1. PENDEKATAN TEKNIS
Pendekatan yang ditempuh dalam rangka pelaksanaan penyusunan UKL
UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu mengacu
kepada Keputusan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, dan
secara umum titik tolak penyusunan UKL-UPL adalah informasi berupa
data primer dan sekunder, baik yang dilakukan oleh konsultan penyusun
UKL-UPL maupun pemrakarsa kegiatan. Selain itu pendekatan yang
dilakukan juga mengikuti prosedur teknis ilmiah sebagaimana arahan
yang tertuang dalam pedoman umum dan pedoman teknis ilmiah
sebagaimana arahan yang tertuang dalam perundang-undangan yang
berlaku, yakni :
a. Mengidentifikasi dampak secara sistematis untuk menghindari
terabaikannya suatu dampak besar dan penting.
b. Melakukan pengumpulan dan analisis terhadap data dan informasi
yang relevan dengan masalah studi.
c. Melakukan pembahasan secara deskriptif dan analisis yang mendalam
agar hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi sesuai dengan yang
diharapkan.
d. Menggambarkan dinamika dan persebaran dampak besar dan penting
secara geografis untuk mengetahui perilaku, keterkaitan antar
dampak dan tempat terjadinya dampak sehingga memudahkan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 1
Berdasarkan hasil analisis akan disusun rencana pengelolaan dampak
baik melalui pendekatan teknis, ekonomis maupun kelembagaan.
Kegiatan penyusunan dilaksanakan berdasarkan data rona lingkungan
awal, informasi deskripsi kegiatan dari pemrakarsa proyek, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. METODOLOGI
Dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan diperlukan strategi
dan metode pelaksanaan pekerjaan konsultan sesuai dengan peraturan
perundang–undangan yang berlaku. Beberapa metode yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari metode pengumpulan dan
analisa data, metode prakiraan dampak penting, metode evaluasi
dampak penting.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 2
kecamatan dalam angka, kabupaten dalam angka, buku peraturan
perundang-undangan terkait, dan lain-lain.
Pengumpulan data primer dimaksud untuk memperoleh data parameter
lingkungan secara langsung yang terdiri atas komponen fisik kimia,
biologi dan sosial ekonomi budaya dan kesehatan. Lokasi pengambilan
sampel ditentukan dengan mempertimbangkan :
a. Rencana tahapan pelaksanaan kegiatan yang telah diidentifikasi
secara hipotetik menimbulkan dampak.
b. Waktu pelaksanaan rencana pelaksanaan kegiatan/selang waktu
setelah berlangsungnya kegiatan dan lokasi/penyebaran.
c. Karakteristik lingkungan di wilayah studi.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 3
A. Iklim
Data iklim merupakan data penunjang untuk keperluan
penelaahan dampak penting komponen fisik-kimia berupa
kualitas udara ambien (debu) dan hidrologi.
1. Tipe Iklim
Pengumpulan data iklim dilakukan dengan menghimpun data
sekunder dari Badan Metereologi dan Geofisika di stasiun
terdekat dengan lokasi studi. Analisis penentuan tipe iklim,
penetapannya berdasarkan pada besarnya jumlah curah hujan
yang terjadi di lokasi proyek pada setiap bulannya. Data curah
hujan yang dikumpulkan selama periode minimal 10 tahun
terakhir dari stasiun iklim terdekat. Kemudian curah hujan
tersebut diklasifikasi berdasarkan pembagian bulan basah (> 100
mm), bulan lembab (60 – 100 mm) dan bulan kering (< 60 mm).
Selanjutnya dianalisis dengan klasifikasi iklim menurut Schmidth
dan Ferguson dengan rumus :
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 4
2. Suhu/Temperatur
Pengumpulan data suhu/temperatur udara dilakukan dengan
menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi dan
Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi studi. Parameter
suhu udara dianalisis dengan cara menghitung rata-rata
temperatur maksimum, minimum baik harian maupun
bulanan.
3. Curah Hujan Bulanan dan Tahunan
Pengumpulan data curah hujan bulanan dan tahunan
dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari Badan
Metereologi dan Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi
studi. Parameter curah hujan bulanan dan tahunan dianalisis
secara deskriftif yaitu melalui kegiatan tabulasi dan
perhitungan jumlah hujan rata-rata bulanan serta tahunan
dalam periode minimal 10 tahun.
4. Kelembaban Udara
Pengumpulan data kelembaban udara dilakukan dengan
menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi dan
Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi studi. Parameter
kelembaban udara dianalisis secara deskriptif yaitu melalui
kegiatan tabulasi dan perhitungan kelembaban udara
maksimum, minimum dan rata-rata bulanan serta tahunan
dalam periode minimal 10 tahun pada kondisi musim kemarau
dan musim penghujan. Kemudian dihubungkan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang direkomendasikan.
Selanjutnya akan ditentukan kelayakan kesesuaian lahan
secara teknis.
5. Intensitas Penyinaran Matahari
Pengumpulan data intensitas penyinaran matahari dilakukan
dengan menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi
dan Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi studi.
Parameter penyinaran matahari dianalisis dengan cara
tabulasi dan perhitungan jumlah intensitas penyinaran yang
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 5
terjadi pada setiap hari, bulanan dan tahunan selama periode
minimal 10 tahun.
6. Arah dan Kecepatan Angin
Pengumpulan data arah dan kecepatan angin dilakukan
dengan menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi
dan Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi
studi.Parameter arah dan kecepatan angin dianalisis dengan
cara tabulasi dan perhitungan kecepatan angin harian dan
bulanan selama periode minimal 10 tahunan dan pembuatan
rosa angin (wind rose).
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 6
Tabel 2. Metode Pengukuran Kualitas Udara
Waktu
Parameter Baku Mutu Metode Peralatan
Pengukuran
0,10 ppm
Sulfur dioksida (SO2) 1 Jam Pararosanilin Spektrofotometer
(260 mg/m3)
0,05 ppm
Nitrogen oksida (NO2) 1 Jam Saltzman Spektrofotometer
(92,50 mg/m3)
20 ppm
Carbon monoksida (CO) 1 Jam NDIR NDIR Analyzer
(2260 mg/m3)
Debu 1 Jam 0,26 mg/m3 Gravimetric Dust Collector
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 7
Transmigrasi Nomor Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisik Ditempat Kerja, adalah 85 dB(A).
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 8
D. Ruang, Lahan dan Tanah
1) Tata Guna Lahan dan Tata Ruang Wilayah
Pengumpulan data tentang tata guna lahan dan tata ruang
wilayah diperoleh dari monografi desa, BPN, Badan
Lingkungan Hidup Daerah, dan BPS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (data sekunder).
Data yang diambil meliputi peta penggunaan lahan pada saat
ini, rencana pengembangan wilayah dan rencana umum tata
ruang daerah. Data mengenai penggunaan lahan diambil
langsung di lapangan (inventarisasi) khususnya yang
berkaitan erat dengan kegiatan pembebasan lahan.
Analisis untuk parameter tata guna lahan dan tata ruang
wilayah dianalisis secara deskriptif yaitu melalui interpretasi
peta tata guna lahan dan tata ruang dan foto udara yang
dikaitkan dengan kesesuaian tata guna lahan dan tata ruang
wilayah yang bersangkutan dengan RUTR/RTRW/RUTRK.
Selanjutnya dipetakan berdasarkan peruntukannya dan
disajikan dalam bentuk uraian-uraian.
2) Tanah
Penyelidikan terhadap tanah meliputi tingkat kesuburan tanah
dan tingkat erosi dan sedimentasi tanah. Penelitian tanah
dilaksanakan dengan membuat profil tanah, menyiapkan
gambar lokasi dan pengambilan contoh pada kedalaman
tertentu. Analisis kimia akan dilaksanakan di laboratorium.
Pengambilan contoh tanah untuk menggambarkan kondisi
rona lingkungan hidup awal sebelum operasi konstruksi
berlangsung. Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan
pada 2 (dua) titik di areal rencana kegiatan (tapak proyek).
Pada kegiatan pengamatan tanah ini parameter utama yang
menjadi fokus pengamatan adalah erosi dan sedimentasi
tanah.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 9
E. Hidrologi dan Kualitas Air
Parameter hidrologi yang akan diteliti dalam studi ini mencakup
pola aliran, pola drainase, debit air dan terjadinya banjir.
Kesatuan ekosistem yang diamati adalah DAS dan Sub DAS
dengan stasiun pengamatan yang dikonsentrasikan pada sungai-
sungai yang terletak disekitar tapak proyek.
Pengamatan dan pengukuran kondisi hidrologi dilakukan secara
langsung di lapangan sebagai data primer. Selain itu, dilakukan
pengkajian data sekunder dari stasiun hidrologi dan wawancara
dengan penduduk setempat.
Pengamatan kualitas air dilakukan terhadap air permukaan.
Penentuan lokasi pengambilan sampel kualitas air didasarkan
atas pertimbangan letak rencana kegiatan yang akan
mempengaruhi kualitas air badan air penerima. Dengan demikian
dapat diketahui rona awal kualitas air sebelum pelaksanaan
kegiatan operasional.
Berdasarkan kondisi areal studi, lokasi pengambilan sampel
kualitas air akan dilakukan pada 2 (dua) titik. Untuk lebih
jelasnya mengenai lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada
peta lokasi pengambilan sampel.
Pengamatan komponen kualitas air dilakukan dengan
menggunakan metode grab sampling, Pada saat pengambilan
sampel air yang harus dibawa ke laboratorium untuk dianalisis,
sampel air akan diawetkan dengan menggunakan asam sulfat
dan disimpan ke dalam cool box dengan suhu kamar yang
dirancang untuk menjaga kualitas air hingga analisis
laboratorium dilakukan, sedangkan parameter yang harus
dianalisis di lapangan tidak perlu diawetkan dan dibawa ke
laboratorium.
Sampel air yang telah diambil dari lapangan kemudian dianalisis
di Laboratorium dengan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI). Parameter kualitas air yang akan dianalisis dan
metoda analisis yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 10
Tabel 4. Metoda dan Parameter Analisis Data Kualitas Air
Parameter Satuan Metode Analisis Alat Lokasi Analisis
FISIKA
o
Temperatur C Pemuaian Termometer Insitu
Kekeruhan NTU Nephelometrik -
TSS (Total Suspended Solids) mg/l Gravimetrik Timbangan analitik Exsitu
TDS (Total Disolved Solids) mg/l Gravimetrik Timbangan analitik Exsitu
DHL mS/cm Tahanan listrik EC Meter Insitu & exsitu
Warna PtCo Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
KIMIA
pH - Potensiometrik Electroda Hidrogen pH meter Insitu & exsitu
Oksigen Terlarut (DO) mg/l Electrometry Electrode Exsitu
Kebutuhan Oksigen mg/l Winkler dengan Azide Titrimteri Exsitu
Biokimia(BOD5)
Kebutuhan Oksigen Kimia mg/l Titrasi dengan K2Cr207 Titrimetri Exsitu
(COD)
Amonia (NH3-N) mg/l Nessler Spectrophotometer Exsitu
Nitrat (NO3-N) mg/l Sulfanitik Spectrophotometer Exsitu
Nitrit (NO2-N) mg/l Sulfanitik Spectrophotometer Exsitu
Kesadahan (CaCo3) mg/l Titrasi dengan HCl memakai indikator Titrimetri Exsitu
EBT
Sulfat (SO 42-) mg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Fluorida (F) mg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Besi (Fe) mg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Mangan (Mn) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Seng (Zn) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Crom Heksavalen (Cr6++) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Kadmiun (Cd) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Arsen (Ar) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Timbal (Pb) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
H2 S mg/l Titrasi Titrimteri Exsitu
Fenol μg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Biologi
Colifrom mg/L Fermentasi Tabung Fermentasi Exsitu
Sumber : Standart Methode for Examinition and Waste-Water APHA, 1975
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 11
2.1.2. Komponen Biologi
Dalam studi ini akan dikaji aspek-aspek lingkungan biologi yang meliputi
biota darat (flora dan fauna) serta biota perairan.
A. Biota Darat
1. Flora
Pengumpulan data vegetasi terutama pada ekosistem alami
dilakukan studi floristik, yakni mencatat tipe-tipe habitat, jenis-
jenis yang dominan serta penyebarannya. Juga dilakukan observasi
dan pencatatan tentang kepekaan komunitas vegetasi yang
bersangkutan terhadap perubahan akibat rencana pertambangan
batubara yang akan dilakukan serta vegetasi langka khususnya di
ekosistem alami akan diidentifikasi jenis, jumlah dan
penyebarannya.
Untuk keperluan penelaahan dampak penting komponen biologi
perlu dikaji unsur-unsur flora darat adalah parameter komponen
vegetasi yang dikaji meliputi keberadaan jenis-jenis vegetasi,
manfaat vegetasi dan status keberadaannya, tipe-tipe ekosistem
alami dan binaan (pemukiman dan pertanian) yang ada.
Penentuan titik pengambilan sampling (jalur pengamatan)
didasarkan pada keterwakilan seluruh daerah studi dengan
pertimbangan kondisi penutupan vegetasi.
2. Fauna
Pengumpulan data fauna darat dilakukan di wilayah studi secara
purposive dengan cara observasi langsung di lapangan dengan
melihat dan mendengar bunyi atau suaranya untuk jenis burung,
untuk jenis mamalia dengan perjumpaan langsung maupun melalui
pengenalan tanda-tanda yang dijumpai seperti bunyi, jejak hewan,
bekas gigitan atau cakaran pada pohon serta kotoran yang
ditinggalkan.
Penentuan titik pengamatan disesuaikan dengan lokasi petak ukur
dalam pengamatan flora darat dan didasarkan pada keterwakilan
habitat dan penyebaran fauna darat di lokasi studi dan wilayah
sekitarnya yang diperkirakan akan terkena dampak.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 12
Pengamatan jejak dilakukan dengan cara mencatat semua jenis
satwa liar yang ditemui dan mengidentifikasi jenis satwa liar
melalui jejak atau kotorannya.
Selain dengan pengamatan di lapangan, untuk melengkapi
pengumpulan data mengenai jenis fauna darat yang ada di lokasi
studi dilakukan dengan observasi tidak langsung berupa informasi
dari masyarakat setempat.
B. Biota Air
Biota perairan erat sekali hubungannya dengan penurunan kualitas air
laut sebagai akibat adanya kegiatan operasional dermaganantinya.
Untuk itu, penentuan lokasi pengambilan sampel biota perairan
disesuaikan dengan dasar penentuan lokasi pengambilan sampel
kualitas airluat yaitu rencana lokasi kegiatanterutama badan perairan
yang diperkirakan akan terkena dampak.
A. Metode Formal
Metode formal digunakan untuk memprakirakan dampak dari
parameter-parameter yang sifatnya dapat diukur atau diestimasi
menggunakan model matematik atau statistik. Prakiraan dampak
penting dengan metode ini didekati dengan menggunakan
persamaan matematik dan rumus-rumus yang telah umum
digunakan dan memenuhi syarat keberlakuannya.
Formula matematik disusun atau dibangun berdasarkan teori atau
asumsi bekerjanya suatu kondisi lingkungan tertentu.
B. Metoda Informal
Metode informal didasarkan pada instuisi, analogi dan pengalaman
untuk memprakirakan parameter-parameter lingkungan yang sangat
sulit didekati dengan model matematik. Pada umumnya metode
informal yang digunakan adalah :
a. Berdasarkan Analogi
Melalui metode ini masalah-masalah lingkungan yang timbul disuatu
lokasi sebagai akibat beberapa kegiatan akan dikaji guna dijadikan
dasar dan pertimbangan untuk memprakirakaan dampak yang akan
timbul di lokasi lain yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 14
Dengan cara ini dampak yang telah terjadi di daerah sejenis dikaji
dan digunakan sebagai analogi untuk memprakirakan dampak pada
studi ini.
b. Berdasarkan Baku Mutu Lingkungan
Prakiraan dampak terhadap suatu komponen kegiatan dapat
diprediksikan melalui penggunaan standar atau kriteria baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan-peraturan
yang berlaku baik di tingkat nasional, sektoral maupun regional,
atau penggunaan suatu kriteria yang telah dibakukan dan diterima
secara luas.
Penggunaan standar atau kriteria dalam prakiraan dampak
umumnya dilakukan dengan cara membandingkan suatu nilai
parameter komponen lingkungan yang telah maupun diprakirakan
akan berubah terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau
diijinkan.
c. Berdasarkan Penilaian Para Ahli (Proffesional Judgement)
Prakiraan dampak ditetapkan berdasarkan penilaian para ahli/pakar
(professional judgement). Metode ini diterapkan bila data dan
informasi yang diperoleh di lapangan sangat terbatas serta kurang
dipahami gejala yang diprakirakan akan terjadi.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 16
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Lainnya Yang Terkena
Dampak
Apabila rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder
dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau
sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
5. Sifat Kumulatif Dampak
a. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus
sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh
lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu
sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial
yang menerimanya.
c. Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan
efek saling memperkuat (sinergetik).
6. Berbalik (reversible) atau Tidak Berbaliknya (irreversible)
Dampak
Bila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan
tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan interverensi manusia.
Selanjutnya, setelah ditentukan suatu dampak bersifat penting atau
tidak penting, selanjutnya akan dilakukan pembobotan tingkat
kepentingannya. Adapun pembobotan tingkat kepentingan dampak
dapat dilihat pada tabel pembobotan tingkat kepentingan dampak.
3. PROGRAM KERJA
Sesuai dengan tujuan, sasaran dan lingkup pekerjaan UKL UPL Jembatan
Air Hitam Laut Arah Cemara, Kec. Sadu serta pendekatan teknis dan
metodologi, maka konsultan menetapkan rencana kerja yang pada
intinya mencakup antara lain :
1) Pekerjaan Pendahuluan
2) Survei Lapangan dan Sosialisasi
3) Penyusunan Dokumen
4) Penyerahan Dokumen
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan UKL UPL Jembatan Air
Hitam Laut Arah Cemara, Kec. Sadu, waktu yang dibutuhkan untuk
menyusun dan menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 4 (empat)
bulan kalender. Oleh karena itu, dengan waktu yang relatif singkat
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 18
tersebut dengan beban pekerjaan yang sangat komplek dan heterogen
maka pembuatan jadwal pekerjaan menjadi sangat penting.
5. KOMPOSISI PERSONIL
Sesuai dengan komposisi personil yang ada dalam kerangka acuan kerja,
maka konsutan mengusulkan nama – nama personil yang mengisi posisi
tenaga ahli yang didasarkan pada kualifikasi pendidikan dan pengalaman
kerjanya. Adapun nama – nama tersebut adalah sebagai berikut :
Ketua Tim (Ahli Lingkungan) : Mochamad Imannudin Hanggi
Ahli Kimia : Kuncoro Edy
Ahli Geologi : Aldilla Fakhri Romadhona
Ahli Sipil : Herry Wibowo
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 19
KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
TENAGA AHLI
Jumlah
Tenaga Ahli
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal
Bulan
Mochamad Imannudin Hanggi PT. Riga Tenaga Ahli S1 Lingkungan Ketua Tim Memimpin dan mengkoordinir 1 org
Indonesia Lokal S2 Lingkungan seluruh kegiatan anggota tim. 75 hari
Bertanggung jawab atas pekerjaan.
Kuncoro Edy PT. Riga Tenaga Ahli S1 Kimia Ahli Fisik Kimia Berkoordinasi dengan seluruh 1 org
Indonesia Lokal kegiatan anggota tim. 75 hari
Bertanggung jawab atas pekerjaan.
Aldilla Fakhri Romadhona PT. Riga Tenaga Ahli S1 Geologi Ahli Geologi Berkoordinasi dengan seluruh 1 org
Indonesia Lokal kegiatan anggota tim. 75 hari
Bertanggung jawab atas pekerjaan.
Heri Wibowo PT. Riga Tenaga Ahli S1 Sipil Ahli Teknik Sipil Berkoordinasi dengan seluruh 1 org
Indonesia Lokal kegiatan anggota tim. 75 hari
Bertanggung jawab atas pekerjaan.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 20