2 019
ekspose PENDAHULUAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL
1
Src img: fadhilplano07.blogspot.com
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dalam Rangka Optimalisasi dan Penyelamatan Fungsi
OUTLINE
materi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang, Tujuan & Sasaran, Lingkup & Tahapan Kegiatan, Keluaran
3
Di DAS Walane pada WS Walanae-Cenrenae
A. LATAR BELAKANG
Pencemaran Sungai-
Tingkat Alih Fungsi Lahan
Banjir Limbah Pertanian dan
Sedimentasi Tinggi industri rumah tangga
pada Kawasan Hulu
Degradasi
Lingkungan dan
Ekosistem
MAKSUD SASARAN
Mewujudkan tertib tata ruang a. Tersusunnya instrument pengendalian
dalam rangka perlindungan dan pemanfaatan ruang skala mikro dengan
optimalisasi fungsi Danau Tempe ketelitian minimal 1:5000 di Kawasan Sekitar
di DAS Walane pada WS Walanae-Menranae
Danau Tempe
• Peraturan Zonasi : Zoning Text & Zoning MAP
TUJUAN • Perizinan (bentuk, kriteria dan tata cara)
Menyusun instrument lengkap • Insentif dan disinsentif (bentuk, kriteria dan tata cara)
pengendalian pemanfaatan ruang • Pengenaan Sanksi
kawasan dalam rangka perlindungan dan b. Tersusunnya materi teknis dan rancangan
optimalisasi fungsi Danau Tempe di DAS peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang
Walane pada WS Walanae-Cenranae instrumen lengkap pengendalian
pemanfaatan ruang
c. Tersusunnya naskah akademis yang dibuat
untuk setiap rancangan peraturan daerah
d. Tersusunnya kajian KLHS, untuk setiap
rancangan peraturan daerah yang telah
divalidasi
e. Tersusunnya album peta dengan ukuran A1
yang telah diverifikasi
f. Visualisasi dan Simulasi 3D lokasi potensial
pariwisata pada kawasan sekitar Danau
5
C. LINGKUP PEKERJAAN
6
C. LOKASI KEGIATAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN
KOTA PARE-PARE
7
D. KELUARAN
8
D. KELUARAN
9
2 TINJAUAN
KEBIJAKAN & TEORI
A. Kebijakan Tata Ruang
B. Kebijakan Pembangunan
C. Kebijakan Lainnya
D. Kajian Teori
10
Di DAS Walane pada WS Walanae-Cenrenae
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
UU NO. 26 TAHUN 2007 TTG PENATAAN RUANG PP 26/2008 – PP 13/2017 RTRWN
Ps. 8 Ayat 3 Ps. 7 Ayat 2
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi
nasional menjadi wewenang Pemerintah Pusat lingkungan hidup melalui mewujudkan, memelihara, dan
meningkatkan fungsi kawasan lindung dalam rangka
Penjelasan Ps. 5 Ayat 2 meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai
Kawasan perlindungan setempat merupakan salah
Ps. 49 Ayat 3
satu kaw. lindung. Kawasan perlindungan setempat →
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar Wilayah sungai strategis nasional merupakan :
danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air • melayani KSN, PKN atau kawasan andalan
• Melayani paling sedikit 1 daerah irigasi yang luasnya lebih
Pasal 17 ayat 5 besar atau sama dengan 10.000 Ha
Dalam rangka pelestarian lingkungan, dalam rencana • Memiliki dampat negative akibat daya rusak air terhadap
tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling pertumbuhan ekonomi
sedikit 30 % dari luas DAS
WS Walane-Cenranae merupakan salah satu Wilayah
Sungai Strategis Nasional
Arahan kebijakan terkait dengan pengembangan dan pengendalian di Kawasan Danau Tempe meliputi:
• Pendayagunaan sumber air berbasis pada WS, sumber air pada WS strategis nasional yaitu WS
Walanae-Cenranae (Provinsi Sulawesi Selatan) yang melayani PKW Pare-pare dan PKW Barru,
serta Kawasan Andalan Kolonedale dan sekitarnya
• Pengendalian pemanfaatan ruang pada sempadan sungai yang berpotensi mengganggu dan/atau merusak
fungsi sempadan sungai di Sungai Walanae dan Cenranae
• Pengembangan jaringan transportasi danau untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah
sekitarnya meliputi pengembangan jaringan transportasi danau di Danau Tempe
• Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi mengganggu
dan/atau merusak kawasan sekitar yaitu kawasan sekitar Danau Tempe
11
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
12
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA PROV. SULSEL 9/2009 RTRW PROV. SULSEL
• Kota Sengkang (Kab. Wajo) ditetapkan sebagai PKL
• Mengembangkan transportasi danau di Danau Tempe : Dermaga
Limbangan (Kab. Wajo, Sidrap dan Soppeng)
• Danau Tempe ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) skala Provinsi
• Sistem jaringan SDA Nasional
a) Wilayah Sungai (WS) Strategis Nasional meliputi WS Walanae –
Cenranae dan WS Jeneberang
b) WS Walanae – Cenranae meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae, DAS
Paremang, DAS Bajo, DAS Awo, DAS Peneki, DAS Keera, DAS Ranang,
DAS Larompong, DAS Gilirang, DAS Noling, DAS Suli, dan DAS. Suto (I-
IV/A/1) PWK PARE PARE
Kawasan Strategis yang terdapat disekitar Danau Tempe: PKL SENGKANG
1. KSP sudut pertumbuhan ekonomi : Danau Tempe
• Kawasan lahan pangan berkelanjutan khususnya beras dan jagung :
Wajo, Sidrap.
• Kawasan pengembangan budidaya alternative komoditi perkebunan : PKN MAROS
Wajo, Sidrap, Soppeng PKN MAKASSAR
• Kawasan pengembangan budidaya udang : Wajo PKN GOWA
2. KSP sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau
PKN TAKALAR
tekonologi tinggi:
• Kawasan migas Blok Sengkang (Wajo, Sidrap, Soppeng, Bone)
• Pusat pembangkit listrik PLTG Sengkang : Wajo
3. KSP sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan:
• Kawasan lindung sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 50 ditambah
kawasan Danau Tempe (Kabupaten Wajo) dan Danau Sidenreng
(Kabupaten Sidrap)
• Kawasan bendungan Kalola (Wajo)
13
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB WAJO 12/2012 RTRW KAB WAJO
Pasal 6:
PKL : Kawasan Perkotaan Sengkang
Pasal 9 ayat 4
Sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan yaitu Sistem jaringan transportasi sungai dan danau dikembangkan di
Sungai Siwa Kecamatan Pitumpanua, Sungai Walanae, Sungai Cenranae, dan Danau Tempe; Kecamatan Tempe, Kecamatan
Sabbangparu dan Kecamatan Pammana.
Pasal 14 ayat 4
Sistem jaringan sumber daya air terdiri dari :
Sumber Air
• Wilayah Sungai (WS) Walanae Cenranae sebagai sungai strategis nasional yang meliputi DAS Walanae, DAS Cenranae, DAS
Awo, DAS Peneki, dan DAS Keera
• Danau yaitu Danau Tempe yang meliputi Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa, Kecamatan Tanasitolo, dan Kecamatan
Sabbanngparu
Pasal 24 ayat 2
Kawasan resapan air ditetapkan di Kawasan Danau Tempe Kecamatan Tempe, Kawasan Rawa Labuaja Kecamatan
Sabbangparu, Kawasan Rawa Lampullung Kecamatan Tempe, dan Kawasan Rawa Tosora Kecamatan Majauleng, dengan luasan
kurang lebih 18.543 (delapan belas ribu lima ratus empat puluh tiga) hektar.
Pasal 26
Kawasan wisata alam, ditetapkan di Kawasan Danau Tempe Kecamatan Tempe, kawasan
permandian Kalola Kecamatan Maniangpajo dan awo Kecamatan Gilireng
Pasal 27
Kawasan rawan banjir, ditetapkan di sebagian DAS Walanae dan Danau Tempe di Kecamatan Tempe, sebagian
Kecamatan Tanasitolo, sebagian Kecamatan Belawa, sebagian Kecamatan Sabbangparu, muara sungai Siwa dan sepanjang WAS
Cenranae di Kecamatan Bola, Kecamatan Majauleng, Kecamatan Pammana
14
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB WAJO 12/2012 RTRW KAB WAJO
Pasal 38 :
Kawasan peruntukan pariwisata alam, salah satunya Taman Wisata Danau Tempe di Kecamatan Tempe
15
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB WAJO 12/2012 RTRW KAB WAJO
Pasal 58:
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sempadan sungai meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemanfaatan sempadan sungai untuk RTH, pemasangan
bentangan jaringan transmisi tenaga listrik, kabel telepon, pipa air minum, pembangunan prasarana lalu lintas air, bangunan
pengambilan, dan pembuangan air, bangunan penunjang sistem prasarana kota, kegiatan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi
bencana, serta pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan budi daya pertanian dengan jenis tanaman yang tidak mengurangi
kekuatan struktur tanah dan kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi sempadan
sungai sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pemasangan reklame dan papan pengumuman, pendirian
bangunan yang dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan transportasi sungai, kegiatan rekreasi air, serta jalan inspeksi
dan bangunan pengawas ketinggian air sungai; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam, kegiatan yang mengganggu kesuburan dan
keawetan tanah, fungsi hidrologi dan hidraulis, kelestarian flora dan fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, kegiatan
pemanfaatan hasil tegakan, kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup ruang dan jalur evakuasi bencana, kegiatan
pembuangan sampah, dan kegiatan lain yang mengganggu fungsi sempadan sungai sebagai kawasan perlindungan setempat.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sempadan danau dan/atau waduk meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air, taman
rekreasi beserta kegiatan penunjangnya, RTH, dan kegiatan sosial budaya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak
mengganggu fungsi kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pendirian
bangunan yang dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan rekreasi air, jalan inspeksi, bangunan pengawas ketinggian air
danau atau waduk, dan bangunan pengolahan air baku; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan
tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan kegiatan pemanfaatan hasil tegakan,
serta kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak kelestarian fungsi kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan
perlindungan setempat.
16
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB SOPPENG 8/2012 RTRW KAB SOPPENG
Pasal 15:
Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan di Kabupaten Soppeng dikembangkan di Danau Tempe
Kecamatan Marioriawa;
Pasal 28 ayat 4
Kawasan resapan air ditetapkan di kawasan sekitar Danau Tempe Kecamatan Marioriawa.
Pasal 41 ayat 3
Kawasan peruntukan pariwisata alam antara lain Kawasan TWA Lejja, dan kawasan TWA Danau Tempe di Kecamatan
Marioriawa;
Pasal 48 ayat 4
Kawasan Strategis Provinsi dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, salah satunya Kawasan
Danau Tempe ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa
Pasal 49 ayat 3
Kawasan Stratgeis Kabupaten dengan sudut kepentingan lingkungan hidup, salah satunya kawasan Danau Tempe di
Kecamatan Marioriawa
17
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB SOPPENG 8/2012 RTRW KAB SOPPENG
Pasal 61:
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sempadan sungai meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemanfaatan sempadan sungai untuk ruang terbuka hijau (RTH),
pemasangan bentangan jaringan transmisi tenaga listrik, kabel telepon, pipa air minum, pembangunan prasarana lalu lintas air,
bangunan pengambilan, dan pembuangan air, bangunan penunjang sistem prasarana kota, kegiatan penyediaan lokasi dan jalur
evakuasi bencana, serta pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan budi daya pertanian dengan jenis tanaman yang tidak mengurangi
kekuatan struktur tanah dan kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi sempadan sungai
sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pemasangan reklame dan papan pengumuman, pendirian bangunan yang
dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan transportasi sungai, kegiatan rekreasi air, serta jalan inspeksi dan bangunan
pengawas ketinggian air sungai; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam, kegiatan yang mengganggu kesuburan dan
keawetan tanah, fungsi hidrologi dan hidraulis, kelestarian flora dan fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, kegiatan pemanfaatan
hasil tegakan, kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup ruang dan jalur evakuasi bencana, kegiatan pembuangan sampah, dan
kegiatan lain yang mengganggu fungsi sempadan sungai sebagai kawasan perlindungan setempat.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar danau dan/atau waduk meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air, taman rekreasi
beserta kegiatan penunjangnya, ruang terbuka hijau (RTH), dan kegiatan sosial budaya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu
fungsi kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pendirian bangunan yang
dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan rekreasi air, jalan inspeksi, bangunan pengawas ketinggian air danau atau waduk,
dan bangunan pengolahan air baku; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah,
fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan kegiatan pemanfaatan hasil tegakan, serta
kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak kelestarian fungsi kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan perlindungan
setempat
18
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB SINDERENG RAPANG 5/2012 RTRW KAB SINDERENG RAPANG
Pasal 37 ayat 3:
Kawasan peruntukan pariwisata alam yaitu kawasan Danau Sidenreng di sebagian wilayah Kecamatan Watang
Sidenreng, sebagian wilayah Kecamatan Tellu Limpoe dan sebagian wilayah Kecamatan Panca Lautang
Pasal 42 ayat 3
KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu kawasan Danau Sidenreng di
sebagian wilayah Kecamatan Watang Sidenreng, sebagian wilayah Kecamatan Panca Lautang, dan sebagian wilayah
Kecamatan Tellu Limpoe
Pasal 43 ayat 3
KSK sudut kepentingan lingkungan hidup yaitu kawasan Danau Sidenreng ditetapkan di Kecamatan Tellu Limpoe dan
Kecamatan Watang Sidenreng;
19
A. KEBIJAKAN TATA RUANG
PERDA KAB SINDERENG RAPANG 5/2012 RTRW KAB SINDERENG RAPANG
Pasal 55
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar danau atau waduk meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air, taman rekreasi
beserta kegiatan penunjangnya, RTH, dan kegiatan sosial budaya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu
fungsi kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pendirian bangunan yang
dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan rekreasi air, jalan inspeksi, bangunan pengawas ketinggian air danau atau waduk,
dan bangunan pengolahan air baku; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah,
fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan kegiatan pemanfaatan hasil tegakan, serta
kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak kelestarian fungsi kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan perlindungan
setempat.
20
B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
RPJPN 2005-2025
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi rencana jangka
Panjang untuk upaya perlindungan fungsi sumber daya air secara
berkelanjutan, berkeadilan, dan berkeseimbangan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan rakyat
23
D. KAJIAN TEORI
PENGELOLAAN DANAU
24
D. KAJIAN TEORI
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di
laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
PP NO 37/2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Merupakan bentuk
DAS Walanae
D. KAJIAN TEORI
KETERKAITAN SUMBER DAYA AIR DENGAN PENATAAN RUANG
28
D. KAJIAN TEORI
BATAS SEMPADAN DANAU
Beberapa literatur menunjukkan bawah untuk mendukung konservasi danau, maka lebar sempadan yang
disarankan untuk tujuan konservasi adalah sebagai berikut:
29
3 GAMBARAN UMUM
KAWASAN PENGENDALIAN
A. Profil WS Walanae-Cenranae
B. Profil DAS Walane
C. Profil Danau Tempe dan
Kawasan Sekitarnya
30
Di DAS Walane pada WS Walanae-Cenrenae
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
WS Walanae-Cenranae terdiri
dari 39 DAS, dimana DAS
Utamanya yaitu DAS Bila Walanae (7.770 Km²).
Potensi air yang ada sebesar 9.418 Juta m3/tahun.
31
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Kondisi topografi disekitar Danau Tempe merupakan
daerah dataran rendah serta memiliki kemiringan
lereng yang relatif datar (0-8%).
RPSDA Wilayah Sungai Walanae Cenranae, 2018
32
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Cekungan Air Tanah (CAT) yang terdapat di sekitar
Danau Tempe adalah CAT Pinrang-Sidenreng.
33
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Kondisi lahan kritis dapat menimbulkan berbagai
masalah seperti erosi lahan, sedimentasi di badan
sungai, daya resap air rendah.
34
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Tingkat bahaya erosi di WS Walanae Cenranae :
• Rendah : 74,56%
• Sedang : 14,58%
• Tinggi : 10,86%
35
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Banjir menjadi masalah tahunan di Wilayah Sungai
Walanae-Cenranae.
36
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Penggunaan Lahan di Wilayah
Sungai Walanae-Cenranae
37
A. PROFIL WS WALANAE-CENRANAE
Sebaran SDEW
Pada lingkup WS
Walanae-Cenranae Daftar SDEW pada lingkup
Danau
WS Walanae-Cenranae:
terdapat 3 Danau dan Embung
DANAU :
16 Embung. 1. Danau Tempe
2. Danau Sindereng
*Jumlah danau dan embung akan di
konfirmasi/update pada instansi 3. Danau Lapompaka/Buaya
terkait
EMBUNG :
1. Embung Bingkulu
2. Embung Alabong
3. Embung Datae
4. Embung Bapangi
5. Embung Calie
6. Embung Tocule
7. Embung Palaguna
8. Embung Salojampu
9. Embung Sakkoli
10. Embung Lamalatadua
11. Embung Allopereng Bandengen
12. Embung Lapince
13. Embung Jampu
14. Embung Linre
15. Embung Tellongen
16. Embung Batu Gading
Sumber : Kepmen PUPR Nomor 90/KPTS/M/2018 tentang Rencana 38
Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Walanae-Cenranae
B. PROFIL DAS WALANAE
Kab. Bone
15% Kab. Enrekang
33% Kab. Maros
18%
Kab. Pangkep
18%
9% Kab. Pinrang
0%6%
1%
Kab. Sidrap
Kab. Soppeng
Kab. Wajo
Sumber : Kepmen PUPR Nomor 90/KPTS/M/2018 tentang Rencana 39
Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Walanae Cenranae
B. PROFIL DAS WALANAE
40
B. PROFIL DAS WALANAE
41
B. PROFIL DAS WALANAE
MOZAIK RENCANA POLA RUANG KAB
DI DAS WALANAE
Pola Ruang Luas (Ha) %
Kawasan Hutan Lindung 88.520,25 17,59
Kawasan Hutan Konservasi 14.343,52 2,85
Kawasan Konservasi Perairan 2.611,75 0,52
Kawasan Hutan Produksi 5.975,71 1,19
Kawasan Hutan Produksi Terbatas 32.956,38 6,55
Kawasan Hutan Rakyat 501,74 0,10
Kawasan Perkebunan 43.752,63 8,70
Kawasan Permukiman 5.515,44 1,10
Kawasan Pertanian Lahan Kering 115.763,43 23,01
Kawasan Pertanian Lahan Basah 142.338,35 28,29
Kawasan Pertambangan 209,44 0,04
Kawasan Lahan Yang Dapat Di Konversi 12.969,86 2,58
Kawasan Taman Wisata Alam 1.572,50 0,31
Kawasan Tidak Sesuai Unggulan Provinsi 35.607,98 7,08
Perairan 469,55 0,09
Jumlah 503.108,53* 100
Sumber : diolah dari peta shp rencana pola ruang tiap kabupaten
*Luasan belum termasuk rencana pola ruang DAS di Kabupaten Bone
PERIKANAN
PENELITIAN
TRANSPORTASI
Teluk Bone
S. Sidenreng
S. Bilokka
S. Batu-Batu
S. Paddangeng
S. Walanae
45
C. PROFIL DANAU TEMPE DAN KAWASAN SEKITARNYA
Danau Tempe mengalami kekritisan dengan pendangkalan dan penyusutan luas badan air
Landsat 2* (1981): 28.213,44 Ha
Landsat 4 (1989) : 17.611,87 Ha
Landsat 7 (2000) : 15.945,13 Ha
Landsat 8 (2015) : 8.240,76 Ha
Sumber:
Bramantiyo Marjuki, 2016 - Citra Satelit
46
Vid src: www.youtube.com – DitjenSDA
C. PROFIL DANAU TEMPE DAN KAWASAN SEKITARNYA
Zona Keramat
Img src: fadhilplano07.blogspot.com
47
C. PROFIL DANAU TEMPE DAN KAWASAN SEKITARNYA
Keanekaragaman Hayati
Danau Tempe memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi. Merupakan habitat dari berbagai jenis satwa.
48
C. PROFIL DANAU TEMPE DAN KAWASAN SEKITARNYA
49
C. PROFIL DANAU TEMPE DAN KAWASAN SEKITARNYA
Danau Tempe, saat ini sedang dilakukan kegiatan revitalisasi
danau oleh Kementerian PUPR (2016-2019)
Sumber: Revitalisasi
Danau Tempe; BBWS
Pompengan Jeneberang,
2018
4 METODOLOGI
DAN RENCANA KERJA
A. Kerangka Pikir
B. Time Line Pelaksanaan
C. Input Proses Output
D. Kebutuhan Data
E. Rencana Kerja
51
Di DAS Walane pada WS Walanae-Cenrenae
A. KERANGKA PIKIR &
TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
53
C. MATRIKS INPUT-PROSES OUTPUT
54
D. KEBUTUHAN DATA
DATA SEKUNDER
No Kebutuhan Data Format Data Tahun Instansi Tujuan Data
Pemerintah Pusat
Kajian/Rencana revitalisasi Danau Tempe Laporan, Peta terbaru Dirjen Sumber Daya Air, PUPR Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana/Program Pengelolaan WS Walanae-Cenranae Laporan, Peta (shp) terbaru Dirjen Sumber Daya Air, PUPR Analisis Skala WS dan DAS
Kajian pengembangan kawasan sekitar Danau Tempe Laporan, Peta terbaru Dirjen Cipta Karya, PUPR Analisis IDAP dan INSDAL
Perencanaan infrastruktur di Kawasan Danau Tempe Laporan, Peta terbaru Dirjen Cipta Karya, PUPR Analisis IDAP dan INSDAL
Perencanaan jaringan jalan Laporan, Peta terbaru Dirjen Bina Marga, PUPR Analisis IDAP dan INSDAL
Kajian DAS Walane Laporan, Peta terbaru Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, KLHK Analisis Kaw. DAS
Data Bidang Tanah Peta terbaru ATR/BPN Analisis IDAP dan INSDAL
Pemerintah Provinsi Selatan
Data WS Walanae-Cenranae (profil, karakteristik, dst) Laporan, Peta terbaru BBWS Pompengan Jeneberang Analisis Skala WS dan DAS
Data DAS Walane (profil, karakteristik, dst) Laporan, Peta terbaru BBWS Pompengan Jeneberang Analisis Kaw. DAS
Data sebaran Situ, Danau, Embung, dan Waduk (profil, tingkat kekritisan) Laporan, Peta terbaru BBWS Pompengan Jeneberang Analisis IDAP dan INSDAL
Kajian tingkat kekritisan DAS Walane Laporan, Peta terbaru BBWS Pompengan Jeneberang Analisis Kaw. DAS
Kajian revitalisasi Danau Tempe Laporan, Peta terbaru BBWS Pompengan Jeneberang Analisis IDAP dan INSDAL
RTRW Provinsi Sulawesi Selatan Laporan, Peta (shp) 2009-2029/ terbaru Bappeda Analisis WS, DAS dan IDAP
RPJMD, RIPARDA Provinsi Sulawesi Selatan Laporan terbaru Bappeda Analisis WS, DAS dan IDAP
Rencana pengembangan Danau Tempe sebagai KSP Laporan terbaru Bappeda Analisis IDAP dan INSDAL
Peta penetapan kawasan hutan, peta kawasan lindung & konservasi Laporan, Peta (shp) terbaru Dinas LH Analisis Skala WS dan DAS
Rencana pengembangan jaringan jalan dan infrastruktur di kawasan Danau Tempe Laporan, Peta (shp) terbaru Dinas Bina Marga dan Konstruksi Analisis IDAP dan INSDAL
Peta Status Bidang Tanah di Sekitar Kawasan Danau Tempe peta terbaru Kantor Wilayah BPN, Provinsi Sulawesi Selatan Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana jaringan transportasi penyeberangan (danau) di Danau Tempe Laporan, Peta terbaru Dinas Perhubungan Analisis IDAP dan INSDAL
Kajian/Rencana pengembangan kawasan permukiman di sekitar Danau Tempe Laporan, Peta terbaru Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana pengelolaan sumber daya air di Danau Tempe laporan terbaru Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana pengembangan destinasi wisata di Danau Tempe laporan terbaru Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Analisis IDAP dan INSDAL
Pemerintah Kabupaten Wajo; Soppeng; Sidrap
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Laporan, Peta (shp) 2012-2032 Bappelitbangda Analisis IDAP dan INSDAL
RPJMD, RIPARDA Kabupaten Laporan, Peta terbaru Bappelitbangda Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana jaringan jalan dan infrastruktur Laporan, Peta terbaru Dinas Bina Marga Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana pengembangan pariwisata kabupaten Laporan, Peta terbaru Dinas Pariwisata Analisis IDAP dan INSDAL
Kajian lingkungan hidup, peta lahan kritis Laporan, Peta terbaru Dinas Lingkungan Hidup Analisis DAS, IDAP dan INSDAL
Rencana Detail Tata Ruang Kec, disekitar Danau Tempe Laporan, Peta (shp) terbaru Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana sistem jaringan transportasi (danau dan darat) Laporan, Peta terbaru Dinas Perhubungan Analisis IDAP dan INSDAL
Rencana pengelolaan sumber daya air di Danau Tempe laporan terbaru Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Analisis IDAP dan INSDAL
Data Pertanahan peta terbaru Kantor Pertanahan BPN Kabupaten Analisis IDAP dan INSDAL
Data prosedur dan kriteria perizinan di Kabupaten laporan terbaru Dinas Penanaman Modan dan PTSP Analisis INSDAL
Kebiajakan insentif dan disinsentif di Kabupaten laporan terbaru Bappelitbangda Analisis INSDAL
55
D. KEBUTUHAN DATA
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Keluaran dan Manfaat
Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Kebijakan dan Teori
Kebijakan Tata Ruang
Kebijakan Pembangunan Nasional dan Daerah
Kebijakan Sektoral
Tinjauan Teori
Bab III Gambaran Umum Kawasan Pengendalian
Profil WS Walanae-Cenranae
Profil DAS Wanale
Profil Danau Tempe dan Kawasan Sekitarnya
Bab IV Metofologi dan Rencana Kerja
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Rencana Kerja
Bab V Gagasan Awal
Kajian isu strategis (lingkup WS, DAS, dan Danau)
Konsep Penetapan SDEW Prioritas
Konsep Penetapan Kawasan Prioritas
Konsep Penataaan Kawasan Prioritas
Rancangan Desain Survei
59
5 GAGASAN AWAL
A. Isu Strategis
B. Analisis Kawasan
Mempengaruhi/Dipengaruhi
C. Konsep Penetapan SDEW Prioritas
D. Konsep Penetapan Batas Badan Air
E. Konsep Penetapan Kaw. Prioritas
60
Di DAS Walane pada WS Walanae-Cenrenae
A. ISU STRATEGIS
POTENSI PERMASALAHAN
a. Sumber Air Baku a. Pelestarian Danau Tempe
• Danau tempe merupakan sumber air baku • Peningkatan sedimen tahunan rata-rata di danau
potensial, dengan volume tampung mencapai 207,66 diperkirakan sekitar 500.000 m3 atau kurang lebih 0,3 cm
juta m3. Sumber air danau tempe saat ini tiap tahunnya.
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti irigasi b. Lahan kritis
pertanian, sumber air PDAM, perikanan. • Penebangan hutan secara liar dan perladangan berpindah
b. Pariwisata Alam dan Budaya • Alih fungsi lahan atau konversi areal hutan
• Bentang alam Danau Tempe yang dipadukan dengan • Lahan kritis yang ada di Wilayah Sungai Walanae-Cenranae
budaya/ adat istiadat masyarakat lokal dapat menjadi di perkirakan seluas 315.111,25 Ha
objek wisata potensial untuk pengembangan wisata c. Erosi dan sedimentasi
alam dan budaya. • berkurangnya kedalaman sungai dalam jangka panjang
c. Sosial Masyarakat karena penumpukan sedimen dan erosi
• Kearifan lokal masyarakat di sekitar Danau Tempe • Terjadinya kerusakan ekosistem danau seperti punahnya
turut serta menjaga kelestarian Danau Tempe, berbagai jenis ikan
misalnya adanya area-area terlarang (sebagai area • sungai yang masuk ke Danau Tempe juga digunakan sebagai
pelestarian ikan) tempat pembuangan limbah padat dan sampah baku
d. Keanekaragaman hayati d. Banjir dan kekeringan
• Danau tempe memiliki keanekaragaman hayati • Bencana banjir yang selalu terjadi di sepanjang aliran
yang tinggi. Setidaknya terdapat 17 jenis ikan sungai mulai dari Danau Tempe hingga Sungai Cenranae
termasuk udang air tawar yang bernilai di bagian hilir
ekonomis. Selain itu terdapat beberapa jenis burung e. Ketersediaan, Kualitas, dan Pencemaran
dan tempat persinggahan burung migran dari Asia • ketersediaan air yang sangat terbatas pada musim
Utara - Australia kemarau terutama untuk memenuhi kebutuhan air irigasi dan
pemeliharaan ekologi sungai dan danau
• terjadinya distribusi air yang kurang merata diantara wilayah
kabupaten. Wilayah hulu lebih banyak mendapat air daripada
wilayah hilir
• Pencemaran pada sumber air di Wilayah Sungai Walanae-
Cenranae (terutama di Danau Tempe) disebabkan oleh
pembuangan limbah domestik dan limbah padat lainnya serta
penggunaan pestisida untuk pertanian terutama61di daerah
hulu sungai-sungai yang bermuara di Danau Tempe
B. ANALISIS KAWASAN MEMPENGARUH DAN DIPENGARUHI
Kawasan yang mempengaruhi MEMPENGARUHI
sistem danau Tempe adalah Daerah SELATAN
Aliran Sungai (DAS) Walanae di MEMPENGARUHI
Ke Teluk Bone Hulu
bagian Selatan, DAS Bila di Bagian
Utara, dan Tempe Depression/ Batu- Tengah
Batu di bagian Barat
ppesumapapua.menlh.go.id
UTARA Tengah
MEMPENGARUHI
Hulu
Hulu
DANAU TEMPE
62
B. ANALISIS KAWASAN MEMPENGARUH DAN DIPENGARUHI
Kawasan perkotaan,
Alih fungsi lahan di kaw. permukiman dekat
Alih fungsi lahan di kaw.
Hulu bagian selatan, dengan sungai →
Limbah pertanian yang Hulu bagian utara menjadi
dimanfaatkan sebagai buangan limbah domestik
masuk ke sungai dan lahan pertanian
lahan pertanian/perkebunan dan industri rumah tangga
Danau Tempe
SELATAN
Hulu
Hulu UTARA
DANAU TEMPE Hulu
Hilir
63
B. ANALISIS KAWASAN MEMPENGARUH DAN DIPENGARUHI
Aspek Deskripsi
1 LUASAN Luas area badan air dari SDEW
2 PERMASALAHAN Konflik delineasi badan air/ sertifikasi badan air
BADAN AIR
3 TINGKAT KEKRITISAN Kekritisan SDEW ditinjau dari tingkat sedimentasi
& pemanfaatan SDEW berdampak negatif
4 POTENSI BENCANA SDEW yang berpotensi menimbulkan bencana
pada kaw. sekitarnya
5 TINGKAT SDEW yang dimanfaatkan untuk berbagai
KEBERMANFAATAN kegiatan baik untuk kehidupan dan penghidupan
7 TATA GUNA LAHAN Penggunaan lahan di sekitar badan air yang dapat
SEKITAR mengancam kelestarian dan fungsi SDEW
8 NILAI STRATEGIS SDEW yang masuk dalam kebijakan/program
NASIONAL/PROV/KAB strategis pada lingkup nasional-provinsi-kabupaten
65
C. KONSEP PENETAPAN SDEW PRIORITAS
SDEW PRIORITAS
Penilaian SDEW prioritas :
PENETAPAN SDEW
DAFTAR PRIORITAS PRIORITAS
Daftar Situ ASPEK PERTIMBANGAN
1. Luasan Situ :
2. Permasalahan Badan Urutan 1, Urutan 2,..dst
Daftar Danau Air Danau :
3. Tingkat Kekritisan Urutan 1, urutan 2..dst Danau
4. Potensi Bencana Embung : urutan 1
Daftar Embung 5. Tingkat kebermanfaatan Urutan 1, urutan 2..dst
6. Potensi pengembangan Waduk :
7. Tata guna lahan sekitar Urutan 1, urutan 2..dst
Daftar Waduk
Nilai Pembobotan :
Luasan (10)
Permasalahan Badan Air (10)
Penilaian SDEW Tingkat Kekritisan (10)
Prioritas Potensi Bencana (10)
100% Tingkat Kebermanfaatan (15)
Potensi Pengembangan (15)
Tata Guna Lahan Sekitar (10)
Nilai Strategis Nasional/Prov/Kab (20)
66
C. KONSEP PENETAPAN SDEW PRIORITAS
Nilai Pembobotan :
Aspek Sakkoli Lamalatadua Allopereng Lapince Jampu Linre Tellongeng Batu Gading
Kategori Bobot Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
Luasan 10 3 30 1 10 3 30 3 30 1 10 1 10 3 30 2 20
Permasalahan Badan Air 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tingkat Kekritisan 10 1 10 1 10 2 20 1 10 2 20 1 10 1 10 3 30
Potensi Bencana 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tingkat Kebermanfaatan 15 1 15 1 15 2 30 1 15 1 15 1 15 1 15 1 10
Potensi Pengembangan 15 1 20 1 15 2 30 2 30 1 15 0 0 2 30 1 10
Tata Guna Lahan Sekitar 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10 1 10
Nilai Strategis 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 85 60 120 95 70 45 95 80
C. KONSEP PENETAPAN SDEW PRIORITAS
1. Danau Tempe 2. Danau Sindereng 3. Danau Buaya
▪ Luas : 14.081,16 Ha ▪ Luas : 4.800 Ha ▪ Luas : 1.868 Ha
▪ Permasalahan Badan Air : Terjadi ▪ Permasalahan Badan Air : Terjadi ▪ Permasalahan Badan Air : Terjadi
pendangkalan dan penyusutan badan air pendangkalan dan penyusutan badan air pendangkalan dan penyusutan badan air
(tinggi) (cukup tinggi) (sedang)
▪ Tingkat Kekritisan : sangat kritis, ▪ Tingkat Kekritisan : kritis, terjadi ▪ Tingkat Kekritisan : Cukup kritis, terjadi
sedimentasi tinggi, air tercemar, sedimentasi dan pencemaran air sedimentasi dan pencemaran
terancam hilang. ▪ Potensi Bencana : Tinggi (bencana banjir ▪ Potensi Bencana : Sedang berpotensi bajir
▪ Potensi Bencana : Tinggi (bencana banjir sering terjadi) akibat pendangkalan ▪ Tingkat kebermanfaatan : bermanfaat
sering terjadi) akibat pendangkalan ▪ Tingkat kebermanfaatan : sangat (dimanfaatkan untuk perikanan, sumber
▪ Tingkat kebermanfaatan : sangat bermanfaat (dimanfaatkan untuk air, pertanian)
bermanfaat (dimanfaatkan untuk perikanan, sumber air, pertanian) ▪ Potensi Pengembangan : sebagai sumber
perikanan, sumber air, pertanian, ▪ Potensi Pengembangan : Cukup tinggi air baku dan perikanan
transportasi) (sumber daya air dan bentang alam ▪ Tata Guna Lahan sekitar : Ancaman
▪ Potensi Pengembangan : Tinggi (sumber menjadi potensi air baku dan pariwisata) sangat rendah, kawasan sekitar didominasi
daya air dan bentang alam menjadi ▪ Tata Guna Lahan sekitar : Ancaman oleh lahan pertanian.
potensi air baku dan pariwisata) rendah, kawasan sekitar didominasi oleh ▪ Strategis : -
▪ Tata Guna Lahan sekitar : Ancaman lahan pertanian.
tinggi, perkembangan permukiman ke ▪ Strategis : Kawasan strategis provinsi,
arah danau-dekat kawasan perkotaan. kabupaten
▪ Strategis Nasional : salah satu dari 15
danau prioritas nasional; merupakan Aspek Danau Tempe Danau Sidenreng Danau Buaya
Kawasan Strategis Provinsi; kabupaten
Kategori Bobot Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
Luasan 10 3 30 1 10 1 10
Danau Tempe ditetapkan Permasalahan Badan Air 10 2 20 2 20 1 10
sebagai SDEW Prioritas Tingkat Kekritisan 10 3 30 3 30 1 10
berdasarkan hasil pembobotan
Potensi Bencana 10 3 30 2 20 1 10
dan juga merupakan Danau
Tingkat Kebermanfaatan 15 3 45 3 45 2 30
Prioritas Nasional sehingga
Potensi Pengembangan 15 3 45 2 30 1 15
menjadi prioritas kegiatan
Tata Guna Lahan Sekitar 10 3 30 2 20 1 10
pengendalian guna
Nilai Strategis 20 3 60 2 40 0 0
optimalisasi dan
Total 290 Total 215 Total 95
penyelamatan fungsi
Rank I II III
D. KONSEP PENETAPAN DELINEASI BADAN AIR
Luas Danau Tempe :
Perda Kab Wajo No 14/2016 tentang
Pengelolaan Danau Tempe
Danau Tempe memiliki luas 47.800 ha pada
ketinggian 10 mdpl dengan luas daerah tangkapan
air (catchment area) Danau Tempe seluas 4. 587 km2. Luasan berdasarkan Peta RBI 1991
14.081,16 Ha
Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN)
Danau Tempe, 2014
Kementerian Lingkungan Hidup
Luas Danau Tempe mencapai 47.800 ha pada Luasan berdasarkan Peta SHP
saat tinggi muka air (TMA) mencapai elevasi RTRW Provinsi dan Kabupaten
10 mdpl.
Pada musim kemarau Danau Tempe hanya
RTRW Provinsi Sulsel : 14.270,14 Ha
memiliki luas 10.000 ha dengan RTRW Kab. Wajo, Kab. Soppeng dan Kab
kedalaman air antara 0,50 – 2,00 mdpl Sidrap : 13.046,34 ha
71
D. KONSEP PENETAPAN DELINEASI BADAN AIR
72
D. KONSEP PENETAPAN DELINEASI BADAN AIR
Batas delineasi
badan air di
Danau Tempe
ditetapkan
berdasarkan :
• Less Konflik
• Kesepakatan
Stakeholder 73
terkait
D. KONSEP PENETAPAN DELINEASI BADAN AIR
74
D. KONSEP PENETAPAN DELINEASI BADAN AIR
75
E. KONSEP PENETAPAN KAW. PRIORITAS
Batas delineasi kawasan
Kawasan yang ditetapkan harus memiliki kriteria (Protap RKA): perencanaan dapat dilakukan
• Kawasan yang memiliki sudut kepentingan strategis yang berdasarkan:
harus dilindungi fungsinya A. Batas Administrasi →
• Kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan Perwilayahan
• Kawasan cepat tumbuh yang harus dikendalikan. B. Batas Fungsional → batas
fisik, infrastruktur, dominasi
kegiatan dan interaksi kawasan
Identifikasi kawasan prioritas (buatan/alami)
mempertimbangkan (Protap RKA):
• Jangkauan pengaruh dari dampak
pembangunan atau keberadaan objek
strategis
• Kawasan yang dipengaruhi dan Pada penetapan delineasi
Meninjau:
berdampak langsung kawasan yang akan diatur muatan
• Karakteristik Danau
• Jarak radius dari batas terluar objek INSDAL di sekitar Kawasan
Tempe
strategis Danau Tempe, dilakukan
• Fungsi Danau
• Keserasian dan keterpaduan fungsi berdasarkan Batas Fungsional,
• Tujuan penyusunan
objek strategis dan sekitar dengan pertimbangan kritera:
INSDAL
• Morfologi kawasan 1. Area sempadan danau
• Permasalahan aktual butuh penanganan 2. Kawasan terdampak banjir
• Prasarana dan sarana eksisting 3. Ancaman urban area
• Prioritas kawasan yang membutuhkan 4. Interaksi sosial ekonomi
penanganan pengendalian terhadap D. Tempe
• Tingkat laju pertumbuhan dan 5. Batasan fisik (jalan/irigasi, dll)
perubahan guna lahan kawasan
Sumber :
Pedoman Penyusunan RDTR & PZ (Permen ATR/BPN 16/2018)
Tata Cara Penyusunan Rencana Teknis Antara di Kawasan Objek Strategis (Protap Dirjen 76
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah no 57/2019)
E. KONSEP PENETAPAN KAW. PRIORITAS
77
5. Batas Fisik
E. KONSEP PENETAPAN KAW. PRIORITAS
meminimalkan dampak
bencana banjir
78
5. Batas Fisik
Pada saat intensitas hujan tinggi, Sungai
Walanae dan Danau Tempe meluap
E. KONSEP PENETAPAN KAW. PRIORITAS
Sengkang
Perlu diatur INSDAL →
mengendalikan arah
perkembangan kawasan
budidaya serta mendukung
pelestarian danau
79
5. Batas Fisik
E. KONSEP PENETAPAN KAW. PRIORITAS
5. Batas Fisik
Delineasi kaw. Prioritas
menggunakan batas fisik Sengkang
berupa jaringan jalan dan
sungai/saluran air.
81
Delineasi Alternatif 1 Kawasan Prioritas
Kawasan Delineasi meliputi kawasan Perkotaan
Sengkan dan sempadan danau bagian timur
Prioritas
(IDAP)
Luas Delineasi :
5.510,71 Ha
Meliputi :
Kec. Tempe
1.814 Ha
Kec. Sabangparu
2.420 Ha
Kec. Tanasitolo
1.275 Ha
Kec. Pammana
PETA DELINEASI KAWASAN PRIORITAS
1,7 Ha Sengkang
82
Delineasi Alternatif 2 Kawasan Prioritas
Kawasan
Delineasi meliputi kawasan Perkotaan
Prioritas Sengkan dan seluruh sempadan danau
(IDAP)
Luas Delineasi :
5.908,99 Ha
Meliputi :
Kab. Wajo
• Kec. Tempe
• Kec. Tanasiolo
• Kec. Sabangparu
• Kec. Pammana
Kab. Soppeng
• Kec. Riorawa
• Kec. Donri-Donri
Kab. Sidrap
• Kec. Panca Lauta
83
Delineasi Kawasan
Prioritas (IDAP)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
+ Kemudahan pelaksanaan, hanya 1 administrasi Kab + Mencakup seluruh kawasan sempadan Danau Tempe
+ Mencakup kawasan perkotaan sengkang + Mencakup kawasan perkotaan singkang
+ Merupakan kawasan dengan aktivitas tinggi - danau
- Tidak mencakup seluruh kawasan sekitar (sempadan)Danau
- Tidak mencakup seluruh kawasan sekitar (sempadan)Danau - Kawasan delineasi arah barat, utara dan selatan di dominasi
oleh pertanian
- Meliputi 3 Kabupaten (Wajo, Soppeng, Sidrap)
Penelitian
Perikanan
PRINSIP PENATAAN
Pertanian
DESIGN
Pariwisata
Transportasi Pelestarian Ekosistem & KAWASAN
Peningkatan Fungsi Danau
Berbasis
lingkungan dan ISU STRATEGIS
berkelanjutan
• Berbasis POTENSI
• Berbasis MASALAH
85
8. KONSEP PENATAAN KAWASAN
P E N ATA A N
K AWA SA N P E R M U K I M A N T E P I S U N G A I
86
Sumber gambar: desain taman kali malang
8. KONSEP PENATAAN KAWASAN
P E N ATA A N
K A W A S A N W I S ATA D A N A U T E M P E
Karakteristik budaya lokal dapat menjadi destinasi wisata di Danau Tempe.
87
8. KONSEP PENATAAN KAWASAN
P E N ATA A N
K A W A S A N W I S ATA D A N A U T E M P E
1. FOOD COURT
2. PARKIR
3. PLAZA
4. TOKO SOUVENIR
5. CAFE
6. AMPHITEATER
7. R.SERBAGUNA
8. GUEST HOUSE
9. DERMAGA
10. MUSHOLA
PLAZA
88
8. KONSEP PENATAAN KAWASAN
P E N ATA A N
K A W A S A N W I S ATA D A N A U T E M P E
AMPHITEATER
Dermaga untuk
wisatawan menuju
rumah apung /
restoran apung
89
DERMAGA
8. KONSEP PENATAAN KAWASAN
P E N ATA A N
K AWA SA N P E R M U K I M A N T E P I DA N AU
Arahan pengembangan
permukiman di kawasan tepi danau
juga mempertimbangkan unsur
mitigasi bencana (banjir)
Menggunakan arsitektur lokal →
90
rumah panggung
References
BBWS Pompengan Jeneberang. 2018. Revitalisasi Danau Tempe di Kabupaten Wajo,
Soppeng dan Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan. Bahan Paparan. Makassar,
Republik Indonesia. Peraturan Menteri ATR/BPN No 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan PZ Kab/Kota
Republik Indonesia. Prosedur Tetap Dirjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan
Penguasaan Tanah No 57/SOP-700/11/2019
Republik Indonesia. Keputuran Menteri PUPR No 90/KPTS/M/2018 tentang Rencana
Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Walanae Cenranae
Kabupaten Wajo. Peraturan Daerah No 14 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Danau
Tempe
Kabupaten Wajo. Peraturan Daerah No 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Wajo
Surur, Fadhil & Sitorus, Santun & Agusta, Ivanovich. 2014. Pertimbangan Aspek Sosial
Budaya dan Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kawasan Danau Tempe
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Tataloka. 16. 168. 10.14710/tataloka.16.3.168-
180.
Thank
You
91
Img src: www.jumardanm.com