Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN ANTARA

IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN


PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Analisis Potensi BAB


Bencana Provinsi
4

Kejadian bencana yang telah terjadi di Provinsi Jambi meliputi


bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, cuaca ekstrim,
kekeringan, gempa bumi serta kebakaran hutan dan lahan. Bencana
bencana tersebut merupakan bencana yang juga dipengaruhi oleh
faktor alam dan non alam (faktor ulah manusia). Dari kejadian
kejadian bencana tersebut, menimbulkan dampak yang tidak sedikit
baik dari dampak terhadap korban jiwa, kerugian harta benda serta
kerusakan lingkungan.

Bencana alam yang terjadi di Provinsi Jambi merupakan bencana


yang hampir setiap tahun terjadi. Bencana yang paling sering adalah
bencana banjir, kondisi ini disebabkan daerah resapan air terutama
hutan telah beralih fungsi menjadi hutan tanaman industri (HTI)
maupun perkebunan. Selain itu, Provinsi Jambi juga memiliki alur sungai
besar yaitu Sungai Batanghari dengan ratusan anak sungai yang
terdapat disepanjang barat dan timur Provinsi Jambi. Semakin
berkurangnya daerah resapan menyebabkan intensitas banjir semakin
sering. Hal ini terjadi karena di saat musim hujan Sungai Batanghari
dan puluhan anak sungai lainnya meluap dan merendam daerah
perumahan serta pertanian. Akibat bencana banjir tersebut, ribuan

Halaman 4 - 1
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

hektar lahan pertanian dan perumahan warga terendam sehingga


menimbulkan banyak kerugian baik materi maupun non-materi.

Bencana lain yang sebagian besarnya disebabkan oleh tangan


manusia adalah kebakaran hutan dan lahan. Bencana ini hampir terjadi
setiap tahunnya dan sudah terjadi semenjak 18 tahun terakhir. Provinsi
Jambi menduduki peringkat kedua sebagai provinsi penyumbang
kebakaran hutan dan lahan terbanyak di Pulau Sumatera setelah
Provinsi Riau. Bencana ini terjadi dan dilakukan dengan sengaja oleh
manusia yang tidak bertanggungjawab untuk membuka lahan pertanian
baru di area perhutanan. Pembakaran dilakukan untuk pembersihan
setelah proses pengundulan hutan, dengan tujuan penghematan biaya.
Namun, kegiatan tersebut sangat berdampak buruk terhadap
lingkungan sekitar dan menimbulkan banyak kerugian dari berbagai
kalangan. Salah satu kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan
banyak kerugian dari berbagai kalangan. Salah satu kebakaran hutan
dan lahan yang menimbulkan banyak asap dan menyebar hingga ke
Kota Jambi terhadap di Kabupaten Muaro Jambi yang berbatasan
dengan Kota Jambi dengan jumlah 15 titik api. Partikel abu dari
kebakaran lahan yang terhirup oleh masyarakat akan menyebabkan
terganggunya saluran pernafasan. Bukan hanya itu, proses belajar
mengajar sempat dihentikan, karena keadaan udara yang sangat
berdampak buruk terhadap kesehatan anak anak. Bahkan tidak sedikit
dari masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) dan sebagian besarnya adalah anak anak. Selain itu,
hampir semua instansi penerbangan di Indonesia mengalami kerugian
yang sangat besar karena pengaruh dari kabut asap tersebut, sehingga
mereka tidak dapat melakukan penerbangan.

Halaman 4 - 2
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

4.1. SEJARAH KEJADIAN BENCANA PROVINSI JAMBI


Sejarah kejadian bencana merupakan salah satu faktor penentu
dalam melakukan pengkajian risiko bencana. Dari sejarah kejadian
bencana dapat diambil pembelajaran terkait penyelenggaraan
penanggulangan bencana menjadi efektif. Data dari sejarah
kebencanaan menjadi dasar dalam menyusun komponen bahaya.
Penyusunan ini berdasarkan intensitas dan probabilitas kejadian sejarah
bencana yang terjadi di Provinsi Jambi.

Sejarah kejadian bencana dapat dilihat berdasarkan Data dan


Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang dikeluarkan oleh BNPB.
Berhubung kajian risiko bencana ini sebagai pembaharuan dan
pengembangan dari kajian terdahulu, maka informasi sejarah kejadian
bencana diperoleh dari sejarah kejadian yang dimuat dalam kajian risiko
bencana yang disusun tahun 2011 dan ditambahkan dengan sejarah
bencana tahun 2012 2015. Pencarian jenis bencana mengacu kepada
jenis jenis bencana yag diatur dalam kerangka acuan kerja (KAK) yang
dikeluarkan oleh BNPB. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
IV.1.1.

Tabel IV.1.1
Sejarah Kejadian Bencana Provinsi Jambi Tahun 1977 2015
RUMA KERUS
JUMLAH LUKA RUMAH
KEJADIA MENINGGA HILAN MENGUNG H AKAN
KEJADIA - RUSAH
N L G SI RUSAK LAHAN
N LUKA RINGAN
BARAT (Ha)
Banjir 146 112 746 10 83.310 1.434 8.431 4.172
Kekeringa
45 - - - - - - 1.190
n
Cuaca
22 1 15 - 64 74 431 -
Ekstrim
Tanah
9 8 7 1 240 3 - -
Longsor
Gempa
3 87 2.204 65 635 874 -
Busi
Bakar
hutan dab 14 - - - - 5 - -
laha
Jumlah 239 208 2.972 11 85.679 2.151 9.736 5.362
Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia Tahun 2015

Halaman 4 - 3
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.1.1 menjelaskan bahwa terdapat 6 (enam) jenis


bencana yang pernah terjadi di Provinsi Jambi. Bencana banjir
merupakan yang mendominasi kejadian bencana Provinsi Jambi selama
kurun waktu 1977 2015 dengan jumlah kejadian 146 kali kejadian.
Namun, banjir dan gempa bumi adalag dua bencana yang menimbulkan
dampak yang besar terhadap masyarakat. Berdasarkan sejarah
kejadian bencana tersebut diperoleh persentase dari masing masing
bencana di Provinsi Jambi.
Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia

Gambar IV.1.1
Persentase Kejadian Bencana di Provinsi Jambi Tahun 1977 2015

Persentase kejadian tersebut diperoleh dari perbandingan jumlah


kejadian per bencana dengan jumlah seluruh kejadian bencana.

Persentase kejadian bencana di Provinsi Jambi dalam kurun waktu dari


tahun 1977 2015 dapat dilihat pada Gambar IV.1.1. Bencana yang
paling sering terjadi di Provinsi Jambi adalah bencana banjir dengan
persentase 61,09% dan bencana yang memiliki persentase terkecil
adalah gempa bumi dengan persentase 1,26%.berdasarkan sejarah
kejadian bencana di atas, maka Pemerintah Provinsi Jambi dapat
mengambil pembelajaran dan menentukan kebijakan yang akan diambil
guna meminimalisir risiko dari masing masing bencana tersebut

Halaman 4 - 4
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

sehingga upaya dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana


dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

4.2. POTENSI BENCANA PROVINSI JAMBI


Potensi bencana merupakan prediksi terhadap bencana-bencana
yang akan melanda ataupun terjadi di suatu daerah. Prediksi tersebut
diperoleh dengan melakukan kajian terhadap kondisi wilayah serta
sejarah bencana yang pernah terjadi di daerah tersebut. Denagn kata
lain, potensi bencana meliputi bencana-bencana yang pernah terjadi
maupun belum terjadi di wilayah tersebut. Bencana yang pernah terjadi
di Provinsi Jambi tidak tertutup kemungkinan akan terjadi lagi.

Tabel IV.2.1
Potensi Kejadian Bencana di Provinsi Jambi
POTENSI KEJADIAN BENCANA
1. Banjir 6. Tanah Longsor
2. Banjir Bandang 7. Kebakaran Hutan dan Lahan
3. Gempa Bumi 8. Epidemi dan Wabah Penyakit
4. Kekeringan 9. Letusan Gunung Api
5. Cuaca Ekstrim 10. Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi 2016 - 2020

Berdasarkan DIBI, telah tercatat 6 (enam) jenis bencana yang


pernah terjadi di Provinsi Jambi. Namun, bencana bencana tersebut
ada yang memberikan dampak yang besar dan ada bencana yang
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
Berdasarkan kajian yang dilakukan, Provinsi Jambi memiliki potensi
bencana lain dalam arti kata bencana tersebut belum pernah terjadi
sebelumnya. Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian agar dapat
dilakukan upaya upaya untuk pengurangan risiko bencana secara
keseluruhan terhadap ancaman bencana yang ada. Adapun bencana
bencana yang berpotensi terjadi di Provinsi Jambi dapat dilihat pada
Tabel IV.2.1.

Bencana-bencana yang berpotensi di Provinsi Jambi diperoleh


berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan yang belum pernah

Halaman 4 - 5
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

terjadi. Berdasarkan tabel di atas, terdapat 10 jenis bencana yang


berpotensi terjadi di Provinsi Jambi. Dalam potensi kejadian bencana
tersebut, terdapat jenis penanaman bencana baru dalam pengkajian
risiko bencana tahun 2015, yaitu bencana banjir bandang.

4.3. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA

Untuk melakukan sebuah kajian terhadap risiko bencana,


diperlukan beberapa komponen yang harus diperhatikan. Komponen
tersebut meliputi pengkajian bahaya, kerentanan dan kapasitas,
dengan kata lain kajian dilakukan untuk menentukan penduduk
terpapar di daerah terancam, kerugian yang ditimbulkan, kapasitas
daerah, dan potensi kejadian bencana. Bahaya tidak akan menimbulkan
risiko apabila kejadian tersebut tidak menimbulkan kerugian fisik
maupun korban jiwa. Begitu juga jika kapasitas suatu daerah cukup
tinggi, maka bahaya bencana juga tidak akan berubah menjadi
bencana. Seluruh pengkajian risiko bencana tersebut digunakan
sebagai acuan dasar untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana
di Provinsi Jambi. Pengkajian tersebut disesuaikan dengan kondisi
daerah dan dasar acuan yang lebih jelas dan sistematis dalam proses
pengkajian untuk setiap potensi bencana di Provinsi Jambi.

Secara teknis, bencana terjadi karena adanya bahaya dan


kerentanan yang bekerjasama. Secara sistematis bencana dipicu oleh
faktor faktor luar sehingga menjadikan potensi bahaya yang
tersembunyi muncul ke permukaan sebagai bahaya nyata. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap risiko yang
kemungkinan timbul akibat bencana.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan


Bencana Nomor 02 tahun 2012, pengkajian risiko bencana dilakukan
pendekatan sebagai berikut.

Halaman 4 - 6
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Keterangan : R = Risiko Bencana


H = Bahaya
V = Kerentanan
C = Kapasitas

Dari pendekatan tersebut, komponen pengkajian risiko bencana

terdiri dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Komponen parameter ini


digunakan untuk memperoleh tingkat resiko bencana suatu kawasan
dengan menghitung potensi jiwa terpapar, kerugian harta benda, dan
kerusakan lingkungan. Selain tingkat resiko, kajian diharapkan mampu
menghasilkan peta risiko untuk bencana yang ada pada suatu kawasan.
Kajian dan peta risiko bencana ini harus mampu menjadi dasar yang
memadai bagi daerah untuk menyusun kebiijakan penanggulangan
bencana. Ditingkat masyarakat hasil pengkajian diharapkan dapat
dijadikan dasar yang kuat dalam perencanaan upaya pengurangan
risiko bencana.

Gambar IV.3.1 menjelaskan bahwa peta risiko bencana


didapatkan untuk diturunkan menjadi sebuah rencana penanggulangan
bencana. Peta risiko bencana didapatkan dari penggabungan peta
bahaya, kerentanan, dan peta kapasitas. Peta bahaya didapatkan dari
komponen probabilitas dan intensitas kejadian bencana. Peta
kerentanan terdiri dari komponen sosial budaya, ekonomi, fisik, dan
lingkungan. Peta kapasitas dipengaruhi oleh komponen kelembagaan
kebijakan, peringatan dini, peningkatan kapasitas dan mitigasi.

Secara umum metodologi pengkajian risiko bencana disuatu


daerah dilakukan dengan beberapa proses. Mulai dari pengambilan data
yang terkait sampai kepada hasil dari kajian risiko bencana. Data terkait
yang diambil di suatu daerah akan diolah sehingga menghasilkan
indeks pengkajian risiko bencana. Dari hasil indeks ini maka disusunlah

Halaman 4 - 7
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

peta bahaya, peta kerentanan, peta kapasitas dan peta risiko bencana.
Rangkuman hasil pemetaan tersebut akan disimpulkan menjadi sebuah
tingkat yang menjadi rekapitulasi dari hasil risiko bencana di suatu
daerah.
Gambar IV.3.1
Metode Pengkajian Risiko Bencana

4.3.1. Indeks Pengkajian Resiko Bencana


Pengkajian risiko bencana disusun berdasarkan indeks indeks
yang telah ditentukan. Indeks tersebut terdiri dari indeks bahaya,
indeks penduduk terpapar, indeks kerugian dan indeks kapasitas.
Kecuali indeks kapasitas, indeks indeks yang lain amat bergantung
pada jenis ancaman bencana. Indeks kapasitas dibedakan berdasarkan
kawasan administrasi kajian. Pengkhususan tersebut disebabkan indeks
kapasitas difokuskan kepada institusi pemerintah di kawasan kajian.

4.3.1.1. Bahaya

Halaman 4 - 8
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Indeks bahaya adalah komponen penyusunan peta bahya suatu


daerah. Indeks bahaya disusun berdasarkan data dan catatan sejarah
kejadian yang pernah terjadi di suatu daerah. Analisis indeks bahaya
didapatkan berdasarkan jenis potensi bencana yang terjadi. Dari
potensi bencana yang ada maka dapat diperkirakan potensi besaran
luas bahaya terdampak bencana.

Adapun data yang digunakan dalam menentukan besaran luas


bahaya adalah dari kemendagri tahun 2015. Hal ini meruakan anjuran
dari BNPB untuk perlakuan sama dalam proses analisis kajian risiko
untuk semua daerah. Namun ada beberapa daerah yang data datanya
tidak tersedia dengan lengkap.

Rincian kelas bahaya serta luas daerah terpapar bencana yang


berpotensi terjadi di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel IV.3.1

Tabel IV.3.1 Kelas Bahaya Provinsi Jambi

BAHAYA
JENIS BENCANA
LUAS (HA) KELAS
1. Banjir 2.882.021 TINGGI
2. Banjir Bandang 67.703 TINGGI
3. Cuaca Ekstrim 3.666.497 TINGGI
4. Epidemi dan Wabah Penyakit 12.121 SEDANG
5. Gelombang Ekstrim dan Abrasi 5.051 SEDANG
6. Gempa Bumi 4.842.938 TINGGI
7. Kebakaran Hutan dan Lahan 2.149.579 TINGGI
8. Kekeringan 4.842.997 TINGGI
9. Letusan Gunung Api Kerinci 9.640 TINGGI
10.Tanah Longsor 843.493 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Hasil rekapitulasi kelas bahaya di atas menunjukkan kelas


dominan bencana di Provinsi Jambi berada pada kelas tinggi. Kelas
bahaya diketahui dengan melihat kelas bahaya maksimum di masing
masing bencana. Bencana epidemi dan wabah penyakit dikatakan
memiliki kelas bahaya sedang dikarenakan bencana tersebut memiliki
nilai indeks bahaya paling tinggi <0,666 sehingga termasuk kelas
bahaya tinggi.

Halaman 4 - 9
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Detail kajian kelas bahaya dan peta bahaya seluruh bencana yang
berpotensi di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Lampiran 1 Album
Peta dan Matriks Kajian Risiko Bencana. Sedangkan kajian
rekapitulasi tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jambi adalah sebagai
berikut:

a. Banjir

Banjir merupakan salah satu bencana disebabkan oleh faktor


hidrometerologi yang paling sering terjadi di Provinsi Jambi. Salah
satu penyebab terjadinya bencana tersebut adalah akibat rusaknya
daerah hulu sungai akibat ulah manusia seperti perambahan hutan
secara liar serta pendirian bangunan yang tidak mengikuti kaidah
tata ruang yang ada, yang mengurangi daerah resapan air
(catchment area). Selain itu, aspek cuaca turut berpengaruh
terhadap potensi bencana tersebut.

Potensi bencana banjir dikaji berdasarkan parameter parameter


dalam pengkajian risiko bencana. Parameter tersebut daerah rawan
banjir, kemiringan lereng, jarak dari sungai, serta curah hujan.
Pengkajian indeks bahaya di Provinsi Jambi berdasarkan parameter
tersebut diperoleh hasil kajian bahaya banjir. Adapun untuk kelas
bahaya banjir seperti terlihat pada Tabel IV.3.2.

Tabel IV.3.2
Potensi Luas Bahaya Banjir di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 28.202 TINGGI
2. MERANGIN 209.469 SEDANG

Halaman 4 - 10
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

3. SAROLANGUN 356.146 SEDANG


4. BATANGHARI 372.328 TINGGI
5. MUARO JAMBI 498.419 TINGGI
6. TANJUNG JABUNG TIMUR 404.256 TINGGI
7. TANJUNG JABUNG BARAT 379.261 TINGGI
8. TEBO 421.029 SEDANG
9. BUNGO 190.922 SEDANG
10.JAMBI 16.542 TINGGI
11.SUNGAI PENUH 4.447 TINGGI
PROVINSI JAMBI 2.882.021 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.2 memperlihatkan luas terpapar bencana banjir per


kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan pengkajian tersebut,
diketahui total luas bahaya banjir adalah 2,882 juta Ha kelas
bahaya tinggi.

b. Banjir Bandang

Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba tiba
karena meluapnya debit yang melebihi kapasitas aliran alur sungai
oleh konsentrasi cepat hujan dengan intensitas tinggi serta sering
membawa aliran debris bersamanya atau runtuhnya bendungan
alam, yang terbentuk dari material longsoran gelincir pada area
hulu sungai. Bencana banjir bandang merupakan bencana yang
baru dilaksanakan pengkajian risiko bencana. Dalam pengkajian
risiko bencana, setiap bencana dilihat berdasarkan parameter
parameter dasar sebagai alat ukur. Parameter tersebut adalah
sungai utama, topografi, dan potensi longsor di hulu sungai (banjir
bandang terjadi hanya karena bersumber dari wilayah dengan kelas
longsornya tinggi).

Adapun untuk kelas bahaya banjir bandang dapat dilihat pada Tabel
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020
IV.3.3

Tabel IV.3.3
Potensi Luas Bahaya Banjir Bandang di Provinsi Jambi

Halaman 4 - 11
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 1.725 TINGGI
2. MERANGIN 12.069 TINGGI
3. SAROLANGUN 13.421 TINGGI
4. BATANGHARI 8.693 TINGGI
5. TEBO 12.491 TINGGI
6. BUNGO 14.302 TINGGI
7. SUNGAI PENUH 2 TINGGI
PROVINSI JAMBI 67.703 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.3 memperlihatkan luas terpapar bencana banjir bandang


per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan pengkajian tersebut,
diketahui total luas bahaya banjir bandang adalah 67.703 Ha
dengan kelas bahaya tinggi.

c. Gelombang Ekstrim dan Abrasi

Gelombang ekstrim dan abrasi memiliki kerentanan untuk beberapa


wilayah yang berada di pinggir pantai. Ini disebabkan karena
gelombang ekstrim dan abrasi umumnya terjadi karena gelombang
angin yang timbul akibat tiupan angin di permukaan laut.
Gelombang dapat menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam
arah tegak lurus di sepanjang pantai. Angin yang tertiup dengan
kecepatan dan arah tertentu di permukaan laut akan menimbulkan
riakan (gerakan) air yang semula kecil menjadi besar dan kemudian
menjadi gelombang. Energi gelombang yang datang tegak lurus dari
arah utara pantai

Halaman 4 - 12
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 13
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 14
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 15
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

mengukur kawasan tersebut sehingga menimbulkan abrasi yang


terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan perubahan
garis pantai.

Perhitungan potensi bahaya gelombang ekstrim dan abrasi dilihat


berdasarkan parameter tinggi gelombang, arus, tipologi pantai,
tutupan vegetasi, dan bentuk garis pantai yang mengacu pada
standar pengkajian risiko bencana. Berdasarkan parameter tersebut,
maka hasil pengkajian indeks bahaya gelombang ekstrim dan abrasi
di Provinsi Jambi. Adapun untuk kelas bahaya banjir gelombang
ekstrim dan abrasi dapat dilihat pada Tabel IV.3.4

Tabel IV.3.4
Potensi Luas Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. TANJUNG JABUNG TIMUR 4.408 SEDANG
2. TANJUNG JABUNG BARAT 643 SEDANG
PROVINSI JAMBI 5.501 SEDANG
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.4 memperlihatkan luas terpapar bencana gelombang


ekstrim dan abrasi per kabupaten/kota di Provinsi Jambi.
Rekapitulasi hasil per kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas
bahaya dan kelas bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan pengkajian
tersebut, diketahui total luas bahaya gelombang ekstrim dan abrasi
adalah 5.051 Ha dengan kelas bahaya sedang.

d. Kekeringan

Potensi bencana kekeringan dikaji berdasarkan parameter


parameter dalam pengkajian risiko bencana. Parameter tersebut
adalah kekeringan meteorologi (indeks Presipitasi terstandarisasi).
Berdasarkan parameter tersebut, maka hasil pengkajian indeks
bahaya kekeringan di Provinsi Jambi. Adapun untuk kelas

bahaya kekeringan dapat dilihat pada Tabel IV.3.5.

Halaman 4 - 16

Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi


2016-2020
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.5
Potensi Luas Bahaya Kekeringan di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 331.310 SEDANG
2. MERANGIN 742.941 SEDANG
3. SAROLANGUN 588.025 SEDANG
4. BATANGHARI 546.924 SEDANG
5. MUARO JAMBI 532.600 SEDANG
6. TANJUNG JABUNG TIMUR 495.312 SEDANG
7. TANJUNG JABUNG BARAT 464.985 SEDANG
8. TEBO 627.251 SEDANG
9. BUNGO 465.900 TINGGI
10. JAMBI 10.354 TINGGI
11. SUNGAI PENUH 32.390 SEDANG
PROVINSI JAMBI 4.842.997 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.5 memperlihatkan luas terpapar bencana kekeringan per


kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut,
diketahui total luas bahaya kekeringan adalah 4,842 juta Ha
dengan kelas bahaya tinggi.

e. Letusan Gunung Api

Letusan gunung api dapat terjadi bermula ketika endapan magma


yang terkubur sejauh kira kira 10 km di bawah permukaan tanah
mengalami tekanan berkekuatan tinggi yang berasal dari gas bumi.
Gas bumi akan terus menekan endapan magma bersama dengan
bebatuan yang terkubur bersamanya sehingga tekanan gas bumi
yang semakin tinggi memaksa endapan magma tersebut
menyembur keluar dari gunung tersebut.

Halaman 4 - 17
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Pengkajian bahaya letusan gunung api menggunakan parameter


zona aliran dan zona jatuhan. Pengkajian tersebut dilakukan
terhadap gunung api aktif di

Provinsi Jambi, yaitu Gunung Kerinci. Berdasarkan parameter


tersebut, maka hasil pengkajian indeks bahaya letusan gunung api
di Provinsi Jambi. Adapun kelas bahayanya dapat dilihat pada Tabel
IV.3.6.

Tabel IV.3.6
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 9.640 TINGGI
PROVINSI JAMBI 9.640 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.6 memperlihatkan luas terpapar bencana Gunung Api


Kerinci per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut,
diketahui total luas bahaya Gunung Api Kerinci adalah 9.640 Ha
dengan kelas bahaya tinggi.

f. Cuaca Ekstrim

Cuaca ekstrim merupakan bencana disebabkan oleh fenomena


meteorologi yang ekstrim. Bencana tersebut adalah fenomena
cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana,
menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan
korban jiwa manusia. Bencana cuaca ekstrim didasarkan pada
distribusi klimatologi, tipenya sangat bergantung pada lintang
tempat, ketinggian, topografi, dan kondisi atmosfer. Perhitungan
potensi bahaya cuaca ekstrim dilihat berdasarkan parameter
keterbukaan lahan, kemiringan lereng, dan curah hujan tahunan.
Berdasarkan parameter tersebut, maka hasil

Halaman 4 - 18
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 19
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 20
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 21
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

pengkajian indeks bahaya cuaca ekstrim di Provinsi Jambi. Adapun


kelas dan luas bahayanya dapat dilihat pada Tabel IV.3.7.

Tabel IV.3.7
Potensi Luas Bahaya Cuaca Ekstrim di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 146.251 TINGGI
2. MERANGIN 453.361 SEDANG
3. SAROLANGUN 442.564 SEDANG
4. BATANGHARI 426.405 SEDANG
5. MUARO JAMBI 531.014 SEDANG
6. TANJUNG JABUNG TIMUR 381.536 SEDANG
7. TANJUNG JABUNG BARAT 370.551 SEDANG
8. TEBO 521.906 SEDANG
9. BUNGO 368.444 SEDANG
10.JAMBI 10.354 SEDANG
11.SUNGAI PENUH 14.111 SEDANG
PROVINSI JAMBI 3.666.497 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.7 memperlihatkan luas terpapar bencana cuaca ekstrim


per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut,

Halaman 4 - 22
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

diketahui total luas bahaya cuaca ekstrim adalah 3,666 juta Ha


dengan kelas bahaya tinggi.

g. Tanah Longsor

Tanah longsor termasuk dalam bencana yang disebabkan oleh


pengaruh geologi. Pengaruh tersebut karena pergerakan massa
batuan dan tanah dengan berbagai tipe seperti jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah. Oleh karena itu, pengkajian bahaya
tanah longsor diukur dari parameter zona kerentanan gerakan tanah
(PVMBG) dan kemiringan lereng (%). Berdasarkan parameter
tersebut, maka hasil pengkajian indeks bahaya tanah longsor di
Provinsi Jambi. Adapun kelas dan luas bahayanya dapat dilihat pada
Tabel IV.3.8

Tabel IV.3.8
Potensi Luas Bahaya Tanah Longsor di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 228.085 TINGGI
2. MERANGIN 306.014 TINGGI
3. SAROLANGUN 125.754 TINGGI
4. BATANGHARI 2.715 TINGGI
5. MUARO JAMBI 157 SEDANG
6. TANJUNG JABUNG BARAT 18.953 TINGGI
7. TEBO 32.037 TINGGI
8. BUNGO 102.559 TINGGI
9. SUNGAI PENUH 27.219 TINGGI
PROVINSI JAMBI 843.493 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.8 memperlihatkan luas terpapar bencana tanah longsor


per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut,
diketahui total luas bahaya tanah longsor adalah 843.493 Ha
dengan kelas bahaya tinggi.

h. Gempa Bumi

Halaman 4 - 23
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang


menyebabkan pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba
tiba. Perhitungan potensi bahaya gempa bumi dilihat berdasarkan
parameter kelas topografi, intensitas guncangan di batuan dasar,
dan intensitas guncangan di permukaan. Berdasarkan parameter
tersebut, maka hasil pengkajian indeks bahaya gempa bumi di
Provinsi Jambi. Adapun kelas dan luas bahayanya dapat dilihat pada

Tabel IV.3.9.

Tabel IV.3.9
Potensi Luas Bahaya Gempa Bumi di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 331.256 TINGGI
2. MERANGIN 742.943 TINGGI
3. SAROLANGUN 588.025 RENDAH
4. BATANGHARI 546.926 RENDAH
5. MUARO JAMBI 532.600 RENDAH
6. TANJUNG JABUNG TIMUR 495.306 RENDAH
7. TANJUNG JABUNG BARAT 464.985 RENDAH
8. TEBO 627.253 RENDAH
9. BUNGO 465.900 SEDANG
10. JAMBI 10.354 RENDAH
11. SUNGAI PENUH 37.390 TINGGI
PROVINSI JAMBI 4.842.938 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.9 memperlihatkan luas terpapar bencana Gempa Bumi


per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi hasil per
kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan kelas
bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut,
diketahui total luas bahaya Gempa Bumi adalah 4.842 juta Ha
dengan kelas bahaya tinggi.

i. Epidemi dan Wabah Penyakit

Epidemi dan wabah penyakit merupakan bencana disebabkan


mewabahnya penyakit pada suatu kawasan. Potensi bahaya epidemi

Halaman 4 - 24
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

dan wabah penyakit dihitung berdasarkan parameter parameter


dasar sebagai tolak ukurnya. Parameter yang digunakan adalah
kepadatan penduduk penderita campak, kepadatan penduduk
penderita malaria, kepadatan penduduk penderita demam berdarah,
kepadatan penduduk penderita HIV/AIDS, dan kepadatan

penduduk. Berdasarkan parameter tersebut, maka hasil pengkajian


indeks bahaya epidemi dan wabah penyakit di Provinsi Jambi.
Adapun kelas dan luas bahayanya dapat dilihat pada Tabel IV.3.10.

Tabel IV.3.10
Potensi Luas Bahaya Epidemi dan Wabah Penyakit di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. MERANGIN 1.830 SEDANG
2. SAROLANGUN 193 RENDAH
3. MUARO JAMBI 5.444 RENDAH
4. TANJUNG JABUNG BARAT 869 RENDAH
5. TEBO 76 RENDAH
6. BUNGO 406 RENDAH
7. JAMBI 3.303 RENDAH
PROVINSI JAMBI 12.121 SEDANG
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.10 memperlihatkan luas terpapar bencana epidemi dan


wabah penyakit per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi
hasil per kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan
kelas bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian
tersebut, diketahui total luas bahaya epidemi dan wabah penyakit
adalah 12.121 Ha dengan kelas bahaya sedang.

j. Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang disebabkan


oleh faktor alam dan non alam. Kejadiannya disebabkan oleh
penggunaan api yang tidak terkendali. Dampak dari peristiwa ini
terlihat pada perubahan langsung atau tidak langsung terhadap

Halaman 4 - 25
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

sifat fisik atau hayatinya yang menyebabkan kurang berfungsinya


hutan atau lahan dalam menunjang kehidupan yang berkelanjutan.

Perhitungan potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan dilihat


berdasarkan parameter jenis hutan dan lahan, iklim, dan jenis
tanah. Berdasarkan parameter tersebut, maka hasil pengkajian
indeks bahaya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi. Adapun
luas dan kelas bahayanya dapat dilihat pada Tabel IV.3.11.

Halaman 4 - 26
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 27
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 28
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 29
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 30
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.11
Potensi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi
BAHAYA
KABUPATEN/KOTA
LUAS (HA) KELAS
1. KERINCI 197.662 TINGGI
2. MERANGIN 339.282 TINGGI
3. SAROLANGUN 260.858 TINGGI
4. BATANGHARI 243.759 TINGGI
5. MUARO JAMBI 309.084 TINGGI
6. TANJUNG JABUNG TIMUR 260.927 TINGGI
7. TANJUNG JABUNG BARAT 228.625 TINGGI
8. TEBO Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
142.366 TINGGI
9. BUNGO 2016-2020 143.893 TINGGI
10. JAMBI 78 TINGGI
11. SUNGAI PENUH 23.045 SEDANG
PROVINSI JAMBI 2.149.579 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.11 memperlihatkan luas terpapar bencana kebakaran


hutan dan lahan per kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Rekapitulasi
hasil per kabupaten/kota tersebut menghasilkan luas bahaya dan
kelas bahaya di Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil pengkajian
tersebut, diketahui total luas bahaya kebakaran hutan dan lahan
adalah 2,149 juta Ha dengan kelas bahaya tinggi.

Halaman 4 - 31
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

4.3.1.2. Kerentanan

Indeks penyusunan kerentanan terdiri dari indeks penduduk


terpapar dan indeks kerugian. Indeks penduduk terpapar diperoleh dari
komponen sosial budaya. Sedangkan indeks kerugian diperoleh dari
komponen fisik, ekonomi dan lingkungan. Komponen sosial budaya
ditentukan berdasarkan parameter kepadatan penduduk dan penduduk
kelompok rentan (sex ratio, kelompok umur rentan, penduduk miskin
dan penduduk catat). Bencana kebakaran hutan dan lahan tidak
mempunyai komponen sosial dan fisik, karena bencana kebakaran
hutan dan lahan wilayah bahayanya berada di luar wilayah pemukiman.

Sementara itu, indeks kerugian dikelompokkan dalam dua indeks


yaitu kerugian rupiah (fisik dan ekonomi) dan kerusakan lingkungan.
Dimana komponen fisik diperoleh berdasarkan parameter rumah,
fasilitas umum dan fasilitas kritis yang berpotensi terdampak bencana,
komponen ekonomi berdasarkan parameter lahan produktif dan PDRB.
Sedangkan komponen lingkungan diperoleh berdasarkan parameter
penutupan lahan (hutan lindung, hutan alam, hutan bakau/mangrove,
rawa dan semak belukar).

Parameter untuk komponen ekonomi sama untuk seluruh potensi


bencana. Komponen fisik hampir sama untuk seluruh bencana kecuali
untuk bencana kekeringan, karena bencana kekeringan tidak merusak
infrastruktur maupun bangunan. Sedangkan komponen lingkungan
berbeda beda untuk masing masing jenis ancaman dan diperoleh
dari rata rata bobot jenis tutupan lahan, namun untuk bencana gempa
bumi dan cuaca ekstrim tidak memiliki parameter lingkungan, hal
tersebut dikarenakan bencana gempa bumi dan cuaca ekstrim tidak
merusak fungsi lahan maupun lingkungan. Sedangkan pengkajian
epidemi dan wabah penyakit hanya berdasarkan komponen sosial dan
budaya, tidak memiliki dampak terhadap komponen fisik, lingkungan
maupun ekonomi.

Halaman 4 - 32
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Sumber informasi utama yang digunakan untuk analisis


kerentanan pada kajian risiko bencana Provinsi Jambi berbeda beda
tiap komponennya, yaitu :

1. Komponen sosial budaya dengan sumber data dari Kemendagri


tahun 2010 yang telah diproyeksikan ke tahun 2015.

2. Komponen fisik dengan sumber data Podes untuk data jumlah


rumah, dan fasilitas pendidikan kesehatan, serta parameter jumlah
fasilitas kritis dengan sumber data dari Badan Informasi Geospasial
(BIG).

3. Komponen fisik dengan sumber data dari Provinsi Jambi dalam


Angka Tahun 2014.

4. Komponen lingkungan dengan sumber data Kementerian


Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kajian kerentanan dilakukan untuk melihat potensi penduduk


terpapar dan potensi kerugian untuk seluruh potensi bencana. Untuk
melihat rangkuman potensi penduduk terpapar bencana yang
berpotensi di Provinsi Jambi, dapat dilihat pada Tabel IV.3.12.

Tabel IV.3.12
Potensi Penduduk Terpapar Bencana di Provinsi Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
JENIS BENCANA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. BANJIR 2.954.064 395.099 460.441 11.476 TINGGI
2. BANJIR 208.842 28.434 30.746 1.277 TINGGI
BANDANG
3. CUACA EKSTRIM 3.411.190 457.413 529.930 14.105 TINGGI
4. EPIDEMI DAN 179.930 23.107 26.660 350 TINGGI
WABAH
PENYAKIT
5. GELOMBANG 1.954 274 337 9 RENDAH
EKSTRIM DAN
ABRASI
6. GEMPA BUMI 3.426.677 459.539 532.605 14.186 TINGGI
7. KEBAKARAN - - - - -
HUTAN DAN
LAHAN
8. KEKERINGAN 3.426.382 459.500 532.567 14.185 TINGGI

Halaman 4 - 33
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

9. LETUSAN 8.171 1.183 1.779 50 TINGGI


GUNUNG API
KERINCI
10. TANAH 66.884 9.333 11.917 569 TINGGI
LONGSOR
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Dari Tabel IV.3.12 terlihat dominan kelas penduduk terpapar


adalah tinggi, berbagai upaya diperlukan untuk meminimalisir potensi
penduduk terpapar di kawasan Provinsi Jambi. Sementara itu, potensi
kerugian dari pangkajian kerentanan setiap bencana dapat dilihat pada
Tabel IV.3.13.

Tabel IV.3.13 menunjukkan kelas dominan potensi kerugian fisik


dan ekonomi adalah tinggi dan kelas dominan potensi kerusakan
lingkungan adalah tinggi.

Penggabungan kelas penduduk terpapar dan kelas kerugian


menentukan indeks kerentanan untuk setiap potensi bencana di
Provinsi Jambi.

Tabel IV.3.13
Potensi Kerugian Bencana di Provinsi Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
(Ha)
JENIS BENCANA
KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. BANJIR 9.743,6 7.592,4 17,336,0 TINGGI 264 SEDAN
G
2. BANJIR 1.052,3 214,1 1.266,4 TINGGI 7.523 TINGGI
BANDANG
3. CUACA 15.653,8 17.676,1 33.329,9 TINGGI - -
EKSTRIM
4. EPIDEMI DAN - - - - - -
WABAH
PENYAKIT
5. GELOMBANG 8,0 6,5 14,6 SEDANG 1.228 TINGGI
EKSTRIM DAN
ABRASI
6. GEMPA BUMI 3.462,9 3.496,6 6.959,4 TINGGI - -
7. KEBAKARAN - 17.481,5 17.481,5 SEDANG 548.68 TINGGI
HUTAN DAN 2

Halaman 4 - 34
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

LAHAN
8. KEKERINGAN - 17.750,3 17.750,3 SEDANG 740.86 TINGGI
0
9. LETUSAN - 0,0 0,0 TINGGI 1,679 TINGGI
GUNUNG API
KERINCI
10. TANAH 425,1 502,6 927,8 TINGGI 552.67 TINGGI
LONGSOR 8
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.14
Kelas Kerentanan Bencana Provinsi Jambi
KELAS
KELAS KELAS KERUSAKA TINGKAT
JENIS BENCANA PENDUDUK KERUGIA N KERENTAN
TERPAPAR N LINGKUNGA AN
N
1. BANJIR TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
2. BANJIR BANDANG TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
3. CUACA EKSTRIM TINGGI TINGGI - TINGGI
4. EPIDEMI DAN TINGGI - - TINGGI
WABAH PENYAKIT
5. GELOMBANG RENDAH SEDANG TINGGI TINGGI
EKSTRIM DAN
ABRASI
6. GEMPA BUMI TINGGI TINGGI - TINGGI
7. KEBAKARAN - SEDANG TINGGI TINGGI
HUTAN DAN
LAHAN
8. KEKERINGAN TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI
9. LETUSAN TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
GUNUNG API
KERINCI
10. TANAH LONGSOR TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Indeks kerentanan berdasarkan Tabel IV.3.14 merupakan dasar


penentuan kelas kerentanan bencana di Provinsi Jambi. Oengkajian
indeks meliputi 10 potensi bencana di Provinsi Jambi yang berada pada

Halaman 4 - 35
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

kelas kerentanan tinggi. Kelas kerentanan tinggi terdapat pada semua


bencana yang ada di Provinsi Jambi.
Hasil pengkajian kerentanan secara detail untuk seluruh potensi
bencana dan peta kerentanan seluruh bencana yang berpotensi di
Provinsi Jambi dapat diliohat pada Lampiran 1. Album Peta dan
Matriks Kajian Risiko Bencana. Rekapitulasi kajian kerentanan per
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Banjir
Pengkajian kerentanan untuk bencana banjir di Provinsi Jambi
bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk terpapar bencana,
kerugian yang ditimbulkan akibat bencana ( baik dalam rupiah
maupun hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (baik
indeks penduduk terpapar maupun indeks kerugian). Potensi
penduduk terpapar yang ditimbulkan bencana banjir per
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel IV.3.15.
Tabel IV.3.15
Potensi Penduduk Terpapar Bencana di Provinsi Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 152.119 21.994 33.122 1.378 TINGGI
2. MERANGIN 226.287 29.825 28.150 1.152 TINGGI
3. SAROLANGUN 238.880 33.348 52.740 956 TINGGI
4. BATANGHARI 233.403 31.041 41.413 1.333 TINGGI
5. MUARO JAMBI 372.433 48.038 48.999 1.024 TINGGI
6. TANJUNG 212.145 29.942 36.313 968 TINGGI
JABUNG TIMUR
7. TANJUNG 291.780 39.408 51.189 1.065 TINGGI
JABUNG BARAT
8. TEBO 295.747 40.220 34.910 1.330 TINGGI
9. BUNGO 282.303 33.999 30.909 1.092 TINGGI
10. JAMBI 562.929 69.887 92.471 465 TINGGI
11. SUNGAI PENUH 86.118 12.397 10.235 713 TINGGI
PROVINSI JAMBI 2.954.064 395.099 460.441 11.476 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.15 terlihat bahwa kabupate/Kota yang ada


di provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk

Halaman 4 - 36
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

terpapr bencana banjir di Provinsi Jambi adalah tinggi dengan


penduduk terpapar 2.954.064 jiwa.
Untuk melihat kelas kerugian fisik, ekonomi dan lingkungan untuk
bencana banjir di provinsi Jambi dapar di lihat pada Tabel IV.3.16.

Tabel IV.3.16
Potensi Kerugian Bencana Banjir di Provinsi Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI 488,8 808,7 1.297,4 TINGGI 28 SEDAN
G
2. MERANGIN 172,7 61,0 233,7 TINGGI 44 RENDA
H
3. SAROLANGUN 236,0 791,0 1.027,0 TINGGI 20 RENDA
H
4. BATANGHARI 443,5 74,4 517,9 TINGGI 15 RENDA
H
5. MUARO JAMBI 2.673,0 3.281,5 5.954,5 TINGGI 22 RENDA
H
6. TANJUNG 1.079,3 973,0 2.052,3 TINGGI 22 RENDA
JABUNG H
TIMUR
7. TANJUNG 3.135,0 666,8 3.801,8 TINGGI 26 RENDA
JABUNG H
BARAT
8. TEBO 552,7 74,4 627,1 TINGGI 23 RENDA
H
9. BUNGO 429,6 233,7 663,3 TINGGI 32 RENDA
H
10. JAMBI 386,6 0,7 387,4 TINGGI 16 RENDA
H
11. SUNGAI 146,3 627,2 773,5 TINGGI 16 RENDA
PENUH H
PROVINSI JAMBI 9.743,6 7.592,4 17.336,0 TINGGI 264 SEDAN
G
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Halaman 4 - 37
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.16 menjelaskan bahwa keseluruhan kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki kerugian total sebesar 17,336
triliun rupiah. Hal ini menyimpulkan bahwa secara keseluruhan
kelas kerugian rupiah untuk bencana banjir di Provinsi Jambi adalah
tinggi. Untuk jumlah kerusakan lingkungan untuk bencana banjir
adalah sebesar 264 Ha dengan kelas kerugian lingkungan adalah
Sedang.

b. Banjir Bandang
Pengkajian kerentana untuk bencana banjir bandang di Provinsi
Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk terpapar
bencana, kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam rupiah
maupun hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (baik
indeks penduduk terpapar maupun indeks kerugian). Potensi
penduduk terpapar yang ditimbulkan bencana banjir bandang per
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel IV.3.17.

Tabel IV.3.17
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Banjir Bandang di Provinsi
Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 2.674 386 584 17 TINGGI
2. MERANGIN 35.238 4.642 4.378 244 TINGGI
3. SAROLANGUN 41.531 5.790 9.166 202 TINGGI
4. BATANGHARI 30.573 4.065 5.418 255 TINGGI
5. TEBO 45.004 6.116 5.306 272 TINGGI
6. BUNGO 53.822 7.435 5.894 287 TINGGI
7. SUNGAI PENUH - - - - TINGGI
PROVINSI JAMBI 208.842 28.434 30.746 1.277 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.17 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk

Halaman 4 - 38
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

terpapar bencana banjir bandang di Provinsi Jambi adalah tinggi


dengan penduduk terpapar 208.842 jiwa.
Untuk melihat kelas kerugian fisik, ekonomi dan lingkungan untuk
bencana banjir bandang di Provinsi Jambi dapat di lihat jelas pada
Tabel IV.3.18.

Tabel IV.3.18
Potensi Kerugian Bencana Banjir Bandang di Provinsi Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1.KERINCI 18,6 12 19,9 TINGGI 840 TINGGI
2.MERANGIN 221,3 53,7 275,0 TINGGI 2.908 TINGGI
3.SAROLANGUN 111,4 21,8 213,2 TINGGI 1.152 TINGGI
4.BATANGHARI 162,3 1,8 164,1 TINGGI 626 TINGGI
5.TEBO 213,4 7,0 221,2 TINGGI 236 TINGGI
6.BUNGO 245,2 127,9 373,1 TINGGI 1.759 TINGGI
7.SUNGAI - - - - 4 SEDAN
PENUH G
PROVINSI JAMBI 1.052,3 214,1 1.266,1 TINGGI 7.523 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.18 menjelaskan bahwa keseluruhan kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
banjir bandang dengan total sebesar 1,266 triliun rupiah. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas kerugian rupiah
untuk bencana banjir bandang di Provinsi Jambi adalah tinggi.
Untuk jumlah kerusakan lingkungan bencana banjir bandang adalah
sebesar 7.523 Ha dengan kelas kerugian lingkungan adalah tinggi.
c. Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Pengkajian kerentanan untuk bencana gelombang ekstrim dan
abrasi di Provinsi Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi
penduduk terpapar bencana, kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana (baik dalam rupiah maupun hektar lingkungan) serta
indeks yang dihasilkan (baik indeks penduduk terpapar maupun

Halaman 4 - 39
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

indeks kerugian). Potensi penduduk terpapar yang ditimbulkan


bencana gelombang ekstrim dan abrasi per kabupaten/kota di
Provinsi Jambi dapat di lihat pada Tabel IV.3.19.

Tabel IV.3.19
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Gelombang Ekstrim
dan Abrasi di Provinsi Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. TANJUNG 1.840 259 317 8 RENDAH
JABUNG TIMUR
2. TANJUNG 114 15 20 1 RENDAH
JABUNG BARAT
PROVINSI JAMBI 1.954 274 337 9 RENDA
H
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Halaman 4 - 40
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 41
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 42
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Berdasarkan Tabel IV.3.19 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk
terpapar bencana gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Jambi
adalah rendah dengan penduduk terpapar 1.954 jiwa.

Tabel IV.3.20
Potensi Kerugian Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi di
Provinsi Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. TANJUNG 7,5 6,5 14,0 SEDAN 1,189 TINGGI
JABUNG G
TIMUR
2. TANJUNG 0,6 0,6 RENDA 39 SEDAN
JABUNG H G

Halaman 4 - 43
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

BARAT
PROVINSI JAMBI 8,0 6,5 14,6 SEDAN 1,228 TINGGI
G
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.20 menjelaskan bahwa 2 (dua) kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
gelombang ekstrim dan abrasi dengan total sebesar 14,6 milyar
rupiah. Hal ini menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas
kerugian rupiah untuk bencana gelombang ekstrim dan abrasi di
Provinsi Jambi adalah sedang. Untuk jumlah kerusakan lingkungan
untuk bencana gelombang ekstrim dan varasi adalah sebesar 1.228
Ha dengan kelas kerugian lingkungan adalah tinggi.
d. Kekeringan
Pengkajian kerentanan bencana kekeringan di Provinsi Jambi
bertujuan untuk megetahui potensi penduduk terpapar bencana,
kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam rupiah maupun
hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (baik indeks
penduduk terpapar maupun indeks kerugian). Potensi penduduk
terpapar yang ditimbulkan bencana kekeringan per kabupaten/kota
di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel IV.3.21.

Tabel IV.3.21
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Kekeringan di Provinsi Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 234.602 33.920 51.033 1.988 TINGGI
2. MERANGIN 366.076 48.232 45.547 2.026 TINGGI
3. SAROLANGUN 278.070 38.816 61.335 1.234 TINGGI
4. BATANGHARI 260.514 34.650 46.225 1.445 TINGGI
5. MUARO JAMBI 398.701 51.417 52.463 1.085 TINGGI
6. TANJUNG 213.566 30.147 36.557 473 TINGGI
JABUNG TIMUR
7. TANJUNG 310.789 41.991 54.534 1.128 TINGGI
JABUNG BARAT
8. TEBO 330.840 41.991 39.073 1.470 TINGGI
9. BUNGO 343.922 47.517 37.653 1.475 TINGGI
10. JAMBI 575.995 71.508 94.617 476 TINGGI
11. SUNGAI PENUH 113.307 15.311 13.430 885 TINGGI

Halaman 4 - 44
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

PROVINSI JAMBI 3.426.382 459.500 532.567 14.185 TINGGI


Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.21 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk
terpapar bencana kekringan di Provinsi Jambi adalah tinggi dengan
penduduk terpapar 3.426.382 jiwa.
Untuk melihat kelas kerugian ekonomi dan lingkungan untuk
bencana kekeringan di Provinsi Jambi dapat dilohat jelas pada Tabel
IV.3.22.

Tabel IV.3.22
Potensi Kerugian Bencana Kekeringan di Provinsi Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI - 916,2 916,2 SEDAN 97.487 TINGGI
G
2. MERANGIN - 637,0 637,0 SEDAN 169.31 TINGGI
G 6
3. SAROLANGUN - 2.409,1 2.409,1 SEDAN 77.550 TINGGI
G
4. BATANGHARI - 2.139,8 2.139,8 SEDAN 65.067 TINGGI
G
5. MUARO JAMBI - 5.207,3 5.207,3 SEDAN 74.968 TINGGI
G
6. TANJUNG - 1.060,3 1.060,3 SEDAN 112.71 TINGGI
JABUNG G 1
TIMUR
7. TANJUNG - 2.001,0 2.001,0 SEDAN 41.312 TINGGI
JABUNG G
BARAT
8. TEBO - 717,5 717,5 SEDAN 23.725 TINGGI
G
9. BUNGO - 2.199,1 2.199,1 SEDAN 67.168 TINGGI
G
10. JAMBI - 3,0 3,0 SEDAN 16 SEDAN
G G

Halaman 4 - 45
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

11. SUNGAI - 460,1 460,1 SEDAN 11.542 TINGGI


PENUH G
PROVINSI JAMBI - 17.750,3 17.750,3 SEDAN 740.86 TINGGI
G 0
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.22 menjelaskan bahwa keseluruhan kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
kekeringan dengan total sebesar 17,750 triliun rupiah. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas kerugian rupiah
untuk bencana kekeringan di Provinsi Jambi adalah sedang. Untuk
jumlah kerusakan lingkungan bencana kekeringan adalah sebesar
740.860 Ha dengan kelas kerugian lingkungan adalah tinggi.
e. Letusan Gunung Api
Pengkajian kerentanan untuk bencana letusan gunung api di
Provinsi Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk
terpapar bencana, kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam
rupiah maupun hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan
(baik indes penduduk terpapar maupun indesk kerugian). Pengkajian
tersebut dilakukan terhadap gunung api aktif di Provinsi Jambi, yaitu
Gunung Kerinci. Potensi penduduk terpapar yang ditimbulkan
bencana letusan gunung api per kabupaten/kota di Provinsi Jambi
dapat dilihat pada Tabel IV.3.23.

Tabel IV.3.23
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Letusan Gunung Api Kerinci
di Provinsi Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 8.171 1.183 1.779 50 TINGGI
PROVINSI JAMBI 8.171 1.183 1.779 50 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.23 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-

Halaman 4 - 46
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk


terpapar bencana letusan Gunung Api Kerinci di Provinsi Jambi
adalah tinggi dengan penduduk terpapar 8.171 jiwa.

Halaman 4 - 47
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 48
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Untuk melihat kelas kerugian fisik, ekonomi dan lingkungan untuk


bencana letusan gunung api di Provinsi Jambi dapat di lihat jelas
pada Tabel IV.3.24.

Tabel IV.3.24
Potensi Kerugian Bencana Letusan Gunung Api Kerinci di Provinsi
Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI - - - - 1.697 TINGGI
PROVINSI JAMBI - - - - 1.679 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.24 bencana letusan Gunung Api Kerinci tidak memiliki


kelas dan potensi kerugian, karena Gunung Api Kerinci tidak berada
di daerah permukiman. Untuk jumlah kerusakan lingkungan untuk
bencana letusan Gunung Api Kerinci adalah sebesar 1.679 Ha
dengan kelas kerusakan lingkungan adalah tinggi.
f. Cuaca Ekstrim
Pengkajian kerentanan untuk bencana cuaca ekstrim di Provinsi
Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk terpapar
bencana, kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam rupiah
maupun hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (baik
indeks penduduk terpapar maupun indeks kerugian). Potensi
penduduk terpapar yang ditimbulkan bencana cuaca ekstrim per
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel IV.3.25.

Halaman 4 - 49
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.25
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Cuaca Ekstrim di Provinsi
Jambi

POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)


JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 232.034 13.549 50.526 1.972 TINGGI
2. MERANGIN 362.142 47.817 45.183 1.917 TINGGI
3. SAROLANGUN 276.003 18.541 60.950 1.218 TINGGI
4. BATANGHARI 259.507 14.517 46.045 1.439 TINGGI
5. MUARO JAMBI 398.683 51.415 57.461 1.085 TINGGI
6. TANJUNG 210.664 29.737 36.059 961 TINGGI
JABUNG TIMUR
7. TANJUNG 308.009 41.616 54.049 1.114 TINGGI
JABUNG BARAT
8. TEBO 329.961 44.872 38.970 1.469 TINGGI
9. BUNGO 343.840 47.506 37.645 1.475 TINGGI
10. JAMBI 575.995 71.508 94.617 476 TINGGI
11. SUNGAI PENUH 113.262 16.305 13.425 084 TINGGI
PROVINSI JAMBI 3.411.190 457.413 529.930 14.105 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.25 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelals penduduk
terpapar bencana cuaca ekstrim di Provinsi Jambi adalah tinggi
dengan penduduk terpapar 3.411.190 jiwa,
Untuk melihat kelas kerugian fisik dan ekonomi untuk bencana
ekstrim di Provinsi Jambi dapat dilihat jelas pada Tabel IV.3.26.

Tabel IV.3.26

Halaman 4 - 50
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Potensi Kerugian Bencana Cuaca Ekstrum di Provinsi Jambi


POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI 961,7 915,3 1.887,0 TINGGI - -
2. MERANGIN 1.544,3 533,5 2.177,8 TINGGI - -
3. SAROLANGUN 1.884,9 2.880,0 3.954 TINGGI - -
4. BATANGHARI 1.051,0 2.409,0 3.450 TINGGI - -
5. MUARO JAMBI 2.565,9 5.139,5 7.705,5 TINGGI - -
6. TANJUNG 863,2 926,8 1.795,0 TINGGI - -
JABUNG
TIMUR
7. TANJUNG 2.333,5 1.875,2 4.208,8 TINGGI - -
JABUNG
BARAT
8. TEBO 1.449,7 936,8 2.396,2 TINGGI - -
9. BUNGO 1.434,7 1.497,1 2.935,8 TINGGI - -
10. JAMBI 1.878,6 3,0 1.881,6 TINGGI - -
11. SUNGAI 477,2 460,1 937,2 TINGGI - -
PENUH
PROVINSI JAMBI 15.553,8 17.676,1 33.329,9 TINGGI - -
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Halaman 4 - 51
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.26 menjelaskan bahwa keseluruhan kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
cuaca ekstrim dengan total sebesar 33,329 triliun rupiah. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas kerugian rupiah
untuk bencana cuaca ekstrim di Provinsi Jambi adalah tinggi. Untuk
jumlah kerusakan lingkungan untuk bencana cuaca ekstrim tidak
ada, karena belum ada metodologi untuk perhitungan dan bencana
cuaca ekstrim tidak merusak fungsi lahan/lingkungan.
g. Tanah Longsor

Halaman 4 - 52
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Pengkajian kerentanan untuk bencana tanah longsor di Provinsi


Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk terpapar
bencana, kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam rupiah
maupun hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (baik
indeks penduduk terpapar maupun indeks kerugian). Potensi
penduduk terpapar yang ditimbulkan bencana tanah longsor pepr
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat di lihat pada Tabel IV.3.27.

Tabel IV.3.27
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Tanah Longsor di Provinsi
Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 30.904 4.164 6.732 222 TINGGI
2. MERANGIN 18.574 2.180 2.338 187 SEDANG
3. SAROLANGUN 8.601 1.198 1.897 84 SEDANG
4. BATANGHARI 190 24 34 - -
5. MUARO JAMBI - - - - -
6. TANJUNG 50 7 9 - -
JABUNG BARAT
7. TEBO 8 1 1 - -
8. BUNGO 4.424 610 483 44 SEDANG
9. SUNGAI PENUH 3.533 549 453 32 TINGGI
PROVINSI JAMBI 66.884 9.333 11.947 569 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020
Berdasarkan Tabel IV.3.27 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada
di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk
terpapar bencana tanah longsor di Provinsi Jambi adalah Tinggi
dengan penduduk terpapar 66.884 jiwa.
Untuk melihat kelas kerugian fisik, ekonomi dan lingkungan untuk
bencana longsor di Provinsi Jambi dapat dilihat jelas pada Tabel
IV.3.28.

Tabel IV.3.28
Potensi Kerugian Bencana Tanah Longsor di Provinsi Jambi
KABUPATEN/KOT POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah) POTENSI
A KERUSAKAN
LINGKUNGAN

Halaman 4 - 53
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

(Ha)
KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI 155,0 139,9 254,9 TINGGI 139.17 TINGGI
1
2. MERANGIN 123,5 130,4 253,8 TINGGI 190.60 TINGGI
0
3. SAROLANGUN 99,6 73,7 173,5 TINGGI 67.919 TINGGI
4. BATANGHARI 0,2 14,2 14,4 SEDAN 992 TINGGI
G
5. MUARO JAMBI - 2,6 2,6 SEDAN - -
G
6. TANJUNG 0,4 14,5 14,9 SEDAN 11.983 TINGGI
JABUNG G
BARAT
7. TEBO 0,1 4,3 4,4 SEDAN 28.400 TINGGI
G
8. BUNGO 15,8 113,4 139, 30,0 SEDAN 46.525 TINGGI
G
9. SUNGAI 20,3 9,7 30,0 TINGGI 19.091 TINGGI
PENUH
PROVINSI JAMBI 425,1 502,6 927,8 TINGGI 552.67 TINGGI
8
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.28 menjelaskan bahwa 9 (sembilan) kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
tanah longsor dengan total sebesar 927,8 milyar rupiah. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas kerugian rupiah
untuk bencana tanah longsor di Provinsi Jambi adalah tinggi. Untuk
jumlah kerusakan lingkungan bencana tanah longsor adalah sebesar
552.678 Ha dengan kelas kerugian lingkungan adalah tinggi.
h. Gempa Bumi
Pengkajian kerentanan untuk bencana gempa bumi di Provinsi Jambi
bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk terpapar bencana,
kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam rupiah maupun
hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (baik indeks
penduduk terpapar maupun indeks kerugian). Potensi penduduk
terpapar yang ditimbulkan bencana gempa bumi per
kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat di lihat pada Tabel IV.3.29.

Halaman 4 - 54
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.29
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Gempa Bumi di Provinsi
Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. KERINCI 234.602 33.920 51.034 1.988 TINGGI
2. MERANGIN 366.076 48.233 45.545 2.026 TINGGI
3. SAROLANGUN 278.020 33.816 61.335 1.234 TINGGI
4. BATANGHARI 260.514 34.650 46.225 1.445 TINGGI
5. MUARO JAMBI 398.992 51.454 52.501 1.086 TINGGI
6. TANJUNG 213.566 30.147 36.557 973 TINGGI
JABUNG BARAT
7. TANJUNG 310.789 41.991 54.534 1.128 TINGGI
JABUNG TIMUR
8. TEBO 330.844 44.992 39.074 1.470 TINGGI
9. BUNGO 343.922 47.517 37.653 1.475 TINGGI
10. JAMBI 575.995 71.508 94.617 476 TINGGI
11. SUNGAI PENUH 113.307 16.311 13.450 885 TINGGI
PROVINSI JAMBI 3.426.677 459.539 532.605 14.186 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.29 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk
terpapar bencana gempa bumi di Provinsi Jambi adalah tinggi
dengan penduduk terpapar 3.426.677 jiwa.
Untuk melihat kelas kerugian fisik dan ekonomi untuk bencana
gempa bumi di Provinsi Jambi dapat dilihat jelas pada Tabel
IV.3.30.

Halaman 4 - 55
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 56
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 57
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.30
Potensi Kerugian Bencana Gempa Bumi di Provinsi Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI 1.718,2 1.815,7 3.533,9 TINGGI - -
2. MERANGIN 470,2 247,5 717,7 TINGGI - -
3. SAROLANGUN 73,4 102,3 TINGGI - -
4. BATANGHARI - - - - - -
5. MUARO JAMBI - - - - - -
6. TANJUNG - - - - - -
JABUNG
TIMUR
7. TANJUNG - - - - - -
JABUNG
BARAT
8. TEBO 10,3 2,9 13,2 TINGGI - -
9. BUNGO 342,5 408,0 750,5 TINGGI - -
10. JAMBI - - - - - -
11. SUNGAI 848,2 920,2 1.760,4 TINGGI - -
PENUH
PROVINSI JAMBI 3.462,9 3.496,6 6.959,4 TINGGI - -
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.30 menjelaskan bahwa keseluruhan kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
gempa bumi dengan total sebesar 6,959 triliun rupiah. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas kerugian rupiah
untuk bencana gempa bumi di Provinsi Jambi adalah tinggi. Untuk
jumlah kerusakan lingkungan bencana gempa bumi tidak ada
karena belum ada metodologi untuk perhitungannya dan bencana
gempa bumi tidak memrusak fungsi lingkungan/lahan.
i. Epidemi dan Wabah Penyakit

Halaman 4 - 58
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Pengkajian kerentanan untuk bencana epidemi dan wabah penyakit


di Provinsi Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi penduduk
terpapar bencana, kerugian yang timbul akibat bencana (baik dalam
rupiah maupun hektar lingkungan) serta indeks yang dihasilkan
(baik indeks penduduk terpaar maupun indeks kerugian). Potensi
penduduk terpapar yang ditimbulkan bencana epidemi dan wabah
penyakit per kabupaten/kota di Provinsi Jambi dapat di lihat pada
Tabel IV.3.31.

Tabel IV.3.31
Potensi Penduduk Terpapar Bencana Epidemi dan Wabah Penyakit
di Provinsi Jambi
POTENSI PENDUDUK TERPAPAR (JIWA)
JUMLAH KELOMPOK RENTAN
KABUPATEN/KOTA PENDUDU KELOMP PENDUD KELAS
PENDUDU
K OK UMUR UK
K MISKIN
TERPAPAR RENTAN CACAT
1. MERANGIN 29.024 3.931 3.714 140 TINGGI
2. SAROLANGUN 1.264 176 279 17 TINGGI
3. MUARO JAMBI 39.073 5.042 5.143 77 TINGGI
4. TANJUNG 14.844 2.006 2.605 53 TINGGI
JABUNG BARAT
5. TEBO 1.231 166 145 7 TINGGI
6. BUNGO 11.126 1.538 1.220 - -
7. JAMBI 82.566 10.248 13.563 56 TINGGI
PROVINSI JAMBI 179.930 23.107 26.669 350 TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.31 terlihat bahwa kabupaten/kota yang ada


di Provinsi Jambi memiliki jumlah penduduk terpapar di masing-
masing kelas. Sedangkan secara keseluruhan kelas penduduk
terpapar bencana epidemi dan wabah penyakit di Provinsi Jambi
adalah tinggi dengan penduduk terpapar 179.930 jiwa.
Bencana epidemi dan wabah penyakit tidak memiliki potensi
kerugian karena bencana ini tidak memiliki parameter fisik, ekonomi
dan lingkungan. Hal itu disebabkan bencana epidemi dan wabah
penyakit tidak berpengaruh pada lahan produktif, PDRB,
bangunan/infrastruktur maupun pada lingkungan/lahan.

Halaman 4 - 59
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

j. Kebakaran Hutan dan Lahan


Pengkajian kerentanan untuk bencana kebakaran hutan dan lahan di
Provinsi Jambi bertujuan untuk mengetahui potensi kerugian yang
timbul akibat bencana (baik dalam rupiah maupun hektar
lingkungan) serta indeks yang dihasilkan (indeks kerugian). Potensi
penduduk terpapar untuk bencana kebakar hutan dan lahan tidak
ada karena wilayah bahayanya berada di luar wilayah permukiman

Halaman 4 - 60
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 61
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.32
Potensi Kerugian Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi
Jambi
POTENSI
KERUSAKAN
POTENSI KERUGIAN (Miliyar Rupiah)
LINGKUNGAN
KABUPATEN/KOT (Ha)
A KERUGIA
TOTAL
KERUGIA N
KERUGIA KELAS LUAS KELAS
N FISIK EKONOM
N
I
1. KERINCI - 70,6 70,6 SEDAN 39.608 TINGGI
G
2. MERANGIN - 147,3 147,3 SEDAN 22.278 TINGGI
G
3. SAROLANGUN - 3.061,0 3.061,0 SEDAN 23.531 TINGGI
G
4. BATANGHARI - 2.360,1 2.360,1 SEDAN 60.479 TINGGI
G
5. MUARO JAMBI - 7.143,2 7.143,2 SEDAN 99.884 TINGGI
G

Halaman 4 - 62
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

6. TANJUNG - 791,4 791,4 SEDAN 163.83 TINGGI


JABUNG G 5
TIMUR
7. TANJUNG - 2.352,6 2.352,6 SEDAN 68.289 TINGGI
JABUNG G
BARAT
8. TEBO - 612,6 612,6 SEDAN 52.992 TINGGI
G
9. BUNGO - 940,6 940,6 SEDAN 6.202 TINGGI
G
10. JAMBI - - - SEDAN 32 TINGGI
G
11. SUNGAI - 0,1 0,1 RENDA 11.455 TINGGI
PENUH H
PROVINSI JAMBI - 17.481,5 17.481,5 SEDAN 548.68 TINGGI
G 2
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.32 menjelaskan bahwa keseluruhan kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Jambi memiliki jumlah kerugian untuk bencana
kebakaran hutan dan lahan dengan total sebesar 17,841 triliun
rupiah. Hal ini menyimpulkan bahwa secara keseluruhan kelas
kerugian rupiah untuk bencana kebakaran hutan dan lahan di
Provinsi Jambi adalah sedang. Untuk jumlah kerusakan lingkungan
untuk bencana kebakaran hutan dan lahan adalah sebesar 548.582
Ha dengan kelas kerugian lingkungan adalah tinggi.

4.3.1.3. Kapasitas

Indeks Kapasitas dapat diukur dari aspek komponen daerah, baik


itu diangkat pemerintah maupun diangkat masyarakat. Potret daerah
diperoleh berdasarkan peraturan kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 03 Tahun 2912 tentang Panduan
Penilian Kapasitas Daerah dalam Penanggulangan Bencana. Komponen
kapasitas berfungsi untuk mengukur kapasitas pemerintah daerah
dalam penanggulangan bencana.
Secara umum panduan penelitian kapasitas daerah ini mengacu
kepada 5 (lima) prioritas program pengurangan risiko bencana.

Halaman 4 - 63
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Pengukuran pencapaian prioritas-prioritas pengurangan resiko becana


memiliki dengan 22 indikator capaian. Prioritas program pengurangan
rasio bencana yang dimuat dalam Perka BNPB Nomor 03 Tahun 2012
diselaraskan dengan beberapa indikator pencapaian yaitu:
a. Memastikan bahwa penggurangan resiko menjadi sebuah
prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang
kuat untuk pelaksanaannya, dengan indikator pencapaian:
1) Kerangka hukum dan kebijakan nasional/lokal untuk pengurangan
resiko bencana telah ada dengan tanggung jawab eksplisit
ditetapkan untuk semua jenjang pemerintah,
2) Tersedianya sumber daya yang dialokasikan khusus untuk
kegiatan pengurangan resiko bencana di semua tingkat
pemerintah,
3) Terjalin partisipasi dan desentralisasi komunitas melalui
pembagian kewenangan dan sumber daya pada tingkat lokal,
4) Berfungsi forum/jaringan daerah khusus untuk pengurangan resiko
bencana.
b. Mengidentifikasi, menilai dan memantau resiko bencana dan
meningkatkan sistem peringatan dini untuk mengurai resiko
bencana, dengan indikator pencapaian;
1) Tersedianya kajian risiko bencana daerah berdasarkan data
bahaya dan kerentanan untuk meliput risiko untuk sektor-sektor
utama daerah;
2) Tersedianya sistem-sistem yang siap untuk memantau, mengarsip
dan menyebarluaskan data potensi bencana dan kerentanan-
kerentanan utama;
3) Tersedianya sistem jaringan peringatan dini yang siap beroperasi
untuk skala besar dengan jangkauan yang luas ke seluruh lapisan
masyarakat;
4) Kajian risiko daerah mempertimbangkan risiko-risiko lintas batas
guna menggalang kerjasama antar daerah untuk pengurangan
resiko.

Halaman 4 - 64
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

c. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk


membangun ketahanan dan budaya aman dari bencana di
semua tingkat, dengan indikator pencapaian:
1) Tersedianya informasi yang relevan mengenai bencana dan dapat
diakses di semua tingkat oleh seluruh pemangku kepentingan
(melalui jejaring, pengembangan sistem untul berbagi informasi,
dst);
2) Kurikulum sekolah, ,materi pendidikan dan pelatihan yang relevan
mencakup konsep-konsep dan praktik-praktik mengenai
pengurangan risiko bencana dan pemulihan.
3) Diterapkannya strategi untuk membangun kesadaran seluruh
komunitas dalam melaksanakan praktik budaya tahan bencana
yang mampu menjangkau masyarakat secara luas baik di
perkotaan maupun pedesaan.
d. Mengurangi faktor-faktor risiko dasar, dengan indikator :
1) Pengurangan risiko bencana merupakan salah satu tujuan
indikator dari kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana yang
berhubungan dengan lingkungan hidup, termasuk untuk
pengelolaan sumber daya alam, tata guna lahan, dan adaptasi
terhadap perubahan lingkungan;
2) Rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan pembangunan sosial
dilaksanakan untuk mengurangi kerentanan penduduk yang paling
beresiko terkena dampak bencana;
3) Rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan sektoral di bidang
ekonomi dan produksi telah dilaksanakan untuk mengurangi
kerentanan kegiatan-kegiatan ekonomi.
4) Perencanaan dan pengelolaan permukiman manusia memuat
unsur-unsur pengurangan risiko bencana termasuk pemberlakuan
syarat dan izin mendirikan bangunan untuk keselamatan dan
kesehatan umum (enforcement of building codes);
5) Langkah-langkah pengurangan risiko bencana dipadukan ke dalam
proses-proses rehabilitasi dan pemulihan pasca bencana;

Halaman 4 - 65
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

6) Siap sedianya prosedur-prosedur untuk menilai dampak-dampak


risiko bencana atau proyek-proyek pembangunan besar, terutama
infrastruktur.
e. Memperkuat Kesiapan-Kesiapan terhadap bencana demi
respon yang efektif di semua tingkat, dengan indikator:
1) Tersedianya kebijakan, kapasitas teknis kelembagaan serta
mekanisme penanganan darurat bencana yang kuat dengan
prespektif pengurangan risiko bencana dalam pelaksanaannya;
2) Tersedianya rencana kontensi bencana yang berpotensi terjadi
yang siap di semua jenjang pemerintah, latihan reguler diadakan
untuk menguji dan mengembangkan program-program tanggap
darurat bencana;
3) Tersedianya cadangan finansial dan logistik serta mekanisme
antisipasi yang siap untuk mendukung upaya penanganan darurat
yang efektif dan pemulihan pasca bencana;
4) Tersedianya prosedur yang relevan untuk melakukan tinjauan
pasca bencana terhadap pertukaran informamsi yang relevan
selama masa tanggap darurat.

Berdasarkan pengukuran indikator pencapaian kapasitas tinjauan pasca


bencana daerah, maka kita dapat membagi tingkat tersebut kedalam 5
(lima) tingkatan, yaitu:
Level 1: daerah telah memiliki pencapaian-pencapaian kecil dalam
upaya pengurangan resiko bencana dengan melaksanakan
beberapa tindakan maju dalam rencana-rencana atau kebijakan.
Level 2: daerah telah melaksanakan beberapa tindakan
pengurangan risiko bencana dengan pencapaian-pencapaian yang
belum efektif yang disebabkan belum adanya komitmen
kelembagaan dan/atau kebijakan sistematis.
Level 3: komitmen pemerintah dan beberapa komunitas terkait
pengurangan risiko bencana di suatu daerah telah tercapai dan
didukung dengan sistematis, namun capaian yang diperoleh dengan

Halaman 4 - 66
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

komitmen dan kebijakan tersebut dinilai belum menyeluruh hingga


masih belum cukup berarti untuk mengurangi dampak negatif dari
bencana.
Level 4: dengan dukungan komitmen serta kebijakan yang
menyeluruh dalan pengurangan risiko bencana di suatu daerah
telah memperoleh capaian-capaian yang berhasil, namun diakui
masih ada keterbatasan dalam komitmen, sumber daya finansial
ataupun kapasitas operasional dalam pelaksanaan upaya
pengurangan risiko bencana di daerah tersebut.
Level 5: capaian komperhensif telah dicapai dengan komitmen dan
kapasitas yang memadai di smeua tingkat komunitas dan jenjang
pemerintah.
Dari prioritas-prioritas program pengurangan risiko bencana
tersebut, maka diketahui indeks kapasitas Provinsi Jambi dalam
menghadapi potensi bencana yang ada. Adapun hasil kajian kapsitas
Provinsi Jambi dapat di lihat pada Tabel IV.3.33.

Tabel IV.3.33
Hasil Kajian Ketahanan Daerah Provinsi Jambi
Total Nilai Indeks
No Prioritas
Prioritas Prioritas
1 Memastikan bahwa pengurangan risiko 40,28 2
bencana menjadi sebuah prioritas nasional
dan lokal dengan dasar kelembagaan yang
kuat untuk pelaksanaannya
2 Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau 37,97 2
risiko bencana dan meningkatkan peringatan
dini
3 Menggunakan pengetahuan inovasi dan 36,72 2
pendidikan untuk membangun selalu budaya
keselamatan dan ketahanan di semua tingkat
4 Mengurangi faktor faktor risikoyang 39,85 2
mendasar
5 Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana 43,50 2
demi respon yang efektif di semua tingkat
Total Nilai Prioritas 39,67
Indeks Ketahanan Daerah 2
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Halaman 4 - 67
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Tabel IV.3.33 menggambarkan bahwa secara umum ketahanan


daerah Provinsi Jambi dalam menghadapi potensi bencana yang ada
berada pada level 2 dengan total nilai prioritas yaitu 39,67. Dari
pencapain tersebut dijelaskan bahwa Provinsi Jambi telah melaksankan
beberapa tindakan pengurangan risiko bencana dengan pencapaian-
pencapaian yang masih belum efektif yang disebabkan belum adanya
komitmen kelembagaan dan./atau kebijakan sistematis. Maka
pemerintah Provinsi Jambi harus mengupayakan pencapaian dalam
menghadapi bencana di tingkat ke level selanjutnya yang berarti
pemerintah dan beberapa komunitas terkait pengurangan risiko
bencana di suatu daerah telah mencapai dan didukung dengan kebijkan
sistematis, namun capaian yang diperoleh dengan komitmen dan
kebijkan tersebut dinilai belum menyeluruh hingga msih belum cukup
berarti untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Sementara itu,
detail hasil pengkajian kapasitas daerah Provinsi Jambi dapat di lihat
pada Lampiran 1. Album Peta dan Matriks Kajian Risiko
Bencana.

4.3.2. Kajian Resiko Bencana


Kajian risiko bencana adalah mekanisme terpadu untuk
memberikan gambaran menyeluruh terhadap risiko bencana suatu
daerah dengan melakukan analisis terhadap tingkat bahaya, tingkat
kerentanan dan tingkat kapasitas. Kajian risiko bencana dilakukan untuk
mengidentifikasi bahaya, kerentanan, dan kapasitas di Provinsi Jambi
sehingga dapat menghasilkan tingkat bahaya seluruh bencana, tingkat
kerentanan, dan tingkat kapasitas daerah.
Metodologi kajian yang digunakan tahun 2015 berpedoman pada
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02
Tahun 2012 dan referensi pedoman lainnya yang di
kementrian/lembaga di tingkat nasional. Selaian metodologi,
pengamanan jenis bencana banjir bandang merupakan potensi bencana

Halaman 4 - 68
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

baru berdasarkan kerangka acuan kerja yang dikeluarkan oleh BNPN.


Selain itu, bencana konflik sosial tidak termasuk dalam 12 jenis
bencana yang dikaji, karena saat ini konflik sosial tidak lagi menjadi
wewenang dan tanggung jawab BNPN namun sudah dialihkan kepada
POLRI.
Pengkajian tersebut didasarkan dengan indeks masing-masing
bencana terhadap bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Metodologi yang
digunakan untuk menterjemahkan indeks tersebut untuk menghasilkan
tingkat risiko untuk setiap bencana di suatu daerah. Penyempurnaan
terhadap metodologi yang digunakan akan berpengaruh terhadap
proses pengkajian risiko dan hasil kajian. Pengaruh tersebut terkait
dengan komponen-komponen yang digunkan dalam pengkajian, yaitu
bahaya, kerentanan, kapasitas, dan risiko,.
Setiap bencana memiliki tingkat bahaya, kerentanan, kapasitas,
dan risiko. Karena Dokumen KBR tahun 2016-2020 merupakan
pengembangan terhadap pengkajian sebelumnya, maka diperlukan
adanya perbandingan hasil masing-masing tingkat untuk disetiap
bencana dengan tujuan untuk melihat pencapaian Provinsi Jambi
terhadap hasil pengkajian sebelumnya. Penyempurnaan tingkat dalam
pengkajian tahun 2011 dengan tahun 2016 dijabarkan pada sub-sub
berikutnya dengan penamaan dan lingkup bencana yang disesuaikan
dengan pengkajian 2015 yang mengacu pada kerangka acuan kerja
BNPB.

4.3.2.1. Tahun Hasil Pengkajian Risiko Bencana 2011


Perubahan metodologi tersebut akan mempengaruhi pengkajian
risiko bencana yang dilakukan, baik itu pengkajian bahaya, kerentanan,
kapasitas dan risiko bencana di Provinsi Jambi. Rangkuman hasil kajian
risiko bencana Provinsi Jambi yang dilakukan pada tahun 2011 dapat di
lihat pada Tabel IV.3.34.
Tabel IV.3.34
Tingkat Risiko Bencana di Provinsi Jambi Tahun 2011
JENIS BENCANA TINGKA TINGKAT TINGKAT TINGKAT
T KERENTAN KAPASIT RESIKO

Halaman 4 - 69
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

BAHAY AN AS
A
1. BANJIR TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
2. TANAH LONGSOR TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
3. GEMPA BUMI TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
4. KEGAGALAN TEKNOLOGI TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
5. CUACA EKSTRIM TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
6. GELOMBANG EKSTRIM DAN TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
ABRASI
7. KEBAKARAN HUTAN DAN TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
LAHAN
8. EPIDEMI DAN WABAH TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
PENYAKIT
9. LETUSAN GUNUNG API TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
10. KEKERINGAN TINGGI TINGGI RENDAH TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.34 menjelaskan bahwa tingkat risiko bencana daerah


Provinsi Jambi berdasarkan analisa yang terdapat pada kajian risiko
bencana tahun 2011 berada di level tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat
bahaya dan kerentanan daerah Provinsi Jambi berada pada level tinggi
untuk setiap jenis bencana, sementara itu tingkat kapasitas daerah
yang dimiliki berada pada level rendah.

4.3.2.2. Hasil kajian Risiko Bencana Tahun 2015


Penentuan tingkat bahaya, tingkat kerentanan, tingkat kapasitas,
dan tingkat rasio dalam kajian risiko bencana untuk tahun 2016-2020,
dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan Tingkat Bahaya
Tingkat bahaya diperoleh dari nilai indeks dominan untuk seluruh
potensial bencana di Provinsi Jambi. Untuk dapat melihat jenis tingkat
bahaya setiap jenis bencana dapat lebih jelas terlihat pada peta
bahaya. Adapun rekapitulasi tingkat bahaya seluruh potensi bencana di
Provinsi Jambi dapat di lihat pada Tabel IV.3.35.
Tabel IV.3.35
Tingkat Bahaya di Provinsi Jambi
JENIS BENCANA TINGKA
T
BAHAYA
1. BANJIR TINGGI
2. TANAH LONGSOR TINGGI
3. GEMPA BUMI TINGGI

Halaman 4 - 70
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

4. KEGAGALAN TEKNOLOGI TINGGI


5. CUACA EKSTRIM TINGGI
6. GELOMBANG EKSTRIM DAN TINGGI
ABRASI
7. KEBAKARAN HUTAN DAN TINGGI
LAHAN
8. EPIDEMI DAN WABAH TINGGI
PENYAKIT
9. LETUSAN GUNUNG API TINGGI
10. KEKERINGAN TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.35, disimpulkan bahwa jenis bencana


yang ada di Provinsi Jambi Memiliki tingkat yang bervariasi. Hal ini
dilihat dari luasan daerah dan penggelompokan nilai indeks dari
potensi bahaya tersebut. Seperti halnya bencana gelombang ekstrim
dan abrasi dan epidemi dan wabah penyakit yang memiliki luas
wilayah terdamapak dengan kelas sedang. Sedangkan untuk bencana
cuaca ekstrim, kekeringan, gempa bumi, banjir bandang, kebakaran
hutan dan lahan, kekringan, letusan gunung api, tanah longsor, dan
banjir memiliki luasan wilayah terdampak dengan kelas tinggi.
Namun jika disimpulkan dominan luas terdampak untuk jenis bahaya
tersebut memiliki indes yang tergolong dalam tingkat bahaya tinggi.

2. Penentuan Tingkat Kerentanan


Tingkat kerentanan untuk setiao potensi bencana di Provinsi Jmabi
diperoleh dari penggabungan indeks penduduk terpapar, indeks
kerugian rupiah dan indeks kekkrusakan lingkungan. Adapun
rekapitulasi analisa tingkat kerentanan seluruh bencana di Provinsi
Jambi dapt di lihat pada Tabel IV.3.36.

Tabel IV.3.36
Tingkat Kerentanan Bencana di Provinsi Jambi
JENIS BENCANA KELAS KELAS KELAS TINGKAT
PENDUD KERUGIAN KERUSAKA KERENTAN
UK N AN
TERPAPA LINGKUNGA
R N
1. BANJIR TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
2. TANAH LONGSOR TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI

Halaman 4 - 71
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

3. GEMPA BUMI TINGGI TINGGI - TINGGI


4. KEGAGALAN TINGGI - - TINGGI
TEKNOLOGI
5. CUACA EKSTRIM RENDAH SEDANG TINGGI TINGGI
6. GELOMBANG TINGGI TINGGI - TINGGI
EKSTRIM DAN ABRASI
7. KEBAKARAN HUTAN TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI
DAN LAHAN
8. EPIDEMI DAN WABAH - SEDANG TINGGI TINGGI
PENYAKIT
9. LETUSAN GUNUNG TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
API
10. KEKERINGAN TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Berdasarkan Tabel IV.3.36 dapat disimpulkan secara umum


tingkat kerentanan tinggi untuk semua bencana di Provinsi Jambi.
Hasil ini didapat dari perhitungan indeks dengan ketentuan yang
telah diatur dalam penentuan tingkat kerentanan.

3. Penentuan Tingkat Kapasitas


Tingkat kapasitas Provinsi Jambi dalam menghadapi potensi
bencana diperoleh dari indeks kapasitas daerah. Kapasitas daerah akan
berlaku sama untuk seluruh potensi bencana. Hal ini disebabkan karena
kapasitas daerah diperoleh dari kemampuan pemerintah Provinsi Jambi.
Rincian tingkat kapasitas dapat di lihat peta kapasitas Provonsi Jambi.
Adapun rekapitulasi hasil tingkat kapasitas seluruh bencana di Provinsi
Jambi dapat di lihat pada Tabel IV.3.37.
Tabel IV.3.37
Tingkat Kapasitas Provinsi Jambi

JENIS BENCANA TINGKAT


KAPASIT
AS
1. BANJIR RENDAH
2. TANAH LONGSOR RENDAH
3. GEMPA BUMI RENDAH
4. KEGAGALAN TEKNOLOGI RENDAH
5. CUACA EKSTRIM RENDAH
6. GELOMBANG EKSTRIM DAN RENDAH
ABRASI
7. KEBAKARAN HUTAN DAN RENDAH
LAHAN
8. EPIDEMI DAN WABAH RENDAH

Halaman 4 - 72
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

PENYAKIT
9. LETUSAN GUNUNG API RENDAH
10. KEKERINGAN RENDAH
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Tabel IV.3.37 menunjukan adanya tingkat kapasitas tetap untuk


seluruh bencana di Provinsi Jambi yang memiliki tingkat kapasitas yang
masih sama-sama rendah.

4. Penentuan Tingkat Risiko


Tingkat risiko seluruh potensi bencana di Provinsi Jambi
didapatkan dari penggabungan tingkat bahaya, tingkat kerentanan, dan
tingkat kapasitas. Berikut ini hasil rangkuman dalam menghasilkan
tingkat risiko untuk seluruh potensi bencana di Provinsi Jambi yang
terlihat pada Tabel IV.3.38.
Tabel IV.3.38
Tingkat Risiko Bencana Provinsi Jambi
JENIS BENCANA TINGKA TINGKAT TINGKAT TINGKAT
T KERENTAN KAPASIT RESIKO
BAHAY AN AS
A
1. BANJIR TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
2. TANAH LONGSOR TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
3. GEMPA BUMI TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
4. KEGAGALAN TEKNOLOGI SEDANG TINGGI RENDAH SEDANG
5. CUACA EKSTRIM SEDANG TINGGI RENDAH SEDANG
6. GELOMBANG EKSTRIM DAN TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
ABRASI
7. KEBAKARAN HUTAN DAN TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
LAHAN
8. EPIDEMI DAN WABAH TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
PENYAKIT
9. LETUSAN GUNUNG API TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
10. KEKERINGAN TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI
Sumber : Kajian Risiko Bencana Provinsi Jambi
2016-2020

Dari Tabel IV.3.38 dapat Provinsi Jambi memiliki tingkat risiko


tinggi untuk bencana cuaca ekstrim, kekeringan, banjir bandang,
tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, letusan gunung api,
gempa bumi, dan banjir. Sedangkan bencana dan epidemi dan wabah

Halaman 4 - 73
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

penyakit dan gelombang ekstrim dan abrasi memiliki tingkat risiko


sedang.

4.3.2.3. Perkembangan Risiko Bencana Provinsi Jambi


Peninjauan ulang kajian risiko bencana di Provinsi Jambi dilakukan
untuk melihat perkembangan upaya pengurangan risiko bencana.
Tinjauan ulang tersebut lebih difokuskan pada tingkat risiko untuk
masing-masing bencana yang berpotensi di Provinsi Jambi. Adapun
perkembangan risiko bencana yang berpotensi dari tahun 2011 hingga
2015 dijabarkan sebagai berikut :
1. Tingkat risiko tetap terjadi pada bencana cuaca eksteim, gelombang
ekstrim dan abrasi, epidemi dan wabah penyakit, kekeringan,
tanaha longsor, kebakaran hutan dan lahan, letusan ginung api dan
banjir (dilihat dari komponen bahaya, kerentanan dan kapasitas
yang mempengaruhi peningkatan tersebut).

2. Penurunan tingkat risiko terjadi pada bencana gelombang dan


abrasi dan epidemi dan wabah penyakit (dilihat dilihat dari
komponen bahaya, kerentanan dan kapasitas yang mempengaruhi
peningkatan tersebut).

Halaman 4 - 74
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 75
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 76
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 77
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 78
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 79
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 80
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 81
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 82
LAPORAN ANTARA
IDENTIFIKASI DAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENANGANAN
PERUMAHAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA DI PROVINSI JAMBI

Halaman 4 - 83

Anda mungkin juga menyukai