1. Latar Belakang
Pencemaran udara menjadi masalah yang serius terlebih beberapa tahun terkahir ini
terutama di kota besar. Upaya pengendalian pencemaran termasuk pencemaran udara
pada dasarnya adalah menjadi kewajiban bagi setiap orang. Berdasarkan UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas udara sejak tahun 1992 telah
melaksanakan program langit biru sebagai upaya untuk mengendalikan pencemaran
udara baik yang berasal dari sumber bergerak maupun tidak bergerak, yang
selanjutnya dikukuhkan dengan Kepmen Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 1996
tentang Langit Biru. Berdasarkan keputusan Presiden Republic Indonesia No. 2/2002
maka program langit biru menjadi bagian kegiatan dari program kementrian
Iingkungan hidup dalam mengembangkan sistem penataan terhadap sumber
pencemaran emisi sumber bergerak. Namun demi kian kementrian lingkungan
hidup menganggap perlu melakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat
terhadap pencemaran udara yang semakin buruk kondisinya.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi
di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahayadianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama
buruknya dengan pencemaran udara di ruang terbuka.
Laporan Pemantauan Kualitas Udara di Kabupaten Jepara ini nantinya diharapkan
mampu mendokumentasikan perubahan/kecenderungan kondisi kualitas udara. Dan
menyediakan referensi dasar tentang keadaan lingkungan bagi pengambil kebijakan
sehingga akan memungkinkan diambilnya kebijakan yang tepat dalam melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup serta menerapkan pembangunan secara berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka pada tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Jepara
melakukan Penyusunan Laporan Pemantauan Kualitas Udara di Daerah Kabupaten
Jepara Tahun 2019
3. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan adalah Kabupaten Jepara
6. Landasan Hukum
Landasan hokum pelaksanaan Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara Tahun 2019 adalah:
a. Peraturan Pemerintah Np. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Udara;
b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No.15 Tahun 1996 tentang Program
Langit Biru;
c. Keputusan menteri Negara lingkungan hidup No.4 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkat Kebisingan;
d. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 08 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara
Ambien.
7. Ruang Lingkup
Penyusunan Laporan Pemantauan Kualitas Udara Kabupaten Jepara Tahun 2019
Kabupaten Jepara harus mengacu pada baku mutu yang ditetapkan oleh kementerian
LHK. Berdasarkan peraturan tersebut baku mutu yang harus diuji pada laboratorium
meliputi: Sulfur Dioksida, Carbon Monoksida, Nitrogen Dioksida, Oksidan, Hidro
Carbon, Partikel < 10 μm, Partikel < 10 μm, Debu, Timah Hitam, Debu Jatuh, as F,
Flour Indeks, Khlorine dan Khlorine Dioksida, Sulphat Indeks
8. Keluaran
Tersedianya dokumen tentang Laporan Pemantauan Kualitas Udara Kabupaten Jepara
Tahun 2019 Kabupaten Jepara
11. Pelaporan
a. Laporan Akhir Pemantauan Kualitas Udara Kabupaten Jepara Tahun 2019
Kabupaten Jepara terdiri dari:
BAB I, adalah berisikan tentang latarbelakang masalah yang terjadi.
BAB II, adalah berisikan tentang kajian teori tentang kualitas udara ainbien
BAB III, adalah berisikan tentang hasil pengujian kualitas udara amibien,
yang data nya didapatkan setelah adanya pengujian dari laboratorium. ·
BAB IV, adalah berisikan tentang pembahasan dari hasil pengukuran udara
ambien.
BAB V, adalah kesimpulan dari pelaporan.
Laporan Akhir dengan bentuk penyajian sebagai berikut:
Ukuran kertas kuarto (A4)
Jenis kertas HVS 70 gram
Jumlah 5 exemplar
Sampul berwarna
b. Softcopy laporan dalam bentuk hard file dan CD dikumpulkan sejumlah 5 (lima)
buah.
12. Alih Pengetahuan
Penyedia Jasa Konsultasi berkewajiban menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan rangka alih pengetahuan keapda personil I Staf Kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.