Anda di halaman 1dari 31

PROGRAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)

&
PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

PEMBANGUNAN BENDUNG, BANGUNAN SADAP,


JARINGAN IRIGASI & BANGUNAN LAINNYA
PADA DAERAH IRIGASI SAHU

Di Kabupaten Pulau Taliabu


Provinsi Maluku Utara

2019

1
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suprayidno SE.


Nip : 197711092007011012
Jabatan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
Kabupaten Pulau Taliabu
Nama Pemrakarsa : Dinas Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
Kabupaten Pulau Taliabu
Alamat Kantor : Jl. Desa Bobong (97794)

Adalah Penanggung Jawab atas pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Hidup dari Usaha dan/atau Kegiatan :

Nama Usaha/Kegiatan : Pembangunan Bendung Daerah Irigasi (DI) Sahu,


Bangunan Sadap & Jaringan Irigasinya pada areal
sawah produktif seluas ±116 Ha.
Lokasi Kegiatan : Desa Sahu, Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau
Taliabu Provinsi Maluku Utara.
Selanjutnya bertindak selaku penanggung jawab atas kegiatan Pembangunan
Bendung Daerah Irigasi (DI) Sahu, Bangunan Sadap & Jaringan Irigasinya pada
areal sawah produktif seluas ±116 Ha, di Desa Sahu, Kecamatan Taliabu Utara
Kabupaten Pulau Taliabu dengan ini menyatakan bahwa :

1. Kami berjanji dan bersedia melaksanakan Pengelolaan Lingkungan Hidup


dan Pemantauan Lingkungan Hidup atas kegiatan Pembangunan Bendung
Daerah Irigasi (DI) Sahu, Bangunan Sadap & Jaringan Irigasinya pada
areal sawah produktif seluas ±116 Ha, Desa Sahu, Kecamatan Taliabu
Utara Kabupaten Pulau Taliabu, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
dan bersedia secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali melaporkan
hasilnya kepada instansi terkait;
2. Kami bersedia dipantau atas perubahan lingkungan yang dapat timbul
akibat dari kegiatan kami oleh pihak yang memiliki Surat Tugas dari
pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
3. Dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup, apabila tidak sesuai
dengan yang tercantum dalam dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), maka kami bersedia menanggung
semua kerugian serta resiko yang ditimbulkan oleh pencemaran atau
kerusakan lingkungan yang terjadi.

Bobong, 19 Agustus 2019


Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
Kabupaten Pulau Taliabu
Kepala Dinas,

Suprayidno, SE.
197711092007011012

i
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan kebijaksanaan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
(khusus Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup/UKL dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup/UPL, tercantum dalam Lampiran IV) bahwa
rencana usaha atau kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya dan atau
secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya wajib dilengkapi
dengan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

Untuk memenuhi kebijaksanaan pemerintah tersebut, Pemerintah Daerah


Kabupaten Pulau Taliabu melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
selaku Pemrakarsa Kegiatan, melaksanakan penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup UKL UPL Rencana Kegiatan Pembangunan Bendung Daerah Irigasi (DI)
Sahu, Bangunan Sadap & Jaringan Irigasinya pada areal sawah produktif
seluas ±116 Ha,Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi
Maluku Utara.

Kami mengucapkan terima kasih atas saran dan arahan yang telah diberikan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, serta Bidang Pencegahan
Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pulau
Taliabu, sehingga penyusunan UKL dan UPL ini dapat memenuhi persyaratan
dan ketentuan perundangan serta sesuai dengan harapan kita bersama.

Terima kasih pula kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
hingga tersusunnya dokumen UKL dan UPL ini.

Bobong, 19 Agustus 2019


Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
Kabupaten Pulau Taliabu
Kepala Dinas,

Suprayidno, SE.
197711092007011012

ii
DAFTAR ISI

Surat Pernyataan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel iv
Daftar Peta v

BAB 1. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Tujuan dan Manfaat Rencana Kegiatan 2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Studi UKL dan UPL 3

BAB 2. Program Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) 5

BAB 3. Program Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) 14

Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Hal

Tabel 2.1 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) 8


Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu
di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara

Tabel 3.1 Matriks Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) 17


Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu
di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara

iv
DAFTAR PETA

Nomor Judul Hal

Peta 1.1a Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) & 23


Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Peta 1.1b Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) & 24
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Air merupakan salah satu faktor penentu (determinan) dalam proses


produksi pertanian. Oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat
penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam
memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air
(irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika
tidak maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan
mempengaruhi produksi pertanian.

Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir


(downstream) memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana
dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, bendung, saluran primer
dan sekunder, box bagi, bangunan bangunan ukur, dan saluran tersier serta
saluran tingkat usaha tani (TUT). Terganggunya atau rusaknya salah satu
bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja system yang ada,
sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi menurun.
Apabila kondisi ini dibiarkan terus dan tidak segera diatasi, maka akan
berdampak terhadap penurunan produksi pertanian yang diharapkan, dan
berimplikasi negative terhadap kondisi pendapatan petani dan keadaan
sosial, ekonomi di sekitar lokasi.

Menurunnya daya dukung lingkungan akibat banjir, terbatasnya peran


masyarakat dalam operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi memaksa
kita untuk dapat lebih arif dan bijak dalam mengembangkan, mendayagunakan
dan menjaga fungsi sumber daya air baik dari aspek pengelolaan
(demand/user) maupun dari aspek “supply” tanpa mengurangi sasaran
produktivitas output.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan


sebagai upaya sadar dan berencana dalam mengelola sumberdaya alam secara
bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan guna meningkatkan mutu
hidup, maka perlu dijaga antara aktivitas berbagai usaha dan atau kegiatan
dengan komponen lingkungan sekitarnya. Perlu disadari makin meningkatnya
usaha atau kegiatan pembangunan pada berbagai bidang di Kabupaten Pulau
Taliabu akan memberikan konsekuensi logis timbulnya dampak dan perubahan
terhadap lingkungan, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu
berusaha selalu mengedepankan masalah lingkungan disegala kegiatan
pembangunannya.

Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang terus melakukan pembenahan, diantaranya pelaksanaan program
pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh pada kegiatan pengembangan
khususnya penyediaan prasarana/infrastruktur dasar yang salah satunya
adalah rencana Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu Kecamatan
Taliabu Utara, dengan Jaringan Irigasi yang dapat melayani 1 (Satu) desa
yakni desa Sahu, pada areal produktif lahan yang dapat diairi seluas ±116
ha. Maka Pemerintah Kabupaten Pulau Taliabu pada tahun anggaran 2018 akan
melakukan kegiatan Studi Lingkungan Penyusunan UKL-UPL Pembangunan Daerah
Irigasi (DI) Sahu di Kecamatan Taliabu Utara sebagai salah satu komitmen
Pemerintah Daerah untuk melaksanakan seluruh program pembangunan atas
dasar konsep pembangunan berkesinambungan yang berwawasan lingkungan.

1
Daerah Irigasi Sahu di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara saat ini
sangat perlu untuk dibangun sarana irigasi teknis karena pada wilayah
tersebut cukup potensi untuk dijadikan lahan persawaan dengan luas areal
sawah potensial ± 116 Ha. Rencana pengembangan areal ini (seluas ± 116 Ha)
sangat ditunjang oleh ketersediaan debit air sungai Sahu yang cukup besar
yaitu 0,38 m3/dtk, adanya rencana alih fungsi lahan/lading menjadi sawah
oleh petani serta penerapan metode SRI (system of rice intensification)
pada system pertanian yang memungkinkan adanya efisiensi penggunaan air
irigasi.

Rencana Pembangunan Daerah Irigasi Sahu di Kecamatan Taliabu Utara


Kabupaten Pulau Utara, bertujuan untuk meningkatkan luasan areal tanam,
indeks pertanaman dan produktivitas hasil pertanian (terutama padi sawah)
dan kesejahteraan petani, sekaligus dalam rangka meningkatkan pendapatan
petani dan memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan pada areal
persawahan di Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu.

Oleh karena itu, rencana Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa
SahuKecamatan Taliabu Utara,Atas tersebut diprakirakan akan menimbulkan
dampak terhadap beberapa komponen lingkungan. Untuk itu kegiatan ini harus
dilakukan dengan terencana, efisien dan berkelanjutan baik bagi lingkungan
sekitar maupun bagi pemrakarsa selaku penanggung jawab proyek. Maka
pemrakarsa dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang Daerah
Kabupaten Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara. berniat melengkapi
kelayakan rencana pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu tersebut dengan
studi kelayakan lingkungan yang substansinya berisi kajian ilmiah, yang
diwujudkan dengan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), sesuai amanat Undang-Undang No 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU-
PPLH); Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; Per
Men LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL);
serta Permen PU Nomor 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Dokumen UKL
dan UPL, artinya bahwa jenis kegiatan pembangunan daerah irigasi dengan
luas areal lebih kecil dari 2.000 Ha dan Rehabilitasi/Peningkatan daerah
irigasi dengan luas tambahan lebih kecil dari 1.000 Ha, termasuk kategori
jenis kegiatan yang tidak wajib AMDAL atau kegiatan yang hanya wajib
dilengkapi dengan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL).

Atas dasar itu, maka Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang Daerah
Kabupaten Pulau Taliabu selaku pemrakarsa akan melaksanakan studi UKL-UPL
dengan format penyusunan dokumen mengacu pada Per Men LH No. 16 tahun 2012
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (khusus Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup/UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup/UPL, tercantum dalam Lampiran IV). Dokumen ini diharapkan agar dapat
mengkaji dampak yang ditimbulkan serta menghasilkan produk berupa langkah
demi langkah penanganan dampak lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak
negative dan mengoptimalkan/ mengembangkan dampak positif yang timbul.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT RENCANA KEGIATAN

1.2.1 Tujuan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Daerah Irigasi Sahu di Desa Sahu
Kecamatan Taliabu Utara yang akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum
& Penataan Ruang Daerah Kabupaten Pulau Taliabu bertujuan untuk
meningkatkan luasan areal tanam, indeks pertanaman dan produktivitas
hasil pertanian (terutama padi sawah) dan kesejahteraan petani,

2
sekaligus dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan memperbaiki
taraf hidup masyarakat pedesaan pada wilayah Kecamatan Taliabu Utara
di Kabupaten Pulau Taliabu.

1.2.2 Manfaat

a) Untuk meningkatkan Pendapatan asli Daerah (PAD);


b) Meningkatnya fungsi layanan jaringan irigasi tingkat usaha
tani/desa
c) Meningkatnya produktivitas akibat peningkatan IP/perluasan
areal tanam
d) Menciptakan pemerataan pembangunan sekaligus pemerataan
pendapatan,kesempatan bekerja dan berusaha bagi penduduk
khususnya yang bermukim disekitar lokasi rencana kegiatan.
e) Membuka peluang berusaha bagi penduduk yang bermukim di sekitar
lokasi rencana kegiatan proyek.

1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN STUDI

1.3.1 Tujuan Studi

a) Mengidentifikasi dampak rencana Pembangunan dan Pengembangan


Daerah Irigasi Sahu di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara
Kabupaten Taliabu, terutama yang menimbulkan dampak potensial
terhadap lingkungan.
b) Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan yang terkena
dampak potensial.
c) Memprakirakan dan mengevaluasi kegiatan yang menimbulkan dampak
potensial terhadap lingkungan hidup.

1.3.2 Kegunaan Studi

a. Bagi Pemrakarsa

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan


keputusan tentang kelayakan lingkungan terhadap rencana
Pembangunan dan Pengembangan Daerah Irigasi Sahu di Desa
Sahu Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu.
2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dan
upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL) sehingga Pembangunan
dan Pengembangan Daerah Irigasi Sahu dapat dilaksanakan
secara bijak lingkungan.
3. Sebagai bukti ketaatan dan kepedulian pemrakarsa terhadap
peraturan dan hukum yang berlaku yang berkaitan dengan aspek
lingkungan.

b. Bagi Masyarakat

1. Turut berperan serta dalam mencegah dan menanggulangi dampak


negatif yang dapat ditimbulkan.
2. Dapat dijadikan bahan masukan untuk berperan serta aktif
dalam mengawasi dan memantau pengelolaan lingkungan di
sekitar lokasi kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak
pemrakarsa.

c. Bagi Pemerintah

1. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan


lingkungan bagi rencana Pembangunan dan Pengembangan Daerah
Irigasi Sahu di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliabu.

3
2. Menjadi bahan acuan dalam pengawasan terutama dalam pelaksanaan
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4
BAB II
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Program pengelolaan lingkungan adalah suatu usaha secara terpadu


dalam melestarikan sumber daya alam sehubungan dengan rencana proyek
pembangunan Bendung Irigasi Sahu beserta Jaringan irigasinya.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dalam Pembangunan Daerah


Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu, pada areal produktif lahan yang
dapat diairi mencapai ±116 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Taliabu
Utara Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara; dimaksudkan
untuk menangani dampak yang mungkin terjadi dengan cara (1)
mencegah/mengurangi atau menanggulangi dampak negatif yang akan
timbul, dan (2) mengembangkan dampak positif untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna kegiatan.

Pendekatan pengelolaan lingkungan terhadap kegiatan Pembangunan


Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya seluas
±116 Ha dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan meliputi pendekatan
teknologi, pendekatan sosialekonomi- budaya dan pendekatan
institusi, yakni :

1. Pendekatan Teknologi

Pendekatan ini dilakukan untuk mencari teknologi yang tepat


dalam upaya pengelolaan kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap perubahan kualitas lingkungan baik komponen
fisik – kimia, biologi ataupun sosial budaya.

Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi


dimaksudkan adalah rekayasa teknologi yang spesifik dapat
dilakukan untuk dapat menanggulangi, mengurangi atau mencegah
dampak negatif yang timbul serta untuk mengembangkan dampak
positif dari kegiatan tersebut. Kegiatan Pembangunan Daerah
Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya seluas
±116 Ha dapat diterapkan dengan berbagai cara untuk menangani
dampak yang timbul sesuai jenis kegiatan dan jenis dampak
antara lain:

a) Mencegah/mengurangi timbulnya pencemaran udara dan


kebisingan pada saat kegiatan mobilisasi material,
peralatan dan pengurugan;
b) Mencegah timbulnya kecelakaan lalu lintas dengan memasang
rambu-rambu dan pengaturan secara bersama-sama dengan
masyarakat;
c) Mengembangkan dampak positif untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat akibat berkembangnya kegiatan di
sekitar Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu
dan Jaringan Irigasinya seluas ±116 Ha di Kecamatan
Taliabu Utara.

5
2. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya

Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari adanya


rencana Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu dan
Jaringan Irigasinya, khususnya terhadap aspek sosial ekonomi
dan budaya dalam upaya terciptanya peluang kerja dan peluang
usaha, keresahan masyarakat, kecemburuan sosial serta
kamtibmas.
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan sosial ekonomi
dan budaya yang ditempuh antara lain:

a) Memprioritaskan tenaga kerja lokal (setempat) sesuai


kemampuannya untuk dilibatkan dalam pekerjaan konstruksi;
b) Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat
sekitar guna mencegah timbulnya konflik sosial;
c) Menghormati adat-istiadat setempat yang berlaku di dalam
lingkungan masyarakat sekitar proyek.
d) Pada waktu pengadaan alat yang diperlukan untuk kegiatan
pengelolaan lingkungan agar dapat diberikan kemudahan-
kemudahan, sehingga biaya pengelolaan lingkungan dapat
lebih mudah;
e) Pada tahap pra-konstruksi yaitu saat penerimaan tenaga
kerja, dapat memprioritaskan tenaga kerja setempat;
f) Tahap konstruksi, yaitu dalam mengurangi kadar pencemaran
udara dan kebisingan yang bersifat sementara (selama masa
konstuksi) yaitu dengan penanganan peralatan yang
digunakan dengan pemeriksaan secara berkala sehingga
biaya pengelolaan lingkungan layak ditinjau dan segi
ekonomi dan dampak yang masih timbul dapat diminimalisir.

3. Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan merupakan usaha mengoptimalkan


koordinasi dari berbagai instansi yang terkait dalam upaya
untuk menangani dampak yang timbul, sehingga kegiatan
penanganan dampak dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Pendekatan ini terutama dipakai dalam penanganan sosial
ekonomi dan sosial budaya, meliputi :

a) Perlu dilakukan koordinasi dan sinkronisasi yang baik dengan


pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
b) Pengawasan terhadap hasil kerja untuk pengelolaan lingkungan
hidup oleh instansi yang berwenang;
c) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
d) Untuk mencegah dan mengendalikan dampak sosial yang telah
dan akan timbul dengan titik berat pelibatan partisipasi
masyarakat di sekitar kegiatan proyek, misalnya menjaga
hubungan antara pekerja dengan masyarakat disekitar proyek,
perlu dibina saling pengertian dan hubungan baik, sehingga
tercipta kondisi sosial lingkungan yang baik serta adanya
pendekatan semua pekerja yang berasal dari luar daerah
proyek dengan masyarakat lokal melalui, mempelajari dan
mematuhi peraturan adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku
pada masyarakat setempat.

6
Uraian mengenai upaya pengelolaan lingkungan hidup ini (disajikan
dalam bentuk Tabel Matriks Pengelolaan) disesuaikan dengan dampak
yang diprakirakan timbul akibat kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi
(DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya seluas ±116 Ha, mulai
tahap Pra-konstruksi, Konstruksi dan tahap Pasca Konstruksi atau
tahap Operasi.

7
Tabel 2.1 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu
di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara

LOKASI & WAKTU


INSTITUSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI
Ada tidaknya rumor
Ketidakjelasan atau desas-desus di Di lokasi Menjelang dan
Perlu dilakukan kegiatan sosialisasi Dinas Instansi Badan Kesbang
tentang masyarakat dan tapak selama
secara Pekerjaan yang Pol dan Linmas,
pelaksanaan adanya harapan proyek dalam kegiatan
intensif dan transfaran dengan Umum dan berwenang dan Dinas
Persepsi pembangunan masyarakat terhadap wilayah Desa pembebasan
1. bendung Irigasi proyek yang
memberikan
Sahu dan lahan pada
Penataan dan Lingkungan
Masyarakat informasi sejelas-jelasnya tentang Ruang Kab. Aparat Hidup (DLH)
Sahu disampaikan ke sekitarnya di tahap
kegiatan Pulau pemerintahan Kab.
dan jaringan aparat Kec. pra
proyek ini. Taliabu setempat Pulau Taliabu
irigasinya pemerintahan Taliabu Utara. konstruksi.
setempat
- Kegiatan pembebasan lahan dilakukan
secara
langsung dengan pemilik tanah yang
Lokasi tapak
terkena
proyek dalam
proyek dan dilakukan melalui
wilayah Desa
musyawarah
Sahu dan
yang dihadiri oleh aparat pemerintahan
Adanya perantara sekitarnya di
setempat.
Kegiatan proses (calo tanah) dan Kec.
- Untuk mengembalikan adanya fungsi
pembebasan tanah ketidak-puasan Taliabu Utara.
lahan Selama Dinas Instansi Badan Kesbang
yang berlarut- pemilik Sedangkan
sawah irigasi yang terpakai untuk kegiatan Pekerjaan yang Pol dan Linmas,
larut, tanah atas ganti untuk
rencana pembebasan Umum & berwenang dan Dinas
Keresahan ketidakpuasan rugi lahan sawah
2. pemilik tanah atas yang diberikan yang
pembangunan Bendung Irigasi Sahu dan
pengganti bisa
lahan pada Penataan dan Lingkungan
Masyarakat jaringan irigasinya ini hingga tahap Ruang Kab. Aparat Hidup (DLH)
ganti rugi yang diwujudkan dengan dialokasikan
penduduk bisa pra Pulau pemerintahan Kab.
diberikan dan adanya gangguan pada
kembali memproduksi padi bagi penduduk konstruksi. Taliabu setempat Pulau Taliabu
adanya perantara kamtibmas dan areal yang
yang berprofesi sebagai petani padi,
(calo tanah). berubahnya fungsi sesuai
kembali
lahan dengan tata
mempunyai lahan garapannya, maka untuk
ruang dlm
itu
wilayah
perlu di alokasikan lahan sawah
kec. Taliabu
pengganti
Utara.
seluas lahan yang terpakai untuk
keperluan Bendung Irigasi Sahu dan
jaringan irigasinya.

8
LOKASI & WAKTU
INSTITUSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHAP
II.
KONSTRUKSI
Dinas Aparat
Memprioritaskan tenaga kerja lokal Di lingkungan Dinas
Lingkungan pemerintahan
Ada tidaknya tenaga yang sesuai proyek dalam Pekerjaan
Tingkat Hidup (DLH) setempat serta
kerja yang direkrut dengan kualifikasi yang dibutuhkan wilayah Desa Umum dan
Adanya kesempatan Selama masa dan Aparat BPD, dan Dinas
1. Pendapatan kerja dan berusaha
atau yang diperlukan sehingga Posangke dan
konstruksi
Penataan
pemerintahan Lingkungan
Penduduk oleh Proyek selama dapat mengerjakan pekerjaan yang sekitarnya, Ruang Kab.
setempat Hidup (DLH)
masa konstruksi menjadi Kec. Pulau
serta Kab.
tugasnya Taliabu Utara. Taliabu
BPD Pulau Taliabu
Di lingkungan Dinas Aparat
Rekruitmen tenaga kerja dilakukan Dinas
Ada tidaknya keluhan sekitar proyek Lingkungan pemerintahan
Adanya dengan Pekerjaan
Adanya kegiatan dan keresahan dalam wilayah Hidup (DLH) setempat serta
mengakomodasikan masyarakat sekitar Menjelang dan Umum dan
Kecemburuan mobilisasi/ masyarakat sekitar Desa Posangke dan Aparat BPD, dan Dinas
2. rekruitmen tenaga sehubungan dengan
yang
dan
selama tahap Penataan
pemerintahan Lingkungan
/ konflik dinilai mampu berpartisipasi dalam konstruksi Ruang Kab.
sosial kerja rekruitmen tenaga sekitarnya, setempat Hidup (DLH)
kegiatan Pulau
kerja Kec. Taliabu serta Kab.
konstruksi. Taliabu
Utara. BPD Pulau Taliabu
- Melakukan penyiraman dengan air,
khusus
pada saat pekerjaan pematangan lahan
yang
dilakukan pada musim kemarau atau pada
Kegiatan Baku Mutu Kualitas Di lingkungan
kondisi tanahnya kering. Dinas
pematangan lahan, Udara Ambien sekitar Proyek Dinas Dinas
- Pembatasan kecepatan kendaraan Dilakukan Lingkungan
mobilisasi alat dan Nasional (PP No.41 dan sepanjang Pekerjaan Kesehatan, dan
Penurunan pengangkut alat dan material misalnya selama Hidup (DLH)
bahan/material, Tahun1999) serta ada jalan/jalur Umum dan Dinas
tidak kegiatan dan Aparat
3. Kualitas pembersihan lahan tidaknya keluhan
melebihi 20 km/jam saat memasuki
masuk
pengangkutan
Penataan
pemerintahan
Lingkungan
Udara dan pembuatan jalan masy. sekitar ke lokasi Ruang Kab. Hidup (DLH)
lokasi alat dan setempat
akses serta sehubungan dengan Bendung Pulau Kab.
kegiatan. material serta
eksploitasi quarry dampak (debu) yang Irigasi Taliabu Pulau Taliabu
- Penutupan bak truk pengangkut dengan BPD
dan borrow area. timbul. Sahu
plastik atau kain (terpal) sehingga
tidak terjadi
penambahan debu dari material yang
dibawa
karena tertiup angin.

9
UPAYA PENGELOLAAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
- Pengaturan/penjadwalan alat-alat
berat yang
akan digunakan sedemikian rupa
sehingga Di lokasi
BM tingkat tidak semua alat berat digunakan kegiatan/
Kegiatan Mobilisasi Dinas
kebisingan secara tapak Dinas
alat dan bahan/ Dilakukan Lingkungan - Dinas
menurut KepMen LH bersaman dan atau pembatasan tahun proyek dan Pekerjaan
material dan selama Hidup (DLH) Lingkungan
No. 48/MENLH/11/1996 buatan sepanjang Umum dan
Peningkatan konstruksi fisik kegiatan dan Aparat Hidup (DLH),
4. bendung Irigasi
serta ada tidaknya dari alat-alat berat yang digunakan jalan
pengangkutan
Penataan
pemerintahan POLRES dan
Kebisingan keluhan masyarakat (misalnya masuk ke Ruang Kab.
Sahu alat dan setempat DLLAJR Kab.
sekitar sehubungan 10 tahun berakhir). lokasi Pulau
dan jaringan material serta Pulau Taliabu
dengan dampak yang - Pembatasan kecepatan kendaraan Bendung Taliabu
irigasinya. BPD
terjadi pengangkut alat dan material misalnya Irigasi
tidak Sahu
melebihi 20 km/ jam saat memasuki
tapak
proyek.
- Menjelang tahap konstruksi selesai,
perlu Dinas
dilakukan perbaikan pada jalan yang Pada jalur Perhubungan,
rusak transportasi/j Komunikasi
Selama tahap Dinas
terutama pada jalan yang masuk. alan dan - DLH Kab.
konstruksi, Pekerjaan
- Beban (tonase) kendaraan pengangkut masuk ke Informatika, Pulau Taliabu,
terutama pada Umum dan
Kerusakan Kegiatan Mobilisasi Adanya kerusakan material sebaiknya mengikuti kelas lokasi Dinas PU, Dinas PU, Dinas
5. alat dan material Jalan jalan yang proyek di
saat kegiatan Penataan
DLH Perhubungan
Jalan mobilisasi Ruang Kab.
ada. dalam dan Aparat Kab. Pulau
alat Pulau
- Melakukan pengaturan lalulintas wilayah Desa pemerintahan Taliabu
dan material. Taliabu
secara Posangke dan setempat
langsung di dan sekitar lokasi proyek sekitarnya serta
serta BPD
pemasangan rambu-rambu darurat.
Di lokasi
Terbawanya material Meminimalisir terbawanya partikel Dinas
tapak
tanah oleh aliran tanah ke Lingkungan
proyek, base
air hujan ke badan badan perairan dengan cara membuat Dinas Hidup (DLH), Dinas
camp/kantor
air penerima/air semacam kolektor run off (jebakan- Pekerjaan Dinas Kesehatan, dan
Penurunan serta Selama tahap/
permukaan dari jebakan/ Umum dan Kesehatan Dinas
Baku mutu menurut PP di lokasi masa
6. Kualitas Air pekerjaan tanah dan
RI No. 82 Tahun 2001
kantong-kantong lumpur) dan saluran
quarry konstruksi
Penataan dan Lingkungan
Permukaan adanya limbah cair air. Ruang Kab. Aparat Hidup (DLH)
dan borrow berlangsung
domestik dari Sedangkan untuk limbah cair domestik Pulau pemerintahan Kab.
area
adanya aktivitas di pada Taliabu setempat Pulau Taliabu
sekitar badan
base camp dan MCK perlu dilengkapi dengan Septik serta
air terdekat
kantor proyek Tank dan bidang rembesennya. BPD

10
UPAYA PENGELOLAAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dinas
Penyediaan fasilitas sanitasi yang
Tidak adanya Lingkungan
Adanya keluhan baik
penanganan sanitasi Dinas Hidup (DLH), Dinas
pekerja dan (MCK/Kakus dan Septi Tank) dengan
lingkungan dan Pekerjaan Dinas Kesehatan, dan
Derajat masyarakat akan penyediaan air bersih yang cukup,
persampahan yang Di lingkungan Umum dan Kesehatan Dinas
penyakit bawaan air, menjaga Selama masa
7. Kesehatan baik yang
seperti diare, kebersihan tangan, kebersihan alat
sekitar tapak
konstruksi
Penataan dan Lingkungan
Masyarakat dihasilkan proyek. Ruang Kab. Aparat Hidup (DLH)
cholera, makan,
dari aktivitas base Pulau pemerintahan Kab.
disentri dan sanitasi makanan & pengelolaan
camp dan kantor Taliabu setempat Pulau Taliabu
malaria. persampahan
proyek. serta
yang baik.
BPD
- Pembuatan saluran air hujan/drainase
Dinas
dan Selama tahap
Lingkungan Dinas
jebakan-jebakan lumpur/kantong-kantong konstruksi
Lokasi tapak Dinas Hidup (DLH), Perhubungan,
Adanya air larian lumpur pada awal kegiatan sebelum sampai
Air Larian proyek/sekitar Pekerjaan Dinas dan Dinas
Kegiatan yang dilakukan dengan
lokasi Bendung Umum dan Kesehatan Lingkungan
(run pembersihan lahan membawa material kegiatan konstruksi Bendung Irigasi selesainya
8. dan pembuatan jalan tanah dan erosi dan Sahu dan
Irigasi Sahu
kegiatan
Penataan dan Hidup (DLH) &
off) dan dan Ruang Kab. Aparat Dinas Pekerjaan
Sedimentasi akses. / bangunan penunjang lainnya. konstruksi
jalan akses/ Pulau pemerintahan Umum & Penataan
atau sedimentasi. - Perlu diupayakan upaya konservasi Bendung
inpeksi. Taliabu setempat Ruang Kab.
tanah dan Irigasi
serta Pulau Taliabu
pengelolaan tanaman dengan penanaman Sahu.
BPD
vegetasi penutup lahan.
- Meminimalisir terjadinya perubahan
ekosistem
secara ekstrim dengan memperhatikan Dinas
Perubahan struktur keberadaan vegetasi yang selama ini Lingkungan BKSDA Prov.
komunitas, memiliki Lokasi tapak Dinas Hidup (DLH), Maluku Utara,
kelimpahan, fungsi strategis bagi kehidupan proyek/sekitar Pekerjaan Dinas dan Dinas
Kegiatan Land Selama tahap
komposisi dan jenis organisme di lokasi Bendung Umum dan Kesehatan Lingkungan
Perubahan Clearing dan konstruksi
9 Pembuatan jalan
flora, fauna serta sekitar lokasi kegiatan Irigasi Sahu
(minimal 1
Penataan dan Hidup (DLH) &
Ekosistem biota - Menyediakan lahan untuk revegetasi dan Ruang Kab. Aparat Dinas Pekerjaan
akses. kali).
air di sekitar yang jalan akses/ Pulau pemerintahan Umum & Penataan
lokasi berfungsi sebagai penghijauan, resapan inpeksi. Taliabu setempat Ruang Kab.
kegiatan. air, serta Pulau Taliabu
estetika serta perlindungan bagi BPD
beberapa
satwa yang memiliki adaptasi rendah.

11
UPAYA PENGELOLAAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
- Untuk menahan laju erosi
Pengelolaan
bahan/material kostruksi yang
populasi flora
berukuran kecil agar tidak terbawa
fauna & perub. - Pengelolaan
- Perubahan perilaku aliran air (run off) masuk dalam badan
tingkah laku dilakukan
jenis satwa meliputi perairan perlu dibuatkan kolam
fauna selama
perubahan kebiasaan sedimentasi
teresterial tahap
dan tingkah laku dan untuk menahan partikel bahan material Dinas BKSDA Prov.
dilakukan di konstruksi Dinas
Perubahan perubahan populasi sehingga tidak masuk ke perairan. Lingkungan Maluku Utara,
Kegiatan konstruksi wilayah kegiatan, Pekerjaan
Tingkah laku baik karena migrasi - Untuk mengantisipasi menyebarnya Hidup (DLH), dan Dinas
bangunan bendung vegetasi terutama pada Umum dan
maupun kematian. debu/partikel maupun kebisingan dari Dan Aparat Lingkungan
10. satwa dan Irigasi Sahu dan
- Kelimpahan & kegiatan
sekitar lokasi saat Penataan
pemerintahan Hidup (DLH) &
penurunan sarana keg. pematangan Ruang Kab.
komposisi jenis pembangunan sarana dan prasarana setempat Dinas Kehutanan
penunjangnya. Sedangkan lahan dan Pulau
populasi flora bendung, maka lokasi kegiatan perlu
pengelolaan pembangunan Taliabu
serta Kab.
fauna serta biota diisolasi BPD Pulau Taliabu
pop. sarana dan
air di /ditutup menggunakan bahan yang dapat
biota air prasarana dan
sekitar lokasi meminimasi menyebarnya partikel/debu
dilakukan jaringan
kegiatan. dan
pada up stream irigasinya.
meredam keluarnya suara kebisingan ke
dan downstream
wilayah lain di sekitar lokasi
Sungai Sahu.
kegiatan.

III. TAHAP PASCA KONSTRUKSI


Memperioritaskan tenaga kerja
Kebutuhan tenaga
lokal (penduduk
kerja utk Jumlah tenaga Dinas
setempat) dalam egiatan operasi Tapak proyek Dinas
Lingkungan - Aparat
mendukung kerja lokal yang Menjelang Pekerjaan
dan pemeliharaan bendung dan Di desa Hidup (DLH), pemerintahan
kegiatan operasi terserap oleh dan/ Umum dan
Kesempatan jaringan irigasinya, Sahu, Dan Aparat setempat serta
1. dan pemeliharaan proyek dan adanya atau selama Penataan
pemerintahan BPD &
Kerja terutama tenaga kerja yang Kec. Ruang Kab.
bendung Irigasi peningkatan masa setempat DLH Kab.
kualifikasinya sesuai Taliabu Pulau
Sahu dan pendapat operasional serta Pulau Taliabu
dengan yang di butuhkan sehingga Utara. Taliabu
BPD
jaringan penduduk lokal
akan dapat mengerjakan pekerjaan
irigasinya.
yang menjadi tugasnya.
Mobilisasi/ Ada tidaknya
Rekruitmen tenaga kerja Menjelang
perekrutan keluhan dan Dinas - Badan Kesbang
dilakukan dengan Di Tapak Menjelang Pekerjaan dan/ Pol dan Linmas,
tenaga kerja keresahan
Adanya mengakomodasikan masyarakat Proyek desa dan/ Umum dan atau dan Dinas
untukoperasi dan masyarakat
2. Kecemburuan sekitar yang dinilai mampu Sahu, atau selama Penataan selama Lingkungan
pemeliharaan sekitar Ruang Kab. Hidup (DLH)
Sosial berpartisipasi dalam kegiatan Kec. Taliabu masa masa
bendung Irigasi sehubungan dengan Pulau Kab.
operasi dan pemeliharaan bendung Utara. operasional operasiona
Sahu & jaringan perekrutan tenaga Taliabu Pulau Taliabu
dan jaringan irigasinya. l
irigasinya. kerja.

12
UPAYA PENGELOLAAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Agar intensitas tanam yang di
Dapat diketahui
proyeksikan dapat - Dinas
dari Di areal
tercapai khususnya pada saat Selama masa Menjelang Pertanian,
Tahap beberapa kali persawahan Dinas
Aparat
musim kemarau operasional Pekerjaan dan/
operasional masyarakat petani yang pemerintahan
Peningkatan panjang mungkin dapat dilakukan Bendung Umum dan atau
bendung Irigasi dapat berusaha terdapat di setempat, dan
3. Intensitas sistem Irigasi Penataan selama Dinas
Sahu dan tani desa Sahu Ruang Kab.
Tanam penggolongan dan pemilihan Sahu dan masa Lingkungan
jaringan (menanam padi) di Kec. Pulau
komoditas jaringan operasiona Hidup (DLH)
irigasinya. areal persawahan Taliabu Taliabu
Kab. Pulau
pertanian yang sesuai sehingga irigasinya l
yang Utara. Taliabu
dapat
diairi.
digunakan seefesien mungkin.
Mundurnya usia
Pada kegiatan pemeliharaan Di areal
tanam Selama masa Menjelang - Dinas
sarana dan persawahan Dinas
Pertanian
Kegiatan atau gagalnya operasional Pekerjaan dan/
prasarana mungkin dapat yang dan
Gangguan pemeliharaan usahatani yang Bendung Umum dan atau
dilakukan sistem terdapat di Dinas
4. Tanam atau bendung dan dilakukan oleh Irigasi Penataan selama Lingkungan
penggolongan atau pengaturan desa Sahu Ruang Kab.
Usahatani jaringan masyarakat petani Sahu dan masa Hidup (DLH)
kegiatan Kec. Pulau
irigasinya. diareal jaringan operasiona Kab. Pulau
pemeliharaa pada saat penggunaan Taliabu Taliabu
Taliabu
persawahan irigasinya l
air minimal. Utara.
yang diari.
Adanya keluhan Memberikan penyuluhan kepada - Badan Kesbang
Di areal Pol dan Linmas,
Kegiatan masyarakat masyarakat Selama masa Menjelang
persawahan Dinas Aparat
distribusi tentang pembagian petani akan berkurangnya operasional Pekerjaan dan/ pemerintahan
yang
air yang tidak air kuantitas air atau Bendung Umum dan atau setempat serta
Konflik terdapat di
5. merata, sehingga beberapa memberlaku-kan sistem golongan Irigasi Penataan selama BPD Morowali
Sosial desa Sahu Ruang Kab. Utara dan Dinas
kuantitas masyarakat yang proposional dan pemilihan Sahu dan masa
Kec. Pulau Lingkungan
atau tidak tepat menjadi terganggu komoditas pertanian jaringan operasiona
Taliabu Taliabu Hidup (DLH)
waktu. usaha tani yang sesuai, sehingga air dapat irigasinya l Kab. Pulau
Utara.
atau kegiatannya. digunakan seefesien mungkin. Taliabu

13
BAB III
Program Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

Program Pemantauan Lingkungan Hidup ditujukan untuk mencari bahan


evaluasi pengelolaan yang telah dilakukan, sehingga pengelolaan yang
dilakukan maksimal. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dalam
Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu, pada areal
produktif lahan yang dapat diairi mencapai ±116 Ha, terletak di
wilayah Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi
Maluku Utara; dimaksudkan untuk menangani serta mengelola dampak
yang mungkin terjadi dengan cara (1) mencegah/mengurangi atau
menanggulangi dampak negatif yang akan timbul, dan (2) mengembangkan
dampak positif untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna kegiatan.

1. Pendekatan Pemantauan Lingkungan

Pemantauan yang dilakukan erat kaitannya dengan metode


pemantauan yang dilakukan, dan pelaksanaan pemantauannya akan
dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pemantauan lingkungan perlu memperhatikan hal-
hal berikut ini yang meliputi komponen lingkungan yang
dipantau, tujuan dilakukannya pemantauan, metoda pemantauan,
lokasi pemantauan, jangka waktu dan frekuensi pemantauan,
serta institusi pemantauan.

Pendekatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi:

a. Pendekatan Dimensi Ruang

Untuk mendapatkan hasil pemantauan yang sesuai dengan


yang diharapkan, maka ditetapkan lokasi pemantauan.

b. Pendekatan Dimensi Waktu

Dalam melaksanakan pemantauan lingkungan yang bersifat


dinamis, maka diperlukan pertimbangan waktu, mengingat
kondisi lingkungan dapat berubah setiap waktu.

c. Pendekatan Azas Keterpaduan

Dilakukan untuk mendapatkan keterpaduan dalam


perencanaan, evaluasi dan monitoring.

d. Pendekatan Jenis Dampak

Pemilihan jenis dampak yang dipantau berdasarkan hasil


prediksi dampak lingkungan yang akan timbul akibat suatu
aktifitas dan diadakan pengelolaan lingkungan yang telah
disusun terlebih dahulu. Pemantauan lingkungan yang
dilakukan mencakup 2 (dua) kategori yaitu dampak negatif
dan dampak positif.

14
2. Sistem Pemantauan

Pemantauan lingkungan dilakukan dengan tujuan memperoleh


informasi peringatan dini terganggunya kualitas lingkungan
atau mulai berkurangnya efesiensi pemantauan lingkungan yang
dilakukan yaitu dengan memantau parameter-parameter lingkungan
yang dikelola.

Parameter lingkungan yang dipantau hanyalah parameter-


parameter yang bersifat potensial. Pemantauan yang dilakukan
hanya dampak yang benar-benar perlu dikelola dan untuk
dijadikan instrumen pengikat bagi pemrakarsa dalam
melaksanakan pemantauan lingkungan. Upaya pemantauan
lingkungan ini sifatnya spesifik bagi rencana kegiatan
Pembangunan Daerah Irigasi Sahu yaitu berupa Pembangunan
Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya
seluas ±116 Ha, Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau
Taliabu, yang dikaitkan dengan dampak yang ditimbulkan.

3. Informasi Pemantauan

Data-data yang diperoleh selama kegiatan pemantauan, dicatat


dalam data khusus, kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi
dan diagram atau grafik untuk mempermudah dalam analisa dan
interpretasi data secara statistik maupun deskriptif.

Upaya pemantauan lingkungan adalah suatu usaha untuk menilai


keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan. Upaya
pemantauan lingkungan terhadap rencana Pembangunan Daerah
Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu,dengan areal produktif lahan
yang dapat diairi mencapai ±116 Ha, terletak di wilayah
Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu; dilaksanakan
pada komponen lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan,
mulai dari tahap pra-konstruksi, konstruksi, serta tahap
operasi dan pemeliharaan. Secara umum pemantauan lingkungan
ditujukan untuk rencana kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi
(DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya seluas ±116 Ha,
Pada Kecamatan Bungku Utara Kabupaten Pulau Taliabu.

Upaya pemantauan lingkungan dalam kegiatan Pembangunan Daerah


Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya seluas
±116 Ha, Pada Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu
Provinsi Maluku Utara, adalah merupakan usaha untuk
menganalisis dan mengevaluasi atas keberhasilan pelaksanaan
pengelolaan yang telah dilakukan. Upaya pemantauan lingkungan
diperlukan untuk mengetahui apakah kegiatan menimbulkan dampak
terhadap komponen lingkungan, sehingga dapat dilakukan
pencegahan/ pengelolaan sebagai upaya penanggulangan.

Pemantauan yang perlu dilakukan dalam kegiatan Pembangunan


Daerah Irigasi (DI) Sahu di Desa Sahu dan Jaringan Irigasinya
seluas ±116 Ha adalah dampak yang ditimbulkan oleh proyek dan
bilamana tidak dikelola akan menimbulkan dampak potensial.
Dampak yang perlu dikelola pada kegiatan di setiap tahap
(disajikan dalam bentuk Tabel Matriks Pemantauan). Uraian
tersebut meliputi jenis dampak yang dipantau, lokasi

15
pemantauan, waktu/periode pemantauan, metode/cara pemantauan,
dan institusi/lembaga Pemantauan Lingkungan (Pelaksana,
Pengawas).

16
Tabel 3.1 Matriks Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Kegiatan Pembangunan Daerah Irigasi (DI) Sahu
di Desa Sahu Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara

LOKASI & WAKTU


INSTITUSI PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI
Ada tidaknya rumor 1 (kali) Badan Kesbang
Ketidakjelasan Dinas Instansi
atau desas-desus di Pengamatan secara langsung dilapangan Tapak proyek menjelang atau Pol dan
tentang Pekerjaan yang
masyarakat dan terhadap ada tidaknya rumor atau dalam wilayah selama keg. Linmas,, dan
pelaksanaan Umum dan berwenang
Persepsi adanya harapan masy. desasdesus Desa Sahu dan persiapan/ Dinas
1. pembangunan
Terhadap proyek yang di masyarakat dan adanya sekitarnya di pengadaan
Penataan dan
Lingkungan
Masyarakat bendung Irigasi Sah Ruang Kab. Aparat
disampaikan ke harapan-harapan masyarakat terhadap Kec. Taliabu lahan pada Hidup (DLH)
dan jaringan Pulau pemerintahan
aparat pemerintahan proyek. Utara. tahap pra Kab.
irigasinya Taliabu setempat
setempat konstruksi Pulau Taliabu
Lokasi tapak
proyek dalam
wilayah Desa
Sahu dan
Adanya perantara sekitarnya di
Kegiatan proses (calo tanah) dan Kec.
pembebasan tanah ketidak-puasan Taliabu Utara.
1 kali selama Dinas Instansi Badan Kesbang
yang berlarut- pemilik Sedangkan
Pengamatan secara langsung di keg. Pekerjaan yang Pol dan Linmas,
larut, tanah atas ganti untuk
lapangan terhadap ada tidaknya persiapan/ Umum & berwenang dan Dinas
Keresahan ketidakpuasan rugi lahan sawah
2. pemilik tanah atas yang diberikan yang
ketidakpuasan pemilik tanah atas ganti
pengganti bisa
penyediaan Penataan dan Lingkungan
Masyarakat rugi yang diberikan dan atau adanya lahan pada Ruang Kab. Aparat Hidup (DLH)
ganti rugi yang diwujudkan dengan dialokasikan
unjuk rasa/demonstrasi lokal. tahap pra Pulau pemerintahan Kab.
diberikan dan adanya gangguan pada
konstruksi. Taliabu setempat Pulau Taliabu
adanya perantara kamtibmas dan areal yang
(calo tanah). berubahnya fungsi sesuai
lahan dengan tata
ruang dlm
wilayah
kec. Taliabu
Utara.

17
LOKASI & WAKTU
INSTITUSI PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHAP
II.
KONSTRUKSI
Ada tidaknya tenaga Dinas Aparat
Pengamatan secara langsung di Di lingkungan Dinas
kerja Lingkungan pemerintahan
lapangan terhadap ada tidaknya tenaga proyek dalam Pekerjaan
Tingkat yang direkrut atau Hidup (DLH) setempat serta
kerja lokal yang terlibat di proyek wilayah Desa 1 kali Selama Umum dan
Adanya kesempatan yang dan Aparat BPD, dan Dinas
1. Pendapatan kerja dan berusaha diperlukan oleh
dan Sahu dan Masa Penataan
pemerintahan Lingkungan
Penduduk yang membuka jenis usaha baru sebagai sekitarnya di konstruksi Ruang Kab.
Proyek setempat Hidup (DLH)
penunjang kegiatan proyek (pada saat Kec. Taliabu Pulau
selama masa serta Kab.
konstruksi). Utara. Taliabu
konstruksi BPD Pulau Taliabu
Di lingkungan Dinas Aparat
Dinas
Ada tidaknya keluhan sekitar proyek Lingkungan pemerintahan
Adanya Pengamatan secara langsung di Pekerjaan
Adanya kegiatan dan keresahan dalam wilayah Hidup (DLH) setempat serta
lapangan terhadap jumlah tenaga kerja 1 kali Selama Umum dan
Kecemburuan mobilisasi/ masyarakat sekitar Desa Posangke dan Aparat BPD, dan Dinas
2. rekruitmen tenaga sehubungan dengan
pendatang dan ada tidaknya
dan
masa Penataan
pemerintahan Lingkungan
/ konflik kecemburuan sosial yang konstruksi Ruang Kab.
sosial kerja rekruitmen tenaga sekitarnya, setempat Hidup (DLH)
ditimbulkannya. Pulau
kerja Kec. Taliabu serta Kab.
Taliabu
Utara. BPD Pulau Taliabu
Kegiatan
Baku Mutu Kualitas Di lingkungan
Pembersihan Dinas
Udara Ambien sekitar Proyek Dinas Dinas
pematangan lahan, Lingkungan
Nasional (PP No.41 Melakukan pengukuran secara langsung dan sepanjang Pekerjaan Kesehatan, dan
Penurunan mobilisasi alat dan Setiap 6 bulan Hidup (DLH)
Tahun1999) serta ada di lapangan (sampling) dan analisis di jalan/jalur Umum dan Dinas
bahan/material, sekali selama dan Aparat
3. Kualitas pembersihan lahan
tidaknya keluhan laboratorium kemudian dibandingkan masuk
masa
Penataan
pemerintahan
Lingkungan
Udara masy. sekitar dengan baku mutu kualitas udara ambien ke lokasi Ruang Kab. Hidup (DLH)
dan pembuatan jalan konstruksi setempat
sehubungan dengan menurut PP. No. 41/1999. Bendung Pulau Kab.
akses serta serta
dampak (debu) yang Irigasi Taliabu Pulau Taliabu
eksploitasi quarry BPD
timbul. Sahu
dan borrow area.

18
UPAYA PEMANTAUAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Di lokasi
BM tingkat kegiatan/
Kegiatan Mobilisasi Dinas
kebisingan tapak Dinas
alat dan bahan/ Lingkungan - Dinas
menurut KepMen LH proyek dan Pekerjaan
material dan Setiap 6 bulan Hidup (DLH) Lingkungan
No. 48/MENLH/11/1996 sepanjang Umum dan
Peningkatan konstruksi fisik Pengukuran kebisingan secara langsung sekali selama dan Aparat Hidup (DLH),
4. bendung Irigasi
serta ada tidaknya
dengan alat Sound Level Meter.
jalan
masa
Penataan
pemerintahan POLRES dan
Kebisingan keluhan masyarakat masuk ke Ruang Kab.
Sahu konstruksi setempat DLLAJR Kab.
sekitar sehubungan lokasi Pulau
dan jaringan serta Pulau Taliabu
dengan dampak yang Bendung Taliabu
irigasinya. BPD
terjadi Irigasi
Sahu
Dinas
Pada jalur Perhubungan,
transportasi/j 1 kali setelah Komunikasi
Dinas
alan masa dan - DLH Kab.
Pekerjaan
masuk ke konstruksi Informatika, Pulau Taliabu,
Umum dan
Kerusakan Kegiatan Mobilisasi Adanya kerusakan Pengamatan secara visual terhadap lokasi berakhir atau Dinas PU, Dinas PU, Dinas
5. alat dan material Jalan kerusakan jalan yang terjadi. proyek di menjelang
Penataan
DLH Perhubungan
Jalan Ruang Kab.
dalam tahap dan Aparat Kab. Pulau
Pulau
wilayah Desa pasca pemerintahan Taliabu
Taliabu
Posangke dan konstruksi. setempat
sekitarnya serta
BPD

Dinas
Lingkungan
Hidup (DLH),
Di lokasi Dinas
tapak Kesehatan
proyek, base dan
Dinas
camp/kantor Aparat
Penurunan Pekerjaan tanah Pengambilan sample di lapangan dan Pekerjaan
serta Setiap 3 bulan pemerintahan
dan aktivitas di analisis di laboratorium kemudian Umum dan
Kualitas Air Baku mutu menurut PP di lokasi sekali selama setempat
6. base
RI No. 82 Tahun 2001
hasilnya dibandingkan dengan baku
quarry masa
Penataan
serta
Permukaan camp dan kantor mutunya menurut PP RI No. 82 Tahun Ruang Kab.
dan borrow konstruksi. BPD
proyek 2001 (peruntukan kelas III). Pulau
area
Taliabu
sekitar badan
air terdekat

19
UPAYA PEMANTAUAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dinas
Tidak adanya Lingkungan
Adanya keluhan
penanganan sanitasi 1 kali selama Dinas Hidup (DLH), Dinas
pekerja dan
lingkungan dan Pengamatan secara visual terhadap ada masa Pekerjaan Dinas Kesehatan, dan
Derajat masyarakat akan
persampahan yang tidaknya fasilitas sanitasi yang ada Di lingkungan konstruksi Umum dan Kesehatan Dinas
penyakit bawaan air,
7. Kesehatan baik yang
seperti diare,
(MCK/Kakus dan Septik Tank) dan sistem sekitar tapak atau Penataan dan Lingkungan
Masyarakat dihasilkan penyediaan air bersih serta terhadap proyek. sewaktuwaktu Ruang Kab. Aparat Hidup (DLH)
cholera,
dari aktivitas base pengelolaan sampah domestik. apabila Pulau pemerintahan Kab.
disentri dan
camp dan kantor diperlukan. Taliabu setempat Pulau Taliabu
malaria.
proyek. serta
BPD
Dinas
Lingkungan Dinas
Lokasi tapak Dinas Hidup (DLH), Perhubungan,
Adanya air larian
Air Larian proyek/sekitar Pekerjaan Dinas dan Dinas
Kegiatan yang Setiap 3 bulan
lokasi Bendung Umum dan Kesehatan Lingkungan
(run pembersihan lahan membawa material Pengamatan Secara langsung di sekali selama
8. dan pembuatan jalan tanah dan erosi dan lapangan.
Irigasi Sahu
masa
Penataan dan Hidup (DLH) &
off) dan dan Ruang Kab. Aparat Dinas Pekerjaan
Sedimentasi akses. / konstruksi
jalan akses/ Pulau pemerintahan Umum & Penataan
atau sedimentasi.
inpeksi. Taliabu setempat Ruang Kab.
serta Pulau Taliabu
BPD

Dinas
Perubahan struktur Lingkungan BKSDA Prov.
komunitas, Lokasi tapak Dinas Hidup (DLH), Maluku Utara,
1 kali Selama
kelimpahan, proyek/sekitar Pekerjaan Dinas dan Dinas
Kegiatan Land masa
komposisi dan jenis Pengamatan Secara langsung di lokasi Bendung Umum dan Kesehatan Lingkungan
Perubahan Clearing dan konstruksi
9 Pembuatan jalan
flora, fauna serta lapangan dan pengukuran indicator Irigasi Sahu
dan menjelang
Penataan dan Hidup (DLH) &
Ekosistem biota ekosistem (flora dan fauna). dan Ruang Kab. Aparat Dinas Pekerjaan
akses. tahap pasca
air di sekitar jalan akses/ Pulau pemerintahan Umum & Penataan
konstruksi.
lokasi inpeksi. Taliabu setempat Ruang Kab.
kegiatan. serta Pulau Taliabu
BPD

20
UPAYA PEMANTAUAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengelolaan
populasi flora
fauna & perub.
- Perubahan perilaku
tingkah laku
jenis satwa meliputi
fauna
perubahan kebiasaan
teresterial
dan tingkah laku dan Dinas BKSDA Prov.
dilakukan di Dinas
Perubahan perubahan populasi Lingkungan Maluku Utara,
Kegiatan konstruksi wilayah Pekerjaan
Tingkah laku baik karena migrasi Pengamatan Secara langsung di Hidup (DLH), dan Dinas
bangunan bendung vegetasi 1 kali Selama Umum dan
maupun kematian. lapangan dan pengukuran indicator Dan Aparat Lingkungan
10. satwa dan Irigasi Sahu dan
- Kelimpahan & perubahan ekosistem (flora dan
sekitar lokasi masa Penataan
pemerintahan Hidup (DLH) &
penurunan sarana keg. konstruksi Ruang Kab.
komposisi jenis fauna).. setempat Dinas Kehutanan
penunjangnya. Sedangkan Pulau
populasi flora
pengelolaan Taliabu
serta Kab.
fauna serta biota BPD Pulau Taliabu
pop.
air di
biota air
sekitar lokasi
dilakukan
kegiatan.
pada up stream
dan downstream
Sungai Sahu.

III. TAHAP PASCA KONSTRUKSI


Kebutuhan tenaga
kerja utk Jumlah tenaga Dinas
Tapak proyek Dinas
Lingkungan - Aparat
mendukung kerja lokal yang Pekerjaan
Wawancara langsung dengan pihak Di desa 6 bulan Hidup (DLH), pemerintahan
kegiatan operasi terserap oleh Umum dan
Kesempatan proyek tentang kebutuhan tenaga Sahu, sekali Dan Aparat setempat serta
1. dan pemeliharaan proyek dan adanya Penataan
pemerintahan BPD &
Kerja kerja Kec. selama masa Ruang Kab.
bendung Irigasi peningkatan setempat DLH Kab.
untuk konstruksi. Taliabu operasional. Pulau
Sahu dan pendapat serta Pulau Taliabu
Utara. Taliabu
BPD
jaringan penduduk lokal
irigasinya.
Mobilisasi/ Ada tidaknya
Menjelang
perekrutan keluhan dan Dinas - Badan Kesbang
Di Tapak Pekerjaan dan/ Pol dan Linmas,
tenaga kerja keresahan 6 bulan
Adanya Survei langsung di lapangan Proyek desa Umum dan atau dan Dinas
untukoperasi dan masyarakat sekali
2. Kecemburuan khususnya Sahu, Penataan selama Lingkungan
pemeliharaan sekitar selama masa Ruang Kab. Hidup (DLH)
Sosial pada saat musim tanam. Kec. Taliabu masa
bendung Irigasi sehubungan dengan operasional. Pulau Kab.
Utara. operasiona
Sahu & jaringan perekrutan tenaga Taliabu Pulau Taliabu
l
irigasinya. kerja.

21
UPAYA PENGELOLAAN LOKASI & WAKTU
LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LOKASI WAKTU PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dapat diketahui
dari Di areal - Dinas
Menjelang Pertanian,
Tahap beberapa kali persawahan Dinas
Aparat
Pekerjaan dan/
operasional masyarakat petani yang selama masa pemerintahan
Peningkatan Survei langsung di lapangan Umum dan atau
bendung Irigasi dapat berusaha terdapat di operasional setempat, dan
3. Intensitas khususnya Penataan selama Dinas
Sahu dan tani desa Sahu pada setiap Ruang Kab.
Tanam pada saat musim tanam. masa Lingkungan
jaringan (menanam padi) di Kec. musim tanam. Pulau
operasiona Hidup (DLH)
irigasinya. areal persawahan Taliabu Taliabu
Kab. Pulau
l
yang Utara. Taliabu
diairi.
Mundurnya usia
Di areal
tanam Selama masa Menjelang - Dinas
persawahan Dinas
Pertanian
Kegiatan atau gagalnya operasional Pekerjaan dan/
Survei langsung di lapangan yang dan
Gangguan pemeliharaan usahatani yang Bendung Umum dan atau
khususnya terdapat di Dinas
4. Tanam atau bendung dan dilakukan oleh Irigasi Penataan selama Lingkungan
pada saat musim tanam dan waktu desa Sahu Ruang Kab.
Usahatani jaringan masyarakat petani Sahu dan masa Hidup (DLH)
peralihan musim tanam. Kec. Pulau
irigasinya. diareal jaringan operasiona Kab. Pulau
Taliabu Taliabu
Taliabu
persawahan irigasinya l
Utara.
yang diari.
Adanya keluhan - Badan Kesbang
Di areal Pol dan Linmas,
Kegiatan masyarakat Selama masa Menjelang
persawahan Dinas Aparat
distribusi tentang pembagian operasional, Pekerjaan dan/ pemerintahan
Survei atau wawancara langsung yang
air yang tidak air 6 Umum dan atau setempat serta
Konflik dengan terdapat di
5. merata, sehingga beberapa bulan sekali Penataan selama BPD Morowali
Sosial masyarakat dan petani pengguna desa Sahu Ruang Kab. Utara dan Dinas
kuantitas masyarakat saat masa
air. Kec. Pulau Lingkungan
atau tidak tepat menjadi terganggu musim operasiona
Taliabu Taliabu Hidup (DLH)
waktu. usaha tani kemarau l Kab. Pulau
Utara.
atau kegiatannya. Taliabu

22
Peta 1.1a Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) & Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

23
Peta 1.1b Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) & Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

24
DAFTAR PUSTAKA

2000 Heffni Effendi. Telaahan Kualitas Air. Bagi


Pengelolaan Sumberdaya & Lingkungan Perairan.
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. 259 hal.

1997 Suryowinoto, S.M. Flora Eksotika Tanaman Peneduh.


Penerbit Kanisius, Yogyakarta

1994 Mursoedi, DS. Widagdo, Junus, D, Nata Suharta, Darul


SWP., Sarwono, H & Hof, J. Pedoman Klasifikasi
Landform, Pusat Penelitian Lingkungan Tanah dan
Agroklimatology, Bogor.

1993 Hardjasoemantri, K. Hukum Perlindungan Lingkungan


Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

1992 Fardiaz, Srikando. Polusi Air dan Udara. Edisi I,


Cetakan I. Yayasan Kanisius, Yogyakarta

1990 Alikodra, H.S. Pengelolaan Satwa Liar. Pusat Antar


Universitas (PAU) Ilmu Hayat, Institut Pertanian
Bogor (IPB), Bogor.

1989 Arsyad, S. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB.


Bogor

1989 Djajadiningrat, S.T. dan H. Harsono Amir. Penilaian


secara cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah,
dan Udara (Terjemahan dan Saduran). Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta

1987 Alaerts, G., & S. Sri Sumestri. Metode Penelitian


Air. Cetakan Pertama, Surabaya

1986 Notohadipraworo., Tejoyuwono. Tanah Estuarin, Watak,


Sifat, Kelakuan dan Kesuburannya Cetakan I. Ghalia
Indonesia, Jakarta
1984 Suparni, Nniek. Pelestarian, Pengelolaan dan
Penegakan Hukum Lingkungan Edisi I Cetakan ke-2.
Sinar Grafika, Jakarta

25

Anda mungkin juga menyukai