Anda di halaman 1dari 46

KLHS RDTR KAWASAN

PERKOTAAN SUKABUMI
1. IDENTIFIKASI MASYARAKAT DAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Tabel 1 Masyarakat dan Pemangku Kepentingan


Peran Pemangku Kepentingan
Lembaga
dalam KRP
1. Pembuat keputusan  Bupati
 DPRD
2. Penyusun Kebijakan, Rencana  Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
dan Program
3. Instansi Pendukung  Balai Besar KSDA Provinsi Jawa Barat
 Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi
 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Sukabumi
 Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi
 Dinas Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral
Kabupaten Sukabumi
 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi
 Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
 Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman dan Kebersihan
Kabupaten Sukabumi
 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi
 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi
 Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi
 PDAM Kabupaten Sukabumi
 Perum Aneka Tambang dan Energi Kabupaten Sukabumi
 PD Pesona Pariwisata Kabupaten Sukabumi
 Kantor Agraria dan Tata Ruang-BPN Kabupaten Sukabumi

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 1


Peran Pemangku Kepentingan
Lembaga
dalam KRP
 Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
 Perum Perhutani KPH Sukabumi
 Camat Cisaat
 Camat Gunung Guruh
 Camat Cicantayan
 Camat Caringin
4. Masyarakat yang memiliki  Koordinator POKMASWAS Kabupaten Sukabumi
informasi dan keahlian  Ketua Pokmasi Mandrajaya
 Ketua Pokmasi Ciroyom Nusantara
 Ketua Komunitas Lingkar Hijau (KLH)
 Ketua KNPI
 Ketua PAPSI ( Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi)
 Ketua LPPM Universitas Muhammadiyah Sukabumi
 Ketua STISIP WIDYAPURIMANDIRI
 Kepala P3M Politeknik Sukabumi
 OISCA Kabupaten Sukabumi
 Kaki Daun
 MUI Kabupaten Sukabumi
 HIMASI Kabupaten Sukabumi
 HKTI Kabupaten Sukabumi
 HNSI Kabupaten Sukabumi
 PWI Kabupaten Sukabumi
 Radar Sukabumi
 Sukabumi Update
 Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia)
5. Masyarakat yang terkena dampak  Ketua APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia)
 Ketua GPP (Gabungan Pengusaha Perkebunan)
 Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR)
Kabupaten Sukabumi
 Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten
Sukabumi
 Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten
Sukabumi
 Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
Kabupaten Sukabumi
 Ketua ASPADIN (Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam
Kemasan Indonesia)
 Ketua APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan dan
Pemukiman Seluruh Indonesia)
Sumber : KP 1 Kabupaten Sukabumi 1 Agustus 2019, KLHS RTRW Kabupaten Sukabumi 2018

2. DAFTAR PANJANG ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Tahap ini dilakukan untuk memetakan Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dalam
penyelenggaraan KLHS menjadi isu strategis dan isu prioritas. Metode ini digunakan dalam
mengidentifikasi sebanyak mungkin isu pembangunan berkelanjutan, baik yang berkaitan dengan
lingkungan, ekonomi maupun sosial. Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan
menghimpun masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan melalui konsultasi publik KLHS
Kabupaten Sukabumi dengan memperhatikan pula kajian isu strategis RTRW Kabupaten Sukabumi
maupun isu lingkungan hidup skala makro nasional-global. Selanjutnya keluaran tahapan ini adalah
tersedianya daftar panjang (long list) isu yang selanjutnya dilakukan penilaian. Maksud penilaian isu
PB adalah untuk menentukan isu-isu strategis dan isu prioritas. Berikut ini adalah daftar panjang isu
pembangunan berkelanjutan yang didapatkan melalui telaah dokumen, konsultasi publik, dan survei
primer dengan metode wawancara ke kantor desa.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 2


Tabel 2 Daftar Panjang Isu Pembangunan Berkelanjutan Dan Lingkup Substansinya
No. Isu Pembangunan Berkelanjutan Lingkup
1. Adanya industri yang tidak mengolah air limbah sehingga menimbulkan 1. Pencemaran
pencemaran lingkungan terutama sungai lingkungan
2. Meningkatnya degradasi kualitas lingkungan hidup
3. Masih adanya penggunaan bahan kimia pada pertanian
4. Pencemaran air akibat pembuangan sampah ke sungai
5. Pencemaran udara akibat terjadinya kemacetan atau padatnya kendaraan
6. Kekurangan air bersih karena kekeringan saat musim kemarau 2. Krisis air bersih
7. Menurunnya ketersediaan air baku akibat alih fungsi lahan di hutan,
penebangan liar di daerah konservasi air baik di hutan maupun sekitar
mata air
8. Berkurangnya debit air di daerah CAT (Cekungan Air Tanah)
9. Pengambilan sumber mata air untuk industri AMDK meyebabkan
kesulitan air bersih bagi masyarakat sekitar dan kekeringan bagi lahan
pertanian
10. Kurangnya pelestarian kawasan sekitar mata air mengakibatkan debit air
dari mata air terus menurun sehingga lambat laun tidak mengalir lagi
11. Terganggunya daerah resapan air
12. Perubahan lahan terutama dari daerah pertanian/konservasi menjadi 3. Alih fungsi lahan
kawasan perkotaan dan wisata akibat pembangunan yang cukup pesat
13. Banyak bangunan liar tumbuh tanpa izin
14. Perubahan lahan kawasan lindung menjadi perkebunan
15. Alih fungsi lahan dari alami (hutan) menjadi kawasan budidaya
16. Lahan potensi pertanian beralih menjadi lahan terbangun akibat
pertumbuhan wilayah sabuk perkotaan yang tidak terkontrol
17. Terdapat lahan konservasi yang membutuhkan penanganan khusus agar
tidak dirusak oleh aktivitas masyarakat
18. Belum ada sempadan terhadap kawasan penyangga dan kawasan lindung
di daerah kaki Gunung Gede Pangrango
19. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang
20. Kurang optimalnya pengelolaan kawasan lindung
21. Rendahnya kepedulian dan kesadaran serta peran serta dunia usaha dan
stakeholders dalam pengelolaan lingkungan hidup
22. Berkurangnya lahan pertanian karena alih fungsi lahan untuk kebutuhan
lahan untuk industri, pemanfaatan lahan untuk pertambangan,
infrastruktur, perumahan dan lahan terbangun lainnya
23. Kurangnya TPS dan fasilitas tempat pembuangan sampah di kawasan 4. Persampahan
permukiman
24. Masih rendahnya kesadaran pengelolaan sampah rumah tangga yang
berakibat masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke
sungai, menimbun, serta membakar sampah di samping sungai
25. Kurangnya pelayanan sarpras persampahan
26. Sulitnya mencari lokasi penyediaan TPS untuk kawasan permukiman
27. Berada pada daerah rawan bencana gempa bumi 5. Kebencanaan
28. Berada pada daerah rawan bencana banjir

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 3


No. Isu Pembangunan Berkelanjutan Lingkup
29. Berada pada daerah rawan bencana vulkanologi/gunung berapi
30. Berada pada daerah rawan gerakan tanah dan longsor
31. Masyarakat tidak menyadari tinggal di lokasi rawan bencana
32. Kualitas infrastruktur jalan kurang memadai 6. Kurangnya
pelayanan
infrastruktur dan
kemacetan
33. Bahan baku terhambat masuk akibat akses jaringan jalan yang kurang
memadai
34. Adanya jaringan jalan yang rusak akibat kurangnya kapasitas saluran
drainase sehingga sering terjadi genangan
35. Kondisi terminal kurang memadai
36. Kurangnya jalan alternatif dalam rangka mengurangi beban jalan utama
37. Penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir off street dan tempat
bongkar muat sehingga mengurangi kelancaran lalu lintas
38. Banyaknya jaringan jalan yang tidak memenuhi standar pelayanan jalan
minimal
39. Aksesibilitas yang kurang memadai di kawasan industri sehingga sering
timbul kemacetan
40. Kurangnya aksesibilitas menuju tempat wisata potensial
41. Terbatasnya moda transportasi
42. Kurang meratanya infrastruktur aksesibilitas di tingkat lokal untuk
menunjang kehidupan sosial dan ekonomi produktif masyarakat
43. Adanya kerusakan jembatan yang merupakan wewenang provinsi
44. Kesenjangan pembangunan antar kecamatan
45. Kerentanan ekonomi tinggi 7. Kerentanan sosial
ekonomi
46. Masih tingginya rasio kemiskinan
47. Masih terdapat RTLH
48. Masih ada permukiman kumuh
49. Masih terdapat daerah rawan pangan
50. Adanya kesenjangan social
51. Rentan terhadap konflik social
52. Belum optimalnya penanganan konflik social
53. Belum optimalnya penanganan PMKS melalui rehabilitasi sosial,
pemberdayaan sosial, penanganan Fakir Miskin serta Perlindungan dan
Jaminan Sosial
54. Dekandensi moral
55. Perubahan perilaku masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri
56. Fluktuasi harga hasil pertanian 8. Pertanian
57. Belum adanya pasar komoditas untuk petani
58. Penurunan hasil produksi pertanian sawah sebab banyaknya alih fungsi
lahan
59. SDM Aparatur (tenaga penyuluh) belum memenuhi standar kompetensi

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 4


No. Isu Pembangunan Berkelanjutan Lingkup
60. Belum optimalnya kualitas kompetensi Kelompok Tani/Gapoktan
61. Perubahan perilaku masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri
62. Kurangnya lapangan pekerjaan 9. Ketenagakerjaan
63. Rendahnya tingkat kompetensi pencari kerja untuk masuk dunia usaha
dan kerja
64. Belum optimalnya sarana prasarana dan kurikulum balai latihan kerja
65. Kurangnya hubungan industrial yang baik dalam menciptakan
peningkatan produktivitas, kualitas, dan peningkatan kesejahteraan
pekerja
66. Keterampilan yang dimiliki tidak seimbang dengan kebutuhan
67. Kurang terakomodirnya tenaga kerja setempat dalam lapangan
pekerjaan local
68. Daya saing KUKM (Koperasi usaha kecil menengah) yang masih rendah
dan belum memiliki daya tawar usaha
69. Minimnya pembiayaan bagi KUKM dari dunia perbankan
70. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi untuk industri rumahan
71. Adanya kasus stunting di beberapa desa diakibatkan oleh rendahnya 10. Kesehatan
kemampuan ekonomi masyarakat
72. Belum meratanya penyediaan fasilitas kesehatan
73. Masih minimnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
74. Masih tingginya kasus penyakit menular
75. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
sanitasi sehat, sehingga menghambat program-program yang berkaitan
dengan sarana sanitasi limbah domestik/ IPALD
76. Belum Tuntasnya Program Wajar Dikdas 9 Tahun 11. Pendidikan
77. Belum meratanya persebaran fasilitas sekolah
78. Masih rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat
79. Masih lemahnya tata kelola pemerintah dalam implementasi perda yang 12. Lemahnya tata
telah ada sehingga tidak berkelanjutan kelola
pemerintahan
80. Masih lemahnya tata kelola pemerintah dalam koordinasi dan sinergitas
antar sectoral
Sumber: Analisis, 2019

Dari hasil pelingkupan berdasarkan kesamaan substansi di atas, lingkup isu pembangunan
berkelanjutan yang dilanjutkan ke tahap penapisan meliputi :
1. Pencemaran lingkungan
2. Krisis air bersih
3. Alih fungsi lahan
4. Persampahan
5. Kebencanaan
6. Kurangnya pelayanan infrastruktur dan kemacetan
7. Kerentanan sosial ekonomi
8. Pertanian

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 5


9. Ketenagakerjaan
10. Kesehatan
11. Pendidikan
12. Lemahnya tata kelola pemerintahan

3. KETERKAITAN DENGAN KLHS DI ATASNYA


Dalam dokumen KLHS RTRW Kabupaten Sukabumi terdapat 5 (lima) isu pembangunan
berkelanjutan prioritas yaitu :
1. Kebencanaan
2. Perubahan fungsi lahan
3. Krisis air bersih
4. Pencemaran kawasan pesisir dan sungai
5. Persampahan

4. ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS


Berdasarkan penilaian, dapat diperoleh 7 (tujuh) isu pembangunan berkelanjutan strategis. Isu
kerentanan sosial ekonomi seharusnya tidak dimasukkan sebagai isu pembangunan berkelanjutan
strategis, namun berdasarkan hasil kesepakatan FGD, isu kerentanan social ekonomi merupakan
salah satu isu penting yang mewarnai kondisi kemasyarakatan di Kawasan Perkotaan Cisaat sehingga
disepakati untuk dimasukkan sebagai isu pembangunan berkelanjutan strategis. Dengan demikian
jumlah isu pembangunan berkelanjutan strategis sebanyak 8 (delapan) isu meliputi :
1. Pencemaran lingkungan (4)
2. Krisis air bersih (5)
3. Alih fungsi lahan (5)
4. Persampahan (4)
5. Kebencanaan (4)
6. Kurangnya pelayanan infrastruktur dan kemacetan (3)
7. Pertanian (3)
8. Kerentanan sosial ekonomi (2)

5. ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS


Dalam menentukan prioritas isu pembangunan berkelanjutan prioritas digunakan muatan dalam
Pasal 9 ayat 2 PP No. 46 tahun 2016 mengacu pada Pasal 9 ayat (2).
Berdasarkan hasil penilaian, maka urutan prioritas isu pembangunan berkelanjutan adalah sebagai
berikut:
1. Kebencanaan (skor 45)
2. Pencemaran lingkungan (skor 44)
3. Alih fungsi lahan (skor 42)
4. Persampahan (skor 40)
5. Krisis air bersih (skor 37)

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 6


6. Kurangnya pelayanan infrastruktur dan kemacetan (skor 32)
Berdasarkan hasil skoring, diketahui bahwa isu kurangnya pelayanan infrastruktur dan
kemacetan merupakan isu prioritas dengan skor rendah. Namun berdasarkan kesepakatan dalam
Focus Group Discussion, melihat tingkat urgensi permasalahan di kawasan perkotaan Cisaat, isu
prioritas tertinggi adalah kurangnya pelayanan infrastruktur dan kemacetan, alih fungsi lahan, krisis
air bersih, pencemaran lingkungan, persampahan, kebencanaan, kerentanan sosial ekonomi.
Berdasarkan hasil skoring, diketahui bahwa isu kerentanan sosial ekonomi tidak termasuk
dalam isu prioritas. Namun berdasarkan kesepakatan FGD, isu kerentanan sosial ekonomi merupakan
salah satu isu penting yang mewarnai kondisi kemasyarakatan di Kawasan Perkotaan Cisaat sehingga
disepakati bahwa isu kerentanan sosial ekonomi sebagai salah satu isu pembangunan berkelanjutan
prioritas. Dengan demikian maka isu pembangunan berkelanjutan prioritas di Kawasan Perkotaan
Cisaat meliputi:
1. Kurangnya pelayanan infrastruktur dan kemacetan (skor 32)
2. Alih fungsi lahan (skor 42)
3. Krisis air bersih (skor 37)
4. Pencemaran lingkungan (skor 44)
5. Persampahan (skor 40)
6. Kebencanaan (skor 45)
7. Kerentanan Sosial Ekonomi (skor 28)

6. IDENTIFIKASI KRP BERDAMPAK


Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang diindikasikan berpotensi menimbulkan pengaruh
terhadap kriteria dampak terhadap lingkungan hidup dan isu pembangunan berkelanjutan meliputi:
1. Rencana Pengembangan jaringan transportasi jalan berupa :
 Pengembangan jalan tol
 Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan arteri primer yang menghubungkan Desa
Lembursawah, Desa Cijalingan, Desa Cisande, dan Desa Cibolang Kaler
 Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan arteri primer yang menghubungkan Desa
Cibolang Kaler, Desa Cibatu, Desa Babakan, hingga batas Kota Sukabumi
 Pengembangan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Desa Cibolang Kaler, Desa Cibatu,
Desa Nagrak, Desa Sukamanah, Desa Cisaat, Desa Sukamantri, hingga Batas Kota Sukabumi
 Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan kolektor sekunder yang menghubungkan Desa
Cimahi, Desa Padaasih, Desa Mangkalaya, Desa Cisaat
 Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan kolektor sekunder yang menghubungkan Desa
Sukamanah, Desa Gunungjaya
 Pengembangan jalan lokal primer yang menghubungkan Desa Cijalingan, Desa Cijengkol
 Pengembangan Terminal Terpadu Tipe C di Desa Cimahi
2. Rencana pengembangan transportasi kereta api berupa :
 Rencana pengembangan stasiun barang
 Rencana pengembangan jalur kereta api double track

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 7


3. Zona perumahan berupa :
 Perumahan kepadatan tinggi
 Perumahan kepadatan sedang
 Perumahan kepadatan rendah
4. Zona perdagangan dan jasa
 Pengembangan Pasar di Desa Cimahi
 Penataan zona perdagangan dan jasa skala kota di Desa Cibolang Kaler, Desa Cibatu, Desa
Nagrak, Desa Cisaat, Desa Sukamanah, Desa Sukamantri hingga Batas Kota Sukabumi
 Penataan zona perdagangan dan jasa skala kota di Desa Lembursawah, Desa Cijalingan, Desa
Cisande, Desa Cibolang Kaler, Desa Cimahi
 Pengembangan zona perdagangan dan jasa skala BWP di Desa Cimahi, Desa Padaasih, Desa
Mangkalaya, Desa Sukamanah, Desa Gunungjaya
 Pengembangan zona perdagangan dan jasa skala sub BWP di Desa Cijalingan, Desa Cijengkol
5. Zona Industri
 Pengembangan zona industri
 Pengembangan kawasan pergudangan di Desa Cimahi
6. Zona Pertambangan
 Kegiatan Pertambangan di Desa Cibolang
7. Kawasan Prioritas Penanganan :
 Exit Tol Cibolang Kaler
 Rencana pengembangan koridor citra kawasan khas Cisaat
 Rencana pengembangan koridor Jl. Raya Cibadak-Jl. Raya Cisaat
Beberapa KRP berlokasi pada tempat yang sama dan atau dengan tema yang sama sehingga untuk
menghindari duplikasi, dilakukan penggabungan KRP yaitu:

Tabel 3 Penggabungan KRP


No. KRP Nama KRP Gabungan
1.  Rencana pengembangan pasar di Desa Cimahi  Rencana pengembangan
 Rencana pengembangan Terminal Terpadu Tipe C di Desa Cimahi kawasan exit Tol
 Rencana pengembangan kawasan pergudangan,
 Rencana pengembangan Stasiun Barang di Desa Cimahi
 Rencana pengembangan kawasan exit Tol
 Rencana penataan zona perdagangan dan jasa skala kota di Desa
Cibolang Kaler, Desa Cibatu, Desa Cimahi
2.  Rencana pengembangan koridor Jl. Raya Cibadak-Jl. Raya Cisaat  Pengembangan dan
 Rencana pengembangan koridor citra kawasan khas Cisaat penataan zona
 Penataan zona perdagangan dan jasa skala kota di Desa Cibolang perdagangan dan jasa
Kaler, Desa Cibatu, Desa Nagrak, Desa Cisaat, Desa Sukamanah,
Desa Sukamantri hingga Batas Kota Sukabumi
 Penataan zona perdagangan dan jasa skala kota di Desa
Lembursawah, Desa Cijalingan, Desa Cisande, Desa Cibolang
Kaler, Desa Cimahi

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 8


No. KRP Nama KRP Gabungan
 Pengembangan zona perdagangan dan jasa skala BWP di Desa
Cimahi, Desa Padaasih, Desa Mangkalaya, Desa Sukamanah, Desa
Gunungjaya
 Pengembangan zona perdagangan dan jasa skala sub BWP di Desa
Cijalingan, Desa Cijengkol
3.  Perumahan kepadatan tinggi  Pengembangan zona
 Perumahan kepadatan sedang perumahan
 Perumahan kepadatan rendah
Sumber: Penyusun, 2019

Dengan demikian, maka KRP yang diindikasikan berdampak terhadap lingkungan hidup dan akan
dilanjutkan ke tahap analisis berikutnya meliputi:
KRP 1. Pengembangan jalan tol
KRP 2. Peningkatan fungsi dan pengembangan jalan arteri primer yang menghubungkan Desa
Lembursawah, Desa Cijalingan, Desa Cisande, dan Desa Cibolang Kaler
KRP 3. Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan arteri primer yang menghubungkan Desa
Cibolang Kaler, Desa Cibatu, Desa Babakan, hingga batas Kota Sukabumi
KRP 4. Pengembangan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Desa Cibolang Kaler, Desa
Cibatu, Desa Nagrak, Desa Sukamanah, Desa Cisaat, Desa Sukamantri, hingga Batas Kota
Sukabumi
KRP 5. Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan kolektor sekunder yang menghubungkan Desa
Cimahi, Desa Padaasih, Desa Mangkalaya, Desa Cisaat
KRP 6. Peningkatan fungsi dan Pengembangan jalan kolektor sekunder yang menghubungkan Desa
Sukamanah, Desa Gunungjaya
KRP 7. Pengembangan jalan lokal primer yang menghubungkan Desa Cijalingan, Desa Cijengkol
KRP 8. Pengembangan jaringan transportasi kereta api berupa pengembangan jalur kereta api
double track
KRP 9. Pengembangan kawasan exit tol
KRP 10. Pengembangan zona perumahan
KRP 11. Pengembangan dan penataan zona perdagangan dan jasa
KRP 12. Pengembangan zona industri
KRP 13. Zona Pertambangan

7. ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP


7.1 Daya Dukung/Kemampuan Lahan
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, dapat diketahui bahwa Kawasan Perkotaan Cisaat dapat
dibagi menjadi 4 kategori kemampuan lahan yaitu kelas I, II, III dan IV.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 9


KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 10
7.2 Daya Dukung Lahan Bangunan

Hasil perhitungan:
DDLB < 1 : Daya dukung lahan terbangun terlampaui atau buruk
DDLB 1-3 : Daya dukung lahan terbangun bersyarat atau sedang
DDLB > 3 : Daya dukung lahan terbangun baik
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pada tahun 2015 daya dukung lahan bangunan di
Kawasan Perkotaaan Cisaat adalah sebesar 2,82 (sedang). Adapun pada tahun 2041 dengan rencana
pola ruang yang telah disusun, daya dukung lahan bangunan Kawasan Perkotaan Cisaat menurun
menjadi 0,92 (terlampaui). Hal ini menunjukkan bahwa rencana pola ruang yang telah disusun telah
berkontribusi dalam menurunkan daya dukung lahan bangunan. Untuk itu diperlukan langkah-
langkah perbaikan rencana pola ruang dengan menurunkan rencana luas lahan terbangun dan
meningkatkan rencana luas Kawasan tidak terbangun.

7.3 Daya Dukung Lindung


Daya Dukung fungsi lindung (DDL), memiliki kisaran nilai antara 0 (minimal) sampai 1 (maksimal).
Nilai mendekati angka 1, semakin baik fungsi lindung yang ada dalam wilayah tersebut, demikian
pula sebaliknya, apabila mendekati angka 0, fungsi lindung semakin buruk atau lebih berfungsi
sebagai kawasan budidaya. Adapun tingkat kualitas daya dukung fungsi lindung adalah sebagai
berikut:

Tabel 4 Tingkat Kualitas Daya Dukung Fungsi Lindung

Tingkat Kualitas Daya Dukung Fungsi Lindung Rentang Nilai DDL


Sangat rendah 0 – 0,20
Rendah 0,20 – 0,40
Sedang 0,40 – 0,60
Baik 0,60 – 0,80
Sangat Baik 0,80 – 1
Sumber : Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung LH, KLH 2014

Berdasarkan hasil perhitungan, sebelum dilakukan perencanaan, pada tahun 2015 daya dukung
lindung sebesar 0,36 (dalam kategori rendah). Setelah dilakukan pengembangan rencana pola
ruang, diketahui bahwa terjadi penurunan nilai daya dukung lindung menjadi 0,25 (dalam kategori
rendah). Daya dukung lindung dapat ditingkatkan apabila luasan lahan-lahan terbuka hijau atau
lahan resapan ditingkatkan.

7.4 Daya Dukung Pangan


Daya dukung pangan dihitung berdasarkan rasio produksi beras terhadap konsumsi beras.
Klasifikasi daya dukung pertanian :
1. Nilai daya dukung pangan > 2,47, Wilayah yang mampu swasembada pangan.
2. Nilai daya dukung pangan 1–2,47, Wilayah yang mampu swasembada pangan bersyarat.
3. Nilai daya dukung pangan < 1, Wilayah yang belum mampu swasembada pangan.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 11


Nilai daya dukung pangan tahun 2018 sebesar 1,68 dengan kategori bersyarat.

Tabel 5 Daya Dukung Pangan Kawasan Perkotaan Cisaat Tahun 2026-2041


Uraian 2026 2031 2036 2041
Jumlah produksi padi (ton) 8242,19 6305,16 4368,12 2431,09
Konversi Gabah Kering Giling/GKG ke Beras
5171,15 3955,86 2740,56 1525,27
(62,74%)
Jumlah Penduduk (jiwa)* 198281 209239 220802 233004
Angka konsumsi beras (kg/orang/tahun) 109,5 109,5 109,5 109,5
Jumlah beras dikonsumsi (ton) 21711,77 22911,67 24177,82 25513,94
DDL (Daya Dukung Lahan) untuk
0,24 0,17 0,11 0,06
pangan
Sumber : Analisis, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa menuju tahun 2041, dengan penerapan rencana
pola ruang, daya dukung pangan sudah menurun sejak 5 tahun pertama penerapan rencana pola
ruang. Daya dukung pangan dapat ditingkatkan kembali apabila luas lahan pertanian tanaman
pangan ditingkatkan kembali sehingga hasil produksi padi dapat meningkat.

7.5 Daya Dukung Air Permukaan


Daya dukung air ditinjau dari ketersediaan air ( supply air) dan kebutuhan air (demand air)
terdapat dihitung melalui ketersediaan air dengan pendekatan limpasan air dan kebutuhan air dari
total kebutuhan air domestik dan non domestik.

Status daya dukung air diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan air (SA) dan kebutuhan
air (DA).
Bila SA> DA, daya dukung air dinyatakan surplus.
Bila SA< DA, daya dukung air dinyatakan defisit atau terlampaui

DDA = SA / DA
Keterangan :
DDA < 1 : Daya dukung air terlampaui atau buruk
DDA 1-3 : Daya dukung air bersyarat atau sedang
DDA > 3 : Daya dukung air aman atau baik

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa


- nilai SA (ketersediaan air) pada tahun 2041 sebesar 70.544.309 m3.
- Nilai DA (kebutuhan air) pada tahun 2041 sebesar 372.806.400 m3.
- Nilai DDA (Daya dukung air) pada tahun 2041 sebesar 0,19
Nilai DA>nilai SA dan nilai DDA < 1 sehingga dapat dikatakan bahwa daya dukung air permukaan di
kawasan perkotaan Cisaat pada tahun 2041 defisit atau terlampaui.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 12


8. RINGKASAN HASIL KAJIAN
Berdasarkan hasil kajian, dapat dibuat ringkasan sebagaimana dalam tabel berikut.

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 13


Tabel 6 Ringkasan Hasil Kajian Dampak KRP Terhadap Lingkungan Hidup
Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
1. Pengembangan jalan tol kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko : Rawan banjir kelas rendah, JE Penyedia pangan dan JE Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
infrastruktur dan kelas II-IV sedang, tinggi. Perlu saluran Penyedia air bersih kelas SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
kemacetan Pengembangan drainase untuk meminimalkan rendah, sedang tidak tidak berdampak sedang – tinggi
alih fungsi lahan, kelas IV  potensi banjir banyak mempengaruhi  berdampak
pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut kemampuan ekosistem dalam pada penurunan
mengenai kondii fisik Faktor pembatas: Kawasan sudah penyediaan pangan dan air keanekaragama
lahan dan tingkat berkembang bersih; n hayati
kerawanan bencana JE Pengaturan tata air dan
banjir kelas rendah sampai
Dampak: tinggi  ada potensi terjadi
Pencemaran lingkungan;kebisingan; banjir, diperlukan saluran
alih fungsi lahan; potensi konflik drainase
kaitannya dengan alih fungsi
lahan;putusnya akses, komunitas
dan kehidupan social; sebagian
saluran drainase/irigasi tertutup
akibat pembangunan tol

2. Peningkatan fungsi dan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko : Rawan banjir kelas rendah, JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
pengembangan jalan infrastruktur dan kelas II-IV sedang, tinggi. Perlu saluran rendah, sedang sangat tinggi SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
arteri primer yang kemacetan Pengembangan drainase untuk meminimalkan  tidak banyak kemampuan tidak berdampak sedang – tinggi
menghubungkan Desa alih fungsi lahan, kelas IV  potensi banjir ekosistem dalam penyediaan terjadinya  berdampak
Lembursawah, Desa pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut pangan; perubahan iklim pada penurunan
Cijalingan, Desa Cisande, mengenai kondii fisik Faktor pembatas: Kawasan sudah JE Penyedia air kelas rendah, keanekaragama
dan Desa Cibolang Kaler lahan dan tingkat berkembang sedang  tidak banyak n hayati
kerawanan bencana mempengaruhi kemampuan
penyediaan air bersih;
Dampak: JE Pengaturan tata air dan
Alih fungsi lahan, potensi konflik banjir kelas tinggi  ada
dengan masyarakat, pencemaran potensi terjadi banjir,
lingkungan kemacetan lalu lintas, diperlukan saluran drainase
kerusakan jalan eksisting dan di
sekitarnya akibat proses
pembangunan
3. Peningkatan fungsi dan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Rawan banjir kelas rendah, sedang, JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
Pengembangan jalan infrastruktur dan kelas II-IV tinggi. Perlu saluran drainase untuk sangat tinggi  SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
arteri primer yang kemacetan Pengembangan meminimalkan potensi banjir mempengaruhi kemampuan tidak berdampak sedang 
menghubungkan Desa alih fungsi lahan, kelas IV  ekosistem dalam penyediaan terjadinya berdampak
Cibolang Kaler, Desa pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut Faktor pembatas: Kawasan sudah pangan perubahan iklim sedang pada
Cibatu, Desa Babakan, mengenai kondii fisik berkembang penurunan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 26


Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
hingga batas Kota lahan dan tingkat JE Penyedia air kelas rendah, keanekaragama
Sukabumi kerawanan bencana sedang  tidak banyak n hayati
Dampak: mempengaruhi kemampuan
Alih fungsi lahan, potensi konflik penyediaan air bersih;
dengan masyarakat yang berijin, JE Pengaturan tata air dan
pencemaran lingkungan (saat dan banjir kelas rendah - sedang
pasca pembangunan), kemacetan  berpotensi rendah terjadi
lalu lintas, putusnya lalu lintas banjir, tetap diperlukan
penghubung utara dan selatan jalan, saluran drainase untuk
kerusakan jalan eksisting dan di mencegah genangan
sekitarnya akibat proses
pembangunan
4. Pengembangan jalan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko: Rawan banjir kelas rendah, JE Penyedia pangan dan JE Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
arteri sekunder yang infrastruktur dan kelas II-IV sedang, tinggi. Perlu saluran Penyedia air bersih kelas SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
menghubungkan Desa kemacetan Pengembangan drainase untuk meminimalkan rendah  tidak banyak tidak berdampak sedang 
Cibolang Kaler, Desa alih fungsi lahan, kelas IV  potensi banjir mempengaruhi kemampuan terjadinya berdampak
Cibatu, Desa Nagrak, pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut ekosistem dalam penyediaan perubahan iklim sedang pada
Desa Sukamanah, Desa mengenai kondii fisik Faktor pembatas: Kawasan sudah pangan dan air bersih keanekaragama
Cisaat, Desa Sukamantri, lahan dan tingkat berkembang JE Pengaturan tata air dan n hayati
hingga Batas Kota kerawanan bencana banjir kelas rendah  potensi
Sukabumi Dampak: terjadi banjir rendah, tetap
Alih fungsi lahan, potensi konflik diperlukan saluran drainase
dengan masyarakat, pencemaran untuk mencegah genangan
lingkungan (saat dan pasca
pembangunan), kemacetan lalu
lintas, putusnya lalu lintas
penghubung kedua sisi jalan,
kerusakan jalan eksisting dan di
sekitarnya akibat proses
pembangunan
5. Peningkatan fungsi dan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko: Rawan banjir kelas rendah, JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
Pengembangan jalan infrastruktur dan kelas I-IV sedang, tinggi. Perlu saluran rendah hingga sangat tinggi SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
kolektor sekunder yang kemacetan Pengembangan drainase untuk meminimalkan  mempengaruhi tidak berdampak sedang - tinggi
menghubungkan Desa alih fungsi lahan, kelas IV  potensi banjir kemampuan ekosistem dalam terjadinya  berdampak
Cimahi, Desa Padaasih, pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut Rawan longsor kelas rendah, penyediaan pangan. perubahan iklim pada penurunan
Desa Mangkalaya, Desa mengenai kondii fisik sedang, perlu antisipasi terhadap JE penyedia air bersih kelas keanekaragama
Cisaat lahan dan tingkat kelas dan lokasi potensial longsor rendah, sedang  tidak n hayati
kerawanan bencana banyak mempengaruhi
Faktor pembatas: Kawasan sudah kemampuan penyediaan air
berkembang bersih
JE Pengaturan tata air dan
Dampak: banjir kelas rendah sampai

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 27


Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
Alih fungsi lahan, potensi konflik tinggi  potensi terjadi banjir
dengan masyarakat, pencemaran tinggi, diperlukan saluran
lingkungan (saat dan pasca drainase
pembangunan), kemacetan lalu
lintas, putusnya lalu lintas
penghubung kedua sisi jalan,
kerusakan jalan eksisting dan di
sekitarnya akibat proses
pembangunan
6. Peningkatan fungsi dan kurangnya pelayanan Daya Dukung Resiko bencana : - JE Penyedia pangan rendah, Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
Pengembangan jalan infrastruktur dan Lahan: sedang, kelas sangat tinggi  SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
kolektor sekunder yang kemacetan Kemampuan lahan Faktor pembatas: Kawasan sudah mempengaruhi kemampuan tidak berdampak sedang - tinggi
menghubungkan Desa alih fungsi lahan, pengembangan berkembang ekosistem dalam penyediaan terjadinya  berdampak
Sukamanah, Desa pencemaran lingkungan kelas II-III pangan perubahan iklim pada penurunan
Gunungjaya Dampak: JE penyedia air bersih kelas keanekaragama
Alih fungsi lahan, potensi konflik rendah, sedang  tidak n hayati
dengan masyarakat, pencemaran banyak mempengaruhi
lingkungan (saat dan pasca kemampuan penyediaan air
pembangunan), kemacetan lalu bersih
lintas, putusnya lalu lintas JE Pengaturan tata air dan
penghubung kedua sisi jalan, banjir kelas tinggi 
kerusakan jalan eksisting dan di berpotensi tinggi terjadi
sekitarnya akibat proses banjir, diperlukan saluran
pembangunan drainase
7. Pengembangan jalan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko bencana : - JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
lokal primer yang infrastruktur dan kelas II-III rendah - sedang  tidak SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
menghubungkan Desa kemacetan Faktor pembatas: pada beberapa banyak mempengaruhi tidak berdampak rendah dan
Cijalingan, Desa alih fungsi lahan, bagian kawasan sudah berkembang kemampuan ekosistem dalam terjadinya tinggi 
Cijengkol pencemaran lingkungan penyediaan pangan perubahan iklim berdampak pada
Dampak: JE penyedia air bersih kelas penurunan
Alih fungsi lahan, potensi konflik rendah tidak banyak keanekaragama
dengan masyarakat, pencemaran mempengaruhi kemampuan n hayati
lingkungan (saat dan pasca penyediaan air bersih
pembangunan), kemacetan lalu JE Pengaturan tata air dan
lintas, putusnya lalu lintas banjir kelas rendah dan
penghubung kedua sisi jalan, sangat tinggi  berpotensi
kerusakan jalan eksisting dan di tinggi terjadi banjir,
sekitarnya akibat proses diperlukan saluran drainase
pembangunan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 28


Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
8. Rencana pengembangan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko bencana : - JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
transportasi kereta api infrastruktur dan kelas II, III, IV rendah dan tinggi  dapat SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
berupa pengembangan kemacetan Pengembangan Faktor pembatas: pada beberapa mempengaruhi kemampuan tidak berdampak sedang 
jalur kereta api double alih fungsi lahan kelas IV  bagian kawasan sudah berkembang ekosistem dalam penyediaan terjadinya berdampak
track pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut pangan perubahan iklim sedang pada
mengenai kondii fisik Dampak: JE penyedia air bersih kelas keanekaragama
lahan dan tingkat Alih fungsi lahan, potensi konflik rendah, sedang tidak n hayati
kerawanan bencana dengan masyarakat, pencemaran banyak mempengaruhi
lingkungan (saat dan pasca kemampuan penyediaan air
pembangunan), kemacetan lalu bersih
lintas, kerusakan jalan eksisting dan JE Pengaturan tata air dan
di sekitarnya akibat proses banjir kelas rendah, sedang,
pembangunan, berkurangnya tinggi  berpotensi tinggi
kenyamanan di kawasan terjadi banjir, diperlukan
perumahan, ada potensi membawa saluran drainase
kemacetan ke Kawasan
pengembangan
9. Pengembangan kawasan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko bencana : - JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
exit tol infrastruktur dan kelas II rendah dan tinggi  SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
kemacetan Faktor pembatas: pada beberapa mempengaruhi kemampuan tidak berdampak sedang 
alih fungsi lahan bagian kawasan sudah berkembang ekosistem dalam penyediaan terjadinya berdampak
pencemaran lingkungan pangan perubahan iklim sedang pada
kerentanan social ekonomi Dampak: JE Penyedia air bersih kelas keanekaragama
Alih fungsi lahan, potensi konflik rendah dan sedang  tidak n hayati
dengan masyarakat, pencemaran banyak mempengaruhi
lingkungan (saat pembangunan), kemampuan penyediaan air
peningkatan keramaian lingkungan, bersih
penurunan kenyamanan dan JE Pengaturan tata air dan
ketenangan kawasan erumahan, banjir kelas rendah - sedang
peningkatan arus lalu lintas dalam  berpotensi sedang terjadi
kawasan perumahan, potensi banjir, tetap diperlukan
kemacetan menuju pasar saluran drainase untuk
mencegah genangan
10. Pengembangan zona kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Risiko : JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
perumahan infrastruktur dan kelas I, II, III, IV Rawan banjir rendah sampai tinggi , sangat rendah sampai sangat SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
kemacetan Pengembangan rawan longsor rendah sampai tinggi  mempengaruhi tidak berdampak sedang - tinggi
alih fungsi lahan kelas IV  sedang. kemampuan ekosistem dalam terjadinya  berdampak
pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut Faktor pembatas: pada beberapa penyediaan pangan perubahan iklim pada penurunan
krisis air bersih mengenai kondii fisik bagian kawasan sudah berkembang JE Penyedia air bersih kelas keanekaragama
lahan dan tingkat sangat rendah hingga sedang n hayati
kerawanan bencana Dampak :  tidak banyak

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 29


Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
Alih fungsi lahan, berkurangnya mempengaruhi kemampuan
kawasan resapan air, peningkatan penyediaan air bersih
runoff dan potensi terjadinya banjir, JE Pengaturan tata air dan
peningkatan kebutuhan air, banjir kelas rendah sampai
peningkatan kebutuhan pangan, tinggi  berpotensi tinggi
peningkatan kebutuhan aksesibilitas, terjadi banjir, diperlukan
peningkatan kebisingan dan polusi, saluran drainase
peningkatan jumlah timbulan
sampah, limbah cair dan limbah
padat

Kawasan Perkotaan Cisaat mampu


menampung kurang lebih 221.689
unit rumah tapak. Dengan asumsi
bahwa 1 rumah berisi 4 jiwa maka,
221.689 unit rumah tapak dapat
dihuni oleh 886.756 jiwa. Sedangkan
apabila 1 rumah dinuni oleh 5 orang
maka 221.689 unit rumah tapak
dapat dihuni oleh 1.108.445 jiwa.
Jumlah ini dapat bertambah apabila
di Kawasan Perkotaan Cisaat
dikembangkan rumah susun.
Apabila dibandingkan dengan
proyeksi jumlah penduduk Kawasan
Perkotaan Cisaat pada tahun 2041
sebanyak kurang lebih 233.000 jiwa,
maka alokasi ruang Kawasan
perumahan dalam rencana pola
ruang jauh melebihi kebutuhan yaitu
kurang lebih 4x luas ruang yang
dibutuhkan
11. Pengembangan dan kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Risiko: JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
penataan zona infrastruktur dan kelas I, II, III, IV Rawan banjir kelas rendah – tinggi, tinggi - sangat tinggi  SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
perdagangan dan jasa kemacetan Pengembangan Rawan longsor kelas rendah dan mempengaruhi kemampuan tidak berdampak sedang - tinggi
alih fungsi lahan kelas IV  sedang ekosistem dalam penyediaan; terjadinya  berdampak
pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut  Perlu perencanaan system JE Penyedia air bersih kelas perubahan iklim pada penurunan
kerentanan social ekonomi mengenai kondii fisik drainase dan pengembangan lahan rendah hingga sedang  keanekaragama
krisis air bersih lahan dan tingkat resapan tidak banyak mempengaruhi n hayati
kerawanan bencana kemampuan penyediaan air
Faktor pembatas: pada beberapa bersih
bagian kawasan sudah berkembang

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 30


Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
JE Pengaturan tata air dan
Dampak : banjir kelas rendah hingga
Alih fungsi lahan, berkurangnya tinggi  berpotensi tinggi
kawasan resapan air, peningkatan terjadi banjir, diperlukan
runoff dan potensi terjadinya banjir, saluran drainase dan lahan
peningkatan kebutuhan air, resapan
peningkatan kebutuhan aksesibilitas,
peningkatan jumlah timbulan
sampah dan limbah cair,
peningkatan kebisingan dan polusi
12. Pengembangan zona kurangnya pelayanan Daya Dukung Lahan Resiko bencana : - JE Penyedia pangan kelas Berdampak pada JE Pengaturan JE Pendukung
industry infrastruktur dan kelas I-IV tinggi - sangat tinggi  SDA pertanian iklim rendah  Biodiversitas
kemacetan Pengembangan Faktor pembatas: pada beberapa mempengaruhi kemampuan tidak berdampak sedang - tinggi
alih fungsi lahan kelas IV  bagian kawasan sudah berkembang ekosistem dalam penyediaan terjadinya  berdampak
pencemaran lingkungan Pencermatan lanjut pangan perubahan iklim pada penurunan
kerentanan social ekonomi mengenai kondii fisik Dampak : JE Penyedia air bersih kelas keanekaragama
lahan dan tingkat Alih fungsi lahan, limbah industri, rendah hingga sedang  n hayati
kerawanan bencana muncul gangguan kesehatan, tidak banyak mempengaruhi
peningkatan arus lalu lintas menuju kemampuan penyediaan air
zona industri bersih
JE Pengaturan tata air dan
banjir kelas rendah hingga
tinggi  berpotensi tinggi
terjadi banjir, diperlukan
saluran drainase dan lahan
resapan
13. Zona Penambangan pencemaran lingkungan Daya Dukung Lahan Resiko bencana : JE Penyedia pangan kelas SDA bahan JE Pengaturan JE Pendukung
kelas III dan IV Rawan longsor kelas sedang sangat rendah - rendah  tambang iklim rendah  Biodiversitas
Pengembangan tidak banyak mempengaruhi dieksploitasi tidak berdampak sedang - tinggi
kelas IV  Faktor pembatas: pada beberapa kemampuan ekosistem dalam (Desa Cibolang) terjadinya  berdampak
Pencermatan lanjut bagian kawasan sudah berkembang penyediaan pangan;  lingkungan perubahan iklim pada penurunan
mengenai kondii fisik JE Penyedia air bersih kelas rusak  perlu keanekaragama
lahan dan tingkat Dampak : sangat rendah dan rendah  eksploitasi secara n hayati
kerawanan bencana Kerusakan bentang alam, hilangnya tidak mempengaruhi bijak dan tidak
kesuburan tanah, adanya polusi kemampuan penyediaan air berlebihan
udara (material tanah beterbangan), bersih
polusi udara (kendaraan tambang),
perlunya penyediaan jaringan jalan JE Pengaturan tata air dan
menuju kawasan tambang banjir kelas rendah dan
Risiko: sedang  berpotensi sedang
Rawan Longsor sedang terjadi banjir, tetap diperlukan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 31


Efisiensi Kerentanan Ketahanan
Keterkaitan Terhadap Daya Dukung Kemampuan Jasa
No. KRP Dampak Resiko LH Pemanfaatan Perubahan Keanekaragama
Isu PB Prioritas Daya Tampung LH Ekosistem
SDA Iklim n Hayati
saluran drainase untuk
mencegah genangan
Sumber: Analisis, 2019

9. PERUMUSAN ALTERNATIF DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KRP

Tabel 7 Penyusunan Alternatif dan Rekomendasi


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
1. Pengembangan • Daya Dukung Lahan kelas • JE tata air dan banjir ada yang Pemberian arahan atau rambu- Pembangunan ruas jalan yang terdiri dari
Jalan Tol II-IV terletak pada kelas tinggi rambu untuk mempertahankan jalan tol, jalan arteri primer, jalan arteri
• Lahan masih dapat (rawan banjir) atau meningkatkan fungsi sekunder, kolektor primer dan local
dikembangkan (sedikit • Termasuk Kawasan berpotensi ekosistem: primer dapat dilaksanakan
penggunaan lahan banjir 1. Pengembangan jalur hijau pembangunannya dengan catatan:
terbangun) • Resiko : rawan banjir kelas atau RTH sempadan jalan 1. Dilakukan pengembangan jalur hijau
• JE penyedia pangan, air rendah, sedang, tinggi untuk lahan resapan dan atau RTH sepanjang jalan
bersih, iklim, biodiversity • Dampak: menurunkan potensi 2. Perlu dilakukan rekayasa teknis di
kelas rendah sampai sedang Pencemaran lingkungan; dampak polusi dan areal rawan longsor berupa
sehingga pengembangan kebisingan; alih fungsi lahan; kebisingan pembuatan bronjong, pembuatan
tidak banyak berpengaruh potensi konflik kaitannya Pemberian arahan atau rambu- dinding penahan tanah/ DPT
pada kemampuan jasa dengan alih fungsi rambu mitigasi dampak dan (retaining wall) dan pemasangan
ekosistem kawasan lahan;putusnya akses, risiko LH: rambu longsor sesuai dengan
• Menurunkan isu PB prioritas komunitas dan kehidupan 2. Pengembangan karakteristik fisik lahan
kurangnya pelayanan social; sebagian saluran underpass/flyover untuk 3. Perlu dilakukan rekayasa teknis di
infrastruktur dan kemacetan drainase/irigasi tertutup akibat menghubungkan kawasan areal rawan banjir berupa pembuatan
pembangunan tol yang terputus akibat saluran drainase yang terintegrasi
• Terjadi isu PB prioritas pembangunan jalan dengan pembangunan jalan.
alihfungsi lahan dan 3. Rekayasa teknis 4. Perlu disediakan jalur penghubung
pencemaran lingkungan pengembangan saluran antara kedua sisi jalan yang terpisah
drainase dan saluran irigasi oleh pengembangan jalur jalan
yang terintegrasi dengan dengan arus lalu lintas cepat
pembangunan jalan tol
melalui bagian bawah tol

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 32


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
2. Jalan Arteri • Daya Dukung Lahan kelas • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu-
Primer Yang II-IV sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan
Menghubungkan • JE penyedia air, pengaturan terbangun atau meningkatkan fungsi
Desa iklim dan keanekaragaman • JE penyedia pangan, tata air ekosistem:
Lembursawah, hayati kelas rendah hingga dan banjir ada yang terletak 1. Pengembangan jalur hijau
Desa Cijalingan, sedang sehingga tidak pada kelas tinggi sehingga atau RTH sempadan jalan
Desa Cisande, banyak mempengruhi pengembangan akan untuk lahan resapan dan
dan Desa kemampuan JE. dipengaruhi atau menurunkan potensi
Cibolang Kaler • Menurunkan isu PB prioritas mempengaruhi kemampuan dampak polusi dan
kurangnya pelayanan jasa ekosistem kebisingan
infrastruktur dan kemacetan • Resiko : Rawan banjir kelas Pemberian arahan atau rambu-
rendah, sedang, tinggi rambu mitigasi dampak dan
• Dampak: risiko LH:
Alih fungsi lahan, potensi konflik 2. Pelebaran jalan sesuai
dengan masyarakat, ketentuan dengan
pencemaran lingkungan menambahkan jalur lambat
kemacetan lalu lintas, 3. Pengadaan sosialisasi dan
kerusakan jalan eksisting dan di koordinasi dengan
sekitarnya akibat proses masyarakat
pembangunan 4. Pengaturan waktu lalu lintas
• Terjadi isu PB prioritas kendaraan besar dan kecil
alihfungsi lahan dan 5. Pengaturan jam kerja
pencemaran lingkungan pelebaran jalan
6. Penyediaan jalur alternatif
7. Pembersihan jalur jalan
secara berkala
8. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu

3. Jalan Arteri • Daya Dukung Lahan kelas • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu-
Primer Yang II-IV sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan
Menghubungkan • JE Penyedia air, tata air dan terbangun atau meningkatkan fungsi
Desa Cibolang banjir, pengaturan iklim, • JE penyedia pangan ada yang ekosistem:
Kaler, Desa dan keanekaragaman hayati terletak pada kelas tinggi 1. Pengembangan jalur hijau
Cibatu, Desa kelas rendah sampai sedang sehingga pengembangan akan atau RTH sempadan jalan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 33


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
Babakan, hingga sehingga tidak banyak dipengaruhi atau untuk lahan resapan dan
batas Kota mempengaruhi kemampuan mempengaruhi kemampuan menurunkan potensi
Sukabumi JE. jasa ekosistem dampak polusi dan
• Menurunkan isu PB prioritas • Rawan banjir kelas rendah, kebisingan
kurangnya pelayanan sedang, tinggi Pemberian arahan atau rambu-
infrastruktur dan kemacetan • Dampak: rambu mitigasi dampak dan
Alih fungsi lahan, potensi konflik risiko LH:
dengan masyarakat yang 2. Pelebaran jalan sesuai
berijin, pencemaran lingkungan ketentuan dengan
(saat dan pasca pembangunan), menambahkan jalur lambat
kemacetan lalu lintas, putusnya 3. Pengadaan sosialisasi dan
lalu lintas penghubung utara koordinasi dengan
dan selatan jalan, kerusakan masyarakat
jalan eksisting dan di sekitarnya 4. Pengaturan waktu lalu lintas
akibat proses pembangunan kendaraan besar dan kecil
• Terjadi isu PB prioritas 5. Pengaturan jam kerja
alihfungsi lahan dan pelebaran jalan
pencemaran lingkungan 6. Penyediaan jalur alternatif
7. Pembersihan jalur jalan
secara berkala
8. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu
4. Jalan Arteri • Daya Dukung Lahan kelas • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu-
Sekunder Yang II-IV sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan
Menghubungkan • JE Penyedia pangan, air, terbangun atau meningkatkan fungsi
Desa Cibolang tata air dan banjir, • Resiko: Rawan banjir kelas ekosistem:
Kaler, Desa pengaturan iklim, dan rendah, sedang, tinggi 1. Pengembangan jalur hijau
Cibatu, Desa keanekaragaman hayati • Dampak: atau RTH sempadan jalan
Nagrak, Desa kelas rendah sampai sedang Alih fungsi lahan, potensi konflik untuk lahan resapan dan
Sukamanah, sehingga tidak banyak dengan masyarakat, menurunkan potensi
Desa Cisaat, mempengaruhi kemampuan pencemaran lingkungan (saat dampak polusi dan
Desa JE. dan pasca pembangunan), kebisingan
Sukamantri, • Menurunkan isu PB prioritas kemacetan lalu lintas, putusnya Pemberian arahan atau rambu-
hingga Batas kurangnya pelayanan lalu lintas penghubung kedua rambu mitigasi dampak dan
Kota Sukabumi infrastruktur dan kemacetan sisi jalan, kerusakan jalan risiko LH:

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 34


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
eksisting dan di sekitarnya 2. Pelebaran jalan sesuai
akibat proses pembangunan ketentuan dengan
• Terjadi isu PB prioritas menambahkan jalur lambat
alihfungsi lahan dan 3. Pengadaan sosialisasi dan
pencemaran lingkungan koordinasi dengan
masyarakat
4. Pengaturan waktu lalu lintas
kendaraan besar dan kecil
5. Pengaturan jam kerja
pelebaran jalan
6. Penyediaan jalur alternatif
7. Pembersihan jalur jalan
secara berkala
8. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu
5. Jalan Kolektor • Daya Dukung Lahan kelas I- • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu-
Sekunder Yang IV sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan
Menghubungkan • JE Penyedia air, tata air dan terbangun atau meningkatkan fungsi
Desa Cimahi, banjir, dan pengaturan iklim • JE penyedia pangan dan ekosistem:
Desa Padaasih, kelas rendah sampai sedang keanekaragaman hayati ada 1. Pengembangan jalur hijau
Desa sehingga tidak banyak yang terletak pada kelas tinggi atau RTH sempadan jalan
Mangkalaya, mempengaruhi kemampuan sehingga pengembangan akan untuk lahan resapan dan
Desa Cisaat JE. dipengaruhi atau menurunkan potensi
• Menurunkan isu PB prioritas mempengaruhi kemampuan dampak polusi dan
kurangnya pelayanan jasa ekosistem kebisingan
infrastruktur dan kemacetan • Resiko: Rawan banjir kelas Pemberian arahan atau rambu-
rendah, sedang, tinggi rambu mitigasi dampak dan
• Dampak: risiko LH:
Alih fungsi lahan, potensi konflik 2. Pelebaran jalan sesuai
dengan masyarakat, ketentuan dengan
pencemaran lingkungan (saat menambahkan jalur lambat
dan pasca pembangunan), 3. Pengadaan sosialisasi dan
kemacetan lalu lintas, putusnya koordinasi dengan
lalu lintas penghubung kedua masyarakat
sisi jalan, kerusakan jalan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 35


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
eksisting dan di sekitarnya 4. Pengaturan waktu lalu lintas
akibat proses pembangunan kendaraan besar dan kecil
• Terjadi isu PB prioritas 5. Pengaturan jam kerja
alihfungsi lahan dan pelebaran jalan
pencemaran lingkungan 6. Penyediaan jalur alternatif
7. Pembersihan jalur jalan
secara berkala
8. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu
6. Jalan Kolektor • Daya Dukung Lahan kelas • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu-
Sekunder Yang II-III sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan
Menghubungkan • JE Penyedia air dan terbangun atau meningkatkan fungsi
Desa pengaturan iklim kelas • JE penyedia pangan, tata air ekosistem:
Sukamanah, rendah sampai sedang dan banjir, dan 1. Pengembangan jalur hijau
Desa sehingga tidak banyak keanekaragaman hayati ada atau RTH sempadan jalan
Gunungjaya mempengaruhi kemampuan yang terletak pada kelas tinggi untuk lahan resapan dan
JE. sehingga pengembangan akan menurunkan potensi
• Tanpa resiko bencana dipengaruhi atau dampak polusi dan
• Menurunkan isu PB prioritas mempengaruhi kemampuan kebisingan
kurangnya pelayanan jasa ekosistem Pemberian arahan atau rambu-
infrastruktur dan kemacetan • Dampak: rambu mitigasi dampak dan
Alih fungsi lahan, potensi konflik risiko LH:
dengan masyarakat, 2. Pelebaran jalan sesuai
pencemaran lingkungan (saat ketentuan dengan
dan pasca pembangunan), menambahkan jalur lambat
kemacetan lalu lintas, putusnya 3. Pengadaan sosialisasi dan
lalu lintas penghubung kedua koordinasi dengan
sisi jalan, kerusakan jalan masyarakat
eksisting dan di sekitarnya 4. Pengaturan waktu lalu lintas
akibat proses pembangunan kendaraan besar dan kecil
• Terjadi isu PB prioritas 5. Pengaturan jam kerja
alihfungsi lahan dan pelebaran jalan
pencemaran lingkungan 6. Penyediaan jalur alternatif
7. Pembersihan jalur jalan
secara berkala

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 36


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
8. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu
7. Jalan Lokal • Daya Dukung Lahan kelas • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu-
Primer Yang II-III sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan
Menghubungkan • JE Penyedia pangan, air dan terbangun atau meningkatkan fungsi
Desa Cijalingan, iklim kelas rendah sampai • JE tata air dan banjir, dan ekosistem:
Desa Cijengkol sedang sehingga tidak keanekaragaman hayati ada 1. Pengembangan jalur hijau
banyak mempengaruhi yang terletak pada kelas tinggi atau RTH sempadan jalan
kemampuan JE. sehingga pengembangan akan untuk lahan resapan dan
• Tanpa resiko bencana dipengaruhi atau menurunkan potensi
• Menurunkan isu PB prioritas mempengaruhi kemampuan dampak polusi dan
kurangnya pelayanan jasa ekosistem kebisingan
infrastruktur dan kemacetan • Dampak: Pemberian arahan atau rambu-
Alih fungsi lahan, potensi konflik rambu mitigasi dampak dan
dengan masyarakat, risiko LH:
pencemaran lingkungan (saat 2. Pelebaran jalan sesuai
dan pasca pembangunan), ketentuan dengan
kemacetan lalu lintas, putusnya menambahkan jalur lambat
lalu lintas penghubung kedua 3. Pengadaan sosialisasi dan
sisi jalan, kerusakan jalan koordinasi dengan
eksisting dan di sekitarnya masyarakat
akibat proses pembangunan 4. Pengaturan waktu lalu lintas
• Terjadi isu PB prioritas kendaraan besar dan kecil
alihfungsi lahan dan 5. Pengaturan jam kerja
pencemaran lingkungan pelebaran jalan
6. Penyediaan jalur alternatif
7. Pembersihan jalur jalan
secara berkala
8. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 37


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
9. Jalur Kereta Api • Daya Dukung Lahan kelas • JE Penyedia air, tata air dan Pemberian arahan atau rambu- Pengembangan jalur kereta api dapat
II, III, IV banjir, iklim dan rambu untuk mempertahankan dilaksanakan pembangunannya
• JE Penyedia air dan iklim keanekaragaman hayati kelas atau meningkatkan fungsi dengan catatan:
kelas rendah sampai sedang rendah sampai sedang sehingga ekosistem: 1. Dilakukan pengembangan jalur hijau
dan keanekaragaman hayati tidak banyak mempengaruhi 1. Pengembangan jalur hijau atau RTH sempadan kereta api
kelas rendah sampai sedang kemampuan JE atau RTH sempadan rel 2. Pengembangan flyover/underpass
sehingga tidak banyak • Dampak: kereta api untuk lahan (perlintasan tidak sebidang) pada
mempengaruhi kemampuan Alih fungsi lahan, Peningkatan resapan dan menurunkan perlintasan besar
JE. kemacetan lalu lintas, terjadinya potensi dampak kebisingan 3. Menutup perlintasan kecil dan
• Menurunkan isu PB prioritas kerusakan jalan, gangguan Pemberian arahan atau rambu- mengarahkan lalu lintas ke
kurangnya pelayanan keselamatan lalu lintas, rambu mitigasi dampak dan perlintasan besar
infrastruktur dan kemacetan penurunan kualitas udara risiko LH:
ambien, terjadinya getaran, 2. Pengadaan sosialisasi dan
peningkatan kebisingan, koordinasi dengan
gangguan pernafasan, masyarakat
gangguan aksesibilitas local, 3. Pengaturan waktu lalu lintas
gangguan kenyamanan, kendaraan besar dan kecil
peningkatan keresahan saat proses pelaksanaan
masyarakat pekerjaan
• Terjadi isu PB prioritas 4. Pengaturan jam kerja
alihfungsi lahan dan 5. Penyediaan jalur alternatif
pencemaran lingkungan 6. Pembersihan jalur jalan
secara berkala
7. Penyiraman jalur
pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu
8. Pengembangan
flyover/underpass pada
perlintasan besar
9. Menutup perlintasan kecil
dan mengarahkan lalu lintas
ke perlintasan besar
10. Kawasan Exit • Daya Dukung Lahan kelas II • JE Penyedia air, tata air dan Pemberian arahan atau rambu- Pengembangan Kawasan exit tol dapat
Tol • JE Penyedia air, tata air dan banjir, iklim dan rambu untuk mempertahankan dilaksanakan pembangunannya
banjir, iklim dan keanekaragaman hayati kelas atau meningkatkan fungsi dengan catatan:
keanekaragaman hayati rendah sampai sedang sehingga ekosistem:

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 38


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
kelas rendah sampai sedang tidak banyak mempengaruhi 1. Pengembangan jalur hijau 1. Dilakukan pengembangan RTH dan
sehingga tidak banyak kemampuan JE atau RTH untuk lahan jalur hijau
mempengaruhi kemampuan • JE Penyedia pangan, kelas resapan dan menurunkan 2. Penyusunan rencana pengembangan
JE rendah sehingga tidak banyak potensi dampak kebisingan Kawasan secara makro (RTBL) dan
• Tanpa resiko bencana mempengaruhi kemampuan JE Pemberian arahan atau rambu- mikro kegiatan serta system sirkulasi
• Menurunkan isu PB prioritas • Dampak: rambu mitigasi dampak dan kawasan
kurangnya pelayanan Alih fungsi lahan, potensi konflik risiko LH: 3. Setiap kegiatan menyediakan sarana
infrastruktur dan dengan masyarakat, 2. Pengadaan sosialisasi dan pendukung termasuk ruang untuk
kemacetan, kerentanan pencemaran lingkungan (saat koordinasi dengan parkir dan bongkar muat serta sarana
social ekonomi pembangunan), peningkatan masyarakat lainnya untuk mengurangi dampak
keramaian lingkungan, 3. Pengaturan waktu lalu lintas negative yang ditimbulkan dari
penurunan kenyamanan dan kendaraan besar dan kecil kegiatan
ketenangan kawasan saat proses pelaksanaan
erumahan, peningkatan arus pekerjaan
lalu lintas dalam kawasan 4. Pengaturan jam kerja
perumahan, potensi kemacetan 5. Penyediaan jalur alternatif
menuju pasar 6. Pembersihan jalur jalan
• Terjadi isu PB prioritas secara berkala
alihfungsi lahan dan 7. Penyiraman jalur
pencemaran lingkungan pembangunan dan
sekitarnya secara berkala
sesuai kebutuhan untuk
mengurangi potensi debu
8. Pengembangan
flyover/underpass pada
perlintasan besar
9. Menutup perlintasan kecil
dan mengarahkan lalu lintas
ke perlintasan besar
10. Penyusunan rancangan
pembangunan kawasan
secara mikro (per kegiatan)
dan secara makro (kawasan)
4. Zona • Daya Dukung Lahan kelas I, • Ada tantangan pengembangan Perubahan/penyesuaian ukuran, Pengembangan zona perumahan dapat
Perumahan II, III, IV sebab kawasan sekitar sudah skala, & lokasi yg lebih dilaksanakan pembangunannya
• JE Penyedia air, tata air dan terbangun memenuhi pertimbangan dengan catatan:
banjir, dan iklim kelas • JE tata air dan banjir, dan pembangunan berkelanjutan: 1. Dilakukan pengembangan RTH
rendah sampai sedang keanekaragaman hayati ada

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 39


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
sehingga tidak banyak yang terletak pada kelas tinggi 1. Mengurangi rencana luas 2. Pengembangan system drainase yang
mempengaruhi kemampuan sehingga pengembangan akan kawasan perumahan dan terintegrasi dengan jaringan jalan
JE dipengaruhi atau mempertahankan kawasan 3. Pengembangan jaringan jalan sesuai
• Menurunkan isu PB prioritas mempengaruhi kemampuan hijau ketentuan
kurangnya pelayanan jasa ekosistem Pemberian arahan atau rambu- 4. Pengembangan system persampahan
infrastruktur dan kemacetan • Risiko : rawan banjir rendah rambu untuk mempertahankan 5. Pengembangan bendung/waduk
sampai tinggi , rawan longsor atau meningkatkan fungsi untuk pengembangan cadangan air
rendah sampai sedang ekosistem: baku
• Dampak : 2. Pengembangan jalur hijau 6. Pengembangan system penyediaan
Alih fungsi lahan, berkurangnya atau RTH untuk lahan air bersih
kawasan resapan air, resapan dan tempat 7. Pengembanganc
peningkatan runoff dan potensi kegiatan masyarakat
terjadinya banjir, peningkatan 3. Pengembangan IPLT pada
kebutuhan air, peningkatan Kawasan berkepadatan
kebutuhan pangan, peningkatan tinggi
kebutuhan aksesibilitas, Pemberian arahan atau rambu-
peningkatan kebisingan dan rambu mitigasi dampak dan
polusi, peningkatan jumlah risiko LH:
timbulan sampah, limbah cair 4. Pengadaan sosialisasi dan
dan limbah padat koordinasi dengan
• Terjadi isu PB prioritas masyarakat
alihfungsi lahan dan 5. Pengaturan waktu lalu lintas
pencemaran lingkungan kendaraan besar dan kecil
saat proses pelaksanaan
pekerjaan
6. Pengembangan
bendung/waduk dan system
jaringan perpipaan untuk
memenuhi kebutuhan air
bersih
7. Pengembangan saluran
drainase
8. Perencanaan dan
pengembangan lebar
jaringan jalan sesuai
ketentuan
9. Pengembangan TPS

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 40


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
8. zona • Daya Dukung Lahan kelas I, • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu- Pengembangan zona perdagangan dan
perdagangan II, III, IV sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan jasa dapat dilaksanakan
dan jasa • JE Penyedia air, pangan, terbangun atau meningkatkan fungsi pembangunannya dengan catatan:
tata air dan banjir, dan iklim • JE tata air dan banjir, dan ekosistem: 1. Dilakukan pengembangan RTH
kelas rendah sampai sedang keanekaragaman hayati ada 1. Pengembangan jalur hijau 2. Pengembangan system drainase yang
sehingga tidak banyak yang terletak pada kelas tinggi atau RTH untuk lahan terintegrasi dengan jaringan jalan
mempengaruhi kemampuan sehingga pengembangan akan resapan dan tempat 3. Pengembangan jaringan jalan sesuai
JE dipengaruhi atau kegiatan masyarakat ketentuan
• Menurunkan isu PB prioritas mempengaruhi kemampuan 2. Pengembangan IPAL skala 4. Pengembangan parkir dan bongkar
kurangnya pelayanan jasa ekosistem kecil atau system recycle muat off street
infrastruktur dan • Risiko: Rawan banjir kelas untuk kegiatan perdagangan 5. Pengembangan gedung parkir
kemacetan, dan kerentanan rendah – tinggi, Rawan longsor dan jasa yang menghasilkan
social ekonomi kelas rendah dan sedang limbah cair (perhotelan,
• Dampak : restoran dan sarana rekreasi
Alih fungsi lahan, berkurangnya air)
kawasan resapan air, Pemberian arahan atau rambu-
peningkatan runoff dan potensi rambu mitigasi dampak dan
terjadinya banjir, peningkatan risiko LH:
kebutuhan air, peningkatan 3. Pengadaan sosialisasi dan
kebutuhan aksesibilitas, koordinasi dengan
peningkatan jumlah timbulan masyarakat
sampah dan limbah cair, 4. Pengaturan waktu lalu lintas
peningkatan kebisingan dan kendaraan besar dan kecil
polusi saat proses pelaksanaan
• Terjadi isu PB prioritas pekerjaan
alihfungsi lahan dan 5. Pengembangan system
pencemaran lingkungan, dan jaringan perpipaan untuk
meningkatkan krisis air bersih memenuhi kebutuhan air
bersih
6. Pengembangan saluran
drainase
7. Perencanaan dan
pengembangan lebar
jaringan jalan sesuai
ketentuan
8. Pengembangan TPS
9. Pelarangan system parkir
dan bongkar muat off street

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 41


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
dan mengarahkan untuk
dimasukkan ke masing-
masing kaveling
10. Pengembangan gedung
parkir pada setiap pusat
perdagangan dan jasa
11. Pengembangan dan
penerapan kebijakan
pemberian insentif,
disinsentif dan sanksi untuk
kegiatan pemanfaatan ruang
yang menimbulkan
permasalahan lalu lintas
6. zona industri • Daya Dukung Lahan kelas I- • Ada tantangan pengembangan Pemberian arahan atau rambu- Pengembangan zona industri dapat
IV sebab kawasan sekitar sudah rambu untuk mempertahankan dilaksanakan pembangunannya
• JE Penyedia air, tata air dan terbangun atau meningkatkan fungsi dengan catatan:
banjir dan iklim kelas rendah • JE penyedia pangan, tata air ekosistem: 1. Dilakukan pengembangan RTH
sampai sedang sehingga dan banjir, dan 1. Pengembangan jalur 2. Pengembangan system drainase yang
tidak banyak mempengaruhi keanekaragaman hayati ada hijau atau RTH untuk terintegrasi dengan jaringan jalan
kemampuan JE yang terletak pada kelas tinggi lahan resapan 3. Pengembangan jaringan jalan sesuai
• Menurunkan isu PB prioritas sehingga pengembangan akan Pemberian arahan atau rambu- ketentuan
kurangnya pelayanan dipengaruhi atau rambu mitigasi dampak dan 4. Pengembangan parkir dan bongkar
infrastruktur dan mempengaruhi kemampuan risiko LH: muat off street
kemacetan, dan kerentanan jasa ekosistem 2. Pengadaan sosialisasi 5. Pengembangan IPAL dan/atau TPS
social ekonomi • Dampak : dan koordinasi dengan sesuai jenis limbah yang dihasilkan
Alih fungsi lahan, limbah masyarakat
industri, muncul gangguan 3. Pengaturan waktu lalu
kesehatan, peningkatan arus lintas kendaraan besar
lalu lintas menuju zona industri dan kecil saat proses
• Terjadi isu PB prioritas pelaksanaan pekerjaan
alihfungsi lahan dan 4. Pengembangan jaringan
pencemaran lingkungan, dan jalan yang memenuhi
meningkatkan krisis air bersih ketentuan lalu lintas
kendaraan industry
menuju kawasan sentra
industri
5. Pengembangan ruang
bongkar muat dan parkir

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 42


Alternatif Penyempurnaan
No. Nama KRP Faktor pendukung Faktor Penghambat Rekomendasi
KRP
wisata pada kawasan
sentra industri
6. Pengembangan saluran
drainase
7. Perencanaan dan
pengembangan lebar
jaringan jalan sesuai
ketentuan
8. Pengembangan IPAL
dan/atau TPS sesuai jenis
limbah yang dihasilkan
9. Pelarangan system parkir
dan bongkar muat on
street dan mengarahkan
untuk dimasukkan ke
masing-masing kaveling
6. Zona • Daya Dukung Lahan kelas I- • JE pengatur keanekaragaman Pemberian arahan atau rambu- Pengembangan zona pertambangan
IV hayati ada yang terletak pada rambu untuk mempertahankan dapat terus dilanjutkan dengan
Pertambangan
• JE Penyedia pangan, air kelas tinggi sehingga atau meningkatkan fungsi catatan:
bersih, tata air dan banjir pengembangan akan ekosistem: 1. Dilakukan pengembangan jalur hijau
dan iklim kelas rendah dipengaruhi atau 1. Pengembangan jalur atau RTH sabuk hijau dan RTH jalur
sampai sedang sehingga mempengaruhi kemampuan hijau atau RTH sabuk jalan menuju kawasan pertambangan
tidak banyak mempengaruhi jasa ekosistem hijau dan RTH jalur jalan untuk lahan resapan dan mengurangi
kemampuan JE • Resiko bencana : rawan longsor menuju kawasan dampak kegiatan pertambangan
kelas sedang pertambangan untuk terhadap lingkungan
• Dampak : lahan resapan dan 2. Perbaikan kawasan pasca eksplorasi
Kerusakan bentang alam, mengurangi dampak
hilangnya kesuburan tanah, kegiatan pertambangan
adanya polusi udara (material terhadap lingkungan
tanah beterbangan), polusi Pemberian arahan atau rambu-
udara (kendaraan tambang), rambu mitigasi dampak dan
perlunya penyediaan jaringan risiko LH:
jalan menuju kawasan tambang 2. Perbaikan kawasan pasca
• Terjadi isu PB prioritas eksplorasi
pencemaran lingkungan

Sumber: Analisis, 2019

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 43


10. INTEGRASI

Tabel 8 Integrasi KLHS ke Dalam Draft Raperda RDTR Kawasan Perkotaan Cisaat Kabupaten Sukabumi
Integrasi KLHS
No. Rekomendasi KRP Posisi
Bagian Isi
1. Penambahan muatan Sistem jaringan Draft Raperda Pasal 21 ayat (2) Pembangunan bendung untuk keperluan cadangan air
pembangunan bendung untuk sumber daya air huruf b poin 3.b) baku
cadangan air baku

2. Pengembangan IPLT pada Rencana Draft Raperda Pasal 24 ayat (1) subsistem pengolahan lumpur tinja
kawasan perumahan pengelolaan air huruf c
berkepadatan tinggi limbah
Pasal 24 ayat (4) Subsistem pengolahan lumpur tinja berupa IPLT
(Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) di perumahan
kepadatan tinggi
3. Pengembangan parkir dan Zona Perdagangan Draft Raperda Pasal 39 ayat (5) Huruf “a” menambahkan “….wajib memiliki tempat
bongkar muat off street dan Jasa parkir di dalam kaveling;
Huruf b “ pasar rakyat dan kegiatan toko dan/atau
pertokoan wajib memiliki ruang bongkar muat di dalam
kaveling”
4. Dilakukan pengembangan RTH Zona Industri Draft Raperda Pasal 42 ayat (3) Pengaturan kegiatan pergudangan meliputi:
dan jalur hijau
a. Kegiatan pergudangan wajib menyediakan ruang
Setiap kegiatan menyediakan
terbuka hijau;
sarana pendukung termasuk ruang
untuk parkir dan bongkar muat b. Kegiatan pergudangan wajib menyediakan sarana
serta sarana lainnya untuk parkir dan bongkar muat; dan
mengurangi dampak negative c. Kegiatan pergudangan wajib membangun sarana
yang ditimbulkan dari kegiatan pendukung lainnya yang dapat mengurangi dampak
kegiatan yang ditimbulkan.
Sumber: Rencana, 2019

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 44


Tabel 9 Integrasi KLHS ke Dalam Indikasi Program RDTR Kawasan Perkotaan Cisaat Kabupaten Sukabumi
Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
1. Sistem Jaringan Jalan
a. Pengembangan jaringan Kawasan
jalan tol Perkotaan Cisaat
Kawasan Kementerian
 penataan kawasan tol 300.000 APBN
Perkotaan Cisaat PUPR
 pembuatan
underpass/flyover Kawasan Kementerian
100.000 APBN
penghubung antar desa Perkotaan Cisaat PUPR
yang terputus oleh tol
 Pengembangan RTH Kawasan Kementerian
300.000 APBN
sempadan tol Perkotaan Cisaat PUPR
 Pengembangan saluran Kawasan Kementerian
300.000 APBN
drainase bawah tol Perkotaan Cisaat PUPR
 Pengembangan saluran Kementerian
300.000 APBN
irigasi bawah tol PUPR
b. Pengembangan kawasan exit
tol
 Penyusunan Dokumen Desa Cibolang Kementerian
800 APBN
Studi Kelayakan Kaler PUPR
 Penyusunan RTBL Desa Cibolang Kementerian
2.000 APBN
Kawasan exit tol Kaler PUPR
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas
 Penyusunan DED Desa Cibolang
500 APBD Perdagangan,
Kawasan pasar Kaler
Koperasi, Usaha
Kecil dan
Menengah
Dinas Pekerjaan
 Penyusunan DED Desa Cibolang Umum
500 APBD
Terminal Tipe C Kaler Dinas
Perhubungan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 45


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas
 Penyusunan DED Desa Cibolang
500 APBD Perhubungan
Stasiun Barang Kaler
Dinas
Perindustrian
dan ESDM
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas
 Penyusunan masterplan Desa Cibolang
300 APBD Perdagangan,
Pasar Kaler
Koperasi, Usaha
Kecil dan
Menengah
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas
 Penyusunan Analisis Desa Cibolang
300 APBD Perdagangan,
dampak lalu lintas Pasar Kaler
Koperasi, Usaha
Kecil dan
Menengah
Dinas Pekerjaan
Umum
 Analisis mengenai Dinas
Desa Cibolang
dampak lingkungan 300 APBD Perdagangan,
Kaler
Pasar Koperasi, Usaha
Kecil dan
Menengah
Dinas Pekerjaan
 Penyusunan Masterplan Desa Cibolang Umum
300 APBD
Terminal Kaler Dinas
Perhubungan
 Penyusunan Analisis
Desa Cibolang Dinas Pekerjaan
dampak lalu lintas 300 APBD
Kaler Umum
Terminal

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 46


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Dinas
Perhubungan
Dinas Pekerjaan
 Analisis mengenai
Desa Cibolang Umum
dampak lingkungan 300 APBD
Kaler Dinas
Terminal
Perhubungan
Dinas Pekerjaan
Umum
Dinas
 Penyusunan Masterplan Desa Cibolang
300 APBD Perhubungan
Stasiun Barang Kaler
Dinas
Perindustrian
dan ESDM
Dinas Pekerjaan
Umum
 Analisis mengenai Dinas
Desa Cibolang
dampak lingkungan 300 APBD Perhubungan
Kaler
Stasiun Barang Dinas
Perindustrian
dan ESDM
Dinas Pekerjaan
Umum
 Penyusunan Analisis Dinas
Desa Cibolang
dampak lalu lintas 300 APBD Perhubungan
Kaler
Stasiun Barang Dinas
Perindustrian
dan ESDM
Dinas Pekerjaan
Umum
 Penyusunan Masterplan Desa Cibolang
300 APBD Dinas
Kawasan Pergudangan Kaler
Perindustrian
dan ESDM
 Analisis mengenai
Desa Cibolang Dinas Pekerjaan
dampak lingkungan 300 APBD
Kaler Umum
Kawasan Pergudangan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 47


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Dinas
Perindustrian
dan ESDM
 Penyusunan Analisis Dinas Pekerjaan
dampak lalu lintas Umum
Desa Cibolang
Kawasan Pergudangan 300 APBD Dinas
Kaler
Perindustrian
dan ESDM
Desa
Lembursawah,
c. Peningkatan dan
Desa Cijalingan,
pengembangan jaringan
Desa Cisande,
jalan arteri primer
dan Desa
Cibolang Kaler
 Penyusunan RTBL jalan
Desa
arteri primer yang
Lembursawah Kementerian
menghubungkan Desa 1.000 APBN
dan Desa PUPR
Lembursawah, Desa
Cijalingan
Cijalingan
 Penyusunan RTBL jalan
arteri primer yang Desa Cisande
Kementerian
menghubungkan Desa dan Desa 1.000 APBN
PUPR
Cisande dan Desa Cibolang Kaler
Cibolang Kaler
Desa
Lembursawah,
Desa Cijalingan, Kementerian
 Pelebaran jalan 500.000 APBN
Desa Cisande, PUPR
dan Desa
Cibolang Kaler
Desa
 Penyediaan saluran Lembursawah, Kementerian
300.000 APBN
drainase Desa Cijalingan, PUPR
Desa Cisande,

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 48


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
dan Desa
Cibolang Kaler
Desa
Lembursawah,
Desa Cijalingan, Kementerian
 Penataan pedestrian 300.000 APBN
Desa Cisande, PUPR
dan Desa
Cibolang Kaler
Desa
Lembursawah,
 Pengembangan RTH Desa Cijalingan, Kementerian
300.000 APBN
jalan Desa Cisande, PUPR
dan Desa
Cibolang Kaler
d. Peningkatan fungsi dan
pengembangan jaringan
Desa Cibolang
jalan arteri primer yang
Kaler, Cibatu,
menghubungkan Desa
Babakan, batas
Cibolang Kaler, Cibatu,
Kota Sukabumi
Babakan, batas Kota
Sukabumi
 Penyusunan RTBL jalan
Desa Cibolang
arteri primer yang Kementerian
Kaler, Desa 1.000 APBN
menghuunkan Desa PUPR
Cibatu
Cibolang Kaler, Cibatu
 Penyusunan RTBL jalan
arteri primer yang Desa Babakan-
Kementerian
menghubungkan Desa Batas Kota 1.000 APBN
PUPR
Babakan dan Batas Kota Sukabumi
Sukabumi
Desa Cibolang
Kaler, Cibatu, Kementerian
 Pelebaran jalan 500.000 APBN
Babakan, batas PUPR
Kota Sukabumi

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 49


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Desa Cibolang
 Penyediaan saluran Kaler, Cibatu, Kementerian
300.000 APBN
drainase Babakan, batas PUPR
Kota Sukabumi
Desa Cibolang
Kaler, Cibatu, Kementerian
 Penataan pedestrian 300.000 APBN
Babakan, batas PUPR
Kota Sukabumi
Desa Cibolang
 Pengembangan RTH Kaler, Cibatu, Kementerian
300.000 APBN
jalur jalan Babakan, batas PUPR
Kota Sukabumi
Desa Cibolang
e. Pengembangan jalan arteri
Kaler, Cibatu,
sekunder yang
Nagrak,
menghubungkan Desa
Sukamanah,
Cibolang Kaler, Cibatu,
Cisaat,
Nagrak, Sukamanah, Cisaat,
Sukamantri,
Sukamantri, Batas Kota
Batas Kota
Sukabumi
Sukabumi
 Penyusunan RTBL jalan
arteri primer yang Desa Cibolang
Kementerian
menghubungkan Desa Kaler, Cibatu, 1.000 APBN
PUPR
Cibolang Kaler, Cibatu, Nagrak
Nagrak
 Penyusunan RTBL jalan
Desa
arteri primer yang
Sukamanah,
menghubungkan Desa
Desa Cisaat, Kementerian
Sukamanah, Desa 1.000 APBN
Desa Sukamantri, PUPR
Cisaat, Desa Sukamantri,
hingga Batas
hingga Batas Kota
Kota Sukabumi
Sukabumi
Desa Cibolang
Kementerian
 Pelebaran jalan Kaler, Cibatu, 500.000 APBN
PUPR
Nagrak,

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 50


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Sukamanah,
Cisaat,
Sukamantri,
Batas Kota
Sukabumi
Desa Cibolang
Kaler, Cibatu,
Nagrak,
 Penyediaan saluran Sukamanah, Kementerian
300.000 APBN
drainase Cisaat, PUPR
Sukamantri,
Batas Kota
Sukabumi
Desa Cibolang
Kaler, Cibatu,
Nagrak,
Sukamanah, Kementerian
 Penataan pedestrian 300.000 APBN
Cisaat, PUPR
Sukamantri,
Batas Kota
Sukabumi
Desa Cibolang
Kaler, Cibatu,
Nagrak,
 Pengembangan RTH Sukamanah, Kementerian
300.000 APBN
jalur jalan Cisaat, PUPR
Sukamantri,
Batas Kota
Sukabumi
f. Peningkatan dan  Dinas Bina
pengembangan jaringan Marga dan
Desa Sukamanah APBD Provinsi
jalan kolektor sekunder yang Penataan
dan Desa 5.000 APBD Kab.
menghubungkan Desa Ruang
Gunungjaya Sukabumi
Sukamah dan Desa Provinsi Jawa
Gunungjaya Barat

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 51


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
 Dinas
Pekerjaan
Umum
 Penyusunan RTBL jalan Desa
kolektor sekunder yang Sukamanah,  Dinas
APBD Kab.
menghubungkan Desa Desa Gunungjaya 300 Pekerjaan
Sukabumi
Sukamanah, Desa Umum
Gunungjaya
Desa  Dinas
APBD Kab.
 Pelebaran jalan Sukamanah, 3.000 Pekerjaan
Sukabumi
Desa Gunungjaya Umum
Desa  Dinas
 Penyediaan saluran APBD Kab.
Sukamanah, 1.000 Pekerjaan
drainase Sukabumi
Desa Gunungjaya Umum
Desa  Dinas
APBD Kab.
 Penataan pedestrian Sukamanah, 1.000 Pekerjaan
Sukabumi
Desa Gunungjaya Umum
Desa  Dinas
 Pengembangan RTH APBD Kab.
Sukamanah, 1.000 Pekerjaan
jalur jalan Sukabumi
Desa Gunungjaya Umum
g. Peningkatan jalan lokal
Desa Cijalingan
primer yang menghubungkan APBD Kab. Dinas Pekerjaan
dan Desa 3.000
Desa Cijalingan dan Desa Sukabumi Umum
Cijengkol
Cijengkol
 Penyusunan RTBL jalan
lokal primer yang Desa Cijalingan  Dinas
APBD Kab.
menghubungkan Desa dan Desa 300 Pekerjaan
Sukabumi
Cijalingan, Desa Cijengkol Umum
Cijengkol
Desa Cijalingan  Dinas
APBD Kab.
 Pelebaran jalan dan Desa 3.000 Pekerjaan
Sukabumi
Cijengkol Umum

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 52


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Desa Cijalingan  Dinas
 Penyediaan saluran APBD Kab.
dan Desa 1.000 Pekerjaan
drainase Sukabumi
Cijengkol Umum
Desa Cijalingan  Dinas
APBD Kab.
 Penataan pedestrian dan Desa 1.000 Pekerjaan
Sukabumi
Cijengkol Umum
Desa Cijalingan  Dinas
 Pengembangan RTH APBD Kab.
dan Desa 1.000 Pekerjaan
jalur jalan Sukabumi
Cijengkol Umum
h. Peningkatan jalan lokal Seluruh kawasan APBD Kab. Dinas Pekerjaan
3.000
primer perkotaan Cisaat Sukabumi Umum
Seluruh jalan
i. Peningkatan jalan lokal lokal sekunder APBD Kab. Dinas Pekerjaan
3.000
sekunder Kawasan Sukabumi Umum
Perkotaan Cisaat
Seluruh jalan
j. Peningkatan dan perbaikan lingkungan di APBD Kab. Dinas Pekerjaan
2.000
kondisi jalan lingkungan Kawasan Sukabumi Umum
Perkotaan Cisaat
2. Jaringan Transportasi Darat
a. Pengembangan rencana Kawasan APBD Kab. Dinas
300
induk sistem transportasi perkotaan Cisaat Sukabumi Perhubungan
b. Pengembangan terminal Blok 3-3 (Desa APBD Kab. Dinas
5.000
terpadu Cisaat Cicantayan) Sukabumi Perhubungan
c. Pengembangan ruang parkir
dan penataan pintu keluar Blok 3-3 (Desa APBD Kab. Dinas
1.000
masuk terminal terpadu Cicantayan) Sukabumi Perhubungan
Cisaat
 Dinas
d. Pengembangan terminal Blok 1-2 (Desa APBD Kab. Perhubungan
1.000
wisata Cisaat Sukamanah) Sukabumi  Dinas
Pariwisata
e. Pengembangan jalur, lajur, Kawasan APBD Kab. Dinas
1.000
dan halte angkutan umum Perkotaan Cisaat Sukabumi Perhubungan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 53


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Jaringan Transportasi Kereta
3.
Api
 Kementerian
a. pengembangan jalur KA Kawasan APBN
100.000 Perhubungan
double track perkotaan Cisaat BUMN
 PT KAI
 Pembuatan
 Kementerian
underpass/flyover Kawasan APBN
50.000 Perhubungan
persimpangan tidak perkotaan Cisaat BUMN
 PT KAI
sebidang
 Kementerian
 Pengembangan RTH Kawasan APBN
50.000 Perhubungan
sempadan KA perkotaan Cisaat BUMN
 PT KAI
 Kementerian
b. Peningkatan rel KA Bogor- Kawasan APBN
100.000 Perhubungan
Sukabumi Perkotaan Cisaat BUMN
 PT KAI
 Kementerian
APBN
c. Revitalisasi stasiun kereta api Desa Cisaat 100.000 Perhubungan
BUMN
 PT KAI
 Kementerian
d. Sterilisasi sempadan rel Kawasan APBN
100.000 Perhubungan
kereta api Perkotaan Cisaat BUMN
 PT KAI
 Kementerian
Perhubungan
APBN
e. Peningkatan fungsi Stasiun  PT KAI
Blok 1-1 (Desa BUMN
Cisaat sebagai stasiun 100.000  Dinas
Cisaat) APBD Kab.
barang Perhubungan
Sukabumi
 Dinas
Perindustrian
Perwujudan jaringan air
minum
 Dinas
Penyusunan rencana masterplan Kawasan APBD Kab.
300 Pekerjaan
jaringan air minum Perkotaan Cisaat Sukabumi
Umum

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 54


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
 Dinas
Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Permukiman
 PDAM
Perwujudan jaringan air
4
limbah
 Dinas
Pengembangan sistem jaringan Pekerjaan
pembuangan air limbah rumah Umum
tangga agar tidak bercampur  Dinas
Kawasan APBD Kab.
dengan saluran drainase (air 500 Perumahan
Perkotaan Cisaat Sukabumi
hujan) melalui pengembangan Rakyat dan
Instalasi Pengolahan Lumpur Kawasan
Tinja (IPLT) Permukiman
 DLH.
5 Jaringan persampahan
 Dinas
Perumahan
Penyusunan masterplan Kawasan APBD Kab. Rakyat dan
300
persampahan Perkotaan Cisaat Sukabumi Kawasan
Permukiman
 DLH
 Dinas
Perumahan
Seluruh sub BWP
Peningkatan & pengembangan APBD Kab. Rakyat dan
Kawasan 500
TPS Sukabumi Kawasan
Perkotaan Cisaat
Permukiman
 DLH
Zona Perumahan
 Dinas
Identifikasi kondisi jaringan jalan Kawasan
300 APBD Perumahan
Kawasan perumahan Perkotaan Cisaat
Rakyat dan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 55


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
Kawasan
Permukiman
 Dinas
Perumahan
Identifikasi sebaran Kawasan Kawasan
300 APBD Rakyat dan
perumahan Perkotaan Cisaat
Kawasan
Permukiman
 Dinas
Penyusunan RP3KP (Rencana
Perumahan
Pembangunan dan Kawasan
300 APBD Rakyat dan
Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Cisaat
Kawasan
Kawasan Permukiman)
Permukiman
Zona Perdagangan dan Jasa
6
(K)
 Dinas
Perdagangan,
Penataan Kawasan Perdagangan
Blok 1-2 (Desa APBD Kab. Koperasi,
dan pasar tradisional Induk 1.000
Nagrak) Sukabumi Usaha Kecil
Cibatu
dan
Menengah
 Dinas
Perdagangan,
Pengembangan fasilitas Zona
APBD Kab. Koperasi,
pendukung perdagangan (parkir, perdagangan dan 500
Sukabumi Usaha Kecil
bongkar muat, pergudangan) jasa
dan
Menengah
 Dinas
Perdagangan,
Zona
APBD Kab. Koperasi,
Pengembangan Gedung parkir perdagangan dan 500
Sukabumi Usaha Kecil
jasa
dan
Menengah
7 Zona Industri

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 56


Waktu Pelaksanaan Estimasi
Biaya
PJM-1 Instansi
No. Program Utama Lokasi 2019 PJM- PJM- PJM- (dalam Sumber Dana
Pelaksana
I II III IV V 2 3 4 Juta
Rupiah)
 Dinas
Peningkatan jaringan jalan Kawasan APBD Kab.
5.000 Pekerjaan
menuju zona industri Perkotaan Cisaat Sukabumi
Umum
 Dinas
Pekerjaan
Pengembangan sistem
Kawasan APBD Kab. Umum
pengolahan limbah zona 5.000
Perkotaan Cisaat Sukabumi  Dinas
peruntukan industri
Perindustrian
 DLH
Sumber: Rencana, 2019

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 57


Table of Contents
............................................................................................................................................... 1
1. IDENTIFIKASI MASYARAKAT DAN PEMANGKU KEPENTINGAN ..................................... 1
2. DAFTAR PANJANG ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN .............................................. 2
3. KETERKAITAN DENGAN KLHS DI ATASNYA .......................................................................... 6
4. ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN STRATEGIS ........................................................... 6
5. ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PRIORITAS ............................................................ 6
6. IDENTIFIKASI KRP BERDAMPAK .......................................................................................................7
7. ANALISIS DAYA DUKUNG DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP ......................................9
7.1 Daya Dukung/Kemampuan Lahan ............................................................................................. 9
7.2 Daya Dukung Lahan Bangunan ................................................................................................. 11
7.3 Daya Dukung Lindung................................................................................................................... 11
7.4 Daya Dukung Pangan.................................................................................................................... 11
7.5 Daya Dukung Air Permukaan ..................................................................................................... 12
8. RINGKASAN HASIL KAJIAN............................................................................................................... 13
9. PERUMUSAN ALTERNATIF DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KRP ........................... 32
10. INTEGRASI................................................................................................................................ 44

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RDTR KABUPATEN SUKABUMI 58

Anda mungkin juga menyukai