Anda di halaman 1dari 20

URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI

DAN PROGRAM KERJA


UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara
Kec. Sadu, Kab. Tanjung Jabung Timur

1. PENDEKATAN TEKNIS
Pendekatan yang ditempuh dalam rangka pelaksanaan penyusunan UKL
UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu mengacu
kepada Keputusan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, dan
secara umum titik tolak penyusunan UKL-UPL adalah informasi berupa
data primer dan sekunder, baik yang dilakukan oleh konsultan penyusun
UKL-UPL maupun pemrakarsa kegiatan. Selain itu pendekatan yang
dilakukan juga mengikuti prosedur teknis ilmiah sebagaimana arahan
yang tertuang dalam pedoman umum dan pedoman teknis ilmiah
sebagaimana arahan yang tertuang dalam perundang-undangan yang
berlaku, yakni :
a. Mengidentifikasi dampak secara sistematis untuk menghindari
terabaikannya suatu dampak besar dan penting.
b. Melakukan pengumpulan dan analisis terhadap data dan informasi
yang relevan dengan masalah studi.
c. Melakukan pembahasan secara deskriptif dan analisis yang mendalam
agar hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi sesuai dengan yang
diharapkan.
d. Menggambarkan dinamika dan persebaran dampak besar dan penting
secara geografis untuk mengetahui perilaku, keterkaitan antar
dampak dan tempat terjadinya dampak sehingga memudahkan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Dalam penyusunan UKL-UPL ini akan dilakukan survey pengumpulan


data, tabulasi dan analisa data, identifikasi dampak, prediksi/prakiraan
dampak, arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL).

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 1
Berdasarkan hasil analisis akan disusun rencana pengelolaan dampak
baik melalui pendekatan teknis, ekonomis maupun kelembagaan.
Kegiatan penyusunan dilaksanakan berdasarkan data rona lingkungan
awal, informasi deskripsi kegiatan dari pemrakarsa proyek, serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. METODOLOGI
Dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan diperlukan strategi
dan metode pelaksanaan pekerjaan konsultan sesuai dengan peraturan
perundang–undangan yang berlaku. Beberapa metode yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari metode pengumpulan dan
analisa data, metode prakiraan dampak penting, metode evaluasi
dampak penting.

2.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Pengumpulan data rona lingkungan hidup awal dalam studi AMDAL ini
berupa data primer dan data sekunder, meliputi data lingkungan geofisik-
kimia, biologi serta sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat.
Data primer merupakan data yang dihimpun dengan cara pengukuran
dan pengamatan secara langsung di lapangan sehingga dapat diperoleh
data yang lebih obyektif tentang kondisi wilayah yang akan terkena
dampak dari kegiatan. Pengambilan data dilakukan dengan cara
penempatan plot-plot pengamatan untuk masing-masing komponen yang
akan ditelaah dengan cara dan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sedangkan data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi
literatur, laporan hasil penelitian sebelumnya, dokumen atau laporan
instansi terkait, dengan memperhatikan validitas dan reliabilitas dari data
tersebut. Data sekunder yang diperoleh dari sumber-sumber lain yaitu
instansi-instansi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
Kantor Kecamatan Sadu. Sedangkan data sekunder tersebut antara lain :
peta geologi, peta tata guna lahan, peta RTRW, peta topografi,

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 2
kecamatan dalam angka, kabupaten dalam angka, buku peraturan
perundang-undangan terkait, dan lain-lain.
Pengumpulan data primer dimaksud untuk memperoleh data parameter
lingkungan secara langsung yang terdiri atas komponen fisik kimia,
biologi dan sosial ekonomi budaya dan kesehatan. Lokasi pengambilan
sampel ditentukan dengan mempertimbangkan :
a. Rencana tahapan pelaksanaan kegiatan yang telah diidentifikasi
secara hipotetik menimbulkan dampak.
b. Waktu pelaksanaan rencana pelaksanaan kegiatan/selang waktu
setelah berlangsungnya kegiatan dan lokasi/penyebaran.
c. Karakteristik lingkungan di wilayah studi.

Adapun masing-masing titik pengambilan sampel komponen fisik-kimia,


biologi serta sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat dapat
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi Pengambilan Sampel Rona Awal Lingkungan Hidup


No. Parameter Lingkungan Lokasi Pengamatan dan Pengambilan
Sampel
1. Kualitas Udara dan Kebisingan  Pemukiman terdekat di sekitar
lokasi pengembangan permukiman
(tapak proyek)
 Lokasi tapak proyek
2. Kualitas Air Permukaan Drainase/Sungai yang berada di
sekitar lokasi tapak proyek
3. Biologi Lokasi tapak proyek
4. Sosekbudkesmas Pemukiman terdekat di sekitar lokasi
pengembangan permukiman (tapak
proyek)

2.1.1. Komponen Geofisik Kimia


Data yang dihimpun dan dianalisis dalam komponen lingkungan
geo fisik kimia meliputi data komponen iklim, kualitas udara,
hidrologi, kualitas air dan tanah.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 3
A. Iklim
Data iklim merupakan data penunjang untuk keperluan
penelaahan dampak penting komponen fisik-kimia berupa
kualitas udara ambien (debu) dan hidrologi.

1. Tipe Iklim
Pengumpulan data iklim dilakukan dengan menghimpun data
sekunder dari Badan Metereologi dan Geofisika di stasiun
terdekat dengan lokasi studi. Analisis penentuan tipe iklim,
penetapannya berdasarkan pada besarnya jumlah curah hujan
yang terjadi di lokasi proyek pada setiap bulannya. Data curah
hujan yang dikumpulkan selama periode minimal 10 tahun
terakhir dari stasiun iklim terdekat. Kemudian curah hujan
tersebut diklasifikasi berdasarkan pembagian bulan basah (> 100
mm), bulan lembab (60 – 100 mm) dan bulan kering (< 60 mm).
Selanjutnya dianalisis dengan klasifikasi iklim menurut Schmidth
dan Ferguson dengan rumus :

Rata-rata Jumlah Bulan


Kering 100
Q = X
Rata-Rata Jumlah Bulan %
Basah
Di mana :
0,000  Q < 0,143 A = sangat basah.
0,143  Q < 0,333 B = basah.
0,333  Q < 0,600 C = agak basah.
0,600  Q < 0,100 D = sedang.
0,100  Q < 1,670 E = agak kering.
1,670  Q < 3,000 F = kering.
3,000  Q < 7,000 G = sangat kering.
7,000  Q < - H = luar biasa kering.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 4
2. Suhu/Temperatur
Pengumpulan data suhu/temperatur udara dilakukan dengan
menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi dan
Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi studi. Parameter
suhu udara dianalisis dengan cara menghitung rata-rata
temperatur maksimum, minimum baik harian maupun
bulanan.
3. Curah Hujan Bulanan dan Tahunan
Pengumpulan data curah hujan bulanan dan tahunan
dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari Badan
Metereologi dan Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi
studi. Parameter curah hujan bulanan dan tahunan dianalisis
secara deskriftif yaitu melalui kegiatan tabulasi dan
perhitungan jumlah hujan rata-rata bulanan serta tahunan
dalam periode minimal 10 tahun.
4. Kelembaban Udara
Pengumpulan data kelembaban udara dilakukan dengan
menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi dan
Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi studi. Parameter
kelembaban udara dianalisis secara deskriptif yaitu melalui
kegiatan tabulasi dan perhitungan kelembaban udara
maksimum, minimum dan rata-rata bulanan serta tahunan
dalam periode minimal 10 tahun pada kondisi musim kemarau
dan musim penghujan. Kemudian dihubungkan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang direkomendasikan.
Selanjutnya akan ditentukan kelayakan kesesuaian lahan
secara teknis.
5. Intensitas Penyinaran Matahari
Pengumpulan data intensitas penyinaran matahari dilakukan
dengan menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi
dan Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi studi.
Parameter penyinaran matahari dianalisis dengan cara
tabulasi dan perhitungan jumlah intensitas penyinaran yang

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 5
terjadi pada setiap hari, bulanan dan tahunan selama periode
minimal 10 tahun.
6. Arah dan Kecepatan Angin
Pengumpulan data arah dan kecepatan angin dilakukan
dengan menghimpun data sekunder dari Badan Metereologi
dan Geofisika di stasiun terdekat dengan lokasi
studi.Parameter arah dan kecepatan angin dianalisis dengan
cara tabulasi dan perhitungan kecepatan angin harian dan
bulanan selama periode minimal 10 tahunan dan pembuatan
rosa angin (wind rose).

B. Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan


Dampak penting yang dikaji lebih lanjut dalam UKL-UPL adalah
kualitas udara ambien berupa debu, sedangkan data kandungan
gas SO2, NO2 dan CO sebagai data rona awal.
Pengumpulan data kualitas udara ambien dilakukan dengan cara
pengambilan sampling dan pengukuran langsung di lapangan
sebagai data primer. Parameter yang dianalisis untuk mengetahui
kualitas udara ambien di lokasi proyek dan sekitarnya adalah
kandungan gas SO2, NO2 dan CO, debu.
Untuk gas pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan
Gas Sampler dan untuk debu dengan High Volume Air Sample
(Hi-Vol), selanjutnya dianalisis sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi pengambilan sample
kualitas udara ambien dapat dilihat pada Peta Lokasi Rencana
Pengambilan Sampel. Metode pengukuran kualitas udara ambien
beserta jenis peralatan yang dipergunakan dapat dilihat pada
tabel berikut.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 6
Tabel 2. Metode Pengukuran Kualitas Udara
Waktu
Parameter Baku Mutu Metode Peralatan
Pengukuran
0,10 ppm
Sulfur dioksida (SO2) 1 Jam Pararosanilin Spektrofotometer
(260 mg/m3)
0,05 ppm
Nitrogen oksida (NO2) 1 Jam Saltzman Spektrofotometer
(92,50 mg/m3)
20 ppm
Carbon monoksida (CO) 1 Jam NDIR NDIR Analyzer
(2260 mg/m3)
Debu 1 Jam 0,26 mg/m3 Gravimetric Dust Collector

Analisis data kualitas udara ambien hasil pengukuran parameter


gas dan debu dilakukan secara deskriptif, lalu dibandingkan
dengan standar baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 41 Tahun 1999.
Pengumpulan kebisingan dilakukan dengan cara pengambilan
sampling dan pengukuran langsung di lapangan sebagai data
primer. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan langsung di
tempat dengan menggunakan Sound Level Meter. Pengukuran
kebisingan dilakukan langsung di tempat dengan menggunakan
Sound Level Meter, diukur tingkat tekanan bunyi dB (A) selama
10 menit, dan pembacaan dilakukan tiap 5 detik.

Tabel 3. Metode Pengukuran Data Intensitas Kebisingan


Waktu
Parameter Baku Mutu Metoda Peralatan
Pengukuran
Kebisingan Sekitar
1 Jam 55 dBA * Sound Level Meter Sound Level Meter
Pemukiman
Kebisingan Sekitar
1 Jam 85 dBA ** Sound Level Meter Sound Level Meter
Lingkungan Kerja
Sumber : *) SK. Meneg LH No. Kep-48/MENLH/1996
**) Menaker No.Kep-51/MEN/1999

Parameter kebisingan untuk di wilayah pemukiman dianalisis


dengan dibandingkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan yaitu sebesar 55 dBA (untuk kawasan
pemukiman), sedangkan untuk di lingkungan kerja akan
dibandingkan dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 7
Transmigrasi Nomor Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisik Ditempat Kerja, adalah 85 dB(A).

C. Fisiografi dan Geologi


Parameter fisiografi yang akan dikaji dalam studi ini adalah
meliputi kelerengan, ketinggian dari permukaan laut dan bentuk
wilayah. Sedangkan parameter geologi yang diamati adalah
stratigrafi, jenis dan struktur batuan serta geomorfologi. Data
kelerengan, topografi dan bentuk wilayah merupakan data
sekunder yang telah dikumpulkan dengan cara ground survey,
sedangkan data jenis dan struktur batuan juga merupakan data
sekunder (peta geologi).
Metode pengumpulan data fisiografi dan morfologi dapat
dilakukan secara langsung (pengamatan di lapangan) dan dengan
cara interpretasi peta rupa bumi dan geologi yang diperoleh dari
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
Metode pengumpulan data fisiografi dan geologi sebagai berikut :
1. Parameter stratigrafi dan struktur geologi melakukan
pengamatan lapangan dan kajian berdasarkan peta geologi.
2. Parameter topografi dan morfologi lahan melakukan
pengamatan lapangan dan kajian berdasarkan peta geologi.
3. Parameter geologi lingkungan dengan melakukan kajian
berdasarkan peta geologi teknik.
Analisis fisiografi untuk parameter topografi, bentuk wilayah
dan kelerengan serta bentang alam dianalisis secara deskriptif
yaitu melalui interpretasi peta rupa bumi dengan perhitungan-
perhitungan matematis. Kemudian disajikan dalam bentuk
uraian-uraian dan peta-peta. Untuk parameter formasi geologi
ini dianalisis dengan cara interpretasi peta geologi. Kemudian
disajikan dalam bentuk uraian stratigrafi dan litologinya serta
peta-peta.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 8
D. Ruang, Lahan dan Tanah
1) Tata Guna Lahan dan Tata Ruang Wilayah
Pengumpulan data tentang tata guna lahan dan tata ruang
wilayah diperoleh dari monografi desa, BPN, Badan
Lingkungan Hidup Daerah, dan BPS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (data sekunder).
Data yang diambil meliputi peta penggunaan lahan pada saat
ini, rencana pengembangan wilayah dan rencana umum tata
ruang daerah. Data mengenai penggunaan lahan diambil
langsung di lapangan (inventarisasi) khususnya yang
berkaitan erat dengan kegiatan pembebasan lahan.
Analisis untuk parameter tata guna lahan dan tata ruang
wilayah dianalisis secara deskriptif yaitu melalui interpretasi
peta tata guna lahan dan tata ruang dan foto udara yang
dikaitkan dengan kesesuaian tata guna lahan dan tata ruang
wilayah yang bersangkutan dengan RUTR/RTRW/RUTRK.
Selanjutnya dipetakan berdasarkan peruntukannya dan
disajikan dalam bentuk uraian-uraian.

2) Tanah
Penyelidikan terhadap tanah meliputi tingkat kesuburan tanah
dan tingkat erosi dan sedimentasi tanah. Penelitian tanah
dilaksanakan dengan membuat profil tanah, menyiapkan
gambar lokasi dan pengambilan contoh pada kedalaman
tertentu. Analisis kimia akan dilaksanakan di laboratorium.
Pengambilan contoh tanah untuk menggambarkan kondisi
rona lingkungan hidup awal sebelum operasi konstruksi
berlangsung. Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan
pada 2 (dua) titik di areal rencana kegiatan (tapak proyek).
Pada kegiatan pengamatan tanah ini parameter utama yang
menjadi fokus pengamatan adalah erosi dan sedimentasi
tanah.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 9
E. Hidrologi dan Kualitas Air
Parameter hidrologi yang akan diteliti dalam studi ini mencakup
pola aliran, pola drainase, debit air dan terjadinya banjir.
Kesatuan ekosistem yang diamati adalah DAS dan Sub DAS
dengan stasiun pengamatan yang dikonsentrasikan pada sungai-
sungai yang terletak disekitar tapak proyek.
Pengamatan dan pengukuran kondisi hidrologi dilakukan secara
langsung di lapangan sebagai data primer. Selain itu, dilakukan
pengkajian data sekunder dari stasiun hidrologi dan wawancara
dengan penduduk setempat.
Pengamatan kualitas air dilakukan terhadap air permukaan.
Penentuan lokasi pengambilan sampel kualitas air didasarkan
atas pertimbangan letak rencana kegiatan yang akan
mempengaruhi kualitas air badan air penerima. Dengan demikian
dapat diketahui rona awal kualitas air sebelum pelaksanaan
kegiatan operasional.
Berdasarkan kondisi areal studi, lokasi pengambilan sampel
kualitas air akan dilakukan pada 2 (dua) titik. Untuk lebih
jelasnya mengenai lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada
peta lokasi pengambilan sampel.
Pengamatan komponen kualitas air dilakukan dengan
menggunakan metode grab sampling, Pada saat pengambilan
sampel air yang harus dibawa ke laboratorium untuk dianalisis,
sampel air akan diawetkan dengan menggunakan asam sulfat
dan disimpan ke dalam cool box dengan suhu kamar yang
dirancang untuk menjaga kualitas air hingga analisis
laboratorium dilakukan, sedangkan parameter yang harus
dianalisis di lapangan tidak perlu diawetkan dan dibawa ke
laboratorium.
Sampel air yang telah diambil dari lapangan kemudian dianalisis
di Laboratorium dengan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI). Parameter kualitas air yang akan dianalisis dan
metoda analisis yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 10
Tabel 4. Metoda dan Parameter Analisis Data Kualitas Air
Parameter Satuan Metode Analisis Alat Lokasi Analisis
FISIKA
o
Temperatur C Pemuaian Termometer Insitu
Kekeruhan NTU Nephelometrik -
TSS (Total Suspended Solids) mg/l Gravimetrik Timbangan analitik Exsitu
TDS (Total Disolved Solids) mg/l Gravimetrik Timbangan analitik Exsitu
DHL mS/cm Tahanan listrik EC Meter Insitu & exsitu
Warna PtCo Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
KIMIA
pH - Potensiometrik Electroda Hidrogen pH meter Insitu & exsitu
Oksigen Terlarut (DO) mg/l Electrometry Electrode Exsitu
Kebutuhan Oksigen mg/l Winkler dengan Azide Titrimteri Exsitu
Biokimia(BOD5)
Kebutuhan Oksigen Kimia mg/l Titrasi dengan K2Cr207 Titrimetri Exsitu
(COD)
Amonia (NH3-N) mg/l Nessler Spectrophotometer Exsitu
Nitrat (NO3-N) mg/l Sulfanitik Spectrophotometer Exsitu
Nitrit (NO2-N) mg/l Sulfanitik Spectrophotometer Exsitu
Kesadahan (CaCo3) mg/l Titrasi dengan HCl memakai indikator Titrimetri Exsitu
EBT
Sulfat (SO 42-) mg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Fluorida (F) mg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Besi (Fe) mg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Mangan (Mn) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Seng (Zn) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Crom Heksavalen (Cr6++) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Kadmiun (Cd) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Arsen (Ar) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
Timbal (Pb) mg/l Spectrophotometer Atomic Absorption Specrphotometer (AAS) Exsitu
H2 S mg/l Titrasi Titrimteri Exsitu
Fenol μg/l Spectrophotometer Spectrophotometer Exsitu
Biologi
Colifrom mg/L Fermentasi Tabung Fermentasi Exsitu
Sumber : Standart Methode for Examinition and Waste-Water APHA, 1975

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 11
2.1.2. Komponen Biologi
Dalam studi ini akan dikaji aspek-aspek lingkungan biologi yang meliputi
biota darat (flora dan fauna) serta biota perairan.

A. Biota Darat
1. Flora
Pengumpulan data vegetasi terutama pada ekosistem alami
dilakukan studi floristik, yakni mencatat tipe-tipe habitat, jenis-
jenis yang dominan serta penyebarannya. Juga dilakukan observasi
dan pencatatan tentang kepekaan komunitas vegetasi yang
bersangkutan terhadap perubahan akibat rencana pertambangan
batubara yang akan dilakukan serta vegetasi langka khususnya di
ekosistem alami akan diidentifikasi jenis, jumlah dan
penyebarannya.
Untuk keperluan penelaahan dampak penting komponen biologi
perlu dikaji unsur-unsur flora darat adalah parameter komponen
vegetasi yang dikaji meliputi keberadaan jenis-jenis vegetasi,
manfaat vegetasi dan status keberadaannya, tipe-tipe ekosistem
alami dan binaan (pemukiman dan pertanian) yang ada.
Penentuan titik pengambilan sampling (jalur pengamatan)
didasarkan pada keterwakilan seluruh daerah studi dengan
pertimbangan kondisi penutupan vegetasi.
2. Fauna
Pengumpulan data fauna darat dilakukan di wilayah studi secara
purposive dengan cara observasi langsung di lapangan dengan
melihat dan mendengar bunyi atau suaranya untuk jenis burung,
untuk jenis mamalia dengan perjumpaan langsung maupun melalui
pengenalan tanda-tanda yang dijumpai seperti bunyi, jejak hewan,
bekas gigitan atau cakaran pada pohon serta kotoran yang
ditinggalkan.
Penentuan titik pengamatan disesuaikan dengan lokasi petak ukur
dalam pengamatan flora darat dan didasarkan pada keterwakilan
habitat dan penyebaran fauna darat di lokasi studi dan wilayah
sekitarnya yang diperkirakan akan terkena dampak.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 12
Pengamatan jejak dilakukan dengan cara mencatat semua jenis
satwa liar yang ditemui dan mengidentifikasi jenis satwa liar
melalui jejak atau kotorannya.
Selain dengan pengamatan di lapangan, untuk melengkapi
pengumpulan data mengenai jenis fauna darat yang ada di lokasi
studi dilakukan dengan observasi tidak langsung berupa informasi
dari masyarakat setempat.

B. Biota Air
Biota perairan erat sekali hubungannya dengan penurunan kualitas air
laut sebagai akibat adanya kegiatan operasional dermaganantinya.
Untuk itu, penentuan lokasi pengambilan sampel biota perairan
disesuaikan dengan dasar penentuan lokasi pengambilan sampel
kualitas airluat yaitu rencana lokasi kegiatanterutama badan perairan
yang diperkirakan akan terkena dampak.

2.1.3. Komponen Sosekbudkesmas


Untuk penelaahan dampak penting terhadap komponen sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat perlu dilakukan kajian dengan metode
gabungan beberapa teknik pengumpulan data baik primer maupun
sekunder.
Data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan melalui pedoman
wawancara berstruktur dan terfokus serta mendalam dengan
menggunakan alat bantu kuisioner. Sedangkan untuk data sekunder
dapat diperoleh melalui studi pustakan/literatur pada beberapa sumber
baik dari dinas atau instansi terkait seperti kantor desa/kecamatan, BPS,
Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Pengambilan sampel sosekbudkesmas dilakukan dengan metode
purposive proportional sampling dan gabungan dari beberapa aspek
pengumpulan data sosekbudkesmas. Untuk jumlah responden minimal
5% dari jumlah kepala keluarga didasarkan pada tingkat keterwakilan
mayarakat yaitu berusia 15 tahun s/d 60 tahun, pendidikan (minimal
SD), telah bekerja atau sebagai Kepala Keluarga, dan status sosial dalam
masyarakat tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan sederajat. Selain itu,
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 13
juga dilakukan wawancara mendalam tanpa questioner dengan beberapa
orang tokoh kunci (key person).

2.2. Metode Prakiraan Dampak Penting


Dampak besar dan penting yang akan dianalisis dalam studi UKL-UPL adalah
berdasarkan parameter lingkungan yang terkena dampak sesuai dengan
hasil pelingkupan yang merupakan isu-isu pokok lingkungan.

2.2.1. Metode Prakiraan Dampak


Dalam memprakirakan seberapa besar dampak dari masing-masing
kegiatan tersebut terhadap komponen lingkungan, akan digunakan
metode formal dan metode informal.

A. Metode Formal
Metode formal digunakan untuk memprakirakan dampak dari
parameter-parameter yang sifatnya dapat diukur atau diestimasi
menggunakan model matematik atau statistik. Prakiraan dampak
penting dengan metode ini didekati dengan menggunakan
persamaan matematik dan rumus-rumus yang telah umum
digunakan dan memenuhi syarat keberlakuannya.
Formula matematik disusun atau dibangun berdasarkan teori atau
asumsi bekerjanya suatu kondisi lingkungan tertentu.

B. Metoda Informal
Metode informal didasarkan pada instuisi, analogi dan pengalaman
untuk memprakirakan parameter-parameter lingkungan yang sangat
sulit didekati dengan model matematik. Pada umumnya metode
informal yang digunakan adalah :
a. Berdasarkan Analogi
Melalui metode ini masalah-masalah lingkungan yang timbul disuatu
lokasi sebagai akibat beberapa kegiatan akan dikaji guna dijadikan
dasar dan pertimbangan untuk memprakirakaan dampak yang akan
timbul di lokasi lain yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 14
Dengan cara ini dampak yang telah terjadi di daerah sejenis dikaji
dan digunakan sebagai analogi untuk memprakirakan dampak pada
studi ini.
b. Berdasarkan Baku Mutu Lingkungan
Prakiraan dampak terhadap suatu komponen kegiatan dapat
diprediksikan melalui penggunaan standar atau kriteria baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan-peraturan
yang berlaku baik di tingkat nasional, sektoral maupun regional,
atau penggunaan suatu kriteria yang telah dibakukan dan diterima
secara luas.
Penggunaan standar atau kriteria dalam prakiraan dampak
umumnya dilakukan dengan cara membandingkan suatu nilai
parameter komponen lingkungan yang telah maupun diprakirakan
akan berubah terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau
diijinkan.
c. Berdasarkan Penilaian Para Ahli (Proffesional Judgement)
Prakiraan dampak ditetapkan berdasarkan penilaian para ahli/pakar
(professional judgement). Metode ini diterapkan bila data dan
informasi yang diperoleh di lapangan sangat terbatas serta kurang
dipahami gejala yang diprakirakan akan terjadi.

2.2.2. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak


Setelah dilakukan prakiraan besarnya dampak lingkungan, kemudian
memprakirakan tingkat kepentingan dampaknya (Importance), apakah
suatu dampak lingkungan tersebut bersifat penting atau tidak penting
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999
Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (khususnya Pasal
5 Ayat 1).
Dimana suatu dampak dikatakan penting ditinjau dari :
1. Jumlah Manusia Yang Akan Terkena Dampak
Bila manusia di wilayah studi UKL-UPL yang terkena dampak lingkungan
tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya
sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat
dari usaha atau kegiatan di wilayah studi.
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 15
2. Luas Wilayah Persebaran Dampak
Apabila rencana suatu kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang
mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak
berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak.
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
a. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada
sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku
mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan
mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang
diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
c. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan species-species
yang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku terancam punah, atau
habitat alaminya mengalami kerusakan.
d. Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam,
taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah
ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan.
e. Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan
benda-benda bangunan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi.
f. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau
kontroversi dengan masyarakat, pemerintahan daerah atau
pemerintah pusat, dan atau menimbulkan konflik atau kontroversi di
kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
g. Rencana usaha atau kegiatan akan mengubah atau memodifikasi
areal yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi.
h. Rencana suatu kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan
mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak berbaliknya
dampak, atau segi kumulatif dampak, yang berlangsung pada satu
atau lebih tahapan kegiatan atau secara terus menerus.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 16
4. Banyaknya Komponen Lingkungan Lainnya Yang Terkena
Dampak
Apabila rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder
dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau
sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
5. Sifat Kumulatif Dampak
a. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus
sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh
lingkungan alam atau sosial yang menerimanya.
b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu
sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial
yang menerimanya.
c. Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan
efek saling memperkuat (sinergetik).
6. Berbalik (reversible) atau Tidak Berbaliknya (irreversible)
Dampak
Bila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan
tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan interverensi manusia.
Selanjutnya, setelah ditentukan suatu dampak bersifat penting atau
tidak penting, selanjutnya akan dilakukan pembobotan tingkat
kepentingannya. Adapun pembobotan tingkat kepentingan dampak
dapat dilihat pada tabel pembobotan tingkat kepentingan dampak.

2.2.3. Metode Evaluasi Dampak Penting


Evaluasi dampak merupakan kajian yang bersifat holistik, yakni
telaahan secara totalitas terhadap dampak yang ditimbulkan karena
adanya kegiatan terhadap lingkungan sebagaimana hasil dari Prakiraan
Dampak Besar dan Penting. Dampak-dampak lingkungan (positif
maupun negatif) tersebut ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling
terkait dan saling mempengaruhi sehingga perbandingan antara
dampak besar dan penting yang bersifat positif dan negatif.
Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan AMDAL, bahwa evaluasi
dampak penting dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan dilakukan
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 17
secara holistik, yaitu telaahan secara totalitas terhadap beragam
dampak penting lingkungan hidup dengan sumber usaha dan atau
kegiatan penyebab dampak dengan menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara Nasional maupun Internasional. Terkait
dengan hal tersebut, maka evaluasi dampak penting dalam kajian
Pembangunan Kawasan Permukiman Khusus ini menggunakan Metode
Interaksi Sifat Dampak. (Husin, 2012), dimana untuk menentukan sifat
dampak dilakukan dengan cara mengiteraksikan beberapa sifat
dampak.

3. PROGRAM KERJA
Sesuai dengan tujuan, sasaran dan lingkup pekerjaan UKL UPL Jembatan
Air Hitam Laut Arah Cemara, Kec. Sadu serta pendekatan teknis dan
metodologi, maka konsultan menetapkan rencana kerja yang pada
intinya mencakup antara lain :
1) Pekerjaan Pendahuluan
2) Survei Lapangan dan Sosialisasi
3) Penyusunan Dokumen
4) Penyerahan Dokumen

4. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan ini didasarkan pada
pentahapan pelaksanaan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Dimana dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan ini akan memudahkan
dalam melakukan monitoring dan evaluasi serta progres pekerjaan.
Disamping itu pula, dengan adanya jadwal pelaksanaan pekerjaan ini
akan membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan UKL UPL Jembatan Air
Hitam Laut Arah Cemara, Kec. Sadu, waktu yang dibutuhkan untuk
menyusun dan menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 4 (empat)
bulan kalender. Oleh karena itu, dengan waktu yang relatif singkat
UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 18
tersebut dengan beban pekerjaan yang sangat komplek dan heterogen
maka pembuatan jadwal pekerjaan menjadi sangat penting.

Adapun jadwal pelaksanaan pekerjaan UKL UPL Jembatan Air Hitam


Laut Arah Cemara, Kec. Sadu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

MINGGU MINGGU MINGGU


URAIAN KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II
TAHAP AWAL
Survei lokasi
Koordinasi Dengan Instansi Terkait
Pengumpulan Data
Pengambilan Sampel
Analisa Sampel

TAHAP PENYUSUNAN DOKUMEN


Penyusunan Draft Dokumen
Asistensi dan Presentasi/Diskusi
Perbaikan Dokumen
Penggandaan Dokumen

TAHAP PENYERAHAN DOKUMEN


Laporan Pendahuluan
Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir

5. KOMPOSISI PERSONIL
Sesuai dengan komposisi personil yang ada dalam kerangka acuan kerja,
maka konsutan mengusulkan nama – nama personil yang mengisi posisi
tenaga ahli yang didasarkan pada kualifikasi pendidikan dan pengalaman
kerjanya. Adapun nama – nama tersebut adalah sebagai berikut :
 Ketua Tim (Ahli Lingkungan) : Mochamad Imannudin Hanggi
 Ahli Kimia : Kuncoro Edy
 Ahli Geologi : Aldilla Fakhri Romadhona
 Ahli Sipil : Herry Wibowo

Untuk jadwal penugasan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


POSISI MINGGU MINGGU MINGGU
TENAGA AHLI I II III IV I II III IV I II
Ketua Tim (Ahli Lingkungan)
Ahli Kimia
Ahli Geologi
Ahli Sipil

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 19
KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
TENAGA AHLI
Jumlah
Tenaga Ahli
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal
Bulan
Mochamad Imannudin Hanggi PT. Riga Tenaga Ahli S1 Lingkungan Ketua Tim  Memimpin dan mengkoordinir 1 org
Indonesia Lokal S2 Lingkungan seluruh kegiatan anggota tim. 75 hari
 Bertanggung jawab atas pekerjaan.
Kuncoro Edy PT. Riga Tenaga Ahli S1 Kimia Ahli Fisik Kimia  Berkoordinasi dengan seluruh 1 org
Indonesia Lokal kegiatan anggota tim. 75 hari
 Bertanggung jawab atas pekerjaan.
Aldilla Fakhri Romadhona PT. Riga Tenaga Ahli S1 Geologi Ahli Geologi  Berkoordinasi dengan seluruh 1 org
Indonesia Lokal kegiatan anggota tim. 75 hari
 Bertanggung jawab atas pekerjaan.
Heri Wibowo PT. Riga Tenaga Ahli S1 Sipil Ahli Teknik Sipil  Berkoordinasi dengan seluruh 1 org
Indonesia Lokal kegiatan anggota tim. 75 hari
 Bertanggung jawab atas pekerjaan.

UKL UPL Jembatan Air Hitam Laut Arah Cemara Kec. Sadu 20

Anda mungkin juga menyukai