Anda di halaman 1dari 22

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 1







4.1 PENETAPAN KAWASAN PERENCANAAN
Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam tahun
2010, Kota Pagar Alam ditetapkan sebagai kota yang bertujuan untuk mewujudkan
ruang yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan basis ekonomi di sektor
pertanian, pariwisata dan pelayanan jasa menjadi tujuan penataan ruang Kota Pagar
Alam, Sumatera Selatan dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.
Untuk mencapai tujuan tersebut konsep yang akan dikembangkan adalah dengan
mengoptimalkan pengembangan sektor agribisnis dan pariwisata. Pengembangan
agribisnis dipilih karena kota yang terletak di kaki Gunung Dempo ini memang relatif
subur namun saat ini hasilnya belum optimal dan belum dapat memenuhi sendiri
kebutuhan daerahnya.
Pengembangan agribisnis juga dapat disinergikan dengan pariwisata, dengan
keindahan alam dataran tinggi dan hamparan perkebunan. Oleh karena itu, ciri kota
dengan karakter daerah pertanian harus tetap dipertahankan. Kebijakan dasar
pengembangan tata ruang kota Pagar Alam adalah mempertahankan karakter dasar
lingkungan kota dengan identitas sebagai kawasan pertanian dan pariwisata.
Bentuk geografis yang sangan beragam dari mulai dataran tinggi yang mengarah ke
Gunung Dempo sampai ke arah Selatan terdiri dari kawasan-kawasan permukiman
yang cukup padat tersebut berdampak variasinya pola keruangan Kota Pagar Alam
sendiri. Persebaran yang tidak terarah pada bagian pusat perdangan tentu saja
mempengaruhi tingginya volume lalu lintas yang ditimbulkan (trip
generation/attraction), aktivitas permukiman padat menimbulkan dampak pada
B
B
A
A
B
B
I
I
V
V

I
I
D
D
E
E
N
N
T
T
I
I
F
F
I
I
K
K
A
A
S
S
I
I
D
D
A
A
N
N
A
A
N
N
A
A
L
L
I
I
S
S
I
I
S
S

B
B
E
E
R
R
D
D
A
A
S
S
A
A
R
R
K
K
A
A
N
N
K
K
O
O
N
N
T
T
E
E
K
K
S
S

L
L
I
I
N
N
G
G
K
K
U
U
N
N
G
G
A
A
N
N


Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 2
penurunan kualitas lingkungan, dan sebagainya. Perbedaan bangunan fisik perumahan
ini juga dapat dijadikan indikator kesejahteraan penduduk Kota Pagar Alam.
Dari kelompok-kelompok variabel tersebut, secara garis besar dirumuskan faktor
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kota Pagar Alam untuk memanfaatkan dan
mengendalikan pelaksanaan pembangunannya.

Tabel 4.1
Faktor Kekuatan Dan Kelemahan Kota Pagar Alam
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
Kebijaksanaan
dan Peraturan
Pusat Pelayanan Pemerintah dan
Pariwisata di Kawasan Gunung
Dempo.

Kinerja Sosial Kemiskinan di Kota Pagar Alam
Kepadatan penduduk Kota sangat
senjang, dominan sekali di
Kecamatan Pagaralam Selatan

Tingkat pelayanan air
bersih masih rendah
Konsistennya fenomena
genangan air di sebagian
besar.
Masih tingginya terjadi
kebocoran, sementara
kebutuhan listrik belum
dapat dipenuhi secara
maksimal
Kinerja
Ekonomi
Kontribusi ekonomi Kota Pagar
Alam terhadap Sumatera Selatan
belum signifikan
Sektor unggulan adalah sektor
pariwisata, perdagangan,
agribisnis dan jasa.
Peningkatan penerimaan daerah
melalui komponen-komponen PAD
Penurunan pendapatan per
kapita tahun 1999-2000
sebesar 4,4%
Penurunan PDRB dari
sektor bangunan dan
keuangan
Produksi ikan menurun
45%, yang berdampak pada
penurunan pendapatan
dari sektor perikanan
Kinerja
Lingkungan
Tersedianya lahan yang sangat
luas untuk perkembangan
permukiman dan kota
Kelengkapan infrastruktur sudah
tersedia
Rendahnya kualitas udara
di sekitar kawasan
pelabuhan yang juga
merupakan kawasan Kota
Pagar Alam lama
Perusakan hutan yang
tergolong cukup parah
Sistem pengolahan air
limbah/sanitasi masih
buruk dan minimnya
sarana maupun prasarana

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 3
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN
persampahan
Kinerja
Transportasi
Belum tingginya aksesibilitas
menuju Kota Pagar Alam dalam
konteks regional (pergerakan
eksternal)
Kondisi jaringan jalan 90% masih
dalam keadaan baik
Intensitas volume pergerakan
yang menggunakan angkutan
belum tinggi

Masih lemahnya sistem
angkutan umum dan
dominannya bentor
Sistem jaringan jalan dalam
kota relatif pendek dan
banyak persimpangan
Sistem kegiatan di pinggir
jalan (sektor informal) yang
bercampur ruko, kos, toko,
dll sehingga menyebabkan
keruwetan sistem
pergerakan.
Pergerakan regional
melalui udara yang
langsung menuju Kota
Pagar Alam masih belum
terwujud

Sumber: Hasil Analisis, 2011

4.1.1 Latar Belakang
Beberapa isu terkini yang menjadikan perlu adanya Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran untuk Kota Pagar Alam adalah :
1. Kebakaran dalam Kota

Empat rumah warga talang jawa habis dilalap api


Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 4
SRIWIJAYA POS, PAGARALAM - Empat rumah warga dikawasan Talang
Jawa, Kelurahan Tumbak Ulas, Kecamatan Pagaralam Selatan habis dilalap
jago merah Kamis (1/12/2011) sekitar pukul 00.30. Kebakaran tersebut
terjadi dipemukiman padat penduduk, untungnya saat kejadian sedang
turun hujan labat. Meskipun demikian empat rumah tidak habis terbakar.
Empat unit mobil pemadam kebakaran (PBK) Kota Pagaralam diturunkan
untuk memadamkan api namun karena lokasi kebakaran masuk ke gang
sempit maka mobil PBK kesulitan memadamkan api. Berkat bantuan warga
dan mobil PBK satu jam api dapat dijinakan dan tidak merambat ke rumah-
rumah lain. Api diduga berasal dari salah satu rumah. Warga baru
mengetahui setelah api sudah besar disalah satu rumah warga tersebut.
Warga berusaha memadamkan api namun karena dikawasan tersebut
banyak rumah terbuat dari kayu maka api sangat cepat menjalar kerumah
lain.
Kejadian sekitar pukul 00.30 saat itu, beruntung mobil pemadam
kebakaran cepat sampai dan saat itu memang hujan sedang deras. Tidak
hanya itu untuk menghindari api menjalar ke rumah lain warga terpaksa
merobohkan beberapa rumah warga.


Puluhan Rumah Terbakar Akibat Ledakan Mercon

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 5
Metrotvnews, 30 Agustus 2011 04:26 WIB, Pagaralam: Kebakaran hebat
yang menghanguskan puluhan rumah terjadi di Kelurahan Besemah
Serasan, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, Senin (29 Agustus 2011)
petang. Kebakaran diduga akibat ledakan mercon yang menyambar kabel
listrik.
Sebagian besar bangunan yang terbakar terbuat dari kayu beratap seng
dan merupakan tempat berjualan. Kobaran api diperparah dengan jarak
rumah yang berdekatan dan berada di permukiman padat penduduk
sehingga susah dipadamkan. Api akhirnya berhasil dipadamkan setelah dua
jam atau pukul 20.30 WIB.
Seorang saksi mengatakan api berasal dari bagian depan rumah milik
seseorang merupakan bangunan satu lantai terbuat dari kayu ukuran 6x12
meter, kemudian membesar dan menjalar ke bangunan lainnya dengan
kondisi yang sama. Api diduga kuat berasal dari ledakan mercon yang
menyambar kabel listrik. Bangunan yang terbakar merupakan tempat
penjualan makanan empek-empek, kerupuk, bengkel sepeda motor, gas
elpiji, minyak tanah, batu nisan, dan perabot rumah tangga. Beberapa
warga setempat mengatakan api mudah membesar dan beberapa kali
menimbulkan ledakan kuat berasal dari tabung gas yang terbakar. Tidak
ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun, belum dapat dipastikan jumlah
keseluruhan bangunan yang terbakar.
2. Kebakaran di Luar Kota


Kebakaran hutan di Kelurahan Atungbungsu, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 6
Berita dari PAGARALAMMICOM Kebakaran hutan dan lahan di
Pagaralam, hingga Kamis (9/9) terus meluas, sehingga puluhan hektare
kebun kopi dan kelapa sawit ikut terbakar di usun Nanding, Kecamatan
Dempo Selatan. Petugas Pengendalian Bahaya Kebakaran (PBK) setempat
sulit melakukan upaya pemadaman, mengingat lokasi yang cukup jauh dari
sumber air dan berada di daerah perbukitan tidak dapat dijangkau
kendaraan bermotor.

Sekitar 30 hektare hutan dan 20 hektare perkebunan warga di Kelurahan
Lubukbuntak dan Kelurahan Atungbungsu ikut terbakar dengan kerugian
diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Upaya pemadaman api sulit
dilakukan, mengingat hutan dan lahan yang terbakar berada di kawasan
perbukitan dan belum memiliki akses jalan kendaraan bermotor ke lokasi
tersebut. Kebakaran ini juga kian meluas sudah menjalar ke kawasan
permukiman warga, terutama dusun atau kampung di daerah Mingkik,
Bandar, dan Lubukbuntak. Keberadaan permukiman warga tersebut yang
terkadang berada di sekitar perkebunan kopi dan hutan belukar, sehingga
daerah itu akan ikut terancam. Titik api (hotspot) sekarang ini hampir
setiap hari bertambah, belum bisa diketahui dari mana asalnya.
Hampir semua daerah yang memiliki hutan sudah terbakar, sehingga sulit
dilakukan pengendalian termasuk pemadaman api. Apalagi kebakaran
biasa terjadi pada malam hari dan lokasinya berpencar





Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA


Tabel 4.2
Daftar Kebakaran Kota Pagar Alam dari Tahun 2007 2011
NO TAHUN BULAN
PEMUKIMAN/
PERTOKOAN
KEDAI/
KIOS/
KAFE
PABRIK/
GUDANG/
BENGKEL
GEDUNG
KANTOR/
SEKOLAH
PASAR
HUTAN
/
LAHAN
LAIN
-
LAIN
HOTEL
KORBAN
BENDA
KORBAN
JIWA
1 2011 JANUARI - - - - - - - - - -
FEBRUARI 1 Kali - - - - 2 Kali - - 1 Unit
Rumah
-
MARET - - - - - - - - - -
APRIL 3 Kali - - - - - - - 3 Unit
Rumah
1 Unit Ruko
-
MEI 2 Kali - - - - - - - 1 Unit
Rumah
1 Unit Ruko
-
JUNI - - - - - - - - - -
JULI 1 Kali - - - - - - - 1 Unit
Rumah
-
AGUSTUS 1 Kali - - - - - - - 1 Unit
Rumah
-
SEPTEMBER 2 Kali - - - - 3 Kali - - 4 Unit
Rumah
-
OKTOBER 1 Kali - - - - 9 Kali - - 2 Unit
Rumah
-
NOVEMBER - - - - - - 1
Kali
- 1 Kapal
Kargo
-
DESEMBER 4 Kali - - - - - - - 7 Unit
Rumah
-

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA


TOTAL 15 kali 12 kali 1
kali

TOTAL
KEJADIAN
28 kali
2 2009 JANUARI 1 Kali (1
unit/pintu)
- - - - - - - - -
FEBRUARI 3 Kali (4
unit/pintu)
- 1 Kali (1
unit/pintu
- - - - 1 Kali
(3
Ruang)
- -
MARET - - - - - - - - - -
APRIL 2 Kali (10
unit/pintu)
- - - - - - - - -
MEI - - - - - - - - - -
JUNI 2 Kali (5
unit/pintu)
- - - - - - - - -
JULI - - 1 Kali (1
unit/pintu)
- - - - - - -
AGUSTUS 2 Kali (2
Unit/pintu)
- - - 1 Kali
(2
blok)
- - - - -
SEPTEMBER - - - 1 Kali (3
Ruang)
- - - - - -
OKTOBER 1 Kali (1
unit/pintu)
- - - - - - - - -
NOVEMBER - - - - - - - - - -
DESEMBER 5 Kali (10
unit/pintu)
- - - - - - - - -
TOTAL 16 Kali 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali
TOTAL
KEJADIAN
21 Kali

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA


3 2008 JANUARI 1 Kali - - - - - - - - 1 (satu)
orang
FEBRUARI 1 Kali - - - - 4 Kali - - - -
MARET 3 Kali - - - - - - - Listrik,
tungku
dapur
-
APRIL 1 Kali 2 Kali 1 Kali - - - - - - -
MEI 1 Kali - 1 Kali - - - - - - -
JUNI 1 Kali - - - - - - - - -
JULI 2 Kali - 1 Kali - - - - - - -
AGUSTUS 3 Kali - - - - 2 Kali - - Listrik -
SEPTEMBER 3 Kali - 1 Kali - - - - - - 3 (tiga)
orang
OKTOBER 3 Kali - - - 1 Kali - - - -
NOVEMBER 2 Kali 1 Kali - - - - - - - -
DESEMBER - 1 Kali 1 Kali - - - - - - -
TOTAL 21 Kali 4 Kali 5 Kali 7 Kali
TOTAL
KEJADIAN
37 Kali
4 2007 JANUARI - - - - - - - - - listrik
8x
-
FEBRUARI 1 kali, (1
rumah)
- - - 1 kali 1 kali - - - lilin
1kali
-
MARET 1 kali, (2
rumah)
1 kali, (1 kedai)
- - - - - - - - Kompor
3kali
-
APRIL 1 kali, (1
rumah)
- - - - - - - - bakar -
MEI 1 kali, (8
rumah)
- - 1 kali - - - - Sampah
2kali
-

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA


JUNI - - - - - - - - - belum
diketahui
3kali
-
JULI 1 kali, (4
rumah)
- - - - - - - -
AGUSTUS - - - 1 kali - 1 kali - - -
SEPTEMBER - - - 1 kali - - - - -
OKTOBER 1 kali, (4
rumah)
1 kali, (5 pintu)
- - 1 kali - - - - -
NOVEMBER 1 kali, (3
rumah)
- - - - - - - -
DESEMBER 1 kali, (3
rumah)
- - - - - - - -
TOTAL 10 kali 4 kali 1 kali 2 kali
TOTAL
KEJADIAN
17 Kali
5 2006 JANUARI 1 kali - 1 kali - - - - - - listrik 4
kali
-
FEBRUARI 1 kali - - - 1 kali 4 kali - - - lilin 3
kali
-
MARET - - 1 kali - - 2 kali - - - kompor
3 kali
-
APRIL 2 kali - - - - - - - - merun
Sampah 7
kali
-
MEI 2 kali - - - - 1 kali - - - lain-lain
(belum
diketahui)8
kali
-

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA


JUNI - - - - - - - - -
JULI 1 kali - - - - - - - -
AGUSTUS - - 1 kali - - 1 kali - - -
SEPTEMBER 1 kali - - - - - - - -
OKTOBER - - - - - - - - -
NOVEMBER 2 kali - - - - - - - -
DESEMBER 2 kali - 1 kali - - - - - -
TOTAL 12 kali 4 kali 1 kali 8 kali
TOTAL
KEJADIAN
25 kali
TOTAL
KEJADIAN
KEBAKARAN
DARI TAHUN
2007 - 2011
128 Kali
Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 12
3. Paradigma Keamanan dan Keselamatan
Masalah keamanan dan keselamatan juga sangat penting bagi citra kota.
Mudahnya ranah dicapai oleh petugas keamanan, persyaratan aksesibilitas bagi
ambulance dan kendaraan pemadam kebakaran pada rencana tapak yang
dipertahankan dengan konsisten oleh birokrat kota, tangga darurat, system
proteksi kebakaran aktif dan pasif, pengelolaan keselamatan kebakaran
bangunan gedung dll. adalah butir-butir dalam persyaratan keselamatan
bangunan yang erat kaitannya dengan citra bangunan dan kota.
Demikian pula halnya dengan peran instansi kebakaran berikut personilnya.
Kinerja mereka sangat erat kaitannya dengan citra kota. Pernasalahan pokoknya
adalah seberapa teguh komitmen para pemangku kepentingan terhadap
rencana ke depan tersebut. Keteguhan itu akan mengalami ujian ketika rencana
masuk ke tahap implementasi terutama dari sudut konsistensi pembiayaannya.
Haruslah diyakini bahwasanya sebuah kota dengan citra yang baik akan diminati
oleh para investor.
Penanganan kebakaran dan bencana dipandang sebagai rangkaian tindakan
khusus terbatas pada keadaan pada saat kejadian saja, tetapi tuntutan
perkembangan zaman sekarang. Penanganan bencana harus dilihat sebagai
suatu paket kegiatan baik pada saat sebelum kebakaran dan saat bencana
terjadi. Titik beratnya bukan lagi bagaimana merespon penanggulangan
melainkan bagaimana melakukan manajemen resiko sehingga dampak
merugikan dari suatu kejadian dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.
Aspek-aspek penanganan kebakaran dan bencana harus dipadukan dalam
keseharian aspek-aspek pembangunan dan hajat pemerintahan justru pada saat
'keadaan normal'. Dengan demikian, penanganan kebakaran dan bencana
membuka diri terhadap peranserta masyarakat dan dunia usaha pada berbagai
tahap penanganan bencana.
Perlindungan rakyat sebagai perwujudan kewajiban pemerintah berupa
perlindungan sebagai hak asasi rakyat. Tadinya, perlindungan diberikan sebagai
bukti kemurahan penguasa untuk rakyatnya. Waktu itu, keputusan-keputusan
tentang perlindungan mutlak berada ditangan pemerintah pusat yang sebagian
dipercayakan dan dilaksanakan melalui pemerintah daerah. Dengan

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 13
demokratisasi dan otonomi daerah, akuntabilitas pemerintah daerah bergeser
lebih dekat kepada konstituen.
Pemerintah daerah adalah pihak yang diberi mandat oleh konstituennya untuk,
antara lain, menciptakan dan membagi kesejahteraan, dan memastikan
perlindungan. Pergeseran ini mengharuskan pemerintah daerah untuk melihat
perlindungan sebagai suatu mandat yang sama dengan mandat ekonomi dan
kesejahteraan. Dengan demikian memperluas khasanah penanganan kebakaran
dan bencana sehubungan dengan hajat hidup dan pemerintahan yang lainnya :
Penanganan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi pemerintah
dalam perlindungan rakyat. Oleh karenanya rakyat menr.iarapkan pemerintah
dapat melaksanakan penanganan kebakaran dan bencana sepenuhnya. Hak atas
keselamatan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai berikut:
"Setiap orang mempunyai hak atas standar perlindungan yang setinggi-tingginya
dari ancaman kebakaran dan bencana baik yang disebabkan oleh maupun dari
ulah manusia".
Definisi ini didukung oleh hak-hak ekonomik, sosial dan budaya seperti
tercantum pada piranti-piranti hukum hak azasi internasional. Seperti juga hak-
hak yang lain, hak atas keselamatan juga membawa kewajiban, pada umumnya
dari pemerintah, tetapi juga para pelaku-pelaku lainnya untuk mengambil
langkah-langkah untuk mewujudkannya. Seperti juga kesejahteraan sosial dan
kesehatan, suatu keselamatan yang mutlak tidak ada dan tidak akan pernah
tercapai. Keselamatan tidak juga dapat didefinisikan secara persis karena
masing-masing interaksi antara ancaman, kerentanan dan kemampuan
penanggulangan kebakaran dan bencana akan menghasilkan tingkat
keselamatan yang berbeda-beda.
Oleh karena tingkat keselamatan tidak dapat dibakukan, maka yang layak
menjadi sasaran adalah tercapainya tingkat keselamatan yang "setinggi-
tingginya" sehubungan dengan masing-masing konteks risiko yang ada pada
masyarakat tertentu. Hak atas setinggi-tingginya tingkat keselamatan ini
berhadapan dengan kewajiban untuk memenuhi hak tersebut, yaitu kewajiban
unluk memberikan sebaik mungkin perlindungan dari risiko kebakaran dan
bencana.

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 14

4.1.2 Penetapan Kawasan Perencanaan Kota Pagar Alam
Mengingat visi dan misi Kota Pagaralam maka untuk mempersiapkan Kota Pagar
Alam agar mampu menjadi wadah maupun memiliki kemampuan mengakomodasi
berbagai kepentingan pada skala lokal maupun regional. Untuk kepentingan
pengembangan Pariwisata dan Agribisnis, maka pembangunan Kota Pagar Alam
harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi : ketersediaan sistem
transportasi, baik darat maupun udara yang memiliki derajat layanan yang berskala
nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat
kegiatan yang ada di wilayah. Perlu juga di dukung selain sistem jaringan
transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber
daya energi (kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan
yang di persiapkan pembangunannya untuk masa depan tersebut.
Peningkatan intensitas pembangunan tersebut jika tidak diimbangi dengan kesiapan
sarana dan prasarana kota akan memberi tekanan bagi daya dukung ruang kota yang
selanjutnya dapat berdampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan. Banyak faktor
yang diduga sebagai penyebab percepatan perkembangan Kota Pekanbaru antara
lain: semakin besarnya minat investor untuk berinvestasi, semakin besarnya investasi
pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana kota, kebijakan perizinan
dan penanaman investasi, sikap terbuka komunitas lokal terhadap pendatang dalam
bidang perdagangan, jasa dan industri.
Salah satu bentuk kesiapan Kota Pagar Alam dalam menghadapi perkembangan kota
yang pesat adalah dengan penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran.
Pengaturan manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan dimaksudkan
untuk mewujudkan bangunan gedung, lingkungan dan kota yang aman terhadap
bahaya kebakaran melalui penerapan manajemen penanggulangan bahaya
kebakaran yang efektif dan efesien yang tertuang dalam Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran (RISPK).





Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 15
4.2 TINJAUAN SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA PAGAR
ALAM
4.2.1 Sumber Daya Instansi Pemadam Kebakaran
Kota Pagar Alam memiliki unit instansi pemadam kebakaran berupa seksi satuan
pemadam kebakaran yang tergabung dengan satuan polisi pamong praja Kota Pagar
Alam. Dapat dilihat struktur organisasi dalam unit/seksi satuan pemadam kebakaran
satpol pp Kota Pagar Alam dalam gambar berikut :

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam
KASI
PMK
KOORDINATOR
LAPANGAN
KOORDINATOR
ANGGOTA

ADMINISTRASI
REGU
I
REGU
II
REGU
III

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 16
Berdasarkan data dari seksi pemadam kebakaran Kota Pagar Alam hingga tahun 2011
kekuatan personil seksi pemadam kebakaran Kota Pagar Alam adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Jumlah dan Nama Anggota Seksi Kebakaran Kota Pagar Alam
NO Jumlah (orang) JABATAN
1 1 KASI KEBAKARAN
2 5 STAF KEBAKARAN
3 63 ANGGOTA
Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

Dengan data inventaris Pemadam kebakaran adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Daftar Inventaris Pemadam Kebakaran (Fire Rescue) Satpol PP Kota Pagar Alam
NO NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN KETERANGA
N
1 Mobil Pemadam Kebakaran Th. 2001,
Th. 2002
3 Unit 2 Baik, 1 Kurang
Baik
Standar
2 Mesin pompa Tohatsu (V80) 4 Unit 3 Baik, 1 Rusak Standar
3 Mesin Apung 1 Unit Baik Standar
4 Monitor Sirine 3 Unit 2 Baik, 1 Baik Standar
5 Nozzle Clock 1.5 1 Buah Baik Standar
6 Nozzle Derat 1.5 3 Buah Baik Standar CPI
7 Selang Clock 1.5 1
4
Gulung 9 Baik, 5 Rusak Standar
8 Selang Clock 2.5 1
4
Gulung 12 Baik, 2
Rusak
Standar
9 Selang Derat 1.5 9 Gulung 5 Baik, 4 Rusak Standar CPI
10 Selang Derat 2.5 7 Gulung Baik Standar CPI
11 Selang Isap 3 Set 2 Baik, 1 Rusak Standar
12 Tangga 4 Set Baik Standar

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 17
13 Helmet 7 Buah Baik Standar
14 Sarung Tangan 4 Pasang Baik Standar
15 Sepatu 3 Pasang Rusak Standar
16 Monitor Nozzle 1 Buah Baik Standar
17 Dongkrak 2 Buah Baik Standar
18 Baju Fire 7 Stel Baik Standar
19 Gancu 2 Buah Baik Standar
20 Pengait 3 Buah 2 Baik, 1 Rusak Standar
21 Kampak 2 Buah Baik Standar
22 Lampu Sorot 3 Unit 2 Rusak, 1 Baik Standar
23 Apar 2 Tabung Baik Standar
24 Pertamina Kopling 2.5 ke 1.5 3 Buah Baik Standar
25 Ciamese Derat 2 Buah Baik Standar CPI
26 Ciamese Clock 2 Buah Baik Standar
27 Water Monitor 3 Unit 2 Baik, 1 Rusak Standar
28 Ciamese Hydrant 2 Buah Baik Standar
29 Pengecas Baterai 2 Buah Rusak Standar
30 Martil 5 Kg 2 Buah Baik Standar
31 Kepala Monitor 1.5 4 Buah Baik Standar
Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011
4.2.2 Peristiwa Kebakaran di Kota Pagar Alam
Data kebakaran di Kota Pagar Alam menunjukkan bahwa angka kejadian terbesar
adalah pada bangunan perumahan daripada bangunan umum seperti dalam data di
bawah 'ini. Penyebab terjadinya kebakaranpun beragam antara lain api terbuka
meliputi korek api, kompor, lilin, obat nyamuk bakar dan minyak, sedangkan listrik
meliputi; hubungan pendek, beban lebih maupun petir. Hal ini menunjukkan
perlunya peningkatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.




Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 18

4.2.3 Potensi Kebakaran di Kota Pagar Alam
Kota Pagar Alam memiliki fungsi jamak dalam konstelasi yang berbeda-beda,
yakni Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah yang bermakna memiliki skala layanan pada tingkat regional dan
Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai Pusat Kegiatan Strategis
yang bermakna bahwa Kota Pagar Alam secara regional memiliki fungsi selain
sebagai kawasan strategis ekonomi juga memiliki fungsi dan peran strategis
dalam kaitannya dengan sosial dan budaya serta lingkungan. Selain hal
tersebut Kota Pagar Alam juga memiliki fungsi dan peran sebagai pusat
layanan dalam konstelasi regional serta Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan
peran sebagai pusat layanan bagi kegiatan dan peri kehidupan masyarakat
Kota Pagar Alam itu sendiri.

1. Pusat Pelayanan Utama Kota
A. Pusat Pelayanan Pemerintahan
Pusat pelayanan pemerintahan ini terletak di kawasan perkantoran baru di
Gunung Gare.

4.2.4 Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran
Dalam menilai resiko kebakaran yang dapat terjadi pada suatu daerah dengan suatu
peruntukan, digunakan klasifikasi resiko bahaya kebakaran. Nilai Klasifikasi berkisar
dari nilai 3 sampai 7 ( nilai 7 adalah untuk bangunan beresiko rendah terjadi
kebakaran).
a. Daftar Bangunan pada tabel (lihat lampiran) yang terdapat dalam lampiran,
menunjukkan antara lain peruntukan bangunan sesuai dengan angka klasifikasi
resiko bahaya kebakaran dari angka 3 sampai dengan angka 7.
b. Bila terdapat lebih dari satu jenis peruntukan dalam sebuah bangunan, maka
angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran paling banyak yang digunakan untuk
mewakili seluruh bangunan, pada bangunan tersebut ditentukan oleh tingkat
resiko bahaya kebakaran tertinggi.

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 19
c. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 3
1) Angka klasifikasi ini harus mempertimbangkan resiko bahaya kebakaran
yang paling rawan, dimana jumlah dari bahan mudah terbakarnya sangat
tinggi. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan
berkembang sangat cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang
tinggi.
2) Bangunan yang berdekatan dengan bangunan yang mempunyai angka
klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3, harus dianggap sebagai bagian dari
klasifikasi tersebut jika jaraknya 15 m atau kurang.
3) Angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3, antara lain ditunjukkan pada
Tabel (2 -1).
d. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4
1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai Resiko Bahaya
Kebakaran Tinggi, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah
terbakarnya tinggi. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat
diperkirakan berkembang cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang
tinggi.
2) Bangunan yang berdekatan dengan bangunan yang mempunyai angka
Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4, harus dianggap sebagai bagian dari
klasifikasi tersebut jika jaraknya 15 m atau kurang. Angka klasifikasi Resiko
Bahaya Kebakaran 4, antara lain ditunjukkan pada Tabel (2 . 2).
e. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 5
1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai hunian bahaya sedang,
dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya sedang dan
tinggi tumpukan bahan mudah terbakarnya tidak melebihi dari 3,7 m.
Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang
sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas yang sedang.
2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 5, antara lain ditunjukkan pada
Tabel (2 . 3).
f. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 6
1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai resiko bahaya
rendah, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 20
sedang dan tinggi tumpukan bahan mudah terbakarnya tidak lebih dari
2,5 m. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan
berkembang sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas sedang.
2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 6, antara lain seperti pada
Tabel (2 . 4).
g. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 7
1) Angka dalam klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai resiko bahaya
rendah, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya
rendah. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan
berkembang rendah dan mempunyai nilai pelepasan panas relatif rendah.
2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 7, antara lain seperti pada Tabel
(2-5).

4.2.5 Kualifikasi Konstruksi
a. Umum
1) Instansi kebakaran dapat membuat kajian dan klasifikasi konstruksi
bangunan di wilayah kerjanya.
2) Konstruksi bangunan diklasifikasikan dalam angka. Angka maksimum
klasifikasi konstruksi bangunan rumah tinggal adalah 1.
3) Tidak diperkenankan memberikan angka klasifikasi konstruksi terhadap
suatu bangunan yang tidak diteliti / dikaji.
4) Dalam hal terdapat beberapa macam tipe konstruksi dalam satu bangunan
yang diteliti maka angka klasifikasi ditentukan dari angka klasifikasi
konstruksi tertinggi.
5) Jika terdapat bangunan lain dengan luas lebih besar dari 10 m
2

dalam jarak
tidak lebih dari 15 M, maka bangunan lain tersebut dipandang sebagai
bangunan berdekatan yang mempunyai resiko ancaman kebakaran
(exposure hazard) sehingga kebutuhan air untuk kebakaran pada bangunan
induk ditentukan dengan perkalian 1,5.

b. Tipe klasifikasi konstruksi
1) Resiko kebakaran konstruksi tipe I (konstruksi tahan api)

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 21
Bangunan yang dibuat dengan bahan tahan api (beton, bata dan lain-lain
dengan bahan logam yang dilindungi) dengan struktur yang dibuat
sedemikian, sehingga tahan terhadap peruntukan dan perambatan api
mempunyai angka klasifikasi 0,5.
2) Resiko kebakaran konstruksi tipe II dan IV (tidak mudah terbakar, konstruksi
kayu berat)
Bangunan yang seluruh bagian konstruksinya (termasuk dinding, lantai dan
atap) terdiri dari bahan yang tidak mudah terbakar yang tidak termasuk
sebagai bahan tahan api, termasuk bangunan konstruksi kayu dengan
dinding bata, tiang kayu 20,3 cm, lantai kayu 76 mm, atap kayu 51 mm,
balok kayu 15,2 x 25,4 cm, ditetapkan mempunyai angka klasifikasi
konstruksi 0,8.
3) Resiko kebakaran konstruksi tipe III (biasa)
Bangunan dengan dinding luar bata atau bahan tidak mudah terbakar
lainnya sedangkan bagian bangunan lainnya terdiri dari kayu atau bahan
yang mudah terbakar ditentukan mempunyai angka klasifikasi konstruksi
1,0.
4) Resiko kebakaran konstruksi tipe IV (kerangka kayu)
Bangunan (kecuali bangunan rumah tinggal) yang strukturnya sebagian atau
seluruhnya terdiri dari kayu atau bahan mudah terbakar yang tidak
tergolong dalam konstruksi biasa (tipe III) ditentukan mempunyai angka
klasifikasi konstruksi 1,0.

4.2.6 Sumber Air
Pada saat ini air bersih di Kota Pagar Alam diperoleh dari berbagai sumber
diantaranya Pembangunan Air Minum (PAM), dan Sumur-sumur galian masyarakat.
Volume air bersih yang disediakan oleh PAM dengan kapasitas 318.387 m per Tahun
belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota Pagar Alam secara keseluruhan.
Diperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk Kota Pagar Alam yang jumlahnya
sekitar 250.592 jiwa, perkantoran, Instansi Pemerintah dan industri mencapai
42.099.603 liter per hari. Kekurangan pasokan air bersih tersebut telah
mengharuskan masyarakat mencari solusi alternatif yaitu dengan membuat sumur-

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir
PT.PERANCANG ADHINUSA



Halaman IV - 22
sumur galian di lingkungan dimana mereka tinggal. Untuk itu, Pemerintah Kota Pagar
Alam merencanakan pengembangan air bersih di Kota Pagar Alam yang berasal dari
Sungai Air Putih dan Sungai Air Lawu.



Foto 4.3
Sumber Pengambilan Air Baku Air Putih dan Air Lawu

Persoalan yang dihadapi oleh Kota Pagar Alam dalam pengadaan air bersih tetap
diupayakan untuk kepentingan masyarakat dan yang lebih didahulukan adalah
pelanggan lama. Sasaran utama penyediaan air bersih ini adalah bagaimana
masyarakat dapat menikmati air bersih dengan harga yang terjangkau. Sesuai
dengan Rencana dan target kerja penyaluran air bersih yang dikerjakan saat ini
diperuntukan bagi 25.000 pelanggan, dengan dua tahap pelaksanaan hingga tahun
2010. Pelaksanaan kerja pengadaan air bersih yang dilaksanakan saat ini hanya
mampu menjangkau Kecamatan Dempo Tengah dan Dempo Selatan. Sementara
Kecamatan lainnya tetap diupayakan Pemerintah Kota Pagar Alam dengan
memanfaatkan mesin pompa.

4.2.7 Review Penanganan Kebakaran
Kota Pagar Alam kini diselimuti kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan di
berbagai wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Namun, asap tersebut diklaim belum
mengganggu aktivitas penduduk Kota.

Anda mungkin juga menyukai