanan administrasi n Perempuan,
perkantoran dan kenyamanan Perlindungan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 175,434,000 Anak,
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi Pengendalian
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 19,140,000 Penduduk,
Kapasitas Sumber Daya fungsi dan KB
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 11 16 Program Penguatan persen SOPD yang melakukan persen N/A 30 persen 456,922,800
Kelembagaan Penganggaran responsif gender SOPD
Pengarusutamaan Gender
dan Anak
1 11 17 Program Peningkatan Kualitas persen Penyelesaian Kasus persen 100 persen 100 persen 165,571,750
Hidup dan Perlindungan Kekerasan yang terjadi
Perempuan
1 11 18 Program Peningkatan Peran persen Keterwakilan perempuan persen N/A 30 persen 996,708,200
Serta dan Kesetaraan Gender dalam jabatan
dalam Pembangunan
1 22 Pemberdayaan Masyarakat 871,602,900
dan Desa
1 22 15 Program Peningkatan persen N/A 630,557,800 Dinas
Keberdayaan Masyarakat Pemberdayaa
Perdesaan/Kelurahan n Perempuan,
Perlindungan
1 22 17 Program Peningkatan persen N/A 241,045,100 Anak,
Partisipasi Masyarakat dalam Pengendalian
Membangun Desa/Kelurahan Penduduk
dan KB

1 12 Keluarga Berencana dan 2,195,568,650


Keluarga Sejahtera
1 12 15 Program Keluarga Berencana Persentase kelahiran (TFR) persen N/A 1.89 1,638,730,000 Dinas
Pemberdayaa
1 12 16 Program Kesehatan Persentase pembinaan terhadap persen N/A 100 44,149,300
n Perempuan,
Reproduksi Remaja remaja
Perlindungan
1 12 17 Program Pelayanan Persentase pelayanan kontrasepsi persen N/A 100 444,176,350
Anak,
Kontrasepsi
1 12 20 Program Pengembangan Persentase pengelolaan Pusat persen N/A 100 68,513,000 Pengendalian
Pusat Pelayanan Informasi Pelayanan Informasi dan Konseling Penduduk
dan Konseling KRR KRR dan KB

Pangan 1,194,773,000

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 603,585,760 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Ketahanan
pelayanan administrasi Pangan
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 260,875,240
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 23,850,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 06 16 Program Pembinaan persen N/A 291,462,000
Lingkungan Sosial
1 08 Lingkungan Hidup 20,300,892,200

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 1,929,599,600 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Lingkungan
pelayanan administrasi Hidup
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 3,318,292,600
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 50,000,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 08 15 Program Pengembangan persen N/A 9,327,614,822
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
1 08 16 Program Pengendalian persen N/A 1,243,410,289
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
1 08 17 Program Perlindungan dan Meningkatkan upaya pelestarian persen N/A 100 persen 926,306,150
Konservasi Sumber Daya dan perlindungan mata air
Alam Terwujudnya upaya pengendalian persen N/A
dampak perubahan iklim
Terwujudnya upaya pemulihan persen N/A
sumber - sumber air serta
kelestarian fungsi daerah
tangkapan air
1 08 18 Program Rehabilitasi dan Prosentase peningkatan rehabilitasi persen N/A 100 persen 155,090,000
Pemulihan Cadangan Sumber dan pemulihan cadangan sumber
Daya Alam daya alam
1 08 19 Program Peningkatkan Prosentase kualitas dan akses persen N/A 80 persen 327,823,437
Kualitas dan Akses Informasi informasi Sumber Daya Alam dan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
1 08 20 Program Peningkatan Prosentase peningkatan persen N/A 80 persen 66,647,300
Pengendalian Polusi pengendalian polusi
1 08 23 Program Pengelolaan Ruang Luas Taman/Taman yang terkelola persen N/A 100 persen 2,941,108,002
Tebuka Hijau (RTH)
1 09 Pertanahan 2,365,896,742

1 09 16 Program Penataan Persentase luas lahan bersertifikat N/A 1 persen 2,229,192,000 Dinas
Penguasaan, Pemilikan, Perumahan,
Penggunaan, dan Kawasan
Pemanfaatan Tanah Permukiman,
dan
Pertanahan
1 09 17 Program Penyelesaian Konflik- persen N/A 30,244,900
Konflik Pertanahan
1 09 18 Program Pengembangan persen N/A 106,459,842
Sistem Informasi Pertanahan
1 10 Kependudukan dan Catatan 4,538,566,800
Sipil
1 10 15 Program Penataan persen N/A 136,904,000 Dinas
Administrasi Kependudukan Pemberdayaa
n Perempuan,
Perlindungan
Anak,
Pengendalian
Penduduk,
dan KB

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 1,678,476,420 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Kependududu
pelayanan administrasi kan dan
perkantoran dan kenyamanan Pencatatan
kantor Sipil
Dinas
Kependududu
kan dan
Pencatatan
Sipil
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 479,298,200
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 7,712,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 20,900,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 10 15 Program Penataan Prosentase tersusunnya Rencana persen N/A 100 persen 1,283,656,400
Administrasi Kependudukan Strategis (Renstra) OPD Tahun
2018 - 2022
Program Penataan Pencatatan Prosentase tersusunnya Rencana persen N/A 100 persen 303,895,100
Sipil Strategis (Renstra) OPD Tahun
2018 - 2022
Program Peningkatan Kualitas persen N/A 612,724,680
Data Base dan
Pengembangan Inovasi
Pelayanan Administrasi
Kependudukan
1 07 Perhubungan 8,471,117,650

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 80 persen 80 persen 1,634,740,960 Dinas


Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Perhubungan
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 80 persen 80 persen 397,138,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 112,008,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 70 persen 75 persen 61,980,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 07 15 Program Pembangunan Persen N/A 2,491,891,200
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
1 07 16 Program Rehabilitasi dan Persen N/A 471,308,050
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
1 07 17 Program Peningkatan Persen N/A 466,452,400
Pelayanan Angkutan
Program Pengendalian dan Persen N/A 339,915,900
Pengamanan Lalu Lintas
1 07 20 Program Peningkatan Persen N/A 2,480,683,140
Kelaikan Pengoperasian
Kendaraan Bermotor
1 25 Komunikasi dan Informatika 9,557,538,000

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 1,069,381,934 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Komunikasi
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 60 persen 151,329,600 dan
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi Informatika
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 24,625,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 25 15 Program Pengembangan Persentase kelompok komunikasi Persen 0 20 persen 2,352,660,870
Komunikasi, Informasi, dan yang berpartisipasi dalam
Media Massa deseminasi informasi
1 25 17 Program Fasilitasi Jumlah peserta fasilitasi Jumlah N/A 100 peserta 39,572,700
Peningkatan SDM Bidang
Komunikasi dan Informasi
1 25 18 Program Kerjasama Informasi Jumlah kerjasama informasi Jumlah N/A 4 kali 276,216,550
dengan mass Media dengan media massa
Program Peningkatan Jumlah N/A 237,997,000
Informasi Pelayanan Publik
1 20 23 Program Optimalisasi N/A 5,390,754,346
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
1 15 Koperasi dan Usaha Kecil 4,794,862,487
Menengah
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 75 persen 1,742,784,820 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Koperasi,
pelayanan administrasi Usaha Mikro
perkantoran dan kenyamanan dan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 75 persen 360,960,360 Perdagangan
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 60 persen 102,000,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen 100 persen 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 15 15 Program Penciptaan Iklim WUB N/A 45,787,000
Usaha Kecil Menengah yang
Kondusif
1 15 16 Program Pengembangan persen N/A 303,803,000
Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
1 15 17 Program Pengembangan WUB N/A 1,676,965,157
Sistem Pendukung Usaha
bagi Usaha Mikro Kecil
1 15 18 Program Peningkatan Kualitas persen N/A 547,562,150
Kelembagaan Koperasi
1 16 Penanaman Modal Daerah 3,772,893,900

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 80 persen 80 persen 899,695,420 Dinas


Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Penanaman
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 70 persen 75 persen 235,458,180 Modal,
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu, dan
Tenaga Kerja
Dinas
Penanaman
Modal,
Pelayanan
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 40 persen 100 persen 80,700,000 Terpadu Satu
Kapasitas Sumber Daya fungsi Pintu, dan
Aparatur Tenaga Kerja
1 16 15 Program Peningkatan Promosi Jumlah Investor di Kota Batu jumlah 69 Investor 10 Investor 1,044,342,800
dan Kerjasama Investasi

1 16 16 Program Peningkatan Iklim persen N/A 264,517,000


Investasi dan Realisasi
Investasi
1 20 23 Program Optimalisasi N/A 623,809,500
Pemanfaatan Teknologi
Informasi

Program Peningkatan N/A 624,371,000


Pelayanan Publik
1 18 Pemuda dan Olah Raga 1,068,473,722

1 18 15 Program Pengembangan dan Jumlah Pemuda Prestasi Bidang persen N/A 100 persen 67,150,600 Dinas
Keserasian Kebijakan Pemuda keagamaan Pendidikan
1 18 16 Program Peningkatan Peran Jumlah Pemuda Prestasi Bidang persen N/A 10 persen 43,692,668
Serta Kepemudaan Kepemudaan/Kepemimpinan
1 18 17 Program Peningkatan Upaya Jumlah Pemuda yang berprestasi orang 60 Orang 60 Orang 26,311,000
Penumbuhan Kewirausahaan di bidang Kewirausahaan
dan Kecakapan Hidup
1 18 18 Program Upaya Pencegahan orang 80 org Sidak 27 78,771,500
Penyalahgunaan Narkoba lembaga, 27
petugas
1 18 20 Program Pembinaan dan Jumlah Atlet yang Berprestasi Di orang 6 org 10 org 852,547,954
Pemasyarakatan Olah Raga tingkat Provinsi/Nasional dan
regional
1 23 Statistik 125,760,000

1 23 15 Program Pengembangan Persentase data sektoral yang persen 0 10 persen 125,760,000 Dinas
Data/ Informasi/ Statistik terintegrasi pada data warehouse Komunikasi
Daerah dan
Informatika
1 17 Kebudayaan 3,370,453,960

1 17 17 Program Pengelolaan Meningkatnya kegiatan pelestarian persen 100 persen 100 persen 352,450,000 Dinas
Keragaman Budaya budaya Pendidikan
1 17 15 Program Pengembangan Nilai Persentase nilai tradisi budaya persen N/A 100 persen 310,450,000 Dinas
Budaya yang teraktualisasi ( persen) Pariwisata
1 17 16 Program Pengelolaan Persentase Benda, Situs, dan persen N/A 25 persen 168,793,000
Kekayaan Budaya kawasan budaya yang dilestarikan (
persen)
1 17 17 Program Pengelolaan Persentase kesenian yang persen N/A 100 persen 2,538,760,960
Keragaman Budaya teraktualisasi ( persen)
Perpustakaan 2,135,402,850

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 876,106,904 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Perpustakaan
pelayanan administrasi dan
perkantoran dan kenyamanan Kearsipan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 513,826,146
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 56,500,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 01 21 Program Pengembangan persen N/A 688,969,800
Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
1 24 Kearsipan 558,586,650

1 24 15 Program Perbaikan Sistem Jumlah PD yang melaksanakan PD N/A 5 212,990,400 Dinas


Administrasi Kearsipan tata kelola Arsip yang Baku Perpustakaan
1 24 16 Program Penyelamatan dan PD N/A 205,389,000 dan
Pelestarian Dokumen/Arsip Kearsipan
1 24 17 Program Pemeliharaan PD N/A 61,267,250
Rutin/Berkala Sarana dan
1 24 18 Program Peningkatan Kualitas PD N/A 78,940,000
Pelayanan Informasi
Urusan Pilihan

2 04 Pariwisata 6,801,062,740

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 100 persen 100 persen 907,093,240 Dinas
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Pariwisata
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 100 persen 100 persen 282,975,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 100 persen 100 persen 40,500,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen 100 persen 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
2 04 15 Program Pengembangan persen N/A 3,299,266,500
Pemasaran Pariwisata
2 04 16 Program Pengembangan persen N/A 604,830,000
Destinasi Pariwisata
2 04 17 Program Pengembangan persen N/A 1,651,398,000
Kemitraan
2 05 Kelautan dan Perikanan 1,012,074,000

2 05 20 Program Pengembangan N/A 925,926,000 Dinas


Budidaya Perikanan Pertanian
2 05 23 Program Optimalisasi N/A 86,148,000
Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan
2 01 Pertanian 30,640,911,060

2 01 16 Program Peningkatan N/A 5,976,681,900 Dinas


Ketahanan Pangan Ketahanan
(Pertanian/Perkebunan) Pangan
Dinas
Ketahanan
Pangan
2 01 17 Program Peningkatan N/A 337,000,400
Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
1 06 16 Program Pembinaan persen N/A 800,000,000 Dinas
Lingkungan Sosial Pertanian
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 85 persen 85 persen 2,319,183,520
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 11 persen 11 persen 221,608,535
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 100 persen 100 persen 80,350,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen 16 persen 32 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
2 01 15 Program Peningkatan persen N/A 678,504,800
Kesejahteraan Petani
2 01 16 Program Peningkatan persen N/A 965,583,400
Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
2 01 17 Program Peningkatan persen N/A 1,073,142,000
Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
2 01 18 Program Peningkatan persen N/A 5,448,804,725
Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
2 01 19 Program Peningkatan persen N/A 4,895,606,748
Produksi
Pertanian/Perkebunan
2 01 20 Program Pemberdayaan persen N/A 523,121,900
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
2 01 21 Program Pencegahan dan persen N/A 342,058,900
Penanggulangan Penyakit
Ternak
2 01 22 Program Peningkatan persen N/A 1,293,098,946
Produksi Hasil Peternakan
2 01 23 Program Peningkatan persen N/A 194,297,700
Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan
Program Peningkatan persen N/A 32,975,000
Produksi Peternakan
Program Pengembangan persen N/A 5,443,892,586
Pertanian Organik
2 02 Kehutanan 492,669,140

2 02 16 Program Rehabilitasi Hutan N/A 492,669,140


dan Lahan
2 06 Perdagangan 2,122,480,363

2 06 15 Program Perlindungan Persentase pelaku usaha wajib tera persen 7.81 persen 15.43 persen 163,259,963 Dinas
Konsumen dan Pengamanan yang memiliki tanda tera sah yang Koperasi,
Perdagangan berlaku Usaha Mikro
Persentase pelaku usaha yang persen 99 persen 99.1 persen dan
tertib niaga di bidang tata kelola Perdagangan
barang beredar dan jasa
2 06 17 Program Peningkatan dan Nilai transaksi misi miliyar 0.6 milyar 0.8 milyar 179,902,000
Pengembangan Ekspor dagang/pameran dagang
2 06 18 Program Peningkatan N/A 509,937,000
Efisiensi Perdagangan Dalam
Negeri
2 06 19 Program Pembinaan Pedagang N/A 298,021,400
Kaki Lima dan Asongan

1 06 16 Program Pembinaan N/A 805,560,000


Lingkungan Sosial
4 1 14 Program Sosialisasi N/A 165,800,000
Ketentuan di Bidang Cukai
2 07 Perindustrian 421,033,750

2 07 16 Program Pengembangan Jumlah IKM yang produktivitasnya IKM N/A 275 317,472,250 Dinas
Industri Kecil dan Menengah meningkat Koperasi,
2 07 17 Program Peningkatan Jumlah IKM terstandarisasi IKM N/A 71 103,561,500 Usaha Mikro
Kemampuan Teknologi dan
Industri Perdagangan
Unsur Pendukung

Sekretariat Daerah 35,557,444,190

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 530,755,000 Bagian
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Hukum
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 47,820,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 20 26 Program Penataan Peraturan persen N/A 848,156,000
Perundang-Undangan
1 20 20 Program Peningkatan Sistem terselesainya permasalahan hukum persen N/A 100 201,650,250
Pengawasan Internal dan /kasus yang ada di lingkungan
Pengendalian Pelaksanaan Pemerintah Daerah dan
Kebijakan KDH masyarakat
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 616,604,363 Bagian
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Administrasi
pelayanan administrasi Pemerintahan
perkantoran dan kenyamanan dan Otonomi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 332,589,500 Daerah
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 20 17 Program Peningkatan dan Persentase aparatur perwakilan persen N/A 100 persen 363,897,550
Pengembangan Pengelolaan perangkat daerah yang mengikuti
Keuangan Daerah program
1 20 19 Program Pembinaan Dan persentase Pembinaan Dan persen N/A 100 persen 191,189,000
Fasilitasi Pengelolaan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Keuangan Desa Desa
1 20 20 Program Peningkatan Sistem terselesainya permasalahan hukum persen N/A 100 290,364,000
Pengawasan Internal dan /kasus yang ada di lingkungan
Pengendalian Pelaksanaan Pemerintah Daerah dan
Kebijakan KDH masyarakat
1 20 25 Program Peningkatan Kerja Persentase administrasi kerjasama persen N/A 100 persen 1,327,956,150
Sama Antar Pemerintah yang difasilitasi
Daerah
1 20 27 Program Penataan Daerah Persentase administrasi penataan persen N/A 100 persen 530,196,937
Otonomi Baru daerah yang difasilitasi
Program Peningkatan persen N/A 191,128,000
Pelayanan Keprotokolan
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 372,953,180 Bagian
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Organisasi
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 92,712,504
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 30,000,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 324,404,266
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
Program Peningkatan persen N/A 186,155,500
Pelayanan Publik
Program Penataan Persentase perangkat daerah yang persen N/A 100 persen 331,182,750
Kelembagaan Perangkat dilakukan penataan
Daerah
Program Pembinaan Dan Persentase Pembinaan Dan persen N/A 100 persen 221,517,800
Pengembangan Sumber Daya Pengembangan Sumber Daya
Aparatur Aparatur
1 23 15 Program Pengembangan Persentase data sektoral yang persen 0 10 persen 123,362,000 Bagian
Data/ Informasi/Statistik terintegrasi pada data warehouse Administrasi
Daerah Perekonomia
n dan
Pembangunan

1 07 16 Program Pengembangan Persentase Industri persen N/A 10 persen 50,001,000


Industri Kecil dan Menengah yang direncanakan dan
di bangun
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 354,464,240
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 57,310,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 8,000,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 18,600,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 43,655,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 20 17 Program Peningkatan dan persen N/A 399,767,460
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Program Sosialisasi Peraturan persen N/A 299,965,500
di Bidang Cukai
1 20 20 Program Peningkatan Sistem persen N/A 129,522,000
Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
1 06 21 Program Perencanaan persen N/A 24,050,000
Pembangunan Daerah
1 20 17 Program Peningkatan dan persen N/A 150,092,000
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1 20 18 Program Pembinaan dan persen N/A 34,585,000
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Kabupaten/Kota
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 270,878,400 Bagian
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Administrasi
pelayanan administrasi Kesejahteraa
perkantoran dan kenyamanan n Rakyat dan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 51,276,000 Sosial
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 5,220,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
4 1 6 Program Pembinaan Prosentase terlaksananya persen N/A 100 persen 3,983,432,000
Kemasyarakatan peningkatan disiplin aparatur.
1 20 18 Program Pembinaan dan Persentase aparatur perwakilan persen N/A 100 persen 395,716,600
Fasilitasi Pengelolaan perangkat daerah yang mengikuti
Keuangan Kabupaten/Kota program
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 420,355,520 Bagian
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Layanan
pelayanan administrasi Pengadaan
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 111,742,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 95,100,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 20 17 Program Peningkatan dan Persentase aparatur perwakilan persen N/A 100 persen 1,229,780,980
Pengembangan Pengelolaan perangkat daerah yang mengikuti
Keuangan Daerah program
1 18 20 Program Pembinaan dan Persentase pemasyarakatan olah persen N/A 100 persen 110,050,000 Bagian Umum
Pemasyarakatan Olahraga raga yang dilaksanakan
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 5,380,211,600
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 663,186,800
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 84,275,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 25 15 Program Pengembangan Persentase Pengembangan persen N/A 100 persen 373,272,400 Bagian
Komunikasi, Informasi, dan Komunikasi, Informasi dan Media Hubungan
Media Massa Massa Masyarakat
1 25 18 Program Kerjasama Informasi Persentase pelaksanaan Kerjasama persen N/A 100 persen 2,828,895,000
dengan Media Massa Informasi Dengan Mass Media
Bagian
Hubungan
Masyarakat

Program Peningkatan Persentase Peningkatan Informasi persen N/A 100 persen 488,081,000
Informasi Pelayanan Publik Pelayanan Publik
4 1 14 Program Sosialisasi Persentase penyelenggaraan persen N/A 100 persen 416,560,000
Ketentuan di Bidang Cukai Sosialisasi Peraturan di Bidang
Cukai
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 395,156,100
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 68,400,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 18,650,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 3,745,406,234 Bagian
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Protokol dan
pelayanan administrasi Rumah
perkantoran dan kenyamanan Tangga
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 2,533,736,506
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 339,114,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
1 20 16 Program Peningkatan Persentase layanan kedinasan persen N/A 100 persen 2,644,236,000
Pelayanan Kedinasan Kepala Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah Daerah yang dilaksanakan
Program Peningkatan Persentase layanan keprotokolan persen N/A 100 persen 180,105,100
Pelayanan Keprotokolan yang dilaksanakan
Sekretariat DPRD

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 95 persen 14,282,833,100 Sekretariat


Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap DPRD
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 2,630,145,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 213,810,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 95 persen 2,601,430,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 20 15 Program Peningkatan Persentase keberhasilan persen N/A 100 persen 9,407,408,000
Kapasitas Lembaga pengembangan wawasan
Perwakilan Rakyat Daerah kebangsaan
1 20 17 Program Peningkatan dan persen N/A 100 persen 22,975,000
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1 20 26 Program Penataan Peraturan persen N/A 100 persen 50,000,000
Perundang-Undangan
Unsur Penunjang

1 06 15 Perencanaan Pembangunan 5,199,429,560

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 712,017,360 Badan
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Perencanaan
pelayanan administrasi Pembangunan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 355,360,000 , Penelitian,
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi dan
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 171,415,000 Pengembanga
Kapasitas Sumber Daya fungsi n Daerah
Aparatur
1 06 15 Program Pengembangan persen ketersediaan data/ persen 785 data 70 persen 493,909,500
Data/ Informasi informasi perencanaan terisi dari
798 data
1 06 19 Program Perencanaan persen N/A 197,925,000
Pengembangan Kota-kota
menengah dan besar
1 06 20 Program Peningkatan persen aparatur yang persen N/A 80 persen 350,000,000
Kapasitas Kelembagaan berkemampuan dalam
Perencanaan Pembangunan perencanaan pembangunan
Daerah
1 06 21 Program Perencanaan persen N/A 1,402,648,700
Pembangunan Daerah
1 06 22 Program Perencanaan persen N/A 272,530,000
Pembangunan Ekonomi
1 06 24 Program Perencanaan persen N/A 611,922,000
Prasarana Wilayah dan
Sumber Daya Alam
1 06 23 Program Perencanaan Sosial persen N/A 401,284,000
Budaya
1 05 15 Program Perencanaan Tata persen N/A 230,418,000
Ruang
Penelitian dan 874,943,000
Pengembangan
4 7 18 Program Penelitian dan persen N/A 874,943,000 Badan
Pengembangan Perencanaan
Pembangunan
, Penelitian,
dan
Pengembanga
n Daerah

Keuangan 24,271,092,165

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 99 persen 100 persen 6,834,374,370 Badan
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Keuangan
pelayanan administrasi Daerah
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 75 persen 75 persen 9,746,626,460
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 80 persen 83 persen 74,200,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan persen N/A 369,919,400
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Daerah

1 20 17 Program Peningkatan dan persen N/A 6,866,578,570


Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1 20 23 Program Optimalisasi persen N/A 379,393,365
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
1 21 Kepegawaian 5,462,299,400

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 905,199,720 Badan
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Kepegawaian
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 247,379,200 dan
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi Pengembanga
n SDM
x xx 04 Program Fasilitas Persentase pegawai yang persen N/A 70 248,328,600
Pindah/Purna Tugas PNS berkompeten dalam mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsinya
x xx 05 Program Peningkatan Persentase pegawai yang telah persen N/A 70 3,924,819,380
Kapasitas Sumber Daya memenuhi kompetensi sesuai
Aparatur dengan persyaratan jabatan
Persentase updating data PNS di Pemerintah
persen
Kota Batu N/A 100

Pembangunan Sumber Daya persen N/A 136,572,500


Manusia
Pendidikan dan Pelatihan 454,025,000

1 21 15 Program Pendidikan persen N/A 454,025,000 Badan


Kedinasan Kepegawaian
dan
Pengembanga
n SDM
Unsur Pengawas

Inspektorat 3,216,731,300

x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 65 persen 100 persen 640,973,100 Inspektorat
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 164,600,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 31,190,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 41,998,100
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 147,053,500
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 20 20 Program Peningkatan Sistem persen N/A 1,807,080,900
Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
1 20 21 Program Peningkatan Persentase aparatur pengawas yang persen N/A 25 Aparatur 382,897,200
Profesionalisme Tenaga mendapatkan pendidikan dan
Pemeriksa dan Aparatur pelatihan
Pengawasan
1 20 22 Program Penataan dan persen N/A 938,500
Penyempurnaan Kebijakan
Sistem dan Prosedur
Pengawasan
Unsur Kewilayahan

Kecamatan 15,053,736,000

1 19 16 Program Pemeliharaan Persentase penyelenggaraan persen N/A 100 persen 86,336,000 Kecamatan
Kantrantibmas dan kantrantibnas dan pencegahan Batu
Pencegahan Tindak Kriminal tindak kriminal
1 19 17 Program Pengembangan Persentase masyarakat yang persen N/A 100 persen 276,431,605
Wawasan Kebangsaan memahami wawasan kebangsaaan
1 19 18 Program Kemitraan Persentase peningkatan kegiatan persen N/A 15 persen 102,551,000
Pengembangan Wawasan kerukunan umat beragam , antar
Kebangsaan suku dan etnis
1 19 22 Program Pencegahan Dini dan persen N/A 49,615,000
Penangggulangan Korban
Bencana Alam
1 13 21 Program Pemberdayaan persen N/A 166,216,000
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
1 11 16 Program Penguatan Persentase fasilitasi penguatan persen N/A 100 persen 98,597,956
Kelembagaan PUG dan anak di kecamatan
Pengarusutamaan Gender
dan Anak
1 11 18 Program Peningkatan Peran Persentase fasilitasi Peningkatan persen N/A 100 persen 602,363,100
Serta dan Kesetaraan Gender Peran Serta dan Kesetaraan Jender
Dalam Pembangunan Dalam Pembangunan
1 09 17 Program Penyelesaian Konflik- persen N/A 18,593,500
Konflik Pertanahan
1 22 15 Program Peningkatan Persentase Peningkatan persen N/A 100 persen 1,279,045,500
Keberdayaan Masyarakat Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan/Kelurahan Perdesaan/Kelurahan
1 22 17 Program Peningkatan persen N/A 100 persen 182,443,600
Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa/Kelurahan
1 18 20 Program Pembinaan dan Persentase pemasyarakatan olah persen N/A 100 persen 179,960,000
Pemasyarakatan Olah Raga raga yang dilaksanakan
1 17 16 Program Pengelolaan Persentase kesenian yang persen N/A 100 persen 307,820,000
Kekayaan Budaya teraktualisasi
1 17 17 Program Pengelolaan Persentase kesenian yang persen N/A 100 persen 156,150,000
Keragaman Budaya teraktualisasi
2 04 16 Program Pengembangan persen N/A 417,057,000
Destinasi Pariwisata
1 17 15 Program Pengembangan Nilai persen N/A 56,530,000
Budaya
Program Pengembangan persen N/A 241,505,000
Pertanian Organik
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 3,081,577,293
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 1,313,033,846
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 52,846,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 404,128,400
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 20 19 Program Pembinaan Dan persen N/A 22,008,000
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
1 20 23 Program Optimalisasi persen N/A 178,550,000
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
1 20 27 Program Penataan Daerah persen N/A 21,661,600
Otonomi Baru
1 19 15 Program Peningkatan persen N/A 146,524,000
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
1 20 17 Program Peningkatan dan persen N/A 27,700,000
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1 20 19 Program Pembinaan Dan persen N/A 29,264,000
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
1 19 15 Program Peningkatan persen N/A 73,808,600 Kecamatan
Keamanan dan Kenyamanan Bumiaji
Lingkungan
1 19 17 Program Pengembangan Persentase masyarakat yang persen N/A 100 persen 75,000,000
Wawasan Kebangsaan memahami wawasan kebangsaaan
1 11 18 Program Peningkatan Peran Persentase fasilitasi Peningkatan persen N/A 100 persen 72,352,000
Serta dan Kesetaraan Gender Peran Serta dan Kesetaraan Jender
Dalam Pembangunan Dalam Pembangunan
1 08 16 Program Pengendalian persen N/A 45,889,635
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
1 22 15 Program Peningkatan Persentase Peningkatan persen N/A 100 persen 185,675,000
Keberdayaan Masyarakat Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan/Kelurahan Perdesaan/Kelurahan
1 22 17 Program Peningkatan persen N/A 100 persen 105,907,100
Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa/Kelurahan
1 22 18 Program Peningkatan persen N/A 335,160,600
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
1 22 19 Program Peningkatan Peran persen N/A 149,024,400
Perempuan di
Perdesaan/Kelurahan
1 25 15 Program Pengembangan persen N/A 93,066,000
Komunikasi, Informasi, dan
Media Massa
2 04 16 Program Pengembangan persen N/A 122,276,800
Destinasi Pariwisata
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 1,064,710,520
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 418,492,245
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 05 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen N/A 100 persen 14,850,000
Kapasitas Sumber Daya fungsi
Aparatur
1 20 19 Program Pembinaan Dan persen N/A 87,509,600
Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa
1 02 19 Program Promosi Kesehatan persen N/A 13,982,300 Kecamatan
dan Pemberdayaan Junrejo
Masyarakat
1 19 16 Program Pemeliharaan Persentase penyelenggaraan persen N/A 100 persen 107,760,000
Kantrantibmas dan kantrantibnas dan pencegahan
Pencegahan Tindak Kriminal tindak kriminal
1 19 17 Program Pengembangan Persentase masyarakat yang persen N/A 100 persen 200,071,000
Wawasan Kebangsaan memahami wawasan kebangsaaan
1 11 16 Program Penguatan Persentase fasilitasi penguatan persen N/A 100 persen 28,625,000
Kelembagaan PUG dan anak di kecamatan
Pengarusutamaan Gender
dan Anak
1 11 18 Program Peningkatan Peran Persentase fasilitasi Peningkatan persen N/A 100 persen 113,190,000
Serta dan Kesetaraan Gender Peran Serta dan Kesetaraan Jender
Dalam Pembangunan Dalam Pembangunan
1 08 15 Program Pengembangan persen N/A 17,802,500
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
1 08 16 Program Pengendalian persen N/A 7,580,000
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
1 22 15 Program Peningkatan Persentase Peningkatan persen N/A 100 persen 128,250,000
Keberdayaan Masyarakat Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan/Kelurahan Perdesaan/Kelurahan
1 22 17 Program Peningkatan persen N/A 100 persen 57,503,000
Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa/Kelurahan
1 22 18 Program Peningkatan persen N/A 37,460,000
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
1 18 16 Program Peningkatan Peran persen N/A 21,570,000
Serta Kepemudaan
1 18 20 Program Pembinaan dan persen N/A 160,742,000
Pemasyarakatan Olah Raga
1 17 17 Program Pengelolaan persen N/A 47,586,000
Keberagaman Budaya
Program Pengembangan persen N/A 10,820,000
Pertanian Organik
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen N/A 100 persen 1,294,142,267
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap
pelayanan administrasi
perkantoran dan kenyamanan
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen N/A 100 persen 438,171,033
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
x xx 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pemenuhan penunjang persen N/A 100 persen 11,250,000
Aparatur peningkatan disiplin aparatur
Unsur Pemerintahan Umum
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik 6,059,408,924

1 19 17 Program Pengembangan Jumlah Pemuda berprestasi di persen 100 persen 100 persen 201,309,324 Dinas
Wawasan Kebangsaan bidang Kebangsaan Pendidikan
x xx 01 Program Pelayanan Persentase kepuasan persen 80 persen 100 persen 679,825,980 Kantor
Administrasi Perkantoran masyarakat/aparatur terhadap Kesatuan
pelayanan administrasi Bangsa dan
perkantoran dan kenyamanan Politik
x xx 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana dan prasarana persen 70 persen 100 persen 161,239,000
dan Prasarana Aparatur aparatur yang layak fungsi
1 21 16 Program Peningkatan Persentase kelembagaan yang tepat persen 90 persen 100 persen 7,900,000
Kapasitas Sumberdaya fungsi
Aparatur
x xx 06 Program Peningkatan Persentase dokumenpelaporan persen N/A 100 persen 15,000,000
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan yang
Pelaporan Capaian Kinerja disusun tepat waktu
dan Keuangan
1 19 15 Program Peningkatan persen N/A 190,237,000
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
1 19 16 Program Pemeliharaan Persentase penyelenggaraan persen 100 persen 100 persen 591,330,500
Kantrantibmas dan kantrantibnas dan pencegahan
Pencegahan Tindak Kriminal tindak kriminal
1 19 17 Program Pengembangan persen N/A 3,062,256,600
Wawasan Kebangsaan
1 19 18 Program Kemitraan persen N/A 338,430,220
Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
1 19 21 Program Pendidikan Politik persen N/A 235,775,000
Masyarakat
1 5 28 Program Pemantapan dan persen N/A 576,105,300
Penguatan Kelembagaan
Demokrasi
Tabel 7.3
Indikasi Rencana Program Prioritas Perangkat Daerah yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Kota Batu Tahun 2019-2020
(Nomenklatur Program Permendagri 13 2006 dengan Restrukturisasi Kinerja)

Perangkat
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun Daerah
Bidang Urusan
2019-2020 Penanggung
Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Kode Satuan Jawab
Program Prioritas Program (outcome)
2019 2020
Pembangunan
T Rp T Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Urusan Wajib yang
Berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
1 01 Pendidikan

1 01 16 Program Wajib Belajar Angka Partisipasi Kasar persen 100 persen 28,289,591,567 100 persen ############ Dinas
Pendidikan Dasar Sekolah Dasar Pendidikan
Sembilan Tahun
1 01 23 Program Pendidikan Non Angka Kelulusan Paket persen 100 persen 2,945,891,020 100 persen 1,899,401,248
Formal dan Anak Usia A/B/C
Dini
1 01 22 Program Manajemen Meningkatnya Pengelolaan persen 100 persen 11,939,011,600 100 persen ############
Pelayanan Pendidikan Manajemen Pelayananan
Pendidikan
1 01 20 Program Peningkatan Persentase pendidik yang persen 93 persen 1,747,347,343 94 persen 3,004,500,000
Mutu Pendidik dan mendapatkan ijasah
Tenaga Kependidikan minimal D-IV/S1 yang
telah difasilitasi
1 01 1 Program Pelayanan Cakupan Kesekretariatan persen 100 persen 15,168,153,110 100 persen ############
Kesekretariatan Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
1 02 Kesehatan

1 02 33 Program Pembinaan Rasio Puskesmas per 40,799 6,414,668,316 40,799 7,857,280,967 Dinas
Lingkungan Sosial satuan penduduk Kesehatan
(idealnya 1 Puskesmas
melayani 30.000
1 02 35 Program Peningkatan Cakupan desa siaga aktif persen 100 persen 874,740,000 100 persen 6,165,133,150
Kesehatan dan
Persentase Rumah tangga persen 62 persen 65 persen
Pemberdayaan
sehat
Masyarakat
Persentase UKBM aktif persen 99 persen 100 persen

1 02 36 Program Pencegahan Prevalensi penyakit persen 37.1 persen 2,348,593,240 37 persen 2,934,632,000
dan Penanggulangan hipertensi
Penyakit Menular dan Prevalensi penyakit persen 6.9 persen 6.8 persen
Tidak Menular Diabetes Melitus
Prevalensi penduduk persen 0.17 persen 0.16 persen
dengan gangguan jiwa
Prevalensi obesitas persen 15.4 persen 15.3 persen

Angka Notifikasi Kasus persen 78 persen 82 persen


Tuberculosis
Success Rate Kasus persen 85 persen 86 persen
Tuberculosis
Prevalensi HIV/ AIDS persen 0.41 persen 0.41 persen
pada kelompok umur 15-
Prevalensi kecacingan persen 0.2 persen 0.2 persen
pada anak usia sekolah
Incidence rate DBD 9.31/100.000 9.31/100.000
penduduk penduduk
Prevalensi diare persen 2.5 persen 2.2 persen

Prevalensi hepatitis B persen 0.2 persen 0.3 persen

Prevalensi hepatitis C persen 0.003 persen 0.0035


persen
Prevalensi pneumonia persen 1 persen 1 persen
pada balita
1 02 34 Program Peningkatan Persentase Puskesmas persen 20 persen 9,250,639,222 0 persen ############
Pelayanan dan terakreditasi paripurna
Standarisasi Sumber Angka kontak peserta JKN persen 92 persen 95 persen
Daya Kesehatan di Puskesmas
Persentase fasilitas persen 33 persen 50 persen
pelayanan kesehatan
rujukan terakreditasi
Rasio tenaga medis per rasio 9.9 10
satuan penduduk
Rasio tenaga perawat per rasio 25.6 26
satuan penduduk
Rasio tenaga bidan per rasio 24.8 25
satuan penduduk
Persentase ketersediaan persen 78 persen 80 persen
obat, alkes, obat
tradisional dan makanan
yang memenuhi syarat
kesehatan
Persentase ketersediaan persen 90 persen 92 persen
obat dan vaksin
Persentase Puskesmas persen 45 persen 45 persen
dan fasilitas pelayanan
kesehatan swasta
menjalankan pelayanan
kefarmasian sesuai
1 02 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 3,839,169,772 100 persen 3,839,169,772
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
1 03 Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
1 03 31 Program Peningkatan Persentase Sarana dan Persen 70 persen 4,395,000,000 70 persen 4,395,000,000 Dinas
dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Pekerjaan
Sarana dan Prasarana Air yang dibangun dan Umum dan
Sumber Daya Air dipelihara Penataan
Ruang
Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Penataan
1 03 32 Program Peningkatan Persentase Sarana dan 70 persen 19,867,153,562 70 persen 317,000,000 Ruang
dan Pemeliharaan Prasarana Kebinamargaan
Sarana dan Prasarana yang dibangun dan
Kebinamargaan dipelihara
1 03 33 Program Penataan dan persentase Lahan atau persen 3 persen 326,079,500 3 persen 150,000,000
Pengendalian Kawasan yang sesuai
Pemanfaatan Ruang RTRW
1 03 34 Program Peningkatan Persentase jumlah persen 51 persen 3,487,653,643 56 persen ############
dan Pemeliharaan PJU/PJL kondisi baik
Sarana dan Prasarana
Penerangan Jalan
1 06 24 Pembinaan Lingkungan Persentase pembinaan Persen 100 persen 2,959,192,700 100 persen 2,959,192,700
Sosial lingkungan sosial bidang
pekerjaan umum
1 03 1 Program Pelayanan Pelayanan Kesekretariatan Persen 100 persen 11,489,920,595 100 persen ############
Kesekretariatan Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
1 04 Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman

1 04 18 Program Pengembangan, Cakupan ketersediaan Persen 80.76 persen 4,874,109,716 81.11 persen 4,874,109,716 Dinas
Pengelolaan Perumahan rumah layak huni Perumahan,
dan Permukiman Kawasan
Permukiman
1 04 20 Program Penataan dan Presentase infrastruktur Persen 86 persen 30,898,712,247 88 persen ############ Dan
Pengendalian Bangunan pemukiman dalam kondisi Pertanahan
baik
1 04 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 2,460,047,118 100 persen 2,460,047,118
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
1 05 Ketenteraman,
Ketertiban Umum, dan
Pelindungan
Masyarakat
1 05 23 Program Pembinaan, Persentase penyelesaian persen 100 persen 174,375,000 100 persen 333,040,340 Satuan Polisi
Pengawasan dan pelanggaran perda Pamong Praja
Penegakan Pelaksanaan
Peraturan Perundang-
undangan Daerah
1 05 24 Program Peningkatan Persentase persen 100 persen 328,690,000 100 persen 786,550,000
Ketertiban Umum dan penyelenggaraan
Ketentraman kantrantibnas dan
Masyarakat pencegahan tindak
1 05 25 Program Pemberdayaan Persentase penanganan persen 100 persen 421,650,000 100 persen 2,216,835,000
Keamanan dan terhadap gangguan
Perlindungan masyarakat
1 05 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 2,755,369,500 100 persen 2.42.333.660,0
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat 0
Perangkat Daerah Daerah
1 05 26 Program Peningkatan 1. Persentase Persen 92 persen 978,776,770 95 persen 5,851,824,480 Dinas
Kesiapsiagaan dan terpenuhinya sarana dan Penggulangan
Pencegahan Bahaya prasarana Pencegahan Kebakaran
Kebakaran Bahaya Kebakaran yang
memenuhi standar
2. Jumlah SDM /relawan
kebakaran yang terlatih
(134 orang)
1 05 27 Program Penanganan Persentase penanganan Persen 100 persen 218,184,000 100 persen 8,220,897,720
Bahaya Kebakaran kejadian kebakaran
1 05 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 4,643,904,880 100 persen 4,643,904,880
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
1 05 31 Program Pencegahan Persentase desa/ persen 45.8 persen 632,385,400 62.5 persen 1,185,000,000 Badan
dan Kesiapsiagaan kelurahan tangguh yang Penanggulang
Bencana terbentuk an Bencana
1 05 32 Program Kedaruratan Persentase kejadian persen 100 persen 1,500,000,000 100 persen 3,290,000,000 Daerah
dan Logistik Bencana bencana yang ditangani
secara darurat dengan
cepat, tepat, dan efektif
1 05 33 Program Rehabilitasi dan Persentase bantuan persen 100 persen 329,749,900 100 persen 575,000,000
Rekonstruksi Pasca rehabilitasi dan
Bencana rekonstruksi pada saat
pasca bencana
1 05 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,000,000,000 100 persen 1,000,000,000
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
1 06 Sosial

1 06 23 Program Pemberdayaan Jumlah Gakin Yang Gakin 2906 800,376,720 4359 446,009,099 Dinas Sosial
Bantuan dan Jaminan Terberdayakan
Sosial
1 06 22 Program Pelayanan Prosentase PMKS yang Persen 32 persen 804,187,600 48 persen 864,955,939
Rehabilitasi dan direhabilitasi
Perlindungan Sosial
1 06 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,436,896,480 100 persen 1,436,896,480
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
Urusan Wajib yang
Tidak Berkaitan
dengan Pelayanan
Dasar
2 01 Tenaga Kerja

2 01 22 Program Pembinaan Jumlah lulusan pelatihan orang 35 orang 674,512,500 45 orang 457,500,000 Dinas
Lingkungan Sosial yang memiliki sertifikasi Penanaman
keahlian Modal
2 01 15 Program Peningkatan Jumlah peserta pelatihan orang 20 orang 651,896,100 25 orang 425,000,000 Pelayanan
Kesempatan dan yang lulus uji ketrampilan Terpadu Satu
Produktivitas Tenaga Pintu dan
Kerja Tenaga Kerja
2 01 17 Program Perlindungan Persentase penyelesaian Persen 75 persen 388,546,000 80 persen 962,000,000
Pengembangan Lembaga kasus perselisihan
Ketenagakerjaan pengusaha pekerja
2 02 Pemberdayaan
Perempuan dan
Pelindungan Anak
2 02 20 Program Pemberdayaan persen Penyelesaian persen 100 persen 1,510,233,778 100 persen 1,510,233,778 Dinas
Perempuan dan Kasus Kekerasan yang Pemberdayaa
Perlindungan Anak terjadi n
Perempuan,
Perlindungan
Anak,
Pengendalian
Penduduk
2 02 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,087,376,390 100 persen 1,087,376,390
dan KB
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
2 07 Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa

2 07 21 Program Pemberdayaan Persentase desa yang persen 100 persen 449,999,700 100 persen 449,999,700 Dinas
Masyarakat dan diberdayakan oleh Pemberdayaa
Peningkatan pemerintah desa n
Pembangunan Desa Perempuan,
Perlindungan
Anak,
Pengendalian
Penduduk
dan KB

2 08 Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana
2 08 22 Program Keluarga Persentase kelahiran (TFR) Persen 1.86 2,841,468,132 1.83 2,485,000,000 Dinas
Berencana Pemberdayaa
n
Perempuan,
2 08 23 Program Pembinaan dan Persentase pembinaan Persen 100 persen 200,210,500 100 persen 200,210,500 Perlindungan
Pengendalian Laju terhadap remaja Anak,
Penduduk Pengendalian
Penduduk
dan KB
2 03 Pangan

2 03 2 Program Ketersediaan Persentase rumah tangga Persen 14.24 persen 4,310,399,600 21.36 persen 4,210,000,000 Dinas
dan Distribusi Pangan yang terpenuhi Ketahanan
ketersediaan pangan Pangan
2 3 3 Program Konsumsi dan Persentase rumah tangga Persen 40 persen 716,048,200 60 persen 1,205,000,000
Keamanan Pangan pengkonsumsi pangan
B2SA
1 06 24 Pembinaan Lingkungan Persentase pembinaan Persen 100 persen 200,000,000 100 persen 200,000,000
Sosial lingkungan bidang pangan
2 3 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 707,387,200 100 persen 707,387,200
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
2 05 Lingkungan Hidup

2 05 27 Program Pengelolaan Prosentase cakupan area Persen 100 persen 19,495,576,900 100 persen ############ Dinas
Persampahan dan pelayanan Lingkungan
Pengembangan Hidup
Pertamanan
2 05 25 Program Peningkatan Persentase Jumlah Persen 100 persen 957,600,200 100 persen 2,737,928,714
Penataan dan Penaatan Dokumen Pelaku Usaha yg
Pengelolaan Lingkungan terpantau
Hidup
2 05 26 Program Pengendalian Prosentase kualitas Persen 100 persen 2,794,623,020 100 persen 1,503,260,000
Pencemaran dan pengendalian pencemaran
Pemeliharaan dan perusakan
Lingkungan Hidup lingkungan hidup
2 05 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 7,086,408,580 100 persen 7,086,408,580
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
1 04 Pertanahan

1 04 21 Program Penataan, Persentase luas lahan Persen 0.3 persen 3,417,054,758 0.3 persen 3,417,054,758 Dinas
Penguasaan, Pemilikan, bersertifikat Perumahan,
Penggunaan dan Kawasan
Pemanfaatan Tanah Permukiman
Dan
Pertanahan
2 06 Administrasi
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
2 06 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 6,815,945,003 100 persen 7,315,945,003 Dinas
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat Kependudud
Perangkat Daerah Daerah ukan dan
2 06 15 Program Penataan Persentase ketepatan Persen 1 734,750,000 1 749,646,250 Pencatatan
Administrasi waktu pelayanan Sipil
Kependudukan dokumen pendaftaran
penduduk (KTP-el dan KK)
2 06 16 Program Penataan Persentase ketepatan Persen 91 persen 410,000,000 92 persen 475,500,000
Administrasi Pencatatan waktu pengurusan
Sipil dokumen pencatatan sipil
(akta kelahiran dan akta
kematian)
Persentase ketepatan Persen 91 persen 92 persen
waktu pelayanan akta
perkawinan, pengesahan
anak dan perceraian
2 06 17 Program Peningkatan Persentase data registrasi Persen 97 persen 842,000,000 98 persen 790,000,000
Kualitas dan kependudukan yang valid
Ketersediaan
Data/Informasi
Kependudukan
2 09 Perhubungan

2 09 17 Program peningkatan Persentase kendaraan Persen 80 persen 820,194,416 85 persen 1,253,377,507 Dinas
pelayanan angkutan angkutan umum yang Perhubungan
melayani masyarakat
2 09 20 Program Penataan Parkir persentase pelanggaran Persen 17 persen 602,562,500 17 persen 360,000,000
dan Pengendalian perparkiran
Operasi
2 09 19 Program Peningkatan Persentase ketersediaan Persen 82 persen 2,774,168,964 84 persen 7,205,000,000
dan Pengamanan kebutuhan fasilitas
Lalulintas Jalan perlengkapan jalan
Dinas
Perhubungan

2 09 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 2,756,430,920 100 persen 2,756,430,920
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
2 09 21 Program Peningkatan
Kinerja Pelayanan UPT
Pengujian Kendaraan
Bermotor
2 10 Komunikasi dan
Informatika
2 10 10 Program Peningkatan Persentase informasi yang Persen 70 persen 476.382.000 70 persen 476.382.000 Dinas
Efektifitas Pengelolaan disediakan melalui media Komunikasi
dan Pelayanan Informasi resmi pemerintah dan
Publik Informatika
2 10 12 Program Peningkatan Persentase pemberdayaan Persen 100 persen 238,370,800 100 persen 238,370,800
Efektifitas Komunikasi jejaring komunikasi publik
Publik
2 10 11 Program Optimalisasi Jumlah Fasilitas Umum fasum 30 3,950,697,600 30 3,000,000,000
Pemanfaatan Teknologi yang terakses Jaringan
Informasi internet
Jumlah OPD yang jumlah 5 3
terintegrasi
2 10 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,431,100,500 100 persen 1,431,100,500
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
2 11 Koperasi, Usaha Kecil,
dan Menengah
2 11 10 Program Pengembangan Persentase koperasi aktif persen 71.57 persen 120,624,500 72 persen 626,467,000 Dinas
dan Peningkatan Koperasi,
Koperasi Usaha Mikro
2 11 11 Program Pengembangan Jumlah wirausaha baru WUB 1366 WUB 3,200,000,000 1391 WUB 3,543,202,000 dan
dan Pemberdayaan yang tumbuh Perdagangan
Usaha Mikro Jumlah usaha mikro yang Unit 379 unit 429 unit
produksinya meningkat
1 06 24 Pembinaan Lingkungan Persentase Pembinaan Persen 100 persen 720,517,500 100 persen 720,517,500
Sosial Lingkungan Sosial bidang
koperasi, umkm, industri
dan perdagangan
2 11 1 Program Pelayanan Persentase Pelayanan Persen 100 persen 2,052,545,500 100 persen 2,052,545,500
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
2 12 Penanaman Modal

2 12 18 Program Peningkatan Penambahan realisasi miliyar 100 M 1,208,625,700 120 M 590,600,000 Dinas
Realisasi Penanaman investasi Penanaman
Modal Modal
2 12 19 Program Peningkatan Persentase permohonon Persen 82 persen 350,402,500 86 persen 648,000,000 Pelayanan
Pelayanan Perijinan perizinan yang diterbitkan Terpadu Satu
2 12 20 Program Pengembangan Persentase pengaduan Persen 100 persen 112,992,500 100 persen 75,000,000 Pintu Dan
Kinerja, Informasi dan perijinan yang Tenaga Kerja
Pelayanan Pengaduan diselesaikan
1 01 Kepemudaan dan Olah
Raga
1 01 24 Program Pembinaan Persentase Pemuda Persen 100 persen 1,350,799,960 100 persen 1,350,799,960 Dinas
Peran Serta Pemuda dan Prestasi Pendidikan
Olahraga
2 10 Statistik dan
Persandian
2 10 13 Program Pengembangan Persentase komponen Persen 25 persen 1,358,316,600 25 persen 265,000,000 Dinas
Statistik dan Keamanan layanan persandian yang Komunikasi
Persandian Daerah dilaksanakan dan
Informatika
2 16 Kebudayaan

2 16 13 Program Pembinaan dan Persentase nilai tradisi Persen 100 persen 2,512,715,700 100 persen 4,049,600,000 Dinas
Pengembangan Budaya budaya yang Pariwisata
teraktualisasi ( persen)
Persentase Benda, Situs, Persen 36.05 persen 47.67 persen
dan kawasan budaya yang
dilestarikan ( persen)
Persentase kesenian yang Persen 100 persen 100 persen
teraktualisasi ( persen)
2 17 Perpustakaan

2 17 10 Program Peningkatan Jumlah kunjungan jumlah 125000 407,889,000 150000 720,000,000 Dinas
Budaya Baca dan perpustakaan Perpustakaan
Pelayanan Perpustakaan dan
2 17 12 Program Pembinaan dan Jumlah perpustakaan Jumlah 531,768,150 6 desa/ kel Kearsipan
Pengembangan desa/ kelurahan yang
Perpustakaan dan terstandarisasi
Kearsipan
2 17 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1.755.765.500 100 persen 1.755.765.500
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
2 18 Kearsipan

2 18 11 Program Peningkatan Jumlah PD yang PD 9 397,056,500 17 627,000,000 Dinas


Efektifitas Tata Kelola melaksanakan tata kelola Perpustakaan
Kearsipan Arsip yang Baku dan
Kearsipan
Urusan Pilihan

3 02 Pariwisata

3 02 10 Program Pembinaan Persentase pengembangan Persen 16.05 persen 1,493,706,048 35.80 persen 2,000,000,000 Dinas
Pengembangan Produk sarana prasarana Pariwisata
dan Destinasi Pariwisata penunjang daya tarik desa
wisata maju ( persen)

Persentase usaha jasa Persen 20.41 persen 25.51 persen


yang tersertifikasi (
3 02 12 Program Pembinaan dan Jumlah SDM Pariwisata jumlah 60 602,380,600 60 1,700,000,000
Pengembangan Sumber yang tersertifikasi (orang)
Daya Manusia Pariwisata Jumlah kelompok jumlah 1 1
pengelola desa wisata
maju (kelompok)
3 02 11 Program Promosi dan Cakupan wilayah 3 2,995,166,222 3 2,995,166,222
Pemasaran Pariwisata pemasaran wisatawan
nusantara
Jumlah event tematik 4 5
agenda tahunan (event)
3 02 1 Program Pelayanan cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,421,621,030 100 persen 1,421,621,030
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
3 03 Pertanian

3 03 11 Program Pengembangan a. Jumlah Produktivitas Dinas


Tanaman Pangan dan Tanaman Pangan Pertanian
Perkebunan - Padi 6.206 1,193,652,750 6.213 935,000,000

- Jagung 50.1 50.15

b. Jumlah Produktivitas
Tanaman Perkebunan
- Kopi 2.764 705,000,000 2.792 740,000,000

3 03 10 Program Pengembangan Jumlah Produktivitas 4,755,092,170 8,500,000,000


Tanaman Holtikultura Tanaman Holtikultura
3 03 12 Program Pengembangan Persentase Persen 50 persen 2,880,439,056 60 persen 4,060,675,000
Prasarana, Sarana dan poktan/gapoktan yang
Pembiayaan Pertanian menerapkan teknologi
pertanian
Persentase lahan Persen 40 persen 45 persen
pertanian yang terfasilitasi
jalan pertaniannya (JUT &
JAPRO)
Persentase lahan Persen 25 persen 28 persen
pertanian yang terfasilitasi
irigasi pertaniannya
(JITUT & JIDES)
Persentase lahan Persen 2.9 persen 4.1 persen
pertanian yang
Persentase poktan yang Persen 29.33 persen 32.9 persen
terpenuhi kebutuhan
pupuknya
Jumlah petani yang 500 orang 500 orang
terpenuhi
pembiayaan/investasi
pertaniannya
3 03 14 Program Peningkatan Jumlah kelompok tani 6 poktan 2,244,068,100 9 poktan 470,000,000
Efektifitas Penyuluhan yang meningkat kelasnya
Pertanian Jumlah penyuluh 4 penyuluh 6 penyuluh
pertanian yang meningkat
kualifikasinya
3 03 18 Program Pengembangan Produktivitas Tanaman 5,780,000,000 6,285,000,000
Tanaman Pangan dan Pangan dan perkebunan
Perkebunan Organik Organik
3 03 16 Program Pembinaan Persentase pembinaan Persen 100 persen 1,047,565,800 100 persen 1,047,565,800
Lingkungan Sosial sosial bidang pertanian
3 03 17 Program Pengembangan Produktivitas Tanaman 4,160,139,370 4,160,139,370
Tanaman Holtikultura hortikultura Organik
Organik
3 03 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 2,528,235,563 100 persen 2,528,235,563
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
3 03 13 Program Pengembangan
Usaha Peternakan dan
Perikanan
3 06 Perdagangan

3 06 15 Program Pengembangan Persentase pertumbuhan persen 4.52 persen 50,046,000 4.54 persen 5,972,938,000 Dinas
dan Pembinaan Usaha omzet pasar rakyat Koperasi,
Perdagangan Usaha Mikro
3 06 16 Program Peningkatan Persentase pedagang wajib persen 70 persen 322,500,000 72 persen 346,688,000 dan
Kinerja Pelayanan UPT retribusi lingkup kerja Perdagangan
Pasar UPT Pasar yang tertib
3 07 Perindustrian

3 07 2 Program Pembinaan Jumlah IKM yang IKM 355 IKM 32,732,500 395 IKM 276,196,000 Dinas
Industri produktivitasnya Koperasi,
meningkat
Jumlah IKM unit 111 unit 131 unit Usaha Mikro
terstandarisasi dan
Unsur Pendukung

4 01 Sekretriat Daerah

4 01 2 Program Penataan tersusunnya produk persen 100 persen 1,029,359,500 100 persen 1,203,382,800 Bagian
Peraturan Perundang hukum daerah, serta Hukum
Undangan dan tersedianya informasi,
Pelayanan Hukum dokumentasi dan
pelayanan informasi
hukum secara luas
tentang hukum dan
perundang-undangan
sehingga meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 577,218,800 100 persen 577,218,800
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 3 Program Peningkatan Persentase kebijakan Persen 100 persen 1,686,821,299 100 persen 1,686,821,299 Bagian
Penyelenggaraan Tata pemerintahan dan Administrasi
Pemerintahan otonomi daerah yang Pemerintaha
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 711,297,100 100 persen 711,297,100 n dan
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat Otonomi
Perangkat Daerah Daerah Daerah
4 01 4 Program Peningkatan Persentase kebijakan Persen 100 persen 1,358,613,570 100 persen 1,358,613,570 Bagian
Efektifitas Kelembagaan Peningkatan Efektifitas Organisasi
dan Ketatalaksanaan Kelembagaan dan
Perangkat Daerah Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah yang
disusun
4 01 1 Program Pelayanan Capaian Pelayanan Persen 100 persen 383,704,830 100 persen 383,704,830
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 5 Program Pelayanan Persentase pelayanan Persen 100 persen 873,555,400 100 persen 873,555,400 Bagian
Administrasi Administrasi Administrasi
Perekonomian dan Perekonomian dan Perekonomia
Pembangunan Pembangunan n dan
4 01 14 Program Sosialisasi Persentase Sosialisasi Persen 100 persen 352,781,000 100 persen 352,781,000 Pembanguna
Ketentuan Di Bidang Ketentuan Di Bidang n
Cukai Cukai
4 01 15 Program Pemberantasan Persentase kebijakan Persen 100 persen 67,043,500 100 persen 67,043,500
Cukai Ilegal Pemberantasan Cukai
Ilegal yang disusun
Bagian
Administrasi
Perekonomia
n dan
Pembanguna
n

4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 473,329,900 100 persen 473,329,900
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 6 Program Pembinaan Persentase Koordinasi persen 100 persen 15,000,000,000 100 persen ############ Bagian
Kemasyarakatan kegiatan Kemasyarakatan Administrasi
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,200,000,000 100 persen ############ Kesejahteraa
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat n Rakyat dan
Perangkat Daerah Daerah Sosial
4 01 7 Program Peningkatan Cakupan Pengelolaan Persen 100 persen 1,259,068,400 100 persen 1,259,068,400 Bagian
Efektifitas Pengelolaan Pengadaan Barang dan Layanan
Pengadaan Barang dan Jasa Pengadaan
Jasa
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 459,008,100 100 persen 459,008,100
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 17 Program Peningkatan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 5,548,335,800 100 persen 5,548,335,800 Bagian
Efektivitas Pelayanan Bagian Umum Umum
Umum Sekretariat
Daerah
4 01 8 Program Peningkatan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 3,050,557,400 100 persen 3,050,557,400 Bagian
Efektifitas Pelayanan Kehumasan Hubungan
Kehumasan Masyarakat
4 01 14 Program Sosialisasi Persentase Sosialisasi Persen 100 persen 360,760,000 100 persen 360,760,000
Ketentuan Di Bidang Ketentuan Di Bidang
Cukai Cukai
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 549,662,000 100 persen 549,662,000
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 9 Program Peningkatan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 2,056,294,480 100 persen 2,056,294,480 Bagian
Pelayanan Kedinasan, Kedinasan, Keprotokolan Protokol dan
Keprotokolan dan dan Kerumahtangaan Rumah
Kerumahtangaan KDH/WKDH Tangga
KDH/WKDH
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 7,657,452,150 100 persen 7,657,452,150
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 Sekretariat DPRD

4 01 13 Program Peningkatan Persentase kegiatan Persen 95 persen 20,389,818,400 95 persen 9,407,408,000 Sekretariat
Kapasitas Lembaga peningkatan kapasitas DPRD
Perwakilan Rakyat DPRD yang terlaksana
Daerah
4 01 16 Program peningkatan Persentase pelaporan Persen 100 persen 65,266,150 100 persen 65,266,150
pengembangan sistem capaian kinerja dan
pelaporan capaian keuangan (DPRD) tepat
kinerja dan keuangan waktu
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 8,768,516,581 100 persen 8,768,516,581
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
Unsur Pengawas

4 02 Inspektorat

4 02 2 Program Peningkatan Persentase Desa yang persen 85 persen 580,697,400 90 persen 2,186,185,287 Inspektorat
Sistem Pengawasan akuntabilitas
Internal dan keuangannya baik
Pengendalian Persentase rekomendasi persen 85 persen 90 persen
Pelaksanaan Kebijakan pemeriksaan yang
KDH ditindaklanjuti
Persentase kasus persen 100 persen 100 persen
pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti
4 02 3 Program Pengembangan Persentase LAKIP OPD persen 75 persen 28,215,400 100 persen 156,470,908
Sistem Pelaporan yang berkualitas
Capaian Kinerja dan
Laporan Keuangan
4 02 4 Program Perlindungan Persentase Perlindungan Persen 100 persen 1,223,514,700 100 persen 1,223,514,700
Pemerintahan dan Pemerintahan dan
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah
yang dilakukan
4 02 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,384,429,300 100 persen 1,384,429,300
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
Unsur Penunjang

4 03 Perencanaan

4 03 15 Program Penyusunan persen usulan program persen 35 persen 1,197,136,920 40 persen 2,200,000,000 Badan
Perencanaan, stakeholder yg Perencanaan
Pengendalian dan terakomodir dalam Pembanguna
Pelaporan Pembangunan persen keselarasan persen 85 persen 90 persen n, Penelitian
Daerah dokumen rencana dan
perangkat daerah thdp Pengembanga
dokumen rencana n Daerah
pembangunan daerah
4 03 14 Program Perencanaan persen keselarasan persen 80 persen 50,000,000 90 persen 50,000,000
Tata Ruang Wilayah renstra dan renja
terhadap arahan RTRW
Persentase hasil persen 70 persen 80 persen
penelitian/ kajian yang
ditindaklanjuti dalam
perencanaan
4 03 16 Program Perencanaan Persentase hasil Persen 63 persen 579,277,000 63 persen 579,277,000
Pembangunan Manusia, penelitian/ kajian yang
Sosial Budaya dan ditindaklanjuti dalam
Pemerintahan perencanaan
pembangunan
4 03 17 Program Perencanaan Persentase hasil Persen 63 persen 506,007,600 63 persen 506,007,600
Pembangunan Ekonomi, penelitian/ kajian yang
SDA, Infrastruktur dan ditindaklanjuti dalam
Wilayah perencanaan
pembangunan
4 03 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,261,764,979 100 persen 1,261,764,979
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 07 Penelitian dan
Pengembangan
4 07 18 Program Penelitian dan Persentase hasil penelitian Persen 63 persen 799,037,000 72 persen 975,000,000 Badan
Pengembangan yang ditindaklanjuti dalam Perencanaan
perencanaan Pembanguna
n, Penelitian
dan
Pengembanga
n Daerah

4 04 Keuangan

4 04 2 Program Peningkatan Persentase potensi PAD Persen 10 persen 1,553,267,200 10 persen 1,553,267,200 Badan
Pengelolaan dan yang dikembangkan Keuangan
Pengembangan Potensi Daerah
Pendapatan Asli Daerah
4 04 3 Program Optimalisasi Persentase pertumbuhan Persen 7 persen 589,512,806 7 persen 589,512,806
Penerimaan Pendapatan realisasi penerimaan PAD
Asli Daerah
4 04 4 Program Pengendalian Persentase SKPD dengan Persen 80 persen 639,037,700 85 persen 558,026,000
Kas dan Penatausahaan realisasi belanja diatas 80
Keuangan Daerah persen
4 04 5 Program Penyusunan Penetapan APBD Persen tepat waktu 1,722,831,277 tepat waktu 1,955,465,000
Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah
4 04 6 Program Pelaporan dan Persentase SKPD yang Persen 90 persen 744,608,700 95 persen 887,266,720
Pertanggungjawaban menyusun laporan
Keuangan Daerah pendapatan dan belanja
dengan benar dan sesuai
SAP
4 04 7 Program Peningkatan Persentase SKPD yang Persen 90 persen 1,505,383,300 95 persen 2,749,907,435
Efektifitas Pengelolaan menyusun neraca aset
Barang Milik Daerah dengan benar dan tepat
waktu
4 04 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 13,803,111,535 100 persen ############
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 05 Kepegawaian serta
Pendidikan dan
Pelatihan
4 05 2 Program Peningkatan Persentase pegawai yang Persen 60 persen 2,279,081,385 60 persen 1,254,858,575 Badan
Kapasitas Sumber Daya telah memenuhi Kepegawaian
Aparatur kompetensi sesuai dengan dan
persyaratan jabatan Pengembanga
Persentase updating data Persen 100 persen 100 persen n SDM
PNS di Pemerintah Kota
Batu
4 05 3 Program Penataan dan Persentase kesesuaian Persen 60 persen 1,874,328,800 60 persen 1,874,328,800
Pengembangan Karir Penataan dan
Aparatur Pengembangan Karir
Aparatur
4 05 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,127,366,815 100 persen 1,127,366,815
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
Unsur Kewilayahan

4 01 Kecamatan

4 01 10 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 15,000,000 100 persen 15,000,000 Kecamatan
Administrasi Terpadu Administrasi Terpadu Batu
Kecamatan Kecamatan
4 01 11 Program Peningkatan Persentase Partisipasi Persen 100 persen 3,107,620,071 100 persen 3,107,620,071
Partisipasi Masyarakat Masyarakat Dalam
Dalam Membangun Membangun
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
4 01 12 Program Peningkatan Persentase Kapasitas Persen 100 persen 4,167,129,855 100 persen 4,167,129,855
Kapasitas Aparatur dan Aparatur dan
Kelembagaan Kelembagaan
Pemerintahan Desa / Pemerintahan Desa /
Kelurahan Kelurahan
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,512,148,074 100 persen 1,512,148,074
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 10 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 24,538,000 100 persen 24,538,000 Kecamatan
Administrasi Terpadu Administrasi Terpadu Bumiaji
Kecamatan Kecamatan
4 01 11 Program Peningkatan Persentase Partisipasi Persen 100 persen 335,150,400 100 persen 335,150,400
Partisipasi Masyarakat Masyarakat Dalam
Dalam Membangun Membangun
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
4 01 12 Program Peningkatan Persentase Kapasitas Persen 100 persen 259,144,800 100 persen 259,144,800
Kapasitas Aparatur dan Aparatur dan
Kelembagaan Kelembagaan
Pemerintahan Desa / Pemerintahan Desa /
Kelurahan Kelurahan
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,412,178,800 100 persen 1,412,178,800
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
4 01 11 Program Peningkatan Persentase Partisipasi Persen 100 persen 665,446,330 100 persen 665,446,330 Kecamatan
Partisipasi Masyarakat Masyarakat Dalam Junrejo
Dalam Membangun Membangun
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
4 01 10 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan
Administrasi Terpadu Administrasi Terpadu
Kecamatan Kecamatan
4 01 12 Program Peningkatan Persentase Kapasitas Persen 100 persen 58,976,400 100 persen 58,976,400
Kapasitas Aparatur dan Aparatur dan
Kelembagaan Kelembagaan
Pemerintahan Desa / Pemerintahan Desa /
Kelurahan Kelurahan
4 01 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,470,383,770 100 persen 1,470,383,770
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
Unsur Pemerintahan
Umum
1 05 Kesatuan Bangsa dan
Politik
1 05 29 Program Pencegahan Persentase kejadian Persen 100 persen 765,503,200 100 persen 1,195,440,675 Kantor
dan Penanganan Konflik konflik yang tertangani Kesatuan
Sosial Bangsa dan
Politik
Kantor
Kesatuan
Bangsa dan
1 05 30 Pengembangan Persentase masyarakat Persen 100 persen 2,917,110,400 100 persen 4,368,363,054 Politik
Wawasan Kebangsaan yang memahami wawasan
kebangsaaan
1 05 28 Program Pemantapan Prosentase Persen 100 persen 736,705,100 100 persen 742,582,203
dan Penguatan lembaga/organisasi
Kelembagaan Demokrasi masyarakat yang aktif di
Kota Batu
1 05 1 Program Pelayanan Cakupan Pelayanan Persen 100 persen 1,065,955,700 100 persen 1,065,955,700
Kesekretariatan Kesekretariatan Perangkat
Perangkat Daerah Daerah
Tabel 7.4
Indikasi Rencana Program Prioritas Perangkat Daerah yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Kota Batu Tahun 2021-2022
(Nomenklatur Program Permendagri 90 2019 dan Pemutakhirannya)

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Bidang Urusan Perangkat
Tahun 2021 dan 2022
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Daerah
Kode Satuan 2021 2022
Program Prioritas Program (outcome) Penanggung
Pembangunan T Rp T Rp Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9
URUSAN
PEMERINTAHAN
WAJIB YANG
BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN DASAR

1 01 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PENDIDIKAN

1 01 01 PROGRAM PENUNJANG persentase pemenuhan persen 90 persen 154,799,146,869 90 persen ############# Dinas
URUSAN layanan kesekretariatan Pendidikan
PEMERINTAHAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 01 02 PROGRAM Persentase Rata-rata persen RLS = 8,49 ; 50,596,976,972 15 Persen #############
PENGELOLAAN Lama Sekolah, Harapan HLS = 14,86 ; 50 Persen
PENDIDIKAN Lama Sekolah, APK PAUD, APK PAUD = 40 Persen
APK SD/MI, APK 87,25 ; APK 60 Persen
SMP/MTS, APM SD/MI, SD/MI = 100 8,5 Persen
APM SMP/MTS ; APK 8.5 Persen
SMP/MTs =
100 ; APM
SD/MI = 98 ;
APM
SMP/MTs =
1 01 06 PROGRAM 86,5
PENGEMBANGAN
BAHASA DAN SASTRA
1 01 03 PROGRAM Presentase Rata-rata persen RLS = 8,49 ; RLS = 8,5 ;
PENGEMBANGAN Lama Sekolah, Harapan HLS = 14,86 ; HLS = 15 ;
KURIKULUM Lama Sekolah, APK PAUD, APK PAUD = APK PAUD =
APK SD/MI, APK 87,25 ; APK 88,12 ; APK
SMP/MTS, APM SD/MI, SD/MI = 100 SD/MI = 100
APM SMP/MTS ; APK ; APK
SMP/MTs = SMP/MTs =
100 ; APM 100 ; APM
SD/MI = 98 ; SD/MI = 98,6
APM ; APM
SMP/MTs = SMP/MTs =
1 01 04 PROGRAM PENDIDIK persentase pendidik dan persen 86,5
Persentase 1,113,341,450 87
Persentase 150,000,000
DAN TENAGA tenaga kependidikan yang sertifikasi sertifikasi
KEPENDIDIKAN profesional tenaga tenaga
Pendidik = 55 Pendidik = 60
; Persentase ; Persentase
Nilai Rapor Nilai Rapor
PKG Tenaga PKG Tenaga
Pendidik Pendidik
dengan dengan
predikat predikat
amat baik = amat baik =
45 ; 60 ;
Persentase Persentase
Nilai rapor Nilai rapor
PPK Tenaga PPK Tenaga
Pendidik Pendidik
dengan dengan
1 01 05 PROGRAM Persentase Perizinan persen
PENGENDALIAN pendidikan yang
PERIZINAN direkomendasi
PENDIDIKAN
1 02 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KESEHATAN

1 02 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks kepuasan pegawai persen 90 persen 30,894,923,397 100 persen 35,790,522,700 Dinas Kesehatan
URUSAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 02 02 PROGRAM PEMENUHAN Persentase Indikator persen 100 persen 62,677,753,232 100 persen 61,661,033,073
UPAYA KESEHATAN SPM Bidang Kesehatan
PERORANGAN DAN yang mencapai > 90
UPAYA KESEHATAN persen
MASYARAKAT

1 02 03 PROGRAM Rasio tenaga medis per rasio 10.5 221,823,600 10.5 per 704,761,320
PENINGKATAN satuan penduduk 100rb
KAPASITAS SUMBER penduduk
DAYA MANUSIA
KESEHATAN
1 02 04 PROGRAM SEDIAAN prosentase laik layanan persen 90 persen 139,257,100 90 persen 410,611,000
FARMASI, ALAT kefarmasian dan IRTP
KESEHATAN DAN
MAKANAN MINUMAN
1 02 05 PROGRAM Cakupan kampanye kader/puske < 5 tema 597,915,300 < 5 tema 449,539,000
PEMBERDAYAAN Gerakan Masyarakat smas/posyan
MASYARAKAT BIDANG Hidup Sehat du
KESEHATAN
1 03 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PEKERJAAN
UMUM DAN PENATAAN
RUANG

1 03 01 PROGRAM PENUNJANG persentase pemenuhan persen 100 persen 21,215,720,652 100 persen 18,075,578,253 Dinas Pekerjaan
URUSAN fasilitasi kebutuhan Umum dan
PEMERINTAHAN operasional perkantoran Penataan Ruang
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 03 02 PROGRAM Persentase jaringan irigasi persen 89,34 persen 5,773,585,008 91,29 persen 2,017,124,119
PENGELOLAAN dalam kondisi baik
SUMBER DAYA AIR
(SDA)
1 03 06 PROGRAM Persentase persen 2,20 persen 10,754,243,329 1,80 persen 2,439,271,691
PENGELOLAAN DAN drainase/pembungan
PENGEMBANGAN aliran air tersumbat
SISTEM DRAINASE
1 03 09 PROGRAM PENATAAN persentase kesesuaian persen 85 persen 623,162,550 85 persen 574,855,000
BANGUNAN DAN pemanfaatan ruang
LINGKUNGANNYA dengan RT RW

1 03 10 PROGRAM persentase jumlah persen 70,98 persen 50,338,438,410 66 persen 37,361,995,557


PENYELENGGARAAN PUU/PJL dalam kondisi
JALAN baik
1 03 03 PROGRAM persentase penduduk persen 91.96 persen 7,866,564,022 94,45 persen 4,967,354,258 Dinas
PENGELOLAAN DAN berakses air bersih Perumahan dan
PENGEMBANGAN Kawasan
SISTEM PENYEDIAAN Permukiman
AIR MINUM
1 03 05 PROGRAM persentase rumah persen 96.51 persen 2,286,366,200 99.65 persen 1,316,157,000
PENGELOLAAN DAN tinggal bersanitasi
PENGEMBANGAN
SISTEM AIR LIMBAH
1 03 07 PROGRAM cakupan ketersediaan persen 81.45 persen 18,980,000,269 81.79 persen 27,980,272,744
PENGEMBANGAN rumah layak huni
PERMUKIMAN
1 03 08 PROGRAM PENATAAN persentase jalan persen 90 persen 13,545,259,822 90 persen 23,959,505,187
BANGUNAN GEDUNG lingkungan
permukiman dalam
kondisi baik, persentase
bangunan gedung
negara yang sesuai
dengan persyaratan
teknis
1 03 11 PROGRAM persentase kenaikan SDM persen 90 persen 1,026,194,200 90 persen 652,077,600
PENGEMBANGAN JASA penyedia jasa konstruksi
KONSTRUKSI yang kompeten
1 04 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PERUMAHAN
DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

1 04 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 100 persen 11,489,391,624 100 persen 10,623,775,339 Dinas
URUSAN Layanan Perumahan dan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Kawasan
DAERAH Permukiman
KABUPATEN/KOTA
1 04 02 PROGRAM cakupan ketersediaan persen 81,45 persen 1,326,554,614 81,79 persen 1,326,554,614
PENGEMBANGAN rumah layak huni
PERUMAHAN
1 04 03 PROGRAM KAWASAN Cakupan Ketersediaan persen 99,15 persen 175,000,000 99,15 persen 250,000,000
PERMUKIMAN Rumah layak Huni
1 04 05 PROGRAM Persentase lingkungan persen 50 persen 7,477,779,921 55 persen 3,747,767,258
PENINGKATAN permukiman terlayani
PRASARANA, SARANA PSU
DAN UTILITAS UMUM
(PSU)
1 05 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
KETENTERAMAN DAN
KETERTIBAN UMUM
SERTA
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
1 05 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 9,768,452,798 95 persen 12,403,551,000 Satuan Pamong
URUSAN Layanan Praja
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 05 02 PROGRAM Persentase Pelanggaran persen 70 persen 2,329,960,300 70 persen 1,969,352,500
PENINGKATAN Perda dan Perkada
KETENTERAMAN DAN yang ditindak lanjuti
KETERTIBAN UMUM
1 05 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 8,520,984,199 95 persen 9,980,761,740 Dinas Pemadam
URUSAN Layanan Kebakaran dan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Penyelamatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 05 04 PROGRAM Persentase Cakupan persen 90 persen 3,756,512,720 95 persen 1,208,295,800
PENCEGAHAN, Layanan Kebakaran
PENANGGULANGAN,
PENYELAMATAN
KEBAKARAN DAN
PENYELAMATAN NON
KEBAKARAN
1 05 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 90 persen 3,871,919,458 100 persen 3,772,503,300 Badan
URUSAN Pegawai Penanggulangan
PEMERINTAHAN Bencana Daerah
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 05 03 PROGRAM Indeks Kapasitas persen 4.2 3,874,591,300 4.2 3,525,246,700
PENANGGULANGAN Penanggulangan
BENCANA Bencana Daerah
1 06 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG SOSIAL
1 06 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 4,852,172,253 95 persen 6,651,139,828 Dinas Sosial
URUSAN Layanan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 06 02 PROGRAM Persentase persen 16 persen 2,195,433,150 16 persen 1,467,600,000
PEMBERDAYAAN Pemberdayaan Sosial di
SOSIAL Masyarakat

1 06 04 PROGRAM Persentase pemenuhan persen 16 persen 752,122,300 16 persen 462,366,800


REHABILITASI SOSIAL kebutuhan dasar
Penyandang disabilitas
terlantar, lanjut usia
terlantar serta
Gelandangan dan
Pengemis diluar panti
1 06 05 PROGRAM Persentase GAKIN yang persen 16 persen 13,525,218,400 16 persen 7,943,500,000
PERLINDUNGAN DAN mendapatkan pelayanan
JAMINAN SOSIAL jaminan sosial
1 06 06 PROGRAM Persentase Penanganan persen 16 persen 733,706,900 16 persen 304,010,000
PENANGANAN Bencana
BENCANA
1 06 07 PROGRAM Persentase Pengelolaan persen 16 persen 89,558,675 16 persen 84,073,200
PENGELOLAAN TAMAN TMP
MAKAM PAHLAWAN

URUSAN
PEMERINTAHAN
WAJIB YANG TIDAK
BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN DASAR

2 07 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG TENAGA
KERJA
2 07 03 PROGRAM PELATIHAN Besaran tenaga kerja peserta 50 peserta 138,639,200 40 peserta 500,000,000 Dinas
KERJA DAN yang mendapatkan Penanaman
PRODUKTIVITAS pelatihan berbasis Modal Pelayanan
TENAGA KERJA kompetensi Terpadu Satu
Pintu dan
2 07 04 PROGRAM Persentase pencari persen 100 persen 161,055,490 100 persen 50,537,400 Tenaga Kerja
PENEMPATAN TENAGA kerja yang difasilitasi
KERJA penempatanya
2 07 05 PROGRAM HUBUNGAN Persentase peningkatan persen 100 persen 295,734,900 100 persen 111,463,800
INDUSTRIAL harmonisasi hubungan
industrial
Persentase peningkatan
harmonisasi hubungan
industrial

2 08 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK

2 08 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 100 persen 6,798,103,554 100 persen 7,711,579,100 Dinas
URUSAN layanan kesekretariatan Pemberdayaan
PEMERINTAHAN Perempuan,
DAERAH Perlindungan
KABUPATEN/KOTA Anak,
2 08 02 PROGRAM Persentase OPD yang persen 50 persen 286,863,100 70 persen 127,224,100 Pengendalian
PENGARUSUTAMAAN menerapkan dokumen Penduduk dan
GENDER DAN ARG di Kota Batu Keluarga
PEMBERDAYAAN Berencana
PEREMPUAN
2 08 03 PROGRAM Persentase penurunan persen 25 persen 119,418,800 30 persen 496,047,600
PERLINDUNGAN kasus kekerasan pada
PEREMPUAN perempuan
2 08 04 PROGRAM persentase Keluarga yang 38,261,500 38,261,500
PENINGKATAN mendapatkan layanan persen 10 persen 15 persen
KUALITAS KELUARGA pusat pembelajaran
keluarga (PUSPAGA)
2 08 05 PROGRAM ketersediaan Data Gender persen 20,163,300 20,163,300
PENGELOLAAN SISTEM dan Anak 1 1
DATA GENDER DAN
ANAK
2 08 06 PROGRAM PEMENUHAN Persentase partisipasi persen 70 persen 208,681,800 80 persen 208,681,800
HAK ANAK (PHA) anak yang menjadi nindia nindia
pelopor, Peningkatan
status kota layak anak
2 08 07 PROGRAM Persentase Penurunan persen 25 persen 30 persen 112,971,000
PERLINDUNGAN Kasus kekerasan Pada
KHUSUS ANAK Anak
2 09 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PANGAN
2 09 02 PROGRAM Persentase pengelolaan persen 70 persen 102,760,470 80 persen 20,544,900 Dinas Pertanian
PENGELOLAAN sumber daya ekonomi dan Ketahanan
SUMBER DAYA untuk kedaulatan dan Pangan
EKONOMI UNTUK kemandirian pangan
KEDAULATAN DAN
KEMANDIRIAN PANGAN

2 09 03 PROGRAM Persentase peningkatan persen 84 persen 740,227,786 85 persen 645,234,470


PENINGKATAN diversifikasi dan
DIVERSIFIKASI DAN ketahanan pangan
KETAHANAN PANGAN masyarakat
MASYARAKAT
2 09 04 PROGRAM pesentase penanganan persen 44,89 persen 4,532,210,000 43,08 persen 2,638,169,344
PENANGANAN masyarakat rawan pangan
KERAWANAN PANGAN
2 09 05 PROGRAM Persentase pangan segar persen 63,15 persen 95,193,600 78,94 persen 47,207,900
PENGAWASAN asal tumbuhan (PSAT)
KEAMANAN PANGAN yang aman konsumsi
2 10 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PERTANAHAN

2 10 04 PROGRAM persentase fasilitasi persen Dinas


PENYELESAIAN sertifikasi tanah Perumahan dan
SENGKETA TANAH Kawasan
GARAPAN Permukiman
2 10 10 PROGRAM persentase fasilitasi persen
PENATAGUNAAN TANAH sertifikasi tanah

2 11 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG LINGKUNGAN
HIDUP

2 11 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 100 persen 23,298,177,461 100 persen 27,241,370,883 Dinas
URUSAN Pegawai Lingkungan
PEMERINTAHAN Hidup
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2 11 02 PROGRAM Persentase tersusunnya persen 100 persen 253,510,000 100 persen 162,786,000
PERENCANAAN dokumen perencanaan
LINGKUNGAN HIDUP lingkungan hidup
2 11 03 PROGRAM Persentase pengendalian persen 100 persen 1,010,247,576 100 persen 1,653,707,655
PENGENDALIAN pencemaran dan / atau
PENCEMARAN kerusakan lingkungan
DAN/ATAU KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP

2 11 04 PROGRAM Persentase RTH (taman persen 100 persen 3,631,463,828 100 persen 2,623,091,361
PENGELOLAAN kota, taman pedestrian,
KEANEKARAGAMAN vertikal garden) yang
HAYATI (KEHATI) terpelihara
2 11 05 PROGRAM Persentase pengelolaan persen 100 persen 56,865,820 100 persen 154,513,350
PENGENDALIAN BAHAN limbah B3
BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3) DAN
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN (LIMBAH B3)

2 11 06 PROGRAM PEMBINAAN Persentase ketaatan persen 100 persen 56,946,000 100 Persen 248,216,400
DAN PENGAWASAN masyarakat dan/atau
TERHADAP IZIN pelaku usaha terhadap
LINGKUNGAN DAN IZIN pengelolaan lingkungan
PERLINDUNGAN DAN hidup
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
(PPLH)
2 11 09 PROGRAM Persentase penghargaan persen 50 persen 296,298,300 50 persen 418,545,300
PENGHARGAAN lingkungan hidup yang
LINGKUNGAN HIDUP diraih
UNTUK MASYARAKAT
2 11 10 PROGRAM Persentase pengaduan persen 100 persen 3,800,000 100 Persen 33,031,000
PENANGANAN masyarakat yang
PENGADUAN tertangani
LINGKUNGAN HIDUP
2 11 11 PROGRAM - Persentase penanganan persen 74 persen 5,875,494,456 73 persen 5,565,238,051
PENGELOLAAN sampah di Kota Batu 24 persen 26 persen
PERSAMPAHAN - Persentase pengurangan
sampah di Kota Batu
2 12 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL

2 12 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 8,315,945,003 95 persen 9,899,099,200 Dinas
URUSAN Layanan Kependudukan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan dan Pencatatan
DAERAH Sipil
KABUPATEN/KOTA
2 12 02 PROGRAM Penerapan KTP Nasional persen 93 persen 784,263,353 94 persen 114,320,800
PENDAFTARAN berbasis NIK
PENDUDUK
2 12 03 PROGRAM Persentase jumlah Ratio persen 93 persen 837,983,300 94 persen 193,030,400
PENCATATAN SIPIL bayi berakte kelahiran

2 12 04 PROGRAM Persentase data persen 93 persen 164,738,800 94 persen 516,304,500


PENGELOLAAN registrasi
INFORMASI kependudukan yang
ADMINISTRASI valid
KEPENDUDUKAN
2 12 05 PROGRAM Persentase data persen 93 persen 94 persen 23,093,000
PENGELOLAAN PROFIL kependudukan yang
KEPENDUDUKAN valid

2 13 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN
DESA
2 13 03 PROGRAM persentase kerjasama dan persen 100 persen 60,454,000 100 persen 33,750,000 Dinas
PENINGKATAN pembangunan kawasan Pemberdayaan
KERJASAMA DESA pedesaan Perempuan,
Perlindungan
Anak,
Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga
Berencana
Dinas
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak,
Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga
2 13 04 PROGRAM Persentase persen 100 persen 556,989,200 100 persen 810,235,600 Berencana
ADMINISTRASI Penyelenggaraan
PEMERINTAHAN DESA Administrasi
Pemerintahan Desa
2 13 05 PROGRAM Persentase Lembaga persen 25 persen 727,521,800 40 persen 549,999,700
PEMBERDAYAAN Kemasyarakatan,
LEMBAGA Lembaga Adat, dan
KEMASYARAKATAN, Masyarakat Hukum Adat
LEMBAGA ADAT DAN
MASYARAKAT HUKUM
ADAT
2 14 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN
KELUARGA
BERENCANA
2 14 02 PROGRAM Prosentase Pengendalian persen 1,5 persen 74,687,751 2 persen 79,885,100 Dinas
PENGENDALIAN Penduduk Pemberdayaan
PENDUDUK Perempuan,
Perlindungan
Anak,
Pengendalian
Penduduk dan
2 14 03 PROGRAM PEMBINAAN Persentase kelahiran (TFR) persen 1.80 persen 2,483,839,428 1,77 persen 1,077,553,700 Keluarga
KELUARGA Berencana
BERENCANA (KB)

2 14 04 PROGRAM Persentase Kelompok persen 100 persen 147,109,100 100 persen 1,039,870,000
PEMBERDAYAAN DAN Keluarga Sejahtera yang
PENINGKATAN difasilitasi
KELUARGA SEJAHTERA
(KS)
2 15 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PERHUBUNGAN
2 15 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 90 persen 9,279,763,635 95 persen 12,417,818,727 Dinas
URUSAN Pegawai Perhubungan
PEMERINTAHAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2 15 02 PROGRAM Persentase kawasan persen 85 persen 14,611,499,207 90 persen 11,996,338,902
PENYELENGGARAAN yang tertata dan
LALU LINTAS DAN memiliki sarana dan
ANGKUTAN JALAN prasarana yang
(LLAJ) berfungsi dengan baik
2 16 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA

2 16 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 7,971,662,994 95 persen 11,941,849,997 Dinas
URUSAN Layanan Komunikasi dan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Informatika
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2 16 03 PROGRAM APLIKASI Persentase OPD yang persen 100 persen 3,880,768,774 100 persen 3,559,411,803
INFORMATIKA terlayani sistem informasi
2 16 02 PROGRAM INFORMASI Presentase Informasi persen 2096 inf 5,157,672,380 2096 inf 2,361,870,000
DAN KOMUNIKASI Penyelenggaraan
PUBLIK Pemerintah Daerah
yang Terbuplikasikan
kepada Masyarakat

2 17 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KOPERASI,
USAHA KECIL, DAN
MENENGAH

2 17 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 90 persen 10,272,690,141 95 persen 13,338,498,809 Dinas Koperasi,
URUSAN Pegawai Usaha Mikro,
PEMERINTAHAN Perindustrian
DAERAH dan Perdagangan
KABUPATEN/KOTA
2 17 03 PROGRAM Persentase koperasi yang persen 50 persen 70,897,600 50 persen 59,149,200
PENGAWASAN DAN diawasi dan diperiksa
PEMERIKSAAN
KOPERASI
2 17 04 PROGRAM PENILAIAN Persentase KSP/USP persen 50 persen 82,309,750 50 persen 82,772,360
KESEHATAN KSP/USP Koperasi yang sehat
KOPERASI
2 17 05 PROGRAM PENDIDIKAN Persentase Koperasi persen 50 persen 459,181,000 50 persen 404,200,000
DAN LATIHAN yang mengikuti
PERKOPERASIAN pelatihan

2 17 06 PROGRAM Persentase cakupan persen 50 persen 81,730,000 50 persen 144,068,450


PEMBERDAYAAN DAN Koperasi yang di
PERLINDUNGAN berdayakan dan di
KOPERASI lindungi
2 17 07 PROGRAM Persentase usaha mikro persen 10 persen 571,550,581 10 persen 147,905,830
PEMBERDAYAAN yang difasilitasi
USAHA MENENGAH,
USAHA KECIL, DAN
USAHA MIKRO (UMKM)
2 17 08 PROGRAM Persentase UMKM yang persen 10 persen 628,636,107 10 persen 621,269,400
PENGEMBANGAN di kembangkan
UMKM
2 17 02 PROGRAM PELAYANAN Persentase cakupan persen 50 persen 50 persen 43,212,400
IZIN USAHA SIMPAN layanan izin usaha
PINJAM simpan pinjam

2 18 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PENANAMAN
MODAL
2 18 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 9,556,653,339 95 persen 8,652,113,500 Dinas
URUSAN Layanan Penanaman
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Modal Pelayanan
DAERAH Terpadu Satu
KABUPATEN/KOTA Pintu dan
2 18 02 PROGRAM Persentase investor persen 70 persen 290,414,000 60 persen 165,271,200 Tenaga Kerja
PENGEMBANGAN IKLIM yang memanfaatkan
PENANAMAN MODAL peta potensi

2 18 03 PROGRAM PROMOSI Persentase investor persen 70 persen 133,964,400 30 persen 171,636,000


PENANAMAN MODAL yang akan masuk
setelah promosi
penanaman modal
2 18 04 PROGRAM PELAYANAN Pesentase pemohon persen 80 persen 905,062,000 85 persen 167,600,000
PENANAMAN MODAL izin yang dilayani sesuai
SOP

2 18 05 PROGRAM Persentase pelaku persen 80 persen 435,763,400 75 persen 424,934,700


PENGENDALIAN penanaman modal
PELAKSANAAN dengan modal diatas
PENANAMAN MODAL 500 juta yang memilliki
LKPM
2 18 06 PROGRAM Persentase pengelolaan persen 100 persen 55,000,000 100 persen 9,492,800
PENGELOLAAN DATA data penanaman modal
DAN SISTEM
INFORMASI
PENANAMAN MODAL
2 19 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KEPEMUDAAN
DAN OLAH RAGA

2 19 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 95 persen 5,102,900 95 persen 5,102,900 Dinas
URUSAN Pegawai Pendidikan
PEMERINTAHAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2 19 02 PROGRAM Meningkatnya Peran Serta persen 18 Pemuda 784,294,399 18 Pemuda 934,973,690
PENGEMBANGAN Kepemudaan dalam Pelopor Pelopor
KAPASITAS DAYA SAING pembangunan
KEPEMUDAAN
2 19 03 PROGRAM Jumlah Atlit Yang orang 18 Atlit 3,637,545,575 18 Atlit 5,900,781,900
PENGEMBANGAN Berprestasi di Tingkat
KAPASITAS DAYA SAING Provinsi/Nasional dan
KEOLAHRAGAAN Regional

2 19 04 PROGRAM Jumlah Kwaran unit 3 Kwaran 350,000,000 3 Kwaran 500,000,000


PENGEMBANGAN
KAPASITAS
KEPRAMUKAAN
2 20 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG STATISTIK
2 20 02 PROGRAM Persentase ketersediaan persen 33 persen 325,609,550 66 persen 233,775,000 Dinas
PENYELENGGARAAN data sektoral yang Komunikasi dan
STATISTIK SEKTORAL berkualitas Informatika

2 21 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PERSANDIAN

2 21 02 PROGRAM Persentase persen 75 persen 657,162,000 88 persen 215,321,500 Dinas


PENYELENGGARAAN Peyelengaraan Komunikasi dan
PERSANDIAN UNTUK Persandian Informatika
PENGAMANAN
INFORMASI
2 22 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KEBUDAYAAN

2 22 02 PROGRAM Persentase Objek NilaiNilai persen 100 persen 831,906,000 100 persen 458,517,479 Dinas Pariwisata
PENGEMBANGAN Tradisional Daerah
KEBUDAYAAN Yang Dilestarikan
2 22 03 PROGRAM Persentase keragaman persen 100 persen 48,093,200 100 persen
PENGEMBANGAN budaya yang di kelola
KESENIAN daerah
TRADISIONAL
2 22 05 PROGRAM Persentase Cagar persen 57 persen 99,236,000 57 persen 188,882,521
PELESTARIAN DAN Budaya dan ODCB Yang
PENGELOLAAN CAGAR Terkelola Dengan Baik
BUDAYA
2 22 04 PROGRAM PEMBINAAN Persentase Masyarakat persen
SEJARAH Yang Mengikuti
Pembinaan Sejarah
2 23 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PERPUSTAKAAN
2 23 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 6,388,024,131 95 persen 7,612,846,264 Dinas
URUSAN Layanan Perpustakaan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan dan Kearsipan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
2 23 02 PROGRAM PEMBINAAN Persentase peningkatan persen 73 persen 3,704,192,600 73 persen 1,279,436,800
PERPUSTAKAAN pengunjung
perpustakaan
2 24 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KEARSIPAN

2 24 02 PROGRAM Persentase data dan persen 40 UK II 491,804,400 40 UK II 723,561,336 Dinas


PENGELOLAAN ARSIP informasi arsip yang Perpustakaan
bernilai guna tinggi dan Kearsipan

2 24 03 PROGRAM Persentase tertib persen 40 UK II 59,009,400 40 UK II 72,185,400


PERLINDUNGAN DAN Pengelolaan Arsip OPD
PENYELAMATAN ARSIP
Dinas
Perpustakaan
dan Kearsipan

2 24 04 PROGRAM PERIZINAN Persentase Perijinan persen 5 SOP 32,254,960 5 SOP 36,113,200


PENGGUNAAN ARSIP Penggunaan Arsip
URUSAN
PEMERINTAHAN
PILIHAN
3 25 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG KELAUTAN
DAN PERIKANAN
3 25 04 PROGRAM Produktivitas Perikanan ton/ha 27,3 ton/ha 620,973,800 27,3 ton/ha 374,539,019 Dinas Pertanian
PENGELOLAAN dan Ketahanan
PERIKANAN BUDIDAYA Pangan

3 25 06 PROGRAM Angka Konsumsi Ikan kg/kapita/th 20,75 169,074,40021 kg/kapita/th 168,576.600


PENGOLAHAN DAN kg/kapita/th
PEMASARAN HASIL
PERIKANAN
3 26 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PARIWISATA

3 26 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 10,039,633,767 95 persen 11,629,754,562 Dinas Pariwisata
URUSAN Layanan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
3 26 02 PROGRAM Persentase Desa Wisata persen 37.5 persen 4,937,838,033 41,66 persen 2,517,976,658
PENINGKATAN DAYA Dengan Sarana
TARIK DESTINASI Prasarana Yang
PARIWISATA Memadai
3 26 03 PROGRAM PEMASARAN Cakupan Wilayah wilayah 3 jenis 2,597,229,260 1 jenis 1,848,781,880
PARIWISATA Pemasaran Pariwisata wilayah wilayah

3 26 05 PROGRAM Jumlah SDM Pariwisata orang 760 orang 1,477,168,112 760 orang 1,274,126,000
PENGEMBANGAN dan Ekonomi Kreatif
SUMBER DAYA Yang Mendapatkan
PARIWISATA DAN Pembinaan
EKONOMI KREATIF
3 27 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG PERTANIAN

3 27 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 18,995,170,505 94 persen 17,709,643,068 Dinas Pertanian
URUSAN Layanan dan Ketahanan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Pangan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
3 27 02 PROGRAM PENYEDIAAN Prosentase persen 9,1 persen 5,665,010,200 4,81 persen 4,380,943,402
DAN PENGEMBANGAN poktan/gapoktan yang
SARANA PERTANIAN menerapkan teknologi
pertanian
3 27 03 PROGRAM PENYEDIAAN Prosentase persen 14,45 persen 3,710,615,459 31,18 persen 1,545,853,694
DAN PENGEMBANGAN poktan/gapoktan yang
PRASARANA terpenuhi kebutuhan
PERTANIAN prasarana pertaniannya

3 27 04 PROGRAM Penurunan prevalensi persen 2 persen 481,494,900 1,9 persen 278,313,700


PENGENDALIAN penyakit hewan menular
KESEHATAN HEWAN strategis kota Batu
DAN KESEHATAN
MASYARAKAT
VETERINER
3 27 05 PROGRAM Prosentase lahan persen 0,14 persen 1,257,817,150 0,14 persen 718,757,500
PENGENDALIAN DAN pertanian yang
PENANGGULANGAN terkendali dan
BENCANA PERTANIAN tertanggulangi
kerusakan/bencana
pertaniannya
3 27 07 PROGRAM Jumlah poktan/gapoktan persen 60 659,586,400 62 215,547,400
PENYULUHAN yang meningkat kelasnya poktan/gapo poktan/gapo
PERTANIAN ktan ktan
3 30 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PERDAGANGAN
3 30 03 PROGRAM Persentase peningkatan persen 5 persen 6,517,683,770 5 persen 866,630,650 Dinas Koperasi,
PENINGKATAN SARANA sarana distribusi Usaha Mikro,
DISTRIBUSI perdagangan Perindustrian
PERDAGANGAN dan Perdagangan

3 30 04 PROGRAM STABILISASI Persentase stabilitas persen 95 persen 323,385,300 95 persen 300,075,000


HARGA BARANG harga barang
KEBUTUHAN POKOK kebutuhan pokok dan
DAN BARANG PENTING barang penting

3 30 05 PROGRAM Persentase ekspor yang persen 5 persen 160,502,000 5 persen 369,870,600


PENGEMBANGAN dapat di kembangkan
EKSPOR
3 30 06 PROGRAM Persentase Standarisasi persen 50 persen 83,160,500 50 persen 212,677,250
STANDARDISASI DAN dan Konsumen yang
PERLINDUNGAN terlindungi
KONSUMEN
3 31 URUSAN
PEMERINTAHAN
BIDANG
PERINDUSTRIAN
3 31 02 PROGRAM Persentase Industri persen 10 persen 4,197,497,000 10 persen 286,640,600 Dinas Koperasi,
PERENCANAAN DAN yang direncanakan dan Usaha Mikro,
PEMBANGUNAN di bangun Perindustrian
INDUSTRI dan Perdagangan

UNSUR PENDUKUNG
URUSAN
PEMERINTAHAN

4 01 SEKRETARIAT
DAERAH
4 01 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 60,711,035,608 95 persen 57,907,755,346 SEKRETARIAT
URUSAN Layanan DAERAH (Bagian
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Pemerintahan;
DAERAH Bagian
KABUPATEN/KOTA Kesejahteraan
Rakyat; Bagian
Hukum; Bagian
Perekonomian
dan SDA; Bagian
Administrasi
Pembangunan;
Bagian
Pengadaan
Barang dan
Jasa; Bagian
Umum; Bagian
Organisasi;
Bagian Protokol
dan Komunikasi
Pimpinan)

4 01 02 PROGRAM Persentase Koordinasi persen 100 persen 20,142,837,100 100 persen 20,311,516,500 SEKRETARIAT
PEMERINTAHAN DAN kegiatan Pemerintahan DAERAH (Bagian
KESEJAHTERAAN dan Kesejahteraan Pemerintahan;
RAKYAT rakyat Bagian
Kesejahteraan
Rakyat; Bagian
Hukum)

4 01 03 PROGRAM Persentase Koordinasi persen 100 persen 3,172,749,620 100 persen 4,514,564,600 SEKRETARIAT
PEREKONOMIAN DAN kegiatan perekonomian DAERAH (Bagian
PEMBANGUNAN dan Pembangunan Perekonomian
dan SDA; Bagian
Administrasi
Pembangunan;
Bagian
Pengadaan
Barang dan Jasa)

4 02 SEKRETARIAT DPRD

4 02 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 100 persen 34,918,911,348 100 persen 35,643,740,632 Sekretariat
URUSAN Layanan DPRD
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
4 02 02 PROGRAM DUKUNGAN Persentase Peningkatan persen 100 persen 17,276,733,600 100 persen 17,076,253,800
PELAKSANAAN TUGAS Kapasitas Lembaga
DAN FUNGSI DPRD Perwakilan Rakyat Daerah

UNSUR PENUNJANG
URUSAN
PEMERINTAHAN

5 01 PERENCANAAN

5 01 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 90 persen 6,510,878,238 90 persen 8,439,171,209 Badan
URUSAN Pegawai Perencanaan
PEMERINTAHAN Pembangunan,
DAERAH Penelitian dan
KABUPATEN/KOTA Pengembangan
5 01 02 PROGRAM Persentase Kesesuaian persen 89 persen 1,266,564,700 89 persen 918,364,400 Daerah
PERENCANAAN, Target Hasil Program
PENGENDALIAN DAN Renstra OPD terhadap
EVALUASI Target Hasil Program
PEMBANGUNAN RPJMD
DAERAH
5 01 03 PROGRAM KOORDINASI Persentase Kesesuaian persen 89 persen 1,436,989,400 89 persen 1,225,809,000
DAN SINKRONISASI Target Hasil Program
PERENCANAAN Renja terhadap Target
PEMBANGUNAN Hasil Program RKPD
DAERAH

5 02 KEUANGAN

5 02 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 95 persen 15,307,923,732 95 persen 17,477,934,747 Badan Keuangan
URUSAN Pegawai dan Aset Daerah
PEMERINTAHAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
5 02 03 PROGRAM Persentase Pengelolaan persen 95 persen 2,884,888,580 95 persen 2,733,405,300
PENGELOLAAN Barang Milik Daerah
BARANG MILIK
DAERAH
5 02 02 PROGRAM Opini BPK terhadap kategori WTP 114,902,595,047 WTP 112,096,871,474
PENGELOLAAN laporan keuangan
KEUANGAN DAERAH pemerintah daerah
5 02 01 PROGRAM PENUNJANG Indeks Kepuasan persen 90 persen 12,933,610,397 90 Persen 14,704,917,009 Badan
URUSAN Pegawai Pendapatan
PEMERINTAHAN Daerah
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
5 02 04 PROGRAM Jumlah realisasi rupiah 14 persen 3,264,967,950 18 persen 1,876,203,618
PENGELOLAAN pendapatan pajak daerah
PENDAPATAN DAERAH

5 03 KEPEGAWAIAN
5 03 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 6,356,145,400 100 persen 7,147,935,700 Badan
URUSAN Layanan Kepegawaian
PEMERINTAHAN Kesekretariatan dan
DAERAH Pengembangan
KABUPATEN/KOTA Sumber Daya
5 03 02 PROGRAM Persentase Layanan persen 100 persen 2,926,993,400 100 persen 1,806,103,200 Manusia
KEPEGAWAIAN Administrasi
DAERAH Kepegawaian
5 04 PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
5 04 02 PROGRAM Persentase ASN yang persen 100 persen 1,273,714,700 100 persen 788,607,000 Badan
PENGEMBANGAN mengikuti diklat Kepegawaian
SUMBER DAYA peningkatan dan
MANUSIA kompetensi Pengembangan
Sumber Daya
Manusia
5 05 PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
5 05 02 PROGRAM PENELITIAN Presentase Hasil persen 90 persen 472,035,400 90 persen 467,994,200 Badan
DAN PENGEMBANGAN Penelitian dan Perencanaan
DAERAH Pengembangan yang Pembangunan,
Digunakan dalam Penelitian dan
Perencanaan dan Pengembangan
Pelaksanaan Daerah
Pembangunan Daerah
UNSUR PENGAWASAN
URUSAN
PEMERINTAHAN

6 01 INSPEKTORAT
DAERAH
6 01 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 7,866,362,400 100 persen 7,571,914,200 Inspektorat
URUSAN Layanan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
6 01 02 PROGRAM Pengembalian kerugian persen 90 persen 597,223,500 92 persen 260,199,200
PENYELENGGARAAN negara 90 persen 92 persen
PENGAWASAN Tindak lanjut temuan 65 persen 70 persen
Prersentase Obrik yang
bebas temuan kerugian
Daerah
6 01 03 PROGRAM PERUMUSAN Prosentase Obrik yang persen 70 persen 925,718,427 70 persen 729,834,100
KEBIJAKAN, melaksanakan
PENDAMPINGAN DAN manajemen resiko
ASISTENSI

UNSUR KEWILAYAHAN

7 01 KECAMATAN

7 01 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 16,547,799,201 95 persen 17,578,001,719 Kecamatan Batu
URUSAN Layanan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
7 01 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 5,498,919,368 95 persen 4,823,559,376 Kecamatan
URUSAN Layanan Bumiaji
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
7 01 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 100 persen 8,079,859,891 100 Persen 7,796,727,409 Kecamatan
URUSAN Layanan Junrejo
PEMERINTAHAN Kesekretariatan
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
7 01 04 PROGRAM KOORDINASI Persentase peningkatan persen 100 persen 81,000,000 100 persen 76,596,800 Kecamatan
KETENTRAMAN DAN lingkungan yang aman Batu,
KETERTIBAN UMUM dan kondusif Kecamatan
Bumiaji,
7 01 03 PROGRAM Persentase peningkatan persen 100 persen 4,161,885,525 100 persen 3,667,759,203 Kecamatan
PEMBERDAYAAN pemberdayaan Junrejo
MASYARAKAT DESA masyarakat dan
DAN KELURAHAN pembangunan desa
dan kelurahan
7 01 06 PROGRAM PEMBINAAN Persentase desa yang persen 100 persen 672,887,404 100 persen 294,051,800
DAN PENGAWASAN tertib administrasi
PEMERINTAHAN DESA pemerintahan,
perencanaan, dan
pengelolaan keuangan
desa

7 01 02 PROGRAM Hasil Survey Indeks kategori B 150,380,000 B


PENYELENGGARAAN Kepuasan Masyarakat
PEMERINTAHAN DAN terhadap pelayanan
PELAYANAN PUBLIK OPD Kecamatan
7 01 05 PROGRAM Prosentase Peningkatan persen 100 persen 704,129,000 100 persen 212,476,500
PENYELENGGARAAN Peran Serta Kelembagaan
URUSAN Masyarakat
PEMERINTAHAN UMUM

UNSUR
PEMERINTAHAN
UMUM
8 01 KESATUAN BANGSA
DAN POLITIK

8 01 01 PROGRAM PENUNJANG Presentase Pemenuhan persen 95 persen 5,440,254,600 95 persen 5,247,669,651 Badan Kesatuan
URUSAN Layanan Bangsa dan
PEMERINTAHAN Kesekretariatan Politik
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
8 01 02 PROGRAM PENGUATAN Persentase Koordinasi persen 90 persen 3,054,918,900 100 persen 3,261,171,200
IDEOLOGI PANCASILA Penguatan Ideologi
DAN KARAKTER Pancasila dan Karakter
KEBANGSAAN Kebangsaan
Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik

8 01 03 PROGRAM Persentase Koordinasi, persen 90 persen 10,681,207,902 100 persen 3,811,043,100


PENINGKATAN PERAN Pemantauan Peran
PARTAI POLITIK DAN Partai Politik dan Situasi
LEMBAGA PENDIDIKAN Perkembangan Politik
MELALUI PENDIDIKAN Daerah
POLITIK DAN
PENGEMBANGAN ETIKA
SERTA BUDAYA
POLITIK
8 01 04 PROGRAM Persentase Ormas / persen 90 persen 366,465,000 100 persen 541,269,200
PEMBERDAYAAN DAN LSM yang Aktif
PENGAWASAN
ORGANISASI
KEMASYARAKATAN
8 01 05 PROGRAM PEMBINAAN Persentase Koordinasi persen 90 persen 388,127,400 100 persen 769,887,740
DAN PENGEMBANGAN Pengembangan
KETAHANAN EKONOMI, Ketahanan Ekonomi,
SOSIAL, DAN BUDAYA Sosial dan Budaya

8 01 06 PROGRAM Persentase Koordinasi persen 90 persen 1,102,222,400 100 persen 866,160,000


PENINGKATAN Pemantapan
KEWASPADAAN Kewaspadaan Dini dan
NASIONAL DAN Penanganan Konflik
PENINGKATAN Sosial
KUALITAS DAN
FASILITASI
PENANGANAN KONFLIK
SOSIAL
BAB 8

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Ukuran kemajuan suatu daerah diukur dari indikator yang mampu

menggambarkan pembangunan yang telah dilakukan di daerah tersebut.

Kemampuan pengukuran kinerja tersebut diantaranya ditentukan oleh data

dan informasi yang mengolah hasil-hasil atau kinerja pembangunan dengan

hasil yang dicapai. Indikator kinerja tersebut juga diperlukan oleh publik

dalam rangka perwujudan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan daerah.

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi

gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Walikota

dan Wakil Walikota selama periode jabatan dari sisi keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pencapaian indikator kinerja yang

telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan dan sasaran

pembagnunan Kota Batu periode 2017-2022 yang telah direncanakan. Dalam

hal ini, indikator kinerja Kota Batu ditetapkan sebagaimana telah disajikan

dalam Bab V tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kota Batu selama lima

tahun kedepan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 8.1.

Sementara itu, keberhasilan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi

daerah ditunjukkan dengan pencapaian indikator kinerja yang berbagai

urusan yang telah ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang 23 Tahun 2014

tentang pemerintahan daerah yang disajikan dalam tabel 8.2.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 1


Tabel 8.1.
Indikator Kinerja Utama Kota Batu Tahun 2017-2022

TARGET AWAL Kondi


Kondis
TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
INDIKATOR i Awal
PERUBAHAN Akhir
KINERJA
2018 2019 2020 2021 2022
UTAMA
2017 Targe Realisa Targe Realisa Realisa Peruba 2022
Target Realisasi Awal Awal
t si t si si h-an
1 Indeks N/A 95.69 97.76 95.71 96.77 95.74 96.81 95.76 95,82 95.88 96.50 96.50
Modal
Sosial
2 Indeks 73.57 74.1 75.04 74.7 75.88 75.3 75.9 75.9 76,28 76.5 76.5 76.5
Pembangun
an Manusia
3 Laju 6.61 6.65 6.5 6.7 6.51 6.75 -6.46 6.8 4,04 6.85 4.5 4.5
Pertumbuha
n Ekonomi
4 Indeks Gini 0.36 0.34 0.328 0.32 0.318 0.31 0.333 0.3 0,31 0.29 0.33 0.33
5 Indeks 66.37 68.05 78.6875 69.73 78.02 71.41 78.7475 73.09 82,4125 74.79 79.5 79.5
Kualitas
Pembangun
an
Infrastruktu
r

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 2


6 Indeks Desa 12 16 4 Mandiri 19 9 1 15 3 19 5 19 19
Membangun Maju 7 Maju 3 5 Maju 10 Maju Mandiri Mandi Mandiri Mandi Mandiri Mandi Mandiri Mandi
Berke Berke Berkemba 10 Maju ri 18 4 Maju ri 16 ri 14 ri
m- m- ng Maju Maju Maju
bang bang
7 Indeks 72.68 72.74 72.15 72.8 73.25 72.86 80.14 72.91 70,34 72.96 70.46 70.46
Kualitas
Lingkungan
Hidup**
8 Indeks 48.53 56 (CC) 55.06 (CC) 61 (B) 60.96 66 (B) 62.06 71 64,55 76.5 66 (B) 66 (B)
Reformasi (C) (B) (B) (BB) (B) (BB)
Birokrasi
** target IKLH, IKA, IKU, dan IKL tahun 2021 dan 2022 pada Perubahan RPJMD telah diselaraskan dengan target Nasional dan
Provinsi menyesuaikan formulasi perhitungan IKLH terbaru dari Kemen-LHK

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 3


Tabel 8.2.
Indikator Kinerja Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022

ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi


DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
I. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1.1 Indeks N/A 95.69 97.76 95.71 96.77 95.74 96.81 95.76 95,82 95.88 96.50 96.50
Modal
Sosial
1.2 Indeks 73.57 74.1 75.04 74.7 75.88 75.3 75.9 75.9 76,28 76.5 76.5 76.5
Pembangu
nan
Manusia
1.3 Laju 6.61 6.65 6.5 6.7 6.51 6.75 -6.46 6.8 4,04 6.85 4.5 4.5
Pertumbuh
an
Ekonomi
1.4 Indeks Gini 0.36 0.34 0.328 0.32 0.318 0.31 0.333 0.3 0,31 0.29 0.33 0.33
1.5 Indeks 66.37 68.05 78.6875 69.73 78.02 71.41 78.747 73.09 82,412 74.79 79.5 79.5
Kualitas 5 5
Pembangu
nan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 4


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
Infrastrukt
ur
1.6 Indeks 12 16 4 Mandiri 19 9 1 15 3 19 5 19 19
Desa Maju Maju 5 Maju Maju Mandir Mand Mandir Mandir Mandir Mandir Mandir Mandi
Membangu 7 3 10 i 10 iri 18 i4 i 16 i i 14 i ri
n Berke Berke Berkemb Maju Maju Maju Maju Maju
m- m- ang
bang bang
1.7 Indeks 72.68 72.74 72.15 72.8 73.25 72.86 80.14 72.91 70,34 72.96 70.46 70.46
Kualitas
Lingkunga
n Hidup**
1.8 Indeks 48.53 56 55.06 61 (B) 60.96 66 (B) 62.06 71 64,55 76.5 66 (B) 66 (B)
Reformasi (C) (CC) (CC) (B) (B) (BB) (B) (BB)
Birokrasi

B. ASPEK PELAYANAN UMUM


I. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib Dasar
1.1 Pendidikan
1.1.1 Indeks 0.67 0.68 0.68 0.69 0.694 0.7 0.7 0.71 0.71 0.72 0.72 0.72
Pendidikan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 5


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
1.2 Kesehatan
1.2.1 Angka Usia 72.6 72.65 72.25 72.75 72.54 72.85 72.61 72.85 72.65 72.95 72.70 72.70
Harapan tahun tahun tahun tahu tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
Hidup n
1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
1.3.1 Indeks 54.22 56.95 64.71 61.06 63.79 65.97 70.93 70.98 74,23 78.4 72 72
Kualitas
Infrastrukt
ur Jalan
dan
Jembatan
1.3.2 Indeks 83.53 85.05 89.16 86.52 91.03 88.11 83.53 89.34 94,56 91.29 84 84
Kualitas
Infrastrukt
ur Irigasi
1.3.3 Persentase 55% 60% 59.80% 65% 59.80 75% 75.23 85% 82,35, 90% 76% 76%
kesesuaian % % %
pembangu
nan
wilayah
yang
sesuai

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 6


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
dengan
RTRW
1.4 Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan
1.4.1 Indeks 80 85 79.88 85 82.26 85 85.53 85 85.86 85 87 87
Kualitas
Pemukima
n

1.5 Ketenteraman dan Ketertiban Umum Serta Perlindungan Masyarakat


1.5.1 Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penyelesaia
n Potensi
Gangguan
Ketertiban
Umum Dan
Ketentrama

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 7


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
n
Masyarakat
1.5.2 Indeks 134 131 131 128 105 125 125 122 98,56 119 96 96
Resiko
Bencana

1.5.3 Tingkat N/A 85% 80% 85% 68.50 85% 96% 85% 88% 85% 78% 78%
ketahanan %
dan
keselamata
n
kebakaran
1.6 Sosial
1.6.1 Persentase N/A 16% 52.85% 16% 44.73 16% 46.41 16% 27% 16% 50% 59%
Penurunan % %
Jumlah
PMKS
II. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Wajib Non-Dasar
2.1 Tenaga Kerja
2.1.1 Tingkat 3.75% 2.25% 3.12% 2.15 2.48% 2.05 5.93% 1.95% 6.57% 1.50% 6.00% 6.00%
Penganggu % %
ran
Terbuka

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 8


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan KB
2.2.1 Indeks 70.02 73.66 71.48 74.6 70.92 75.75 69.13 76.5 68.91 77.75 69 69
Pemberday
aan Gender
(IDG)
2.3 Pangan
2.3.1 Tingkat 81.19 > 80 81.545 > 80 83.25 > 80 83.41 > 80 83.67 > 80 > 80 > 80
Kemandiria
n pangan
daerah

2.4 Lingkungan Hidup


2.4.1 Indeks 51 51.82 53.3 51.92 53.33 52.12 53.33 52.22 56 52.32 56.1 56.1
Kualitas
Air**
2.4.2 Indeks 87.04 87.1 72.44 87.3 88 87.5 88.08 87.7 86,27 88 86.47 86.47
Kualitas
Udara**
2.4.3 Indeks 77.66 77.66 77.13 77.67 77.13 77.68 77.69 77.69 65,49 77.7 65.5 65.5
Kualitas
Tutupan
Lahan**
2.5 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 9


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
2.5.1 persentase 63.20 68.42 63.20% 73.68 68.50 78.95 78.95 78.95 100.00 78.95 100.00 100.00
Desa Maju % % % % % % % % % % %
– Mandiri
2.6 Perhubungan
2.6.1 Tingkat N/A 0.76 0.81 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75
Pelayanan
Jalan (level
Of Service)
2.7 Komunikasi dan Informatika serta Statistik dan Persandian
2.7.1 Nilai SPBE N/A 2.5 2.43 2.75 2.66 3 2.62 3.25 2.56 3.5 2.66 2.66
(CUKU (CUKUP) (BAIK (BAIK) (BAIK (BAIK) (BAIK) (CUKU (SANG (BAIK) (BAIK)
P) ) ) P) AT
BAIK)
2.8 Penanaman Modal
2.8.1 Nilai Rp. Rp. Rp. 4.89 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.9.5 Rp.9.5
Investasi 3.68 3.75 trilyun 4.25 6.816 4.75 8.13 5.25 8.97 5.75 trilyun trilyun
Daerah trilyun trilyun trilyu trilyun trilyu trilyun trilyun trilyun trilyun
n n
2.9 Kepemudaan dan Olahraga
2.9.1 Persentase N/A 75% 42.23% 75% 70.59 75% 57.14 75% 78% 75% 78% 78%
pemuda % %
pelopor
berprestasi

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 10


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an

2.10 Kebudayaan
2.10.1 Persentase 85% 85% 94.16% 85% 89.56 85% 93.16 85% 90% 85% 92% 92%
Seni % %
Budaya
Lokal Yang
Lestari
2.11 Perpustakaan serta Kearsipan
2.11.1 Indeks 36% 48% 88.64% 55% 133% 62% 50.25 69% 49% 73% 50% 50%
Minat Baca %
Daerah
III. Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Pilihan
3.1 Pariwisata
3.1.1 Pertumbuh 12.10 12.50 14% 11.50 8.62% 12.75 - 13.00 7.36% 13.50 7.50% 7.50%
an PDRB % % % % 23.12 % %
Jasa %
Akomodasi
Pariwisata
3.2 Pertanian serta Perikanan

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 11


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
3.2.1 Pertumbuh 6.56% 6.66% 6.56% 6.76 3.77% 6.86 3.08% 6.96% 3.32% 7.06% 3.40% 3.40%
an PDRB % %
kategori
Pertanian,
dan
Perikanan

3.3 Perdagangan, Perindustrian serta Koperasi UKM


3.3.1 Pertumbuh 12.30 12.50 13.48% 12.75 9.68% 13% -4.38% 13.25 8.86% 13.50 9.00% 9.00%
an PDRB % % % % %
kategori
Perdaganga
n dan
Industri
Pengolahan
IV. Fokus Layanan Unsur Pendukung, Penunjang, Pengawas, Kewilayahan dan Pemerintahan Umum
4.1 Sekretariat Daerah serta Sekretariat DPRD
4.1.1 Nilai TINGG TINGG TINGGI TING TINGGI TING TINGGI SANGA SANGA SANGA SANGA SANG
EKPPD I I GI GI T T T T AT
TINGGI TINGGI

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 12


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
TINGG TINGG TINGG
I I I

4.2 Perencanaan serta Penelitian dan Pengembangan


4.2.1 Nilai SAKIP 42.03 61 (B) 61.89 (B) 71 63.00 81 (A) 64.54 83 (A) 64,52 85 (A) 68 (B) 68 (B)
(C) (BB) (B) (B) (B)

4.3 Keuangan serta Pengawasan


4.3.1 Kontribusi 17,59 - 16,51 - 18,57 - 15,31 - 15,16 - 16% 16%
PAD
terhadap
APBD*
4.3.2 Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
4.4 Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan
4.4.1 Indeks N/A 76 78 77 63 79 63.89 80 54,16 81 70 70
Profesionali
tas ASN
4.5 Kecamatan serta Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
4.5.1 Skala 77.73 80 87.72 83 78.99 86 79.38 89 84,02 90 86 86
Kepuasan (BAIK) (BAIK) (BAIK) (BAIK (BAIK) (BAIK (BAIK) (SANG (BAIK) (SANG (BAIK) (BAIK)
Masyarakat ) ) AT AT
terhadap BAIK) BAIK)

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 13


ASPEK/FOKUS/BI Kondi TARGET AWAL Kondi
DANG si TARGET AWAL DAN CAPAIAN DAN si
URUSAN/INDIKAT Awal PERUBAHAN Akhir
OR KINERJA 2018 2019 2020 2021 2022
PEMBANGUNAN 2017 Targe Realis Targe Realis Realis Peruba 2022
Target Realisasi Target Target
DAERAH t asi t asi asi h-an
Pelayanan
Pemerintah
4.6 Kesatuan Bangsa dan Politik
4.6.1 Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penyelesaia
n potensi
kerusuhan
bermotif
SARA
* indikator baru pada Perubahan RPJMD
** target IKLH, IKA, IKU, dan IKL tahun 2021 dan 2022 pada Perubahan RPJMD telah diselaraskan dengan target Nasional dan
Provinsi menyesuaikan formulasi perhitungan IKLH terbaru dari Kemen-LHK

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |VIII- 14


BAB 9

PENUTUP

9.1 Pedoman Transisi

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2017-2022 Kota Batu menjadi panduan Perubahan

Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah dan pembangunan yang

selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Setelah pengesahan Perubahan RPJMD tahun 2017-2022 Kota Batu, maka

secara hirarkis RKPD, Renstra dan Renja Perangkat Daerah menyesuaikan

dengan perubahan tersebut yang secara substansi menguatkan pencapaian

pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Kota Batu Tahun 2017-2022.

Khusus untuk Pelaksanaan RKPD dan APBD pada Tahun 2021 dan 2022

yang telah berjalan telah diselaraskan dengan Perubahan RPJMD tahun

2017-2022 Kota Batu ini.

Pemerintahan Wali Kota Dewanti Rumpoko dan Wakil Wali Kota

Punjul Santoso berakhir pada Tahun 2022. Sesuai dengan Instruksi Menteri

Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2021 tentang Penyusunan Dokumen

Perencanaan Pembangunan Daerah Bagi Daerah Dengan Masa Jabatan

Kepala Daerah Berakhir Pada Tahun 2022, disebutkan bahwa paling lambat

pada minggu kedua Bulan Maret tahun 2022, daerah sebagaimana

dimaksud harus menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Rencana

Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026. Terkait dengan hal

tersebut, penyusunan RKPD tahun 2023 yang dimulai pada Desember 2021

dengan mengacu pada RPJPD Kota Batu tahun 2005-2025 selanjutnya

mengacu pada RPD 2023-2026.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 |IX- 1


9.2 Kaidah Pelaksanaan

Perubahan RPJMD tahun 2017-2022 Kota Batu merupakan

panduan bagi Pemerintah Kota Batu serta pemangku kepentingan lainnya

dalam melakukan pembangunan sampai dengan tahun 2022. Maka dari itu,

diperlukan kesepahaman, keijasama, transparansi, konsistensi, dan

inovasi, serta rasa tanggung jawab yang tinggi demi tercapainya target-

target yang telah ditetapkan dalam Perubahan RPJMD Tahun 2017-2022

Kota Batu, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

1. Seluruh Perangkat Daerah (PD) lingkup Pemerintah Kota Batu,

Pemerintah Desa dan seluruh pemangku kepentingan agar mendukung

pencapaian target-target sebagaimana yang telah ditetapkan Perubahan

RPJMD Tahun 2017-2022;

2. Seluruh Perangkat Daerah (PD) lingkup Pemerintah Kota Batu,

Pemerintah Desa dan seluruh pemangku kepentingan agar

melaksanakan program-program yang tercantum di dalam Perubahan

RPJMD Tahun 2017-2022 dengan sebaik-baiknya;

3. Seluruh Perangkat Daerah (PD) lingkup Pemerintah Kota Batu agar

menyusun Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD)

dengan berpedoman pada Perubahan RPJMD Tahun 2017-2022.

Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022 jlX- 2

Anda mungkin juga menyukai