Anda di halaman 1dari 21

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyatakan Pemerintah harus menyusun rencana tata
ruang wilayah nasional (RTRWN) Berdasarkan ketentuan Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 25
Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pemerintah daerah provinsi
harus menyusun rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRW provinsi), dan pemerintah daerah
kabupaten harus menyusun rencana tata ruang wilayah kabupaten (RTRW kabupaten), dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan hidup. Penyusunan rencana tata ruang wilayah yang
tidak memperhatikan daya dukung lingkungan hidup, dapat menimbulkan permasalahan
lingkungan hidup seperti banjir, longsor dan kekeringan.
Dalam upaya menangani permasalahan tersebut di atas, dan dalam rangka pelaksanaan
penjelasan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu
disusun Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Wilayah. Pedoman ini di samping digunakan untuk menentukan daya dukung lingkungan
hidup wilayah juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi pemanfaatan ruang
sehingga setiap penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan.

Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan
sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan.
Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah
menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan
pemanfaatan ruang.

Hasil penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan
rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi
berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan
aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam
pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah. Berkaitan dengan hal tersebut maka
Pemerintah Kota Pematangsiantar menyusun Dokumen Analisis Daya Tampung Dan Daya
Dukung Lingkungan di Kota Pematangsiantar.

Sedangkan tujuan penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan di Kota Pematangsiantar adalah :

 Menyediakan dasar dan acuan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pengembangan

dan penggunaan ruang yang lebih terintegrasi;

 Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kota Pematangsiantar serta

melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor


pemanfaatan dan pengendalian ruang;

 Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan dan


pemanfaatan ruang di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang

disepakati bersama;

 Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan

pembangunan secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi pelaksanaan
pembangunan sertapara pengambil keputusan.

MAKSUD
Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar
ini dimaksudkan digunakan untuk menentukan daya dukung lingkungan hidup wilayah juga
dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi pemanfaatan ruang sehingga setiap penggunaan
lahan sesuai dengan kemampuan lahan.

MANFAAT
Pelaksanaan pekerjaan ini diharapkan akan menghasilkan buku dan pedoman yang dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
 Sebagai referensi kepada semua pihak dalam perencanaan dan pembangunan
pemanfaatan dan pengendalian ruang secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan
berkelanjutan.
 Memberikan panduan praktis bagi pihak terkait, dalam perencanaan dan pembangunan
ruang yang terintegrasi dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kota
Pematangsiantar.
DASAR HUKUM
Peraturan perundangan yang diacu di dalam penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukungdan
Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun
2006;

Sementara itu, menurut pemahaman konsultan, Ruang Lingkup Kegiatan dalam pekerjaan ini
serupa dengan apa yang dipaparkan oleh Kerangka Acuan yaitu :
a. Tahap Persiapan
b. Pengumpulan data dan informasi
c. Tahap Identifikasi dan Analisis
d. Perumusan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan
Adapun secara umum tentang kondisi lokasi pekerjaan yang akan menjadi wilayah
penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan DayaTampung Lingkungan Lokasi
kegiatan ini adalah berada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kota Pematang Siantar.

KONDISI FISIK DASAR


Wilayah penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan DayaTampung Lingkungan
Lokasi kegiatan ini adalah berada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kota Pematang Siantar.
Pemahaman terhadap kondisi fisik dasar wilayah penyusunan Dokumen Analisis Daya
Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan yang akan dikemukakan adalah meliputi letak
geografis dan batas administrasi dan aspek fisiografi. Aspek tersebut akan menentukan daya
dukung lahan serta daya tampung ruang fisik lahan terhadap arah pengembangan Analisis
Daya Dukung Dan DayaTampung Lingkungan.

Letak Geografis dan Batas Administrasi Penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung
Dan DayaTampung Lingkungan Kota Pematang Siantar
Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00”
- 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah wilayah Kabupaten Simalungun.

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah
tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu
minimum rata-rata 21,1 oC pada tahun 2012.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah
Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, di mana 9 desa/Kelurahan
dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga
Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

 Kecamatan Siantar Barat

 Kecamatan Siantar Timur

 Kecamatan Siantar Utara

 Kecamatan Siantar Selatan

 Kecamatan Siantar Marihat

 Kecamatan Siantar Martoba

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas
Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil
kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².

Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi
Kota Pematangsiantar yaitu:

 Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar


Sitalasari
 Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar
Marimbun

 Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma

 Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung


Tongah, Nagapitu dan Tanjung Pinggir

 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan


Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli dan
Nagahuta Timur

Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak 8 kecamatan


dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh tiga Kelurahan.

Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan
Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88 persen, sedangkan curah hujan rata-rata
229 mm di mana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter di atas
permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah
kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari
total luas wilayah Kota Pematangsiantar.

Kerangka Acuan Kerja dirasa sudah cukup baik dalam memberikan gambaran tentang
kedalaman kajian, yaitu:

a. Internalisasi Penyamaan Persepsi.


b. Penyiapan Profil Wilayah, meliputi:
 Pemahaman ruang lingkup analisis, dalam rangka menyepakati cakupan wilayah
kajian,
 Mengumpulkan data sekunder,
 Mendiskusikan data dan sumber yang dibutuhkan untuk penyusunan profil
wilayah,
 Menyusun profil wilayah.
c. Penilaian analisis, mendiskusikan, mempetakan dan menyepakati sistem Analisis Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar.
 Menyusun tabel data sekunder berdasarkan dokumen data sekunder,
 Melakukan pengumpulan data primer dan hasil kajian,
 Mengidentifikasi dan menyepakati permasalahan di masing-masing sub-sektor,
URAIAN PENDEKATAN,
METODOLOGI DAN PROGRAM
KERJA

Uraian Pendekatan
Setelah mempelajari beberapa kelemahan Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara mendalam,
kami selaku penyedia jasa berpendapat dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya inovasi
sebagai berikut :
1. Pensyaratan tenaga ahli yang dibutuhkan yaitu tenaga ahli yang benar-benar memiliki
pengalaman dalam hal kajian Penyusunan sistem Analisis Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar.
2. Pemilahan dengan tegas antara istilah dan tahapan Laporan Antara dengan Laporan Akhir.
3. Mengingat persoalan lingkungan yang semakin kritis, maka salah satu aspek penting yang
harus diperhatikan dalam penyusunan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan ini adalah aspek pemulihan lingkungan.
4. Pendekatan perencanaan partisipatif dalam pekerjaan penyusunan Analisis Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan ini harus diupayakan dilakukan sejak tahap awal.

Metodologi Kerja
penyusunan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dilakukan dengan
pendekatan partisipatif dan dengan metode kerja sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Terkait Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi awal wilayah
danpotensi Kawasan, serta untuk memperoleh data sebagai bahan analisis. Data dan
Informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen Analisis Daya Dukung Dan
Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar:
a. dokumen RTRW kota,
b. dokumen RPJM daerah;
c. dokumen institus OPD;
d. data dan informasi kondisi kota; dan
e. dokumen lainnya yang dibutuhkan.

2. Identifikasi dan Analisis


Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran investasi pembangunan yang
sesuai dengan prospek dan kebutuhan pengembangan kawasan. Secara keseluruhan
ada 2 (dua) tahapan yang perlu untuk dilakukan:
a. identifikasi rencana pembangunan yang akan dilakukan yang
telah masuk dalam dokumen-dokumen perencanaan seperti
RTRW, RPJMD, rencana induk/masterplan pengembangan,
terutama terkait dengan matriks program pengembangan;
b. perkiraan kebutuhan pengembangan serta IPTEK yang akan
dikembangkan sebagai pendukung pengembangan kawasan.
Analisis ini diperlukan untuk melihat perkiraan kebutuhan
pengembangan prasarana dan sarana pendukung.
3. Perumusan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan di Kota
Pematangsiantar.
Langkah-langkah penulisan/dokumentasi Analisis Daya Tampung Dan Daya Dukung
Lingkungan di Kota Pematangsiantar meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Internalisasi Penyamaan Persepsi.
b. Penyiapan Profil Wilayah, meliputi:
 Pemahaman ruang lingkup analisis, dalam rangka
menyepakati cakupan wilayah kajian,
 Mengumpulkan data sekunder,
 Mendiskusikan data dan sumber yang dibutuhkan untuk
penyusunan profil wilayah,
 Menyusun profil wilayah.
c. Penilaian analisis, mendiskusikan, mempetakan dan menyepakati
sistem Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan di Kota
Pematangsiantar.
 Menyusun tabel data sekunder berdasarkan dokumen
data sekunder,
 Melakukan pengumpulan data primer dan hasil kajian,
 Mengidentifikasi dan menyepakati permasalahan di
masing-masing sub-sektor,
 Mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan
yang sedang berjalan.
d. Penetapan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan di
Kota Pematangsiantar.

Metode Penyusunan Daya Dukung dan Daya


Tampung Lingkungan
Daya dukung dan daya tampung diinterpretasikan
sebagai tingkat maksimum penggunaan sumber daya dan
debit limbah yang dapat ditanggung tanpa merusak
fungsi, integritas, dan produktivitas dari ekosistem.
Untuk dapat ‘menilai’ tingkat maksimum penggunaan
sumber daya dapat dilakukan dengan menggunakan
ekoregion sebagai “batas” ketersediaan sumber daya dan
jasa ekosistem untuk melihat fungsi lingkungan hidup.
Daya dukung dan daya tampung dapat ditentukan
dengan cara sebagai berikut:
 Melakukan inventarisasi fungsi lingkungan hidup
dari setiap unit satuan analisis ekoregion.
 Menetapkan fungsi lingkungan hidup yang akan
dilindungi (atau ditetapkan).
 ‘Menilai’ daya dukung dan daya tampung setiap unit
analisis (ekoregion), bisa dibantu dengan data
lainnya (seperti densitas populasi, produktivitas
pertanian, peternakan, perikanan, dll).
 Menetapkan daya dukung dan daya tampung dari
setiap unit analisis (ekoregion).

‘Menilai’ daya dukung merupakan cara untuk


menentukan apakah suatu unit analisis ekoregion dapat
mendukung perikehidupan manusia / makhluk hidup
lainnya diatasnya. Metode untuk menilai dapat dilakukan
dengan beberapa metode, diantaranya adalah:
I. Perbandingan produksi kalori dan kebutuhan
kalori perkapita.
II. Shape indeks dan besarnya (magnitude) dari
jasa ekosistem (metode dalam landscape
ecology).
III. Penilaian pakar (expert judgement).
Sedangkan untuk menilai daya tampung
dapat dilakukan dengan pemodelan / analisis
atau dengan melihat indikasi di lapangan atau
berdasarkan data / informasi yang
mendukung.
Tahapan penetapan daya dukung dan daya
tampung seperti pada paragrap awal adalah
menentukan tingkat maksimum penggunaan
sumber daya.
Sumber daya yang dimaksud adalah sumber
daya ruang yang ada pada satuan unit analisis
ekoregion. Misalnya pada ekoregion dataran
vulkanik di daerah cekungan Bandung
terdapat dua jasa ekosistem yang dominan
(jasa ekosistem penyedia pangan dan fungsi
habitat), jika keduanya menjadi prioritas
untuk dilindungi / ditetapkan maka penetapan
daya dukung dan daya tampung adalah
menetapkan penggunaan tingkat maksimum
penggunaan lahan / ruang untuk pemukiman
dan budidaya. Tingkat maksimum ini dapat
berupa angka prosentase atau luasan
minimum / maksimum yang dipertahankan
atau ditetapkan agar fungsi lingkungan tetap
berjalan pada satuan unit analisis ekoregion
tersebut. Dalam penetapan ini tentunya
melihat azas-azas perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Dalam
penetapan daya dukung dan daya tampung
tingkat nasional, tingkat pulau, dan tingkat
propinsi dapat dilakukan berdasarkan
akumulasi dari unit-unit analisis.
Penetapan daerah / kawasan dari ekoregion
untuk daya dukung untuk fungsi ekologis
dapat disebut sebagai pencadangan sumber
daya.
Dimana ekoregion itu di reservasi
(dicadangkan) untuk menjaga fungsi
ekologi / fungsi lingkungan hidup.
Fungsi ekologi / fungsi lingkungan hidup
yang dimaksud adalah fungsi yang
mendukung berjalannya proses ekologis
seperti jasa ekosistem pengaturan air, jasa
ekosistem pengaturan iklim, dan lainnya.
Penentuan daya dukung dan daya tampung
merupakan proses yang kompleks, bahkan
pada tingkat penelitian. Kompleksitas,
pendekatan, dan cara pandang penetapan
daya dukung dan daya tampung sangat
beragam dan menjadi kendala dalam
penetapan daya dukung dan daya tampung
yang dimaksud pada Undang undang No. 32
Tahun 2009. Pendekatan yang disampaikan
pada tulisan ini diharapkan dapat
memberikan masukan pada permasalahan
implementasi penetapan daya dukung dan
daya tampung yang diamanatkan undang
undang.

Rencana Kerja
Sesuai dengan lingkup kajian serta metodologi di atas maka rencana kerja penyusunan Analisis Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar terdiri atas rangkaian kegiatan
dengan tahapan yaitu :
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Terkait Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi awal wilayah
danpotensi Kawasan, serta untuk memperoleh data sebagai bahan analisis. Data dan
Informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen Analisis Daya Dukung Dan
Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar:
f. dokumen RTRW kota,
g. dokumen RPJM daerah;
h. dokumen institus OPD;
i. data dan informasi kondisi kota; dan
j. dokumen lainnya yang dibutuhkan.

2. Identifikasi dan Analisis


Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran investasi pembangunan yang
sesuai dengan prospek dan kebutuhan pengembangan kawasan. Secara keseluruhan
ada 2 (dua) tahapan yang perlu untuk dilakukan:
c. identifikasi rencana pembangunan yang akan dilakukan yang
telah masuk dalam dokumen-dokumen perencanaan seperti
RTRW, RPJMD, rencana induk/masterplan pengembangan,
terutama terkait dengan matriks program pengembangan;
d. perkiraan kebutuhan pengembangan serta IPTEK yang akan
dikembangkan sebagai pendukung pengembangan kawasan.
Analisis ini diperlukan untuk melihat perkiraan kebutuhan
pengembangan prasarana dan sarana pendukung.
3. Perumusan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan di Kota
Pematangsiantar.
Langkah-langkah penulisan/dokumentasi Analisis Daya Tampung Dan Daya Dukung
Lingkungan di Kota Pematangsiantar meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Internalisasi Penyamaan Persepsi.
b. Penyiapan Profil Wilayah, meliputi:
 Pemahaman ruang lingkup analisis, dalam rangka
menyepakati cakupan wilayah kajian,
 Mengumpulkan data sekunder,
 Mendiskusikan data dan sumber yang dibutuhkan untuk
penyusunan profil wilayah,
 Menyusun profil wilayah.
c. Penilaian analisis, mendiskusikan, mempetakan dan menyepakati
sistem Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan di Kota
Pematangsiantar.
 Menyusun tabel data sekunder berdasarkan dokumen
data sekunder,
 Melakukan pengumpulan data primer dan hasil kajian,
 Mengidentifikasi dan menyepakati permasalahan di
masing-masing sub-sektor,
 Mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan
yang sedang berjalan.
e. Penetapan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan di Kota Pematangsiantar.

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan :


Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
merupakan instrument yang menjelaskan proses/cara kajian ilmiah
untuk menentukan/mengetahui kemampuan suatu wilayah dalam
mendukung kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu dalam penentuan daya dukung dan daya tamping
lingkungan hidup dilakukan melalui pendekatan indikatif
berdasarkan unit analisis, parameter, indikator dan tolok ukur pada
masing-masing unit analisis tersebut.
Mengingat daya dukung dan daya tamping bersifat dinamis dan
kompleks dan sangat tergantung kepada karakteristik geografi suatu
wilayah, jumlah penduduk dan kondisi eksisting sumber daya alam
di wilayahnya masing-masing.

Pendekatan Unit Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung


Lingkungan di Kota Pematangsiantar.

Pendekatan unit analisis dan indicator dalam konsep daya dukung


dan daya tampung lingkungan hidup ini untuk menentukan daya
dukung dan daya tamping lingkungan hidup

a. Nasional dan pulau/kepulauan


b. Provinsi dan ekoregion lintas kabupaten/kota
c. Kabupaten/kota dan ekoregion di wilayah kabupaten/kota
d. Lingkungan tematik (sektor kehutanan pertambangan,
pertanian, perkebunan dan perikanan, dll)
Metode Analisis
Adapun metode unit analisis yang dapat digunakan untuk menentukan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup diantaranya adalah:
a. Stock dengan menghitung ketersediaan sumber daya alam yang ada, untuk
metode ini dapat digunakan dalam menentukan daya dukung dan daya tampung
pada level nasional maupun pulau/kepulauan.
b. Supply-demand dengan menghitung berapa kebutuhan yang diperlukan
(berdasarkan ecological foot print) untuk memenuhi kebutuhan manusia pada
suatu wilayah dan berapa kemampuan lingkungan mampu mensupply
kebutuhan tersebut (daya dukung lingkungan hidup)
c. Jasa ekosistem merupakan layanan atau fungsi ekosistem dalam suatu wilayah
yang dikategorikan dalam 4 (empat) jenis layanan, yaitu:
 Layanan fungsional (provisioning services): Jasa/produk yang didapat dari
ekosistem, seperti misalnya sumberdaya genetika, makanan, air dll.
 Layanan regulasi (regulating services): manfaat yang didapatkan dari
pengaturan ekosistem, seperti misalnya aturan tentang pengendalian banjir,
pengendalian erosi, pengendalian dampak perubahan iklim dll.
 Layanan kultural (cultural services):manfaat yang tidak bersifat
material/terukur dari ekosistem, seperti misalnya pengkayaan spirit, tradisi
pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan pengetahuan.
 Layanan pendukung kehidupan (supporting services): jasa ekosistem yang
diperlukan manusia, seperti misalnya produksi biomasa, produksi oksigen,
nutrisi, air, dll.
d. Valuasi ekonomi dengan melakukan perhitungan ekonomi.
Sebagaimana diuraikan di atas daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.
Dalam konteks ini kondisi eksisting suatu wilayah akan ditunjukkan dengan status kondisi lingkungan
baik secara fisik, kimia dan/atau hayati lingkungan telah terjadi kerusakan atau tidak. Oleh karena itu
dibutuhkan baku kerusakan lingkungan hidup untuk menilai status kondisi lingkungan tersebut.
Sedangkan daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Dalam konteks ini daya
tamping lingkungan dihubungkan dengan pencemaran lingkungan akibat dari suatu kegiatan, oleh
karena itu dibutuhkan baku mutu lingkungan hidup untuk menilai status pencemaran lingkungan
tersebut.
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 3 bulan (90 hari kalender) terhitung sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.

Untuk mendukung kegiatan ini, Konsultan dituntut menyediakan tenaga ahli sebagai berikut:
1. Team Leader/ Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Disyaratkan dengan pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Planologi/ Arsitektur yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, memiliki pengalaman profesional selama 5 tahun serta
memiliki SKA (502)

2. Ahli Teknik Lingkungan, 1 orang SKA Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-


kurangnya jenjang S1 Teknik Lingkungan atau bidang lanskap yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, memiliki pengalaman profesional selama 3 tahun serta
memiliki SKA (501)

3. Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG), 1 orang Disyaratkan dengan latar belakang
pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Geodesi/Geografi/Perencanaan Wilayah dan
Kota/Kehutanan/Teknik Sipil/ Teknik Arsitektur/Teknik Komputer, memiliki
pengalaman profesional selama 3 tahun;

4. Surveyor, 3 orang Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang


Diploma yang sesuai untuk melakukan survey sesuai kebutuhan.

5. Tenaga Administrasi/ Keuangan, 1 orang Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-


kurangnya jenjang Diploma yang dibuktikan dengan ijasah di bidang tersebut.

6. Tenaga Drafman/ Operator Komputer, 1 orang Disyaratkan dengan pendidikan


sekurang-kurangnya jenjang Diploma yang dibuktikan dengan ijasah di bidang
tersebut.
PELAPORAN
Jenis laporan yang harus disusun adalah Laporan Pendahuluan, Laporan data dan analisa, dan
Laporan Akhir yang substansi/muatan laporannya disesuaikan dengan progres penyelesaian
pekerjaan.
Adapun rincian muatan dari masing-masing laporan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan mencakup latar belakang, tujuan dan sasaran pekerjaan; ruang lingkup
pekerjaan dan kajian; jadwal pekerjaan dan mobilisasi personil; dan metodologi pekerjaan.
Laporan ini diserahkan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah diterima Surat Perintah Kerja
sebanyak 5 eksemplar.

2) Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat dan menyempurnakan seluruh hasil kajian dan memberikan
kesimpulan dan saran. Laporan Final ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Penggandaan Buku Analisi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan sebanyak 5 (lima)
eksemplar, dan seluruh laporan diserahkan 90 (sembilan puluh) hari setelah Surat Perintah
Kerja diterima.

KETENTUAN LAINNYA
Teknik penyajian semua laporan di atas mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Pengetikan 1.5 spasi dengan kertas HVS polos ukuran A4.
b. Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam KAK
ini adalah milik pemberi pekerjaandan penggunaan data/informasi yang terkait dengan
pekerjaan ini harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pemberi pekerjaan.
ORGANISASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan ini memerlukan pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan, metode kerja serta
rencana kerja yang efisien, sistematis dan sederhana, sehingga akan menghasilkan suatu produk kerja
yang baik, tepat waktu dan tepat mutu. Faktor efektifitas dan efisiensi dalam hubungan kerja antara
pihak Pemberi Tugas (Direksi) dan pihak Konsultan secara tidak langsung sangat mempengaruhi hasil
akhir pekerjaan tersebut. Oleh karena itu koordinasi melalui tata laksana struktur organisasi antara
Pemberi Tugas (Direksi) dan Konsultan adalah sangat penting. Gambar 2 berikut memperlihatkan
struktur organisasi pelaksana pekerjaan.

TEAM LEADER
Ahli Perencanaan Adm/ Keuangan
Wilayah dan Kota
Ahli Sistem Informasi Ahli Teknik Lingkungan
Geografis

Draftman/Operator
Surveyor Komputer

Gambar 2. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Sesuai dengan Kerangka Acuan Pekerjaan (KAK), pekerjaan ini akan diselesaikan dalam waktu 3 (tiga)
bulan kalender. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan ini penyedia jasa telah membahas pendekatan
dan metodologi serta rencana kerja sebagaimana dibahas dalam uraian sebelumnya. Berdasarkan
pendekatan dan metode tersebut konsultan menyusun Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
sebagaimana disajikan dalam Gambar Bar Chart Rencana Jadwal Kegiatan berikut ini.
KOMPOSISI TIM
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
(DAFTAR PERSONIL)

Tenaga Ahli Ahli


Jumla
Posisi h
Nama Tenaga Ahli Lingkup Uraian
Perusahaan Diusulka Oran
Personil Lokal/Asing Keahlian Pekerjaan
n g
Bulan
Ahli Madya
CV. ABDI KRIASY
Ir. Ridwan Adam
KONSULTAN
Lokal Perencanaan Team Leader Bertugas sesuai dengan posisi penugasan 1 Orang
Wilayah dan Kota
Ahli Madya
CV. ABDI KRIASY Ahli
Binajakub Sitepu, ST
KONSULTAN
Lokal Teknik
Lingkungan Bertugas sesuai dengan posisi penugasan 1 Orang
Lingkungan
Ahli Sistim Ahli Sistim
CV. ABDI KRIASY
Ir. Gatot Haryanto S
KONSULTAN
Lokal Informasi Informasi Bertugas sesuai dengan posisi penugasan 1 Orang
Geografis Geografis
Tenaga Pendukung
Jumlah
Nama Tenaga Ahli Lingkup Posisi Uraian
Perusahaan Orang
Personil Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan
CV. ABDI KRIASY Bertugas sesuai dengan
Goklas Silitonga, ST Lokal Surveyor Surveyor 1 orang
KONSULTAN
posisi penugasan
CV. ABDI KRIASY Bertugas sesuai dengan
Muhammad Egy Fondra, ST Lokal Surveyor Surveyor 1 orang
KONSULTAN
posisi penugasan
CV. ABDI KRIASY Bertugas sesuai dengan
Medi Muhammad Oksa, ST Lokal Surveyor Surveyor 1 orang
KONSULTAN
posisi penugasan
CV. ABDI KRIASY Administrasi Administrasi Bertugas sesuai dengan
Efrata Febrina, A.Md Lokal 1 orang
KONSULTAN /Keuangan /Keuangan
posisi penugasan
CV. ABDI KRIASY Draftman / Draftman / Operator Bertugas sesuai dengan
Rekemia Sinuraya, A.Md Lokal 1 orang
KONSULTAN Operator Komputer Komputer
posisi penugasan

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Sesuai dengan Kerangka Acuan Pekerjaan (KAK), pekerjaan ini akan diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) bulan kalender. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan
ini penyedia jasa telah menyusun Rencana Jadwal Penugasan tenaga ahli seperti terlihat dalam Tabel berikut :

Anda mungkin juga menyukai