Anda di halaman 1dari 77

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

RINGKASAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

EKSEKUTIF
executive summary

DOKUMEN SINKRONISASI PROGRAM


PEMANFAATAN RUANG DAERAH
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TA 2021
KATA
PENGANTAR
Sesuai amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), dinyatakan bahwa Penataan
Ruang diselenggarakan berdasarkan asas keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas
pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan antara lain, Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) maupun Undang-Undang Penataan
Ruang menghendaki keterpaduan dan sinergitas dalam pelaksanaan pembangunan.
Sebagai bagian dari upaya harmonisasi Rencana Tata Ruang dengan Rencana Pembangunan, Direktorat Jenderal
Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat Pemanfaatan Ruang
menyusun Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang. Dokumen Sinkronisasi tersebut
menterpadukan arahan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang (RTR)
Pulau/Kepulauan, RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) menjadi suatu daftar program yang terpadu.
Dengan adanya dokumen teknis ini diharapkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang yang menghendaki adanya sebuah integrasi dokumen Rencana Tata Ruang dengan dokumen Rencana
Pembangunan dapat tercapai. Selain itu rencana tata ruang yang telah disusun bersama dapat diimplementasikan
dengan baik ke dalam rencana pembangunan. Sekiranya buku ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023 dan tidak dimaksudkan untuk mengambil alih
kewenangan masing-masing Kementerian dan Lembaga.

Jakarta, Desember 2021

Direktur Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang


Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

(Ir. Sufrijadi, M.A.)


DAFTAR
ISI

01 Pendahuluan 02 Metode Pelaksanaan Sinkronisasi


program pemanfaatan ruang daerah

03 Arahan rencana tata ruang dan


rencana pembangunan 04 Hasil Penyusunan SPPR
Jangka Menengah 5 Tahunan

05 Hasil Penyusunan SPPR Jangka


Pendek Tahun 2023 06 Penutup
TIM
PENYUSUN

Pengarah :
Ir. Sufrijadi, M.A.

Penanggung Jawab :
Indira P Warpani, ST., M.Sc.

Anggota :
Nenden Maulyani, S.T
Muhamad Arsyad, ST. MT
Ayu Prima Yesuari, ST. MT.
Harlis Intan Oktarida, S.A.P.
Chandra, ST.
Andina Oktavia Sulistya Putri, ST. MT.
Nani Panca Lukitasari, ST.
Rilo Pambudi, S.Si
Agung Hermawanto S.Si
Anom Maulana Hartawan, ST.
Ismi Zainati Asmarani, SP.
Ghulamin Rizqiawan, ST., MT
Panca Sandika, SE
Mohamad Iqbal Nurashari, S.PWK
Agus Ruswiliana

Diterbitkan Oleh :
Subdit Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang Wilayah I
Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang
Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
© 2021

Pembangunan infrastruktur
adalah masalah pemerataan

dan keadilan.
Ir. H. Joko Widodo (Presiden RI Ke-7)
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

01. PENDAHULUAN
A. Indikasi Pemasalahan yang melatarbelakangi Perlunya
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang

1. Belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan


infrastrukturnya.
2. Belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur antar Organisasi
Perangkat Daerah (OPD).
3. Belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.
4. Adanya proyek yang mangkrak karena pembangunan dilaksanakan pada
lokasi yang tidak sesuai peruntukannya dalam rencana tata ruang.
5. Pembangunan antar sektor (baik lintas sektor, lintas pemerintah pusat-
pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah) tidak sinkron.

Halaman 1 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B. Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan


Ruang Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021

Pasal Pelaksanaan Sinkronisasi Program


Pemanfaatan Ruang yang dilaksanakan oleh

144
Pasal 144 Daerah Dilakukan terhadap:
Pemerintah
• RTRW Provinsi
• RTRW Kabupaten
• RTRW Kota

Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang dilakukan dengan


menyelaraskan indikasi program utama dengan program sektoral dan
kewilayahan dalam dokumen rencana pembangunan secara terpadu.

Pasal Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang

145
menghasilkan dokumen
a. SPPR Jangka Menengah (Lima
Tahunan); dan
b. SPPR Jangka Pendek (satu tahunan).

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang menjadi masukan untuk


penyusunan rencana pembangunan dan pelaksanaan peninjauan kembali
dalam rangka revisi Rencana Tata Ruang.

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 2


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C. Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Daerah


Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang.

Halaman 3 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

02. METODE PELAKSANAAN SINKRONISASI PROGRAM PEMANFAATAN RUANG


A. Tata Cara Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Daerah
Tata cara pelaksanaan sinkronisasi program pemanfaatan ruang daerah menurut Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 13 Tahun
2021 terdiri dari 4 (empat) tahap.

Tahap • Menyusun kerangka acuan kerja;


Persiapan • Menginventarisasi kebutuhan data dan informasi; dan
• Mengidentifikasi dan menetapkan instansi pelaksana program dan pemangku kepentingan.

• Pengumpulan data dan informasi dilakukan untuk memperoleh konfirmasi dan pemutakhiran data
Tahap program Pemanfaatan Ruang yang diperoleh dari instansi pelaksana program.
Pengumpulan • Pengumpulan data primer (konsultasi publik, diskusi terfokus, survei lapangan, penyebaran
Data dan angket/kuesioner, dan/atau wawancara)
Informasi • Pengumpulan data sekunder

Tahap • Penyusunan SPPR Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan 4 (empat) tahap


Penyusunan • Penyusunan SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan 3 (tiga) tahap
• (Dalam bentuk Matriks dan Peta)

Tahap
Dilakukan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang penataan ruang kepada
Penyampaian
Menteri dan perangkat daerah terkait melalui kepala daerah.
Hasil SPPR

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 4


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B. Metode Penyusunan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah 5


(Lima) Tahunan oleh Pemerintah Daerah
Lingkup program pemanfaatan ruang yang ditelaah dalam penyusunan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang oleh Pemerintah
Daerah adalah seluruh program infrastruktur untuk mewujudkan fungsi kawasan sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang.
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang oleh Pemerintah Provinsi menelaah program yang bersumber dari APBD Provinsi/sumber
lain sesuai kewenangan Pemerintah Provinsi. Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota menelaah
program yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota/sumber lain sesuai kewenangan Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota.

1 2 Inventarisasi dan
3 4 Rencana Terpadu
Analisis Sinkronisasi Program Jangka
Identifikasi Arahan Sintesis Rencana Tata
Program Jangka Menengah yang
Spasial Ruang dan Rencana
Menengah mendukung Tata
pembangunan
Ruang

Penyusunan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan dilakukan dengan menyelaraskan
indikasi program utama Rencana Tata Ruang di tingkat nasional dengan program sektoral dan kewilayahan jangka menengah 5
(lima) tahunan.

Arahan Spasial dan Sintesis Rencana Sinkronisasi Fungsi Sinkronisasi Fungsi Sinkronisasi Waktu Rencana Terpadu
Indikasi Program Tata Ruang dan dan Lokasi Program dan Lokasi Program Pelaksanaan Program
Utama Rencana Rencana Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang Program Pemanfaatan Ruang
Tata Ruang Pembangunan Intrasektor Antarsektor Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah

Matriks 1 dan Peta Matriks 2 Matriks 3.a Matriks 3.b Matriks 4 Matriks 5 dan Peta

B.1. Identifikasi Arahan Spasial


Identifikasi arahan spasial dilakukan sebagai upaya mengintegrasikan dokumen Rencana Tata Ruang dalam Sinkronisasi
Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan, untuk melihat konsistensi dan keselarasan arahan spasial
Rencana Tata Ruang tingkat Nasional dengan Rencana Tata Ruang tingkat Daerah (Asas berjenjang dan komplementer).
Dalam mengidentifikasi arahan spasial juga perlu mempertimbangkan muatan perencanaan ruang laut berupa perairan pesisir
pada RTRW Provinsi.
a. Input :
• Tujuan, kebijakan, dan strategi dari Rencana Tatat Ruang Wilayah Provinsi atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
yang akan disusun SPPR-nya.
• Arahan spasial terkait dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Nasional, RTRW Provinsi (untuk SPPR oleh Pemerintah Kabupaten/Kota), RTRW
Kabupaten/Kota (untuk SPPR oleh Pemerintah Provinsi) sesuai lingkup wilayah yang akan disusun SPPR-nya.

Halaman 5 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

b. Proses :
• Inventarisasi dan identifikasi seluruh arahan spasial RTR terkait yang selaras dengan arahan spasial (tujuan, kebijakan,
dan strategi) pada RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota.
• Identifikasi indikasi program utama periode 5 (lima) tahun (selaras periode RPJMD).
• Indikasi program utama RTR diklasifikasikan berdasarkan program sectoral.
• Identifikasi arahan lokasi/wilayah/kawasan pada indikasi program utama (Kawasan didorong dan Kawasan
Dikendalikan). Kawasan didorong merupakan kawasan yang diarahkan untuk didorong pengembangannya. Sedangkan
Kawasan dikendalikan merupakan kawasan yang dikendalikan pengembangannya.
c. Output :
• Arahan lokasi berdasarkan fungsi kawasan yang diklasifikasikan dalam kawasan didorong/kawasan dikendalikan
pengembangannya.
• Hasil identifikasi indikasi program utama RTRW Prov. atau RTRW Kab./Kota selaras periode RPJMD dan backlog
program yang belum terlaksana.

Format Matriks 1 (Identifikasi Arahan Spasial)


Arahan Spasial RTRW Arahan Spasial Terkait Arahan Spasial Jangka Menengah 5 (lima) Tahun
Tujuan, Arahan RTRW Provinsi
RTR Pulau/ Arahan Lokasi Berdasarkan
No Kebijakan, Lokasi/Wilayah RTRWN RTR KSN atau RTRW Indikasi Program Utama RTRW
Kepulauan Fungsi Kawasan
Strategi /Kawasan Kabupaten/Kota*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. TUJUAN 1
1.1. Kebijakan 1 Kawasan didorong
1.1.1 Strategi 1 …………..
1.1.2 Strategi 2 Kawasan dikendalikan
…………..
1.1.3 dst.
1.2 Kebijakan 2
1.2.3 dst.

Keterangan :
a. Kolom (1) : Penomoran untuk membedakan dalam pengisian tujuan, kebijakan, dan strategi diperoleh dari RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang akan disusun
SPPR-nya.
b. Kolom (2) : Tujuan, kebijakan, dan strategi yang terdapat pada RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota.
c. Kolom (3) : Arahan lokasi/wilayah/kawasan yang mendukung perwujudan tujuan, kebijakan, dan strategi dari RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota.
d. Kolom (4) - (7) : Arahan spasial yang berasal dari RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan atau RTR KSN dalam lingkup wilayah terkait yang mendukung arahan spasial RTRW Provinsi atau
RTRW Kabupaten/Kota (asas berjenjang dan komplementer).
*) Input Arahan Spasial untuk RTRW Provinsi adalah seluruh RTRW Kabupaten/Kota di dalam Provinsi tersebut, sedangkan Input arahan spasial untuk RTRW
Kabupaten/Kota adalah RTRW Provinsi.
e. Kolom (8) : Hasil integrasi seluruh arahan lokasi/wilayah/kawasan yang diperoleh dari rencana pola ruang diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) fungsi kawasan yaitu kawasan
didorong atau kawasan dikendalikan pengembangannya untuk masing-masing tujuan penataan ruang pada RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota.
f. Kolom (9) : Hasil identifikasi indikasi program utama periode 5 (lima) tahun pada RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang akan disusun SPPR-nya untuk masing-
masing tujuan penataan ruang selaras dengan periode RPJMD dan backlog program yang belum terlaksana pada indikasi program utama RTRW Provinsi atau
RTRW Kabupaten/Kota tersebut berdasarkan hasil evaluasi keterlaksanaan program.
Indikasi program utama yang ditelaah diklasifikasikan berdasarkan program sektoral sesuai arahan pemanfaatan ruang pada RTRW Provinsi atau RTRW
Kabupaten/Kota yang akan disusun SPPR-nya.

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 6


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M1 (Identifikasi Arahan Spasial)

Format Penyajian Tabel Atribut Peta Matriks 1


(M1) Arahan Spasial berdasarkan Rencana Tata
Ruang
Tabel atribut peta M1 memuat rencana pola ruang
yang diklasifikasikan menjadi 2 (dua) fungsi
kawasan, yaitu kawasan didorong atau kawasan
dikendalikan yang disusun dengan format tertentu
berisikan paling sedikit informasi mengenai nama
objek, jenis rencana pola ruang, wilayah
administrasi provinsi, wilayah administrasi
kabupaten/kota, wilayah administrasi kecamatan,
fungsi kawasan, dan sumber data.

Keterangan:
*) Wilayah Administrasi Kecamatan dapat diisi
untuk SPPR dalam lingkup wilayah perencanaan
Kabupaten/Kota

Jenis Rencana Wilayah Administrasi Wilayah Administrasi Wilayah Administrasi


Ketentuan Data Nama Objek Fungsi Kawasan Sumber Data
Pola Ruang Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan*)

Nama Field NAMOBJ JNSRPR WADMPR WADMKK WADMKC FGSKWS SBDATA


Data Type Text Text Text Text Text Text Text
Length 250 250 250 250 250 250 250

Contoh Pengisian :

Jenis Rencana Pola Wilayah Administrasi Wilayah Administrasi Wilayah Administrasi


Nama Objek Fungsi Kawasan Sumber Data
Ruang Provinsi Kabupaten/Kota Kecamatan*)
NAMOBJ JNSRPR WADMPR WADMKK WADMKC FGSKWS SBDATA
Text Text Text Text Text Text Text
Kawasan Pariwisata Kawasan Budidaya Kepulauan Riau Kabupaten Bintan Gunung Kijang Kawasan Didorong Analisis SPPR, 2021
Kawasan Hutan Lindung Kawasan Lindung Kepulauan Riau Kabupaten Bintan Gunung Kijang Kawasan Dikendalikan Analisis SPPR, 2021

Halaman 7 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B.2. Inventarisasi dan Sintesis Rencana Tata Ruang dengan Rencana Pembangunan
Inventarisasi dan Sintesis RTR dengan rencana pembangunan dilakukan dengan menginventarisasi program sektoral dan
kewilayahan dalam dokumen rencana pembangunan di daerah dan selanjutnya dilakukan sintesis berdasarkan arahan spasial
dalam RTR.

a. Input :
• Indikasi program utama 5 (lima) tahun pada RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang akan disusun SPPR-nya;
• Indikasi program utama yang termuat dalam RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, RTR KSN, RTRW Provinsi dan/atau RTRW
Kabupaten/Kota;
• Program sektoral dan kewilayahan yang diperoleh dari dokumen rencana pembangunan.

b. Proses :
• Inventarisasi indikasi program utama 5 (lima) tahun RTR Nasional, Pulau, KSN yang mendukung atau selaras dengan
indikasi program utama RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota
• Inventarisasi program sektoral dan kewilayahan berbagai dokumen rencana pembangunan.
• Sintesis program pemanfaatan ruang jangka menengah 5 (lima) tahun.
• Penentuan sasaran pengembangan wilayah/kawasan

Tabel Input Inventarisasi Program Sektoral dan Kewilayahan SPPR Jangka Menengah Oleh Pemerintah Daerah
c. Output :
Dokumen Rencana
• Matriks 2 Sintesis Rencana No.
Pembangunan
Kriteria dan Penjelasan

Tata Ruang dan Rencana 1 Rencana Pembangunan Jangka Merupakan dokumen perencanaan Nasional untuk periode 5 (lima) tahunan.
Menengah Nasional (RPJMN) Catatan:
Pembangunan yang Program yang ditelaah merupakan program dengan pembiayaan APBD.
memuat sintesis indikasi Dalam hal RPJMN belum disusun, maka mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJMN).
program utama RTR 2 Rencana Pembangunan Jangka Merupakan dokumen perencanaan Daerag untuk periode 5 (lima) tahun terhitung
dengan program sektoral Menengah Daerah (RPJMD) sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah.
dan kewilayahan dalam Catatan:
Dalam hal RPJMD belum disusun, maka mengacu pada Rencana Pembangunan
dokumen rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
pembangunan di daerah. 3 Rencana Strategis Perangkat Merupakan dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Daerah Contoh: Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Aa, dsb.
4 Rencana pembangunan Merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disusun organisasi
perangkat daerah Perangkat Daerah yang telah ditetapkan (legal) selain Renstra Perangkat Daerah,
umumnya ditetapkan sebagai Peraturan Daerah (Perda).
Contoh: Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), Rencana Umum Energi Daerah
(RUED), dsb.
5 Dukungan Kebijakan Nasional Merupakan program pemerintah daerah yang mendukung kebijakan nasional yang
yang Bersifat Strategis bersifat strategis dengan pembiayaan APBD berdasarkan kewenangan pemerintah
daerag dan tercantum dalam rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan.
Contoh:
Program penyediaan dan pemeliharaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa)
di Provinsi Aa (APBD, tertuang dalam RPJMD) untuk mendukung Program PSN
dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional terkait pembangunan rumah susun di Provinsi Aa.

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 8


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Format Matriks 2 (Inventarisasi dan Sintesis Rencana Tata Ruang dengan Rencana Pembangunan)
Sintesis Program Pemanfaatan Ruang
Rencana Tata Ruang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 5 (lima) Tahun
Indikasi
Program RPJMD Dukungan
RTRW
No Utama 5 Provinsi Rencana Rencana terhadap Kode Sasaran
Provinsi Program
(Lima) Tahun RTR Pulau/ dan/atau Strategis Pembangunan Kebijakan Pengembangan Tahun
RTRWN RTR KSN atau RTRW RPJMN*) Pemanfaatan
RTRW Kepulauan RPJMD Perangkat Perangkat Nasional yang Wilayah/ Pelaksanaan
Kabupaten Ruang
Kabupaten/ Daerah Daerah Bersifat Kawasan
/Kota*)
Kota*) Strategis*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Keterangan:
a. Kolom (1) : Penomoran urutan program.
b. Kolom (2) : Indikasi program utama 5 (lima) tahun pada RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang akan disusun SPPR-nya (Matriks 1 kolom 9) yang
selaras dengan periode RPJMD dan backlog program yang belum terlaksana pada indikasi program utama RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota
tersebut berdasarkan hasil evaluasi keterlaksanaan program.
c. Kolom (3) - (6) : Indikasi program utama yang termuat dalam masing-masing dokumen RTR di kolom (3)- (6) yang mendukung atau sejalan dengan indikasi program utama
RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang terdapat dalam kolom (2).
*) pada Kolom (6) : Input program untuk SPPR RTRW Provinsi adalah RTRW Kabupaten/Kota di dalam Provinsi tersebut, sedangkan Input program untuk
SPPR RTRW Kabupaten/Kota adalah RTRW Provinsi terkait.
*) pada kolom (3) – (6), input program yang ditelaah merupakan program dengan pembiayaan APBD sesuai kewenangannya.
d. Kolom (7) - (11) : Program sektoral dan kewilayahan yang termuat dalam masing-masing dokumen rencana pembangunan yang mendukung atau selaras dengan indikasi
program utama yang terdapat dalam kolom (2).
*) pada Kolom (7) : input Program yang ditelaah merupakan program dengan pembiayaan APBD.
*) pada Kolom (8) : input program untuk SPPR RTRW Provinsi adalah RPJMD Provinsi, sedangkan input program untuk SPPR RTRW Kabupaten/Kota adalah
RPJMD Provinsi (dengan pembiayaan APBD Kabupaten/Kota) dan RPJMD Kabupaten/Kota.
*) pada Kolom (11) : input program yang ditelaah merupakan program yang mendukung kebijakan nasional yang bersifat strategis dengan pembiayaan APBD
berdasarkan kewenangannya dan tercantum dalam rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan (dapat merupakan bagian yang tercantum dari
kolom (7) - kolom (10)).
e. Kolom (12) : Kode program pemanfaatan ruang menggunakan kodifikasi program sektoral.
f. Kolom (13) : Hasil sintesis program pemanfaatan ruang 5 (lima) tahunan dari indikasi program utama 5 (lima) tahun dalam RTR dan dokumen rencana pembangunan.
Program pemanfaatan ruang yang dapat diinventarisasi sebagai masukan PK dalam rangka revisi RTR diberi tanda '(*)', dengan kriteria:
Bahan pertimbangan untuk masukan PK RTRW Provinsi:
1) Program pada indikasi program utama dalam RTR pada kolom (3) s.d. (6) (Sumber Pembiayaan dari APBD Provinsi) yang tidak terdapat dalam RTRW
Provinsi; dan
2) Program sektoral dan kewilayahan dalam dokumen rencana pembangunan di kolom (7) s.d. (9) (Sumber Pembiayaan APBD Provinsi) yang belum
terakomodir dalam RTRW Provinsi.
Bahan pertimbangan untuk masukan PK RTRW Kabupaten/Kota:
1) Program pada indikasi program utama dalam RTR pada kolom (3) s.d. (6) (Sumber Pembiayaan dari APBD Kabupaten/Kota) yang tidak terdapat dalam
RTRW Kabupaten/Kota; dan
2) Program sektoral dan kewilayahan dalam dokumen rencana pembangunan di kolom (7) s.d. (11) (Sumber Pembiayaan APBD Kabupaten/Kota) yang belum
terakomodir dalam RTRW Kabupaten/Kota.
g. Kolom (14) : Sasaran pengembangan wilayah/kawasan berdasarkan lingkup lokasi program pemanfaatan ruang.
h. Kolom (15) : Tahun pelaksanaan program yang diperoleh dari analisis data sekunder dalam dokumen RTR dan/atau rencana pembangunan termutakhir.

Halaman 9 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B.3. Analisis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah


Analisis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah dilakukan melalui 3 aspek penilaian yaitu sinkronisasi
berdasarkan fungsi, lokasi dan waktu.

• Fungsi dan Lokasi


1. Sinkronisasi fungsi dan lokasi antara program yang terdapat pada satu sektor yang sama (program intrasektor)
2. Sinkronisasi fungsi dan lokasi antara program pada sektor yang berbeda (program antarsektor)
• Waktu
Upaya yang dilakukan guna menyelaraskan waktu pelaksanaan antarprogram pemanfaatan ruang agar sesuai dengan
kerangka waktu/periode pelaksanaan program.

Tabel Penilaian Analisis Sinkronisasi Fungsi dan Lokasi Program Intrasektor

Program infrastruktur yang sama dalam intrasektor (satu Program infrastruktur yang berbeda dalam
Lokasi Fungsi Nilai
sektor) yang saling berkaitan intrasektor (satu sektor) yang saling berkaitan

Infrastruktur berupa Jaringan Infrastruktur berupa Jaringan Sama Saling Terhubung 3


Contoh : Jaringan Jalan, Jaringan Air Minum, Jaringan Contoh : Irigasi dan Bendungan (SDA), Jaringan
Energi, dll Transmisi dan Gardu Induk (Energi), dsb. Sama Tidak Saling Terhubung 2

Berbeda Tidak Saling Terhubung 1

Infrastruktur Non-Jaringan Infrastruktur Non-Jaringan Sama - 3


Contoh : Terminal Tipe B dan Terminal Tipe C, Pasar Induk Contoh : Terminal dan Pelabuhan
dan Pasar Tradisional, dll Berbeda - 2

Tabel Penilaian Analisis Sinkronisasi Fungsi dan Lokasi Program Antarsektor

Program antarsektor yang saling berkaitan Lokasi Fungsi Nilai

Infrastuktur berupa Jaringan Sama atau berbeda Saling Terhubung 3


Contoh : Jalan dengan Pelabuhan, Bangunan Sumber Air Baku dengan IPA, dll.
Sama Tidak Saling Terhubung 2

Berbeda Tidak Saling Terhubung 1

Infrastruktur Non-Jaringan Sama - 3


Contoh : Bendungan dengan Pembangkit, Penataan Bangunan Lingkungan dengan Penataan Destinasi
Wisata, dll. Berbeda - 2

Tabel Penilaian Analisis Sinkronisasi Waktu

Program infrastruktur intrasektor/antarsektor yang berkaitan secara fungsi dan Program tanpa memperhatikan aspek sinkronisasi waktu
Nilai Nilai
lokasi yang saling terhubung pelaksanaan program

Sesuai dengan kerangka waktu/ periode pelaksanaan secara paralel/ berurutan 3 Tidak saling berkaitan secara fungsi dan lokasi 1

Tidak sesuai dengan kerangka waktu/ periode pelaksanaan secara paralel/ berurutan 1 Antarprogram infrastruktur yang sudah terbangun (eksisting) 1

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 10


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Setelah dilakukan proses analisis sinkronisasi program pemanfaatan ruang berdasarkan aspek fungsi, lokasi, dan waktu, dilakukan
penilaian/rekapitulasi total untuk seluruh program sehingga dihasilkan tingkat sinkronisasi program pemanfaatan ruang. Tingkat
sinkronisasi dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) klasifikasi, yaitu tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan perhitungan interval klasifikasi
sebagai berikut:

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah


Interval =
3

Sehingga dapat dihasilkan ketentuan tingkat sinkronisasi sebagai berikut:


1. tingkat sinkronisasi tinggi diperoleh dari total pembobotan sinkronisasi fungsi, lokasi, dan waktu berada pada kelas interval nilai
bobot tertinggi;
2. tingkat sinkronisasi sedang diperoleh dari total pembobotan sinkronisasi fungsi, lokasi, dan waktu berada pada kelas interval nilai
bobot sedang; dan
3. tingkat sinkronisasi rendah diperoleh dari total pembobotan sinkronisasi fungsi, lokasi, dan waktu berada pada kelas interval nilai
bobot rendah.

Format Matriks 3a (Sinkronisasi Fungsi dan Lokasi Program Pemanfaatan Ruang Intrasektor Format Matriks 4 (Sinkronisasi Waktu)

Total Bobot Program Pemanfaatan Ruang *) Total Bobot


Program Pemanfaatan Ruang *) Kode
SDA.1 SDA.2 JLN.1 JLN.2 DAT.n Sinkronisasi Waktu
Kode Intrasektor

Program Pemanfaatan
SDA.1 SDA.2 SDA.3 SDA.4 SDA.n (SDA) SDA.1

SDA.1 SDA.2

Ruang *)
Pemanfaatan
Ruang *)
Program

SDA.2 JLN.1
SDA.3 JLN.2
SDA.4
SDA.n DAT.n

Format Matriks 3b (Sinkronisasi Fungsi dan Lokasi Program Pemanfaatan Ruang Antarsektor) Format Matriks Rekapitulasi Hasil Sinkronisasi Fungsi, Lokasi dan Waktu

Program Pemanfaatan Ruang *) Sinkronisasi Fungsi, lokasi,


Rekapitulasi
Total Bobot Program dan waktu
Kode Bobot (M3.a +
JLN.1 JLN.2 JLN.3 JLN.4 JLN.n Antarsektor (SDA) No Pemanfaatan Kode Total Total Total Total Tingkat Sinkronisasi
M3.b + M4 +
Ruang SDA *) Bobot Bobot Bobot Bobot
SDA.1 Mn)
M3.a M3.b M4 Mn
Pemanfaatan
Ruang *)

SDA.2
Program

SDA.3 SDA.1
SDA.4
SDA.2
SDA.n
Total Bobot dst.
Antarsektor (JLN)

Halaman 11 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B4. Perumusan Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah yang mendukung
Rencana Tata Ruang
Tahap akhir SPPR Jangka Menengah 5 Tahunan adalah merumuskan rencana terpadu program pemanfaatan ruang yang
mendukung RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang akan disusun SPPR-nya dilengkapi dengan informasi detail
program dan waktu pelaksanaan program setiap tahun dalam periode 5 tahun.

a. Input :
• Arahan spasial yang terdiri atas tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang, serta arahan lokasi berdasarkan fungsi
kawasan, yang tercantum pada Matriks 1 Kolom (2) dan Kolom (8);
• Hasil sintesis program pemanfaatan ruang jangka menengah yang dihasilkan pada Matriks 2 kolom (13); dan
• Hasil tingkat sinkronisasi fungsi, lokasi, dan waktu program pemanfaatan ruang berdasarkan rekapitulasi penjumlahan
total bobot sinkronisasi.

b. Proses :
• Pengisian kelengkapan informasi meliputi besaran, sumber dan/atau alternatif pembiayaan dan instansi pelaksana.
• Penentuan tingkat sinkronisasi fungsi, lokasi, dan waktu yang diperoleh dari hasil tingkat sinkronisasi fungsi dan lokasi.
• Pengisian tahun pelaksanaan program.

c. Output :
Matriks 5 Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah dan Peta M5 Rencana Terpadu Program
Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah

Format Matriks 5 (Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah)


Arahan Spasial Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah 5 (lima) Tahun Tahun Pelaksanaan Program
Arahan Lokasi Sasaran Sumber
Tingkat
No berdasarkan Pengembangan dan/atau Instansi Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Tujuan Kode Program Lokasi Besaran Sinkronisasi
Fungsi Wilayah/ Alternatif Pelaksana ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Kawasan Kawasan Pembiayaan
1. Kawasan
Tujuan 1
didorong
(beserta …………..
Jakstra)

Kawasan
dikendalikan
…………..

2. Tujuan 2,
dst.

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 12


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C. Metode Penyusunan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah 1


(Satu) Tahunan oleh Pemerintah Daerah
SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan merupakan tindak lanjut dari hasil SPPR Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi keterlaksanaan program pemanfaatan ruang sebagai masukan peninjauan kembali
dalam rangka revisi RTR dan menilai program prioritas pada tahun (t+2) sebagai masukan dalam penyusunan rencana
pembangunan. Penyusunan SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan disusun melalui 3 (tiga) tahap.

1 2 3
Identifikasi keterlaksanaan
Penilaian prioritas program Usulan prioritas program
rencana terpadu program
pemanfaatan ruang jangka pemanfaatan ruang jangka
pemanfaatanruang jangka
pendek pendek
menengah

Tahapan SPPR Penyusunan Jangka Pendek

Halaman 13 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C.1. Identifikasi Keterlaksanaan Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah
Merupakan upaya mengidentifikasi realisasi keterlaksanaan program pemanfaatan ruang berdasarkan periode Jangka Menengah
5 tahun yang diturunkan ke dalam periode jangka pendek 1 tahunan berdasarkan hasil keluaran SPPR Jangka Menengah 5
Tahunan.

a. Input :
Program pemanfaatan ruang SPPR Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan

b. Proses :
• Identifikasi sasaran pengembangan wilayah/Kawasan
• Identifikasi keterlaksanaan program pemanfaatan ruang
• Identifkasi usulan program pemanfaatan ruang pada tahun (t+2)

c. Output :
Matriks 1 Identifikasi Keterlaksanaan Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah yang menunjukan
informasi realisasi keterlaksanaan program pemanfaatan ruang pada periode Jangka Menengah 5 (lima) Tahun yang
diturunkan ke dalam periode jangka pendek 1 (satu) tahunan.

Format Matriks 1 (Identifikasi Keterlaksanaan Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah)
Status Usulan
Sasaran Sumber Program
Program Realisasi Program Pemanfaatan Ruang Program Program/
Pengembangan dan/atau Instansi Sumber Tahun Pemanfaatan
No Kode Pemanfaatan Lokasi (t+2)*) Kegiatan
Wilayah/ alternatif Pelaksana Data Pelaksanaan Ruang (t+2)
Ruang Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sektor
Kawasan Pembiayaan Baru Rutin *)
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 (t+2)

C.2. Penilaian Prioritas Program Pemanfaatan Ruang Jangka Pendek


Pada tahap ini dilakukan penilaian prioritas program pemanfaatan ruang jangka pendek untuk memasukan rencana pembangunan
berdasarkan hasil Matriks 1 Identifikasi Keterkasanaan Program Pemanfaatan Ruang.
a. Input :
Input dalam tahap penilaian prioritas program pemanfaatan ruang menggunakan hasil usulan program (t+2).

b. Proses :
Penilaian prioritas program meliputi aspek perencanaan, aspek sinkronisasi program, aspek pelaksanaan program, aspek
pembiayaan, aspek kewilayahan.

c. Output :
Matriks 2 Penilaian Prioritas Program Pemanfaatan Ruang” pada tiap Provinsi atau Kabupaten/Kota yang menunjukkan
prioritas program.

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 14


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Indikator Penilaian Prioritas Program


Aspek Indikator Nilai
Aspek Perencanaan Rentang Nilai 1-3 Tidak sesuai dengan RTR di Daerah (RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota) 1
(Bobot penilaian 25%) Sesuai dengan RTR di Daerah (RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota) 3
Aspek Sinkronisasi Program Rentang Rendah 1
Nilai 1-3 (Bobot penilaian 20%) Sedang 2
Tinggi 3
Aspek Pelaksanaan Rentang Nilai 1-3 Usulan Program baru 1
(Bobot penilaian 20%) Backlog Program 2
MYC (Masih berjalan) 3
Aspek Pembiayaan Rentang Nilai 1-3 Belum dianggarkan 1
(Bobot penilaian 15%) Sudah dianggarkan 3
Aspek Kewilayahan Rentang Nilai 1-3 Tidak Mendukung 1
(Bobot penilaian 20%) Mendukung 1 sasaran pengembangan wilayah/kawasan, antara lain:
- Pusat permukiman/kegiatan yang diamanatkan dalam RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota
(contoh: PKN, PKW, PKSN, PKL, PPK, PPL)
- Kawasan andalan yang diamanatkan dalam RTRWN 2
- Kawasan strategis yang diamanatkan dalam RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota (contoh:
KSN/KSP/KSK)
- Kawasan pusat pertumbuhan yang diamanatkan dalam RPJMN dan RPJMD (contoh: KI, KEK, KSPN dsb)
Mendukung > 1 sasaran pengembangan wilayah/kawasan 3

Format Matriks 2 (Penilaian Prioritas Program Pemanfaatan Ruang)

Usulan Sasaran Aspek Penilaian Prioritas


Program
Kode Program/ Pengembangan Instansi Aspek Hasil Tingkat
No Pemanfaatan Lokasi Aspek Aspek Aspek Aspek
Program Kegiatan Wilayah/ Pelaksana Sinkronisasi Penilaian Prioritas
Ruang (t+2) Perencanaan Pelaksanaan Pembiayaan Kewilayahan
Sektor (t+2) Kawasan Program
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Keterangan:
a. Kolom (1) : Penomoran sesuai program pemanfaatan ruang.
b. Kolom (2) : Kode program pemanfaatan ruang menggunakan kodifikasi program sektoral.
c. Kolom (3) : Program pemanfaatan ruang (t+2) yang diperoleh dari Matriks 1 kolom (17).
d. Kolom (4) : Usulan program/kegiatan sektor (t+2) diperoleh dari Matriks 1 kolom (18).
e. Kolom (5) : Lokasi program pemanfaatan ruang diperoleh dari Matriks 1 kolom (4).
f. Kolom (6) : Sasaran pengembangan wilayah/kawasan diperoleh dari Matriks 1 kolom (5).
g. Kolom (7) : Instansi pelaksana program yang diperoleh dari Matriks 1 kolom (7).
h. Kolom (8) : Diisi bobot sesuai kriteria penilaian prioritas program pada aspek perencanaan.
i. Kolom (9) : Diisi bobot sesuai kriteria penilaian prioritas program pada aspek sinkronisasi program.
j. Kolom (10) : Diisi bobot sesuai kriteria penilaian prioritas program pada aspek pelaksanaan.
k. Kolom (11) : Diisi bobot sesuai kriteria penilaian prioritas program pada aspek pembiayaan.
l. Kolom (12) : Diisi bobot sesuai kriteria penilaian prioritas program pada aspek kewilayahan.
m. Kolom (13) : Hasil penilaian dari perhitungan penjumlahan kolom (8) s.d kolom (12) yang sudah dinilai berdasarkan persentase padamasing-masing aspek.
n. Kolom (14) : Diisi klasifikasi prioritas berdasarkan total penilaian (Prioritas 1, Prioritas 2, Prioritas 3).

Halaman 15 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C.3. Usulan Prioritas Program Pemanfaatan Ruang Jangka Pendek


Pada tahap akhir proses penyusunan SPPR Jangka Pendek 1 Tahunan dilakukan pengklasifikasian program berdasarkan pada
masing-masing Provinsi atau Kabupaten/kota sesuai RTRW Provinsi atau RTRW Kabupaten/Kota yang akan disusun SPPR-nya
a. Input :
Input yang diperlukan pada tahap ini adalah program pemanfaatan ruang beserta hasil analisis prioritas program yang
berasal dari output pada tahap 2 (dua) SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan.

b. Proses :
Dilakukan proses pengelompokan program berdasarkan urutan hasil penilaian tertinggi ke terendah pada proses Matriks 2
kolom (13) serta dilakukan uraian sasaran pengembangan wilayah/kawasan program pemanfaatan ruang.

c. Output :
Matriks 3 (M3) Hasil Prioritas Program Pemanfaatan Ruang (t+2) yang diurutkan berdasarkan prioritas.

Format Matriks 3 (Hasil Prioritas Program Pemanfaatan Ruang (t+2))


Usulan Sasaran Pengembangan Wilayah/Kawasan
Program
Program/ Instansi
No Pemanfaatan Lokasi Pusat Kawasan Kawasan Strategis Tingkat Prioritas
Kegiatan Sektor Pelaksana Kawasan Pusat Pertumbuhan
Ruang (t+2) Permukiman/Kegiatan Andalan Nasional
(t+2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Keterangan:
a. Kolom (1) : Penomoran diurutkan berdasarkan hasil total penilaian tertinggi ke terendah diperoleh dari Matriks 2.
b. Kolom (2) : Program pemanfaatan ruang yang telah dilakukan penilaian prioritas program diperoleh dari Matriks 2 kolom (3).
c. Kolom (3) : Penyesuaian nomenklatur program serta usulan program/kegiatan sektor (t+2) diperoleh dari Matriks 2 kolom (4).
d. Kolom (4) : Instansi pelaksana program diperoleh dari Matriks 2 kolom (7).
e. Kolom (5) : Lokasi program pemanfaatan ruang diperoleh dari Matriks 2 kolom (5).
f. Kolom (6)-(9) : Lingkup sasaran pengembangan wilayah sesuai program pemanfaatan ruang diperoleh dari Matriks 2 kolom (6) yang diuraikan menjadi:
• Pusat permukiman/kegiatan yang diamanatkan dalam RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota (contoh: PKN, PKW, PKSN, PKL,
PPK, PPL);
• Kawasan andalan yang diamanatkan dalam RTRWN;
• Kawasan Strategis terkait yang diamanatkan dalam RTRWN, RTRW Provinsi dan/atau RTRW Kabupaten/Kota (contoh: KSN, KSP, KS
Kabupaten/Kota); dan
• Kawasan pusat pertumbuhan yang diamanatkan dalam RPJMN dan RPJMD (contoh: KI, KEK, KSPN, dsb).
g. Kolom (10) : Keterangan tingkat prioritas program (Prioritas 1, Prioritas 2 atau Prioritas 3).

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 16


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

03. ARAHAN RENCANA TATA RUANG DAN RENCANA PEMBANGUNAN


A. Profil Wilayah
Luas Wilayah Luas Wilayah Jumlah Penduduk
Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia Daratan Tahun 2020
Perairan
yang dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002.
Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan
8.201,72 Km2 417.012,97 Km2 2.064.564 Jiwa
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Laut Cina Selatan


• Sebelah Timur : Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat Jumlah Pulau Laju Pertumbuhan
Jumlah Pulau
• Sebelah Selatan : Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Berpenghuni Penduduk 2020
Jambi
• Sebelah Barat : Negara Singapura, Malaysia dan Provinsi 1.796 Pulau 394 Pulau 2,02%/Tahun
Riau

Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu beranda depan


PDRB Tahun PDRB Tahun 2020 Pertumbuhan
NKRI yang berbatasan langsung dengan perairan negara 2020 (tanpa migas) Ekonomi 2019
Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Provinsi Kepulauan Riau
terdiri dari 7 (tujuh) Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Bintan, 174.976.703,10 153.233.019,60
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) 4,89%
Kabupaten Kepulauan Anambas, Kota Batam dan Kota
Tanjungpinang
ISU-ISU PENGEMBANGAN WLAYAH:
Provinsi Kepulauan Riau memiliki karakteristik wilayah 1. Belum optimalnya konektivitas transportasi dan komunikasi untuk
kepulauan dengan luas daratan 8.201,72 Km2, luas wilayah mengatasi tantangan pada karakteristik wilayah kepulauan
lautan 417.012,97 km2, dan 1.796 pulau yang 394 diantaranya 2. Persentase pemenuhan Pelayanan Dasar Pemenuhan Air Minum
merupakan pulau berpenghuni. Kabupaten Lingga memiliki baru sebesar 41,38% dari target 96,79%.
daratan paling luas di Provinsi Kepulauan Riau seluas 2.266,77 3. Pengembangan PKSN Perbatasan dan 22 Pulau-pulau Kecil
Km2, sedangkan wilayah perairan terluas berada di Kabupaten terdepan perlu menjadi prioritas penanganan
4. Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Natuna seluas 216.113,42 Km2.
Bebas (KPBPB) di Batam-Bintan-Karimun-Tanjungpinang, Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, aglomerasi
Jumlah Penduduk di Provinsi Kepulauan Riau pada Tahun 2020
Kawasan Industri (KI) di Batam untuk Optimalisasi peran strategis
sebanyak 2.064.564 Jiwa. Jumlah Penduduk terbanyak berada
dalam lalu lintas perdagangan dunia
di Kota Batam sebanyak 1.196.396 Jiwa dan paling sedikit di 5. Belum tereksplorasinya secara optimum potensi kemaritiman
Kab. Kepulauan Anambas sebanyak 47.402 Jiwa. Kepadatan khususnya dengan upaya untuk meningkatkan kinerja sektor
Penduduk di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 267 Jiwa/Km2. perikanan dan kelautan
Meskipun Kota Batam memiliki jumlah penduduk tertinggi, tetapi 6. Belum optimalnya preservasi cagar budaya melayu baik yang
daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota berupa benda/situs/cagar budaya maupun warisan budaya tak
Tanjungpinang dengan kepadatan sebanyak 1.464 Jiwa / Km2. benda
Sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk terendah ada 7. Belum optimalnya pariwisata yang berbasis budaya dan kemaritiman
di Kab. Natuna sebanyak 39 Jiwa/Ha. pada masyarakat lokal

Halaman 17 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Gambar Peta Administrasi Provinsi


Kepulauan Riau

Tabel Luas Wilayah dan Kependudukan di Provinsi Kepulauan Riau

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 18


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B. Arahan Rencana Tata Ruang


B.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Arahan Kebijakan RTRWN dilihat dari PP No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang
RTRWN. Arahan Kebijakan RTRWN terhadap Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas:

Arahan Sistem Pusat Pelayanan - Selat Lampah/Penagi (II/5)


- PKN Batam (ll/C/3) - Tambelan (II/5)
- PKW Tanjung Pinang (II/C/1) - Tarempa (II/6)
- PKW Terempa (III/B) - Pulau Letung (II/6)
- PKW Daik Lingga (III/B) - Sedanau (II/6)
- PKW Dabo-Pulau Singkep (II/B) Lampiran V
- PKW Tanjung Balai Karimun (II/C/1) A. Bandar Udara Pengumpul Primer
- PKSN Batam (I/A/1) - Hang Nadim (II/1)
- PKSN Ranai (II/A/2) B. Bandar Udara Pengumpul Tersier
- PKSN Terempa (III/A/1) - Ranai (II/5)
- RH Fisabilillah (II/5)
Arahan Rencana Jaringan Transportasi
Lampiran III Arahan Rencana Jaringan Energi
- Jalan Bebas Hambatan dalam Kota Batu Ampar - Muka Kuning – Bandara 1. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Natuna (II/ l)
Hang Nadim (II/6) 2. Pembangkitan Tenaga Listrik Kabupaten Karimun (II/ 1)
Lampiran IV 3. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kota Tanjung Pinang (II/ 1)
A. Pelabuhan Utama 4. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Lingga (II/ 1)
- Batam/Batu Ampar (III/1) 5. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Bintan (IV/ 1)
B. Pelabuhan Pengumpul 6. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kota Batam (IV/ 1)
- Tanjung Pinang (II/3) 7. Pembangkitan Tenaga Listrik di Pulau Dompak
- Pulau Sambu (IIl3)
- Tarempa (II/3) Arahan Rencana Jaringan Sumber Daya Air
- Tanjung Berakit (IIl3) - WS Kepulauan Riau (Il- lV /Al1) sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional
- Lobam (IIl3) - Pembangunan Bendungan Sei Gong
- Tanjung Balai Karimun (II/3)
- Tanjung Balai Kundur (II/3) Arahan Kawasan Lindung
- Pekajang (II/3) - Taman Buru Pulau Rempang (IIIF)
- Selat Lampa (II/a) - Taman Wisata Alam Muka Kuning (II/B/6)
- Teluk Senimba (III/3)
C. Pelabuhan Angkutan Penyeberangan Arahan Kawasan Andalan
- Penarik (IIl5) - Kawasan Andalan Zona Batam -Tanjung Pinang dan Sekitarnya
- Matak (II/5) - Kawasan Andalan Laut Batam dan Sekitarnya
- Telaga Pungkur (II/5) - Kawasan Andalan Laut Natuna dan Sekitarnya (Perikanan Laut II/G/2)
- Tanjung Uban (II/5)
- Tanjung Balai Karimun (II/5) Arahan Kawasan Strategis Nasional
- Dabo (IIl5) - KSN Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (II/A/2)
- Tanjung Pinang/Dompak (IIl5) - KSN Kawasan Perbatasan Negara Di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan
- Selat Belia (IIl5) Riau (IIIE/2)
- Sebangka (1116)

Halaman 19 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B.2 Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera


Arahan Kebijakan Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera dilihat dari Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Pulau Sumatera. Arahan Kebijakan RTR Pulau Sumatera di Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas:

Arahan Sistem Pusat Pelayanan - Waduk Duriangkang, Waduk Sei Harapan, Waduk Ladi, Waduk Lagoi,
- PKN/PKSN Batam dan
- PKW Tanjung Pinang Waduk Muka Kuning
- PKW Terempa - Prasarana dan Sarana Air Baku Pulau-pulau kecil terluar
- PKW Daik Lingga
- PKW Dabo-Pulau Singkep Arahan Rencana Kawasan Perikanan
- PKW Tanjung Balai Karimun - Kawasan Perikanan dengan memperhatikan DDDTLH di Kab.Bintan,
- PKSN Ranai Kota Batam, Kab. Karimun, Kab. Anambas
- Kawasan Minapolitan berbasis Masyarakat di Kab.Bintan, Kota Batam,
Arahan Rencana Jaringan Transportasi Kab. Karimun, Kab. Anambas
- JAP Pulau Batam (Batam-Timbesi-Tj. Berikat, Batam-Timbesi- - Kawasan Perikanan Tangkap
Tj.Uncang, Sp. Kabil-Punggur, Simpang Kabil- Nongsa, Batam-
Sekupang) Arahan Rencana Kawasan Pariwisata
- JAP Pulau Bintan (Tj. Pinang-Sp. Gesek dan Tj.Pinang-Kijang) - TWA Muka Kuning
- JKP Pulau Karimun Besar (Pasir Panjang - Sp. Jalutong - Tj. - TWA Laut Kepulauan Anambas
Balai) - Kawasan Pariwisata cagar budaya
- JKP Pulau Batam-Rempang-Galang - MICE yang didukung sarana dan prasarana di Kota Batam dan Tanjung
- JKP Natuna (Tj. Buton-Ranai-Selat Lampa) Pinang
- JSN Tanjung Berikat - Galang Baru
- JSN Pulau Daik (Sei Tenan - Tj. Buton) Arahan Rencana Kawasan Industri
- JSN Pulau Singkep (Sei Buluh-Dabo) - Kawasan Peruntukkan Industri pengolahan lanjutan berteknologi tinggi ,
- Jalan Bebas Hambatan dalam Kota Batu Ampar - Muka Kuning - padatmodal, berrdaya saing, dn ramah lingkungan di kota batam dan
Bandara Hang Nadim kep. karimun
- Jaringan Kereta Api Perkotaan PKN Batam - Kawasan Industri sesuai DDTLH di Kota Batam
- Kawasan Industi didukung dengan pengelolaan lmbah terpadu di Kota
Arahan Rencana Jaringan Prasarana Batam dan Tanjunggpinang
- Jaringan Transmisi Migas Grissik-Batam dan Natuna-Batam
- PLTGU Daik Arahan Rencana Kawasan Pertambangan
- PLTGU Tanjung Pinang - Kawasan Petambanan Mineral
- PLTB Pulau Natuna - Kawasan Pertambangan Migas
- PLTS Pulau Natuna
- Jaringan Transmisi di Pulau-pulau Pantai Timur Sumatera Arahan Rencana Kawasan Lindung
- Jaringan Terestrial Pelayanan Pengumpan d Pulau-pulau timur - Hutan Lindung
Sumatera - Kawasan Sempadan Pantai
- Jaringan Satelit untuk melayani kawasan perkotaan nasional, - Kawasan Sempadan Sungai
kawasan andalan, dan kawasan tertinggal dan terisolasi - Kawasan Sekitar danau/waduk
terutama pulau-pulau kecil - TN Laut Anambas
- WS Strategis Nasional Pulau Batam-Pulau Bintan - Kawasan Rawan Gelombang Pasang
- Kawasan Terumbu Karang
Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 20
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B.3 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Batam, Bintan dan Karimun
Arahan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Batam, Bintan dan Karimun dilihat dari Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Batam, Bintan dan Karimun. Arahan Kebijakan RTR Pulau Sumatera di Provinsi Kepulauan Riau
terdiri atas:

Arahan Sistem Pusat Pelayanan Arahan Rencana pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik:
- PKN/PKSN Batam • Pantai Nongsa di Kecamatan Nongsa
- PKW Tanjung Pinang • Pantai Tanjung Pinggir di Kecamatan Sekupang;
- PKW Tanjung Balai Karimun • Kawasan Wisata Jodoh di Kecamatan Lubuk Baja; dan
• Pantai Sembulang di Kecamatan Galang.
Arahan Rencana Jaringan Transportasi • Kawasan Wisata Lagoi di Kecamatan Teluk Sebong;
- JAP Kota Batam ( jalan Batam Centre-Sp. Franky-Sp. Kabil-Muka • Kawasan Wisata Pengujan-Kuala Sempang di Kecamatan Sri Kuala Lobam;
Kuning-TembesiTanjung Berikat; jalan Sp. Kabil-Sp. Jam-Sei • Kawasan Wisata Trikora di Kecamatan Gunung Kijang;
Harapan-Terminal Sekupang di Pelabuhan Batam; jalan Sp. Kabil-Sp. • Kawasan Wisata Sakera di Kecamatan Bintan Utara;
Punggur-Bandar Udara Hang Nadim-Batu Besar Nongsa; jalan Sp. • Kawasan Wisata Senggarang dan Kawasan Wisata Pulau Penyengat di
Punggur-Pelabuhan Telaga Punggur; jalan Tembesi-Batu Aji-Tanjung Kecamatan Tanjungpinang Kota
Uncang; dan jalan Sp. Jam-Terminal Batu Ampar di Pelabuhan • Pantai Pongkar di Kecamatan Tebing;
Batam) • Pantai Pelalawan di Kecamatan Meral;
- JAP Kab. Bintan (jalan Pelabuhan Kijang-Sei Enam-perbatasan Kota
Tanjungpinang) Arahan Rencana pusat kegiatan industri berorientasi ekspor:
- JAP Kota Tj. Pinang (jalan Pelabuhan Sri Bintan Pura-Sp. Adi Sucipto- • Kawasan Industri Kabil di Kecamatan Nongsa;
Gesek; dan jalan Sp. Adi Sucipto-Sp. Dompak Lama-Sp. Wacopek- • Kawasan Industri Batu Ampar di Kecamatan Batu Ampar;
perbatasan Kabupaten Bintan) • Kawasan Industri Muka Kuning di Kecamatan Sei Beduk;
- JKP 1 Kota Batam (jalan Tanjung Berikat-Sp. Sembulang-Pelabuhan • Kawasan Industri Tanjung Uncang di Kecamatan Batu Aji
Galang; jalan Muka Kuning-Tanjung Piayu-Telaga Punggur; jalan • Kawasan Industri Tanjung Gundap di Kecamatan Sagulung; dan
Simpang Industri Taiwan Punggur-Kawasan Industri Kabil-Batu • Kawasan Industri Lubuk Baja di Kecamatan Lubuk Baja.
Besar; jalan Lingkar Nongsa; jalan Simpang Tiga Baloi Bunga Raya- • Kawasan Industri Galang Batang di Kecamatan Gunung Kijang;
Simpang Penuin-Simpang JodohSimpang Batu Ampar; dan jalan • Kawasan Industri Lobam di Kecamatan Bintan Utara; dan
Simpang Sei Ladi-Universitas Internasional Batam-Simpang Penuin) • Kawasan Industri Maritim Bintan Timur di Kecamatan Bintan Timur
- JKP 1 Kab Bintan (jalan Tanjung Uban-Lowe-Gesek; jalan KM 16 • Kawasan Industri Dompak Seberang di Kecamatan Bukit Bestari
Gesek-Korindo-Pelabuhan Kijang; jalan Korindo-Kawal; jalan Gesek- • Kawasan Industri Parit Rempak, Kawasan Industri Tanjung Melolo,
Kawal-Malang Rapat-Tanjung Berakit; dan jalan Malang Rapat-Lowe) • Kawasan Industri Tanjung Penggaru, Kawasan Industri Tanjung
- JKP 1 Kota Tj. Pinang (jalan Simpangan-Senggarang) • Jepun, Kawasan Industri Tanjung Sememal, dan Kawasan Industri
- JKP 1 Kab. Karimun (jalan Tanjung Balai-Meral-Parit Rempak-Parit • Pasir Panjang di Kecamatan Meral
Benut-Sp. Jelutung-Pasir Panjang; jalan Parit Rempak-Pelabuhan • Kawasan Industri Teluk Lekup di Kecamatan Tebing
Roro; jalan Sungai Pasir-Teluk Ranai-Teluk Sitimbut; jalan Pasir • Kawasan Industri Perkapalan Sembawang di Kecamatan Meral
Panjang-Pelambung-Mentuda-Tanjung Balai; dan jalan Sp. Jelutung-
Teluk Ranai) Arahan Rencana Kawasan Lindung
- Jalan bebas hambatan (jalan Terminal Batu Ampar di Pelabuhan - Zona lindung 1 (Zona L1) yang merupakan kawasan yang memberikan
Batam-Sp. Kabil-Bandar Udara Hang Nadim; jalan Sp Kabil-Kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Industri Muka Kuning-Pulau Galang; dan jaringan jalan bebas - Zona lindung 2 (Zona L2) yang merupakan kawasan perlindungan setempat
hambatan yang berupa jembatan meliputi Simpang Tiga) - Zona lindung 3 (Zona L3) yang merupakan kawasan suaka alam, pelestarian
- JSN jalan Simpang Gesek-Tanjung Uban Bundaran Kabil-Pulau alam, dan cagar budaya
Tanjung Sauh-Pulau Bintan. - Zona lindung 4 (Zona L4) yang merupakan kawasan rawan bencana alam
- Jaringan jalur kereta api di Kawasan BBK - Zona lindung 5 (Zona L5) yang merupakan kawasan lindung geologi
- Zona lindung 6 (Zona L6) yang merupakan kawasan lindung lainnya

Halaman 21 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B.4 Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Riau dan Provinsi Kep. Riau
Arahan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara dilihat dari Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2020 tentang Rencana
Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Riau dan Provinsi Kep. RIau. Arahan Kebijakan RTR Kawasan Perbatasan Negara di
Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas:

Arahan Sistem Pusat Pelayanan Arahan Rencana Pola Ruang Kawasan Pariwisata:
PKSN sebagai pusat kegiatan utama dan terdepan • Taman Wisata Alam Muka Kuning di Kecamatan Sekupang, Kecamatan
- PKSN Batam di Kota Batam; Batam Kota, Kecamatan Batu Aji, dan Kecamatan Sei Beduk pada Kota
- PKSN Tarempa di Kabupaten Kepulauan Anambas; dan Batam.
- PKSN Ranai di Kabupaten Natuna • Zona B4 merupakan zona pariwisata dengan kualitas daya dukung
Pusat Pelayanan Pintu Gerbang lingkungan tinggi dan sedang, memiliki kualitas pelayanan prasarana
- Tanjung Balai di Kabupaten Karimun; dan sarana tinggi, terdiri dari:
- Tanjung Uban di Kabupaten Bintan; a. Kecamatan Belakang Padang pada Kota Batam;
- Letung di Kecamatan Jemaja pada Kabupaten Kepulauan b. Kecamatan Jemaja Barat, Kecamatan Jemaja, Kecamatan Jemaja
Anambas; dan Timur, Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Siantan Utara, dan
- Serasan di Kecamatan Serasan pada Kabupaten Natuna. Kecamatan Palmatak pada Kabupaten Kepulauan Anambas; dan
c. Kecamatan Bunguran Utara, Kecamatan Pulau Laut, Kecamatan
Arahan Rencana Jaringan Transportasi Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan
- JAP (Sp. Lobam - Tanjung Uban; Batam Centre - Sp. Franky Bunguran Selatan, Kecamatan Bunguran Barat, Kecamatan Pulau
(Jl. A. Yani); Sp. Franky - Sp. Kabil (Jl. A. Yani); Sp. Kabil - Tiga, Kecamatan Subi, Kecamatan Serasan, dan Kecamatan
Muka Kuning (Jl. A. Yani); Muka Kuning - Tembesi (Jln. Letjen Serasan Timur pada Kabupaten Natuna.
Suprapto); Tembesi - Batu Aji (Jln. Letjen Suprapto); Batu Aji -
Tanjung Uncang (Jln. Brigjen Katamso); Tembesi - Tanjung Arahan Rencana Pola Ruang Kawasan Industri:
Berikat; Sp. Kabil - Sp. Jam (Jl. Jend. Sudirman); • Zona B3 merupakan zona industri dengan kualitas daya dukung tinggi
- Sp. Jam - Sei Harapan (Jl. Gajah Mada); Sei Harapan - dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana yang tinggi, terdapat di:
Sekupang (Jl. RE Martadinata); Sp. Kabil - Sp. Punggur (Jl. a. Kecamatan Belakang Padang pada Kota Batam
Jend. Sudirman); Sp. Punggur - Batu Besar (Jl. Hang Tuah); b. Kecamatan Jemaja Barat, Kecamatan Jemaja, Kecamatan Siantan
Batu Besar - Nongsa (Jl. Hang Jebat, Jl. Hang Lekiu); Sp. Selatan, Kecamatan Siantan Utara, dan Kecamatan Palmatak pada
Punggur - Telaga Punggur; Jln. Diponegoro (Sp. Sei Harapan - Kabupaten Kepulauan Anambas; dan
Sp. Basecamp Batu Aji); Jln. Duyung (Pel. Batu Ampar - Sp. c. Kecamatan Bunguran Utara dan Kecamatan Bunguran Timur Laut
Baloi Centre); Baloi Centre - Sp. Sei Ladi (UIB); Tarempa - Sp. pada Kabupaten Natuna.
Rintis;
- JKP (Tg. Balai - Meral; Meral - Parit Rampak; Parit Rampak - Arahan Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Parit Benut; . Parit Benut - Sp. Jeletung; Sp. Jeletung - Pasir • Zona lindung 1 (Zona L1) yang merupakan kawasan yang memberikan
Panjang; Parit Rampak - Pelabuhan Roro; Selat Lampa - Sp. perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Sekunyam; Sp. Sekunyam - Desa Cemaga; Desa Cemaga - Sei • Zona lindung 2 (Zona L2) yang merupakan kawasan perlindungan
Ulu; Sei Ulu - Ranai (Sp. Lantamal); Ranai - Sp. Tanjung; Sp. setempat
Tanjung - Tanjung Datuk; Tanjung Datuk - Teluk Buton; Km. • Zona lindung 3 (Zona L3) yang merupakan kawasan konservasi
16/Sp. Gesek - Gesek; Gesek - Kangka; Kangka - Sialang; • Zona lindung 4 (Zona L4) yang merupakan kawasan rawan bencana
Sialang - Sp. Pengundang; dan Sp. Pengundang - Sp. Lagoi. alam
• Zona lindung 5 (Zona L5) yang merupakan kawasan lindung geologi
• Zona lindung 6 (Zona L6) yang merupakan kawasan lindung lainnya

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 22


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kepulauan Riau


Arahan Sistem Pusat Pelayanan - Pelabuhan Utama
- PKN Kawasan Perkotaan Batam - Pelabuhan Pengumpul
- PKW Kawasan Perkotaan Tanjungpinang - Pelabuhan Pengumpan Regional dan Lokal
- PKW Daik Lingga - Bandar Udara Umum
- PKW Dabo – Pulau Singkep
- PKW Tarempa Arahan Rencana Jaringan Energi:
- PKW Tanjung Balai Karimun • jaringan transmisi migas
- PKL Kawasan Perkotaan Tanjung Batu • jaringan distrbusi gas bumi
- PKL Moro • Rencana LNG Receiving Terminal
- PKL Meral • CNG
- PKL Bandar Seri Bintan • Sarana Penimbunan Migas
- PKL Tanjung Uban • PLTD, PLTU, PLTG, PLTMG, PLTMH, Pembangkit energi Alternatif
- PKL Kijang • Gardu Induk
• Jaringan Interkoneksi Batam - Bintan, Batam - Karimun, Kep. Anambas
- PKL Letung
• Jaringan Distribusi
- PKL Tebangladan
- PKL Sedanau
Arahan Rencana Jaringan Prasarana Lainnya:
- PKL Serasan
• jaringan bergerak teresterial,
- PKL Senayang • jaringan bergerak satelit,
- PKL Pancur • jaringan bergerak seluler berupa Base Transceiver Station (BTS)
- PKL Tambelan • Sentral Telepon Otomat (STO)
- PKL Midai • serat optik antar seluruh kabupaten/kota dan pengembangan transmisi penyiaran
- PKL Pulau Tiga TVRI
- PKSN Kawasan Perkotaan Batam • Sumber air di Provinsi berasal dari sungai, waduk, embung, air tanah, air laut dan
- PKSN Ranai mata air.
- PKSN Tarempa • Sistem pengendalian banjir dilakukan pada sungai utama, tanggul, bendungan,
pompa air dan drainase dan sistem pengamanan pantai diprioritaskan pada pantai
Arahan Rencana Jaringan Transportasi rawan aabrasi serta pulau-pulau terluar
- Jalan Arteri Primer • IPA di seluruh Kab/Kota
- Jalan Kolektor Primer 1 • jaringan drainase, catchment area, pond dan waduk di seluruh kab/kota
- JKP (provinsi) • TPA dan IPLT di seluruh Kab/Kota
- JKS (provinsi) • TPA Regional di Pulau Bintan
- Jalan Provinsi Usulan JKP1 • Septic Tank Komunal dan IPAL di seluruh kab/kota
- Jalan Provinsi Usulan JAP
- Jalan Lingkar Arahan Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya:
- Flyover di Kota Batam dan Kota Tanjungpinang • Kawasan peruntukan Perikanan
- Jalan Bebas Hambatan Ruas Batu Ampar - Kawasan Industri Muka Kuning – • Kawasan peruntukan Pertambangan
Kawasan Industri Tanjung Uncang; Simpang Empat Muka Kuning - Bandar • Kawasan peruntukan Pertanian
Udara Hang Nadim; Ruas Jalan Simpang Tiga Bundaran Kabil – Jembatan • Kawasan Peruntukkan Pariwisata 7 (tujuh) koridor pariwisata Provinsi - Kawasan
Batam-Bintan (P. Batam – P. Tanjung Sauh - P. Buau – P. Bintan); dan Ruas peruntukan Budidaya Lainnya"
• Kawasan peruntukan industri di seluruh kabupaten/kota:
Jalan Kawasan Industri Muka Kuning – Pulau Galang Baru
- Jembatan Antar Pulau
Arahan Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
- Terminal Type B di Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan; dan
• Kawasan Hutan Lindung (HL);
Kabupaten Karimun. • Kawasan Lindung yang Berfungsi Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya;
- Pelabuhan Penyeberangan • Kawasan Lindung yang Berfungsi untuk Memberikan Perlindungan Setempat;
- Pengembangan jaringan angkutan sungai Resun di Kabupaten Lingga. • Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya;
- Jalur Kereta Api Perkotaan di Kota Batam • Kawasan Rawan Bencana;
- Jaringan Kereta Api Tanjung Uban, Lagoi, Gunung Kijang, Kijang, dan • Kawasan Lindung Lainnya.
Tanjungpinang • Kawasan konservasi perairan di Provinsi Kepulauan Riau
Halaman 23 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Gugus Kepulauan Batam-Bintan-Karimun

Gugus Kepulauan Anambas – Natuna Gugus Kepulauan Lingga


dsk
Gambar Peta Rencana Struktur Ruang RTRW Provinsi Kepulauan Riau

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 24


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C. Arahan Rencana Pembangunan


C.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Arahan Kebijakan Pembangunan


a. Memperluas investasi, perdagangan, serta diversifikasi pasar Arahan Kebijakan RPJMN dilihat dari Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang
regional dan global melalui kerjasama internasional, seperti: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand (Indonesia 2020-2024. Arahan Kebijakan RPJMN terhadap Provinsi Kepulauan Riau
Thailand Growth Triangle), integrasi kawasan (belt aMalaysiand terdiri atas:
road initiatives), dan masyarakat ekonomi ASEAN a. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Pulau Sumatera
b. Menjadi lumbung energi nasional dan lumbung pangan nasional. Tahun 2020-2024
c. Mempercepat transformasi ekonomi melalui: b. Major Projects dan Proyek Prioritas di Provinsi Kepulauan Riau
✓ hilirisasi industri berbasis pertanian, perikanan dan tambang
untuk menciptakan nilai tambah
✓ mengoptimalkan manfaat pembangunan jalan tol Trans
Sumatera, bandara dan pelabuhan.
✓ pengembangan kawasan ekonomi di sepanjang koridor pesisir
timur Sumatera untuk hilirisasi komoditas unggulan dan pusat
pertumbuhan yang berorientasi ekspor (hub internasional di
Kuala Tanjung)

Strategi Pengembangan Wilayah


1. Mendorong operasionalisasi dan peningkatan investasi dengan
memantapkan pasokan energi dan mengoptimalkan
2. paket-paket insentif fiskal dan nonfiskal sesuai dengan
potensi/tema pengembangan kawasan, utamanya di KI/KEK
Galang Batang dan KPBPB Batam
3. Meningkatkan konektivitas antar kawasan pengembangan, kota-
kota utama, dan pusat pelayanan untuk meningkatkan
jangkauan layanan dan distribusi melalui Penyediaan
transportasi massal perkotaan sesuai dengan kebutuhan
distribusi layanan
4. Mendorong percepatan pembangunan pada kawasan daerah
tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau terluar
5. Mempercepat penuntasan jaringan transportasi pengumpan
(feeder) yang menghubungkan Kawasan tengah dan barat
dengan
6. penuntasan jalan lingkar di daerah gugus-gugus pulau
7. Meningkatkan ekonomi lokal melalui pengembangan industri
kecil dan menengah berbasis sumber daya alam dan pariwisata Gambar Arah Kebijakan RPJMN di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2024

Halaman 25 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Gambar Major Project RPJMN di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2022

Major Projects RPJMN 2020-2024 di Provinsi Kepulauan Riau f. Jalan lintas Batam (Ruas Sp.Sei Harapan-Sp.Basecamp dan
a. Penyediaan air baku di Kawasan strategis KI Bintan Aerospace, Sp.Tembesi - Tg Berikat)
KI/KEK Galang Batang g. Jalan Akses pusat pertahanan Natuna
b. Pembangunan Wilayah Batam – Bintan h. Jembatan Klarik Cs
c. Penguatan Keamanan Laut di Natuna i. Jalan Akses Bandara Tambelan
d. Pembangunan Jalan lintas Bintan j. Jalan Akses Pelabuhan Pancur
e. Pembangunan Jalan Akses KEK Galang Batang I k. Pembangunan Fly Over Sp. Kabil
f. Pembangunan Infrastruktur Fisik Kawasan Industri dan Smelter l. Pengembangan Pelabuhan Teluk Sasah, Pelabuhan Tanjung Mocoh,
Alumunium KI/KEK Galang Batang Pelabuhan Batu Ampar, Pelabuhan Dompak, Pelabuhan Tanjung Batu
g. Pembangunan infrastruktur Bintan Aerospace Park Kundur, Pelabuhan Malarko
h. Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga melalui KPBU m. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Letung, Pel. Tarempa,
Serasan
Proyek Prioritas RPJMN 2020-2024 di Provinsi Kepulauan Riau n. Pengembangan Bandara Tambelan, Bandara Natuna, Bandara
a. Percepatan Pembangunan Pembangkit Energi Terbarukan Letung, Bandara Raja Haji Abdullah
b. Penyediaan air baku di lokasi prioritas pulau kecil terluar o. Pengembangan Bandara Perairan Pulau Bawah dan Pulau Senua
c. Penyediaan air baku di kawasan perkotaan p. Pengembangan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam sebagai
d. Bendungan yang dimanfaatkan untuk air baku, Bendungan Sei Gong dukungan destinasi wisata prioritas (TWA Muka Kuning)
e. Jembatan Batam-Bintan (Potensi) q. Perintisan Destinasi Pariwisata Regional I

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 26


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C.2 Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan


Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam-Bintan-Karimun
(RINDUK KPBPB)
Visi dan Misi Pembangunan Kawasan BBK Tahun 2021-
2045
a. VISI : Tahun 2021-2045 adalah menjadikan Kawasan
BBK sebagai Hub Logistik Internasional untuk mendukung
pengembangan industri, perdagangan, maritim, dan
pariwisata yang terpadu dan berdaya saing.Menjadi
lumbung energi nasional dan lumbung pangan nasional.
b. MISI :
1. Harmonisasi Kebijakan yang Sinergi dan Optimal;
2. Struktur Ekonomi yang Terpadu dan Berdaya Saing;
3. Percepatan Pembangunan yang Merata dan
Terintegrasi;
4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kawasan
BBK; Gambar Peran dan Fungsi Kawasan KPBPB BBK
5. Pencapaian Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan; dan
6. Pemasaran Kawasan BBK yang Berorientasi Global

Sektor Bisnis Utama yang Dikembangkan yaitu:


1. Kota Batam: Hub logistik internasional, industri
kedirgantaraan, industri ringan dan bernilai tinggi, industri
digital dan kreatif, pusat perdagangan internasional dan
keuangan, dan pariwisata kesehatan yang terintegrasi.
2. Kabupaten Bintan: Pariwisata internasional, industri
MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul), industri
alumina. Industri pengolahan makanan, industri
pertahanan kedirgantaraan, dan industri olahraga.
3. Kabupaten Karimun: Industri maritim, industri
penampungan minyak (oil tanking), industri teknologi
pertanian, industri pengolahan hasil laut, dan pariwisata.
4. Kota Tanjung Pinang: Wisata heritage Melayu-Tiongkok,
industri halal, industri perikanan, pusat bisnis, dan pusat
zona integrasi. Gambar Jumlah Program / Prioritas pada RINDUK KPBPB BBK

Halaman 27 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C.3 Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021-
2026 (RPJMD)
Visi dan Misi RPJMDTahun 2021-2026 Program terkait Pemanfaatan Ruang :
a. VISI : Terwujudnya Kepulauan Riau yang Makmur, Berdaya Saing, dan 25. Program Penanganan Bencana;
Berbudaya. 26. Program Pengelolaan Taman Makam Pahlawan;
b. MISI : 27. Program Penataan Desa;
1. Percepatan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Maritim, 28. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan
Berwawasan Lingkungan dan Keunggulan Wilayah Untuk Peningkatan Masyarakat;
Kemakmuran Masyarakat; 29. Program Pengembangan Daya Saing Keolahragaan
2. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Sehat, 30. Program Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik;
dan Berdaya Saing dengan Berbasiskan Iman dan Taqwa; 31. Program Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah;
3. Melaksanakan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Terbuka, dan 32. Program Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah;
Berorientasi Pelayanan; 33. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah;
4. Mengembangkan dan Melestarikan Budaya Melayu dan Nasional 34. Program Pencegahan, Penanggulangan, Penyelamatan Kebakaran dan
Dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan; Penyelamatan Non Kebakaran;
5. Mempercepat Pembangunan Insfrastruktur Antar Pulau Guna 35. Program Penanggulangan Bencana
Pengintegrasian dan Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir 36. Program Pengelolaan Permuseuman;
37. Program Pengembangan Kebudayaan;
Program terkait Pemanfaatan Ruang : 38. Program Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya;
1. Program Perencanaan dan Pembangunan Industri; 39. Program Pembinaan Perpustakaan;
2. Program Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan; 40. Program Pembinaan dan Pengembangan Ketahanan Ekonomi, Sosial, dan
3. Program Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja; Budaya;
4. Program Perencanaan Kawasan Transmigrasi; 41. Program Kesejahteraan Rakyat
5. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi; 42. Program Pengelolaan Ketenagalistrikan;
6. Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi; 43. Program Pengelolaan Energi Terbarukan;
7. Program Perekonomian dan Pembangunan; 44. Program Kawasan Permukiman;
8. Program Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata; 45. Program Peningkatan Pelayanan Sertifikasi, Kualifikasi, Klasifikasi, dan
9. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Pertanian; Registrasi Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
10. Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian; 46. Program Pengembangan Perumahan;
11. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat; 47. Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU);
12. Program Penanganan Kerawanan Pangan; 48. Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA);
13. Program Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 49. Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
14. Program Pengelolaan Perikanan Tangkap; 50. Program Pengelolaan Aspek Kegeologian;
15. Program Pengelolaan Perikanan Budidaya; 51. Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase;
16. Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; 52. Program Penataan Bangunan dan Lingkungannya;
17. Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; 53. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang;
18. Program Perencanaan Lingkungan Hidup; 54. Program Penataan Bangunan Gedung;
19. Program Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan 55. Program Pengembangan Permukiman;
Hidup; 56. Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah;
20. Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (KEHATI); 57. Program Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Persampahan Regional;
21. Program Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan 58. Program Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ);
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3); 59. Program Penyelenggaraan Jalan;
22. Program Pengelolaan Persampahan; 60. Program Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum;
23. Program Pengelolaan Hutan; 61. Program Pengelolaan Pelayaran; dan
24. Program Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) 62. Program Pengembangan Jasa Konstruksi

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 28


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

04. HASIL PENYUSUNAN SPPR JANGKA MENEGAH 5 (LIMA) TAHUNAN


A. Tahap 1 – Identifikasi Arahan Spasial
Untuk mewujudkan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang yang diamanatkan dalam RTRW Provinsi Kepulauan Riau, telah
teridentifikasi arahan lokasi spasial beserta indikasi program utama, yaitu :

Tujuan Penataan Ruang :

“ RTRW Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017 -2037 :


Mewujudkan Kepulauan Riau yang maju dan sejahtera melalui penataan ruang yang optimal dan
berkelanjutan sebagai wilayah kepulauan ”
Kawasan Didorong: Kawasan Dikendalikan :
• PKN Kawasan Perkotaan • Kawasan peruntukan • Kawasan Hutan Lindung (HL);
Batam Pertambangan • Kawasan Lindung yang Berfungsi Memberikan Perlindungan
• PKW Kawasan Perkotaan • Kawasan peruntukan Pertanian Kawasan Bawahannya;
Tanjungpinang, • Kawasan Peruntukkan • Kawasan Lindung yang Berfungsi untuk Memberikan Perlindungan
• PKW Daik Lingga, Pariwisata 7 (tujuh) koridor Setempat;
• PKW Dabo – Pulau Singkep, pariwisata Provinsi • Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya;
• PKW Tarempa, • Kawasan peruntukan industri • Kawasan Rawan Bencana;
• PKW Tanjung Balai Karimun • KSN Kawasan Pulau-pulau • Kawasan Lindung Lainnya.
• PKL Kawasan Perkotaan Kecil Terluar (PPKT) • Kawasan konservasi perairan di Provinsi Kepulauan Riau
Tanjung Batu, • KSN Kawasan Perdagangan • Taman Buru Pulau Rempang
• PKL Moro, Bebas dan Pelabuhan Bebas di • TN Laut Anambas
• PKL Meral, Batam, Bintan, dan Karimun • Kawasan Geopark Natuna*
• PKL Bandar Seri Bintan, • KSP Pusat Pemerintahan
• PKL Tanjung Uban, Provinsi Kepulauan Riau Istana
• PKL Kijang, Kota Piring, Kota
• PKL Letung,

41
Tanjungpinang
• PKL Tebangladan, • KSP Perikanan dan Pariwisata
• PKL Sedanau, Bahari Kepulauan Anambas KAWASAN
• PKL Serasan, • KSP Pertanian Kabupaten
• PKL Senayang, Lingga
DIDORONG
• PKL Pancur, • KSP Simpul Transportasi Laut
• PKL Tambelan, Internasional Kabupaten Natuna
• PKL Midai, •

10
KSPN Nongsa*
• PKL Pulau Tiga • KSPN Lagoi - Bintan*
• PKSN Kawasan Perkotaan • KEK Galang Batang* KAWASAN
Batam, • KI Bintan Aerospace* DIKENDALIKAN
• PKSN Ranai • KEK Batam Aerotechnic*
• PKSN Tarempa • KEK Digital Nongsa*
• Kawasan peruntukan Perikanan
Halaman 29 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M1 – Identifikasi Arahan Spasial Provinsi Kepulauan Riau

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 30


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B. Tahap 2 – Inventarisasi dan Sintesis Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan
Pada tahap ini dilakukan inventarisasi program dari RTRWP dan
rencana tata ruang pada level nasional seperti RTRWN, RTR
Pulau Sumatera, dan RTR KSN, setelah itu ditinjau juga program Program Rencana Tata Ruang
dari rencana pembangunan baik RPJMN, Rancangan RPJMD
Provinsi, RKPD, dan Kebijakan lain yang bersifat strategis seperti
RUPTL PLN dan Rencana Induk Pengembangan Kawasan BBK. Program Rencana Pembangunan
Kemudian dilakukan sintesis program untuk mengintegrasikan
rencana tata ruang dan rencana pembangunan dan dihasilkan
program pada 12 sektor sejumlah 484 program.
RTRW Provinsi RPJM Nasional
Kepulauan Riau
Bina Marga 178 Rancangan
RTRW Nasional RPJMD Provinsi
Cipta Karya 123
RTR Pulau RKPD Provinsi
Perhubungan 52 Sumatera
Rencana Induk
SDA 39 RTR KSN KPBPB BBK
Perkotaan BBK
ESDM 31
RUPTL PLN
Pariwisata 16 RTR Kawasan
Perbatasan
Lingkungan Hidup 15 Negara

Perikanan dan Kelautan 9

Indag 9

Pertanian 6

Kebencanaan 3

Kominfo

0
3

50 100 150 200 484


PROGRAM
Gambar Jumlah Program Hasil Sintesis per
HASIL SINTESIS
Sektor

Halaman 31 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C. Tahap 3 – Analisis Sinkronisasi Program

Program hasil sintesis pada tahap sebelumnya kemudian


dianalisis pada tahap ini dengan metode analisis sinkronisasi,
untuk melihat keterkaitan dan keterhubungan antar program
secara fungsi, lokasi, dan waktu. Kemudian dilakukan penilaian
dengan menjumlahkan hasil analisis sinkronisasi fungsi, lokasi,
dan waktu. Hasil penilaian diklasifikasi ke dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah.

Hasil penilaian analisis sinkronisasi program di Provinsi


Kepulauan Riau memperlihatkan sebagian besar program
dengan tingkat sinkronisasi rendah dan sedang. Sektor dengan
jumlah terbanyak untuk program sinkronisasi tinggi adalah
Sektor Bina Marga dan Perhubungan. Sedangkan program yang
memiliki sinkronisasi tinggi terbanyak berada di PKW
Tanjungpinang, PKN/PKSN Batam, dan KSP Natuna.

Tabel Jumlah Program Berdasarkan Tingkat Sinkronisasi per Sektor

Sektor Rendah Sedang Tinggi Jumlah


Bina Marga 39 108 31 178
Cipta Karya 45 57 21 123
Perhubungan 24 28 52
SDA 26 12 1 39
ESDM 7 17 7 31
Pariwisata 12 2 2 16
Lingkungan Hidup 15 15
Perikanan dan Kelautan 9 9
Indag 9 9
Pertanian 6 6
Kebencanaan 3 3
Kominfo 3 3
Jumlah 197 196 90 484
Gambar Jumlah Program Berdasarkan Tingkat Sinkronisasi per Kawasan

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 32


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

D. Tahap 4 – Perumusan Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah yang mendukung
Rencana Tata Ruang

Setelah dilakukan analisis sinkronisasi, program yang terkumpul


direkapitulasi dan dirumuskan menjadi rencana terpadu program
pemanfaatan ruang Jangka Menengah yang mendukung
Rencana Tata Ruang.

Dari hasil resume didapatkan 409 program pada kawasan


didorong, 30 program pada kawasan dikendalikan, Konsentrasi
program terlihat pada pusat-pusat pelayanan
perkotaan/permukiman di PKW dan PKN/PKSN serta pada pusat
pertumbuhan baru seperti di KSP. Sedangkan pada pusat-pusat
permukiman lain seperti PKL dan Kawasan-kawasan andalan
tidak terlalu banyak dukungan program antarsektor. Begitu juga
untuk Kawasan-kawasan lain yang dikendalikan juga masih
sedikit konsentrasi program antarsektor yang mengarah kesana.

Tabel Rekapitulasi Jumlah Program berdasarkan Sasaran Pengembangan


Kawasan/Wilayah pada Rencana Terpadu Program Jangka Menengah
Provinsi Kepulauan Riau

Gambar Grafik Rekapitulasi Jumlah Program berdasarkan Sasaran


Pengembangan Kawasan/Wilayah pada Rencana Terpadu Program Jangka
Menengah Provinsi Kepulauan Riau

Halaman 33 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Sumber Daya Air

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 34


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Bina Marga (1)

Halaman 35 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Bina Marga (2)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 36


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Bina Marga (3)

Halaman 37 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Bina Marga (4)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 38


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Cipta Karya (1)

Halaman 39 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Cipta Karya (2)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 40


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Cipta Karya (3)

Halaman 41 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Cipta Karya (4)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 42


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Cipta Karya (5)

Halaman 43 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Perhubungan (1)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 44


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Perhubungan (2)

Halaman 45 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Perhubungan (3)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 46


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Pariwisata, Telekomunikasi, dan Lingkungan Hidup

Halaman 47 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Pariwisata, Telekomunikasi, dan Lingkungan Hidup

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 48


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Perikanan dan Kelautan, Perindustrian dan
Perdagangan, Pertanian, dan Kebencanaan

Halaman 49 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M5 - Peta Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Sumber Daya Air

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 50


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M5 - Peta Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Bina Marga

Halaman 51 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M5 - Peta Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Cipta Karya

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 52


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M5 - Peta Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Perhubungan

Halaman 53 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M5 - Peta Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor ESDM

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 54


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M5 - Peta Rencana Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah, Provinsi Kepulauan Riau – Sektor Pariwisata, Telekomunikasi, LHK, dan
Pertanian

Halaman 55 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

05. HASIL PENYUSUNAN SPPR JANGKA PENDEK TAHUN 2023


A. Tahap 1 – Identifikasi Keterlaksanaan Rencana Tabel Program hasil identifikasi keterlaksanaan program pemanfaatan ruang
sebagai masukan peninjauan kembali RTRW
Terpadu Program Pemanfaatan Ruang Jangka
Menengah
Proses pada tahap ini dilakukan identifikasi keterlaksanaan
program pemanfaatan ruang sebagai masukan peninjauan
kembali RTRW dan identifikasi keterlaksanaan program
pemanfaatan ruang sebagai masukan rencana pembangunan
dan rencana t+2.

Identifikasi program pemanfaatan ruang sebagai masukan


bagi PK RTRW menghasilkan rekomendasi 81 program yang
dapat menjadi masukan bagi PK RTRW Kepri. Sedangkan
terdapat 373 program/kegiatan yang terpilih untuk dianalisis
tingkat prioritasnya pada SPPR JP untuk menjadi usulan
program prioritas pada t+2

Tabel Jumlah Program terpilih per Sektor untuk Analisisi Program


Prioritas pada SPPR JP Provinsi Kepulauan Riau

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 56


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Tabel Program hasil identifikasi keterlaksanaan program pemanfaatan ruang sebagai masukan peninjauan kembali RTRW (lanjutan)

Halaman 57 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

B. Tahap 2 –Penilaian Prioritas Program Tahun 2023 SPPR Jangka Pendek 1(Satu) Tahunan

Setelah mendapatkan daftar program untuk SPPR Jangka Program prioritas 1 sebagian besar merupakan program sektor Bina
Pendek, pada tahap ini, program-program tersebut akan dianalisis Marga sebanyak 50 program dan sektor Cipta Karya sebanyak 30
tingkat prioritasnya. Penilaian tingkat prioritas dilihat dari aspek program. Sektor lain yang terdapat prioritas 1 adalah sektor
perencanaan yang melihat kesesuaian dengan RTRW, aspek Perhubungan, sektor SDA, sektor Pariwisata, Perikanan Kelautan
sinkronisasi program dari hasil analisis pada SPPR JM, aspek dan Sektor LHK. Sedangkan untuk program prioritas ke 2 paling
pelaksanaan program yang memperlihatkan jenis program apakah banyak merupakan program sektor Cipta Karya 87 program, sektor
merupakan program baru, multi years contract, atau berupa Bina Marga 45 program, dan sektor SDA 31 program.
backlog(stock) program, aspek pembiayaan dari aspek kesiapan
penganggaran, dan aspek kewilayahan dilihat dari mendukung
42
satu atau lebih sasaran kewilayahan/Kawasan. Bina Marga 45
50
Hasil penilaian tingkat prioritas dapat dilihat secara lebih lengkap Cipta Karya 87
30
pada Lampiran Matriks 2 SPPR Jangka Pendek Provinsi 3
SDA 31
Kepulauan Riau. Rekapitulasi hasil penilaian tingkat prioritas untuk 5
373 program menghasilkan 109 program prioritas 1, 203 program 12
Perhubungan 3
prioritas 2, dan 61 program prioritas 3. 10
ESDM 13

Pariwisata 4
8
3
Perikanan Kelautan 4
2
Indag 9

Pertanian 4

LHK 1
3
Kominfo 2
1
1
Kebencanaan
0 20 40 60 80 100

Prioritas 3 Prioritas 2 Prioritas 1

Gambar Grafik Jumlah Program berdasarkan Tingkat Prioritas pada SPPR Gambar Grafik Jumlah Program berdasarkan Tingkat Prioritas per Sektor pada
Jangka Pendek Provinsi Kepulauan Riau SPPR Jangka Pendek Provinsi Kepulauan Riau

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 58


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

C. Tahap 3 – Usulan Program Prioritas Tahun 2023 SPPR Jangka Pendek 1(Satu) Tahunan
Daftar program yang sudah dinilai tingkat prioritas nya kemudian direkapitulasi menjadi daftar usulan program prioritas. Program diurutkan
berdasarkan tingkat prioritas teratas. Usulan program prioritas untuk rencana pembangunan daerah t+2 ini didaftar dan dilengkapi profil
program nya meliputi lokasi, instansi pelaksana, sasaran pengembangan wilayah/Kawasan, serta tingkat prioritasnya.
Tabel Tabel Usulan Program Prioritas pada SPPR Jangka Pendek Tahun 2023 Provinsi Kepulauan Riau

Halaman 59 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 60


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Halaman 61 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 62


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Halaman 63 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 64


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Halaman 65 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 66


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Halaman 67 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 68


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M3 - Peta Usulan Prioritas Program Pemanfaatan Ruang Tahun 2023, Provinsi Kepulauan Riau (1)

Halaman 69 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M3 - Peta Usulan Prioritas Program Pemanfaatan Ruang Tahun 2023, Provinsi Kepulauan Riau (2)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 70


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

Peta M3 - Peta Usulan Prioritas Program Pemanfaatan Ruang Tahun 2023, Provinsi Kepulauan Riau (3)

Halaman 71 Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

06. PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran
1. Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Daerah di Provinsi Saran bagi Pemerintah Daerah
Kepulauan Riau disusun dengan menyeleraskan program 1. Menyusun program dan penganggaran untuk penyusunan SPPR
pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW Provinsi Kepulauan Jangka Tahunan 2024 dan seterusnya
Riau dengan dokumen Rencana Pembangunan antara lain 2. Segera membentuk Tim Pelaksana SPPR Daerah sebagaimana
Rancangan RPJMD dan RKPD Provinsi Kepulauan Riau dengan diatur dalam Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021
meninjau Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan 3. Konsolidasi awal antara tim pelaksana dan tim penyusun baik
pada tingkat nasional seperti RTRWN, RTR KSN BBK, RTR berupa pelatihan ataupun workshop untuk mendapatkan
Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Kepulauan Riau, pemahaman yang lebih mengenai tata cara penyusunan SPPR
RPJMN, Rencana Induk Pengembangan KPBPB BBK, dan Daerah sebagai persiapan sebelum memulai pelaksanaan SPPR
Kebijakan nasional lainnya. 4. Identifikasi pemangku kepentingan, isu-isu strategis
2. Pada penyusunan SPPR Jangka Menengah 5 (lima) tahunan pembangunan, serta acuan dokumen RTR dan Renbang yang
2022-2026 teridentifikasi 484 program pada 12 Sektor yang digunakan untuk sinkronisasi dirumuskan dan disepakati bersama
mendukung pengembangan pada 35 Kawasan Didorong dan 11 sejak awal pelaksanaan kegiatan
Kawasan dikendalikan. Program-program tersebut diharapkan 5. Sesi pembahasan pada setiap tahap pelaksanaan dapat
dapat menjadi acuan bagi rencana pembangunan untuk diperbanyak dengan tim kecil terbatas, dan fokus membahas
mendukung terciptanya keterpaduan pengembangan program yang menyasar isu-isu atau Kawasan tertentu yang
wilayah/Kawasan di Kepulauan Riau. diprioritaskan dan membutuhkan keterpaduan
3. Pada proses penyusunan SPPR Jangka Pendek Tahun 2023, 6. Persiapan Penyusunan SPPR JM untuk dilaksanakan 2(dua)
tersaring 373 program dengan rincian 109 program prioritas 1, tahun sebelum RPJMD ditetapkan atau pada saat Kajian
203 program prioritas 2, dan 61 program prioritas 3. Sebanyak Teknokratik RPJMD disusun (Tahun 2024)
239 program prioritas menyasar pusat permukiman / kegiatan, 99
program prioritas menyasar Kawasan andalan, dan 35 program Saran bagi Pemerintah Pusat
prioritas menyasar Kawasan pusat pertumbuhan. 1. Sosialisasi lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan SPPR
4. Penyusunan SPPR yang ditujukan juga sebagai masukan bagi kepada Pemerintah Daerah dilakukan lebih intensif untuk
proses Peninjauan Kembali RTRW Provinsi Kepulauan Riau mematangkan persiapan
pada prosesnya telah mengidentifikasi sebanyak 82 Program 2. Melakukan proses pemantauan dan pembinaan kepada
yang menjadi masukan bagi PK RTRW dengan rincian 64 Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan SPPR Daerah
program yang terdapat dalam rencana pembangunan atau dalam 3. Menyiapkan perangkat khusus sebagai alat evaluasi yang dapat
rencana tata ruang level makro atau dalam dokumen kebijakan mengukur program yang dihasilkan oleh SPPR agar lebih
strategis lainnya, tetapi belum terdapat pada RTRW, 5 program mencerminkan keterpaduan pengembangan wilayah ataupun
yang terdapat pada batang tubuh, tetapi pada peta RTRW belum prioritas program yang dihasilkan sudah menyasar pada isu-isu
tercantum, 2 program yang pada peta RTRW sudah tercantum, atau kebijakan prioritas
tetapi lokasinya tidak sesuai dengan batang tubuh, 11 program 4. Menyiapkan dukungan sistem informasi akan memudahkan
yang sudah tercantum dalam RTRW, tetapi nomenklatur dan interaksi dan pertukaran pengetahuan antara tim penyusun dan
arahan fungsi program belum sesuai (cth: pelabuhan yang akan perangkat daerah yang lebih dinamis dalam proses penyusunan
dibangun pemprov statusnya masih pelabuhan pengumpan lokal SPPR
pada RTRW)

Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Di Provinsi Kepulauan Riau Halaman 72

Anda mungkin juga menyukai