Kerangka Acuan Kerja (KAK) menyatakan Pemerintah harus menyusun rencana tata
ruang wilayah nasional (RTRWN) Berdasarkan ketentuan Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 25
Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pemerintah daerah provinsi
harus menyusun rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRW provinsi), dan pemerintah daerah
kabupaten harus menyusun rencana tata ruang wilayah kabupaten (RTRW kabupaten), dengan
memperhatikan daya dukung lingkungan hidup. Penyusunan rencana tata ruang wilayah yang
tidak memperhatikan daya dukung lingkungan hidup, dapat menimbulkan permasalahan
lingkungan hidup seperti banjir, longsor dan kekeringan.
Dalam upaya menangani permasalahan tersebut di atas, dan dalam rangka pelaksanaan
penjelasan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu
disusun Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang
Wilayah. Pedoman ini di samping digunakan untuk menentukan daya dukung lingkungan
hidup wilayah juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi pemanfaatan ruang
sehingga setiap penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan.
Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan
sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan.
Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah
menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan
pemanfaatan ruang.
Hasil penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan
rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi
berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan
aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam
pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah. Berkaitan dengan hal tersebut maka
Pemerintah Kota Pematangsiantar menyusun Dokumen Analisis Daya Tampung Dan Daya
Dukung Lingkungan di Kota Pematangsiantar.
Sedangkan tujuan penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung
Lingkungan di Kota Pematangsiantar adalah :
Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kota Pematangsiantar serta
disepakati bersama;
Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi pelaksanaan
pembangunan sertapara pengambil keputusan.
MAKSUD
Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar
ini dimaksudkan digunakan untuk menentukan daya dukung lingkungan hidup wilayah juga
dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi pemanfaatan ruang sehingga setiap penggunaan
lahan sesuai dengan kemampuan lahan.
MANFAAT
Pelaksanaan pekerjaan ini diharapkan akan menghasilkan buku dan pedoman yang dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
Sebagai referensi kepada semua pihak dalam perencanaan dan pembangunan
pemanfaatan dan pengendalian ruang secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan
berkelanjutan.
Memberikan panduan praktis bagi pihak terkait, dalam perencanaan dan pembangunan
ruang yang terintegrasi dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kota
Pematangsiantar.
DASAR HUKUM
Peraturan perundangan yang diacu di dalam penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukungdan
Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun
2006;
Sementara itu, menurut pemahaman konsultan, Ruang Lingkup Kegiatan dalam pekerjaan ini
serupa dengan apa yang dipaparkan oleh Kerangka Acuan yaitu :
a. Tahap Persiapan
b. Pengumpulan data dan informasi
c. Tahap Identifikasi dan Analisis
d. Perumusan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan
Adapun secara umum tentang kondisi lokasi pekerjaan yang akan menjadi wilayah
penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung Dan DayaTampung Lingkungan Lokasi
kegiatan ini adalah berada di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kota Pematang Siantar.
Letak Geografis dan Batas Administrasi Penyusunan Dokumen Analisis Daya Dukung
Dan DayaTampung Lingkungan Kota Pematang Siantar
Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00”
- 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah wilayah Kabupaten Simalungun.
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah
tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan suhu maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu
minimum rata-rata 21,1 oC pada tahun 2012.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah
Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, di mana 9 desa/Kelurahan
dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga
Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²
Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas
Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil
kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².
Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi
Kota Pematangsiantar yaitu:
Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Bah Sorma
Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan
Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88 persen, sedangkan curah hujan rata-rata
229 mm di mana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.
Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter di atas
permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan, kecamatan yang terluas adalah
kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari
total luas wilayah Kota Pematangsiantar.
Kerangka Acuan Kerja dirasa sudah cukup baik dalam memberikan gambaran tentang
kedalaman kajian, yaitu:
Uraian Pendekatan
Setelah mempelajari beberapa kelemahan Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara mendalam,
kami selaku penyedia jasa berpendapat dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya inovasi
sebagai berikut :
1. Pensyaratan tenaga ahli yang dibutuhkan yaitu tenaga ahli yang benar-benar memiliki
pengalaman dalam hal kajian Penyusunan sistem Analisis Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar.
2. Pemilahan dengan tegas antara istilah dan tahapan Laporan Antara dengan Laporan Akhir.
3. Mengingat persoalan lingkungan yang semakin kritis, maka salah satu aspek penting yang
harus diperhatikan dalam penyusunan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan ini adalah aspek pemulihan lingkungan.
4. Pendekatan perencanaan partisipatif dalam pekerjaan penyusunan Analisis Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan ini harus diupayakan dilakukan sejak tahap awal.
Metodologi Kerja
penyusunan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dilakukan dengan
pendekatan partisipatif dan dengan metode kerja sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Terkait Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi awal wilayah
danpotensi Kawasan, serta untuk memperoleh data sebagai bahan analisis. Data dan
Informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen Analisis Daya Dukung Dan
Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar:
a. dokumen RTRW kota,
b. dokumen RPJM daerah;
c. dokumen institus OPD;
d. data dan informasi kondisi kota; dan
e. dokumen lainnya yang dibutuhkan.
Rencana Kerja
Sesuai dengan lingkup kajian serta metodologi di atas maka rencana kerja penyusunan Analisis Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar terdiri atas rangkaian kegiatan
dengan tahapan yaitu :
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Terkait Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi awal wilayah
danpotensi Kawasan, serta untuk memperoleh data sebagai bahan analisis. Data dan
Informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen Analisis Daya Dukung Dan
Daya Tampung Lingkungan di Kota Pematangsiantar:
f. dokumen RTRW kota,
g. dokumen RPJM daerah;
h. dokumen institus OPD;
i. data dan informasi kondisi kota; dan
j. dokumen lainnya yang dibutuhkan.
Untuk mendukung kegiatan ini, Konsultan dituntut menyediakan tenaga ahli sebagai berikut:
1. Team Leader/ Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota Disyaratkan dengan pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Planologi/ Arsitektur yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, memiliki pengalaman profesional selama 5 tahun serta
memiliki SKA (502)
3. Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG), 1 orang Disyaratkan dengan latar belakang
pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Geodesi/Geografi/Perencanaan Wilayah dan
Kota/Kehutanan/Teknik Sipil/ Teknik Arsitektur/Teknik Komputer, memiliki
pengalaman profesional selama 3 tahun;
2) Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat dan menyempurnakan seluruh hasil kajian dan memberikan
kesimpulan dan saran. Laporan Final ini dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Penggandaan Buku Analisi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan sebanyak 5 (lima)
eksemplar, dan seluruh laporan diserahkan 90 (sembilan puluh) hari setelah Surat Perintah
Kerja diterima.
KETENTUAN LAINNYA
Teknik penyajian semua laporan di atas mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Pengetikan 1.5 spasi dengan kertas HVS polos ukuran A4.
b. Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam KAK
ini adalah milik pemberi pekerjaandan penggunaan data/informasi yang terkait dengan
pekerjaan ini harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pemberi pekerjaan.
ORGANISASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan ini memerlukan pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan, metode kerja serta
rencana kerja yang efisien, sistematis dan sederhana, sehingga akan menghasilkan suatu produk kerja
yang baik, tepat waktu dan tepat mutu. Faktor efektifitas dan efisiensi dalam hubungan kerja antara
pihak Pemberi Tugas (Direksi) dan pihak Konsultan secara tidak langsung sangat mempengaruhi hasil
akhir pekerjaan tersebut. Oleh karena itu koordinasi melalui tata laksana struktur organisasi antara
Pemberi Tugas (Direksi) dan Konsultan adalah sangat penting. Gambar 2 berikut memperlihatkan
struktur organisasi pelaksana pekerjaan.
TEAM LEADER
Ahli Perencanaan Adm/ Keuangan
Wilayah dan Kota
Ahli Sistem Informasi Ahli Teknik Lingkungan
Geografis
Draftman/Operator
Surveyor Komputer
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Pekerjaan (KAK), pekerjaan ini akan diselesaikan dalam waktu 3 (tiga)
bulan kalender. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan ini penyedia jasa telah membahas pendekatan
dan metodologi serta rencana kerja sebagaimana dibahas dalam uraian sebelumnya. Berdasarkan
pendekatan dan metode tersebut konsultan menyusun Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
sebagaimana disajikan dalam Gambar Bar Chart Rencana Jadwal Kegiatan berikut ini.
KOMPOSISI TIM
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
(DAFTAR PERSONIL)