TERAGA OLAHRAKAYASA
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Masyarakat yang berkepentingan adalah
masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL / UKL/UPL
berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan
rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya,
perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang
dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL / UKL/UPL dapat dibedakan
menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati
Sebagai prasyarat untuk adanya peranserta masyarakat yang efektif adalah perlu
dikembangkannya kesadaran lingkungan sebagaimana ditentukan dalam pasal 9 UULH.
Kesadaran tersebut dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan formal dan non formal
dengan berbagai mekanismenya. Dalam Undang-undang no 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, disingkat UUPLH, yang menggantikan UULH, ketentuan
tentang peran serta masyarakat tercantum dalam pasal 5 ayat (3) dan pasal 7 UUPLH,
sedangkan ketentuan tentang pengembangan kesadaran masyarakat tercantum dalam pasal
9 UUPLH.
Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya adalah wajar. Yang perlu
dipermasalahkan adalah tata laksana hubungan interaksi tersebut agar keduanya dapat
tumbuh berkembang dengan baik. Pemisahan antara kepentingan manusia dan kepentingan
pengembangan sistem pelestarian alam tidak akan mewujudkan hasil pembangunan yang
dicita-citakan. Kawasan pelestarian alam menjadi rusak sedangkan manusia yang
merusaknya tidak menjadi lebih baik hidupnya. Oleh karena itu masalah pengelolaan
interaksi antara manusia dan alam merupakan masalah utama dalam pelestarian alam dan
lingkungan hidup.
Dari paparan di atas maka hendaknya institusi terkait dalam UKLUPL untuk Bangunan
Pengaman Pantai di Tabukan dan Pulau Biaro. dapat memahami benar dampak yang
diakibatkan dari suatu kebijakan yang tidak berpihak kepada daya dukung lingkungan yang
akhirnya dapat merugikan masyarakat luas. Begitu juga anggota masyarakat hendaknya
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan mencakup tanah, air dan udara
sehingga bumi yang kita tinggali menjadi Bumi yang sehat dan kelangsungan hidup anak cucu
kita di masa yang akan datang terjamin.
dan menuangkannya ke dalam konsep. Pandangan dan reaksi masyarakat itu, sebaliknya akan
menolong pengambil keputusan untuk menentukan prioritas, kepentingan dan arah yang
positif dari berbagai faktor.
Sejak proses peran serta masyarakat haruslah terbuka untuk umum, peran serta masyarakat
akan mempengaruhi kredibilitas (accountability) badan yang bersangkutan. Dengan cara
mendokumentasikan perbuatan keputusan badan negara ini, sehingga mampu menyediakan
sarana yang memuaskan jika masyarakat dan bahkan pengadilan merasa perlu melakukan
pemeriksaan atas pertimbangan yang telah diambil ketika membuat keputusan tersebut.
Yang pada akhirnya akan dapat memaksa adanya tanggung jawab dari badan negara tersebut
atas kegiatan yang dilakukannya.
Perlunya peran serta masyarakat dalam AMDAL/ UKL/UPL telah pula diungkapkan oleh
Prof.Koesnadi Hardjasoemantri (1990) bahwa selain itu memberikan informasi yang
berharga kepada para pengambil keputusan, peran serta masyarakat akan mereduksi
kemungkinan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan. Selanjutnya, peran serta
masyarakat akan membantu perlindungan hukum. Bila suatu keputusan akhir diambil dengan
memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan, maka akan memperkecil kemungkinan
pengajuan perkara ke pengadilan. Karena masih ada alternatif pemecahan yang dapat
diambil sebelum sampai pada keputusan akhir.
Maka dipandang perlu dipenuhinya syarat-syarat berikut agar peran serta masyarakat
menjadi efektif dan berdaya guna :
a. Pemastian penerimaan informasi dengan mewajibkan pemrakarsa kegiatan
mengumumkan rencana kegiatannya.
b. Informasi Lintas-batas (transfortier information); mengingat masalah lingkungan tidak
mengenal batas wilayah yang dibuat manusia, maka ada kemungkinan kerusakan
lingkungan di satu daerah akan pula mempengaruhi propinsi atau negara tetangga.
Sehingga pertukaran informasi dan pengawasan yang melibatkan daerah-daerah terkait
menjadi penting;
c. Informasi tepat waktu (timely information); suatu proses peran serta masyarakat yang
efektif memerlukan informasi yang sedini dan seteliti mungkin, sebelum keputusan
terakhir diambil. Sehingga, masih ada kesempatan untuk memeprtimbangkan dan
mengusulkan altenatif-alternatif pilihan;
d. Informasi yang lengkap dan menyeluruh (comprehensive information); walau isi dari
suatu informasi akan berbeda tergantung keperluan bentuk kegiatan yang direncanakan,
tetapi pada intinya informasi itu haruslah menjabarkan rencana kegitana secara rinci
termasuk alternatif-alternatif lain yang dapat diambil
e. Informasi yang dapat dipahami (comprehensive information); seringkali pengambilan
keputusan di bidang lingkungan meliputi masalah yang rumit, kompleks dan bersifat
teknis ilmiah, sehingga haruslah diusahakan informasi tersebut mudah dipahami oleh
masyarakat awam. Metode yang sering digunakan adalah kewajiban untuk membuat
uraian singkat atas kegiatan yang dilakukan.
Syarat lain yang dapat ditambahkan selain yang telah diuraikan diatas, adalah keharusan
adanya kepastian dan upaya terus-menerus untuk memasok informasi agar penerima
informasi dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi pemberi informasi.
5.4 INOVASI
Dalam penyusunan amdal dibutuhkan inovasi, baik untuk mempercepat penyelesaian maupun
ketepatan dalam menganalisis permasalahan, hal utama yang sering kali menjadi masalah
adala keterlibatan masyarakat, maka kami mengusulkan proses keterlibatan masyarakat
dalam proses UKL/UPL harus dipahami lebih mendalam.
Ketiga, Harus ada ketentuan yang mewajibkan pelibatan masyarakat sejak awal.