Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI PK RTRW KAB LANDAK (tanggal 12-12-2018)

Sambutan

 Ada pelepasan tanah oleh PTPN 9 Disekitar GOR dan kilometer 9...
Kilometer 9 akan direncanakan pembangunan kodim, sisa ny untuk
AKN (perguruan tinggi negeri)
 Tetap memperhatikan kawasan pertanian dan juga untuk
pengembangannnya yang dimungkinkan untuk kegiatan cetak sawah
kedepannya,
 Regulasi yang dibuat mendukung visi misi bupati

PAK MARDIMO :

 KELENGKAPAN DATA DIPERSIAPKAN UNTUK TAHUN DEPAN


 Tetap melaksanakan PK di tahun depan
 Ada isu strategis seperti contoh, yaitu KLHS. Di perda yang lama belum
ada kajian, tahun depan dipersiapkan KLHS khusus untuk PK RTRW
 Terkait LP2B, pada perda yang lama sudah diketahui luasan. Namun
belum bisa dipetakan
 Pada pertemuan kali ini lebih ke persiapan, fungsi opd dan lain – lain
sebagai syarat untuk mem PK kan RTRW di tahun depan
 Terkait dengan GEOPORTAL (kebijakan satu peta)
 Rencana terminal, fasum, rencana stasiun kereta api di wilayah
pelepasan HGU oleh PTPN. Tahun depan sudah rencana fisik di PAL 9.
Apa dibuat rekomendasi atau berita acara.
 Terkait BPBD terkait dengan pergerakan tanah longsor di kab landak.
Ada 8 kecamatan berpotensi tinggi

1. Pak Agus (dinas penanaman modal)


 Pada pertemuan kali ini sebagai tolak ukur dan menentukan izin – izin
 Hasil kunjungan, minta 120 izin dilimpah kan ke bpsp
 Terkait rtrw, itu izin gangguan sudah dicabut. Sebagai tolak ukur
adalah peta tata ruang. Misalnya RDTR...

2. DISKOMINFO
 Bahwa komunikasi arahan bupati landak sangat diperlukan, perlu peta
dan data.
 Setiap tahun dapat bantuan tower..

3. Pak ISMAIL (DINAS PERKEBUNAN)


 Evaluasi penataan ruang sangat penting. Kekurangan peta yang tidak
bsa ditampilkan.. kalau tambang dimasukan ke dalam peta pola
ruang maka landak yang apl menjadi biru semua.
 Sesuai dengan tata cara pewarnaan..
 Dan perlu updating, suatu saat ada holding zone.. waktu sebelum
perda menggunakan sk 936, ketika perda menggunakan sk 733.
Menjadi catatan perlu diupdating dengan tora, ptkh, hutan adat.
Lahan gambut belum diakomodir pada rtrw, karena bingung sumber
data nya. Eksisting d Landak sudah ada kebun, tiba tiba membuat
perda memiliki hirarki hukum. SK Menteri tidak, namun perda memiliki
hirarki hukum.
 Untung nya masuk ke dalam catatan, terkait kawasan gambut boleh d
tampilkan apa masuk di kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Kawasan lindung tidak masuk kedalam investasi. Kawasan gambut
masih bisa dipulihkan dengan pengelolaan lingkungan. Ada
beberapa perusahaan ke dalam zona gambut..
 Mungkin untuk kedepan tim nya sangat kuat,
 Memiliki cagar budaya tapi dalam bentuk titik titik koordinat, tapi tidak
memiliki batasan polygon.
 Kembali ke pertambangan, ada di pusat atau provinsi. Kalau sudah
eksisting dan eksplotasi nya bisa dimasukkan ke dalam tata ruang.
 IMB Masuk ke ranah non tata ruang, tapi lebih ke detail lagi.
 Tim PTPN kalau bisa dasar dsar kawasan hankam menggunakan dasar
aturan yang kuat, maka RDTR ny perlu diselesaikan. Maka akan jadi
temuan,,
 TERKAIT DENGAN BATASAN WILAYAH, belum ada kejelasan.
Menggunakan luasan dari BPS, tidak menyentuh batas itu.

4. Untuk gambut sudah ke LHK, dari kementerian meminta ke kabupaten


apa kawasan tersebut masuk ke dalam kawasan gambut atau tidak.
Dari kabupaten tidak dilibatkan mengenai kajian gambut,
5. BPBD
 ada catatan tengan rawan bencana, tapi belum update. Terbentur
dengan masalah pendanaan

6. Rahmat (CK PU Landak)


 Tim mempelajari RTRW yang sudah dikerjakan SKPD Landak..
 Belum tampil informasi geoportal dipublikasikan peta dasar dan peta
tematik,, dua yang belum terkumpul dengan tata ruang laut nasional
dan kelurahan dan desa.
 Rawan bencana, menjadi isu hangat. Data dari ESDM mengenai sesar
masih potensi.. apa gerakan tanah, banjir, longsor dll
 Memang perlu updating mengenai rawan bencana, sudah mencakup
dengan isu isu kebencanaan yang terjadi.
 Geoportal menggunakan RBI
 Terkait dengan batas dengan kemendagri.... kalau PK tahun depan, 4
segmen dengan batas kabupaten. Apakah bisa nanti RBI bisa di
asistensikan.
 Terkait dengan pertambangan, peta dan batang tubuh perda
dipisahkan.
 Kawasan isu strategis dari sudut budaya.. berikan contoh. Apa semacam
komplek pendidikan dan kampung adat.

7. LP2B
 Lebih fokus ke LP2B dengan luasan luasan itu..

8. Dddd

KSK Mnjalin hutan adat di dalam kawasan, diwilayah teraki saham menjalin
masuk ke usulan hutan adat. Hutan Dsa mojo 1000an hektar... Kesepakatan
peta RTRW ini peninjauan terakhir dengan izin izin ada tumpang tindih.
Mengacu pada peta lama...

9. Dddd
Tupoksi ke dinas PU dan permukiman, perlu koordinasikan dengan tim
tora pelepasan kawasan, sehingga tidak bermasalah di dalam kwasan
hutan.

10. Dddd

Pembagian zona trutaama zona perdagangan. Perdagangan karet dibwah


jembatan lama, sangat semrawut ada elektornik dan lain2. Perdagangan
karet jauh dari zona,, tinjuan nya belum ada arahan sentra perdagangan.
Kedepan nya, sebangki potensi perdangann ikm gula karet menjadi gula.

11. Pariwisata
Dari pariwisata sudah cukup, mengacu ripda seperti penamaan dengan
rtrw. Ada zonasi kawasan wisata sejara, religius, alam, dsk. Ada
hubungan pengembangan pariwisata,, kawasan strategis wisata alam
berada di AIR BESAR. Bermasalah dengan infrastruktur jalan. Serimbu dan
Entikong berada di kawasan konservasi, karena penetapan air besar
sebgai kawasan wisata harus dihubungkan dengan jalan.

RIPDA disusun tahun 2010,

12. Dddd
Halaman 17, pembukaan akses menuju kawasan terisolasi. Ada kegiatan
membuka jalan sepatung menuju desa kuningan, dan rencana tmd 2019
membuka jalan ke meranti menuju desa nabo

. Batas wilayah desa masuk bisa diambil di admindes...

13. Dddd

Terkait dengan simpul jaringan, ada sosialisasi data spasial daerah. Terkait
dengan geoportal sudah memiliki infrastuktur.

14. PAK LEO BAPPEDA,,,


Seperti dengan perda rtrw apa menyesuaikan dengan kebutuhan
daerah atau aturan.

15. Dddd
16. Ddd
17. Dddd
18. Dddd
19. Dddd
20. Ddd
21.

Anda mungkin juga menyukai